Dynamic Updating Data Kemiskinan
|
|
- Verawati Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Dynamic Updating Data Kemiskinan Oleh: Dr.Ir.Harry Hikmat, MSi. (Staf Ahli Bidang Dampak Sosial) Pendahuluan Kemiskinan bersifat dinamis. Untuk itu, penetapan (targetting) harus hati-hati dan dilakukan secara seksama untuk menghindari kemungkinan terjadinya exclussion error. Upaya untuk mereduksi exclussion error lebih penting dan dapat dilakukan dengan menaikkan angka garis kemiskinan. Tidak bisa dihindari bahwa akan selalu ada inclussion dan exclussion error, maka harus dilakukan update database tiap tahun karena data kemiskinan bersifat dinamis. Inclusion error adalah eror yang terjadi karena orang yang tidak berhak menerima manfaat tapi masuk database sebagai penerima manfaat. Sedangkan exclusion error adalah eror yang terjadi karena orang yang berhak menerima manfaat tidak masuk di database sebagai penerima manfaat. Exclussion dan inclussion error pasti terjadi karena belum adanya sistem pendataan yang sempurna, namun perlu dipastikan bahwa exclussion error harus mendekati nol. Berkaitan dengan inclussion error adalah perlu dipikirkan cara meminimalisir inclussion error tersebut. Kesulitan yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia adalah mengukur tingkat kemiskinan masyarakat berdasarkan income per kapita. Untuk itu disarankan dua metode yaitu koleksi (collecting) dan seleksi (selecting). Tahapan koleksi dapat dilakukan melalui sensus, sweeping survey, usulan masyarakat/ komunitas, maupun pengajuan diri secara langsung, namun dalam hal ini tetap memerlukan proses validasi. Sementara metode seleksi dapat dilakukan dengan Proxy Mean Test (PMT) atau kategorikal. Selain metode PMT, dapat digunakan metode Community Targeting (CT) Meski demikian, tidak menafikan pengkombinasian dua metode ini dengan catatan tetap memperhatikan kondisi daerah dan asas keadilan. Kedepan perlu dilaksanakan Dynamic Updating Data, agar diperoleh sistem database yang baik dan terpercaya, sehingga data yang dimiliki Kementerian Sosial bisa digunakan untuk semua program sosial yang dilaksanakan pemerintah, seperti targeting dalam Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Pintar dan Program Simpanan Keluarga Sejahtera. 1
2 Evaluasi Kebijakan Landasan hukum tentang sistem pendataan perlindungan sosial terpadu merujuk pada Undang-Undang Nomor. 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Dalam hal Pendataan Fakir Miskin (Pasal 8) telah diatur mekanisme pendataan secara nasional sebagai berikut: (1) Menteri menetapkan kriteria fakir miskin sebagai dasar untuk melaksanakan penanganan fakir miskin. (2) Dalam menetapkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. (3) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kegiatan statistik untuk melakukan pendataan. (4) Menteri melakukan verifikasi dan validasi terhadap hasil pendataan yang dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kegiatan statistik sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali. (6) Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikecualikan apabila terjadi situasi dan kondisi tertentu yang baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi seseorang menjadi fakir miskin. (7) Verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang ada di kecamatan, kelurahan atau desa. (8) Hasil verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaporkan kepada bupati/walikota. (9) Bupati/walikota menyampaikan hasil verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (8) kepada gubernur untuk diteruskan kepada Menteri. Selanjutnya berkaitan dengan upaya untuk memastikan agar jangan sampai terjadi exclusion dan inclusion error, telah diatur dalam Pasal 9 sebagai berikut: (1) Seorang fakir miskin yang belum terdata dapat secara aktif mendaftarkan diri kepada Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. (2) Kepala keluarga yang telah terdaftar sebagai fakir miskin wajib melaporkan setiap perubahan data anggota keluarganya kepada lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis di tempat tinggalnya. 2
3 (3) Lurah atau kepala desa atau nama lain yang sejenis wajib menyampaikan pendaftaran atau perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada bupati/walikota melalui camat. (4) Bupati/ walikota menyampaikan pendaftaran atau perubahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada gubernur untuk diteruskan kepada Menteri. (5) Dalam hal diperlukan, bupati/walikota dapat melakukan verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Adapun amanat konstitusi untuk Kementerian Sosial untuk membangun sistem pendataan terpadu, terdapat dalam Pasal 10 sebagai berikut: (1) Data yang telah diverifikasi dan validasi harus berbasis teknologi informasi dan dijadikan sebagai data terpadu. (2) Data terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Menteri. (3) Data terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dipergunakan oleh kementerian/lembaga terkait dalam penanganan fakir miskin dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Kementerian/lembaga yang menggunakan data terpadu untuk menangani fakir miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Menteri. (5) Anggota masyarakat yang tercantum dalam data terpadu sebagai fakir miskin diberikan kartu identitas. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai teknologi informasi dan penerbitan kartu identitas diatur dengan Peraturan Menteri. Pengaturan tentang Penetapan Fakir Miskin tercantum dalam Pasal 11 sebagai berikut: (1) Data fakir miskin yang telah diverifikasi dan divalidasi yang disampaikan kepada Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (9) dan Pasal 9 ayat (4) ditetapkan oleh Menteri. (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar bagi Pemerintah dan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan dan/atau pemberdayaan. (3) Setiap orang dilarang memalsukan data fakir miskin baik yang sudah diverifikasi dan divalidasi maupun yang telah ditetapkan oleh Menteri. Berdasarkan ketentuan tersebut, pemberian kartu identitas seharusnya menjadi kewenangan Menteri Sosial, termasuk untuk pemberian KIP, KIS, KKS dan KSKS berdasarkan daftar fakir miskin dan tindak mampu. Oleh karena itu diperlukan pembuatan database 3
4 kemiskinan yang terpercaya dan dapat dijadikan pegangan, agar tidak terjadi kerancuan data diantara kementerian. Permasalahan dalam pengelolaan database kemiskinan. Ada tiga integrasi yang harus diperhatikan dalam mengelola data yakni integrasi data, integrasi program dan adanya perwakilan di daerah yang bertanggung jawab akan data tersebut. Amerika Selatan sudah hampir 10 tahun menggunakan database yang terintegrasi dalam layanan publik melalui satu pintu. Pendekatan tidak lagi top down namun bottom up dan tidak lagi menggunakan survey. Updating data tidak dilakukan satu tahun sekali namun setiap perubahan terjadi melalui partisipasi masyarakat secara langsung. Masyarakat diedukasi sehingga dapat melaporkan setiap saat kepada penangung jawab di daerah ketika terjadi perubahan data. Dalam konteks ini pula, diperlukan database yang terintegrasi dengan Dukcapil Admin Induk, bukan hanya E- KTP. Diperlukan instrumen yang sama dan aktor yang jelas untuk mendukung proses dynamic updating data. Program Keluarga Harapan termasuk program Conditional Cash Transfer (CCT) yang memiliki targeting terbaik dibandingkan dengan program bantuan sosial lainnya. PKH memiliki MIS yang mendukung pelaksanaan bisnis proses mulai dari validasi, verifikasi hingga penyaluran bantuan sehingga output data yang dihasilkan lebih lengkap dan akurat. Inclussion dan exclussion error merupakan hal yang normal dalam pelaksanaan CCT karena berdasarkan survey Bank Dunia, hampir semua negara pelaksana CCT memilik itingkat kesalahan data mencapai persen. Namun lebih dari itu, Indonesia termasuk negara dengan pelaksanaan CCT terbaik keempat setelah Philipina, Chili dan Brasil. Maka kesimpulannya adalah bahwa dinamika data, inclussion dan exclussion error adalah normal karena tidak ada sistem yang sempurna. Permasalahan bukan pada ada dan tidaknya data inclussion dan exclussion error, namun sejauh mana toleransi kita atas error tersebut. Kesalahan data terjadi karena perbedaan dalam kriteria, indikator dan variabel kemiskinan, namun keberadaan pendamping di lapangan sebenarnya dapat mereduksi atau meminimalisasi kesalahan tersebut. Koreksi data error tidak dapat dilakukan melalui survey per tiga atau enam bulanan, karena survey hanya dibutuhkan di awal penyelenggaraan dan tidak tepat untuk menjawab dinamika perubahan kemiskinan. Pekerjaan rumah yang perlu dibenahi dalam updating data adalah menentukan variabel kunci yang memudahkan pendamping di lapangan dalam memutakhirkan data dan meminimalisasi tingkat kesalahan. BDT (Basis Data Terpadu) pada Kementerian Sosial yang berwenang dalam 4
5 melakukan update data perlindungan sosial. Proses update data harus cepat, dengan mekanisme yang jelas dan sesuai kebutuhan proses updating. Beragam lesson learned dalam pengelolaan data CCT. Di Kolombia data bersifat terpusat sementara di Brazil pengelolaan data sangat terdesentralisasi dan updating tergantung pada daerah. Peran komunitas dalam memilih dan memberikan pertimbangan kepesertaan, demi meminimalisasi inclussion dan exclussion error menjadi sangat penting. Ada kelemahan dan kelebihan dalam pemanfaatan Proxy Mean Test (PMT). Pada satu sisi metode ini bersifat obyektif karena menyamaratakan tiap rumah tangga, namun disisi lain metode ini tidak memperhatikan perbedaan karakteristik rumah tangga. Rekomendasi Kebijakan Berdasarkan evaluasi kebijakan tersebut perlu adanya updating data terpadu yang bersifat komprehensif, yang mencakup tidak hanya rumah tangga sasaran yang memiliki identitas kependudukan (KTP), namun juga PMKS dan kelompok-kelompok termajinal lainnya, maka dalam hal ini perlu kordinasi lintas sektor dan pelibatan komunitas, termasuk mempertimbangkan keterlibatan Pemda dalam updating data PPLS Perlu pemrioritasan anggaran untuk kepentingan kepentingan updating data secara berkala (dynamic updating) dan bersifat partisipatif. Sistem targetting dalam updating data harus memastikan 3 hal, yaitu siapa saja yang tercecer sehingga dapat dimasukkan dalam data base baik melalui mekanisme self reporting maupun pelibatan komunitas, Bagaimana maintenance yang dilakukan sehingga eligibiltasnya dapat dipenuhi, dan siapa saja yang dapat dikeluarkan (safe selection out) melalui penetapan kriteria negative list yang tepat dan mempertimbangkan perbedaan karakteristik daerah. Dan perlu ada sinkronisasi payung hukum dalam pelaksaanaan updating BDT, terutama yang berkaitan dengan leading sector dalam pelaksana tupoksi, apakah BPS, Kemensos ataukah pemerintah daerah. Interpretasi yang berbeda dapat dilihat dari Undang-Undang tentang Statistik dengan Undang-Undang Nomor. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Updating data kemiskinan diperlukan demi diperolehnya data yang terpercaya dan sahih. Selain itu perlu dibangun juga sebuah manajemen sistem database kemiskinan yang terpadu, agar data yang dimiliki selalu up to date dan terbaru. Pada sisi lain, penataan regulasi menjadi salah satu alternative kebijakan yang diusulkan dilakukan. Secara internal Kementerian Sosial, perlu penguatan manajemen sistem informasi perlindungan sosial, karena Kemensos bukan hanya menetapkan target untuk program yang menjadi otoritas Kemensos, tetapi juga 5
6 memastikan penggunaan data perlindungan sosial untuk program-program perlindungan sosial yang menjadi otoritas Kementerian lain yang terkait. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Pendataan kemiskinan yang dilakukan BPS melalui PSE 2005, PSE 2007, dan PPLS 2011 menggunakan petugas pencacah outsourching. Tahun dilakukan ujicoba dengan mendayagunakan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sebanyak orang dari sekitar TKSK yang ada. Melalui pelatihan yang dilakukan atas kerjasama BPS dan Kemensos (Pusdatin-Badiklit) dapat diperoleh hasil sebanyak 85% data yang sudah di-update dari RTS yang tersebar di 11 provinsi. Dengan demikian, TKSK merupakan potensi dan sumber yang dapat didayagunakan dalam pendataan kemiskinan secara regular, bahkan real time updating. Kompetensi yang mesti dimiliki TKSK terlatih, harus mampu melakukan validasi data dengan menggunakan instrument/ alat ukur PPLS 011, atau instrument yang akan disempurnakan pada masa yang akan dating (PPLS 2015). Persyaratan TKSK yang akan diberdayakan sebagai petugas updating harus lebih selektif. Selain keberadaan TKSK, Kemensos melalui program-program penyelenggaraan kesejahteraan sosial, seperti PKH, PKSA dan program lainnya telah menggunakan para sarjana di bidang Pekerjaan Sosial atau bidang sosial umumnya. Sekitar pendamping PKH dan pendamping PKSA (Sakti Peksos), potensial untuk didayagunakan sebagai petugas updating data kemiskinan,bahkan mereka dapat diperankan sebagai koordinator wilayah untuk memastikan tingkat realibilitas dan validitas data. Selain itu terdapat sekitar pendamping PNPM Pedesaan yang dapat didayagunakan sebagai petugas yang memvalidasi, terutama dalam memenuhi kebutuhan tenaga supervisor PPLS berikutnya. Pemanfaatan tenaga pendamping PNPM dapat dilakukan karena mulai tahun 2015 PNPM Pedesaan akan ditransformasi menjadi pemberdayaan desa produktif. Membangun Sistem Rujukan Terpadu Adanya desain studi tentang Sistem Rujukan Terpadu (SRT) yang dirancang oleh Bappenas merupakan sebuah jawaban terhadap mekanisme untuk menjangkau penerima bantuan yang selama ini belum termasuk dalam skema program perlindungan sosial manapun. Sistem Rujukan Terpadu ini, juga sejalan dengan Grand Design Penanggulangan Kemiskinan dalam RPJMN (Rancangan Teknokratik) dan Renstra Kementerian Sosial, yang didalamnya berisikan rancangan kelembagaan dan mekanisme kerja pada berbagai tingkatan 6
7 pemerintah bertujuan untuk memperbaiki kinerja pelayanan sosial dari fungsi-fungsi yang ada saat ini. Pada umumnya saat ini pada masing-masing Kabupaten/Kota telah memiliki data terkait dengan kemiskinan dan masalah sosial lainnya, meliputi data PPLS 2011, data registrasi Disdukcapil, data BPS, serta data dari SKPD terkait misalnya data PMKS, Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Anak, UMKM, data laporan kasus dan lainnya. Data yang tersedia harus akurat (reliable) dan sahih (valid), serta selalu terbarukan (update), sehingga dapat berfungsi menjadi sumber rujukan penetapan sasaran program-program dari berbagai sektor/ SKPD. Namun keberadaan data saat ini pada umumnya masih belum terntegrasi sehingga perlu dilakukan validasi dan verifikasi. Telah ada lesson learned dari beberapa daerah terkait dengan upaya verifikasi, validasi dan sinkronisasi data, yang dapat memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa bahwa data bisa diverifikasi dan divalidasi sehingga bisa menjadi dasar untuk pelaksanaan program dan kegiatan. Validasi data bisa dilakukan berorientasi kedaerahan (local oriented) dan bisa dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan masyarakat, dan aparat di tingkat bawah (RT/RW, desa/kelurahan) sampai tingkat kecamatan dan Kabupaten/Kota. Hal yang perlu diperhatikan terkait data ini adalah tetap menjaga kerahasiaan data (privacy), tidak terbuka dan diketahui oleh pihak-pihak yang tidak berhubungan dan tidak bertanggungjawab untuk kepentingan lain, apalagi terkait dengan data dari kelompok rentan atau beresiko,seperti data kasus kekerasan terhadap anak dan keluarga. 7
8 Gambar 1. Business Process Sistem Rujukan Terpadu Social workers, facilitator IRS Secretariat in Kota/Kabupaten Level Complaint Validation and Input Complaint Filter Complaint Handling and Referral Public Monitoring (NGO, Community) Validation Valid Not Valid Valid Validation Rules Household data input Complaint input Matching with UDB server/ database No need updating Local ranking National ranking Kota/Kabupaten Government Province Government Resolution and Results Communication Validation process: - Direct observation; - Interview with local leader and/or neighbor. Data collection and ranking Need updating National Government Monitoring (social media) 58 Sumber : Dr.Vivi, Bappenas Re-appeal process Gambar 2. Sistem Pelayanan dan Rujukan Terpadu di Kabupaten/Kota Fungsi Teknis Membuat kompilasi program-program yang ada Mengumpulkan informasi mengenai karakteristik anggota masyarakat Menyeleksi anggota masyarakat berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya akan program-program terkait menyusun pedoman proses penyeleksian anggota masyarakat terhadap program tertentu Mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak luar mengenai kesesuaian program dengan karakteristik target Proses pendaftaran dilakukan pada tempat PSA dan pendataan langsung dari pintu ke pintu Mengumpulkan informasi program pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan LSM pada wilayah Kecamatan. Menyebarluaskan informasi mengenai program-program melalui sistem satu pintu informasi secara konvensional; brosur, leaflet, dsb Sumber : Dr.Vivi, Bapenas Merancang program inovatif yg melibatkan kerjasama dengan mesjid, gereja, pura, karang taruna, kelompok 13 PKK, radio, Kepala Desa, dsb. 8
9 Komplementaritas Program-Program Perlindungan Sosial Penyediaan kartu identitas, seperti adanya Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera atau kartu sejenis lainnya; tidak membuat layanan menjadi fragmentaris, justru harus menjadi alat untuk mengetahui komplementaritas programprogram perlindungan sosial. Keterpaduan pemberian kartu harus berdasarkan komplementari program-program perlindungan sosial yang saat ini telah dicanangkan pemerintah kabinet kerja, yaitu Program Indonesia Sehat, Program Indonesia Pintar, Program Simpanan Keluarga Sejahtera. Komplementari program harus dapat dipastikan paling tidak dimulai dari target sasaran sebanyak 15,5 juta RTS penerima KPS. Selanjutnya sekitar 15,5 juta RTS tersebut akan menerima Kartu Keluarga Sejahtera dan sekitar 1 juta RTS diantaranya akan menerima bantuan sosial melalui layanan keuangan digital dengan penanda Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera. Secara bertahap anak-anak dari penerima KKS juga akan menerima Kartu Indonesia Pintar. Sementara itu sebanyak 88,1 juta RTS akan menerima KIS. Dengan demikian akses RTS terhadap layanan kesehatan dasar, pendidikan dasar dan kesejahteraan keluarga dapat terpenuhi. Walaupun demikian cakupan KIS yang mencakup sekitar 25,2 juta RTS belum mencakup keseluruhan KKS dan KIP. Pada masa yang akan datang melalui dukungan MIS/ IT memungkinkan terbentuknya satu kartu identitas (single identity). Untuk itu diperlukan kajian kebijakan tentang membangun basis data perlindungan sosial secara terpadu di daerah. 9
UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL
UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL Bambang Widianto Deputi Setwapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K JAKARTA, 31 JANUARI 2013 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN
Lebih terperinciSosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Sosialisasi dan Pelatihan Petugas Pendaftar Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat
Lebih terperinciBAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 8.1 Mekanisme dan Prosedur Monitoring Berbagai upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan dapat dimaksimalkan bila
Lebih terperinciMenuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menuju Sistem Registrasi Tunggal Untuk Perlindungan Sosial SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Kebijakan dan Program Perlindungan Sosial utuk Mendukung Penanggulangan Kemiskinan Kebijakan dan
Lebih terperinciPemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial
Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 Untuk Program-program Perlindungan Sosial Disampaikan oleh: Kepala BPS DI Yogyakarta Sosialisasi Pemutakhiran Basis Data Terpadu 2015, TKPKD Kabupaten Bantul
Lebih terperinciPemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai
Pemanfaatan Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial di Kota Tanjung Balai Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) September 2017 1
Lebih terperinciAplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial
Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Seperti bunyi Pasal
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan suatu upaya pembangunan oleh pemerintah yang berkesinambungan, yang meliputi seluruh kehidupan rakyat, bangsa,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.567, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pendataan. Pengelolaan Data. Penyandang. Masalah Kesejahteraan Sosial. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08
Lebih terperinciMEMBANGUN PENDATAAN & PENDAFTARAN PENDUDUK PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)
MEMBANGUN PENDATAAN & PENDAFTARAN PENDUDUK PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 6 Februari 2015 TRANSFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL YANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH
KEBIJAKAN TNP2K DALAM PENGELOLAAN DATA TERPADU YANG MENDUKUNG STRATEGI TRANSFORMASI PKH BAMBANG WIDIANTO DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESRA DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN/ SEKRETARIS EKESEKUTIF TNP2K TANGERANG,
Lebih terperinciPeraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017: Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai ekbis.sindonews.com Dengan pertimbangan bahwa penyaluran bantuan sosial 1 kepada masyarakat dilakukan secara efisien agar
Lebih terperinciMENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS
MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH
PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG SINGLE DATA SYSTEM UNTUK PEMBANGUNAN DAERAH DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciMendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan
Mendorong Sinergi Program Perlindungan Sosial untuk Penanggulangan Kemiskinan Elan Satriawan Koordinator Kelompok Kerja Kebijakan Seminar Hari Oeang ke-71 Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan 19
Lebih terperinciPEMANFAATAN SATU DATA DAN MEKANISME PEMUTAKHIRAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Said Mirza Pahlevi, Dr. Eng. Kepala Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI PEMANFAATAN SATU DATA DAN MEKANISME PEMUTAKHIRAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
Lebih terperinciMENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS
MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 LATAR BELAKANG Berbagai indikator kemiskinan seperti P0, P1, ataupun P2
Lebih terperinciPeningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan
Peningkatan Kapasitas Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Dalam Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan Hartono Laras Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Sosial RI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 52
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 52 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME VERIFIKASI, VALIDASI DAN PEMANFAATAN DATA TERPADU PROGRAM PENANGANAN FAKIR MISKIN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyaluran
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan
Lebih terperinciMEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF
TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 6 November 2014 Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif TIM NASIONAL
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG
0 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PANDUAN TEKNIS SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) JAMINAN KESEHATAN
Lebih terperinciMekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Sosialisasi Mekanisme
Lebih terperinciPENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH
PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH Elan Satriawan Ketua Pokja, TNP2K 1 KERANGKA MATERI 1.Situasi dan Tantangan Pembagunan Sosial di Indonesia 2.Pensasaran Rumah Tangga/Keluarga Prioritas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang, barang,
No.156, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Non Tunai. Bantuan Sosial. Penyaluran. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI
Lebih terperinciProgram Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif
Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar & Program Indonesia Sehat Untuk Membangun Keluarga Produktif TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 6 NOVEMBER 2014 1 Pesan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciSOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S)
SOLUSI DAN PENANGANAN MASALAH KEPESERTAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris
Lebih terperinciBUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN SOSIAL BAGI RUMAH TANGGA SASARAN DI KABUPATEN SLEMAN TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyaluran
Lebih terperinciRPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan
Lebih terperinciKhofifah Indar Parawansa
SAMBUTAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Khofifah Indar Parawansa OPEN PARTNERSHIP DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Disampaikan pada acara Konferensi Nasional Kesejahteraan Sosial (KNKS) VIII di
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM LAYANAN RUJUKAN TERPADU DELTA BERAKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,
Lebih terperinciMengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data
Mengurangi Kemiskinan Melalui Keterbukaan dan Kerjasama Penyediaan Data Disampaikan oleh: DeputiMenteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan pada Peluncuran Peta Kemiskinan dan Penghidupan
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Le
No.940, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Program Keluarga Harapan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 2. PKH New Initiatives Pedoman Pelaksanaan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang
Lebih terperinciTANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran BUKU TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran DISUSUN OLEH: Direktorat
Lebih terperinciDASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN
DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal
Lebih terperinciPemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya
Pemberdayaan masyarakat desa melalui padat karya Jakarta, 15 Januari 2018 Dr. andi za Dulung msc DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN KEMENTERIAN Sosial Republik Indonesia Sept 2017 10.12% (26,58juta)
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME PENYELENGGARAAN JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/Per/M.KUKM/VI/2016 TENTANG PENDATAAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI
Lebih terperinciPOSISI DAN PERAN SIPD DALAM TATA KELOLA DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DI DAERAH
POSISI DAN PERAN SIPD DALAM TATA KELOLA DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DI DAERAH Oleh : Ir. H. Muhammad Hudori, M.Si Direktur Perencanaan, Evaluasi, dan Informasi Pembangunan Daerah Serang, 1 Agustus 2017
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 3. Tujuan PKH 6. Pendampingan 9.
Lebih terperinciDASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN
DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN I. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK, Pasal
Lebih terperinciRPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN
i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa kemiskinan adalah masalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyaluran
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kenaikan harga minyak mentah dunia berimbas kepada meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia. Walaupun sumber daya migas di Indonesia cukup berlimpah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMA
Lebih terperinciDraft PEDUM SLRT 19 Juli 2016 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN SISTEM LAYANAN DAN RUJUKAN TERPADU UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Draft PEDUM SLRT 19 Juli 2016 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN SISTEM LAYANAN DAN RUJUKAN TERPADU UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMENTERIAN SOSIAL RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung
PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Pemutakhiran Data Kemiskinan Daerah (DKD) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015
1 Pemerintah Kabupaten Sidoarjo KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya akhirnya Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pemutakhiran Data Kemiskinan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK DANA PELAYANAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM INFORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam
Lebih terperinciPerangkingan calon penerima manfaat dilakukan dengan metodologi ilmiah, memperhatikan keberagaman antar daerah dan terbuka untuk perbaikan.
BDT berisikan nama, alamat dan karakteristik calon penerima manfaat program. Pengumpulan data ini, dari sisi legal dan substansial, dilaksanakan oleh BPS. Perangkingan calon penerima manfaat dilakukan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinci2018, No Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang P
No.187, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Program Keluarga Harapan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta
BUKU RENCANA BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG 8.1 PERAN SERTA MASYARAKAT Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan
Lebih terperinciUNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.. BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK Pasal 2 Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh : a. Dokumen Kependudukan; b. pelayanan yang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 /PER/M.KOMINFO/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 37 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Lebih terperinciWALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON
WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2012 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS 2011 SEMUA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO TERCATAT KELAHIRANNYA
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS 2011 SEMUA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO TERCATAT KELAHIRANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciKEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA
KEWENANGAN KEMENTERIAN SOSIAL DALAM VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KHOFIFAH INDAR PARAWANSA Disampaikan pada Acara Rakornas Verifikasi dan Validasi Database Kemiskinan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. UPTPK didirikan kegiatan penyaluran bantuan kemiskinan di Kabupaten Sragen
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. KESIMPULAN UPTPK dibentuk dengan serangkaian tugas dan fungsi untuk mengatasi permasalahan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sragen. Sebelum UPTPK didirikan
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciOleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
Oleh : Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah POPULASI PENDUDUK DI JAWA TENGAH SEBANYAK 33.270.207 JIWA JUMLAH PMKS SEBESAR 5.016.701 JIWA / 15,08 % DARI PENDUDUK JATENG PERINCIAN : KEMISKINAN 4,468,621
Lebih terperinciAplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial
Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial SEKRETARIAT TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (TNP2K) 10 FEBRUARI 2015 Struktur Organisasi TNP2K Peraturan Presiden
Lebih terperinciBAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN BAHAN PAPARAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PERLINDUNGAN SOSIAL (P4S) DAN SOSIALISASINYA Bambang Widianto Deputi Seswapres
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYALURAN BANTUAN KEUANGAN DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN TAHUN ANGGARAN 2013
Lebih terperinciBAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN
BAB VI KAJI ULANG KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN 6.1. Pemetaan Program Masalah kemiskinan tidak dapat dipecahkan melalui kebijakan yang bersifat sektoral, parsial dan berjangka pendek, tetapi kebijakan yang
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012
1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH DESA/MUSYAWARAH KELURAHAN DALAM RANGKA PROGRAM SUBSIDI
Lebih terperinciKINI DAN MASA YANG AKAN DATANG
PERLINDUNGAN SOSIAL UNTUK SEMUA, ADIL GENDER & MEMBERDAYAKAN KINI DAN MASA YANG AKAN DATANG DIAN K ARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA Disampaikan Dalam K onferensi N asional MAMPU, Perempuan Inspirasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan
Lebih terperinci2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur
No.104, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIKBUD. Kebudayaan. Pemajuan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6055) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI
LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN
Lebih terperinci