BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Fundamental Dalam melakukan analisis fundamental dalam memilih saham, investor dapat melakukan dua pendekatan, yaitu top down analysis, three-step approach dan bottom up analysis, stockpicking approach. Hal ini dikemukakan oleh Reilly Brown (2003:369). Perbedaan dari dua pendekatan ini, terletak pada langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memilih saham. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam top down analysis, yaitu, pertama, melakukan analisa keadaan ekonomi dan pasar secara keseluruhan dengan tujuan untuk menentukan bagaimana mengalokasikan dana investasi di berbagai negara atau dalam satu negara dengan berbagai bentuk investasi, seperti dalam obligasi, saham dan uang tunai. Kedua, melakukan analisis industri dengan tujuan untuk menentukan industri mana yang akan tumbuh atau turun, berdasarkan dari analisa keadaan ekonomi dan pasar sebelumnya. Terakhir, setelah menentukan industri yang terbaik, barulah investor memilih saham suatu perusahaan yang masih dianggap murah (undervalued). Sedangkan untuk bottom up analysis, investor langsung menentukan saham yang masih dianggap murah (stockpicking), tanpa memperhatikan keadaaan ekonomi secara menyeluruh dan industri di mana perusahaan tersebut berada. Dalam penentuan nilai saham, baik melalui pendekatan top down maupun pendekatan bottom up, faktor-faktor fundamental memiliki peranan yang penting. Semakin baik faktor fundamental yang dimiliki oleh suatu saham, akan semakin berharga

2 saham itu di mata para investor. Para investor akan menganalisa faktor fundamental baik yang berasal dari dalam perusahaan, maupun dari luar perusahaan untuk mendapatkan nilai wajar dari suatu saham. Harga wajar (nilai intrinsik) suatu saham dibandingkan dengan harga pasarnya, untuk menentukan apakah harga pasarnya sudah mencerminkan harga wajarnya atau belum. Faktor fundamental suatu perusahaan, banyak dipengaruhi oleh berbagai hal. Warren Buffett dalam bukunya The Essential Buffet (Reilly Brown 2003: ) membagi kedalam empat prinsip dasar dalam menganalisa perusahaan, yaitu Business tenets (apakah bisnis mudah dipahami, apakah bisnis mempunyai sejarah beroperasi yang konsisten dan apakah mempunyai prospek jangka panjang), Management tenets (apakah manajemen rasional, gaya manajemen bertabrakan dengan keinginan pemegang saham), Financial tenets (fokus pada ROE, mempunyai profit margins yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, apakah perusahaan menambah kemakmuran pemegang sahamnya) dan Market tenets (apakah nilai dari bisnis, apakah bisnis dapat dibeli dengan harga diskon yang signifikan terhadap nilai intrinsik fundamental perusahaan). Ide dasar pendekatan ini adalah dengan melihat suatu perusahaan sebagai satu bagian (system) dengan lingkungannya. Kinerja perusahaan dalam melakukan penjualan, untuk mendapatkan profit sangat terpengaruh oleh kondisi industri dan perekonomian secara umum. Pada penulisan tesis ini, hanya akan dilakukan peninjauan terhadap faktor fundamental internal perusahaan. Analisis perusahaan dapat dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-fungsi operasional perusahaan. Dalam hal ini, laporan keuangan memegang peranan yang sangat penting. Dengan melakukan evaluasi laporan keuangan tersebut, investor akan

3 mengetahui keadaan dan perkembangan kondisi keuangan perusahaan. Investor (pemegang saham) merasa perlu menganalisis keadaan keuangan perusahaan, karena akan diketahui kemampuan dan kebijaksaan perusahaan dalam membagikan dividen. Ciri-ciri dari analisis secara fundamental menurut Kamaruddin (1996:79) yaitu : Fokus perhatian pada harga saham, apakah wajar, overvalued atau undervalued. Jangka waktu atau horizon investasi jangka menengah dan panjang bukan/jarang untuk jangka pendek. Informasi utama biasanya berasal dari perusahaan atau emiten, bukan dari perkiraan atau isu/gosip semata. Motif utama dalam analisa adalah dividen dan pertumbuhan, juga tercakup capital gain. Strategi utama yang dilakukan oleh investor adalah membeli saham lalu menyimpannya sampai periode tertentu, tidak untuk langsung dijual dalam jangka pendek. Karakter investor yang menggunakan analisis fundamental ini adalah seseorang yang bersifat penabung, individual dan terencana, bukan spekulan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam analisis fundamental menganggap bahwa suatu saham mempunyai nilai intrinsik tertentu. Nilai intrinsik dapat ditentukan dengan melihat faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi kinerja emiten, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Dengan membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya, investor dapat menentukan tindakan selanjutnya untuk memperoleh keuntungan. Apakah membeli atau menjual suatu saham tersebut.

4 2.2 Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) atau yang sering juga disebut dengan return on investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset perusahaan. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai dua hal. Pertama, rasio ini mengukur kemampuan pihak manajemen perusahaan dan tingkat efisiensi dalam menggunakan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Kedua, rasio ini menggambarkan tingkat pengembalian total yang akan diterima oleh semua pihak penyedia modal (hutang dan saham), terlepas dari mana sumber modal tersebut berasal. Semakin tinggi nilai ROA, akan mengindikasikan jika pihak manajemen perusahaan dapat mengelola aset perusahaan secara efektif dan semakin baik pihak manajemen dalam menghasilkan tingkat pengembalian bagi pemilik modal Untuk mendapatkan ROA dilakukan perhitungan melalui pembagian antara net profit (net income) yang dilaporkan dengan total aset yang terdapat di neraca. Net Pr ofit ROA = Total Assets Dalam perhitungan ROA ini, total aset yang digunakan akan lebih tepat bila menggunakan rata-rata dari total aset (awal tahun dan akhir tahun) selama periode perhitungan daripada hanya menggunakan total aset pada akhir tahun. Menggunakan rata-rata total aset akan memberi nilai tambah bagi investor karena akan mengetahui pertumbuhan, penurunan, atau faktor signifikan lainnya dalam suatu bisnis. Melalui metode Du Pont, perhitungan ROA dapat diperoleh melalui : ROA = Net profit margin x Total assets turnover

5 ROA = Net income Sales x Sales Total assets 2.3 Return on Equity (ROE) Dari sudut pandang pemilik suatu perusahaan, return on equity (ROE) merupakan suatu rasio yang harus diperhatikan. Pemilik perusahaan sebagai investor merupakan pihak di mana manajemen perusahaan harus bertanggungjawab. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika pihak manajemen memberikan perhatian pada sudut pandang pemilik perusahaan dan harapan mereka berkaitan dengan jangka waktu, pelaksanaan, dan penilaian dari hasil operasi. Hal ini merupakan dasar bagi pertambahan nilai (value creation) bagi pemegang saham. ROE mengukur tingkat pengembalian kepada pemegang saham perusahaan dan diperoleh setelah dikurangi pengembalian yang dibayarkan kepada kreditur (bunga). ROE diperoleh melalui perhitungan : ROE = Net income to common stockholders Common equity Sama seperti pada perhitungan ROA di mana menggunakan rata-rata total aset sebagai penyebut, dalam perhitungan ROE menggunakan rata-rata common equity sebagai penyebut. Perhitungan ROE juga dapat diperoleh melalui hasil pengembangan perhitungan dengan menggunakan metode Du Pont. ROE = ROA x Equity multiplier ROE = Net income Total assets x Total assets Common equity

6 Hubungan antara ROA dan ROE merefleksikan struktur permodalan perusahaan. Pihak kreditur dan pemegang saham menyediakan modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam memperoleh aset yang digunakan dalam bisnis. 2.4 Du Pont System Menurut Gitman (2000:147) analisis sistem Du Pont adalah : System used by management to dissect the firm s financial statements and to assess its financial condition. Du Pont System digunakan sebagai alat diagnosa untuk menilai keadaan keuangan perusahaan. Sistem Du Pont menggabungkan laporan laba rugi dan neraca kedalam dua perhitungan yang menghitung tingkat profitabilitas, yaitu return on total assets (ROA) dan return on equity (ROE). Gambar 2.1 menunjukkan bagan Du Pont yang dimodifikasi, karena menghubungkan return on assets dari perusahaan dengan return on equity, dengan menggunakan financial leverage multiplier (FLM). Bagian atas dari bagan merupakan ringkasan dari aktivitas operasi perusahaan yang tercermin pada laporan laba rugi, dan bagian bawah merupakan ringkasan dari neraca perusahaan. Du Pont System menghubungkan net profit margin (yang mengukur tingkat profitabilitas yang dihasilkan terhadap penjualan perusahaan) dengan total assets turnover (yang mengindikasikan seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan asetnya dalam menghasilkan penjualan). Formula perhitungan Du Pont lalu mengalikan kedua rasio tersebut untuk menemukan return on assets (ROA) dari perusahaan.

7 ROA = marjin laba bersih x perputaran total aktiva Dengan mengganti formula di atas dengan perhitungan yang lebih sederhana dan prosedur yang lebih mudah, maka didapat perhitungan : ROA = (laba bersih/penjualan) x (penjualan/total aktiva) Formula Du Pont memberikan perusahaan untuk dapat melakukan perhitungan ROA secara lebih mendetail, dengan memecah perhitungan menjadi dua bagian, yaitu laba dari penjualan dan efisiensi dalam penggunaan komponen aset. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai laba yang rendah terhadap penjualan, dan memiliki perputaran total aktiva yang tinggi, maka akan menghasilkan ROA yang baik, walaupun sering terjadi keadaan yang sebaliknya. Langkah selanjutnya adalah menghitung return on equity (ROE) dengan menggunakan modified DuPont formulation, yang menurut Gitman (2000:149) menyatakan : Modified DuPont formula relates the firm s return on total assets (ROA) to its return on equity (ROE) using the financial leverage multiplier (FLM). ROE = ROA x ekuitas multiplier Dengan penyederhaan perhitungan, maka didapat rumus ROE sebagai berikut : ROE = (laba bersih/total aktiva) x (total aktiva/ekuitas saham biasa) Dari persamaan ROA dan ROE di atas dapat dikombinasikan untuk membuat persamaan Du Pont yang diperluas, yang menunjukkan bagaimana marjin laba, rasio perputaran aktiva, dan ekuitas multiplier dikombinasikan untuk menentukan return on equity : ROE = (marjin laba) x (perputaran total aktiva) x (ekuitas multiplier) = (laba bersih/penjualan) x (penjualan/total aktiva) x (total aktiva/ekuitas saham biasa)

8 Manajemen perusahaan dapat menggunakan sistem Du Pont untuk menganalisa cara memperbaiki kinerja. Dengan memfokuskan pada sisi marjin laba, bagian pemasaran dapat mempelajari pengaruh harga terhadap volume penjualan, sehingga dapat menetapkan harga yang sesuai sehingga volume penjualan meningkat, melakukan pengembangan produk baru atau masuk ke pasar baru, dan lain sebagainya. Tiap departemen di satu perusahaan, akan berupaya keras untuk dapat menurunkan biaya. Sedangkan untuk meningkatkan sisi perputaran (turnover), staf keuangan dapat melakukan analisis untuk mengurangi investasi pada berbagai jenis aktiva yang tidak produktif, menganalisis pengaruh strategi pembiayaan alternatif, cara untuk menurunkan beban bunga dan resiko utang, tetapi dengan tetap menggunakan leverage untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas ekuitas. 2.5 Earnings Before Interest and Tax (EBIT) Earnings Before Interest and Tax (EBIT) atau juga dikenal dengan laba operasi merupakan merupakan laba yang diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan perusahaan dari penjualan dengan biaya-biaya operasi. Biaya operasi terdiri dari biaya pokok penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya depresiasi dan biaya pemasaran. EBIT sering digunakan oleh para investor dikarenakan dari EBIT ini dapat dilihat laba perusahaan sebelum dipenuhinya kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga (pembayaran bunga kepada kreditur, pembayaran pajak dan pembayaran dividen kepada pemegang saham).

9 Dengan demikian, besarnya EBIT tergantung kepada penjualan bersih dan besarnya biaya usaha (operating expenses). Dengan jumlah operating expenses tertentu, laba operasi dapat diperbesar dengan meningkatkan penjualan, atau dengan penjualan tertentu, laba operasi dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil biaya operasinya. 2.6 Price Earnings Ratio (PER) Price Earnings Ratio (PER) atau juga dikenal sebagai Earnings Multiplier Model merupakan suatu tehnik penilaian relatif yang secara implisit melakukan perhitungan untuk menentukan nilai dari suatu entitas ekonomi (pasar, industri, atau perusahaan) dan membandingkannya kepada suatu entitas yang sama. PER diperoleh dari membagi harga saham suatu entitas kepada earnings yang diperoleh. Price Earnings Ratio (PER) = Price Earnings Ratio Current Market Price = Expected 12-Month Earnings Banyak investor yang lebih suka untuk menggunakan PER untuk memprediksi harga saham. Hal ini berdasarkan pada konsep dasar dari nilai suatu investasi merupakan nilai tunai sekarang (present value) dari arus kas di masa yang akan datang. Untuk saham, pengembalian yang akan diterima oleh investor merupakan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk itu, satu cara investor untuk mengestimasi nilai saham, adalah dengan menentukan berapa rupiah seorang investor ingin membayar untuk setiap rupiah yang akan dihasilkan perusahaan.

10 Nilai PER yang rendah menunjukkan persepsi pasar bahwa perusahaan hanya akan mengalami pertumbuhan yang rendah, sedangkan nilai PER yang tinggi menunjukkan persepsi pasar yang baik terhadap pendapatan yang tinggi pada masa mendatang, atau perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Perhitungan current earnings multiplier (P/E ratio) mengindikasikan sikap investor terhadap nilai saham. Investor harus memutuskan apakah mereka setuju dengan nilai PER (apakah nilainya terlalu tinggi atau terlalu rendah) jika dibandingkan dengan nilai PER dari pasar, industri di mana perusahaan berada, dan perusahaan sejenis. Perhitungan nilai saham dengan menggunakan dividend discount model dapat digunakan untuk memprediksi nilai PER sebagai berikut : Dividends Price = k - g P E = D / E k - g Sehingga nilai PER ditentukan oleh : 1. Expected dividend payout rasio (dividen dibagi dengan pendapatan) 2. Estimasi required rate of return dari saham (k) 3. Ekspektasi dari tingkat pertumbuhan dividen suatu saham (g)

11 2.7 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan metode perhitungan yang digunakan untuk mengukur efisien tidaknya operasionalisasi sebuah perusahaan. Menurut Brigham (2001:60), EVA adalah : EVA is a way to measure an operations true profitability. Recall that the cost of debt capital (interest expense) is deducted when calculating net income, but no cost is deducted to account for the cost of common equity. Sedangkan menurut Gitman (2000:17) EVA adalah : EVA is a popular measure, used by many firms to determine whether an investments contributes positively to the owners wealth; calculated by subtracting the cost of funds used to finance an investment from its after-tax operating profits. Dengan EVA akan dengan mudah diketahui apakah sebuah manajemen perusahaan cukup perform dalam menjaga kinerja perusahaannya. Dengan EVA, para pemilik saham mampu menilai apakah pihak manajemen cukup perform memberikan kemakmuran bagi pemegang saham, yang merupakan kompensasi dari tiap rupiah uang yang diinvestasikannya. Jika EVA-nya positif, itu artinya pihak manajemen berhasil memberikan kemakmuran bagi pemegang sahamnya. Sebaliknya jika EVA-nya negatif, itu berarti pihak manajemen justru buruk, dengan menghancurkan kemakmuran para pemegang sahamnya. Bagaimana caranya pihak manajemen perusahaan meningkatkan nilai value added pemegang sahamnya? Hal ini dapat ditempuh dengan cara menciptakan return yang lebih besar dibandingkan dengan cost of capitalnya. Hanya perusahaan yang mampu meningkatkan pendapatan dan memangkas biayanya saja yang akan tampil efisien.

12 Perhitungan EVA pertama kali diperkenalkan oleh Stern Stewart, sekitar akhir tahun 1980-an, dengan formula sebagai berikut (Biddle, Bowen and Wallace, 1997) : EVA = (Return on Capital Cost of Capital)(Capital Invested in Project) = NOPAT (WACC)(Capital) Di mana : EVA = Economic Value Added NOPAT = Net Operating Profit After Tax WACC = Weighted Average Cost of Capital (Biaya modal rata-rata tertimbang) Dalam membuat perhitungan EVA, Stern Stewart banyak melakukan penyesuaian untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh GAAP (Prinsip Akuntansi yang Diterima) Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah sebagai berikut : Menghitung NOPAT. Menghitung biaya modal komponen hutang. Menghitung biaya modal komponen saham preferen. Menghitung biaya modal komponen saham biasa. Menghitung biaya modal komponen laba ditahan. Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Menghitung EVA. Keuntungan menggunakan EVA menurut Biddle, Bowen and Wallace, dalam jurnalnya yang berjudul Evidence of EVA, 1997, adalah :

13 EVA erat kaitannya dengan perhitungan NPV. Hal ini sejalan dengan teori di corporate finance,di mana nilai perusahaan akan meningkat jika NPV-nya positif. Membuat pihak manajer berpikir dan bertindak sesuai dan searah dengan pihak investor, di mana tujuan dari perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan para pemegang sahamnya Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Penggunaan Net Operating Profit After Tax (NOPAT) didasarkan pada keinginan investor untuk mengetahui jika perusahaan dalam menghasilkan keuntungan tidak menggunakan hutang dan tidak memiliki non -operating aset. Hal ini dikemukakan oleh Brigham (2001:55) sebagai berikut : Net Operating Profit After Taxes (NOPAT) is the profit a company would generate if it had no debt and held no non-operating assets. Jika kita mengandaikan terdapat dua buah perusahaan yang mempunyai jumlah utang yang berbeda, kedua perusahaan itu dapat memiliki performa operasi yang sama, tetapi hal ini akan berbeda pada laba bersih masing-masing perusahaan, yang disebabkan oleh pembayaran bunga. Perusahaan yang mempunyai hutang lebih besar, akan mempunyai laba bersih yang lebih kecil. Laba bersih suatu perusahaan memang penting, tetapi laba bersih tidak selalu menggambarkan kemampuan operasi perusahaan secara tepat atau efektif tidaknya operasional suatu perusahaan. NOPAT = EBIT ( 1 Tingkat pajak ) Pengertian Struktur Modal Modal suatu perusahaan dapat dilihat pada sisi kanan neraca perusahaan tersebut. Modal perusahaan terdiri atas hutang, saham preferen dan saham biasa. Setiap

14 penambahan dari total aset, harus dibiayai dengan peningkatan satu atau lebih dari komponen modal tersebut. Masing-masing komponen modal mempunyai biaya, yang biasa disebut dengan biaya komponen modal. Menurut Gitman (2000:488), struktur modal adalah : The mix of long term debt and equity maintained by the firm. Sedangkan menurut Brigham Houston (2000:602) yaitu : The mix of debt, preferred stock, and common equity with which the firm plans to raise capital. Perusahaan harus menganalisa terlebih dahulu berbagai faktor untuk menentukan target struktur modal. Target tersebut dapat berubah sepanjang waktu, tetapi pihak manajemen harus mempunyai gambaran mengenai target struktur modal secara spesifik. Jika rasio hutang aktual masih di bawah target, maka ekspansi modal dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah utang, namun jika jumlah hutang suadah di atas target, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham. hasil, yaitu : Kebijaksanaan sturktur modal mengandung trade-off antara resiko dan imbal Menggunakan banyak hutang akan meningkatkan resiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham. Tetapi, penggunaan hutang biasanya akan meningkatkan tingkat return on equity. Resiko yang lebih tinggi akan menyebabkan rendahnya harga saham, tetapi tingginya imbal hasil yang diharapkan akan mempertinggi harga saham. Untuk itu, struktur modal yang optimal harus menerapkan keseimbangan antara resiko dan tingkat imbal hasil yang akan memaksimumkan harga saham.

15 Empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan adalah : Resiko bisnis, yaitu tingkat resiko dalam operasional perusahaan tanpa menggunakan hutang. Semakin besar resiko bisnis perusahaan, semakin rendah rasio hutang yang optimal. Tingkat pajak. Alasan utama perusahaan menggunakan hutang karena pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, sehingga akan menurunkan biaya modal dari hutang. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk meningkatkan modal dalam berbagai kondisi. Tingkat konservatif atau agresif pihak manajemen. Beberapa manajemen bersifat agresif, sehingga cenderung untuk meningkatkan hutang sebagai usaha untuk meningkatkan profit Pengertian Biaya Modal Pengertian biaya modal (cost of capital) menurut Gitman (2000:449) adalah : The cost of capital is the rate of return that a firm must earn on its project investment to maintain its market value and attrack funds. Biaya modal merupakan konsep keuangan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena biaya modal berfungsi sebagai penghubung antara penentuan keputusan investasi jangka panjang perusahaan dengan kekayaan pemilik perusahaan yang ditentukan oleh investor di pasar. Biaya modal digunakan untuk menentukan apakah investasi perusahaan akan meningkatkan atau malah menurunkan harga saham perusahaan. Jelas bahwa hanya investasi yang diharapkan akan meningkatkan harga

16 saham saja yang akan direkomendasikan untuk dilaksanakan. Dalam hal ini, investasi yang memiliki nilai net present value (NPV) lebih dari Rp. 0 atau memiliki internal rate of return (IRR) yang lebih besar dari biaya modal. Untuk mengukur biaya modal, maka biaya penggunaan hutang jangka panjang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan harus dihitung masing-masing terlebih dahulu, baru ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari modal yang dimiliki. 1. Biaya Modal Komponen Hutang Biaya hutang merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan (debitur) kepada kreditur akibat perusahaan melakukan hutang. Biaya hutang ini biasa dikenal sebagai bunga (interest). Banyak perusahaan melakukan pencarian modal bagi perusahaannya dengan cara berhutang. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga merupakan faktor pengurang pajak (tax deductible). Sehingga, biaya hutang yang diterima oleh perusahaan harus dikurangi dengan tingkat pajak. Hal ini didapat dari Brigham (2001:458) yang menyatakan bahwa : The after-tax cost of debt, is used to calculate the weighted average cost of capital, and it is the interest rate on debt, less the tax savings that result because interest is deductible. Demikian juga menurut Gitman (2000:454) di mana : The cost of long term debt, is the after tax cost today of raising long term funds through borrowing. Di mana : Dengan demikian biaya hutang dapat diperoleh melalui perhitungan : kdt = kd (1 T ) kdt : Biaya hutang setelah pajak

17 kd : Biaya hutang sebelum pajak T : Tingkat pajak Alasan mengapa perusahaan menggunakan biaya hutang setelah pajak untuk menghitung biaya modal tertimbang rata-rata adalah sebagai berikut. Nilai saham suatu perusahaan, di mana perusahaan berusaha untuk memaksimumkannya, tergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga merupakan biaya pengurang yang menghasilkan penghematan pajak, yang akan mengurangi biaya hutang bersih, sehingga biaya hutang setelah pajak akan lebih kecil daripada biaya hutang sebelum pajak. Ketika perusahaan memberi perhatian pada arus kas setelah pajak, di mana arus kas dan tingkat pengembalian harus dapat dibandingkan, sehingga perusahaan melakukan penyesuaian dengan menurunkan tingkat bunga untuk menyesuaikan dengan perlakuan pajak terhadap hutang yang lebih sesuai. 2. Biaya Modal Komponen Saham Preferen Biaya modal komponen saham preferen merupakan tingkat imbal hasil yang diinginkan oleh pemegang saham preferen. Hal ini dikemukan oleh Brigham Houston (2000:460) yang menyatakan : Cost of preferred stock is the rate of return investors require on the firm s preferred stock. Di mana : Biaya ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : kp = Dp Pp

18 kp : biaya saham preferen Dp : dividen yang dibayar Pp : harga saham di pasar 3. Biaya Modal Komponen Saham Biasa Menurut Gitman (2000:459) : Cost of common stock equity is the rate at which investors discount the expected dividends of the firm to determine its share value. Jadi biaya modal komponen saham biasa merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dengan mencari nilai di masa sekarang (present value) dari dividen yang akan diterima. Dua tehnik perhitungan dapat digunakan untuk menentukan biaya modal komponen saham biasa, pertama, dengan menggunakan constant growth valuation model, kedua, dengan metode capital asset pricing model (CAPM). Berdasarkan constant growth valuation model, perhitungan menggunakan rumus : D1 Ks = + g P 0 Di mana : Ks : biaya saham biasa D1 : dividen yang akan dibayar P0 : harga saham biasa g : tingkat pertumbuhan dividen Untuk mencari tingkat pertumbuhan dividen (g) digunakan rumus :

19 g = 1 - (Dps/EAT) x (EAT/equity) Di mana : g : tingkat pertumbuhan dividen Dps : dividen EAT : earnings after tax (laba bersih) Equity : jumlah modal sendiri Metode kedua, dengan menggunakan metode capital asset pricing model (CAPM). Hal ini menurut Gitman (2000:461) adalah : Capital Asset Pricing Model (CAPM) is describes the relationship between required rate of return, or cost of common stock equity, and nondiversifiable risk of the firm as measured by the beta coefficient. Perhitungan CAPM menggunakan rumus : Ks = RF + [b x (Km RF)] Di mana : Ks : biaya saham biasa RF : risk free rate of return b : resiko pasar Km : imbal hasil pasar Membandingkan CAPM dan constant growth valuation model, maka akan diketahui jika kedua metode tersebut berbeda dalam memandang resiko perusahaan, sebagaimana terefleksi oleh beta, dalam menentukan tingkat imbal hasil yang diinginkan

20 atau biaya saham biasa. Metode constant growth tidak melihat resiko, tetapi menggunakan harga saham di pasar,po. Secara teori, metode CAPM dan constant growth model yang mudah diaplikasikan dalam praktek nyata sehari-hari adalah sama. Tetapi, akan sangat sulit untuk memperlihatkan tingkat kesamaan di antara kedua metode, berkaitan dengan kesulitan dalam menentukan tingkat pertumbuhan, beta, dan tingkat suku bunga bebas resiko. Banyak investor lebih menyukai menggunakan metode constant growth valuation karena data-data yang dibutuhkan lebih mudah ditemukan di pasar. 4. Biaya Modal Laba Ditahan Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih yang tidak dibagikan. Tujuan perusahaan untuk menahan sebagian dari laba bersihnya adalah adanya kesempatan perusahaan untuk bertumbuh, sehingga imbal hasil yang diberikan kepada pemegang saham akan semakin besar. Banyak pihak yang salah penilaian tentang laba ditahan. Mereka memperkirakan bahwa laba ditahan merupakan modal tanpa biaya, karena laba ditahan mempresentasikan sisa uang yang dimiliki perusahaan setelah membayar dividen. Walaupun hal tersebut benar bahwa tidak ada biaya secara langsung, laba ditahan tetaplah memiliki biaya. Alasan mengapa perusahaan harus menganggap bahwa laba ditahan memiliki biaya adalah adanya prinsip opportunity cost. Laba setelah pajak merupakan milik pemegang saham biasa. Para kreditur mendapatkan kompensasi dari pembayaran bunga, dan pemegang saham preferen mendapatkan dividen preferen. Semua laba yang tersisa setelah pembayaran bunga dan dividen preferen merupakan milik pemegang saham biasa,

21 dan laba ini merupakan kompensasi untuk pemegang saham biasa atas penggunaan modal mereka. Manajemen dapat membayar semua laba dalam bentuk dividen, atau menahan dan menginvestasikannya kembali. Jika pihak manajemen memutuskan untuk menahan, terdapat opportunity cost (di mana pihak pemegang saham biasa dapat menerima semua laba sebagai dividen, dan menginvestasikannya ke dalam saham lain, obligasi, atau bentuk lainnya). Sehingga, perusahaan harus memberikan kompensasi kepada pemegang saham sebesar yang dapat dihasilkan investor pada alternatif investasi. Dengan demikian, timbul pertanyaan, berapa besar tingkat imbal hasil yang diharapkan para pemegang saham? Jika perusahaan tidak dapat menginvestaikan laba ditahan dan menghasilkan imbal hasil sesuai dengan yang diinginkan investor, perusahaan harus membayar laba tersebut kepada pemegang saham, dan memberikan kesempatan untuk melakukan investasi pada aset yang lain. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Brigham Houston (2000:460) yang menyatakan : Cost of retained earnings is the rate of return required by stockholders on a firm s common stock. Sehingga biaya modal laba ditahan sama dengan biaya modal saham biasa. Ke = D1 P0 + g Di mana : Ke : biaya laba ditahan. D1 : dividen P0 : harga saham g : pertumbuhan dividen

22 2.7.4 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang Biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital, WACC) merupakan biaya modal suatu perusahaan, yang terdiri dari saham, penggunaan hutang, dan laba ditahan. Biaya modal rata-rata tertimbang ini nanti yang digunakan sebagai patokan apakah perusahaan dapat memberikan imbal hasil sesuai yang diinginkan para pemilik modal. Menurut Brigham Houston (2000:470) menyatakan : Weighted Average Cost of Capital (WACC) is a weighted average of the component costs of debt, preferred stock, and common stock. Rumus untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah : WACC = wd kd ( 1-T ) + wp kp + wc kc Di mana : WACC : biaya modal rata-rata tertimbang wd : proporsi hutang dalam modal kd : biaya hutang sebelum pajak T : tingkat pajak wp : proporsi saham preferen dalam modal kp : biaya saham preferen wc : proporsi saham biasa dalam modal kc : biaya saham biasa 2.8 Return Saham

23 Dalam melakukan investasi, investor mengharapkan sejumlah tingkat hasil tertentu sesuai dengan tingkat resiko dari investasi tersebut. Untuk saham, investor mengharapkan return yang merupakan penjumlahan dari dua bentuk return, yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan hal yang penting bagi para pemegang saham. Para investor biasanya merespons negatif ketika suatu perusahaan mengurangi pembagian dividennya. Dividen dalam bentuk tunai yang dibagikan perusahaan, biasa dibandingkan dengan harga pasar saham tersebut di bursa untuk memperoleh dividend yield. Menurut Brigham Houston (2001:411) : Dividend yield is the expected dividend divided by current price of a share of stock. dividen per lembar saham Dividend yield = harga pasar per lembar saham Dividend pay out ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya dividen tunai yang dibagikan perusahaan terhadap laba bersih perusahaan. Rasio ini didapat dengan perhitungan : Dividend payout ratio = dividen per saham / laba bersih per saham Bentuk return yang kedua dari investasi pada saham adalah dengan mengharapkan capital gain (kenaikan harga). Capital gain (loss) menurut Brigham Houston (2001:64) adalah : The profit (loss) from the sale of a capital asset for more (less) than its purchase price. Perhitungan capital gain (loss) adalah sebagai berikut : Capital gain (loss) = P t - P t-1 P t-1

24 Di mana : P t : harga saham yang bersangkutan pada periode t P t-1 : harga saham yang bersangkutan pada periode t-1 (periode sebelumnya)

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id ANALISIS KEUANGAN (ANALISIS RASIO) Rasio dapat dihitung berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran, kita

BAB I PENDAHULUAN. membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran, kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam kehidupan, setiap individu akan selalu berupaya untuk menghasilkan dan membelanjakan uang. Terkadang disaat pendapatan kita melebihi pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.2 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id 1. LAPORAN KEUANGAN Ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan yaitu: A. Neraca B. Laporan laba-rugi C. Laporan aliran kas a. neraca Neraca menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Assets (ROA) Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan oleh Sony siswanto (2012) dengan tujuan penelitian mengetahui Evaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian dalam penulisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Harga Saham pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu David Lianto (2013) yang mengkaji tentang Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Dupont pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdapat di www.idx.co.id. Periode laporan keuangan dan laporan tahunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulisan karya akhir ini menggunakan metode studi kepustakaan, dimana data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dianalisis, buku-buku, internet, surat kabar, dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan telah banyak dilakukan, antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang menanamkan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL The cost of capital merupakan konsep keuangan yang sangat penting, yang menghubungkan antara pengambilan keputusan investasi jangka panjang suatu

Lebih terperinci

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL

COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL COST OF CAPITAL THE LOGIC OF THE WEIGHTED AVERAGE COST OF CAPITAL Masalah Cost of Capital selalu berhubungan dengan: Capital budgeting Leases Vs Purchase decision Bond refunding decision Use of debt Vs

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 http://www.deden08m.wordpress.com Estimasi nilai intrinsik saham Price Earning Ratio EPS dan laporan keuangan perusahaan Overview analisis perusahaan CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23 Analisis perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Econonic Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Yang terdaftar

Lebih terperinci

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DENGAN MS. ACCESS PROGRAMMING

MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DENGAN MS. ACCESS PROGRAMMING MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS DU PONT SYSTEM DENGAN MS. ACCESS PROGRAMMING SUHARTONO Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jl. RS. Fatmawati No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Investasi Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada waktu sekarang dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang bertujuan memberikan tambahan kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu tumbuh

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham 1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.  CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini berdasarkan atas penelitian-penelitian yang terdahulu, natara lain : 1.1.1 Penelitian Raja Lambas (2005) Telah melakukan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. Pengelolaan keuangan selama ini telah diakui sebagai suatu bagian yang

BAB II DASAR TEORI Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan. Pengelolaan keuangan selama ini telah diakui sebagai suatu bagian yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan Pengelolaan keuangan selama ini telah diakui sebagai suatu bagian yang penting bagi keberhasilan manajemen perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Ari (2005) pengukuran kinerja keuangan menggunakan metode economic value added (EVA) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Earning Per Share (EPS) a. Pengertian Earning Per Share (EPS) Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena besarnya laba per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kategori LQ45 pada Bursa Efek Jakarta untuk periode , diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kategori LQ45 pada Bursa Efek Jakarta untuk periode , diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Penelitian Terdahulu Hartono dan Chendrawati (1999) melakukan penelitian dengan judul ROA and EVA: A Comparative Emperical Study terhadap perusahaan yang terdaftar dalam kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penilaian Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manager karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku

Lebih terperinci

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan

Definisi. Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan STRUKTUR MODAL Definisi Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset dan operasional suatu perusahaan Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan (staffel) : hutang, saham biasa, saham

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Umumnya sistem laporan akuntansi disusun dengan memperhatikan tujuan dan kegunaan dari laporan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan (different report

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Langkah pertama dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang kinerja terlebih dahulu.

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau atau indeks, yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

APA ITU COST OF CAPITAL?

APA ITU COST OF CAPITAL? 1 APA ITU COST OF CAPITAL? Merupakan batas tingkat hasil minimum yang harus dapat dicapai oleh suatu investasi supaya dapat menaikkan nilai perusahaan. Returnyang diharapkan investor atas investasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Parwati (2005) melakukan penelitian yang berjudul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya Mobile:

UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS. I.K. Gunarta ITS Surabaya   Mobile: UNDERSTANDING FINANCIAL STATEMENTS, TAXES, AND FREE CASH FLOWS I.K. Gunarta ITS Surabaya Email: ik.gunarta@gmail.com Mobile: 0811 372 068 Financial Statements Income statement A summary of the revenue

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Economic Value Added (EVA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Menurut Young (2001: 17), EVA adalah pengukuran kinerja yang didasarkan pada keuntungan ekonomis (juga dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukan oleh Febriyanti Kusuma W dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya atau semaksimal mungkin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh

BAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Aktivitas, Likuiditas, dan Leverage Keuangan terhadap Earnings Per Share (EPS)

Lebih terperinci

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA BAB II TIMJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran arus instrumen keuangan jangka panjang, umumnya

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA

ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA ANALISIS RASIO KEUANGAN, ANALISA DUPONT, ANALISA MVA DAN EVA Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS Rona Tumiur Mauli Caroline Simorangkir, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id ANALISA RASIO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Menurut Wolk dalam Firman Taryana (2013) teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai

Lebih terperinci

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan M a n a j e m e n K e u a n g a n 1 Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menguasai teori terkait dan menjelaskan jenis dan pengertian rasio keuangan, metode perbandingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu:

Menurut Hanafi dan Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan kedalam lima macam kategori, yaitu: Definisi Analisa Rasio Untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan, diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45

ABSTRAK. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Abstrak vii ABSTRAK Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam LQ-45 Pada penelitian ini, penulis menganalisa pengaruh Economic Value Added (EVA)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Manajemen Keuangan Seperti semua ilmu pengetahuan, ilmu manajemen keuangan juga memiliki pergeseran topik sejak ilmu tersebut pertama kali dikembangkan hingga saat ini.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci