BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Produksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Produksi"

Transkripsi

1 BAB II TEORI DASAR 2.1 Sistem Produksi Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, banyak faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar perusahaan dapat terus bertahan bahkan semakin berkembang. Hal yang penting di dalam sistem produksi ialah mengenai faktor waktu yang juga merupakan faktor penentu keberhasilan yang mencakup delivery time dan time to market [1]. Delivery time adalah selang waktu antara penerimaan order dan penyerahan produk pada konsumen atau lead time, sedangkan time to market maksudnya adalah selang waktu yang dibutuhkan sejak desain hingga produk siap dipasarkan. Tekanan untuk mengintegrasikan bermacam-macam aspek perencanaan manufaktur muncul dari meningkatnya kebutuhan untuk mengurani lead time produk, terutama dalam lingkungan industri yang memiliki variasi produk yang tinggi dengan jumlah batch yang kecil. Kriteria yang dahulu digunakan yaitu optimasi waktu produksi dan pemaksimalan penggunaan peralatan produksi ternyata sudah tidak dapat diterapkan lagi saat ini. Metoda yang jelas dapat mengurangi waktu pengembangan dan waktu manufaktur dari suatu produk yaitu dengan mnggunakan teknik komputerisasi untuk mengotomasi aktifitas-aktifitas perencanaan manufaktur. Metoda ini sering dideskripsikan sebagai pendekatan Computer Aided Engineering (CAE). Kemudian ide ini diperluas lagi menjadi konsep Computer Integrated Manufacturing (CIM) yang memasukkan metoda penanganan aspek perencanaan operasi. CIM memungkinkan pengintegrasian secara total aktivitas industri mulai dari pemasaran dan aktivitas research & development sampai ke bagian ujung proses pembuatan dan pengiriman produk. Saat ini untuk mencapai tujuan CIM dengan mengurangi lead time produk dapat dilakukan dengan menerapkan konsep Concurrent Engineering dimana aktifitas dalam perencanaan dan manufaktur 7

2 dilaksanakan hampir secara keseluruhan paralel. Konsep ini membuat semua proses dipusatkan pada produk. Pada sekitar dekade 1980-an mulai dilakukan pengembangan dimana sistem CAD diharapkan dapat menyimpan semua informasi mengenai produk. Namun informasi yang mampu disimpan ternyata hanya berupa informasi mengenai geometri dan topologi produk tetapi tidak dapat menyimpan informasi mengenai hubungan antar entiti-entiti dalam produk tersebut. Selain itu, informasi tersebut harus diproses ulang untuk proses manufaktur karena data yang diperoleh dari CAD tidak dapat dibaca/diterima oleh sistem CAM. Hal ini menyebabkan banyak waktu yang terbuang sis-sia karena proses pengolahan data dari sistem CAD diulang lagi pada sistem CAM. Solusi untuk menyelesaikan persoalan di atas adalah dengan melakukan pengintegrasian CAD dan CAM dengan menggunakan features, yaitu elemen yang secara semantik memiliki level yang lebih tinggi daripada elemen geometri yang digunakan dalam CAD dan CAM. Oleh karena itu pada penelitian ini dipergunakan konsep pemodelan berbasis feature. 2.2 Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri Seiring perkembangan teknologi setiap perusahaan dituntut untuk dapat membenahi diri agar dapat bersaing di dalam pasar global. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu sistem yang maju dan fleksibel yang dapat mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sistem produksi maju memiliki ciri utama yaitu pengintegrasian yang erat antara sistem informasi dan pengendalian proses produksi [9]. Karakteristik yang harus dipenuhi oleh Sistem Produksi Maju dan fleksibel ini adalah: 1. Sistem harus dapat mengantisispasi dengan cepat terhadap perubahan pasar, perubahan produk dan perbaikan desain produk. 2. Sistem harus dapat memberikan respon terhadap adanya gangguan seperti kerusakan perlatan produksi, interupsi oleh pekerjaan berprioritas tinggi dan keterlambatan proses produksi. 8

3 3. Agar dapat memberikan respon seketika itu juga terhadap adanya ganguan. Sistem harus merupakan integrasi keseluruhan subsistem yang ada. 4. Perluasan sistem (penambahan dan peningkatan fungsi sistem) harus dapat dilakukan dan dikelola dengan mudah. 5. Perangkat lunak harus dapat dengan mudah, yaitu dalam pengembangan lanjutan, integrasi, serta setiap bagian dapat digunakan kembali dengan mudah. Salah satu sistem produksi yang dikembangkan untuk memenuhi kriteria tersebut adalah Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri (SPTM). SPTM merupakan suatu sistem produksi dimana elemen-elemen produksinya merupakan elemen yang bersifat mandiri. Perencanaan dan pengendalian produksinya dilakukan secara terdistribusi oleh masing-masing elemen produksi mandiri. SPTM ini mampu menghindari terjadinya konflik di antara elemen produksi mandirinya karena terdapat kooordinasi antar elemen produksi mandiri tersebut [9] Konsep Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri Konsep SPTM dikembangkan berdasarkan peniruan terhadap tingkah laku makhluk hidup yang cenderung selalu bersifat dinamis dan memiliki kemampuan adaptasi yang cepat terhadap perubahan di lingkungannya [9]. Penerapannya dalam sistem manufaktur memiliki tujuan agar sistem manufaktur dapat memenuhi tuntutan, antara lain: a) Fleksibel (mampu beradaptasi terhadap perubahan) b) Stabil terhadap gangguan c) Efisien dalam penggunaan sumber yang ada d) Respon cepat terhadap perubahan yang terjadi (agile) Konsep dasar SPTM dapat dinyatakan [9]: 1. Pemberian otonomi pada elemen produksi Setiap elemen produksi diberi otonomi untuk melakukan fungsi: a) Monitoring: untuk mengetahui status dirinya. 9

4 b) Pengambilan keputusan: untuk menentukan proses produksi yang paling sesuai dilakukan berdasarkan kriteria yang dimiliki status dirinya. c) Pengendalian: untuk mengendalikan dirinya dalam melakukan operasi produksi. d) Komunikasi: untuk meminta atau memberikan informasi kepada elemen produksi lainnya tentang status dan hasil pengambilan keputusan. 2. Pendistribusian tugas pada elemen produksi Penyelesaian masalah yang dihadapi oleh sistem produksi dilakukan secara terdistribusi oleh elemen-elemen produksi yang masingmasing mempunyai otonom seperti yang dijelaskan dalam butir (1). Oleh karena SPTM merupakan sistem yang terdistribusi, maka tidak terdapat pusat pengendali yang secara langsung mengendalikan aktivitas elemen produksi. Masing-masing elemen produksi akan mendukung penyelesaian masalah produksi yang ada sesuai dengan kemampuannya. Arsitektur pengambilan keputusan pada Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Contoh Arsitektur Pengambilan Keputusan pada SPTM [9] 3. Pengkoordinasian hasil pengambilan keputusan 10

5 Setiap elemen produksi dapat melakukan pengambilan keputusan secara mandiri. Untuk menghindari adanya konflik dan menciptakan hubungan yang harmonis di antara elemen produksi, dibutuhkan mekanisme negosiasi untuk pengkoordinasian hasil pengambilan keputusan oleh masing-masing elemen produksi. Pada gambar 2.2 di bawah ini terlihat bahwa diperlukan pengkoordinasian hasil pengambilan keputusan yang telah dilakukan oleh setiap elemen produksi. Gambar 2.2 Pengkoordinasian Pengambilan Keputusan SPTM [9] Pemodelan Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri Pada sistem produksi yang mempunyai peralatan produksi dengan tingkat otomasi tinggi, setiap peralatan produksi yang ada dilengkapi dengan pengendali (komputer) yang dapat melakukan perhitungan dan pengambilan keputusan yang diperlukan bagi pengendalian produksi itu sendiri. Agar konsep SPTM dapat dijalankan, maka diperlukan pemodelan objek riil elemen produksi menjadi objek virtual dikomputer. Objek virtual tersebut dapat diberi sifat-sifat yang sesuai dengan elemen produksi nyata sehingga aktivitas produksi dapat berjalan seperti yang diharapkan sesuai dengan konsep SPTM. Model yang diinginkan oleh konsep SPTM adalah model yang memiliki kedekatan sifat dengan objek riil sesuai dengan fungsi yang dikembangkan [7]. Metode pemodelan yang sesuai dengan model yang diinginkan tersebut adalah 11

6 metode pemodelan berorientasi objek. Pemodelan Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut: Gambar 2.3 Pemodelan SPTM [7] 2.3 Konsep Feature [10] Pengertian mengenai feature didefinisikan sebagai berikut [1]: A feature is a collection of high-level information defining a set of characteristics or concepts with a semantic meaning to a particular view in the life-cycle of a building [ Van Leeuwan et al. 1997] Recurring patterns of information related to a part description. [Shah, 1990] A semantic grouping used to describe a part and its asembly. It groups in a relevant manner funtional, design and manufacturing information. [Giacommati, 1990] Pada awalnya, ketika konsep feature mulai dikembangkan, feature didefinisikan sebagai bentuk bergeometri tertentu yang harus dibuang atau ditambah dalam proses permesinan. Dalam perkembangannya, feature adalah informasi mengenai karakteristik suatu bagian dari suatu produk yang dibutuhkan untuk melakukan proses permesinan, pencekaman, dan pengukuran berdasarkan geometrinya [1]. 12

7 Dalam penelitian ini, feature didefinisikan sebagai unit bentuk yang telah mempunyai geometri baku yang berprimitif balok. Dengan menggunakan konsep dan definisi feature, produk dapat didefinisikan sebagai benda dengan bentuk tertentu sebagai hasil penggabungan beberapa feature. Informasi bentuk dan proses yang dimiliki setiap feature dalam model produk dimanfaatkan untuk mengintegrasikan informasi antara tahap perancangan dengan tahap manufaktur Syarat Penting Feature Agar feature dapat bermanfaat dalam rekayasa, khususnya dalam kegiatan perancangan, perencanaan proses dan pembuatan produk, feature harus memenuhi beberapa persyaratan [10]. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu feature adalah memiliki identitas, mampu diklasifikasikan, memiliki sifat matematis penentu posisi maupun orientasi, dan memiliki parameter penentu dimensi. a. Identitas Feature Suatu produk pada hakekatnya merupakan kumpulan feature. Untuk keperluan identifikasi, setiap feature harus memiliki identitas. Agar feature dapat dikenali dengan mudah, dianjurkan pengkodifikasian feature dilakukan dengan memperhatikan kesamaan bentuk, kesamaan operasi, dan identifikasi yang sesuai dengan urutan proses permesinan. b. Klasifikasi Feature Klasifikasi Feature pertama kali dapat dilakukan dengan melihat kedekatan bentuk geometri. Klasifikasi feature selanjutnya dapat diturunkan dengan menilai proses yang mungkin bagi pembuatannya. Menurut jenisnya, feature dapat digolongkan sebagai feature bentuk dan feature tepi. Feature bentuk adalah feature yang memiliki kesesuaian bentuk dengan sebuah bangun geometri yang telah dibakukan. Bangun geometri selanjutnya disebut primitif feature. Beberapa jenis primitif feature yang 13

8 dipakai dalam model produk, seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.4, antara lain balok, silinder, prisma segitiga dan bentuk bebas. Gambar 2.4 Feature Bentuk [10] c. Parameter Penentu Posisi dan Dimensi Feature Setiap feature yang terdapat dalam model produk mempunyai posisi dan orientasi tertentu. Posisi dan orientasi feature ditentukan oleh dua hal, yaitu posisi relatif titik referensi feature dengan titik referensi model produk dan dimensi feature. Dimensi feature ditentukan dengan cara memberi atribut yang menyatakan ukurannya. Sebagai contoh, suatu feature primitif balok mempunyai atribut yang menyatakan panjang, lebar, dan tinggi. Sedangkan untuk feature primitif silinder mempunyai atribut yang menyatakan diameter dan tinggi silinder. Orientasi feature ditentukan dengan melihat posisi feature pada model produk relatif terhadap sumbu koordinat kartesian tiga dimensi Metoda Pembentukan Feature Metoda pembentukan feature dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui metoda pengurangan dan metoda penambahan [10]. Pada metoda pengurangan, sebagian volume benda kerja tertentu dibuang dari benda kerja. Volume benda kerja yang dibuang disebut volume ubah atau feature pengurangan. Proses produksi yang sesuai dengan metoda pengurangan adalah proses permesinan. Dalam pembuatan feature dengan proses permesinan, pengurangan dilakukan dengan cara menggerakkan pahat relatif terhadap benda kerja sedemikian rupa sehingga lintasan ujung pahat berada dalam ruang volume buang. 14

9 Pada metoda penambahan, sejumlah volume bahan dengan bentuk tertentu seolah olah ditempelkan pada benda kerja. Volume bahan yang ditambahkan disebut dengan volume tambah atau feature penambahan. Proses produksi yang sesuai dengan metoda penambahan adalah proses pengelasan. Gambar 2.5 Metode Pembentukan Feature [10] Feature Bentuk Berprimitif Balok Feature bentuk berprimitif balok adalah suatu feature yang memiliki kesesuaian bentuk dengan bangun geometri berupa balok [3]. Feature sebagai wakil bagian benda kerja tidak dapat berdiri sendiri tetapi selalu terkait dengan benda kerja dimana feature tersebut berada. Berdasarkan posisi relatif terhadap benda kerja, feature berprimitif balok dapat diturunkan menjadi enam jenis feature balok, yaitu : muka, step, slot, poket sudut, poket tepi, dan poket tengah. Penentuan jenis feature diatas berdasarkan aturan sebagai berikut : Operasi pembuatan Feature Muka (Gambar 2.6) terhadap benda kerja menghasilkan satu bidang datar yang sejajar dengan alas benda kerja. Bidang datar tersebut mempunyai bentuk dan dimensi yang sama dengan alas benda kerja. 15

10 Gambar 2.6 Feature Muka [3] Operasi pembuatan Feature Step (Gambar 2.7) terhadap benda kerja menghasilkan dua buah bidang datar. Bidang datar pertama adalah bidang hasil operasi permesinan yang sejajar dengan alas volume buang. Bidang datar kedua adalah bidang yang tegak lurus dengan bidang yang pertama. Gambar 2.7 Feature Step [3] Operasi pembuatan Feature Slot (Gambar 2.8) terhadap benda kerja menghasilkan tiga buah bidang datar. Bidang datar pertama adalah bidang yang sejajar dengan alas volume buang. Bidang datar kedua adalah bidang yang tegak lurus bidang pertama. Bidang datar ketiga adalah bidang yang tegak lurus bidang datar pertama dan berhadapan dengan bidang datar kedua. Gambar 2.8 Feature Slot [3] 16

11 Operasi pembuatan Feature Poket Tengah (Gambar 2.9) terhadap benda kerja menghasilkan sebuah lubang berbentuk balok yang dibatasi oleh lima buah bidang pembatas. Bidang datar pertama adalah bidang alas Feature Poket Tengah. Bidang datar lainnya merupakan bidang bidang dinding Feature Poket Tengah yang tegak lurus dengan alas Feature Poket Tengah. Gambar 2.9 Feature Poket Tengah [3] Operasi pembuatan Feature Hole (Gambar 2.10) terhadap benda kerja menghasilkan sebuah lubang berbentuk balok yang dibatasi oleh empat buah bidang pembatas. Gambar 2.10 Feature Hole [3] Operasi pembuatan Feature Poket Tepi terhadap benda kerja menghasilkan empat buah bidang datar. Bidang datar pertama adalah bidang alas Feature Poket Tepi. Bidang datar kedua, ketiga, keempat adalah bidang-bidang dinding feature yang tegak lurus dengan bidang alas feature. Gambar 2.11 berikut menunjukkan gambar Feature Poket Tepi. 17

12 Gambar 2.11 Feature Poket Tepi [3] Operasi pembuatan Feature Poket Sudut terhadap benda kerja menghasilkan tiga buah bidang datar yang saling tegak lurus. Bidang pertama adalah bidang alas feature sudut. Bidang kedua dan ketiga adalah bidang-bidang dinding feature. Gambar 2.12 berikut menunjukkan gambar Feature Poket Sudut. Gambar 2.12 Feature Poket Sudut [3] 2.4 Metoda Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek Definisi Model Model adalah suatu representasi atau perwakilan masalah dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah dikerjakan [7]. Semakin banyak variabel yang terlibat dalam model, maka model yang dibentuk akan semakin dekat dengan keadaan sebenarnya. Namun penyelesaian masalah pada model akan semakin sulit. Oleh karena itu, model yang baik adalah model yang mencakup variabel yang diperlukan dan menunjukkan penyelesaian yang sederhana. Kegunaan model adalah sebagai berikut [7] : Untuk berpikir, abstraksi (membayangkan), menalar dan mengambil kesimpulan 18

13 Untuk berkomunikasi : dengan menggunakan model, suatu masalah lebih mudah diterangkan kepada pihak lain. Untuk melakukan prediksi : dengan model dapat diperkirakan suatu keadaan yang akan datang. Untuk melakukan suatu pengujian: Suatu model dapat mewakili suatu benda/sistem yang akan mengalami suatu keadaan tertentu, dimana jika diujikan secara langsung pada benda/sistem yang sesungguhnya tidak mungkin dilakukan atau terlalu berbahaya, maupun terlalu menghabiskan biaya. Pengujian seperti ini dapat berupa model simulasi yang dimasukkan dalam komputer. Untuk berlatih : Dengan menggunakan model, seseorang dapat terbantu dalam membiasakan diri menghadapi suatu keadaan pada benda/sistem yang sesungguhnya. Untuk pengendalian : Dengan menggunakan model pada komputer, dapat dihasilkan perintah-perintah, misalnya dalam bentuk NC (numerical controled) program, yang diperlukan bagi pengendalian peralatan otomatis. Umumnya dikenal 3 jenis model, yaitu [7]: Model ikonis : Model yang berbentuk benda tiruan ata gambar dari masalah yang sebenarnya. Model ini umumnya dibuat dengan skala diperbesar atau diperkecil. Contohnya adalah model atom, maket, pesawat model, dan sebagainya. Model analog : Dengan model analog, masalah yang dihadapi diterjemahkan/dianalogikan ke dalam bentuk yang lebih efisien dan efektif, dimana pada bentuk baru itu sifat dan kelakuan benda sebenarnya tetap dimiliki. Misalnya masalah kependudukan dianalogikan dalam bentuk grafik, dan lain-lain. Model simbolik : Model ini tidak menunjukkan benda/masalah yang sesungguhnya tetapi mengutamakan kelakuan dan/atau persamaan matematiknya. 19

14 Pemodelan suatu sistem dapat dibuat dengan menggabungkan jenis-jenis model diatas. Salah satu contoh pemodelan dengan metode penggabungan ini adalah pemodelan berorientasi objek yang akan dibahas pada subbab selanjutnya. Pemodelan dalam arti sempit adalah virtualisasi objek nyata ke dalam dunia perangkat lunak/komputer. Semakin baik pemodelan yang dilakukan maka semakin dekat sifat objek virtual dengan sifat objek nyata Pemodelan Berorientasi Objek Pemodelan berorientasi objek adalah suatu metode pemodelan yang berusaha membuat model objek secara natural sesuai dengan sifat sebenarnya [7]. Sistem pada orientasi objek disusun oleh sekumpulan objek yang merupakan tempat yang berisi struktur data dan sekumpuan metode yang dibutuhkan untuk memproses data. Metode pemodelan berorientasi objek memiliki ciri-ciri penting sebagai berikut [1]: 1. Pola pikir yang alami Pola pikir yang alami timbul dengan mengkategorikan objekobjek tersebut berdasarkan kebiasaan atau perilaku. 2. Dapat dipakai kembali Objek yang telah ada dapat dibangun untuk suatu sistem sehingga hal yang telah ada dapat dimanfaatkan kembali. Dengan demikian akan menghasilkan penghematan biaya dan waktu pengembangan sistem, serta dapat meningkatkan keandalan sistem. 3. Kemudahan dalam membuat model dengan kompleksitas tinggi Kompleksitas objek yang digunakan dapat terus meningkat karena objek dibangun dari objek yang lain. 4. Perancangan dan modifikasi mudah Kelas-kelas dalam pemodelan berorientasi objek memiliki atribut masing-masing yang memudahkan untuk melakukan perancangan ataupun modifikasi. 20

15 Kelebihan metode pemodelan berorientasi objek dibandingkan dengan metode lainnya sebagai berikut [7]: 1. Kelas-kelas objek dirancang untuk dapat digunakan kembali dalam berbagai sistem. 2. Kelas yang digunakan menjadi semakin stabil. 3. Memiliki sifat encapsulation yang dapat menyembunyikan detail objek, sehingga kelas objek yang kompleks mudah untuk digunakan. 4. Perancangan yang relatif lebih cepat. 5. Pemrograman yang lebih mudah. 6. Hasil yang diperoleh mendekati kenyataan karena batas antara analisis, perancangan mapun implementasinya tidak jauh berbeda melainkan langsung diterjemahkan. 7. Dapat diterapkan pada berbagai sistem, baik untuk sistem informasi maupun untuk sistem yang belum menggunakan orientasi objek. 8. Mudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan Pemrograman Berorientasi Objek Pada pemrograman berorientasi objek atau Object Oriented Programming (OOP), kode pemrograman dan data disatukan sebagai suatu objek yang tidak dapat dipisahkan [1]. Ide OOP yaitu bahwa setiap objek akan mengelola sendiri setiap data dan fungsi yang dimilikinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemrograman berorientasi objek yaitu [1]: 1. Objek (Objects) Objek merupakan suatu kotak hitam berisi kode pemrograman dan data yang dapat menerima dan mengirimkan pesan. Pada OOP (Object Oriented Programming) kode pemrograman dan data disatukan dan tidak dapat dipisahkan yaitu sebagai objek. Hal ini yang memberikan perbedaan mendasar antara pemrograman berorientasi objek dengan metode pemrograman yang bukan berorientasi objek. Perbedaan 21

16 mendasar ini akan memberikan keuntungan/kemudahan dalam pengembangan perangkat lunak. Hal-hal yang dapat dilakukan objek meliputi empat fungsi berikut : 1. Penerimaan pesan, yang dilakukan menggunakan metode yang dimiliki. 2. Pemrosesan data yang ada dalam dirinya sendiri. 3. Pengiriman pesan ke objek lain atau dirinya sendiri. 4. Pengiriman objek sebagai balasan pesan yang diterima. Gambar 2.13 Aktifitas yang Dapat Dilakukan oleh Objek [1] Pesan dapat dianggap sebagai pemanggilan prosedur atau metode operasi. Objek pengirim pesan menyebutkan operasi mana yang dikehendaki, bukan bagaimana objek penerima pesan bekerja. Data yang ada dalam objek penerima pesan hanya dapat diubah oleh fungsi atau prosedur yang dimiliki objek itu sendiri. 2. Kelas (Classes) Kelas merupakan kumpulan objek yang memiliki struktur dan perilaku yang serupa. Sebuah objek yaitu contoh (instance) dari sebuah kelas. Dalam mendefinisikan kelas baru ada dua hal penting yang perlu diperhatikan : 22

17 a. Atribut Adalah tempat menyimpan data atau informasi. Atribut mempunyai nilai tunggal atau beberapa nilai yang digabungkan menjadi satu kelompok, misalnya nama jalan, nomor rumah, kota, dan kode pos dikelompokkan menjadi satu atribut address. b. Metode Adalah pesan yang dimengerti oleh objek yang menjabarkan proses pengolahan data yang ada dalam sistem. Alat yang dipergunakan untuk menjabarkan metode contohnya: bagan alir (flow chart), tabel keputusan, dan lain-lain. 3. Pesan (message) Merupakan suatu bentuk komunikasi antar objek. Objek penerima pesan akan mengerti pesan yang diterima apabila pesan tersebut telah didefinisikan terlebih dahulu sebagai interface yang dimilikinya. 4. Penyembunyian (encapsulation) Adalah suatu prinsip penyembunyian informasi tentang nilai atribut dan layanan yang dimiliki sebuah objek terhadap objek yang lain. Ide yang mendasari prinsip ini yaitu bahwa setiap objek akan mengelola tiap data dan fungsi yang dimilikinya sendiri. 5. Pewarisan (inheritance) Subkelas mempunyai sifat turunan dari kelas induknya karena mewarisi segala atribut dan metode kelas induk. Kelas induk sering disebut sebagai parent class atau super class dan merupakan generalisasi dari kelas-kelas turunannya. Sedangkan subkelas sering disebut sebagai kelas turunan dan merupakan spesialisasi dari kelas induknya. 6. Polimorfisme (polymorphism) Yaitu operasi yang sama dapat bersifat/dilakukan berbeda pada kelas yang berbeda pula. 23

18 7. Struktur Adalah bentuk ekspresi untuk menyederhanakan model masalah yang kompleks melalui suatu hubungan. Struktur dapat dibedakan dalam dua kategori : a. Struktur Generalization-Specialization (Gen-Spec) Jenis struktur ini dapat dilihat sebagai pengklasifikasian. Kelas umum (general) ditampilkan pada tingkat teratas dan kelas spesialisasi (khusus) pada tingkat di bawahnya. Contoh : generalisasi kendaraan, spesialisasinya minivan. b. Struktur Whole Part Merupakan struktur bagian dari, Contoh: engine, kaca depan, spion mobil. 2.5 Java dan Java 3D API Pengenalan Bahasa Pemrograman Java Java adalah nama sebuah bahasa pemrograman yang diciptakan oleh Sun Microsystems, sebuah perusahaan besar di Amerika Serikat. Bahasa ini berkembang sangat pesat terutama untuk web programming. Dalam beberapa tahun terakhir, Java telah merambah dunia mobile dengan J2ME. Java juga dipakai dalam aplikasi server dengan J2EE (Enterprise Edition: JSP, servlet) [5]. Sejarah kelahiran Java dimulai pada tahun 1991 ketika Sun Microsystems memulai proyek penelitian yang diberi kode Green. Proyek ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem yang memungkinkan komputer berperan dalam peralatan rumah tangga. Mereka mengangankan peralatan cerdas yang dapat saling berkomunikasi serta dapat diperintah oleh manusia hanya dengan sentuhan tombol dari jarak jauh atau diprogram untuk menjalankan tugas-tugas tertentu. Saat itu Sun memfokuskan proyek mereka pada peralatan untuk TV kabel yang disebut set-top box. Untuk merealisasikan proyek ini, mereka merencanakan untuk membangun sebuah sistem operasi yang dibagun dengan bahasa C++. Tetapi, salah satu anggota proyek Green yang bernama James Gosling merasa tidak puas dengan 24

19 bahasa C++. Kemudian ia memutuskan untuk membuat sendiri bahasa pemrograman baru yang diberi nama Oak. Bahasa baru ini dibuat berdasarkan syntax bahasa C++. Tetapi, Oak lebih sederhana dari C++, lebih stabil, dan lebih mendukung network-programming. Selanjutnya, Sun yang mengalami kegagalan pada impian peralatan cerdasnya, melihat celah lain dalam dunia Web. Bahasa Oak yang dibuat sebagai bahasa multi-platform serta ditujukan untuk pemrograman interaktif dan distributed, dirasa sangat cocok untuk digunakan dalam dunia Web, yang waktu itu mulai tumbuh pesat. Nama Oak kemudian harus diganti karena telah ada produk lain yang mematenkan nama tersebut. Pada tahun 1995, nama Oak diganti menjadi Java. Nama Java sendiri berasal dari kopi Jawa yang kabarnya saat itu sering diminum oleh para programmer Sun. Java memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya. Ada beberapa aspek yang akan dibahas di sini, yaitu [5]: 1. Java bersifat sederhana dan relatif mudah Java dimodelkan sebagian dari bahasa C++, namun dengan memperbaiki beberapa karakteristik C++, seperti mengurangi kompleksitas beberapa fitur, penambahan fungsionalitas, serta penghilangan beberapa aspek pemicu ketidakstabilan sistem pada C++. Sebagai contoh, java menggantikan konsep pewarisan lebih dari satu (multiple inheritance) dengan interface, menghilangkan konsep pointer yang sering membingungkan, otomatisasi sistem alokasi memory, dan sebagainya. Ini membuat Java menjadi relatif lebih sederhana dan mudah untuk dipelajari dibandingkan bahasa pemrograman lainnya. 2. Java berorientasi pada objek (Object Oriented) Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP), bukan seperti Pascal, Basic, atau C yang berbasis prosedural. Dalam memecahkan masalah, Java membagi program menjadi objek-objek, kemudian memodelkan sifat dan tingkah laku masing-masing. Selanjutnya, Java menentukan dan mengatur interaksi antara objek yang satu dengan yang lainnya. 25

20 3. Java bersifat terdistribusi Pada dekade awal perkembangan PC (Personal Computer), komputer hanya bersifat sebagai workstation tunggal, tidak terhubung satu sama lain. Saat ini, sistem komputerisasi cenderung terdistribusi, mulai dari workstation client, server, database server, web server, proxy server, dan sebagainya. 4. Java bersifat multiplatform Dewasa ini kita mengenal banyak platform Operating System, mulai dari Windows, Apple, berbagai varian UNIX dan Linux, dan sebagainya. Pada umumnya, program yang dibuat dan dikompile di suatu platform hanya bisa dijalankan di platform tersebut. Java bersifat multiplatform, yakni dapat di- terjemahkan oleh Java Inetrpreter pada berbagai sistem operasi. 5. Java bersifat Multithread Thread adalah proses yang dapat dikerjakan oleh program dalam suatu waktu. Java bersifat Multithread, artinya dapat mengerjakan beberapa proses dalam waktu yang hampir bersamaan Java 3D API (Application Programming Interface) Java 3D API adalah hierarki kelas-kelas Java yang dibuat sebagai interface untuk menampilkan grafik tiga dimensi dan sistem suara [11]. Java 3D menyediakan fungsi-fungsi untuk membuat gambar, visualisasi, animasi, dan aplikasi program dengan grafik 3D (3 Dimensi). Suatu program Java 3D tersusun dari objek-objek Java 3D yang ditempatkan dalam sebuah struktur data scene graph. Scene graph adalah susunan objek Java 3D dalam bentuk struktur pohon yang menjelaskan isi virtual universe dan cara menampilkannya. Simbol objek-objek penyusun scene graph ditunjukkan pada gambar

21 Gambar 2.14 Simbol yang Merepresentasikan Objek pada Scene Graph [11] Berikut ini adalah penjelasan simbol objek yang digunakan pada scene graph [11]: Virtual Universe Merupakan ruang/alam virtual untuk menampilkan grafik 3D dan sistem suara. Pada struktur scene graph, virtual universe berada pada tingkat teratas sehingga untuk jumlahnya hanya satu untuk satu aplikasi. Locale (Lokal) Merupakan manajer atau penghubung antara branch group dengan virtual universe. Pada struktur scene graph, kedudukan lokal berada satu tingkat di bawah virtual universe dan jumlahnya hanya satu untuk satu aplikasi. Lokal hanya menghubungkan satu branch group saja untuk satu aplikasi. Group (Grup) Merupakan kumpulan objek-objek penyusun grafik 3D dan sistem suara. Objek grup ada dua macam, yaitu Branch Group (BG) dan Transform Group (TG). Branch group dapat berupa kumpulan objek leaf dan kumpulan dari transform group. Sedangkan transform group merupakan kumpulan objek yang memiliki fungsi transformasi. 27

22 Leaf Merupakan objek yang menyusun grafik 3D secara geometri. Objek ini dapat dibentuk dengan dua cara. Cara pertama yaitu berdasarkan bentuk primitifnya, seperti balok, silinder, bola dan kerucut. Sedangkan cara kedua yaitu dengan memasukkan titik-titik koordinat kartesian penyusun bentuk geometri primitif. Supaya mudah dikenali dalam penulisan program biasanya penamaan objek leaf diakhiri oleh 3D seperti Balok3D, Feature3D dan sebagainya. Objek leaf dapat mereferensi objek-objek yang didefinisikan dalam bentuk NodeComponent untuk mendukung tampilannya seperti untuk warna, mode tampilan dan lain-lain. NodeComponent Merupakan objek yang digunakan sebagai referensi bagi objek lainnya. Misalnya digunakan sebagai referensi warna dan tampilan pada objek atau referensi daerah transformasi pada objek transform group. Gambar 2.15 menunjukkan contoh scene graph dari sebuah kubus berwarna yang memiliki fungsi rotasi dan gambar 2.16 menunjukkan tampilan dari aplikasi tersebut. Gambar 2.15 Scene graph [11] 28

23 Gambar 2.16 Visualisasi Aplikasi Java 3D [11] Metoda Pencahayaan pada Java 3D Proses pencahayaan pada Java 3D dibuat berdasarkan sifat materialnya dan cahaya yang berada di dalam virtual universe [11]. Pembentukan bayangan pada objek sebenarnya merupakan hasil dari model pencahayaan ketika diberikan suatu sumber cahaya. Pembentukan bayangan (shading) dari suatu objek pada Java 3D tergantung kepada banyak faktor. Java 3D API menyediakan informasi yang cukup lengkap untuk melakukan pemodelan pencahayaan pada suatu objek Model Pencahayaan (Lighting Model) Pada dunia nyata, warna yang kita lihat adalah kombinasi dari sifat fisik objek, karakteristik sumber cahaya, posisi relatif objek terhadap sumber cahaya, dan sudut datang dari mana objek dilihat [11]. Java 3D menggunakan model pencahayaan untuk mendekati secara fisik dari dunia nyata. Model pencahayaan tergantung kepada 3 (tiga) macam vektor, yaitu: 1. Vektor normal terhadap permukaan (N). 2. Arah pencahayaan (L). 3. Arah terhadap posisi si pelihat (viewer s eye) (E). Gambar 2.17 menunjukkan ketiga macam vektor tersebut pada dua daerah yang berbeda dari permukaan bola. Vektor untuk setiap daerah permukaan memiliki arah yang berbeda tergantung pada keadaan tertentu. Ketika vektor pencahayaan 29

24 dan vektor dari si pelihat bervariasi, maka prosesnya dihitung pada waktu pembuatan pembentukan bayangan. Oleh karena itu, setiap titik dari permukaan bola memungkinkan mengalami perbedaan di dalam status pembentukan bayangannya. Gambar 2.17 Sumber Cahaya, Permukaan Normal, dan Vektor dari Si Pelihat [11] Konsep Pencahayaan Objek Pencahayaan pada objek memerlukan parameter-parameter yang harus dipenuhi pada kelas pencahayaan yang telah disediakan oleh Java 3D API [11]. Penciptaan dan pemberian objek sebagai sumber cahaya dapat dilakukan dengan menambahkan objek cahaya pada scene graph. Setiap objek yang akan dibuat bayangannya harus memiliki vektor normal permukaan dan sifat material. Hal-hal tersebut merupakan parameter yang diperlukan untuk memberikan pencahayaan pada Java 3D. Apabila salah satu dari parameter tersebut tidak terdapat ketika dilakukan proses shading, maka proses pencahayaan tidak akan terjadi Kelas-kelas Cahaya Java 3D API memiliki empat kelas cahaya [11]. Setiap kelas tersebut diturunkan dari Kelas Cahaya. Gambar 2.18 menunjukkan hirarki kelas pada java 3D yang berhubungan dengan cahaya. Cahaya, sebagai kelas, menyediakan method dan kemampuan untuk memanipulasi keadaan, warna, dan batas-batas dari objek cahaya. 30

25 Gambar 2.18 Hirarki Kelas Java 3D API untuk Kelas-kelas Cahaya [11] Berdasarkan kelas yang telah disediakan oleh Java 3D API maka kelas cahaya dapat dibagi menjadi 4 subkelas, yaitu: Ambient Light, Directional Light, Point Light, dan Spot Light. Ambient Light Objek dari kelas ini menyediakan cahaya dengan intensitas yang sama pada semua lokasi dan semua arah. Kelas ini memodelkan cahaya sebagai refleksi dari objek lainnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pembentukan bayangan adalah hasil dari sumber cahaya, sifat material, dan geometrinya (jarak dan arah). Khusus untuk kelas ini geometri bukanlah faktor yang diperlukan. Directional Light Sumber cahaya dari kelas ini seperti sebuah sumber cahaya yang berada sangat jauh dengan intensitas yang sangat besar seperti matahari. Tidak seperti ambient light, sumber Directional Light menyediakan pencahayaan dari satu arah saja. Objek-objek yang diterangi oleh sumber cahaya ini memiliki vektor cahaya yang tetap. Gambar 2.19 menunjukkan dua buah daerah pada permukaan bola yang sama memiliki vektor cahaya yang sama 31

26 Gambar 2.19 Vektor Cahaya Selalu Tetap untuk Sumber Cahaya Directional Light [11] Point Light Kelas ini secara konsep berlawanan dengan Directional Light. Kelas ini memiliki intensitas yang semakin lemah terhadap jarak dan memiliki hubungan dengan lokasi (Directional Light tidak memiliki lokasi hanya arah saja). Gambar 2.20 menunjukkan hubungan antara objek PointLight dengan bola. Gambar 2.20 Vektor Cahaya Bervariasi untuk Sumber PointLight [11] Spot Light Kelas ini merupakan subkelas dari point light. Kelas ini menambahkan arah dan konsentrasi terhadap posisi serta parameter-parameter yang semakin memperlemah proses pencahayaan. Intensitas cahaya yang dihasilkan dari sumber SpotLight menghasilkan cahaya di dalam sudut spread dari arah sumber cahaya. Jika suatu daerah berada di luar sudut spread tersebut maka tidak akan ada cahaya yang dihasilkan pada objek tersebut. Gambar 2.21 mengilustrasikan pada 2D bagaimana intensitas cahaya bervariasi dari sumber PointLight di dalam 3D. 32

27 Gambar 2.21 Intensitas Cahaya Bervariasi dengan Jarak dan Arah dari Sumber Cahaya [11] 33

Bab 2 Dasar Teori. Gambar 2.1 Pengertian produksi secara umum [1]

Bab 2 Dasar Teori. Gambar 2.1 Pengertian produksi secara umum [1] Bab 2 Dasar Teori 2.1 Sistem Produksi Produksi secara umum merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan atau meningkatkan nilai suatu benda. Masukan pada proses produksi dapat berupa faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan di dalam dunia industri semakin ketat. Hal ini ditandai dengan terciptanya globalisasi pasar yang mengakibatkan munculnya pertumbuhan industri

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tuntutan Sistem Produksi Maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tuntutan Sistem Produksi Maju Perkembangan teknologi dan kebudayaan manusia menuntut perubahan sistem produksi dalam dunia manufaktur. Kebutuhan produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN

BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN BAB III ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE DAN METODA PENCAHAYAAN Pada pemodelan produk berbasis feature, produk didefinisikan sebagai benda kerja yang memiliki satu atau lebih feature yang terasosiasi pada

Lebih terperinci

PertemuanI. Object Oriented

PertemuanI. Object Oriented PertemuanI Object Oriented Pendahuluan Pemodelan Sistem Berbasis Objek Sejarah Object Oriented Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement, ini merupakan Non Procedural Language Procedural

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program.

BAHASA PEMROGRAMAN. Merupakan prosedur/tata cara penulisan program. BAHASA PEMROGRAMAN PROGRAM Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun

BAB II LANDASAN TEORI. pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Jogiyanto Hartono (2004:8) dalam bukunya yang berjudul pengenalan komputer aplikasi merupakan sistem yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PENGEMBANGAN PEMODELAN 3D PRODUK BERBASIS FEATURE BERDASARKAN ALGORITMA FEATURE PENGURANGAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Faizal Wahyu Prabowo

Lebih terperinci

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA

1. Analisis Desain 2. UML Sebagai Tools OOA 1. Analisis Desain Pengenalan "Unified Modeling Language/UML" Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan

Lebih terperinci

Pemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Entin Martiana. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Pemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Entin Martiana. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengenalan Java Entin Martiana Sejarah Java (1) 1991, Sun dipimpin Patric Naughton dan James Gosling ingin merancang bahasa computer untuk perangkat consumer seperti cable TV Box. Karena perangkat itu

Lebih terperinci

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Objek Pembelajaran Klasifikasi Sistem Informasi (SI) SI Berdasarkan Level Organisasi Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Klasifikasi Menurut Arsitektur

Lebih terperinci

ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE PADA PEMODELAN PRODUK 3D DISERTAI DENGAN METODA PENCAHAYAAN. Bernat Hasiholan Gultom

ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE PADA PEMODELAN PRODUK 3D DISERTAI DENGAN METODA PENCAHAYAAN. Bernat Hasiholan Gultom ALGORITMA PENAMBAHAN FEATURE PADA PEMODELAN PRODUK 3D DISERTAI DENGAN METODA PENCAHAYAAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Bernat Hasiholan Gultom

Lebih terperinci

Mengenal Object Oriented Programming (OOP)

Mengenal Object Oriented Programming (OOP) Mengenal Object Oriented Programming (OOP) Dalam dunia pemrograman, terdapat istilah yang dikenal dengan Object- Oriented Programming (disingkat OOP). Tipe pemrograman ini adalah berbasis object. Maksudnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek

PENDAHULUAN. A. Berorientasi Objek. 1. Karakteristik dari Objek 1. PENDAHULUAN Analisis dan desain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek,

Lebih terperinci

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan

Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Bab 3 Algoritma Feature Pengurangan Sebelum membahas pemodelan produk berbasis yang disusun berdasarkan algoritma pengurang terlebih dahulu akan dijelaskan hal-hal yang mendasari pembuatan algoritma tersebut,

Lebih terperinci

Object OOP. Polymor phism

Object OOP. Polymor phism Nama = Dony Aditya Saputra NRP = 7412040516 Jurusan = D4 LJ T.INFORMATIKA Tugas 1 Praktek Basis Data 1. Buatlah Mind Mapping untuk OOP? Oriented Programming atau OOP adalah merupakan paradigma pemrograman

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Maria Ulfah S Nurochman

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Maria Ulfah S Nurochman Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Maria Ulfah S Nurochman Kompetensi Menjelaskan paradigma pemrograman berorientasi obyek Membedakan antara paradigma pemrograman berorientasi obyek dan pemrograman

Lebih terperinci

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi Pengenalan Obyek Arna Fariza Materi Obyek Siklus pengembangan berorientasi obyek Metodologi berorientasi obyek Kelebihan metodologi berorientasi obyek 1 Obyek Obyek adalah tipe data komposit Menyimpan

Lebih terperinci

Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat :

Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat : Pengenalan Java tujuan Pada akhir pembahasan, peserta diharapkan dapat : Menjelaskan fitur-fitur teknologi Java seperti, Java Virtual Machine(JVM), garbage collection, dan code security. Menjelaskan perbedaan

Lebih terperinci

ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C PENDAHULUAN KONSEP BAHASA PEMROGRAMAN

ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C PENDAHULUAN KONSEP BAHASA PEMROGRAMAN ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C PENDAHULUAN KONSEP BAHASA PEMROGRAMAN Indah Wahyuni KONSEP DASAR PEMROGRAMAN Program merupakan himpunan atau kumpulan instruksi tertulis yang dibuat oleh programer atau suatu bagian

Lebih terperinci

Macam-macam Sistem Informasi

Macam-macam Sistem Informasi Macam-macam Sistem Informasi Materi Klasifikasi sistem informasi. Sistem informasi menurut level organisasi. Sistem informasi fungsional. Sistem informasi berdasarkan dukungan yang tersedia. Klasifikasi

Lebih terperinci

Fungsi Bahasa pemrograman adalah sebagai media untuk menyusun dan memahami serta sebagai alat komunikasi antara pemrogram dengan computer.

Fungsi Bahasa pemrograman adalah sebagai media untuk menyusun dan memahami serta sebagai alat komunikasi antara pemrogram dengan computer. Pertemuan II Bahasa Pemrograman Program Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang

Lebih terperinci

Teori Algoritma Pertemuan 2 (11 Maret 2014) Object Oriented Programming (OOP) Functionally Terstruktur Modular Visual & Even Driven Programming

Teori Algoritma Pertemuan 2 (11 Maret 2014) Object Oriented Programming (OOP) Functionally Terstruktur Modular Visual & Even Driven Programming Teori Algoritma Pertemuan 2 (11 Maret 2014) Object Oriented Programming (OOP) Functionally Terstruktur Modular Visual & Even Driven Programming Hana Pertiwi S.T 3/11/2014 Object Oriented Programming (OOP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus proses produksi, fixturing merupakan salah satu tahapan penting dalam proses manufaktur yang berfungsi untuk mendukung, menempatkan, dan menahan workpiece

Lebih terperinci

Pemrograman. Fery Updi,M.Kom

Pemrograman. Fery Updi,M.Kom Pemrograman Fery Updi,M.Kom 1 Pemrograman Java Praktik Pemrograman Java SKS : 3 SKS Dosen : Fery Updi,M.Kom Email : updi.fery@gmail.com WA : 0822-9961-8593 Jadwal Kuliah : Sesi 1 : Selasa, 18.00 20.00

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

Pemrograman Berorientasi Objek. Beni Suranto, S.T.

Pemrograman Berorientasi Objek. Beni Suranto, S.T. Pemrograman Berorientasi Objek Beni Suranto, S.T. What is Object-Oriented Programming? Metafora dasar OOP Objek-objek yang berinteraksi Sebuah program Java dan program berorientasi objek lainnya, adalah

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Tujuan Pengenalan bahasa Java Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permintaan pengguna dengan tujuan tertentu. Jenis program ini mempunyai sifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Aplikasi Menurut Supriyanto (2005: 117) aplikasi adalah software program yang memiliki aktifitas pemrosesan perintah yang diperlukan untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Pemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Yuliana Setiowati. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Pemrograman Berbasis Objek. Pengenalan Java. Yuliana Setiowati. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengenalan Java Yuliana Setiowati Kilas Balik Teknologi Java Bahasa Java awalnya bernama Oak, yakni bagian dari projek Green yang dikembangkan khusus oleh Sun Microsystem untuk memprogram perangkat-perangkat

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING

PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING PRAKTIKUM OBJECT ORIENTED PROGRAMING Class, Object dan Elemen dalam Class Pada Java Disusun oleh: KELOMPOK 1 STMIK STIKOM INDONESIA (STIKI)-BALI 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadiran

Lebih terperinci

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id 08156114760 Agenda Kontrak Kuliah Silabus Referensi Materi Pendahuluan @NH2017 2 Kontrak Kuliah Penilaian: UTS 30%

Lebih terperinci

Kualitas bahasa pemrograman: Ekspresivitas : secara jelas menggambarkan algoritma yang dibuat oleh programmer

Kualitas bahasa pemrograman: Ekspresivitas : secara jelas menggambarkan algoritma yang dibuat oleh programmer Program Kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasinya yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa urutan langkah untuk menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK Materi I Konsep Dasar PBO Maksud dan tujuan Mengerti penggunaan dan keuntungan serta mampu melakukan pemrograman berorientasi Objek (OOP) Mengerti dan mampu melakukan pemrograman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi menyebabkan setiap individu ataupun kelompok mau tidak mau menerapkannya dalam segala aktifitas. Salah satu contoh penerapannya adalah

Lebih terperinci

DEVAL GUSRION, S.KOM, M.KOM MATAKULIAH BAHASA PEMOGRAMAN JAVA LANJUTAN III

DEVAL GUSRION, S.KOM, M.KOM MATAKULIAH BAHASA PEMOGRAMAN JAVA LANJUTAN III DEVAL GUSRION, S.KOM, M.KOM MATAKULIAH BAHASA PEMOGRAMAN JAVA LANJUTAN III 2012 BAB I KONSEP DASAR JAVA Konsep Dasar Object Oriented Programming OOP di JAVA dimulai dari konsep dasar java yaitu: 1.1 Astraksi

Lebih terperinci

Bab 4 Studi Kasus. 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Perangkat Lunak

Bab 4 Studi Kasus. 4.1 Tampilan Awal Aplikasi Perangkat Lunak Bab 4 Studi Kasus Pada bab ini akan dibahas mengenai aplikasi perangkat lunak untuk mengimplementasikan logika-logika dan algoritma pemodelan produk berbasis feature yang telah dibuat pada bab 3 penelitian

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN. Konsep Pemrograman Berorientasi Objek. Yoannita

DASAR PEMROGRAMAN. Konsep Pemrograman Berorientasi Objek. Yoannita DASAR PEMROGRAMAN Konsep Pemrograman Berorientasi Objek Yoannita Pendahuluan Dalam konsep OOP, setiap entitas yang terlibat dalam pemrograman dianggap sebagai sebuah objek. Sasaran utama dalam konsep ini

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemrograman Berorientasi Obyek (PBO) Pendahuluan Pertemuan ke-1. Dosen Pengampu: Winda Aprianti, M.Si

Mata Kuliah Pemrograman Berorientasi Obyek (PBO) Pendahuluan Pertemuan ke-1. Dosen Pengampu: Winda Aprianti, M.Si Mata Kuliah Pemrograman Berorientasi Obyek (PBO) Pendahuluan Pertemuan ke-1 Dosen Pengampu: Winda Aprianti, M.Si PBO? Inggris: object-oriented programming disingkat OOP paradigma pemrograman yang berorientasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem operasi untuk aplikasi bergerak yang mengalami perkembangan yang cukup pesat yaitu Android. Android adalah sistem operasi berbasis Linux dan bersifat open source.

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram DAFTAR ISTILAH Activity Diagram Actor Admin Adobe Dreamweaver AIX Analysis Apache Aplikasi ASP diagram yang digunakan untuk memodelkan aktivitas bisnis pada suatu sesuatu untuk mewakili peran yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berbasis Obyek

Konsep Pemrograman Berbasis Obyek Konsep Pemrograman Berbasis Obyek Tujuan Pembelajaran Memahami konsep Pemrograman Berbasis Obyek atau Object Oriented Programming (OOP) Memahami perbedaan antara pemrograman OOP dengan pemrograman prosedural

Lebih terperinci

Pengenalan Pemrograman

Pengenalan Pemrograman Pengenalan Pemrograman 1 Pemrograman Suatu kumpulan urutan perintah ke komputer untuk mengerjakan sesuatu, dimana instruksi tersebut menggunakan bahasa yang dimengerti oleh komputer atau dikenal dengan

Lebih terperinci

Review C/C++ & Intro to Java. Pemrograman Berorientasi Obyek IT209

Review C/C++ & Intro to Java. Pemrograman Berorientasi Obyek IT209 Review C/C++ & Intro to Java Pemrograman Berorientasi Obyek IT209 Pemrograman Terstruktur Pemrograman terstruktur adalah suatu proses untuk mengimplementasikan urutan langkah untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL)

LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL) LAB PEMROGRAMAN I (JAVA FUNDAMENTAL) PERTEMUAN 1 Dosen : Bella Hardiyana S. Kom, M. Kom BAB I PENGANTAR BAHASA JAVA Sejarah Singkat Bahasa Java (1) Pada tahun 1991, James Gosling dan Patrick Naughton serta

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Level Sistem Informasi pada Perusahaan Sistem dalam suatu perusahaan terbagi menjadi empat level, yaitu: Operasional ( Operational-level Systems ) Pengetahuan ( Knowledge-level

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman 2C

Algoritma Pemrograman 2C Algoritma Pemrograman 2C Indah Wahyuni Pertemuan 1 Daftar Isi Pengenalan Algoritma Definisi Algoritma Mengapa Belajar Algoritma & Pemrograman Pengenalan Jenis-jenis Bahasa Pemrograman Efisiensi Algoritma

Lebih terperinci

TPI4202 e-tp.ub.ac.id

TPI4202 e-tp.ub.ac.id TPI4202 e-tp.ub.ac.id Bahasa pemrograman berorientasi objek (objectoriented programming/oop) Tidak mungkin membuat program java tanpa kita mendefinisikan class, data dan method Bersifat netral, tidak tergantung

Lebih terperinci

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n

Materi #12. TKT312 - Otomasi Sistem Produksi T a u f i q u r R a c h m a n Materi #12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 2 Mampu mengidentifikasi kebutuhan otomasi dalam suatu sistem manufaktur/jasa dan mampu menganalisa aspek teknis dan non teknis perancangan sistem otomasi dalam

Lebih terperinci

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING

OBJECT ORIENTED PROGRAMMING OBJECT ORIENTED PROGRAMMING Day 1 : Konsep Pemrograman Berorientasi Object TUJUAN Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

Object Oriented Programming LOGO

Object Oriented Programming LOGO Object Oriented Programming LOGO Apa itu OOP? Dalam Bahasa Indonesia, OOP diterjemahkan sebagai pemrograman berarah atau berorientasi objek. Sebuah metodologi dalam pemrograman yang diciptakan untuk memodelkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan

Lebih terperinci

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Pendekatan-Pendekatan Pengembangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks Pengembangan sistem telah berkembang sesuai kebutuhan dan kecepatan pengembangan sistem yang diinginkan oleh pengembang sistem atau

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

tanpa harus repot dan dapat menyelesaikannya dengan cepat dan mudah. Perangkat komunikasi saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, teru

tanpa harus repot dan dapat menyelesaikannya dengan cepat dan mudah. Perangkat komunikasi saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, teru Aplikasi Pembukuan Voucer Isi Ulang Pulsa Dengan J2ME Dessy Agustini (17108157) Jurusan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Pondok Cina, Depok 16424, Indonesia Email: daichi_daisy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Artificial Intelligence (AI) agen adalah fitur standar game komputer modern, baik sebagai lawan, teman atau tutor dari pemain. Agar tampil otentik, agen tersebut

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membuat pengiriman data dan informasi menjadi semakin cepat. Kemudahan untuk mendapatkan informasi pun berdampak pada munculnya berbagai

Lebih terperinci

MK. Pemrograman Berorientasi Objek PENGENALAN JAVA KARMILASARI

MK. Pemrograman Berorientasi Objek PENGENALAN JAVA KARMILASARI MK. Pemrograman Berorientasi Objek PENGENALAN JAVA KARMILASARI APA itu JAVA? 2 Dibuat pertama kali oleh James Goslig dkk (1991) sebagai bagian dari Sun Microsystem Java Platform Awalnya diberi nama Oak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Kebutuhan Perangkat Lunak Analisa kebutuhan merupakan langkah awal untuk menentukan perangkat lunak yang dihasilkan. Perangkat lunak yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

Diperkenalkan pertama oleh tim Sun System yang dipimpin Patrick Naughton dan James Gosling tahun 1991 dengan code

Diperkenalkan pertama oleh tim Sun System yang dipimpin Patrick Naughton dan James Gosling tahun 1991 dengan code PENGANTAR JAVA A. Asal Mula JAVA B. Kelebihan JAVA C. Ciri Khas JAVA D. Perangkat Lunak E. Penerapan JAVA F. Java Virtual Machine G. Pengembangan Program Java A. Asal Mula JAVA Diperkenalkan pertama oleh

Lebih terperinci

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell. Sistem Informasi Manufaktur

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell. Sistem Informasi Manufaktur MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell Sistem Informasi Manufaktur 1 Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai satu sistem konseptual dan sebagai satu elemen

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Pertemuan 1

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek. Pertemuan 1 Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Pertemuan 1 Tujuan Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural. Topik

Lebih terperinci

Class dan Objek. Ali Tarmuji ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1

Class dan Objek. Ali Tarmuji   ID YM: alitarmuji. T. Informka UAD 1 Class dan Objek Ali Tarmuji Email: alitarmuji@gmail.com ID YM: alitarmuji T. Informka UAD 1 Pokok Bahasan Konsep OO Class Hubungan Class dan Object Universitas Ahmad Dahlan 2 Konsep OO Object adalah: Definisi

Lebih terperinci

Pemograman Berorientasi Objek

Pemograman Berorientasi Objek Pemograman Berorientasi Objek C# #1 Konsep Dasar PBO 2017 Pemograman Berorientasi Objek OOP Lecturer Susmini Indriani L, M.T Sistem Komputer Sri Nurhayati, S.Si, M.T Teknik Komputer susmini.indriani@email.unikom.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah perintah ( program komputer ) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan, struktur data yang

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman. Secara umum terdapat 4 kelompok Bahasa Pemrograman yaitu:

Bahasa Pemrograman. Secara umum terdapat 4 kelompok Bahasa Pemrograman yaitu: Bahasa Pemrograman Merupakan prosedur/tata cara penulisan program. Pada bahasa pemrograman terdapat dua faktor penting, yaitu sintaks dan semantik. Sintaks adalah aturan gramatikal yang mengatur tata cara

Lebih terperinci

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek

Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek 1 Tujuan Memberikan latar belakang serta pemahaman tentang konsep pemrograman berorientasi obyek dan perbandingannya dengan pemrograman prosedural. 2 Topik Pemrograman

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

RAGAM DIALOG. Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog.

RAGAM DIALOG. Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog. RAGAM DIALOG Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog. Inisiatif merupakan sifat dasar dari sembarang dialog, karena inisiatif akan menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Makanan Sehat Makanan yang sehat yaitu makanan yang higienis dan bergizi. Makanan yang higienis adalah makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak mengandung racun

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA Dengan melakukan penelusuran evolusi pola-pola integrasi, maka dapat ditunjukkan bahwa SOA merupakan teknik integrasi yang dibangun berdasarkan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

Pemrograman Berorientasi

Pemrograman Berorientasi Pemrograman Berorientasi Obyek Pengantar & Kontrak Antonius Rachmat C Deskripsi Matakuliah ini berisi tentang paradigma pemrograman yang berorientasi obyek, bagaimana cara menyusun langkah-langkah pemecahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior

Lebih terperinci

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

TIN310 - Otomasi Sistem Produksi. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d Materi #12 Pendahuluan 2 Manajemen manufaktur menggunakan komputer sebagai: Sistem konseptual (pada area persediaan: Titik pemesanan kembali, MRP, JIT). Elemen dalam sistem produksi fisik (CAD, CAM, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini di gunakan beberapa landasan teori, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini di gunakan beberapa landasan teori, yaitu : BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan mengimplementasikan sistem ini serta pembuatan tugas akhir ini di gunakan beberapa landasan teori, yaitu : 2.1 Visual Basic for Application (VBA) Visual Basic

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data yang diproses di era informasi saat ini semakin hari semakin besar dan kompleks. Basis data menjadi bagian penting bagi organisasi serta dan digunakan di seluruh

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : 0805021099 Kelas : 5.C 1. Hardware terdistribusi Hardware terdistribusi adalah hardware yang pemakaiannya bisa dipakai bersamasama (sharing) yang dihubungkan oleh

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING

PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN ENGINEERING LANDASA DESAIN ENGINEERING Membuat desain engineering merupakan kegiatankegiatan memahami, membayangkan, memikirkan, dan merencanakan suatu alat, suatu struktur,

Lebih terperinci

Addr : : Contact No :

Addr : : Contact No : email Addr : heriyanto.lucky@gmail.com : dewa_emas@yahoo.com Contact No : 081318170013 SISTEM INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur didefinisikan sebagai industri yang membuat produk dari bahan mentah

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pengenalan OOAD Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6281329571612 SILABUS MATA KULIAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

OPERASI DASAR KOMPUTER dan PERANGKAT LUNAK DALAM SISTEM INFORMASI

OPERASI DASAR KOMPUTER dan PERANGKAT LUNAK DALAM SISTEM INFORMASI OPERASI DASAR KOMPUTER dan PERANGKAT LUNAK DALAM SISTEM INFORMASI Standar Kompetensi : Melakukan operasi dasar komputer Kompetensi Dasar : Menggunakan perangkat lunak beberapa program aplikasi Perangkat

Lebih terperinci