KATA PENGANTAR. Ternate, 17 Juni 2007 Kepala BPTP Maluku Utara, Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Ternate, 17 Juni 2007 Kepala BPTP Maluku Utara, Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc NIP"

Transkripsi

1 i

2 i

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan ridho dan Karunia-Nya maka Laporan Tahunan 2006 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara dapat diselesaikan. Laporan Tahunan 2006 ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban BPTP Maluku Utara yang telah dilaksanakan pada satu tahun sebelumnya. BPTP Maluku Utara terbentuk pada tanggal 1 Maret Sebagai lembaga yang baru, maka banyak keterbatasan selama melaksanakan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi di wilayah kerja Provinsi Maluku Utara. Laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan sehingga membutuhkan banyak masukan dan saran untuk perbaikan kinerja BPTP Maluku Utara diwaktu mendatang. Akhirnya, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun yang telah menyelesaikan laporan ini. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh khalayak pembaca. Ternate, 17 Juni 2007 Kepala BPTP Maluku Utara, Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc NIP i

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv v I. KELEMBAGAAN Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi Struktur Organisasi Struktur Internal BPTP Maluku Utara Kelompok Pengkaji (Kelji) Anggaran... 7 II. SUB BAGIAN TATA USAHA Kepegawaian Rumah Tangga.. III. SEKSI KERJASAMA DAN LAYANAN PENGKAJIAN Kerjasama Dukungan Penyediaan Benih Eksplorasi Tanaman Pala Yang Terpilih Kajian Analisis dan Data Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan Prov. Maluku Utara Bimbingan Mahasiswa Pelayananan Pengkajian Kantor Kebun Percobaan (KP) Bacan Perpustakaan IV PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Pala Berwawasan Agribisnis Di Maluku Utara Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Padi Sawah Irigasi Di Maluku Utara Pengkajian Tanaman Perkebunan Dengan Tanaman Sela di Kebun Percobaan Bacan Koleksi Plasma Nutfah Perkebunan Di Kebun Percobaan Bacan... V DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN Pengembangan Media Informasi Pembuatan dan Penyebaran Leaflet Siaran Pedesaan Gelar Teknologi Pertanian ii

5 5.3 Kegiatan Visitor Plot Koordinasi dan Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Seminar Pengembangan Industri Perbenihan Pala Mendukung Revitalisasi Pertanian di Maluku Utara VI KENDALA BPTP MALUKU UTARA DAN SARAN iii

6 DAFTAR TABEL 1. Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2006, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, per 30 Desember Jumlah Pegawai dan Honorer BPTP Maluku Utara Berdasarkan Pendidikan per Desember Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Golongan per Desember Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Fungsional Peneliti per Desember Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Fungsional Penyuluh per Desember Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Jabatan Fungsional per Desember Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Bidang Kepakaran Fungsional Peneliti per Desember Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Bidang Kepakaran Fungsional Penyuluh per Desember Pegawai di BPTP Maluku Utara yang Melakukan Mutasi Kerja (Pindah Instansi) per Desember Inventarisasi Bangunan dan Barang Milik BPTP Maluku Utara sampai dengan Desember Daftar Mahasiswa yang Melakukan PKL dan Skripsi di BPTP Maluku Utara Tahun Sarana Pendukung Kebun Percobaan Bacan Judul Jurnal, Warta, Laporan Tahunan, Prosiding, Liptan, Leaflet, Brosur dan Buletin yang masuk ke perpustakaan Tahun Jumlah Tanaman, Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Tanaman Panili, Kakao, Pala dan tanaman selanya Jumlah leaflet yang diterbitkan BPTP Maluku Utara Tahun Kegiatan Siaran Pedesaan di RRI Cabang Muda Ternate Keterlibatan PPS BPTP dalam Kegiatan Penyuluhan yang Dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Maluku Utara iv

7 DAFTAR GAMBAR 1. Bagan Struktur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Struktur BPTP Maluku Utara Tahun Biji Pala Besar (Bacan, Halmahera Selatan) Buah Pala (Jaya, Tidore Kepulauan) Kelas Kualitas Biji Pala Dalam Perdagangan di Kota Tidore Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Timur Provinsi Maluku Utara Pohon Pala Berumur > 100 Tahun Buah Pala Yang Sehat dan Yang Terserang Penyakit Busuk Buah Kering Bedengan Semai Yang Telah Siap Digunakan Bibit Berumur 15 Hari Setelah Tanam Pengamatan Dengan BWD, umur Tanaman 28 Hari Pemantauan Hama Oleh Petugas Stadia Pembungaan Tanaman Padi Padi Siap Panen Proses Pemanenan Padi Penjemuran Gabah Hasil Panen Tanaman Sela Cabai Merah dan Tomat di Kebun Percobaan Bacan Buah Pala di Kebun Percobaan Bacan Leaflet Yang Diterbitkan BPTP Maluku Utara Tahun Padi Siap Panen Perontokan Gabah Temu Lapang Instansi Terkait Pengolahan Lahan, Pembuatan Bedengan, dan Pengukuran Jarak Tanam Tanaman Jagung dan Jagung Yang Siap Panen Penyiangan Kacang Tanah Panen Kacang Tanah di Lokasi Visitor Plot Bersama Kasubdin SDM Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Prov. Maluku Utara Lokasi Lahan Visitor Plot di Desa Oba, Kec. Oba Utara Tanaman Kubis Siap Panen Foto Panitia, Pemakalah, dan Penangkar Benih Pala Panitia dan Pemakalah Sedang Bertukar Informasi Data v

8 I. KELEMBAGAAN 1.1. Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi, dan Misi 1) Kedudukan Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang selanjutnya disingkat BPTP adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2) Tugas Tugas BPTP adalah melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. 3) Fungsi BPTP menyelenggarakan fungsi yaitu : Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; Pelaksanaan pengembangan teknologi dan diseminasi hasil pengkajian serta perakitan materi penyuluhan; Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi; Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi pertanian; Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai. 4) Visi Menjadi lembaga pengkajian pertanian terdepan di Maluku Utara dalam menghasilkan, menyediakan, melayani informasi, teknologi inovasi tepat guna spesifik lokasi sesuai dinamika kebutuhan masyarakat pertanian. 6

9 5) Misi Menciptakan, merekayasa, dan mengembangkan teknologi inovasi pertanian tepat guna spesifik lokasi, serta rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian di provinsi Maluku Utara sesuai dinamika kebutuhan masyarakat pertanian. Meningkatkan efisiensi dan percepatan diseminasi teknologi inovasi pertanian kepada para pengguna serta meningkatkan penjaringan umpan balik inovasi pertanian. Mengembangkan jaringan kerjasama lokal, nasional dan internasional dalam rangka penguasaan IPTEK, pengembangan pusat data bisnis pertanian di daerah dan peningkatan peran BPTP Maluku Utara dalam pengembangan usaha dan sistem agribisnis, ketahanan pangan serta peningkatan kesejahteraan petani. Mengembangkan kapasitas BPTP dalam rangka meningkatkan kemampuan pelayanan prima kepada pengguna Struktur Organisasi Berdasarkan SK Mentan No. 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006, susunan organisasi BPTP terdiri dari : 1) Kepala BPTP Kepala BPTP mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan program dan keuangan BPTP, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengadakan kerjasama dengan instansi terkait, menyelenggarakan pembinaan secara umum, dan menggariskan kebijaksanaan secara umum BPTP. 2) Sub Bagian Tata Usaha Sub bagian Tata Usaha ini mempunyai tugas yaitu melakukan urusan Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan, Surat Menyurat dan Kearsipan serta Rumah Tangga. 3) Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Pemantauan dan Evaluasi serta Laporan, Penyiapan Bahan Kerjasama Informasi, Dokumentasi, Penyebarluasan dan Pendayagunaan Hasil, serta Pelayanan Sarana Pengkajian, Perakitan dan Pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. 7

10 4) Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional Peneliti, Penyuluh Pertanian dan sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing sesuai perundangundangan yang berlaku. KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Gambar 1. Bagan Struktur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 8

11 Kepala Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc Sub Bag. Tata Usaha Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Ir. Muh Assagaf, MSi. Drs. Muhamad Syukur Koordinator Program Ir. Muh Assagaf, MSi. Kelompok Jabatan Fungsional 1. Budidaya : Nofyarjasri Saleh, SP. 2. Sosial Ekonomi : Drs. Muhammad Syukur 3. Pasca Panen : Ir. Muh Assagaf, MSi. Gambar 2. Struktur BPTP Maluku Utara Tahun

12 1.3. Struktur Internal BPTP Maluku Utara Kepala Balai : Dr. I Made Jana Mejaya, MSc. Ka. Sub Bag TU : Drs. M. Syukur Ka. Urusan Kepegawaian dan Rumah Tangga : Drs. M. Syukur - Sub Urusan Kepegawaian : 1) Nurswita 2) Sarpina, STP. 3) Lubna Baguna, SP. - Sub Urusan Rumah Tangga : 1) Heru Ponco, SPt. 2) Munafri 3) Boy Firmansyah Ka. Urusan Keuangan dan Perlengkapan : Ir. Sitti H. Talaohu - Bendahara Pengeluaran : Ir. Sitti H. Talaohu - Bendahara Penerimaan : Nursin Tuatoy - Staf Keuangan dan Perlengkapan : 1) Yopi Saleh, SP. 2) Mansur Sumaila 3) Boy Firmansyah Ka. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian : Ir. M. Assagaf - Sub Seksi Kerjasama : 1) Chris Sugihono, STP. 2) Sarpina, STP. - Sub Seksi Pengkajian : 1) Indra Heru, SPt. 2) Munafri - Sub Seksi Informasi/ Perpustakaam : 1) Agus Hadiarto, SP. 3) Boy Firmansyah - Ka. Kebun Percobaan Bacan : Ir. Sofyan Bachmid 10

13 1.4. Kelompok Pengkaji (Kelji) 1) Kelji Budidaya Ketua Anggota : Nofyarjasri Saleh, SP. : Dr. I Made Jana Mejaya, MSc. Ir. Tufail Iskandar Alam Fredy Lala, SP. Zainuddin Dumade, SP. Lubna Baguna, SP. Ir. Sofyan Bachmid Hakim O, SP. Heru Ponco W, SPt. Indra Heru H, SPt. Musa Waraiya, SPt. 2) Kelji Sosial Ekonomi Ketua Anggota : Drs. M. Syukur : Dra. Sitti H. Talaohu Mardianah, SP. Yopi Saleh, SP. Agus Hadiarto, SP. 3) Kelji Pasca Panen Ketua Anggota : Ir. M Assagaf, Msi. : M Seni Kulle, SP. Sarpina, SP. Chris Sugihono, STP. 11

14 1.5. Anggaran Tabel 1. Realisasi Penggunaan Anggaran Tahun 2006, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, per 30 Desember Program, Kegiatan, Sub Keg. Mak Sb Anggaran Realisasi Sisa Dana (Rp.) Rp. % Rp % Program Pengembangan Agribisnis 5052.Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian Administrasi Umum Belanja Uang Honor Tidak Tetap RM 114,540, ,200, ,340, Belanja Barang Operasional lainnya RM 1,940,000 1,939,200 99, , Belanja Bahan RM 1,500,000 1,498,550 99,90 1,450 0, Belanja Langganan Daya dan Jasa RM 18,000,000 17,999, Belanja Sewa RM 40,000,000 40,000, Belanja Perjalanan lainnya RM 18,480,000 18,420, ,000 Jumlah ,460, ,057, ,402, Pembuatan Leaflet/Poster Belanja barang operasional lainnya RM 10,000,000 10,000, Jumlah ,000,000 10,000, Pengadaan Pakaian Dinas Pegawai Belanja barang operasional lainnya RM 2,800,000 2,800, Jumlah ,800,000 2,800, Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Belanja uang honor tidak tetap RM 5,080,000 5,080, Belanja barang operasional lainnya RM 1,000,000 1,000, Belanja bahan RM 1,320,000 1,265, , Belanja perjalanan lainnya RM 24,160,000 24,100, Jumlah ,560,000 31,445, ,

15 Tabel 1. (Lanjutan...) Program, Kegiatan, Sub Keg. Mak Sb Anggaran Realisasi Sisa Dana (Rp.) Rp. % Rp % Penelitian Produk/Teknik Produksi Belanja uang honor tidak tetap RM 14,660,000 14,660, Belanja barang operasional lainnya RM 18,400,000 18,323,100 99,58 76, Belanja bahan RM 21,695,000 21,694,300 99, Belanja perjalanan lainnya RM 58,460,000 58,460, Jumlah ,215, ,137,400 99,93 77, Peny.Program & Rencana Kerja/Teknis Program Belanja barang operasional lainnya RM 2,600,000 2,569, , Belanja bahan RM 525, , Belanja Perjalanan RM 36,480,000 36,480, Jumlah ,605,000 39,574, , Pembangunan Gedung Kantor Pembangunan Gedung Kantor BPTP RM 638,400, ,132,084 99, ,916 0,042 Jumlah ,400, ,132,084 99, ,916 0, Pemb.Prasarana & Sarana Lingk.Gedung Pembuatan Pagar lingkungan kantor RM 111,600, ,552,916 99,957 47,084 0,043 Jumlah ,600, ,552,916 99,957 47,084 0, Perawatan Alat Besar/Alat Bantu Belanja biaya pemeliharaan peralatan & Mesin RM 11,100,000 11,039, , Pengadaan Meubelair Jumlah ,100,000 11,039, , Belanja Modal Peralatan dan Mesin RM 22,600,000 22,600, Pengadaan Alat Pertanian Jumlah ,600,000 22,600, Belanja Modal Peralatan dan Mesin RM 10,000,000 10,000, Jumlah ,000,000 10,000, Pengadaan Alat Pengolah Data Belanja Modal Peralatan dan Mesin RM 29,600,000 29,600, Jumlah ,600,000 29,600,

16 Tabel 1. (Lanjutan...) Program, Kegiatan, Sub Keg. Mak Sb Anggaran 0287.Pengadaan Alat Studio dan Komunikasi Realisasi Sisa Dana (Rp.) Rp. % Rp % Handy Cam RM 7,400,000 7,400, Jumlah ,400,000 7,400, Teknologi Pengembangan Agribisnis Pertanian Terpadu Belanja uang honor tidak tetap RM 12,330,000 12,280,000 99,594 50,000 0, Belanja barang operasional lainnya RM 14,600,000 14,599,100 99, , Belanja bahan RM 37,760,000 37,740,000 99,95 20,000 0, Belanja perjalanan lainnya RM 37,420,000 37,420, Jumlah ,110, ,039,100 99,930 70,900 0, Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Belanja uang honor tidak tetap RM 5,750,000 5,750, Belanja barang operasional lainnya RM 20,080,000 20,000,000 99,60 80,000 0, Belanja bahan RM 28,800,000 28,800, Belanja perjalanan lainnya RM 44,160,000 44,144,000 99,963 16,000 0,037 Jumlah ,790,000 98,694,000 99,90 96,000 0, Peningkatan Kemampuan SDM Belanja uang honor tidak tetap RM 5,780,000 5,465, , Belanja barang operasional lainnya RM 250, , Belanja bahan RM 750, , Belanja perjalanan lainnya RM 19,980,000 19,660, ,000 2 Jumlah ,760,000 26,125, , Perbaikan Peralatan Kantor&Sarana Gedung Belanja pemeliharaan lainnya RM 3,000,000 2,992,500 99,75 7,500 0,25 Total (0256) 3,000,000 2,992,500 99,75 7,500 0, Pengkajian & Diseminasi Tekn.Spesifik Lokasi Belanja uang honor tidak tetap RM 10,800,000 10,800, Belanja barang operasional lainnya RM 12,420,000 12,420, Belanja bahan RM 78,100,000 77,933,000 99,78 167,000 0, Belanja perjalanan lainnya RM 46,853,000 46,850,000 9,978 3,000 0,32 Total (1435) 148,173, ,003,000 99, ,000 0,007 TOTAL (1503) RM 1,601,173,000 1,589,191, ,981,

17 Tabel 1. (Lanjutan...) Program, Kegiatan, Sub Keg. Mak Sb Anggaran 1504.Program Peningkatan Ketahanan Pangan 0001.Administrasi Umum Realisasi Sisa Dana (Rp.) Rp. % Rp % Belanja Keperluan Sehari-hari Perkantoran RM 2,450,000 2,450, Belanja barang operasional lainnya RM 2,400,000 2,400, Belanja langganan daya dan jasa RM 11,400,000 2,226, ,173, Belanja biaya pemeliharaan gedung & bangunan lainnya RM 17,400,000 17,400, Belanja perjalanan biasa RM 7,800,000 7,800, Belanja Modal Peralatan dan Mesin RM 20,207,000 20,207, Jumlah (0001) 61,657,000 52,483, ,173, Perawatan Alat Besar/Alat Bantu Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan & Mesin RM 15,155,000 14,067, ,087,600 7 Jumlah ,155,000 14,067, ,087,600 7 TOTAL ,812,000 66,550, ,261, TOTAL ,677,985,000 1,655,742, ,242,

18 II. SUB BAGIAN TATA USAHA Berdasarkan SK Mentan No. 350/KPTS/OT 210/6/2001, telah diatur dalam Bab II Pasal 5 tentang susunan organisasi bahwa Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, surat menyurat, kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga balai serta rencana kerja Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil BPTP Maluku Utara seluruhnya berjumlah 17 orang, tenaga honorer sebanyak 10 orang dan Calon Pegawai Negeri Sipil sebanyak 7 orang. Situasi pegawai berdasarkan pendidikan, golongan, jabatan fungsional peneliti dan penyuluh, serta bidang kepakaran fungsional peneliti dan penyuluh dapat dilihat dalam Tabel 2 sampai dengan Tabel 9 di bawah ini. Tabel 2. Jumlah Pegawai dan Honorer BPTP Maluku Utara Berdasarkan Pendidikan per Desember 2006 Pendidikan Terakhir Jumlah PNS Honorer Total S3 1-1 S2 1-1 S SLTA/sederajat Jumlah Berdasarkan pendidikan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh BPTP Maluku Utara terdiri dari S3 sebanyak 1 orang, S2 sebanyak 1 orang, S1 sebanyak 19 orang, dan SLTA sebanyak 13 orang. Pendidikan terbanyak adalah S1. Tabel 3. Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Golongan per Desember 2006 Golongan R u a n g A B C D E Jumlah IV III II T o t a l 24 16

19 Tabel 4. No Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Fungsional Peneliti per Desember 2006 Nama Dr. I Made Jana Mejaya, MSc. Drs. Muhammad Syukur Ir. Muhammad Assagaf, Msi Ir. Tufail Iskandar Alam Dra. Sitti Hadidjah Talaohu Kelompok Fungsional Peneliti Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Peneliti Pertama Peneliti Pertama Golongan IV/a III/d III/b III/b III/b Tabel 5. Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Fungsional Penyuluh per Desember 2006 No Nama Kelompok Fungsional Peneliti Golongan Tabel 6. Nofyarjasri Saleh, SP M Seni Sotomo Kulle, STP Mardianah, SP Penyuluh Pertanian Pertama Penyuluh Pertanian Pertama Penyuluh Pertanian Pertama III/b III/a III/a Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Jabatan Fungsional per Desember 2006 No Kriteria Jenjang Fungsional 2006 Peneliti Madya 1 1 Peneliti Peneliti Muda 1 Peneliti Pertama 3 2 Penyuluh Penyuluh Pertanian Pertama 3 Jumlah 8 Tabel 7. Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Bidang Kepakaran Fungsional Peneliti per Desember 2006 No Bidang Keahlian Jumlah (Orang) 1 Ekonomi Pertanian 2 2 Pemuliaan Tanaman 1 3 Sistim Usaha Pertanian - 4 Agronomi 1 5 Hama dan Penyakit Tanaman 3 6 Pakan dan Nutrisi ternak - 7 Budidaya Ternak - 8 Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah - 9 Teknologi Pasca Panen 3 10 Agribisnis 1 11 Ilmu Tanah - 12 Agroklimat - 13 Sosiologi Pedesaan - 14 Komunikasi - 15 Ilmu Komputer - Jumlah 11 17

20 Tabel 8. Jumlah Pegawai di BPTP Maluku Utara Berdasarkan Bidang Kepakaran Fungsional Penyuluh per Desember 2006 No Bidang Keahlian Jumlah (Orang) 1 Teknologi Pasca Panen 1 2 Peternakan - 3 Agronomi 1 4 Agribisnis 1 5 Komunikasi - 6 Hama dan penyakit - 7 Sosiologi Pedesaan - Jumlah 3 Tabel 9. Pegawai di BPTP Maluku Utara yang Melakukan Mutasi Kerja (Pindah Instansi) per Desember 2006 No Nama NIP Golongan TMT 1 Repelita Kallo, STP III/a Rumah Tangga Urusan rumah tangga mengatur seluruh kegiatan rumah tangga kantor mulai dari pemeliharaan barang, kendaraan bermotor dan pemeliharaan bangunan maupun halaman. Tabel 10. Inventarisasi Bangunan dan Barang Milik BPTP Maluku Utara sampai dengan Desember 2006 No Nama Barang Jumlah Satuan Kondisi 1 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 31,259 M 2 Baik 2 Tanah Padang Semak Belukar 2,790,000 M 2 Baik 3 Jalan khusus inspeksi 5,000 M 2 Baik 4 Jalan khusus kompleks 1 M 2 Rusak Berat 5 Jembatan pada jalan kabupaten kolektor 1 M 2 Rusak Ringan 6 Instalasi gardu listrik distribusi kapasitas kecil 1 Unit Rusak Berat 7 Bangunan gedung kantor permanen 2 Unit Baik 8 Bangunan gudang tertutup permanen 3 Unit Baik 9 Bangunan bengkel/hanggar permanen 1 Unit Rusak Ringan 10 Bangunan gedung pertemuan permanen 1 Unit Rusak Ringan 11 Rumah negara golongan II tipe A permanen 5 Unit Rusak Ringan 12 Rumah negara golongan II tipe B permanen 3 Unit Rusak Ringan 18

21 Tabel 10. (Lanjutan ) 13 Mess/wisma/bungalow/tempat peristirahatan permanen 1 Unit Rusak Ringan 14 Pompa angin 1 Unit Rusak Ringan 15 Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) 1 Unit Rusak Berat 16 Sepeda motor 2 Unit Baik 17 Mesin las listrik 1 Buah Rusak Ringan 18 Mesin gergaji 1 Buah Baik 19 Scanner 1 Buah Baik 20 Tractor four wheel (dgn kelengkapannya) 1 Unit Rusak Ringan 21 Tractor tangan (dgn kelengkapannya) 1 Unit Baik 22 Mesin ketik manual portabel (11-13 inci) 4 Buah Baik 23 Lemari besi/metal 2 Buah Baik 24 Lemari kayu 5 Buah Baik 25 Brankas 1 Buah Baik 26 Mesin Absensi 1 Buah Baik 27 Meja kerja kayu 22 Buah Baik 28 kursi kayu 30 Buah Baik 29 Kipas angin 6 Buah Baik 30 Wireless 1 Unit Baik 31 Handy Cam 1 Buah Baik 32 Slide Projector 1 Unit Baik 33 Lensa kamera 1 Unit Baik 34 Pesawat telepon 2 Buah Baik 35 Pager 2 Buah Baik 36 Kursi dorong 10 Buah Baik 37 Kursi Zeis 3 Buah Rusak Ringan 38 Pompa airasil 2 Buah Baik 39 Laboratory air conditioner 1,50 Hp 1 Buah Baik 40 Meja kerja 8 Buah Baik 41 Flash disk 1 Buah Baik 42 Komputer 7 Unit Baik 43 Laptop 1 Buah Baik 44 Printer 3 Buah Baik 45 Miniatur 1 Buah Baik 19

22 Kerjasama III. SEKSI KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN Selama tahun 2006, BPTP Maluku Utara telah melakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Maluku Utara. Kerjasama yang telah dilakukan terdiri dari dua kegiatan, yaitu Dukungan Penyediaan Benih Eksplorasi Tanaman Pala yang Terpilih dan Kajian Analisis dan Data Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Prov. Maluku Utara. Dampak dari kegiatan tersebut, Pemda Prov. Maluku Utara telah mendukung kegiatan Penangkaran Benih Pala di Maluku Utara. 1) Dukungan Penyediaan Benih Eksplorasi Tanaman Pala yang Terpilih Keberadaan tanaman pala (Myristica fragrans HOUTT) di Kepulauan Maluku, telah mengundang Bangsa Asia, Eropa dan Timur Tengah berdatangan ke Indonesia. Melalui VOC perdagangan pala dikuasi Belanda dan dipasar dunia pala Indonesia dikenal dengan nama pala banda. Indonesia sejak merdeka sampai saat ini masih menguasai 70 % pasar dunia, namun dengan kualitas nomor 2. Rendahnya kualitas mungkin disebabkan biji ataupun fuli berasal dari campuran berbagai jenis/tipe, penanganan pasca panen yang asalan, selain itu adanya serangan penyakit busuk buah muda dan banyak pohon tua yang berumur ratusan tahun mati karena serangan hama penggerek batang, terbatasnya program rehabilitasi dan peremajaan serta banyak lahan pala yang telah beralih fungsi. Dalam upaya mengatasi hal tersebut serta upaya membangkitkan kembali kejayaan pala di Maluku Utara, maka Pemerintah Daerah memfokuskan perhatiannya terhadap perkembangan pala dan mempertahankannya sebagai spesifik lokasi Maluku Utara, yang dapat meningkatkan kesejahteraan petaninya melalui beberapa tahapan kegiatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan 2-4 lokasi Blok Penghasil Tinggi (BPT) di 2-4 sentra produksi dengan calon pohon induk sebanyak pohon, mendapatkan benih asal BPT sebanyak butir, mendapatkan pola perdagangan pala di Provinsi Maluku Utara, mendapatkan calon lokasi kebun pembibitan, dan kebun induk. Lokasi kegiatan dilaksanakan di Pulau Ternate, Tidore, Moti, Bacan, Makian dan Halmahera Tengah (Patani). Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 24 Juli sampai dengan tanggal 20 November tahun

23 Bahan dan Metode untuk kegiatan tahap I tahun 2006 adalah, a). Survei BPT dan eksplorai pohon induk. b). Pengumpulan benih bahan tanaman untuk kebun pembibitan. c). Survei lokasi kebun pembibitan kebun induk dan taksiran areal pengembangan dan d). Survei pola perdagangan pala di Maluku Utara. Hasil kegiatan tahun 2006 terdiri atas : 9 Blok Penghasil Tinggi (BPT) yang tersebar di : 1). BPT Marikurubu yaitu Hamadal sebanyak 125 pohon, 2). Togafo yaitu Salim 125 pohon, 3). Togafo yaitu Malan 100 pohon, 4). Jaya yaitu Senen 35 pohon; 5). Jaya yaitu Ali 26 pohon, 6). Amasing yaitu Hakim 15 pohon, 7). Waigitang yaitu Lutfi 10 pohon, 8). Moti yaitu Tadenas 45 pohon dan 9). Banemo yaitu Sulaiman 75 pohon. Jumlah 9 BPT dengan 556 pohon induk. Benih sampel dari BPT butir yang akan dibibitkan di KP Bacan dan di Kebun Prima Tani Jaya Tidore Kepulauan. Gambar 3. Biji Pala Besar (Bacan, Halmahera Selatan) Gambar 4. Buah Pala (Jaya, Tidore Kepulauan) Sedangkan untuk perluasan, peremajaan dan rehabilitasi kebun pala ditaksir tersedia lahan sebanyak ha, yang tersebar di Ternate, Tidore, Bacan, Moti dan Makian. Pola perdagangan pala di Maluku Utara menunjukan bahwa a) Perdagangan pala telah berlangsung dalam bentuk perdagangan benih, bibit dan hasil panen biji, dan fuli kering. b) Pedagang Pengumpul I umumnya membeli pala dalam bentuk gelondong dari petani. Kemudian gelondong diproses sampai memperoleh biji dalam beberapa kualitas yang terpisah c) Jalur distribusi pala tergolong fleksibel. d) Pedagang Besar membeli pala Mutu ABCD dengan harga Rp /kg dan 21

24 menjualnya dengan harga Rp /kg, membeli pala Mutu SS dengan harga Rp /kg dan menjualnya dengan harga Rp /kg, dan membeli Mutu BWP dengan harga Rp /kg kemudian menjualnya dengan harga Rp /kg. Dari hasil kegiatan ini, ada beberapa saran-saran diantaranya adalah: a) Pemeliharaan BPT dan pohon induk perlu terus dilanjutkan secara teratur agar diperoleh benih yang baik dan sehat, b) Pembinaan kepada penangkar dan pengelola BPT perlu ditingkatkan dan diperluas, c) Pembangunan kebun bibit dan kebun induk sebaiknya segera direalisasikan tahun 2007, d) Sebaiknya kegiatan penelitian dan penyuluhan di tingkatkan menyangkut seluruh aspek dari hulu (teknologi perbenihan, budidaya organik), diversifikasi produk, pembinaan kelompok tani, Koperasi permodalan dan perdagangan. Gambar 5. Kelas Kualitas Biji Pala Dalam Perdagangan di Kota Tidore 2) Kajian Analisis dan Data Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Prov. Maluku Utara Pemberdayaan sumberdaya lahan untuk pertanian, yang sesuai dengan agroekosistemnya perlu ditunjang dengan penelitian potensi sumberdaya lahan melalui kegiatan identifikasi dan karakterisasi lahan yang mencakup iklim, tanah, dan terrain. Data tersebut dikombinasikan dengan data sosial ekonomi pertanian selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menyusun peta pewilayahan komoditas pertanian sesuai dengan zona agroekologi. Pada Tahun Anggaran 2006, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Maluku Utara bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, Badan Litbang Pertanian melaksanakan penelitian, yaitu Kajian Analisis dan Data Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Halmahera Utara, Barat, dan Timur, Provinsi Maluku Utara. Luas areal penelitian sekitar ha terdiri dari Halmahera Utara sekitar 22

25 ha, Halmahera Barat sekitar ha, dan Halmahera Timur sekitar ha. Ada perbedaan luasan wilayah antara data BPS dibanding dengan data digital perlu dilanjuti dengan penentuan tapal batas wilayah oleh instansi terkait, sehingga setiap wilayah mendapat kepastian luas wilayah untuk menentukan perencannan wilayah yang lebih akurat. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan identifikasi, karakterisasi, dan analisis wilayah agroekosistem lahan basah, lahan kering, dan lahan pantai; menyusun basis data sumberdaya lahan dan sosial ekonomi pertanian; menyusun peta satuan lahan sebagai dasar evaluasi lahan, dan peta pewilayahan komoditas berdasarkan agroekosistem. Luaran dan manfaat dari kegiatan ini adalah: (a) peta satuan lahan wilayah Halmahera Utara, Barat, dan Timur, (b) peta pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan agroekologi, dan (c) tersedianya basis data sumberdaya lahan dan sosial ekonomi pertanian. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang yang diharapkan seluruh wilayah kabupaten di provinsi Maluku Utara dapat terpetakan. Metode penelitian diawali dengan desk work, yaitu berupa interpretasi data spasial untuk menyusun peta satuan lahan sebagai dasar evaluasi lahan dan pengambilan data sosial ekonomi pertanian. Pengumpulan data karakteristik lahan dan data sosial ekonomi pertanian dilakukan langsung di lapangan, khusus untuk data sosial ekonomi pertanian dilakukan interview dengan petani di setiap wilayah yang mempunyai potensi pertanian dengan menggunakan kuisioner dan sebagai pembanding mengacu pada data statistik pertanian dan data informasdi dari instansi terkait. Penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian didasarkan pada zone agroekologi dengan memperhatikan urutan prioritas komoditas unggulan yang akan diusahakan, faktor ekonomi, dan penggunaan lahan saat ini (existing landuse). Berdasarkan hasil penelitian di tiga kabupaten (Halmahera Utara, Halmahera Timur, dan Halmahera Barat) secara ringkas dapat ditelaah sebagai berikut: (1) Kabupaten Halmahera Utara Kabupaten Halmahera Utara dengan luas sekitar ha, secara makro mempunyai aksesibilitas jalan darat relatif cukup baik, karena terdapat jalan poros, terutama yang menghubungkan antara kota kabupaten dan kecamatan, kecuali beberapa kecamatan hanya bisa dijangkau melalui laut/air. Adanya bandara perintis di Kao, Galela dan Morotai akan dapat mendukung kelancaran transportasi ke 23

26 wilayah tersebut. Diperlukan peningkatan sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung pengembangan wilayah di masa mendatang. Keadaan iklim di Kabupaten Halmahera Utara tergolong basah dengan curah hujan tahunan tinggi sebesar mm, dan termasuk zone agroklimat A, B1 dan C1, kecuali sedikit di bagian timur relatif agak kering dengan zone agroklimat D1. Kondisi tanah masih cukup basah/lembab, dan dapat memenuhi kebutuhan air untuk usahatani tanaman pangan maupun tahunan, kecuali pada zone D1 kemungkinan akan mengalami periode musim kemarau cukup nyata beberapa bulan. Tetapi dengan adanya beberapa sumber air, sebagian wilayah kering dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian produktif. Kualitas air sungai tergolong cukup baik, yang dicerminkan oleh nilai salinitas atau daya hantar listrik (DHL) dan sodisitas (SAR) rendah, ph air netral, kadar kation dan anion yang bersifat racun rendah, dan kadar lumpur juga rendah. Kadar kation tersebut juga berada dibawah persyaratan optimum standar baku air minum. Dengan demikian dapat digunakan sebagai sumber air pengairan dan keperluan domestik atau rumah tangga. Komposisi relief/lereng terdiri atas wilayah datar sampai agak datar seluas ha (21,13%), berombak ha (6,95%) dan bergelombang ha (12,64%). Wilayah datar sampai bergelombang tersebut secara makro merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian, baik tanaman pangan maupun tanaman tahunan/perkebunan. Wilayah berbukit mencakup luas ha (39,18%) secara selektif berpotensi untuk pengembangan tanaman tahunan dengan menerapkan teknik konservasi tanah, sedangkan wilayah bergunung ha (19,70%) tidak berpotensi untuk pertanian karena lereng terlalu curam. Status kesuburan tanah yang dicerminkan oleh kadar C organik, kadar P 2 O 5 dan K 2 O (ekstraksi HCl 25%), KTK tanah dan kejenuhan basa, umumnya bervariasi dari rendah sampai tinggi. Rendahnya status kesuburan tanah lebih banyak dipengaruhi oleh rendahnya kadar bahan organik dan kadar P dan K. Hal ini dapat diperbaiki dan ditingkatkan statusnya melalui penerapan teknologi pengelolaan bahan organik dan pemupukan. 24

27 Gambar 6. Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara Peta satuan lahan skala 1:50.000, menghasilkan sebanyak 48 satuan peta, yang mencakup luas total wilayah kabupaten menurut perhitungan GIS adalah ha. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk berbagai jenis komoditas pertanian, bervariasi dari sangat sesuai, cukup sesuai, sampai sesuai marginal. Kendala biofisik umumnya terdiri atas retensi hara (kadar bahan organik), ketersediaan hara (kadar N, P dan K), dan bahaya erosi (lereng curam). Kelas kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi pemupukan, pengelolaan bahan organik, serta konservasi tanah dan air. Pewilayahan komoditas pertanian menghasilkan 6 sistem pertanian, yaitu: a. Pertanian lahan basah: padi sawah, palawija. Luas ha (4,73%); b. Pertanian lahan kering: tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Luas ha (41,24%); c. Pertanian lahan kering: perkebunan dan hortikultura. Luas ha (11,42%); 25

28 d. Tiga pewilayahan lainnya adalah: (a) Hutan lahan kering (hutan konservasi), luas ha (24,16%), (b) Hutan lahan basah (hutan konservasi), luas ha (0,45%), dan (c) Hutan lindung/konservasi, luas ha (26,56%). Penggunaan lain-lain (grup aneka), yaitu Pemukiman, Tambang, dan Tubuh air total luas ha (0,42%). (2) Kabupaten Halmahera Barat Kabupaten Halmahera Barat dengan luas sekitar ha, secara makro mempunyai aksesibilitas jalan darat relatif cukup baik karena ada jalan poros Jailolo di selatan sampai ke Ibu di utara, kecuali beberapa kecamatan/desa hanya bisa dijangkau melalui laut/air. Jailolo ke Ternate cukup lancar karena mudah ditempuh dengan speedboat selama 1-2 jam. Masih diperlukan peningkatan sarana dan prasarana transportasi di wilayah ini untuk mendukung pengembangan wilayah di masa mendatang. Keadaan iklim di Kabupaten Halmahera Barat tergolong cukup basah. Curah hujan tahunan sebesar mm, dengan pola bimodal, yaitu 2 puncak musim hujan (Mei dan Desember), sehingga cukup menguntungkan untuk usaha pertanian tanaman pangan. Zone agroklimatnya termasuk A, B1 dan C1. Musim kemarau kurang begitu nyata. Kondisi tanah hampir selalu lembab/basah, dan dapat memenuhi kebutuhan air untuk usahatani tanaman pangan maupun tahunan. Adanya beberapa sumber air sungai dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian. Kualitas air sungai memperlihatkan cukup baik, yang dicerminkan oleh nilai salinitas atau daya hantar listrik (DHL) dan sodisitas (SAR) rendah. Demikian pula, ph air netral, kadar kation dan anion bersifat racun rendah, dan kadar lumpur juga rendah. Kadar kation tersebut juga berada dibawah persyaratan optimum standar baku air minum. Dengan demikian dapat digunakan sebagai sumber air pengairan dan keprluan domestik atau rumah tangga. Komposisi relief dan lereng terdiri atas wilayah datar sampai agak datar ha (11,53%), berombak ha (2,59%) dan bergelombang ha (20,19%). Wilayah datar sampai bergelombang tersebut dengan luas total ha (34,41%) 26

29 merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian, baik tanaman pangan maupun tahunan/perkebunan. Wilayah berbukit mencakup ha (50,32%) secara selektif berpotensi untuk pengembangan tanaman tahunan dengan penerapan teknik konservasi tanah, sedangkan wilayah bergunung ha (14,93%) tidak berpotensi untuk pertanian. Peta satuan lahan skala 1:50.000, menghasilkan sebanyak 38 satuan peta, yang mencakup luas total wilayah kabupaten menurut perhitungan GIS adalah ha. Penilaian status kesuburan tanah yang dicerminkan oleh kadar C organik, kadar P 2 O 5 dan K 2 O (ekstraksi HCl 25%), KTK tanah dan kejenuhan basa, menunjukkan variasi dari rendah sampai tinggi. Rendahnya status kesuburan tanah lebih banyak dipengaruhi oleh rendahnya kadar bahan organik dan kadar P dan K, dan KTK tanah. Hal ini dapat diperbaiki dan ditingkatkan statusnya melalui penerapan teknologi pengelolaan bahan organik dan pemupukan. Gambar 7. Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara Pewilayahan komoditas pertanian menghasilkan 5 sistem pertanian, yaitu: o Pertanian lahan basah: padi sawah, palawija. Luas 322 ha (0,13%); 27

30 o o o Pertanian lahan kering: tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura. Luas ha (0,48%); Pertanian lahan kering: perkebunan, tanaman pangan, dan hortikultura. Luas ha (23,24%); Pertanian lahan kering: perkebunan dan hortikultura. Luas ha (7,27%); Tiga pewilayahan lainnya adalah: (a) Kawasan hutan lahan kering (hutan konservasi), luas ha (24,59%), dan (b) Kawasan hutan lahan basah (hutan konservasi), luas ha (2,13%), dan (c) Hutan lindung/konservasi, luas ha (41,78%). Penggunaan lain-lain (grup aneka), yaitu Pemukiman, Kawah, dan Tubuh air total luas 963 ha (0,37%). (3) Kabupaten Halmahera Timur Kabupaten Halmahera Timur dengan luas sekitar ha, secara makro masih mempunyai aksesibilitas jalan darat relatif rendah, karena belum ada jalan poros yang mudah dilalui menuju ibukota kabupaten Maba, sehingga alternatif melalui jalur laut. Adanya bandara perintis di Buli dengan frekuensi penerbangan setiap hari dapat memperlancar hubungan wilayah ini dengan Ternate. Masih diperlukan peningkatan sarana dan prasarana transportasi di wilayah ini untuk mendukung pengembangan wilayah di masa mendatang. Keadaan iklim di Kabupaten Halmahera Barat tergolong cukup basah. Curah hujan tahunan sebesar mm, dengan zone agroklimat D1. Periode musim kemarau kemungkinan terjadi secara nyata untuk beberapa bulan, sehingga terjadi defisit air dan kondisi tanah akan mengalami kekeringan, sehingga masa tanam perlu memperhitungkan sebaran curah hujan. Adanya beberapa sumber air sungai dapat dimanfaatkan sebagai sumber air pengairan dan domestik. Kualitas air sungai menunjukkan cukup baik untuk sumber air pengairan maupun domestik, yang dicerminkan oleh nilai salinitas (daya hantar listrik) dan sodisitas 28

31 atau sodium adsorption ratio (SAR) rendah, ph netral, kadar kation dan anion yang bersifat racun rendah, dan kadar lumpur rendah. Komposisi relief dan lereng terdiri atas wilayah datar sampai agak datar ha (11,67%), berombak ha (2,69%) dan bergelombang ha (8.81%). Wilayah datar sampai bergelombang tersebut dengan luas total ha (23,17%) merupakan lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian, baik tanaman pangan maupun tahunan/perkebunan. Wilayah berbukit mencakup luas ha (49,64%) secara selektif berpotensi untuk pengembangan tanaman tahunan dengan penerapan teknik konservasi tanah, sedangkan wilayah bergunung dengan luas ha (26,64%) tidak berpotensi untuk pertanian. Peta satuan lahan skala 1:50.000, menghasilkan sebanyak 49 satuan peta, yang mencakup luas total wilayah kabupaten menurut perhitungan GIS adalah ha. Penilaian status kesuburan tanah yang dicerminkan oleh kadar C organik, kadar P 2 O 5 dan K 2 O (ekstraksi HCl 25%), KTK tanah dan kejenuhan basa, menunjukkan variasi dari rendah sampai sedang. Rendahnya status kesuburan tanah lebih banyak dipengaruhi oleh rendahnya kadar bahan organik dan kadar P dan K, dan KTK tanah. Status kesuburan dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui penerapan teknologi pengelolaan bahan organik dan pemupukan. Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk berbagai jenis komoditas pertanian, bervariasi dari sangat sesuai, cukup sesuai, sampai sesuai marginal. Kendala biofisik umumnya terdiri atas retensi hara (kadar bahan organik), ketersediaan hara (kadar N, P dan K), dan bahaya erosi (lereng curam). Kelas kesesuaian lahan tersebut dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi pemupukan, pengelolaan bahan organik, dan konservasi tanah dan air. Pewilayahan komoditas pertanian menghasilkan 8 sistem pertanian, yaitu: Pertanian lahan basah: padi sawah, palawija. Luas ha (4,70%); Pertanian lahan kering: tanaman pangan dan hortikultura. Luas ha (1,01%); Pertanian lahan kering: tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura. Luas ha (2,01%); 29

32 Pertanian lahan kering: perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura. Luas ha (14,51%); Pertanian lahan kering: perkebunan hortikultura. Luas ha (3,61%); Gambar 8. Peta Pewilayahan Komoditas Kabupaten Halmahera Timur Prov. Maluku Utara Empat pewilayahan lainnya adalah: (a) Hutan lahan kering (hutan konservasi), luas ha (43,90%), (b) Hutan lahan basah (hutan konservasi), luas 593 ha (0,09%), (c) Hutanlindung/konservasi (hutan konservasi), luas ha (12,73%), dan Taman Nasional, luas ha (17,01%). Penggunaan lain-lain (grup aneka), yaitu Pemukiman, Tambang, dan Tubuh air total luas ha (0,42%). 3) Bimbingan Mahasiswa BPTP Maluku Utara sebagai lembaga penelitian mempunyai peran strategis meingkatkan sumberdaya manusia (SDM) Indonesia. BPTP Maluku Utara telah memulai memfasilitasi hal tersebut khususnya kepada mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja 30

33 Lapang (PKL) atau magang dan skripsi. Selama tahun 2006 hanya ada 1 mahasiswa yang melakukan PKL dan skripsi seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Daftar Mahasiswa yang Melakukan PKL dan Skripsi di BPTP Maluku Utara Tahun 2006 No. Nama Lembaga Asal Jurusan Waktu Pembimbing 1. Agung Priyono Univ. Muhammadiyah Malang Budidaya Pertanian Oktober - November 2006 Drs. M. Syukur Pelayanan Pengkajian Seksi pelayanan pengkajian memiliki tugas dan fungsi yaitu melaksanakan pelayanan secara teknis kegiatan pengkajian teknologi pertanian serta berfungsi dalam penyiapan bahan kerjasama pengkajian, informasi hasil pengkajian serta melaksanakan penyiapan, pendayagunaan dan pemilikan sarana teknis. 1) Kantor Kantor sementara BPTP Maluku Utara berada di Kota Ternate, tepatnya di Jalan Inpres No. 241 Kelurahan Ubo-ubo, Kec. Ternate Selatan, Kode Pos Kantor Permanen sedang dibangun di Sofifi, Kota Tidore Kepulauan, tepatnya berada di Km 10 Kec. Oba Utara. Kantor tersebut memiliki luasan sebesar 3 ha. Bangunan fisik yang telah selesai pada akhir 2006 adalah gedung utama seluas ± 300 m 2. 2) Kebun Percobaan (KP) Bacan Dalam melaksanakan tupoksinya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara memiliki Kebun Percobaan Bacan di Kabupaten Halmahera Selatan sebagai penunjang dan pelengkap kinerja. Berikut ini merupakan profil dari KP Bacan serta fasilitas pelayanan pengkajian yang dimiliki oleh BPTP Maluku Utara. Kebun Percobaan Bacan terletak pada ketinggian m dpl, dengan luas wilayah 279 ha dan dikategorikan pada Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah (LDKRIB) dengan curah hujan mm/tahun. KP Bacan berada di Jalan Madiadi Desa Kampung Makian, Kecamatan Bacan. KP Bacan didukung oleh sarana/prasarana yang dapat dilihat pada Tabel 12. Komoditas yang dikembangkan adalah tanaman perkebunan (kakao, pala dan panili) dan tanaman sela (bibit cabai, tomat dan buncis). Kegiatan fisik 31

34 BPTP Maluku Utara di Kebun Percobaan Bacan meliputi; (1) Pengkajian tanaman Perkebunan dengan Tanaman Sela, dan (2) Koleksi Plasma Nutfah Perkebunan. Tabel 12. Sarana Pendukung Kebun Percobaan Bacan Jenis Sarana Luasan Jumlah (Unit) Gudang Pupuk dan Sarana input lainnya 120 m 2 1 Blok-blok lahan untuk penelitian 6 ha Blok-blok lahan untuk pondasi dan koleksi plasma nutfah 6 ha Blok lahan visitor plot/ruang demo 6 ha Zone-zone penyangga/buffer area/produksi/ disewakan 12 ha Kantor kepala kebun dan staf 200 m 2 Ruang produksi dan pelatihan/ trasnfer teknologi 240 m 2 Penginapan 120 m 2 Emplasemen dan jalan kantor 5000 m 2 Pompa air kapasitas 6000 ltr/jam 2 Jalan kebun 5000 m Bengkel peralatan 25 m 2 1 Kendaraan operasional roda 4 1 Traktor mini 1 Pemotong rumput gendong 2 Telepon 1 Faximile 1 Komputer 2 3) Perpustakaan Perpustakaan berperan sangat penting dalam menunjang kinerja BPTP Maluku Utara yang dapat berfungsi sebagai jembatan teknologi dari/dan ke peneliti, penyuluh, mahasiswa, dan pengguna lainnya. Mereka dapat menggunakan perpustakaan tersebut sekaligus menyumbang referensi kepada perpustakaan sebagai hasil penelitian/pengkajian 32

35 yang telah dilaksanakan. Adapun untuk pengadaan bahan perpusakaan di BPTP Maluku Utara pada periode tahun 2006 yaitu : a. Jurnal, Warta, Laporan Tahunan dan Prosiding Perpustakaan memperoleh tambahan jurnal sebanyak 13 judul, Warta 3 judul, 7 buah laporan tahunan, dan 6 judul Prosiding Seminar Nasional (lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. b. Liptan, Leaflet, Brosur dan Buletin Pada tahun ini BPTP mendapat 6 judul Liptan, Leaflet 4 judul, Brosur 2 judul, serta Buletin 3 judul yang merupakan hasil pertukaran informasi antar lingkup Badan Litbang (lebih jelasnya pada Tabel 13. Tabel 13. Judul Jurnal, Warta, Laporan Tahunan, Prosiding, Liptan, Leaflet, Brosur dan Buletin yang masuk ke perpustakaan Tahun NO JUDUL SUMBER Jurnal 1 Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi s. d. a Pertanian Vol. 9 No.1, Maret Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi s. d. a Pertanian Vol. 9 No.2, Juli Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol.10 No.1, 2005 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 4 Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol.10 No.2, 2005 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 5 Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol.10 No.3, 2005 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 6 Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol.11 No.1, 2006 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 7 Jurnal Penelitian Tanaman Industri. Vol. 12 No.1,Maret 2006 Pusat Penelitian dan Perkebunan 8 Jurnal Penelitian Tanaman Industri. Vol. 12 No.2, Pusat Penelitian dan Juni Analisis Kebijakan Pertanian. Vol.2, No.2, Juni Analisis Kebijakan Pertanian. Vol.2, No.3, September 2004 Perkebunan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian 11 Perspektif. (Review Penelitian Tanaman Industri). Vol.5, No.1, Juni Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 12 JARQ. (Japan Agricultural Research Quarterly) Incorporated Administrative Agency.(JIRCAS) 13 Informatika Pertanian. Vol. 15, 2006 Sekretariat Badan Litbang Pertanian 33

36 Warta 1 Warta Pusat Penelitian Karet Vol. 21 No.1-3 Tahun Warta Prima Tani Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian Vol.1 No.2 Tahun Tabel 13. (Lanjutan ) Pusat Penelitian Karet. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 3 Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Vol. 12, No. 1, Juni Laporan Puslitbangbun 1 Laporan Tahunan BP2TP Tahun Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,Bogor. 2 Laporan Tahunan (Puslitbangsosek) Tahun Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian,Bogor. 3 Laporan Akhir Visitor Plot Komoditas Perkebunan dan Pangan di Bacan Halmahera Selatan Tahun Laporan Tahunan Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Kumbang Kelapa di Maluku Utara Tahun Laporan Tahunan Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara Tahun Laporan Akhir Perwilayah Komoditas Unggulan Berdasarkan Zona Agroekologi (ZAE) di Maluku Utara Tahun Laporan Tahunan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Tahun 2005 Prosiding 1 Prosiding Seminar Nasional Sagu Untuk Ketahanan Pangan, Tanggal 6 Oktober Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Progam Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Tanggal Juni Prosiding Seminar Sistem dan Kelembagaan Usahatani Tanaman Ternak, Tahun Prosiding Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung Sapi, Tanggal 6-10 Agustus Prosiding Workshop On The Utilization Of The Att & t Networking System, Tanggal September Prosiding Konperensi Nasional Kelapa VI, Tanggal Mei Liptan P2TP Maluku Utara.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. P2TP Maluku Utara.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. P2TP Maluku Utara.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Satuan Kerja Pengkajian Teknologi Pertanian,Maluku Utara. Badan Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian,Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. APEC ATCWG.Agricultural Technology Transfer and Training (ATT&T). Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 1 Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa Murni BBPP Pascapanen Pertanian 2 Mi Eksotik BBPP Pascapanen Pertanian 34

37 3 Mesin Sortasi Buah, Berdasarkan Keragaman Ukuran BBP Mektan 4 Alat Pengupas dan Perajang, Multiguna AMU-1 BBP Mektan 5 Mesin Penggoreng Vakum (Vacuum Frying) BBP Mektan Tabel 13. (Lanjutan ) 6 Teknologi Balitnak (Kambing, Pupuk Organik, Pakan Ternak, Biovet, Itik, Fermentasi, Kelinci, Domba, Sapi, Ayam). Leaflet Balitnak 1 Teknologi Produksi Kedelai di Lahan Irigasi, 2004 BPTP Sulawesi Selatan 2 Pasca Panen Kakao, 2005 BPTP Sulawesi Selatan 3 Penanganan dan Pengolahan Jeruk BBPP Pascapanen Pertanian 4 NPS Bioinsektisida Unggulan BBPP Biogen Pertanian Brosur 1 Kacang Tanah, Pangan Sehat dan Menyehatkan Balikabi, BKP Prov. Jawa Timur, ACIAR 2 Menangkal Bahaya Alfatoksin Balikabi, BKP Prov. Jawa Timur, ACIAR Buletin 1 Buletin Agro Ekonomi. Vol.1No.2, Februari 2001 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian 2 Buletin Agro Ekonomi. Vol.1No.3, Mei 2001 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian 3 Wartazoa, Buletin Ilmu Peternakan Indonesia, Vol. 16, No. 2, Tahun Puslibangnak 35

38 IV. PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN 4.1. Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Pala Berwawasan Agribisnis di Maluku Utara Pala (Myristica fragrans Houtt ) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Pala termasuk tanaman rempah-rempah dan obat. Biji beserta fulinya merupakan bahan ekspor hasil perkebunan yang cukup penting. Dunia international mengakui bahwa pala sebagai tanaman asli Indonesia. Biji pala selain dikonsumsi, juga diambil minyaknya yang diantaranya mengandung oleoresin. Pala sebagai tanaman rempah dan obat menghasilkan minyak atsiri dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fulinya. Biji pala menghasilkan 2-15 % minyak atsiri dan % lemak (Trigliceride mirystic acid), sedangkan fulinya menghasilkan 7-18% minyak atsiri dan 20-30% lemak. Fuli dan biji digunakan dalam industri pengawetan ikan, pembuatan sosis, makanan bakery dan adonan kue, karena minyak atsiri dan lemak yang dikandungnya memberikan aroma merangsang nafsu makan (Rismunandar, 1987). Minyak pala dari hasil penyulingan merupakan bahan baku industri obat-obatan, pembuatan sabun dan parfum. Kenyataan tersebut jika dikaitkan dengan usaha diversifikasi ekspor komoditi non migas maka pala dapat memberikan peluang cukup besar dalam upaya peningkatan devisa negara. Kegiatan ini bertujuan untuk : mengembangkan sentra produksi pala, Meningkatkan produksi pala melalui manajemen pemeliharaan yang baik (PTT), menciptakan suatu sistem usahatani berorientasi agribisnis berbasis pala yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, membangun sistem kelembagaan dan kemitraan dalam usaha pala. 36

39 Metode yang digunakan pada kegiatan ini dengan pengumpulan data melalui PRA dilakukan baik melalui observasi wilayah, wawancara terhadap informasi kunci ( Key informant ) maupun melalui wawancara kelompok atau Focus Group Discussion (FGD). Hasil yang diperoleh : Usahatani pala yang dilakukan oleh petani di Kelurahan Jaya seperti pada umumnya pengelolaan usahatani pala di sebagian besar wilayah sentra pala di Maluku Utara yaitu masih secara tradisional, dimana tidak dilakukan pemupukan sama sekali dan pemeliharaan yang sekedarnya sehingga produksi pala dari tahun ke tahun cenderung menurun (rata-rata antara kg/pohon/tahun. Untuk pala yang berumur diatas 12 tahun). Gambar 9. Pohon Pala berumur > 100 tahun Teknologi yang diaplikasikan pada pengkajian ini adalah pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik tunggal (Urea-TSP-KCl) yang disesuaikan dengan umur tanaman saat ini (dosis pemupukan dapat dilihat pada metode) disesuaikan untuk kondisi tanaman yang telah terserang penyakit, sedangkan pengendalian hama penyakit dilakukan dengan metode PHT dengan berprinsip pada pengendalian penyakit yang ramah lingkungan. Kondisi tingkat serangan penyakit busuk kering menunjukkan terjadi penurunan, ini dapat dilihat dari pengamatan yang dilakukan secara kontinyu pada saat aplikasi penyemprotan pestisida dimana tidak ada lagi serangan berat tetapi serangan sedang dan ringan masih ada dalam jumlah yang sedikit. Kondisi ini direspon oleh petani kooperator dengan memberikan perawatan yang lebih baik pada tanaman pala yang dimiliki. 37

40 Gambar 10. Buah pala yang Sehat dan yang Terserang Penyakit Busuk Buah Kering Di dalam tata niaga pala rakyat di Kelurahan Jaya melalui pendekatan kelembagaan tradisional atau konvensional artinya petani menjual hasil kepada pedagang pengumpul tanpa melakukan sortasi mutu terlebih dahulu, bahkan sebagian petani menjual biji pala gelondongan dengan harga yang lebih rendah dengan demikian keuntungan akan diperoleh pedagang pengumpul lebih besar dibandingkan yang seharusnya diterima oleh petani produsen setelah melakukan grading berdasarkan mutu (ada 4 kelas). Pola Perdagangan dan kelembagaan pemasaran pala di Kelurahan Jaya sebagaimana pola perdagangan komoditi perkebunan lain yang ada di Kelurahan Jaya yaitu Cengkih, dimana petani produsen menjual hasil panen dalam bentuk biji pala yang telah dikupas tempurungnya (hanya inti biji) dan fuli yang telah kering kepada padagang pegumpul tingkat Kelurahan yang tinggal di Kelurahan tersebut yang membeli tanpa melakukan grade atau membeli dalam bentuk campuran dan selanjutnya pedagang pengumpul yang melakukan grade dari pala yang dibeli dalam empat kelas yaitu kelas I, II, III, dan IV dengan perbedaan masing masing kelas pada keutuhan dari biji dan ukuran biji. Dari hasil kegiatan ini, perlu dilakukan pengkajian untuk melihat efektifitas metode pengendalian penyakit pada saat musim hujan dengan cara perlakuan tambahan berupa perekat (lem) untuk mengurangi pencucian fungisida yang telah disemprotkan pada buah pala oleh air hujan. Untuk meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi potensi berkembangnya penyakit pada saat musim hujan perlu dilakukan kajian teknologi dengan memanfaatkan limbah daging buah yang selama ini belum termanfaatkan oleh petani di Kelurahan Jaya. 38

41 4.2. Pengkajian Sistem Usahatani (SUT) Padi Sawah Irigasi di Maluku Utara Maluku Utara merupakan provinsi baru hasil pemekaran di Indonesia, luas wilayahnya mencapai ,36 km 2 dengan agroekosistem yang sangat bervariasi, sehingga berpotensi untuk pengembangan berbagai komoditas pangan termasuk padi. Ditinjau dari aspek teknis dan agroekosistem, potensi pengembangan areal padi di Provinsi Maluku Utara cukup besar, yang tersebar dari Morotai (di Utara) hingga ke kepulauan Sula (di Selatan). Potensi terbesar berada di pulau Halmahera, yang mana lahan berpotensi untuk pengembangan padi, terdapat di daerah pemukiman warga transmigrasi dari pulau Jawa. Berdasarkan program pemerintah daerah provinsi Maluku Utara di bidang pertanian , maka telah diprokyeksikan beberapa kecamatan di Pulau Halmahera yang akan dijadikan sebagai sentra produksi beras, yaitu antara lain Morotai, Kao, Ibu, Wasile, Maba, Weda, Gane Timur, Bacan dan Obi. Kecamatan yang telah melakukan pengembangan padi dengan menggunakan irigasi teknis adalah Kecamatan Wasile di Kab. Halmahera Timur, sedangkan daerah lainnya masih secara semi teknis. Tahun 2006 merupakan tahun lanjutan Pengkajian Sistem Usaha Tani Padi Lahan Sawah Irigasi di Maluku Utara, yang dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara. Pengkajian ini dilaksanakan di Desa Bumi Restu, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. Gambar 11. Bedengan Semai yang Siap Digunakan Gambar 12. Bibit Berumur 15 hari Setelah Tanam 39

42 Gambar 13. Pengamatan dengan BWD, Umur Tanaman 28 Hari Gambar 14. Pemantauan Hama oleh Petugas Kegiatan kajian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang optimal, dengan cara menyempurnakan teknologi budidaya pada tahun Penyempurnaan teknologi yang difokuskan antara lain introduksi varietas Cibogo, jarak tanam yang konsisten 20 x 20 cm, Pemberian air berselang, serta penerapan Bagan Warna Daun (BWD) yang lebih teliti dalam penentuan dosis pupuk urea untuk setiap hamparan tanaman padi. Pada kajian ini, di ketahui bahwa teknologi PTT padi sawah pada 20 ha lahan sawah petani sampel, memiliki tinggi tanaman maksimum 86 cm, Jumlah daun 64 buah, anakan produktif sebanyak 21 26, jumlah tangkai malai tangkai, panjang tangkai malai cm, jumlah bulir setiap malai 18 32, jumlah gabah / malai serta umur panen mencapai hari dengan berat butir yaitu gram. Tingkat produktivitasnya mencapai kg/ha yaitu 220,33 % lebih tinggi dibandingkan petani non-sampel yang menerapkan teknologi konvensional. Dari hasil analisis kelayakan usahatani yang ada, diperoleh data B/C Rasio penjualan gabah mencapai 2,07, sedangkan nilai Break Even Point (BEP) pada produksi mencapai 1.058,01 kg/ha dan Return on Investment (ROI) mencapai 1,054. Sedangkan untuk penjualan dalam bentuk beras memiliki tingkat B/C sebesar 2,34 dengan nilai BEP mencapai 1.316,15 kg/ha dan ROI mencapai 1,364. Dengan demikian petani padi sawah irigasi akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi jika menjual hasil produksinya dalam bentuk beras dengan penerimaan sebesar 2,34 kali dan keuntungan 1,36 kali dari biaya yang dikeluarkan. 40

43 Gambar 15. Stadia Pembungaan Tanaman Padi Gambar 16. Padi Siap Panen Gambar 17. Proses Pemanenan Padi Gambar 18. Penjemuran Gabah Hasil Panen 4.3. Pengkajian Tanaman Perkebunan dengan Tanaman Sela di KP Bacan Tanaman panili ditanam pada luasan lahan 2 hektar. Tanaman panili berjumlah 1500 tanaman dengan rata-rata tinggi tanaman 75 cm. Diantara tanaman panili terdapat tanaman sela cabai berjumlah 1130 tanaman dengan rata-rata tinggi tanaman 24 cm. Selain panili, terdapat juga tanaman kakao dengan jumlah tanaman dan pala berjumlah 226 tanaman. Tanaman sela tomat dengan jumlah tanaman dan rata-rata tinggi tanaman 78 cm ditanam di antara kakao. Sedangkan, tanaman buncis ditanam di antara tanaman pala dengan jumlah tanaman dan tinggi rata-rata tanaman 25 cm. 41

44 Tabel 14. Jumlah Tanaman, Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Tanaman Panili, Kakao, Pala dan tanaman selanya. Jenis Tanaman Jumlah Tanaman Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Luasan (ha) Panili Tan. Sela (Cabai) < 2 Kakao ,5 2 Tan. Sela (Tomat) < 2 Pala Tan sela (Buncis) < 2 Sumber : BPTP Maluku Utara, Gambar 19. Tanaman Sela Cabai Merah dan Tomat di Kebun Percobaan Bacan Dari hasil analisis ekonomi usahatani untuk tanaman sela Cabai diperoleh nilai R/C rasio penjualan hasil produksi sebesar 1,55, dan nilai B/C sebesar 0,55. Kemudian untuk analisis ekonomi usahatani tanaman sela Tomat diperoleh nilai R/C sebesar 1,37, dan nilai B/C sebesar 0,37. Sedangkan nilai R/C rasio untuk tanaman sela 42

45 Buncis adalah sebesar 1,34, dan niai B/C-nya sebesar 0,34. Karena tanaman Cabai, Tomat, dan Buncis ini merupakan tanaman sela yang bukan dijadikan sebagai komoditas utama, jadi jarak tanam pun disesuaikan dengan tanaman utama yang diusahakan. Harapannya dari ruang kosong yang masih tersedia bisa dimanfaatkan untuk lebih bernilai guna secara ekonomis. Tanaman panili yang ditanam dengan jarak tanam 2 x 2 meter adalah jenis panili yang banyak ditanam di Indonesia yaitu Vanilla planifolia Andrews. Umur tanaman panili sekitar enam bulan. Hal itu menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, demikian pula dengan pohon panjatan gamal (Gliricidia sp). Kondisi cabai putih sebagai tanaman sela, pertumbuhannya relatif baik dengan tinggi tanaman rata-rata 15,3 cm dan jumlah daun 9-11 lembar Koleksi Plasma Nutfah Perkebunan di Kebun Percobaan Bacan Kebun Percobaan Bacan mengkoleksi plasma nutfah tanaman pala dan kakao. Koleksi tanaman pala berasal dari Kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauan, sedangkan koleksi tanaman kakao berasal dari Jember. Terdapat 5 aksesi pala yang berasal dari Ternate (Moya dan Marikurubu) dan Tidore Kepulauan (Jaya). Masing-masing menunjukkan ciri morfologi yang berbeda-beda. Aksesi yang berasal dari Ternate memiliki bentuk buah oval dan bulat, biji oval, bulat, panjang, fuli tebal dan tipis serta berdaun lonjong. Aksesi dari Tidore memiliki ciri-ciri buah oval besar, bulat, bulat besar, biji yang oval, oval besar dan setengah lingkaran, fuli tebal dan tipis serta daun lonjong dan lonjong tebal. Tanaman pala yang diamati terdapat keragaman tinggi tanaman antara 5,3 cm 34 cm dan diameter batang 0,1 cm 0,4 cm. Selain itu, terdapat juga keragaman pada jumlah dan ukuran daun. Daun berjumlah antara 4 lembar 12 lembar, panjang daun 7 cm 15,5 cm dan lebar daun 3 cm 6,4 cm. Penambahan koleksi plasma nutfah Pala dilakukan dengan koleksi beberapa aksesi tanaman pala yang diperoleh dari Ternate dan Tidore. Aksesi yang dimasukan ke Kebun Percobaan Bacan berjumlah 2 aksesi yang berasal dari Moya dan 2 aksesi dari Marikurubu, sedangkan 3 aksesi pala lainnya berasal dari Jaya, Kota Tidore. Keberagaman morfologis plasma nutfah 20 tanaman kakao diamati pada tinggi tanaman, diameter batang dan daun. Tanaman yang berasal dari Jember ini 43

46 menunjukan keragaman tinggi tanaman antara 29 cm 55,5 cm, diameter batang 0,5 cm 0,7 cm dan jumlah daun 7-17 lembar. Gambar 20. Buah Pala di Kebun Percobaan Bacan 44

47 V. DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN Diseminasi adalah merupakan salah satu kegiatan yang lebih banyak diarahkan pada pengembangan media informasi pertanian yang diarahkan untuk mempercepat penyebaran informasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Dengan tujuan kegiatannya adalah meningkatkan pemahaman untuk memperoleh umpan balik dari pengguna akhir mengenai pengkajian. Disamping itu diseminasi juga mempunyai tujuan menyelenggarakan kegiatan penyebarluasan materi penyuluhan yang dibutuhkan oleh masyarakat tani dan pelaku agribisnis lainnya. BPTP Maluku Utara bekerjasama dengan Pemda (Dinas terkait) Maluku Utara, Perguruan Tinggi setempat, kelompok tani dan mitra-mitra lainnya melaksanakan kegiatan penyebaran informasi teknologi pertanian spesifik lokasi melalui kegiatan pengembangan media informasi baik media cetak maupun elektronik untuk lebih mempercepat penyebaran informasi teknologi pertanian spesifik lokasi. Melalui kegiatan penyediaan media informasi/penyuluhan pertanian (media cetak/elektronik), petani diharapkan dapat belajar, menemukan solusi dari permasalahannya dan membuktikan keunggulan dari teknologi yang dihasilkan oleh BPTP dan Balai Penelitian dalam suatu proses produksi yang ditawarkan serta dapat memberikan umpan balik sebagai penyempurnaan kegiatan selanjutnya. Kegiatan Diseminasi unit kerja BPTP Maluku Utara tahun 2006 adalah : 1. Pengembangan Media Informasi Pertanian 2. Aptek/ Gelar Teknologi Pertanian 3. Visitor Plot 4. Pemberdayaan Penyuluh. Kegiatan Diseminasi hasil-hasil penelitian/pengkajian, dan penyuluhan yang dilaksanakan merupakan kegiatan penyebarluasan informasi kepada khalayak luas. Dan untuk penyebarluasan inovasi teknologi hasil pengkajian bagi khalayak luas dituangkan dalam bentuk brosur, poster, dan leaflet serta melalui media elektronik yaitu Siaran Pedesaan 45

48 di RRI Cabang Muda Ternate dengan menggunakan bahasa yang sangat sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh pembaca dan pendengarnya Pengembangan Media Informasi Pembuatan dan penyebaran Leaflet Tabel 15. Jumlah leaflet yang diterbitkan BPTP Maluku Utara Tahun 2006 No Jenis Cetakan Jumlah (eksp) 1. Laporan Tahunan Leaflet : - Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pala. - Peningkatan Mutu Biji Kakao Dengan Cara Fermentasi. - Pengendalian Hama Sexava spp. Pada Tanaman Kelapa (Cocos nufifera L) - Petunjuk Teknis Budidaya Kac. Tanah ( Arahysce hypogea). - Petunjuk Teknis Budidaya Jagung ( Zea Mays. L). - Penggunaan Bagan Warna Daun (BWD), Untuk Mengukur Kecukupan Hara Nitrogen (N) Pada Tanaman Padi. - Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Kubis Gambar 21. Leaflet yang diterbitkan BPTP Maluku Utara Tahun

49 Siaran Pedesaan Penyebarluasan informasi melalui media cetak oleh BPTP bertujuan untuk memperkenalkan teknologi pertanian, bukan hanya itu saja akan tetapi penyebaran informasi melalui media elektronik melalui siaran pedesaan yang disiarkan oleh RRI Cabang Muda Ternate disiarkan dua kali seminggu untuk lebih mempermudah masyarakat luas mentransfer teknologi hasil kajian maupun penelitian pertanian yang dihasilkan oleh BPTP. Tabel 16. Kegiatan Siaran Pedesaan di RRI Cabang Muda Ternate. No. Judul Siaran Jumlah Penyiaran 1. Pengendalian Hama Sexava spp pada Tanaman Kelapa. 1 kali/bulan 2. Pemupukan Berimbang pada Tanaman Pala. 1 kali/bulan 3. Pengendalian Hama Keong Mas Pada Tanaman 1 kali/bulan Padi. 4. Budidaya Kacang Tanah. 1 kali/bulan 5. Budidaya Tanaman Jagung. 1 kali/bulan 6. Peningkatan Mutu Kakao dengan cara fermentasi 1 kali/bulan 7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pala 1 kali/bulan 8. Dudidaya Tanaman Ubi Kayu 1 kali/bulan 9. Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Ubi Kayu. 1 kali/bulan 10. Pupuk dan Pemupukan pada Tanaman Padi. 1 kali/bulan 11. Pengendalian Hama Wereng Coklat pada Tanaman Padi. 1 kali/bulan 12. Pupuk dan Pemupukan pada Tanaman Jagung. 1 kali/bulan Catatan : Materi kegiatan Siaran Pedesaan di sesuaikan dengan kebutuhan lokasi Gelar Teknologi Pertanian Dalam rangka peningkatan produktifitas lahan sawah di Maluku Utara, maka yang diterapkan adalah perbaikan teknologi budidaya, mengingat selama ini petani masih melakukan budidaya padi secara konvensional, mengikuti pola petani sendiri. Melalui pengkajian dalam perbaikan ke arah itu diterapkan dengan adanya dukungan berupa penggunaan varietas spesifik lokasi, varietas unggul bermutu tinggi, penggunaan air secara teratur, pemanfaatan pupuk organik dengan mengurangi pupuk kimia, serta penanganan pasca panen yang diakhiri dengan Temu Teknis dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, swata maupun investor lokal yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan tanaman padi sawah, dan dialog di irigasi serta pengarahan sebelum dilakukan kegiatan. 47

50 Gambar 22. Padi Siap Panen Gambar 23. Perontokan Gabah Jadi dapat disimpulkan bahwa respon petani yang ada di desa Bumi Restu Kecamatan Wasile Kab. Halmahera Timur dapat menerima dan akan mengembangkan SUT secara lebih baik lagi terhadap teknologi maupun hasil kajian yang telah dilakukan oleh pihak BPTP. Gambar 24. Temu Lapang Instansi Terkait 5.3. Kegiatan Visitor Plot Tujuan dari pada kegiatan visitor plot ini adalah mensosialisasikan paket teknologi produksi pertanian secara terpadu yang mempunyai kesesuaian agroekologi setempat sekaligus pendayagunaan lahan lingkup BPTP Maluku Utara optimal. Hal ini sesuai dengan mandat BPTP Maluku Utara yang mempunyai peranan dalam menyediakan teknologi spesifik lokasi bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk pembangunan regional berwawasan agribisnis dan agroindustri dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat khususnya petani. Potensi lahan pertanian di Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan khususnya Desa Oba sesuai dengan Hasil Farming System Zone (FSZ) dan peta pewilayahan komoditas yang telah dilaksanakan oleh BP2TP tahun 2003 sangat cocok untuk pengembangan komoditas tanaman pangan palawija dan hortikultura dengan kondisi agro- 48

51 ekosistem yang relatif beragam. Kegiatan Visitor Plot dipusatkan di Desa Oba, Kecamatan Oba Utara dengan kondisi agroekologi tipe IV/ D f e atau tipe lahan kering yang sesuai dengan pengembangan tanaman pangan palawija dan hortikultura dengan luas lahan potensial ± ha, serta didukung dengan kelembagaan kelompok tani. Sesuai potensi yang ada, belum sepenuhnya termanfaatkan secara optimal sehingga mempengaruhi tingkat produksi usahataninya. Hal-hal yang menyebabkan rendahnya produksi yang dicapai antara lain : (a) penerapan teknologi produksi ditingkat petani yang masih relatif rendah, (b) pengetahuan dan keterampilan petani masih rendah, (c) keterbatasan modal, serta (d) kelembagaan ekonomi pedesaan yang belum efektif. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka pelaksanaan kegiatan Visitor Plot dianggap perlu dilakukan sebagai wadah untuk penyebaran informasi teknologi pertanian secara terpadu, sekaligus berfungsi sebagai media kunjungan lapang bagi masyarakat tani sekitar lokasi kegiatan yang mempunyai kesamaan agroekologi. Komoditas yang diusahakan dalam kegiatan Visitor Plot ini adalah jagung varietas Bisma, kacang tanah varietas Gajah, dan kubis varietas KK Cros. Luas tanam komoditas yang diusahakan, yaitu untuk jagung seluas m 2, kacang tanah seluas m 2 dan kubis seluas m 2. Dari hasil analisis usahatani, nilai R/C untuk introduksi teknologi jagung sebesar 1,26, nilai B/C sebesar 0,26. Sedangkan untuk teknologi yang selama ini digunakan petani nilai R/C-nya 1,12, dan nilai B/C 0,12. Nilai Marginal Benefit-Cost Ratio (MBCR) sebesar 3,91. Dengan introduksi teknologi jagung ini petani bisa meningkatkan pendapatan bersihnya hingga 530,22 % dari sebelumnya. Gambar 25. Pengolahan Lahan, Pembuatan Bedengan, dan Pengukuran Jarak Tanam 49

52 Gambar 26. Tanaman Jagung dan Jagung yang Siap Panen Nilai R/C introduksi teknologi kacang tanah sebesar 2,83, nilai B/C sebesar 1,83. Sedangkan untuk teknologi yang selama ini digunakan petani nilai R/C-nya 2,58, nilai B/C sebesar 1,58, dan nilai MBCR sebesar 3,07. Dengan introduksi teknologi kacang tanah ini petani bisa meningkatkan pendapatan bersihnya hingga % dari sebelumnya. Nilai R/C untuk introduksi teknologi kubis sebesar 8,76, dan nilai B/C-nya sebesar 7,76. Respon petani terhadap kegiatan Visitor Plot ini sangat positif. Gambar 27. Penyiangan Kacang Tanah Gambar 29. Lokasi Lahan Visitor Plot di Desa Oba, Kec. Oba Utara Gambar 28. Panen Kacang Tanah di Lokasi Visitor Plot Bersama Kasubdin SDM Dinas Pertanian & Ketahanan Pangan Prov. Maluku Utara (Nurjana Ali) Gambar 30. Tanaman Kubis Siap Panen 50

53 5.4. Koordinasi dan Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Semakin melemahnya penyelenggaraan penyuluhan pertanian belakangan ini perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak baik pemerintah selaku pengambil kebijakan maupun para pelaku penyuluhan, pihak swasta ataupun petani itu sendiri beserta kelembagaannya. Di Provinsi Maluku Utara kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota berjumlah 24 Balai Penyuluhan Pertanian yang tersebar di 6 (enam) kabupaten dan 2 (dua) kota belum berfungsi secara efektif. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan struktur pemerintahan dimana kelembagaan penyuluhan pertanian digabungkan dengan dinas-dinas teknis yang menyebabkan menurunnya kinerja para Penyuluh Pertanian. Kelesuan penyuluhan pertanian berarti kemunduran SDM pertanian yang pada gilirannya akan menurunkan produktivitas dan kualitas usahatani. Untuk itu diperlukan pemberdayaan penyuluhan pertanian dengan mengefektifkan kembali kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi penyuluhan pertanian. Disamping itu, penyebarluasan informasi teknologi pertanian kepada khalayak luas BPTP Maluku Utara juga bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tk I Provinsi Maluku Utara untuk memberdayakan PPS yang ada di BPTP guna menjalin kerjasama yang baik, yang dilaksanakan setiap satu kali dalam sebulan pada masing masing BPP yang ada di masingmasing kabupaten seluruh Provinsi Maluku Utara. Kegiatan Koordinasi dan Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan di BPP Malifut Kabupaten Halmahera Utara. Jumlah Penyuluh yang hadir 67 orang terdiri dari Penyuluh BPP Kao 10 orang, Penyuluh BPP Malifut 16 orang, Penyuluh BPP Tobelo 24 orang, Penyuluh BPP Galela 10 orang dan Penyuluh BPP Morotai 7 orang. Kondisi penyuluhan di lima BPP di kabupaten Halmahera Utara masih belum terberdayakan dengan optimal, dapat dilihat dari minimnya akses transfer informasi teknologi pertanian, sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta kurang tersedianya dana operasional penyuluhan. Berikut ini adalah keterlibatan PPS yang ada di BPTP dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tk I Provinsi Maluku Utara. 51

54 Tabel 17. Keterlibatan PPS BPTP dalam Kegiatan Penyuluhan yang Dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov. Maluku Utara No. Jenis Kegiatan Kabupaten/kota Keterangan * 1. Pembinaan Penyuluh kepada PPL di Halmahera Barat 26 PPL BPP. 2. Pembinaan Penyuluh kepada PPL di Halmahera Timur 18 PPL BPP. 3. Pembinaan Penyuluh kepada PPL di Halmahera Selatan 6 PPL BPP. 4. Pembinaan Penyuluh kepada PPL di Halmahera Tengah 4 PPL BPP. 5. Pembinaan Penyuluh kapada PPL di BPP. Tidore Kepulauan 35 PPL Keterangan : * Jumlah tenaga PPL yag ada di BPP masing masing Kabupaten Seminar Pengembangan Industri Perbenihan Pala Mendukung Revitalisasi Pertanian di Maluku Utara Keberadaan tanaman pala (Myristica fragrans HOUTT) di Kepulauan Maluku, dimasa lalu telah mengundang Bangsa Cina, Eropa dan Timur Tengah berdatangan ke Indonesia. Melalui VOC perdagangan pala dikuasi Belanda dan selanjutnya menjajah Indonesia selama 350 tahun. Zaman keemasan pala memang dinikmati oleh Bangsa Belanda di masa penjajahan. Walaupun Bangsa Indonesia sejak merdeka sampai saat ini masih menguasai volume ekspor pala terbesar, tapi dengan kualitas nomor 2 dan di pasar dunia merek dagang pala Indonesia terkenal dengan nama pala Banda. Untuk menjawab keraguan tersebut dan dalam upaya membangkitkan kembali kejayaan pala di Maluku Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya, maka difokuskanlah perhatian untuk mempertahankan pala sebagai spesifik lokasi Maluku Utara. Sehingga Pemerintah prov. Maluku Utara bekerjasama dengan BPTP Maluku Utara melakukan kegiatan Survei Pemilihan Blok Penghasil Tinggi (BPT). Berdasarkan pemikiran tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Prov. Maluku Utara bekerjasama dengan BPTP Maluku Utara mengadakan kegiatan SEMINAR dengan Tema: Pengembangan Industri Perbenihan Pala Mendukung Revitalisasi Pertanian di Maluku Utara. Secara rinci tujuan khusus kegiatan, yaitu: mempresentasikan hasil-hasil penelitian eksplorasi dan survey blok penghasil tinggi pala serta pola perdagangannya di Maluku 52

55 Utara, mewujudkan komitmen bersama antar stakeholder perbenihan pala khususnya pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pengembangan pertanian, Badan pengawasan benih perkebunan, akademisi, penyuluh pertanian, masyarakat perbenihan, asosiasi petani pala dalam pengembangan tanaman pala yang terintegrasi dan berkelanjutan berbasis potensi lokal, Perumusan langkah-langkah optimalisasi dan efisiensi kebijakan dalam rangka menumbuhkan iklim usaha perbenihan tanaman pala yang kondusif. Lokasi kegiatan seminar pengembangan tanaman pala dilaksanakan di Kota Ternate dan dilaksanakan pada hari senin tanggal 4 Desember Peserta yang menghadiri seminar pengembangan tanaman pala berjumlah 59 orang yang terdiri undangan pakar, undangan instansi pemerintah daerah, dan undangan umum (praktisi, asosiasi, dan kelompok tani). Makalah yang masuk berjumlah 10 makalah, yang terdiri dari: 1) Kebijakan pengembangan tanaman perkebunan di Maluku Utara. (Ir. Gazali Westplat). 2) Survey blok penghasil tinggi dan calon pohon induk (M. Hadad EA, IMJ Mejaya, M. Assagaf, M. Syukur). 3) Penerapan pelaksanaan pengujian dan pengawasan mutu benih tanaman perkebunan (Ir. Edhy Priyono Basuki, MMA.) 4) Dukungan kebijakan dalam perdagangan komoditas pala. (Ir. Kadir). 5) Potensi lahan rempah-rempah di Maluku Utara (Marwan H, M. Syukur, Tufail Iskandar Alam) 6) Peran asosiasi perbenihan dan pembibitan dalam mendukung pengembangan komoditas pala (Kuad Suarno). 7) Analisis usahatani dan pola perdagangan pala (M. Assagaf, Agus Hadiarto). 8) Teknologi budidaya pala mendukung reviltalisasi pertanian di Maluku Utara, (Drs. M. Hadad EA, IMJ Mejaya, M. Assagaf, C. Sugihono). 9) Inventarisasi organisme pengganggu tanaman pala di Maluku Utara dan cara pengendaliannya, (M. Hadad EA, IMJ Mejaya, M. Assagaf, Fredy Lala, C. Sugihono). Berdasarkan sambutan kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan daerah prov. Maluku Utara dan kepala BPTP Maluku Utara serta pembahasan makalah pada sidang pleno, didapatkan beberapa kesepakatan dan rekomendasi diantaranya adalah: 1) Kebijakan pemerintah daerah Maluku Utara secara tegas menempatkan pala sebagai komoditi yang diprioritaskan dalam pembangunan pertanian di Maluku Utara dengan sasaran pala menjadi komoditas ekspor andalan dan menjadi spesifik lokasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. 53

56 2) Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Daerah Maluku Utara mendukung dilaksanakannya penelitian dan pengembangan komoditi pala dari hulu sampai hilir untuk tujuan ekspor dan diversifikasi produk. 3) Masyarakat Maluku Utara yang tergabung dalam MPPI, kontak tani, kelompok tani, pengusaha/pedagang benih/bibit bersepakat untuk berperan aktif mendukung visi tersebut, terutama dalam sertifikasi benih/bibit pala. 4) Para praktisi, peneliti, akademisi, penyuluh, dinas, instansi terkait siap berpartisipasi sesuai bidangnya. 5) Hasil penelitian tahap awal berupa Blok Penghasil Tinggi, pohon induk, dan calon kebun bibit, dan kebun induk perlu dilanjutkan sehingga memperoleh varietas unggulan yang dilepas dan sumber benih bersertifikat yang menguntungkan petani. 6) Pola perdagangan pala di Maluku Utara perlu mendapat perhatian para pelaku/praktisi, pengusaha, dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan dapat menciptakan iklim pasar yang berpihak pada petani. 7) Perlu adanya regulasi yang nyata dari instansi Dinas Pertanian terhadap keberadaan MPPI dan program-program pembinaan petani penangkar khususnya pada pengembangan komoditas pala. 8) Dinas perdagangan provinsi Maluku Utara mendukung kebijakan pengembangan pala di Maluku Utara sebagai komoditas spesifik lokasi dalam upaya melancarkan pemasaran dalam meningkatkan kesejahteraan petani. 9) Meningkatnya pengembangan pala dari beberapa instansi (Departemen Kehutanan, Dirjen PLA Departemen Pertanian, Pemerintah Daerah dll) membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi dalam penggunaan bibit. Kepada pihak yang terkait bersama MPPI agar membantu kelancaran penerapan sertifikasi bibit yang bertanggung jawab. 10) Mengingat pangsa pasar pala Indonesia di pasar dunia yang terbatas (70 %) dan rendahnya mutu pala Indonesia (No. 2 di dunia) memerlukan kehati-hatian dalam perluasan areal diluar sentra produksi yang telah di eksis. 54

57 Gambar 31. Foto panitia, pemakalah, dan penangkar benih Pala VI. Gambar 32. Panitia dan pemakalah KENDALA BPTP sedang MALUKU bertukar informasi UTARA data DAN SARAN Maluku Utara merupakan salah satu provinsi pemekaran di kawasan timur Indonesia yang memiliki total wilayah ,36 km 2. Dari luasan tersebut sebagian besar didominasi perairan sebesar km 2 (76,28%). Sedangkan luas wilayah daratan sebesar km 2 atau 30,92 %. Maluku Utara lebih dikenal dengan provinsi kepulauan. Hanya ada 7 pulau besar yang dimiliki Provinsi Maluku Utara dan selebihnya adalah pulau-pulau kecil. Penyebaran penduduk terkonsentrasi pada pulau-pulau kecil seperti di Pulau Ternate, Tidore, dan Makian, sedangkan pada pulau besar yang punya potensi sumber daya alam masih jarang penduduknya. Saat ini Pulau Ternate dijadikan pusat pemerintahan dan perekonomian. Segala aktivitas berkembang di pulau ini. Keadaan demikian menyebabkan beberapa kendala/masalah bagi aktivitas/kegiatan yang ada di BPTP Maluku Utara. Keadaan geografis yang berbentuk kepulauan menyebabkan timbulnya masalah transportasi. Alat transportasi yang lebih banyak digunakan untuk perjalanan antar kabupaten/kota adalah transportasi laut. Padahal, ongkos sewa penggunaan transportasi laut lebih mahal daripada transportasi darat. Selain itu, sebagian besar barang kebutuhan BPTP Maluku Utara didatangkan dari daerah lain seperti dari Surabaya, Makasar, dan Manado. Perjalanan barang tersebut membutuhkan waktu lebih dari 2 hari perjalanan dengan menggunakan alat transportasi laut yang hanya beroperasi seminggu sekali. Keadaan demikian menyebabkan aksesibilitas kegiatan pengkajian menjadi rendah dan biaya hidup menjadi lebih mahal. Ditambah lagi dengan kendala penyediaan sarana/prasarana bagi kegiatan pengkajian pertanian, sarana produksi pertanian, bahan konstruksi bangunan dan lain-lain. Selain itu, BPTP Maluku Utara mengalami kendala terbatasnya sarana komunikasi internet. Keadaan demikian menyebabkan akses unutk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan teknologi menjadi kurang memadai jika dibandingkan dengan BPTP lainnya. Jumlah SDM yang ada di BPTP Maluku Utara baik peneliti, penyuluh, maupun staf administrasi masih terbatas. Sehingga, SDM yang ada diberikan tugas dan tanggung jawab 55

58 lebih dari satu pekerjaan. Hal ini berdampak pada hasil pekerjaan yang tidak optimal. memiliki jabatan/ tugas rangkap. Kendala-kendala yang telah disebutkan diharapkan dapat segera diatasi. Kendala biaya ongkos yang mahal baik untuk pengadaan barang ataupun untuk perjalanan dinas diharapkan dapat diatasi dengan alokasi dana yang lebih besar kepada BPTP Maluku Utara dibandingkan tahun sebelumnya atau BPTP lainnya serta diatasi dengan penyediaan tunjangan kemahalan bagi pegawai BPTP Maluku Utara. SDM yang terbatas diharapkan dapat diatasi dengan penambahan SDM sampai dengan jumlah yang memadai. 56

59 57

KATA PENGANTAR. Ternate, 29 Februari 2008 Kepala BPTP Maluku Utara, Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc NIP

KATA PENGANTAR. Ternate, 29 Februari 2008 Kepala BPTP Maluku Utara, Dr. Ir. I Made Jana Mejaya, MSc NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan Ridho dan Karunia-Nya maka Laporan Tahunan 2007 Balai Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku Utara dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam ANNY MULYANI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (sumber : SINAR TANI

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D

29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D 29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Sekilas Kebun Percobaan Natar

Sekilas Kebun Percobaan Natar PENDAHULUAN Kebun Percobaan (KP) Natar merupakan salah satu dari 3 kebun milik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung yang mempunyai areal paling luas yaitu 60 ha. Menurut sejarahnya, awal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi A.1. Kedudukan 1. Dinas Pertanian dan Peternakananian merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang Pertanian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JOMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 09 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. W. Rembang 1), dan Andi Tenrirawe 2) Peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara 1) Balai Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP) SUMBER DANA (INTERNAL DAN EKSTERNAL) 1 Meningkatnya layanan masyarakat tanbunakhut

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 59 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Kabupaten Kendal Satuan Kerja : BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PEL.PENYULUHAN Tahun Anggaran : 2016 No Nama Paket Jenis Volume Pagu 1. Pengadaan Pakaian

Lebih terperinci

Sekilas Kebun Percobaan Natar. BPTP Lampung

Sekilas Kebun Percobaan Natar. BPTP Lampung 0 BPTP Lampung PENDAHULUAN Kebun Percobaan (KP) Natar merupakan salah satu dari 3 kebun milik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung yang mempunyai areal paling luas yaitu 60 ha. Menurut sejarahnya,

Lebih terperinci

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI Abstrak Kebijaksanaan pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah diarahkan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN 8 III. AKUNTABILITAS KEUANGAN Total alokasi dana Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan yang tercantum dalam Perubahan Anggaran Tahun 205 adalah.44.987.2 dengan realisasi 4.33.59.7,00..

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROPINSI DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 166 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG 23 BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN SEMARANG 2.1. Latar Belakang Terbentuknya Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang Sebagai salah satu dari

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2

IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA. Sofyan Samad 1, Sundari 2 IBM KELOMPOK MASYARAKAT PETANI BAWANG MERAH DI DESA NUSAJAYA HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA Sofyan Samad 1, Sundari 2 1 Study Program of Agro-technology Faculty of Agriculture Universitas Khairun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. 1. Perumusan kebijakan tehnis dan perencanaan program kerja bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri dibentuk berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008. Tugas pokok Dinas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO,

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang Ringkasan Pengembangan unit desa binaan di Desa Sumari diawali pada tahun 2001 dengan kegiatan demonstrasi cara dan hasil pemupukan pada sawah dengan varietas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMPANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan

Lebih terperinci

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN Pada bab V telah dibahas potensi dan kesesuaian lahan untuk seluruh komoditas pertanian berdasarkan pewilayahan komoditas secara nasional (Puslitbangtanak,

Lebih terperinci

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

https://esakip.bantulkab.go.id/bpsyslama/www/monev/laporan/daftar/bulan/12 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM 1 of 8 7/31/17, 9:02 AM Laporan Program/Kegiatan APBD Tahun Anggaran 2016 (Belanja Langsung) s/d Bulan Desember Dinas Pertanian dan Kehutanan 1 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 424,049,000

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras

Lebih terperinci

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN

Lebih terperinci

PROFIL BPTP NTB. Sejarah. Profil BPTP NTB. Satu Dasawarsa BPTP NTB 1

PROFIL BPTP NTB. Sejarah. Profil BPTP NTB. Satu Dasawarsa BPTP NTB 1 PROFIL BPTP NTB Sejarah Sebagai tanggapan terhadap dinamika di sektor pertanian untuk merespon pemenuhan kebutuhan teknologi regional yang sangat beragam di seluruh Indonesia, Departemen Pertanian telah

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa Organisasi dan tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I Tahun Anggaran : 2014 : Provinsi Banten 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Fasilitasi Obatobatan Hewan Pengadaan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian

AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS Dukungan Aspek Mekanisasi Pertanian Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA, BUPATI DONGGALA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO 1 PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 12/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 12/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 12/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PENELITIAN TANAMAN PADI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan data per 17/05/2016 Rencana mum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I : Kabupaten Kendal Satuan Kerja : BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PEL.PENYLHAN Tahun Anggaran : 2016 No Nama Paket Jenis Volume Pagu 1. Pengadaan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun , untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun , untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 09 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016

-1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016 -1- BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008)

Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008) B.3. Tata Kerja Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon (Berdasarkan pada Peraturan Walikota No. 37 Tahun 2008) 1. Kepala Dinas 1.1. Kepala Dinas mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan, merumuskan sasaran,

Lebih terperinci