Ekstraksi Keyframe dengan Entropy Differences untuk Temu Kembali Konten Video berbasis Speeded-Up Robust Feature

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ekstraksi Keyframe dengan Entropy Differences untuk Temu Kembali Konten Video berbasis Speeded-Up Robust Feature"

Transkripsi

1 Ekstraksi Keyframe dengan Entropy Differences untuk Temu Kembali Konten Video berbasis Speeded-Up Robust Feature M Misbachul Huda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya misbachul.h@gmail.com Yenita Dewi Nurseha Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ydnurseha@gmail.com Adrianus Yoza Aprilio Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yoza1404@gmail.com ABSTRAK Salah satu masalah dalam pemilihan keyframe pada temu kembali konten video atau Content Based Video Retrieval (CBVR) adalah penentuan keyframe terbaik yang dapat mewakili konten video. Jumlah keyframe yang terlalu banyak akan meningkatkan beban komputasi, namun jumlah keyframe yang terlalu sedikit akan mengurangi akurasi CBVR. Penelitian ini mengusulkan sebuah metode baru untuk CBVR berbasis Speeded-Up Robust Feature (SURF) dengan mengadaptasi logika metode Entropy Differences (ED) untuk mengekstraksi keyframe secara efektif. ED dioptimalkan untuk proses ekstraksi keyframe dengan menghitung nilai entropi dari setiap frame pada video. Algoritma SURF digunakan sebagai metode descriptor fitur pada citra keyframe untuk proses CBVR. Berdasarkan pengujian, nilai F1 dari metode yang diusulkan mencapai rata-rata 60% dan rata-rata waktu per pencarian 5 ms. Kata Kunci CBVR, Ekstraksi keyframe, Entropy Differences, SURF descriptor. 1. PENDAHULUAN Perpaduan antara perkembangan kecepatan komputasi, kapasitas penyimpanan, dan teknologi multimedia menjadi beberapa sebab bertambahnya jumlah informasi yang dapat diakses pada internet. Perkembangan ini perlu diimbangi dengan teknik pengorganisasian informasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan adanya sistem temu kembali informasi yang efektif sesuai dengan query pengguna. Tanpa adanya mekanisme penemuan kembali informasi yang efektif, pengguna akan mengalami kesulitan dalam menemukan informasi yang diharapkan. Temu kembali konten video atau Content Based Video Retrieval (CBVR) merupakan metode temu kembali berkas video berbasis konten berdasarkan fitur visual dari video yang selama beberapa tahun ini banyak dikembangkan [1]. Konten dalam konteks ini meliputi warna, tekstur, bentuk objek, atau informasi lainnya yang dapat diperoleh untuk merepresentasikan frame citra pada video. Tanpa adanya kemampuan dalam mengamati konten video, sistem pencari harus mengandalkan metadata seperti kata kunci atau deskripsi video yang dapat menyebabkan kesalahan apabila kata kunci dan deskripsi tidak sesuai dengan isi video. CBVR dapat membantu pengguna dalam menemukan video yang sesuai karena didasarkan pada informasi konten. Beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengekstraksi informasi konten pada video antara lain histogram warna, informasi bentuk objek, tekstur, dan analisa teks. Dalam CBVR, terlebih dahulu dilakukan tahap praproses untuk setiap video. Tahap praproses terdiri dari proses segmentasi, deteksi shot, dan ekstraksi keyframe. Keyframe dari sebuah video merupakan representasi dari setiap adegan yang ada pada video tersebut. Salah satu masalah dalam pemilihan keyframe adalah penentuan keyframe terbaik yang dapat mewakili konten adegan pada video. Jumlah keyframe yang terlalu banyak akan meningkatkan beban komputasi, namun jumlah keyframe yang terlalu sedikit akan mengurangi akurasi CBVR. Salah satu metode ekstraksi keyframe yang handal dalam menentukan keyframe dengan tepat adalah metode Entropy Differences (ED) yang diusulkan oleh Mentzelopoulo dan Psarrou [2]. Dalam penelitian tersebut, nilai entropi dari setiap frame pada video digunakan untuk mengidentifikasi keyframe. Kelebihan dari metode tersebut terletak pada akurasi hasil segmentasi video yang tinggi dengan menggunakan pendekatan semantik berbasis nilai entropi untuk mewakili objek yang dominan pada setiap frame. Nilai entropi dari dari setiap frame digunakan untuk menentukan keyframe yang dapat mewakili konten video. Sistem manajemen berkas video secara menyeluruh mencakup 3 tahap, yaitu penyimpanan, pengindeksan, dan penemuan kembali. Pengindeksan merupakan tahap yang penting dalam CBVR. Dari metode pengindeksan yang umum digunakan, pendekatan berbasis konten merupakan salah satu metode yang dikenal lebih efisien. Speeded-Up Robust Features (SURF) merupakan sebuah algoritma yang cepat dan akurat untuk proses mendeteksi descriptor lokal dari kesamaan representasi citra invariant [3]. Asha dan Sreeraj [1] mengusulkan sebuah metode CBVR menggunakan algoritma SURF sebagai descriptor fitur pada citra keyframe. Keyframe dari setiap video diekstraksi menggunakan pendekatan histogram thresholding. Dalam metode yang diusulkan tersebut, descriptor SURF sebagai fitur digunakan dalam mencocokkan kemiripan klip keyframe pada video dengan klip query. Dari nilai kemiripan yang dihasilkan, video kemudian diurutkan dan hanya 4 video dengan urutan teratas yang ditampilkan sebagai hasil. Penelitian ini mengusulkan sebuah metode CBVR baru dengan mengadaptasi logika dari metode ED untuk ekstraksi keyframe dan algoritma SURF sebagai descriptor fitur pada keyframe. ED digunakan untuk mengekstraksi keyframe yang secara efektif mampu merepresentasikan konten video. SURF digunakan sebagai metode pendeteksi fitur descriptor dari setiap keyframe untuk pencocokan kemiripan dengan klip query. 30 M Misbachul Huda, Yenita Dewi Nurseha, Adrianus Yoza Aprilio

2 Segmentasi Video Ekstraksi keyframe Ekstraksi fitur Pencocokan fitur Praproses Pengurutan Query dan Hasil Gambar 1. Kerangka Kerja Proses CBVR 2. PENELITIAN TERKAIT Pada penelitian [4], dibahas beberapa metode yang digunakan untuk CBVR. Dalam mendeteksi batasan antar shot, fitur-fitur yang umum diekstraksi antara lain histogram warna [5] [6], histogram blok citra [7], dan transformasi fitur skala invariant. [5] menggunakan alpha-trimmed average histograms yang mengombinasikan frame atau histogram citra dengan operasi filter yang mampu menghasilkan histogram warna yang robust, sehingga dapat mengeliminasi efek variasi warna dan kecerahan pada representasi warna. [6] menganalisa properti invariant dari descriptor warna, dengan taksonomi berdasarkan properti invariant dengan transformasi photometric. Penelitian tersebut juga membahas mengenai perubahan intensitas dan efeknya terhadap warna-warna tertentu dalam pengenalan kategori adegan. Penelitian lain dilakukan pada [7] yang membahas beberapa model Block Truncating Coding (BTC) dan membandingkan dengan pengembangan-pengembangannya, yakni Static Thepade's ternary BTC (STTBTC), Dynamic Thepade's ternary BTC (DTTBTC), dan Thepade's sorted ternary BTC (TSTBTC). BTC menggunakan pendekatan statistik terhadap properti blok citra dan bitmap biner untuk mendapatkan properti/metadata citra dan menghitung threshold. STTBTC dan DTTBTC menambahkan sebuah variabel N untuk perhitungan komponen threshold. Bedanya pada STTBTC, variabel N bersifat statik. Sementara pada DTTBTC, variabel N bersifat dinamik. TSTBTC membagi frame video menjadi 3 bagian (awal-tengah-akhir), dan masing-masing bagian tersebut dirata-rata untuk menghasilkan fitur yang mewakili frame tersebut. Untuk setiap shot, beberapa frame dipilih untuk merepresentasikan konten dari sebuah shot. Zhang [8] menggunakan histogram warna untuk menentukan perbedaan antara frame dengan keyframe sebelumnya untuk dapat mengekstraksi keyframe dalam video. Yu [9] menggunakan pendekatan clustering dengan algoritma Fuzzy K-Means dalam ruang fitur warna. Dalam penelitiannya, seluruh frame dikelompokkan dalam sejumlah cluster dan frame dengan jarak terdekat dengan titik pusat cluster dipilih sebagai keyframe menggunakan algoritma Fuzzy K-Means. Penelitian lain secara sederhana menentukan keyframe dari shot dengan memilih frame paling awal dan frame paling akhir sebagai keyframe. Mentzelopoulo dan Psarrou [2] dalam penelitiannya mengusulkan sebuah metode segmentasi video yang handal dalam menentukan keyframe dengan tepat dari suatu video, yaitu metode ED. Metode yang diusulkan menggunakan perhitungan nilai entropi dari objek dominan pada konten video. Kelebihan dari metode tersebut terletak pada tingginya tingkat akurasi segmentasi video menjadi keyframe dengan menggunakan pendekatan semantik dari konten video. Pada penelitian ini, sistem CBVR yang diusulkan menggunakan algoritma ED dalam mendeteksi batasan shot dan mengekstraksi keyframe dari video. Fitur yang diekstraksi dari keyframe adalah descriptor SURF. Untuk membandingkan kesesuaian antar video, digunakan perhitungan kemiripan jarak Euclidean yang dapat membantu menemukan video dengan selisih perbedaan terkecil. Dari nilai kemiripan yang dihasilkan, video kemudian diurutkan dan hanya 5 video dengan urutan teratas yang ditampilkan sebagai hasil. 3. METODE Secara umum, kerangka kerja dari proses CBVR ditampilkan dalam Gambar 1. Proses CBVR terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap praproses, ekstraksi fitur, dan pencocokan fitur. Setiap video yang ada pada media penyimpanan terlebih dahulu melalui tahap praproses yang terdiri dari modul segmentasi video dan ekstraksi keyframe. Hasil dari tahap praproses adalah himpunan keyframe yang telah diekstraksi dari video. Dari himpunan keyframe yang mewakili konten video ini, kemudian dilakukan tahap ekstraksi fitur menggunakan descriptor SURF. Descriptor hasil ekstraksi ini kemudian disimpan dalam pustaka model data. Pada proses penemuan kembali, pengguna memberikan klip/gambar sebagai query masukan. Klip query kemudian melalui tahap ekstraksi fitur menggunakan descriptor SURF untuk mendapatkan fitur descriptornya. Video pada pustaka model data diurutkan berdasarkan kemiripan descriptor video dengan descriptor query. Video yang ditampilkan sebagai hasil pencarian dipilih berdasarkan urutan peringkat kemiripan. 3.1 Segmentasi Video Segmentasi video merupakan proses partisi video ke dalam bagian yang berarti yang disebut sebagai segmen. Segmentasi dapat bersifat temporal, spasial, atau spasio-temporal. Segmentasi temporal membagi video menjadi adegan, shot, atau frame. Pada penelitian ini, setiap video V dengan jumlah frame n direpresentasikan sebagai dengan disegmentasi menjadi frame dan dikonversi menjadi elemen dasar. 3.2 Ekstraksi Keyframe Ekstraksi keyframe merupakan proses yang dilakukan secara otomatis untuk mendeteksi frame kunci dari suatu video. Beberapa frame yang menjadi batas antar adegan yang berurutan diseleksi untuk dipilih sebagai keyframe. Keyframe didefinisikan sebagai frame yang dapat mewakili karakter beberapa frame pada sebuah adegan. Frame pada adegan yang Jurnal Cybermatika Vol. 2 No. 2 Desember 2014 Artikel 5 31

3 sama cenderung memiliki karakter visual yang mirip. Dengan adanya keyframe yang dapat mewakili konten penting dalam suatu adegan, maka jumlah informasi yang perlu disimpan untuk sebuah video selama proses indeksing, penyimpanan, dan penemuan kembali menjadi lebih ringkas. Metode ekstraksi keyframe yang diusulkan pada penelitian ini mengadaptasi logika dari metode ED. ED menggunakan nilai entropi dari frame sebagai operator lokal dalam mengidentifikasi citra. Distribusi entropi pada citra dengan nilai paling besar dipilih untuk mendeskripsikan objek yang penting dari seluruh frame yang berurutan pada suatu adegan. Dengan ini, perubahan objek yang terjadi pada suatu video akan ikut mengubah daerah dengan nilai entropi terbesar dan mempengaruhi informasi semantik dari urutan adegan dalam video. Proses ekstraksi keyframe menggunakan ED dimulai dengan memilih frame pertama pada video sebagai keyframe awal dari seluruh frame yang dihasilkan dari tahap segmentasi. Untuk dapat mengatasi adanya kemungkinan perubahan tingkat kecerahan antar frame, dilakukan proses kuantisasi warna dengan mengubah frame citra berwarna menjadi citra abu-abu. Kemudian, nilai entropi dari derajat keabuan k pada frame f berukuran M baris dan N kolom dihitung dengan mempertimbangkan nilai yaitu probabilitas kemunculan derajat keabuan dan nilai yaitu logaritma negatif dari probabilitas. Nilai probabilitas dihitung dengan menggunakan nilai sebaran derajat keabuan dari histogram citra. Nilai entropi suatu derajat keabuan citra dapat dihitung dari dengan persamaan:. (1) Nilai dan masing-masing dihitung menggunakan persamaan: dan (2) Langkah selanjutnya adalah mengurutkan nilai-nilai entropi derajat keabuan k dengan nilai yang terbesar terlebih dahulu. Untuk setiap frame, nilai-nilai entropi yang telah diurutkan kemudian diseleksi dengan memilih entropi yang berada pada urutan diatas threshold, yaitu nilai entropi pada urutan 30% teratas dari keseluruhan entropi. Nilai-nilai entropi tersebut kemudian disimpan dalam himpunan. Setelah didapatkan nilai-nilai entropi, selanjutnya dilakukan perhitungan kemiripan karakter visual antar frame dengan memilih frame yang terletak pada urutan selanjutnya untuk diproses. Untuk setiap nilai-nilai entropi yang merupakan anggota himpunan, dihitung selisih nilai entropi level keabuan m dengan nilai entropi level keabuan m pada frame di urutan selanjutnya. Perhitungan selisih entropi antar frame dilakukan menggunakan persamaan : (3), (4) dimana merupakan jumlah banyaknya nilai entropi yang berada pada urutan 30% teratas, merupakan frame yang diproses, dan adalah frame pada urutan selanjutnya. Apabila selisih dari perbedaan entropi lebih besar dari 23% maka terjadi perubahan konten pada urutan frame. Keyframe saat ini disimpan dalam daftar keyframe dan frame pada urutan selanjutnya dipilih sebagai keyframe baru untuk mewakili adegan selanjutnya. Proses kemudian berulang dari tahap kuantisasi warna sampai tahap perhitungan selisih nilai entropi. Namun apabila selisih dari perbedaan entropi tidak lebih besar dari 23% maka dilakukan pengecekan apakah frame pada urutan selanjutnya merupakan frame terakhir. Jika frame pada urutan selanjutnya merupakan frame terakhir, maka proses ekstraksi keyframe berhenti. Namun apabila frame pada urutan selanjutnya bukan frame trakhir, maka proses berulang dari tahap perhitungan kemiripan dengan frame pada urutan selanjutnya sampai tahap perhitungan selisih nilai entropi. 3.3 Ekstraksi Fitur SURF merupakan sebuah algoritma yang cepat dan akurat untuk proses mendeteksi descriptor lokal dari kesamaan representasi citra invariant. Descriptor adalah sebuah ciri-ciri dari suatu citra berdasarkan aturan tertentu dari suatu algoritma. SURF menggunakan citra integral untuk meningkatkan kecepatan komputasi. Algoritma ini didasarkan pada kerangka SURF dari hasil disertasi Herbert Bay [7]. Penggunaan SURF pada CBVR sebelumnya telah diteliti oleh Asha et al. [1]. Secara umum algoritma ini terdiri dari tiga tahap utama. Tahap pertama adalah proses pendeteksian keypoint. Pendeteksian keypoint dilakukan berdasarkan pada matrik Hessian. Tahap ini akan memberikan luaran berupa keypoint, yaitu interest point yang dianggap valid karena sudah berada dibawah batas nilai yang ditetapkan. Determinasi dari matrik Hessian digunakan untuk menentukan lokasi dan skala untuk menyeleksi kandidat interest point. Kandidat interest point akan dianggap valid apabila mempunyai nilai di bawah batas nilai yang diberikan untuk kemudian dilakukan perbaikan pada box-space. Tahap kedua adalah proses pendeskripsian keypoint. Pendeskripsian keypoint dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah menetapkan orientasi berdasarkan informasi dari daerah melingkar di sekitar interest point yang terdeteksi. Bagian kedua adalah membuat grid sebesar 64 (8x8) yang digunakan untuk menampung descriptor yang berkorespondensi dengan histogram pada Haar Wavelet. Tahap ini selanjutnya diikuti oleh tahap ketiga, yaitu pencocokan descriptor. Tahap terakhir dari SURF ini adalah tahap pembandingan kecocokan descriptor antar dua gambar. Perbandingan kecocokan dihitung menggunakan kaedah jarak Euclidean antara semua pasang descriptor. Kecocokan didasarkan pada selisih jarak dengan piksel tetangga. 3.4 Pencocokan Fitur Pada sistem yang dibangun, algoritma k-nearest Neighbour digunakan sebagai metode pencocokan fitur dengan nilai k yang digunakan adalah 5. Evaluasi tingkat kemiripan dihitung menggunakan jarak Euclidean. Dari nilai kemiripan yang didapatkan, jarak kemudian diurutkan dan k video dengan tingkat kemiripan tertinggi ditampilkan sebagai hasil. 4. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian yang dilakukan untuk mengukur performa dari metode yang diusulkan pada penelitian ini. Pengujian yang dilakukan mencakup pengujian efisiensi yang diusulkan dan pengujian komputasi. Pembahasan akan dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama menjelaskan lingkungan pengujian dan data yang digunakan dalam pengujian, bagian kedua menjelaskan hasil pengujian efisiensi, dan bagian ketiga menjelaskan hasil pengujian komputasi. 32 M Misbachul Huda, Yenita Dewi Nurseha, Adrianus Yoza Aprilio

4 Gambar 2. Keyframe pada Video Gambar 3. Contoh Frame Video piksel dan ukuran piksel maksimal 1280 piksel. Rata-rata banyaknya frame per detik (fps) dari seluruh video adalah 25 fps. 4.2 Pengujian Efisiensi Temu Kembali Informasi Video Berbasis Konten Pengujian dilakukan untuk mengetahui efisiensi dalam menemukan informasi dari video berbasis konten. Dari 30 data video yang digunakan, seluruh video diproses menggunakan metode ekstraksi keyframe dan ekstraksi fitur yang diusulkan. Fitur-fitur yang didapatkan dari setiap video kemudian disimpan dalam suatu basis data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 9 citra query. Setiap query telah dilengkapi dengan informasi groundtruth video yang memiliki konten yang relevan dengan query. Proses temu kembali informasi diawali dengan mengambil keyframe dari video-video yang telah didapat dari proses sebelumnya seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Keyframe tersebut di query dengan menggunakan citra masukan. Proses query dilakukan dengan mencocokkan descriptor antara citra masukan dengan keyframe. Descriptor didapatkan dari hasil pengolahan citra dengan menggunakan metode SURF. Hasil kecocokan antara citra masukan dan keyframe yang melebihi ambang batas tertentu akan ditampilkan sebagai hasil temu kembali. Video yang mengandung keyframe yang memiliki kecocokan dengan citra inputan akan ditambilkan sebagai hasil akhir dari query temu kembali. Video yang digunakan sebagai dataset dipecah menjadi frame kemudian di ekstrak menjadi keyframe. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1, tujuh dari 30 video yang digunakan, metode yang diusulkan mampu memberikan rasio kecil dari keyframe terhadap frame video. Hal ini menunjukkan keyframe yang dihasilkan dapat mewakili 9 frame pada video. Contoh ekstraksi frame menjadi keyframe dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Dari 9 frame yang ada pada Gambar 3 dapat diringkas menjadi keyframe pada Gambar 4. Pengujian efisiensi dilakukan dengan menghitung nilai F1 yang didapatkan dari perhitungan nilai presisi dan recall dari hasil temu kembali konten video dengan persamaan : F 1 = 2. (5) Pengujian yang dilakukan sebanyak 9 kali pencarian dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang stabil. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Pada hasil pengujian didapat bahwa pada metode yang diusulkan memiliki nilai F1 sebesar 60%, presisi 60%, dan recall 60%. Gambar 4. Contoh Keyframe 4.1 Lingkungan Pengujian dan Data Uji Pengujian telah dilakukan pada komputer berbasis Windows 8.1 x64 dengan spesifikasi CPU i5 (2.0 GHz), dan 4GB RAM. Metode diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. Data yang digunakan adalah 30 video yang diakses dari situs video Youtube pada tanggal 17 Desember Video-video dikelompokkan menjadi 3 kategori dengan masing-masing kategori terdiri dari 10 video yang berbeda. Kategori video antara lain video animasi, iklan televisi, dan dokumentasi kampanye partai politik. Masing-masing video memiliki durasi detik dengan ukuran file bervariasi antara 1 15 MB. Video yang digunakan memiliki ukuran piksel minimal 360 Video Tabel 1. Contoh Spesifikasi Data Jumlah frame Jumlah keyframe Banyaknya frame per detik (fps) Rasio video video video video video video video Jurnal Cybermatika Vol. 2 No. 2 Desember 2014 Artikel 5 33

5 Tabel 2. Hasil Pengujian F1 No Judul Presisi Recall F1 1 query query query query query query query query query Rata-rata Gambar 5. Grafik Waktu Ekstrasi Keyframe Gambar 6. Grafik Waktu Komputasi Pencarian CBVR Hasil rata-rata 60% untuk nilai F1 didapatkan karena kualitas beberapa jenis video memiliki noise yang tinggi, serta bergantung pada kemampuan SURF dalam mengenali descriptor pada ekstraksi fitur pada keyframe. Descriptor pada SURF memiliki kemungkinan dalam mengenali keypoint yang sama pada dua objek yang sebenarnya berbeda. Hal ini menjadi kendala pada proses query. Dari pengujian efisiensi yang telah dilakukan, metode yang diusulkan menemui kendala dalam mendeteksi keyframe pada video yang memiliki gradasi warna dalam suatu adegan. Jumlah keyframe yang dihasilkan menjadi sama dengan jumlah frame yang ada. Hal ini mempengaruhi efisiensi dalam query CBVR. Waktu pencarian data menjadi lebih besar karena menggunakan jumlah keyframe yang lebih banyak. Secara sederhana, metode ini belum dapat menangani dengan baik video yang mengandung adegan dengan gradasi warna didalamnya. 4.3 Pengujian Waktu Komputasi CBVR Pengujian dilakukan untuk mengetahui waktu komputasi metode yang diusulkan dalam ekstraksi keyframe dan pencarian query. Dalam pengujian performa, pengujian waktu komputasi dibagi menjadi dua sub pengujian. Perngujian yang pertama dilakukan untuk mengetahui waktu komputasi ekstraksi keyframe dari 50 video. Pengujian yang kedua dilakukan untuk mengetahui waktu komputasi pencarian pada CBVR dengan melibatkan 100 pencarian. Hasil pengujian waktu ekstraksi keyframe ditunjukkan pada Gambar 5. Pada hasil pengujian dapat diketahui semakin banyak video yang digunakan, semakin tinggi waktu yang diperlukan. Dari hasil pengujian didapat rata-rata waktu ekstraksi keyframe metode yang diusulkan sebesar 537 ms per video yang mempunyai durasi 60 detik. Hasil pengujian waktu pencarian CBVR ditunjukkan pada Gambar 6. Pada hasil pengujian dapat diketahui semakin banyak pencarian yang digunakan, semakin tinggi waktu yang diperlukan. Dari hasil pengujian didapat rata-rata waktu pencarian CBVR metode yang diusulkan adalah 5 ms. Hasil pengujian waktu komputasi yang dilakukan menunjukkan bahwa metode yang diusulkan memiliki waktu komputasi ratarata sebesar 5 ms. Hal ini menjadi kelebihan dalam sistem CBVR yang diusulkan. Namun dalam proses ekstraksi keyframe waktu yang dibutuhkan jauh lebih besar, hal tersebut terjadi karena banyaknya frame yang harus diolah. Hal ini menjadi kekurangan karena semakin banyak frame yang diolah waktu komputasi akan menjadi lebih besar. Permasalahan ini membutuhkan penyelesaian agar tidak semua frame perlu diolah untuk diseleksi menjadi keyframe sehingga beban komputasi menjadi berkurang. 5. KESIMPULAN Penentuan keyframe dalam CBVR menjadi permasalahan yang banyak diteliti. Penentuan keyframe yang optimal memiliki peranan yang penting dalam CBVR. Penentuan keyframe menjadi penting dalam CVBR untuk mereduksi waktu pencarian dengan tetap mempertimbangkan kualitas hasil pencarian. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kualitas hasil pencarian dan waktu komputasi yang diperlukan. Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada 30 sampel video, disimpulkan bahwa metode ekstraksi keyframe dengan ED untuk temu kembali konten video berbasis SURF dapat mengembalikan hasil pencarian dengan baik. Pendekatan ED yang dioptimalkan pada penelitian ini untuk penentuan keyframe dapat memberikan solusi terhadap masalah pemilihan keyframe pada CBVR dari suatu video secara optimal. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, nilai F1 dari metode yang diusulkan mencapai rata-rata 60% dengan presisi dan recall mencapai 60%. Performa dari metode yang diusulkan memiliki waktu pencarian rata-rata sebesar 5 ms dengan waktu untuk ekstrasi keyframe pada video sebesar 537 ms. Pengembangan selanjutnya yang dapat dilakukan dari penelitian ini adalah dengan mengombinasikan fitur histogram pada Entropi dengan deteksi objek. Penentuan keyframe yang efektif dapat membuat representasi dari video menjadi akurat. Penambahan fitur objek juga dapat dilakukan untuk membantu SURF dalam mengangkap fitur lebih banyak lagi. Namun untuk CBVR yang membutuhkan waktu komputasi yang rendah, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, diperlukan sebuah metode baru yang dapat mendeteksi potensi keyframe dalam video agar tidak semua frame diekstrak dan diseleksi untuk menjadi keyframe. 34 M Misbachul Huda, Yenita Dewi Nurseha, Adrianus Yoza Aprilio

6 6. DAFTAR PUSTAKA [1] S. Asha and M. Sreeraj, "Content Based Video Retrieval Using SURF Descriptor," in Advances in Computing and Communications (ICACC), 2013 Third International Conference on. IEEE, [2] M. Markos and P. Alexandra, "Key-frame extraction algorithm using entropy difference," in Proceedings of the 6th ACM SIGMM international workshop on Multimedia information retrieval, ACM, [3] B. Herbert, T. Tinne and V. G. Luc, "Surf: Speeded up robust features," Computer Vision ECCV 2006, pp , [4] W. Hu, "A survey on visual content-based video indexing and retrieval," Systems, Man, and Cybernetics, Part C: Applications and Reviews, IEEE Transactions, vol. 41, no. 6, pp , [5] A. M. Ferman, "Robust color histogram descriptors for video segment retrieval and identification.," Image Processing, IEEE Transactions, vol. 11, no. 5, pp , [6] D. S. Van, "Evaluating color descriptors for object and scene recognition.," Pattern Analysis and Machine Intelligence, IEEE Transactions, vol. 32, no. 9, pp , [7] S. Thepade, "Novel Method for Keyframe Extraction using Block Truncation Coding and Mean Square Error," in Green Computing Communication and Electrical Engineering (ICGCCEE), 2014 International Conference on. IEEE, [8] H. J. Zhang, "An integrated system for content-based video retrieval and browsing.," Pattern recognition, vol. 30, no. 4, pp , [9] X.-D. Yu, "Multilevel video representation with application to keyframe extraction," in Multimedia Modelling Conference, Proceedings. 10th International. IEEE, Jurnal Cybermatika Vol. 2 No. 2 Desember 2014 Artikel 5 35

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Video Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang citra bergerak. Teknologi ini biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik,

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical Agglomerative Clustering

Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical Agglomerative Clustering 2015 International Conference on Information, Communication Technology and System Descriptor Clustering SURF for Bag of Visual Words Representation in Fingerprint Images Using K-MEANS and Hierarchical

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK Arwin Halim 1, Hardy 2, Alvin Yufandi 3, Fiana 4 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 122, 124, 140 Medan

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan

Lebih terperinci

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE Budi Hartono 1, Veronica Lusiana 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang Jl Tri Lomba

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Meirista Wulandari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia meiristaw@ft.untar.ac.id Diterima 10 Desember 016

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN 13 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian dilakukan dalam lima tahapan utama, yaitu ekstraksi frame video, ekstraksi fitur SIFT dari seluruh frame, pembentukan kantong kata visual

Lebih terperinci

1BAB I. 2PENDAHULUAN

1BAB I. 2PENDAHULUAN 1BAB I. 2PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Pelacak objek (object tracking) pada saat ini merupakan penelitian yang menarik dalam bidang computer vision. Pelacak objek merupakan langkah awal dari berbagai

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA Dina Indarti Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR Farah Zakiyah Rahmanti 1, Entin Martiana K. 2, S.Kom, M.Kom, Nana Ramadijanti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Retrival Citra Saat ini telah terjadi peningkatan pesat dalam penggunaan gambar digital. Setiap hari pihak militer maupun sipil menghasilkan gambar digital dalam ukuran giga-byte.

Lebih terperinci

V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN 22 V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Video dan Ektraksi Frame Video yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa cuplikan video yang berbeda. Tujuan penggabungan beberapa

Lebih terperinci

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Makalah Nomor: KNSI-472 PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL Barep Wicaksono 1, Suryarini Widodo 2 1,2 Teknik Informatika, Universitas Gunadarma 1,2 Jl.

Lebih terperinci

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE) Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE) I Gusti Rai Agung Sugiartha

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET

PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET PERBANDINGAN RUANG WARNA PADA PENGOLAHAN INFORMASI WARNA UNTUK SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN NEUTROSOPHIC SET Monica Widiasri Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya monica@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah 1), Djoko Purwanto 2), Ronny Mardiyanto 3) 1), 2),3) Teknik Elektro

Lebih terperinci

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna

Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang

Lebih terperinci

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 Permasalahan CBIR ( Content Based Image Retrieval) akhir-akhir ini merupakan salah satu bidang riset yang sedang berkembang pesat (Carneiro, 2005, p1). CBIR ini menawarkan

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT

Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT Regina Lionnie 1, Mudrik Alaydrus 2 Program Studi Magister Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta 1 regina.lionnie.id@ieee.org,

Lebih terperinci

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Informatika, STMIK Mikroskil, Medan 1,2,3,4

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Saat ini, kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat karena tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi tersebut dapat meringankan pekerjaan manusia. Hal ini juga diimbangi

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah1) Djoko Purwanto2) Ronny Mardiyanto3) 1) 2)3) Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIKASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM

PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIKASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM Abstrak PERBANDINGAN METODE SURF DAN SIFT DALAM SISTEM IDENTIFIASI TANDA TANGAN A COMPARISON OF SURF AND SIFT METHOD ON SIGNATURE IDENTIFICATION SYSTEM Felix Pidha Hilman Prodi S1 Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Algoritma Ekstraksi Video Frame Berdasarkan Analisis Histogram HCL

Algoritma Ekstraksi Video Frame Berdasarkan Analisis Histogram HCL Algoritma Ekstraksi Video Frame Berdasarkan Analisis Histogram HCL 1 Ire Puspa Wardhani dan 2 Sarifuddin Mada 1 Sistem Informasi, STMIK Jakarta STI&K 2 Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma 1 irewardhani@jak-stik.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b

HASIL DAN PEMBAHASAN. B fch a. d b 7 dengan nilai σ yang digunakan pada tahap pelatihan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat akurasi SVM terhadap citra yang telah diprediksi secara benar dan tidak benar oleh model klasifikasi.

Lebih terperinci

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA UNTUK E- COMMERCE MENGGUNAKAN PROSEDUR PENCARIAN DUA FASE DENGAN FITUR HISTOGRAM MULTI TEKSTON

SISTEM TEMU KEMBALI CITRA UNTUK E- COMMERCE MENGGUNAKAN PROSEDUR PENCARIAN DUA FASE DENGAN FITUR HISTOGRAM MULTI TEKSTON SISTEM TEMU KEMBALI CITRA UNTUK E- COMMERCE MENGGUNAKAN PROSEDUR PENCARIAN DUA FASE DENGAN FITUR HISTOGRAM MULTI TEKSTON Nurissaidah Ulinnuha 1), Halimatus Sa dyah 2) Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR

ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR ANALISIS CITRA WAJAH DENGAN HIMPUNAN FUZZY EIGEN TERBESAR Shinta Puspasari MDP Computer and Informatics Management Institute Jl. Rajawali 14, Palembang, 30113, Indonesia e-mail : shinta@stmik-mdp.net ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Antony Eka Aditya 1, Catur Supriyanto 2. Jl. Imam Bonjol Semarang

Antony Eka Aditya 1, Catur Supriyanto 2. Jl. Imam Bonjol Semarang IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 35 Bag of Visual Words pada Citra Sidik Jari Berbasis Hierarchical Agglomerative Clustering Bag of Visual Words on Fingerprint Image Based On Hierarchical

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Bag-of-Words

DAFTAR ISTILAH. Bag-of-Words DAFTAR ISTILAH Bag-of-Words Blob Computer Vision Fitur Interest Point / Keypoint Konvolusi Region of Interest / ROI : Sebuah konsep yang diambil dari analisis teks, yaitu merepresentasikan dokumen sebagai

Lebih terperinci

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM) Jurnal Ilmiah NERO Vol. 1 No. 1 2014 PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM) Meidya Koeshardianto, S. Si., M. T. Program Studi D3Manajemen Informatika, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI CITRA DENGAN MULTIMODAL DATA MENGGUNAKAN MICROSTRUCTURE DESCRIPTOR DAN PLSA

PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI CITRA DENGAN MULTIMODAL DATA MENGGUNAKAN MICROSTRUCTURE DESCRIPTOR DAN PLSA PENGEMBANGAN SISTEM TEMU KEMBALI CITRA DENGAN MULTIMODAL DATA MENGGUNAKAN MICROSTRUCTURE DESCRIPTOR DAN PLSA Choiru Za in, Nanik Suciati, Chastine Fatichah Institut Teknologi Sepuluh Nopember choiruzain@gmail.com,

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Bab III ANALISIS&PERANCANGAN Pada penelitian sebelumnya yaitu ANALISIS CBIR TERHADAP TEKSTUR CITRA BATIK BERDASARKAN KEMIRIPAN CIRI BENTUK DAN TEKSTUR (A.Harris Rangkuti, Harjoko Agus;

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output,

II TINJAUAN PUSTAKA. * adalah operasi konvolusi x dan y, adalah fungsi yang merepresentasikan citra output, 5 II INJAUAN PUSAKA.1 Fitur Scale Invariant Feature ransform (SIF) Fitur lokal ditentukan berdasarkan pada kemunculan sebuah objek pada lokasi tertentu di dalam frame. Fitur yang dimaksudkan haruslah bersifat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA Naser Jawas Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar, Bali 80226

Lebih terperinci

Mesin pencari berbasis gambar untuk mendeteksi produk smartphone menggunakan fitur morfologi gambar

Mesin pencari berbasis gambar untuk mendeteksi produk smartphone menggunakan fitur morfologi gambar Mesin pencari berbasis gambar untuk mendeteksi produk smartphone menggunakan fitur morfologi gambar Citra Devi Murdaningtyas Multimedia broadcasting Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jl. Raya ITS

Lebih terperinci

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 Pengantar PENGOLAHAN CITRA Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007 TUJUAN Mahasiswa dapat membuat aplikasi pengolahan citra Mahasiswa dapat menerapkan konsep-konsep pengolahan citra untuk menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Prosesor Intel (R) Atom (TM) CPU N550

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET Nana Ramadijanti RG. Computer Vision, Program Studi Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negri Surabaya E-mail: nana@eepis-its.edu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE HANANTO DHEWANGKORO A11.2009.04783 Universitas Dian Nuswantoro. Semarang, Indonesia Email: hanantodhewangkoro@gmail.com

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN RAMBU LALU LINTAS DENGAN ALGORITMA SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF)

PENDETEKSIAN RAMBU LALU LINTAS DENGAN ALGORITMA SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF) PENDETEKSIAN RAMBU LALU LINTAS DENGAN ALGORITMA SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF) Alexander A S Gunawan, Pascal Gerardus A, Wikaria Gazali Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF) PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF) PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL ANALISIS DAN IMPLEMENTASI SPEEDED UP ROBUST FEATURES (SURF) PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL Muhammad Ilham¹, Z.k. Abdurahman Baizal², Leonardi³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Saat

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi pengolahan citra semakin pesat. Salah satu bidang pengolahan citra tersebut adalah bidang identifikasi citra

Lebih terperinci

DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP

DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 3, No.2-2014 DETEKSI LOCAL TAMPERING PADA VIDEO MENGGUNAKAN ALGORITMA LBP-TOP Febryanti Sthevanie Program Studi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR Dewi Wulansari, S.ST 1, Entin Martiana K, M.Kom 2, Nana Ramadijanti,

Lebih terperinci

Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts

Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts JURNAL DIGIT, Vol.1, No., November 011, pp. 13~131 ISSN: 088-589X 13 Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts Marsani Asfi Program Studi Sistem Informasi Sekolah

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA

PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA PERBAIKAN CITRA UNTUK PENGENALAN WAJAH PADA CITRA WAJAH DENGAN PENCAHAYAAN TIDAK MERATA Naser Jawas STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan no.86, Renon, Denpasar 80226 Email : naser.jawas@stikom-bali.ac.id1)

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph

Kata kunci : Pemilihan gambar, Pencocokan Graph ALGORITMA PENCOCOKAN OBJEK GEOMETRI CITRA BERBASIS GRAPH UNTUK PEMILIHAN KEMBALI (RETRIEVAL) Yureska Angelia 867 Email : angelia.yureska@gmail.com Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses pengenalan huruf tulisan tangan Katakana menggunakan metode Fuzzy Feature Extraction

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Content Based Image Retrieval (CBIR) atau dikenal sebagai query dengan konten image dan pengambilan informasi visual berbasis konten merupakan penerapan teknik

Lebih terperinci

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt Sulfan Bagus Setyawan 1, Djoko Purwanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 sulfan13@mhs.ee.its.ac.id

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine

Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector Machine JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-346 Implementasi Deteksi Seam Carving Berdasarkan Perubahan Ukuran Citra Menggunakan Local Binary Patterns dan Support Vector

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini merupakan penelitian di bidang pemrosesan citra. Bidang pemrosesan citra sendiri terdapat tiga tingkatan yaitu operasi pemrosesan citra tingkat rendah,

Lebih terperinci

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET

APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET APLIKASI KOMPRESI CITRA BERBASIS ROUGH FUZZY SET Anny Yuniarti 1), Nadya Anisa Syafa 2), Handayani Tjandrasa 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Surabaya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id

Lebih terperinci

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital

Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH

STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI WAJAH Widyanto, Studi Analisis Eigenface dan Eigen Fuzzy Set untuk Ekstraksi Ciri Bibir pada Sistem Identifikasi Wajah STUDI ANALISIS EIGENFACE DAN EIGEN FUZZY SET UNTUK EKSTRAKSI CIRI BIBIR PADA SISTEM IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk identitas citra adalah nama file, tanggal pengambilan,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk identitas citra adalah nama file, tanggal pengambilan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring berkembangnya teknologi, makin banyak pulalah hasil-hasil citra digital di berbagai aspek. Citra tersebut bisa merupakan hasil digitalisasi foto-foto analog,

Lebih terperinci

BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM

BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM 3.1 Gambaran Umum Gambar 3.1 Gambar Keseluruhan Proses Secara Umum 73 74 Secara garis besar, keseluruhan proses dapat dikelompokkan menjadi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA. thresholding

SEGMENTASI CITRA. thresholding SEGMENTASI CITRA Dalam visi komputer, Segmentasi adalah proses mempartisi citra digital menjadi beberapa segmen (set piksel, juga dikenal sebagai superpixels). Tujuan dari segmentasi adalah untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor Tabel 1 Operator descriptor Operator (P, R) Ukuran Blok (piksel) Kuantisasi Sudut (8, 1) 3 x 3 45 derajat (8, 2) 5 x 5 45 derajat (16, 2) 5 x 5 22.5 derajat (24, 3) 7 x 7 15 derajat Penentuan ukuran blok

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

INTEGRASI PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS SEBAGAI FEATURE REDUCTION PADA CLUSTERING DOKUMEN

INTEGRASI PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS SEBAGAI FEATURE REDUCTION PADA CLUSTERING DOKUMEN INTEGRASI PERINGKAS DOKUMEN OTOMATIS SEBAGAI FEATURE REDUCTION PADA CLUSTERING DOKUMEN Abu Salam 1, Catur Supriyanto 2, Amiq Fahmi 3 1,2 Magister Teknik Informatika, Univ. Dian Nuswantoro Email: masaboe@yahoo.com

Lebih terperinci

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi Penghitung Kendaraan Menggunakan Substraction dengan Hasil Rekonstruksi Mohammad Musa Sanjaya #1, Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. *2, Muhtadin,ST.,MT #3 Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 1 musopotamia@gmail.com

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, semakin tinggi jumlah citra dijital yang dapat diakses oleh pengguna. Basis data citra akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Pada saat ini, perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk menyimpan gambar dalam format digital. Kumpulan gambar yang banyak membutuhkan sebuah sistem

Lebih terperinci

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. 6 2.Landasan Teori 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data. Informasi Multi Media pada database diproses untuk mengekstraksi fitur dan gambar.pada proses pengambilan, fitur dan juga atribut atribut

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor 1 Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor Ricky Kurniadi dan Nurul Hidayat urusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI CONTENT BASED VIDEO RETRIEVAL MENGGUNAKAN SPEEDED-UP ROBUST FEATURES(SURF) SKRIPSI EVI P. MARPAUNG

IMPLEMENTASI CONTENT BASED VIDEO RETRIEVAL MENGGUNAKAN SPEEDED-UP ROBUST FEATURES(SURF) SKRIPSI EVI P. MARPAUNG IMPLEMENTASI CONTENT BASED VIDEO RETRIEVAL MENGGUNAKAN SPEEDED-UP ROBUST FEATURES(SURF) SKRIPSI EVI P. MARPAUNG 131401107 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera.

BAB II DASAR TEORI. CV Dokumentasi CV berisi pengolahan citra, analisis struktur citra, motion dan tracking, pengenalan pola, dan kalibrasi kamera. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi ini, meliputi pustaka OpenCV, citra, yaitu citra grayscale dan citra berwarna, pengolahan citra meliputi image enhancement

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala 52 BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 ANALISA MASALAH Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala melakukan proses retrival citra dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komputer dan internet semakin maju menyebabkan data digital yang dihasilkan, disimpan, ditransmisikan, dianalisis, dan diakses menjadi

Lebih terperinci

Sistem Pembaca Teks Bahasa Indonesia Otomatis Menggunakan Kamera Web Dengan Metode Integral Proyeksi

Sistem Pembaca Teks Bahasa Indonesia Otomatis Menggunakan Kamera Web Dengan Metode Integral Proyeksi Sistem Pembaca Teks Bahasa Indonesia Otomatis Menggunakan Kamera Web Dengan Metode Sigit Wasista, Siwi Dian Priyanti Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya- Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Penggunaan citra yang semakin meningkat menimbulkan kebutuhan retrival citra yang juga semakin meningkat. Diperlukan suatu metode retrival citra yang efektif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet berkembang dengan sangat pesat dan sangat mudah sekali untuk mengaksesnya. Akan tetapi, didalamnya terdapat banyak konten yang

Lebih terperinci

. BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Jenis Kendaraan Menggunakan Statistical Algorithm dan Support Vector Machine [11]

. BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengenalan Jenis Kendaraan Menggunakan Statistical Algorithm dan Support Vector Machine [11] . BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Jenis Kendaraan Menggunakan Statistical Algorithm dan Support Vector Machine [11] Dalam penelitian tersebut dibangun sistem pengenalan jenis kendaraan otomatis. Jenis

Lebih terperinci

Segmentasi Citra menggunakan Support Vector Machine (SVM) dan Ellipsoid Region Search Strategy (ERSS) Arimoto Entropy berdasarkan Ciri Warna dan Tekstur Lukman Hakim 1, Siti Mutrofin 2, Evy Kamilah Ratnasari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA BERBASIS ISI DENGAN FITUR TITIK-TITIK SIGNIFIKAN Rifky Alif Tama 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wijaya 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, ITS email : rifkyalif@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci