ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING"

Transkripsi

1 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Anselmus Aris Budi Prasetyanto kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

2

3 ANALYSIS AND DESIGNING OF 3D MODELLING CHARACTERS AND BACKGROUNDS OF THE HERO OF MAJAPAHIT GAME USING SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING METHODS ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELLING KARAKTER DAN BACKGROUND GAME THE HERO OF MAJAPAHIT MENGGUNAKAN METODE SUBDIVISION MODELLING & DIGITAL SCULPTING Anselmus Aris Budi Prasetyanto Tonny Hidayat Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Subdivision modeling is a technique where the 3D polygonal modeling starts with geometric shapes. This method is done in stages starting with a low resolution mesh, the revised form, then divide into sub-mesh and adding detail. The process is repeated in order to get a good polygonal detail and can deliver 3D concept in question. Subdivision modeling typically uses Autodesk 3ds Max software, and will be used in modeling the basic characters and backgrounds. Digital Sculpting (Indonesian: mematung secara digital) is a mesh and voxel geometry-based 3D modeling technique. Object is represented by a mesh surface that can pull and push the mesh around it, such as sculpting use clay. Volume objects are the basic elements and will create the subtle modeling and seem real. Digital Sculpting typically use Pixologic ZBrush software, and will be used in the characters and backgrounds modelling that require high detail and beautifully aesthetics. In this paper, the authors will apply the two methods in making 3D modeling "Characters & Backgrounds of The Hero of Majapahit Game" which the render result looks eyecatching, detail, and looks real. Keywords : 3D, Modelling, Subdivision Modelling, Digital Sculping

4 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri hiburan global adalah salah satu bidang yang berkembang sangat pesat dan selalu memunculkan beberapa kemajuan dalam beberapa dekade terakhir. Dapat dikatakan ini terjadi karena beberapa faktor pendukung yang seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan industri hiburan, semisal perkembangan teknologi, kecanggihan sistem pembuatannya. Menurut William Starlings, pada zaman sekarang yang segala sesuatu menggunakan teknologi tidak lepas dari multimedia yang melengkapi teknologi tersebut. Multimedia mempunyai peranan penting dari segala aspek, karena multimedia merupakan pemicu (trigger) pembaca memperoleh sesuatu yang lebih dibandingkan topik yang dipelajari. Teknik pembuatan modelling grafis sudah berhasil disingkap oleh akal cerdas manusia beberapa abad yang lalu. Mulai dari berbasis sketsa 2D hingga modelling dalam bentuk 3D, baik teknik manual maupun digital. Di era modern ini, grafis 3D telah berkembang pesat dan mampu menjadi sarana pembelajaran dan ide kreatifitas, terutama dalam bidang modelling, game, dan perfilman. Saat ini banyak sekali berkembang game dan film 3D yang mengangkat tema Thriller, Sci Fi, Action, History, Fantasy, dan sebagainya yang memerlukan beberapa penataan dan design yang luar biasa dalam hal karakter, background maupun properti serta peralatan pendukung yang akan dilibatkan didalamnya. Namun, untuk saat ini sangat jarang yang mengangkat tema mengenai sejarah lokal di Indonesia. Oleh karena hal tersebut, penulis ingin membuat beberapa 3D modelling karakter dan background yang mengangkat tema sejarah lokal di Indonesia, yaitu dari cerita Damarwulan yang berasal dari Kerajaan Majapahit. 3D modelling karakter dan background The Hero of Majapahit ini akan dibuat menggunakan 2 Metode, yaitu Metode Subdivison Modelling dan Metode Digital Sculpting, dimana 3D modelling karakter dan background tersebut kelak dapat digunakan di suatu industri game 3D, atau bahkan industri perfilman 3D. 1.2 Metode Pengumpulan Data Penulis mendapatkan data melalui berbagai macam metode, yaitu: a. Metode Kepustakaan, yaitu proses pengumpulan data melalui buku-buku, tutorial-tutorial dan segala materi yang berkaitan dengan proses produksi 3D modelling yang dapat diperoleh di perpustakaan. 1

5 b. Metode Observasi, yaitu memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan berbagai 3D modelling karakter dan background pada game dan film 3D terkenal. c. Metode Study Literatur, yaitu mengambil data melalui cara pemanfaatan fasilitas internet, dengan menjelajahi situs-situs yang berhubungan dengan 3D modelling. d. Metode Wawancara, yaitu penulis bertanya dan berkonsultasi langsung dengan orang-orang yang telah lama menggeluti pembuatan 3D modelling, terutama di bidang 3D game. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis adalah penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb.) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb.). 1 Analisis juga diartikan sebagai penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 2.2 Definisi Perancangan Menurut Al-Bahra bin Ladjamudin, Perancangan 2 adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. 2.3 Definisi 3D Modelling Menurut William Vaughan, 3D modelling 3 adalah hasil dari representasi dari proses secara matematika yang membentuk objek 3D. Hasil dari proses tersebut adalah apa yang sekarang ini disebut dengan 3D model atau 3D Mesh. 1 Website Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses tanggal 28 September 2013 pukul WIB 2 Al-Bahra bin Ladjamudin, Analisis & Desain Sistem Informasi, 2005 hal.39 3 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 4 2

6 2.4 Definisi Karakter dan Background 4 Menurut W.B. Saunders (1977: 126), karakter adalah penggambaran tokoh, sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Background memiliki arti latar belakang yang bisa diartikan sebagai bidang atau celah yang terlihat paling jauh ketika melihat suatu objek. Dalam bidang desain grafis, background adalah istilah untuk layer yang berada pada posisi paling bawah. 2.5 Dasar 3 Dimensi Menurut Vaughan, untuk memproduksi sebuah karya 3 dimensi yang baik, dapat dibagi menjadi beberapa tahapan produksi 5 yang masing masing dikerjakan oleh bagian bagian yang berbeda, yakni : Story, Visual Design, Storyboard, Edit, Audio, Modelling, Scene Setup, Texturing, Rigging, Animation, Effects, Lighting, Rendering, Compositing. Dalam proses produksinya, Vaughan memberi skema 6 yang menggambarkan tahapan kerja masing-masing bagian seperti pada gambar berikut ini: Gambar 2.1 Ilustrasi produksi menurut William Vaughan 4 Anggota IKAPI, Kamus Istilah Komputer untuk Orang Awam (Palembang: Maxikom), 2009 hal William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal. 24 3

7 2.6 Metode Subdivison Modelling Subdivision Modelling 7 merupakan teknik pemodelan polygonal 3D dimana dimulai dengan bentuk geometris. Metode ini dikerjakan secara bertahap mulai dengan mesh resolusi rendah, revisi bentuk, kemudian membagi menjadi sub-mesh dan menambahkan detail. Proses tersebut diulang ulang agar mendapatkan detail polygonal yang baik dan bisa menyampaikan konsep 3D yang dimaksud. Subdivision modelling biasanya menggunakan software Autodesk 3Ds Max. Terdapat istilah-istilah yang terdapat dalam pemodelan 3D berbasis Subdivision yaitu: Vertex, Edge, Polygon, Mesh, Triangle, Quad, N-Gon, Pole, dan N-Pole. Pemodelan dengan menggunakan Subdivisional hampir serupa dengan pemodelan polygon karena dibuat dari kumpulan titik titik, edge, dan polygon. Namun, juga memiliki kelebihan dari pemodelan permukaan NURBS. Sehingga termasuk dalam kategori tersendiri. Bagian permukaan (SubD) adalah algoritma perbaikan yang menciptakan permukaan halus melengkung dari polygonal mesh kasar (juga disebut mesh basis). Proses ini mengambil basis mesh dan menciptakan permukaan halus menggunakan simpul asli sebagai titik kontrol, juga disebut sebagai sangkar kontrol. Jumlah polygon, atau subdivisi, dihasilkan dari SubD dapat disesuaikan ke tingkat yang bervariasi kepadatannya, dan benda-benda halus yang kompleks dapat dibuat secara cepatdan cara yang dapat diprediksi dari sangkar dasar yang sederhana. Hal ini membuat SubD pilihan yang populer bagi kebanyakan pemodel digital. Proses produksi pada Metode Subdivision Modelling sebagai berikut: a. Geometry Modelling b. Texturing c. Lighting d. Rendering e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain) 2.7 Metode Digital Sculpting Digital Sculpting merupakan teknik pemodelan 3D berbasis geometri mesh dan voxel. Objek diwakili oleh permukaan mesh yang dapat menarik dan mendorong mesh sekitarnya, seperti mematung menggunakan tanah liat. Volume objek merupakan elemen 7 William Vaughan, Digital Modelling (USA: New Riders), 2011 hal

8 dasar dan akan tercipta modelling yang halus dan tampak nyata. Digital Sculpting umumnya menggunakan software Pixologic ZBrush atau Autodesk Mudbox. Biasa digunakan dalam modelling karakter, background, dan segala properti yang membutuhkan detail tinggi dan estetika yang indah. 8 Mayoritas software digital sculpting menggunakan geometri berbasis mesh, di mana obyek diwakili oleh permukaan mesh saling poligon yang dapat mendorong dan menarik sekitar. Proses ini mirip dengan saat membentuk suatu benda dari logam yang meleleh. Software digital sculpting lainnya menggunakan geometri berbasis voxel, di mana volume objek adalah elemen dasar. Bahan dapat ditambahkan dan dihapus, seperti patung tanah liat. Digital Sculpting masih merupakan metode yang sangat baru, tetapi telah menjadi sangat populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Sculpting sering dapat mempermudah pembuatan detail mesh yang sangat rumit yang tidak mungkin dibuat dengan menggunakan teknik pemodelan 3D tradisional. Hal ini membuat lebih bagus untuk mencapai hasil modelling yang photorealistic dan hyperrealistic. Sculpting terutama digunakan dalam High poly organic modelling (penciptaan model 3D yang terdiri dari kurva atau permukaan tidak; teratur, kebalikan dari Hard Surface modelling). Hal ini bisa untuk membuat source meshes untuk model low poly game yang digunakan dalam video game. High poly sculpts juga banyak digunakan dalam karya seni untuk film, desain industri, seni, ilustrasi fotorealistik, dan prototyping dalam pencetakan 3D. Proses produksi pada Metode Digital Sculpting sebagai berikut: a. Sculpt Modelling b. Texturing c. Lighting d. Rendering e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain) 3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Ide Modelling Pencarian ide untuk pembuatan 3D modelling karakter dan background dilakukan dengan cara mencari referensi melalui tayangan film laga Damarwulan yang 8 diakses 29 September 2013 pukul WIB 5

9 ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Pencarian ide juga dilakukan dengan cara mencari sejarah kerajaan Majapahit melalui buku, kitab kitab kuno, dan internet. Dari pencarian ide ini penulis memilih konsep 3D modelling tokoh tokoh utama dan backgound tempat yang ada dalam legenda Damarwulan dari Kerajaan Majapahit. 3.2 Tema Perancangan 3D Modelling ini mengangkat tema sejarah dan kepahlawanan pada jaman Kerajaan Majapahit, dimana mengacu pada seorang tokoh utama, yaitu Damarwulan. 3.3 Sketsa Desain Modelling Gambar 3.1. Sketsa Damarwulan, Minakjinggo, Ratu Kencana Wungu dan Dewi Anjasmara Gambar 3.2. Sketsa Patih Logender, Patih Udara dan Kebo Marcuet 6

10 3.4 Analisis SWOT Analisis SWOT Metode Subdivison Modelling Metode Digital Sculpting Perubahan permukaan poligon lebih leluasa Tingkat detail yang tinggi. Paling mudah digunakan Hasil render yang halus. Strength (Kekuatan) Relatif mudah dikontrol, dibentuk, dan diberi warna ataupun material Bisa membentuk model sesuai keinginan kita tanpa harus memperhatikan banyaknya jumlah polygon yang rumit. Mempunyai nilai estetika yang indah. Weakness (Kelemahan) Tingkat detail dan kehalusan hasil render sangat tergantung pada jumlah poligon yang rumit. Lama pengerjaan relatif lebih lama. Perubahan yang dilakukan pada suatu permukaan, akan sangat mempengaruhi permukaan yang lainnya. Dibutuhkan kesabaran dan waktu pengerjaan yang cukup lama. Tingkat ketelitian harus tinggi. Opportunities Akan banyak dipakai dalam 3D modelling karakter, background dan segala model 3D yang mempunyai tepian sudut (edge). Akan banyak dipakai dalam pembuatan modelling karakter, background dan pernak-pernik yang membutuhkan estetika & tingkat detail yang tinggi. (Peluang) High poly sculpts akan banyak digunakan dalam film, game, desain industri, seni, ilustrasi photorealistic, ilustrasi hyperrealistic, dan prototyping dalam pencetakan 3D. Threat Semakin banyak bermunculan metode 7 Masih banyak yang belum familiar dan

11 (Ancaman) metode baru dalam pemodelan 3D yang mengandalkan basis mesh, kurva, & voxel yang menghasilkan hasil rendering lebih halus dan detail daripada Subdivision Modelling. kesulitan dalam penerapannya. Banyak yang menganggap Digital Sculpting lebih rumit daripada metodemetode lain yang sudah lama digunakan. 3.5 Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional merupakan jenis kebutuhan yang berisi hal apa saja yang bisa dilakukan oleh suatu produk / sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh suatu produk / sistem. Diharapkan produk 3D modelling yang dihasilkan mampu melakukan fungsi fungsi sebagai berikut : 1. Pengguna dapat menggunakan 3D modelling karakter & background The Hero of Majapahit dalam pembuatan game, atau untuk pembatan film animasi 3D. 2. Pengguna dapat mengambil referensi dari 3D modelling karakter & background The Hero of Majapahit sebagai acuan. 3. Pengguna dapat dengan mudah memodifikasi kembali 3D modelling karakter & background The Hero of Majapahit. 4. Pengguna dapat menggabungkan 3D modelling karakter & background The Hero of Majapahit dengan berbagai unsur multimedia lainnya Kebutuhan Non Fungsional Analisis Kebutuhan Hardware Analisis ini menyangkut kebutuhan perangkat keras (hardware) dalam proses produksi 3D Modelling karakter dan background The Hero of Majapahit. Hardware yang penulis gunakan adalah : a. Processor Intel Core i rd Gen Ivy Bridge b. RAM 8GB DDR3(2x4GB) GSkill Kit c. VGA NVIDIA GTX 660Ti 2GB DDR5 8

12 d. MSI Z77A-G45 DDR3 OB Thunderbolt e. Seagate 1TB SATA3 Harddisk f. Dell 2320 LED Monitor g. Power Supply 1200 Va h. DVD ROM Samsung Analisis Kebutuhan Software Analisis ini menyangkut kebutuhan perangkat lunak (software) dalam proses produksi 3D Modelling karakter dan background The Hero of Majapahit. Software yang penulis gunakan adalah : 1. Microsoft Windows 7 Ultimate 64bit (Sistem Operasi) 2. Autodesk 3Ds Max 2013 (untuk Subdivision Modelling) 3. Pixologic ZBrush 4R5 (untuk Digital Sculpting) 4. Adobe Photoshop CS6 (untuk pembuatan UV Map) 5. DAZ Bryce 7 Pro (untuk pembuatan 3D background) 4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Proses setelah Pra produksi adalah proses produksi. Dalam proses ini akan dijelaskan proses pembuatan karakter dan background 3D dari modelling hingga proses rendering. Untuk proses produksi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Modelling (Geometry / Sculpt) b. Texturing c. Lighting d. Rendering e. Exporting (dilakukan jika ingin mengexport ke software lain) 9

13 4.2 Metode Subdivision Modelling Geometry Modelling Geometry modelling merupakan tahap pembentukan model karakter dan background dari sketsa model yang sudah dirancang sebelumnya yang nantinya akan digunakan dalam pembuatan game menggunakan bentuk bentuk geometris dasar, kemudian membentuknya hingga menjadi bentuk model yang sudah ditentukan. Dalam tahap modelling ini, penulis mengambil contoh dalam pembuatan model karakter Ratu Kencana Wungu Texturing Gambar 4.1. Hasil akhir tahap modelling Ratu Kencana Wungu Texturing merupakan proses pemberian material atau karakteristik tertentu pada permukaan objek agar terkesan lebih realistis. Texturing bisa mengambil material dari bawaan software modelling, maupun bisa membuat sendiri image material yang diinginkan. 10

14 Gambar 4.2. Proses texturing ke polygon yang telah diseleksi Lighting Lighting merupakan proses pemberian efek cahaya pada suatu sudut pandang di objek agar terlihat nyata. Gambar 4.3. Proses peletakkan titik lighting Rendering Rendering merupakan proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan di komputer. Semua data yang dimasukkan dalam modelling, texturing dan lighting akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output. Gambar 4.4. Hasil rendering Exporting Exporting merupakan proses perubahan suatu format file ke format file lain. Hal ini dilakukan apabila file modelling akan digunakan dalam software lain. 11

15 Gambar 4.5. Pengaturan Exporting 4.3 Metode Digital Sculpting Sculpt Modelling Sculpt modelling merupakan modelling dengan cara yang hampir mirip dengan mematung menggunakan tanah liat. Sculpt modelling bisa menggunakan objek mesh atau sphere yang sudah disediakan, atau bisa juga dengan menggunakan file *.obj dari hasil export model software lain. Penulis mengambil contoh pembuatan mahkota Ratu Kencana Wungu. Gambar 4.6. Hasil akhir sculpt modelling mahkota 12

16 4.3.2 Texturing Gambar 4.7. Hasil texturing Lighting Gambar 4.8. Pengaturan Lights Shadow Rendering Gambar 4.9. Hasil rendering menggunakan ZBrush 13

17 4.3.5 Exporting Gambar Proses exporting pada ZBrush 4.4 Perbandingan Hasil Metode Modelling Aspek yang dibandingkan Jumlah Poligon Tingkat Detail Tingkat Kehalusan Proses Texturing Proses Lighting Proses Rendering Metode Subdivision Modelling Jumlah poligon lebih sedikit daripada jumlah poligon Digital Sculpting. Jumlah segment lebih sedikit dan renggang, sehingga detail kurang. Segment poligon masih nampak jika jumlah iterasi smooth kurang dari 3. Lebih mudah & lebih flexible. Berbagai format image dan material dapat digunakan untuk texturing. Lebih variatif dengan berbagai macam pilihan lighting & pengaturan letak spotlight yang mudah. Lebih praktis & pengaturan rendering yang mudah dimengerti, karena input, proses & output rendering bisa dilihat & disimpan secara langsung. Metode Digital Sculpting Jumlah poligon lebih banyak daripada jumlah poligon Subdivision Modelling. Jumlah segment lebih banyak dan lebih rapat, sehingga hasilnya sangat detail. Terlihat sangat halus karena susunan segment poligon yang rapat. Lebih rumit dan terbatas. Hanya format material / texture tertentu yang bisa digunakan. Pengaturan lighting kurang jelas & pengaturan letak spotlightnya membingungkan bagi pengguna yang belum paham. Lebih rumit & kurang praktis, karena untuk dapat menyimpan hasil output rendering, harus melakukan exporting ke software lain dulu. 14

18 Gambar Perbandingan 3D modelling menggunakan Subdivison Modelling & Digital Sculpting 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian yang telah penulis lakukan, dalam Analisis dan Perancangan 3D Modelling Karakter dan Background Game The Hero of Majapahit Menggunakan Metode Subdivision Modelling & Digital Sculpting dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode Subdivision Modelling lebih cocok digunakan untuk pembuatan 3D modelling karakter, background, dan segala 3D modelling yang mempunyai tepian sudut (edge). 2. Metode Digital Sculpting lebih cocok digunakan untuk pembuatan 3D Modelling karakter, background, dan segala 3D modelling yang membutuhkan tingkat detail dan kehalusan tinggi serta nilai estetika yang indah yang mendekati kondisi asli pada dunia nyata (ilustrasi photorealistic, ilustrasi hyperrealistic, dan prototyping dalam pencetakan 3D). 3. Kelebihan metode Subdivision Modelling adalah paling mudah digunakan, perubahan permukaan poligon lebih leluasa, dan lebih mudah dalam coloring dan teksturing. Kelemahan metode Subdivision Modelling adalah tingkat detail dan kehalusan hasil render sangat tergantung pada jumlah poligon yang rumit. 15

19 4. Kelebihan metode Digital Sculpting adalah bisa membentuk model sesuai keinginan kita tanpa harus memperhatikan banyaknya jumlah polygon yang rumit, mempunyai tingkat detail yang tinggi dan hasil render yang lebih halus daripada metode yang lainnya. Kelemahan metode Digital Sculpting adalah perubahan yang dilakukan pada suatu permukaan, akan sangat mempengaruhi permukaan yang lainnya & dibutuhkan ketelitian yang tinggi. 5. Metode Digital Sculpting ke depannya akan lebih banyak digunakan dalam 3D modelling, karena dalam game sekarang lebih banyak mengacu pada detail yang hampir menyerupai dengan kondisi dunia nyata (hyperrealistic). 6. Penggunaan Autodesk 3Ds Max dalam metode Subdivision Modelling merupakan pilihan yang tepat karena software tersebut merupakan software modelling berbasis polygon yang lengkap. Penggunaan Pixologic ZBrush dalam metode Digital Sculpting merupakan pilihan yang tepat karena ZBrush merupakan software berbasis mesh dan voxel. Sedangkan untuk pembuatan background game yang bagus, penggunaan software Bryce 7 Pro dirasa tepat, karena software tersebut bisa memeberikan efek realistic pada 3D background yang dihasilkan Saran Dalam pembuatan 3D modelling, diharapkan kesadaran yang tinggi dalam tiap proses yang dilalui. Salah satunya adalah dengan tidak membebani beberapa job kepada satu individu, atau bahkan memberikan satu individu job ganda dalam beberapa pos yang ada dalam proses produksi. Industri pembuatan game berskala besar memiliki ratusan pendukung dari berbagai studio yang memiliki keunggulan di bidang masing masing. Sehingga dengan mengakomodir dan memaksimalkan keunggulan yang ada akan didapat hasil akhir yang menakjubkan. Untuk menghasilkan hasil akhir yang menakjubkan tersebut, dibutuhkan juga sepesifikasi komputer yang tinggi dalam proses texturing dan rendering, baik rendering 3D modelling maupun rendering 3D animasi. 16

20 DAFTAR PUSTAKA Al-Bahra, Ladjamudin Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Autodesk, Inc Autodesk 3Ds Max. autodesk-3ds-max/overview. diakses 30 September 2013 pukul WIB IKAPI Kamus Istilah Komputer untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom Hendratman, Hendi The Magic of 3D Studio Max. Bandung: Penerbit Informatika Keller, Eric E-Book Introducing ZBrush 4. USA: Sybex Holden, Daniel Subdivison Modelling. subdivision-modelling. diakses 29 September 2013 pukul WIB Holden, Daniel Digital Sculpting. diakses 29 September 2013 pukul WIB Kemdikbud Pengertian Analisis. Diakses tanggal 28 September 2013 pukul WIB Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi. Surabaya: Erlangga Munir Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta Nasution, S Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara Pixologic, Inc Pixologic ZBrush. overview/. diakses 30 September 2013 pukul WIB Seaut, Cedric E-Book Character Modelling. USA: 3D Total Vaughan, William E-Book Digital Modelling. USA: New Riders Wikimedia Foundation, Inc DAZ 3D Bryce 7. wiki/bryce_(software). diakses 30 September 2013 pukul WIB 17

PERANCANGAN MODEL 3D SENJATA MANDAU DENGAN TEKNIK POLYGON MENGGUNAKAN MAYA DAN ZBRUSH NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Risal Prakasa

PERANCANGAN MODEL 3D SENJATA MANDAU DENGAN TEKNIK POLYGON MENGGUNAKAN MAYA DAN ZBRUSH NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Risal Prakasa PERANCANGAN MODEL 3D SENJATA MANDAU DENGAN TEKNIK POLYGON MENGGUNAKAN MAYA DAN ZBRUSH NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Risal Prakasa 12.11.5846 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

ILUSTRASI 3D KECELAKAAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK POLYGONAL MODELING. Naskah Publikasi

ILUSTRASI 3D KECELAKAAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK POLYGONAL MODELING. Naskah Publikasi ILUSTRASI 3D KECELAKAAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK POLYGONAL MODELING Naskah Publikasi disusun oleh : Tedi Kisworo 07.01.2161 Aditya Wicaksono 07.01.2174 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK POLY MODELING DALAM FILM ANIMASI 3 DIMENSI PACIFIER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Beni Arif Budiono

PENERAPAN TEKNIK POLY MODELING DALAM FILM ANIMASI 3 DIMENSI PACIFIER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Beni Arif Budiono PENERAPAN TEKNIK POLY MODELING DALAM FILM ANIMASI 3 DIMENSI PACIFIER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Beni Arif Budiono 09.11.3529 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem dalam penelitian ini adalah model proses Prototype. Model prototype (Prototyping model)

Lebih terperinci

Keefektifan Komunikasi Pembelajaran

Keefektifan Komunikasi Pembelajaran Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Keefektifan Komunikasi Pembelajaran Melalui Penggunaan Animasi E-Learning Nurcahyani

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang Animasi Aliran Irigasi Persawahan Berbasis Tiga

Lebih terperinci

7.3 Animasi Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup,

7.3 Animasi Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup, 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga menuntut kita untuk mendapatkan informasi cepat dan mudah dalam segala hal, dalam perkembangannya informasi yang cepat dan mudah di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan efek realistis dari penyajiannya. Dengan kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan efek realistis dari penyajiannya. Dengan kemampuan yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan komputer grafis terutama 3D Studio saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Penyajian dengan menggunakan komputer grafis mampu menutupi kelemahan

Lebih terperinci

Pembuatan Model 3D Karakter Manusia pada Game Crime of Metropolis

Pembuatan Model 3D Karakter Manusia pada Game Crime of Metropolis Pembuatan Model 3D Karakter Manusia pada Game Crime of Metropolis Ari Marta Chandra 1) Dr.Ing. Adang Suhendra, SSi,SKom,MSc 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Dalam perancangan sebuah animasi, dibutuhkan komponen-komponen seperti objek, pergerakan objek, dan hal lain yang berguna untuk menunjang karya animasi perancangan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada BAB IV ini membahas tentang proses produksi dan pasca produksi pembuatan film animasi 3D berjudul SuperHeru. 4.1 Produksi Setelah proses pra produksi selesai, tahap selanjutnya

Lebih terperinci

Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio

Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio Agustinus Sirumapea 1, Budi Setiawan 2, Rian Sujana 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

ANALISIS, PERANCANGAN DAN PENERAPAN COMPUTER GENERATED IMAGERY (CGI) DALAM PEMBUATAN MODELING 3D "REALISTIC HUMAN HEAD" MENGGUNAKAN BLENDER 2.

ANALISIS, PERANCANGAN DAN PENERAPAN COMPUTER GENERATED IMAGERY (CGI) DALAM PEMBUATAN MODELING 3D REALISTIC HUMAN HEAD MENGGUNAKAN BLENDER 2. ANALISIS, PERANCANGAN DAN PENERAPAN COMPUTER GENERATED IMAGERY (CGI) DALAM PEMBUATAN MODELING 3D "REALISTIC HUMAN HEAD" MENGGUNAKAN BLENDER 2.68 NASKAH PUBLIKASI disusun oleh I Gede Ngurah Arya Indrayasa

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perkembangan yang menarik dari dunia komputer adalah pada bidang grafika dan multimedia. Perkembangan komputer grafis, terutama 3D Studio saat ini mengalami

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

Lebih terperinci

APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING

APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING Nama : Charley C. Corputty NPM : 11111620 Jurusan Pembimbing : Sistem Informasi : Dr.-Ing.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3D "CUMA MIMPI" MENGGUNAKAN PEMODELAN HIGH POLY PADA ZBRUSH 3.5R3 DAN 3DS MAX 2009

PERANCANGAN ANIMASI 3D CUMA MIMPI MENGGUNAKAN PEMODELAN HIGH POLY PADA ZBRUSH 3.5R3 DAN 3DS MAX 2009 PERANCANGAN ANIMASI 3D "CUMA MIMPI" MENGGUNAKAN PEMODELAN HIGH POLY PADA ZBRUSH 3.5R3 DAN 3DS MAX 2009 Naskah Publikasi diajukan oleh Bagus Galih Satria 06.11.1090 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

ANIMASI PEMBUATAN KERIS DI IMOGIRI BERBASIS 3D

ANIMASI PEMBUATAN KERIS DI IMOGIRI BERBASIS 3D ANIMASI PEMBUATAN KERIS DI IMOGIRI BERBASIS 3D Yuda Adipradana Program Studi Teknik Informatika, Universitas PGRI Yogyakarta Email: yudaadipradana2407@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mengembangkan

Lebih terperinci

BATASAN MASALAH

BATASAN MASALAH 1. PENDAHULUAN Listrik adalah suatu sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Listrik merupakan energi yang

Lebih terperinci

Animation. Semua gerakan yang Anda pikirkan, dapat dilakukan dalam Maya.

Animation. Semua gerakan yang Anda pikirkan, dapat dilakukan dalam Maya. Pengenalan Autodesk Maya 2009! BAB 1 Pada maya versi ini Anda akan diberi kemudahan dalam pembuatan games, film, TV, dan desain grafis. Maya 2009 memberikan sejumlah fitur baru dan perangkat tambahan yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Untuk membuat sebuah animasi, hal yang biasa di lakukan terlebih dahulu adalah membuat satu persatu bagian tertentu atau istilahnya frame by frame. Hal ini,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Analisis system dapat didefinisikan sebagai Penguraian dari suatu system informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Animasi 3D sangat banyak digunakan dalam pembuatan pemodelan 3D, karena animasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D inilah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang animasi Simulasi pendaur ulangan sampah plastik

Lebih terperinci

BAB III KONSEP, DESAIN DAN PENGUMPULAN MATERI

BAB III KONSEP, DESAIN DAN PENGUMPULAN MATERI BAB III KONSEP, DESAIN DAN PENGUMPULAN MATERI 3.1. Konsep Aplikasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user), menentukan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perancangan (Harsokusoemo, 2000) Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Simulasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SEPEDA CUSTOM 3D MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMODELLING DAN V RAY NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SEPEDA CUSTOM 3D MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMODELLING DAN V RAY NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SEPEDA CUSTOM 3D MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMODELLING DAN V RAY NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yusuf Budiar Ridwan 09.11.3513 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon. Rahmad Hidayat S.Kom M.

Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon. Rahmad Hidayat S.Kom M. Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon Rahmad Hidayat S.Kom M.Cs Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELING KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELING KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN 3D MODELING KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Rizqi Amy 10.11.3866 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARAKTER 3D SOEHARTO DENGAN AUTODESK MAYA 2011 NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN KARAKTER 3D SOEHARTO DENGAN AUTODESK MAYA 2011 NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN KARAKTER 3D SOEHARTO DENGAN AUTODESK MAYA 2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Fakhrurridha 08.12.3273 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 3D character

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan BAB III TINJAUAN PUSTAKA Dalam Bab III, Tinjauan Pustaka, penulis akan menerangkan tentang penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan dengan pembuatan design 3D interior

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 2 Oktober Henry (2012) menyatakan bahwa berkembangnya video

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 2 Oktober Henry (2012) menyatakan bahwa berkembangnya video BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman modern sekarang ini, perkembangan teknologi sudah semakin berkembang. Seperti yang tertulis didalam sebuah artikel di Kompas.com pada tanggal 2 Oktober 2012.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Animasi ini merupakan simulasi singkat mengenai perbedaan daging dengan struktur 3 dimensi agar mudah dipahami, dimana pengenalan menggunakan animasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Program ini dibuat dengan menggunakan software 3D Max. Software 3D Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat seperti aslinya. Model animasi 3D

BAB I PENDAHULUAN. sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat seperti aslinya. Model animasi 3D BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi sedemikian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. tentang 3D Interior Design. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di Astha

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. tentang 3D Interior Design. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di Astha BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Kerja praktik ini dilaksanakan secara sistematis guna penyusunan penulisan dan dokumentasi-dokumentasi yang akan menunjang pembelajaran tentang 3D Interior Design. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Program ini dibuat dengan menggunakan software 3D Max. Software 3D Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga dapat membuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. wayang kulit. Karena wayang memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. wayang kulit. Karena wayang memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Pengertian secara umum, Animasi adalah film yang berasal dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Bentuk animasi tertua diperkirakan

Lebih terperinci

Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta)

Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta) Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta) Indah Wahyu Utami 1, Margaretha Evi Yuliana 2, Eko Hari Purnomo 3 12 STMIK Duta Bangsa Surakarta 3

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERJUDUL GO OUT FROM DUNGEON DENGAN TEKNIK KAMERA POV DAN 3D MATTE PAINTING PADA BACKGROUND NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERJUDUL GO OUT FROM DUNGEON DENGAN TEKNIK KAMERA POV DAN 3D MATTE PAINTING PADA BACKGROUND NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERJUDUL GO OUT FROM DUNGEON DENGAN TEKNIK KAMERA POV DAN 3D MATTE PAINTING PADA BACKGROUND NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Ramadhan Rizki Haryono 13.11.7289 kepada FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user),

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user), 25 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Konsep Aplikasi Pada tahap konsep, penulis menentukan kebutuhan dasar pengguna (user), menentukan tujuan pembuatan aplikasi serta mengidentifikasi pemakai aplikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid 2.1 Definisi Film BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN III.1. Desain Objek Penginstalan Operating System Windows Xp2 Dalam pembuatan Animasi Proses Penginstalan Operating System Windows Xp 2 Berbasis 3D ini ada dua tahap yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di indonesia marak bermunculan dalam iklan-iklan di

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di indonesia marak bermunculan dalam iklan-iklan di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Animasi komputer di indonesia marak bermunculan dalam iklan-iklan di layar televisi, untuk memahami kebutuhan pembuatan animasi komputer bagi tujuan anda, seperti demo

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan tugas akhir ini adalah bagaimana menciptakan suatu animasi pengolahan biji kakao menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam suatu kepentingan tertentu, citra (

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam suatu kepentingan tertentu, citra ( BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra atau gambar ( image ) sudah menjadi hal yang umum dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam suatu kepentingan tertentu, citra ( gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Alfian Ndaru Primantoro 11.11.5082 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia

Lebih terperinci

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Program ini dibuat dengan menggunakan software 3D Max. Software 3D Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga dapat membuat

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTER ANIMASI INDONESIA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN TEKNIK SCULPTING DENGAN ZBRUSH

PEMODELAN KARAKTER ANIMASI INDONESIA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN TEKNIK SCULPTING DENGAN ZBRUSH PEMODELAN KARAKTER ANIMASI INDONESIA 3 DIMENSI MENGGUNAKAN TEKNIK SCULPTING DENGAN ZBRUSH Ati Suci Dian Martha, Muhammad Luthfi Dzulfikar Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to animate yang berarti menggerakkan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Dalam perancangan sebuah animasi, dibutuhkan komponen-komponen seperti objek, pergerakan objek, dan hal lain yang berguna untuk menunjang karya animasi perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam pelaksanaan pembuatan E-KTP, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana tata cara pembuatan e-ktp, hal ini terjadi karena kurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan film sekarang jelas tampak dengan penggunaan teknologi, dulu film hanya berupa gambar hitam putih dan bisu, lambat laun film pun berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era seperti sekarang ini dimana kemajuan teknologi informasi diterapkan di segala bidang, kita dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi tersebut dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1 Analisis Aplikasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special efek dari film-film

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF AUTODESK 3DSTUDIO MAX MENGGUNAKAN METODOLOGI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA VERSI LUTHER-SUTOPO Diki Setiadi 1, Dewi Tresnawati 2, Asep Deddy Supriatna 3 Jurnal Algoritma

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GEDUNG BKPP (BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN) OLEH PT ARSIDEA BERBASIS 3D HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI

RANCANG BANGUN GEDUNG BKPP (BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN) OLEH PT ARSIDEA BERBASIS 3D HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI RANCANG BANGUN GEDUNG BKPP (BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN) OLEH PT ARSIDEA BERBASIS 3D HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Febriana Zupitasari 10.12.5102 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Animasi 3D mempunyai fungsi utama yang membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektekuler seperti spesial efek dari film-film

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCAGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCAGAN BAB III ANALISA DAN PERANCAGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Dalam dunia simulasi, animasi sudah mulai menjadi salah satu bidang yang digunakan selama beberapa tahun terakhir. Simulasi bisa menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam penyusunan skripsi ini adalah bagainama merancang simulasi 3 dimensi mengenai gedung perguruan PAB 1 Helvetia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI SIMULASI DAN PEMODELAN 3 DIMENSI PENCARIAN RUANG MENGGUNAKAN VRML.

PENGEMBANGAN APLIKASI SIMULASI DAN PEMODELAN 3 DIMENSI PENCARIAN RUANG MENGGUNAKAN VRML. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman yang modern seperti sekarang ini, teknologi komputer telah berkembang sangat pesat. Saat ini dalam semua bidang kehidupan menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dibawah ini merupakan tampilan hasil dari perancangan aplikasi pemodelan simulasi 3 dimensi percetakan koran waspada berbasis multimedia menggunakan 3ds max

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN MATA UANG RUPIAH DI SD THERESIANA 02 SEMARANG

MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN MATA UANG RUPIAH DI SD THERESIANA 02 SEMARANG MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN MATA UANG RUPIAH DI SD THERESIANA 02 SEMARANG Yani Prihati 1, Albert Santoso 2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas AKI yani.prihati@unaki.ac.id, albert.santoso@unaki.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI INFORMASI DENAH UNTUK KAMPUS UNIT 2 BABARSARI UPN VETERAN YOGYAKARTA

APLIKASI INFORMASI DENAH UNTUK KAMPUS UNIT 2 BABARSARI UPN VETERAN YOGYAKARTA APLIKASI INFORMASI DENAH UNTUK KAMPUS UNIT 2 BABARSARI UPN VETERAN YOGYAKARTA JURNAL Disusun oleh : Anisa Titisari 123050211 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LOW-POLY MODELING TOKOH DAN ENVIRONMENT DALAM DESAIN GAME 3D

LOW-POLY MODELING TOKOH DAN ENVIRONMENT DALAM DESAIN GAME 3D LOW-POLY MODELING TOKOH DAN ENVIRONMENT DALAM DESAIN GAME 3D Yusup S. Martyastiadi 1 Abstrak: Game 3D yang baik dan menarik mempunyai tingkat waktu render nyata (real-time rendering) yang tinggi. Di sisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Simulasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special efek dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan aplikasi animasi 3 dimensi

Lebih terperinci

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009

Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009 Tutorial Basic Modelling, Shading, Lighting & Rendering Menggunakan MAYA 2009 Metadata: By: Bhanu Sri Nugraha Website: www.pakbhanu.com e-mail: bhanusrinugraha@yahoo.com Office: STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Animasi Animasi memiliki daya tarik utama dalam sebuah program multimedia interaktif. Untuk lebih memahami animasi, berikut ini beberapa pengertian animasi menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di Indonesia marak bermunculan dalam iklan iklan

BAB I PENDAHULUAN. Animasi komputer di Indonesia marak bermunculan dalam iklan iklan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Animasi komputer di Indonesia marak bermunculan dalam iklan iklan dilayar televisi. Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan animasi komputer bagi tujuan anda, seperti demo

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Tahapan analisa permasalahan terhadap suatu sistem dapat dilakukan, sebelum tahapan permasalahan dilakukan. Dengan perkembangan industri film dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 25 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Pengertian secara umum, animasi adalah suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati, dimana benda mati tersebut diberikan dorongan kekuatan untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Tahapan analisis permasalahan terhadap suatu sistem dapat dilakukan, sebelum tahapan permasalahan dilakukan. Tujuan diterapkannya

Lebih terperinci

PEMBUATAN 3D MODELING UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT CHECKMATE PRO TURBOSQUID NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Heru Purnawan

PEMBUATAN 3D MODELING UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT CHECKMATE PRO TURBOSQUID NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Heru Purnawan PEMBUATAN 3D MODELING UNTUK MENDAPATKAN SERTIFIKAT CHECKMATE PRO TURBOSQUID NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Heru Purnawan 09.12.3750 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya:

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya: BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Untuk dapat melakukan proses produksi video klip animasi 3 dimensi ada beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya: 4.1.1 Spesifikasi Peralatan

Lebih terperinci

ANIMASI E-LEARNING PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN FISIKA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS 1

ANIMASI E-LEARNING PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN FISIKA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS 1 ANIMASI E-LEARNING PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN FISIKA BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS 1 Nurcahyani Dewi Retnowati 1, Mahmuda Ghazni Rahmawan 2 Prodi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN. III.1. Desain Objek Simulasi Pemilihan Umum Presiden

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN. III.1. Desain Objek Simulasi Pemilihan Umum Presiden BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN III.1. Desain Objek Simulasi Pemilihan Umum Presiden Dalam pembuatan simulasi Pemilihan Umum Presiden Berbasis 3D ini ada dua tahap yang dilakukan, yaitu desain (modelling)

Lebih terperinci

BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING

BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING A. Proses Perancangan Perancangan animasi dimulai dengansketsa dasar yang dibuat dengan sederhana untuk menentukan objek yang akan di buat melalui proses modelling, ide yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Perkembangan animasi 3dimensi pada masa sekarang ini semakin maju dan juga banyak peminatnya terutama pada kalangan anak-anak. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION

PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION Eka Muhamad Nur Rosid 1), Dhani Ariatmanto 2), 1) Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang simulasi pembuatan kecap dalam kemasan berbahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY Adindha Miftania D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, email: dindambem@yahoo.com Film animasi adalah

Lebih terperinci

FILM ANIMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN 3DS MAX : CHARACTER ANIMATION STUDI KASUS UNIVERSITAS BINA DARMA

FILM ANIMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN 3DS MAX : CHARACTER ANIMATION STUDI KASUS UNIVERSITAS BINA DARMA FILM ANIMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN 3DS MAX : CHARACTER ANIMATION STUDI KASUS UNIVERSITAS BINA DARMA Amran Kaman 1, Jemakmun 2, Andri 3 Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang Pos-el

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Untuk memberikan informasi yang akurat bermacam media bisa digunakan dengan tujuannya dapat dipahami oleh komunikan. Perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Program ini dibuat dengan menggunakan software 3D Max.Software 3D Max ini lebih berorientasi kepada pembuatan animasi 3D presentasi dan juga dapat membuat

Lebih terperinci

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE PROSEDURAL DAN UNWRAPPING MATERIALS

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE PROSEDURAL DAN UNWRAPPING MATERIALS PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE PROSEDURAL DAN UNWRAPPING MATERIALS Bhanu Sri Nugraha STMIK Amikom Yogyakarta bhanu@amikom.ac.id ABSTRAKSI Pembuatan obyek digital tiga dimensi menggunakan

Lebih terperinci

TUTORIAL LATIHAN SENI BELADIRI TAEKWONDO TINGKAT DASAR BERBASIS MULTIMEDIA

TUTORIAL LATIHAN SENI BELADIRI TAEKWONDO TINGKAT DASAR BERBASIS MULTIMEDIA TUTORIAL LATIHAN SENI BELADIRI TAEKWONDO TINGKAT DASAR BERBASIS MULTIMEDIA 1) Muhammad Baihaqi, 2) Setia Wardani,S.Kom,M.Kom, 3)Wibawa, S.Si., M.Kom ikalbaihaqim@gmail.com 1 ABSTRAK MUHAMMAD BAIHAQI Tutorial

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. produksi membuat design 3D interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. produksi membuat design 3D interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan gambaran nyata akan proses pengerjaan produksi membuat design 3D interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA dalam menggunakan 3D Arch-Viz yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat Ajar Setelah melakukan analisa dan perancangan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pengimplementasian perangkat ajar ini dalam bentuk

Lebih terperinci

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE SEAMLESS UNWRAPPING MATERIAL

PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE SEAMLESS UNWRAPPING MATERIAL PENTEKSTURAN MODEL TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE SEAMLESS UNWRAPPING MATERIAL Bhanu Sri Nugraha Sistem Informasi STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, DIY bhanu@amikom.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Animasi 3D Simulasi Peledakan Pesawat Terbang berbasis Autodesk Maya 2012 NASKAH PUBLIKASI

Perancangan dan Pembuatan Animasi 3D Simulasi Peledakan Pesawat Terbang berbasis Autodesk Maya 2012 NASKAH PUBLIKASI Perancangan dan Pembuatan Animasi 3D Simulasi Peledakan Pesawat Terbang berbasis Autodesk Maya 2012 NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Erlangga 11.11.4820 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIDEO IKLAN TIGA DIMENSI INSTITUT TEKNOLOGI DEL

PERANCANGAN VIDEO IKLAN TIGA DIMENSI INSTITUT TEKNOLOGI DEL PERANCANGAN VIDEO IKLAN TIGA DIMENSI INSTITUT TEKNOLOGI DEL Maya Marselia 1, Kusrini 2, Hanif Al Fatta 3 1,2,3 Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail: 1 maya.marselia@ymail.com, 2 kusrini@amikom.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Perancangan Video Virtual Reality Gunung Tangkuban Perahu ini termasuk dalam lingkungan non-fisik, yaitu sebagai media penyampaian cerita dongeng

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Kapal laut adalah sebuah alat transportasi laut yang sangat banyak digunakan masyarakat selama ini. Di Indonesia, kecelakan transportasi laut sering kali

Lebih terperinci

PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNSRAT DENGAN PERSPEKTIF ANIMASI 3D

PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNSRAT DENGAN PERSPEKTIF ANIMASI 3D PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNSRAT DENGAN PERSPEKTIF ANIMASI 3D Marfil Vialli Rompas, Alicia Sinsuw, Jimmy Robot, Xaverius Najoan Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam

Lebih terperinci