DETERMINAN KEJADIAN RINITIS AKIBAT KERJA DI PT. DUNIA KIMIA UTAMA INDRALAYA TAHUN 2014
|
|
- Deddy Lie
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DETERMINAN KEJADIAN RINITIS AKIBAT KERJA DI PT. DUNIA KIMIA UTAMA INDRALAYA TAHUN 2014 MANUSKRIF SKRIPSI OLEH ULVA YULIANTI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
2 DETERMINAN KEJADIAN RINITIS AKIBAT KERJA DI PT. DUNIA KIMIA UTAMA INDRALAYA TAHUN 2014 DETERMINANTS THE INCIDENCE OF OCCUPATIONAL RHINITIS AT PT.DUNIA KIMIA UTAMA INDRALAYA IN 2014 Ulva Yulianti 1, A.Fickry Faisya 2, Najmah 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2 Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya ABSTRACT Background : Problems rhinitis still be a global health problem in Indonesia. Occupational rhinitis (RAK) can affect the productivity of workers in the industry. However, little information is held on the epidemiology of the chemical industry. Method : This research was conducted in 68 workers at PT. Dunia Kimia Utama Indralaya which aimed to identify factors associated with the incidence of occupational rhinitis. This study uses cross sectional design. Data is processed and presented in frequency distribution tables, analyzed analytically by using chi square test. Result : From the analysis of chi square test is known, there is no a relationship between age with the incidence of occupational rhinitis (p-value=1,000), there is a relationship between working period with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0,001), there is a relationship between long exposure with the incidence occupational rhinitis (p-value=0,0001), there is a relationship between history with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0,022), there is no a relationship use protective equipment respiratory with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0,94), there is no a relationship between smoking with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0,9654), and there is no a relationship between nutrition status (body mask index) with the incidence of occupational rhinitis (p-value=1,000). Conclusion : It can be concluded that of the seven variables studied, there are three variables associated with the incidence of RAK, which is a variable period of employment, long exposure, and a history of atopic disease. Keywords : Occupational rhinitis, chemical industry, PT.Dunia Kimia Utama References : Literature : 73 ( ) ABSTRAK Latar Belakang : Masalah rinitis masih menjadi masalah kesehatan global di Indonesia. Rinitis akibat kerja (RAK) dapat mempengaruhi produktivitas pekerja di perindustrian. Namun, masih sedikit informasi yang dimiliki mengenai epidemiologi pada industri kimia. Metode : Penelitian ini dilakukan pada 68 pekerja di PT. Dunia Kimia Utama yang bertujuan mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian rinitis akibat kerja. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Data diolah dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, dianalisis secara analitik dengan menggunakan chi square. Hasil Penelitian : Dari analisis chi square, tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=1,000), ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=0,001), ada hubungan antara lama paparan dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=0,0001), ada hubungan antara riwayat penyakit atopi dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=0,022), tidak ada hubungan antara pemakaian alat pelindung pernapasan (masker) dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=0,94), tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=0,654), dan tidak ada hubungan antara status gizi (IMT) dengan kejadian rinitis akibat kerja (p-value=1,000). Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa dari tujuh variabel yang diteliti terdapat tiga variabel yang berhubungan dengan kejadian RAK, yaitu variabel masa kerja, lama paparan, dan riwayat penyakit atopi. Kata kunci : Rinitis akibat kerja, industri kimia, PT. Dunia Kimia Utama Kepustakaan : 73 ( )
3 PENDAHULUAN Pembangunan industri di Indonesia khususnya industri kimia mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Adanya pola penyakit atau kasus penyakit hubungan dengan pekerjaan menjadi trend dalam dunia global yang marak akan perkembangan industri, khususnya pada industri kimia. 1 PT. Dunia Kimia Utama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kimia satu-satunya di Sumatera Selatan yang memproduksi Alumunium Sulfat (Al(SO 4 ) 3.xH 2 O) dan Asam Sulfat (H 2 SO 4 ). 2 Pajanan Aluminium sufat pada manusia dan hewan akan berdampak kepada sistem pernapasan. 3 Uap Asam sulfat dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan pada pekerja yang terpajan secara langsung 4. Kejadian penyakit yang paling dominan terjadi di PT. Dunia Kimia Utama tahun 2013 ialah rinitis akibat kerja. 5 Seluruh pekerja sebanyak 119 orang, positif yang mengalami kejadian rhinitis, yaitu sebanyak 46,2% (n=55), dimana 10,08% (n=12) dari 55 pekerja terdiagnosis rinitis alergi, dan sisanya sebanyak 36,12% (n=43) pekerja terdiagnosis rinitis non alergi. 5 Rinitis Akibat Kerja (RAK) adalah inflamasi hidung baik bersifat persisten atau sementara yang ditandai dengan kongesti hidung, bersin-bersin, dan rinore, gatal, gangguan aliran udara pada hidung atau hipersekresi yang disebabkan oleh lingkungan kerja. 6 Rinitis juga tergolong kedalam penyakit yang berpotensi untuk mengalami komplikasi penyakit lain, seperti penyakit sinuisitis, rhinosinuisitis kronik, kerusakan disfungsi tuba eusthacius, asma bronkial, konjungtivis, dan penyakit-penyakit lainnya. 7 Faktor risiko dari rinitis akibat kerja ialah paparan di tempat kerja, riwayat atopi, dan kebiasaan merokok juga berpotensi untuk mengembangkan penyakit dari rinitis akibat kerja pada pekerja. 8 Kejadian rinitis alergi disebabkan beberapa faktor risiko, diantaranya polusi udara indoor atau outdoor, masa kerja, status gizi, alat pelindung pernapasan, kebiasaan merokok, lingkungan tempat tinggal, serta paparan alergen di tempat kerja berupa bahan-bahan kimia. 9 Gejala yang terkait dengan rinitis akan berkontribusi terhadap kehilangan waktu kerja pada pekerja dan dapat menurunkan produktivitas. 10 Dengan memperhatikan latar belakang yang telah dijabarkan diatas. Sehingga, peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rinitis akibat kerja di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya dengan melihat beberapa variabel, yaitu variabel umur, masa kerja, lama paparan, riwayat penyakit atopi, pemakaian alat pelindung pernapasan, kebiasaan merokok, dan status gizi (IMT) agar upaya pencegahan yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efektif. Sehingga penurunan produktivitas pekerja pada perusahaan dapat dikurangi.
4 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam satu kurun waktu. 11 Tujuannya memperoleh gambaran faktor penelitian pada populasi. 12 Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pekerja PT.Dunia Kimia Utama. Populasi PT.Dunia Kimia Utama berjumlah 122 orang, dan sampel pada penelitian ini adalah 68 orang terdiri dari pekerja Aluminium sulfat, Asam sulfat, dan kantor. 2 Pada penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 11 Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi dilapangan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen PT.DKU, rekam medis, dan medical check up.pengumpulan data melalui wawancara, kuisioner, alat tulis,dan timbangan berat badan portable. Pengolahan data menggunakan uji statistik chi-square secara univariat dan bivariat. 13 HASIL PENELITIAN Kejadian Prevalensi Rinitis Akibat Kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 68 pekerja PT. Dunia Kimia Utama yang diperoleh dari hasil kuisioner, didapat distribusi pekerja yang mengalami kejadian rinitis akibat kerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut RAK di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun 2014 RAK Pada Pekerja n (%) RAK 42 61,8 Tidak RAK 26 38,2 Jumlah Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pekerja yang mengalami RAK dan tidak RAK. Pekerja yang RAK hampir dua kali lipat yaitu 42 pekerja (61,8 %) dibandingkan dengan pekerja yang tidak RAK sebanyak 26 (38,2 %). Adapun dibawah ini tabel yang menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut jenis dari rinitis akibat kerja :
5 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis RAK di PT.Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun 2014 Jenis Rinitis Akibat Kerja n (%) RAK Alergi 10 23,8 RAK Non Alergi 32 76,2 Jumlah Dari pekerja yang mengalami RAK, kasus RAK non alergi jauh lebih besar (76,2 %) dibandingkan dengan RAK alergi (23,8 %). Berdasarkan hasil kuisioner, didapatkan pula bagian atau unit pekerjaan yang mengalami RAK dan tidak mengalami RAK yang bisa dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Bagian/Unit Kerja Terhadap Kejadian Rinitis Akibat Kerja di PT.Dunia Kimia Indralaya Tahun 2014 Kejadian Rinitis Akibat Kerja Bagian/Unit Kerja RAK Tidak RAK n (%) n (%) Produksi Asam sulfat 12 57,1 9 42,9 Produksi Aluminium sulfat 30 88,2 4 11,8 Kantor Jumlah 42 61, ,2 Adapun pekerja yang paling banyak menderita RAK, yaitu pada pekerja yang bekerja dibagian produksi Aluminium sulfat yaitu sejumlah 30 pekerja (88,2%) mengalami rinitis akibat kerja dari 34 total pekerja. Dan pada bagian kantor merupakan bagian yang sama sekali tidak mengalami RAK, namun dalam data rekam medis pekerja di bagian kantor juga sering mengalami influenza. Distribusi Karakteristik Responden Berikut ini merupakan distribusi karakteristik responden pada penelitian yang dilakukan pada 68 pekerja di PT. Dunia Kimia Utama Tahun 2014 : Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun 2014 Variabel n (%) Umur 40 tahun 26 38,2 <40 tahun 42 61,8
6 Variabel n (%) Jenis Kelamin Perempuan 6 8,8 Laki-laki 62 91,2 Pendidikan Tidak sekolah 3 4,4 Tidak tamat SD 4 5,9 Tamat SD 14 20,6 Tamat SMP 16 23,5 Tamat SMA 20 29,4 Tamat Perguruan Tinggi 11 16,2 Bagian/Unit Kerja Produksi Asam sulfat 34 30,9 Produksi Aluminium sulfat Kantor 13 19,1 Dari tabel diatas dapat diketahui distribusi frekuensi masing-masing variabel. Pertama, mayoritas responden adalah berusia < 40 tahun (61,8 %) dan laki-laki lebih banyak (91,2 %) dari perempuan. Pendidikan terendah dari pekerja adalah tamat SD dengan frekuensi paling kecil (20,6 %) dari tingkat pendidikan lainnya. Dari hasil penelitian diketahui jumlah pekerja terbanyak secara berurutan adalah Bagian produksi Aluminium sulfat (50 %), Asam sulfat (30,9 %) dan kantor pekerjanya (19,1 %). Adapun setiap variabel pada penelitian dilakukan analisis secara univariat. Hasil analisis univariat responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5 Analisis Univariat Responden di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun 2014 Variabel n (%) Masa Kerja 8 tahun 9 86,8 < 8 tahun 59 13,2 Lama Paparan 8 jam/hari 39 57,4 < 8 Jam/hari 29 42,6 Riwayat Penyakit Atopi Ya 12 17,6 Tidak 56 82,4
7 Variabel n (%) Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan Baik 8 32,7 Tidak baik 37 67,3 Kebiasaan Merokok Bukan perokok 42 61,8 Ringan (1-10 batang/hari) 21 30,9 Sedang (11-20 batang/hari) 5 7,4 Berat (>20 batang/hari) 0 0 Status Gizi (IMT) Tidak normal 16 23,5 Normal 52 76,5 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja 8 tahun lebih dominan (86,8%) dibandingkan masa kerja < 8 tahun, mayoritas pekerja dalam paparan debu tawas dan uap asam sulfat selama 8 jam atau lebih, sejumlah 39 orang (57,4%), pekerja yang memiliki riwayat penyakit atopi hanya sebesar 12 orang (17,6%), penyakit asma yang tertinggi diderita oleh pekerja PT. Dunia Kimia Utama, yaitu sebanyak 5 orang (41,7%). Kemudian, sebanyak 37 orang (67,3%) pekerja yang dalam memakai alat pelindung pernapasan (masker) termasuk kedalam kategori tidak baik, adapun mayoritas pekerja bukan perokok (61,8%), serta mayoritas pekerja PT.DKU memiliki status gizi normal (76,5%). Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan dengan tabulasi silang (crosstabs) dari masing-masing variabel independen terhadap kejadian rinitis akibat kerja dengan menggunakan uji chi square, fisher exact, dan kolmogorov smirnov. Analisis bivariat dilakukan untuk mengukur besarnya p-value dan prevalensi rasio. Hal ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara variabel (p-value) dan untuk mengetahui setiap variabel penelitian merupakan faktor protektif, bukan faktor risiko, atau merupakan faktor risiko (prevalensi rasio). Derajat kepercayaan (confidence interval) yang digunakan adalah sebesar 95% atau tingkat kemaknaan (level of significance) sebesar 0,05. Selanjutnya secara keseluruhan hasil analisis bivariat terkait beberapa variabel terhadap kejadian rinitis akibat kerja dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :
8 Tabel 6 Analisis Bivariat antara variabel umur, masa kerja, lama paparan, riwayat penyakit atopi, pemakaian alat pelindung pernapasan, kebiasaan merokok, dan status gizi (IMT) dengan kejadian Rinitis Akibat Kerja (RAK) di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun 2014 Variabel p-value PR (CI 95%) Umur 1,000 0,994 (0,676-1,462) Masa Kerja 0,001 6,254 (0,978-39,999) Lama Paparan 0,0001 2,379 (1,411-4,013) Riwayat Penyakit Atopi 0,022 1,656 (1,238-2,214) Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan 0,738 0,92 (0,661-1,285) Kebiasaan Merokok 0,654 - Status Gizi (IMT) 1,000 0,985 (0,637-1,523) Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat bahwa secara statistik (lihat p-value), variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian RAK, yaitu variabel masa kerja (p-value=0,001), lama paparan (p-value=0,0001), dan riwayat penyakit atopi (p-value=0,022). Selanjutnya, jika dilihat secara epidemiologi (lihat PR) bahwa variabel yang merupakan faktor risiko terhadap kejadian rinitis akibat kerja ialah variabel masa kerja (PR=6,25) (CI 95%:0,978-39,9), lama paparan (PR=2,37) (CI 95%:1,411-4,013), dan riwayat penyakit atopi (PR=1,65) (CI 95%:1,238-2,214). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel lama paparan (p-value=0,0001) ialah variabel yang paling bermakna secara statitik, dalam penelitian ini lama paparan jam/hari. Sedangkan, variabel masa kerja merupakan variabel yang paling bermakna secara epidemiologi (PR=6,254), artinya sebesar 6 kali pekerja yang memiliki masa kerja 8 tahun lebih cenderung untuk terkena penyakit RAK. Seperti yang diketahui, jika p-value<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel masa kerja, lama paparan, dan riwayat penyakit atopi merupakan kelompok variabel yang berhubungan dengan kejadian Rinitis Akibat Kerja di PT. Dunia Kimia Utama Indralaya Tahun Begitupun dengan prevalensi rasio pada variabel yang berhubungan, menunjukkan PR>1, yang artinya bahwa memang benar variabel masa kerja, lama paparan, dan riwayat penyakit atopi menjadi faktor risiko atau faktor yang mempengaruhi terjadinya kejadian Rinitis Akibat Kerja (RAK). 8
9 PEMBAHASAN Umur Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Darsika.et.al. 6 bahwa terdapat kecenderungan peningkatan risiko RAK pada usia <40 tahun dibandingkan dengan usia lebih dari atau sama dengan 40 tahun, walaupun secara statistik tidak berhubungan. Dilihat dari distribusi umur, rinitis terbanyak pada usia produktif. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada usia tersebut lebih banyak berada di lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang mudah terpapar aeroalergen seperti lingkungan pekerjaan, area sekolah, ataupun tempat belajar berdebu dengan ventilasi ruangan yang kurang baik. Masa Kerja Rinitis berhubungan dengan Transport Mukosiliar Hidung (TMSH). Waktu TMSH dipengaruhi oleh lama masa kerja, semakin lama masa kerja karyawan tersebut maka semakin tinggi waktu transport mukosiliar hidung (Soemadadi.et.al. 15 ). Kesamaan hasil penelitian dari Darsika.et.al. 6 menjelaskan bahwa masa kerja lebih dari atau sama dengan delapan tahun, berisiko untuk timbulnya RAK. Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Quadarusman.et.al. 16 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan kejadian RAK. Lama Paparan Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Manuputty.et.al. 17 bahwa lamanya pajanan debu akan berdampak meningkatknya jumlah pekerja yang positif menderita RAK. Rinitis dapat disebabkan atau diperburuk oleh paparan di area kerja. Rinitis sering dianggap remeh dan diabaikan (DeBernardo. 10 ). Riwayat Penyakit Atopi Pekerja yang memiliki riwayat penyakit atopi mengalami RAK lebih tinggi dibandingkan pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit atopi. Sejalan dengan hasil penelitian Quadarusman.et.al. 16 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara riwayat atopi dengan kejadian Rinitis Akibat Kerja (RAK).Hasil penelitian berbeda dikemukakan oleh Darsika.et.al. 6 mengemukakan bahwa antara riwayat penyakit atopi tidak terdapat hubungan dengan kejadian RAK. Penelitian Fahrudin. 18 dan Wallace.et.al. 19 didapatkan hasil bahwa faktor risiko penyakit atopi pada pekerja berhubungan dengan kejadian RAK. Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan Sejalan dengan penelitian Quadarusman.et.al. 16 bahwa penggunaan masker belum dapat dibuktikan. Penelitian Manuputty.et.al. 17 juga menjelaskan bahwa hubungan antara penggunaan masker belum dapat dibuktikan dengan penurunan kualitas hidup pada
10 kejadian RAK. Namun berbeda dengan hasil penelitian Fahrudin. 18 dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian alat pelindung diri (masker) yang kurang baik dengan kejadian RAK. Kebiasaan Merokok Merokok pada dasarnya berkaitan dengan mekanisme penurunan aktivitas dari mukosiliar. Berbagai zat-zat kimia yang ada dalam rokok akan mempercepat reaksi alergen dalam tubuh (Manuputty.et.al. 17 dan Darsika.et.al. 16 ). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pekerja dengan kebiasaan merokok sedang lebih tinggi untuk mengalami RAK (76,2%). Namun, dilain sisi bahwa kebiasaan merokok belum bisa dipastikan untuk menjadi faktor risiko dari kejadian RAK. Penelitian Menuputty.et.al. 17 menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian RAK. Tetapi baik merokok dan RAK dapat menyebabkan perpanjangan waktu transpor mukosiliar. Begitu juga, dengan hasil penelitian Darsika.et.al. 16 tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara faktor risiko kebiasaan merokok dengan kejadian RAK. Status Gizi (IMT) Status gizi dihitung terhadap berat badan responden dan juga tinggi badan, sehingga kemudian diperoleh Indeks Masa Tubuh (IMT). Kualitas dan kuantitas zat gizi yang masuk ke dalam tubuh responden, sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh responden, dimana hal ini nantinya akan berkaitan dengan mudah atau tidaknya berbagai paparan/alergen yang ada di lingkungan kerja dapat membuat pekerja mengalami RAK. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Khumaidah. 20 bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan timbulnya masalah pernapasan pada pekerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rinitis akibat kerja (RAK) di PT. Dunia Kimia Utama Tahun 2014 diketahui bahwa dari tujuh variabel yang diteliti, terdapat tiga variabel yang berhubungan dengan kejadian RAK, yaitu variabel masa kerja dengan nilai p-value=0,001 dan PR=6,25 (CI 95%:0,978-39,9), lama paparan dengan nilai p-value=0,0001 dan PR=2,37 (CI 95%:1,411-4,013), serta riwayat penyakit atopi dengan p-value=0,022 PR=1,656 (CI 95%:1,238-2,214). Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan kesehatan berkala, sebaiknya dilakukan pula pemerikasaan secara laboratorium. 2. Melakukan perawatan dust collector secara rutin berkelanjutan di area produksi Aluminium sulfat.
11 3. Penggantian alat pelindung pernapasan (masker) diganti satu bulan sekali terutama pada bagian pekerja yang berisiko tinggi untuk terkena rinitis. 4. Menggunakan alat pelindung pernapasan (makser) sesuai dengan paparan area tempat kerja (sesuai standar). Misalnya, untuk paparan debu sebaiknya menggunakan masker jenis pemurni udara, dan untuk paparan Asam sulfat menggunakan masker jenis separuh muka. 5. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur seberapa besar debu Aluminium sulfat yang ada di perusahaan mempengaruhi penyakit Rinitis Akibat Kerja (RAK) pada pekerja, dan menentuan diagnosa RAK melalui pemeriksaan laboratorium. DAFTAR PUSTAKA 1. Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Andi;Yogjakarta : PT. Dunia Kimia Utama. Profil Perusahaan PT. Dunia Kimia Utama Kec. Indralaya Utara ; Ogan Ilir, Sumatera Selatan : Keith.et.al. Priority Data Needs For Aluminum. U.S. Department Of Health And Human Services Public Health Services Agency For Toxic Substances And Disease Registry. Dari :.. [16 April 2014] : Keputusan Menteri Perindustrian nomor 148/M/SK/4/ PT. Dunia Kimia Utama. Laporan kesehatan pekerja (rekam medis) produksi Alumunium sulfat PT. Dunia Kimia Utama Indralaya ; Ogan Ilir SUMSEL : Darsika, Diah Yamini.et.al. Faktor-faktor risiko Rinitis Akibat Kerja Oleh Pajanan Polusi Udara Pada Polisi Lalu Lintas. Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Sanglah Denpasar Bali Indonesia.Dari : perhati.org/.../faktor-polusi-dr.diahedited-dr.-dini.d..[20 April 2014] : Scadding.et.al. BSACI Guidelines for The Management of Allergic and Non allergic Rhinitis. Cambridge University. 8. Moscato.et.al. European Academy of Allergy and Clinical Immunology (EACCI) Position Paper on Occupational Rhinitis. BioMed Central.Ltd. Dari : [26 Maret 2014] : Bousquet, J. et.al. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) 2008 update (In collaboration with the World Health Organization, Galen and Allergen). University Hospital and INSERM, France, [on line], 63 (Suppl. 86): Dari : [19 Maret 2014] : 2008.
12 10. DeBernardo, Robert. Occupational Rhinitis. University of Connecticut Health Center, Division of Occupational & Environmental Medicine. Dari : [20 April 2014] : Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta;Jakarta : Elfindri, et.al. Metodologi Penelitian Kesehatan. Baduose Media Jakarta;Jakarta : Hastono, Sutanto Priyo. Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Depok: Utama, Denny Satria. Hubungan Antara Jenis Aeroalergen dengan Manifestasi Klinis Rinitis Alergika, [Tesis]. Program Magister Ilmu Biomedik Pasca Sarjana dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT, Bedah Kepala dan Leher Universitas Diponegoro;Semarang.Dari : eprints.undip.ac.id/24040/1/denny_satria_utama. [15 April 2014]: Soemadadi, Rochmat., Samihardja, Yuslam., Haryati, Riece. Hubungan Paparan Debu Kayu dengan Waktu Transport Mukosiliar Hidung (TMSH) pada Karyawan Perusahaan Mebel CV.Citra Jepara Furniture, Semarang. Dari : [4 Juli 2014], 2009 ; vol 1, No Quadarusman, Emanuel.et.al. Risiko Terjadinya Rinitis Akibat Kerja Pada Pekerja yang Terpajan Debu Terigu., [online]. Ilmu Kesehatan Telinga Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin:Makasar. Dari :. [17 April 2014], 2011; vol.41, No Manuputty.et.al. Hubungan Pajanan Debu Terigu Terhadap Kualitas Hidup Penderita Rinitis Akibat Kerja Studi Pada Pekerja Yang Terpajan Debu Terigu Di PT. X, [Tesis]. Dari : pasca.unhas.ac.id/.../85d37e22d62007eebd92e01c204.[26 April 2014] : Fahrudin, Ibnu. Rinitis Akibat Kerja dan Faktor-faktor yang Berhubungan Studi Pada Pekerja yang terpajan Debu Tepung Gandum di Bagian Pengepakan PT X Tahun Universitas Airlangga : Walllace, et.al. The diagnosis and management of rhinitis: An updated practice parameter. J.Allergy clin immunol : Khumaidah.Analisis faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada pekerja Mebel PT. Kota Jati Furnindo desa Suwawal Kec.Milonggo Kabupaten Jepara. [Tesis].Program Pascasarjana Universitas Semarang [online]. Dari : http//eprints.undip.ac.id [8 Juli 2014] : 2009.
BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan pesat di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam perkembangan industrialisasi dan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
FAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG
HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNAAN MASKER DENGAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA MEBEL DI KELURAHAN HARAPAN JAYA, BANDAR LAMPUNG Zamahsyari Sahli 1) Raisa Lia Pratiwi 1) 1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang)
FAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang) Andhita Restu Damayanti 1, Willy Yusmawan 2, Zulfikar Naftali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batu kapur merupakan kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan material dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara sering terjadi karena eksploitasi sumber daya alam, baik secara tradisional maupun modern. Penggalian atau penambangan berupa pasir, batu,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, PENGETAHUAN PENGGUNAAN APD, DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN PENURUNAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI DESA LEILEM KECAMATAN SONDER KABUPATEN MINAHASA Jennifer
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang berjumlah 96 pasien sesuai
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta pada bulan Agustus Desember 2016. Peserta penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00-
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di peternakan ayam CV. Malu o Jaya Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa dan peternakan ayam Risky Layer Desa Bulango
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN DEBU KAYU DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA KAYU DI KECAMATAN KELAPA LIMA TAHUN 2015 ABSTRAK Reza Eka Putra, Dwita Anastasia Deo, Dyah Gita Rambu Kareri Bekerja di industry
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM. Putri Rahayu H. Umar. Nim ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PETERNAK AYAM (Studi Pada Peternakan Ayam CV. Malu o Jaya dan Peternakan Ayam Risky Layer Kabupaten Bone Bolango) Putri Rahayu H. Umar Nim. 811409003 ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016 Berta Afriani STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua negara di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa derajat penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA SISWA/I SMPN 1 MEDAN. Oleh: JUNIUS F.A. SIMARMATA
HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA SISWA/I SMPN 1 MEDAN Oleh: JUNIUS F.A. SIMARMATA 120100267 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN 2015 ii ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
31 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan leher 4.2. Rancangan Penelitian Desain penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciRelationship between the Degree of Severity Atopic Dermatitis with Quality of Life Patiens in Abdul Moeloek Hospital Lampung
Relationship between the Degree of Severity Atopic Dermatitis with Quality of Life Patiens in Abdul Moeloek Hospital Lampung Archietobias MA, Sibero HT, Carolia N Medical Faculty of Lampung University
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING DI PT. BINTANG MAKMUR SENTOSA TEKSTIL INDUSTRI SRAGEN Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prevalensi asma semakin meningkat dalam 30 tahun terakhir ini terutama di negara maju. Sebagai contoh di Singapura 11,9% (2001), Taiwan 11,9% (2007), Jepang 13% (2005)
Lebih terperinciPREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN
PREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2007-2009 Oleh: ILAVARASE NADRAJA NIM: 070100313 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan suatu penyakit kronik yang mengenai jalan napas pada paru-paru. Penyakit ini paling sering diderita oleh anak. Asma memiliki gejala berupa batuk kronik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu melakukan pengukuran terhadap nilai kapasitas vital
Lebih terperinciKata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :
Lebih terperinciKata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru
HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PENAMBANG EMAS WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT TATELU KECAMATAN DIMEMBE Griffit J. Budiak*, A. J. M. Rattu*, Paul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rinitis Alergi (RA) merupakan salah satu penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada penderita yang sebelumnya sudah tersensitisasi alergen yang sama
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN GEJALA ISPA DI PABRIK ASAM FOSFAT DEPT. PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PERILAKU PEKERJA DENGAN GEJALA ISPA DI PABRIK ASAM FOSFAT DEPT. PRODUKSI III PT. PETROKIMIA GRESIK Rizka Hikmawati Noer, Tri Martiana Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mekanisme alergi tersebut akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit alergi merupakan masalah kesehatan serius pada anak. 1 Alergi adalah reaksi hipersentisitivitas yang diperantarai oleh mekanisme imunologi. 2 Mekanisme alergi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. obeservasional analitik dengan pendekatan cross sectional. ( ) ( ) ( )
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan desain penelitian obeservasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Populasi dan Sampel
Lebih terperinciRisiko terjadinya rinitis akibat kerja pada pekerja yang terpajan debu terigu
Laporan Penelitian Risiko terjadinya rinitis akibat kerja pada pekerja yang terpajan debu terigu Emanuel Quadarusman, Sutji Pratiwi Rahardjo, Abdul Qadar Punagi, Riskiana Djamin Departemen Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang disebabkan mediasi oleh reaksi hipersensitifitas atau alergi tipe 1. Rhinitis alergi dapat terjadi
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KEPADATAN HUNIAN DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBEKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANIKI BAWAH Indri Surentu*, Wulan P. J. Kaunang*, Woodford B. S. Joseph* * Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Asma Dari waktu ke waktu, definisi asma mengalami perubahan beberapa kali karena perkembangan dari ilmu pengetahuan beserta pemahaman mengenai patologi, patofisiologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di. RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2011 sampai Desember 2011 di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. B. Rancangan Penelitian Penelitian
Lebih terperinciPutri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University
Correlation Between Working Period and Working Position with the Incidence of Low Back Pain (LBP) in Cleaning Workers of Onion Shell at Unit Dagang Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Putri AS, Saftarina
Lebih terperinciVol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :
Vol. Nomor Januari Jurnal Medika Respati ISSN : 97-7 HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA ANAK USIA 6 TAHUN DI PUSKESMAS RAWAT INAP WAIRASA SUMBA TENGAH
Lebih terperinciRINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER Elia Reinhard
RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 1 Elia Reinhard 2 O. I. Palandeng 3 O. C. P. Pelealu Kandidat skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI
FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KONTAK SERUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Tiara Purba*, Sekplin A. S. Sekeon*, Nova H. Kapantow*
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada. sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rinitis alergi merupakan penyakit peradangan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh reaksi alergi pada anak yang memiliki atopi yang sebelumnya telah terpapar
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013
ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita
Lebih terperinciHUBUNGANN KAPASITAS PARU TERHADAP FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN PADA PEKERJA UNIT WEAVING BAGIAN LOOM 1 DAN LOOM 3 PERUSAHAAN TEKSTIL X TAHUN 2016
HUBUNGANN KAPASITAS PARU TERHADAP FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN PADA PEKERJA UNIT WEAVING BAGIAN LOOM 1 DAN LOOM 3 PERUSAHAAN TEKSTIL X TAHUN 2016 Ni matun Faizah Laksana, Siswi Jayanti, Bina Kurniawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rinitis alergi adalah salah satu penyakit manifestasi reaksi hipersensitifitas tipe I yang diperantarai oleh immunoglobulin E dengan mukosa hidung sebagai organ sasaran
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Hubungan Antara Lama Paparan dengan Kapasitas Paru Tenaga Kerja Industri Mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung Donald J.W.M Kumendong*, Joy A.M Rattu*, Paul A.T Kawatu* * Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciKHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S
HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PEKERJA INDUSTRI BATIK TRADISIONAL DI KECAMATAN BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : 08.0285.S
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciCorrelation between Wheat Flour Dust Exposures and the Quality of life for Patients with Occupational Rhinitis
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 18 (1) : 051-062 (2010) Hubungan pajanan debu terigu terhadap kualitas hidup penderita Rinitis akibat kerja Correlation between Wheat Flour Dust Exposures and the Quality of life
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN CEMENT MILL PT.SEMEN BOSOWA MAROS
HUBUNGAN KADAR DEBU DENGAN KAPASITAS PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN CEMENT MILL PT.SEMEN BOSOWA MAROS Relation Between Dust-Content and Lungs Capacity of Labors at Cement Mill PT. Semen Bosowa Maros
Lebih terperinci* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Hubungan Lama Paparan Debu Kayu Dan Kebiasaan Merokok Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Mebel di CV. Mariska Dan CV. Mercusuar Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa Fernando Rantung
Lebih terperinciABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan
ABSTRAK Sidik Abdul Azis, R0211046, 2015. Hubungan Pengetahuan Penggunaan APD Masker dengan Kedisiplinan Penggunaannya pada Pekerja Bagian Sewing Garmen di PT. Dan Liris, Sukoharjo, Diploma 4 Keselamatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI DESA TALANG AUR KECAMATAN INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR
JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 01 Maret 2012 Artikel Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA PENGRAJIN SONGKET DI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS KUALITAS UDARA : Suhu Kelembaban Kecepatan Gerak Udara Kadar debu Jumlah Kuman VARIABEL TERIKAT Sick Building Syndrome VARIABEL PENGGANGGU
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Kadar debu kayu industri mebel, keluhan kesehatan pekerja, Kepustakaan : 9 ( )
DAMPAK PAPARAN DEBU KAYU TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PEKERJA MEBEL SEKTOR INFORMAL DI SINDANG GALIH KELURAHAN KAHURIPAN KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 Satria Dimas Aji 1) Sri Maywati dan Yuldan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit. simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Definisi klinis rinitis alergi adalah penyakit simptomatik pada hidung yang dicetuskan oleh reaksi inflamasi yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE)
Lebih terperinciFaktor-faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Asma Pada Anak Usia 1-5 Tahun di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Faktor-faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Pada Anak Usia 1-5 Tahun di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Ulfah Kuraesin ¹ Nur Lina dan Siti Novianti ² Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Putu Rivan Gregourian Budiarta 1), Chreisye K. F. Mandagi 1),
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Glaudia P. Gerungan*, Nancy S.H. Malonda*, Dina V. Rombot* *Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negara dengan pendapatan tinggi sampai rendah. 1 Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok
Lebih terperinciHUBUNGAN DERMATITIS KONTAK IRITAN DENGAN RIWAYAT ATOPI DAN MASA KERJA PADA PEKERJA SALON DI WILAYAH KECAMATAN JEBRES SKRIPSI
HUBUNGAN DERMATITIS KONTAK IRITAN DENGAN RIWAYAT ATOPI DAN MASA KERJA PADA PEKERJA SALON DI WILAYAH KECAMATAN JEBRES SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mempe roleh Gelar Sarjana Kedokteran HERA AMALIA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA UMUR, MEROKOK, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGRAJIN BATU AKIK DARI BEBERAPA TEMPAT DI KOTA MANADO Reydel N. Gaspersz*, Paul. A. T. Kawatu*, A. J. M. Rattu* * Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU DI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI PT. ARUMBAI KASEMBADAN, BANYUMAS
HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAYU DI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA DI PT. ARUMBAI KASEMBADAN, BANYUMAS Rr. Sarah Fadhillah Nafisa, Tri Joko, Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengganggu aktivitas sosial (Bousquet, et.al, 2008). Sebagian besar penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat serta dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya, berkurangnya
Lebih terperinciFaktor Risiko Rinitis Alergi Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik THT- KL Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh Tahun 2011
Faktor Risiko Rinitis Alergi Pada Pasien Rawat Jalan Di Poliklinik THT- KL Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh Tahun 2011 Nurjannah Abstrak. Prevalensi penyakit alergi dilaporkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah. mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan pada mukosa hidung
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama
Lebih terperinciMoch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak, urologi, dan sitogenetika dalam ilmu kedokteran. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN
ABSTRAK GAMBARAN ALERGEN PASIEN RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2013 Rinitis alergi bukan merupakan penyakit fatal yang mengancam nyawa, namun dapat menyebabkan penurunan
Lebih terperinciABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc
ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDUDUK TERHADAP TINGGINYA PREVALENSI PENYAKIT MALARIA DI DESA MESA KECAMATAN TNS (TEO NILA SERUA) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2010 Helendra Taribuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah mengetahui mengenai dermatitis. Beberapa penelitian tentang dermatitis telah dilakukan sehingga meningkatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN Militia K. Wala*, Angela F. C. Kalesaran*, Nova H. Kapantow* *Fakultas
Lebih terperinciARTIKEL ASLI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PABRIK ROTI
ARTIKEL ASLI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PABRIK ROTI Setiawathi NP, Sudipta M, Sagung Puteri AA, Sari Wulan DS Bagian/SMF Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya adalah bersin, hidung beringus (rhinorrhea), dan hidung tersumbat. 1 Dapat juga disertai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hiperemia konjungtiva dan keluarnya discharge okular (Ilyas, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konjungtivitis adalah inflamasi pada konjungtiva yang ditandai dengan hiperemia konjungtiva dan keluarnya discharge okular (Ilyas, 2013). Penyakit ini dapat dialami
Lebih terperinciThe Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013
Artikel Article : Hubungan Antara Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2013 : The Relation Between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit alergi sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I klasik dapat terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit alergi sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I klasik dapat terjadi pada individu dengan kecenderungan alergi setelah adanya paparan ulang antigen atau alergen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten,
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Asma adalah suatu penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible, bahwa trakea dan bronki berespons dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciRizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN MASKER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PENGAMPLASAN KAYU DI DESA RENGGING PECANGAAN JEPARA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN MASKER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PENGAMPLASAN KAYU DI DESA RENGGING PECANGAAN JEPARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA KEMBANG SARI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Heidy Manggopa*, Paul A.T.
Lebih terperinci