BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pemasaran (social) : Definisi pemasaran (manajerial): Pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pemasaran (social) : Definisi pemasaran (manajerial): Pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran dan Bauran Pemasaran Definisi pemasaran Definisi pemasaran dapat dibedakan antara definisi sosial dan definisi manajerial. Definisi pemasaran (social) : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Definisi pemasaran (manajerial): Pemasaran digambarkan sebagai seni menjual produk Peter Drucker, seorang ahli teori manajemen terkemuka, mengatakan sebagai berikut: Orang dapat mengamsusikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjulan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan 7

2 yang siap untuk membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi pemasaran berikut : (Manajemen) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi Bauran Pemasaran Dalam pemasaran dikenal istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix), yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Kotler (2005:17), menyatakan bahwa Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaa untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Berdasakar definisi tersebut diatas bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi beberapa elemen bauran pemasaran untuk memperoleh pasar, pangsa pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat dan citra positif pada pelanggan sehingga dapat kita artikan bahwa tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan perusahaan dan stakeholdernya 8

3 McCarthy mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4 P yaitu : Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi) 1. Product (produk) Sebuah produk dirancang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Pada dasarnya konsumen membeli manfaat dan nilai dari suatu produk yang ditawarkan, bukan membeli barang atau jasa. Penawaran produk dibedakan berdasarkan lima tingkatan (Fandy Tjiptono, 1997:96) yaitu: a. Manfaat inti (core benefit) Merupakan tingkatan paling dasar dimana manfaat inti yang sesungguhnya dicari konsumen ketika mereka membeli b. Produk dasar (basic product) Tingkatakan kedua dimana pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar c. Produk yang diharapkan (expected product) Tingkatan ketiga dimana sebuah set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan konsumen d. Produk dengan nilai tambah (augmented product) Tingkatan keempat dimana pemasar menyediakn sesuatu melebihi harapan konsumen 9

4 e. Potensi product (potential product) Tingkatan kelima dimana penyedia produk dan jasa mencari sesuatu yang bisa melampaui semua harapan pelanggan untuk menyenangkan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari tiap pesaingnya. 2. Price (harga) Harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsure dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja. Keputusan-keputusan mengenai harga mencakup tingkat harga, potongan harga, keringanan, periode pemasaran dan rencana iklan yang dibuat oleh produsen. Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan mendapatkan produknya berdasarkan mutu dan harga. Perusahaan dapat menempatkan produknya di tengah pasar atau pada tiga tingkat di atasnya atau tiga tingkat dibawahnya. 3. Place (saluran distribusi) Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Disini penting sekali 10

5 perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ialah sangat penting karena dalam segala hal, mereka lah yang berhubungan langsung dengan konsumen Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi yaitu suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Tempat termasuk berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (promosi) Promosi pada dasarnya adalah bentuk komunikasi pemasaran. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada pasar sasaran. Sebagaimana dikutip dari Fandy Tjiptono (1997:219), promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebabkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau meningkatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya yang ada di pasar agar konsumen atau pelanggan bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang ditawarkan. Menurut Kotler (2000:658) dalam mengembangkan program periklanan, manajer pemasaran harus selalu memulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif membeli. Ada beberapa konsep dalam komunikasi pemasaran yang kesemuanya mengandung huruf M. Salah satu yang 11

6 populer adalah konsep 7M yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (1997:218) yang terdiri dari : Mission (misi) : apa tujuan yang ingin dicapai dari program promosi yang dilaksanakan Market Target (target pasar) : apa sasaran dari target pasar atau pasar konsumen Message (pesan) : pesan apa yang harus disampaikan dalam program promosi yang akan dilaksanakan Media (saluran komunikasi) : media apa yang akan digunakan dalam melaksanakan program promosi Mix (bauran promosi) Money (metoda penentuan anggaran) : berapa banyak anggaran biaya promosi yang dapat dibelanjakan Measurement (pengukuran efektivitas promosi) : bagaimana mengevaluasi hasilnya, apakah penjualan, pertumbuhan pasar, atau ratio biaya terhadap pertumbuhan penjualan Keputusan bauran pemasaran harus diambil untuk mempengaruhi saluran perdagangan dan juga konsumen akhir. 4 P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masingmasing alat pemasaran harus dirancang untuk memberikan satu manfaat bagi pelanggan. Robert Lauterborn mengemukakan bahwa 4 P penjual berhubungan dengan 4 C pelanggan : 12

7 4 P 4C Product (produk) Price (harga) Place (tempat) Promotion (promosi) Customer solution (solusi pelanggan) Customer cost (biaya pelanggan) Convenience (kenyamanan) Communication (komunikasi) 2.2 Promosi dan Bauran Promosi Promosi Promosi dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Adanya promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen Semua organisasi modern, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan bentuk promosi untuk mengkomunikasikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Kegiatan promosi dalam prakteknya menurut Swastha (1995: 278) adalah sebagai alat untuk: a. Modifikasi tingkah laku Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau intruksi, pengembangan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain berusaha merubah sikap tingkah laku dan pendapat, serta memperkuat sikap dan tingkah laku yang 13

8 telah ada. Penjual sebagai sumber selalu berusaha menciptakan kesan yang baik yang ada pada dirinya (lembaganya) untuk mendorong peningkatan pembelian barang dan jasa yang ditawarkan. b. Pemberitahuan Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran hasil produk suatu perusahaan. Promosi yang bersifat informasi ini harus dilakukan sejak tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk. Sebagian konsumen tidak akan membeli suatu produk, apabila mereka belum mengetahui apa bentuk produk tadi dan apa faedahnya produk tadi. Promosi yang bersifat informatif ini sangat penting dilaksanakan, karena akan sangat terkesan membantu konsumen dalam memutuskan untuk membeli atau tidak membeli. c. Membujuk; Promosi yang bersifat membujuk (persuasi) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya dewasa ini promosi yang bersifat persuasif ini malah tumbuh dan berkembang, karana hasilnya sangat menguntungkan. Promosi ini terutama ditujukan untuk meningkatkan jumlah pembelian dari suatu produk yang telah mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupannya. 14

9 d. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk suatu produk agar tetap diminati oleh para konsumen. Promosi macam ini sangat perlu dilakukan apabila produk tadi telah memasuki tahap kedewasaan dalam siklus kehidupannya Bauran Promosi Untuk melaksanakan promosi biasanya dapat dilakukan melalui empat kegiatan/komponen promosi yaitu: advertising (periklanan), personal selling, sales promotion dan publikasi. a. Periklanan Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang tentang ide, barang maupun jasa yang dibayar oleh sponsor untuk memberikan informasi kepada masyarakat. b. Personal selling bentuk presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli, untuk mempengaruhi sikap konsumen agar terjadi kegiatan penjualan. c. Publikasi bentuk pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa maupun ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media masa. Publikasi ini biasanya sponsor tidak dibebani sejumlah biaya tertentu secara langsung. 15

10 d. Promosi penjualan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publikasi yang digunakan untuk mendorong pembelian oleh konsumen maupun untuk mengefektivitaskan kegiatan para pengecer. Kegiatan-kegiatan ini dapat berupa peragaan, demonstrasi, pertunjukan dan lain sebagainya. Bauran promosi memuat kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan dari program penjualan: meningkatkan jumlah penjualan agar meningkat pula jumlah laba yang diperoleh. Promotional mix untuk setiap jenis produk maupun industri adalah berbeda-beda. Pada umumnya periklanan dan personal selling merupakan alat promosi utama untuk barang dan jasa, dan dalam praktek kedua kegiatan tersebut dapat didukung serta dilengkapi dengan promosi penjualan, sedangkan publisitas dapat membantu dalam pembelian karena memberikan kesan positif bagi perusahaan maupun product line. Dalam menentukan variabel promotional mix yang paling efektif merupakan tugas yang sulit dalam manajemen pemasaran. Dalam prakteknya manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan instrumen tersebut. 16

11 Kesulitan yang dihadapi adalah bahwa manajemen tidak mengetahui secara pasti tentang luasnya kegiatan periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas maupaun alat promosi yang lain yang dipakai untuk tujuan promosi program penjualan. Selain itu berapa besar hasil yang dapat dicapai dari pengeluaran-pengeluaran untuk promosi juga sulit untuk diketahui. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari variabel-variabel promotional mix. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah: besarnya dana yang digunakan untuk promosi, sifat pasar, jenis produksi maupun tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang. Besarnya dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi promotional mix. Perusahaan yang memiliki dana yang lebih besar maka kegiatan promosinya akan lebih leluasa dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana yang terbatas. Bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumsi, kegiatan promosi yang dilakukan agar lebih efektif adalah personal selling. 2.3 Personal Selling (Penjualan Perseorangan) Personal Selling merupakan interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 17

12 William G. Nickels mendifinisikan personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu, muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Personal selling adalah presentasi lisan dalam sebuah percakapan dengan seorang atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan melakukan penjualan. (Henri Simamora, 2000:816) Personal Selling memiliki tiga ciri khusus: a. Konfrontasi personal: Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain dengan lebih dekat. b. Mempererat: Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungar mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik. c. Tanggapan: Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. 18

13 Personal selling lebih unggul dalam beberapa nilai, yaitu: 1. Personal selling memacu perusahaan untuk lebih mengenal pelanggan secara langsung, sehingga berdampak pada terkumpulnya informasi motif pembelian, keinginan-keinginan lain dan memudahkan dalam menjawab secara langsung akan beragamnya keinginan pasar 2. Personal selling dapat lebih efektif karena unsur-unsur pemasar sekaligus perusahaan menjadi sangat tahu akan reaksi pelanggan dengan begitu cepat karena unsur-unsur pemasar dapat melakukan interaksi langsung. 3. Personal selling dapat memacu unsur-unsur pemasar memgatahui pola dan proses pembelian yang sedang bergejolak dan trend, misal banyaknya pelanggan yang menginginkan pembelian dengan kredit, keinginan pelanggan membeli dengan proses sample dahulu, keinginan pelanggan atau calon pelanggan yang suka dengan diskon atau bonus lainnya 4. Membangun persepsi masyarakat, dengan mengciptakan standar layanan pemasar, misal keramahan, kedekatan fisik, kepedulian social, performance dan penampilan 5. Memudahkan perusahaan dalam analisa pasar secara akurat, memetakan potensi pasar, dapat menempatkan produk yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan informasi yang diharapkan pelanggan. Masukan dari 19

14 pemasaran langsung dapat memberikan aspek perubahan dalam keputusan manajemen, dapat diuji dan diterapkan secara simultan 6. Efektifitas nilai pengaruh dan nilai bujukan terhadap pelanggan dengan hasil yang berbeda. Pemasar langsung dapat membantu pelanggan dalam mengambil keputusan terutama jika ada produk pesaing yang sejenis dan hampir mirip nilai manfaatnya. 7. Mempertahankan pelanggan secara komunikasi dua arah untuk tujuan awal meingkatkan penjualan Prinsip-Prinsip Personal Selling 1. Profesionalisme penjualan Perusahaan banyak menghabiskan ratusan juta rupiah setiap tahun untuk melatih tenaga pemasarannya tentang seni menjual. Semua pendekatan pelatihan penjualan tersebut berusaha merubah seorang tenaga pemasaran dari penerima pesanan yang pasif menjadi pencari pesanan aktif, dimana pendekatannya dilakukan dengan cara : a. Pendekatan berorientasi penjulan (sales oriented approach) - melatih tenaga pemasaran dengan tehnik penjualan bertekanan tinggi (high pressure selling technique) - mengasumsikan bahwa pelanggan tidak akan membeli kecuali jika mendapat tekanan, bahwa mereka akan 20

15 terpengaruh dengan presentasi yang canggih, bahwa mereka tidak akan menyesal setelah melakukan pemesanan b. pendekatan berorientasi pelanggan (customer oriented approach) - melatih tenaga pemasaran untuk memecahkan masalah pelanggan - tenaga pemasaran belajar bagaimana mendengarkan dan mengajukan pertanyaan agar dapat mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan dan dapat memberikan solusi produk yang baik 2. Negosiasi Lee dan Dobler, telah membuat daftar kondisi dimana negosiasi merupakan prosedur yang tepat untuk menutup penjualan : a. ketika banyak faktor yang berperan, bukan hanya harga tapi juga mutu dan pelayanan b. ketika resiko bisnis tidak dapat ditentukan sebelumnya dengan tepat c. ketika dibutuhkan jangka waktu yang lama untuk memproduksi barang yang dibutuhkan d. ketika produksi sering terganggu karena banyaknya perubahan pesanan. 21

16 3. Pemasaran Hubungan Neil Rackham melatih tenaga pemasaran untuk mengajukan empat jenis pertanyaan kepada calon pelanggan : a. Pertanyaan situasi = menanyakan fakta atau mengeksplorasi situasi sekarang dari pembeli, contoh : sistem apakah yang Anda gunakan untuk memberikan faktur kepada pelanggan Anda? b. Pertanyaan masalah = menyangkut masalah, kesulitan dan ketidakpuasan yang dialami pembeli, contoh : bagian apa dari system ini yang menciptakan kesalahan? c. Pertanyaan implikasi = bertanya tentang konsekuensi atau akibat dari masalah, kesulitan atau ketidakpuasan pembeli, contoh : bagaimana masalah ini mempengaruhi produktivitas orang-orang Anda? d. Pertanyaan kebutuhan hasil = bertanya tentang nilai atau manfaat dari solusi yang diusulkan, contoh : berapa banyak yang Anda hemat jika perusahaan kami dapat mengurangi kesalahan sebesar 80 persen? Rackham mengusulkan bahwa perusahaan-perusahaan, khususnya yang menjual produk atau jasa yang rumit, hendaknya meyuruh tenaga pemasarannya supaya bergerak mulai dari persiapan, penyelidikan masalah dan kebutuhan calon pelanggan, sampai penunjukan kemampuan hebat pemasok dan selanjutnya 22

17 mendapatkan komitmen jangka panjang. Pendekatan tersebut mencerminkan minat yang terus bertumbuh dari berbagai perusahaan untuk bergerak dari pengejaran penjualan langsung ke pengembangan hubungan pelanggan jangka panjang Langkah-Langkah Utama Personal Selling Umumnya program pelatihan penjualan sepakat mengenai langkahlangkah utama dalam proses penjualan yang efektif : 1) Mengidentifikasi calon dan menyusun kualifikasinya Kebanyakan perusahaan menyerahkan langkah ini kepada tenaga pemasarannya. Tetapi, sekarang lebih banyak perusahaan mengambil tanggung jawab untuk mencari dan mengkualifikasikan calon pelanggan, dengan cara sebagai berikut : a. memeriksa sumber data (surat kabar, buku telpon, CD-ROM) untuk mencari nama-nama b. membangun stand pada pameran dagang c. menanyakan pelanggan yang ada saat ini d. menghubungi sumber-sumber rujukan lain, seperti pemasok, dealer e. mengontak organisasi dan asosiasi tempat calon bergabung f. melakukan pembicaraan dan penulisan aktivitas yang akan menarik perhatian g. menggunakan telepon dan surat untuk mendapatkan petunjuk 23

18 h. cold canvassing, mampir ke berbagai kantor tanpa pemberitahuan Kemudian calon pelanggan dinilai dari level minat dan kapasitas keuangannya, untuk dapat digolongkan sebagai calon pelanggan panas (hot prospect), calon hangat (warm prospect) dan calon dingin (cold prospect) 2) Pendekatan awal Tenaga pemasaran perlu mempelajari sebanyak mungkin dari calon pelanggan: harus menetapkan tujuan kunjungan, mengumpulkan informasi atau melakukan penjualan langsung. Selain itu juga harus memutuskan pendekatan terbaik, yang mungkin berupa kunjungan pribadi, telepon atau surat 3) Pendekatan Tenaga pemasaran harus harus mengetahui cara menyapa pembeli untuk membina hubungan awal yang baik, aktif mendengarkan untuk memahami calon pelanggan dan kebutuhannya dengan lebih baik 4) Presentasi dan Demonstrasi Dalam menceritakan produk, tenaga pemasaran mengikuti rumus AIDA (Attention-Interest-Desire-Action). Terdapat 3 gaya presentasi: 24

19 a. pendekatan baku (canned approach), yaitu didasarkan pada pemikiran rangsangan-tanggapan. Pembelinya pasif dan dapat digerakkan supaya membeli dengan menggunakan rangsangan kata, gambar, istilah dan tindakan yang tepat b. pendekatan rumusan (formulated approach), juga didasarkan pada pemikiran rangsangan-tanggapan, tetapi terlebih dahulu diidentifikasikan kebutuhan pembeli dan gaya pembeliannya, kemudian menggunakan pendekatan rumusan terhadap pembeli jenis itu c. pendekatan kebutuhan-kepuasan (need-satisfaction approach). Tenaga pemasaran berperan sebagai konsultan bisnis yang mengerti banyak hal dengan harapan dapat membantu pelanggan menghemat uang atau memperoleh lebih banyak uang 5) Mengatasi Keberatan 2 jenis penolakan yang sering diajukan pelanggan : a) penolakan psikologis, contoh : preferensi terhadap merek yang sudah mapan, pikiran penuh prasangka; b) penolakan logis, yang biasanya meliputi keberatan akan harga, karakteristik produk atau perusahaan. 25

20 6) Menutup Penjualan Tenaga pemasaran perlu mengetahui tanda-tanda untuk menutup penjualan dari pembeli, termasuk tindakan fisik, pernyataan atau komentar serta pertanyaan. Tenaga pemasaran terkadang menawarkan dorongan khusus seperti : harga khusus, kuantitas ekstra gratis, atau pemberian hadiah 7) Tindak Lanjut dan Pemeliharaan Merupakan langkah terakhir dan penting jika ingin memastikan kepuasan pelanggan dan kelanjutan bisnis. Tenaga pemasaran harus menjadwalkan kunjungan sebagai tindak lanjut jika pesanan telah diterima, untuk memastikan dilakukannya instalasi, instruksi dan pelayanan yang tepat. Kunjungan tersebut akan mendeteksi masalah-masalah yang ada, meyakinkan pembeli bahwa tenaga pemasaran menaruh perhatian dan mengurangi ketidaksenangan yang mungkin timbul. 2.4 Bancassurance = Bank + Asuransi. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi perubahan penting pada sektor jasa keuangan yaitu berkembangnya produk bancassurance. Pada prinsipnya, bancassurance merupakan sistem penjualan produk asuransi melalui saluran distribusi bank. Bancassurance merupakan produk kemitraan antara bank dengan perusahaan asuransi. 26

21 Bagi industri asuransi di negara-negara maju, bancassurance merupakan saluran distribusi alternatif yang menjadi prioritas utama, dengan pemasukan premi asuransi hampir mencapai 80% dari total pemasukan premi. Namun di negaranegara berkembang, bancassurance belum menjadi produk pilihan. Rendahnya penetrasi bancassurance di industri asuransi jiwa mendorong perusahaan asuransi asing berinvestasi di sektor bancassurance. Perusahaanperusahaan tersebut memilih bekerja sama dengan bank-bank lokal yang telah memiliki jaringan kuat dengan nasabah dan memiliki budaya berorientasi pada nasabah. 2.5 Pertumbuhan Bancassurance Di Indonesia, bancassurance mulai diperkenalkan pada tahun Tetapi, baru pada tahun 2000-an bisnis bancassurance mulai semarak dan dijadikan alternatif distribusi yang menguntungkan bank, perusahaan asuransi maupun nasabah. Berdasarkan pengalaman negara-negara yang telah mengembangkan produk dan sistem bancassurance, faktor penentu keberhasilan bancassurance adalah : a. Regulasi dan kebijakan fiskal b. Insentif pajak yang mendorong masyarakat untuk membuka simpanan pribadi di bank c. Budaya, yaitu citra baik dunia perbankan, jaringan perbankan yang baik, dan hubungan yang baik antara perbankan dengan nasabah 27

22 Karena kemajuan bancassurance, Bank Indonesia (BI) dan Menteri Keuangan RI menerbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 426/KMK.06/2003 tertanggal 30 September 2003 dan Surat Edaran BI No. 6/43/DPNP tertanggal 7 Oktober Selain itu BI juga mengeluarkan Program Edukasi Masyarakat dalam rangka Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia sebagai berikut : Apa itu Bancassurance? Bancassurance adalah layanan Bank dalam menyediakan produk asuransi yang memberi perlindungan dan produk investasi untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka panjang nasabah. Keuntungan Dapat digunakan untuk berbagai tujuan investai, misalnya untuk dana pendidikan, tabungan atau hari tua. Produk ini dapat memenuhi kebutuhan untuk menabung, perencanaan keuangan, proteksi sekaligus investai. Pilihan dana investasi yang beragam, sesuai dengan besarnya toleransi terhadap resiko dan potensi keuntungan yang sesuai dengan keinginan anda. Jumlah perlindungan jiwa dapat dipilih sesuai kebutuhan, dan dapat ditambahkan sesuai kebutuhan. Kebebasan untuk melakukan penambahan maupun penarikan dana sewaktu-waktu dan perlindungan asuransi anda tetap berjalan Pertumbuhan dana investasi dapat dipantau setiap hari. 28

23 Resiko Bancassurance merupakan produk investasi dengan potensi hasil yang lebih tinggi, namun dengan resiko investasi yang lebih besar dan hasil investasi tidak dijamin oleh bank. Hak Nasabah Mendapatkan perlindungan seperti yang tertera di polis asuransi yaitu: Uang pertanggungan Produk tertentu memberikan manfaat tambahan terhadap penyakit kritis, cacat tetap total, meninggal karena kecelakaan, rawat inap, dan lain-lain. Mendapatkan informasi tentang perkembangan serta perubahan tentang Bancassurance terkini Kewajiban Nasabah Membayar premi yang telah ditetapkan diawal secara berkala: setiap bulan, atau 6 bulan, atau tahunan Memberitahukan ke perusahaan asuransi bila terdapat perubahan sehubungan dengan polis, seperti alamat tertanggung, atau kejadian yang menyebabkan perubahan kebijakan polis. Tips Tentukan jenis investasi yang sesuai dengan rencana keuangan Anda 29

24 2.6 Pengawasan Regulator Pada hakekatnya, produk asuransi adalah upaya pengalihan resiko dari tertanggung kepada penanggung. Berdasarkan definisi tersebut produk bancassurance termasuk dalam golongan produk asuransi karena produk bancassurance juga mengalihkan resiko tertanggung kepada penanggung Pasal 10, Undang-Undang No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian menyebutkan bahwa Pembinaan dan pengawasan usaha asuransi dilakukan oleh Menteri. Pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan bertugas mengawasi perusahaan asuransi, termasuk produk dan pemasaran bancassurance di Indonesia. Regulasi Departemen Lembaga Keuangan RI sebagai pengawas dan pembina perasuransian 1. KMK Nomor : 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi Bab-I, pasal-1 ayat-1, tentang ketentuan umum: Polis asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi, atau dengan nama apapun, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis atau tertanggung. 30

25 Bab-II, pasal-2, tentang produk asuransi baru, yaitu menyebutkan bahwa: suatu produk asuransi dinyatakan sebagai produk asuransi baru apabila (a) produk asuransi tersebut belum pernah dipasarkan oleh perusahaan asuransi yang bersangkutan atau (b) produk asuransi tersebut merupakan perubahan atas produk asuransi yang sudah dipasarkan, yang perubahannya meliputi resiko yang ditutup, ketentuan polis, rumusan premi, metode cadangan premi atau nilai tunai Bab-II, pasal-3 ayat (2) yang menyebutkan bahwa: Pelaporan mengenai rencana memasarkan produk asuransi baru sebagaimana dimaksud dlam pasal 18 PP No.73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagaimana telah diubah dengan PP No.63 tahun 1999, untuk produk asuransi jiwa harus dilengkapi dengan : a. Specimen polis asuransi b. Pernyataan tenaga ahli yang berisi uraian dan dasar perhitungan mengenai: i. tarif premi, cadangan teknis, berikut asumsi aktuaria dan data pendukungnya; ii. Nilai tunai, deviden polis atau yang sejenis dalam hal produk asuransi tersebut mengandung nilai tunai, dividen polis atau yang sejenis; c. Profit testing atau asset share; d. Dukungan reasuransi untuk produk asuransi dimaksud; e. Uraian cara pemasaran dan contoh brosur yang dipergunakan; f. Perjanjian kerjasama dalam hal produk asuransi dimaksud dipasarkan bersama pihak lain; 31

26 g. Pengesahan oleh Dewan Pengawas Syariah bagi perusahaan asuransi atau kantor cabang perusahaan asuransi yang diselenggarakan dengan prinsip syariah. Bab-II, pasal-5, yang menyebutkan bahwa : Ayat (1) Perusahaan asuransi jiwa yang akan memasarkan produk asuransi baru yang dikaitkan dengan investasi, antara lain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal-3 ayat (2), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. memiliki tenaga ahli dengan kualifikasi wakil manajer investasi denga pengalaman di bidang surety bond sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun; b. memiliki system informasi yang memadai. Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai produk asuransi baru sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan. Bab-II, pasal-6: yang menyebutkan bahwa: Perusahaan asuransi yang akan memasarkan produk asuransi baru sebagaimana dimaksud dalam pasal-3 dan pasal-5 harus memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas dan tidak sedang dikenakan sanksi administrative 2. KMK No. 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Bab-V bagian pertama tentang Pemasaran melalui jasa agen, ayat (3) menyebutkan bahwa: dalam hal perusahaan asuransi menggunakan jasa 32

27 pemasaran selain agen asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu perusahaan asuransi wajib memiliki perjanjian keagenan dengan agen asuransi yang memasarkan produk asuransinya, maka perusahaan asuransi tersebut bertanggung jawab penuh terhadap konsekuensi yang timbul dari penutupan asuransi dimaksud Bagian kedua tentang Pemasaran melalui kerja sama dengan Bank, antara lain : a. Pasal 39 : (1) Perusahaan asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan Bank (bancassurance) (2) Perusahaan asuransi dapat melakukan pemasaran melalui kerjasama dengan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggung jawab atas semua tindakan bank yang berkaitan dengan transaksi asuransi yang dipasarkan melalui kerja sama dengan bank dimaksud b. Pasal 40 (1) Perusahaan asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerja sama dengan bank harus memperoleh persetujuan Menteri (2) Untuk memperoleh persetujuan Menteri, perusahaan asuransi yang akan melakukan pemasaran melalui kerja sama sengan bank harus mengajukan permohonan kepada Menteri dengan menyampaikan: a. produk yang akan dipasarkan; b. prosedur 33

28 penutupan dan pembayaran premi; c. prosedur penyelesaian klaim; dan d. konsep perjanjian kerja sama dengan bank yang telah diparaf oleh para pihak. (3) Petugas bank yang akan melakukan pemasaran produk asuransi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) memiliki sertifikasi keagenan asuransi yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait; dan b) telah memperoleh pelatihan mengenai produk asuransi yang akan dipasarkan. (4) Perusahan asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib menyampaikan perjanjian kerjasama dengan pihak bank yang telah ditandatangani, paling lambat 14 (empat belas) hari sejak memperoleh persetujuan Menteri Regulasi Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina perbankan di Indonesia : 1. SE No. 6/43/DPNP perihal Penerapan manajemen resiko pada bank yang melalukan kerja sama pemasaran dengan perusahaan asuransi (bancassurance) yang ditujukan kepada semua bank umum di Indonesia. Ketentuan ini diterbitkan dalam rangka mendukung perkembangan pasar keuangan, meningkatkan penerapan manajemen resiko oleh bank dan melindungi kepentingan nasabah bank. Bagian I (Umum) point 1, menyebutkan bahwa kerja sama pemasaran antara bank dengan perusahaan asuransi (bancassurance) dapat dilakukan melalui : 34

29 a. Perjanjian pemasaran (distribution agreement) yaitu kesepakatan bank dengan perusahaan asuransi untuk memasarkan asuransi kepada nasabah yang dapat dilakukan oleh bank melalui penawaran secara tatap muka (direct marketing), menggunakan sarana komunikasi (telemarketing), atau melalui pengiriman surat kepada nasabah (direct mailing). b. Perjanjian aliansi strategis (strategic alliance agreement) yaitu kesepakatan bank dengan cara: (i) memodifikasi asuransi dengan produk bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah atau (ii) melalui penggunaan saluran pemasaran termasuk penggunaan sebagian ruang bank oleh perusahaan asuransi (channel management) c. Kepemilikan bersama (joint venture) yaitu bank dan perusahaan asuransi mendirikan bersama suatu perusahaan untuk memasarkan asuransi; d. Kelompok jasa keuangan (financial service group) yaitu bentuk kerja sama yang lebih terintegrasi antara bank dengan perusahaan asuransi dimana perusahaan asuransi dapat mendirikan atau membeli naml atau sebaliknya. Poin 3, menyebutkan bahwa: dalam melakukan aktivitas bancassurance, bank dilarang menanggung atau turut menanggung resiko yang timbul dari asuransi. 35

30 SE ini juga mempertegas tentang bagaimana Bank menerapkan manajemen resiko secara efektif dalam penyelenggaraan aktivitas bancassurance sesuai dengan Peraturan BI No. 5/8/PBI/ Model Penjualan Bancassurance Berkembangnya perusahaan asuransi sangat ditentukan oleh peran agen asuransi. Mereka mewakili perusahaan asuransi pada saat berhubungan dengan nasabah atau calon nasabah Biasanya bank menjual produk asuransi jiwa melalui 3 saluran : 1) agen-agen yang sudah memiliki izin menjual (licensed agent) 2) sistem penjualan melalui telepon (telemarketing) 3) penjualan melalui surat penawaran langsung (direct mail) Apabila digunakan saluran licensed agent, maka ada 5 cara : 1. perwakilan dari bank yang terdaftar ( mereka adalah orang-orang dari broker asuransi) 2. agen khusus yang memang ada di bank (specialized bank insurance agent) 3. karyawan bank yang sudah memiliki izin (insurance licensed bank employee) 4. agen yang memiliki izin yang berasal dari pemasar pihak ketiga (general agencies) 5. agen yang bekerja dalam sebuah perusahaan asuransi untuk menjual produkproduk asuransi yang ada 36

31 2.8 Agen Asuransi Regulator telah menerbitkan peraturan perundang-undangan yang mengatur agen asuransi yaitu : 1. Undang undang Republik Indonesia Nomor: 2 Tahun 1993 tentang Usaha Perasuransian: pasal 1 ayat 10, menyebutkan bahwa agen asuransi adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 73 Tahun 1992 dan dilengkapi melalui Nomor: 63 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian: pasal 27 ayat 1-4, yang menyebutkan bahwa setiap agen asuransi hanya dapat menjadi agen dari 1 (satu) perusahaan asuransi; Wajib memiliki perjanjian keagenan dan seterusnya. 3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 425/KMK.06/2003 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi: Bab-II bagian pertama tentang Persyaratan dan Tata cara memperoleh izin usaha, pasal 2 ayat (10): harus ada bukti perjanjian keagenan. Bagian ketiga tentang tenaga ahli, pasal 7 ayat (2): harus memiliki sertifikasi baik untuk memasarkan produk asuransi konvensional maupun non konvensional termasuk produk bancassurance dan produk asuransi Syariah 37

32 2.8.1 Kode Etik Agen Asuransi Kode etik (Merupakan Lampiran dari SE No. 18/AAJI/04 Tanggal 18 Februari 2004 Perihal Pelaksanaan Grandfathering Sertifikasi dan Lisensi Sementara Keagenan Asuransi Jiwa) : Latar Belakang (i). Istilah Asuransi Jiwa dalam hal ini adalah semua produk yang dijual oleh perusahaan Asuransi Jiwa, mulai dari produk Asuransi Jiwa tradisional, annuitas, unit link dan termasuk asuransi kesehatan. (ii) Yang dimaksudkan sebagai pemasar asuransi jiwa adalah para tenaga pemasaranan asuransi jiwa dari perusahaan asuransi jiwa ataupun agen independent yang memasarkan produk produk asuransi jiwa dari satu perusahaan Asuransi Jiwa. (iii) Seluruh anggota AAJI wajib mematuhi dan menerapkan kode etik ini dan berusaha sebaik mungkin untuk memastikan seluruh tenaga pemasran dan karyawan mengikuti kode etik dalam proses penjualannya. Pasal 1. Tanggung Jawab Seorang Agen Untuk mematuhi semua peraturan dan hukum, anda harus memiliki gambaran yang jelas mengenai kewajiban dan tanggung jawab anda sebagai wakil perusahaan. Tanggung jawab ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu: 38

33 1.1. Tanggung Jawab Terhadap Pemerintah Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan yang bertugas mengatur industri asuransi di Indonesia telah menerapkan standar hukum minimal untuk agen, mendefinisikan hal-hal yang dapat mereka kerjakan dan tidak dapat mereka kerjakan. Peraturan ini dibuat untuk melindungi kepentingan calon klien dan klien yang ada. Sebagai wakil perusahaan, anda harus sepanjang waktu berpegang pada hukum/peraturan ini atau mengambil resiko yang akan membahayakan bukan hanya untuk diri anda, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah klien anda Tanggung Jawab Terhadap Perusahaan Dalam cakupan perjanjian keagenan anda dengan perusahaan, anda harus menunjukkan kejujuran, niat baik dan kesetiaan dalam semua bisnis anda. Anda diharapkan untuk membuka semua fakta penting yang berkaitan dengan hubungan agen dengan klien seperti keterangan mengenai kesehatan klien sesuai dengan ketentuan Underwriting, dengan menjual produk yang sesuai dalam situasi tertentu, dengan cara yang profesional dan pantas, yang ditunjukkan oleh standar etika tertinggi Tanggung Jawab Terhadap Klien Yang Sudah Ada dan Calon Klien Sebagai wakil perusahaan, anda juga harus menerapkan standar profesional yang sama seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Anda ditugaskan dengan tanggung jawab legal dan etis tentang kerahasiaan informasi, penyerahan aplikasi yang tepat waktu, saran yang tepat dan penyerahan 39

34 polis yang cepat. Sebagai pemasar asuransi, anda mendatangi calon klien, untuk menawarkan produk atau jasa yang akan sangat menguntungkan orang tersebut. Penjualan yang berdasarkan kebutuhan menuntut anda untuk terus menerus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan analisa dan membuat rekomendasi yang sesuai. Anda harus tahu jenis produk asuransi khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus. Menyesuaikan produk dengan kebutuhan klien akan membangun hubungan saling percaya. Pasal 2. Agen Sebagai Pihak Yang Dipercaya (FIDUSIA) Fidusia pihak yang dapat dipercaya) adalah seseorang yang posisi dan tanggung jawabnya melibatkan kepercayaan dan keyakinan yang tinggi. Perusahaan menempatkan kepercayaan dan keyakinan yang sangat tinggi kepada agennya, tentunya, seorang agen harus bersikap adil dan dengan niat baik yang cukup tinggi dan bertindak demi kepentingan perusahaan Dengan penunjukannya, seorang agen asuransi umumnya diberi wewenang dan mengungkapkan wewenangnya untuk bertindak atas perusahaan dengan /melalui: Pengisian aplikasi untuk menutup pertanggungan melalui suatu penjualan berdasarkan kebutuhan. Menjelaskan pertanggungan dan ketentuan-ketentuan polis kepada calon klien dan menjelaskan cara polis tersebut dapat dibeli. Menagih premi dan menyetor premi tersebut dengan segera. 40

35 Memberikan pelayanan kepada calon klien dan pemegang polis asuransi. Mematuhi ketentuan-ketentuan Underwriting dan New Business, khususnya yang berkaitan dengan informasi diri klien. Memastikan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara tertanggung dengan pemilik polis Menjalankan fungsi Fidusia menuntut standar etika dan hasil kerja yang tinggi. Pada kenyataannya, mereka yang tergantung pada agen sebagai pihak yang dipercaya (fidusia) menuntut satu standar yang lebih tinggi dari yang diperlukan dibandingkan dengan tindakan yang biasa/umum. Seorang agen sebagai pihak yang dipercaya (fiducia) bertindak sesuai dengan standar etis, tidak hanya karena itu merupakan hal yang benar untuk dilakukan, tapi karena ia harus melakukan seperti itu. Itulah inti dari peran fidusia. Pasal 3. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Perusahaan menghormati privasi dan kerahasiaan informasi pribadi yang terkumpul dalam pelaksanaan bisnis. Sebagai wakil dari perusahaan, anda diharapkan untuk berpegang pada kebijakan ini. Informasi rahasia klien adalah informasi yang berkaitan dengan klien tersebut dan memungkinkan orang tersebut diidentifikasi. Ini termasuk semua fakta yang berkaitan dengan klien, dan analisa ataupun pendapat yang berdasarkan pada fakta tersebut. Ini termasuk (tetapi tidak terbatas pada) nama, alamat, nomor telpon, pendapatan, aset, hutang, tujuan investasi dan rencana pembiayaan. 41

36 Pada saat mengumpulkan informasi pribadi, silakan berpedoman pada halhal berikut ini: Kumpulkan semua informasi yang penting dan relevan yang diperlukan untuk melengkapi transaksi bisnis Kumpulkan informasi melalui jalur yang legalkumpulkan informasi langsung dari calon klien atau klien yang ada. Apabila diperlukan untuk memastikan ketepatan informasi atau klien tidak memiliki informasi, klien dapat memberikan wewenang pada orang ketiga untuk menginformasikannya. Dalam kasus ini, anda harus mencatat identitas orang ketiga tersebut dalam file. Beitahu orang tersebut siapa yang memberikan informasi : o mengapa anda membutuhkan informasi o bagaimana informasi akan digunakan o dimana informasi akan disimpan dan hak klien untuk mengakses dan memperbaiki. Membentuk dan melakukan langkah-langkah pengamanan untuk memastikan kerahasiaan informasi. Pastikan bahwa informasi yang anda peroleh adalah yang terbaru dan akurat pada saat dipakai untuk membuat keputusan berkenaan dengan orang tersebut. Pada saat tujuan dari pengumpulan informasi tersebut dicapai, anda tidak boleh menggunakan informasi tersebut untuk tujuan lain tanpa persetujuan tertulis dari yang bersangkutan. Persetujuan ini harus diberikan dengan bebas, dipahami dengan baik dan diberikan untuk 42

37 tujuan khusus. Persetujuan tertulis dari klien, yang mengotorisasikan penyebaran informasi rahasia klien harus disimpan. Pastikan bahwa staf di kantor anda menggunakan informasi yang anda kumpulkan hanya untuk tujuan yang diperlukan. Pasal 4. Perilaku Kriminal pada saat Menjalankan Bisnis Walaupun kegiatan kriminal sangat luas cakupannya, namun berikut ini adalah hal-hal yang erat berkaitan dengan perilaku dalam bisnis jasa keuangan. Jika, bukti-bukti diperoleh untuk mendukung tuduhan dari kategori di bawah ini, agen yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut harus dilaporkan. 4.1 Penipuan Ayat ini mengacu pada penipuan yang disengaja atau mis-representasi (penjelasan yang salah) yang sudah diketahui oleh seseorang sebagai hal yang salah atau tidak diyakini sebagai hal yang benar. Hal ini dapat diketahui bahwa dapat membahayakan pihak lain dan dapat mengakibatkan keuntungan yang tidak sah bagi diri sendiri atau orang lain. 4.2 Penyalahgunaan dana klien Ayat ini berkaitan dengan mengambil uang atau harta benda lain yang diterima dari klien untuk tujuan khusus dan secara salah dialokasikan 43

38 untuk tujuan/keperluan yang lain. Penundaan penyetoran premi yang diterima dari klien kepada perusahaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan termasuk dalam ayat ini. 4.3 Pemalsuan dapat dikategorikan sebagai dengan sengaja/secara sadar membuat dokumen palsu dengan maksud bahwa (a) dokumen tersebut harus digunakan atau seolah-olah digunakan sebagai dokumen yang asli, untuk atau (b) beberapa orang dibujuk dengan keyakinan bahwa hal/dokumen tersebut adalah asli/orisinal, untuk melakukan atau menahan diri tidak melakukan tindakan apapun. Pasal 5. Perilaku Tidak Pantas Dilakukan dalam Bisnis Pelanggaran terhadap Kode Etik Keagenan dan tindakan-tindakan yang tidak pantas adalah sebagai berikut: 5.1 Menahan Informasi Prinsip yang mendasari hukum dan peraturan yang mengatur penjualan dan iklan dari polis asuransi jiwa adalah bahwa klien tidak boleh disesatkan. Prinsip ini semua diterapkan pada informasi produk dan juga sikap yang ditampilkan oleh anda. Seorang agen yang secara sengaja menyesatkan klien, melalui kartu bisnis, peralatan kantor atau iklan, berkaitan dengan kepercayaan atau jabatan atau kemampuan memberikan saran atau jasa harus dilaporkan, diinvestigasi dan harus diambil tindakan. 44

39 5.2 Menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan agen Kepentingan klien harus selalu mendapat prioritas di atas kepentingan agen. Klien harus selalu ditangani dengan niat baik dan kejujuran. Agen harus selalu terbuka terhadap calon klien atas semua benturan kepentingan atau potensi benturan kepentingan yang berkaitan dengan transaksi atau rekomendasi. Termasuk dalam ayat ini adalah agen yang membayarkan premi klien dengan menggunakan uang agen sendiri untuk tujuan memenangkan kontes, menjaga persistency untuk mendapatkan bonus atau untuk mempertahankan kotrak kerjanya Pemberian potongan/diskon Premi (Premium Rebating) Memberikan potongan/diskon dalam pembayaran premi terjadi pada saat seorang agen membuat kesepakatan tentang jumlah premi yang harus dibayar untuk satu polis lebih rendah dari jumlah premi yang tertera dalam polis sebagai alat untuk membujuk/mendorong untuk membeli satu polis dari agen. Disamping itu, seorang agen mungkin tidak memberikan (atau menawarkan untuk memberikan) potongan dari seluruh atau sebagian dari premi yang tertera dalam polis atau pertimbangan lain atau satu benda yang berharga yang dimaksudkan seperti memberikan potongan premi. Memberikan potongan dalam pembayaran premi dilarang dan setiap agen yang memberikan potongan premi akan dilaporkan, diinvestigasi, dan segera diambil tindakan yang sepantasnya. Tujuan dari peraturan anti pemberian diskon premi adalah untuk memastikan bahwa semua orang yang diasuransikan diperlakukan dengan baik (misalnya orang yang 45

40 diasuransikan melalui klasifikasi penyeleksian yang sama harus diperlakukan dengan cara yang sama pula). Tujuan lainnya adalah untuk memelihara persaingan sehat di antara para agen. Pemberian diskon premi dapat menyebabkan sengketa di antara para agen. Misalnya, seorang agen mungkin melakukan pekerjaan ekstensif pada satu kasus besar dan agen kedua bergabung pada menit terakhir dan menawarkan pemberian diskon premi dan terjadi penjualan.walaupun tidak dengan cara penjualan yang profesional Pelayanan terhadap klien menjadi tidak baik karena agen yang memberi sebagian komisinya, tidak mampu menyediakan pelayanan yang sebenarnya. Akibatnya adalah tingginya angka keluar masuk seorang agen 5.4. Penggantian (Replacements) 5.4.(i) Penggantian yang tidak terbuka dan sistematis (Undisclosed/Systematic Replacements) Dari diri mereka sendiri, penggantian produk bukan merupakan perilaku yang tidak layak. Penggantian produk dapat ditolerir hanya jika mereka tidak terlalu merugikan klien. Tetapi, agen yang melakukan penggantian internal/eksternal sistimatis yang membahayakan klien harus dilaporkan, diinvestigasi dan tindakan seperlunya harus diambil. 5.4.(ii) Pemutarbalikan (Twisting) Pemutarbalikan adalah tindakan tidak etis dalam membujuk seorang pemegang polis untuk melepas/menebus polisnya dari perusahaan lain dengan tujuan menjual polis yang lain tanpa memperhatikan 46

41 kerugian yang mungkin terjadi terhadap pemegang polis. Ini juga dapat melibatkan penggunaan nilai tunai polis, baik melalui peminjaman polis atau dividen dari polis untuk membeli polis yang lainnya. Setiap agen yang terbukti melakukan tindakan pemutarbalikan harus diinvestigasi dan dilaporkan. 5.4.(iii)Pencampuradukan (Churning) Pencampuradukan terjadi pada saat seorang agen, melakukan kontrol atas banyaknya dan seringnya penjualan, menyalahgunakan kepercayaan nasabah untuk tujuan pribadi melalui transaksi yang berlebihan dilihat dari karakter transaksi dan tujuan pribadi klien. Setiap agen yang terbukti melakukan tindakan pencampuradukan harus di investigasi dan dilaporkan Pernyataan tidak benar (Misrepresentation and Disclosure) 5.5.(i) Ilustrasi Diharapkan bahwa para agen menyediakan informasi mengenai satu produk secara tepat, jujur, lengkap dan dalam bahasa yang sederhana dengan mengacu pada ketentuan dari perusahaan melalui materi atau alat yang telah disediakan. Jika seorang agen membuat perubahan yang vital terhadap ilustrasi yang disediakan perusahaan atau jika seorang agen memanipulasi perangkat lunak diluar parameter untuk menciptakan satu harapan yang tidak masuk akal, agen harus diinvestigasi dan tindakan yang seperlunya harus diambil. 47

42 5.5.(ii) Pernyataan yang menyesatkan Agen harus berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak membuat pernyataan yang menyesatkan dalam proses penjualan atau iklan mereka. Informasi yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan harus secara penuh dan akurat diungkapkan sebelum penjualan dilakukan. Jika suatu pola pengungkapan informasi yang diberikan tidak akurat atau jika informasi penting tidak diungkapkan terjadi, maka agen harus diinvestigasi dan tindakan seperlunya harus di ambil. 5.5.(iii)Perbandingan yang tidak lengkap Agen yang memberikan perbandingan yang tidak lengkap dari setiap polis dari perusahaan asuransi lainnya dengan niat untuk meyakinkan klien untuk mengakhiri atau menebus polis, harus di investigasi dan tindakan seperlunya harus di ambil Kenali kebutuhan klien anda atau kecocokan produk dengan klien. Agen harus terus berusaha untuk memastikan bahwa mereka telah berorientasi bisnis dan tekun untuk menganalisa kebutuhan, tujuan dan masalah keuangan klien untuk menentukan ketepatan rekomendasi produk kepada klien. Jika satu penjualan ditutup tanpa memperhatikan kesesuaian produk terhadap kebutuhan klien, agen harus diinvestigasi dan tindakan sepantasnya harus diambil. 48

43 5.7 Pernyataan menyesatkan, penghapusan atau pernyataan tidak benar kepada perusahaan Informasi yang padat, lengkap dan tepat harus disediakan oleh agen kepada perusahaan asuransi. Pernyataan tidak benar, penghapusan atau penyataan menyesatkan yang sangat penting/berpengaruh, harus diinvestigasi dan tindakan sepantasnya harus diambil. 5.8 Pemaksaan dan pengaruh yang tidak baik Agen yang menggunakan kekuasaan, pengaruh, posisi, dan/atau moralnya terhadap calon klien untuk mempengaruhi pembelian atas asuransi jiwa harus diinvestigasi dan diambil tindakan sepantasnya. 5.9 Pembujukan Agen yang telah melakukan pembayaran atau memberi hadiah, atau menawarkan untuk membayar atau memberi hadiah secara langsung atau tidak langsung berupa uang atau barang-barang berharga sebagai bujukan untuk meyakinkan calon klien untuk membeli asuransi, agen tersebut harus diinvestigasi dan diambil tindakan sepantasnya Pernyataan kasar Pernyataan kasar terhadap pesaing untuk menutup penjualan merupakan pelanggaran terhadap Kode Etik Bisnis Industri Asuransi. Agen yang terbukti melakukan ini harus diinvestigasi dan harus diambil tindakan sepantasnya. 49

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 6/43/DPNP Jakarta, 7 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Kerjasama Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK TENAGA PEMASAR ASURANSI JIWA BAB I KETENTUAN UMUM 1. DEFINISI Dalam Kode Etik Tenaga Pemasar ini, yang dimaksud dengan: a. AAJI adalah Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia. b.

Lebih terperinci

KODE ETIK. I. Misi & Philosopy Kode Etik. Latar Belakang. Kepercayaan dan Kepatuhan. Alat Bantu pengawasan penerapan Kode Etik

KODE ETIK. I. Misi & Philosopy Kode Etik. Latar Belakang. Kepercayaan dan Kepatuhan. Alat Bantu pengawasan penerapan Kode Etik KODE ETIK Merupakan Lampiran dari SE No. 18/AAJI/04 Tanggal 18 Februari 2004 Perihal Pelaksanaan Grandfathering Sertifikasi dan Lisensi Sementara Keagenan Asuransi Jiwa I. Misi & Philosopy Kode Etik Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran dan Bauran Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran menjadi komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena melalui pemasaranlah

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber : 1. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran (Marketing) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan jasa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran dan bauran pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dalam menjalankan suatu bisnis pemasaran menjadi suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka.

BAB II LANDASAN TEORI. media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bauran Pemasaran Para pemasar atau bagian pemasaran menggunakan sejumlah alat atau media untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat tersebut

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan yang berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi bangsa, karena pada kegiatan tersebut terjadi proses antara produsen dan konsumen

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 Yth. 1. Direksi Bank Umum Konvensional; dan 2. Direksi Bank Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK YANG

Lebih terperinci

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mengindentifikasi keinginan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, berkembang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bauran Promosi Setiap perusahaan yang menghasilkan suatu produk berusaha agar produk-produk yang ditawarkan dapat diserap oleh masyarakat secara optimal. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/KMK.06/2003 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PROMOSI DAN BAURAN PROMOSI 1. Pengertian Promosi Menurut Lupiyodadi(2001 :108), promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Optimalisasi Pengertian optimaliasai menurut Poerdwadarminta (Ali, 2014) adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 426 /KMK.06/2003 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan,memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki banyak arti secara sederhana ialah pengelolaan hubungan pelanggan yang mengutungkan. Secara luas definisi pemasaran adalah proses sosial

Lebih terperinci

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung.

PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN PROMOTION MIX Mengelola Iklan, Personal Selling, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Langsung. Marketing Mix Product Price Place Promotion

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Promosi 2.1.1.1 Pengertian Promosi Promosi digunakan untuk menginformasikan atau memberitahu kepada orang mengenai produk dan membujuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap kompetisi didalamnya. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha diberbagai lini pada masa era globalisasi dan era informasi ini sangatlah pesat, sehingga berpotensi memicu persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

Pertemuan 11 STRATEGI PROMOSI

Pertemuan 11 STRATEGI PROMOSI Pertemuan 11 STRATEGI PROMOSI I. PENGERTIAN Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha, baik produksi maupun jasa selalu dihadapkan dengan persaingan. Untuk mengatasi persaingan, perusahaan menempuh berbagai cara dan strategi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran Peran pemasaran sangat penting dalam membantu perusahaan meraih peluang-peluang. Pemasaran memainkan peran kritis dalam proses perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Maka diperlukan adanya

BAB II LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Maka diperlukan adanya 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang pencapaian tujuan dari sebuah perusahaan yang yang memperoleh laba dan mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pemasaran Menurut Swastha dan Irawan (2008), pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui, yang namanya sakit, kecelakaan, dan kematian tidak dapat terhindarkan. Kita sebagai manusia tidak dapat melawannya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang ini pemasaran tidak hanya mengembangkan produk yang baik, Menetapkan harga dan membuat produk itu secara mudah dijangkau oleh konsumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang berlangsung dalam hubungannya denga pasar. Pemasaran berarti bekerja denga pasar untuk mewujudkan pertukaran potensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh bidang kehidupan, terutama di bidang bisnis. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berpengaruh

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kotler, dalam bukunya Marketing Management (The Millenium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kotler, dalam bukunya Marketing Management (The Millenium BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Kotler, dalam bukunya Marketing Management (The Millenium Edition 2000) menyatakan bahwa pengertian marketing dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan, dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Menurut Abdullah dan Tantri (2012:14) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Penjualan dan Penjualan Menurut American Marketing Association (Swastha, 2008:403) manajemen penjualan adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan personal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pada dasarnya istilah manajemen itu sendiri memiliki banyak arti, bahkan sampai saat ini pun belum ada keseragaman mengenai pengertian manajemen. Salah

Lebih terperinci

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling

1. Marketing Communication 2. Pentingnya Marketing Communication 3. Periklanan Personal Selling 1. Marketing Communication Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah. Kerangka pemikiran dan hipotesis. Melihat kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Distribution Outlet (distro) dan clothing kini menjadi salah satu bisnis yang sangat pesat perkembangannya di industri kreatif. Tak kurang dari 1000 distro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Promosi Pada kegiatan pemasaran terdapat suatu kegiatan yang mempunyai peran penting dalam mengkomunikasikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE) Yth. 1.!Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2.!Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa, di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING

PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING MODUL PERKULIAHAN PEMASARAN DAN STRATEGI PERSONAL SELLING Pokok Bahasan 1. Pemasaran Hubungan Massa 2. Strategi Personal Selling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana

Lebih terperinci

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk :

KODE ETIK. Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : KODE ETIK Kode etik yang dikeluarkan oleh PT. Internasional Network Cemerlang adalah bertujuan untuk : 1. Memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Situasi perekonomian dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat BAB 14 PROMOSI Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Promosi Ada beberapa pengertian bauran promosi menurut para ahli. Menurut Kotler (2002:77), bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan, penjualan, pribadi, promosi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perasuransian yang sehat, dapat diandalkan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA STANDAR PRAKTIK DAN KODE ETIK PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LATAR BELAKANG AAJI berkomitmen penuh untuk selalu menjaga standar etika dan profesionalitas yang baik dan benar dari setiap Perusahaan Asuransi Jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II BANCASSURANCE

BAB II BANCASSURANCE 20 BAB IV : TINJAUAN HUKUM DALAM PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DALAM HAL BANCASSURANCE DI BANK SYARIAH (RISET PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG ISKANDAR MUDA KOTA MEDAN) Dalam bab ini akan menjawab tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : /PMK.010/2012 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : /PMK.010/2012 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI RANCANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : /PMK.010/2012 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa semakin beragam dan kompleksnya Produk Asuransi dan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO

BAB IV. ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO BAB IV ANALISIS PEMASARAN PRODUK TABUNGAN ib MUAMALAT PRIMA DI BANK MUAMALAT INDONESIA KCP MOJOKERTO A. Analisis Pemasaran Produk Tabungan ib Muamalat Prima di Bank Muamalat Indonesia KCP Mojokerto Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2005 : 18) adalah Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan untuk merancang dan mengaplikasikan strategi pemasaran seakurat mungkin dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai keputusan promosi harus dipertimbangkan dengan benar.

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran (Marketing) Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi setiap perusahaan yang ingin mengembangkan usaha mereka. Dengan melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

LANDASAN TEORI. merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan. penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki arti yang sama sekali berbeda dengan penjualan. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan jual beli yang di dalamnya meliputi kegiatan penyaluran

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI

KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI KEBIJAKAN PEMASARAN PRODUK PIPA WAVIN PADA TOKO GUNUNG KAWI DI BATAM YANG DITINJAU DARI SUDUT BAURAN PEMASARAN TIBRANI Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan teori-teori mengenai konsep penjualan sebagai landasan penelitian. Teori-teori tersebut berkaitan dengan penjualan. A. Pengertian Penjualan Definisi menjual menurut

Lebih terperinci