BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH"

Transkripsi

1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH 2.1. GAMBARAN UMUM DAERAH Aspek Geografi dan Demografi 1) Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kota Jayapura disahkan sejak tanggal 21 September 1993 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1993, terletak dibagian Utara Provinsi Papua pada posisi , Lintang Selatan, , ,22 Bujur Timur dengan luas wilayah 940 Km² atau Ha. Terdapat ± 30 % tidak layak huni karena terdiri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan lindung dengan kemiringan 40 % bersifat konservasi dan hutan lindung. Kota Jayapura tidak hanya mencakup wilayah daratan, tetapi juga wilayah laut dan pulau-pulau kecil, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau dan laguna dengan luas wilayah laut adalah 2,81 km² dan panjang garis pantai 116,77 km. Batas administrasi, sebelah Utara berbatasan langsung dengan Lautan Pasifik, Selatan berbatasan dengan Arso Kabupaten Keerom, Timur berbatasan dengan Negara PNG dan Barat berbatasan dengan Distrik Sentani dan Depapre Kabupaten Jayapura. Luas Wilayah Ha terdiri dari 5 (lima) Distrik yang terbagi habis dalam 25 Kelurahan dan 14 Kampung dengan luas wilayah terbesar pada Distrik Muara Tami 626,70 Km2, jumlah penduduk jiwa, disusul Distrik Abepura 155,70 Km2, jumlah penduduk 73,157 jiwa dan paling terkecil Jayapura Selatan 43,40 Km2, jumlah penduduk jiwa. Topografi daerah cukup bervariasi mulai dari daratan hingga landai dan berbukit/ gunung 700 meter di atas permukaan laut dan beriklim tropis basah, suhu minimum 29 C dan maksimum 31,8 C; curah hujan rata-rata 146 mm/th; kelembaban udara rata rata 80,42 %. Untuk musim bervariasi curah hujan antara mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara hari hujan/tahun. Suhu rata-rata 29 C, musim hujan dan musim kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79%-81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan. Luas kawasan budidaya ,82 ha (15,13%) dan kawasan lindung atau non budidaya ha ( 84,87 %). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

2 Kondisi geologi Kota Jayapura tersusun oleh beberapa jenis batuan dan batuan sendimen dengan sebaran yang cukup luas yang memungkinkan terdapatnya beberapa jenis bahan galian yaitu :formasi makats, batuan kuarter, batuan gunung, endapan pantai muda, batuan ultramafik, kelompok malihan dan formasi nubai. Secara hidrologi sungai yang melintasi Kota Jayapura yaitu Distrik Jayapura Utara : Sungai Anafre, Aryoko,Bahabuaya, Apo, Yapis dan Dok IX; Distrik Jayapura Selatan : Sungai Sian Nan, Wav Nan, Masyauw Nan dan Hanya Nan: Distrik Abepura dan Heram : Acai, Siborogonyie, Kali Kampwalker, Buper, Jaifuri dan Kujabu; Distrik Muara Tami : Sungai Tami dan Moso. Aliran sungai bermuara ke Laut Pasifik kecuali Kali Kampwalker dan Buper bermuara ke Danau Sentani. Danau juga terdapat di Kota Jayapura yaitu Danau Young dan Wakulu di Distrik Abepura dan Danau Sentani yang sebagian berada di Distrik Heram.Sedangkan rawa yang terdapat di Kota Jayapura berdasarkan Data Lingkup Kerja Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura Tahun 2013adalah rawa di Kampung Mamberamo (Kelurahan Koya Timur), Holtekamp, Embung Entrop, Organda Padang Bulan, Hamadi dan Pasir II. 2) Potensi Pengembangan Wilayah Kawasan Budi Daya Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah menurut tata ruang wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki Potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya meliputi : a. Kawasan peruntukan perumahan; luasnya ± hektar : - kawasan peruntukan perumahan kepadatan tinggi diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi, Kelurahan Bhayangkara dan Keluahan Tanjung Ria; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Numbay, Kelurahan Ardipura, Kelurahan Argapura, Kelurahan Entrop dan Kelurahan Hamadi; Distrik Abepura : Kelurahan Wahno, Kelurahan Vim, Kelurahan Way Mhorock, Kelurahan Kota Baru; - kawasan peruntukan perumahan kepadatan sedang diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Mandala, Kelurahan Angkasa, Kelurahan Trikora dan Kelurahan Imbi; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : Kelurahan Abepantai, Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Awiyo dan Kampung Koya Koso; Distrik Heram : Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kmapung Waena; dan Diatrik Muara Tami : Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp dan Kampung Skouw Mabo. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

3 - kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah diarahkan di : Distrik Jayapura Utara : Kampung Kayu Batu; Distrik Jayapura Selatan : Kampung Tahima Soroma dan Kampung Tobati; Distrik Abepura : Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso; Distrik Heram : Kampung Yoka; dan Distrik Muara Tami : Kampung Skouw Yambe, Skouw Sae dan Kampung Moso. b. Kawasan peruntukan perkantoran; luasnya ± 95 ha : pengembangan kawasan perkantoran Pemerintah Kota terpusat di Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan dan perkantoran skala kelurahan/kampung dan distrik di setiap distrik. c. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; luasnya 327 ha : - Pasar Tradisional : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi dan Pasar Inpres Dok IX; Distrik Jayapura Selatan : Pasar Sentral Hamadi; Distrik Abepura : Pasar Youtefa di KelurahanWay Mhorock; Distrik Heram : Kampung Waena; dan Distrik Muara Tami : Kelurahan Koya Barat dan Kampung Moso. - Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern : Distrik Jayapura Utara : Jl. Samratulangi, Jl. Irian, Jl. Ahmad Yani, Jl. Percetakan; Distrik Abepura : Jl. Raya Abepura; Distrik Heram : Jl. Abepura-Sentani; dan Distrik Muara Tami : Jl. Koya Timur-Koya Barat dan Jl. Skouw. d. Kawasan peruntukan indrustri; luasnya ± 27 ha. Kegiatan industri diantaranya : pembuatau tahu, tempe, makanan kerajinan tangan yang tersebar di Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Abepura, Distrik Heram dan Distrik Muara Tami sedangkan pembuatan mebel, sawmill dan batubata tersebar di Distrik Jayapura Selatan dan Distrik Heram. e. Kawasan peruntukan pariwisata; 1) kawasan peruntukan wisata alam : Pantai Base-G dan Pantai Pasir II di Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Pemancar Jayapura City Kelurahan Ardipura, Pantai Hamadi Kelurahan Hamadi dan Taman Wisata Teluk Youtefa Distrik Jayapura Selatan; Pantai Holtekamp di Kampung Holtekamp, Sumber Air Panas Cauruta Kali Moso di Kampung Moso, Pantau Skouw di Kampung Skouw Yambe, Kampung Skouw Sae, Kmapung Skouw Mabo Distrik Muara Tami; dan Danau Sentani Distrik Heram; 2) Kawasan peruntukan wisata budaya meliputi : - perkampungan mengelompok masyarakat adat : Kampung Kayu Batu Distrik Jayapura Utara; Kampung Tahima Soroma dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

4 Kampung Tobati Distrik Jayapura Selatan; Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kampung Waena dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Yambe dan Kampung Moso Distrik Muara Tami. - bangunan/benda cagar buaday meliputi : Gedung Negara Kelurahan Trikora; kawasan Taman Imbi berupa Taman Imbi, Gedung Kesenian/Balai Budaya, Gedung Sarina, Gedung RPR Provinsi Papua di Kelurahan Gurabesi; Tugu Pepera di Kelurahan Bhayangkara; kawasan Kantor Gubernur di Kelurahan Mandala; SPN Base-G di Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Tugu Pendaratan Sekutu di Kelurahan Hamadi, Bangkai Kendaraan Lapis Baja Tank di Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; Gedung Fisisp Uncen di Kelurahan Kota Baru dan Tugu Pendaratan Jepang di Kelurahan Abepantai Distrik Abepura; dan Goa Jepang di Kampung Skouw Yambe dan Kmapung Mabo Distrik Muara Tami. 3) Kawasan peruntukan wisata buatan meliputi :Kelurahan Angkasa Distrik Jayapura Selatan; Kelurahan Entrop dan Kampung Tobati Distrik Jayapura Selatan; Kampung Enggros Distrik Abepura; Kampung Waena dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Skouw Sae dan Kampung Moso Distrik Muara Tami f. Kawasan peruntukan ruang terbuka non hijau; luasnya ± 3 ha, yang terdiri dari : lapangan olahraga, tenis, voli, basket, bulu tangkis, trotoar, tugu yang tetsebar di seluruh wilayah Kota dan kawasan parkir di wilayah kota meliputi pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa dan pemerintah. g. Kawasan peruntukan pendidikan; luasnya ± 115 ha, meliputi : Distrik Jayapura Utara : Kelurahan Gurabesi dan Kelurahan Trikora; Distrik Jayapura Selatan : Kelurahan Ardipura dan Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : Kelurahan Vim, Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan Yobe; dan Distrik Heram : Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kampung Yoka; dan Distrik Muara Tami. h. Kawasan peruntukan kesehatan; luasnya ± 18 ha : peningkatan Rumah Sakit Tipe A terletak di Kelurahan Bhayangkara Distrik Jayapura Utara; pengembangan dan peningkatan Rumah Sakit Tipe B terletak di : Kelurahan Gurabesi Distrik Jayapura Utara, Kelurahan Wahno Distrik Abepura, Kelurahan Waena Distrik Heram dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; pengembangan rumag sakit tipe C terketak di : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

5 Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; Kelurahan Wahno Distrik Abepura dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; pengembangan puskesmas rawat inap di Kelurahan Koya Barat dan Kampung Moso Distrik Muara Tami; dan pengembangan dan peningkatan penyediaan Posyandu di seluruh wilayah Kota. i. Kawasan peruntukan peribadatan; luasnya ± 35 ha : persebarannya terdapat diseluruh wilayah Kota. j. Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana meliputi : GOR Cenderawasih Kelurahan Bhayangkara, GOR SGO (Sekolah Guru Olahraga) Kelurahan Gurabesi dan Lapangan Sekolah Kepolisian Negara di Kelirahan Tanjung Ria terletak di Distrik Jayapura Utara; Kantor Walikota Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan; GOR Waringin Kelurahan Way Mhorock dan Lapangan Trikora Kelurahan Kota Baru Distrik Abepura; Jalan Holtekamp-PNG di Distrik Muara Tami, Kantor Distrik di Kampung Skouw Distrik Muara Tami; kawasan perkantoran pemerintah terletak di seluruh Distrik; dan ruang terbuka hijau dan terbuka non hijau terletak di seluruh wilayah Kota. k. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan; luasnya ± 85 ha meliputi : Kawasan Radar TNI AU Kelurahan Imbi, Komando Distrik Militer (Kodim) 1701 Jalan Samratulangi Kelurahan Bhayangkara, Komando Rayon Militer (Koramil) Kelurahan Gurabesi, Pos Milietr (POM) Kelurahan Gurabesi, Kantor Kepolisian Daerah Jalan Samratulangi Kelurahan Bhayangkara, Kantor Kepolisian Resor alan Ahmad Yani Kelurahan Gurabesi semua terletak di Distrik Jayapura Utara dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Jayapura Utara; Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Jalam Polimak IV Atas Kelurahan Ardipura, Komando Rayon Militer Jalan Kelapa Dua Kelurahan Entrop, Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) 5 Jalan Amphibi 1 Kelurahan Hamadi semua terletak di Distrik Jayapura Selatan dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Jayapura Selatan; Komando Rayon Militer Jalan Raya Abepura, Zeni Tempur (Zipur) Jalan Raya Sentani-Abepura Kelurahan Hedam, Komando Resor Militer (Korem) 172/Prajawirayakti Jalan Raya Sentani-Abepura Padang Bulan, Markas Besar Brigade Mobil (Brimob) Jalan Raya Abepura- Kotaraja Kelurahan Vim Distrik Abepura dan Kantor Polisi Sektor di Distrik Abepura; Korem 172/Prajawirayakti Jalan Raya Sentani-Abepura Kelurahan Waena Distrik Heram; dan Komando Rayon Militer , dan Pos Polisi Skouw-Perbatasan terletak di Kampung Skouw Sae Distrik Muara Tami. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

6 l. Kawasan peruntukan pertambangan; luasnya ± 28 ha, potensi bahan galian bantuan diantaranya : pasir besi yang terdapat di Waena, Angkasa dan Base-G; nikel yang terdapat di sepanjang kaki Pegunungan Cycloop; batugamping/batu karang yang terbesar di Entrop, Polimak, Tanah Hitam, Koya Koso, Koya Barat, Moso dan Koya Tengah; pasir dan batu (sirtu) terbesar di daerah pasir II, Waena, Padang Bulan dan Yoka; bentonit terdapat di daerah Nafri, tanah liat/batulempeng terdapat di daerah Nafri, Koya Timur, Koya Barat, Koya Tengah, Holtekamp dan Koya Koso; dan pasir besi terdapat di daerah Angkasa dan Waena. m. Kawasan peruntukan perikanan; luasnya 893 ha meliputi : - kawasan perikanan budi daya air tawar : kawasan perikanan budi daya air tawar di kolam (ikan mas, ikan nila dan ikan lele) di Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kelurahan Koya Tengah dan Kelurahan Koya Koso; kawasan perikanan budi daya air tawar di danau (ikan mujair dan ikan gabus) di Kampung Yoka dan Kampung Waena; - kawasan perikanan budi daya air payau (tambak) ikan bandeng di Kampung Holtekamp; - kawasan perikanan budi daya laut : ikan bandeng, kuwe (bobara), dan ikan karang lainnya seperti ikan kerapu macan, ikan kerapu bebek,ikan kerapu lumpur, ikan kakap putih dan ikan napoleon,ikan sunu(lodi) dan ikan baronang di kawasan perairan teluk youtefa yaitu Kampung Tobati, Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kelurahan Abepantai; - kawasan minapolitan (kawasan pemasaran dan jasa : pemasaran produkproduk minapolitan, baik ikan segar maupun produk olahan di pasar youtefa Distrik Abepura; - pengembangan prasarana Balai Benih Ikan Lokal (BBIL) di Distrik Muara Tami; - pengembangan dan pembangunan Pusat Pengolahan Ikan (PPI) terletak di PPI Hamadi Kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan; dan - peningkatan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Hamadi di kelurahan Hamadi Distrik Jayapura Selatan. n. Kawasan peruntukan Pertanian : 1). Kawasan pertanian tanaman pangan (padi sawah, pagi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah dan umbi-umbian), luasnya ± ha di Kampung Yoka Distrik Heram; Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Mabo dan Kampung Skouw Yambe di Distrik Muara Tami; 2). Kawasan pertanian perkebunan (kopi, kakao, kelapa sawit, lada, karet, pinang dan sirih), luasnya ha : Kelurahan Abepantai dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Koya Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

7 Barat, Kampung Koya Tengah, Kampung Holtekamp, Kampung Skouw Mabo, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Yambe Distrik Muara Tami; 3). Kawasan pertanian hortikultura (jeruk dan pisang),luasnya 261 ha : Kampung Koya Koso Distrik Abepura dan Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami; 4). Kawasan peruntukan pertanian peternakan (kawasan padang rumput atau semak belukar cukup luas yang diperuntukan bagi melepaskan dan sekaligus memelihara ternak), luasnya ± 176 ha : Kelurahan Koya Barat, Kmapung Koya Tengah dan Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami. o. Kawasan peruntukan hutan produksi : 1) Kawasan hutan produksi tetap luasnya ± ha terletak di: Kelurahan Asano Kelurahan Abepantai dan Kampung Nafri Distrik Abepura; Kelurahan Hedam dan Kampung Yoka Distrik Heram; Kalurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Skouw Sae dan Kampung Moso Distrik Muara Tami. 2) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, luasnya ± ha :Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Awiyo, Kelurahan Abepantai, Kampung Nafri, Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Hedam dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Timur, Kampung Skouw Sae, Kampung Skouw Mabo dan Kampung Moso Distrik Heram. 3) Kawasan peruntukan hutan produksi konversi, luasnya ha : Kelurahan Angkasapura dan Kelurahan Tanjung Ria Distrik Jayapura Utara; Kelurahan Vim, Kelurahan Yobe, Kelurahan Asano, Kelurahan Abepantai, Kelurahan Awiyi, Kampung Enggros, Kampung Nafri dan Kampung Koya Koso Distrik Abepura; Kelurahan Hedam, Kelurahan Waena, Kelurahan Yabansai dan Kampung Yoka Distrik Heram; dan Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, Kampung Koya Tengah, Kampung Skouw Sae dan Kampung Holtekamp Distrik Muara Tami. p. Kawasan peruntukan sektor informal, meliputi : a. pengembangan kawasan perdagangan dan perkantoran mengalokasikan ruang kegiatan sektor informal; b. pengembangan kawasan pusat pedagang kaki lima dan usaha kecil menengah di Kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan; dan pengembangan kemitraan antara Pemerintah Daerah, dunia usaha dan masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

8 3). Wilayah Rawan Bencana Beberapa faktor bencana yang disebabkan oleh faktor meteorologi dan klimatologi adalah banjir, kekeringan, angin ribut, tinggi gelombang laut. Kota Jayapura termasuk dalam Zona 1 rawan Gempa atau daerah sangat aktif kegempaannya, karena merupakan tempat pertemuan/tumbukan antara Lempengan Pasifik, sementara daerah potensi tanah longsor adalah : Distrik Jayapura Utara : kawasan Rumah Sakit Dok II Kelurahan Bhayangkara, kawasan Kloofkamp dan Paldam di Kelurahan Gurabesi, kawasan perdagangan dan jasa di Jalan Percetakan Kelurahan Gurabesi; Distrik Jayapura Selatan : perbukitan Entrop (sekitar Walikota), Kelurahan Ardipura, perbukitan sekitar Teluk Yotefa (Skyline-Vihara) Entrop, dan Numbay (depan Pelabuhan) dan Distrik Abepura : sepanjang Tanah Hitam menuju Koya (terutama koordinat 02º38,138 LS-140º43,667 BT, dengan kemiringan mencapai 60º-80º); dengan tinggi gelombang laut dapat mencapai 1,5 meter yang berpotensi terjadi di kawasan pantai di Kota Jayapura, abrasi terjadi di pantai Hamadi dan sepanjang pantai yang menghadap ke Samudera Pasifik. Gelombang tsunami di Jepang pada tanggal 11 Maret 2011 berdampak terhadap pesisir pantai Kota Jayapura yang berhadap langsung dengan Samudera Pasifik dimana beberapa rumah dan jembatan di Kampung Tobati rusak parah/hancur total, 20 rumah hanyut dan rusak, 16 diantaranya dari Kampung Tobati dan Metu Debi serta sedikitnya 4 rumah dari Kampung Enggros dan juga pendopo masyarakat Enggros. Angin maksimum lebih dari 28 knot atau 14 m/s, berpotensi merusak atap rumah bahkan merobohkan pohon dan banjir/genangan air terjadi di Distrik Jayapura Utara : kawasan Pusat Kota Kelurahan Gurabesi, putaran SPBU APO Kelurahan Bhayangkara, kantor Dinas Perikanan Provinsi Papua Kelurahan Imbi, Perempatan Kantor Polsek Jayapura Utara Kelurahan Imbi, Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua Kelurahan Tanjung Ria, Pantai Basa-G Kelurahan Tanjung Ria dan SD Inpres Angkasa, Kelurahan Angkasa; Distrik Jayapura Selatan : kawasan kelapa dua Entrop Kelurahan Entrop, Papua Trade Center (PTC) Kelurahan Entrop, Pasar Hamadi Kelurahan Hamadi, Hotel Rais dan Hotel Relat Kelurahan Argapura dan Posponpes DDI Kelurahan Entrop; Distrik Abepura : kawasan Kolam Nyamuk (Konya) Kampus Uncen Abepura Kelurahan Kota Baru, Pertigaan Kantor Pos Abepura, Kelurahan Kota Baru, Pertokoan Saga, Mega, Onyx dan Agro Kelurahan Kota Baru, Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Papua Kelurahan Vim, Kantor BKN, Jl. Baru Kelurahan Way Mhorock, Kantor Telkom dan Kantor Kanwil Pajak Kelurahan Vim, Pertigaan Brimob Gereja Pniel, Kelurahan Vim, Pasar Yotefa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

9 Kelurahan Way Mhorock dan Kantor Dinas Otonom Provinsi Papua Kelurahan Wahno; Distrik Heram : Kawasan Perempatan Toko Mega Perumnas I kelurahan Waena, Pertigaan Perumnas III dan Denzipur Waena Kelurahan Waena, Perumnas IV Padang Bulan Kelurahan Hedam, Depan Hola Plaza Kelurahan Hedam dan Depan Korem Kelurahan Hedam; dan Distrik Muara Tami : Jalan Sorong dan Jalan Biak Kelurahan Koya Barat, Kampung Mamberamo Kelurahan Koya Timur, Kampung Holtekamp dan DAS Muara Tami. 4). Demografi Dari aspek demografi, Kota Jayapura yang penduduknya heterogen, terdiri dari hampir semua suku bangsa di Indonesia yang berdomisili di ibukota Provinsi Papua. Jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2013 sesuai Data BPS adalah sebanyak jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa (52,83 %) dan penduduk perempuan sebanyak jiwa (47,16 %) dan kepadatan penduduk rata-rata 291 jiwa/km2 dengan kepadatan penduduk tertinggi di Distrik Jayapura Selatan jiwa/km2 dan terendah di Distrik Muara Tami yaitu 19 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan sedikit mengalami kenaikan menjadi 2,61 % per tahun karena kondisi relatif kondusif dan keberhasilan dalam penanganan keluarga berencana serta arus urbanisasi dapat ditekan. TABEL 1 JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN DIRINCI PER DISTRIK TAHUN 2013 No Distrik Jumlah Penduduk Luas Wilayah Kepadatan (Km 2 ) 1 Jayapura Utara , Jayapura Selatan , Abepura Muara Tami , Heram , Jumlah , Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014, TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN PER DISTRIK TAHUN 2013 No Distrik Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Total Laki-Laki Perempuan 1 Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram Jumlah Sumber : BPS, Profil Kota Jayapura, 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

10 Secara administrasi Kota Jayapura terdiri atas 5 Distrik, 25 Kelurahan dan 14 Kampung, dengan rincian luas sebagai berikut : TABEL 4 PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN JUMLAH PENDUDUK DIRINCI PER KELURAHAN/KAMPUNG TAHUN 2013 No Distrik Status Pemerintahan Luas Wilayah Jml KAMPUNG KELURAHAN (Km2) Penduduk I. Jayapura Utara 1.Angkasapura 1. Trikora 2. Mandala 3. Tanjung Ria 4. Imbi 5. Bhayangkara 6. Gurabesi Kayu Batu II. Jayapura Selatan 2. Tobati 3. Tahima Soroma 7. Numbay 8. Argapura 9. Hamadi 10. Ardipura 11. Entrop III Abepura 4. Enggros 5. Nafri 6. Koya Koso 12. Asano 13. Awiyo 14. Abepantai 15. Kota Baru 16. Yobe 17. Vim 18. Wahno 19. Waymhorock IV Muara Tami 7. Holtekamp 8. Skou Sae 9. Skou Yambe 10. Skou Mabo 11. Koya Tengah 12. Moso 21.Koya Timur 22. Koya Barat , V Heram 13. Waena 14. Yoka 23. Hedam 24. Yabansai 25. Waena , , , Luas Wilayah Kota Jayapura Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, , Aspek Kesejateraan Masyarakat Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi Tingkat kesejahteraan masyarakat tergantung dari sejauhmana keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah yaitu kegiatankegiatan yang dilakukan suatu daerah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas hidup masyarakatnya atau adanya suatu proses Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

11 yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya baik perbaikan regulasi maupun institusi). Dan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian secara makro adalah tingkat pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB). Perkembangan PDRB dari tahun mengalami pertambahan nilai. Proses menghasilkan barang dan jasa di Kota Jayapura pada tahun 2013 mampu memberikan peningkatan nilai tambah sebesar 17,83 persen yaitu PDRB atas dasar harga berlaku sebesar Rp.10,76 triliun pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 12,68 triliun pada tahun 2013 yang disumbangkan oleh sektor bangunan sebesar Rp triliun, seiring dengan itu PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 juga mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar tahun sebelumnya, yaitu sebesar 12,28 persen atau sebesar Rp. 513,28 milyar ini menunjukan terus meningkatnya jumlah produksi dalam kurun waktu tersebut. Peningkatan jumlah produksi berdampak pada meningkatnya PDRB Perkapita di Kota Jayapura. PDRB perkapita Kota Jayapura tahun 2013 mencapai Rp ,46 tumbuh sebesar 16,00 persen dari tahun sebelumnya dengan rata-rata pertumbuhan PDRB mencapai 16,57 persen dan bila dikaji secara lanjut dengan melihat rata-rata kenaikan secara rill atau berdasarkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan, maka dalam kurun waktu yang sama terjadi rata-rata kenaikan sebesar 10,74 persen dari Rp ,25 pada tahun 2009 menjadi Rp ,06 pada tahun Disisi lain laju inflasi di Kota Jayapura selama kurun waktu sebesar 1.18 % dan khusus di tahun 2013 hanya mencapai 1,30 %, tidak berdampak pada pengeluaran riil masyarakat. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum dapat ditunjukkan oleh meningkatnya tingkat pendapatan perkapita suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat perolehan pendapatan perkapita menunjukkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan masyarakat, demikian halnya Kota Jayapura yang dalam kurun waktu pendapatan riil masyarakat mengalami kenaikan sehingga dapat dikatakan bahwa ada kenaikan tingkat kesejahtraan masyarakat dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir dari tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

12 Kesejahteraan Sosial a. Angka Melek Huruf Angka melek huruf menunjukkan kemampuan membaca dan menulis penduduk usia 15 tahun ke atas. Capaian angka melek huruf di Kota Jayapura cukup tinggi, pada tahu 2013 angka melek huruf Kota Jayapura adalah sebesar 99,84 persen atau hanya 0,16 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami buta huruf. Tingginya angka melek huruf di Kota Jayapura adalah output dari keberhasilan pembangunan di sektor pendidikan. Terjadi peningkatan sebanyak 0,76 persen dari tahun 2008 hingga tahun 2013 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,18 persen per tahun. Angka melek huruf di Kota Jayapura menduduki posisi pertama diantara Kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Dalam hal ini Pemerintah Kota Jayapura cukup menjaga kesinambungan keberhasilan program pengentasan buta aksara dengan memberikan prioritas dan pemantauan secara terus menerus sehingga penduduk Kota Jayapura bebas buta huruf terutama usia penduduk tahun. TABEL 5 PERKEMBANGAN ANGKA MELEK HURUF KOTA JAYAPURA TAHUN TAHUN ANGKA MELEK HURUF , , , , ,84 Sumber : BPS, IPM & ASPM Kota Jayapura, 2014 b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah. Pada tahun 2013 angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura sebesar 11,06 tahun atau hanya naik sebesar 0.03 tahun dibanding tahun Angka rata-rata lama sekolah sebesar 11,06 diartikan bahwa rata-rata penduduk di Kota Jayapura telah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMU/Sederajat. Angka ini juga mengidentifikasi bahwa Pemerintah Kota Jayapura telah berhasil menuntaskan program wajib belajar 9 tahun. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

13 Angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura menduduki peringkat pertama diantara Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Papua. Sementara untuk standar global yang ditetapkan oleh UNDP untuk rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun atau setara dengan tingkat diploma 3 pada jenjang perguruan tinggi. Pada tahun 2013, pencapaian angka rata-rata lama sekolah Kota Jayapura terhadap standar global UNDP adalah sebesar 73,73 persen atau naik 0,2 persen dibandingkan tahun Secara rata-rata, selama 5 tahun terakhir peningkatan indeks pencapaian rata-rata lama sekolah sebesar 0,33 persen per tahun. Tingginya indikator pendidikan di Kota Jayapura dapat dipertahankan jika Pemerintah tetap serius dalam menangani program pembangunan di sektor pendidikan dan pembangunan di sektor penunjangnya yaitu sektor kesehatan dan ekonomi. TABEL 6 PERKEMBANGAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH DI KOTA JAYAPURA TAHUN TAHUN ANGKA MELEK HURUF , , , ,06 Sumber : BPS, IPM & ASPM Kota Jayapura, Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan fokus layanan urusan wajib maupun urusan pilihan Pendidikan Perkembangan pendidikan di Kota Jayapura sangat mengembirakan hal ini terlihat dari Angka Partisipasi Murni, Angka Partisipasi Kasar dan angka melek huruf mencapai 99,84 % atau hanya 0,16 % penduduk usia 15 tahun keatas yang mengalami buta huruf dengan angka rata-rata lama sekolah 11,06 tahun yang dapat diartikan bahwa rata-rata penduduk di Kota Jayapura telah mengenyam pendidikan hingga kelas 2 SMU/Sederajat. Angka ini mengindikasikan bahwa Pemerintah Kota Jayapura telah berhasil menuntaskan program wajib belajar sembilan tahun, karena ditunjang dengan prasarana Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

14 NO pendidikan yang memadai yakni terdapat 49 TK, 102 SD/MIS, 43 SLTP, 24 SMU, dan 15 SMK dan guru SD sebanyak orang, SLTP sebanyak 948 orang, SMU sebanyak 537 orang dan SMK sebanyak 631 orang. Ratio guru terhadap murid untuk SD 30,97 SLTP : 14,12; SMU : 22,37; SMK : 12,78 sedangkan ratio guru terhadap sekolah untuk SD : 59,49; SLTP : 22,05; SMU : 22,37; SMK : 42,07 dan ratio murid terhadap sekolah untuk SD : 320,36; SLTP : 311,37; SMU : 153,93 dan SMK : 306,33 DISTRIK Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram TABEL 7 JUMLAH SD, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 Jml Skl Jumlah Murid Jml Guru Ratio Guru/ Skl Ratio Murid/ Skl Ratio Guru Murid , J U M L A H Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura 2013 TABEL 8 JUMLAH MURID SD BERDASARKAN USIA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No DISTRIK < 7 Tahun 7-12 Tahun > 12 Tahun JUMLAH 1. Jayapura Utara Jayapura Sealatan Abepura Muara Tami Heram J U M L A H Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 No DISTRIK Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram TABEL 9 JUMLAH SLTP, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 JML Sekolah JML Murid JML Guru Ratio Guru Sekolah ,00. Ratio Murid Sekolah Ratio Guru Murid J U M L A H Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

15 No DISTRIK Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram TABEL 10 JUMLAH SMU, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 Jml Sekolah Jml Murid Jml Guru Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 Ratio Guru/ Sekolah Ratio Murid/ Sekolah Ratio Guru/ Murid J U M L A H No DISTRIK Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram TABEL 11 JUMLAH SMK, MURID DAN GURU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 JLM Sekolah JLM Murid JLM Guru Ratio Guru/ Sekolah Ratio Murid/ Sekolah Ratio Guru/ Murid J U M L A H Sumber : BPS, Data Kota Jayapura, TABEL 12 JUMLAH MAHASISWA DAN DOSEN PERGURUAN TINGGI DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No Perguruan Tinggi Uncen Stisipol Silas Papare STFT Fajar Timur USTJ Poltekes STT Baptis STT I.S. Kijne UNIYAP STIE Port Numbay Univ. Ottow & Geisles ASMI Akparis 45 Stikom Muhamadiyah STIH Umel Mandiri STAIN Al Fatah STSP STIMIK Jayapura Jumlah Mahasiswa Jumlah Dosen L P Total T LB DDT Total STT IKSM Santosa Asih Sumber : Data Pokok Kota Jayapura Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

16 Kesehatan Bertambahnya jumlah penduduk secara otomatis mempengaruhi jangkauan pelayanan kesehatan yang semakin meluas, terlihat dari jumlah Rumah Sakit menjadi 6 buah yaitu 2 Rumah Sakit Daerah (Type B dan C), 3 Rumah SakitABRI (RS, Marthen Indey, RS. AngkatanLaut dan RS. Bhayangkara) serta 1 buah Rumah Sakit Swasta (RS Dian Harapan Waena). Pada tahun 2013, jumlah Puskesmas di Kota Jayapura sebanyak 12 Puskesmas, terdiri dari 11 Puskesmas Non Perawatan dan 1 Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Koya Barat. Dan sejak tahun 2007 dimulai peningkatan pelayanan pada 2 (dua) Puskesmas yaitu Puskesmas Imbi dan Puskesmas Waena, dengan melaksanakan pelayanan 24 Jam, kemudian pada tahun 2010 bertambah 1 Puskesmas lagi yang melaksanakan pelayanan 24 jam yaitu Puskesmas Hamadi dan Puskesmas Yoka. Tahun 2013 ditambah 2 puskesmas yaitu Puskesmas Abepantai dan Puskesmas Kotaraja. Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk di Kota Jayapura tahun 2013 adalah 1 : atau 4,38 per penduduk, ini berarti bahwa setiap Puskesmas melayani sekitar penduduk, atau setiap penduduk rata-rata dilayani oleh hampir 4 Puskesmas. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Jayapura tahun 2013 adalah 1 : 9.852, atau 10,15 per penduduk, hal ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 1 : , atau 8,49 per penduduk. Ini berarti bahwa setiap Puskesmas Pembantu melayani sekitar penduduk, atau setiap penduduk rata-rata dilayani oleh 10 Puskesmas Pembantu. TABEL 13 BANYAKNYA RS, PUSKESMAS, PUSTU, PUSTU SWASTA & POSYANDU DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No. DISTRIK RUMAH PUSKES PUSTU POS PUSTU SAKIT MAS SWASTA YANDU JUMLAH 1. Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Muara Tami Heram Jumlah Sumber :BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

17 Sementara itu bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata penduduk, maka kondisi di Kota Jayapura sudah termasuk dalam kategori baik, yakni setiap Puskesmas di Kota Jayapura melayani rata-rata penduduk. Semakin kecil jumlah sasaran penduduk yang dilayani oleh setiap Puskesmas diharapkan akan semakin baik kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. TABEL 14 JUMLAH PUSKESMAS DAN KONDISINYA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 NO. PUSKESMAS STATUS KONDISI 1 Tanjung Ria Non Perawatan Baik 2 Imbi Pelayanan 24 Jam Baik 3 Elly Uyo Non Perawatan Baik 4 Waena Pelayanan 24 Jam Baik 5 Jayapura Utara Non Perawatan Baik 6 Hamadi Pelayanan 24 Jam Baik 7 Kotaraja Non Perawatan Baik 8 Abepura Non Perawatan Baik 9 Koya Barat Perawatan Baik 10 Abe Pantai Non Perawatan Baik 11 Skow Mabo Non Perawatan Baik 12 Yoka Non Perawatan Baik Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jayapura, 2014 TABEL 15 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN KONDISINYA DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 NO. PUSKESMAS PEMBANTU KONDISI 1 Pustu Angkasa Baik 2 Pustu Bhayangkara Baik 3 Pustu Dok VIII Atas Baik 4 Pustu Skyline Baik 5 Pustu Yoka Baik 6 Pustu Waena Permai Baik 7 Pustu Perumnas III Baik 8 Pustu Perumnas IV Baik 9 Pustu Asano Baik 10 Pustu Nafri Baik 11 Pustu Skouw Sae Baik 12 Pustu Skouw Mabo Baik 13 Pustu Koya Timur Baik 14 Pustu Koya Tengah Baik 15 Pustu Holtekamp Baik 16 Pustu Enggros Baik 17 Pustu Koya Koso Baik 18 Pustu Skouw Yambe Baik 19 Pustu Batu Putih Baik 20 Pustu Awiyo Baik 21 Pustu Moso Baik 22 Pustu Kayu Batu Baik 23 Pustu Polimak IV Baik Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jayapura, 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

18 Jumlah personil Dinas Kesehatan Kota Jayapura pada akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 557 orang, yang terdiri dari tenaga kesehatan yang bekerja pada Dinas Kesehatan Kota Jayapura sebanyak 77 orang dan 497 orang bekerja di 12 Puskesmas di wilayah Kota Jayapura. Terjadi kenaikan jumlah pengawai kesehatan di 12 puskemas sebanyak 45 orang dari tahun sebelumnya. Dari jumlah 497 orang tersebut, 37 orang adalah tenaga dokter/medis dan para medis/perawat sebanyak 153 orang sedangkan sisanya 307 orang adalah apoteker, asisten apoteker, sarjana kesehatan masyarakat dan lainnya.. Dengan melihat kondisi tersebut, maka dapat dikatakan jumlah tenaga kesehatan di Kota Jayapura cukup baik ditinjau dari kuantitas, kualifikasi serta penyebarannya. Jumlah tenaga kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah Kota Jayapura merupakan aset yang tak ternilai bagi pembangunan kesehatan di wilayah, oleh sebab itu, untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan perlu adanya pembinaan, pengawasan, peningkatan ketrampilan bagi tenaga kesehatan, sehingga terwujud kinerja tenaga kesehatan yang optimal. TABEL 16 JUMLAH TENAGA KESEHATAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AKHIR TAHUN 2013 NO. SPESIFIKASI TENAGA KESEHATAN JUMLAH 1 Dokter Umum 29 2 Dokter Gigi 8 3 Bidan 73 4 Perawat Apoteker 13 6 Assisten Apoteker Tenaga Non Medis 18 8 Tenaga Non Paramedis Lainnya 29 Jumlah 452 Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 Rasio Tenaga Dokter / Penduduk Cakupan tenaga dokter yang bekerja pada jajaran Dinas Kesehatan Kota Jayapura dapat dilihat dari indikator rasio dokter yang bekerja di Puskesmas 1 : 2 atau 32,43 per penduduk. Rasio tenaga dokter tersebut per penduduk tahun 2013 sebesar 32,43, tergolong masih rendah apabila dibandingkan dengan rasio ideal yang ditetapkan oleh departemen kesehatan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

19 TABEL 17 INDIKATOR SUMBER DAYA TENAGA KESEHATAN TAHUN 2013 NO. JENIS TENAGA RASIO IDEAL 1 Rasio Dokter per penduduk 40 2 Rasio Dokter Spesialis per penduduk 6 3 Rasio Dokter Keluarga per penduduk 2 4 Rasio Dokter Gigi per penduduk 11 5 Rasio Apoteker per penduduk 10 6 Rasio Bidan per penduduk Rasio Perawat per penduduk Rasio Ahli Gizi per penduduk 22 9 Rasio Ahli Sanitasi per penduduk Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per penduduk 40 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jayapura, 2014 Rasio Dokter Puskesmas / Puskesmas Indikator ini menunjukkan tingkat kecukupan tenaga dokter di Puskesmas. Pada tahun 2008 Rasio jumlah dokter per Puskesmas sebesar 2,22, namun dengan adanya penambahan jumlah Puskesmas di Kota Jayapura Rasio jumlah Dokter per Puskesmas pada tahun 2012 menjadi 2,42. Bidan di Desa Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah pedesaan ditempatkan bidan di desa. Upaya ini telah dilakukan sejak awal untuk memenuhi 14 kampung yang ada di wilayah Kota Jayapura yang belum terjangkau oleh pelayanan pada saat itu. Pada Tahun 2013 target penempatan bidan di desa telah mencapai 14 bidan dimasing-masing kampung, sehingga realisasinya mencapai 100 %. TABEL (SEPULUH) PENYAKIT DOMINAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No PENYAKIT JUMLAH PERSENTASE PASIEN (%) 1 ISPA Penyakit Kulit Alergi Penyakit Gigi dan Rongga Mulut Malaria Penyakit Sistem Otot dan Jaringan Pengikat Diare Kecelakaan dan Ruda Paksa Tekanan Darah Tinggi Penyakit Kusta Penyakit Mata JUMLAH Sumber : BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

20 Pembangunan bidang kesehatan secara umum bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya dengan baik, mengingat pelayanan sudah sampai ke kampung dengan dilengkapi fasilitas puskesmas plus dan pelayanan 24 jam, dengan kegiatan pengobatan gratis, serta berbagai macam pelayanan Pekerjaan Umum Jaringan Jalan Sebagai Ibu Kota Provinsi Kota Jayapura dengan panjang jalan 458,24 km yang terdiri dari bermacam jenis jalan yaitu primer berfungsi sebagai jalan regional, sekunder sebagai jalan pusat kota dan kolektor jalan di luar kota. Panjang jalan di Kota Jayapura tahun 2013 sepanjang 458,24 km yang terdiri dari Jalan Negara sepanjang 50 km, Jalan Provinsi (province road) sepanjang 38,5 km dan Jalan Kota (municipality road) sepanjang 423,02 km. Ada penambahan panjang Jalan Kota sebesar 36,14 km dari tahun Dengan kondisi Jalan tahun 2012 yang baik sepanjang 248,73 km, rusak sedang sepanjang 30,36 km, rusak sepanjang 92,26 dan rusak berat sepenjang 15,53 km sedangkan tahun 2013 kondisi jalan yang baik sepanjang 238,35 km, rusak sedang sepanjang 57,76 km, rusak sepanjang 36,77 km dan rusak berat sepenjang 90,14 km. Permukaan Jalan pada tahun 2011 yang beraspal sepanjang 227,67 km, kerikil sepanjang 55,65 km dan yang masih tanah dan lainnya 103,56 km. Sedangkan tahun 2012 Permukaan Jalan yang sudah beraspal sepanjang 238,35 km, yang berkerikil sepanjang 57,76 km dan yang masih tanah dan lainnya sepanjang 126,91 km. Pemerintah Kota Jayapura setiap tahunnya mengalokasikan dana untuk perbaikan maupun peningkatan dari setiap jenis jalan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dimana tahun 2012 Pemerintah membangun jalan sepanjang M, peningkatan jalan sepanjang M, pemeliharaan jalan sepanjang M dan pembangunan jembatan sebanyak 7 unit sementara tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

21 TABEL 19 PANJANG JALAN DI KOTA JAYAPURA DIRINCI MENURUT STATUS JALAN, KONDISI JALAN DAN PERMUKAAN JALAN DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2013 No URAIAN 2011 (km) % 2012 (km) % 2013 (km) 1 STATUS JALAN Jalan Negara 50 10,3 50 9,77 27,755 Jalan Provinsi 38,5 7,93 38,5 7,53 115,75 Jalan Kota 397,02 81,77 423,02 82,7 97,893 Jumlah 485, , % 2 KONDISI JALAN Baik 255,25 64,29 258,8 61,18 258,8 61,18 Sedang 31,15 7,85 31,09 7,35 31,09 7,35 Rusak 94,68 23,85 117,01 27,66 117,01 27,66 Rusak Berat 15,94 4,01 16,12 3,81 16,12 3,81 Jumlah 397, , , PERMUKAAN JALAN Aspal 233,64 58,85 238,35 56,35 76,713 Kerikil 57,11 14,38 57,76 13,65 5,834 Tanah 33,9 8,54 36,77 8,69 1,65 Tidak di rinci 72,37 18,23 90,14 21,31 JUMLAH 397, , Sumber : BPS, Kota Jayapura Dalam Angka, Perumahan Dan Pemukiman Kebutuhan masyarakat Kota Jayapura akan perumahan meningkat rata-rata 5 % per tahun. Pengusaha yang bergerak di bidang properti dengan kemampuan rata-rata cukup membantu kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat, kendala ada pada lokasi mengingat kondisi geografis dan hak pemelikan ulayat yang cukup sulit. Ratio antara penduduk dan rumah yang tersedian 1 : 7,13 jiwa, sedangkan yang ideal 1 : 5 jiwa. Dengan demikian masih diperlukan ± unit rumah lagi. Apabila kemampuan developer membangun kurang dari unit per tahun tentunya diperlukan waktu 11,5 tahun untuk pemenuhan kebutuhan rumah yang sehat, ini belum termasuk kebutuhan urbanisasi lokal yang membangun rumah secara tradisional ditempat lahan kritis di wilayah Kota Jayapura yang pada akhir-akhir ini trendnya meningkat cukup tinggi Penataan Ruang Kota Jayapura sebagai Ibu Kota Provinsi telah melakukan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2007 dan telah diperdakan pada tahun 2008, namun dalam perjalanan perlu disesuaikan dengan perkembangan Kota sehingga tahun 2013 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

22 ditinjau kembali agar dapat berperan dan berfungsi sebagai alat operasional pelaksanaan pembangunan di Kota Jayapura dan sementara dalam proses penetapan Perdanya. Rencana Tata Ruang Wilayah berlaku tahun bertujuan untuk mewujudkan Kota Jayapura sebagai pusat pelayanan regional pendidikan, perdagangan dan jasa, pariwisata, serta beranda depan negara yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan serta menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal. Dalam mengaplikasi rencana tata ruang sebagaimana tujuannya, Pemerintah Kota Jayapura telah melakukan berbagai kebijakan antara lain : Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang BWK A, B, C, D, E, F pada Distrik Jayapura Utara, sebagain Distrik Jayapura Selatan, sebagian Distrik Heram dan sebagian Distrik Muara Tami, penyusunan master plant pengembangan wisata dan studi penataan wisata serta Rencana Detail Tata Ruang Pusat Pemukiman A Perhubungan Jumlah pelabuhan laut/udara/terminal Bis Hingga tahun 2013 Kota Jayapura belum memiliki Bandara Udara, hanya terdapat 1 (satu) pelabuhan laut yakni Pelabuhan Kota Jayapura dikelola oleh PT.(persero) Pelabuhan Indonesia Wilayah IV Cabang Jayapura, dan 1 (satu) pelabuhan perintis. Kunjungan kapal bongkar muat dan turun naik penumpang di Pelabuhan Jayapura pada tahun 2013 terdiri dari (1) bongkar muat barang menurut tujuan dalam dan luar negeri dengan jumlah bongkar T/M3, muat hanya dalam negeri, T/M3; (2) bongkar muat barang menurut jenis komoditi, bahan pokok = bongkar T/M3 dan muat T/M3, bahan strategis = bongkar T/M3 dan muat T/M3, migas = bongkar T/M3 sementara tidak ada muatan, non migas bongkat tidak ada hanya muatan sebesar T/M3 sedangkan komoditi lainnya = bongkar T/M3 dan muat T/M3; (3). arus turun/naik penumpang menurut tujuan tahun 2013 yang turun di Jayapura sebanyak orang dan naik dari pelabuhan Jayapura sebanyak Sedangkan transportasi darat untuk angkutan jalan sebanyak 3 unit terminal kelas C, BUS (AKDP) sebanyak 6 unit dan jembatan timbang sebanyak 1 buah dan 3 unit dermaga angkutan penyebarangan yang terdiri dari dermaga komersial 1 unit, dermaga perintis 2 unit, tidak ada dermaga kapal ferry. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

23 Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup yaitu dengan bebagai uapaya yang sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fingsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup melalui pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Hingga tahun 2013 Kota Jayapura telah melakukan berbagai upaya yaitu : 1. Mengeluarkan berbagai peraturan maupun keputusan lingkungan hidup tentang : Ijin Tempat Usaha; Retribusi Kebersihan; Rencana Tata Ruang Wilayah; Pembinaan Umum, Ketertiban, Kebersihan Dan Keindahan Kota; Ijin Bongkar Muat Barang; Penggunaan Kamar Mandi Dan Jamban Di Tempat Umum Kewajiban Membuat Amdal UKL-UPL serta SPPL; 2. Pengendalian dampak Lingkungan untuk PLTD, United Tractor, Pasar, Perumahan dengan luas areal ± ,03 h2, pemakaian air disesuaikan kebutuhan sedangkan instalasi berupa 1 (oli cater) dan 1 bak penampung volume limbah cair 3,27 M/H3; 3. Pengendalian dampak lingkungan untuk Peternakan Perhotelan, Tempat Rekreasi dan Kesehatan Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Pada tahun 2013, jumlah klinik KB yang tersebar pada 5 distrik di Kota Jayapura sebanyak 24 buah dan pos KB sebanyak 4 buah, dengan jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak pasangan dibanding tahun 2012 sejumlah pasangan, dari jumlah tersebut yang masih akseptor aktif sebanyak akseptor dibanding tahun 2012 sebanyak akseptor. Jumlah peserta aktif per 100 Pasangan Usia Subur tahun 2013 sebesar 72. Metode kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor aktif sampai dengan tahun 2013 yaitu IUD = akseptor, Pil = akseptor, Kondom = akseptor, Suntikan = akseptor, MOP/W = 10 akseptor dan Implant = 829 akseptor turun dibanding tahun 2010 : IUD = akseptor, Pil = akseptor, Kondom = akseptor, Suntikan = akseptor, MOP/W = akseptor dan Implant = Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

24 akseptor dibanding Sementara jumlah Akseptor Baru Komulatif yaitu IUD = 358 akseptor, Pil = 322 akseptor, Kondom = 49 akseptor, Suntikan = akseptor, MOP/W = 144 akseptor dan Implant = 470 akseptor Ketenagakerjaan Angkatan Kerja Jumlah pencari kerja (pencaker) di Kota Jayapura tahun 2013 tercatat orang, terdiri dari pencaker laki-laki dan pencaker perempuan, sebagian besar tingkat pendidikan adalah SLTA/sederajat yang mencapai orang atau 38,75 persen. Sementara jumlah penduduk yang sudah aktif dalam perekonomian (angkatan kerja) sebesar 60,38 % penduduk usia kerja yang terdiri dari laki-laki 80,76% dan perempuan 50,97 %. Presentase tersebut merupakan ukuran tingkat partisipasi angkatan kerja yang menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja Kota Jayapura cukup besar sehingga harus diimbangi dengan permintaan tenaga kerja yang besar pula agar angka pengangguran dapat lebih ditekan. Bila dibedakan menurut golongan umur pada tahun 2012, penduduk yang bekerja pada umumnya berumur tahun yang merupakan usia primer yaitu sejumlah 83,7 persen dari penduduk bekerja. Pada tahun 2013, penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan sosial, perorangan sebanyak 37,9 persen naik 6,4 persen jika dibandingkan tahun Sementara itu sebanyak 26,8 persen penduduk bekerja di sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi. Penduduk yang bekerja di sektor ini naik sekitar 1 persen jika dibandingkan pada tahun Meningkatnya angka pekerja di beberapa sektor pada tahun 2013 dan menurunnya angka pengangguran dibanding kondisi tahun 2012 mengindikasikan bahwa sektor-sektor ini merupakan sekktor yang dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan angka pengangguran. Sementara distribusi sektor penduduk bekerja di Kota Jayapura bertumpu pada kesempatan kerja di sektor jasa, perdagangan, angkutan dengan nilai proporsi lebih dari 75 persen. Mengingat Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua juga sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi, maka sektor-sektor ini memberikan peluang terbesar diantara sektor-sektor yang ada untuk menyerap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Jayapura Tahun

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA

PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA PENCAPAIAN KINERJA INDIKATOR MACRO PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAYAPURA Berdasarkan Permen No. 12 thn 2007 ttg Susunan Data A. DATA UMUM 1. GEOGRAFI a. Posisi / Letak Kota Jayapura berdiri sejak tanggal 21

Lebih terperinci

TABULASI RASIO KEMISKINAN DAN INDEKS KEMAHALAN KONTRUKSIK TINGKAT KELURAHAN DAN KAMPUNG DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2014

TABULASI RASIO KEMISKINAN DAN INDEKS KEMAHALAN KONTRUKSIK TINGKAT KELURAHAN DAN KAMPUNG DI KOTA JAYAPURA TAHUN 2014 Nama Kelurahan / Kampung Luas Kelurahan /Kampung Luas Tahun 2013 1,58 Tahun 2014 DISTRIK JAYAPURA UTARA 1 Kelurahan sapura 6,44 12,63 4.527 72 4.599 6,55 2 Kelurahan Trikora 1,90 3,73 5.397 85 5.482 7,81

Lebih terperinci

Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM GEOGRAFI

Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM GEOGRAFI Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM. GEOGRAFI a. Posisi / Letak Kota Jayapura berdiri sejak tanggal September 99 berdasarkan Undang Undang No. tahun 99 terletak dibagian Utara Provinsi Papua pada o8

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAYAPURA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAYAPURA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN WALIKOTA JAYAPURA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BATASAN JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP), SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU DAN SURAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 46 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis 4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Kota Jayapura terletak di tepian Teluk Yos Sudarso dan secara geografis berada pada posisi antara 1 0 28 17.26 hingga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM GEOGRAFI

Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM GEOGRAFI Data Pokok Kota Jayapura A. DATA UMUM GEOGRAFI a. Posisi / Letak Kota Jayapura berdiri sejak tanggal September 99 berdasarkan Undang Undang No. tahun 99 terletak dibagian Utara Provinsi Papua pada o8 7,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Penetapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Penetapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penetapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan paradigma baru dalam pengelolaan Barang Milik negara/aset

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berakhirnya masa berlaku RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Tahun 2005-2010, maka untuk menjamin kesinambungan arah pembangunan Kota dalam

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO 2014 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 1706.1416 Katalog BPS : 4102004.1706040

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, BPS Kabupaten Teluk Bintuni telah dapat menyelesaikan publikasi Distrik Weriagar Dalam Angka Tahun 203. Distrik Weriagar

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

Population and Employment

Population and Employment Penduduk dan Ketenagakerjaan/Population and Employment 53 BAB 3 PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN Population and Employment 3.1 PENDUDUK penduduk Kota Jayapura tahun 2013, tercatat sebanyak 272.544 orang atau

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Ciamis, secara geografis wilayah Kabupaten Ciamis berada pada 108 0 20 sampai dengan 108 0

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG 2015 No Publikasi : 2171.15.31 Katalog BPS : 1102001.2171.081 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 11 hal. Naskah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Sepaku rata-rata 177,2 mm pada tahun 2010 Kecamatan Sepaku memiliki luas 438,50 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jayapura merupakan ibu kota Provinsi Papua dan berada di Teluk Yos Sudarso. Kawasan pesisir Kota Jayapura terbagi atas pesisir bagian barat dan bagian timur. Pesisir

Lebih terperinci

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah

BAB 1 SKOUW WUTUNG. A. Sejarah BAB 1 SKOUW WUTUNG Peta Pulau Papua A. Sejarah Provinsi Papua dulunya mencakup seluruh Pulau Papua bagian barat. Pada masa Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN TAHUN : 2012 : PENAJAM PASER UTARA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Dituntaskannya program wajib belajar dua belas tahun pada seluruh siswa Persentase

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017 MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN KEAMANAN NEGARA 1 Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. maret Pada tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Mesuji dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu dari 10 Kabupaten di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terbentuk pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i STATISTIK KECAMATAN PADANG GUCI HILIR 2016 Halaman ii Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN PADANG GUCI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN ANGKONA

PROFIL KECAMATAN ANGKONA PROFIL KECAMATAN ANGKONA Link Website Kecamatan Angkona 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Angkona terletak 32 km di jazirah timur ibukota Kabupaten LuwuTimur. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Nuha

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci