BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (sumber : (sumber :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (sumber : (sumber :"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pilar perekonomian di Indonesia, karena perkembangan perusahaan asuransi dapat memberikan pengaruh pada kondisi dan pertumbuhan ekonomi baik dibidang perdagangan maupun jasa. Perusahaan asuransi yang berkembang saat ini mulai banyak yang melakukan inovasi produk yaitu dengan menciptakan beragam jenis produk hibrida atau produk campuran untuk menarik minat masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan nasabah, misalnya produk perbankan (deposito) digabung dengan produk asuransi jiwa. Dengan adanya produk hibrida ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat ganda bagi nasabah yaitu mendapatkan bunga deposito sekaligus proteksi asuransi jiwa. Serta inovasi produk lainnya dengan sistem baru yang berbeda dari asuransi konvensional yaitu asuransi yang berprinsip syariat Islam. Perusahaan asuransi yang berprinsip syariat Islam di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh PT. Asuransi Takaful Indonesia pada tahun 1994, kirakira dua tahun setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) (sumber : Pengaruh dan perkembangan perusahaan asuransi terhadap pertumbuhan industri syariah seperti di Indonesia yang tercatat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan industri asuransi syariah tercepat selama tahun di Asia Tenggara dengan laju pertumbuhan rata-rata 35%. Penetrasi premi asuransi syariahnya mendekati 3% dengan pertumbuhan asetnya mencapai 63%. (sumber : Data lainnya menurut Bapepam-LK menyebutkan, jumlah pelaku usaha asuransi syariah mencapai 43 unit. Dari jumlah tersebut terdapat lima perusahaan asuransi syariah dan 35 unit syariah. Total aset asuransi syariah mencapai 4,71 persen dari pangsa pasar asuransi per Desember Porsi aset itu meningkat sebesar 4,34 persen dari total pangsa pasar asuransi pada Sementara itu, 1

2 2 total aset asuransi syariah per Desember 2010 mencapai Rp 6,9 triliun. Jumlah ini meningkat 45 persen dari 2009 yang sebesar Rp 5 triliun. Pertumbuhan tersebut menjadi gambaran bahwa bisnis asuransi syariah terus melonjak pada (sumber: Berdasarkan data diatas industri jasa asuransi berkembang dengan pesat dan dapat dijadikan salah satu sektor keuangan yang dapat juga diartikan sebagai bagian dari penggerak utama perekonomian Negara baik asuransi konvensional maupun syariah. Bukti lain bahwa adanya pengaruh tersebut adalah disetiap sisi usaha, baik dibidang perdagangan maupun jasa semuanya membutuhkan asuransi. Namun menurut Kepala Bagian Perasuransian Syariah Bapepam-LK Yatty Nurhayati, industri asuransi syariah masih memiliki hambatan yang harus diperhatikan, yaitu kurangnya keseriusan peran DPS dalam melakukan pengawasan, dan adanya penempatan dana asuransi syariah yang belum dipisahkan dengan produk-produk investasi lainnya (sumber: Asuransi sendiri merupakan suatu lembaga keuangan non bank di bidang jasa yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber dana pembangunan nasional, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi yang memiliki tujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan / financial loss, yang ditimbulkan oleh peristiwa atau kejadian yang tidak terduga sebelumnya / fortuitious event. Kecenderungan munculnya produk hibrida di sektor jasa keuangan khususnya produk hibrida asuransi di Indonesia sebenarnya lebih banyak mengikuti trend yang ada di Negara maju. Fenomena semacam ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung cara kita menyikapinya. Penerbitan produk hibrida di sektor jasa keuangan seperti produk jasa asuransi, jika dikelola dengan baik dan benar, dapat meningkatkan gairah dan partisipasi masyarakat secara signifikan untuk membeli produk-produk jasa asuransi. Di lain pihak, jika tidak diiringi dengan pengawasan yang memadai, akan dapat memunculkan dampak negatif seperti yang terjadi dalam kasus Bank Century dan Antaboga Sekuritas, serta kasus gagal bayar yang menimpa PT. Asuransi Jiwa Bakrie atau

3 3 yang dikenal sebagai Kasus Bakrie Life. (sumber: Berdasarkan hal diatas, maka pengawasan terhadap perusahaanperusahaan asuransi sangat perlu dilakukan. Karena masalah keuangan (financial) merupakan masalah terpenting dalam pengawasan kinerja keuangan, terutama pengawasan kinerja keuangan industri asuransi yang memiliki kriteria khusus dalam penilaian kinerjanya maka perlu adanya ketentuan Risk Based Capital (RBC) atau tingkat solvabilitas tentang ketahanan perusahan asuransi dan ketentuan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini tentang keuangan perusahaan asuransi guna mengatasi masalah tersebut. Pengawasan kinerja keuangan dengan metode Risk Based Capital (RBC) dan Early Warning System (EWS) memiliki persamaan fungsi yaitu sama-sama menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi. Risk Based Capital (RBC) menggunakan batas tingkat solvabilitas (solvency margin) untuk dijadikan penilaian tingkat kesehatan perusahaan asuransi. Sedangkan Early Warning System (EWS) menggunakan rasio-rasio keuangan yang rumusnya sudah disesuaikan dengan laporan keuangan perusahaan asuransi yang memang berbeda dengan laporan keuangan lembaga keuangan lainnya. Batas tingkat solvabilitas (solvency margin) ini merupakan selisih antara kekayaan terhadap kewajiban yang perhitungannya didasari pada cara perhitungan tertentu sesuai dengan sifat usaha asuransi. Rasio ini berguna untuk mengetahui tingkat kemampuan keuangan perusahaan dalam menanggung risiko atau kewajiban yang mungkin timbul dari penutupan risiko yang telah dilakukan. Berdasarkan penelitian Merawati (2002) penetapan Risk Based Capital (RBC) sudah diberlakukan sejak akhir tahun 1999, dengan nilai batas minimum tingkat solvabilitas sebesar 40% sampai pada tahun 2001, sedangkan untuk tahun 2002 sebesar 75%, dan tahun 2003 sebesar 100%. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan pentingnya Risk Based Capital (RBC) dalam penilaian tingkat kesehatan perusahaan asuransi maka ditetapkanlah SK (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No.424/KMK.06/2003 tentang perhitungan tingkat solvabilitas dengan metode Risk Based Capital (RBC). Dalam ketentuan tersebut,

4 4 penyesuaian pemenuhan kebutuhan RBC dilakukan dengan target angka dan toleransi waktu yang sangat longgar dan protektif. Yakni ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120% dari batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM) yang telah ditetapkan BAPEPAM pada tahun Namun pada perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya 100% dari BTSM, Bapepam tidak langsung mengenakan sanksi administratif tetapi diberi kesempatan untuk memperbaiki kondisi keuangan sesuai dengan jangka waktu yang dimuat dalam rencana penyehatan. Apabila pada jangka waktu yang sudah ditetapkan perusahaan tersebut belum bisa memperbaiki kondisi keuangannya, maka perusahaan tersebut akan dikenakan sanksi administratif secara berurutan sebagai berikut : SP I, SP II, SP III, pembatasan kegiatan usaha sampai pencabutan perizinan usaha berdasarkan ketentuan SK (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No.423/KMK.06/2003 tentang pemeriksaan perusahaan perasuransian yang menyatakan bahwa pemeriksaan perusahaan asuransi dilakukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Menurut Merawati (2002) dalam penelitiannya Early Warning System (EWS) adalah tolok ukur perhitungan dari The National Association of Insurance Commissioners (NAIC) atau lembaga pengawas badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi. Disamping itu, sistem ini dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan kesulitan keuangan dan operasi perusahaan asuransi di masa yang akan datang. Negara-negara lain di luar Amerika Serikat yang menerapkan sistem ini melakukan sedikit modifikasi terhadap rasio-rasio yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Dimana dalam perhitungannya dapat melakukan pengukuran kinerja keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang pengukurannya dilihat dari aspek-aspek rasio keuangan yaitu rasio Likuiditas (Liabilities of Liquid Assets Ratio), rasio Solvabilitas (Solvency Margin), rasio Profitabilitas (Profitabiity Ratio), dan rasio Stabilitas Premi (Stability Premi). Berdasarkan hal tersebut, maka perhitungan tentang pengawasan kinerja perusahaan asuransi sangatlah penting guna memberikan informasi kepada masyarakat umumnya yang berpartisipasi dengan perusahaan asuransi dan untuk

5 5 melindungi kepentingan masyarakat luas terutama untuk menjaga apakah perusahaan asuransi setiap saat dapat memenuhi kewajibannya kepada tertanggung baik itu pada asuransi syariah ataupun konvensional. Karena pengawasan kinerja keuangan industi asuransi bertujuan untuk mempertahankan lalu mengembangkan industri asuransi. Untuk mengetahui baik atau tidaknya kinerja perusahaan khususnya yang dibahas pada penelitian ini adalah perusahaan asuransi dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat secara berkala atau periodik, misalnya triwulanan, kuartalan, semesteran, atau tahunan. Laporan keuangan yang dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan terdiri dari neraca (balance sheet) dan laporan rugilaba (income statement). Selain itu juga laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan. Kinerja keuangan dari suatu perusahaan merupakan gambaran dari laporan keuangan sebuah perusahaan, karena di dalam laporan keuangan ini terdapat perkiraan-perkiraan seperti aktiva, kewajiban, modal dan profit dari perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan dengan membandingkan nilai rasio perusahaan jika dihitung dengan ketentuan konvensional dan dengan ketentuan syariah. Selain itu, dengan penelitian ini dapat diketahui batasan nilai rasio RBC dan rasio EWS perusahaan asuransi. Adapun perusahaan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan asuransi syariah dan konvensional yang ada di Indonesia. Fungsi asuransi sendiri baik asuransi syariah ataupun asuransi konvensional adalah sama, yaitu sebagai lembaga keuangan nonbank yang berperan dalam kegiatan perlindungan risiko atau kerugian yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang. Perbedaannya pun hanya terletak pada sistem masing-masing usaha yang digunakan, sistem yang digunakan perusahaan asuransi syariah sesuai dengan tuntutan agama dan bersih dari gharar (ketidakpastian), maisir (judi) dan riba dimana hal tersebut dimiliki oleh asuransi konvensional. Penelitian lain yang membahas tentang kinerja perusahaan asuransi sebagai pembanding dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Kodijah (2008) tentang analisis perbandingan tingkat kesehatan asuransi

6 6 kerugian antara asuransi konvensional dan asuransi syariah dengan menggunakan metode riks based capital (RBC). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah dari metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja perusahaan menggunakan dua metode, yaitu metode Risk Based Capital (RBC) dan Earning Warning System (EWS). Sedangkan penelitian lain hanya menganalisis menggunakan salah satu metode, yaitu meneliti dengan menggunakan metode Risk Based Capital (RBC). Penelitian lain juga rata-rata membahas perusahaan asuransi yang menggunakan sistem operasional yang sama yaitu perusahaan asuransi dengan sistem konvensional saja atau perusahaan asuransi dengan sistem syariah saja dan membandingkan perusahaan yang sama dengan tahun laporan keuangan yang berbeda. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional (Studi Kasus pada PT. Asuransi Takaful Keluarga, PT. Asuransi Ramayana, PT. Prudential Life Assurance, PT. AXA Mandiri Financial Service, PT. Panin Life, dan PT. Asuransi Sinar Mas Periode Penelitian ). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah berdasarkan metode RBC dan metode EWS selama periode penelitian ? 2. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan asuransi konvensional berdasarkan metode RBC dan metode EWS selama periode penelitian ? 3. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional, selama periode penelitian dan perusahaan asuransi mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik?

7 7 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang dapat diproses dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang didapat selama kuliah dan berdasarkan literatur perasuransian. Setelah itu data tersebut digunakan untuk menyusun skripsi guna menyelesaikan studi pada program studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah berdasarkan metode RBC dan metode EWS selama periode penelitian Menganalisis kinerja keuangan perusahaan asuransi konvensional berdasarkan metode RBC dan metode EWS selama periode penelitian Menganalisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional, selama periode penelitian Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah penulis hanya membahas mengenai elemen-elemen yang terkait dengan laporan keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga, PT. Asuransi Ramayana, PT. Prudential Life Assurance, PT. AXA Mandiri Financial Service, PT. Panin Life, dan PT. Sinar Mas selama lima tahun terakhir, yaitu periode yang digunakan untuk memperoleh gambaran perbandingan kinerja keuangan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional yang diukur dengan menggunakan pendekatan Risk Based Capital (RBC) atau Batas Tingkat Solvabilitas dari Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan Keputusan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan (DJLK) No. Kep.3607/LK/2004 tentang pedoman perhitungan batas tingkat solvabilitas yang dapat mengukur suatu perusahaan solven (sehat) atau tidak. Serta perhitungan kinerja keuangan dengan menggunakan Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini yang merupakan tolok ukur perhitungan dari The National Association of Insurance Commissioners (NAIC) atau lembaga pengawas badan

8 8 usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi. Negara-negara lain di luar Amerika Serikat yang menerapkan sistem ini melakukan sedikit modifikasi terhadap rasio-rasio yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan. Dimana dalam perhitungannya dapat melakukan pengukuran kinerja keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan dan pengukurannya mempergunakan rasio-rasio keuangan yang mewakili setiap aspek penilaian kinerja keuangan yaitu rasio Likuiditas (liabilities of liquid assets ratio), rasio Tingkat Kecukupan Dana (adequacy of capital funds), rasio Beban Klaim (incurred loss ratio), dan rasio Retensi Sendiri (retention ratio). 1.5 Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan suatu dasar dalam pengambilan keputusan mengenai sehat (solven) atau tidaknya kondisi keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga, PT. Asuransi Ramayana, PT. Prudential Life Assurance, PT. AXA Mandiri Financial Service, PT. Panin Life, dan PT. Sinar Mas dengan menggunakan metode RBC (Risk Based Capital) / Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) serta metode EWS (Early Warning System). 2. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi penulis dengan masalah yang diuraikan dan membantu kuliah dan praktek menyusun skripsi guna menyelesaikan studi pada program studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. 3. Bagi pihak ketiga Penelitian ini berguna untuk memberikan pandangan yang luas dan menambah wawasan mengenai bidang usaha perasuransian serta dapat menjadi tolok ukur (milestone) pilihan asuransi yang aman dan sesuai dengan pilihan kita serta menumbuhkan rasa kepercayaan (brand image) bagi para investor atau

9 9 masyarakat yang akan bekerjasama dengan lembaga keuangan asuransi atau menggunakan produk asuransi. 1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Lembaga keuangan di Indonesia terdiri dari dua lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan bank, dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Menurut Nurastuti (2011:53) lembaga keuangan non bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan asset non finansial atau asset riil. Salah satu lembaga keuangan non bank yang ada di Indonesia adalah perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan dalam bidang usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan dana publik sebenarnya tidak berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Pada dasarnya perusahaan asuransi dalam kegiatannya, secara terbuka mengadakan penawaran / menawarkan suatu perlindungan / proteksi serta harapan pada masa depan yang akan datang kepada individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat atau institusi-institusi lain, atas kemungkinan menderita kerugian lebih lanjut karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak tentu atau belum pasti. Menurut UU No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian pengertian asuransi adalah: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan salah satu cara pembayaran ganti rugi kepada pihak yang mengalami musibah,

10 10 yang dananya diambil dari iuran premi seluruh peserta asuransi. Objek asuransi adalah benda dan jasa, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya. Ada beberapa unsur dalam asuransi, yaitu : 1. Tertanggung : anda atau badan hukum yang memiliki atau berkepentingan atas harta benda. 2. Penanggung : pihak yang menerima premi asuransi dari tertanggung dan menanggung risiko atas kerugian / musibah yang menimpa harta benda yang diasuransikan. 3. Suatu peristiwa. 4. Kepentingan. Perusahaan asuransi menghimpun dana yang cukup besar dimana dana tersebut merupakan pengelolaan keuangan yang mendasar dalam sebuah perusahaan. Hal ini dikarenakan dari dana inilah digunakan untuk seluruh kegiatan operasional perusahaan asuransi seperti pendapatan premi, beban klaim, maupun penawaran surat berharga perusahaan di pasar modal dilakukan. Selain untuk kegiatan operasional, pengelolaan keuangan juga merupakan salah satu faktor utama dalam penilaian performa perusahaan. Baik atau tidaknya pengelolaan keuangan perusahaan menjadi indikasi penilaian terhadap perusahaan tersebut. Penilaian perusahaan tersebut dapat dilihat melalui laporan keuangan, bagaimana kondisi keuangan setiap perusahaan sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas kepada masyarakat ataupun insititusi-institusi yang bekerjasama dengan perusahaan. Pengertian laporan keuangan menurut Harahap (2004:105) adalah : Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menggambarkan kinerja keuangan suatu perusahaan, karena kinerja perusahaan bisa baik, kurang baik, dan konstan. Kinerja perusahaan yang baik merupakan hasil dari penggunaan segala sumber dana secara optimal, efektif, dan efisien. Dengan kinerja perusahaan yang baik merupakan modal

11 11 perusahaan untuk mengembangkan usahanya, memperoleh kredibilitas serta kemampuan perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Menurut Husnan (2007:70), diantara alat-alat analisis kinerja keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kelemahan atau kekuatan yang yang dihadapi oleh perusahaan dibidang keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio pada dasarnya merupakan kejadian masa lalu, oleh karena itu faktor-faktor yang mungkin ada pada periode yang akan datang, akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil usaha di masa yang akan datang. Untuk itu seorang analis dituntut agar dapat memberikan hasil analisis dan interprestasi yang baik dan cermat, sebab hasil analisis akan bermanfaat dalam menentukan kebijakan manajemen keuangan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan data secara historical (dari waktu ke waktu) untuk mengamati kecenderungan yang terjadi atau bisa juga membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang masih dalam industri yang sama serta pada periode tertentu. Rasio keuangan menurut Gitman (2006:54) adalah : Rasio analysis of a firm s financial statement is of interest to shareholders, creditors, and the firm own management. Both current and prospective shareholders are interested in the firm s current and future level of risk and return. Analisis rasio keuangan perusahaan asuransi dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan Risk Based Capital (RBC) atau Batas Tingkat Solvabilitas yang merupakan selisih antara kekayaan terhadap kewajiban yang perhitungannya didasari pada cara perhitungan tertentu sesuai dengan sifat usaha asuransi dan pendekatan Early Warning System atau sistem peringatan dini yang membantu perusahaan agar terhindar dari kemungkinan kesulitan keuangan dimasa yang akan datang. Pendekatan Risk Based Capital berdasarkan SK (Surat Keputusan Menteri Keuangan) No.424/KMK.06/2003 tentang perhitungan tingkat Solvabilitas dengan metode Risk Based Capital (RBC) menjelaskan tentang,

12 12 penyesuaian pemenuhan kebutuhan RBC dilakukan dengan target angka dan toleransi waktu yang sangat longgar dan protektif. Yakni ketentuan minimum tingkat solvabilitas sebesar 120% dari batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM) yang telah ditetapkan BAPEPAM. Pengertian Risk Based Capital (RBC) menurut Muspa (2007) adalah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan asuransi dengan mengaitkan risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Sedangkan pendekatan Early Warning System (EWS) menurut Merawati (2002) adalah tolok ukur perhitungan dari The National Association of Insurance Commissioners (NAIC) atau lembaga pengawas badan usaha asuransi Amerika Serikat dalam mengukur kinerja keuangan dan menilai tingkat kesehatan perusahaan asuransi. Disamping itu, sistem ini dapat memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan kesulitan keuangan dan operasi perusahaan asuransi di masa yang akan datang. Dimana dalam perhitungannya dapat melakukan pengukuran kinerja keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang pengukurannya dilihat dari aspek-aspek rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (liabilities of liquid assets ratio), rasio solvabilitas (solvency margin), rasio profitabilitas (profitability ratio), dan rasio stabilitas premi (premium stability ratio). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini lebih spesifik yaitu rasio likuiditas (liabilities of liquid assets ratio), rasio tingkat kecukupan dana (adequacy of capital funds), rasio beban klaim (incurred loss ratio), dan rasio retensi sendiri (retention ratio). Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya (jangka pendek). Menurut Gitman (2006:58) rasio likuiditas adalah : A firm s ability to satisfy its short-term obligations as they come dye. Dimana rumus rasio likuiditas sebagai berikut : Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan

13 13 menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Jika tingkat likuditas perusahaan yang diukur dalam keadaan baik, maka memberikan indikasi bahwa kinerja perusahaan dalam keadaan baik karena mampu membayar semua kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dan memberikan dampak positif terhadap peningkatan modal perusahaan. Rasio likuiditas perusahaan dinyatakan baik apabila tidak melebihi batas maksimum sebesar 120%. (Agustina:2011) Sesuai dengan nama rasionya, menurut Sihombing (2005) dalam penelitiannya rasio tingkat kecukupan dana mengukur tingkat kecukupan sumber dana perusahaan dalam kaitannya dengan total operasi yang dimiliki perusahaan. Dimana rumusnya sebagai berikut : Rasio ini merupakan gambaran seberapa besar modal sendiri yang digunakan sebagai sumber dana bagi total sumber daya untuk aktivitas perusahaan. Rasio tingkat kecukupan dana dinyatakan baik apabila melebihi batas minimum sebesar 33%. (Sihombing:2005) Sedangkan rasio beban klaim (incurred loss ratio) digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perolehan laba perusahaan serta berfungsi menjaga likuiditas perusahaan. Apabila nilai rasionya buruk, maka sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan asuransi dalam melaksanakan fungsi teknis asuransi (underwritting). Berkaitan dengan nilai underwriting maka batasan minimum nilai rasio beban klaim adalah 40% yang dikutip dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2011). Dimana rumus dari beban klaim (incurred loss ratio) sebagai berikut : Rasio terakhir yang dijadikan tolok ukur rasio EWS adalah rasio retensi sendiri, yang mengukur tingkat retensi perusahaan atau mengukur berapa besar premi yang ditahan sendiri dibandingkan premi yang diterima secara langsung. Dimana rumusnya adalah sebagai berikut : (Sihombing:2005)

14 14 Rasio retensi sendiri dinyatakan baik apabila melebihi batas minimum sebesar 33% yang dikutip dalam penelitian analisis rasio perusahaan asuransi yang dilakukan oleh Sihombing (2005). Beberapa penelitian sebelumnya berdasarkan analisis yang dilakukan Merawati (2002) tentang penilaian kinerja dengan risk based capital dan early warning system menyatakan bahwa penilaian kinerja perusahaan asuransi merupakan salah satu kebutuhan masyarakat, khususnya dalam upaya mendapatkan perlindungan asuransi yang terjamin. Analisis yang dilakukan Muspa (2007) dengan menggunakan Early Warning System (EWS) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan asuransi berdasarkan laporan keuangan periode memperlihatkan penurunan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kodijah (2008) mengenai analisis perbandingan tingkat kesehatan asuransi kerugian antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah dengan menggunakan metode risk based capital periode penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kesehatan perusahaan asuransi kerugian konvensional tidak lebih baik daripada perusahaan asuransi kerugian syariah. Berdasarkan hasil dari perbandingan kinerja keuangan diketahui Nawangsih (2008) bahwa tingkat solvabilitas kedua perusahaan ini melebihi dari yang ditetapkan pemerintah (Departemen Keuangan) yaitu diatas 120 %. Dan dalam segi pemenuhan kewajiban jangka pendek (likuiditas), polis, pengelolaan risiko yang diambil serta bantalan untuk berjaga-jaga dalam permodalan PT. Asuransi Takaful Keluarga lebih baik dibandingkan dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia. Walaupun portofolio investasi perusahaan syariah terbatas namun pengelolaan manajemen yang efisien mampu menarik masyarakat dalam memilih produknya. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa risk based capital, dan early warning system dapat menjadi faktor analisis kinerja perusahaan asuransi syariah maupun konvensional. Perbedaan antara risk based capital dan early warning system menurut Cardo (2005) yaitu dalam hal menilai kinerja

15 15 perusahaan asuransi. Risk Based Capital memperhitungkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan, ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang, perbedaaan antara beban klaim yang diperkirakan dan ketidakmampuan reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim yang tidak ada didalam Early Warning system. Sedangkan Early Warning System memasukkan unsur-unsur rasio keuangan, produktifitas, profitabilitas serta pertumbuhan dalam perhitungannya, sementara Risk Based Capital hanya memasukkan unsur rasio solvabilitas yang belum dapat menjelaskan secara jelas tentang kinerja keuangan perusahaan asuransi. Dari uraian diatas, maka dapat disusun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

16 16 Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Lembaga keuangan Lembaga Keuangan Bank Lembaga Keuangan Non Bank Asuransi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional Laporan Keuangan Kinerja Perusahaan Analisis Rasio Risk Based Capital Earning Warning System Rasio Likuiditas Rasio Tingkat Kecukupan Dana Rasio Beban Klaim Rasio Retensi Sendiri Keterangan : : yang diteliti : yang tidak diteliti

17 17 Berdasarkan bagan di atas maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dengan Perusahaan Asuransi Konvensional dengan metode Risk Based Capital. 2. H 2a : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dengan Perusahaan Asuransi Konvensional dengan metode EWS yang diwakili rasio Likuiditas. 3. H 2b : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dengan Perusahaan Asuransi Konvensional dengan metode EWS yang diwakili rasio Tingkat Kecukupan Dana. 4. H 2c : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dengan Perusahaan Asuransi Konvensional dengan metode EWS yang diwakili rasio Beban Klaim. 5. H 2d : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dengan Perusahaan Asuransi Konvensional dengan metode EWS yang diwakili rasio Retensi Sendiri. 1.7 Metode Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam explanatory. Dimana pengertian explanatory menurut Nazir (2003:63) adalah: Suatu jenis penelitian yang berguna untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel variabel melalui hipotesis. Survey dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan pengambilan data sekunder berupa laporan keuangan melalui internet yang diambil dari website perusahaan yang diteliti.

18 18 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan komparatif. Dimana pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2003:45), yaitu : Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari metode penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan pengertian metode komparatif menurut Sugiyono (2005:11) sebagai berikut : Metode komparatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat membandingkan. Dalam penelitian ini peneliti berkeinginan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional. Oleh karena itu variable yang digunakan adalah kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dan perusahaan asuransi konvensional selama periode Sedangkan indikator yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan metode RBC dan metode EWS. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji beda rata-rata berpasangan atau uni-t dependen pada data berpasangan yaitu Paired Sample T Test. Dalam penelitian ini penulis ingin membandingkan kinerja keuangan perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional, apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dalam hal ini data yang diperoleh berasal dari situs / / / / /

19 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian tidak secara langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke pojok bursa di Perpustakaan Universitas Widyatama untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan guna memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan selama 5 tahun yaitu periode Dan juga di Perpustakaan Magister Manajemen UNPAD Jl. Dipati Ukur No. 35, Bandung. Sedangkan waktu penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Juni 2013.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dengan bank yaitu perusahaan investasi yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selama lima tahun belakangan yaitu tahun 2011 hingga 2015, aset industri

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selama lima tahun belakangan yaitu tahun 2011 hingga 2015, aset industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang baik. Selama lima tahun belakangan yaitu tahun 2011 hingga 2015, aset industri asuransi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dibandingkan adalah kondisi dari PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., PT Panin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan dibandingkan adalah kondisi dari PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., PT Panin BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG PALEMBANG Maria Indah Agustina Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Asuransi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri asuransi syariah di Indonesia pada lima tahun terakhir terindikasi mengalami perlambatan pertumbuhan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut William G. Zikmun, et al (2009:118) mengenai variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang memiliki variasi nilai atau yang merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Industri jasa asuransi merupakan salah satu pilar keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Industri jasa asuransi merupakan salah satu pilar keuangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri jasa asuransi merupakan salah satu pilar keuangan, gunanya untuk memproteksi usaha dari segala macam bentuk kecelakaan yang tidak diinginkan. Usaha asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada saat ini kemajuan teknologi didalam dunia usaha khususnya di Indonesia sangatlah berkembang. Maka dari itu dilihat dari sisi perusahaan untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang, industri asuransi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan lagi pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Peneltian pertama yang dilakukan oleh Karuniawati (2007) dengan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Jiwasraya. Hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH FINANCIAL EARLY WARNING SIGNAL TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH FINANCIAL EARLY WARNING SIGNAL TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 3, Desembers 2012, Hlm. 239-245 PENGARUH FINANCIAL EARLY WARNING SIGNAL TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 JURNAL AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 2 Nomor 2, Desember 2016 55 ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 ANALYSIS FINANCIAL PERFORMANCE BASED

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asuransi adalah suatu perjanjian yang mana penanggung mengikatkan diri kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asuransi adalah suatu perjanjian yang mana penanggung mengikatkan diri kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah suatu perjanjian yang mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan suatu penggantian

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE 2008-2012 SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan asuransi merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan non bank yang memberikan jasa perlindungan kepada masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu konsep penting dalam akuntansi konvensional adalah going

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu konsep penting dalam akuntansi konvensional adalah going BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Salah satu konsep penting dalam akuntansi konvensional adalah going concern. Going concern, adalah suatu keadaan dimana perusahaan dapat tetap beroperasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga intermediasi secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu lembaga depositori, lembaga intermediasi investasi, dan lembaga intermediasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortage

BAB I PENDAHULUAN. berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tahun 2008, terjadi krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat. Ini berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan (subprime mortage default).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari peran Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Isu globalisasi memang tidak dapat dielakkan lagi. Isu ini terus berkembang dan semakin terasa wujudnya terutama pada tahun-tahun terakhir dekade 90-an.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, factual dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masuknya era globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masuknya era globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya era globalisasi ditandai dengan semakin berkembangnya ekonomi dan teknologi yang sangat pesat, hal ini memungkinkan datangnya resiko besar pula yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pola kehidupan manusia yang semakin maju pada saat ini akan mempengaruhi risiko yang akan terjadi pada kehidupan manusia itu sendiri. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Kurniawan (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio

BAB II URAIAN TEORITIS. Kurniawan (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kurniawan (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio Rasio Early Warning System dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Harga Saham (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat, perusahaan asuransi dituntut untuk profesional dalam pengelolaannya. Salah satu tuntutannya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Perusahaan Asuransi Istilah asuransi mengacu pada pertanggungan atau perlindungan finansial yang terkait dengan pergantian kerugian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan perhitungan Early Warning System (EWS). Menurut Satria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan perhitungan Early Warning System (EWS). Menurut Satria BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Early Warning System Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan dan mengolahnya menjadi suatu informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri asuransi jiwa syariah kian berkembang di Indonesia. Perkembangan industri tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dalam 8 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak pertengahan tahun 1997, Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang Rupiah terhadap mata uang asing,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pada sub bab ini peneliti terduhulu yang sudah melakukan penelitian adalah: 1. Kirmizi dan Susi Surya Agus, 2011 Peneliti ini mengambil judul Pengaruh Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Kemudian dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri perusahaan asuransi di Indonesia sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi risiko yang dihadapi oleh masyarakat setiap saat, kemudian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya perlindungan dari berbagai risiko, dapat menimbulkan kerugian financial

BAB I PENDAHULUAN. upaya perlindungan dari berbagai risiko, dapat menimbulkan kerugian financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan sangat penting peranannya dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam industri perbankan sendiri, bank memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa keuangan bagi nasabah-nasabahnya, dimana pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan kehadiran industriindustri baru, yang salah satunya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Asuransi Bumiputera sebagai perusahaan asuransi pelopor di Indonesia, yang keberadaannya masih berada di tingkat tertinggi dalam dunia perasuransian,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Early Warning System

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Early Warning System 58 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Early Warning System pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek penelitian. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek penelitian. Populasi 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat modern. Sistem pembayaran dan intermediasi hanya dapat terlaksana bila ada sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gejolak krisis keuangan global telah mengubah tatanan perekonomian dunia. Krisis global yang berawal di Amerika Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan dampaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Karena pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan ekonomi dan bisnis di tingkat nasional ataupun dunia meningkat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai jenis perusahaan, baik itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan mencerminkan kinerja suatu perusahaan dan berguna bagi para pemakainya, baik pihak eksternal maupun internal dalam melakukan pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini perkembangan industri asuransi sangat pesat. Kehadiran industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini perkembangan industri asuransi sangat pesat. Kehadiran industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan industri asuransi sangat pesat. Kehadiran industri tersebut merupakan hal yang rasional dan tidak terelakan pada situasi sekarang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari anggota masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab sektor perbankan mempunyai tugas utama sebagai lembaga penghimpun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, antara lain diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012) Candra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat, hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember 2003 terdapat 2 Bank

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi kondisi perekonomian yang sangat kompetitif, setiap perusahaan dituntut untuk mengerahkan seluruh sumber daya secara optimal hanya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan kebijakan pemerintah dalam bidang perbankan antara lain adalah paket deregulasi Tahun 1983, paket kebijakan 27 Oktober 1988, paket kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak mulai didirikannnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 maka ekonomi syariah mulai banyak dikenal masyarakat dan mengalami perkembangan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang diolah dalam Tugas Akhir ini diambil dari PT. Central Asia Tbk. Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan adalah data time series,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau memenangkan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu lembaga perbankan perlu meningkatkan kinerja untuk

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perbankan syariah di Indonesia muncul pada tanggal 1 Mei 1992, yaitu sejak berdirinya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Pada awalnya bank yang menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam hukum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam hukum BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Asuransi a. Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa inggris insurance, yang berarti pertanggungan. Dalam bahasa Belanda asurantie yang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis dan keberadaannya sangat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis dan keberadaannya sangat mutlak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis dan keberadaannya sangat mutlak dalam pembangunan ekonomi sebagai lembaga keuangan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian suatu negara. Bank di dalam perekonomian sebagai lembaga perantara keuangan, yang dimana perbankan merupakan salah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Bab 1. Pendahuluan. Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Bab 1 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Tahun 1998-1999 adalah tahun peralihan, di mana pada tahun-tahun ini Indonesia menghadapi banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, peran serta masyarakat telah aktif dalam pembiayaan pasar modal. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab sebelumnya, maka dapat di ambil simpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Capital Adequacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian dikarenakan bank berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian data diambil dari situs resmi PT. Bank Permata,Tbk (https://www.permatabank.com) dan PT. Bank Panin, Tbk (http://www.panin.co.id).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai lembaga perantara (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci