TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Lhelyana Prihatin NIM B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

2

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, SST, Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Wahyu Dwi Agussafutri, SST,Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Drs.Sutaryo M.Si, Kepala Sekolah SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk dijadikan objek penelitian. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juni 2015 Penulis

5 Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Lhelyana Prihatin NIM B TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SMP N 2 MOJOLABAN SUKOHARJO Xii + 37 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang: Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Indonesia sudah mulai mengalami peningkatan dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % pada tahun Namun proporsi penduduk Jawa Tengah yang berperilaku benar dalam cuci tangan hanya 49,5 % (Kemenkes RI, 2014). Tujuan: Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, sedangkan untuk tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi penelitian diambil di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tanggal 13 April 2015, populasi penelitian 959 siswa, teknik pengambilan sampel dengan proportionate stratified random sampling sehingga diperoleh sampel 240 siswa. Instrumen penelitian dengan kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis univariate. Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian terhadap 240 siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, yang berpengetahuan baik sebanyak 32 siswa (13,3%), berpengetahuan cukup sebanyak 173 siswa (72,1%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 35 siswa (14,6%). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 173 siswa (72,1%). Kata Kunci : Pengetahuan, peserta didik, cuci tangan pakai sabun. Kepustakaan : 19 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)

6 MOTTO Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh :6). Menjadi pribadi yang jujur adalah cara kita meraih kesuksesan di masa depan kelak(penulis). Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. PERSEMBAHAN Dengan rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini Penulis persembahkan untuk: Allah SWT dzat yang maha sempurna, yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya. Ibu dan ayah yang selalu memberikan penulis semangat, doa dan kasih sayang yang tulus selama ini. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Almamater tercinta Pembaca yang budiman

7

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN viii CUCICULUM VITAE.. ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 8 B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi danwaktu Penelitian C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional... 23

9 F. Instrumen Penelitian G. Teknik Pengumpulan Data H. Metode Pengolahan dan Analisis Data I. Etika Penelitian J. Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian. 32 B. Hasil Penelitian C. Pembahasan 33 D. Keterbatasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. 36 B. Saran 36 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Cuci Tangan Pakai Sabun. 23 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo 33 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 34

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori 18 Gambar 2.2 Kerangka Konsep 19 Halaman

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian( Dalam Bentuk Tabel ) Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden (Informed Concent) Lampiran 10 Perhitungan Sampel Lampiran 11 Kuesioner Penelitian Lampiran 12 Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 13 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 14 Data Hasil Uji Validitas Lampiran 15 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 16 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 17 Dokumentasi Lampiran 18 Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir )

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga intervensi untuk meningkatkan produktifitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena, itu pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden RI mencanangkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan yang artinya setiap sektor harus mempertimbangkan dampak pembangunan terhadap kesehatan (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014), kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya yaitu dengan tindakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Prof. Ali Ghufron memaparkan pada hasil Riskesdas Tahun 2013, proporsi penduduk umur > 10 tahun yang berperilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia telah meningkat dari 23,2 % pada tahun 2007 menjadi 47,0 % pada tahun Oleh karena itu, upaya besar perlu dilakukan dengan dukungan semua pihak agar perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menjadi kebiasaan sehari-hari. Pemantauan tentang PHBS di Indonesia meliputi pengetahuan, sikap dan perilaku. Pengetahuan, sikap dan perilaku dikumpulkan pada penduduk umur 10 tahun. Jumlah sampel sebesar orang. Topik yang dikumpulkan meliputi perilaku higienis (BAB dan perilaku cuci tangan),

14 penggunaan tembakau, aktivitas fisik, perilaku konsumsi buah dan sayur, makanan beresiko (makan/minum manis, makanan asin, makanan berlemak, makanan dibakar, makanan olahan dengan pengawet, bumbu penyedap, kopi, dan minuman berkafein buatan bukan kopi ) dan konsumsi makanan olahan dari tepung terigu. Proporsi penduduk di Jawa Tengah yang berperilaku benar dalam cuci tangan yaitu 49,5 % (Riskesdas, 2013). Pada tahun , penyakit yang paling sering diderita oleh warga di wilayah Sukoharjo yaitu ISPA dengan persentase 33,25% pada tahun 2009, 42,30% pada tahun 2010 dan 40,20% pada tahun Pada hasil studi kasus WHO (2007) yang menyebutkan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dasar dapat menurunkan kejadian diare 32%, perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 45% dan perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga 39%. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku tersebut, diare menurun sebesar 94% (DKK Sukoharjo, 2011). Perilaku cuci tangan yang sering dilakukan akan mengurangi penyebaran infeksi dari kedua belah tangan petugas kesehatan, tetapi juga dari setiap orang. Misalnya, khusus pada anak-anak, mencuci kedua belah tangan mereka dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet, menggendong bayi, mengganti pakaian bayi yang kotor, atau melakukan tugas lainnya (membersihkan sayur-sayuran, daging segar atau ikan) yang secara potensial mengontaminasi kedua belah tangan, akan dapat mengurangi penyakit diare sekitar 45% sehingga menyelamatkan nyawa sejuta anak setiap tahun. Kemudian, pada sebuah studi yang berskala besar, pihak militer Amerika

15 Serikat menemukan bahwa ketika tentara mencuci kedua belah tangan mereka lima atau enam kali sehari maka sakit pilek, batuk, dan influenza pada umumnya berkurang hingga 43% (Bossemeyer, dkk, 2004). Cuci tangan adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir (Kusmiyati, 2010). Jika tangan bersifat kotor, maka tubuh sangat beresiko terhadap masuknya mikroorganisme. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif meghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Masalah-masalah yang sering muncul karena kurangnya kepedulian terhadap cuci tangan pakai sabun akan dapat timbul penyakit seperti diare, ISPA, kolera, cacingan, flu, dan Hepatitis A. (Proverawati dan Rahmawati, 2012) Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Kusmiyati, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 22 Oktober 2014 pada siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, didapatkan data jumlah siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316 siswa,dan siswa kelas IX sebanyak 322 siswa. Setelah dilakukan wawancara tidak

16 terstuktur pada 10 siswa didapatkan hasil 5 siswa dapat menjawab 4 dari 10 pertanyaan dengan benar, 2 siswa dapat menjawab 6 dari 10 pertanyaan dengan benar dan 3 siswa hanya dapat menjawab 3 dari 10 pertanyaan dengan benar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat masalah penelitian yaitu Bagaimana tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat cukup.

17 c. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo pada tingkat kurang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian lanjutan. 2. Bagi peneliti Diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang cuci tangan pakai sabun ini, maka peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dari perkuliahan dan menjadi pengalaman yang nyata dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi institusi a. SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo Diharapkan memberi masukan kepada institusi untuk meningkatkan lagi kesadaran para siswa akan pentingnya cuci tangan pakai sabun dan dalam hal ini dapat menjadi faktor yang mempermudah terjadinya penularan pengetahuan dan kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun pada murid sekolah tersebut. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan dapat menambah referensi, baik untuk institusi maupun para dosen dalam memberikan materi kepada mahasiswa tentang cuci tangan pakai sabun.

18 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Kristiyah (2014), dengan judul Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas VII Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 3 Gondangrejo Karanganyar Tahun Hasil penelitian ini adalah siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 3 siswa (4%), berpengetahuan cukup sebanyak 69 siswa (92%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 siswa (4%). Populasi pada penelitian ini berjumlah 75 siswa. Sampel yang digunakan sejumlah 75 siswa karena populasi <100 maka semua populasi dijadikan sampel. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan variabel yang dipakai yaitu variabel tunggal. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2011), dengan judul Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di SD N Bulukantil Surakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan rancangan one group pretest-postest design. Objek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Bulukantil Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 47 orang. Hasil penelitian nilai t hitung variabel pengetahuan adalah -8,578 sedangkan nilai t hitung untuk variabel sikap adalah -7,245 dengan menggunakan

19 uji statistic paired t-test nilai p value variabel pengetahuan sebesar 0,000 < 0,05 sedangkan nilai p value variabel sikap sebesar 0,000 < 0,05. Maka disimpulkan ada pengaruh pemberian penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan dan sikap tentang mencuci tangan pada siswa SD kelas V. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiyah yaitu pada teknik sampling. Penelitian ini menggunakan teknik sampling proportionate stratified random sampling, untuk penelitian yang dilakukan Kristiyah menggunakan sampling jenuh. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati yaitu pada variabel, jenis rancangan dan teknik sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, jenis rancangan deskriptif kuantitaif, dan teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Sedangkan penelitian Ratna Wati menggunakan variabel ganda, jenis rancangan one group pretest-postest design, dan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) ( Notoatmodjo, 2012). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, disingkat AIETA yang artinya (Notoatmodjo, 2012): 1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. 3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

21 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. b.tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu : 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

22 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilain ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

23 c. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011), pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu: 1. Kategori baik yaitu jika menjawab benar 76% - 100% dari yang diharapkan. 2. Kategori cukup yaitu jika menjawab benar 56% - 75% dari yang diharapkan. 3. Kategori kurang yaitu jika menjawab benar <56% dari yang diharapkan. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu : 1. Faktor Internal a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup.

24 b. Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. c. Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. 2. Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b. Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

25 2.Peserta Didik a. Pengertian Peserta Didik Setiap individu dikatakan sebagai peserta didik apabila ia telah memasuki usia sekolah. Usia 4 sampai 6 tahun, di taman kanak-kanak. Usia 6 atau 7 tahun di sekolah dasar. Usia 13 sampai 16 tahun di SMP dan usia 16 sampai 19 tahun di SLTA. Jadi, peserta didik adalah anak, individu, yang tergolong dan tercatat sebagai siswa di dalam satuan pendidikan (Fatimah, 2010). b. Lingkungan Peserta Didik Menurut Fatimah (2010), peserta didik memiliki tiga lingkungan pendidikan yang pola dan karakteristiknya berbeda-beda yaitu : 1) Lingkungan pendidikan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak. Pendidikan keluarga lebih menekankan aspek moral atau pembentukan kepribadian daripada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Di dalam keluarga, anak berkedudukan sebagai anak didik sedangkan orang tua sebagai pendidiknya. 2) Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan informal yang dikenal oleh anak-anak. Anak sudah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai nilai dan norma sosial. Dalam menjalankan fungsi sebagai media pendidikan, tokoh-

26 tokoh masyarakat memiliki pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakatnya. 3) Sekolah Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang sengaja diciptakan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai media pendidikan bagi generasi muda, khususnya memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupan di kemudian hari. Bagi remaja, sekolah dipandang sebagai lembaga pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya konsep dan wawasan yang berkenaan dengan nasib karier mereka di masa depan. 3. Cuci Tangan Pakai Sabun a. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun Cuci tangan adalah cara untuk membersihkan kedua tangan dari kotoran dan debu yang menempel di tangan dengan dicuci menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuannya adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mokroorganisme sementara. (Bossemeyer,dkk, 2004) Cuci tangan dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti mikrobial, iritasi kulit jauh lebih rendah apabila menggunakan sabun biasa. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa atau kontak langsung dengan pasien,

27 sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT, setelah kedua tangan terkontaminasi (memegang instrument yang kotor dan alat lainnya, menyentuh selaput lendir, darah atau duh tubuh lainnya, kontak yang lama dan intensif dengan pasien serta setelah melepas sarung tangan) (Kusmiyati, 2010). b. Fungsi Cuci Tangan Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012) dan DKK Sukoharjo (2011), fungsi dari cuci tangan diantaranya yaitu : 1) Cuci tangan dapat berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. 2) Untuk pencegahan penyakit seperti diare, kolera, ISPA, cacingan, flu dan Hepatitis A. 3) Menjadikan tangan bersih dan terhidar dari penyakit. 4) Melindungi kesehatan keluarga. 5) Merupakan upaya sederhana, mudah dan terjangkau untuk mencapai sehat. 6) Mendidik anggota keluarga untuk berperilaku bersih. c. Waktu Untuk Mencuci Tangan Menurut Proverawati dan Rahmawati (2012), waktu yang tepat untuk mencuci tangan yaitu : 1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang binatang, berkebun, memegang uang,dll ) 2) Setelah buang air besar

28 3) Setelah menceboki bayi atau anak 4) Sebelum makan dan menyuapi anak 5) Sebelum memegang makanan 6) Sebelum menyusui bayi 7) Sebelum menyuapi anak 8) Setelah bersin, batuk, membuang ingus, setelah pulang dari bepergian, dan 9) Setelah bermain, memberi makan atau memegang hewan peliharaan d. Cara Mencuci Tangan yang Benar Menurut Dinkes Magetan (2014), cara yang tepat untuk cuci tangan adalah sebagai berikut: 1) Basahi kedua tangan dengan air mengalir 2) Beri sabun secukupnya 3) Gosok kedua telapak tangan dan punggung tangan 4) Gosok sela-sela jari kedua tangan 5) Gosok kedua tangan dengan jari-jari rapat 6) Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan kiri ke kanan dan sebaliknya 7) Gosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya 8) Gosok kuku jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya 9) Basuh dengan air mengalir

29 10) Keringkan tangan dengan tisu ( handuk tidak direkomendasikan karena lembab terus menerus dan justru menyimpan bakteri ) 11) Matikan kran air dengan tisu 12) Tangan sudah bersih

30 B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Peserta Didik Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun 1. Pengertian peserta didik 2. Lingkungan peserta didik Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1.Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2.Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan b. Sosial budaya 1. Pengertian cuci tangan pakai sabun 2. Fungsi cuci tangan pakai sabun 3. Waktu untuk mencuci tangan 4. Cara mencuci tangan yang benar Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi : Fatimah (2010), Notoatmodjo (2012), Wawan dan Dewi (2011), Bossemeyer, dkk, 2004, Proverawati dan Rahmawati (2012), dan DKK Sukoharjo (2011)

31 B. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Baik Cukup Kurang

32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif (Notoatmodjo, 2012). Jadi deskriptif kuantitatif adalah cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang berhubungan dengan angka-angka yang diperoleh dari suatu kejadian yang ada di masyarakat. Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah menjelaskan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo.

33 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu yang akan dilakukan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2014 sampai dengan bulan Juni C. Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo yang berjumlah 959 siswa. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2006), penentuan sampel jika besar populasi>100, maka sampel bisa diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Jumlah sampel yang diambil yaitu 25% dari jumlah siswa kelas VII, kelas VIII dan kelas IX yang berjumlah 959 siswa. Untuk siswa kelas IX tidak dijadikan sampel dikarenakan dari pihak sekolah tidak mengijinkan siswa kelas IX untuk dilakukan penelitian oleh karena siswa kelas IX akan difokuskan pada persiapan ujian nasional. Jadi jumlah sampel yang diperoleh yaitu 240 siswa.

34 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menyeleksi porsi dari populasi agar dapat mewakili populasi (Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini sampel memiliki strata yaitu kelas VII dan kelas VIII. Sampel yang dibutuhkan adalah 240 siswa yang diambil dari dua strata yaitu kelas VII dan kelas VIII. Dari hasil perhitungan diperoleh persentase tiap strata kelas VII dan kelas VIII sama yaitu 50%. Dikarenakan persentase tiap strata sama, maka pengambilan sampel tiap strata bisa langsung dibagi dua dari total sampel yang diperoleh. Jadi sampel yang diperoleh untuk tiap kelas sebanyak 12 siswa. Sehingga total sampel yang diperoleh genap 240 siswa. Untuk cara pengambilan sampel dengan dirandom menggunakan undian yang terlebih dahulu sudah ditulis nomor absen siswa dari nomor absen Setelah itu, masing-masing kelas akan diundi sebanyak 12, sehingga nomor absen yang keluar pada saat pengundian tersebut akan dijadikan sebagai sampel.

35 D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo. E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo Nama Indikator Kategori Alat Skala Variabel Ukur Ukur Tingkat Kemampuan siswa 1.Baik :Bila Kuesioner Ordinal Pengetahuan menjawab dengan nilai siswa benar tentang responden tentang cuci tangan pakai (x)> mean +1SD cuci tangan sabun yang 2.Cukup:Bila nilai pakai sabun meliputi:pengertian, responden di SMP N 2 fungsi cuci tangan, mean-1 SD mojolaban waktu untuk cuci x mean +1 SD sukoharjo tangan, dan cara 3.Kurang: Bila nilai cuci tangan. yang diperoleh responden(x)<mean-1 SD F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian

36 yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Menurut Hidayat (2010), skala pengukuran data yang digunakan pada kuesioner yaitu skala Guttman. Skala Guttman adalah skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban dari pertanyaan/ pernyataan dengan jawaban ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilai satu dan apabila skor salah nilainya 0. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun adalah kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang cuci tangan pakai sabun. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favourable) atau pernyataan negatif (unfavourable) dengan pilihan jawaban benar atau salah. Penilaian pernyataan positif (favourable) jika responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 1 dan jika menjawab salah mendapatkan skor 0. Pernyataan negatif (unfavourable) jika responden menjawab dengan benar mendapatkan skor 0 dan jika responden menjawab salah mendapatkan skor 1. Pengisian kuesioner

37 tersebut dengan memberikan tanda check ( ) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Cuci Tangan Pakai Sabun Variabel Indikator Pernyataan Jumlah Favourable Unfavourable Pernyataan Tingkat 1.Pengertian 1,2 3 3 Pengetahuan 2.Fungsi cuci 4,5,6 7*,8*,9 6 tangan pakai sabun 3.Waktu untuk 12,13,16,17 10,11*,14,15,18 12 mencuci tangan 19 20,21 4.Cara mencuci 26*,27,30,34 22,23*,24*,25*, 14 tangan yang benar 35 28,29*,31*,32*, 33 Total Ket: *) = Pernyataan yang tidak valid Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di dalam lokasi penelitian. Uji validitas telah dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dengan 30 siswa dan 35 item pernyataan. Siswa yang mengikuti uji validitas tidak diikutkan dalam penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Pengukuran ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment (Sujarweni dan Endrayanto, 2012) yaitu:

38 Keterangan : N : Jumlah responden r x y : Koefisien korelasi product moment : skor pertanyaan : skor total xy : skor pertanyaan dikalikan skor total Parameter dari hasil uji adalah besarnya koefisien korelasi pearson product moment antara 0,0 sampai 1. Dikatakan valid jika besarnya hitung lebih besar dari tabel (, atau menggunakan software SPSS dikatakan valid jika p- value < 0,05 (Riwindikdo, 2013). Uji validitas dilakukan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dengan menggunakan 35 item pernyataan pada 30 siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien item pernyataan nomor 7, 8, 11, 23, 24, 25, 26, 29, 31, dan 32 kurang dari 0,05 sehingga pernyataan tersebut dianggap tidak valid dan tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya karena sudah ada pernyataan yang dapat mewakili pernyataan tersebut. Jadi, kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari 25 item pernyataan. Nilai hasil p yaitu 0,138.

39 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Menurut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012), dalam penelitian uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronchbach,yaitu : Keterangan : r k σt 2 : koefisien reliabilitas instrument : banyaknya butir pertanyaan : total varians butir : total varians Uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,60 (Sujarweni dan Endrayanto, 2012). Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap 25 item pernyataan di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo didapatkan nilai alpha Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,60 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel. G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi

40 kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari objek yang diteliti (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Dari penelitian ini data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner secara langsung oleh responden tentang cuci tangan pakai sabun. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan sumber lain atau pihak lain (Sunyoto dan Setiawan, 2013). Data sekunder didapatkan dari bagian Tata Usaha (TU) dan diperoleh data siswa kelas VII sebanyak 321 siswa, siswa kelas VIII sebanyak 316 siswa, siswa kelas IX sebanyak 322 siswa, dan jumlah guru, staff/karyawan sebanyak 75 orang. H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dikarenakan data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012).

41 Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah pengolahan data yaitu: a. Editing ( Penyuntingan Data) Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Setelah dilakukan penelitian, peneliti langsung melakukan pengecekan terhadap kuesioner responden. b. Coding (Pengkodean) Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pengkodean pada kategori baik dengan angka 1, kategori cukup dengan angka 2, dan kategori kurang dengan angka 3. c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Memasukkan data yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. d. Pembersihan Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

42 kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data. 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariate adalah analisa deskriptif untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Adapun rumus untuk memperoleh skor persentase menurut Riwindikdo (2013), yaitu sebagai berikut : Untuk mengetahui tingkat perkembangan menurut Riwindikdo (2013), adalah sebagai berikut : a. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD X > 13, (1,84) = X > 15,26 b. Cukup: Bila nilai responden mean 1 SD x mean + 1 SD 13,42 1 (1,84) X 13, (1,84) = 11,58 X 15,26 c. Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD X < 13,42 1 (1,84) = X < 11,58 I. Etika Penelitian Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika (Hidayat, 2010) meliputi :

43 1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan serta manfaat dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan,namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati haknya. 2. Anonymity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil riset. J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.

44 BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo terletak di Jl. Veteran No.69. Batas sebelah utara adalah DesaPalur, batas sebelah selatan adalah Desa Wirun, batas sebelah timur adalah Desa Joho, batas sebelah barat adalah Desa Dukuh. Jarak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Mojolaban dengan jarak ± 1 km. Secara umum, keadaan lingkungan SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo terlihat bersih dan tertata rapi dengan luass ekitar ± m 2. Terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VII ada 10 kelas, kelas VIII ada 10 kelas dan kelas IX ada 10 kelas. Jumlah keseluruhan siswa adalah 959 siswa, jumlah keseluruhan guru, staff/karyawan adalah 75 orang. Fasilitas kesehatan untuk siswa adalah UKS yang dilengkapi dengan kotak obat dan tempat tidur. Adapun sarana prasarana yang meliputi 1 ruang perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 mushola, 1 koperasi, 3 kantin, 1 ruang laboratorium terapan, 1 laboratorium bahasa, 1 ruang ketrampilan dan 1 laboratorium TIK. 32

45 33 B. Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo dapat dilihat pada table hasil analisis gambaran pengetahuan siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun. Tabel 4.1 Tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo No. Tingkat Frekuensi Persentase(%) Mean Standar Pengetahuan Deviasi 1. Baik 32 13,3 13,42 1,84 2. Cukup ,1 3. Kurang 35 14,6 Sumber: Data Primer Jumlah Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gambaran pengetahuan siswa di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo tentang cuci tangan pakai sabun, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan terbanyak pada kategori cukup yaitu 173 siswa (72,1%). Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan umur No. Umur Frekuensi Presentase (%) tahun tahun tahun tahun Total %

46 34 C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo adalah 32 siswa (13,3%) berpengetahuan baik, 173 siswa (72,1%) berpengetahuan cukup, dan 35 siswa (14,6%) berpengetahuan kurang. Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab apa sesuatu itu. Dalam pengetahuan, objek yang disadari memang harus ada sebagaimana adanya. Cuci tangan pakai sabun adalah cara yang paling sederhana, mudah dan murah dan bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit penyebab kematian, seperti diare dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang sering menjadi penyebab kematian anak-anak juga penyakit Hepatitis, Thypus dan Flu burung (KementrianKesehatan RI, 2014). Perilaku mencuci tangan yang benar adalah bila kita mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, ketika tanga kotor (setelah memegang uang, binatang, berkebun, setelah buang air besar, setelah menceboki bayi atau anak), setelah menggunakan pestisida atau insektisida, dan sebelum menyusui bayi(kementriankesehatan RI, 2014).

47 35 Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun mayoritas tingkat pengetahuan siswa berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 173 siswa (72,1%). Dalam hal ini tingkat pengetahuan siswa masih dapat ditingkatkan lagi agar mayoritas siswa dapat berpengetahuan baik dalam hal cuci tangan pakai sabun. D. Keterbatasan 1. Kendala dalam penelitian Selama penelitian terdapat kendala yaitu siswa kelas IX tidak diperbolehkan untuk dilakukan penelitian karena melakukan persiapan ujian. 2. Kelemahan dalam penelitian a. Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam penyusunan alat (kuesioner) yang menggunakan kuesioner tertutup, sehingga responden tidak dapat menguraikan jawabannya selain dari jawaban yang tersedia. b. Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan siswa kelas VII tentang cuci tangan pakai sabun dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diteliti.

48 BAB V PENUTUP Sesuai dengan tujuan yang diharapkan peneliti yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, maka peneliti mengambil 240 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori baik sebanyak 32 siswa (13,3%) 2. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori cukup sebanyak 173 siswa (72,1%) 3. Tingkat pengetahuan siswa dalam kategori kurang sebanyak 35 siswa (14,6%). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswa tentang cuci tangan pakai sabun di SMP N 2 Mojolaban Sukoharjo, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

49 37 1. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan menggunakan kuesioner terbuka sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. 2. Bagi Peneliti Diharapkan peneliti dapat meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman, dan membaca materi khususnya tentang cuci tangan pakai sabun. 3. Bagi Institusi a. SMP N 2 Mojolaban Diharapkan pihak sekolah dapat: 1) Meningkatkan pengetahuan siswa didiknya tentang cuci tangan pakai sabun. 2) Mengaplikasikan perilaku cuci tangan pakai sabun. b. STIKes Kusuma Husada Surakarta Diharapkan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun dengan menggunakan variabel lebih dari satu, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

50 38

51 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bossemeyer, D, Mcintosh, N, Tierjen, L Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta: Tridasa Printer Dinas Kesehatan Magetan Cara Mencuci Tangan Yang Benar. Diakses di tanggal 19 Desember 2014 DKK Sukoharjo Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sukoharjo Tahun Diakses di tanggal 12 November 2014 Fatimah, E Psikologi Perkembangan. Lingkar Selatan: CV Pustaka Setia Hidayat, A Metodologi Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika Kementrian Kesehatan RI Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.Diakses di http// tanggal 4 November 2014 Kusmiyati, Y Ketrampilan Dasar Praktik Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika Notoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Proverawati, A. dan Rahmawati, E Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika Riskesdas Laporan nasional Diakses di http// tanggal 30 November 2014 Riwidikdo, H Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

52 40 Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sujarweni, W. dan Endrayanto, P Statistik Untuk Penelitian.Yogyakarta :Graha Ilmu Sunyoto, D. dan Setiawan, A Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Wawan, A. dan Dewi, M Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian observasional analitik, yaitu untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Jenis ini adalah Survey Analitik yaitu survey atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Survey Analitik yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Dalam penelitian ini, Survey

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan beberapa faktor yang bisa mempengaruhi suatu hasil.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan PHBS yang ada dimasyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel dan mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat BAB III METODA PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional dan dengan pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dimana akan menggali hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan menjalankan terapi diit pada penderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai analitik yaitu survai atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian non eksperimen yaitu deskriptif survei. Deskriptif survei adalah suatu rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan metode cross sectional karena pengambilan data dilakukan dalam sekali waktu pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah correlational dengan pendekatan crosss sectional, yaitu jenis penelitian yang menkankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003) BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi pasien kusta dengan kepatuhan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2011), penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yaitu descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu pengukuran observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

Lebih terperinci