BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan seperti mall dan supermarket, hingga penambahan dan perbaikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan seperti mall dan supermarket, hingga penambahan dan perbaikan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota multi predikat yaitu kota pelajar, budaya dan kota tujuan wisata kini telah mengalami banyak perubahan yang signifikan. Sebut saja optimalisasi di bidang kepariwisataan, salah satunya dengan membangun wahana wisata kreatif untuk anak seperti Taman Pintar. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan seperti mall dan supermarket, hingga penambahan dan perbaikan berbagai infrastruktur yang mengindikasikan pertumbuhan kota yang dinamis sebagai bagian dari modernisasi Yogyakarta. Namun pembangunan berskala massal ini banyak menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Berbagai pendapat atau opini juga muncul menanggapi proses pembangunan ini. Istilah opini publik dapat dipergunakan untuk menandakan setiap pengumpulan pendapat yang dikemukakan individu-individu. Opini publik berasal dari bahasa Inggris Public Opinion. Menurut Soenarjo, dalam bukunya Opini Publik, opini publik dalam bahasa indonesia sering diterjemahkan dengan pendapat umum, dengan demikian public diterjemahkan dengan umum sedangkan opinion dialihbahasakan dengan pendapat. Dalam ilmu komunikasi terdapat istilah lain, yaitu Public Relations yang umumnya diterjemahkan dengan Hubungan Masyarakat. Dalam hal ini public diterjemahkan dengan masyarakat, sedangkan relations (sebenarnya kata jamak) diterjemakan dengan hubungan (1984:22). Padanan kata society dari bahasa Inggris adalah masyarakat. Pengertian publik pada Public Relations opinion dan Public Relations dalam bahasa Inggris

2 2 memiliki arti yang sama, sedangkan dalam bahasa Indonesia pengertian umum dan masyarakat itu berbeda. Kendati demikian, pada kenyataannya terjemahan public opinion menjadi pendapat umum dan Public Relations menjadi hubungan masyarakat, telah diterima secara luas. Menurut Sastropoetro dalam Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial, pendapat adalah suatu hasil interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan (1990:1). Dalam kaitannya dengan proses komunikasi terdapat efek, dan salah satu jenisnya adalah pendapat. Sastropoetro mengemukakan efek komunikasi adalah segala perubahan yang terjadi di pihak komunikan sebagai akibat diterimanya suatu pesan oleh komunikan. Perubahan yang dimaksud antara lain; perubahan pandangan, perubahan sikap, perubahan pendapat, perubahan tingkah laku dan perubahan lain-lain yang terjadi pada komunikan atau manusia penerima pesan. Pembahasan mengenai opini publik pasti tidak bisa lepas dari isu. Isu menurut definisi dari Coombs dalam bukunya Ongoing Crisis Communication (2007:23) merupakan salah satu jenis dari masalah yang dapat mempengaruhi organisasi. Hal ini disebabkan oleh dampak negatif yang diterima oleh organisasi. Isu-isu yang berkembang di sekitar organisasi disebabkan oleh perubahan yang terjadi di dalam eksternal dan internal organisasi. Perubahan eksternal misalnya terkait dengan pemerintah (perubahan politik dan ekonomi). Sedangkan, aspek internal misalnya perubahan kebijakan manajemen yang berpengaruh terhadap karyawan. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan perbedaan persepsi dan

3 3 harapan antara organisasi dan stakeholders. Coombs dalam Ongoing Crisis Communication (2007:42) selanjutnya menjelaskan bahwa perbedaan persepsi dan harapan yang dibiarkan berpotensi menimbulkan perlawanan stakeholders, salah satunya dengan menyebarkan publikasi negatif tentang organisasi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa isu mempunyai daya legitimasi ketika isu tersebut menyita perhatian publik. Menurut Sastropoetro dalam Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial (1990:49) istilah opini publik sering digunakan untuk menunjuk kepada pendapat-pendapat kolektif dari sejumlah orang. Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, melalui desas-desus, melalui surat kabar, radio, televisi dan film. Alat-alat penghubung ini memungkinkan publik mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar jumlahnya. Publik dapat dimaknai sebagai sejumlah orang yang mempunyai minat, kepentingan, atau kegemaran yang sama. Opini publik, menurut William Albiq dalam Sastropoetro (1990:52) adalah suatu jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik. Menurut Astrid (1989:17) dalam Komunikasi dalam Teori dan praktek beberapa pengertian mengenai opini publik yaitu sifat umum yang diselidiki ilmu komunikasi merupakan bentuk kelompok (sosial) yang kolektif dan tidak permanen. Menurut Leonard W. Doob dalam Sastropoetro (1990:71), opini

4 4 publik mempunyai hubungan yang erat dengan sikap manusia, yaitu sikap pribadi atau sikap kelompok. Doob selanjutnya mengatakan bahwa opini publik adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompok, maka sebagian sikapnya ditentukan pengalaman dari dan dalam kelompoknya. Dalam buku Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial (Sastropoetro, 1990:41) dibahas persamaan opini antara William McDougall dengan Otto Friedman yang berpendapat antara opini publik serta sikap pribadi manusia ada hubungan yang erat; pengalaman pribadi menentukan sikap serta tergantung pada pengalaman masyarakatnya sendiri tentang apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Dalam rangka ini orang menentukan sikapnya serta membentuk opininya bila menghadapi suatu persoalan, sehingga sikap membentuk opini publik. Persamaan opini harus dinyatakan untuk dapat di nilai sebagai opini publik. Doob menyebutnya sebagai opini yang telah dinyatakan: actual (public) opinion. Suatu opini harus dinyatakan sebelum dapat dinilai, karena sesuatu yang belum dinyatakan dan belum disampaikan, belum mengalami proses komunikasi dan dengan demikian masih merupakan suatu proses dalam diri manusia yang bersangkutan. Irish dan Protho dalam Olii (2007:23) menyatakan bahwa pernyataan yang mengalami proses komunikasi disebut Opinion, sedangkan bila perasaan atau pemikiran belum dinyatakan, maka ia masih merupakan attitude/sikap. Sebelumnya, peneliti menemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan opini publik seperti yang dilakukan mahasiswi Universitas Atma Jaya

5 5 Yogyakarta, Lidwina Chometa Halley Eprillianty (2004) yang mengkaji framing atau pembingkaian opini narasumber sebagai bentuk representasi opini masyarakat tentang polemik jabatan gubernur DIY dalam berita-berita headline koran lokal DIY yaitu SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Bernas Jogja. Dalam penelitian tersebut, peneliti yang bersangkutan berupaya untuk menemukan frame seperti apa yang dipakai oleh media lokal terhadap opini yang disampaikan masyarakat sebagai narasumber dalam pemberitaan polemik jabatan gubernur DIY. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Santi Kumala Sari, mahasiswi Universitas Kristen Petra, melihat opini publik Semarang terhadap tayangan Dinamika Semarang di TV Borobudur. Penelitian dengan metode penelitian survei ini pada akhirnya mendapatkan hasil penelitian bahwa publik Semarang beropini positif terhadap tayangan Dinamika Semarang yang pada mulanya kontroversial. Kenyataan lain ialah media tak hanya membantu masyarakat mendapatkan informasi tetapi sekaligus mempengaruhi dalam pembentukan opini, serta kontroversi atas isu menjadi tahapan pembentukan opini publik yang paling mendasar (Haryatmoko, 2007:146). Satropoetro (1990:121) mengemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan suatu penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat perlu diperhatikan, dalam konteks penelitian ini; opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau bahkan bisa juga menghancurkan suatu lembaga. Seperti contoh, Lembaga KAPPI, KAMI, KASI yang dalam masa

6 6 perjuangan memenangkan Orde Baru dan menumbangkan Orde Lama pada sekitar tahun aktif berjuang. Setelah Orde Baru terbentuk dan PKI dilarang, lambat laun tidak ada fungsinya lagi, sehingga masyarakat pun tidak mengganggap perlu kehadirannya untuk diteruskan. Pendapat publik tidak acuh lagi sehingga lembaga-lembaga itu akhirnya lenyap dan secara resmi dibubarkan. Lembaga-lembaga pendidikan yang ternyata tidak berprestasi juga menjadi lenyap karena masyarakat tidak mendukungnya dalam arti tidak ada orang yang berminat untuk menjadi siswanya. Peneliti menemukan beberapa kasus proyek yang keberadaanya ditolak oleh masyarakat atau komunitas sekitarnya, seperti pada kasus Bentrok Warga Dengan Aparat Menolak Proyek PLTU Batang pada bulan Juli 2013 yang lalu. Warga sekitar proyek menganggap pihak perusahaan PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) melakukan aktivitas pengeboran dalam rangka pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tidak memiliki ijin. Aksi penolakan warga akhirnya berujung pada tindak kekerasan yang terjadi antara warga sekitar proyek dengan aparat keamanan yang menjaga proyek pembangunan PT BPI tersebut. ( Peneliti juga menemukan berita yang serupa, mengenai warga yang menolak sebuah proyek, seperti dikutip dari halaman Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Selama ini di Jawa Tengah terdapat 23 kasus penolakan masyarakat terkait dengan proyek penambangan yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota yang ditangani oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Direktur LBH, Andiyono menyatakan bahwa banyaknya kasus yang terjadi akibat

7 7 sering terjadi pengabaian akan hak-hak warga yang menemukan sejumlah kerusakan seperti lahan pertanian dan meluasnya abrasi, sehingga berdampak pada perolehan hasil kelautan dan atau pertanian menjadi jauh berkurang ( Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sekitar organisasi atau komunitas organisasi memiliki kekuatan yang dapat berpengaruh pada kelangsungan hidup organisasi. Dari contoh di atas dapat dipahami bahwa akar dari opini adalah persepsi. Persepsi sendiri tercipta dari beberapa hal, yaitu latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai nilai yang dianut dan berita berita yang berkembang (Kasali, 2003:23). Berawal dari sebuah isu, masyarakat atau komunitas dapat menggunakan kekuatan/powernya untuk menghentikan aktivitas perusahaan. Kenyataan ini menjelaskan bahwa organisasi tidak bisa begitu saja melupakan peran komunitas. Opini positif dapat membentuk citra yang positif bagi organisasi. Sebaliknya, opini negatif yang terbentuk dapat membahayakan suatu organisasi, karena opini tersebut dapat membentuk opini publik di masyarakat. Opini yang terbentuk belum tentu benar adanya karena seringkali apa yang dilihat dan dirasakan berbeda dengan kebenaran yang sesungguhnya. Opini publik terbentuk apabila terdapat kelompok potensial atau umum yang tiap individunya memiliki opini yang sama terhadap sesuatu. Pengertian ini bukan berarti hanya menitikberatkan pada opini publik yang terjadi pada kelompok potensial saja.

8 8 Artinya kelompok potensial memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik, namun opini dari perorangan atau kelompok yang tidak kuat juga dapat membentuk opini publik apabila terus menerus membesar. Dalam Cutlip, Center dan Broom dinyatakan gagasan umum tentang opini publik adalah sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama. Tetapi pernyataan mengenai kesepakatan individual untuk mendefinisikan opini publik ini melupakan bahwa opini ini bersifat publik. Pemikiran setiap individu bisa jadi mewakili atau bisa jadi tidak mewakili pemikiran bersama. Sebab, pemikiran bersama lebih merepresentasikan jenis opini yang membentuk atau dibentuk oleh diskusi publik di kalangan pihak-pihak yang berbagi sense of commeness.jadi, opini publik lebih dari sekedar kumpulan pandangan yang dianut oleh kategori kelompok individu pada satu waktu. Opini publik tidak bisa hanya didefinisikan sebagai sebuah keadaan kesadaran individu. Sebaliknya, opini publik merefleksikan proses di mana ide-ide diekspresikan, disesuaikan, dan dikompromikan dalam rangka menuju determinasi kolektif dari suatu arah tindakan (Price&Roberts dalam Cutlip Center & Broom, 2006:239). Opini publik dijumpai di antara publik, atau kelompok orang yang berkomunikasi yang memiliki kepentingan yang sama. Mereka secara kolektif menganut pandangan tentang suatu isu, mengapa isu itu menjadi perhatian, dan apa yang harus dilakukan dalam situasi itu. Proses ini berlangsung terus-menerus. Pembahasan masalah opini publik juga merupakan hal yang sangat mendasar bagi pekerjaan seorang praktisi Public Relations. Bahkan hubungan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi manapun didunia ini tidak lepas

9 9 dari munculnya opini di dalam masyarakat. Mengapa objek ini menjadi sangat penting, tentu karena sifat komunikasi yang dilakukan menyangkut manusia di dalam kedudukkannya, baik sebagai individu, maupun sebagai bagian dari masyarakat secara luas. Public Relations menjalin dan mempertahankan hubungan antara organisasi dan publiknya dengan memfasilitasi komunikasi dua arah, tetapi tidak hanya dengan komunikasi dua arah saja. Akan tetapi, komunikasi tersebut mungkin tidak begitu berdampak pada sejauh mana pihak akan setuju atau tidak setuju ketimbang pada akurasi dari persepsi terhadap pandangan orang lain. Menurut Lippmann dalam Opini Umum (1998), persepsi kita akan mencakup estimasi kita tentang apa yang orang lain pikirkan. Persepsi tentang realitas sosial ini akan membentuk publik yang aktif dan mengkondisikan tindakan terhadap pihak lain, baik itu individu lain maupun organisasi lain. Seperti yang sudah peneliti singgung sebelumnya, publik dalam organisasi menurut Dewey (dalam Butterick, 2012:28) dipahami sebagai sekelompok orang yang secara sadar memilih bertindak dan bekerja bersama untuk menghadapi suatu isu dan masalah yang serupa. Iriantara dalam bukunya Community Relations Konsep dan Aplikasinya (2004:8) membagi publik ke dalam dua kategori: internal dan eksternal. Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi, seperti karyawan, manajer, dan investor. Sedangkan publik eksternal yaitu mereka yang berada di luar organisasi, terdiri dari pemasok, komunitas, media, pemerintah, dan pelanggan.

10 10 Salah satu publik yang memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi adalah komunitas. Keberadaan komunitas dikatakan oleh Yudarwati (2004:11) menjadi penting bagi organisasi karena komunitas merupakan kelompok masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah geografis tertentu, yang juga menjadi bagian dari lingkungan tempat organisasi itu berada. Kedekatan geografis di antara keduanya seringkali menimbulkan beberapa permasalahan layaknya hubungan antar tetangga. Permasalahan tersebut dapat berupa gangguan-gangguan seperti polusi udara, polusi suara, pencemaran air, dan kerusakan jalan sebagai akibat proses produksi yang dilakukan organisasi atau perusahaan. Gangguan tersebut tentu meresahkan komunitas karena merekalah yang harus menanggung dampak dari operasional perusahaan/organisasi. Bahwa Public Relations (PR) adalah pihak yang seharusnya berperan dalam menjalin hubungan dengan komunitas organisasi diperkuat oleh beberapa definisi mengenai PR berikut ini. Definisi pertama datang dari Gruning dan Hunt. PR seperti dikatakan Grunig dan Hunt dalam Excellence in Public Relations and Communication Management (1992:4) adalah bagian dari manajemen komunikasi antara organisasi dan publiknya. Kemudian definisi Public Relations menurut Cutlip, Center dan Broom (2006:1) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa PR-lah yang bertugas untuk menjalankan bentuk-bentuk komunikasi dalam rangka menjalin hubungan dengan publiknya. Melalui model-model PR yang ditawarkan Grunig dan Hunt, kita dapat melihat

11 11 praktek-praktek PR dalam organisasi yang meliputi bentuk-bentuk komunikasi, tujuan komunikasi dan riset yang digunakan untuk mengetahui opini publik. Keberadaan sebuah proyek di tengah-tengah masyarakat, seharusnya dapat memberikan lebih banyak sumbangan positif baik dari aspek sosial maupun ekonomi daripada aspek negatif. Seperti dalam buku Studi Kelayakan Proyek (Suratman, 2001:31) dikatakan bahwa ; Setiap proyek harus memiliki manfaat bagi masyarakat luas termasuk pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat sekitar maupun perekonomian negara. Pada aspek sosial ekonomi, proyek yang akan dijalankan harus bisa mendapat dukungan ataupun berkontribusi pada perilaku dan pola kehidupan masyarakat termasuk bermanfaat terhadap perekonomian masyarakat sekitar lokasi bisnis (membantu pertumbuhan ekonomi, dapat menyerap tenaga kerja atau justru malah membebani perekonomian) maupun perekonomian negara secara makro. Tahun 2013 dan 2014 ini berbagai perusahaan berlomba-lomba mendirikan mall, hotel dan apartemen di berbagai daerah di Yogyakarta. Proyek pembangunan Mixed-Used Development adalah yang paling marak di tahun-tahun terakhir ini. Mixed-Used Development merupakan proyek properti yang di dalamnya terdapat beberapa fungsi sekaligus, seperti hunian, komersial dan perkantoran. Proses pembangunan ini tidak berjalan dengan terlalu mulus karena banyak warga Yogyakarta dan masyarakat di sekitar proyek yang kontra dengan pembangunan berskala besar itu bahkan masyarakat luar kota Yogyakarta menyayangkan adanya pembangunan mall masal di Yogyakarta. Kegiatan pembangunan ini dianggap merugikan warga sekitar mall atau apartemen dan

12 12 dianggap mengaburkan citra kota Yogyakarta sebagai kota kuno yang penuh budaya. Dengan adanya pro-kontra pembangunan mall dan apartemen ini, perusahaan juga akan berlomba untuk mendapatkan citra positif baik dari warga sekitar maupun warga Yogyakarta. Begitu juga dengan pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City juga sempat menuai respon negatif dari masyarakat di sekitar proyek. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu pengawas konstruksi di proyek SYLC, masyarakat pernah menunjukkan sikap kontra dengan melempari proyek dengan batu. Kejadian ini berlangsung sekitar satu atau dua minggu, setelah itu sekelompok warga melakukan aksi demo menuntut proyek untuk dihentikan karena limbah proyek dianggap mengganggu dan merusak kolamkolam warga yang berisi ikan yang sedang diternakkan. Mau tidak mau aktivitas pembangunan dihentikan sampai persoalan ini diselesaikan. Memang debu yang ditimbulkan sebagai akibat dari kegiatan produksi, lalu-lalang truk pengangkut bahan pembangunan dan gangguan-gangguan lain yang terjadi sehari-hari tentu kerap menimbulkan ketidaknyamanan pada warga sekitar, mengingat juga banyak warga yang membuka usaha di sekitar proyek. Hal ini harusnya menjadi perhatian perusahaan, mengingat bahaya yang mungkin ditimbulkan akibat proyek tersebut. Organisasi harus mampu mendengar apa yang menjadi suara warga. Tentu saja Proyek Sahid Yogya Lifestyle City (SYLC) tidak dapat berjalan tanpa dukungan dari warga berupa ijin beroperasi. Lebih dari itu, Sahid mempunyai tanggung jawab sosial yang tidak terelakkan sebagai bagian dari komunitas, yaitu turut serta menyejahterakan kehidupan warga dalam komunitasnya. Meskipun demikian

13 13 tentunya terdapat pula warga yang mendukung jalannya proyek SLYC ini, ditunjukkan dengan proses pembangunan yang masih terus berjalan hingga saat ini. Adanya sikap pro dan kontra dari proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City (SYLC), membuat peneliti tertarik untuk mengetahui dan menggali lebih dalam tentang keberadaan proyek pembangunan SYLC dan opini publik terhadap proyek tersebut. Publik yang dimaksud adalah penduduk Padukuhan Tambakbayan. Asumsinya masyarakat yang berdekatan lokasinya dengan proyek SYLC adalah yang paling terkena dampak proyek tersebut. Opini yang diharapkan dapat dilihat berdasarkan indikator yang berupa perception, attitude dan believes. Indikator perception(persepsi) terdiri atas latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, dan nilai yang dianut. Sedangkan indikator attitude (apa yang dirasakan) terdiri atas cognitive, affective, dan behaviour. Sehingga akan membentuk opini masyarakat seperti positif, pasif maupun negatif. Peneliti memilih lokasi penelitian di Padukuhan Tambakbayan, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan peneliti memilih padukuhan tersebut karena proyek pembangunan SYLC berada di Padukuhan Tambayan tersebut (dekat secara geografis).

14 14 B. Rumusan Masalah Bagaimanakah opini masyarakat Padukuhan Tambakbayan terhadap Proyek Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini masyarakat Padukuhan Tambakbayan terhadap Proyek Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan karya ilmiah di bidang ilmu komunikasi. b. Dapat dijadikan sebagai awal penelitian selanjutnya dalam menjaring opini terhadap proyek. c. Dapat dijadikan sebagai awal penelitian mengenai keberadaan sebuah proyek dan kaitannya dengan kegiatan community relations. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan bagi perusahaan mengenai pentingnya opini publik terkait perusahaan. b. Menjadi referensi bagi praktisi dalam menanggapi opini publik terhadap perusahaan.

15 15 E. Kerangka Teori Dalam penelitian ini, kerangka teori opini publik akan disesuaikan dengan bidang kajian Public Relations. Kerangka teori dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama akan menguraikan mengenai pengertian dan definisi opini publik dan proses pembentukan opini dan macam-macam publik dan pengertiannya. Bagia kedua kerangka teori ini akan menjelaskan mengenai komunitas dan hubungan komunitas. Dalam pendekatan ini, organisasi dianggap mempunyai hubungan yang erat dengan publiknya karena berada dalam satu lingkungan yang sama. E.1. Opini Publik Istilah public dalam rangkaian kata public policy mengandung tiga konotasi: pemerintah, masyarakat, dan umum (Abidin dalam Kebijakan Publik 2006:22). Definisi publik adalah masyarakat dan segala persoalan atau problematika yang ada di seputar masyarakat. Kata publik seringkali diidentikkan sebagai negara atau pemerintah(state/government). Menurut Suman Kurik dalam Pelayanan Publik Menuju Good Governance istilah publik tergantung pada konteks, dapat diartikan sebagai masyarakat luas, pemerintahan atau segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum (Kurik, 2009:1). Menurut Nimmo dalam Komunikasi Politik : Khalayak dan Efek (2000:3) opini publik digambarkan sebagai proses menggabungkan pikiran, perasaan dan usul yang diungkapkan oleh warga negara secara pribadi terhadap pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas

16 16 dicapainya ketertiban sosial dalam situasi yang mengandung konflik dan perselisihan pendapat. Arifin dalam Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan- Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia (2011:193) menyatakan bahwa opini publik adalah pendapat rata-rata individu dalam masyarakat sebagai hasil diskusi tidak langsung yang dilakukan untuk memecahkan persoalan sosial, terutama yang dibuat oleh media massa. Oleh karena itu, opini publik hanya akan terbentuk jika ada isu yang dikembangkan oleh media massa (pers, film, radio dan televisi). Opini publik memiliki tiga unsur (Arifin, 2011:195) yaitu pertama, ada isu (peristiwa atau kata-kata) yang aktual, penting dan menyangkut kepentingan umum yang disiarkan melalui media massa. Kedua, ada sejumlah orang yang mendiskusikan isu tersebut, sampai menghasilkan kata sepakat mengenai sikap, pendapat dan pandangan mereka. Ketiga, pendapat mereka diekspresikan atau dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan dan gerak-gerik. Menurut Blumer dalam Arifin (2011:195) Opini publik tidak berarti harus merupakan pendapat bulat dari semua orang(everyone), melainkan hanya pendapat sejumlah orang(number of persons). Tidak mutlak merupakan pendapat mayoritas, tetapi juga pendapat minoritas. Bahkan hanya pendapat seseorang dalam arti ruling elit atau influential minority. Definisi opini publik oleh Leonard W Doob dalam Olii, (2007:26) dipaparkan sebagai sikap individu-individu yang tergabung dalam kelompok masyarakat yang sama mengenai sebuah persoalan tertentu. Pendapat lain

17 17 dikemukakan oleh William Albiq yang dikutip oleh Sastropoetro (1990:52), opini publik merupakan suatu jumlah dari individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik. Sedangkan Walter Lippmann dalam Opini Umum secara spesifik menggambarkan opini publik sebagai Opini Umum dengan huruf besar yaitu gambar-gambar yang digerakkan oleh sekelompok orang atau oleh pribadi yang bertindak atas nama kelompok. Di mana gambaran-gambaran dunia di luar diri kita itu berhubungan dengan tingkah laku sesama, sejauh tingkat laku mereka itu menyangkut diri kita, tergantung pada kita, atau menarik perhatian kita, disebut sebagai urusan masyarakat umum (Lippmann, 1998:26). Opini menurut Cutlip dan Center dalam Sastropoetro (1990:41) adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Karena telah dikemukakan, bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami pula apa yang dimaksud dengan sikap atau attitude. Suatu sikap atau attitude, menurut Cutlip dan Center, adalah kecenderungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau suatu situasi tertentu. Istilah sikap atau attitude dan opini atau opinion tidak jarang dipergunakan secara bergantian dan santai, sehingga menimbulkan kebingungan. Sesungguhnya bagi masing-masing istilah, yaitu sikap dan opini, terdapat pengertian-pengertian yang berbeda. Walaupun demikian, di antara kedua istilah itu terdapat suatu interaksi yang kontinu. Sikap masih ada di dalam diri seseorang,

18 18 sedangkan ekspresi merupakan pernyataan keluar dari diri seseorang atau yang diistilahkan dengan in wardly-held attitudes dan outwardy expressed opinion (Sastropoetro, 1990:42). Opini terhadap suatu isu memiliki kecenderungan. Kecenderungan dalam opini tersebut terdiri dari mendukung terhadap isu (favourable), netral dan tidak mendukung terhadap isu (unfavourable) (Kriyantono, 2008:245). Menurut Cangara dalam Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi (2011:126) pendapat umum meliputi : pertama, ada isu yang diawali ketidaksepakatan yakni ada pro-kontra. Kedua, isu melahirkan dua bentuk masyarakat. Masyarakat yang peduli pada isu (memberikan pendapat) dengan masyarakat yang tidak peduli hanya diam. Ketiga, pendapat dinyatakan dalam bentuk verbal. Keempat, ada kelompok kolektivitas terlibat, namun sifatnya tidak permanen. Dari pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa pendapat umum adalah gabungan pendapat perseorangan mengenai suatu isu yang dapat mempengaruhi orang lain, serta memungkinkan seseorang dapat mempengaruhi orang dapat mempengaruhi pendapat-pendapat tersebut. Itu berarti bahwa pendapat umum hanya bisa terbentuk kalau menjadi bahan pembicaraan umum, atau jika banyak orang penting (elite) mengemukakan pendapat mereka tentang suatu isu sehingga bisa menimbulkan pro atau kontra di kalangan anggota masyarakat (Cangara, 2011:127).

19 19 Menurut Hadley Cantril dalam Cangara (2011:140) beberapa prinsip pendapat umum yaitu pertama, pendapat umum dinyatakan dalam bentuk ucapan atau sikap yang dapat diinterpretasikan. Kedua, orang mudah terpengaruh sehingga mencari informasi dan mencoba menginterpretasikannya. Ketiga, apabila kepentingan seorang terkait di dalamnya, maka ia segan atau sama sekali tidak mau mengubah pendapatnya. Keempat, pendapat umum memiliki arah(direction), yakni ada yang mendukung ada pula yang menentang, bahkan ada yang netral. Kelima, pendapat umum berusaha mencari keseimbangan(stability) dengan mencoba melihat seberapa lama pendapat itu bisa bertahan. Keenam, isi pesan (content of message). Pendapat itu dibuat menurut pengalaman sendiri atau diperoleh melalui media massa, teman atau sekedar gosip. Banyak orang yang mempunyai penilaian terhadap sesuatu tetapi tidak diungkapkan secara langsung. Ketujuh, rasa, yakni sejauh mana seseorang merasakan atau terlibat dalam suatu isu. Disini bisa saja terjadi adanya kelompok publik tertentu merasa terlibat, sementara lainnya tidak merasakannya. Karakteristik opini publik dapat dijabarkan meliputi hal-hal sebagai berikut (Nimmo, 2000:25): 1. Opini mempunyai isi. Opini adalah tentang sesuatu. Dengan kata lain, opini adalah respon aktif bermuatan isu tentang suatu masalah.

20 20 2. Opini publik mempunyai arah. Opini publik mengarah pada sebuah keputusan final atas opini publik tersebut. Seperti percaya-tidak percaya, mendukung tidak mendukung. 3. Intensitas Intensitas adalah seberapa kuat dampak dari isu. Intensitas diartikan sebagai ukuran ketajaman terhadap isu seperti kuat, sedang atau lemah. Semakin kuat isu maka opini publik yang terbentuk akan semakin mengkerucut pada sebuah keputusan atas isu tersebut. 4. Kontroversi Kontroversi atau ketidaksepakatan menandai munculnya opini publik. Artinya sesuatu yang tidak disepakati seluruh rakyat. 5. Volume Penyebaran Opini Volume penyebaran opini adalah ukuran sejauh mana penyebaran opini. Berdasarkan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tak langsung meskipun mereka bukan pihak yang termasuk dalam pertikaian tersebut. 6. Persistensi Persistensi adalah ukuran berapa lama berlangsungnya isu tersebut. Masa berlangsungnya opini publik yang menghasilkan kontroversi sering bertahan agak lama. Penyebaran opini sering berubah seperti

21 21 pandangan individual tetapi opini publik bertahan. Biasanya opini publik bersifat tetap. 7. Kekhasan Isu yang khas dapat memunculkan opini publik. Setiap publik yang memiliki persoalan meminta perhatian dari media massa. Media massa harus mengetahui keinginan dari publik dan penyebaran informasi sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini, pola kecenderungan yang ada di masyarakat merupakan hal penting. Dalam pembentukan opini mengenai suatu persoalan diawali dengan diskusi. Agar mencapai opini yang benar ataupun baik untuk pemecahan persoalan, media massa harus memperhatikan apakah minoritas dapat berbicara lain dari pada mayoritas. Media massa memastikan informasi sudah cukup benar yang dipakai sebagai landasan atau titik tolak pembentukan pendapat. Opini publik bersifat dinamis. Keberpihakannya bersifat relatif dan cenderung berpihak pada kelompok atau individu yang memiliki keterdekatan hubungan. Tak terbatas pada pemahaman opini publik melalui definisi-definisi ahli dan karakteristik yang menandainya, opini publik juga dipahami sebagai sebuah proses yakni proses pengungkapan makna melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan sebagai bentuk konsensus publik atas beragam persepsi individuindividu yang muncul. Dalam perjalanannya, kegiatan opini memiliki kecenderungan yang digambarkan Dan Nimmo sebagai garis tindakan (Dan

22 22 Nimmo dalam Komunikasi Politik : Khalayak dan Efek, 2000 : 3). Kecenderungan tersebut, tidak menentukan perilaku terlebih dahulu melainkan kecenderungan adalah kecenderungan akan mengalami perubahan ketika makna dari kegiatan disusun dalam pemahaman subjektif dan diaplikasikan dalam perilaku sesuai dengan pemaknaan tersebut. Hubungan antara kecenderungan dan kegiatan kemudian dipaparkan oleh Miller, Balanter dan Pribam dalam Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek (Nimmo 2000:4) ke dalam tiga tahap pokok tindakan yakni citra, rencana dan operasi. Citra adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kognisi, afeksi dan konasi seseorang yang dapat berubah sesuai pengalaman. Terdapat empat fase citra yakni representasi, maksudnya citra adalah cermin suatu realitas; ideologi, maksudnya citra menyembunyikan atau bahwa tidak ada realitas namun citra berperan sebagai penampakannya dan citra tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan realitas apapun sehingga citra hanya menjadi yang menyerupai dirinya (Haryatmoko, 2007:33). Rencana merupakan sesuatu hal yang terdapat dalam citra dan terdiri atas perintah yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri dengan melakukan kegiatan tanpa disadari kapan rencana tersebut disusun dan dilaksanakan. Sedangkan operasi adalah apa yang dilakukan seseorang dalam tindakannya tersebut. Kemudian kaitan antara tindakan dengan proses opini adalah opini disebut sebagai kegiatan. Di mana opini menggabungkan citra dunia atas objek tertentu, rencana yang berupa interpretasi atas objek tertentu dan operasi yang berupa tanggapan bermakna.

23 23 Sebagai ahli komunikasi, Berelson dalam Effendy Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek melihat opini publik dari proses komunikasi lengkap dengan semua komponennya: komunikator, pesan, komunikan dan efek yang terjadi dalam masyarakat. Dari beberapa definisi dengan berbagai pendekatan itu, secara umum definisi itu dapat disimpulkan dan dirumuskan oleh Effendy sebagai berikut: opini publik adalah efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontroversial dari sejumlah orang sebagai pengekspresian sikap terhadap masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum. Jadi, opini publik muncul di masyarakat karena ada persoalan yang menyangkut kepentingan bersama, tetapi pendapat orang-orang yang terlihat ternyata tidak sama, ada pihak yang setuju dan ada pihak yang tidak setuju, sehingga menimbulkan pergunjingan. E.1.1. Proses Pembentukan Opini Gambar 1. Proses Pembentukan Opini Sumber: Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, 2003 Model di atas merupakan gambaran dari proses pembentukan opini publik, yang diawali oleh 4 faktor penentu seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang berkembang. Keempat hal ini

24 24 diolah kembali menjadi persepsi. Persepsi yang akan dipengaruhi oleh pendirian dapat membentuk sebuah opini. Opini yang melewati proses konsensus akan segera menjadi opini publik. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada poin poin berikut ini : 1. Persepsi Persepsi adalah suatu proses memberikan makna, yang sebenarnya merupakan akar dari opini. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti : a. Latar belakang budaya b. Pengalaman masa lalu c. Nilai-nilai yang dianut d. Berita-berita yang berkembang Ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang baru kali ini dikenalnya, biasanya orang akan segera mempunyai opini. Opini ini muncul karena orang tersebut mempunyai persepsi. Persepsi, antara lain disebabkan oleh kenyataan yang ditemuinya di masa lalu (Kasali, 1994:23-24). 2. Opini Opini sendiri mempunyai kaitan yang erat dengan pendirian (attitude). Abelson, dalam Kasali (1994) menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni : a. Belief (kepercayaan tentang sesuatu) b. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang)

25 25 c. Perception (persepsi) Pendirian (attitude) sering disebut sikap, merupakan opini yang tersembunyi di dalam batin seseorang (latent opinion). Pendirian yang diungkapkan, dalam bentuk apa pun disebut opini (Soemirat & Ardianto, 2005:109). 3. Konsensus Opini individu bisa berkembang menjadi luas, menjadi milik suatu segmen masyarakat. Opini yang terkristal menjadi luas itu disebut opini publik. Untuk berkembang menjadi opini publik, opini-opini tersebut melewati sejumlah dimensi, yakni : a. Waktu Berapa lama waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada unsur emosi anggota segmen masyarakat, kesamaan persepsi, kepercayaan atas isu yang dibicarakan, pengalaman yang sama, tekanan-tekanan dari luar, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sumber berita. b. Cakupan (luasnya publik) Konsensus atas masing-masing individu terhadap suatu opini tertentu biasanya dimulai dari suatu kelompok segmen yang paling kecil, kemudian berkembang menjadi kelompok yang lebih luas.

26 26 c. Pengalaman masa lalu khalayak Khalayak umumnya pernah memiliki suatu pengalaman tertentu atas objek yang dibicarakan. Pengalaman masa lalu ini biasanya diperkuat oleh informasi lain. Pengalaman masa lalu di ekspos oleh hal-hal yang dialamu sendiri maupun di dengar atau dibaca dari sumber lain. Makin tingi dan sama pengalaman masing-masing individu akan semakin besar pula kemungkinan terjadinya konsensus diantara mereka. d. Media massa Konsensus biasanya akan berkembang lebih pesat lagi apabila suatu kejadian diekspos oleh media massa. Bhkan, media massa sering disebut sebagai alat pembentukan opini publik. e. Tokoh Hampir dalam setiap kasus selalu tampil seorang tokoh. Konsensus yang muncul biasanya amat tergantung pada tokoh yang menangani kasus tersebut. 4. Pendirian Sebagai ramuan pembentuk opini, pendirian mempunyai tiga komponen pembentuk yang dikenal sebagai A-B-C of Attitude. a. Affect atau perasaan (emosi) Komponen afektif merupakan elemen evaluasi dalam unsur pendirian berdasarkan seseorang untuk menilai sesuatu: baik atau buruk.

27 27 b. Behavior atau perilaku Merupakan komponen untuk menggerakan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau berperilaku atau suatu reaksi yang sedang dihadapinya. Seperti memukul, menghancurkan, menerima, atau menolak. c. Cognition atau pengertian (penalaran) Komponen ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai sesuatu informasi, pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan pengertian dari seseorang berdasarkan rasio atau kemampuan penalarannya (Kasali, 1994 : 26). E.1.2. Publik Seitel dalam The Practice of Public Relations (2001), publik dalam public relations dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa kategori : (1) publik internal dan eksternal (2)publik primer, sekunder dan marjinal (3) publik tradisional dan masa mendatang/potensial (4) publik pendukung, penentang dan tidak peduli (Seitel, 2001: 12-13). Publik internal adalah yang terdapat di dalam organisasi atau perusahaan seperti, supervisor, pegawai, pemegang saham, manager, dan direktur. Publik eksternal adalah publik yang tidak secara langsung terkait dengan organisasi atau perusahaan, seperti pers, pemerintah, pelanggan, komunitas dan pemasok.

28 28 Publik primer adalah publik yang paling banyak membantu atau menghalangi usaha organsisasi atau perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang memiliki kepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Publik marjinal adalah publik yang sedikit sekali memiliki kepentingan dengan organisasi atau perusahaan. Publik tradisional dan publik masa mendatang adalah para karyawan dan para pelanggan sekarang serta para pelanggan potensial pada masa mendatang. Organisasi tidak bisa selamanya memberikan kepuasan dalam bertransaksi dengan adanya perubahan pada publik mereka. Kini bermunculan publik-publik baru perusahaan seperti gerakan wanita dan sebagainya. Publik ini menjadi penting bagi keberhasilan organisasi di masa mendatang. Publik pendukung, penentang dan tidak peduli. Sebuah lembaga harus bertransaksi secara berbeda dengan publik yang mendukung dan yang menentang organisasi atau perusahaan. Bertransaksi dengan para pendukung menggunakan komunikasi yang memperkuat kepercayaan dalam menyampaikan dukungannya. Tetapi perubahan opini bagi orang yang ragu dapat diyakinkan dengan komunikasi persuasif. Seringkali terutama dalam politik, publik yang tidak peduli atau apatis adalah penting (Seitel, 2001: 12-14). Publik menurut Grunig dan Hunt (dalam Butterrick, 2012:29) adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan kepentingan atas isu tertentu dan mau untuk bergabung secara kolektif untuk menyelesaikan isu-isu tersebut. Butterick

29 29 (2012:28) menambahkan bahwa kata publik digunakan ketika PR ingin mendeskripsikan orang-orang yang dipengaruhi oleh suatu isu. Filsuf dan pendidik John Dewey dalam Cutlip, Center dan Broom mendefinisikan publik sebagai unit sosial yang aktif yang terdiri dari semua pihak yang terlibat yang mengenali problem bersama yang akan mereka cari solusinya secara bersama-sama. Dia menulis bahwa publik dibentuk dengan pengakuan akan adanya konsekuensi buruk dari kepentingan bersama. Tetapi, tanpa komunikasi, publik akan tetap seperti bayangan tanpa bentuk, mencari dirinya sendiri, tetapi hanya berhasil menangkap bayang-bayang ketimbang substansinya (Cutlip,Center,Broom, 2006 :242). Grunig dalam Excellence in Public Relations and Communication Management memperluas konsep Dewey dengan memberikan tiga faktor yang menggerakkan publik laten menjadi publik aktif yang melakukan komunikasi : 1. Pengenalan problem, merepresentasikan sejauh mana orang menyadari bahwa ada yang tidak beres dalam suatu situasi, dan karenanya mereka tahu bahwa mereka butuh informasi. 2. Pengenalan batas-batas merepresentasikan sejauh mana orang memandang diri mereka dibatasi oleh faktor eksternal, dan sejauh mana mereka memandang bahwa mereka dapat berbuat sesuatu untuk situasi itu. Jika orang mengira bahwa mereka bisa berbuat sesuatu atau bisa memengaruhi situasi problem, mereka akan mencari informasi untuk merencanakan suatu tindakan.

30 30 3. Level keterlibatan merepresentasikan sejauh mana orang memandang dirinya terlibat dan dipengaruhi oleh situasi. Dengan kata lain, semakin mereka memandang diri terkait dengan situasi, semakin mungkin mereka akan mengkomunikasikan hal ini (Grunig, James E., 1992:135). Sastropoetro dalam bukunya Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Sosial dalam Komunikasi Sosial mengatakan bahwa; bilamana kita dapat menunjuk kepada suatu publik, yaitu sekelompok khusus individu yang dengan jelas dapat dikaitkan dalam istilah Opini Publik, dan kemudian memberikan suatu kejelasan kepada pembaca tentang yang dimaksudkan, maka hal ini akan memudahkan untuk dipahami karena akan menggampangkan usaha untuk membuat suatu definisi menjadi jelas. Namun, masalahnya ternyata tidaklah semudah itu karena jarang sekali terdapat orang yang menjadi anggota suatu publik yang identik dengan pikirannya dan mudah dipahami oleh orang lain. Publik yang terlibat dalam opini publik adalah sangat berlainan dan berbeda pula dengan apa yang telah dikemukakan terlebih dahulu karena titik perhatiannya berbeda. Oleh karena itu, maka studi tentang opini publik juga menyangkut studi tentang pendapat-pendapat kolektif, dan keduanya memerlukan perhatian penuh dari para peneliti. Suatu refleksi akan menumbuhkan dan menggambarkan tentang luasnya jenis publik dan masing-masing pun dapat menjadi obyek penelitian tersendiri. Secara teoritis pembicaraan mengenai publik juga sama halnya dengan mengenai kelompok. Kelompok adalah suatu kumpulan yang terdiri atas dua

31 31 individu atau lebih. Istilah publik dan kelompok sering digunakan secara bergantian untuk berbagai kepentingan praktis. E.2. Hubungan Komunitas Jerold (Iriantara, 2004: 20) mendefinisikan community relations sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. DeMartinis (Iriantara, 2004: 20) menjelaskan community relations hanya sebagai cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi. Komunitas tersebut dapat pula mencakup klien, lingkungan, pejabat publik, lembaga pemerintah dan lembaga lain. Konsep DeMartinis tentang komunikasi menunjukkan bahwa sesungguhnya apa yang dinamakan publik dalam public relations itu adalah komunitas. Hubungan antara organisasi dan komunitas serta masyarakat secara keseluruhan berada pada kondisi yang dinamis. Hubungan tersebut tidak berdiam pada satu posisi, melainkan berubah sejalan dengan perubahan pada lingkungan sosial organisasi tersebut. Ada masanya organisasi bisnis dipandang wajar bila bekerja hanya mencari keuntungan karena masyarakat mendapat manfaat berupa ketersediaan barang dan jasa yang diproduksi organisasi tersebut. Namun, pada masa lain organisasi dipandang bertanggung jawab terhadap berbagai persoalan sosial yang muncul, seperti soal lingkungan hidup yang dampaknya dipikul oleh masyarakat.

32 32 Kata community menurut Syahyuti dalam Iriantara (2004) adalah berasal dari bahasa latin, yaitu Cum yang mengandung arti together (kebersamaan) dan Munus, yang bermakna the gift (memberi) antara satu sama lain. Maka dapat diartikan bahwa komunitas adalah sekelompok orang yang saling berbagi dan mendukung antara satu sama lain. Iriantara (2004: 22) mendefinisikan makna komunitas adalah sekumpulan individu yang mendiami lokasi tertentu dan biasanya terkait dengan kepentingan yang sama. Hallahan (dalam Irintara, 2004: 22) menyebutkan, komunitas merupakan salah satu bagian dari public dalam kegiatan PR (publik eksternal). Sedangkan menurut Wenger (2002:4) komunitas itu adalah sekumpulan orang yang saling berbagi masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus-menerus. Selain itu, pengertian komunitas ada yang mengacu pada orang yang berdasarkan nilai-nilai dan kepentingan bersama yang khusus, seperti para penyandang cacat atau kelompok imigran. Secara khusus, menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena kesamaan lokalitas itu secara tidak langsung membuat mereka mengacu pada kepentingan dan nilainilai yang sama.

33 33 Menurut Steward Perry (2000) dari komunitas adalah: 1. Sekelompok orang yang tinggal dalam lingkup geografis yang sama 2. Sekelompok orang yang saling berhubungan karena nilai dan kepentingan mereka. Komunitas memiliki banyak makna. Komunitas dapat dimaknai sebagai sebuah kelompok dari suatu masyarakat atau sebagai sekelompok orang yang hidup di suatu area khusus yang memiliki karakteristik budaya yang sama. Apapun definisinya, komunitas harus memiliki sifat interaksi. Interaksi yang ditekankan lebih kepada interaksi informal dan spontan daripada interaksi formal, serta memiliki orientasi yang jelas. Ciri utama sebuah komunitas adalah adanya keharmonisan, egalitarian serta sikap saling berbagi nilai dan kehidupan. Komunitas merupakan kombinasi dari 3 unsur utama, yaitu : 1. Ruang Lingkup Ruang lingkup merupakan dasar yang mengidentifikasikan sebuah komunitas. Selain itu ruang lingkup mengilhami anggota untuk berbagi pengetahuan, cara mengemukakan ide mereka dan menentukan tindakan. Tanpa ruang lingkup maka sebuah komunitas hanya merupakan sekumpulan orang. 2. Anggota Jika sebuah komunitas memiliki anggota yang kuat maka dapat membantu meningkatkan interaksi dan hubungan yang didasari oleh saling

34 34 menghormati dan kepercayaan. Anggota merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi untuk belajar, membangun sebuah hubungan, kebersamaan dan tanggung jawab. Setiap individu mempunyai karakter yang berbeda, sehingga menciptakan keanekaragaman dalam suatu komunitas. Keberhasilan sebuah komunitas bergantung pada kekuatan anggota tersebut. 3. Praktis Merupakan sekumpulan kerangka, ide, alat, informasi, gaya bahasa, sejarah dan dokumen yang dibagi sesama anggota komunitas. Jika ruang lingkup merupakan yang menjadi fokus sebuah komunitas maka praktis merupakan pengetahuan spesifik yang dikembangkan, disebarkan dan dipertahankan. Keberhasilan praktis bergantung dari keseimbangan antara gabungan aktivitas dan hasil dari aktivitas tersebut seperti dokumen atau alat. Dalam kaitannya dengan public relations, hubungan organisasi dengan komunitas menjadi sangat penting. Ketika suatu organisasi tidak dapat membina hubungan yang baik dengan komunitas, aktivitas-aktivitas organisasi bisa terhambat. Dalam menjalankan aktivitasnya, sering kali (Public Relations) PR membuat pemetaan atau identifikasi publik yang dapat membantunya untk membuat suatu program atau kegiatan yang berhubungan dengan komunitas. Sering kali komunitas di petakan menjadi beberapa Ring, seperti contohnya komunitas di Ring I dan komunitas di Ring II. Organisasi melakukan pemetaan

35 35 komunitas berdasarkan tingkat pengaruh yang dapat membantu melancarkan aktivitasnya ataupun berdasarkan luas dampak yang organisasi akibatkan. F. Kerangka Konsep Berdasarkan pengertian opini publik para ahli, peneliti mendefinisikan opini publik sebagai kegiatan kolektif sebagai bentuk pemikiran bersama atau konsensus publik atas sebuah permasalahan tertentu seperti halnya opini masyarakat padukuhan Tambakbayan terhadap proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City (SYLC) yang berada di tengah masyarakat Tambakbayan. Publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat Padukuhan Tambakbayan yang merupakan kelompok komunitas dari proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City. Opini masyarakat padukuhan Tambakbayan terhadap proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City maksudnya adalah opini masyarakat sekitar proyek (yaitu masyarakat Padukuhan Tambakbayan atau komunitas Padukuhan Tambakbayan), terhadap proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City. Sehingga, opini dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kesatuan pendapat atau pengumpulan pendapat yang timbul dari sekelompok orang (penduduk Padukuhan Tambakbayan) mengenai sebuah isu. Isu yang dimaksud adalah proyek pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City.

36 36 Proses pembentukan opini seseorang menurut Abelson dalam Ruslan (1998:64-65) berkaitan erat dengan : 1. Belief (kepercayaan mengenai sesuatu) 2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan) 3. Perception (persepsi, suatu proses pemberian makna yang berakar dari berbagai faktor) yakni : a. Latar belakang budaya, kebiasaan, dan adat istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat. b. Pengalaman masa lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi landasan atas pendapat atau pandangannya. c. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat). d. Berita-berita, pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Gambar 2. Proses Pembentukan Opini Sumber: Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, 2003 Berdasarkan penjabaran singkat mengenai proses pembentukan opini di atas, peneliti akan menggunakan beberapa unit analisis sebagai alat yang akan

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK Modul ke: 08 Opini Publik Fakultas PASCASARJANA Program Studi Magister Ilmu Komunikasi http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Opini Publik Opini publik berasal

Lebih terperinci

Pengantar PR OPINI PUBLIK. DOSEN : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar PR OPINI PUBLIK. DOSEN : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar PR OPINI PUBLIK DOSEN : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Opini Publik Opini publik berasal dari dua kata berbahasan latin, yakni opinari dan publicus. Opinari berarti berpikir atau menduga. Kata opinion

Lebih terperinci

Opini Masyarakat Padukuhan Tambakbayan Terhadap Proyek Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City

Opini Masyarakat Padukuhan Tambakbayan Terhadap Proyek Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City Opini Masyarakat Padukuhan Tambakbayan Terhadap Proyek Pembangunan Sahid Yogya Lifestyle City Ester Fredina Dr. MC. Ninik Sri Rejeki, M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial.

Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. OPINI PUBLIK Menurut Cultip dan Center dalam Sastropoetro (1987), opini adalah suatu ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaraan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat kepada media massa menjadikan peranan pers semakin penting. Seorang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern saat ini peran komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan dalam masyarakat yang tidak lepas dari komunikasi. Komunikasilah yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah bangsa besar adalah bangsa yang memiliki masyarakat yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya lembaga

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara. BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Publisitas menjadi sangat penting dalam aktivitas humas di organisasi, banyak sekali media yang bisa digunakan untuk menunjang publikasi humas. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus. Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini keterbukaan informasi publik sangatlah penting terutama untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terus berkembang. Dalam hal ini keterbukaan

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI : OPINI PUBLIK. Pengantar

KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI : OPINI PUBLIK. Pengantar KOMUNIKASI : OPINI PUBLIK Pengantar Opini publik, atau beberapa ilmuwan menyebutnya sebagai pendapat umum, dikenal dalam ranah komunikasi politik sebagai salah satu bentuk partisipasi politik. Sebaliknya,

Lebih terperinci

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini adalah analasis framing tentang kasus KPK versus Polri di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini adalah analasis framing tentang kasus KPK versus Polri di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini adalah analasis framing tentang kasus KPK versus Polri di Kompas Petang KOMPAS TV adalah Program informasi dalam bentuk diskusi serius dengan topik-topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama pada masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 75 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

Lebih terperinci

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Modul ke: PENDIDIKAN ETIK Komunikasi Efektif Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Menjadi Pendengar Yang Baik Kekuatan Kata-kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan pangan pokok utama sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk menyampaikan pesan kepada pihak terkait dan membentuk citra dan opini yang baik agar perusahaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pabrik baru. Tanggal 16 Juni 2014, PT Semen Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pabrik baru. Tanggal 16 Juni 2014, PT Semen Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT Semen Indonesia melakukan ekspansi, dengan melakukan pembangunan pabrik baru. Tanggal 16 Juni 2014, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggelar kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,

Lebih terperinci

Proses dan efek Media

Proses dan efek Media Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pelayanan jasa perhotelan. Semakin banyaknya para investor asing yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis pelayanan jasa perhotelan. Semakin banyaknya para investor asing yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini sangat pesat, begitu juga halnya dengan bisnis pelayanan jasa perhotelan. Semakin banyaknya para investor asing yang menanamkan modal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

Teknik Reportase dan Wawancara

Teknik Reportase dan Wawancara Modul ke: 01Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Media Dan Humas (Pengantar Teknik Reportase dan Wawancara) Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : Rachmat Al Fajar F 100 950 017 /

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya, tampaknya memiliki sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh kemampuannya dalam mengembangkan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Opini Publik Proses Pembentukan Opini Publik

TINJAUAN PUSTAKA Opini Publik Proses Pembentukan Opini Publik TINJAUAN PUSTAKA Opini Publik Menurut Sunarjo (1997), opini publik merupakan persatuan pendapat yang didukung oleh sejumlah orang dengan ikatan emosional atau perasaan. Sementara itu, Nimmo (2000) pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan lingkungan, juga keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Namun, siapa sangka negara yang terkenal dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme

Lebih terperinci

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, kekuatan dan tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh lembaga untuk mengubah total atau memperbaharui sebuah brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui rangkaian proses yang panjang. Mengukitp dari Burhan Bungin, dalam konteks ilmu sosial,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelompok maupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial, dimana satu sama lain saling menumbuhkan yang didalamnya akan terbentuk dan terjalin suatu interaksi atau hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : V (Lima) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Eksternal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin berkembangnya perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, berpengaruh secara signifikan pada meningkatnya fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang terutama kaum awam (karena tidak tahu) bahwa pers memiliki sesuatu kekhususan dalam menjalankan Profesi nya yaitu memiliki suatu Kemerdekaan dan

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat, disini Marketing Public Relations sangat di butuhkan tidak hanya menjual suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan media massa di Indonesia, sejak zaman reformasi meningkat pesat, bahkan saat ini telah menjadi industri raksasa dalam hal pemberitaan, seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berkembangnya zaman dari hari ke hari, seiring pula dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala bentuk kegiatan manusia pun dapat dipermudah

Lebih terperinci

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 10 Fakultas Ilmu Komunikasi Strategi pengelolaan hubungan dengan para stakeholder di saat krisis: Pengenalan publik eksternal suatu organisasi, Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi telah mendorong manusia untuk mengembangkan suatu tekhnik dan alat untuk mempermudah dalam mengakses suatu informasi. Dengan kemajuan tekhnologi

Lebih terperinci

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial di dalam kehidupannya harus saling berkomunikasi yang artinya setiap individu memerlukan

Lebih terperinci

Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan

Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan PENDAHULUAN 1 Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk pemenuhan kebutuhan masyarakatnya supaya mereka dapat hidup baik dan sejahtera. Untuk itu pembangunan harus mencakup dua aspek yaitu aspek fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi. Kehadirannya dapat membantu organisasi menciptakan hubungan baik dengan publiknya serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah instansi, organisasi atau. harmonis antar kedua belah pihak. Dalam menjalankan Community

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah instansi, organisasi atau. harmonis antar kedua belah pihak. Dalam menjalankan Community 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Community Relations merupakan suatu kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah instansi, organisasi atau perusahaan dengan komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Press release atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai siaran pers menurut Ronald D. Smith adalah a communication format commonly used by organization to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan organisasi dan masyarakat tidak bisa dipandang dalam konteks relasi ekonomi saja, melainkan juga dalam bentuk relasi sosial. Prinsip ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran humas dalam pemerintahan sangatlah penting karena mereka memiliki tugas untuk mengkomunikasikan segala bentuk kebijakan baru pemerintah kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci