squeezing, dan analisa data. Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "squeezing, dan analisa data. Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 Pada bab ini penulis menguraikan proses yang terjadi pada filter press, penggunaan Resistance Pressure Transmitter dalam proses squeezing, dan analisa data. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Tekanan Tekan didefinisikan sebagai besarnya gaya untuk tiap satuan luas. Oleh karena itu satuan yang dipakai untuk tekanan merupakan hasil bagi antara satuan gaya dan satuan luas, misalnya kg/cm 2, lb/inch 2 yang biasanya disingkat psi (pound/square inch) dan lain lain. Selain bermacam macam satuan yang dipakai untuk tekanan khusus untuk gas dikenal ada tiga macam tekanan yaitu : a. Tekanan absolute (absolute pressure) Yang dimaksud dengan tekanan absolut (absolute pressure) adalah tekanan gas sebenarnya. Besarnya tekanan absolut dinyatakan dengan psia (pound per square inch absolut). b. Tekanan gage (gauge pressure) Yang dimaksud dengan tekanan gage (gauge pressure) adalah besarnya tekanan suatu gas dibanding dengan tekanan udara luar atau atmosfir. Besarnya tekanan gage dinyatakan dalam psig (pound per square inch gage).

2 c. Tekanan vakum (vacuum pressure) Yang dimaksud tekanan vakum (vacuum pressure) adalah sama dengan tekanan gage hanya tekanan ini lebih kecil daripada tekanan atmosfir. II.1.1 Elemen elemen Sensor yang Biasa Digunakan Dalam Mengukur Tekanan Elemen elemen yang biasa digunakan untuk mengukur baik tekanan absolut, gage, vakum, maupun beda tekanan (differential pressure) yaitu : 1. Elemen kolom cairan Dengan elemen kolom cairan ini, tekanan yang akan diukur dapat ditentukan dengan mengetahui tinggi dan berat jenis cairan. Seperti diketahui besarnya tekanan yang diberikan oleh cairan setinggi h adalah : P = ρ g h (2.1) dimana : P = tekanan (N/m 2 ) h = tinggi cairan (m) ρ = masss jenis cairan (kg/m 3 ) g = gravitasi (m/s 2 ) Pengukur tekanan dengan menggunakan elemen kolom cairan diantaranya: a. Barometer Barometer khusus dipakai untuk mengukur tekanan atmosfir. Suatu tabung gelas berisi cairan dan dicelupkan kedalam bak yang berisi cairan yang sama. Ujung atas tabung divakumkan dan kemudian

3 ditutup. Cairan yang biasa dipakai adalah air raksa. Air raksa didalam tabung akan turun, tetapi tidak terus sampai habis karena adanya tekanan atmosfir yang mengimbangi tekanan air raksa dalam tabung seperti terlihat pada gambar 2.1. Dengan mengukur tinggi air raksa h didalam tabung, tekanan atmosfir dapat ditentukan : P a h (cm Hg) (2.2) Perlu diketahui bahwa sebenarnya tekanan diatas air raksa didalam tabung tidak vakum sama sekali, tetapi ada tekanan uap air raksa yang mana besarnya kecil sekali yaitu sebesar 0,0012 mm Hg pada temperatur kamar (20 C). Gambar 2.1 Barometer b. Manometer Pipa U Pipa yang berbentuk huruf U yang bentuk ujungnya tertutup dan vakum seperti terlihat pada gambar 2.2 dapat dipakai untuk mengukur tekanan absolut. Seperti pada barometer, maka besarnya tekanan absolut yang dihubungkan dengan kaki terbuka adalah seperti rumus 2.1 diatas yaitu P = ρ g h

4 Cairan yang dipakai tidak harus air raksa, ini tergantung pada daerah tekanan yang akan diukur. Untuk tekanan yang tinggi dipakai cairan cairan yang besar (berat jenisnya besar) sedangkan untuk cairan yang ringan dipakai untuk mengukur tekanan yang rendah. Untuk mengukur perbedaan tekanan dipakai manometer pipa U yang kedua ujungnya terbuka seperti terlihat pada gambar 2.3 Perbedaan tinggi cairan dapat dilihat pada skala yang diletakkan diantara kedua kaki manometer. Gambar 2.2 Manometer Pipa U Tertutup Gambar 2.3 Manometer Pipa U Terbuka c. Manometer Lonceng (Bell Manometer) Pada gambar 2.4 terlihat manometer lonceng (bell manometer) untuk mengukur tekanan gage. Tekanan yang diukur dimasukkan ke dalam lonceng (sungkup) melalui suatu pipa saluran. Bila luas bagian dalam lonceng adalah A, maka gaya yang mendorong lonceng keatas adalah : F = P A (2.3) dimana : F = gaya (N) P = tekanan (N/m 2 ) A = luas penampang (m 2 )

5 Gaya ini menyebabkan pegas bergerak sejauh s. Bila konstanta pegas adalah K maka menurut hukum Hooke : F = K s (2.4) dimana : K = konstanta pegas s = jarak (N/m) (m) Dari dua persamaan ini akan didapat : P = K s A (2.5) Jadi dengan mengukur h dapat diketahui besarnya tekanan yang akan diukur. Dengan pertolongan engsel dan jarum penunjuk, besarnya tekanan ini dapat langsung dibaca pada skala. Gambar 2.4 Manometer Lonceng (Bell Manometer) 2. Elemen Elastis Terdapat tiga macam elemen elastis yang biasa dipakai untuk mengukur tekanan yaitu : a. diafragma b. bellow c. tabung bourdon Masing masing dari ke tiga elemen elastis tersebut mempunyai daerah pengukuran tertentu. Elemen elemen ini dipakai pada daerah elastisnya

6 sehingga masih tetap mengikuti hukum Hooke, defleksi sebanding dengan gaya atau tekanan yang menyebabkannya. Jadi dengan mengukur defleksinya tekanan yang akan diukur dapat diketahui. a. Diafragma Diafragma pada dasarnya adalah lembaran datar dan tipis yang terbuat dari logam. Diafragma datar (flat diaphragm) seperti terlihat pada gambar 2.5.a dibawah mendefleksi sesuai dengan hukum hukum pada umumnya yang dapat diaplikasikan ke lembaran datar untuk kondisi kondisi muatan simetris. Bentuk dasar dari diafragma datar adalah sebuah jaringan datar yang dijepit pada bagian pinggirnya. Disini diafragma dipakai untuk mengukur beda tekanan. Tetapi defleksi yang terjadi akibat perbedaan tekanan ini kecil sekali sehingga sensitivitasnya juga kecil. Diafragma bergelombang (corrugated diaphragm) terdiri dari gelombang gelombang atau lekuk lekuk bundar seperti terlihat pada gambar 2.5.b dibawah. Bentuk ini bertujuan untuk meningkatkan kekerasan serta daerah efektif daripada diafragma, dengan demikian memberikan defleksi yang lebih besar daripada diafragma datar. Bentuk yang bergelombang menyebabkan sensitivitas yang lebih besar daripada diafragma datar. Selain kedua macam diafragma diatas yang merupakan diafragma tunggal (Single diapraghm), terdapat juga diafragma ganda (double

7 diapraghm) yang biasa disebut kapsul seperti terlihat pada gambar 2.5c. Sensitivitas kapsul lebih besar dibandingkan dengan diafragma tunggal. Untuk mendapatkan sensitivitas yang lebih besar lagi, beberapa kapsul di jadikan satu. Pengukuran tekanan gage ini lengkapi dengan pembatas atas dan pembatas bawah sehingga terhindar dari kerusakan apabila mendapat tekanan yang terlalu besar atau terlalu kecil. Bahan bahan yang biasa dipakai untuk untuk diafragma adalah alloy metal elastis seperti kuningan, perunggu, phospohor, tembaga berrylium, stainless steel. Selain diafragma logam terdapat juga bukan logam yang biasa terbuat dari kulit sutra, teflon dan neoprene. Gambar 2.5 Elemen Perasa Tekanan (a) diafragma datar; (b) diafragma bergelombang; (c) kapsul; (d)bellows; (e) tabung lurus; (f) tabung bourdon C; (g) tabung bourdon twist; (h) tabung bourdon helical (i) tabung bourdon spiral.

8 b. Bellow Pada gambar 2.5.d diatas terlihat bellow yang dipakai untuk mengukur tekanan gage (gauge pressure). Bellow juga dibuat untuk logam logam yang dipakai untuk membuat diafragma. Daerah pengukuran bellow lebih tinggi daripada diafragma karena dapat dipakai untuk mengukur tekanan rendah. Elemen perasa tabung lurus seperti terlihat pada gambar 2.5.e diatas digunakan dalam desain tertentu untuk mengukur tekanan. Tabung dengan salah satu ujung disegel maka akan menyebabkan perubahan perubahan tekanan yang akan dikirimkan ke ujung yang lain yang terbuka. Pergeseran ini ditransduksikan sebagai strain maupun sebagai perubahan perubahan dalam frekuensi resonan tabung. c. Tabung Bourdon Tabung bourdon dibuat dari tabung yang pipih. Prinsip kerja tabung bourdon ini adalah bila terdapat perbedaan tekanan di dalam dan di luar tabung maka akan terjadi gaya keluar atau ke dalam karena luas permukaan dan dalam dari tabung bourdon berbeda. Tabung bourdon bentuk C seperti terlihat pada gambar 2.5.f diatas dibawah memiliki sudut lekukan antara 180 dan 270 dan ujung bagian kearah luar dengan tekanan yang meningkat.

9 Jenis jenis tabung bourdon yang lain yaitu tabung bourdon twist, tabung bourdon helikal, tabung bourdon spiral dapat dilihat pada gambar 2.5.g sampai dengan 2.5.i diatas. II.2 Metoda Pengukur Tekanan Yang Lain Selain elemen elemen diatas yang digunakan untuk mengukur tekanan, juga digunakan metoda yang lain seperti metoda kompresi gas seperti pada manometer McLeod, metoda tahanan listrik berdasarkan jembatan Wheatstone dengan menggunakan Strain gage. Semua cara pengukuran diatas akan dibahas dibawah ini. II.2.1 Manometer McLeod Manometer (Gage) McLeod dipakai untuk mengukur tekanan yang sangat rendah (vakum). Disini dipakai metoda kompresi gas. Pada gambar 2.6.a telihat McLeod gage dalam keadaan sebelum terpakai. Karena dihubungkan dengan tekanan vakum, maka semua ruangan diatas cairan mempunyai tekanan yang sama dengan tekanan vakum yang diukur. Kemudian diputar 90 C sehingga kedudukannya seperti terlihat pada gambar 2.6.b. Permukaan pada empat kakinya mempunyai tendensi untuk sama tinggi. Tetapi karena didalam pipa ukur sudah ada gas yang bertekanan P 1, maka tinggi cairan disini lebih rendah. Perubahan volume gas (kompresi) ini yang menyebabkan tekanan gas berubah. Misalnya

10 volumenya berubah menjadi V 2 dan tekanan gas berubah. Misalnya menjadi P 2, maka menurut hukum Boyle : P 1 V 1 = P 2 V 2 (2.6) dimana : P 1 = tekanan awal (N/m 2 ) V 1 = volume awal (m 3 ) P 2 = tekanan akhir (N/m 2 ) V 2 = volume akhir (m 3 ) Selain itu terlihat dari gambar bahwa : P = ρ g h Jadi V = h A (2.7) P v = ( ρ g h) (h A) (2.8) P = ρ g A h V 2 (2.9) Dengan membuat skala kuadratis maka akan dapat langsung diukur tekanannya. a b Gambar 2.6 Manometer McLeod (a) manometer Mcleod sebelum terpakai (b) manometer Mcleod setelah terpakai dan diputar 90 0 II.2.2 Strain gage Pengukuran tekanan dengan metoda tahanan listrik mengubah besaran yang diukur menjadi tahanan. Strain-gage adalah salah satu elemen yang mengubah pergeseran mekanis yang diberikan dalam hal ini adalah tekanan

11 menjadi tahanan. Strain-gage merupakan sebuah alat berbentuk lembaran tipis yang dapat disatukan ke berbagai bahan guna mengukur regangan yang diberikan kepadanya. Strain-gage logam dibuat dari kawat tahanan berdiameter tipis. Tahanan dari kawat atau logam ini berubah terhadap panjang jika bahan pada mana gage disatukan mengalami tarikan atau tekanan (kompresi). Perubahan tahanan ini sebanding dengan regangan/tekanan yang diberikan, ini meliputi dua atau empat lengan dari strain-gage yang berfungsi sebagai jembatan wheatstone sehingga keluarannya diubah menjadi tegangan seperti pada gambar 2.7. Pada arah keatas menyebabkan tahanan bertambah, sedangkan pada arah kebawah menyebabkan tahanan menjadi berkurang pada lengan jembatan. Prinsip dari pengukuran ini adalah bentuk yang khusus dari pengukuran tahanan dengan menggunakan strain-gage. Gambar 2.7 Strain-gage II Komponen Strain-gage Elemen perasa dari strain-gage terdiri dari komponen kawat logam atau timah yang memiliki perubahan dalam deformasi. Perbandingan yang berdasarkan atas spesimen dan struktur ini mengarah pada elemen yang dipakai dalam aplikasi penggunaannya,yang mana elemen tersebut adalah tipis dan mudah patah. Dalam hal pengiriman, penyimpanan dan penempelan pada spesimen ini harus benar benar diperhatikan agar dapat dihubungkan secara kelistrikan pada besaran yang

12 diukur oleh alat instrumen. Strain-gage ini terdiri dari bagian bagian yang ditunjukkan dalam gambar 2.8 dibawah ini yaitu : (1) permukaan spesimen, (2) ikatan efektif antara gege dan spesimen, (3) bahan pendukung yang terpasang, (4) elemen pengindraan dasar, (5) konektor, (6) lapisan pelindung yang dikaitkan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana strain-gage digunakan. Gambar 2.8 Sistem Strain-gage (1) permukaan spesimen; (2) ikatan bahan perekat; (3) lapisan dasar; (4) elemen perasa strain-gage; (5) sistem pewayaran; (6) lapisan pelindung II Bentuk bentuk Strain-gage Bentuk elemen pengindera dipilih menurut regangan yang akan diukur, satu sumbu (uniaksial), dua sumbu (biaksial), atau arah ganda (banyak). Selain itu bentuk strain-gage yang lain adalah strain gage bentuk terikat (bonded straingage) dan strain-gage bentuk tak terikat (unbonded strain-gage) 1. Strain-gage bentuk terikat (bonded strain-gage) Bentuk strain-gage terikat terdiri dari jenis kawat-metal, foil atau semikonduktor yang terikat pada permukaan regangan atau pada lapisan tipis terisolasi seperti pada gambar 2.9 dibawah ini. Ketika permukaan tersentuh, regangan dikirimkan ke jaringan material melalui bahan perekat. Perubahan tahanan listrik dari jaringan menunjukkan indikasi dari regangan.

13 Gambar 2.9 Konstruksi strain-gage tahanan terikat Strain-gage tahanan terikat mempunyai keunggulan yang bagus karena relatif tidak mahal, tingkat keakurasian yang bagus kira-kira ± 0,10%, dapat diberikan tekanan yang kecil, tidak terlalu berdampak terhadap perubahan temperatur, bentuknya kecil. Strain-gage tahanan terikat dapat digunakan pada lingkungan yang berbeda-beda, seperti dapat dipasang pada turbin mesin jet yang dioperasikan pada suhu yang sangat tinggi dan pada cairan dengan suhu yang sangat rendah -452 F (-269 C). Strain-gage ini juga mempunyai berat yang ringan dan bentuk yang kecil, sensitivitas yang tinggi dan dapat digunakan pada keadaan statis atau dinamis. Foil elemen dapat digunakan hingga tahanan 120 sampai 5000 ohm, dengan panjang 0,008 inchi sampai 4 inchi. a. Kawat metal Kawat metal terikat telah dipakai pada kedua analisis tegangan (stress) dan transduser. Suatu kisi kawat halus ditempelkan pada permukaan benda yang regangannya hendak diukur. Kawat ditempelkan hingga tidak berkerut, yang dengan demikian akan mengikuti tegangan maupun tekanan benda. Karena bahan dan ukuran kawat sama dengan

14 pengukur tak terikat, faktor pengukur dan hambatan dapat dibandingkan seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 2.10 Strain-gage kawat-metal terikat b. Foil-metal Pengukur foil metal terikat menggunakan bahan yang mirip atau sama dengan pengukur kawat. Foil-metal terikat banyak dipakai pada sebagian besar pengukuran tegangan dan transduser. Elemen perasa dibentuk dari lembaran-lembaran yang tebalnya kurang dari 0,0002 inci dengan proses etsa-foto (photoetching), yang memungkinkan kelenturan pada bentuknya seperti ditunjukkan pada gambar 2.11 dibawah ini. Gambar 2.11 Strain-gage foil-metal c. Semikonduktor Semikonduktor digunakan terutama pada transduser, namun kadangkadang dijumpai pada pemakaian pengukuran tegangan jika regangan sangat kecil. Terbuat dari bagian yang sangat kecil dari kristal silikon yang diproses secara khusus dan tersedia dalam jenis n (negatif) dan jenis p (positif). Semikonduktor jenis p menaikkan hambatan terhadap

15 regangan tarik dan jenis n menurunkan hambatan. Keunggulannya adalah faktor pengukur yang tinggi sampai 150. Transduser yang didasarkan pada pengukur semikonduktor sering disebut transduser piezoresistif. Sayangnya faktor pengukur yang tinggi diikuti oleh kepekaan temperatur yang tinggi pula, ketidak linearan, dan kesukaran penempatannya. d. Semikonduktor diffus (diffused semiconductor) Semikonduktor diffus digunakan pada proses difusi yang diterapkan pada pembuatan rangkaian terpadu (integrated-circuit). Strain-gage semikonduktor difus menggunakan teknik photolithograpy dan difusi elemen padat dari Boron ke molekul yang terikat dari elemen tahanan. Semikonduktor diffus sering digunakan pada transduser tekanan, karena bentuknya yang kecil, tidak mahal, akurat, dapat digunakan berulang-ulang, dan memberikan sinyal keluaran yang besar. Kekurangannya adalah termasuk sensitivitasnya terhadap perubahan suhu yang dapat digunakan untuk desain transmiter. Pada transduser tekanan misalnya, diafragmanya adalah pemakaian silikon dan efek regangan direalisir dengan memberikan ketidak murnian (impurity) pada diafragma untuk membentuk pengukuran regangan instinsik pada lokasi yang diinginkan penggunaannya. 2. Strain-gage tanpa ikatan (unbonded strain-gage) Strain-gage ini terdiri dari sebuah kerangka diam dan sebuah jangkar yang ditopang pada pertengahan kerangka. Jangkar hanya dapat bergerak dalam satu arah. Gerakannya dalam arah tersebut dibatasi oleh empat filamen

16 kawat sensitif regangan, dililitkan antara isolator-isolator kaku yang terpasang pada kerangka dan pada jangkar. Panjang filamen-filamen adalah sama dan disusun seperti pada gambar 2.12.a. Bila sebuah gaya luar diberikan terhadap strain-gage, jangkar bergerak dalam arah yang diperlihatkan. Panjang elemen A dan D bertambah, sedangkan panjang elemen B dan C berkurang. Perubahan tahanan dari keempat filamen sebanding dengan perubahan panjang, dan ini dapat diukur dengan sebuah jembatan wheatstone seperti pada gambar 2.12.b. Arus tidak seimbang yang ditunjukkan oleh alat pencatat arus, dikalibrasi agar menunjukkan besarnya perpindahan jangkar. Transduser menjadi sebuah pengukur tekanan jika jangkar dihubungkan kesebuah tiupan logam (metallic bellow), diafragma atau membran. Gambar 2.12 Strain-gage tidak terikat (a) Prinsip konstruksi (b) rangkaian jembatan wheatstone

17 Pengukuran regangan secara simultan dalam arah lebih dari satu dapat dilakukan dengan menempatkan gage elemen tunggal pada lokasi yang sesuai. Namun untuk menyederhanakan pekerjaan ini dan untuk menghasilkan ketelitian yang lebih besar tersedia gage elemen dalam ganda atau gage rosette. Rosette dua elemen yang diperlihatkan pada gambar 2.13 sering digunakan dalam transduser gaya. Gage dirangkaikan dalam sebuah rangkaian jembatan wheatstone agar keluaran yang dihasilkan lebih besar. Untuk analisis tegangan geser, elemen-elemen aksial dan melintang bisa memiliki tahanan yang berbeda yang dapat dipilih sehingga gabungan keluaran sebanding dengan tegangan geser sedangkan keluaran dari elemen aksial sebanding dengan regangan. Rosette tiga elemen sering digunakan untuk menentukan arah dan besarnya regangan utama yang dihasilkan dari pembebanan struktural yang kompleks. Jenis yang paling terkenal memiliki simpangan sudut sebesar 45 atau 60 antara elemen-elemen pengindra seperti pada gambar Rosette 60 digunakan bila arah regangan utama tidak diketahui. Rosette 45 memberikan resolusi sudut yang lebih besar dan biasanya digunakan bila arah regangan utama diketahui. Gambar 2.13 Rosette dua elemen (a) tumpukan foil 90 ;(b) foil datar 90 ;(c) foil geser datar 90

18 Gambar 2.14 Rosette tiga elemen (a) foil datar 60 ; (b) tumpukan kawat 45 II Elemen Pengindera Metalik Strain-gage metalik dibentuk dari kawat tipis atau dari lembaran kawat logam tipis. Umumnya, ukuran kawat gage adalah kecil, mengalami kebocoran paling kecil dan dapat digunakan pada pemakaian suhu tinggi. Elemen-elemen foil sedikit lebih besar dalam ukuran dan lebih stabil daripada gages kawat. Mereka dapat digunakan pada kondisi suhu yang ekstrim dan dalam pembebanan yang lama, dan mendisipasikan panas yang diinduksi sendiri dengan mudah. Berbagai jenis bahan tahanan telah dikembangkan untuk pemakaian dalam gagegage kawat dan foil yaitu : 1. Constantan Constantan adalah paduan (alloy) tembaga-nikel dengan koefisien temperatur yang rendah. Biasanya constantan ditemukan dalam gage yang digunakan untuk pengukuran strain dinamik, dimana perubahan level strain tidak melebihi ± 1500 µcm. Batas temperatur kerja adalah 10 C sampai 200 C. 2. Nichrome V Nichrome V adalah paduan nikel-chrome yang digunakan untuk pengukuran strain statik sampai 375 C. Dengan kompensasi temperatur,

19 paduan ini dapat digunakan untuk pengukuran statik sampai 650 C dan pengukuran dinamik sampai 1000 C. 3. Dynaloy Dynaloy adalah paduan nikel-besi dengan faktor gage yang rendah dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan. Bahan ini digunakan untuk pengukuran strain dinamik bila sensitivitas temperatur yang tinggi dapat ditolerir. Rangkuman temperatur dari gage dynaloy umumnya dibatasi oleh bahan-bahan pembawa dan semen perekat. 4. Stabiloy Stabiloy adalah perpaduan nikel-chrome yang dimodifikasi dengan rangkuman kompensasi temperature yang lebar. Gage ini memiliki stabilitas yang sangat baik dari temperatur Crygonic sampai 350 C dan ketahanan yang baik terhadap kelelahan. 5. Paduan platina tungsten Paduan platina tungsten memberikan stabilitas yang sangat baik dan ketahanan yang tinggi terhadap kelelahan pada temperatur tinggi. Gage ini disarankan untuk pengukuran uji statik sampai 700 C dan pengukuran dinamik sampai 850 C. Karena bahan ini memiliki koefisien temperatur yang relatif besar, maka untuk memperbaiki kesalahan ini harus digunakan suatu bentuk kompensasi temperatur. II Desain Strain-gage Strain-gage digunakan untuk pengukuran pergeseran, gaya, tekanan, perputaran dan berat. Transduser strain-gage biasanya terdiri dari empat lengan

20 elemen elektrikal yang dihubungkan dengan sebuah rangkaian jembatan wheatstone. Pada gambar 2.15.a dibawah menunjukkan sebuah tiang vertikal ditujukan untuk sebuah gaya pada sumbu vertikal. Sebuah gaya ditempatkan untuk mendukung sebuah kolom deformasi elastis dan mengubah tahanan listrik dari masing-masing lengan strain-gage. Dengan menggunakan sebuah jembatan wheatstone nilai tahanan dapat diukur. Strain-gage yang diikatkan pada sebuah pegas dapat digunakan untuk mengukur gaya seperti pada gambar 2.15.b. Strain-gage dilekatkan pada bagian atas ketika diberikan tegangan dan diletakkan pada bagian bawah ketika diberikan pemampatan atau kompresi. Transduser dilekatkan pada sebuah rangkaian wheatstone dan digunakan untuk menentukan gaya yang diberikan. Strain-gage juga digunakan pada dunia industri pada transmiter tekanan (pressure transmitter). Gambar 2.15.c menunjukkan bellow sebuah sensor tekanan yang mana tekanan referensi diberikan pada sisi sebelah kanan bagian dalam dari bellow, dan sisi sebelah kiri diberikan tekanan proses. Ketika terjadi perbedaan antara dua tekanan, maka elemen perasa dari strain-gage dapat mengukur besarnya tekanan yang diberikan. Sebuah diafragma, jenis dari transduser tekanan digunakan ketika empat lengan strain-gage dilekatkan pada diafragma seperti pada gambar 2.15.d. Ketika tekanan proses dikenakan pada diafragma, maka dua diafragma pada bagian tengah diberikan tekanan, dan dua lagi dari diafragma diberikan pemampatan atau kompresi. Hal ini akan mengakibatkan perubahan tahanan dari strain-gage dan nilai dari tekanan proses dapat diukur. Strain-gage jenis ini digunakan pada suhu

21 yang sama, sehingga dapat mengurangi kesalahan pengoperasian dari perubahan suhu. Gambar 2.15 Desain strain-gage II Faktor Gage Strain-gage seperti disebutkan diatas adalah elemen yang digunakan untuk mengukur tekanan dan mengubah tekanan tersebut menjadi tahanan. Sensitivitas sebuah strain-gage dijelaskan dengan suatu karakteristik yang disebut faktor gage (gage factor), K, yang didefinisikan sebagai perubahan suatu tahanan dibagi dengan perubahan satuan panjang, atau Faktor gage K = dimana : K = faktor gage R / R l / l 2.10 R = tahanan gage nominal R = perubahan tahanan gage (Ω) (Ω) l = panjang normal bahan percobaan (kondisi tidak teregang) (m) l = perubahan panjang bahan percobaan (m)

22 Perubahan tahanan R pada sebuah konduktor yang panjangnya l dapat dihitung dengan menggunakan persamaan bagi tahanan dari sebuah konduktor yang penampangnya serba sama yaitu : panjang ρ l R = ρ = luas ( π / 4) d dimana : R = tahanan (Ω) l = panjang konduktor (m) d = diameter konduktor (mm) d = diameter konduktor (mm) Ω.mm 2 ρ = tahanan jenis ( m ) Tarikan (tension) terhadap konduktor menyebabkan pertambahan panjang l dan pengurangan secara bersamaan pada diameter d. Maka tahanan konduktor menjadi : R = ( l + l) l(1 + l / l) ρ = ρ ( π / 4)( d d) ( π / 4) d (1 2 d / d) Persamaan 2.12 dapat disederhanakan dengan menggunakan bilangan Poisson, yang didefinisikan sebagai perbandingan regangan dalam arah lateral terhadap regangan dalam arah aksial. Dengan demikian = d / d l / l 2.13 dimana : = bilangan Poisson Substitusi persamaan 2.13 kedalam persamaan 2.12 memberikan : R = ρ l 1+ l / l 2 ( π / 4) d 1 2µ l / l 2.14 Yang dapat disederhanakan menjadi : R = R + R = R l 1 + (1 + 2µ ) 2.15 l

23 Pertambahan tahanan, R jika dibandingkan terhadap pertambahan panjang l selanjutnya dinyatakan dalam faktor gage K dimana : K = R / R = l / l Bilangan Poison bagi kebanyakan logam terletak dalam rangkuman dari 0,25 sampai 0,35 ; dan berarti faktor gage akan berada dalam orde 1,5 sampai 1,7. Untuk penggunaan strain-gage sangat diinginkan sensitivitas tinggi. Sebuah faktor gage yang besar berarti suatu perubahan tahanan yang relatif besar; yang dapat lebih mudah diukur dari pada suatu perubahan tahanan yang kecil, misalnya pada kawat constantan nilai K adalah sekitar 2. Adalah menarik untuk melakukan suatu perhitungan sederhana guna mengemukakan efek apa yang dimiliki oleh pemberian tegangan geser (stress) terhadap perubahan tahanan sebuah strain-gage. Hukum Hooke memberikan hubungan antara tegangan geser dan regangan untuk sebuah kurva tegangan geser-regangan (stress-strain curve) yang linear, dinyatakan dalam modulus kekenyalan (elastisitas) dari bahan yang dipasang persatuan luas dan regangan sebagai perpanjangan benda yang tegeser persatuan luas hukum Hooke dituliskan sebagai berikut : S σ = 2.17 E Dimana : σ = regangan, l/l S = tegangan geser (kg/m 2 ) E = modulus Young (kg/m 2 )

24 Tabel 2.1 Faktor Gage untuk Bahan yang Berbeda Bahan Komposisi Faktor gage K Koefisien tahanantemperatur C Mangan Cu 84, Mn 12, Ni 4 0,3 sampai 0,47 ± 0, Constantan Cu 60, Ni 40 2,0 sampai 2,1 ± 0, Nichrome Ni 80, Cr 20 2,1 sampai 2, Nikel Murni -12,1 6, Alloy 479 Pt 92, Wo 8 4 sampai 6 0, Silikon -100 sampai Sumber : Element of Electrical and Electronic Instrumentation, Kurt S. Lion, hal 48 II.3 Sistem Kontrol Sistem kontrol telah memegang peranan peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem kontrol telah menjadi bagian yang penting dan terpadu dari proses proses dalam pabrik dan industri modern. Misalnya, kontrol otomatis dalam kontrol numerik dari mesin alat-alat bantu di industri manufaktur. Selain itu sistem kontrol juga merupakan bagian yang penting dalam operasi industri seperti pengontrolan tekanan, suhu, kelembaban, viskositas, dan arus dalam industri proses. II.3.1 Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen pendukung yang digunakan untuk mengukur nilai dari variabel sistem

25 yang dikontrol dan menerapkan variabel tersebut kedalam sistem untuk mengoreksi atau membatasi penyimpangan nilai yang diukur dari nilai yang dikehendaki. II.3.2 Pengertian Sistem Kontrol Otomatis Sistem kontrol otomatis adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau berubah secara perlahan dengan berjalannya waktu dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran sebenarnya berada pada nilai yang dikehendaki dengan adanya gangguan. Banyak contoh sistem kontrol otomatis, beberapa diantaranya adalah pengaturan otomatis tegangan pada plant daya listrik ditengah tengah adanya variasi beban daya listrik dan kntrol otomatis tekanan, kekentalan dan suhu dari proses kimiawi. II.3.3 Sistem Kontrol Rangkaian terbuka dan Rangkaian Tertutup Sistem kontrol rangkaian terbuka (open-loop control system) merupakan sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Dengan kata lain, sistem kontrol rangkaian terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Suatu contoh sederhana adalah mesin cuci. Perendaman, pencucian dan pembilasan dalam mesin cuci dilakukan atas basis waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran yaitu tingkat kebersihan kain. Setiap gangguan yang terjadi akan menimbulkan pengaruh yang tidak diinginkan pada outputnya, seperti terlihat pada gambar 2.16 dibawah ini. Input Proses Output

26 Gambar 2.16 Diagram Blok Sistem Kontrol Rangkaian Terbuka Sistem kontrol rangkaian tertutup (closed-loop control system) merupakan sistem pengendalian dimana besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga besaran yang dikendalikan dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan melalui alat pencatat (indikator atau rekorder). Perbedaan yang terjadi antara besaran yang dikendalikan dan penunjukkan pada alat pencatat digunakan sebagai koreksi, seperti terlihat pada gambar 2.17 dibawah ini. INPUT + - PROSES OUTPUT UMPAN BALIK Gambar 2.17 Diagram Blok Sistem Kontrol Rangkaian Tertutup Masing-masing dari sistem Kontrol baik itu loop terbuka maupun loop tertutup mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu : Kelebihan sistem loop terbuka adalah : 1. Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah. 2. Lebih murah daripada sistem kontrol loop tertutup. 3. Tidak ada persoalan kestabilan. 4. Cocok digunakan jika keluaran sulit diukur atau secara ekonomi tidak layak. ( sebagai contoh, mengusahakan suatu peralatan untuk mengukur kualitas keluaran pemanggang roti adalah cukup mahal). Kelemahan sistem kontrol loop terbuka adalah : 1. Gangguan dan perubahan kalibrasi akan menimbulkan kesalahan, sehingga keluaran mungkin berbeda dengan yang diinginkan.

27 2. Untuk menjaga kualitas yang diperlukan pada keluaran diperlukan kalibrasi ulang dari waktu ke waktu. 3. Dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramalkan dan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem. Sedangkan kelebihan sistem kontrol loop tertutup adalah : 1. Tidak memerlukan kalibrasi ulang dari waktu ke waktu. 2. Dapat digunakan untuk komponen-komponen yang relatif kurang teliti dan murah untuk mendapatkan pengontrolan plant yang teliti. 3. Dapat digunakan pada sistem jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramalkan dan atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem. Kelemahan sistem kontrol loop tertutup adalah : 1. Kestabilan selalu merupakan persoalan utama karena cenderung terjadi kesalahan akibat koreksi berlebih yang dapat menimbulkan osilasi pada amplitudo konstan maupun berubah. 2. Harga lebih mahal daripada sistem kontrol loop terbuka. II.4 Transmiter Transmiter adalah salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Alat untuk mendeteksi besaran fisis suatu proses digunakan sensor, keluaran (output) dari sensor tersebut dapat ditunjukkan ditempat dimana sensor tersebut dipasang (local indicator), bisa juga dikirim untuk kemudian ditunjukkan ditempat lain seperti di ruang kendali

28 II.4.1 Transmiter Pnuematik Transmiter pneumatik menggunakan udara bertekanan tinggi (pneumatic) sebagai medianya. Udara bertekanan dibangkitkan oleh kompresor. Udara ini diberikan kepada transmiter sebagai suplai yang mempunyai tekanan berkisar 20 psi. Untuk selanjutnya transmiter mengeluarkan sinyal standar yang tekanannya berkisar 3-15 psi. Jenis transmiter pneumatik yang sering digunakan untuk pengukuran adalah transmitter beda tekanan (Differential Pressure Transmitter), seperti terlihat pada gambar 2.18 dibawah ini. Gambar 2.18 Transmiter Pneumetik Beda Tekanan Pada suatu transmiter dilihat dari segi sarana penyambungannya kemedia yang akan diukur pada umumnya ada dua sisi, yaitu sisi tekanan tinggi (high) dan sisi tekanan rendah (low), dimana kedua sisi tesebut dipasang pada daerah antara diafragma kapsul. Sisi yang memiliki tekanan rendah akan mengalir pada sebelah

29 kanan dari diafragma kapsul. Pada sisi tekanan tinggi fluida mengalir lebih besar daripada fluida pada sisi tekanan rendah, sehingga daya dorong dari diafragma sebelah kiri menuju diafragma sebelah kanan akan bertambah besar. Perubahan gaya dari diafragma tersebut kemudian disalurkan melalui batang lentur untuk menggerakkan batang gaya, dimana batang tersebut bergeak berputar berlawanan arah jarum jam. Dengan diafragma penyekat yang bertindak sebagai titik tumpu dan sebagai hasilnya, rongga antara pemancar (nozzle) dan pembalik (flapper) menjadi lebih kecil dan udara akan secara normal keluar dari rongga pemancar tersebut dan dibatasi agar tekanan yang dihasilkan oleh pemancar meningkat dan keluaran tersebut akan mendapat penguatan dari pneumatic amplifier. Bagian dari keluaran digunakan sebagai pengembus umpan balik (feed back bellow) yang diubah dalam bentuk penguatan yang digunakan oleh batang batasan (range bar) dan menggunakan roda batasan (range whell) sebagai titik tumpu. Dengan membuat perubahan kedudukan pada pembalik akan mengurangi tekanan pemancar. Hasil akhirnya akan terjadi perbedaan tekanan antara sebelum dan sesudah diafragma. Celah antara pembalik dan pemancar yang telah dikecilkan akan meningkatkan pengeluarannya dan menstabilkannya, dengan cara ini kedua tekanan akan seimbang. II.4.2 Transmiter Elektronik Sama halnya dengan transmiter pneumatik, transmiter elektronik juga terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian perasa (detektor) dan bagian pengirim. Gambar 2.19 dibawah ini menunjukkan struktur dari transmiter elektronik

30 Gambar 2.19 Struktur Transmitter elektronik Prinsip kerja dari transmiter elektronik pada gambar 2.19 adalah sebagai berikut : Batang pemuntir dari detektor (bagian perasa) disambungkan dengan pengimbang utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari batang pemuntir menghasilkan pergerakan pada pengimbang utama. Pergerakan dari pengimbang utama mengubah jarak antara kedua ferrite dari detektor bagian pengirim. Berubahnya jarak antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada induktansi dari pick-up coil. Perubahan induktansi pick-up coil menghasilkan perubahan pada output osilator dari kesatuan OPD (oscillator power detector). Perubahan pada output osilator menghasilkan perubahan nilai arus listrik yang keluar dari transmiter. Dengan demikian, perubahan pada variabel proses yang dirasakan oleh detektor pada bagian perasa dapat menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar dari bagian pengirim. Dengan demikian akan

31 dihasilkan kedudukan dimana perubahan jarak antara kedua ferrite akan sebanding dengan perubahan variabel proses yang dirasakan detektor. II.5 Katup Kendali (Control valve) Katup kendali adalah jenis final control element yang paling umum digunakan untuk pengendalian proses, sehingga orang cenderung mengartikan final control element sebagai katup kendali. Katup kendali berfungsi untuk mengatur aliran fluida sehingga dapat ditentukan sesuai dengan yang dikehendaki oleh kontroler. Sebuah katup kendali terdiri atas dua bagian yaitu actuator dan valve, seperti terlihat pada gambar 2.20 dibawah ini. Gambar 2.20 Konstruksi Katup Kendali Bagian aktuator adalah bagian yang bergerak untuk membuka atau menutup valve. Jenis yang banyak digunakan adalah pneumatic operated actuator. Spring and diaphragm pneumatic actuator yang banyak digunakan oleh karena kemampuan dan bentuknya yang sederhana.

32 Bagian valve adalah komponen mekanis yang menentukan besarnya aliran yang masuk ke proses. Dalam kesatuannya sebagai unit control valve, actuator dan valve harus melakukan tugas koreksi berdasarkan sinyal manipulated variabel yang keluar dari kontroler.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE)

JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE) JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sensor strain gauge 2. Mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian sensor strain gauge 3. Mahasiswa dapat mempraktekkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN RESISTANCE PRESSURE TRANSMITTER PADA PENGONTROLAN SUPLAI UDARA INSTRUMEN DALAM PROSES SQUEEZING PADA ALAT FILTER PRESS

PENGGUNAAN RESISTANCE PRESSURE TRANSMITTER PADA PENGONTROLAN SUPLAI UDARA INSTRUMEN DALAM PROSES SQUEEZING PADA ALAT FILTER PRESS PENGGUNAAN RESISTANCE PRESSURE TRANSMITTER PADA PENGONTROLAN SUPLAI UDARA INSTRUMEN DALAM PROSES SQUEEZING PADA ALAT FILTER PRESS (APLIKASI PT. MULTIMAS NABATI ASAHAN) Oleh : LANY UTAMI PUTRI NIM. 025203009

Lebih terperinci

Diagram blok sistem pengukuran

Diagram blok sistem pengukuran TEKNIK PENGUKURAN Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan. Pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. fungsi kritisnya adalah mengubah sebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik yang

BAB II LANDASAN TEORI. fungsi kritisnya adalah mengubah sebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik yang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Transduser Pasif Strain Gage Dalam sistim pengukuran, transduser merupakan elemen masukan yang fungsi kritisnya adalah mengubah sebuah besaran fisis menjadi sinyal listrik yang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari BAB II SISTEM VAKUM II.1 Pengertian Sistem Vakum Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari kata vacuum tersebut merupakan Vakum yang ideal atau Vakum yang sempurna (Vacuum

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengontrolan Sistem pengontrolan telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Disamping sangat diperlukan pada pesawat ruang angkasa,

Lebih terperinci

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dan perkembangan itu meliputi para pelaku usaha didunia industri untuk membuat produk yang lebih modern dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

LVDT (Linear Variable Differensial Transformer)

LVDT (Linear Variable Differensial Transformer) LVDT (Linear Variable Differensial Transformer) LVDT merupakan sebuah transformator yang memiliki satu kumparan primer dan dua kumparan sekunder. Ketiga buah kumparan tadi, diletakkan simetris pada sebuah

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan,

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter agar terjadi pertukaran

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Teori Pengukuran II.1.1. Pengertian Pengukuran Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dan sebagainya sudah menggunakan peralatan elektronik yang canggih

BAB I PENDAHULUAN. industri dan sebagainya sudah menggunakan peralatan elektronik yang canggih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di era maju sekarang ini tidak lepas dari perkembangan teknologi yang sangat pesat. Alat kesehatan, alat rumah tangga, alat perkantoran, industri

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect

Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect D = Konstanta ketebalan Gambar 2.19 Cara kerja Hall-Effect Sensor Gambar 2.20 Rangkaian antarmuka Hall-Effect Dari persamaan terlihat V H berbanding lurus dengan I dan B. Jika I dipertahankan konstan maka

Lebih terperinci

Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya

Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya 7- PENDAHULUAN BAB.7 Jembatan Arus Searah dan Pemakaiannya angkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi atau kapasitansi, dan parameter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang BAB II DASAR TEORI II. 1 Pengertian Alat Ukur Level Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB I. Vacum pressure (tekanan hampa) adalah tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer.

BAB I. Vacum pressure (tekanan hampa) adalah tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer. BAB I 1.1. Pengertian Tekanan Tekanan (pressure) adalah gaya yang bekerja persatuan luas, maka tekan didefinisikan sebagai besarnya gaya untuk tiap satuan luas. dengan demikian satuan tekanan identik dengan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN 143 BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN Bahan-bahan terdapat disekitar kita dan telah menjadi bagian dari kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban manusia, sehingga manusia mengenal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM: Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:3335101322 Makna kata instrumen sendiri adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian

Lebih terperinci

ISI PENDAHULUAN STRAIN GAGES TAHANAN LISTRIK JENIS-JENIS STRAIN GAGES KALIBRASI

ISI PENDAHULUAN STRAIN GAGES TAHANAN LISTRIK JENIS-JENIS STRAIN GAGES KALIBRASI PENGUKUAN EGANGAN ISI PENDAHULUAN STAIN GAGES TAHANAN LISTIK JENIS-JENIS STAIN GAGES PENGKONDISIAN SINYAL STAIN GAGE KALIBASI APA ITU EGANGAN (STAIN)? lateral axial egangan adalah besarnya deformasi sebuah

Lebih terperinci

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) 2.1. Umum Alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL

BAB II DASAR SISTEM KONTROL BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

Sensor Tekanan. Laila Katriani.

Sensor Tekanan. Laila Katriani. Sensor Tekanan Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Sensor tekanan Pressure sensor (sensor tekanan) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG P ada zama n sekarang banya k sekali alat-alat yang digunakan untuk mengukur baik suhu, tekanan, maupun lainnya. Disini, kami ingin menjelaskan bagaimana pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Elongasi dan Regangan Bahan Proses penyambungan adalah merangkai dua konduktor yang terpisah menjadi satu rangkaian. Menyambung konduktor dengan selongsong penyambung tekan (Compression

Lebih terperinci

BAB 1 TEKANAN, KERJA, DAYA DAN ENERGI

BAB 1 TEKANAN, KERJA, DAYA DAN ENERGI BAB 1 TEKANAN, KERJA, DAYA DAN ENERGI I-1. Gaya (Force) Gaya didefinisikan sebuah dorongan atau tarikan. Sesuatu yang cenderung mendorong benda untuk melakukan suatu gerakan atau untuk membantu gerakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manometer Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan fluida. Manometer tabung bourdon adalah instrument yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas atau cairan) dalam

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pegas Pegas diartikan sebagai benda elastis, yang berfungsi dapat mengkerut memanjang, menyimpan kerja (energi mekanis) saat dibebani dan kembali kebentuk semula dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup

Pneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian

Lebih terperinci

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

BAB II LANDASAN TEORI. tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Teori Pengukuran II.1.1. Pengertian Pengukuran Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang

Lebih terperinci

Perpatahan Rapuh Keramik (1)

Perpatahan Rapuh Keramik (1) #6 - Mechanical Failure #2 1 TIN107 Material Teknik Perpatahan Rapuh Keramik (1) 2 Sebagian besar keramik (pada suhu kamar), perpatahan terjadi sebelum deformasi plastis. Secara umum konfigurasi retakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI

PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN TEKANAN dan KALIBRASI INSTRUMENTASI ABDILLAH SETYO PAMBUDI 1611069 TEKNIK MESIN S1 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG PENGUKURAN SUHU, PENGUKURAN

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV

PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV 1. Torang Ridho S 0806368906 2. Deni Mulia Noventianus 0906604722 3. Mohammad Adiwirabrata

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN SISTEM HIDRAULIK 4.1 Perhitungan Beban Operasi System Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat movable bridge kapasitas 100 ton yang akan diangkat oleh dua buah silinder hidraulik kanan

Lebih terperinci

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. SIFAT ELASTIS BAHAN Menguasai Konsep Elastisitas Bahan Indikator : 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. Hal.: 2 Menguasai Konsep Elastisitas

Lebih terperinci

1.2. Tekanan dan Satuannya. Konsep Tekanan. Satuan-Satuan Tekanan

1.2. Tekanan dan Satuannya. Konsep Tekanan. Satuan-Satuan Tekanan 1.2. Tekanan dan Satuannya Ketika objek pembicaraan kita seputar benda padat, akan lebih akrab jika digunakan konsep gaya dan usaha namun ketika kita berhadapan dengan fluida (zat c dan gas) dan pompa,

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

PUNTIRAN. A. pengertian

PUNTIRAN. A. pengertian PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)

Lebih terperinci

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3) FLUIDA STATIS 1. Tekanan Hidrostatis Tekanan (P) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dalam Sistem Internasional (SI), satuan tekanan adalah N/m 2, yang disebut juga dengan pascal (Pa). Gaya F yang

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto*, M.Nursalim, dan Imam Syafaat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari perangkat yang telah dirancang dan dibuat. Sebelum dibahas mengenai hasil dan pembahasan dilakukan terlebih dahulu pengujian dari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD

RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD RANCANG BANGUN ALAT UKUR REGANGAN MENGGUNAKAN SENSOR STRAIN GAUGE BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN TAMPILAN LCD Hendra Saputra, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: eennhs@gmail.com

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali?

BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL. Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? 1 BAB I PENDAHULUAN PENGENALAN SISTEM KONTROL 1. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sistem kendali? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita dapat mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, terdapat

Lebih terperinci

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM PENGUJIAN BETON 4.1. Umum Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah hanya 9 15% dari kuat desaknya.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Bahan konstruksi yang mulai diminati pada masa ini adalah baja. Baja merupakan salah satu bahan konstruksi yang sangat baik. Baja memiliki sifat keliatan dan kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic 2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic Keuntungan : Pengontrolan mudah dan responnya cukup cepat Menghasilkan tenaga yang besar Dapat langsung menghasilkan gerakan rotasi dan translasi 1 P a g

Lebih terperinci