Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern
|
|
- Ari Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peran Pendidikan Kedokteran sebagai Pendukung Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern Prof. Dr. dr. A. Guntur Hermawan, SpPD-KPTI, FINASIM Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta Sejarah Perkembangan Herbal Obat herbal merupakan obat yang paling tua dan telah lama dikenal sebagai pengobatan yang digunakan oleh semua penduduk dan berbagai budaya hampir di seluruh dunia. Penggunaan obat herbal telah digunakan sebagai pengobatan sejak adanya kehidupan umat manusia. Para ahli arkeologi sudah menemukann bukti penggunaan herbal oleh kaum di Iraq sekitar enampuluh ribu tahun yang lalu. Semua umat manusia di masa lampau, orang Mesir, Yunani, Cina, India, dan Roma menggunakann herbal sebagai suatu bagian integral dari berbagai sistem pengobatan mereka. Sebagai pendahulu herbalis terkenal, yang menekankan akan pentingnya alam dalam penyembuhan, adalah Hippocrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran. Dua figur lainnyaa yang terkenal sebagai herbalis kedokteran dari Inggris adalah Culpeper dan Gerard. Kedua herbalis tersebut memproduksi herbal pada abad ke-17. Obat herbal banyak dikaitan dengan pengetahuan dan penggunaannya oleh kaum ortodoks, walaupun tetap tumbuh dengann subur sebagai kedokteran tradisional pada dua abad berikutnya. Pada abad pertengahan, para herbalis nampak tersingkirkan, yang kemudian diklaim sebagai profesi kaum ortodoks. Kejadian ini terjadi sepanjang pemerintahan Henry VIII, sampai pada tahun 1542 saat parlemen akhirnya membiarkan tindakan kaum herbalis untuk praktek tanpa ada campur tangan dari undang-undang medis. Herbalis mulai diakui undang-undang sejak 1948 ketika parlemen memperbolehkan secara hukum, setelah ada revisi hukum. Hal ini tidaklah berlangsung sampai akhir abad ke-19 di mana pengobatan kaum ortodoks mendominasi format perawatan di barat. Sesungguhnya, hal ini hanya terjadi di akhir tahun 75-an di mana obat yang mayoritas digunakan oleh para dokter kaum ortodoks merupakan bahan kimia sintetis, walaupun sebenarnya pada awalnya merupakan hasil ekstraksi dan disiapkan dari herbal. Sampai sekarang ini, herbalis merupakan satu-satunya praktisi pengobatan tradisional yang dikenal dan diakui di wilayah hukum Inggris. Pada tahun 1968, herbalis, termasuk unik di antara praktisi yang tak lazim, telah diberi perlindungan yang sah dibawah undang-undang kesehatan pada tahun itu, di mana perundang-undangan tersebut masih dalam bentuk yang memerlukan suatu peninjauan kembali, yang masih berlaku sampai sekarang. Pada bulan November 1994, obat herbal mendapatkan ancaman yang serius sampai ditekan oleh undang-undang, tetapi kampanye yang besar-besaran secara nasional akhirnya menyelamatkan warisan tersebut. 22
2 Pada pertengahan abad ke-19, asosiasi nasional herbalis medis telah dibentuk, suatu asosiasi kemudian melahirkan herbalis medis terkemuka masa kini, yang menjadi salah satu konsultan herbalis dan homeopat internasional ( membentuk dewan umum dan daftar konsultan herbalis) yang terkemuka di Inggris, dengan anggota dan para siswa berasal dari seluruh dunia. Dunia kesehatan Indonesia bisa dianggap sangat terpukau dan terpaku pada pengobatan medis/konvensional barat. Akibatnya, khazanah pengobatan tradisional yang beribu tahun mengakar pada bangsa ini terabaikan. Di sisi lain, pengobatan dunia barat saat ini diliputi semangat back to nature. Bagaimana halnya dengan Indonesia? Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi Indonesia, termasuk tanaman obat. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati memiliki lebih dari 30,000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat. Keanekaragaman hayati Indonesia ini diperkirakan terkaya kedua di dunia setelah Brazil. Hal ini menjadi suatu sejarah herbal yang panjang dan berkelanjutan, yang bersama-sama dengan penelitian ilmiah yang modern digunakan sebagai obat-obatan, dan menjadi dasar perkembangan herbal masa kini. Keselamatan, Kemanjuran, dan Kelayakan Pendapat tentang keselamatan, kemanjuran, dan kelayakan dari obat herbal sangatlah beragam di antara para medis dan paraa profesional kesehatan di negara-negara di mana pengunaan herbal telah mengalami perbaikan. Beberapa profesional menerima sejarah dan pengalaman empiris sebagai satu-satunya ukuran untuk kemanjuran obat herbal, sedangkan kelompok yang lain berpendapat bahwa semua herbal yang sudah mengalami perbaikan merupakan sesuatu yang berbahaya atau diragukan. Makalah Utama MU.6 Masalah lebih lanjut diperumit oleh adanya fakta bahwa banyak pasien memperoleh obat yang tersedia di pasaran dunia, di manaa obat herbal yang mengandung unsur non-herbal sering dijual. Penambahan unsur non-herbacontohnya merkuri ( Kang-yum dan Oransky, 1992), unsur beracun ( bubuk kalajengking), tersebut sering berupa logam berbahaya, atau obat yang diresepkan ( Catlin et al.., 1993). Pada umumnya obat tersebut diberi label obat herbal Cina, dan kebanyakan diproduksi di Thailand, Taiwan, atau Hongkong, dan selanjutnya diekspor ke Amerika Serikat dan akhirnya obat herbal tersebut dijual di toko pengecer. Departemen Pelayanan Kesehatan California dibantu oleh asosiasi herbal barupaten Asia yang populer yang terbukti mengandung baru ini mengumumkan daftar 20 obat ramuan beracun. Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XV Solo, 9-10 November
3 Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK tanggal 17 Mei 2004 tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia, makaa yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia. Selanjutnya disebutkan dalam keputusan Kepala Badan POM tersebut, bahwa berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiatnya, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan secara berjenjang menjadi (1) Jamu; (2) Obat Herbal Terstandar; dan (3) Fitofarmaka. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan syarat yang ditetapkan, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, serta memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya, yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata secara tradisional digunakan untuk..., atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran. Untuk kelompok Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik dan telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. Jamu dapat dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandar dengan memenuhi persyaratan sebagaimana a kriteria yang berlaku untuk Obat Herbal Terstandar. Selain jamu yang telah digunakann secara empiris dan turun temurun, obat bahan alam hasil penelitian ilmiah juga dapat dikembangkan menjadi Obat Herbal Terstandar dengan memenuhi persyaratan sebagaimana kriteria yang berlaku untuk Obat Herbal Terstandar. Untuk kelompok Fitofarmaka, klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik dan jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi. Dasar pemikirannya adalah bahwa obat tradisional baik dalam bentuk simplisia tunggal maupun ramuan, sebagian besar penggunaan dan kegunaannya masih berdasarkan pengalaman. Data yang meliputi kegunaan, dosis dan efek samping jamu sebagian besar belum didasarkan pada landasan ilmiah, karena penggunaan obat tradisional baru didasarkan kepada kepercayaan terhadap informasi berdasarkan pengalaman. Salah satu persyaratan agar obat tradisionalal dapat digunakan pada upaya pelayanan kesehatan adalah tingkat keamanan dan kemanfaatannya telah dapat dibuktikan secara ilmiah serta bersifat terulangkan (reproducible), baik dalam bentuk sediaan maupun keamanan dan manfaat penggunaannya. Beberapa tahapan perlu dilakukan dalam rangka pengembangan pemanfatan obat tradisional. Setelah dilakukan observasi dan penilaian pemakaian obat tradisional di masyarakat dan ternyata obat tradisional tersebut berkhasiat secara empirik dan tidak memperlihatkan efek samping, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 24
4 Langkah I Langkah II Langkah III Fase IV Uji praklinik yang menentukan keamanan melalui uji toksisitas dan menentukan khasiat melalui uji farmakodinamik Standardisasi secara sederhana Teknologi farmasi yang menentukan identitas secara seksama sampai dapat dibuat produk yang terstandardisasi Uji klinik pada orang sakit dan atau orang sehat Setelah langkah ke IV ini, dan terbukti manfaat dan keamanannya, maka obat tradisional dapat dipakai di dalam pelayanan kesehatan sebagai fitofarmaka. Peran Pendidikan Kedokteran Peran fakultas/universitas dalam mendukung perkembangan jamu di Indonesia sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah: Pendidikan Meningkatkan pengetahuan dengan memasukkan kurikulum dalam kuliah masalah yang berhubungan dengan jamu-jamuan terutama herbal. Dapat dilakukan secara inter-departemental, misalnya farmakologi, ilmu penyakit dalam, dan ilmu penyakit anak, serta bagian lainnya yang terkait. Dilakukan pendidikan lintas sektoral/antar fakultas misalnya fakultas pertanian yang memiliki dasar makanan, obat-obatan, tanaman (her bal) yang berada di Indonesia, fakultas MIPA dan fakultas kedokteran. Pada Rumah Sakit Pendidikan seyogyanya dibuka pelayanan dan pengobatan komplementer dan alternatif yang sudah dimulai beberapa Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia. Penelitian Meningkatkan penelitian manfaat jamu (herbal) bagi kesehatan serta keamanan dan efikasinya setelah tahap III dan IV dengan metode Translational Research (penelitian translasi), bench to bedside. Meningkatkan fungsi biomedik sebagai pusat penelitian biofarmaka mulai dari pembuatan dan fungsi hingga spesifikasi obat-obatan. Peningkatan penelitiann untuk penetuan dosis, cara pemakaian, cara pengemasan, dan cara pemasarannya. Pengabdian Masyarakat Meningkatkan pengetahuan melalui penyuluhan tentang tanaman obat dan obat-obat herbal. Menstimulasi masyarakat untuk membudidayakan tanaman obat (herbal). Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan dan memakai herbal sebagai pengobatan. Makalah Utama MU.6 Simposium Penelitian Bahan Obat Alami XV Solo, 9-10 November
5 Dalam rangka upaya integrasi pelayanann kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer di rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan alternatif dan komplementer, Direktorat Jenderal Bina Gizi & KIA dan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer menyelenggarakan Pertemuan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Alternatif dan Komplementer di Rumah Sakit wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penutup Sebagai penutup kami sampaikan bahwa Allah alami untuk manusia. sebenarnya telah menyediakan obat-obatan QS. Al-An'aam: 95 Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir umbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? QS. An-Nahl: 069 Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah -buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Kepustakaan Ritiasa K, Pengembangan Obat Bahan Alam Indonesia menjadi Fitofarmaka. Dexa Media No. 3, Vol. 18, Juli-September, hal: , History of Herbal Medicine. Depkes RI, Kualifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional BPOM, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK Depkes RI, Pedomam Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional Guntur HA, Prospek Herbal untuk Kesehatan. Simposium Nasional Prospek Herbal dan Makanan Fungsional untuk Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Pertemuan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Alternatif dan Komplementer di Rumah Sakit, TU.08.01/B.IV.3/0980/
A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo
A. Guntur H. Subbagian Alergi-Imunologi Tropik Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fak. Kedokteran UNS Solo Sejarah Perkembangan Herbal Obat Herbal merupakan obat yang paling tua Telah lama dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang memiliki keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan menyimpan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM
Masukan dapat disampaikan kepada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen melalui email mmi_stand_ot@yahoo.com, telp/fax 021-4241038 paling lambat tanggal 15 Juni 2016 RANCANGAN
Lebih terperinciObservasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern
Observasi Klinik Jamu Sebagai Dasar Ilmiah Terapi Kedokteran Modern dr. Danang Ardiyanto Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Badan Litbangkes Kementeriann
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara terbesar ketiga yang mempunyai hutan tropis terluas di dunia dan menduduki peringkat pertama di Asia Pasifik. Hal ini membuat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan menduduki urutan kedua setelah Brazil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia obat herbal 1 diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu jamu 2, obat herbal terstandar 3, dan fitofarmaka 4. Akan tetapi para dokter dan apoteker Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan. Hal ini tentunya didukung oleh iklim tropis yang dimiliki Indonesia sehingga memungkinkan
Lebih terperinciResep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)
Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak) Slogan back to nature membuat masyarakat berbondong-bondong memanfaatkan produk bersumber alam dalam upaya menjaga kesehatan.
Lebih terperinciObat tradisional 11/1/2011
Disampaikan oleh: Nita Pujianti, S.Farm.,Apt.,MPH Obat tradisional Bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik (sarian) atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang pada mulanya berbasis pada sumber daya
Lebih terperinciPERATURAN OBAT ASLI INDONESIA
PERATURAN OBAT ASLI INDONESIA A. Obat Asli Indonesia Obat tradisional adalah obat yang berasal dari bahan baku alam yang dikeringkan yang dibuat secara turun temurun yang biasanya dikemas dalam wadah yang
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat
II. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : HK T e n t a n g
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Nomor : HK.00.05.4.2411 T e n t a n g KETENTUAN POKOK PENGELOMPOKAN DAN PENANDAAN OBAT BAHAN ALAM INDONESIA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini
PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini prospek pengembangan produk tanaman obat semakin meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan industri obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas dengan baik dibutuhkan badan yang sehat. Pola hidup sehat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Bisnis kesehatan adalah bisnis yang sangat penting karena kesehatan merupakan salah satu syarat manusia bisa merasakan kebahagiaan.untuk bisa melakukan
Lebih terperinciinstansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.
BAB VI KESIMPULAN Permenkes RI No. 760/Menkes/Per/IX/1992 tentang Fitofarmaka sebagai dasar upgrading jamu menjadi obat herbal terstandar dan fitofarmaka nyatanya belum mampu mengoptimalkan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khasiat sebagai obat. Bahkan, sekitar 300 spesies dimanfaatkan sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia terdapat 40 ribu spesies tanaman, dan sekitar 30 ribu spesies berada di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 9.600 di antaranya terbukti memiliki khasiat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan gaya hidup Back to Nature menyebabkan penggunaan obat tradisional, obat herbal, maupun suplemen makanan cenderung meningkat, yang terjadi di Negara maju
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata Kuliah : KBK702A Dosen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki sekitar 25.000-30.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan dan. dan hanya sekitar 180 spesies yang telah dimanfaatkan dalam ramuan obat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati tetapi masih sedikit tanaman obat yang dijadikan kajian penelitian ilmiah di Indonesia.
Lebih terperinciBiodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis
Indah Solihah Biodiversitas adalah berbagai variasi yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya Sekitar 59% daratan Indonesia merupakan hutan hujan tropis atau sekitar 10% dari luas hutan yg ada
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PRODUK HERBAL BERBASIS RISET oleh : Dra. Kustantinah, Apt., M.App.Sc Kepala Badan POM RI Disampaikan Pada : Kuliah Umum Program Magister Herbal Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara
Lebih terperinciJAVANESE HERBAL CENTER
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR JAVANESE HERBAL CENTER PUSAT PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN JAMU TERPADU DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan dari waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu
Lebih terperinciDRA. HELNI, APT, M.KES
DRA. HELNI, APT, M.KES 1.Obat Bebas 2.Obat bebas terbatas 3. Obat Keras 4. Obat narkotika Obat bebas adalah obat yang dijual bebas tanpa resep dokter. Obat bebas ditandai dengan lingkaran hitam warna hijau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercaya Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Dunia medis sekarang berkembang dengan pesat. Pengobatan medis yang dulunya
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dunia medis sekarang berkembang dengan pesat. Pengobatan medis yang dulunya sederhana sekarang telah berkembang menjadi pengobatan medis yang lebih modern. Pengobatan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UJI KLINIK OBAT HERBAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN PERGURUAN TINGGI PERSEPI DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP OBAT HERBAL. Ketua/Anggota Tim
LAPORAN AKHIR PENELITIAN PERGURUAN TINGGI PERSEPI DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP OBAT HERBAL Ketua/Anggota Tim Dr. Yevis Marty Oesman, SE., MP (0014125702) Yunizar, SE., MSc.Ad., Ph.D (0026066302) Ratna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional telah ada di Indonesia, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat- obatan modernnya dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah merupakan kekayaan budaya nasional sejak dahulu kala. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam rempah-rempah yang disediakan dari
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN TANAMAN TOGA DENGAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE)
Judul : Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIAMIK) Online di Sekolah Tinggi Agama Islam Qomaruddin Gresik Pembimbing I : Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom Pembimbing II : Fetty Tri Anggraeny,
Lebih terperinciKontroversi Pemakaian Obat Alami Untuk Diabetes
Kontroversi Pemakaian Obat Alami Untuk Diabetes Pengantar Obat Alami Untuk Diabetes Sejak dahulu kala, obat herbal atau obat diabetes yang berasal dari alam paling ampuh dan banyak dipakai oleh orang tua
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk rnewujudkan kesehatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk rnewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak dapat disangkal bahwa obat merupakan salah satu
Lebih terperincijulukan live laboratory. Sekitar jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA
ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR : HK.00.05.41.1384 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENDAFTARAN OBAT TRADISIONAL, OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu Negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi, hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan. Pengertian jamu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara pengguna tumbuhan obat terbesar di dunia bersama Negara lain di Asia seperti Cina dan India. Hal ini sangat erat kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (tingginya kadar glukosa dalam darah). Diabetes mellitus dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciRINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga
RINGKASAN EJEN MUHAMADJEN. Analisis Kelayakan Usaha Rumah Jamu di Taman Sringanis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh Ir. Netty Tinaprilla,MM Taman Sringanis merupakan wujud kepedulian terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengobatan tradisional merupakan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun dan atau pendidikan
Lebih terperinciLampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor 1. Ketersediaan bahan baku obat tradisional
9 Lampiran. Indikator dan Parameter Faktor Internal No Indikator Parameter Skor. Ketersediaan bahan baku obat tradisional. Ketersediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasinya. Ketersediaan bangunan,
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 007 tahun 2012 obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahoni (Swietenia macrophylla, King) termasuk pohon tropis yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini merupakan salah satu spesies terbesar dari genus Swietenia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan hutan tropis terkaya di dunia setelah Brazil dan masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam hayati sebagai
Lebih terperinci2 obat tradisional asli Indonesia. Berdasarkan riset tersebut 95,60% (sembilan puluh lima koma enam puluh persen) merasakan manfaat jamu. Dari berbaga
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Kesehatan. Tradisional. Pelayanan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 369) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPenggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine)
Penggunaan Obat Herbal Berbasis Bukti (Evidence-Based Herbal Medicine) Prof Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Herbal Medicine Herbal medicine
Lebih terperinciPHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS
PHARMACEUTICAL CARE DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS PELAYANAN KEFARMASIAN (Kep.Men.Kes.1027/MenKes/SK/IX/2004) PASIEN PRODUK Pengelolaan obat Kualitas hidup pasien APOTEKER dituntut utk
Lebih terperincipengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor
BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman akan alamnya. Keanekaragaman alam tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Negara berkembang termasuk indonesia banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran modern mengakui Hipocrates merupakan orang pertama yang menggunakan tanaman berkhasiat. Akan tetapi lebih tepatnya yang menerima pengakuan ini adalah Imhotep
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 88/Dik-2/2012
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. suatu usaha dalam pemilihan dan penggunaan obat obatan oleh individu UKDW
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Self medication atau biasa disebut dengan swamedikasi merupakan suatu usaha dalam pemilihan dan penggunaan obat obatan oleh individu ataupun keluarga untuk mengobati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia terletak pada tiga kawasan biogeografi yaitu Sundaland, Wallacea dan Papua, Indonesia juga terletak di antara 2 benua, yaitu Australia dan Asia, sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah semua spesies tumbuhan baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (Hamid et al. 1991). Tumbuhan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan tumbuhan obat. Beberapa sumber menyebutkan terdapat sekitar 30 ribu jenis tanaman obat di sini. Dari jumlah sebanyak itu,
Lebih terperinciDALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING
DALAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN DAYA SAING Obat Tradisional Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen RAPAT KERJA NASIONAL GP JAMU Jakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan terpenting bagi manusia sehingga berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh tubuh yang sehat. Mulai dari melakukan olah raga, hidup secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi dan tercatat 7.000 spesies
Lebih terperinciBAHAN OBAT ALAM SUMBER PENDAPATAN PEMBANGUNAN. Nurkhasanah
Prosiding Persidangan Antarabangsa Pembangunan Aceh 26-27 Disember 2006, UKM Bangi BAHAN OBAT ALAM SUMBER PENDAPATAN PEMBANGUNAN Nurkhasanah Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan sendiri. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami
Lebih terperinciKARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS JAMU
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS JAMU DISUSUN OLEH: NAMA : VERANITA DEVINTA SARI NIM : 10.12.5180 KELAS : S1-SI-2K MATA KULIAH : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENDAHULUAN Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT
KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT Disampaikan pada: Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu ciri budaya masyarakat di negara berkembang adalah masih dominannya unsur-unsur tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016
Disampaikan oleh: Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Rakernas GP Jamu 2016 LATAR BELAKANG INDONESIA Potensi Jamu Riskesdas 2010 Alam Kekayaan Hayati - Populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia yang kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia yang kondisi ekonimi belum stabil menimbulkan kecenderungan penyakit hipertensi meningkat setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora
Lebih terperinciTANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt
TANAMAN BERKHASIAT OBAT By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt DEFENISI Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan/
Lebih terperinciBAB 1: ILMU KEFARMASIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 FARMASI BAB 1: ILMU KEFARMASIAN Nora Susanti, M.Sc, Apk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB I ILMU KEFARMASIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Potensi Alam Di Indonesia mempunyai banyak potensi alam yang dapat dikembangkan untuk menunjang perekonomian negara. Salah satu contohnya adalah potensi dari
Lebih terperinciM E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR BAB I KETENTUAN UMUM.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1297/MENKES/PER/XI/1998 TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR MENTERI KESEHATAN REBUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam struktur kesehatan, apotek termasuk salah satu pilar penunjang yang sering menjadi korban ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan apotek yang menganggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki masyarakat terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India dan Amerika Serikat. Saat ini Indonesia
Lebih terperinciPASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007
TUGAS KONSEP HERBAL INDONESIA PASAL 6 PERMENKES No.1109/MENKES/PER/IX/2007 Oleh Caroline 1106027655 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengobatan menggunakan tanaman obat di Nusantara telah berkembang sejak awal, didukung dengan kondisi geografis yang mana tanaman beraneka jenis mudah tumbuh di iklim
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. FARMASI (079) 2. FARMASI INDUSTRI
Lebih terperinciPENDAHULUAN Misi Fakultas Farmasi, MASTER PLAN Perumusan Visi dan Misi Visi Jangka Panjang Fakultas Farmasi
PENDAHULUAN Pendidikan kefarmasian UNMUL dimulai dari Program Konsentrasi Studi Sarjana Farmasi pada tahun 2006. Pembukaan Konsentrasi Studi bersifat sementara, suatu strategi percepatan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan telah menggunakan tanaman obat-obatan. Bangsa Yunani kuno
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi para ahli kesehatan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman suku bangsa terbesar di dunia. Tercatat kurang lebih ada 159 suku bangsa yang mendiami ribuan kepulauan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Indonesia Keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan Indonesia sangat tinggi. Saat ini tercatat kurang lebih 1.260 jenis tumbuhan
Lebih terperinciBPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan.
No.1038, 2014 BPOM. Uji Klinik. Persetujuan. Tata Laksana. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA LAKSANA PERSETUJUAN UJI KLINIK
Lebih terperinciGAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI
GAMBARAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN LAWEYAN KOTA SOLO TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: ROSY MELLISSA K.100.050.150 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI INDUSTRI
BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang berada di daerah tropis merupakan negara yang kaya akan jenis tanaman termasuk tanaman obat. Tanaman obat yang telah diketahui memiliki khasiat adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Obat 1. Definisi Obat Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi pada organ tubuh manusia (Batubara, 2008). Definisi lain menjelaskan obat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman. di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat tradisional sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian herbal sebagai obat tradisional telah diterima luas di negara-negara maju maupun berkembang sejak dahulu kala, bahkan dalam 20 tahun terakhir perhatian dunia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kembali ke alam (back to nature), kini menjadi semboyan masyarakat modern. Segala sesuatu yang selaras, seimbang dan menyejukkan yang diberikan alam dirindukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatnya potensi risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya peningkatan populasi lansia pada suatu daerah, sejalan dengan meningkatnya potensi risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus, penyakit
Lebih terperinciPENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 3A. OBAT TRADISIONAL. (Seri: Ketrampilan Komunikasi)
PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 3A. OBAT TRADISIONAL (Seri: Ketrampilan Komunikasi) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012 PROMOSI KESEHATAN: OBAT TRADISIONAL I. Pengantar Obat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengobatan tanaman obat di Nusantara telah berkembang sejak awal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengobatan tanaman obat di Nusantara telah berkembang sejak awal, didukung dengan kondisi geografis yang mana tanaman beraneka jenis mudah tumbuh di iklim tropis. Kerajaan-kerajaan
Lebih terperinci