VARIASI PENGUATAN OLEH GURU BAHASA BALI YANG TELAH LULUS SERTIFIKASI DALAM INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DI SMP NEGERI SE-KOTA SINGARAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VARIASI PENGUATAN OLEH GURU BAHASA BALI YANG TELAH LULUS SERTIFIKASI DALAM INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DI SMP NEGERI SE-KOTA SINGARAJA"

Transkripsi

1 VARIASI PENGUATAN OLEH GURU BAHASA BALI YANG TELAH LULUS SERTIFIKASI DALAM INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DI SMP NEGERI SE-KOTA SINGARAJA Gede Pande Widiarta, Sang Ayu Putu Sriasih, Made Sri Indriani Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) variasi penguatan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja, (2) kiat-kiat guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja dalam interaksi belajar-mengajar, dan (3) dasar pertimbangan guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja menggunakan penguatan dalam interaksi belajar-mengajar. Subjek penelitian menggunakan penyampelan purposive sampling. Sampel penelitiannya adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Bali di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, dan SMP Negeri 6 Singaraja. Objek penelitiannya adalah variasi penguatan yang digunakan guru dalam interaksi belajar-mengajar. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif-kualitatif dengan langkah-langkah identifikasi, klasifikasi, reduksi, tabulasi, interpretasi, pendeskripsian data, dan pengambilan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan variasi penguatan yang digunakan yaitu penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan sentuhan, penguatan tanda, dan penguatan mendekati. Penguatan gabungan yang digunakan berupa penguatan verbal dan gestural, penguatan verbal dan sentuhan, penguatan verbal dan tanda, serta penguatan verbal dan mendekati. Kiat menggunakan penguatan kepada kelompok guru terlebih dahulu menunjuk kelompok yang akan diberikan penguatan, sedangkan untuk memberikan penguatan pada individu guru terlebih dahulu menunjuk siswa lalu memberikan penguatan. Dasar pertimbangan guru menggunakan penguatan dalam interaksi belajarmengajar (1) penggunaan variasi penguatan dapat memotivasi siswa; (2) selain memotivasi siswa yang berperilaku positif, penguatan juga memotivasi siswa yang berperilaku kurang agar berperilaku positif; (3) siswa merasa diperhatikan dengan adanya penggunaan variasi penguatan; (4) penggunaan penguatan menimbulkan rasa bangga dan puas pada siswa saat proses belajar-mengajar; dan (5) penggunaan penguatan yang bervariasi dapat menghidupkan suasana kelas selama proses belajar-mengajar berlangsung. Kata kunci: variasi penguatan, interaksi belajar-mengajar, sertifikasi guru Abstract This study aims to describe (1) variation of reinforcement by Balinese language teachers who have passed the certification in the teaching-learning interactions in Junior High School as the city of Singaraja, (2) tips Balinese language teachers who have passed the certification in Secondary Schools as the city of Singaraja in the teaching-learning interactions, and (3) the consideration Balinese language teachers who have passed the certification in Secondary Schools as the city of Singaraja use reinforcement learning in interaction. Sampling research subjects using purposive sampling. Research samples are subject language teacher

2 Bali at SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, and SMP Negeri 6 Singaraja. The research object is a variation of reinforcement used by teachers in the teaching-learning interaction. Data were collected using the methods of observation, interviews, and documentation. Data were analyzed with descriptive-qualitative measures identification, classification, reduction, tabulation, interpretation, description of the data, and making conclusions. The results showed that variations used reinforcement verbal reinforcement, reinforcement gestural, touch reinforcement, token reinforcement, and reinforcement approach. Joint reinforcement used in the form of verbal and gestural reinforcement, reinforcement verbal and touch, verbal reinforcement and signs, as well as verbal reinforcement and approaching. Tips for using a reinforcement to the first group of teachers appointed group will be given reinforcement, while strengthening the individual to provide in advance appoint teachers and students provide reinforcement. Basic considerations in the interaction of teachers use reinforcement learning (1) the use of varied reinforcement to motivate students, (2) in addition to motivating students to behave positively, strengthening also motivate students to behave less positive behavior, (3) students feel cared for by the use of variation of reinforcement, (4) the use of reinforcement creates a feeling of pride and satisfaction in students while teachinglearning process, and (5) use a varied reinforcement can liven up the class during teaching and learning take place. Key words: variation reinforcement, teaching-learning interaction, teacher certification PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kini berlaku di Indonesia menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dirasakan oleh siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan (BSNP, 2006:3). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa Bali merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal di Provinsi Bali yang diberikan pada jenjang sekolah dasar hingga menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan hasil revisi dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena itu, kurikulum menekankan aspek kompetensi yang diharapkan akan menghasilkan lulusan yang lebih baik dan siap menghadapi kehidupan di masyarakat. Selain itu, pengembangan kurikulum ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar maupun melaksanakan secara efektif, belajar hidup bersama dan berguna bagi orang lain melalui proses belajar yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan proses belajarmengajar di sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung kepada proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa. Mengajar adalah menciptaan kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal-balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar (Usman, 2010:4). Guru merupakan jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum tentu dapat disebut guru. Untuk menjadi guru diperlukan syaratsyarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul

3 seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dalam berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Belakangan ini gencar dibicarakan mengenai program sertifikasi guru. Program sertifikasi ini dilakukan untuk pengakuan keprofesionalan guru di bidangnya. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak. Berkaitan dengan bidang studi bahasa Bali maka sudah dilakukan program sertifikasi guru bahasa Bali. Program ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan mengakui kompetensinya dalam bidang studi bahasa Bali. Belakangan ini, beberapa guru-guru bahasa Bali yang sudah tersertifikasi merupakan guru-guru yang latar belakang pendidikannya adalah sarjana Agama Hindu. Akan tetapi, guruguru tersebut memiliki kompetensi dalam bidang studi yang diampunya (bahasa Bali) sebab sudah mengajarkan bahasa Bali dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini terjadi mengingat guru yang berlatar pendidikan sarjana bahasa Bali yang layak untuk mengikuti sertifikasi masih sedikit. Sebagai guru yang telah mengikuti program sertifikasi guru, seorang guru harus menguasai kompetensi pedagogik. Salah satu subkompetensi dalam kompetensi pedagogik guru diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran yang kondusif, yang dijabarkan ke dalam indikator esensial: (a) memotivasi peserta didik melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang bersifat interaktif, (b) menjelaskan materi bidang studi, (c) menfasilitasi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar, (d) memberi penguatan (reinforcement) dalam pembelajaran, dan (e) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan pengalaman belajar yang telah dialami (Trianto dan Titik, 2007:90). Dari penjabaran kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru dalam mengikuti program pengujian sertifikasi dapat dilihat bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, diantaranya keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan. Sebagai orang yang memegang peranan penting dalam proses belajarmengajar dan sudah tersertifikasi, seorang guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar. Bagi seorang guru keterampilan dasar mengajar sangat penting untuk dikuasai jika ingin menjadi seorang guru yang profesional, karena selain menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan guru dalam proses belajarmengajar. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan memberikan penguatan kepada peserta didik. Keterampilan memberikan penguatan juga merupakan bagian keterampilan dasar mengajar yang telah diperoleh guru sewaktu menempuh pendidikannya untuk memeroleh gelar sajana pendidikan. Penguatan inilah yang paling memberi kesan pada siswa jika guru melakukannya dengan benar. Penguatan yang diberikan tidak hanya meningkatkan partisipasi siswa dalam interaksi belajar-mengajar tetapi penguatan juga bisa menimbulkan keakraban antara siswa dan guru. Dari pengalaman peneliti sewaktu menempuh pendidikan ditingkat menengah pertama, guru jarang memberikan penguatan. Pengalaman sama juga didapatkan peneliti sewaktu melaksanakan PPL-Real di salah satu Sekolah Negeri yang ada di Kabupaten Buleleng. Di sisi lain banyak teori yang menyatakan bahwa memberi penguatan akan menciptakan terulangnya perilaku yang positif. Berpijak dari pengalaman tersebut peneliti ingin mengetahui variasi penguatan yang digunakan oleh guru, kiat guru menyampaikan penguatan, dan alasan yang mendasari guru menggunakan penguatan tertentu.

4 Singaraja memiliki julukan sebagai kota pendidikan. Sebagai kota pendidikan sekolah-sekolah di Singaraja tentu memiliki guru-guru yang andal dan profesional dalam mengadakan proses belajarmengajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk meneliti variasi penguatan yang digunakan dalam interaksi belajar-mengajar guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja. Sehubungan dengan penelitian ini, ada penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti lain yang berjudul "Variasi Penguatan dalam Interaksi Belajar- Mengajar Guru Bahasa Indonesia yang Telah Lulus Sertifikasi di SMP Negeri Singaraja" oleh Ni Kadek Widi Ari Yantini (2011). Berangkat dari latar belakang di atas, secara umum masalah yang dihadapi, adalah sebagai berikut. Bagaimanakah variasi penguatan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja? Secara khusus, masalah yang dihadapi, yakni (1) Apa sajakah variasi penguatan yang dilaksanakan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja dalam interaksi belajar-mengajar? (2) Bagaimanakah kiat-kiat guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja dalam menggunakan variasi penguatan kepada siswa saat interaksi belajar-mengajar? (3) Apakah dasar pertimbangan guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja menggunakan variasi penguatan dalam interaksi belajar-mengajar? Sejalan dengan permasalahan di atas, secara umum tujuan yang ingin dicapai adalah mendeskripsikan variasi penguatan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis variasi penguatan yang dilaksanakan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja dalam interaksi belajar-mengajar, (2) mendeskripsikan kiat-kiat guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja dalam menggunakan variasi penguatan kepada siswa saat interaksi belajar-mengajar, (3) mendeskripsikan dasar pertimbangan guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja menggunakan variasi penguatan dalam interaksi belajar-mengajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3) objek penelitian, (4) metode pengumpulan data dan instrumen, dan (5) teknik analisis data. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tersebut dengan tujuan untuk saling melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Negeri se-kota Singaraja. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik penyampelan purposive sampling. Sampel penelitiannya adalah guru pengampu mata pelajaran bahasa Bali di SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja. Setiap sekolah akan diwakili oleh seorang guru pengampu mata pelajaran Bahasa Bali yang sudah tersertifikasi. Objek penelitian ini adalah variasi penguatan yang ditunjukan dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu metode observasi dengan menggunakan instrumen berupa pedoman observasi, metode wawancara dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara tidak terstruktur, dan metode dokumentasi dengan menggunakan instrumen berupa kamera. Setelah pengumpulan data dilakukan, langkah berikutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan menganalisis data tersebut meggunakan metode deskriptif

5 kualitatif. Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007:248), menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, menemukan yang penting dan yang dipelajari, dan memutuskan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010:246) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini adalah sebagai berikut. Pertama, identifikasi data berarti memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dalam bentuk lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi secara satu persatu. Kedua, klasifikasi data adalah menggolongkan aneka ragam jawaban yang diberikan responden ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. Ketiga, reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, serta membuang data yang tidak perlu. Keempat, tabulasi data merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data menjadi tabel-tabel data. Kelima, interpretasi data merupakan pemberian makna terhadap suatu data yang bersifat faktual. Keenam, pendeskripsian data diartikan sebagai penampilan sekumpulan informasi yang sudah disusun secara sistematis, sehingga memungkinkan penarikan suatu simpulan atau suatu tindakan. Ketujuh, pengambilan simpulan yaitu ditarik simpulan sesuai dengan hasil data yang diperoleh dan telah melalui proses analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja, sebelum guru memulai pembelajaran terlebih dahulu guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus. Guru SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja menggunakan variasi penguatan verbal dan nonverbal berupa penguatan gestural, penguatan sentuhan, penguatan tanda, dan penguatan mendekati. Guru SMP Negeri 1 Singaraja menggunakan penguatan verbal, penguatan tanda, dan penguatan mendekati. Guru juga menggunakan penguatan gabungan, yakni gabungan penguatan verbal dan gestural. Guru SMP Negeri 2 Singaraja menggunakan penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan sentuhan, penguatan tanda, serta penguatan mendekati. Guru menggunakan penguatan gabungan, yakni gabungan penguatan verbal dan gestural, serta gabungan penguatan verbal dan tanda. Guru SMP Negeri 3 Singaraja menggunakan penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan tanda, serta penguatan mendekati. Guru juga menggunakan penguatan gabungan, yakni gabungan penguatan verbal dan gestural, dan gabungan penguatan verbal dan mendekati. Guru SMP Negeri 6 Singaraja menggunakan penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan sentuhan, serta penguatan mendekati. Guru juga menggunakan penguatan gabungan, yakni gabungan penguatan verbal dan gestural, gabungan penguatan verbal dan sentuhan, dan gabungan penguatan verbal dan mendekati. Penguatan yang digunakan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi ditujukan kepada kelompok dan individu secara berimbang. Penguatan yang digunakan juga telah segera sesaat siswa melakukan tingkah laku positif. Penguatan yang digunakan juga telah bervariasi karena guru telah menggunakan 3 sampai 5 bentuk penguatan yang ada. Dari hasil wawancara keempat sekolah tersebut dapat disimpulkan beberapa alasan guru menggunakan variasi penguatan. Pertama, penggunaan variasi penguatan dapat memotivasi siswa. Kedua, variasi penguatan juga memotivasi siswa yang berperilaku kurang. Ketiga, siswa merasa lebih diperhatikan dengan adanya

6 penggunaan variasi penguatan. Keempat, penggunaan variasi penguatan menimbulkan rasa bangga dan puas pada siswa saat mengikuti proses belajarmengajar. Kelima, penggunaan penguatan yang bervariasi dapat menghidupkan suasana kelas selama proses belajarmengajar berlangsung. Pembahasan hasil penelitian mengenai variasi penguatan dalam interaksi belajar-mengajar guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja, dibagi menjadi tiga komponen pembahasan, yaitu (1) variasi penguatan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja, (2) kiat-kiat guru yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja menggunakan variasi penguatan, dan (3) dasar pertimbangan guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja menggunakan penguatan dalam interaksi belajar-mengajar. Berdasarkan hasil penelitian, variasi penguatan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi dalam interaksi belajar-mengajar di SMP Negeri se-kota Singaraja, dapat peneliti uraikan secara lebih mendalam dalam pembahasan berikut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada bagian sebelumnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru bahasa Bali di SMP Negeri se-kota Singaraja pada umumnya sudah menggunakan penguatan yang bervariasi dalam berinteraksi selama proses belajarmengajar karena menggunakan 3 sampai 5 bentuk penguatan. Variasi penguatan yang digunakan meliputi penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan sentuhan, penguatan tanda, dan penguatan mendekati. Guru SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja juga menggunakan penguatan gabungan yang berupa penguatan verbal dan gestural. Guru SMP Negeri 2 Singaraja menggunakan penguatan verbal dan tanda. Guru SMP Negeri 3 Singaraja menggunakan penguatan verbal dan mendekati, serta guru SMP Negeri 6 Singaraja menggunakan penguatan verbal dan sentuhan, penguatan verbal dan mendekati. Penguatan yang digunakan oleh guru disesuaikan dengan respons dari siswa. Penguatan yang digunakan secara bervariasi oleh guru sejalan dengan temuan Sariasih (2006:76) bahwa penggunaan variasi peguatan dapat menghindarkan peserta didik dari rasa bosan, mengantuk serta menjaga konsentrasi, niat, perhatian perserta didik dalam menerima pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan dikemukakan Usman (2010:83) yang mengungkapkan bahwa jenis penguatan yang dipakai oleh guru sebaiknya bervariasi. Tindakan guru ini sejalan dengan pendapat Rohani (2004:14) yang mengungkapkan bahwa penguatan yang diberikan oleh seorang guru sangat diperlukan untuk meningkatkan peranan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan pendapat Djamarah (2005:167) yang mengungkapkan bahwa guru dapat memberikan penguatan kepada peserta didik sebagai respons atas perilakunya. Dalam proses belajar mengajar guru SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja tidak menggunakan penguatan kegiatan. Tindakan guru tidak menggunakan penguatan kegiatan dapat dimaklumi karena cenderung memerlukan waktu yang cukup banyak, padahal alokasi waktu pembelajaran sangat terbatas. Guru SMP Negeri 1 Singaraja dan SMP Negeri 3 Singaraja tidak menggunakan penguatan sentuhan. Sementara itu, guru SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 3 Singaraja, dan SMP Negeri 6 Singaraja tidak menggunakan penguatan gabungan penguatan verbal dan tanda, karena penguatan tanda yang berupa benda dianjurkan untuk tidak digunakan. Tindakan ini sejalan dengan pendapat Usman (2010:82) bahwa penguatan tanda yang berupa benda sebaiknya jangan terlalu sering digunakan agar siswa tidak terbiasa mengharapkan sesuatu sebagai imbalan. Selain itu, Mudjiman (2006:124) mengungkapkan bahwa guru harus memberikan penguatan dengan bijaksana. Dengan demikian, guru sebaiknya berhatihati saat menghargai usaha siswa dengan komponen penguatan agar bermanfaat bagi

7 siswa tersebut dan tidak menimbulkan dampak negatif. Guru SMP Negeri 1 Singaraja, SMP Negeri 2 Singaraja, dan SMP Negeri 3 Singaraja tidak menggunakan penguatan gabungan penguatan verbal dan sentuhan. Tindakan guru tersebut bertolak belakang dengan pendapat Hasibuan dan Moedjiono (2009:59) yang mengungkapkan bahwa penguatan yang diberikan oleh seorang guru ditujukan untuk menghargai penampilan dan perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru SMP Negeri 1 Singaraja dan SMP Negeri 2 Singaraja juga tidak menggunakan penguatan gabungan penguatan verbal dan mendekati. Tindakan ini bertolak belakang dengan pendapat Djamarah (2005:103) bahwa pendekatan guru yang dilakukan secara lahiriah dapat meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran. Kiat-kiat guru menggunakan variasi penguatan dilakukan dengan memberikan kepada kelompok siswa, individu, dengan segera, dan bervariasi. Setiap guru telah menggunakan penguatan dengan berimbang, baik untuk kelompok maupun individu siswa dan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Penguatan juga digunakan dengan segera sesaat setelah siswa berperilaku positif selama proses belajar mengajar. Penggunaan penguatan dengan segera sejalan dengan pendapat Usman (2010:83) yang menyatakan bahwa penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung kurang efektif. Dari segi variasi penggunaan penguatan, guru telah menggunakan penguatan dengan bervariasi karena menggunakan lebih dari tiga bentuk penguatan yang ada. Penggunaan penguatan yang bervariasi sejalan dengan pendapat Djamarah (2005:105) yang menyatakan bahwa pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Usman (2010:83) juga berpendapat bahwa jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif. Guru SMP Negeri 1 Singaraja menggunakan variasi penguatan, karena penguatan yang bervariasi tersebut dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar-mengajar, menghargai pendapat siswa, menghidupkan suasana kelas, dan membuat siswa merasa lebih diperhatikan. Alasan guru tersebut sejalan dengan Djamarah (2005:124) yang mengemukakan bahwa pemberian penguatan secara bervariasi dapat meningkatkan keberhasilan penguatan itu sendiri. Dengan demikian usaha siswa dalam berperilaku positif dapat diberikan penghargaan berupa penguatan, apalagi penguatan tersebut diberikan dengan lebih variatif. Siswa akan merasa dihargai yang berdampak pada meningkatnya bersemangat siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar sehingga suasana menjadi lebih kondusif. Guru SMP Negeri 2 Singaraja memanfaatkan variasi penguatan karena penguatan dapat memotivasi siswa untuk terus berperilaku baik. Penguatan yang diberikan juga dapat menimbulkan rasa bangga dan kepuasan tersendiri pada siswa saat proses belajar-mengajar berlangsung hingga berdampak pada meningkatnya keinginan siswa untuk aktif dalam interaksi belajar-mengajar. Alasan guru tersebut merupakan penegasan terhadap pendapat Rohani (2004:14) yang mengungkapkan bahwa bila siswa mendapatkan motivasi ekstrinsik yang berupa penguatan, ia akan terus berupaya meningkatkan prestasinya. Guru SMP Negeri 3 Singaraja menggunakan komponen variasi penguatan saat interaksi belajar-mengajar karena variasi penguatan dapat meningkatkan semangat siswa dalam interaksi belajarmengajar. Menggunakan komponen variasi penguatan yang bervariasi selain memotivasi siswa yang berperilaku positif, siswa yang berperilaku kurang baik dapat termotivasi menjadi lebih baik dalam interaksi belajar-mengajar. Hal tersebut

8 sejalan dengan pendapat Djamarah (2005:118) yang mengemukakan bahwa penguatan dapat mengubah perilaku siswa dan memotivasi kepada mereka. Djamarah (2005:118) juga mengungkapkan bahwa penguatan yang positif dapat meningkatkan frekuensi perilaku siswa yang baik atau positif pula. Variasi penggunaannya dapat meningkatkan perhatian peserta didik, dalam hal ini peserta didik mau belajar lebih giat lagi, memacu siswa lain agar mengikuti pelajaran. Sementara itu, guru SMP Negeri 6 Singaraja memanfaatkan variasi penguatan karena variasi penguatan dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam proses belajarmengajar, variasi penguatan membuat siswa merasa lebih diperhatikan, penguatan juga dapat menimbulkan rasa bangga pada diri siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rohani (2004:14) yang mengungkapkan bahwa bila siswa mendapatkan motivasi ekstrinsik yang berupa penguatan, ia akan terus berupaya meningkatkan prestasinya. Djamarah (2005:124) yang mengemukakan bahwa pemberian penguatan secara bervariasi dapat meningkatkan keberhasilan penguatan itu sendiri. Penguatan yang digunakan oleh guru bahasa Bali yang telah lulus sertifikasi di SMP Negeri se-kota Singaraja telah bervariasi dan digunakan dengan segera guna memotivasi siswa untuk terus berperilaku positif saat proses belajar berlangsung. Hendaknya semua guru menggunakan penguatan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi siswa dan menunjukkan keprofesional guru sebagai salah satu wujud nyata guru yang telah disertifikasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan secara umum dan secara khusus. Guru bahasa Bali di SMP Negeri se- Kota Singaraja pada umumnya sudah menggunakan penguatan yang bervariasi selama proses belajar-mengajar. Berdasarkan jumlah frekuensi variasi penguatan yang digunakan oleh guru bahasa Bali di SMP Negeri se-kota Singaraja menunjukkan terdapat adanya penguatan verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling sering digunakan sebab jumlahnya sebanyak 120. Selanjutnya, penguatan nonverbal meliputi penguatan mendekati (28), penguatan gestural (19), penguatan tanda (13), dan penguatan sentuhan (11). Selain penguatan nonverbal, terdapat pula penguatan gabungan, yakni gabungan pengutan verbal dan gestural (36), gabungan penguatan verbal dan mendekati (18), gabungan penguatan verbal dan sentuhan (7), serta gabungan penguatan verbal dan tanda (7). Secara khusus, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, guru sudah menggunakan penguatan verbal dan nonverbal. Penguatan yang digunakan berupa penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan sentuhan, penguatan tanda, dan penguatan mendekati. Penguatan gabungan yang digunakan berupa penguatan verbal dan gestural, penguatan verbal dan sentuhan, penguatan verbal dan tanda, serta penguatan verbal dan mendekati. Kedua, kiat-kiat guru menggunakan penguatan ditujukan kepada siswa secara berkelompok dan individu sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kiat guru menggunakan penguatan kepada kelompok guru terlebih dahulu menunjuk kelompok yang akan diberikan penguatan, sedangkan untuk memberikan penguatan pada individu guru terlebih dahulu menyebutkan nama atau melihat langsung kepada siswa yang akan diberi penguatan. Dilihat dari segi kesegeraan dalam penggunaan, guru telah menggunakan penguatan dengan segera sesaat siswa melakukan tindakan positif selama proses belajar-mengajar. Dilihat dari variasi penggunaan penguatan, guru telah menggunakan penguatan dengan bervariasi karena telah menggunakan penguatan sedikitnya tiga bentuk penguatan dalam satu kali pertemuan. Ketiga, berdasarkan hasil wawancara keempat sekolah tersebut dapat disimpulkan beberapa dasar pertimbangan guru menggunakan variasi

9 penguatan. Pertama, penggunaan variasi penguatan dapat memotivasi siswa. Kedua, variasi penguatan juga memotivasi siswa yang berperilaku kurang. Ketiga, siswa merasa lebih diperhatikan dengan adanya penggunaan variasi penguatan. Keempat, penggunaan variasi penguatan menimbulkan rasa bangga dan puas pada siswa saat mengikuti proses belajarmengajar. Kelima, penggunaan penguatan yang bervariasi dapat menghidupkan suasana kelas selama proses belajarmengajar berlangsung. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, variasi penguatan yang digunakan oleh guru dalam interaksi belajar-mengajar perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Guru dapat mencoba menggunakan penguatan kegiatan yang tidak menyita banyak waktu, seperti memberikan kesempatan bagi siswa yang berperilaku positif untuk menyanyikan lagu yang disukai atau yang sedang trend bersama siswa lainnya. Kedua, sekolah hendaknya menyediakan waktu khusus untuk guru berdiskusi dengan teman sejawat, berkenaan dengan variasi penguatan yang digunakan oleh guru dalam interaksi belajar-mengajar. Diskusi dengan teman sejawat bisa juga dilakukan untuk menemukan jenis penguatan yang lebih bervariasi dari segi jenis dan bentuk penguatan. Ketiga, peneliti lain dapat meneliti variasi penguatan yang digunakan oleh guru di sekolah dan daerah lain untuk mengetahui jenis-jenis penguatan yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA Ali, H. Muhammad Guru dalam Interaksi Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen. Basiran, Mokh Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum Yogyakarta: Depdikbud. Depdikbud Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswanzain Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Hadeli Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum. Hasibuan, JJ dan Moedjiono Interaksi Belajar-Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jalal, Fasli Serifikasi Guru. Departemen Pendidikan Nasional. Moleong, Lexy J Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mudjiman, Haris Belajar Mandiri (Self-motivated Learning). Surakarta: UNS Press. Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: PT Remaja Rasdakarya. Muslich, Mansur Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Pt Bumi Aksara.

10 Prahesti, Subyek dan Obyek Penelitian. Tersedia pada blogspot.com/2012/01/ makalahsubyek-dan-obyek-penelitian.html. (Diakses tanggal 5 Februari 2013). Winaputra, Udin S Strategi Belajar- Mengajar. Depdikbud. Zuriah, Nurul Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Rohani, Ahmad Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rustaman "Proses Pembelajaran". Tersedia pada /3/BAB% (Diakses tanggal 4 Juni 2013). Sariasih, Ida Ayu Komang Variasi Pengajaran Membaca Indah Kelas V Sekolah Dasar 4 Kaliuntu. Skripsi. (tidak diterbitkan). Soetomo Dasar-Dasar Interaksi Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Suandi, I Nengah Pengantar Metodologi Penelitian Bahasa. Undiksha: Singaraja. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogjakarta: Bumi Aksara. Trianto dan Titik Triwulan Tutik Sertifikasi dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka. Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENDAHULUAN. Andri Irawan Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 11, Nomor 1, April 2015 Andri Irawan Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta KETERAMPILAN GURU

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL Hijir Kurniati1, Muslim1, Hendrizal1 1Program Pancasila The Educational and citizenship

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

Lebih terperinci

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER ) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA BAHASA BALI BERHURUF LATIN SISWA KELAS VII 4 SMP LAB. UNDIKSHA SINGARAJA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Keywords: REIS techniques and storytelling abilities.

Keywords: REIS techniques and storytelling abilities. PENGGUNAAN TEKNIK REIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA KHUSUSNYA BERCERITA PADA SISWA KELAS VII 12 SMP NEGERI 2 SINGARAJA Komang Ayu Sriantini (0812011080) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR Artikel Jurnal Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG LINGKARAN DI KELAS VIII A SMPN 11 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri

Lebih terperinci

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA 91 PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA Tia Kusmiati 1, Elly Lasmanawati 2, Rita Partiasih 2 Abstrak : Keterampilan dasar mengajar merupakan

Lebih terperinci

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research. 1 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII 6 SMP NEGERI 20 PEKANBARU Andita

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA PEMBELAJARANIPS TERPADU KELAS VIII DI SMP JURNAL ILMIAH Oleh NURANISYAH NIM: F01108008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Harlis Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: harlisaceh@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH (Studi Deskriptif Pada Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pancung Soal) JURNAL Diajukan untuk menyusun

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP RPP GURU DALAM MENGAJAR DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI (STUDI KASUS PADA GURU DI SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU) Saldy Ramlan Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan korespondensi, HP: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 54-60 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 01 KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012/2013 Disusun Oleh : SUMARNO A. 54A100001

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT KELAS III SD NEGERI 11 LOLONG PADANG Rica Azwar 1), Dr. Erman Har, M.Si.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK Oktavia Indriani 1), M. Shaifuddin 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan tentang manajemen pengembangan program kecakapan hidup bagi siswa di MAN Kendal yang meliputi perencanaan pengembangan,

Lebih terperinci

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 TINGKAT KESIAPAN GURU DAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA DALAM KURIKULUM 2013 KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Pendidikan Biologi Diajukan Oleh : Nopiana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar *) Pendidikan Ekonomi-BKK Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMP NEGERI 21 PEKANBARU Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI Oleh: DEDE KURNIA YUZA NPM. 1010013411153 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm.

BAB III. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.60. Setia, 2002), hlm. BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan karya ilmiah (skripsi) tidak lepas dari penggunaan metode penelitian sebagai pedoman agar kegiatan penelitian terlaksana dengan baik. Sebuah penelitian dapat mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas XI IPS 2 di SMA Negeri Arjasa Semester Genap

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN ISSN 2407-5299 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN Loli Setriani Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gn. Pangilun, Gn. Pangilun, Padang Utara, Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Lexy J Moleong adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU APPLICATION METHODS DEMONSTRATION TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN LEARNING IPA INTEGRATED Dahyana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Skripsi yang penulis susun ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 3, November 2015 PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING Setiyabudi 1) dan Agustina Sri Purnami

Lebih terperinci

Hariadi PW SMP Negeri 10 Surakarta ABSTRACT

Hariadi PW SMP Negeri 10 Surakarta ABSTRACT PENINGKATAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SNOW BALL PADA SISWA KELAS VII B SEMESTER GENAP SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Hariadi PW SMP

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh

Lebih terperinci

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi* PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII.C DI SMP NEGERI 1 SERIRIT TAHUN AJARAN 2014/2015 Luh Eka Trislijayanti 1, Sang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi para penggunanya, sehingga dapat memahami obyek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitatif research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU Ermawati, Hamizi, Erlisnawati erma.wati233@yahoo.com, hamizipgsd@gmail.com,

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG CONTEXTUAL LEARNING STRATEGY FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan

Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan Volume 3, Nomor, Januari 25; -92 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri Tarakan Mustari Pengawas SMK pada Dinas Pendidikan Kota Tarakan Email: mus_ari@ymail.com Abstract: This research

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER Arini Kurniawati 1, Suripto 2, Warsiti 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

Key words: method, activity, achivement i

Key words: method, activity, achivement i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI SMK AL-MADANI KEPIL WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN Monika Yulia Putri 1, Syofiani 1, Elfa Arifin 1 1 Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah.

Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. guru mata pelajaran IPS, beberapa orang siswa kelas VIII, serta kepala sekolah. PENDAHULUAN Peranan guru sangat penting dalam proses peningkatan mutu pendidikan, maka pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini ditegaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018 1 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA PADA MATERI SENI TARI DI SMA NEGERI 11 BANDARLAMPUNG (Jurnal Penelitian) oleh Sayu Made Leni Listya Yani Pembimbing Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POHON JARINGAN (NETWORK TREE) TENTANG SUMBER DAYA ALAM GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 DELINGAN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kartika Pratama

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS II PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DI SDN 16 SINTUK TOBOH GADANG PADANG PARIAMAN Ratnawilis 1, Pebriyeni 2, Hasnul Fikri 2 1 Mahasiswa Pendidikan

Lebih terperinci

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI PERSIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Ira Kusuma Wardani Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Program Studi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau

EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU. Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau EFEKTIFITAS MEDIA PEMBELAJARAN MIPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI SMP N 3 TALAMAU Yasman 1) 1 SMP N 3 Talamau Email: yazman@gmail.com Abstract Based on the observations

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN Rivi Dona Fitri 1, Pebriyenni 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA Mustokiyah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (mustokiyah@gmail.com)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL PELAKSANAAN PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR OLEH PENGAWAS DI GUGUS I BALECATUR KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL ULLUM TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menyajikan data dalam bentuk kata-kata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh 1 STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL Oleh INDAH PERMATA SARI NAZARUDDIN WAHAB ROCHMIYATI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL

KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III Reno, Sri Utami, Suhardi Marli Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email : Renoelzio@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang di lakukan di SMP Pondok Modern Selamat Kendal ini tergolong dalam penelitian kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

ISSN: X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN)

ISSN: X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN) ISSN: 2088-687X 155 ASPEK HUMANISTIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT DAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MAHASISWA (STUDI KASUS DI AMIK PGRI KEBUMEN) Nur Wasito a a Dosen Program Studi Manajemen Informatika, AMIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Taylor dan Bogdan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR DI SDN 03 BATUNG Disusun Oleh: RENI FIRMASARI

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES Keterampilan Mengajar Guru Penjasorkes...(Giat Sanaya)1 KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENJASORKES DI SEKOLAHDASARNEGERI SE- KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBESDALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES Oleh: Giat

Lebih terperinci

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel :

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel : UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE COOPERATIVE SCRIPT MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 8 KOTA TEBING TINGGI Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNGBENTUK ALJABAR

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 285 PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Djoko Santoso, Niken Ayu Larasati, Ramlan Arief Fathony Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PANJER TAHUN AJARAN 2015/2016 Tasirah 1, Wahyudi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA Nila Purnama Sari 1 1, Email : nilapurnama90@gmail.com Abstrak MAN 01 Semarang is a high school with

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI KRIA KAYU DAN KERAMIK SMK NEGERI 1 SUKASADA KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98 PENGGUNAAN MEDIA LECTORA INSPIRE X.6 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA SMK MA ARIF 1 THE USE OF LECTORA INSPIRE X.6 MEDIA TO DEVELOP THE RESULT OF LEARNING ACCOUNTANCY STUDENT IN SMK MA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini ingin mengetahui kreativitas siswa dalam memahami bangun datar kelas VII MTs Al Ghozali Panjerejo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR Oleh: Venny Eka Putri vennyekaputri882@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43

Mardiatul Hasanah 41, Wachju Subchan 42, Dwi Wahyuni 43 HUBUNGAN ANTARA STRATEGI GURU DALAM PENGEMBANGAN DISAIN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BIOLOGI DENGAN AKTIVITAS DAN CAPAIAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM SISWA (KELAS XI SMAN DI KABUPATEN BONDOWOSO) Mardiatul Hasanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. 1 Seperti halnya dalam pendidikan agama

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS I OLEH : SITI RUQAYAH NIM : F34211056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS 4 DAN 5 SD NEGERI PANDEYAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA TEACHER S CAPABILITY ON CLASS MANAGEMENT OF 4 th AND 5 th GRADE

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS 4 DAN 5 SD NEGERI PANDEYAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA TEACHER S CAPABILITY ON CLASS MANAGEMENT OF 4 th AND 5 th GRADE 1.536 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke 5 2016 KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS 4 DAN 5 SD NEGERI PANDEYAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA TEACHER S CAPABILITY ON CLASS MANAGEMENT OF 4 th AND

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO DENGAN PIRANTI LUNAK NETOP SCHOOL 6.0 DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PELAJARAN TIK KELAS 7.4 TAHUN 2011-2012 DI SMP NEGERI 6 MALANG M. Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK

DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang

Lebih terperinci

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN PERAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MANAGEMEN ORGANISASI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: Alfi Hidayatur Ramadhlani Dra Sri Hartini, M.Pd ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci