BAB II. DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB II. DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengenal tumbuhan yang sakit, baik dari gejala penyakitnya maupun darai berbagai tanda pengenal lain yang dapat digunakan untuk mengenali gejala tersebut. Selain itu juga akan diuraikan mengenai berbagai morfologi dan sifat patogen penyebab penyakit tumbuhan sehingga mahasiswa akan dapat mengenal dan memahami tentang patogen penyebab penyakit tersebut. Materi perkuliahan ini akan diberikan dalam 4 kali pertemuan (4 x 2 jam). Untuk lebih mendalami materi ini, mahasiswa juga akan dibantu dengan adanya praktikum yang mengenalkan tentang berbagai gejala dan tanda penyakit dengan berbagai gambar serta preparat patogen penyebab penyakitnya baik yang berupa jamur, bakteri, virus, nematoda maupun tumbuhan tinggi parasitik. PENYAJIAN Gejala dan Tanda Penyakit Pada umumnya tumbuhan yang sakit akan menunjukkan gejala yang khas. Gejala (symptom) adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri akibat adanya infeksi penyebab penyakit. Seringkali penyakit tertentu tidak hanya menyebabkan munculnya satu gejala tetapi dapat juga berupa serangkaian gejala yang disebut syndroma. Dengan memperhatikan gejala atau serangkaian gejala, seseorang yang sudah berpengalaman akan dapat menentukan penyebab penyakit yang menyerang tanaman tersebut. Dalam beberapa kasus, berbagai penyebab penyakit dapat menunjukkan gejala yang sama, sehingga diagnosis tidak dapat dilakukan hanya dengan mengamati gejalanya saja. Dalam hal ini diperlukan adanya tanda (sign) dari penyakit yaitu semua pengenal dari penyakit selain reaksi dari tanaman (selain gejala) yang dapat berupa struktur tubuh

2 patogen (tubuh buah, kumpulan spora, miselium, dll.), senyawa yang dikeluarkan oleh tanaman sebagai reaksi tanaman akibat serangan patogen (blendok, lendir, dli.) Berdasarkan tempat munculnya gejala, gejala dapat dibedakan menjadi gejala lokal (setempat) atau gjala primer dan gejala sistemik atau gejala sekunder. Gejala lokal adalah gejala yang terbatas pada lokasi tertentu yaitu pada tempat terjadinya infeksi, seperti gejala yang berupa bercak, busuk, dll. Gejala sistemik adalah gejala yang muncul bukan pada tempat yang terinfeksi akibat adanya gejala lokal (setempat), seperti adanya gejala layu yang disebabkan karena adanya pembusukan pada akar. Pembusukan pada akar adalah gejala lokal, sedangkan layunya tanaman adalah gejala sistemik. Gejala sistemik dapat terjadi pada seluruh bagian tumbuhan seperti layu, kerdil, perubahan warna daun. Gejala penyakit yang tampak terjadi karena adanya perubahan yang terjadi pada sel. Pada umumnya gejala dapat dilihat pada bagian luar tumbuhan akan tetapi ada beberapa gejala yang baru dapat dilihat apabila tanaman tersebut dibelah (gejala dalam). Berdasarkan tipe gejalanya, gejala penyakit dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu : a. Gejala nekrotik, yaitu gejala yang terjadi akibat adanya kerusakan pada sel atau bagian sel, atau matinya sel. Kenampakan gejala ini dapat berupa bercak, pembusukan, eksudasi, layu, nekrosis, gosong b. Gejala hiperplastik, yaitu gejala yang terjadi akibat adanya pertumbuhan atau perkembangan sel yang luar biasa. Kenampakan gejala ini dapat berupa pertumbuhan yang luar biasa seperti gejala sapu, menggulung atau mengeriting, kudis, tumor c. Gejala hipoplastik, yaitu gejala akibat terhambatnya pertumbuhan atau perkembangan sel. Kenampakan gejala ini dapat berupa kerdil, etiolasi, klorosis Tanda penyakit merupakan struktur yang dibentuk oleh patogen selain gejala yang terjadi pada tanaman. Tanda penyakit ini merupakan salah struktur yang dapat membantu dalam rangka diagnosis penyakit tumbuhan. Tanda penyakit pada penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat berupa miselium atau struktur yang merupakan modifikasi miselium (seperti rhisomorf, sklerotium), tubuh buah jamur, spora jamur. Pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri tanda penyakit dapat berupa oose bakteri yang merupakan kumpulan spora bakteri yang keluar dari jaringan tanaman.

3 Jamur patogen tumbuhan Jamur merupakan organisme yang berinti sejati (eukariotik) biasanya berbentuk benang yang bercabang-cabang, berkembang biak secara vegetatif maupun generatif, tidak berklorofil, dinding selnya tersusun atas khitin, selulose, atau keduanya. Jamur adalah organisme yang heterotrof, mengambil makanan dengan cara absorbtif, dan membentuk beberapa macam spora sebagai alat perkembang biakannya. Dalam klasifikasi jamur dimasukkan dalam dunia tersendiri yaitu dunia jamur (Mycetae) Bagian vegetatif jamur pada umumnya berupa benang-benang yang bercabangcabang, halus memanjang, bersekat atau tidak dan disebut hifa. Kumpulan hifa disebut miselium. Pada dasarnya jamur dibedakan menjadi 4 kelas yaitu "Phycomycetes", Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes (Fungi Imperfecti). Jamur dapat membentuk struktur tahan yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri apabila kondisi lingkungan tidak memungkinkan. Struktur tahan tersebut dapat berupa rhizomorf yaitu kumpulan hifa sejajar yang memebentuk dinding yang kuat, kiamidospora yaitu satu sel hifa yang memendek dan memadat serta isinya berubah menjadi cadangan makanan, sklerotium yaitu kumpulan hifa yang tidak sejajar dan kemudian akan memadat serta dapat membentuk dinding ataupun tanpa dinding yang kuat. Pada kondisi yang tidak memungkinkan (seperti kondisi yang ekstrim - kekeringan atau tidak ada inang) struktur tahan tersebut akan tetap dapat mempertahankan diri sehingga setelah kondisi lingkungan memungkinkan struktur tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baru. a. "Phycomycetes" Jamur kelas "Phycomecetes" ini mempunyai ciri, hifa tidak bersekat, berkembang biak secara seksual dengan membentuk spora seksual (seperti zigospora, oospora) dan secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau pembentukan spora aseksual (seperti sporangiospora, konidium). Beberapa jamur patogen tumbuhan yang termasuk dalam kelas ini antara lain Phytophthora infestans penyebab penyakit hawar daun pada kentang, Phytophthora nicotianae penyebab penyakit lanas pada tembakau, busuk pangkal batang pada cabai, P. palmivora penyebab penyakit busuk pucuk pada kelapa, busuk pangkal batang pada lada,

4 busuk pangkal batang pada pepaya, Plasmodiophora brassicae penyebab penyakit busuk akar gada pada kobis, Peronosclerospora maydis penyebab penyakit bulai pada jagung. b. Basidiomycetes Jamur kelas Basidiomycetes mempunyai ciri, hifa bersekat, berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau dengan membentuk spora seksual (konidium) dan secara seksual dengan membentuk basidiospora. Pada umumnya jamur kelas Basidiomycetes ini membentuk tubuh buah yang dapat dilihat secara makroskopi. Beberapa jamur patogen tumbuhan yang termasuk dalam kelas Basidiomycetes antara lain ustilago scitaminea penyebab penyakit hangus pada tebu, Puccinia sorghi dan P. polysora penyebab penyakit karat pada jagung, P. arachidis penyebab penyakit karat pada kacang tanah, Hemileia vastatrix penyebab penyakit karat pada kopi, Erxobasidium vexans penyebab penyakit cacar pada the, Cortisium salmonicolor atau Upasia salmonicolor penyebab penyakit jamur upas pada berbagai tumbuhan berkayu, Rigidoporus microporus penyebab penyakit alar putih pada karet. c. Ascomycetes Jamur kelas Ascomycetes mempunyai ciri hifa bersekat, berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi miselium atau membentuk spora aseksual (konidium) atau secara seksual dengan membentuk askospora. Beberapa patogen tumbuhan yang termasuk dalam kelas Ascomycetes ini antara lain Ceratocystis fimbriata penyebab penyakit Mouldy Rot pada bidang sadapat karet, (Istulina deusta penyebab penyakit leher akar pada teh, Elsinoe iwata penyebab penyakit kudis pada kacang hijau, Microcyclus ulei penyebab penyakit hawar daun amerika selatan pada karet yang sampai saat ini keberadaanya masih terbatas pada pertanaman karet di Amerika Selatan. d. Deuteromycetes (Fungi Imperfecti) Jamur kelas Deuteromycetes mempunyai ciri hifa bersekat, berkembang biak secara seksual dengan fragmentasi miselium atau membentuk konidium dan belum ditemukan fase perkembang biakan secara seksual, sehingga apabila pada suatu saat

5 ditemukan mampu membentuk fase seksual maka dapat dilakukan perpindahan kelas dari jamur tersebut. Banyak sekali jamur patogen yang termasuk dalam kelas ini antara lain Fusarium oxvsporum penyebab penyakit layu, Colletotrichum spp. penyebab penyakit antraknose, Cercospora spp. penyebab penyakit bercak daun, Alternaria spp. penyebab penyakit bercak daun, dll. Jamur patogen tumbuhan dapat menular atau menyebar melalui berbagai cara anatara lain, melalui angin, penularan melalui tanaman sakit yang ditanam di tempat lain, melalui tanah yang telah terinfeksi, alat-alat pertanian yang digunakan untuk memelihara tanaman yang sakit, bahan perbanyakan tanaham (benih, bibit, stek, dll.) yang telah terinfeksi oleh jamur, air irigasi, hewan vektor atau bahkan dapat melalui spora jamur yang tertempel pada tubuh manusia dan kemudian ikut terbawa sesuai dengan perginya manusia. Bakteri patogen tumbuhan Bakteri merupakan jasad prokariotik yang mempunyai bermacam-macam bentuk. Bakteri tidak dapat dideterminasi dengan berdasarkan morfologinya saja karena beberapa jenis bakteri memiliki bentuk yang sama, sehingga harus dilakukan pengujian secara biokimiawi. Bakteri berkembang biak dengan pembelahan sel secara biner. Kelompok bakteri disebut koloni dan koloni dapat mempunyai bentuk dan warna yang berbeda-beda. Di luar dinding selnya bakteri dapat membentuk lapisang lendir yang merupakan satu kesatuan dengan dinding sel. Bakteri bergerak dengan menggunakan flagel. Sebagai tanda penyakit pada anaman yang terserang oleh bakteri biasanya menunjukkan adanya koloni bakteri yang keluar dari jaringan yang sakit yang disebut dengan oose bakteri. Pada umumnya bakteri yang bersifat patogen pada tanaman merupakan bakteri yang berbentuk batang. Beberapa contoh bakteri yang bersifat patogen tumbuhan antara lain; Pseudomonas solanacearum penyebab penyakit layu pada berbagai tanaman solanaceae, Xanthomonas campestris penyebab penyakit hawar daun pada padi, penyakit busuk hitam pada kobis, penyakit hawar bakteri pada ubi kayu, penyakit bisul bakteri pada kedelai, penyakit kanker pada jeruk, Erwinia carotovora penyebab penyakit busuk basah pada wortel, Clavibacter xyli penyebab penyakit ratoon stunting pada tebu.

6 Bakteri patogen tumbuhan dapat tersebar atau menular dengan perantaraan alat perkembang biakan tanaman, alat-alat pertanian, air irigasi, tanah, serangga vektor, ataupun juga manusia. Virus dan jasad molekuler patogen tumbuhan Dulu istilah virus digunakan untuk cairan berlendir, racun, bisa atau bahan yang menyebabkan infeksi, sehingga sampai sekarang "patogen yang sangat beracun" sering disebut dengan sitilah virulen. Virus merupakan jasad penyebab penyakit yang ebrsifat submikroskopik, sehingga tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa. Virus dapat melalui saringan (filter) bakteri sehingga Beijerink (1895) menyebutnya sebagai contagium vivum fluidum atau cairan yang menular. Secara kimiawi virus adalah nukleoprotein yaitu suatu senyawa yang terdiri dari asam nukleat sebagai intinya dan diselubungi oleh mantel yang berupa protein. Kebanyakan virus penyebab penyakit tumbuhan mengandung asam nuklet yang berupa RNA dan hanya sedikit yang mengandung DNA. Virus mengandung 5 40% asam nukleat dan 60-95% protein. Asam nukleat (RNA) merupakan komponen penting dari virus. Setelah menginfeksi tumbuhan, virus akan melepaskan mantelnya dan pada kondisi ini asam nukleat yang berperan penting dalam merusak tumbuhan. Asam nukleat akan bergabung dalam sistem informasi genetik tumbuhan, sehingga tidak hanya mengadakan replikasi untuk membentuk RNA sendiri tetapi juga menentukan terbentuknya protein virus. Virus tidak dapat membelah dan tidak membentuk alat reproduksi, tetapi bertambah banyak dengan mempengaruhi sel inang untuk membentuk banyak zarah virus baru, sehingga virus hanya dapat memperbanyak diri dalam sel yang hidup (obligat parasit). Virus menyebar dari sel ke sel di sekitarnya melalui plasmodesmata yang merupalkan hubungan sitoplasma antarsel. Setelah mencapai floem maka penyebaran virus dalam badan tumb uhan akan semakin cepat. Virus mempengaruhi metabolisme sel tumbuhan tidak hanya dalam pembentukan virus baru tetapi juga dalam pembentukan protein yang aktif secara biologi antara lain enzim, hormon, toksin, yang dapat berpengaruh terhadap metabolisme sel yang normal. Sebagian besar virus dapat diamati dengan mikroskop elektron dengan perbesaran paling sedikit kali. Berdasarkan bentuknya ada tiga macam bentuk partikel vitrus

7 yaitu berbentuk memanjang (batang atau benang lentur), bola (isometris atau polihedral) dan mirip bakteri (rhabdovirus). Partikel-partikel virus disebut virion. Virus mempunyai asam nhukleat yang berbentuk spiral dengan protein yang berfungsi sebagai sleubung yang juga disebut kapsid. Semua virus adalah patogen luka, yaitu hanya bisa masuk ke tumbuhan inangnya apabila ada luka. Beberapa vektor penular virus antara lain, serangga, nematoda, tungau dan jamur dapat menularkan virus bersamaan dengan saat dirinya menginfeksi atau melukai tanaman inangnya. Virs juga dapat menular melalui penyambungan tanaman, atau menular secara mekanis oleh manusia sendiri. Nematoda patogen tumbuhan Nematoda merupakan suatu phylum dari dunia hewan yaitu berupa cacingcacing yang bersifat mikroskopis. Kebanyakan nematoda memarasit tumbuhan hidupnya dengan berhubungan dengan akar sebagai endoparasit, ektoparasit, atau endoektoparasit. Nematoda berbentuk benang, badannya silindris, meruncing pada kedua ujungnya, tidak beruas-ruas. Nematoda mempunyai badan simetris bilateral, dengan simetri radial dengan tripartit pada daerah kepala dan oesophagus. Pada dasarnya badan nematoda terdiri atas dua tabung; yang luar adalah kutikula, hipodermis, dan sel-sel neuromuskuler, sedang yang dalam adalah usus, dan di antaranya terdapat gonad yang berbventuk tabung. Nematoda tidak mempunyai sistem respirasi atau sirkulasi tetapi fungsi tersebut dilakukannya dengan cara lain. Kebanyakan nematoda adalah parasit obligat dan bersifat polifag. Nematoda memiliki sistem reproduksi yang lengkap dan pada kebanyakan nematoda terdapat nematoda jantan dan betina, tetapi pada jenis-jenis tertentu nematoda jantan sangat jarang dan tidak berfungsi dalam pembiakan. Telur yang dihasilkan nematoda betina dapat menetas tanpa pembuahan, jadi terjadi secara partenogenesis. Berdasarkan ekologinya nematoda parasit tumbuhan dapat dibagi menjadi : a) Ektoparasit yang bermigrasi (mygralory ectoparasitic) yaitu nematoda yang hidup di dalam tanah dengan memakan sel jariongan akar; b) semi endoparasit yang bermigrasi (semi-endoparasitic) yaitu nematoda yang hidup di dalam tanah hanya dengan bagian depan (anterior) badannya berada dalam jaringan akar inang; c) Endoparasit yang menetap (sedentary endoparasitic) yaitu nematoda yang daur

8 hidupnya dapat mengalami modifikasi, betinanya hilang daya geraknya karena badannya menjadi seperti kantong; d) Endoparasit yang tidak menetap (migratory endoparasitic) yang dapat mengadakan migrasi di dalam tumbuhan inang atau di antara inang dan tanah. Nematoda hanya dapat bergerak aktif pada jarak pendek (20 30 cm setahun) akan tetapi angin, aliran air, hewan maupun manusia dapat membantu penyebarannya misalnya dengan mengangkut tanah, pupuk organik, biji, bibit maupun alat-alat pertanian. Beberapa jenis nematoda parasit tumbuhan berhubungan dengan bakteri atau jamur penyabab penyakit tumbuhan. Jenis nematoda tertentu dapat membantu infeksi bakteri seperti yang terjadi pada infeksi Pseudomonas solanacearum pada tembakau. Beberapa jamur patogen seperti Verticillium dan Fusarium penyebab penyakit layu, Pythium dan Rhizoctonia penyebab penyakit rebah semai, dan Phytophthora penyebab penyakit busuk akar juga dibantu infeksinya oleh nematoda parasit. Tumbuhan tinggi parasitik patogen tumbuhan Tumbuhan yang bersifat parasitik dapat bersifat parasit benar maupun setengah parasit. Parasit benar tidak berkhlorofil, sehingga hams menghisap unsur anorganik dan organik (karbohidrat) dari tumbuhan inangnya, sedangkan setengah parasit mempunyai klorofil, sehingga hanya menhisap unsur anorganik saja dari tanaman inang. Sebagai alat penghisap tumbuhan tinggi parasitik yang disebut haustorium. Salah satu tumbuhan tinggi parasitik yang bersifat parasit benar adalah Cuscuta atau lebih terkenal dengan nama tali putri. Parasit ini mempunyai batang tipis, kuning kehijauan, kuning, atau jingga, tanpa daun atau mempunyai daun klorotik yang kecil seperti sisik, tudung bunga kurang dari 1 cm, putih atau kuning. Parasit ini seringkali terdapat pada tanaman pagar. Selain berfungsi sebagai parasit, tali putri juga dapat berperan sebagai vektor virus. Penyebaran parasit ini terjadi melalui potongan batangnya yang dapat terbawa oleh manusia atau hewan ke tempat lain. Tumbuhan tinggi parasitik yang bersifat setengah parasit mempunyai arti ekonomi yang lebih penting. Suku Lorantahaceae yang secara umum disebut benalu (kemladean, Jw), dapat memarasit bermacam-macam pohon. Biji benalu merupakan alat reproduksi yang sangat berperan dalam penyebaran benalu. Biji tumbuhan benalu ini terbungkus oleh daging buah yang berlendir, dan merupakan makanan burung. Biji akan melekat pada paruh burung dan untuk melepaskan biji dari

9 paruhnya burung akan mengosok-gosokkan paruhnya pada cabang pohon sehingga biji akan melekat di cabang itu. Biji yang termakan akan keluar bersama kotoran dan jatuh pada cabang pohon. PENUTUP Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa akan dapat mengenal berbagai gejala dan tanda penyakit yang mempunyai perang penting dalam rangka diagnosis penyakit tumbuhan, serta dapat mengetahui morfologi dan sifat patogen penyebabnya. REFERENSI Agrios, G.N Plant Pathology. 3d Ed. Academic Press, New York. 803p. Dropkin, V.W. (1989) Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Terjemahan Supratoyo (1991), 366p. Semangun, H Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. 754p. Walker, J.C Plant Pathology. 2d Ed. McGraw-Hill, New York. 707p.

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B. MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN MODUL-12 Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl.

Lebih terperinci

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013 DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Oleh: Tim Dosen HPT Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013 1 Abiotik Biotik PENYEBAB ABIOTIK Kekurangan air Udara terlalu kering

Lebih terperinci

III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN

III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN 3.1 Penyebaran dan Penularan Penyakit Pada penyakit tumbuhan yang infeksius (menular) ada beberapa rangkaian kejadian yang berurutan satu dengan yang lainnya. Ada

Lebih terperinci

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Materi ini menguraikan tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan penyakit tumbuhan. Patogen penyebab penyakit tumbuhan merupakan jasad yang berukuran

Lebih terperinci

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati Tanaman jagung disamping sebagai bahan baku industri pakan dan pangan pada daerah tertentu di Indonesia dapat juga sebagai makanan pokok. Karena

Lebih terperinci

Penyakit Karena Bakteri

Penyakit Karena Bakteri Penyakit Karena Bakteri BAHAN KULIAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Link : http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/pathogengroups/pages/bacteria.aspx PENYAKIT KARENA BAKTERI PATOGEN Bakteri adalah sekelompok

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber : 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes

Lebih terperinci

KONSEP TIMBULNYA GANGGUAN

KONSEP TIMBULNYA GANGGUAN PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN PENYAKIT Menurut Stakmann dan Harrar (dimodifikasi): Suatu penyimpangan fisiolgis yang permanen dari pertumbuhan tanaman yang normal sehingga menimbulkan gejala dan akibatnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ceratocystis fimbriata. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom : Myceteae, Divisi : Amastigomycota,

Lebih terperinci

KULIAH 2. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR

KULIAH 2. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR KULIAH 2. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR Gejaladan Tanda Penyakit Definisi Penyakit Tumbuhan Kondisi dimana sel & jaringan tanaman tidak berfungsi secara normal, yang ditimbulkan karena gangguan secara terus

Lebih terperinci

Penyebab Penyakit. Mofit Eko Poerwanto

Penyebab Penyakit. Mofit Eko Poerwanto Penyebab Penyakit Mofit Eko Poerwanto Mofit.eko@upnyk.ac.id PENYEBAB PENYAKIT Deskripsi Kuliah ini menjelaskan macam penyebab penyakit tanaman 02/09/2017 17:57 PPT - Mofit 2 PENYEBAB PENYAKIT Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyebaran penyakit tumbuhan, serta tipe siklus (daur) hidup patogen. Selanjutnya juga akan disampaikan mengenai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Cylindrocladium sp. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam subdivisi Eumycotina, kelas Deuteromycetes (fungi imperfect/fungi tidak sempurna), Ordo Moniliales,

Lebih terperinci

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN DEFINISI PENYAKIT TANAMAN Whetzel (1929), penyakit adalah suatu proses fisiologi tumbuhan yang abnormal dan merugikan yang disebabkan oleh faktor primer

Lebih terperinci

IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT

IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT Menurut konsep timbulnya penyakit dinyatakan bahwa ada interaksi antara inang, patogen, lingkungan, dan manusia yang saling mendukung dalam waktu yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 1. TMV merupakan virus yang menyerang tanaman SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 Padi Jagung Gandum Tembakau Kunci Jawaban : D TMV (Tobacco Mosaic VirusI) merupakan

Lebih terperinci

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu) KOMPONEN OPT Hama adalah binatang yang merusak tanaman sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Patogen adalah jasad renik (mikroorganisme) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman Gulma (tumbuhan

Lebih terperinci

II KONSEP ILMU PENYAKIT HUTAN

II KONSEP ILMU PENYAKIT HUTAN II KONSEP ILMU PENYAKIT HUTAN 1. Penyebab Penyakit Penyakit tanaman hutan dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor biotik (sesuatu yang hidup) maupun abiotik (sesuatu yang tidak hidup). Dalam pengertian

Lebih terperinci

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS

PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) A. SILABUS PENGANTAR VIROLOGI TUMBUHAN (PNH 3284, SKS 1/1) Pembahasan tentang sifat-sifat fisik dan biokimia sebagai patogen tumbuhan. Berbagai metode deteksi dan diagnosis. Cara penularan dan penyebaran. Multiplikasi

Lebih terperinci

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto Mofit.eko@upnyk.ac.id Deskripsi Kuliah ini menjelaskan tentang perkembangan penyakit tanaman dan penyebaran patogen Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Mahasiswa

Lebih terperinci

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami definisi penyakit tumbuhan, tumbuhan sehat dan tumbuhan sakit serta pengelompokan penyakit tumbuhan. 1. Tumbuhan Sehat Seluruh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA Nurul Hidayah dan Supriyono *) PENDAHULUAN Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam budi daya tanaman, termasuk tembakau virginia. Berbagai penyakit

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuaiitas dan Kesehatan Benih Cabai Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel

Lebih terperinci

BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN

BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN BAB I. PENGANTAR A.PENDAHULUAN Pokok bahasan ini memberikan materi yang merupakan pengantar (dasar) bagi mahasiswa untuk memahami tentang ilmu penyakit tumbuhan, sehingga mahasiswa akan lebih mudah untuk

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU PROSES INFEKSI DAN GEJALA SERANGAN TOBACCO MOZAIC VIRUS PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA disusun oleh: Lutfi Afifah A34070039 Vishora Satyani A34070024 Johan A34070034 Listika Minarti A34070071 Dosen Pengajar:

Lebih terperinci

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto

PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN. Mofit Eko Poerwanto PENGARUH PATOGEN THD FUNGSI FISIOLOGIS TUMBUHAN Mofit Eko Poerwanto mofit.eko@upnyk.ac.id Deskripsi Kuliah ini menjelaskan pengaruh patogen dalam mengganggu fungsi fisiologis tanaman 02/09/2017 16:53 IPT

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang Tanah Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Cina dan India merupakan penghasil

Lebih terperinci

Ketahan Tumbuhan. Mofit Eko Poerwanto

Ketahan Tumbuhan. Mofit Eko Poerwanto Ketahan Tumbuhan Mofit Eko Poerwanto mofitnuk@yahoo.com KETAHANAN TUMBUHAN Deskripsi Kuliah ini menjelaskan mekanisme ketahanan tanaman terhadap patogen 02/09/2017 18:00 IPT - Mofit 2 Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Masalah yang sering dihadapi dan cukup meresahkan petani adalah adanya serangan hama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota

Lebih terperinci

BAB V. PATOLOGI DAN PATOGENESIS PENDAHULUAN

BAB V. PATOLOGI DAN PATOGENESIS PENDAHULUAN BAB V. PATOLOGI DAN PATOGENESIS PENDAHULUAN Sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam terjadinya penyakit tumbuhan adalah adanya interaksi antara patogen dengan tanaman inangnya, yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit Layu Bakteri pada Kentang Penyakit layu bakteri dapat mengurangi kehilangan hasil pada tanaman kentang, terutama pada fase pembibitan. Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO Jalan Raya Dringu Nomor 81 Telp. (0335) 420517 Fax. (4238210) PROBOLINGGO 67271 POTENSI JAMUR ANTAGONIS Trichoderma spp PENGENDALI HAYATI PENYAKIT LANAS DI PEMBIBITAN TEMBAKAU

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici (Direktorat

Lebih terperinci

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan VII penyakit KACANG H1JAU DAN PENANGGULANGANNYA SriHardaningsib, Yuliantoro Baliadi dan NasirSaleh ^ Kacang hijau tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti di Asia Tenggara dan India. Sejak tanaman ini

Lebih terperinci

Latihan uji kompetensi bab Jamur: Bagian I

Latihan uji kompetensi bab Jamur: Bagian I 1. Rhizopus adalah jamur yang dimanfaatkan manusia untuk pembuatan tempe. Pembiakan secara generatif dari jamur tersebut terjadi dengan pembentukan. a. Rhizospora b. Sporangiospora c. Zygospora d. Askospora

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kitin dan Bakteri Kitinolitik Kitin adalah polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitin merupakan komponen penyusun tubuh serangga, udang, kepiting, cumi-cumi, dan

Lebih terperinci

II. PENGGOLONGAN PENYAKIT TUMBUHAN DAN PATOGEN NYA

II. PENGGOLONGAN PENYAKIT TUMBUHAN DAN PATOGEN NYA II. PENGGOLONGAN PENYAKIT TUMBUHAN DAN PATOGEN NYA Pada pengertian patogen telah dijelaskan bahwa patogen merupakan organisme yang mengakibatkan tanaman menderita. Menderita dalam arti umum adalah merasakan

Lebih terperinci

ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

ILMU PENYAKIT TUMBUHAN ILMU PENYAKIT TUMBUHAN Kami ( Allah ) telah menguji pemilik kebun ( anggur ), ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti panen esok hari, mereka lupakan ( dalam pembicaraannya ) hak hak fakir miskin ;

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Survei Buah Sakit Survei dilakukan di kebun percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, di lahan ini terdapat 69 tanaman pepaya. Kondisi lahan tidak terawat

Lebih terperinci

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : 1503646 Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus! Ciri-ciri -Memiliki sifat antara benda mati dan benda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Jarak Pagar Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu. Klasifikasi tanaman jarak pagar sebagai berikut (Hambali, dkk.,

Lebih terperinci

Gejala Penyakit. Mofit Eko Poerwanto

Gejala Penyakit. Mofit Eko Poerwanto Gejala Penyakit Mofit Eko Poerwanto mofit.eko@upnyk.ac.id PENYEBAB & Deskripsi Kuliah ini menjelaskan gejala penyakit: nekrotis, hipoplastis, dan hiperplastis 02/09/2017 16:39 IPT - Mofit 2 PENYEBAB &

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT PENDAHULUAN Eli Korlina Salah satu masalah dalam usahatani bawang putih adalah gangguan hama dan penyakit. Keberadaan hama dan penyakit dalam usahatani mendorong petani untuk menggu-nakan pestisida pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

Foto: Ibu Mariana (Disertasi Pascasarjana Unibraw)

Foto: Ibu Mariana (Disertasi Pascasarjana Unibraw) APA PENYAKIT ITU? Busuk upih, bercak daun dan Blas pada padi Foto: Ibu Mariana (Disertasi Pascasarjana Unibraw) APA PENYAKIT ITU? Karat, gosong dan Rhizoctonia pada jagung Foto-Foto : ALA APA PENYAKIT

Lebih terperinci

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai 77 PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai Varietas cabai yang tahan terhadap infeksi Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning, merupakan komponen utama yang diandalkan dalam upaya pengendalian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nematoda Meloidogyne spp. adalah sebagai berikut

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nematoda Meloidogyne spp. adalah sebagai berikut TINJAUAN PUSTAKA Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.) Klasifikasi Klasifikasi nematoda Meloidogyne spp. adalah sebagai berikut (Dropkin, 1991) : Filum Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Nematoda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun yang diserang rusak dan kering sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun yang diserang rusak dan kering sehingga aktivitas fotosintesa terganggu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Bercak Daun Kelapa (BDK) Penyakit BDK adalah penyakit yang dapat menurunkan produktifitas karena daun-daun yang diserang rusak dan kering sehingga aktivitas fotosintesa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai (Capsicum annuum L.) termasuk dalam genus Capsicum yang spesiesnya telah dibudidayakan, keempat spesies lainnya yaitu Capsicum baccatum, Capsicum pubescens,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., 13 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa

Lebih terperinci

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu reproduksi dengan Spora seksual. A. Reproduksi Vegetatif

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kondisi Umum Tanaman Phalaenopsis pada setiap botol tidak digunakan seluruhnya, hanya 3-7 tanaman (disesuaikan dengan keadaan tanaman). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman

Lebih terperinci

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN Mofit Eko Poerwanto mofit.eko@upnyk.ac.id Pertahanan tumbuhan Komponen pertahanan: 1. Sifat-sifat struktural yang berfungsi sebagai penghalang fisik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air

TINJAUAN PUSTAKA. sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik, dan cabang air TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kopi (Coffea sp.) Adapun klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) dari literatur Hasbi (2009) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fungi Mikoriza Arbuskular Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk kelangsungan hidupnya fungi berasosiasi dengan akar tanaman. Spora berkecambah dengan

Lebih terperinci

Ralstonia solanacearum

Ralstonia solanacearum NAMA : Zuah Eko Mursyid Bangun NIM : 6030066 KELAS : AET-2A Ralstonia solanacearum (Bakteri penyebab penyakit layu). Klasifikasi Kingdom : Prokaryotae Divisi : Gracilicutes Subdivisi : Proteobacteria Famili

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tanaman Tembakau 1.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili Solanaceae. Secara sistematis, klasifikasi tanaman tembakau

Lebih terperinci

III PENYAKIT BIOTIK DAN ABIOTIK

III PENYAKIT BIOTIK DAN ABIOTIK III PENYAKIT BIOTIK DAN ABIOTIK A. PENYAKIT BIOTIK 1. Sifat umum penyakit biotik Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman hutan yang disebabkan oleh suatu organisme infeksius bukan binatang, sehingga

Lebih terperinci

II. PENYAKIT EPIDEMIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

II. PENYAKIT EPIDEMIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH II. PENYAKIT EPIDEMIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH 2.1. Konsep epidemi penyakit tanaman Perkembangan penyakit (penyakit epidemik) terjadi karena interaksi yang tepat pada waktunya dari unsur-unsur

Lebih terperinci

Penyakit Busuk Daun Kentang

Penyakit Busuk Daun Kentang Penyakit Busuk Daun Kentang Patogen penyakit tanah yang banyak menginfeksi pada tanaman kentang, antara lain : Phytopthora infestans, Alternaria solani, Fusarium solani, Rhizoctonia solani, Streptomyces

Lebih terperinci

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA NUR HIDAYATI BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN KONSEP PENYAKIT TANAMAN Penyakit tumbuhan

Lebih terperinci

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN

CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN CENDAWAN PATOGEN TUMBUHAN APA ITU CENDAWAN? Organisme eukariotik, heterotropik, tidak memiliki klorofil, mengambil nutrisi dengan cara absorpsi, berspora, dan umumnya bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO Pendahuluan Tembakau merupakan salah satu komoditas perkebunan yang strategis dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI BAKTERI

MIKROBIOLOGI BAKTERI 1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. JAMUR 1. Struktur Jamur Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benangbenang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH Nurbaiti Pendahuluan Produktifitas cabai di Aceh masih rendah 10.3 ton/ha (BPS, 2014) apabila dibandingkan dengan potensi produksi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi

Lebih terperinci

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1 JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1 Pendahuluan JAMUR FUNGI KAPANG MOLD KHAMIR YEAST JAMUR MUSHROOM 4/3/2016 2 Karakteristik Fungi: Apakah fungi termasuk tanaman? Fungi heterotrophs. -

Lebih terperinci

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!! WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!! I. Latar Belakang Luas areal kebun kopi di Indonesia sekarang, lebih kurang 1,3 juta ha, sedangkan produksi kopi Indonesia sekarang, lebih kurang 740.000 ton dengan produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Wahid Hartomo Nim : 10.11.3761 Kelas : S1 TI C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. IMA YUDHA PERWIRA Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur, banyak orang juga menyebut cendawan. Fungi adalah nama regnum/kingdom dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik

Lebih terperinci

Hama penghisap daun Aphis craccivora

Hama penghisap daun Aphis craccivora Hama Kacang tanah Hama penghisap daun Aphis craccivora Bioekologi Kecil, lunak, hitam. Sebagian besar tdk bersayap, bila populasi meningkat, sebagian bersayap bening. Imago yg bersayap pindah ke tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996). 5 TINJAUAN PUSTAKA Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Kingdom Divisio Class Ordo Famili Genus : Myceteae : Eumycophyta : Basidiomycetes : Aphyllophorales : Ganodermataceae : Ganoderma

Lebih terperinci

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) BAWANG MERAH DAN MUSUH ALAMINYA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Mengapa harus mengenal OPT yang menyerang? Keberhasilan pengendalian OPT sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu TINJAUAN PUSTAKA Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu pada tepi sayapnya terdapat rambut yang berumbai-umbai ( Jumar, 2000). Thrips merupakan salah satu hama penting

Lebih terperinci

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN SIKLUS penyakit = siklus infeksi = tahap-tahap patogenesis Siklus hidup patogen : perkembangan patogen yang meliputi tahap aseksual dan seksual

Lebih terperinci

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51 Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kacang tanah (Arachis hypogea. L) merupakan tanaman yang berasal dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah dibudidayakan

Lebih terperinci

Cara patogen menyerang tumbuhan

Cara patogen menyerang tumbuhan Cara patogen menyerang tumbuhan CARA PATOGEN MENIMBULKAN PENYAKIT MENGKONSUMSI KANDUNGAN SEL INANG SECARA TERUS MENERUS MEMBUNUH SEL ATAU MERUSAK AKTIVITAS METABOLISME KARENA ENZIM, TOKSIN ATAU ZAT TUMBUH

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Hama Penting Semangka Hama penting pada semangka: 1. Thrips (Thrips parvispinus Karny) 2. Ulat perusak daun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi (Coffea spp.) Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% diekspor sedangkan

Lebih terperinci

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Hama Kedelai dan Kacang Hijau Hama Kedelai dan Kacang Hijau Dr. Akhmad Rizali Hama Penting Kedelai dan Kacang Hijau Lalat bibit atau lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) Ulat grayak (Spodoptera litura) Ulat penggulung daun (Lamprosema

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Anonim (1993) klasifikasi ilmiah tanaman jagung adalah sebagai

Lebih terperinci

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau. Materi Biologi : Virus Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran

Lebih terperinci

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI BAB 8 FUNGI A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan. Namun demikian fungi

Lebih terperinci

Pengantar MIKROBIOLOGI

Pengantar MIKROBIOLOGI Pengantar MIKROBIOLOGI Kuliah Pertemuan Ke-1 By Dr. Rozirwan, S.Pi, M.Sc ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PENDAHULUAN Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Patogen Serangga Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau membunuh inangnya karena menyebabkan penyakit pada serangga. Patogen masuk ke dalam tubuh

Lebih terperinci

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT:

Cultural Control. Dr. Akhmad Rizali. Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya. Mengubah paradigma pengendalian OPT: Cultural Control Dr. Akhmad Rizali Pengendalian OPT melalui Teknik Budidaya Mengubah paradigma pengendalian OPT: Dari: mengendalikan setelah terjadi serangan OPT, Menjadi: merencanakan agroekosistem sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis-jenis flora yang ada di Indonesia masih banyak yang belum dimanfaatkan dan dimasyarakatkan. Eksplorasi dan inventarisasi untuk menyelamatkan plasma nutfah tanaman

Lebih terperinci

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup

Lebih terperinci