BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Manajemen Keuangan Seperti semua ilmu pengetahuan, ilmu manajemen keuangan juga memiliki pergeseran topik sejak ilmu tersebut pertama kali dikembangkan hingga saat ini. Menurut Brigham and Houston (2001), terdapat empat tahap perkembangan ilmu manajemen keuangan. Masing masing tahap tersebut dipengaruhi oleh iklim bisnis dan perkembangan dunia usaha saat itu. Adapun pembagian keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut : Tahap pertama dimulai pada awal tahun 1900s saat pertama kali ilmu manajemen keuangan ini muncul. Pada saat itu, fokus utama dari ilmu manajemen keuangan adalah aspek legalitas dari proses merger perusahaan, pembentukkan perusahaan baru, serta penerbitan sejumlah instrumen keuangan perusahaan guna memperoleh dana segar dari pasar modal. Tahap kedua dimulai pada tahun 1930s ketika ekonomi dunia dan khususnya Amerika Serikat mengalami resesi yang cukup berat. Dan sesuai dengan kondisi saat itu, maka fokus dari ilmu manajemen keuangan adalah yang berhubungan dengan masalah kebangkrutan perusahaan, reorganisasi perusahaan serta pembentukkan regulasi pasar modal. Salah satu produknya adalah berdirinya badan Security of Exchange Committee (SEC) yang bertugas sebagai regulator dan pengawas pasar modal Amerika Serikat. 11

2 12 Tahap ketiga dimulai pada akhir tahun 1940s dan awal tahun 1950s. Yang menarik dari perkembangan ilmu manajemen keuangan pada tahap ini adalah mulai berubahnya sudut pandang ilmu manajemen keuangan, dari yang sebelumnya diambil dari sudut pandang manajemen internal perusahaan ke sudut pandang pihak luar atau stakeholder. Dan terakhir tahap keempat yang dimulai pada akhir tahun 1950s, merupakan kelanjutan atau pengembangan lebih mendalam dari tahap ketiga yang melihat sudut pandang ilmu manajemen keuangan dari sisi outsider. Pada tahap ini mulai dikembangkan pengertian memaksimalkan nilai pemegang saham, sebagai tujuan utama dari manajemen perusahaan, yang mana sudut pandang ini hingga saat ini masih berlaku. Sementara itu, Scott, Jr et al. (1999) meringkas semua perkembangan ilmu manajemen keuangan tersebut menjadi sebuah fungsi, dimana manajemen keuangan sebuah perusahaan seharusnya memfokuskan dirinya pada penciptaan kekayaan ekonomi bagi pemegang saham, serta berusaha agar penciptaan kekayaan ekonomi tersebut tidak berhenti. 2.2 Tujuan Perusahaan Seperti sejarah perkembangan ilmu manajemen yang mengalami perubahaan sepanjang masa, tujuan dari pendirian sebuah perusahaan juga mengalami perkembangan yang disesuaikan oleh tuntutan jaman.

3 13 Menurut Scott, Jr et al. (1999) ada dua tujuan utama pendirian dan pengoperasian sebuah perusahaan. Adapun kedua tujuan tersebut adalah : Pertama, memaksimalkan laba perusahaan. Namun demikian, Scott, Jr et al. (1999) berargumen bahwa tujuan memaksimalkan laba perusahaan ini sudah seharusnya ditinggalkan sebab ada beberapa kelemahan yang tercantum dalam metode pengukuran ini. Memaksimalkan laba perusahaan memang menekankan pada efisiensi sumber modal atau kapital. Namun demikian, memaksimalkan laba perusahaan tidak memperhitungkan kelangsungan hidup perusahaan. Dan dikhawatirkan, jika tujuan dari sebuah perusahaan hanyalah mengejar maksimalisasi laba, maka ada kemungkinan pihak manajemen hanya menekankan pada laba perusahaan jangka pendek, dan akibatnya mengorbankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, Scott, Jr et al. (1999) mengusulkan tujuan lain dari perusahaan yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan menggunakan maksimalisasi kekayaan pemegang saham sebagai tujuan dari perusahaan, maka kelemahan dari tujuan sebelumnya dapat dihindari. Dan menurut Scott, Jr et al. (1999), indikator yang digunakan untuk menilai maksimalisasi kekayaan pemegang saham adalah harga pasar saham perusahaan tersebut. Jika harga pasar saham mengalami kenaikkan maka diasumsikan para investor menilai kekayaan pemegang saham mengalami peningkatan. Dan sebaliknya, jika para investor menilai kekayaan pemegang saham mengalami penurunan, maka

4 14 para investor akan menjual kepemilikkan sahamnya di perusahaan tersebut, sehingga harga pasar saham dari perusahaan itu akan mengalami penurunan. Namun demikian, Pierce II and Robinson Jr. (2000) sedikit memiliki pola pandang yang berbeda dengan Scott, Jr et al. (1999) mengenai tujuan dari perusahaan. Jika Scott, Jr et al. (1999) menganggap memaksimalkan laba perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham merupakan dua hal yang berbeda, justru Pierce II and Robinson Jr. (2000) menganggap kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pierce II and Robinson Jr. (2000) mengatakan bahwa tujuan dari perusahaan haruslah mengejar laba. Dan jika pengejaran laba ini dijadikan acuan utama sebuah perusahaan, maka otomatis nilai pasar saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan. Dan sebaliknya, jika tingkat laba perusahaan tidak tercapai, maka nilai pasar sahamnya akan mengalami penurunan. 2.3 Alat Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan, terdapat beberapa alat ukur yang dapat digunakan, mulai dari tingkat penjualan, tingkat laba hingga beberapa rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio profitabilitas hingga alat ukur berupa laba per lember saham (earning per share) Sehubungan dengan pembahasan tujuan dari sebuah perusahaan yaitu memaksimalkan tingkat laba dan kekayaan pemegang saham seperti yang telah

5 15 dibahas dalam sub bab sebelumnya, maka dalam penulisan tesis ini digunakan dua alat ukur kinerja keuangan, yaitu rasio profitabilitas dan earning per share Rasio Profitabilitas Pada dasarnya, Scott Jr. et al (1999) berpendapat bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pihak manajemen menggunakan dan memanfaatkan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkat laba bagi pemegang saham perusahaan. Untuk melakukan pengukuran tingkat profitabilitas ini, ada beberapa rasio yang dapat digunakan. Berikut beberapa rasio tersebut yang digolongkan berdasarkan penulis buku manajemen keuangan. Menurut Brigham and Houston (2001), ada dua rasio yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat laba, yaitu Return on Total Assets (ROA) serta Return on Common Equity (ROE). Dan kedua rasio tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut : Net Income Available to common stockholders ROA = Total Assets Dan

6 16 Net Income Available to Common stockholders ROE = Common Equity Senada dengan Brigham dan Houston (1999), White et al. (1998) berpendapat rasio yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas sebuah perusahaan adalah Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Namun demikian, White et al. (1998) menggunakan pendekatan lain dalam nominator dan denominator yang digunakan sedikit berbeda dengan yang digunakan oleh Brigham dan Houston. Berikut notasi ROA dan ROE yang digunakan oleh White et al. (1998) : Net Income + After-Tax Interest Cost ROA = Average Total Assets Serta Pretax Income ROE = Average Stockholder s Equtiy Sementara itu, Reilly and Brown (2000) menggunakan sebuah metode pendekatan baru dalam melakukan pengukuran tingkat profitabilitas, yaitu dengan menggunakan rasio Return on Total Capital (ROC).

7 17 Adapun rasio tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut : Net Income + Interest Expense ROC = Average Total Capital Earnings per Share (EPS) Menurut Weygant et. al. (1996) Earnings Per Share (EPS) merupakan laba bersih yang didapatkan oleh para pemegang saham. Dengan kata lain EPS ini menggambarkan total kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang saham yang diwakili dalam per lembar sahamnya. Oleh sebab itu, sehubungan dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham seperti yang telah dibahas sebelumnya, maka EPS ini dapat dijadikan sebagai salah satu instrumen untuk mengukur kekayaan pemegang saham. Adapun notasi dari Earnings per Share ini adalah sebagai berikut : Net Income EPS = Number of Common Shares Outstanding Sehubungan dengan penggunaan model EPS ini, Brigham and Houston (1999) berpendapat bahwa meski fokus utama perusahaan bukan memaksimalkan laba melainkan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun model EPS ini sangat

8 18 tepat digunakan. Bahkan lebih jauh mereka menyatakan bahwa sesungguhnya ada korelasi sangat erat antara EPS, cash flow perusahaan dan harga pasar saham perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, peningkatan EPS dapat diasosiasikan dengan peningkatan harga pasar saham perusahaan tersebut. Dan sebaliknya, penurunan EPS dapat menyebabkan turunnya harga pasar saham sebuah perusahaan. 2.4 Economic Value Added (EVA) Setelah beberapa tahun para manajemen dan investor menggunakan alat ukur EPS sebagai insturmen utama dalam menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan, saat ini ada sebuah metode baru yang dikembangkan oleh konsultan Stern Stewart & Co. yang dinamakan Economic Value Added (EVA). Adapun ide pengembangan dari alat ukur baru ini adalah timbul dari kenyataan bahwa alat ukur EPS ternyata sudah tidak memadai lagi sebagai alat ukur kinerja keuangan sebuah perusahaan. Bahkan, dalam salah satu kertas kerjanya analis Stern Stewart & Co., G. Bennett Stewart, III menyatakan bahwa companies that manage for earning per shares (EPS) are asking for trouble. (Bennett III, 2002, p. 1). Stewart III menambahkan bahwa their EPS mania drove management to over-invest capital in their business for inadequate returns, to over-leverage their balance sheet, and to use over-the-top accounting. (Bennet III, 2002, p. 1)

9 19 Salah satu studi kasus yang membuktikan ketidak mampuan EPS sebagai instrumen dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dalam kasus kepailitan perusahaan pertambangan terbesar di Amerika Serikat, yaitu Enron. Sejak tahun 1997 hingga tahun 2000 EPS Enron terus mengalami peningkatan sehingga seolah olah para investor dan pemegang saham memiliki pemahaman bahwa kinerja keuangan Enron sangat baik. Namun demikian, ternyata saat ini perusahaan tersebut telah mengalami kebangkrutan, sebab ternyata dengan menggunakan model EVA sesungguhnya nilai ekonomis perusahaan tersebut terus menurun hingga mengalami negatif. Hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini : Gambar 2.1 Perbandingan EPS vs EVA Enron Sumber :

10 Alasan Penggunaan EVA Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan Seperti telah disinggung sedikit di atas, salah satu alasan dikembangkannya metode EVA adalah kegagalan EPS sebagai salah satu instrumen yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Dan hal ini sudah terbukti dalam kasus perusahaan Enron. Ada beberapa alasan utama mengapa dalam beberapa waktu ke depan EVA dapat digunakan atau dijadikan salah satu alat ukur utama dalam menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemegang saham, yang merupakan tujuan utama sebuah perusahaan. Pertama, seperti yang dikatakan oleh Bennett III (2002), penggunaan EPS sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan dapat menyesatkan. Bahkan, penggunaan EPS ini dapat menjerumuskan pihak manajemen untuk mengejar laba jangka pendek dengan melakukan penggelembungan pendapatan atau memanipulasi biaya. Selain itu, EPS juga mendorong pihak manajemen untuk melakukan investasi yang tidak menguntungkan para pemegang saham, dimana tingkat pengembalian yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya modal yang diberikan. Kedua, Young and O Byrne (2001) berpendapat bahwa pihak manajemen seharusnya menggunakan metode pengukuran EVA ini sebab metode ini menciptakan nilai bagi pemegang saham, dimana pengembalian atas modal investasi melebihi biaya modal. Oleh sebab itu, EVA merupakan sebuah alat ukur kinerja keuangan perusahaan, yang mengukur seluruh biaya modal yang digunakan, serta memberikan

11 21 indikasi tingkat pengembalian yang melebihi biaya modal tersebut. Selain itu, Young and O Byrne (2001) juga menambahkan bahwa dengan menggunakan metode EVA ini maka pihak manajemen dapat melakukan penilaian atas pembentukkan kekayaan perusahaan yang meliputi biaya operasi dan biaya modal. Ketiga, menurut Kaplan and Atkinson (1998), metode penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode residual income seperti EVA telah mengatasi kegagalan dan keterbatasan penggunaan sejumlah rasio keuangan seperti ROI, ROE dan ROA. Keempat, Brigham and Houston menilai bahwa penggunaan metode EVA ini sangat sejalan dengan tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Mereka mengatakan EVA provides a good measure of the extent to which the firm has added to shareholder value. Therefore, if managers focus on EVA, this will help to ensure that they operate in a manner that is consistent with maximizing shareholder wealth. (Brigham & Houston, 1999, p. 59) Kelima, salah satu alasan paling jelas atas pertanyaan mengapa harus menggunakan metode EVA dibandingkan tingkat laba adalah seperti yang dikatakan oleh Eccles et. al. (2001), yaitu bahwa sebuah perusahaan bisa saja membukukan tingkat laba dari tahun ke tahun, namun menghancurkan kekayaan para pemegang saham. Hal ini dapat terjadi sebab tingkat laba akuntansi tidak merefleksikan biaya modal perusahaan. Dan terakhir, Kotler et. al. (2003) melihat dalam praktek sehari hari sejumlah perusahaan saat ini, ternyata telah terjadi pergeseran nilai, yang mana shareholder value telah menjadi fokus utama kegiatan operasional manajemen. Ia menyatakan

12 22 bahwa banyak perusahaan mulai meninggalkan indikator indikator tradisional seperti earning per share, return on investment, return on equity, dan return on assets. Sebagai gantinya, mereka mulai beralih indikator indikator value driver, seperti free cash flow, economic profit, dan residual income. Jadi dapat disimpulkan, penggunaan metode EVA ini dilakukan oleh sebab kegagalan metode analisis kinerja keuangan saat ini seperti EPS, ROI, ROA dan ROE. Dengan menggunakan metode EVA maka pihak manajemen dapat membandingkan tingkat pengembalian modal dengan biaya modal yang digunakan, sehingga dengan indikasi EVA positif maka berarti sebuah perusahaan telah meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya, yang sejalan dengan tujuan sebuah perusahaan Pengertian EVA Untuk mencari definisi apa itu EVA sebenarnya tidaklah mudah, sebab tidak ada definisi pasti mengenai EVA itu sendiri. Menurut Stern Stewart & Co. (2002) yang merupakan pencetus EVA, pada dasarnya EVA merupakan suatu metode pengukuran tingkat laba, dimana yang dimaksud dengan laba di sini adalah laba secara ekonomis. Sedangkan menurut Young and O Byrne (2001) EVA merupakan sebuah alat ukur yang mengukur biaya seluruh modal yang digunakan oleh perusahaan. Mungkin salah satu definisi EVA yang paling lengkap adalah seperti yang diungkapkan oleh Blocher et. al. dimana mereka mengatakan bahwa Economic

13 23 Value Added (EVA) is a business unit s income after taxes and after deducting the cost of capital EVA uses the firm s cost of capital instead of a minimum rate of return. The cost of capital is usually obtained by calculating a weithted average of cost of the firm s fund. (Blocher et. al., 1999, p ) Dan terakhir, Arnold and Davies memberikan definisi EVA sebagai a variant of economic profit, which is the modern term for residual income. (Arnold & Davies, 2000, p. 23) Jadi dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan suatu metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan berbasis residual income, yang membandingkan antara tingkat pengembalian modal dengan biaya modal perusahaan, sehingga dapat menggambarkan bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap kekayaan pemegang saham. Jika EVA positif, dapat dikatakan bahwa kekayaan pemegang saham telah mengalami peningkatkan. Dan sebaliknya, jika EVA sebuah perusahaan negatif, dapat dikatakan bahwa kekayaan para pemegang saham perusahaan tersebut telah terdepresiasi Perhitungan EVA Young and O Byrne (2001) memberikan dua pendekatan dalam pengukuran EVA dimana pada pendekatan pertama menggunakan titik awal Net Operating Profit After Tax (NOPAT) dan pada pendekatan kedua menggunakan titik awal Return on Net Assets (RONA).

14 24 Kedua pendekatan tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut : EVA = NOPAT (Modal yg diinvestasikan x WACC) Atau EVA = (RONA WACC) x modal yg diinvestasikan Sementara itu, Brigham and Houston (1999) melakukan pendekatan lain dalam melakukan penghitungan EVA, seperti yang dinotasikan di bawah ini : EVA = EBIT (1- corporate tax) (Operating capital)(after-tax cost of capital) Dan terakhir, Hongren et. al. (1997) memberikan penjabaran mengenai komponen modal yang digunakan dalam perhitungan EVA sebagai berikut : EVA = After-tax operating income (WACC x (Total Assets Current Liabilities)) 2.5 Biaya Modal Salah satu komponen yang penting dalam melakukan perhitungan EVA adalah penentuan besarnya biaya modal sebuah perusahaan, dimana biaya modal ini nantinya akan dipersandingkan dengan tingkat pengembalian modalnya.

15 25 Menurut Brigham and Houston (2001), biaya modal sebuah perusahaan terdiri dari gabungan antara biaya hutang, biaya preferred stock, dan biaya common stock. Oleh sebab itu, dalam melakukan perhitungan biaya modal sebuah perusahaan, harus mencangkup ketiga komponen tersebut. Sedangkan menurut Young and O Byrne, biaya modal sebuah perusahaan merupakan biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan resiko serupa (Young & O Byrne, 2001, hal. 148) Weighted Average Cost of Capital (WACC) Menurut Young and O Byrne (2001), biaya modal sebuah perusahaan tidak hanya bergantung dari biaya hutang atau ekuitas saja, melainkan juga oleh komposisi dari komponen tersebut dalam neraca perusahaan Oleh sebab itu, salah satu model yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan biaya modal perusahaan yang mencangkup biaya hutang, biaya saham preferen, dan saham biasa, adalah model Weighted Average Cost of Capital (WACC). Hal ini disebabkan selain mencangkup komponen biaya hutang dan ekuitas, WACC juga memasukkan unsur persentasi masing masing komponen tersebut dalam perhitungan global biaya modal perusahaan.

16 26 Untuk itu, Brigham and Houston (1999) menotasikan WACC sebagai berikut : WACC = w d.k d (1-T) + w p.k p + w s.k s Cost of Debt (k d ) Menurut Brigham and Houston (2001), biaya hutang sebuah perusahaan dapat diukur dari tingkat suku bunga pinjaman bank rata rata yang diperoleh perusahaan tersebut, setelah diperhitungkan pengurangan pajak dari beban bunga atas hutang tersebut. Berikut notasi perhitungan biaya hutang perusahaan : After-tax cost of debt = k d (1-T) Cost of Preferred Stock (k p ) Komponen kedua yang harus diperhitungkan dalam menentukan biaya modal yang digunakan oleh perusahaan adalah biaya dari saham preferen yang dikeluarkan oleh perusahaan.

17 27 Menurut Reilly and Brown (2000), pada dasarnya biaya saham preferen merupakan pembagian dari deviden yang dibayarkan terhadap harga saham perusahaan tersebut. Dengan kata lain, biaya saham preferen dapat dinotasikan sebagai berikut : Dividend k p = Stock Price Cost of Common Stock (k s ) Jika dalam menghitung biaya hutang dan saham preferen digunakan satu pendekatan, tidak demikian dalam melakukan perhitungan atas biaya saham biasa. Menurut Damodaran (1994) sedikitnya ada dua pendekatan dalam melakukan perhitungan biaya saham biasa, yaitu dengan pendekatan risk and return model serta dividend growth model. Pada dasarnya, Damodaran mendefinisikan biaya saham biasa sebagai the cost of equity is rate of return investors required on an equity investment in a firm. The risk and return models need a riskless rate and a risk premium (Damodaran, 2001, p ) Dalam pendekatan menggunakan risk and return model Damodaran mengusulkan penggunaan model the Capital Asset Pricing Model (CAPM) dimana model ini measures risk in terms of nondiversifiable variance and related expected returns to this risk measure. (Damodaran, 1994, p )

18 28 Adapun model CAPM ini dapat dinotasikan sebagai berikut : Cost of equity = R f + Equity beta (E(R m ) R f ) Sementara itu, dalam buku terdahulunya yang diterbitkan pada tahun 1994, Damodaran menggunakan pendekatan devidend growth model. Damodaran mengatakan bahwa this approach to estimate the cost of equity draws on a discounted cash-flow valuation model that can be used to value a firm in stable growth. (Damodaran, 1994, p. 36). Adapun notasi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut : DPS 1 k e = g P o 2.6 Return on Net Assets (RONA) Komponen penting lainnya dalam perhitungan EVA setelah mengetahui biaya modal yang digunakan oleh perusahaan, adalah mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Jika dalam menghitung biaya modal digunakan model the Weighted Average Cost of Capital (WACC), maka dalam menghitung tingkat pengembalian modal yang diharapkan digunakan model Return on Net Assets (RONA).

19 29 Menurut Young and O Byrne (2001), RONA merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak perusahaan atas total aktiva bersih yang digunakan. Dengan kata lain, RONA ini dapat dinotasikan sebagai berikut : Net Operating Profit After Tax (NOPAT) RONA = Aktiva Bersih.

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamonangan (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA dan MVA antara PT. Indocement Tunggal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoretis 1. Rasio Profitabilitas Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba atau keuntungan. Akan tetapi, ada juga perusahaan yang tujuannya bukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama setiap perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan agar kegiatan operasional perusahaan terus berjalan. Bukan hanya tanggung jawab kepada pemilik, namun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.2 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat diikuti oleh perkembangan bisnis dan kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin. Hal ini menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor dalam melakukan investasi tentu akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja yang baik menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Fundamental Dalam melakukan analisis fundamental dalam memilih saham, investor dapat melakukan dua pendekatan, yaitu top down analysis, three-step approach dan bottom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return) BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini dunia usaha dihadapkan pada kondisi persaingan yang menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah perusahaan harus mampu beradaptasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk

BAB I PENDAHULUAN. (1) Earnings Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kondisi perekonomian nasional saat ini mengarah pada pemulihan krisis ekonomi global pada tahun 2009 yang tercermin dalam kondisi ekonomi makro. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan oleh pemegang saham adalah pendapatan berupa deviden (divident BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi para investor dalam menanamkan dananya selain memiliki tujuan jangka pendek juga memiliki tujuan jangka panjang berupa harapan untuk memperoleh pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen modal kerja berkaitan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory signaling Theory signaling ini menjelaskan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric information. Asymmetric

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pasar modal Indonesia resmi dimulai pada tahun 1977 sewaktu perusahaan PT. Semen Cibinong menerbitkan sahamnya di BEJ yang kini berganti nama menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu pengukuran kinerja yang biasa digunakan adalah analisis rasio financial, namun belakangan ini muncul konsep yang dapat menilai kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Firani (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Earning Per Share pada Emiten Sektor Infrastruktur di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir EVA Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto. Abstract

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto. Abstract PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKET VALUE ADDED (MVA) Oleh : Jacinta Winarto Abstract Since traditional accounting method could lead to misleading conclusion, Stern,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED Moses L. Singgih e-mail: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya Kampus ITS, Keputih, Sukolilo,

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN 20210331 LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investor bersedia menanamkan dananya jika investasi yang ditanamkan melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal ini

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini laju pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh dua elemen penting yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi yang menyebabkan persaingan diantara perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Abstrak vii ABSTRAK Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Pada penelitian ini, penulis menganalisa pengaruh Economic Value Added (EVA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Manajemen Keuangan Seperti semua ilmu pengetuhan, ilmu manajemen keuangan juga memiliki pergeseran topic sejak ilmu tersebut pertamakali dikembangkan hingga saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal

BAB I PENDAHULUAN. dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal (investor) dengan orang

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk. KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA Hendry Chong Email: kegispringfield16@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran, kita

BAB I PENDAHULUAN. membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran, kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan, setiap individu akan selalu berupaya untuk menghasilkan dan membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran,

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham yang ada di BEI, Jakarta Islamic Index (JII) adalah satu-satunya yang. beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. saham yang ada di BEI, Jakarta Islamic Index (JII) adalah satu-satunya yang. beroperasi berdasarkan prinsip syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Index harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang dibuat berdasarkan rumusan tertentu mencerminkan tingkat aktivitas dan fluktuasi sebuah bursa efek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Earning Per Share (EPS) a. Pengertian Earning Per Share (EPS) Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena besarnya laba per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kegiatan ekonomi bergerak maju seiring dengan. perkembangan jaman. Ekonomi sekarang tidak hanya berkutat pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kegiatan ekonomi bergerak maju seiring dengan. perkembangan jaman. Ekonomi sekarang tidak hanya berkutat pada proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kegiatan ekonomi bergerak maju seiring dengan perkembangan jaman. Ekonomi sekarang tidak hanya berkutat pada proses produksi, distribusi, serta konsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan tugas sehari-hari perusahaan, seorang manajer harus membuat keputusan. Setiap keputusan, yang diambil mempunyai dampak terhadap posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA. mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), yang

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA. mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added (EVA), yang BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Economic Value Added 2.1.1 Pengertian Economic Value Added Salah satu metode baru dalam menilai kinerja perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan adalah Economic Value Added

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada

BAB I PENDAHULUAN. finansial (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya Mobile:

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya   Mobile: UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS I.K. Gunarta ITS Surabaya Email: ik.gunarta@gmail.com Mobile: 0811 372 068 Financial Statements Income statement A summary of the revenue

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang ditawarkan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat. Melalui pasar modal, investor dapat melaukan investasi di beberapa perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,

Lebih terperinci

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) Primal Aditya Rizki Email : primal_limos74@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pasar Modal Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. Penjelasan teori ini juga akan. membantu dalam menganalisis hasil penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. Penjelasan teori ini juga akan. membantu dalam menganalisis hasil penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses pembentukan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Nurochman, SST,.Akt,.MT Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1 paragraf 07 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan

Lebih terperinci