HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL. Muhammad Dody Kurniawan Rina Mulyati INTISARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL. Muhammad Dody Kurniawan Rina Mulyati INTISARI"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL Muhammad Dody Kurniawan Rina Mulyati INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal. Semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri subjek, demikian pula sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini adalah para penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang berusia antara tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode skala untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan dan penerimaan diri yang diperoleh, untuk Skala Dukungan Sosial berjumlah 128 aitem, mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985) dan Skala Penerimaan Diri yang berjumlah 60 aitem mengacu pada delapan karakteristik penerimaan diri yang diungkapkan Sheerer (Cronbach, 1963). Data penelitian dianalisis dengan teknik uji korelasi statistik non-parametrik dari Spearman-rho karena sebaran data tidak normal dengan bantuan program SPSS versi Hasilnya ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal, dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan dirinya, begitu pula sebaliknya. Subjek umumnya memiliki tingkat penerimaan diri yang tergolong sedang. Kata kunci : Dukungan Sosial, Penerimaan Diri, Penderita Gagal Ginjal Terminal

2 2 PENGANTAR Latar Belakang Permasalahan Penderita penyakit yang sudah sampai pada tahap terminal mengalami peningkatan yang cukup fantastis. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan sekaligus perawatan dan pengobatan yang dilakukan hanya sekedar untuk menjaga kondisi fisik penderita dengan tujuan untuk memperpanjang usia penderita. Gagal ginjal terminal dan berbagai jenis penyakit terminal lainnya seperti jantung, kanker, diabetes mellitus dan HIV/AIDS (Taylor, 1995), kasusnya di seluruh dunia mengalami peningkatan di atas 50% dan di Indonesia sendiri di tahun 2004 ditemukan sebanyak 4500 kasus ( ) dan mengalami peningkatan 20% tiap tahunnya (Suhardjono, 2004). Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun perempuan dan tidak mengenal batas usia. Umumnya penderita tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit gagal ginjal terminal dikarenakan penyakit ini berlangsung bertahap dan memakan waktu bertahun-tahun seiring dengan menurunnya fungsi ginjal dari penderita. Umumnya penderita baru mengetahui bahwa dirinya menderita gagal ginjal ketika sudah sampai pada tahap terminal di mana fungsi ginjalnya hanya tinggal kurang dari 10% ( dari sumber lain dikatakan kurang dari 5%. Penderita gagal ginjal terminal membutuhkan terapi pengganti ginjal (TPG) untuk dapat menggantikan fungsi ginjalnya di mana sampai saat ini terdapat dua macam terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis atau dalam istilah yang awam dikenal dengan terapi cuci darah dan transplantasi ginjal yang dapat diperoleh dari donor hidup maupun jenazah (Roesli, 2004).

3 3 Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal terminal maka ia harus menjalankan terapi hemodyalisis secara rutin seumur hidup sebanyak satu sampai tiga kali seminggu tergantung kondisi ginjal penderita. Mereka tidak hanya mengalami penderitaan secara fisik namun juga penderitaan mental seperti gangguan kecemasan, depresi atau bahkan psikotik. Umumnya gejala yang lebih sering ditunjukkan oleh penderita adalah depresi dan kekecewaan Soewadi (Pitoyo, 2003), karena di satu sisi harus bergantung seumur hidup pada mesin dialisis dan di sisi lain ia harus tetap menjalankan peran dan aktivitas dalam kehidupannya. Kesulitan lain yang dialami penderita gagal ginjal terminal adalah untuk dapat menjalani kehidupan dengan sebagaimana mestinya. Dari fakta yang ditemui di lapangan, sebagian besar penderita gagal ginjal terminal harus menggunakan kursi roda untuk dapat berjalan dalam jarak yang cukup jauh, jika ingin naik atau turun dari tempat tidur harus digendong. Selain itu mereka juga sering mengeluhkan banyak hal termasuk kondisi dan kemampuan fisik mereka yang sudah banyak mengalami penurunan mereka menjadi merasa tidak bisa mandiri sehingga berpikiran bahwa dirinya hanya merepotkan orang lain, selain itu mereka juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang tanpa ada intervensi pada sisi psikologis mereka, maka bisa menjadikan mereka sulit untuk menerima dirinya, tidak menyenangi dirinya, mencemooh diri sendiri, merasa orang lain menjauhi dan menghina dirinya, tidak percaya pada perasaan dan sikapnya sendiri. Gejala-gejala yang ditunjukkan tersebut menurut Hurlock (1973) merupakan tanda rendahnya tingkat penerimaan diri. Penerimaan diri menurut Pannes (Hurlock, 1973) adalah tingkat di mana ia menerima karakteristik pribadinya, ia merasa mampu dan mau untuk hidup

4 4 sebagaimana mestinya. Hurlock (1973), berpendapat bahwa individu yang menerima karakteristik pribadinya, maka ia akan menyukai dirinya dan merasa orang lain juga akan menyukai kualitas yang ada pada dirinya. Lebih lanjut Hjelle dan Ziegler (Sari dan Nuryoto, 2002) mengatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap individu mencerminkan toleransi terhadap frustasi atau kejadian-kejadian yang menjengkelkan dan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan dirinya tanpa harus menjadi sedih atau marah. Kemampuan penerimaan diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda tingkatannya sebab kemampuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia, latar belakang pendidikan, pola asuh orang tua dan dukungan sosial. Jika mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Loscoco & Spitze (Taylor dkk.,1994) yang mengatakan bahwa dukungan sosial membantu baik laki-laki maupun perempuan untuk mengelola stres di tempat kerja, dapat disimpulkan bahwa umumnya individu bisa lebih mudah menerima kondisi yang kurang menguntungkan yang dialaminya jika ia mendapatkan bantuan dari orang-orang terdekatnya. Selain itu dari hasil temuan yang ditemukan di lapangan sebagian besar penderita mengungkapkan bahwa mereka menginginkan dirinya selalu ditemani oleh anggota keluarga atau kerabat dekatnya dengan demikian mereka merasa bahwa mereka dapat merasa nyaman dan tetap dihargai walaupun dengan kondisi penyakit mereka. Bentuk dukungan bisa bermacam-macam seperti perhatian yang diberikan, materi yang bisa berupa uang dan barang atau alat yang bisa bermanfaat bagi orang tersebut, informasi terkait dengan masalah dan apresiasi atas perilaku yang bersifat positif yang berhasil dilakukan si penderita. Cohen dan Syme (1985) secara umum mendefinisikan dukungan sosial sebagai suatu keadaan bermanfaat atau menguntungkan yang diperoleh individu dari

5 5 orang lain baik berasal dari hubungan sosial struktural yang meliputi keluarga/teman dan lembaga pendidikan maupun berasal dari hubungan sosial yang fungsional yang meliputi dukungan emosi, informasi, penilaian dan instrumental. Mengacu pada pengertian dukungan sosial di atas, maka bisa diasumsikan bahwa ketika seseorang dihadapkan pada masalah atau kesulitan hidup dan ia mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya berupa tersedianya orang yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan ketika sedang down, mendengarkan keluh kesah, memberikan informasi yang diperlukan, diajak berdiskusi dan bertukar pikiran maka orang tersebut akan merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan, serta merasa memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah yang dialami sehingga beban psikologis yang terasa berat, jika harus ditanggung sendirian, bisa lebih ringan. Demikian halnya jika dukungan sosial ini tidak ia peroleh, maka beban yang dialami orang tersebut akan terasa lebih berat sehingga bisa memunculkan stres dan frustasi saat menghadapi masa-masa sulitnya. Asumsi di atas ternyata didukung oleh hasil penelitian yang menyebutkan bahwa dukungan sosial secara efektif dapat mengurangi penyebab timbulnya stres psikologis ketika menghadapi masa-masa sulit (Cohen & Wills, Kessler & McLeod, dan Littlefield dkk.) (Taylor dkk., 1994), Loscoco & Spitze (Taylor dkk., 1994) menambahkan bahwa dukungan sosial yang didapatkan mampu membantu karyawan laki-laki maupun perempuan untuk mengelola stres di tempat kerja. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Hasanat (1998) yang menyimpulkan bahwa dukungan sosial yang diperoleh penderita kanker akan menurunkan tingkat depresi penderita. Para penderita gagal ginjal terminal di mana hidupnya sangat tergantung pada mesin dialisis dengan harapan sembuh yang kecil dan dengan kondisi

6 6 kesehatannya yang membatasi aktifitasnya, diasumsikan mengalami tekanan dan rasa frustasi akibat penyakitnya. Mereka merasa tidak bisa mengaktualisasikan lagi potensinya selama ini sehingga mereka sulit untuk menerima keadaan dirinya. Lain halnya jika mereka bisa mendapatkan perhatian, cinta dan empati, mereka akan merasakan beban mereka terkurangi. Lebih jauh jika peralatan yang dibutuhkan untuk penopang hidupnya tersedia dan informasi yang lengkap tentang penyakit maupun perawatannya akan mengurangi ketidakpastian dan ketidakjelasan sehingga bisa memunculkan rasa aman dan tenang yang bisa membantu proses pemulihan kondisi mental penderita gagal ginjal terminal. Perhatian dan empati yang diberikan oleh lingkungan sekitar penderita seperti keluarga, dokter atau perawat serta temantemannya baik sesama penderita maupun rekan kerja dapat membantu penderita untuk dapat lebih menerima dirinya. Paparan di atas memunculkan asumsi bahwa dukungan sosial memiliki keterkaitan dengan kemampuan penderita gagal ginjal terminal untuk menerima dirinya dan kondisi yang menyertainya. Tetapi dari asumsi tersebut masih memunculkan pertanyaan apakah betul ada hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal? Apakah tingkat dukungan yang semakin tinggi akan meningkatkan penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal.

7 7 METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan subyek penelitian yaitu para penderita gagal ginjal terminal baik laki-laki maupun perempuan yang menjalani terapi hemodialysis rutin di R.S. PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan berusia 20 tahun sampai dengan lebih dari 50 tahun Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala. Skala merupakan konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian inidividu. Jawaban pada skala psikologi merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang bersangkutan. Peneliti melakukan pengumpulan data sebanyak satu kali sebab peneliti menggunakan metode try-out terpakai keterbatasan jumlah subjek dan keterbatasan kemampuan subjek dalam beraktifitas termasuk mengerjakan angket terkait dengan efek dari penyakit yang diderita. Terdapat dua macam alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Skala Penerimaan diri Skala penerimaan diri ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkat penerimaan diri seorang penderita gagal ginjal terminal. Tingkat penerimaan diri seorang penderita gagal ginjal terminal ditunjukkan dengan jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan pernyataan yang diajukan. Skala penerimaan diri ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada teori Sheere (Cronbach, 1963) tentang ciri-ciri individu yang dapat dikatakan menerima dirinya terdiri dari 60 butir pernyataan. Aitem-aitem dalam skala penerimaan diri ini disusun berdasarkan pada skala Likert yang terdiri atas lima alternatif jawaban yaitu sangat cocok, cocok, antara cocok dan tidak cocok (ragu-ragu), tidak cocok, dan sangat tidak cocok. Ketentuan

8 8 penilaian skor untuk jawaban pernyataan aitem favourable adalah lima untuk jawaban sangat cocok, empat untuk jawaban cocok, tiga untuk jawaban ragu-ragu, dua untuk jawaban tidak cocok dan satu untuk jawaban sangat tidak cocok. Sedangkan ketentuan untuk penilaian skor untuk jawaban aitem unfavourable adalah satu untuk jawaban sangat cocok, dua untuk jawaban cocok, tiga untuk jawaban ragu-ragu, empat untuk jawaban tidak cocok dan lima untuk jawaban sangat tidak cocok. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal. Adapun karakteristik-karakteristik penerimaan diri yang diungkap oleh Sheere (Cronbach, 1963) meliputi: (a). Mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi kehidupan, (b). Menganggap dirinya berharga sebagai manusia yang sederajat dengan orang lain, (c). Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya, (d). Menerima pujian dan celaan secara objektif, (e). Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya, (f). Bertindak berdasarkan nilai dan standar yang ada dalam dirinya daripada dipengaruhi tekanan-tekanan dari luar, (g). Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya, (h). Menempatkan dirinya sebagaimana manusia yang lain sehingga individu lain dapat menerima dirinya. 2. Skala Dukungan Sosial Skala ini bertujuan untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita gagal ginjal terminal. Dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita gagal ginjal terminal ditunjukkan oleh jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan pernyataan yang diajukan.

9 9 Aitem-aitem pernyataan dalam skala dukungan sosial ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang diungkapkan oleh House dan Kahn (Cohen dan Syme, 1985) meliputi (a). Dukungan emosional (emotional support); (b). Dukungan informatif (information support); (c). Dukungan alat (instrumental support); (d). Dukungan penghargaan (self appraisal). Yang kemudian masing-masing aspek dibagi lagi ke dalam tiga bagian berdasarkan sumber dukungan, yaitu keluarga, teman dan tenaga medis. Peneliti menyusun skala dukungan sosial yang terdiri 128 butir pernyataan. Masing-masing aspek dijabarkan dalam pernyataan yang dibagi ke dalam pernyataan favourable (bersifat mendukung) dan pernyataan unfavourable (bersifat tidak mendukung). Metode yang digunakan dalam penyusunan skala penelitian ini adalah metode Likert dengan lima alternatif jawaban yaitu tidak pernah, pernah, kadangkadang, sering dan selalu. Ketentuan penilaian skor untuk jawaban pernyataan aitem favourable adalah lima untuk jawaban selalu, empat untuk jawaban sering, tiga untuk jawaban kadang-kadang, dua untuk jawaban pernah dan satu untuk jawaban tidak pernah. Sedangkan untuk ketentuan penilaian skor untuk jawaban aitem unfavourable adalah satu untuk jawaban selalu, dua untuk jawaban sering, tiga untuk jawaban kadang-kadang, empat untuk jawaban pernah dan lima untuk jawaban tidak pernah. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita gagal ginjal terminal. Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk memudahkan dalam pembacaan data hasil penelitian yang masih berupa data kasar. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan statistik.teknik statistik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah teknik statistik

10 10 korelasi Spearman-Rho. Teknik ini digunakan karena dalam penelitian ini mencari korelasi antara variabel tergantung dengan variabel bebas dan. Proses analisisnya dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows 11.5.

11 11 HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan pengambilan data terhadap subjek penelitian di Unit Haemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, maka diperoleh gambaran sebagai berikut : Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia No. Rentang Usia Prosentase tahun 18,18% tahun 11,36% tahun 31,81% 4 51 tahun ke atas 38,63% Total 100% Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Terapi Haemodialisa No. Frekuensi HD Fungsi Ginjal Prosentase 1 1 Kali Seminggu 50% 11,36% 2 2 Kali Seminggu Di bawah 50% 81,82% 3 3 Kali Seminggu 0-5% 6,82% Total 100% Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Fasilitas Asuransi yang Dimiliki No. Fasilitas ASKES Prosentase 1 ASKES Sosial 52,27% 2 ASKES Gakin 45,46% 3 Swasta 2,27% Total 100% Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Ada Atau Tidaknya Komplikasi Penyakit No. Komplikasi Prosentase 1 Ada 54,55% 2 Tidak Ada 45,45% Total 100% Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Prosentase 1 SMU 50% 2 Akademi 15,91% 3 Sarjana 34,09%

12 12 Total 100% Deskripsi Data Penelitian Variabel Penerimaan Diri Variabel Skor Yang Diperoleh (Empirik) Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik) Penerimaan Diri Min Max SD Mean Min Max Mean , , Kategorisasi Data Tingkat Penerimaan Diri No. Kategorisasi Norma 1 Tinggi x = Sedang 140 = x < Rendah X < 140 Deskripsi Data Penelitian Variabel Dukungan Sosial Variabel Skor Yang Diperoleh (Empirik) Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik) Dukungan Sosial Min Max SD Mean Min Max Mean , , Kategorisasi Tingkat Dukungan Sosial No. Kategorisasi Norma 1 Tinggi x = 469,3 2 Sedang 298,7 = x < 469,3 3 Rendah x < 298,7 Distribusi Skor Tingkat Penerimaan Diri Subjek Penelitian No. Kategorisasi Norma Presentase 1 Tinggi x = ,81% 2 Sedang 140 = x < ,91% 3 Rendah X < 140 2,28% Distribusi Skor Tingkat Penerimaan Diri Antara Subjek Laki-laki dan Perempuan No. Kategorisasi Norma Subjek Laki-laki Subjek Perempuan Presentase Presentase 1 Tinggi x = ,33% 27,27% 2 Sedang 140=x<220 66,67% 63,63% 3 Rendah x < 140-9,10% Distribusi Skor Tingkat Dukungan Sosial Yang Diterima Subjek No. Kategorisasi Norma Presentase

13 13 1 Tinggi x = 469,3 45,45% 2 Sedang 298,7 = x < 469,3 52,27% 3 Rendah x < 298,7 2,28% Distribusi Perbedaan Tingkat Dukungan Sosial yang Diterima Antara Subjek laki-laki dan perempuan No. Kategorisasi Norma Subjek Laki-laki Subjek Perempuan Presentase Presentase 1 Tinggi x = 469,3 45,45% 45,45% 2 Sedang 298,7=x<469,3 51,52% 54,55% 3 Rendah x < 298,7 3,03% - 1. Uji Hipotesis Hasil analisis data menggunakan korelasi Spearman-rho pada program komputer SPSS for windows 11.5, sebab dari hasil uji normalitas yang dilakukan diperoleh sebaran yang tidak normal untuk variabel dukungan sosial. Hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara penerimaan diri dengan dukungan sosial memiliki angka korelasi sebesar 0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), maka hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan diri dapat diterima. 2. Analisis Tambahan a. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan frekuensi hemodialisa. Nilai F hitung dengan probabilitas (p<0.05). b. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek yang memiliki komplikasi penyakit dengan yang tidak. Nilai t hitung untuk komplikasi penyakit yang diderita oleh subjek adalah sebesar dengan probabilitas (p<0.05) c. Terdapat perbedaan penerimaan diri subjek berdasarkan tingkat pendidikan. F hitung adalah dengan probabilitas (p<0.05).

14 14 d. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan usia. Nilai F hitung adalah dengan probabilitas (p<0.05). e. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek yang sumber pembiayaan terapi hemodialisanya berasal dari askes sosial maupun askes gakin. Nilai t hitung dengan probabilitas (p<0.05). f. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek berdasarkan jenis kelamin. Nilai t hitung dengan probabilitas (p<0.05). g. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan lamanya sakit. Nilai F hitung adalah dengan probabilitas (p<0.05). Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal terkait dengan tersedianya dukungan sosial (r = 0,503 dengan p = 0,000) di mana semakin besar dukungan sosial yang diterima oleh penderita gagal ginjal terminal ternyata semakin meningkatkan penerimaan diri mereka dan semakin rendahnya dukungan sosial maka semakin sulit para penderita tersebut untuk menerima kondisi dan penyakitnya. Penerimaan diri pada penelitian ini dikaitkan dengan dukungan sosial karena dukungan sosial dapat bermanfaat bagi seseorang antara lain, dalam memperkuat atau menaikkan perasaan harga dirinya, memberikan informasi yang relevan terhadap masalah yang dihadapi dan alternatif penyelesaiannya, memberi nasehat ataupun tuntunan, berfungsi bagi individu dalam melakukan bermacam-macam aktifitas sosialnya, dan memberikan dorongan kepada individu dalam mengambil keputusan serta memberikan keyakinan bahwa masalah yang dihadapi dapat terselesaikan, Wills (Cohen dan Syme, 1985). Selanjutnya dukungan sosial dapat dikatakan sebagai suatu keadaan di mana individu merasa diperhatikan, dicintai,

15 15 dihargai dan dipercayai oleh orang lain berupa dukungan instrumental, dukungan informatif, dukungan emosional dan penilaian yang bermanfaat bagi individu tersebut sebab dukungan-dukungan tersebut dapat membantu individu untuk memecahkan masalahnya. Penderita gagal ginjal terminal akan mengalami banyak perubahan dalam kondisi fisik maupun psikologisnya diakibatkan oleh penyakit yang dideritanya, oleh karena itu bagi penderita yang tidak dapat menerima perubahanperubahan tersebut antara lain akan menjadi membenci dirinya sendiri dan tidak mempunyai kepercayaan akan perasaan dan sikapnya sendiri (Hurlock, 1973). Akan tetapi berbeda halnya dengan penderita yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi karena penderita akan mampu untuk memperkuat atau menaikkan perasaan harga dirinya yang diperoleh dari dukungan yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Dukungan sosial yang diperoleh dapat berupa saran-saran untuk mencari jalan kesembuhan, kehangatan, perhatian, empati, semangat dan motivasi serta bantuan materi dan alat kesehatan yang diperlukan. Melalui dukungan sosial tersebut penderita akan dapat mengurangi tekanan psikologis yang diakibatkan oleh penyakitnya (Brehm dan Kassin, 1990). Ketika penderita mampu untuk mengurangi tekanan psikologis yang diakibatkan oleh penyakitnya maka penderita tersebut mampu untuk dapat lebih menerima dirinya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Sari dan Nuryoto (2002) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri adalah terdiri dari dukungan sosial dan pendidikan. Dari angka korelasi 0,503 yang telah disebutkan di atas antara dukungan sosial dengan penerimaan diri, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini penerimaan diri dipengaruhi oleh dukungan sosial sebesar 25,30% sementara itu sebesar 74,70% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya lamanya sakit, tingkat

16 16 pendidikan, usia, jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, ada tidaknya komplikasi penyakit, pembiayaan terapi. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini mencoba melakukan analisis tambahan mengenai faktor-faktor tersebut di atas untuk mengetahui apakah faktorfaktor tersebut mampu memberikan pengaruh terhadap penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal. Pada faktor lamanya sakit diperoleh hasil (F=0.082; p=0.921) untuk penerimaan diri dan (F=0.753; p=0.477) untuk dukungan sosial yang berarti bahwa lamanya sakit tidak cukup memberikan dampak terhadap penerimaan diri dan dukungan sosial penderita gagal ginjal terminal. Hal ini dikarenakan belum tentu semakin lama seseorang menderita penyakit terminal maka semakin baik ia dalam menerima keadaan dirinya dan memperoleh dukungan sosial yang lebih baik, bahkan mungkin sebaliknya penderita tersebut akan merasa jenuh dan semakin stres, yang juga berakibat penderita tersebut bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya Sedangkan pada faktor tingkat pendidikan diperoleh hasil (F=5.136; p=0.010) di mana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ternyata mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan penderita gagal ginjal terminal dalam menerima keadaan diri dan kondisi penyakitnya. Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka seseorang akan lebih mampu untuk dapat mengenali kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat, Hurlock (1973). Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sari dan Nuryoto (2002) yang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya penerimaan diri adalah tingkat pendidikan. Selain berpengaruh pada kemampuan

17 17 menerima keadaan diri penderita gagal ginjal terminal, ternyata tingkat pendidikan juga memiliki pengaruh terhadap tingkat dukungan sosial yang diperoleh penderita gagal ginjal terminal, dari hasil analisis yang diperoleh (F=4.901; p=0.012) berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan penderita maka akan semakin banyak pula jumlah dukungan sosial yang diperolehnya, hal tersebut dapat terjadi karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas pula pergaulan dan lingkungan sosialnya (Sari dan Nuryoto, 2002). Untuk faktor usia diperoleh hasil (F=0.408; p=0.748) di mana ternyata pada penelitian ini faktor usia tidak cukup memberikan dampak terhadap penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Spivack, dan Engel (Jersild, 1963) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat penerimaan diri seseorang semakin baik jika seiring dengan usianya. Hal ini diakibatkan jumlah penderita gagal ginjal terminal yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya 44 orang dengan rentang usia 20 sampai dengan lebih dari 51 tahun, sehingga peneliti menyadari keberagaman responden di lapangan tidak dapat dikontrol. Sementara untuk dukungan sosial diperoleh hasil (F=1.041; p=0.385) yang juga menunjukkan bahwa faktor usia tidak memberikan dampak yang cukup terhadap tingkat dukungan sosial yang diperoleh penderita gagal ginjal terminal. Pada faktor jenis kelamin diperoleh hasil (t=0.684; p=0.413) untuk penerimaan diri dan (t=0.112; p=0.739) untuk dukungan sosial di mana jenis kelamin tidak cukup memberikan dampak baik terhadap kemampuan penderita gagal ginjal terminal dalam menerima dirinya dan penyakit yang dideritanya maupun dukungan sosial yang diperoleh mereka, hal ini diakibatkan jumlah responden yang hanya 44 orang sehingga peneliti menyadari keterbatasan jumlah responden mempengaruhi hasil analisis tambahan yang dilakukan.

18 18 Pada faktor frekuensi hemodialisa diperoleh hasil (F=1.036; p=0.853) di mana frekuensi hemodialisa tidak memberikan dampak yang cukup dalam kemampuan penderita gagal ginjal terminal dalam menerima keadaan diri dan kondisi penyakitnya. Berbeda dengan variabel penerimaan diri, pada variabel dukungan sosial diperoleh hasil (F=5.765; p=0.006) di mana faktor frekuensi hemodialisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap jumlah dukungan sosial yang diperoleh penderita gagal ginjal terminal, hal ini diakibatkan oleh semakin tinggi frekuensi hemodialisa penderita dalam satu minggu maka semakin tinggi pula jumlah interaksi antara penderita gagal ginjal terminal dengan tenaga paramedis serta dengan penderita dan keluarga penderita yang lain hal ini secara langsung memperluas lingkungan sosial penderita. sehingga memungkinkan penderita untuk dapat memperoleh dukungan sosial yang lebih baik. Hal tersebut mendukung ungkapan Wortman dan Conway (Farhati dan Rosyid, 1996) yang mengatakan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari partner, anggota keluarga, teman, dokter serta ahli-ahli di bidang keahlian yang sesuai. Mengingat dari nilai mean yang didapat bahwa ternyata yang paling banyak memperoleh dukungan sosial bukanlah sujek dengan frekuensi HD tiga kali seminggu tetapi dua kali seminggu hal ini dapat terjadi karena dukungan yang diperoleh berasal dari sumber dukungan yang bersifat artifisial (dokter dan tenaga paramedis) sehingga hampir dapat dipastikan bahwa dukungan yang diberikan sulit dirasakan oleh subjek, tidak bersifat spontan, terjadi karena kebetulan dan cenderung terbebani Rook dan Dooley (Kuntjoro, 2002). Sedangkan pada faktor ada tidaknya komplikasi penyakit diperoleh hasil (t=0.555; p=0.461) di mana ada tidaknya komplikasi dengan penyakit lain tidak memberikan pengaruh yang cukup pada kemampuan penderita gagal ginjal terminal dalam menerima keadaan dan kondisi penyakitnya. Dengan hanya mengidap

19 19 penyakit terminal para penderita gagal ginjal terminal sudah mengalami penderitaan secara fisik dan mental seperti gangguan kecemasan, depresi atau bahkan psikotik dan pada umumnya gejala yang lebih sering ditunjukkan oleh penderita adalah depresi dan kekecewaan (Soewadi, 2003), karena di satu sisi harus bergantung seumur hidup pada mesin dialisis dan di sisi lain ia harus tetap menjalankan peran dalam kehidupannya yang menuntut dirinya untuk tetap dapat beraktifitas. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa baik memiliki komplikasi atau tidak penderita gagal ginjal terminal sudah sulit untuk menerima keadaanya dan kondisi penyakitnya sehingga ada atau tidak komplikasi penyakit tidak memberikan dampak yang cukup berpengaruh. Sementara itu faktor ada tidaknya komplkasi untuk variabel dukungan sosial diperoleh hasil (t=4.046; p=0.051) di mana faktor ada tidaknya komplikasi juga tidak memberikan dampak yang cukup terhadap dukungan sosial yang diterima oleh penderita gagal ginjal terminal. Berikutnya pada faktor pembiayaan terapi, diperoleh hasil (t=2.374; p=0.131) untuk penerimaan diri dan (t=3.059; p=0.088) untuk dukungan sosial, di mana faktor pembiayaan terapi tidak memberikan dampak yang cukup, baik terhadap kemampuan menerima keadaan diri dan kondisi penyakitnya maupun jumlah dukungan sosial yang diperoleh. Hal ini diakibatkan oleh meskipun memiliki nama jenis asuransi pembiayaan kesehatan yang berbeda namun pada dasarnya fasilitas yang diperoleh untuk pembiayaan terapi hemodialisa bersifat sama, yang membedakan hanya fasilitas pembiayaan pelayanan kesehatan yang lain di luar terapi hemodialisa. Pada penelitian yang dilakukan dalam waktu yang singkat ini peneliti merasa bahwa terdapat beberapa kelemahan, pertama pada saat pengambilan data penelitian, peneliti menyebar angket kepada para subjek pada saat subjek sedang

20 20 menjalani proses haemodialisa, umumnya ketika seorang pasien sedang menjalani proses HD mereka merasakan keluhan-keluhan seperti pusing, mual, menggigil, batuk-batuk, muntah, tidak mengerti bahasa Indonesia dan sebagainya, sehingga ketika peneliti memberi petunjuk pengisian angket ada beberapa subjek yang tidak dapat memperhatikan penjelasan dari peneliti dengan baik, namun umumnya para subjek didampingi oleh keluarga yang mengantar atau menemani selama proses HD tersebut sehingga peneliti dibantu oleh keluarga subjek dalam memberikan penjelasan. Kedua, proses pengisian angket yang dilakukan oleh subjek umumnya dilakukan di rumah, sehingga peneliti kurang dapat mengontrol bias yang terjadi pada saat pengisian angket, walaupun ada beberapa subjek yang langsung mengisi pada saat mereka menjalani proses HD. Selama penelitian di lapangan peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan subjek, keluarga subjek dan tenaga perawat mengenai kondisi yang biasanya dialami oleh penderita gagal ginjal terminal. Berdasarkan hasil tersebut umumnya penderita gagal ginjal terminal memiliki keluhan dan kebiasaan yang sama. Mereka cenderung putus asa menghadapi penyakit yang dideritanya dengan menyadari seumur hidup mereka harus bergantung pada mesin dialisis belum lagi kemunduran kondisi fisik yang signifikan dan efek samping dari penyakit yang diderita sehingga menghambat aktifitas sehari-hari mereka, kondisi ini umumnya terjadi pada pasien yang masih tergolong dalam usia produktif, walau ada pula penderita yang tergolong pada usia lanjut mengalami hal ini. Kondisi ini terjadi baik pada penderita laki-laki maupun perempuan. Hal yang menarik adalah ternyata tidak semua penderita gagal ginjal merasa putus asa dengan keadaan fisiknya, sebagian kecil dari mereka masih mampu melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti halnya orang lain, hal ini disebabkan oleh penderita tersebut dapat bekerjasama

21 21 dengan keadaan dirinya dan tidak lelah untuk berusaha mencari cara untuk menjaga dan memperbaiki kesehatannya. Dengan kondisi organ penting dalam tubuh yang sudah tidak dapat berfungsi mereka berusaha untuk menghindari segala sesuatu yang dapat memperburuk kondisi fisiknya antara lain dengan mengkonsumsi obatobatan yang alami, dan yang terpenting mereka selalu berusaha menjaga hati untuk dapat selalu menerima keadaan dirinya.

22 22 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Subjek pada penelitian ini secara umum memiliki tingkat penerimaan diri yang cukup. 2. Secara umum subjek dalam penelitian ini memperoleh dukungan sosial yang cukup dari lingkungan sosialnya. 3. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang diperoleh subjek maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan dirinya. 4. Perbedaan jenis kelamin, usia, komplikasi penyakit, frekuensi hemodialisa dan pembiayaan terapi hemodialisa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan diri subjek. 5. Perbedaan latar belakang pendidikan memberikan pengaruh yang cukup siginifikan terhadap penerimaan diri subjek Di mana untuk responden dengan tingkat pendidikan SMA memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah, untuk akademi tergolong sedang dan sarjana memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi. 6. Frekuensi hemodialisa dan latar belakang pendidikan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap dukungan sosial yang diterima oleh subjek. Subjek dengan frekuensi HD yang tinggi secara otomatis akan lebih sering berinteraksi baik dengan tenaga paramedis maupun pasien dan keluarga pasien yang lain. Sementara dengan semakin tinggi tingkat pendidikan subjek maka semakin luas pula lingkungan pergaulannya.

23 23 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Keluarga Dari Penderita Gagal Ginjal Terminal? Mengingat dukungan sosial dapat meningkatkan penerimaan diri di mana hal itu dapat membuat seseorang menyenangi dirinya sendiri, maka keluarga dari penderita gagal ginjal terminal perlu menciptakan kondisi yang dapat membuat penderita merasa nyaman antara lain seperti, memberikan perhatian, mendengarkan keluh kesah mereka, menyediakan alat kesehatan atau obat yang dibutuhkan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.? Tetap melibatkan penderita dalam kegiatan keluarga secara lebih intensif namun yang tidak terlalu melelahkan.? Membentuk perkumpulan keluarga penderita gagal ginjal terminal, dengan tujuan dapat menjadi wadah bagi keluarga agar dapat saling bertukar pikiran mengenai penanganan terhadap penderita gagal ginjal terminal. 2. Bagi Lembaga Kesehatan? Mengingat frekuensi hemodialisa dapat meningkatkan dukungan sosial yang diterima oleh subjek dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan diri subjek maka lembaga kesehatan, dalam hal ini para perawat dan dokter, perlu untuk dapat memberikan dukungan mulai dari hal yang sepele seperti menanyakan kabar dan kondisi yang sedang dirasakan sampai pada memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita dengan baik dan sejelas-jelasnya seperti, memberi tahu cara untuk menangani kondisi pasien ketika sedang anfal di rumah.

24 24 3. Bagi peneliti selanjutnya? Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan diri, dapat memperhatikan faktor lain yang dapat dihubungkan dengan penerimaan diri antara lain kepribadian, tingkat religiusitas, dan budaya.? Mengantisipasi kelemahan penelitian yaitu pada saat pelaksanaan penelitian, sebaiknya skala tidak dibawa pulang oleh subjek karena tidak semua dapat kembali atau jika ingin subjek merasa nyaman dalam mengerjakan dan memperoleh jaminan skala akan kembali sebaiknya datangi subjek ke rumahnya di waktu-waktu senggangnya dan subjek dalam keadaan sehat. Disamping itu peneliti selanjutnya sebaiknya lebih dapat memperhitungkan jumlah aitem pada tiap skala yang digunakan agar tidak terlalu banyak mengingat kondisi kesehatan subjek.? Mengingat karakteristik subjek yang unik maka peneliti selanjutnya perlu menggali lebih dalam sisi psikologis subjek dengan cara melakukan wawancara dan observasi secara intensif terhadap subjek.

25 25

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sehat, baik fisik-bio-psiko-sosio-spiritual. Karena dengan kondisi sehat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sehat, baik fisik-bio-psiko-sosio-spiritual. Karena dengan kondisi sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua manusia di dunia ini pasti menginginkan hidupnya selalu dalam kondisi sehat, baik fisik-bio-psiko-sosio-spiritual. Karena dengan kondisi sehat fisik

Lebih terperinci

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama, yaitu mempertahankan homeostatis dalam tubuh. Ginjal mempertahankan homeostatis dengan cara mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Responden dalam penelitian ini diambil dari jumlah populasi mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program dan mengerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan diri 1. Pengertian Penerimaan Diri Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu berhubungan dengan orang lain sebagai proses sosialisasi dan interaksi sosial dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di Indonesia. Pergeseran tersebut terjadi dari penyakit menular menjadi penyakit degeneratif.

Lebih terperinci

DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS. Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI

DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS. Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI 1 DINAMIKA PSIKOLOGI PENDERITA DIABETES MELLITUS Tri Rahayuningsih Rina Mulyati INTISARI Penelitian ini betujuan untuk mengeksplorasi perilaku penderita Diabetes Mellitus dan mencari gejala psikologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas

Lebih terperinci

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis

Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hemodialisis, Penyakit Ginjal Kronis GAMBARAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KRATON PEKALONGAN Wahyu Suci Priyanti ABSTRAK Hemodialisis merupakan suatu proses pengobatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. diri dengan kualitas hidup pada penderita penyakit kanker. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan, sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme tubuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan aset yang harus dijaga, dilindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam

BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Dampak skizofrenia bagi keluarga sangatlah besar, ini menyebabkan seluruh keluarga ikut merasakan penderitaan tersebut. Jika keluarga tidak siap dengan hal ini,

Lebih terperinci

KUISIONER SELF-EFFICACY

KUISIONER SELF-EFFICACY LAMPIRAN I DATA PENUNJANG DAN KUESIONER SELF-EFFICACY KUISIONER SELF-EFFICACY Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja : Pada kuisioner ini terdapat 48 item yang berupa kalimat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal berfungsi

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Peneliti No (tahun) 1 Sunarni (2009) 2 Dwi susilo wati (2003) 3 Ahmad Sapari (2009) Judul Hubungan antara kepatuhan pelaksanaan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri

LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri LAMPIRAN 63 LAMPIRAN A : SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus A-2 Skala Konsep Diri 64 A-1 Skala Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus 65 Identitas Nama : Usia : Jenis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, angka

Lebih terperinci

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. LAMPIRAN Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.Sdra/i Responden Di Unit Hemodialisis PKU Muhammadiyah 2 Yogyakarta Yogyakarta, Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

Lebih terperinci

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah Qotrin Nida Rahmata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa

BAB I PENDAHULUAN. Holmes dan Rahe tahun 1967 dengan menggunakan Live Event Scale atau biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik sehat secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System (USRDS) tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerimaan diri dibutuhkan oleh setiap individu untuk mencapai keharmonisan hidup, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tanpa kekurangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. uji asumsi dan uji hipotesis terhadap data penelitian tersebut.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. uji asumsi dan uji hipotesis terhadap data penelitian tersebut. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan try out terpakai, sehingga data yang sudah valid dan reliabel menjadi data penelitian. Selanjutnya dilakukan uji asumsi

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan,

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran informasi dan dukungan emosional. Dalam bidang keperawatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari hari merupakan sarana yang penting untuk menjalin relasi dengan orang lain. Komunikasi juga dapat memberikan pertukaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi untuk memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PASIEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Pasien di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan hormat, Saya

Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PASIEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Pasien di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan hormat, Saya 84 Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI PASIEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Pasien di Unit Hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping Dengan hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Fadhila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1979). Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 1979). Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mempertahankan volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh merupakan fungsi esensial untuk kesejahteraan, yang berarti keselamatan, dari seluruh makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisik adalah bagian dari tubuh manusia yang mudah dilihat dengan kasat mata, termasuk bagian kulit. Kulit merupakan bagian yang terluas dari tubuh dan bagian terpenting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pola Asuh Orangtua a. Pengertian Dalam Kamus Bahasa Indonesia pola memiliki arti cara kerja, sistem dan model, dan asuh memiliki arti menjaga atau merawat dan

Lebih terperinci

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRATEGI KOPING PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit ginjal kronik (PGK) disebut sebagai penyakit renal tahap akhir yang merupakan gangguan fungsi renal yang progesif dan irreversibel dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah seluruh mahasiswa S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Desember 2016. Subjek dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam prosesnya terjadi penyaringan dan penyerapan zat zat yang berfungsi bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam prosesnya terjadi penyaringan dan penyerapan zat zat yang berfungsi bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ginjal merupakan salah satu organ penting dan merupakan organ ekskresi utama pada tubuh manusia.ginjal juga merupakan organ pembentuk urin dimana dalam prosesnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi ginjal antara lain, pengatur volume dan komposisi darah, pembentukan sel darah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya olahraga telah menjadi pola hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada tanggal 21 Januari 2012 sampai dengan tanggal 28 Januari 2012. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial

LAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial LAMPIRAN 1 Blue Print Kuisioner Dukungan Sosial Variabel Aspek Indikator Favorable Unfavorable Dukungan Sosial Emotional esteem support or Menerima perhatian dari keluarga Menerima perhatian dari teman/kerabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur asam-basa darah, mengontrol

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Jadi, variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian terbesar di seluruh dunia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG. Skripsi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU MELAYANI PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH ROEMANI SEMARANG Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA YOGYAKARTA Ani Marni, Rudy Yuniawati. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan azharany.aa@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Ginjal manusia berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang tidak sedikit. Salah satunya adalah penerimaan informasi yang begitu cepat. Kebanyakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dilengkapi dengan organ-organ yang memiliki fungsi dan peranan penting. Salah satu diantaranya adalah ginjal. Ginjal sangat penting untuk mengatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung : Kecemasan sebelum berlomba Variabel Bebas : Dukungan sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA LAMPIRAN 193 194 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA 195 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI d. Kesan umum, meliputi keadaan fisik dan penampilan subyek e. Keadaan emosi, meliputi ekspresi, bahasa tubuh,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian pada pendekatan ini adalah kuantitatif yaitu penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak mengunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam yaitu: penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan adanya perubahan gaya hidup berdampak pada penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan

Lebih terperinci