BUPATI BENGKAYANG S A M B U T A N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI BENGKAYANG S A M B U T A N"

Transkripsi

1

2 BUPATI S A M B U T A N Salam Damai Sejahtera, Adil Ka Talino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka Jubata. Pertama-tama kami dan segenap masyarakat Kabupaten Bengkayang memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas Berkah, Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan secara bersama-sama penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang dengan baik dan lancar. Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkayang yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dalam koridor sistem kepemerintahan yang baik dan demokratis harus senantiasa menjaga harmonisasi antara pembangunan dan hasilhasilnya dengan kelestarian lingkungan, kesejahteraan masyarakatnya, keseimbangan hak dan kewajiban antara Pemerintah dan masyarakatnya. Kerangka prinsip pembangunan tersebut membangkitkan kesadaran tentang perlunya melakukan sesuatu terhadap lingkungan sebelum menjadi potensi masalah dan bencana, agar harmonisasi dapat senantiasa terjaga dan terpelihara dengan baik. Pengelolaan sanitasi sebagai bagian pengelolaan lingkungan merupakan salah satu jalan memelihara harmonisasi tersebut. Sebagaimana diketahui bersama pengelolaan sanitasi meliputi pengelolaan air bersih, sampah, limbah dan drainase lingkungan yang berkaitan langsung dengan kualitas lingkungan hidup dan kualitas kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan sanitasi secara baik sama dengan menjaga kelestrasian lingkungan hidup, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Selanjutnya untuk membangun keseimbangan hak dan kewajiban Pemerintah dan Masyarakat, maka pengelolaan sanitasi harus didasarkan prinsip pembangunan partisipatif yakni pembangunan yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Untuk dapat mengajak semua pihak berpartisipasi dalam pengelolaan sanitasi maka diperlukan kesamaan persepsi tentang apa sanitasi, bagaimana sanitasi di Kabupaten Bengkayang, siapa yang harus mengelola, bagaimana cara mengelola dan apa yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak sesuai peran dan kedudukannya. Kami Bersyukur bahwa Buku Putih Sanitasi ini dapat tersusun, dengan i

3 adanya Buku Putih sanitasi Kabupaten ini maka pemangku kepentingan dapat informasi yang berharga terutama dalam pertimbangan untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil dalam pengelolaan dan pembangunan sanitasi di daerah. Buku Putih Sanitasi ini nantinya akan menjadi dasar atau acuan dalam Penyusunan Rencana Strategis Rencana Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Buku Putih Sanitasi berdasarkan data sekunder, dan data Primer BERSUMBER DARI Puskesmas yang ada yang telah dilaksanakan oleh Tim POKJA PPSP untuk selanjutnya akan diperbaharui setiap 3 tahun dan menjadi dasar dalam perbaikan atau penyesuian Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Bengkayang, dan Setiap tahunnya akan di buat laporan sanitasi tahunan SKPD dan Status Proyek Sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Akhirnya, Semoga Buku Putih Sanitasi ini dapat bermanfaat terutama sebagai informasi setiap SKPD dalam Penyusunan Rencana Strategis Sanitasi Kabupaten Bengkayang, dan Semoga Buku Putih ini dapat membantu dalam mewujudkan Visi Misi Kabupaten Bengkayang yang di pacu dengan motto Berbuat Untuk Membangun Indonesia, Sejahterakan, Ekonomi Budaya, Agama, Lakukan Oleh Ku/Mu Bengkayang, November BUPATI, SURYADMAN GIDOT, M.Pd ii

4 Kata Pengantar DenganMengucapkanPujidanSyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsa, atassegalalimpahannikmatdankarunia Nya, Sehinggakamidapatmenyusun BukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang.BukuPutihinidibuatdenganpertimbanganuntukme mberikaninformasiawal yang lengkaptentangsituasidankondisisanitasikabupatenbengkayangsaatini, sehingganantinyadapatbermanfaatterutamasebagaidasaruntukmelakukanperencanaanpemb anguanansanitasi di masa yang akandatang. Padakesempataninitaklupa kami ucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantudalampenyusunanbukuputihsanitasiini, khususnyakepada yang terhormat: 1. BapakBupatiBengkayang, Selaku Pembina, PengarahdanPengambilKebijakan, sehinggakabupatenbengkayangdapatmengikuti Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP). 2. BapakSekretaris Daerah KabupatenBengkayang, selakuketua POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahbanyakmembantumemberimasukandalampenyusunanbukuputihsanitasikabupaten Bengkayang. 3. BapakAsisten II selakusekretaris POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahbanyakmemberikanpemikirandan ide dalampenyusunanbukuputihsanitasikabupatenbengkayang. 4. Kepala BAPPEDA KabupatenBengkayangSelakuKoordinatorBidangPerencanaan, yang telahbanyakmemberikandukungansecaramorilmaupunmateril yang sangatmembantudalampenyusunanbukuputihsanitasikabupatenbengkayang. 5. KepalaDinas/Badan/Kantor/Instansi di LingkunganPemerintahKabupatenBengkayang yang telahmendukungdalampenyusunanbukuputihsanitasikabupatenbengkayang. 6. Tim POKJA PPSP KabupatenBengkayang, yang telahmemberikansumbangsihbaik data, maupunpemikirandalampenyusunanbukuputihsanitasikabupatenbengkayang. Akhirnyadenganharapansemoga BukuPutihSanitasiKabupatenBengkayang dapatbermanfaatbagisemuapihak, terutamasebagaibahaninformasidanacuandalampembangunansanitasi di KabupatenBengkayang. Bengkayang, November Tim PenyusunBukuPutihSanitasi Kabupaten Kabupaten, TTD POKJA PPSP KABUPATEN POKJA PPSPKabupaten Bengkayang

5 Daftar Isi DAFTAR HALAMAN KATA SAMBUTAN... i - ii KATA PENGANTAR... iii RINGKASAN EKSEKUTIF... iii DAFTAR ISI... iv - v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR PETA... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISTILAH.... ix BAB I BAB II : PENDAHULUAN Latar Belakang.. Hal. 1 Bab I 1.2 LandasanGerak... Hal. 1 Bab I 1.3 Maksud dan Tujuan. Hal. 4 Bab I 1.4 Metodologi... Hal. 4 Bab I 1.5 Dasar HukumdanKaitannyaDenganDokumenPerencanaan lain... Hal. 5 Bab I : GAMBARAN UMUM WILAYAH Kondisi Geografis, AdministerasidanFisikDaerah... Hal. 1 Bab II Geografis.... Hal. 1 Bab II Kondisi Fisik Hal. 1 Bab II Administrasi Hal. 2 Bab II 2.2 Demografi.... Hal. 6 Bab II 2.3 KeuangandanPerekonomian Daerah... Hal. 9 Bab II PetaPerekonomianDaerah... Hal. 9 Bab II Komponen Pengeluaran Belanja Daearah... Hal. 10 Bab II 2.4 Tata Ruang Wilayah. Hal. 16 Bab II Tujuan, Hal. 16 Bab II KebijakandanStrategiPenataanRuangKabupatenBengkayang Tujuan... Hal. 16 Bab II Kebijakan... Hal. 17 Bab II Strategi... Hal. 17 Bab II RencanaStrukturRuangKabupatenBengkayang... Hal. 24 Bab II Pusat Kegiatan Hal. 25 Bab II RencanaSistem Jaringan Prasarana Wilayah... Hal. 26 Bab II RencanaSistem Prasarana Utama Hal. 26 Bab II RencanaSistem Prasarana Lingkungan Hal. 29 Bab II Pola Ruang.... Hal. 32 Bab II Rencana Pola RuangKawasan Lindung.l. Hal. 32 Bab II Rencana Pola RuangKawasan Budidaya. Hal. 36 Bab II 2.5 Sosial dan Budaya... Hal. 44 Bab II Sosial... Hal. 44 Bab II Pendidikan..... Hal. 44 Bab II Lingkungan dan Permukiman Hal. 44 Bab II Budaya... Hal. 48 Bab II POKJA PPSPKabupaten Bengkayang

6 2.6 KelembagaanPemerintah... Hal. 48 Bab II Kelembagaan... Hal. 48 Bab II BAB III BAB IV BAB V : PROFIL SANITASI WILAYAH Wilayah Kajian Sanitasi Hal. 1 Bab III 3.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi. Hal. 5 Bab III Tatanan Rumah Tangga Hal. 5 Bab III Tatanan Rumah Sekolah Hal. 12 Bab III 3.3 PengelolaanAir LimbahDomesti.... Hal. 15 Bab III Kelembagaan... Hal. 16 Bab III Sistem Dan CakupanPelayanan... Hal. 19 Bab III Peran Serta Masyarakat... Hal. 21 Bab III Komunikasi dan Media Hal. 23 Bab III Peran Swasta..... Hal. 24 Bab III PendanaandanPembiayaan... Hal. 25 Bab III Permasalahan Mendesak... Hal. 26 Bab III 3.4 PengelolaanPersampahan Hal. 27 Bab III Kelembagaan... Hal. 27 Bab III Sistem Dan CakupanPelayanan... Hal. 30 Bab III Peran Serta Masyarakat... Hal. 27 Bab III Komunikasi dan Media Hal. 39 Bab III Peran Swasta..... Hal. 39 Bab III PendanaandanPembiayaan... Hal. 41 Bab III Permasalahan Mendesak... Hal. 42 Bab III 3.5 PengelolaanDrainase Perkotaan Hal. 43 Bab III Kelembagaan... Hal. 43 Bab III Sistem Dan CakupanPelayanan... Hal. 47 Bab III Peran Serta Masyarakat... Hal. 49 Bab III Komunikasi dan Media Hal. 50 Bab III Peran Swasta..... Hal. 51 Bab III PendanaandanPembiayaan... Hal. 51 Bab III Permasalahan Mendesak... Hal. 52 Bab III 3.6 pengelolaankomponen Terkait Sanitasi. Hal. 53 Bab III pengelolaanair Bersih.... Hal. 53 Bab III pengelolaanlimbahrumah Tangga. Hal. 56 Bab III pengelolaanlimbahmedis. Hal. 56 Bab III : PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN PerilakuHidupBersihdanSehat (PHBS), Terkait Sanitasi Hal. 1 Bab IV 4.2 PeningkatanPengelolaan Air LimbahDomestik. Hal. 3 Bab IV 4.3 PeningkatanPengelolaanPersampahan. Hal. 3 Bab IV 4.4 PeningkatanPengelolaanDrainaseLingkungan Hal. 5 Bab IV 4.5 PeningkatanKomponenTerkaitSanitasi. Hal. 9 Bab IV AREA BERESIKO SANITASI Area BerisikoSanitasi.. Hal. 1 Bab V POKJA PPSPKabupaten Bengkayang

7 Daftar Peta HALAMAN BAB II Peta 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bengkayang Hal 4 BAB II Peta 2.2 Peta DAS Kabnupaten Bengkayang Hal 5 BAB II Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang... Hal 31 BAB II Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkayang... Hal 43 BAB II BAB III Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi... Hal 4 BAB III Peta 3.2 Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik Hal... BAB III dan IPAL terpusat Peta 3.3 Peta Cakupan Layana Persampahan... Hal 34 BAB III Peta 3.4 Peta Lokasi Infrastruktur Utama Pengelolaan Hal 33 BAB III Persampahan... Peta 3.5 Peta Cakupan Air Bersih... Hal 54 BAB III BAB V Peta 5.1 Peta Area Beresiko Air Limbah. Hal 12 BAB V Peta 5.1 Peta Area Beresiko Persampahan. Hal 13 BAB V Peta 5.1 Peta Area Beresiko Drainase. Hal 14 BAB V POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang

8 Daftar Lampiran Lampiran I : Peta Administerasi Kabupaten Bengkayang Lampiran II : Peta Wilayah Kajian Buku Putih Kabupaten Bengkayang Lampiran III : Peta Rencana Pola Tata Ruang Kabupaten Bengkayang Lampiran IV : Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang Lampiran V : Peta Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Bengkayang Lampiran VI : Peta Jaringan Air Bersih Kabupaten Bengkayang Lampiran VII : Peta Rencana Jaringan Air Limbah Kabupaten Bengkayang Lampiran VIII : Peta Rencana Jaringan Drainase Kabupaten Bengkayang Lampiran IX : Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Bengkayang Lampiran X : Peta Genangan Kabupaten Bengkayang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman xiii daftar Lampiran

9 Daftar Istilah ADB BAPPEDA BAPPENAS BABS BLH AMPL BODN BPS COD Desa ODF Dinkes DPU EHRA IPAL IPESATU IPLT ISSDP MCK Musrenbang ODF Off Site Sistem : Asian Development Bank : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional : Buang Air Besar Sembarangan : Badan Lingkungan Hidup Air Minum dan Penyehatan Lingkungan : Biological Oxygen Demand, adalah kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan didalam air oleh Mikroorganisme : Buku Putih Sanitasi : Chemical Oxygen Demand adalah kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan didalam air. : Adalah kondisi masyarakat disuatu wilayah/ desa/kalurahanan yang sudah terbebas dari buang air besar sembarangan. 100 % panduduk sudah akses ke jamban, tanpa melihat status kepemilikan : Dinas Kesehatan : Dinas Pekerjaan Umum : Environmental Health Risk Assesment, survei yang dilakukan untuk mendukung data primer terkait fasilitas sanitasi dan perilaku Masyarakat. Hasil EHRA merupakan indikasi yang membantu dalam proses perencanaan : Instalasi Pengolahan Air Limbah : Instalasi Pengolahan Sampah Tuntas : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja : Indonesia Sanitation Sector Development Program : Mandi Cuci Kakus : Musyawarah Perencanaan Pembangunan : Open Defecated Free : sanitasi perpipaan dengan pengolahan dan pembuangan akhir POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang

10 On Site Sistem PAMSIMAS DPAM PHBS PKMK POSYANDU POKJA PPSP PUSKESMAS Renstra RT RW RTRW SANIMAS Sanitasi SKPD SLHD SSK STBM TPA UKS USRI : sanitasi setempat; WC cemplung, WC sentor, WC sentor dengan peresapan, WC sentor dengan septic tank, MCK umum : Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat : Perusahaan Daerah Air Minum : Pola Hidup Bersih dan Sehat : Pemberdayaan Kecamatan dan Masyarakat Kelurahan : Pos Pelayanan Terpadu : Kelompok Kerja : Program Percepatan Pembangunan Sanitasi : Pusat Kesehatan Masyarakat : Rencana Strategis : Rukun Tetangga : Rukun Warga : Rencana Tata Ruang Wilayah : Sanitasi oleh Masyarakat : Upaya pengelolaan tinja, limbah padat, limbah cair dan komponen lingkungan fisik lainya agar lingkungan menjadi bersih dan sehat. : Satuan Kerja Perangkat Daerah : Standar Lingkungan Hidup Daerah : Strategi Sanitasi Kabupaten : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Upaya mewujudkan lingkungan yang sehat secara mandiri (oleh, dari dan untuk masyarakat). : Tempat Pembuangan Akhir (Sampah) : Usaha Kesehatan Sekolah : Urban Sanitasi and Rural Infrastructure POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang

11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas pada aspek teknis semata, juga analisis akar masalah yang sebenarnya terjadi di bidang sanitasi. Selain itu juga Buku Putih Sanitasi merupakan baseline data tentang kondisi sanitasi saat ini (existing) di Kabupaten Bengkayang yang memberikan dasar atau justifikasi, mengapa diperlukan langkah-langkah perbaikan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun ini merupakan Buku Putih Sanitasi pertama yang disusun berdasarkan data sekunder yang tersedia di masing-masing SKPD terkait. Untuk mendukung data sekunder tersebut, juga dilakukan beberapa survey pendukung seperti: Environmental Health Risk Assesment (EHRA). Buku Putih Sanitasi yang tersusun dari hasil kajian yang akurat serta lewat analisa yang terstruktur nantinya akan menjadi dasar yang kuat bagi pembahasan mengenai tahap, kebutuhan dan prioritas peningkatan pembangunan serta penanggulangan masalah sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Buku Putih juga merupakan informasi awal yang diperlukan sebagai langkah menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan mekanisme monitoring dan evaluasi-nya. 1.2 Landasan Gerak Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: 1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir. 2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem : a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga. b. Pengelolaan Of Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 1 Bab I

12 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan. 5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten Bengkayang untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam. Selanjutnya dalam penyusunan buku putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun ini, telah disepakati bersama Pokja PPSP dan Stake Holder terkait pada acara Lokalatih dan penyamaan persepsi program PPSP pada Tanggal 8 Mei tentang wilayah kajian. Dalam kegiatan lokalatih I tersebut telah disepakati bersama untuk wilayah kajian adalah sebelas kecamatan dari Tujuh Belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang yakni, Sungai Raya, Capkala, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang, Lumar, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang. Dalam kaitanya dengan visi dan misi Kabupaten Bengkayang seperti yang termuat dalam RPJMD Kabupaten Bengkayang periode , bahwa visi Kabupaten Bengkayang sebagai adalah: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bengkayang yang Sejahtera, Cerdas, Sehat, Beriman, Demokratis, dan Mandiri dalam Keberagaman Sejahtera adalah kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seharihari. Cerdas adalah kemampuan masyarakat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya persaingan global dengan menyediakan lembaga-lembaga pendidikan terpadu dan berkualitas. Sehat adalah kemampuan masyarakat untuk memahami akan pola hidup sehat dan menyiapkan jaminan kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu. Beriman adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan berakhlak mulia. Demokratis adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, musyawarah, dan mufakat serta kebebasan yang bertanggung jawab. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 2 Bab I

13 Mandiri adalah kemampuan masyarakat untuk mengelola potensi sumberdaya alam secara baik. Keberagamaan adalah penduduk yang beragam dan memiliki kemampuan untuk mengelola potensi sumberdaya alam secara baik untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Misi Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Bengkayang sebagai Kabupaten Perbatasan Negara, misi pembangunan Tahun adalah sebagai berikut: (1) Membangun dan meningkatkan infrastruktur dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mitigasi bencana (2) Mempercepat pembangunan ekonomi yang berkeadilan melalui pengembangan sektor unggulan (3) Meningkatkan kualitas SDM, melalui peningkatan iman dan taqwa serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (4) Meningkatkan keamanan dan keharmonisan kehidupan masyarakat (5) Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang prima untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (6) Meningkatkan partisipatif aktif masyarakat Dan dalam penyusunan buku putih sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun ini juga tentu dengan memperhatikan keselarasan dengan visi dan misi Kabupaten Bengkayang tersebut serta dokumen-dokumen perencanaan lain yang sudah ada dan sejalan dengan visi dan misi Kabupaten yakni RTRW, Renja dan Renstra. Selanjut dalam kaitannya dengan pembangunan wilayah yang lebih konfrehensif, terarah dan terencana dengan baik, dalam dokumen RTRW Kabupaten Bengkayang periode disebutkan bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bengkayang adalah terwujudnya Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten yang berbasis agropolitan, minapolitan, dan mitigasi bencana, meningkatkan pengelolaan potensi Kabupaten Bengkayang sebagai daerah pertanian, perkebunan dan perikanan di Kalimantan Barat yang berbasis pada peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Penataan wilayah juga merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Dan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi: POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 3 Bab I

14 1) sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2) memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten; dan 3) sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. 1.3 Maksud dan Tujuan Buku Putih Sanitasi Bengkayang merupakan dasar dan acuan dimulainya pekerjaan sanitasi yang lebih terintegrasi karena Buku Putih Sanitasi merupakan hasil kerja berbagai komponen dinas atau kelembagaan lain yang terkait dengan sanitasi. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang inilah yang menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Bengkayang, yang nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bengkayang dalam menejemen kegiatan sanitasi. 1.4 Metodologi Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sumber Data a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/ kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta. b. Badan Pusat Statistik (BPS). Selain data di SKPD terkait, tim Pokja PPSP juga mengumpulkan data sekunder 5 (lima tahun terakhir yang tersedia di Badan Pusat Statistik yang berkantor di Kabupaten Bengkayang. c. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/ kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), Survey peran media dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 4 Bab I

15 keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan, survey priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan gender. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat. 2. Pengumpulan Data Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini. 3. Proses penulisan Dalam proses penulisan/dokumensi buku putih ini mengingat waktu yang tersedia sesuai jadwal dan target kesepakatan sangat terbatas, maka tim pokja PPSP sebagai penyusun Buku Putih Sanitasi melakukan penulisan juga secara bertahap sesuai data sekunder maupun primer yang diperoleh secara bertahap tersebut. Pertemuan rutin tiap dua minggu sekali juga dilakukan Pokja PPSP untuk membahas penyusunan draft Bab demi Bab yang telah ada sambil mensortir data yang terkumpul dari tiap kecamatan dan Stake Holder terkait serta validasi data. 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Didalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Beberapa undang-undang sebagai pijakan baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah yang dijadikan dasar penyusunan buku putih disusun terpisah dengan Bab I dan terdapat dalam lampiran. Dalam tata urusan perundangan serta dasar hukum di Republik Indonesia, maka di tingkat kabupaten / kota ada dua produk hukum yang diatur serta diakui dalam tata urutan perundangan yaitu berupa Peraturan daerah (Perda) yang ditetapkan bersama pihak eksekutif dan legislativ di daerah dan Surat Keputusan Kepala Daerah (SK Bupati) dan Peraturan Bupati yang dikeluarkan/ditandatangani kepala daerah. Perbub bersifat mengatur sedangkan surat keputusan (SK) bersifat menetapkan. Direncanakan dan sesuai desain disepakati bersama buku putih yang tersusun nantinya akan diusulkan untuk diperkuat dasar hukumnya lewat Peraturan Bupati/Perbub, sehingga buku putih nantinya akan menjadi salah satu dokumen perencanaan di daerah POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 5 Bab I

16 yang memiliki dasar hokum sama seperti dokuman RPJMD, RTRW dan Renstra lima tahun SKPD. Secara ringkas kedudukan Buku Putih Sanisasi dalam kaitannya dengan dasar hukum dan dukumen yang lain seperti digambarkan dalam Gambar 1.1. Gambar.1.1. Bagan Dasar Hukum Buku Putih dan Dokumen Perencanaan Lainnya. Undang-Undang Produk Pusat Undang-Undang Produk Provinsi Undang-Undang Produk Kab/kota Perda: RPJMD, RTRW Perbub: Buku Putih, SSK SK Bupati: -Tim Pokja, dll POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 6 Bab I

17 BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Kondisi Fisik dan Administratif Geografis Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten terletak di Bengkayang. Sebelumnya tergabung dalam kesatuan wilayah Kabupaten Sambas, yang kemudian dimekarkan menjadi 3 daerah otonom, yakni Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, dan Kota Singkawang. Terletak di bagian utara Kalimantan Barat, Kabupaten ini di sebelah utara berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Secara geografis, Kabupaten Bengkayang terletak di Lintang Utara sampai Lintang utara dan Bujur Timur sampai Bujur Timur. Secara administratif wilayah Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan : Sebelah Utara : Serawak-Malaysia Timur Kabupaten Sambas Sebelah Selatan : Kabupaten Pontianak Sebelah Barat : Laut Natuna dan Kota Singkawang Sebelah Timur : Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Landak Kondisi Fisik Topografi Ada dua kondisi alam yang membedakan wilayah Kabupaten Bengkayang. Kondisi alam yang pertama adalah pesisir pantai. Keseluruhan wilayah pesisir ini termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Kondisi alam yang kedua adalah daratan dan perbukitan yang terdiri dari kecamatan Capkala, Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak, Lumar, Ledo, Tujuh Belas, Suti Semarang, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 1 Bab II

18 Hidrologi Ada tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) utama yang melintasi wilayah Kabupaten Bengkayang, yaitu : DAS Sambas, luas Ha. DAS Sungai Raya, luas Ha DAS Sungai Duri, luas Ha. Secara garis besar Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dilihat pada gambar 2.1. dan Tabel 2.1. Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kabupaten Bengkayang NO NAMA LUAS (HA) DEBIT (M 3 /DTK) 1. Das Sambas * 2. Das Sungai Raya * 3. Das Sungai Duri * Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun. =-* Perhitungan Debit Belum Pernah Dilakukan Administrasi Luas Wilayah Kabupaten Bengkayang sebesar kurang lebih Ha atau 3,68% dari luas Wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Luas wilayah laut Kabupaten Bengkayang sejauh 12 mil laut adalah Ha dan luas wilayah laut sejauh 4 mil laut adalah Ha. Panjang garis pantai Kabupaten Bengkayang dari Sungai Duri sampai ke Tanjung Gondol adalah sepanjang kurang lebih 68,5 km dan perbatasan Negara sepanjang 76,564 km. Wilayah Kabupaten Bengkayang semula terdiri dari 9 Kecamatan. Pasca dimekarkannya Kota Singkawang pada tahun 2001 serta pada saat penetapan RTRW Kabupaten Bengkayang Tahun (yang akan direvisi), telah terjadi beberapa tambahan kecamatan baru hasil pemekaran, sehingga saat ini terdiri dari 17 kecamatan, yang terbentuk dari 2 kelurahan dan 122 desa yaitu (lihat tabel 2.2 dan lihat Gambar 2.2). POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 2 Bab II

19 NO KECAMATAN IBUKOTA KECAMATAN Tabel 2.2. Kelurahan, Desa dan Dusun Menurut Kecamatan Kabupaten Bengkayang Tahun 2012 LUAS WILAYAH KELURAH AN DESA DUSUN ADMINISTRASI Ha (%) THD TOTAL TERRBANGUN Ha (%) THD TOTAL 1. Sungai Raya Sungai Duri , ,92 2. Capkala Capkala , ,78 3. Sungai Raya Kepulauan Sungai Raya , ,65 4. Samalantan Samalantan , ,65 5. Monterado Monterado , ,91 6. Lembah Bawang Tempapan , ,17 7. Bengkayang Bumi Emas , ,23 8. Teriak Bana , ,91 9. Sungai Betung Suka Maju , , Ledo Lesabela , , Suti Semarang Suti Semarang , , Lumar Tiga Berkat , , Sanggau Ledo Bange , , Tujuh Belas Pisak , , Seluas Seluas , , Jagoi Babang Jagoi , , Siding Sebujit , ,51 Jumlah Sumber Data: KDA. Kabupaten Bengkayang, Tahun. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 3 Bab II

20 Peta 2.1. Peta Das Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 4 Bab II

21 Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 5 Bab II

22 2.2 Demografi Jumlah Penduduk Berdasarkan data BPS Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bengkayang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun adalah sebesar jiwa yang tersebar di 17 kecamatan. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan kotor adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas keseluruhan. Jumlah penduduk pada tahun sebesar jiwa dengan luas wilayah 5.396,30 Km 2 sehingga pada tahun kepadatan kotor di wilayah perencanaan sebesar 42 jiwa/km 2. Jika jumlah penduduk dirinci menurut kecamatan maka jumlah penduduk yang paling besar berada di Kecamatan Bengkayang sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kecamatan Suti Semarang. Namun demikian, dilihat dari sisi kepadatan penduduknya, Kecamatan Sungai Raya memiliki tingkat kepadatan paling tinggi, yaitu sebesar 245 jiwa per kilometer persegi sedangkan Kecamatan Siding memiliki tingkat kepadatan paling rendah, yaitu sebesar 11 jiwa per kilometer persegi. Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bengkayang pada tahun dapat dilihat pada Tabel 2.4. Rumus untuk menghitung Proyeksi Penduduk 5 Tahun : P t = P o (1+r) t Keterangan: P t P o r t : jumlah penduduk pada tahun t : jumlah penduduk pada tahun awal : angka pertumbuhan penduduk : waktu (5) POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 6 Bab II

23 NO 1 Sungai Raya KECAMATAN Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatannya di Kabupaten Bengkayang 3 Tahun Terakhir LUAS WILAYAH 75,850 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK TINGKAT PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN (9,57) 0,69 0, Capkala 46, ,54 2,03 1, Sungairaya Kepulauan 394, (6,45) 1,30 1, ,500 4 Samalantan ,32 3,19 2, ,000 5 Monterado ,14 1,63 1, ,000 6 Lembah Bawang ,46 3,18 2, Bengkayang 167, ,26 4,89 4, ,510 8 Teriak ,68 2,25 1, ,950 9 Sungai Betung ,67 1,91 1, , Ledo (10,42) (0,68) (0,72) , Suti Semarang ,96 1,59 1, , Lumar (1,82) 1,82 1, , Sanggau Ledo ,44 1,80 1, , Tujuh Belas ,67 1,53 1, , Seluas ,76 4,05 3, , Jagoi Babang ,90 3,53 3, , Siding (4,26) 0,37 0, JUMLAH 5396, ,00 2,23 1, Sumber : BPS, Kabupaten Bengkayang Dalam Angka Tahun. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 7 Bab II

24 No. Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Saat Ini dan Proyeksi untuk 5 Tahun Menurut Kecamatan Di Kabupaten Bengkayang KECAMATAN Data Dasar Tahun Pertumbuhan JUMLAH PENDUDUK JIWA TAHUN Sungai Raya , Capkala , Sungairaya Kepulauan , Samalantan , Monterado , Lembah Bawang , Bengkayang , Teriak , Sungai Betung , Ledo , Suti Semarang , Lumar , Sanggau Ledo , Tujuh Belas , Seluas , Jagoi Babang , Siding , JUMLAH , Sumber : BPS, Kabupaten Bengkayang Dalam Angka Tahun dan Hasil Analisis Pokja PPSP Kab. Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 8 Bab II

25 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Peta Perekonomian Daerah Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Bengkayang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan daerah Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bengkayang terdiri dari: 1) Pajak daerah; 2) Retribusi daerah; 3) Hasil pengelolaan PERUSDA dan kekayaan daerah yang dipisahkan; 4) Lain-lain PAD. b. Dana Perimbangan Dana Perimbangan Kabupaten Bengkayang terdiri dari: 1) Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak; 2) Dana Alokasi Umum (DAU); 3) Dana Alokasi Khusus (DAK); c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari: 1) Pendapatan Hibah; 2) Dana Darurat; 3) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; 4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; 5) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Perkembangan pendapatan asli daerah Kabupaten Bengkayang disajikan pada tabel berikut ini. Selama 5 tahun terakhir Pendapatan Daerah meningkat rata-rata 9,77%, Pendapatan Asli Daerah meningkat rata-rata 18,84%, Dana Perimbangan meningkat rata-rata 9,48% dan lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah meningkat rata-rata 35,87%. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 9 Bab II

26 Komponen Pengeluaran Belanja Daerah Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti: a. Belanja Pegawai; b. Bunga; c. Subsidi; d. Hibah; e. Bantuan Sosial; f. Belanja Bagi Hasil; g. Bantuan Keuangan; h. Bantuan Tidak Terduga. Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti: a. Belanja Pegawai; b. Belanja Barang dan Jasa; c. Belanja Modal. Halaman 10 Bab II

27 selama 5 tahun terakhir Belanja meningkat rata-rata 4,87%, Belanja Tidak Langsung meningkat rata-rata 7,49% dan Belanja Langsung meningkat rata-rata 3,61%. Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bengkayang dapat dilihat dalam tabel berikut ini. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 11 Bab II

28 NO URAIAN Tabel 2.5. Perkembangan realisasi pendapatan dan Belanja dalam lima tahun ( ) TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PENDAPATAN DAERAH , , , , , , , , , ,00 2 Pendapatan Asli Daerah , , , , , , , , , ,00 a Pajak Daerah , , , , , , , , , ,00 b Retribusi Daerah , , , , , , , , , ,00 c Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan , , , , , , , , , ,00 d Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah , , , , , , , , , ,00 3 Dana Perimbangan , , , , , , , , , ,53 a Dana Bagi Hasil Pajak , , , , , , , , , ,53 b Dana Alokasi Umum , , , , , , , , , ,00 c Dana Alokasi Khusus , , , , , , , , , ,00 4 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah , , , , , , , , , ,47 a Hibah , b Dana Darurat , c Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah , , , , , , , , , ,47 Daerah Lainnya d Dana Penyesuaian dan Otononi Khusus , , , , , , , ,00 e Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah , , , , , , , , , ,00 Daerah Lainnya Jumlah Pendapatan , , , , , , , , , ,00 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 12 Bab II

29 TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 OMO URAIAN URUT SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN PERUBAHAN BELANJA DAERAH , , , , , , , , , ,00 2 BELANJA TIDAK LANGSUNG , , , , , , , , , ,00 a Belanja Pegaw ai , , , , , , , , , ,00 b Belanja Bunga c Belanja Subsidi , , , , , ,00 - d Belanja Hibah , , , , , , , , , ,00 e Belanja Bantuan Sosial , , , , , , , , , ,00 f Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahn Desa g Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ , , , , , , , , , ,00 Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa h Belanja Tidak Terduga , , , , , , , , , ,00 3 BELANJA LANGSUNG , , , , , , , , , ,00 a Belanja Pegaw ai , , , , , , , , , ,48 b Belanja Barang dan Jasa , , , , , , , , , ,52 c Belanja Modal , , , , , , , , , ,00 Jumlah Belanja , , , , , , , , , ,00 Sumber : DPKAD Kab Bengkayang. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 13 Bab II

30 Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bengkayang No SKPD Tahun Rata2 pertumbuhan 1 PU-CK 1.a Investasi 0-1.b operasional/pemeliharaan (OM) 2 KLH 2.a Investasi 0 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 3 Dinkes ,34-0,34-0,34-0,58-0,58-0, ,00 3.a Investasi ,00 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 4 Bappeda , ,00 4.a Investasi ,00 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 5 Bapermas , ,00 5.a Investasi ,00 5.b operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi ( n) Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+ na) Pendanaan OM (1b+2b+3b+ nb) , Belanja Langsung ,61 12 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,00 Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,00 Sanitasi (9/8) 14 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8) 0 0,09 0,09 0,09 0,09 0,00 Sumber : Realisasi APBD tahun 2009-, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi -0,61-0,61-0,61 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 14 Bab II

31 Tabel 2.7: Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Bengkayang No Uraian Belanja Sanitasi Belanja Sanitasi , , , ,00 Air Limbah 0,00 Domestik Sampah Rumah 0,00 Tangga Drainase 0,00 Lingkungan Rata-Rata Pertumbuhan (%) 84,56% 13,91% 214,76% 118,83% 1.4 PHBS 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% 2 Dana Alokasi Khusus 0, , , , ,00 24,26% 2.1. DAK Sanitasi 0, ,53% DAK 2.2. Lingkungan 0,00 21,59% Hidup DAK 2.3. Perumahan dan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% Permukiman 3 Pinjaman / Hibah Untuk Sanitasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% Belanja APBD Murni Untuk -442,94% - ( ,00) ,00 ( ,00) ( ,00) Sanitasi Total Belanja Langsung Untuk 48,85% , , , ,00 Sanitasi % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0,00% -8,08% 31,04% -7,27% -8,21% -269,77% Sumber : APBD, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bengkayang Tahun No D e s k r i p s i Rata-rata 1 Total Belanja Sanitasi Kab Jumlah Penduduk Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 15 Bab II

32 Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Perkapita di Kabupaten Bengkayang No 1 Realisasi Air Limbah D e s k r i p s i Tahun Realiasi Retribusi Potensi Retribusi Retribusi Sampah Realiasi Retribusi Potensi Retribusi Retribusi Drainase Realiasi Retribusi Potensi Retribusi Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang Sampai dengan saat ini belum pernah ada retribusi di sektor Air Limbah, sampah maupun sektor drainase. Rata-rata Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Bengkayng No 1 2 D e s k r i p s i PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) Tahun , , , ,39 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,50 4,63 5,65 5,74 Sumber : diolah Pokja PPSP Kabupaten Bengkayang 2.4 Tata Ruang Wilayah Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Bengkayang Tujuan Ruang Tujuan penataan ruang Kabupaten Bengkayang adalah :Terwujudnya yang aman, nyaman, produktif, efisien dan berkelanjutan untuk menjadikan Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Barat melalui pengembangan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan Negara sebagai beranda depan Negara dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 16 Bab II

33 Kebijakan Kebijakan penataan ruang Kabupaten Bengkayang terdiri atas : a. Pengembangan wilayah secara terpadu melalui penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan prasarana wilayah. b. Pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian untuk mendukung Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi provinsi Kalimantan Barat; c. Pengendalian pemanfaatan lahan pertanian; d. Penyelenggaraan penataan ruang untuk meningkatkan daya guna kawasan berfungsi lindung; e. Penyelenggaraan penataan ruang untuk percepatan pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata. f. Pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata;dan g. Pelaksanaan penataan ruang untuk penguatan kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal, dalam rangka peningkatan pertahanan dan keamanan Negara serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat Strategi Penataan Ruang Strategi pengembangan wilayah secara terpadu melalui penguatan fungsi pusat-pusat pelayanan dan pengembangan prasarana wilayah meliputi : a. Mengembangkan sistem pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan perannya yang terdiri dari PKW yang berintegrasi dengan PKL dan PPK, serta interaksi desa-kota yang saling menguntungkan. b. Menciptakan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan dan mewujudkan keselarasan serta keterpaduan antara pusat-pusat kegiatan dengan sektorsektor kegiatan ekonomi masyarakat. c. Mengembangkan prasarana jaringan transportasi yang mampu secara efisien menciptakan keterkaitan antar sistem pusat kegiatan dan mewujudkan keselarasan serta keterpaduan antara pusat-pusat kegiatan dengan sektorsektor kegiatan ekonomi masyarakat. d. Mengembangkan jaringan prasarana wilayah yang hirarkis dan merata menjangkau seluruh wilayah kabupaten. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 17 Bab II

34 Strategi mengembangkan sistem pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan perannya yang terdiri dari PKW yang berintegrasi dengan PKL dan PPK, serta interaksi desa-kota yang saling menguntungkan dilakukan dengan: a. Membagi wilayah Kabupaten Bengkayang menjadi Enam Sub Wilayah Pembangunan (SWP), yaitu SWP I Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Raya Kepulauan, SWP II Kec. Samalantan, Monterado dan Capkala, SWP III adalah Kec. Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung SWP IV Suti Semarang, Ledo SWP V Kec. Sanggau Ledo, Tujuh Belas; dan SWP VI Kec. Jagoi Babang, Kec. Seluas, Kec. Siding. b. Mendorong Bengkayang sebagai PKW hingga dapat berperan sebagai PKW yang didukung pengembangan sarana prasarana berskala pelayanan kabupaten dengan fungsi sebagai simpul utama transportasi wilayah kabupaten, pusat kegiatan ekonomi wilayah kabupaten, pusat pemukiman, pusat pelayanan fasilitas sosial skala kabupaten, pusat kegiatan pemerintahan kabupaten. Strategi pengembangan wilayah-wilayah yang berbasis pertanian untuk mendukung Kabupaten Bengkayang sebagai lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Barat meliputi : a. Mengembangkan wilayah-wilayah dengan potensi unggulan pertanian. b. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan sektor pertanian c. menetapkan kawasan-kawasan yang merupakan lahan pertanian pangan berkelanjutan; Strategi pengendalian pemanfaatan lahan pertanian meliputi : a. Mempertahankan keberadaan penggunaan lahan sawah beririgasi teknis. b. Mengembangkan sawah baru pada kawasan potensial; c. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering Strategi penyelenggaraan penataan ruang untuk meningkatkan daya guna kawasan berfungsi lindung meliputi : a. mempertahankan luas kawasan lindung; b. mencegah alih fungsi lahan dalam kawasan lindung; c. minimalisasi kerusakan kawasan lindung akibat aktivitas manusia dan alam; d. merehabilitasi dan konservasi kawasan lindung; Strategi untuk mempertahankan luas kawasan lindung meliputi: a. mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah terganggu secara bertahap; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 18 Bab II

35 b. mengupayakan agar kawasan lindung yang berada di wilayah yang berbatasan dengan daerah (kabupaten/propinsi) lain menjadi satu kesatuan yang serasi dan terpadu; c. mempertahankan luas kawasan lindung di darat maupun laut sesuai tata batas kawasan hutan dan kawasan konservasi laut; d. melaksanakan berbagai kegiatan untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan; e. mempertahankan agar luas kawasan hutan minimal 30% dari luas setiap Daerah Aliran Sungai (DAS); f. mengatur semua kegiatan budidaya dalam kawasan lindung; g. mpengembangkan kerja sama regional dalam penanganan penyelamatan hutan h. mengatur pemanfaatan kawasan sempadan pantai, sungai, sumber mata air dan sempadan jalan; i. Mengalokasikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan luas minimal 30% dari setiap kawasan perkotaan dengan sebaran yang proporsional. Strategi untuk mencegah alih fungsi lahan kawasan lindung meliputi: a. mencegah terjadinya peladangan liar; b. memberdayakan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan; c. membuat tanda /tapal batas kawasan hutan; d. menetapkan luasan sawah berkelanjutan; e. memanfaatkan hutan produksi secara selektif dan berkelanjutan; f. mengembangkan kegiatan budidaya sesuai dengan kaedah dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. melarang kegiatan budidaya dalam kawasan hutan lindung; h. meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menghindari alih fungsi lahan kawasan lindung. Strategi untuk minimalisasi kerusakan kawasan lindung akibat aktivitas manusia dan alam meliputi: a. mereklamasi dan merehabilitasi lahan-lahan bekas pertambangan; b. memantau, mengawasi dan mengendalikan kegiatan pertambangan; c. melarang dan menghentikan kegiatan pertambangan tanpa ijin. Strategi untuk rehabilitasi dan konservasi kawasan lindung meliputi: a. merehabilitasi lahan-lahan kritis; b. merehabilitasi dan melindungi kawasan sumber mata air; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 19 Bab II

36 c. memelihara dan melestarikan sumberdaya alam pesisir, laut dan pulau-pulau kecil; d. meningkatkan upaya sosialisasi dan kesadaran kepada pemerintah, swasta dan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Strategi penyelenggaraan penataan ruang untuk percepatan pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata meliputi : a. Menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah; b. Memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah; c. Menetapkan wilayah untuk kegiatan agropolitan sesuai dengan potensi wilayahnya. d. mengembangakn kawasan industri untuk mengakomodir perkembangan industri manufaktur, pengolahan hasil hutan, perkebunan, hortikultura, pertanian, perikanan, peternakan, serta pengolahan bahan tambang dan galian; e. mengembangkan pariwisata secara terpadu sehingga terbentuk paket-paket wisata sesuai dengan keunggulan, kekhasan, dan kelengkapan jenis wisata dengan prioritas obyek-obyek wisata di kawasan-kawasan pariwisata potensial, yang telah ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan merupakan kekhasan daerah Kabupaten Bengkayang; f. Memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlandnya; g. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; h. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; i. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata meliputi : a. Mengembangkan sistem jaringan infrastruktur dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara; b. mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi darat yang dapat meningkatkan aksesibilitas antar pusat pengembangan dengan kawasan POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 20 Bab II

37 sekitarnya secara terpadu agar terciptanya peningkatan hubungan eksternal wilayah tersebut ke wilayah lain di sekitarnya,terciptanya keterkaitan internal yang kuat antar dua pusat pengembangan berikut dengan subpusat-subpusat pengembangannya serta memacu perkembangan wilayah secara menyeluruh. c. Memantapkan sistem prasarana dan peningkatan kualitas prasarana perhubungan laut dan sungai sesuai dengan fungsi yang ditetapkan terutama untuk meningkatkan pelayanan terhadap daerah kepulauan; d. mengembangkan sistim sarana dan prasarana transportasi udara; e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; f. Mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, pariwisata, industri dan daerah terisolir; g. Mendorong pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan informasi terutama di kawasan terisolir; dan h. Meningkatkan jaringan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik. i. meningkatkan pelayanan air bersih pada pusat permukiman serta pusat-pusat permukiman potensial berkembang lainnya terutama desa-desa pusat pertumbuhan; j. mengembangkan fasilitas telekomunikasi diarahkan pada kawasan-kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pengembangan wilayah, mendukung kawasan-kawasan yang sulit dijangkau sarana dan prasarana perhubungan serta terisolir. k. mengembangkan fasilitas pemasaran serta sarana dan prasarana peningkatan produksi terutama pada pusat permukiman PKL serta pusatpusat permukiman di desa-desa pusat pertumbuhan; l. mengembangkan jaringan irigasi terutama untuk pengembangan lahan pertanian di daerah pedalaman yang potensial dikembangkan untuk mendorong Kabupaten Bengkayang sebagai sentra produksi padi ; dan m. Menyelenggarakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Strategi pelaksanaan penataan ruang untuk penguatan kawasan perbatasan meliputi : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 21 Bab II

38 a. meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana, ekonomi serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia di kawasan perbatasan; b. meningkatkan kemampuan kerja sama kegiatan ekonomi antar kawasan perbatasan dengan kawasan negara tetangga dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai pintu gerbang lintas negara; c. meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat; dan penegakan supremasi hukum serta aturan perundang-undangan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan. d. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara lingkungan; e. mengembangkan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam lokal melalui pengembangan sektor-sektor unggulan; Strategi penyelenggaraan penataan ruang untuk percepatan pengembangan ekonomi dengan penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah berbasis agropolitan, industri dan pariwisata meliputi: a. menetapkan hierarki simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah; b. memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah; c. menetapkan wilayah untuk kegiatan agropolitan sesuai dengan potensi wilayahnya. d. mengembangkan kawasan industri untuk mengakomodir perkembangan industri manufaktur, pengolahan hasil hutan, perkebunan, hortikultura, pertanian, perikanan, peternakan, serta pengolahan bahan tambang dan galian; e. mengembangkan pariwisata secara terpadu sehingga terbentuk paket-paket wisata sesuai dengan keunggulan, kekhasan, dan kelengkapan jenis wisata dengan prioritas obyek-obyek wisata di kawasan-kawasan pariwisata potensial, yang telah ditunjang dengan keberadaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan merupakan kekhasan daerah Kabupaten Bengkayang; j. memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlandnya; k. menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya; l. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan; dan POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 22 Bab II

39 m. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, industri dan pariwisata meliputi : a. mengembangkan sistem jaringan infrastruktur dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara; b. mengembangkan sistem jaringan prasarana transportasi darat yang dapat meningkatkan aksesibilitas antar pusat pengembangan dengan kawasan sekitarnya secara terpadu agar terciptanya peningkatan hubungan eksternal wilayah tersebut ke wilayah lain di sekitarnya,terciptanya keterkaitan internal yang kuat antar dua pusat pengembangan berikut dengan subpusat-subpusat pengembangannya serta memacu perkembangan wilayah secara menyeluruh; c. memantapkan sistem prasarana dan peningkatan kualitas prasarana perhubungan laut dan sungai sesuai dengan fungsi yang ditetapkan terutama untuk meningkatkan pelayanan terhadap daerah kepulauan; d. mengembangkan sistim sarana dan prasarana transportasi udara; e. meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; f. mengembangkan akses jaringan jalan menuju kawasan pertanian, priwisata, industri dan daerah terisolir; g. mendorong pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan informasi terutama di kawasan terisolir; h. meningkatkan jaringan energi dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; i. meningkatkan pelayanan air bersih pada pusat permukiman serta pusat-pusat permukiman potensial berkembang lainnya terutama desa-desa pusat pertumbuhan; j. mengembangkan fasilitas telekomunikasi diarahkan pada kawasan-kawasan yang akan menjadi pusat-pusat pengembangan wilayah, mendukung kawasan-kawasan yang sulit dijangkau sarana dan prasarana perhubungan serta terisolir; k. mengembangkan fasilitas pemasaran serta sarana dan prasarana peningkatan produksi terutama pada pusat permukiman PKL serta pusatpusat permukiman di desa-desa pusat pertumbuhan; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 23 Bab II

40 l. mengembangkan jaringan irigasi terutama untuk pengembangan lahan pertanian di daerah pedalaman yang potensial dikembangkan untuk mendorong Kabupaten Bengkayang sebagai sentra produksi padi; dan m. menyelenggarakan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Strategi pelaksanaan penataan ruang untuk penguatan kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal, dalam rangka peningkatan pertahanan dan keamanan negara serta peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat meliputi : a. meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana ekonomi serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia di kawasan perbatasan, kawasan terisolir, kawasan terpencil dan kawasan tertinggal; b. meningkakan kemampuan kerja sama kegiatan ekonomi antar kawasan perbatasan dengan kawasan negara tetangga dalam rangka mewujudkan wilayah perbatasan sebagai pintu gerbang lintas negara; c. meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat; dan penegakan supremasi hukum serta aturan perundang-undangan terhadap setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan; d. meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memelihara lingkungan; dan e. mengembangkan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis sumber daya alam lokal melalui pengembangan sektor-sektor unggulan; f. menyiapkan lahan peruntukan khusus untuk pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan; dan g. mengembangkan jaringan jalan yang mendukung kegiatan pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Bengkayang Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Bengkayang merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat yang berhirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Rencana struktur ruang wilayah meliputi : a. Pusat-pusat kegiatan; b. sistem jaringan prasarana utama; c. sistem jaringan prasarana lainnya. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 24 Bab II

41 Pusat Kegiatan Pusat pusat kegiatan di Kabupaten Bengkayang meliputi : a. PKSN, yaitu Jagoi Babang b. PKWp, yaitu Kota Bengkayang; c. PKL, yaitu Kota Seluas, Ledo, Samalantan, Sungai Duri; d. PPK, yaitu Kota sungai Raya (Kec. Sungai Raya Kepulauan), Monterado, Lembang (Kec. Sanggau Ledo); dan e. PPL, yaitu Capkala, Pisak (Kec. TujuhBelas), Suti Semarang, Bana (Kec. Teriak), Suka Maju (Kec. Sungai Betung), Tempapan (Kec. Lembah Bawang), Tiga Berkat (Kec. Lumar), Sebujit (Kec. Siding). Pusat kegiatan di Kabupaten Bengkayang dibagi menjadi enam Sub Wilayah Pembangunan (SWP) yaitu: a. SWP I : Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Raya Kepulauan, b. SWP II: Kec. Samalantan, Monterado dan Capkala, c. SWP III : Kec. Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung, d. SWP IV : Kec. Suti Semarang, Ledo. e. SWP V : Kec. Sanggau Ledo, Tujuh Belas. f. SWP VI : Kec. Jagoi, Seluas, Siding Berdasarkan pembagian wilayah pengembangan maka rencana sistem pusat kegiatan yang meliputi sistem permukiman perkotaan dan sistem permukiman perdesaan. adalah : a. Pusat Pengembangan SWP I adalah Kota Sungai Duri (Kec.Sungai Raya) dan Karimunting (Kec.Sungai Raya Kepulauan). b. Pusat Pengembangan SWP II adalah Kota Samalantan, Monterado dan Capkala c. Pusat Pengembangan SWP III adalah Kota Bengkayang, Lembah Bawang, Lumar, Teriak, Sungai Betung dan Suti Semarang. d. Pusat Pengembangan SWP IV Ledo, Suti Semarang e. Pusat Pengembangan SWP V Pisak, Bange. f. Pusat Pengembangan SWP VI Kota Jagoi dan Sebujit. Pusat-pusat permukiman yang dikembangkan diutamakan pada yang dilintasi jalur antarsentra produksi dan antarpusat permukiman utama dalam rangka penyelarasan upaya peningkatan produksi dan produktivitas dengan upaya memperlancar pemasaran. Sistem pusat-pusat kegiatan dalam lingkup wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari: POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 25 Bab II

42 1) pusat kegiatan hirarki I: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan regional, dalam arti memiliki jangkauan pelayanan kabupaten; 2) pusat kegiatan hirarki II: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan subregional, yang skala pelayanannya mencakup beberapa kecamatan; 3) pusat kegiatan hirarki III: merupakan pusat pelayanan dengan skala pelayanan lokal, yang hanya melayani wilayah belakang dalam satu wilayah kecamatan; Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Sistem prasarana wilayah di Kabupaten Bengkayang yang dikembangkan meliputi: a. sistem jaringan transportasi b. sistem jaringan energi/kelistrikan c. sistem jaringan telekomunikasi d. sistem jaringan sumber daya air e. sistem jaringan prasarana lingkungan Rencana Sistem Prasarana Utama Sistem jaringan prasarana utama di wilayah Kabupaten Bengkayang meliputi sistem jaringan transportasi darat, sistem jaringan transportasi laut, sistem jaringan transportasi udara., yang secara umum arah pengembangannya untuk memacu perkembangan wilayah, menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, pelayanan sosial, pengawasan dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan dan pertahanan keamanan nasional. Sistem jaringan transportasi darat meliputi : a. Sistem jaringan transportasi jalan yang terdiri jaringan jalan nasional, jaringan jalan provinsi dan jaringan jalan kabupaten. b. Sistem jaringan kereta api c. Sistem terminal penumpang dan barang serta stasiun kereta api. d. Sistem jaringan angkutan sungai dan penyeberangan e. Sistem jaringan transportasi udara. Pengembangan tansportasi darat diarahkan untuk memperlancar hubungan antara wilayah pedalaman dengan wilayah pesisir pantai untuk menciptakan sinergi wilayah. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 26 Bab II

43 Sistem jaringan prasarana transportasi terdiri atas jaringan arteri primer, jaringan jalan kolektor primer, dan jaringan jalan lokal primer. Rencana pengembangan sistem jaringan jalan dalam rangka pengembangan wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari: A. Peningkatan kualitas jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah; B. Peningkatan kualitas jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal; dan C. Peningkatan kualitas jalan lokal primer yaitu jalan yang menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan dan antarpusat kegiatan lingkungan. D. Peningkatan jalan lingkungan yang menghubungkan antar sub-sub pusat dalam kota Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Sistem jaringan sumber daya air, terdiri atas : a. sistem jaringan sumber daya air nasional dan propinsi yang terkait dengan wilayah kabupaten; dan b. sistem jaringan sumber daya air kabupaten. Sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi : a. sistem jaringan sungai, yang mendukung WS dan DAS; b. daerah rawa; c. sistem pengendalian banjir; d. sistem jaringan irigasi, e. sistem jaringan air baku untuk air bersih; f. jaringan air bersih ke kelompok pengguna. Sistem jaringan prasarana sumber daya air direncanakan melalui pendekatan DAS dan cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang dengan memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumber daya air permukaan dan air tanah. Pengembangan penatagunaan air pada DAS untuk POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 27 Bab II

44 Kabupaten Bengkayang terutama pada sungai besar meliputi Sungai Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Duri, Sungai Raya,Sungai Sambas Kecil, Sungai Berabas, dan Sungai Tanggi yang termasuk dalam DAS Sambas, DAS Sungai Raya, DAS Sungai Duri. Jaringan sungai meliputi Sungai Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Teriak, Sungai Sambas Kecil, Sungai Berabas, Sungai Ledo, dan Sungai Tanggi. Daerah rawa meliputi; DR Sungai Raya, DR Sungai Pangkalan dan DR Sungai Baung. Sistem jaringan sungai memiliki fungsi sebagai sumber air untuk pertanian, sumber air permukiman, transportasi, dan pembangkit listrik. Rencana pengembangan sistem prasarana jaringan irigasi untuk mendukung pengembangan kawasan budidaya pertanian lahan basah dimana Kabupaten Bengkayang ditetapkan sebagai sebagai sentra produksi tanaman padi yang terletak di Kecamatan Capkala, Samalantan, Monterado,Teriak, Lumar dan Sanggau Ledo. Sistem jaringan air baku di Kabupaten Bengkayang terdiri atas jaringan prasarana air baku untuk penyediaan air minum, jaringan prasarana air baku untuk industri, dan jaringan prasarana air baku untuk pertanian. Sistem jaringan air baku bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan domestik/rumah tangga, kegiatan sentra industri, kegiatan perkotaan, dan kegiatan pertanian. Rencana pengembangan prasarana air baku untuk air bersih meliputi: pengembangan intake air baku, jaringan pipa transmisi air baku untuk melayani kebutuhan air bersih kabupaten dan lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Lumar, Kecamatan Lembah Bawang, Kecamatan Ledo, Kecamatan Tujuh Belas dan Kecamatan Jagoi Babang. Antara lain: a. membangun instalasi air bersih untuk pusat-pusat permukiman yang merupakan pusat kegiatan lokal serta pusat-pusat permukiman yang jumlah penduduknya terbanyak, serta mengalami kesulitan mendapatkan air bersih di musim kemarau; b. mencari sumber-sumber air bersih baru untuk meningkatkan kapasitas air bersih yang sudah ada sekarang. Sistem jaringan pipa transmisi air bersih terdapat di Ibukota kabupaten dan seluruh Kecamatan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 28 Bab II

45 Sistem pengendalian banjir di Kabupaten Bengkayang berfungsi untuk pengamanan kawasan rawan banjir di Kabupaten Bengkayang. Sistem pengendalian banjir terdiri atas sistem pengendalian banjir Sungai Kumba, Sungai Bengkayang Kecil, Sungai Sebalo, Sungai Duri dan Sungai Raya dan dikembangkan di daerah rawan banjir : a. normalisasi sungai; b. pembangunan kanal pengendali banjir apabila sungai yang ada tidak memungkinkan untuk diperbesar dimensi salurannya; c. pembuatan pintu pengatur air; dan/atau d. pembangunan tanggul dan bendungan pengendali Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan Rencana pembangunan persampahan lokasi TPA di di Dusun Magmagan Desa Magmagan Karya Kecamatan Lumar. Sistem pengelolaan persampahan di wilayah Kabupaten Bengkayang diselenggarakan untuk meminimalkan volume sampah, memanfaatkan kembali sampah, mendaur ulang, dan mengolah sampah.peta rencana struktur ruang tahun 2028 dapat dilihat pada Gambar 2.5. Sistem prasarana dan sarana persampahan meliputi : a. pengembangan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Kota Bengkayang di Magmagan, Kota Sanggau Ledo dan Kota Sungai Duri dengan sistem sanitary landfill; b. pengembangan TPS (tempat pembuangan sementara) untuk setiap Ibu Kota Kecamatan; c. Sistem pengelolaan sampah meliputi sistem pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan; d. Sistem pengelolaan sampah secara lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati. Sistem prasarana dan sarana sanitasi meliputi pengembangan sistem drainase, sistem pengolahan air limbah rumah tangga, dan sistem pengolahan air limbah industri. Pengembangan sistem drainase dikembangkan terutama di sepanjang jaringan jalan utama serta di kawasan perkotaan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 29 Bab II

46 Sistem pengolahan air limbah rumah tangga dikembangkan dengan menggunakan onsite treatment dan offsite treatment di ibukota Kabupaten dan ibukota kecamatan di seluruh wilayah kabupaten. Sistem pengolahan air limbah industri dilakukan di setiap kawasan industri secara terpadu sesuai ketentuan teknis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 30 Bab II

47 Peta 2.3. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 31 Bab II

48 2.4.3 Pola Ruang Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Bengkayang meliputi : a. Kawasan Lindung. b. Kawasan Budidaya. Penetapan kawasan lindung mengacu pada kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung yang ditetapkan oleh nasional, provinsi dan kabupaten. Penetapan kawasan budidaya mengacu pada kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan budidaya provinsi dan kabupaten Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Bengkayang meliputi : a. hutan lindung; b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya; c. kawasan perlindungan setempat; d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; e. kawasan rawan bencana alam;dan f. kawasan lindung lainnya. a. Hutan lindung terdapat di Kecamatan Monterado, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak, Lumar, Ledo, Seluas dan Siding yang meliputi Gunung Bawang, Penrinssen Sinjang, dan Pandan Puloh seluas kurang lebih Ha. Kawasan hutan lindung ditetapkan dengan kriteria: kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih; kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen); atau kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit (dua ribu) meter di atas permukaan laut. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Bengkayang seluas Ha atau 8,68 % dari luas keseluruhan kawasan lindung tersebar di Kecamatan Bengkayang, Sungai Betung, Lumar, Teriak, Suti Semarang, Tujuh Belas dan Siding. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 32 Bab II

49 b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan hutan lindung adalah kawasan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,air tanah dan air permukaan. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri atas: di Kecamatan Sungai Raya, Capkala, Sungai Raya Kepulauan, Samalantan, Monterado, Lembah Bawang, Seluas, Jagoi Babang dan Siding seluas kurang lebih Ha. Kawasan resapan air, terdapat di Gunung Bawang, Gunung Nyiut, Gunung Pandan Puloh, Gunung Penrinsen Sinjang, Gunung Raya Pasi dan Gunung Jalo seluas kurang lebih Ha. c. Kawasan perlindungan setempat; Kawasan perlindungan setempat yaitu : Kawasan Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepian (diluar kawasan pantai berhutan bakau) yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 m kearah darat dihitung dari titik pasang tertinggi di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan (termasuk pantai pulaupulau kecil). Kawasan Sempadan Sungai yaitu kawasan berupa jalur dengan lebar tertentu yang memanjang di sepanjang kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan, kanal, dan saluran irigasi primer. Kawasan sempadan sungai terbagi menjadi dua yaitu sungai besar yaitu DAS Sambas, DAS Sungai Duri, DAS Sungai Raya dan sungai kecil Sungai Sebalo, Sungai Kumba, Sungai Tanggi. Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasan sepanjang tepian danaudanau/waduk yang lebarnya : Untuk danau/waduk bertanggul adalah 20 meter dari batas luar tanggul; Untuk danau/waduk tidak bertanggul dengan daerah tepian berkemiringan kurang dari 2% adalah 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat; Untuk danau/waduk dengan daerah tepian berkemiringan lebih dari 2% adalah 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat terdapat di Kecamatan Bengkayang : Danau Sentagi, Kecamatan Samalantan : Danau POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 33 Bab II

50 Kayu Abok, Kecamatan Teriak : Danau Kara, Kecamatan Monterado : Danau Taipi dan Kacamtai, Kecamatan Lembah Bawang: Danau Papan Tambawang. dengan ketentuan : - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 20 meter dari batas luar tanggul untuk danau/waduk bertanggul; - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi untuk danau/waduk tidak bertanggul dengan daerah tepian berkemiringan kurang dari 2 %; dan - daratan di sekeliling tepi danau/waduk dengan lebar minimal 50 meter dari titik pasang tertinggi untuk danau/waduk dengan daerah tepian berkemiringan lebih dari 2%. Kawasan sekitar mata air yang ditetapkan adalah sekitar mata air dengan radius minimal 200 meter. Kawasan sekitar mata air terdapat di Kecamatan Sungai Betung (Riam Pelayo, Sebawak, Into), Kecamatan Teriak (Riam Taruna, Melancar), Kecamatan Lumar (Riam Madi, Nangun Rasau, Dio Batu, Batu Timah, Ceret, Sentoro, Turah Insap, Baguruh, Makamok, Doyot), Kecamatan Ledo (Riam Benian, Banyi), Kecamatan Sanggau Ledo (Riam Jugan), Kecamatan Tujuh Belas (Riam Merasap, Menajur, Marum), Kecamatan Suti Semarang (Ampang, Abah), Kecamatan Seluas (Riam Berawan t, Sebuluh, Bawek, Bangaram, Kadu, Abak, Stato), dan Kecamatan Jagoi Babang (Riam Seraum) dengan ketentuan daratan sekeliling mata air dengan radius minimal 200 meter dari titik tepi mata air. d. Kawasan, pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya; Kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya adalah adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya; Kawasan pelestarian alam, suaka alam dan cagar budaya meliputi : a. Kawasan cagar alam dan cagar alam laut Kawasan cagar alam dan cagar alam laut di Kab. Bengkayang yaitu cagar alam Niut-Penrissen. Gunung Raya Pasi di Kecamatan Monterado seluas kurang lebih 875 Ha. b. Kawasan pantai berhutan bakau POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 34 Bab II

51 Kawasan pantai berhutan yaitu kawasan pantai berhutan bakau, yaitu kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan; Kawasan pantai berhutan bakau terletak di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. Pulau Penata Besar dan pesisir pantai di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan seluas kurang lebih 70 Ha. c. Kawasan Taman Nasional Kawasan taman nasional, terdapat di Gunung Nyiut di Kecamatan Ledo, Suti Semarang, Seluas dan Tujuh Belas seluas kurang lebih Ha. d. Kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut Kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut yaitu Taman Wisata Alam Laut Bengkayang. e. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Merupakan kawasan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan ini terletak: a. di Kecamatan Samalantan ( Rumah Adat Panjang, Tugu Perdamaian, Makam Nek Dari, Kubu Pertahanan/Intai Belanda) b. di Kecamatan Siding (Rumah Adat Baluk) c. di Kecamatan Bengkayang (Goa Romo dan Gedung Pancasila) d. di Kecamatan Monterado (Salip Raksasa, Tiang Bendera Cina dan Makam Asisten Residen Australia) e. di jalur Singkawang Bengkayang Kecamatan Sungai Betung (Benteng Vandering) f. di Kecamatan Jagoi (Tugu Perbatasan Malindo). e. Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana alam, terdiri atas: a. kawasan rawan tanah longsor; b. kawasan rawan gelombang pasang; dan c. kawasan rawan banjir. Kawasan rawan tanah longsor tersebar di seluruh kecamatan pada daerah-daerah yang kondisi topografinya berupa perbukitan dan pegunungan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 35 Bab II

52 Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan yang merupakan bagian dari wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Kawasan rawan banjir tersebar di seluruh kecamatan pada daerah-daerah disekitar sungai besar dan kecil. f. Kawasan Lindung Lainnya (1) Kawasan lindung lainnya terdiri atas : a. kawasan konservasi perairan laut daerah (KKLD); b. kawasan terumbu karang; dan c. kawasan pelestarian habitat populasi penyu. (2) Kawasan konservasi perairan laut daerah (KKLD) seluas kurang lebih Ha di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. (3) Kawasan terumbu karang terdapat di Pulau Lemukutan, Randayan dan Kabung di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan seluas 36 Ha. Kawasan pelestarian habitat populasi penyu terdapat di Pulau Baru dan Randayan Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya a. Kawasan budidaya terdiri atas : 1. Kawasan peruntukan hutan produksi 2. kawasan peruntukan hutan rakyat; 3. Kawasan peruntukan pertanian 4. Kawasan peruntukan perikanan 5. Kawasan peruntukan pertambangan 6. Kawasan peruntukan industri 7. Kawasan peruntukan pariwisata 8. Kawasan peruntukan permukiman 9. Kawasan peruntukan perkebunan 10. Kawasan peruntukan peternakan 11. Kawasan peruntukan lainnya. b. Kawasan peruntukan hutan produksi Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap dan hutan produksi yang dapat dikonversi. Alokasi luas kawasan hutan adalah : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 36 Bab II

53 Kawasan hutan produksi terletak di Kecamatan Suti Semarang, Teriak, Siding, Lumar seluas Ha. Kawasan hutan produksi terletak di Kecamatan Siding atas seluas kurang lebih Ha. Kawasan hutan produksi konversi seluas kurang lebih Ha. Kawasan Hutan Adat dan Kawasan Hutan Hak yang terletak di setiap Kecamatan se Kabupaten Bengkayang. c. Kawasan peruntukan pertanian, Kawasan peruntukan pertanian, terdiri atas: a. kawasan budidaya pertanian tanaman pangan; b. kawasan budidaya pertanian hortikultura; c. kawasan budidaya perkebunan; dan d. kawasan budidaya peternakan. Kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan : pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan holtikultura. Kabupaten Bengkayang dalam lingkup provinsi telah ditetapkan sebagai salah satu sentra produksi padi di Kalimantan Barat. Usaha budidaya pertanian lahan basah dikembangkan dengan usaha ekstensifikasi, pertanian lestari dan intensifikasi. Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian lahan basah di Kabupaten Bengkayang dikembangkan tersebar di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Monterado, Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Teriak, Lumar, Ledo, Sanggau ledo, Tujuh Belas, Seluas dan Jagoi Babang dan Sanggau Ledo seluas kurang lebih ha. Sedangkan kawasan pertanian lahan kering direncanakan pengembangannya seluas kurang lebih Ha berdasarkan prioritas komoditas adalah sebagai berikut: a. Padi ladang di prioritaskan di Kecamatan Siding, Seluas, Jagoi Babang, Sanggau Ledo, Ledo, Suti Semarang, dan Lembah Bawang. b. Jagung dan komoditas lainnya Kecamatan Sungai Raya, Samalantan, Lembah Bawang, Lumar, Sungai Betung, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Seluas, Jagoi Babang, dan Siding, c. Kacang kedelai di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan dan Capkala. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 37 Bab II

54 d. Kacang tanah di prioritaskan di Kecamatan Samalantan, Lembah Bawang, Lumar, Ledo dan Suti Semarang. e. Kacang hijau di prioritaskan di Kecamatan Suti Semarang, Seluas, Siding, Seluas dan Jagoi Babang. f. Ubi kayu dan ubi jalar pengembangannya di seluruh Kabupaten Bengkayang. g. Pisang di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Capkala, Monterado, Samalantan. Bengkayang, Ledo, Lumar dan Siding. h. Tanaman holtikultura (sayuran dan buah-buahan) di prioritaskan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Monterado, Samalantan, Sungai Betung, Bengkayang, Teriak dan Ledo. d. Kawasan peruntukan perkebunan Kawasan perkebunan direncanakan pengembangannya seluas kurang lebih Ha yang berdasarkan prioritas komoditasnya adalah sebagai berikut: a. Karet di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang. b. Kelapa di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan dan Capkala. c. Kelapa sawit di seluruh Kecamatan kecuali Kecamatan Siding. d. Lada di Kecamatan Seluas, Sanggau Ledo, Tujuh Belas, Bengkayang dan Lumar. e. Kopi di Kecamatan Lumar, Sanggau Ledo dan Teriak. f. Cengkeh di Kecamatan Sungai Raya dan Sungai Raya Kepulauan. g. Kakao di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Sanggau Ledo, Seluas, Jagoi Babang dan Siding. h. Jarak di Kecamatan Capkala dan Monterado. i. Kemiri di Kecamatan Sanggau Ledo, Teriak dan Lumar. j. Pinang di Kecamatan Samalantan, Lembah Bawang, Sungai Betung, Teriak dan Siding. Selain pada lahan yang direncanakan sebagai Kawasan Perkebunan, kegiatan perkebunan berskala besar dapat dikembangkan pada lahan yang direncanakan sebagai Kawasan strategis atau kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK). e. Kawasan peruntukan perikanan Kawasan budidaya perikanan meliputi : a. kawasan budidaya perikanan laut di di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan dan secara khusus di sekitar Pulau Semesak, Lemukutan, Penata Besar dan Kecil serta Pulau Kabung; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 38 Bab II

55 b. kawasan budidaya perikanan payau di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Raya Kepulauan; c. kawasan budidaya perikanan air tawar di seluruh kecamatan pedalaman. dan secara khusus dapat dilakukan di aliran sungai Seluas, Sanggau Ledo, Ledo, Sungai Raya, Sungai Duri, Sungai Pangkalan, Sungai Keran. Kawasan perikanan dapat dikembangkan dengan mengkonversi kawasan budidaya lainnya kecuali pada kawasan hutan lindung (HL), kawasan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan hutan produksi tetap (HP), kawasan pariwisata, kawasan pertambangan, kawasan perkotaan, dan kawasan industri. f. Kawasan untuk peternakan Kawasan usaha peternakan direncanakan pengembangannya yang menurut komoditasnya adalah: Jenis ternak besar (Sapi, Kerbau, dan Kuda) di kembangkan di Kecamatan Monterado, Samalantan, Lumar Sungai Betung, Sanggau Ledo, Tujuh Belas dan Bengkayang. Jenis ternak kecil (Kambing, Domba dan Babi) di kembangkan di Kecamatan Seluas, Jagoi Babang, Ledo, Sanggau Ledo, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang dan Siding. Jenis ternak unggas (Ayam Buras, Ayam Ras dan Itik) dikembangkan di Kecamatan Sungai Raya, Sungai Raya Kepulauan, Monterado, Samalantan, Bengkayang dan Sanggau Ledo Seluas. Kawasan usaha peternakan dapat dikembangkan dengan mengkonversi kawasan budidaya lainnya kecuali pada kawasan hutan lindung (HL), kawasan hutan produksi terbatas (HPT), kawasan hutan produksi tetap (HP), kawasan pariwisata, kawasan pertambangan, kawasan perkotaan, dan kawasan industri. g. Kawasan peruntukan industri Kawasan peruntukan industri meliputi : a. kawasan peruntukan industri pengolahan; b. kawasan peruntukan industri kecil dan menengah tersebar di seluruh Kabupaten Bengkayang. Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Bengkayang terletak di Sungai Raya Kepulauan dan Ledo. h. Kawasan peruntukan pertambangan Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan kriteria: a. Memiliki sumber daya bahan tambang berdasarkan peta/data geologi; POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 39 Bab II

56 b. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan; dan/atau c. Merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil. Potensi pertambangan meliputi : a. Mineral Logam seperti Emas, Tembaga, Perak, Timbal, Timah, Mangan, Bauksit, Air Raksa, Besi, Galena, Zirkonium, Ilmenit dan Alumunium. b. Mineral Bukan Logam seperti Intan, Pasir Kuarsa, Belerang, Fosfat, Asbes, Mika, Magnesit, Oker, Ball Clay, Kaolin, Feldspar, Gypsum, Zircon, Tawas, Batu Kuarsa, Garam Batu, dan Batu Gamping. c. Batuan seperti Granit, Granodiorit, Andesit, Basalt, Tanah Liat, Tanah Urug, Batu Apung, Kristal Kuarsa, Giok, Sirtu Sungai. d. Batubara seperti Batubara dan Gambut Kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten Bengkayang seluas Ha mencakup kawasan : a. Pertambangan Kaolin di Kecamatan Capkala, Monterado, dan Lumar; b. Pertambangan Emas di Kecamatan Capkala, Samalantan, Monterado, Bengkayang dan Lumar; c. Pertambangan Batu Bara di Kecamatan Seluas dan Ledo; d. Pertambangan Granit di Kecamatan Sungai Raya dan Jagoi Babang; e. Pertambangan Antimoni di Kecamatan Bengkayang dan Ledo; f. Pertambangan Timah Hitam di Kecamatan Lumar dan Sungai Betung; g. Pertambangan Timah Putih di Kecamatan Monterado; h. Pertambangan Molibdenit di kecamatan Sungai Raya dan Bengkayang; i. Pertambangan Pasir Kuarsa di Sungai Raya j. Pertambangan Alluminium di kecamatan Sungai Raya k. Pertambangan Andesit di Kecamatan Sungai Raya, Samalantan dan Lumar; l. Pertambangan Diorit di Kecamatan Samalantan m. Pertambangan Perak di Kecamatan Monterado n. Pertambangan Bauksit di Kecamatan Bengkayang dan Seluas. i. Kawasan peruntukan pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Bengkayang meliputi : a. kawasan peruntukan pariwisata budaya; b. kawasan peruntukan pariwisata alam; Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 40 Bab II

57 b. mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan. Kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi : a. Rumah Adat Panjang di Kec. Samalantan b. Rumah Adat di Kec Siding c. Kec.Bengkayang d. Kec.Monterado Kawasan peruntukan pariwisata alam terletak di a. Air Terjun di Kec.Bengkayang, Kec.Lumar, Suti Semarang, Sanggau Ledo, TujuhBelas, Siding. b. Air panas di Jagoi Babang c. Danau Taipi di Kec. Monterado d. Wisata bahari di Kec. Sungai Raya Kepulauan. j. Kawasan peruntukan permukiman Kawasan permukiman meliputi: a. kawasan permukiman perkotaan yang terdiri dari ibukota kabupaten, ibukota kecamatan, dan pusat desa yang direncanakan menjadi ibukota kecamatan.,yaitu di kota Bengkayang dan semua ibukota kecamatan. b. kawasan permukiman perdesaan yang terletak di semua desa termasuk di daerah transmigrasi kecuali yang berlokasi di kawasan lindung atau kawasan yang direncanakan menjadi kawasan perkotaan. c. Kegiatan pertanian yang bersifat produktif tidak diperkenankan dikembangkan di kawasan permukiman perkotaan d. Pembangunan jaringan irigasi diupayakan menjauhi dan tidak dilakukan di kawasan permukiman perkotaan. Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria: a. berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana alam dan bencana alam buatan; b. memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan; dan/atau c. memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung. Rencana pengembangan kawasan permukiman yaitu : a. Rencana pengembangan peruntukan permukiman perkotaan adalah kawasan permukiman kota Bengkayang dan semua ibukota kecamatan b. Perluasan kawasan permukiman perkotaan dapat dilakukan dengan mengkonversi lahan yang diperuntukan bagi kegiatan pertanian lahan kering dan tidak memanfaatkan kawasan lindung dan lahan irigasi teknis. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 41 Bab II

58 c. Pengembangan kawasan perdesaan terhadap kawasan yang terpencil yaitu di Kec. Siding, Seluas,Jagoi Babang,Suti Semarang, Lembah Bawang dan Teriak. d. Untuk pengembangan Pembangunan Transmigrasi Baru (PTB) diarahkan di Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Tujuh Belas. Sedangkan untuk Kota Terpadu Mandiri (KTM direncanakan di Kecamatan Sanggau Ledo dan Kecamatan Jagoi Babang. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 42 Bab II

59 Peta 2.4. Rencana Pola Ruang Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 43 Bab II

60 2.5 Sosial dan Budaya Sosial Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan sebagai salah satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu bangsa. Apabila tingkat pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga akan semakin bagus. Pada tahun 2011, terdapat 245 SD, 6 MI, 65 SLTP, 6 MTs, 21 SLTA, 3 Aliyah, dan 5 SMK di Kabupa-ten Bengkayang. Pada tahun 2010, Sejumlah TK yang ada menampung siswa dan 65 tenaga pengajar. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa rasio guru dan murid untuk tingkat pendidikan TK pada tahun 2010 adalah sebesar 17. Artinya bahwa satu orang guru masih harus mengawasi 17 siswa. Rasio murid dan guru TK ini dapat menggambarkan ketersediaan tenaga pengajar terhadap sejumlah murid tertentu. Jika rasio murid terhadap guru kecil atau jumlah murid yang diawasi oleh seorang guru sedikit maka diharapkan dapat berakibat baik terhadap murid yang ada karena perkembangan siswa akan lebih dapat diperhatikan. Jumlah gedung sekolah SD yang ada di Kabupaten Bengkayang pada tahun 2011 sebanyak 245 bangunan (241 SD negeri dan 4 SD swasta), jumlah gedung MI sebanyak 6 bangunan (semuanya swasta), gedung SLTP sebanyak 65 bangunan (52 SLTP negeri dan 13 SLTP swasta), dan gedung MTs sebanyak 6 bangunan (semuanya swasta). dapat dilihat pada Tabel Lingkungan dan Permukiman Secara umum persentase kemiskinan Kabupaten Bengkayang mengalami penurunan namun garis kemiskinan terjadi peningkatan pada tahun 2008 sebesar (Rp/Kap/Bulan) hingga pada tahun 2012 mencapai (Rp/Kap/Bulan). Sedangkan jumlah pen duduk miskin pada tahun 2008 sebesar jiwa mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi jiwa. Persentase kemiskinan di Kabupaten Bengkayang dari tahun 2008 sebesar 9,41% mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 6,74%. dapat dilihat pada Tabel POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 44 Bab II

61 Tabel Banyaknya Sekolah, Guru, Dan Murid Di Kabupaten Bengkayang Menurut Jenis Sekolah Tahun 2011 JENIS SEKOLAH KIND OF SCHOOL 1. TK Negeri/Swasta *) State/Private Kindergarten 2. SD Negeri/Swasta State/Private Elementary School SEKOLAH SCHOOL GURU TEACHER MURID STUDENT (1) (2) (3) (4) 3. MI Negeri/Swasta State/Private Islamic Elementary School 4. SLTP Negeri/Swasta State/Private Junior High School 5. MTs Negeri/Swasta State/Private Islamic Junior High School 6. SLTA Negeri/Swasta State/Private Senior High School 7. Aliyah Negeri/Swasta State/Private Islamic Senior High School 8. SMK Negeri/Swasta State/Private Vocational Senior High School Sumber/Source: Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang Tabel 2.12 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Bengkayang Tahun Tahun Year Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan Poverty Line (Rp/Capita/Mo nth) Penduduk Miskin/ Poor Population Jumlah (000) Total (000) Persentage Percentage (1) (2) (3) (4) ,1 9, ,9 7, ,8 7, ,8 7, ,9 6,74 Sumber/Source: Badan Pusat Statitik Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 45 Bab II

62 Jumlah rumah tangga miskin menurut hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PP:S) Tahun 2011 dari BPS, jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Bengkayang berjumlah Rumah Tangga. Jumlah Rumah Tangga miskin terbanyak terdapat di Kecamatan Monterado dengan rumah tangga. Jumlah Rumah Tangga miskin terendah terdapat di Kecamatan Monterado dengan 374 rumah tangga. Lihat Tabel Tabel 2.13 Jumlah Rumah Tangga Miskin Kabupaten Bengkayang NO NAMA KECAMATAN JUMLAH JIWA JUMLAH KK JUMLAH RUMAH TANGGA MISKIN (1) (2) (3) (4) (5) 1 SUNGAI RAYA SUNGAI RAYA KEPULAUAN CAPKALA MONTERADO SAMALANTAN LEMBAH BAWANG SUNGAI BETUNG TERIAK LUMAR LEDO SUTI SEMARANG SANGGAU LEDO TUJUH BELAS SELUAS JAGOI BABANG SIDING JUMLAH Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 46 Bab II

63 Tabel 2.14 Jenis dan Jumlah Rumah Kabupaten Bengkayang NO NAMA KECAMATAN JUMLAH JIWA JUMLAH KK JENIS RUMAH ( KK ) BAMBU KAYU BETON TIDAK PUNYA RUMAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 SUNGAI RAYA SUNGAI RAYA 2 KEPULAUAN CAPKALA 4 MONTERADO SAMALANTAN LEMBAH BAWANG SUNGAI BETUNG TERIAK 10 LUMAR LEDO SUTI SEMARANG SANGGAU LEDO TUJUH BELAS SELUAS JAGOI 16 BABANG SIDING JUMLAH Sumber : BPS, Kabupaten Dalam Angka, Tahun POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 47 Bab II

64 2.5.2 Budaya Kondisi sosial kemasyarakatan di Kabupaten Bengkayang tidak bisa dilepaskan dari karakteristik lingkup budaya Dayak, Melayu dan Tionghoa, yang terpengaruh oleh tradisi Budaya Melayu sehingga sifat kegotong-royongan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat menonjol. Sebagai perwujudannya adalah media kesenian yang mencerminkan budaya masyarakat Kabupaten Bengkayang antara lain Acara Nyobeng dan Maka Dio, Cap Gomeh, dan lain lain. Acara Adat Nyobeng 2.6 Kelembagaan dan Pemerintah Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 10 tahun 2012 tentang Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bengkayang seperti yang tertera pada gambar 2.1 dan gambar 2.2. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 48 Bab II

65 Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bengkayang BUPATI WAKIL BUPATI DPRD Sekretaris Daerah Staf Ahli Asisten I Pemerintahan dan Hukum Asisten II Perekonomian dan Kesra Asisten III Administrasi dan Umum Bagian Pemerintahan Bagian Hukum Bagian Perekonomian & Pembangunan Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Umum Bagian Humas & Protokol Bagian Organisasi Badan Pengelola Perbatasan Inspektorat Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dinas Pendidikan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Sekretaris DPRD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Satuan Polisi Pamong Praja Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kecamatan Kelurahan Keterangan: Garis komando Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kantor Lingkungan hidup Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi Daerah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Rumah Sakit Umum Daerah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Kesehatan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pertanian Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Pendapatan Daerah POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 49 Bab II

66 Gambar 2.2 Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Bengkayang BUPATI BAPPEDA Bidang Fisk dan Tata Ruang DINAS PU Bidang Cipta Karya DINKES Bidang Pencegahan dan Penaggulang an Penyakit KLH Kasi Dampak dan Hukum LH DPKAD Bidang Penganggara n dan Pembiayaan BPMPDP2KAB Bidang Pemberdayaan Masyarakat Keterangan : Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung (Stakeholder Mitra) POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 50 Bab II

67 Bab 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi Dalam penyusunan buku putih Sanitasi dan SSK Kabupaten Bengkayang tahun ini, telah disepakati bersama Pokja PPSP dan Stake Holder terkait pada acara Lokalatih dan penyamaan persepsi program PPSP pada Tanggal 8 Mei tentang wilayah kajian. Dalam kegiatan lokalatih I tersebut telah disepakati bersama untuk wilayah kajian adalah sebelas kecamatan dari Tujuh Belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkayang yakni, Sungai Raya, Capkala, Monterado, Samalantan, Teriak, Bengkayang, Lumar, Ledo, Sanggau Ledo, Seluas dan Jagoi Babang. Lihat di Gambar 1.1. Buku Putih sanitasi Kabupaten Bengkayang ini merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi sanitasi atau profil sanitasi di Kabupaten Bengkayang yang akan menjadi menjadi salah satu alat yang penting dalam rangka promosi kesehatan dan penyusunan strategi sanitasi kabupaten (SSK). Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang ini berisi tentang pendalaman kondisi sanitasi wilayah yakni tentang pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan dan pengelolaan komponen terkait lainnya seperti pengelolaan air bersih, pengelolaan air limbah domestik, industri dan limbah medis. P embangunan bidang sanitasi di banyak daerah masih belum mendapatkan perhatian yang besar dan serius. Hal ini dikarenakan para pemangku kepentingan belum begitu memprioritaskan sektor ini. Kalau pun sudah mendapat perhatian seperti yang dilakukan di beberapa kota, maka penanganannya belum terintegrasi dengan baik. Sehingga masih tingginya penyakit yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk, dan rendahnya kualitas lingkungan hidup di masyarakat pemukiman. Pembangunan sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi memerlukan data yang akurat untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya guna merumuskan strategi penanganan yang tepat. Penangangan drainase lingkungan, air bersih, sampah lingkungan perumahan, pembuangan limbah cair dan padat dari rumah-rumah tangga, dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya yang harus dilaksanakan dan diusahakan oleh banyak pihak. Hal ini menyangkut perilaku hidup masyarakat, sarana dan prasarana yang harus disiapkan pemerintah, swasta dan juga mayarakat, dana yang harus dianggarkan, peraturan yang harus dibuat dan bahkan kemungkinan kelembagaan yang harus dibentuk dan dijalankan. Dari segi keuangan, belanja sanitasi daerah Kabupaten Bengkayang dapat digambarkan sebagaimana tabel dibawah ini : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 1 Bab III

68 Gambar 3.1 Peta Wilayah Kajian Sanitasi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 2 Bab III

69 Tabel 3.1 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Bengkayang Tahun 2009 No Uraian Belanja Sanitasi Belanja Sanitasi , , , ,00 Air Limbah 0,00 Domestik Sampah Rumah 0,00 Tangga Drainase 0,00 Lingkungan Rata-Rata Pertumbuhan (%) 84,56% 13,91% 214,76% 118,83% 1.4 PHBS 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% 2 Dana Alokasi Khusus 0, , , , ,00 24,26% 2.1. DAK Sanitasi 0, ,53% DAK 2.2. Lingkungan 0,00 21,59% Hidup DAK 2.3. Perumahan dan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% Permukiman 3 Pinjaman / Hibah Untuk Sanitasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00% Belanja APBD Murni Untuk -442,94% - ( ,00) ,00 ( ,00) ( ,00) Sanitasi Total Belanja Langsung Untuk 48,85% , , , ,00 Sanitasi % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 0,00% -8,08% 31,04% -7,27% -8,21% -269,77% Sumber : APBD tahun 2009 diolah Tabel 3.2 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi b Potensi retribusi Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi b Potensi retribusi Retribusi Drainase 3.a Realisasi retribusi b Potensi retribusi Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi Total Realisasi Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Sumber : DPPKAD Kabupaten Bengkayang (Tidak ada Data) Pertumbuh an (%) POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 1 Bab III

70 Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Bengkayang saat ini belum memberikan kepuasan yang memadai bagi banyak pihak. Sebagai salah satu indikator misalnya Kantor air, yang berfungsi sebagai penerima drainase permukaan dan limbah cair rumah tangga, pada beberapa kawasan kualitasnya cenderung menurun dari tahun ke tahun, dan sampai saat ini belum terlihat adanya upaya signifikan yang dapat memberikan keyakinan kepada kita semua bahwa kualitasnya sudah mengarah ke arah yang lebih baik. Kita ketahui bersama pula bahwa telah dilakukan upaya dan kegiatan-kegiatan pembangunan di bidang sanitasi di Kabupaten Bengkayang guna meningkatkan kualitas lingkungan, baik berupa kegiatan fisik maupun berupa upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Perlu disadari bahwa derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan budaya hidup masyarakat. Dikarenakan empat faktor tersebut selalu dinamis, maka derajat kesehatan masyarakat harus diupayakan secara terus-menerus, salah satunya melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Kondisi pengelolaan sanitasi yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada uraian kegiatan Promosi higiene dan sanitasi yang berawal dari tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh KLB Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 2 Bab III

71 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga Rumah merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia disamping sandang dan pangan, rumah dikatakan sehat apabila rumah tersebut memenuhi empat kriteria dasar sanitasi yang baik, yaitu memiliki jamban yang sehat, akses air bersih, sampah dan sarana pembuangan air limbah. Untuk mengetahui kondisi PHBS tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang dalam menciptakan lingkungan yang sehat mengacu kepada 5 (lima) pilar STBM, yaitu : 1. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 2. Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 3. Pengolahan Air Minum 4. Pengelolaan Sampah 5. Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) Kondisi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang, dapat dilihat dari ketersediaan jamban yang sehat, saluran air limbah dan drainase lingkungan yang lancar, adanya akses air bersih dan tersedia setiap saat, dan ketersediaan prasarana dan sarana persampahan. Adapun PHBS di tatanan rumah tangga di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: 1. Mencuci Tangan Pakai Sabun Bagian ini akan membahas prilaku hygiene/sehat yaitu dikaitkan dengan kebiasaan pemakaian sabun. Hal ini penting dikaji karena sabun adalah salah satu desinfektan yang dapat mencegah masuk dan berkembangnya kuman pathogen kedalam tubuh. Studi EHRA menanyakan kepada responden tentang pemakaian sabun hari ini atau kemarin. Kemudian juga penggunaan sabun untuk keperluan apa saja. Tempat cuci tangan dan waktu mencuci tangan bagi anggota keluarga juga menjadi perhatian disini. Berikut hasil studi selengkapnya. Ada 5 (lima) waktu penting mencuci tangan memakai sabun, yaitu setelah buang air besar/menceboki anak, sebelum makan, sebelum menyiapkan masakan, setelah memegang sesuatu/memegang hewan, dan sebelum menyuapi anak. Berdasarkan hasil studi, responden yang melakukan cuci tangan pakai sabun di Lima waktu penting hanya sebesar 8,4% dan yang tidak melakukan cuci tangan pakai sabun sebesar 91,6%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun masih sangat kurang sehingga perilaku masih sangat berisiko terjadinya berbagai penyakit berbasis lingkungan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 3 Bab III

72 Gambar Diagram Kebiasaan pakai Sabun di hari ini maupun kemarin Gambar Diagram Waktu Cuci Tangan Pakai Sabun Berdasarkan hasil studi, responden yang mencuci tangan pakai sabun sebelum makan adalah 69,3%, setelah buang air besar 84,5%, setelah makan sebesar 74,8%, setelah memegang hewan sebesar 25,7%, setelah menceboki bayi/anak 67,3%, sebelum sholat sebesar 10%, sebelum menyiapkan POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 4 Bab III

73 masakan 44,1%, sebelum memberi menyuapi anak 51,6%, sebelum ketoilet 40,9% dan lainnya sebesar 0,7%. Hal ini menunjukkan masih ada resiko kesehatan yang tinggi terkait kebiasaan mencuci tangan sebelum menyiapkan masakan, sebelum menyuapi anak dan setelah menceboki anak. Gambar Diagram Tempat Cuci tangan bagi anggota Keluarga Tempat cuci tangan yang ideal adalah di tempat yang terdapat air mengalir dan sabun. Dari diagram 3.37 diatas dapat dilihat bahwa persentase terbesar responden mencuci tangan di sekitar penampungan,kamar mandi, di tempat cuci piring,sumur dan didapur. Keempat tempat tersebut besar kemungkinan terdapat air mengalir dan sabun. Tabel 3.1 Area Berisiko Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Klaster Desa/Kelurahan Kurang Berisiko 3 dan 4 Bumi Emas, Sahan dan Jagoi Berisiko Sedang 1 Sungai Duri, Tiga Berkat Dan Lesabella Risiko 2 Samalantan, Mandor, Lembang Dan Gerantung Risiko Sangat 0 Tubajur Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa are berisiko PHBS untuk sangat risiko sangat tinggi berada pada klaster 0 (Desa Tubajur), risiko tinggi berada pada klaster 2 yaitu Desa Samalantan, Mandor, POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 5 Bab III

74 Lembang Dan Gerantung, dan yang berisiko sedang berada pada klaster 1 yaitu Desa Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella. Sedangkan area kurang berisiko berada pada klaster 3 dan 4 yaitu Desa Bumi Emas, Sahan dan Jagoi. 2. Stop Buang Air Besar Sembarangan Kebiasaan buang air besar di tempat terbuka/sembarang tempat, harus dirubah menjadi kebiasaan buang kotoran di tempat yang benar dan aman sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan. Seandainya belum mempunyai jamban, dengan buang kotoran di tempat jauh dari sumber air dan ditutup dengan tanah sudah dapat mencegah terjadinya penularan penyakit. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan, sehingga masyarakat dapat berpikir dan mengambil tindakan untuk meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka dan sembarang tempat. Pendekatan yang dilakukan dalam STBM menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang sangat tidak bersih dan tidak nyaman di timbulkan. Dari pendekatan ini juga ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebisaan BAB disembarang tempat) adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama. Dengan demikian, masyarakat akan secara sukarela membangun jamban secara swadaya tanpa tergantung sedikit pun dari proyek/pihak lain. Stop buang air besar sembarangan juga harus ditujukan pada anak-anak, baik balita maupun bayi. Hal ini disebabkan karena Penyakit diare sebagian besar menyerang pada kelompok anak-anak termasuk bayi. Dalam tinjanya mengandung bakteri dan virus penyebab penyakit diare. Sering masyarakat beranggapan bahwa tinja bayi dan anak-anak tidak berbahaya, perilaku ini juga harus dirubah. Oleh karena itu kebiasaan membuang tinja bayi dan balita di tempat terbuka harus dirubah menjadi kebiasaan membuang tinja di jamban. Untuk tatanan rumah tangga mengenai perilaku masyarakat buang air besar didapat berdasarkan Data Studi EHRA Secara umum digambarkan rumah tangga responden yang memiliki kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Bengkayang sebesar 38,4 % dan yang tidak memiliki Jamban keluarga sebesar 61,6 %. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 6 Bab III

75 Gambar 3.4. Diagram Kepemilikan Jamban Keluarga Persentase Kepemilikan Jamban Keluarga Kabupaten Bengkayang Tahun ,6 38,4 Ya Memiliki Tidak Memilik Perlu diketahui bahwa kabupaten Bengkayang telah mencanangkan Stop Buang air besar sembarangan sampai tahun 2015 sebesar 17 Desa dan tahun 2014 belum ada tercapai Desa Stop Buang Air Besar (BABS) sembarangan berhubung kurangnya anggaran yang mendukung kegiatan. Gambar 3.5. Diagram Tempat Buang Air Besar 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0,0 Persentase tempat Buang Air Besar Kabupaten Bengkayang 38,4 Tahun , ,7 2,3 2,7 2 2,7 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 7 Bab III

76 Dari data diatas, terlihat bahwa tempat buang air besar lebih banyak di kebun/pekarangan sebesar 95,7%, buang air besar kesungai/pantai/laut sebesar 88 %, MCK/WC umum sebesar 2 %, jamban pribadi 38,4 %, ke lubang galian sebesar 2,7 %. Dengan persentase buang air besar kesungai, ke kebun/pekarangan yang tinggi perlu dilakukan upaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya buang air besar di jamban yang sehat sehingga mampu menekan kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. Gambar 3.6. Diagram Tempat Penyaluran Akhir Tinja Dari data diatas, bahwa tempat penyaluran Akhir tinja lebih banyak tidak tahu yaitu sebesar 60,7%, pipa sewer sebesar 5%, cubluk/lubang tanah 10%,kesungai/danau/pantai sebesar 3% dan langsung ke drainase 3%. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 8 Bab III

77 Gambar 3.7. Diagram Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik Dari data diatas dapat diketahui bahwa waktu terakhir pengurasan tangki septik lebih banyak responden mengatakan tidak pernah sebesar 94,5%, tidak tahu sebesar 2,6%, yang menguras 1-5 tahun sebesar 1,6% yang lalu dan yang menguras 0-12 bulan yang lalu sebesar 1,3%. Gambar 3.8. Diagram Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 9 Bab III

78 Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman sebesar 86,4 % dan tangki septik yang tidak aman sebesar 13,6 %. Dengan situasi tersebut perlu adanya upaya perbaikan sehingga limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan sekitarnya, dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat terutama munculnya penyakit berbasis lingkungan. Gambar 3.9 Diagram Tangki Septik Suspek Aman & Tidak Aman Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman berada di cluster 0 sebesar 100 %, cluster 2 sebesar 99,4%. Tangki septik yang tidak aman berada di cluster 4 sebesar 45 %, cluster 3 sebesar 27,5% dan cluster 1 sebesar 15,8%. Tabel 6 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Klaster Desa/Kelurahan Kurang Berisiko 0 Tubajur Berisiko Sedang 3 dan 4 Bumi Emas, Sahan dan Jagoi Risiko 1 Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella Risiko Sangat 2 Samalantan, Mandor, Lembang dan Gerantung POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 10 Bab III

79 3. Pengamanan Air Minum dan makanan Bagian ini menyajikan informasi mengenai kondisi akses sumber air untuk minum, masak, mencuci dan gosok gigi. Hal yang dicermati terdiri dari 2 ( dua) hal utama yakni sumber air yang digunakan rumah tangga dan pengolahan, penyimpanan dan pengamanan air yang baik dan higiene. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat risiko kesehatan bagi anggota didalam rumah tangga. Sehubungan dengan sumber air, studi EHRA mempelajari tentang jenis sumber air untuk keperluan minum, mandi, memasak dan gosok gigi. Yang menggunakan air ledeng atau PAM juga ditanyakan tentang penurunan volume air yang dialami dan penurunan kualitasnya. Sementara untuk yang menggunakan air sumur gali/sumur bor/sumur pompa akan ditanyakan jarak sumber air dengan tempat penampungan tinja. Sumber-sumber air ini memiliki tingkat keamanan yang berbeda-beda, misalnya air yang bersumber dari PAM atau ledeng, sumur gali/sumur bor/sumur pompa yang terlindungi dan berada pada jarak yang aman dari pembuangan tinja serta sumber mata air yang terlindungi, dianggap relatif aman. Sementara sumber air yang dianggap beresiko kesehatan antara lain air permukaan (air sungai/kali/danau), air dari sumuber mata air yang tidak terlindungi, dan air sumur yang tidak terlindungi. Suplai dan kualitas air yang memadai memiliki peran yang penting dalam mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk, seperti diare. Sejumlah studi mengkonfirmasi bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki resiko rendah untuk terkena diare karena kuantitas dan kualitas air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas. Karenanya kelangkaan air dapat menjadi salah satu faktor resiko tidak langsung terjadinya penyakit seperti gejala diare. Lebih jauh studi EHRA juga memperhatikan penyimpanan air, tempat yang digunakan untuk menyimpan, cara mengambil air, pengolahan air sebelum diminum, cara pengolahannya, penyimpanan air setelah diolah, alat penyimpanan air setelah diolah, dan penggunaan air olahan selain untuk diminum. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 11 Bab III

80 Gambar 3.10 Diagram Sumber air mana yang biasa digunakan untuk minum Presentase Sumber Air Minum Yang biasa digunakan Air sumur gali tdk terl Air botol kemasan 0,2 Air isi ulang 11,6 1,6 3,6 Air Ledeng dari PDAM 10,9 Air hidran umum - PDA 8,9 9,3 11,4 27,7 Air kran umum -PDAM 9,5 Air sumur pompa tang 16,6 Air sumur gali terlindu 100 1,6 0,2 Mata Air Terlindungi Mata Air Tidak Terlind Air Hujan Dari jawaban responden terlihat bahwa sebagian besar responden telah mengkonsumsi Air Dari Sungai air yang memenuhi standar kesehatan untuk diminum yang berasal dari air botol kemasan, Air air Dari ledeng Waduk/Danau PAM, air isi ulang, air hidran umum PAM, air kran umum PAMSIMAS/PAM, air Lainnya sumur gali terlindungi, mata air terlindungi, air sumur pompa tangan yaitu total persentasenya sebesar 90.4%, sementara yang menggunakan air dari sumber yang beresiko kesehatan adalah sebanyak 9,6% yaitu air yang bersumber dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya. Gambar 3.11 Diagram Sumber air mana yang biasa digunakan untuk masak POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 12 Bab III

81 Untuk memasak, hasil studi menunjukkan bahwa responden menggunakan air dari sumber yang relatif aman adalah sebanyak 92,7% dan sisanya 7,3% menggunakan air dari sumur tidak terlindungi, mata air tidak terlindungi dan sumber lainnya. Gambar 3.12 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci piring dan gelas POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 13 Bab III

82 Presentase Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci piring dan gelas Berdasarkan Hasil Study EHRA Kab. Bengkayang 2014 Air botol kemasan 0,2 0,5 Air isi ulang 1,6 1,1 8,2 Air Ledeng dari PDAM 11,1 11,6 26,6 Air hidran umum - PDAM 9,8 Air kran umum -PDAM/P 11,6 Air sumur pompa tangan 18,4 Air sumur gali terlindung 100 Air sumur gali tdk terlind Mata Air Terlindungi 3 Mata Air Tidak Terlindun 0,2 Dengan kriteria jenis air yang sama dengan diagram sebelumnya, sebanyak Air Hujan 89.8% menggunakan sumber air dari sumber yang relatif aman untuk cuci piring dan gelas Air sisanya Dari Sungai 11,2% menggunakan air dari sumber yang tidak aman yaitu air dari sumur tidak terlindungi, Air mata Dari air Waduk/Danau tidak terlindungi dan sumber lainnya. Gambar 3.13 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk cuci pakaian POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 14 Bab III

83 Diagram diatas, memperlihatkan bahwa hanya 10,7% responden yang masih menggunakan air sungai untuk mencuci pakaian 3% menggunakan air dari mata air tidak terlindungi dan 15,2% air dari sumur gali tidak terlindungi. Hal ini mengindikasikan resiko kesehatan yang rendah dan relatif. Gambar 3.14 Diagram Sumber air yang biasa digunakan untuk gosok gigi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 15 Bab III

84 Untuk keperluan gosok gigi, responden yang menggunakan sumber air yang relatif aman juga sudah sangat baik yaitu mencapai 90,5%. Sedangkan yang menggunakan sumber air yang tidak aman sebesar 9,5%. Gambar 3.15 Diagram Kejadian Lamanya mendapatkan Air untuk Kebutuhan sehari-hari POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 16 Bab III

85 Dari diagram dapat dilihat bahwa responden yang tidak pernah mengalami kesulitan air adalah sebanyak 34,1%. Sementara yang mengatakan beberapa jam sebesar 25,7%, 19,1% menyatakan kesulitan air satu sampai beberapa hari, 1.8% menyatakan mengalami penurunan pasokan satu minggu, lebih dari seminggu 9,1% dan 10,2 % menyatakan tidak tahu. Gambar 3.16 Diagram Jarak sumber air ke tempat penampungan tinja POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 17 Bab III

86 Bagi responden yang menggunakan sumber air jenis sumur gali/pompa tangan/pompa mesin, jarak dengan sumber pencemar seperti tempat penampungan tinja. Jarak kurang dari 10 meter dianggap rawan tercemar. Hasil studi digambarkan pada diagram diatas yaitu 61,0% berjarak kurang dari 10 meter dan 11,5% menjawab lebih dari 10 meter. 27,5 % yang menjawab tidak tahu dari sumber pencemar. Hal ini masih mengindikasikan risiko sanitasi yang tinggi. Gambar 3.17 Diagram Penyimpanan Air Sebelum Digunakan Untuk Minum,Masak,dll POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 18 Bab III

87 Diagram menunjukkan bahwa 51,4% responden tidak menyimpan air sebelum digunakan untuk masak, minum, dll, sementara sisanya yaitu 48,6% menyimpan terlebih dulu tapi langsung digunakan. Gambar 3.18 Diagram Tempat menyimpan air untuk minum Diagram diatas menggambarkan bahwa sebagian besar responden menyimpan air untuk minum ditempat yang tertutup dan aman, yaitu dalam teko/ketel/ceret 44,9%, di dalam panci POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 19 Bab III

88 tertutup 21.5%, 19,2% di gallon air isi ulang,dalam botol/termos sebesar 12,1%. 0,9% saja yang menyimpan air di dalam panci terbuka. Sementara terdapat responden yang menjawab lainnya 0,5%. Gambar 3.19 Diagram Cara mengolah Air sebelum Diminum Lebih jauh, juga dikaji menggenai cara pengolahan air sebelum diminum. Sebagian besar responden yang mengolah air sebelum diminum, menyatakan mereka mengolah air dengan cara direbus yaitu sebanyak 94.4%. Sisanya 0,9% mengolah air dengan menggunakan filter keramik dan 1,4% menjawab lainnya. Tabel 8 Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Klaster Desa/Kelurahan Kurang Berisiko 0, 3 dan 4 Tubajur, Bumi Emas, Sahan dan Jagoi Berisiko Sedang 1 dan 2 Sungai Duri, Tiga Berkat, Lesabella, Samalantan, Mandor, Lembang Dan Gerantung Risiko - - Risiko Sangat - - Dari tabel diatas, risiko sangat tinggi dan resiko tinggi sumber air berdasarkan hasil studi EHRA tidak ada. Sedangkan yang berisiko kurang berada pada klaster 0, 3, dan 4,Area berisiko sedang berada pada klaster 1 dan 2. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 20 Bab III

89 4. Pengelolaan Sampah Sampah merupakan produk sampingan kegiatan di rumah tangga. Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa sampah merupakan benda atau barang yang tidak berguna dan harus dibuang. Perkembangan dewasa ini ternyata bergeser, dimana sampah dapat juga dimanfaatkan kembali, melalui pendekatan yang disebut 3R (reduse, reuse dan recycle). Sampah organik seperti daun, bekas makanan dan lain-lain dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan pupuk. Sampah an-organik dapat dipilah-pilah, dan kemudian dimanfaatkan sesuai dengan jenis dan kebutuhan. Sampah bila tidak dikelola dengan benar akan dapat merupakan perindukan vektor penyakit, yaitu Seranga dan binatang mengerat yang befungsi sebagai host penyakit menular. Gambar 3.20 Diagram Pengelolaan Sampah Berdasarkan Cluster Sumber : Data Primer POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 21 Bab III

90 Pada Diagram diatas menunjukkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga lebih banyak dibakar oleh masyarakat sebesar 84 % dan yang terendah adalah dikumpulkan kolektor informal, lainlain sebesar 0,22 %. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat masih belum mengetahui tentang Undang-Undang Nomor 18/2008 tentang larangan membuang yang tidak pada tempatnya atau di bakar. Untuk itu diharapkan adanya kampanye perbaikan perilaku membuang / mengelola sampah. Gambar 3.21 Diagram Pengelolaan Sampah Setempat Proporsi Pengelolaan Sampah Setempat Pada Studi EHRA Tahun 2014 Sumber : Data Primer Pengelolaan sampah merupakan perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang dalam kaitannya dengan lingkungan yang ditimbulkannya. Karena itu pengelolaan atau penanganan sampah dapat berbentuk semata-mata membuang sampah atau mengembalikan (Recycling) sampah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Tahap pertama pengelolaan sampah adalah mengumpulkkan sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu diadakan pemisahan komponen sampah menurut jenisnya (Hadiwiyoto, 1990). Dari data diatas menunjukkan bahwa pengolahan sampat setempat lebih banyak masyarakat tidak mengolah sampah daripada yang melakukan pengolahan, yang mengolah sampah sebesar 3,6% dan yang tidak mengolah sampah sebesar 96,3%. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 22 Bab III

91 Gambar 3.22 Diagram Pemilahan Sampah Rumah Tangga 33,3 Ya Memilah Sampah 66,7 Tidak melakukan pemilahan sampah Sumber : Data Primer Diagram diatas menunjukkan bahwa Pemilahan sampah lebih banyak tidak dilakukan oleh responden dari pada yang melakukan pemilahan sampah. Responden yang melakukan pemilahan sampah sebesar 33,3 % dan yang tidak melakukan pemilahan sebesar 66,7%. 120 Gambar 3.23 Diagram Pengolahan Sampah Setempat Perklaster ,7 91, , Tidak Diolah Diolah ,3 8, ,5 Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 23 Bab III

92 Pada Diagram diatas menunjukkan bahwa pengolahan sampah setempat perklaster, lebih banyak tidak diolah daripada diolah. Sampah yang tidak diolah lebih banyak terdapat pada klaster 0 dan klaster 4. Tabel 5 Area berisiko persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Klaster Desa/Kelurahan Berisiko Kurang Berisiko 2, 3 dan 4 Samalantan, Mandor,Lembang, Gerantung, Bumi Emas dan Jagoi Berisiko Sedang - - Risiko 0 Tubajur Risiko Sangat 1 Sungai Duri, Tiga Berkat, Lesabella 5. Sistem Pengelolaan Air Limbah Dengan banyaknya air yang tersedia di masyarakat, akibat suksesnya program penyediaan air bersih dan air minum bagi masyarakat akan menyebabkan jumlah limbah cair yang harus dibuang juga meningkat. Limbah cair yang dibuang tidak dengan benar akan menyebabkan turunnya keindahan dan kebersihan lingkungan dan juga sebagai tempat perindukan faktor penyakit menular. Dari data yang ada menggambarkan bahwa: Berdasarkan karakteristiknya terdapat 2 (dua) jenis air limbah domestik, yaitu jenis black water yang berasal dari WC dan umumnya ditampung dalam septic-tank, sedangkan yang satunya adalah jenis grey water yang berasal dari kegiatan mencuci, mandi dan memasak, yang umumnya langsung dibuang ke saluran drainase maupun perairan umum. Walaupun air limbah jenis grey water sebagian besar merupakan bahan organik yang mudah terurai, namun secara kuantitas cenderung semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari berbagai literatur menyebutkan bahwa antara 60 % - 70 % air yang digunakan oleh masyarakat kota, akan terbuang sebagai air limbah, sedangkan air limbah tersebut akan masuk ke badan sungai tanpa ada upaya pengolahan terlebih dahulu. Berikut kondisi pengelolaan air limbah domestik berdasarkan hasil studi EHRA. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 24 Bab III

93 Gambar 3.24 Diagram Kepemilikan Jamban Keluarga Presentasi Kepemilikan Jamban Keluarga Kabupaten Bengkayang Tahun ,6 38,4 Ya Memiliki Tidak Memiliki Dari data diatas, terlihat bahwa kepemilikan jamban keluarga di Kabupaten Bengkayang sebesar 38,4 % dan yang tidak memiliki Jamban keluarga sebesar 61,6 %. Perlu diketahui bahwa kabupaten Bengkayang telah mencanangkan Stop Buang air besar sembarangan sampai tahun 2015 sebesar 17 Desa dan tahun 2014 belum ada tercapai Desa Stop Buang Air Besar (BABS) sembarangan berhubung kurangnya anggaran yang mendukung kegiatan. Gambar 3.25 Diagram Tempat Buang Air Besar Presentasi tempat Buang Air Besar Kabupaten Bengkayang Tahun ,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0,0 38,4 2 4, ,7 2,3 2,7 2 2,7 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 25 Bab III

94 Dari data diatas, terlihat bahwa tempat buang air besar lebih banyak di kebun/pekarangan sebesar 95,7%, buang air besar kesungai/pantai/laut sebesar 88 %, MCK/WC umum sebesar 2 %, jamban pribadi 38,4 %, ke lubang galian sebesar 2,7 %. Dengan persentase buang air besar kesungai, ke kebun/pekarangan yang tinggi perlu dilakukan upaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya buang air besar di jamban yang sehat sehingga mampu menekan kejadian penyakit yang berbasis lingkungan. Gambar 3.26 Diagram Tempat Penyaluran Akhir Tinja Tempat Penyaluran Akhir Tinja Kabupaten Bengkayang Tahun 2014 Tangki septik 22,5 Pipa sewer,5 Cubluk/lobang tan 10,0 Langsung ke drain 60,7 Sungai/danau/pan 3,0 Tidak tahu Dari data diatas, bahwa tempat penyaluran Akhir tinja 3,0lebih banyak tidak tahu yaitu sebesar 60,7%, pipa sewer sebesar 5%, cubluk/lubang tanah 10%,kesungai/danau/pantai sebesar 3% dan langsung ke drainase 3%. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 26 Bab III

95 Gambar 3.27 Diagram Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik Presentase Waktu Terakhir Pengurasan Tangki Septik Pada Studi EHRA Kab. Bengkayang Tahun ,03,0 1,0 1,0 4, bulan yang lalu 1-5 tahun yang lalu Lebih dari 5-10 tahun y Lebih dari 10 tahun 90,0 Tidak pernah Tidak tahu Dari data diatas dapat diketahui bahwa waktu terakhir pengurasan tangki septik lebih banyak responden mengatakan tidak pernah sebesar 94,5%, tidak tahu sebesar 2,6%, yang menguras 1-5 tahun sebesar 1,6% yang lalu dan yang menguras 0-12 bulan yang lalu sebesar 1,3%. Gambar 3.28 Diagram Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 27 Bab III

96 Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman sebesar 86,4 % dan tangki septik yang tidak aman sebesar 13,6 %. Dengan situasi tersebut perlu adanya upaya perbaikan sehingga limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan sekitarnya, dan berdampak terhadap kesehatan masyarakat terutama munculnya penyakit berbasis lingkungan. Gambar 3.29 Diagram Tangki Septik Suspek Aman & Tidak Aman Dari data diatas, bahwa tangki septik suspek aman berada di cluster 0 sebesar 100 %, cluster 2 sebesar 99,4%. Tangki septik yang tidak aman berada di cluster 4 sebesar 45 %, cluster 3 sebesar 27,5% dan cluster 1 sebesar 15,8%. Tabel 6 Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Katagori Area Berisiko Klaster Desa/Kelurahan Kurang Berisiko 0 Tubajur Berisiko Sedang 3 dan 4 Bumi Emas, Sahan dan Jagoi Risiko 1 Sungai Duri, Tiga Berkat dan Lesabella Risiko Sangat 2 Samalantan, Mandor, Lembang dan Gerantung POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 28 Bab III

97 Tatanan Sekolah. Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah. Diharapkan setelah siswa sekolah mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara partisif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa sekolah tersebut.siswa sekolah dasar terutama kelas 3, 4 dan 5 merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Program promosi kesehatan di tempat ibadah dilakukan untuk menggalakan kegiatan promosi kesehatan dan melibatkan tokoh agama atau pemimpin tempat ibadah (imam masjid, pendeta, pastor, pedande atau biksu). Diharapkan dengan melibatkan tokoh dan pemimpin agama, perubahan perilaku kesehatan dapat segera terwujud. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu unit untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu atau pun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat roster atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid perempuan. Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di antaranya adalah hubungan antara air - kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Adapun lingkup kegiatan yang termasuk dalam kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah adalah sebagai berikut : a. Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah, b. Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah, POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 29 Bab III

98 c. Penggalakan cuci tangan pakai sabun (CTPS), d. Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat, e. Kampanye pemberantasan penyakit kecacingan, f. Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/spal, g. Pelatihan guru dan murid tentang PHAST, h. Kampanye, Sungai Bersih, Sungai Kita Semua, i. Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup: Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam Promosi Kesehatan Sekolah, adalah : Penyuluhan kelompok di kelas, penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman) Pemutaran film/video Penyuluhan dengan metode demonstrasi Pemasangan poster, leaflet Kunjungan/wisata pendidikan Lomba kebersihan kelas Lomba membuat poster Lomba menggambar lingkungan sehat Absensi jamban, Absensi CTPS Kampanye kebersihan perorangan/murid Lomba cepat tepat tentang kesehatan dan lingkungan sehat Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah Pelatihan guru UKS Pelatihan siswa/kader UKS POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 30 Bab III

99 Tabel 3.4: Kondisi sarana sanitasi di sekolah(sd/mi) (sumber air, toilet, SPAL dan tempat cuci tangan) Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Guru Sumber Air Bersih PDAM SPT SGL Jml Toilet/WC Guru Jumlah Toilet/WC Murid Dari Toile t Tempat Pembuangan Air Kotor Dari Talan g Dari Kamar mandi Dari Air hujan Fas. Cuci Tangan Perse diaan Sabun Siapa yang membersihkan Toilet L P L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T L P L P L P Desa Tubajur Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan Desa Mandor Desa Pisak Desa Gerantung 1 Kel. Bumi Emas Desa Seluas Desa Kumba Keterangan: L = laki-laki; P = perempuan S = selalu tersedia air; K = kadang-kadang; T = tidak ada persediaan air Y = ya; T = tidak SPT = Sumur pompa tangan; SGL = Sumur gali Tempat pembuangan air kotor sebutkan kemana salurannya: Toilet : Septik Tank, Cubluk, sungai, kolam, dll Talang : Saluran Pembuangan Air Limbah, Drainase Lingkungan, Halaman, Sungai, dll Dari Kamar Mandi : Saluran Pembuangan Air Limbah, halaman, sungai, dll Air Hujan : Saluran Pembuangan Air Kotor, Drainase lingkungan, halaman, dll Sis wa Gu ru Pesur uh Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 31 Bab III

100 Tabel 3.5: Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI) (pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi) Apakah pengetahuan ttg Higiene dan Apakah ada dana Cara Pengelolaan Sampah Sanitasi diberikan utk air bersih / sanitasi / pend. Nama Sekolah higiene Ya, saat pertemuan / penyuluhan tertentu Ya, saat mata pelajaran PenJas di kelas Tidak pernah Ya Tidak Dikumpul kan Dipisahkan Dibuat kompos Kapan Tangki Septik Dikosongkan Kondisi Higiene Sekolah Rencana perbaikan sanitasi sekolah SDN 10 Desa Tubajur Tidak Pernah Buruk Belum ada SDN Tidak Pernah Baik Belum ada Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Tidak Pernah Buruk Belum ada SemarangSDN Tidak Pernah Buruk Belum ada Desa Suti Desa Samalantan Tidak Pernah Buruk Belum ada SDN 01Desa Mandor Tidak Pernah Buruk Belum ada SDN 03 Dawar Desa Tidak Pernah Baik Belum ada Pisak SDN 15 Desa Gerantung Tidak Pernah Buruk Belum ada Kel. Bumi Emas Tidak Pernah Baik Belum ada SDN 01 Desa Seluas Tidak Pernah Buruk Belum ada Desa Kumba Tidak Pernah Buruk Belum ada Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 32 Bab III

101 3.2. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK Pengelolaan sanitasi khususnya dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang pada saat ini belum tersedia sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik, khususnya untuk air limbah rumah tangga (grey water) dan air limpasan dibuang langsung ke sistem drainase. Sedangkan untuk limbah black water seperti limbah dari kamar mandi (tinja) menggunakan pengolahan setempat (on site system). Kelemahan dari kondisi ini adalah seringkali masyarakat tidak mengetahui standart teknis tangki septik yang aman dan juga standard kesehatan yang telah ditentukan. Salah satu syarat yang kurang diperhatikan oleh masyarakat saat membangun tangki septik adalah konstruksi yang tidak kedap air sehingga berpotensi mencemari air tanah dan juga jarak antar tangki septik dan sumber air/sumur gali kurang dari 10 meter, terutama di kawasan-kawasan permukiman dan perumahan padat penduduk. Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang berdasarkan data dari perhitungan asumsi SKPD LH Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut : Tabel 3.12 Estimasi jumlah timbulan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang No. Tahun Jumlah Rumah Tangga (KK) Estimasi total Air Limbah Domestik (ltr/hari) Sumber : SKPD LH Kabupaten Bengkayang tahun Kelembagaan Untuk mengetahui kelembagaan dilingkungan pengelolaan air limbah rumah tangga, Pokja Sanitasi telah melakukan study kelembagaan, terkait dengan pengelolaan air limbah baik yang berasal dari rumah tangga/domestik dan industri menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 13 Tahun 2011 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Kantor Lingkungan Hidup merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan di Kabupaten Bengkayang, oleh karena itu BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati Bengkayang di bidang lingkungan hidup. berikut : Berdasarkan Perda tersebut di atas, struktur organisasi yang ada di BLH adalah sebagai Dalam pengelolaan air limbah rumah tangga, pembagian peran antar stakeholder, swasta dan masyarakat perlu untuk dilakukan, mengingat tidak semua kewajiban dibebankan kepada pemerintah. Dari pembahasan dalam study kelembagaan, teridentifikasi Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Bengkayang seperti tersaji dalam tabel berikut ini. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 33 Bab III

102 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 34 Bab III

103 Dalam pengelolaan air limbah rumah domestik, pembagian peran antar stakeholder, swasta dan masyarakat perlu untuk dilakukan, mengingat tidak semua kewajiban dibebankan kepada pemerintah. Adapun daftar pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.6: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten Bengkayang Swasta Masyarakat PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 35 Bab III

104 FUNGSI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten Swasta Bengkayang Masyarakat Tabel 3.7: Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Bengkayang KETERSEDIAAN PERATURAN TIDAK ADA (SEBUTKAN) ADA AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik EFEKTIF DILAKSANAKAN PELAKSANAAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN KETERANG AN Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan Kantor usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 36 Bab III

105 PERATURAN Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran KETERSEDIAAN ADA (SEBUTKAN) TIDAK ADA EFEKTIF DILAKSANAKAN PELAKSANAAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN KETERANG AN Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 37 Bab III

106 Gambar 3.9: Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja (Data dari Puskesmas) Gambar 3.10: Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 38 Bab III

107 Peta 3.1: Peta cakupan layanan pengelolaan air limbah domestik Keterangan: Tidak ada Data Peta 3.2: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan air limbah domestic (Keterangan: Tidak ada Data) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 39 Bab III

108 3.1.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Input Tabel 3.8: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestic Kabupaten Bengkayang Pengumpulan dan Pengolahan Pembuangan/ Kode/Nama User Interface Penampungan/Peng Pengaliran Akhir Daur Ulang Aliran olahan Awal Black Water WC Sentor Tangki Septik Tangki Tinja --- Sungai Aliran Limbah AL1 Black Water Black Water Grey Water Grey Water WC Sentor Tangki Septik - Resapan Sungai Jamban Sungai Kamar mamndi, KM/WC, Tempat Cuci Kamar mamndi, KM/WC, Tempat Cuci - Saluran Drainase - Sungai Sungai Aliran Limbah AL2 Aliran Limbah AL3 Aliran Limbah AL4 Aliran Limbah AL5 Kelompok Fungsi Tabel 3.9: Sistem pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkayang Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data A B C D E User Interface WC Sentor Data kepemilikan Jamban WC Dinas Kesehatan Data kepemilikan Pengumpulan dan Tangki Septik jamban dengan leher Penampungan awal angsa (puskesmas) KK Dinas Kesehatan Pengaliran/pengangkutan Tangki Septik Pengamatan (milik swasta) 0 Tangki Persepsi SKPD Pengaliran Drainase Pengolahan akhir Bidang Resapan Data bang. Fisik wc komunal terbangun 0 Persepsi SKPD Pembuangan/Daur Ulang Sungai data Sungai Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 40 Bab III

109 3.1.1 Kesadaran Masyarakat dan PMHSJK Secara umum kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal, untuk turut serta dalam pengelolaan limbah cair domestik. Penanganan sub sektor limbah domestik khususnya jamban keluarga menjadi urusan masing-masing individu atau keluarga. Selain itu kurangnya sosialisasi mengenai penanganan limbah domestik yang benar yaitu mengkondisikan pengelolaan air limbah domestik yang aman sebelum dibuang ke media lingkungan sebagai kewajiban. Pengelolaan sarana jamban keluarga yang dibangun oleh masing-masing rumah tangga di Kabupaten Bengkayang sudah cukup memadai, hal ini mengingat kemampuan finasial mereka yang tergolong masyarakat mampu. Sedangkan masyarakat yang tergolong miskin dan tidak mempunyai jamban pribadi memanfaatkan MCK umum yang dikelola secara berkelompok. Keterbatasan kemampuan finansial masyarakat miskin berdampak pada lemahnya pengelolaan MCK umum yang ada sehingga kondisi MCK umum tidak terawat dengan baik. Data pengelolaan sarana jamban dan pengolahan limbah oleh masyarakat dapat dilihat pada tabel berikut: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 41 Bab III

110 Tabel 3.10: Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat Kecamatan Jumlah Jumlah Jumlah MCK Tahun Jamban Pddk Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola MCK Desa/Kelurahan RT RW Keluarga miskin RT RW CBO Lainnya dibangun Dikelola RT Jumlah Sanimas Dikelola Dikelola RW CBO Kec. Teriak Desa Tubajur Kec. Sui Raya Desa Sui Jaga B Kec. Lembah Bawang Desa Lembah Bawang Kec. Suti Semarang Desa Suti Semarang Dikelola Lainnya Kec. Capkala Desa Samalantan Desa Mandor Kec. Tujuh Belas Desa Pisak Kec. Monterado Desa Gerantung Kec. Bengkayang Kel. Bumi Emas Kec. Seluas Desa Seluas Kec. Jagoi Desa Kumba Kec. Samalantan Desa Samalantan Sumber Data: Dinas kesehatan Kabupaten Bengkayang Tahun Sanimas dibangun Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 42 Bab III

111 Tabel 3.11: Kondisi sarana MCK No Lokasi MCK Jumlah Pemakai MCK Sumber Air PDAM SPT SGL Jml Toilet/WC Jml kmr mandi Fas. Cuci Tangan Persediaa n Sabun Ada biaya pemakaia n MCK RT RW L P S K T S K T S K T L P L P Y T Y T Y T Tempat buangan air kotor Tangki Septik Cub luk Kapan tangki septik Dikosong kan Desa Tubajur Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan Tdk pernah Tdk Pernah Desa Mandor Desa Pisak Desa Gerantung Kel. Bumi Emas Desa Seluas Desa Kumba Sumber Data: Dinas kesehatan Kabupaten Bengkayang Keterangan: L = laki-laki S = selalu tersedia air Y = ya SPT = Sumur pompa tangan P = perempuan T = tidak ada persediaan air T = tidak SGL = Sumur gali K = kadang-kadang Tidak Pernah Tidak Pernah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 43 Bab III

112 No Komponen Air Limbah Domestik: Onsite Individual Tabel 3.12: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Keterangan: Tidak ada data Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 44 Bab III

113 Tabel 3.13 Kegiatan Komunikasi terkait komponen air limbah Peran media dalam pengelolaan air limbah adalah sangat penting, karena sebagai salah satu bentuk kampanye kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat di Kabupaten Bengkayang. Berdasarkan data, beberapa kegiatan komunikasi yang telah dilakukan di Kabupaten Bengkayang adalah sebagai berikut: No Kegiatan Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran 1 Penyuluhan Penyakit Berbasis Lingkungan Dinas Kesehatan 2 Klinik Sanitasi Dinas Kesehatan 3 Praktik CTPS Dinas Kesehatan 4 Pengolahan Sampah Keluarga Dinas Kesehatan Untuk memberikan wacana atau pengetahuan mengenai penyakit berbasis lingkungan Untuk memberikan pengetahuan mengenai aspek sanitasi lingkungan Untuk menanamka n prilaku mencuci tangan menggunaka n sabun Untuk Mengelola Sampah Keluarga secara baik dan benar Masyarakat Masyarakat Anak sekolah Rumah Tangga Stop BABS Berantas Penyakit Malaria Berprilak u sehat dengan selalu CTPS sejak dini Buang sampah pada tempatny a CLTS Konsultasi Teori dan Praktek Teori dan Praktek Tabel 3.14 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen air limbah NO JENIS MEDIA KHALAYAK PENDANAAN ISU YANG DIANGKAT PESAN KUNCI EFEKTIVITAS Keterangan: Tidak ada data Dari survey pemetaan media terdapat beberapa akses media yang berpotensi untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan pesan-pesan sanitasi, namun masih belum terkoordinir oleh pemerintah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 45 Bab III

114 dengan baik. Sementara pesan-pesan sanitasi hampir tidak ada, ini menunjukkan bahwa peran media di bidang kesehatan masih sangat kurang Partisifasi Dunia Usaha Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Bengkayang, peran masyarakat masingmasing individu yang memiliki jamban masih sangat dominan. Bagi masyarakat yang secara financial mampu, secara pribadi mereka membuat membuat septic tank (system on-site) di rumah tangga masing-masing. Sementara itu partisifasi dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik lebih banyak dilakukan oleh developer/pengembang yang membangun kawasan perumahan yang dilengkapi dengan septic tank. Sedangkan air limbah rumah tangga yang lain (dapur dan kamar mandi) disalurkan ke saluran drainase jalan lingkungan yang sekaligus berfungsi sebagai saluran air limbah rumah tangga. Selanjutnya air limbah perumahan disalurkan ke Kantor air yang berupa parit atau sungai tanpa adanya pengolahan air limbah terlebih dahulu. Tabel 3.15: Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Bengkayang Penyedia layanan air limbah domestik tidak ada di Kabupaten Bengkayang ini, karena belum ada bangunan IPLT atau IPAL, sehingga pemerintah juga tidak menyediakan jasa truk sedot tinja NO NAMA PROVIDER/MITRA POTENSIAL TAHUN MULAI OPERASI/ BERKONTRIBUSI JENIS KEGIATAN/ KONTRIBUSI TERHADAP SANITASI POTENSI KERJASAMA A B C D E Komponen : Air Limbah Keterangan: Tidak ada data 3.16 Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.16: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen air limbah domestik NO KOMPONEN BELANJA (RP) RATA RATA 1 Air Limbah (1a+1b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Keterangan: Tidak ada data PERTU MBUHA N (%) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 46 Bab III

115 No Tabel 3.17 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah RETRIBUSI SANITASI TAHUN (RP) SKPD PERTUM BUHAN (%) 1 Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi Keterangan: Tidak ada data Tabel 3.18 Permasalahan mendesak dan Issue Strategis PERMASALAHAN MENDESAK ISU STRATEGIS 1. Perlu adanya sosialisasi pembuatan septik yang aman dan seusuai standar teknis yang disyaratkan, karena 90% rumah tangga di kab. Bengkayang ini memilki septik yang tidak sesuai standar teknis. 2. Perlu adanya IPLT mengingat tingkat pertumbuhan Pencemaran air tanah akibat limbah septik yang merembes ke Kantor tanah karena bentuk konstruksi septik tidak kedap air. Belum adanya kesiapan dana untuk pembangunan penduduk yang tinggi sehingga produksi limbah IPLT dan membutuhkan dana pendamping untuk rumah tangga juga semakin tinggi 3. Tidak adanya reward dan punishment bagi Kantor atau masyarakat yang membuang limbah baik itu dari grey water maupun black water ke pembuangan akhir dalam keadaan aman atau setelah proses peresapan melalui septik yang benar. pembangunannya. Belum ada peraturan daerah untuk pembuangan limbah rumah tangga, dan sistem standard konstruksinya. Peraturan daerah yang ada hanya untuk pengelolaan limbah B3 untuk industri atau perusahaan besar saja. 4. Masih tingginya masyarakat yang buang air besar sembarangan dibeberapa wilayah kecamatan di Kab. Bengkayang ini. Masyarakat belum mengerti pentingnya sanitasi bagi kualitas hidup mereka. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 47 Bab III

116 3.3 Pengelolaan Persampahan Sistem pengelolaan sampah akan diketegorikan manjadi dua jenis, yaitu dengan sistem penanganan komunal dan sistem penanganan individual. Sistem penanganan sampah di Kabupaten Bengkayang lebih banyak dilakukan secara komunal oleh masyarakat permukiman setempat. Pada fungsi-fungsi publik seperti pasar, sampah dikumpulkan ke sebuah container bin sebagai TPS yang akan diangkut dengan truk menuju TPA. Di lingkungan perumahan, sampah dikumpulan secara komunal oleh petugas setempat dengan gerobak dan dibawa ke Transfer Depo untuk diangkut dengan truk pengangkut sampah ke TPA. Sistem individual ditetapkan oleh sebagian penduduk dengan cara ditimbun dan dibakar. Sistem penanganan sampah di Kabupaten Bengkayang lebih banyak dilakukan secara individual oleh masyarakat permukiman setempat. Di lingkungan permukiman, sebagian besar sampah dikumpulan secara komunal oleh petugas setempat dengan gerobak dan dibawa ke Transfer Depo untuk diangkut dengan truk pengangkut sampah ke TPA. Sistem individual ditetapkan oleh sebagian penduduk dengan cara dibakar dan ditimbun. Utilitas sampah diasumsikan di Kabupaten Bengkayang bahwa tiap orang akan mengeluarkan sampah sebanyak 2,5 lt/org/hari, untuk sarana umum diasumsikan 100 lt/1.000 m2, untuk jasa komersil 500 lt/org/1.000 m Kelembangaan Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya Seksi Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan. Dalam pelaksanaan tugasnya seksi kebersihan mempunyai fungsi sbb: a. Penyusunan rencana kerja di bidang kebersihan dan pertamanan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan dan pertamanan c. Penyiapan bahan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan dibidang kebersihan dan pertamanan. d. Pengelolaan dan penataan kebersihan dan pertamanan e. Penyusunan bahan evaluasi, pengendalian dan pelaporan dibidang kebersihan dan pertamanan f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Dalam tata laksana pengelolaan persampahan selain dinas PU bidang Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan yang mengelola persampahan ini, di Kantor LH juga memilki program persampahan dengan kegiatan penyediaan/pengadaan bak/tong2 sampah untuk masyarakat dan tempat umum di Kabupaten Bengkayang ini. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang, terutama untuk mengidentifikasi stakeholder yang bertanggung-jawab Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 48 Bab III

117 terhadap pengelolaan persampahan, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang melakukan study kelembagaan dan kebijakan dengan tujuan: a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan sanitasi di Kabupaten Bengkayang Pelayanan persampahan masih harus diperbaiki dimana sistem yang dilakukan masih sistem open dumping yang telah dilarang sesuai dengan peraturan pemerintah untuk tahun. Namun karena keterbatasan pendanaan maka Kabupaten Bengkayang masih belum bisa menyediakan tapi telah dianggarkan untuk tahun 2014 kedepan Kelembagaan Tabel 3.19: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH FUNGSI KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 49 Bab III

118 FUNGSI Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT Tabel 3.20: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Bengkayang KETERSEDIAAN PELAKSANAAN PERATURAN PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan Kantor usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan Perda No. 3 Tahun tentang retribusi pelayanan persampahan/kebersihan ADA TIDAK ADA EFEKTIF DILAKSANAKAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN KET Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 50 Bab III

119 3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Sumber sampah yang ada di Kabupaten Bengkayang berasal dari sampah rumah tangga, pertokoan, perkantoran, industri, fasiliatas pendidikan, pasar, jalan, taman, serta area-area publik lainnya. Dimana sampah dikelola hanya dari pihak pemerintah saja sementara pengangukutan sampah masyarat masih sangat bergantung dari pemerintah. Belum adanya kegiatan atau upaya pengurangan timbulan sampah baik dari upaya daur ulang maupun pemilahan sampah. Beberapa dari masyarakat melakukan pengurangan timbulan sampah dengan melakukan pembakaran dilahan masing-masing. Sedangkan pengelelolaan pemerintah di TPA pun masih bersifat open dumping. Namun dalam tahun ini telah dianggarkan untuk masterplan persampahan dan desain untuk pembuatan sanitary landfill yang telah dialokasikan di beberapa tempat. Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang ini dimulai dari sumber timbulan sampah, penganangkutan, penyimpanan sementara, pemrosesan akhir serta kegiatan di TPA adalah sebagai berikut : User interface / pewadahan Adapun wadah yang disediakan oleh bidang kebersihan PU dalam upaya penampungan sampah sementara adalah sbb. No. Tempat sampah Jumlah (buah) Kapasitas Vol. (m3) 1. Bak2 sampah Terbuka Bak2 sampah tertutup Bak sampah tertutup dari bahan fiber 136 1,2 4. Bak Kontainer 25 6 Sumber : Laporan periodik sampah Bidang Kebersihan dan pertamanan Pola pengumpulan sampah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Pola Individual Proses pengumpulan sampah dengan cara mengumpulkan sampah dari sumber timbulan sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa proses pemindahan. Wilayah pelayanan pola individual ini meliputi hampir semua pemukiman yang berada di pinggir jalan raya dimana truk sampah dapat menjangkau daerah mereka dan langsung mengangkut sampah ke TPA. Daerah dengan pola individual ini termasuk pertokoan dipinggir jalan raya. 2. Pola komunal Sampah yang berasal dari permukiman dikumpulkan dengan menggunakan gerobak sampah/yang dikelola RT/RW setempat menuju tempat penampungan sementara (TPS) / kontainer terdekat. Sedangkan masyarakat yang bertempat tinggal di dekat TPS/kontainer dan belum mendapatkan pelayanan secara individu serta tidak melakukan penanganan on site (setempat) membuang sampah langsung ke TPS/kontainer terdekat. Dari TPS/kontainer, petugas kebersihan mengangkut sampah ke TPA. Daerah yang melakukan pola komunal dapat dilihat pada table di bawah ini. NO. LOKASI PEMINDAHAN LOKASI PENGUMPULAN 1 TPS Sungai Raya Pasar sayur, pasar ikan dan pasar kelontong di daerah pasar Sungai Duri Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 51 Bab III

120 Pemindahan 2. TPS Sungai raya Kepulauan Melayani sampah yang berasal dari kegiatan pelabuhan/pasar didaerah Teluk Sua Karimunting 3. TPS Capkala Melayani sampah Pasar 4. TPS Monterado Melayani sampah Pasar 5. TPS Samalantan Melayani sampah Pasar 6. TPS Lembah Bawang Melayani sampah Pasar 7. TPS Sungai Betung Melayani sampah Pasar 8. TPS Bengkayang Melayani sampah Pasar 9. TPS Teriak Melayani sampah Pasar 10. TPS Lumar Melayani sampah Pasar 11. TPS Ledo Melayani sampah Pasar 12. TPS Sanggau Ledo Melayani sampah Pasar 13. TPS Tujuh Belas Melayani sampah Pasar 14. TPS Seluas Melayani sampah Pasar 15. TPS Suti Semarang Melayani sampah Pasar 16. TPS Jagoi Babang Melayani sampah Pasar 17. TPS Siding Melayani sampah Pasar Pemindahan sampah dari TPS/kontainer dibawa oleh alat pengangkut berupa dump truk atau arm roll ke TPA dengan 2 (dua) cara, yaitu : 1. Dump truk dengan muatan kosong lalu menaikkan sampah langsung dari TPS/kontainer. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS/kontainer yang jaraknya relative jauh atau berada di luar kota. 2. Dump truk langsung mengangkut sampah yang ada di TPS / kontainer untuk dibawa ke TPA. Cara ini dilakukan untuk memindahkan sampah yang ada di TPS/kontainer yang jaraknya relative dekat atau berada di dalam kota. Alokasi TPS dan kontainer yang terdapat di Kabupaten Bengkayang dapat diihat pada tabel berikut. Tabel 3.30 Alokasi Kontainer Kabupaten Bengkayang Tahun 2012 NO. LOKASI JUMLAH KONTAINER VOLUME (M3) 1 TPS Sungai Raya TPS Sungai raya Kepulauan TPS Capkala TPS Monterado TPS Samalantan TPS Lembah Bawang TPS Sungai Betung TPS Bengkayang TPS Teriak TPS Lumar TPS Ledo TPS Sanggau Ledo TPS Tujuh Belas TPS Seluas 1 6 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 52 Bab III

121 15. TPS Suti Semarang TPS Jagoi Babang TPS Siding 1 6 Jumlah Sumber : Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kabupaten Bengkayang Pengangkutan Pengangkutan sampah dilakukan dari kontainer maupun TPS ke TPA. Sarana pengangkutan yang dimiliki Bidang Kebersihan Pertamanan dan Perkuburan di DPU Kabupaten Bengkayang hingga tahun 2012 adalah sebanyak 12 unit, yang terdiri dari : 1. Dump Truck sebanyak 4 (empat ) unit Kendaraan pengangkut sampah dengan bak terbuka yang memiliki lengan hidrolis yang tersambung dengan bak truk, dengan kapasitas 8 m³, untuk mengangkut sampah beberapa TPS yang ada 2. Kendaraan roda tiga sebanyak 6 (enam) unit Kendaraan berkapasitas 1 m³ digunakan untuk melaksanakan operasional pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada di jalan protokol, pertokoan, pasar dan berbagai fasilitas umum dan operasional taman. 3. Gerobak sampah sebanyak 4 (empat) unit Alat pengangkutan berkapasitas 0,85 m³ ini banyak digunakan untuk mengangkut sampah dari permukiman, pasar maupun jalan ke TPS Adapun kondisi sarana armada persampahan yang ada dapat dilihat pada table berikut. Tabel 3.31 NO JENIS UNIT KAPASITAS RITASI MASIH BEROPERASI (M3) (KALI) YA TIDAK 1. Mini truck Dump Truck Motor sampah Gerobak Sampah Sumber : Bidang Kebersihan dan Pertamanan di DPU Kabupaten Bengkayang Pemrosesan Akhir Pemrosesan akhir sampah dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) untuk memroses dan mengembalikan ke lingkungan secara aman. Kabupaten Bengkayang memiliki 2 TPA yang keduanya terletak di Kec. Magmagan Lumar. Namun hanya 1 TPA yang difungsikan sementara 1 TPA lain belum siap difungsikan. TPA Magmagan Lumar masih menggunakan sistem open dumping, dimana sampah dibuang begitu saja tanpa dibuat zona pembuangan. TPA ini digunakan untuk menampung pembuangan sampah dari 7 Kecamatan wilayah layanan. Profil TPA Magmagan Lumar terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.33 Profil TPA Magmagan Lumar Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 53 Bab III

122 No. Item Keterangan 1 Jenis Penimbunan Open dumping 2 Lokasi Kec. Lumar 3 Waktu rencana Umur TPA 20 tahun 4 Luas 5 Ha 5 Jarak dari pemukiman 5 km terdekat dan 90 km terjauh Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang secara teknis merupakan tanggung jawab Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang seksi Kebersihan. Saat ini, daerah pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang baru meliputi 1 kecamatan dari 17 kecamatan yang ada. Adapun tingkat pelayanan persampahan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.35 Tingkat Pelayanan Kebersihan Kabupaten NO. PELAYANAN TINGKAT PELAYANAN 1 Luas darah pelayanan 16,704 Ha 2 Jumlah penduduk terlayani terhadap jumlah 9,45 % penduduk kabupaten. Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, Berdasarkan laporan periodik volume sampah harian TPA, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkayang tahun 2012, total timbunan sampah perkotaan sebesar 260 M³/hari atau 7800 M³/bulan, sedangkan kapasitas sampah terangkut ke TPA adalah sebesar 160 M³/hari atau 4800 M³/bulan. Data mengenai penanganan sampah disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.36 Penanganan Sampah NO. PENANGANAN VOLUME (M3/BULAN) PROSENTASE (DARI TOTAL TIMBULAN SAMPAH) 1. Diangkut ke TPA % 2. Diolah 1.Kompos 2. Daur Ulang 3. Lainnya 3. Dipilah/bank sampah 4. Tidak terangkut % Sumber : Laporan periodik volume sampah harian TPA, DPU Kabupaten Bengkayang, Secara jelas, cakupan pelayanan pengelolaan sampah dapat dilihat pada tabel berikut ini : No. Tabel 3.37 Daerah Cakupan Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kecamatan Daerah Layanan Keterangan 1 Bengkayang 1. Kelurahan Sebalo 2. Kelurahan Bumi Emas 3. Pasar Bengkayang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 54 Bab III

123 4. Terminal Bengkayang 5. Jl. Basuki Rachmad 6. Jl. Sanggau Ledo 7. Jl Singkawang-Bengkayang 2 Sungai Raya Sungai duri dan sekitarnya 3 Sungai raya Kepulauan Dermaga Teluk Sua dan sekitarnya 4 Capkala Mandor dan sekitarnya 5 Monterado Sekitar pusat kecamatan Monterado 6 Samalantan Sekitar pusat kecamatan Samalantan 7 Lembah Bawang Sekitar pusat kecamatan 8 Sungai Betung - 9 Teriak - 10 Lumar - 11 Ledo Sekitar pusat kecamatan Ledo 12 Sanggau Ledo Sekitar pusat kecamatan Sgu Ledo 13 Tujuh Belas - 14 Seluas Sekitar pusat kecamatan Seluas 15 Suti Semarang - 16 Jagoi Babang - 17 Siding - Gambar 3.11 Grafik Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Total Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar Dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 55 Bab III

124 tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Gambar 3.12 Grafik Praktek Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Sebelum dibuang Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 Total Dipilah/ dipisahkan Tidak dipilah/ dipisahkan Peta 3.3: Peta cakupan layanan persampahan TPA Pengangkutan reguler Daerah fokus peningkatan retribusi Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 56 Bab III

125 Peta 3.4: Peta lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan Input Sampah Pasar dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko Sampah RT dan Ruko User Interface Tong Sampah Tong Sampah Tong Sampah Tabel 3.21: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Pengumpulan Setempat Gerobak Sampah Penampungan Sementara (TPS) Pengangkutan (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat Container Dump Truck --- TPA Pengepul Kecil Dump Truck --- TPA Sungai Drainase Dibakar /ditimbun Daur Ulang/Pem buangan Akhir TPA Kode/ Nama Aliran Aliran Limbah P1 Aliran Limbah P2 Aliran Limbah P3 Aliran Limbah P4 Aliran Limbah P5 Aliran Limbah P6 Sampah Bak --- Tempat Dump Truck --- TPA Aliran Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 57 Bab III

126 Perusahaa n/pabrik Sampah Plastik Sampah organik/ taman sampah Kantung Plastik Pemulung Kecil Penampunga n Sementara (TPS) Pabrik Pengepul Pencacah Plastik Motor Roda 3 Container Dump Truck --- TPA - Limbah P7 Aliran Limbah P8 Aliran Limbah P9 KELOMPOK FUNGSI Tabel 3.22: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN JENIS DATA SEKUNDER (PERKIRAAN) NILAI DATA SUMBER DATA A B C D E Pembuangan /Daur Ulang Penampungan Sementara TPA Jumlah 0 DPU TPS Jumlah 0 DPU Penampungan awal Kontainer Jumlah 0 DPU Pengangkutan Dump truck Jumlah 3 Semi Pengolahan Daur Ulang - Pick Up Jumlah 0 DPU Motor Roda 3 Jumlah 2 DPU Gerobak Sampah Jumlah 0 DPU Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 58 Bab III

127 DIKELOLA OLEH SEKTOR DIKELOLA PIHAK DIKELOLA OLEH MASYARAKAT FORMAL DI TINGKAT SWASTA JENIS KEGIATAN KELURAHAN/KECAMATAN RT RW L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Tabel 3.23: Pengelolaan persampahan di tingkat kelurahan/kecamatan KETERANGAN JENIS KEGIATAN Tabel 3.24: Pengelolaan persampahan di tingkat Kabupaten Bengkayang DIKELOLA OLEH DIKELOLA OLEH KABUPATEN MASYARAKAT DIKELOLA OLEH SEKTOR FORMAL DI TINGKAT DIKELOLA PIHAK SWASTA L P L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan Sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu Jalan Tabel 3.25: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Persampahan Tidak Ada Komponen Nama Program / Proyek / Layanan Pelaksana/PJ Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 59 Bab III

128 3.3.4 Pemetaan Media Pemetaan media merupakan upaya pengumpulan dan analisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan gambaran tingkat komunikasi di antara stakeholder dan peta media terkait pembangunan sanitasi. Kajian ini diperlukan untuk menyusun strategi kampanye dan komunikasi, di samping juga bermanfaat sebagai sarana advokasi program pembangunan sanitasi ditingkat kabupaten untuk stakeholder kunci, yakni pemerintah dan media massa. Study media dan komunikasi ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi tentang pengalaman dan kapasitas Kabupaten Bengkayang dalam menjalankan kampanye/pemasaran sanitasi serta sejauh mana pemahaman mereka mengetahui peran media massa dalam mendukung pembangunan sanitasi. Pada akhirnya kajian ini harus mampu mengidentifikasi media yang efektif dan efisien dalam menjangkau target yang dituju. Hanya dengan cara demikian, kajian ini dapat membantu Kabupaten Bengkayang dalam menyusun perencanaan media yang baik. Adapun hasil dari kegiatan study media dan komunikasi yang dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang adalah sbb : NO KEGIATAN TAHUN Tabel 3.26 Kegiatan Komunikasi terkait komponen Persampahan DINAS PELAKSANA TUJUAN KEGIATAN KHALAYAK SASARAN PESAN KUNCI PEMBELA JARAN 1 Penyuluhan PHBS DINKES Menanamkan perilaku bersih dan sehat kepada masyarakat Anak sekolah dan masyarakat Stop BABS CLTS 2 Penyuluhan persampaha n / Lingkungan RT Rutin RT setempat di Jungkat Menjaga kebersihan lingkungan Warga RT jungkat Sampah menimbulkan penyakit Teori dan praktek Tabel 3.27 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponenpersampahan NO JENIS MEDIA KHALAYAK PENDANAAN ISU YANG DIANGKAT PESAN KUNCI EFEKTIVITAS Keterangan: Tidak ada data Partisifasi Dunia Usaha Untuk memetakan tingkat partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Bengkayang, dilakukan Survey Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA). Survey ini dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas peta dan potensi penyedia layanan sanitasi di Kabupaten Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 60 Bab III

129 Bengkayang. Penyedia layana sanitasi mencakup beberapa stakeholder, di antaranya : (i) Pemerintah, (ii) Dunia Usaha terkait sanitasi, (iii) LSM/KSM terkait sanitasi, dan (iv) Dunia usaha pada umumnya. Lingkup peran penyedia layanan yang akan dilakukan survey mencakup di antaranya investasi pada pembangunan dan pengoperasian TPA, kontrak pekerjaan penyapuan jalan protokol dan pengangkutan sampah, pengelolaan atau daur ulang sampah 3R, dan lain-lain. Hasil dari survei SSA diharapkan dapat menggambarkan peta penyedia layanan sanitasi serta potensinya dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Bengkayang. Hal lain yang lebih penting adalah pada saat pelaksanaan survey akan terjadi proses advokasi kepada para responden. Selanjutnya dari hasil advokasi tersebut diharapkan ada tindak lanjut berupa usaha penggalangan sinergi atau partsipasi antara para penyedia layanan sanitasi tersebut dengan pihak pemerintah. Hingga saat ini, masyarakat dan dunia usaha masih belum banyak yang menggeluti bisnis dibidang persampahan. Padahal apabila dilihat secara lebih detail, sampah dapat menjadi potensi ekonomi yang cukup besar dimasa yang akan datang. Kondisi saat ini, dunia usaha yang menggeluti bidang persampahan adalah usaha pengumpul dan pengepul barang bekas yang berasal dari sampah. Karena belum adanya regulasi yang mengatur mengenai Kantor hukum usaha ini. Hal inilah yang membuat kekuatan hukum usaha dibidang ini masih lemah dan keberadaannya masih dipandang sebelah mata. Padahal dengan adanya usaha pengumpul dan pengepul sampah ini akan sangat mengurangi beban TPA sebagai tempat pemprosesan akhir sampah. Untuk dimasa yang akan datang, perlu dibuat regulasi yang mengatur tentang usaha dibidang persampahan, dikarenakan pelaku nantinya akan menangani sampah yang kemungkinan mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi MANUSIA DAN LINGKUNGAN, SEHINGGA HAL TERSEBUT PERLU DIATUR DAN DIBERIKAN PENGETAHUAN YANG CUKUP BAGI pelakunya. Adapun study SSA yang dilakukan pada pengepul sampah di Kabupaten Bengkayang adalah sbb : Tabel 3.28: Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Bengkayang NO NAMA PROVIDER/MITRA POTENSIAL TAHUN MULAI OPERASI/ BERKONTRIBUSI JENIS KEGIATAN/ KONTRIBUSI TERHADAP SANITASI POTENSI KERJASAMA A b C D Komponen : Persampahan 1. Tidak Ada Data Keterangan: Tidak ada data Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 61 Bab III

130 3.2.5 Pendanaan dan Pembiayaan Untuk mengetahui profil pendanaan dan pembiayaan APBD bidang sanitasi, Pokja Sanitasi Kabupaten Bengkayang telah melakukan study keuangan dan perekonomian. Study ini diperlukan untuk mengetahui profil keuangan dan perekonomian di Kabupaten Bengkayang dalam mendukung pembangunan khususnya di sektor sanitasi serta pola penyerapannya untuk kemudian digunakan mendukung pembiayaan/pendanaan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan diperlukan untuk mengukur ketepatan alokasi pendanaan/pembiayaan sanitasi dan kesinambungan pelayanan sanitasi di masa depan. Pemetaan keuangan dan perekonomian daerah mencakup di antaranya : APBD dan belanja sanitasi per SKPD, belanja sanitasi per sub sektor, belanja sanitasi perpenduduk, realisasi retribusi sanitasi per subsektor, ruang fiskal dan perekonomian Kabupaten. Khusus untuk penganggaran dibidang persampahan, mengalami fluktuasi yang cukup berarti,namun menunjukkan trend yang naik. Untuk dimasa yang akan datang, belanja sanitasi bidang persampahan harus semakin ditingkatkan, mengingat pelayanan bidang persampahan belum dapat mencakup semua wilayah di Kabupaten Bengkayang No Tabel 3.29: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen persampahan 1 Air Limbah (1a+1b) 2 Sampah (2a+2b) Subsektor Belanja (Rp) a Pendanaan Investasi air limbah Ratarata b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Drainase (3a+3b) Aspek Promosi Higiene dan Sanitasi Keterangan: Tidak ada data Tabel 3.30 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah No 1 Retribusi Air Limbah 2 Retribusi Sampah 2.a Realisasi retribusi 2.b Potensi retribusi 3 Retribusi Drainase SKPD Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumb uhan (%) Pertumbuhan (%) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 62 Bab III

131 Tabel 3.31 Permasalahan Mendesak dan Issue Strategis PERMASALAHAN MENDESAK ISU STRATEGIS Kapasitas Pengelolaan Sampah. Hal ini berkaitan dengan bertambah besarnya timbulan sampah setiap tahunnya yang tidak diikuti dengan ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan konsumsi masyarakat secara umum berdampak pada perubahan komposisi dan karakteristik sampah yang dihasilkan. Rendahnya kualitas dan tingkat pelayanan pengelolaan persampahan yang disebabkan keterbatasan sarana dan prasarana, yang berimbas pada akses pelayanan bagi masyarakat yang kurang maksimal, seperti pola pengangkutan, proses pengolahan dan pengelolaan TPA. Kemampuan kelembagaan yang ada saat ini hanya dikelola dan dilaksanakan oleh Dinas KPK Kabupaten Pinrang. Kemampuan pembiayaan terhadap pengelolaan persampahan masih cukup rendah, hal ini terlihat dari jumlah pendanaan yang disediakan setiap tahunnya masih di bawah 0,58 % dari total anggaran APBD. Hal ini karena Pengelolaan persampahan belum menjadi prioritas, dimana Tenaga ahli yang masih kurang, perencanaan dan fungsi pengawasan yang sangat lemah serta pendanaan yang tidak proporsional membuat pengelolaan persampahan sangat memprihatinkan dan kurang efisien Pengumpulan yang tidak memadai, dimulai pada tingkat individu masyarakat, rumah tangga, sampai wilayah terkecil, kemudian penanganan akhir dari semua produksi sampah yang ada masih kurang benar dan tidak maksimal, baik sampah perkotaan maupun jenis sampah lainnya bisa mengancam kesehatan masyarakat, mengurangi keindahan dan kenyamanan kawasan perkotaan serta menurunkan derajad kebersihan lingkungan perkotaan. Salah satu masalah utama yang menjadi penghambat dalam pengelolaan persampahan di wilayah perkotaan adalah biaya pengelolaan yang tinggi, yang diperparah lagi oleh produktivitas yang rendah mengakibatkan beban keuangan yang berat pada pemerintah daerah. Situasi ini, akan semakin diperburuk lagi oleh kurang efektifnya kebijakan dan strategi secara nasional untuk jangka pendek dan panjang dalam pengelolaan persampahan. Sebagai imbas dari kurang memadainya sarana dan prsarana pendukung kegiatan pengelolaan persampahan, yaitu keterbatasan jumlah truk pengangkut sampah, mengakibatkan tidak maksimalnya pelayanan setiap harinya. Tidak hanya berimbas pada lamanya proses pengangkutan saja, tetapi juga mengakibatkan kurang maksimalnya sampah yang terangkut. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 63 Bab III

132 kegiatan persampahan tidak termasuk program perioritas. Peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasata dalam bentuk pengelolaan persampahan berbasis masyarakat (community base) masih belum dilaksanakan secara optimal, sehingga berimbas pada tidak terolahnya potensi sampah yang ada Tidak adanya investasi dunia usaha/swasta dalam pengelolaan persampahan saat ini. Peraturan perundangan dan lemahnya penegakan hukum dalam kegiatan pengelolaan kebersihan kawasan perkotaan, dimana Peraturan Daerah yang dikeluarkan hanya mengatur jumlah dan besarnya retribusi yang harus dibayarkan oleh masyarakat, tanpa adanya aturan dan ketentuan teknis dalam kegiatan kebersihan kota Dari segi pengolahan sampah di TPA Magmagan Lumar, tumpukan sampah dari truk pengangkut sangat tidak teratur dan tidak merata disemua tempat. Hal ini disebabkan banyaknya tumpukan sampah sehingga akses masuk sangat untuk sulit dilalui. Kondisi ini memerlukan alat untuk memindahkan, menggali dan menimbun tumpukan sampah, sehingga memudahkan akses masuk truk pengangkut sampah. Dan TPA Magmagan Lumar belum memiliki alat berat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Melihat keberpihakan anggaran yang bersumber dari APBD II terhadap kegiatan pengelolaan persampahan yang cukup minim, maka sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pelayanan, mengingat kebutuhan sarana dan prasarana penunjang yang tidak bisa terpenuhi karena jumlah pendanaan yang kurang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 64 Bab III

133 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan Drainase lingkungan di Kabupaten Bengkayang pada umumnya kondisinya sudah cukup baik, namun masih ada beberapa wilayah/kawasan yang masih rawan terjadi banjir khususnya pada musim hujan. Hal tersebut terjadi karena belum adanya saluran drainase dan kapasitas saluran tidak sebanding dengan debit air yang mengalir. Untuk mengatasinya perlu adanya pembangunan saluran drainase, normalisasi, dan memperbesar dimensi saluran drainase. Permasalahan prioritas yang di hadapi terkait pengelolaan drainase lingkungan antara lain; 1. Terbatasnya anggaran yang tersedia 2. Belum adanya master plan (DED) drainase Kabupaten Bengkayang Kelembagaan Terkait dengan pengelolaan drainase lingkungan yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 10 Tahun 2010 tentang organisasi dan tata kerja lembaga teknis daerah dan satuan polisi pamong praja, Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Bengkayang, oleh karena itu DPU merupakan unsur pendukung tugas Bupati Bengkayang di bidang lingkungan. Berdasarkan Perda tersebut di atas, yang menangani drainase lingkungan di bawah Bidang Tata Kota dan Perdesaan seksi Penyehatan Lingkungan. Adapun struktur organisasi yang ada di DPU adalah sebagai berikut : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat, membawahkan : 1. Subbagian Renja dan Keuangan; 2. Subbagian Admibistrasi dan Umum. c. Bidang Cipta Karya, membawahi: 1. Seksi Tata Ruang dan Tata Bangunan; 2. Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Air Bersih Perkotaan/perdesaan; dan 3. Seksi Kebersihan, Pertamanan dan Perkuburan. d. Bidang Bina Marga, membawahi: 1. Seksi Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan; 2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan 3. Seksi Survey dan Pemetaan. e. Bidang Sumber Daya Air, membawahi: 1. Seksi Irigasi, Rawa dan Pantai; 2. Seksi Air Baku, Danau, Waduk dan sungai. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 65 Bab III

134 g. Kelompok Jabatan Fungsional. (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. (4) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. (5) Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (6) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk sebagai ketua kelompok dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (7) Bagan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Untuk mendapatkan informasi yang baik mengenai kondisi pengelolaan drainase di Kabupaten Bengkayang, Pokja Sanitasi melakukan kajian kelembagaan dan kebijakan terhadap pengelolaan sub sektor sanitasi. Kajian ini perlu untuk dilakukan karena sangat dibutuhkan untuk mengetahui dengan jelas gambaran atau peta kondisi kelembagaan sub sektor drainase yang saat ini telah ada di Kabupaten Bengkayang. Dengan adanya peta kelembagaan ini, maka upaya penyusunan kerangka layanan drainase skala kota/kabupaten yang berkelanjutan dapat dikembangkan secara lebih realistis karena didasarkan pada kondisi dan potensi kelembagaan yang benar-benar nyata. Tujuan dilakukannya kajian kelembagaan dan kebijakan adalah : a. Mendeskripsikan peran dan tanggungjawab pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan drainase di Kabupaten Bengkayang. b. Mendeskripsikan kelengkapan dan kondisi pelaksanaan kebijakan drainase di Kabupaten Bengkayang. Lingkup kajian kelembagaan dan kebijakan mencakup di antaranya: pemetaan pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi dan pemetaan kebijakan sanitasi Kabupaten Bengkayang. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menggambarkan peta kelembagaan dan kebijakan sub sektor drainase di Kabupaten Bengkayang. Adapun hasil dari kajian kelembagaan dan kebijakan di Kabupaten Bengkayang adalah sbb : Tabel 3.32: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH FUNGSI KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 66 Bab III

135 FUNGSI skala kab/kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase lingkungan Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan PEMANGKU KEPENTINGAN PEMERINTAH KABUPATEN SWASTA MASYARAKAT Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 67 Bab III

136 PERATURAN DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase lingkungan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan Tabel 3.33: Daftar Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten Bengkayang KETERSEDIAAN PELAKSANAAN ADA (SEBUTKAN) TIDAK ADA EFEKTIF DILAKSANAKAN BELUM EFEKTIF DILAKSANAKAN TIDAK EFEKTIF DILAKSANAKAN KETERANGAN Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 68 Bab III

137 3.3.1 Sistem dan Cakupan Pelayanan Guna memetakan kondisi riil mengenai sistem pengelolaan drainase dan teknologi yang digunakannya, maka Pokja Sanitasi melakukan identifikasi dengan menggunakan metode diagram sistem sanitasi. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, dapat diketahui berbagai sistem yang saat ini masih digunakan oleh Pemda maupun masyarakat dalam pengelolaan drainase, sehingga nantinya dapat dijadikan rekomendasi perbaikan sistem pengelolaan drainase dimasa yang akan datang. Adapun hasil kajian menggunakan metode diagram sistem sanitasi adalah sbb : Tabel 3.34: Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase lingkungan INPUT Grey Water Grey Water Grey water Grey water USER INTERFACE Dapur Rumah Tangga Dapur Rumah Tangga Kamar mandi Kamar mandi PENGUMPULAN & PENAMPUNGAN/ PENGOLAHAN AWAL PENGANGKUTA N/ PENGALIRAN (SEMI) PENGOLAHAN AKHIR TERPUSAT PEMBUANGA N AKHIR/ DAUR ULANG Got Sungai pekarangan - Genangan Saluran tersier/got Saluran tersier/got Air Hujan Talang Got Saluran sekunder Saluran sekunder Genangan Sungai Sungai Air Hujan Talang Got --- Genangan Sungai KODE/NAMA ALIRAN Aliran Limbah D1 Aliran Limbah D2 Aliran Limbah D3 Aliran Limbah D4 Aliran Limbah D5 Aliran Limbah D6 KELOMPOK FUNGSI Tabel 3.35: Sistem pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Bengkayang TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN JENIS DATA SEKUNDER (PERKIRAAN) NILAI DATA SUMBER DATA A B C D Pembuangan/daur ulang Sungai Panjang Lap. Adipura LH Jumlah Saluran induk Panjang DPU Pengaliran Saluran sekuder Panjang Penampungan awal Saluran tersier Panjang User interface Kamar mandi Jumlah rumah Dinkes Dapur/cuci piring Jumlah rumah Dinkes Keterangan: Tidak ada data E Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 69 Bab III

138 Gambar 3.8 Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir Berdasarkan Gambar 3.8, diketahui bahwa semua rumah tangga responden pada klaster II (dua) tidak pernah terkena banjir (100%). Rumah tangga klaster II (dua) dalam Data Dinas Kesehatan adalah rumah tangga yang bertempat tinggal di daerah perbukitan, tidak terkena banjir, dan hanya terdapat genangan air di sekitar rumah karena air hujan dan limbah domestik (Tabel 3.9). Rumah tangga pada klaster III (tiga) sebagian besar terkena banjir beberapa kali dalam setahun (67,8%), hanya ada 29% rumah tangga yang terkena banjir sekali dalam setahun, 2% sekali atau beberapa kali perbulan dan hanya 1,2% yang tidak pernah. Sedangkan pada rumah tangga klaster IV (empat) ada sebanyak 72,5% yang terkena banjir dalam setahun, dan hanyan 15% yang terkena banjir beberapa kali dalam setahun, 8,1% sekali atau beberapa kali dalam sebulan, dan 4,4% yang tidak pernah terkena banjir Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 70 Bab III

139 Gambar 3.9 Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Gambar 3.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal di daerah yang mengalami banjir secara rutin (74,1%). Responden terbanyak yang bertempat tinggal di daerah yang mengalami banjir secara rutin adalah responden pada klaster 2 yaitu sebesar 80,6%, sedangkan pada klaster 4 sebesar 60,9%. Responden yang bertempat tinggal di daerah yang tidak terkena banjir secara rutin adalah responden yang bertempat tinggal di daratan yang perbukitan yaitu responden pada klaster 2. Gambar 3.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 71 Bab III

140 Sebagian besar responden bertempat tinggal di daerah yang digenangi air jika terjadi banjir selama lebih dari 1 hari (41,2%). Tempat tinggal responden yang terbanyak mengalami genangan air jika terjadi hujan selama lebih dari 1 jam adalah tempat tinggal responden klaster 4 yaitu sebesar 50%, sedangkan pada klaster 3 sebesar 37,1% kecuali responden pada klaster 2 yang tidak mengalami genangan air jika terjadi banjir karena bertempat tinggal di daerah yang tidak terkena banjir. Gambar 3.12 Persentase Rumah Tangga Berdasarkan Kepemilikan SPAL Dari Gambar 3.12 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) di rumah tangga (89,4%), hanya sebagian kecil (10,6%) yang memiliki dan itupun belum tentu dapat berfungsi dengan baik jika tidak dirawat dari tumpukan sampah dan sedimentasi dari pasir atau tanah yang terbawa arus air. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 72 Bab III

141 Kelurahan/Desa Tabel 3.36: Kondisi drainase lingkungan di tingkat kecamatan/kelurahan/desa di Kabupaten Bengkayang Kondisi Drainase Jumlah Pembersihan Drainase Pengelola oleh Bangunan Di Atas Saluran Saat Ini Masyarakat Rutin Tidak Rutin Pemerintah RT RW Lancar Mampet Kelurahan (RT /RW) Swasta Ada Tidak Ada Kota L P L P L P Desa Tubajur Desa Sui Jaga B Desa Lembah Bawang Desa Suti Semarang Desa Samalantan Desa Mandor Desa Pisak Desa Gerantung Kel. Bumi Emas Desa Seluas Desa Kumba NO KOMPONEN Tabel 3.37: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat NAMA PROGRAM / PROYEK / LAYANAN PELAKSANA/ PJ TAHUN MULAI KONDISI SARANA SAAT INI FUNGSI TIDAK FUNGSI ASPEK PMJK RUSAK PM JDR MBR SLBM Pembangunan MCK + Dinas PU 2012 Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender MBR= Masyarakat Berpenghasilan Rendah Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 73 Bab III

142 NO KEGIATAN TAHUN Tabel 3.38 Kegiatan Komunikasi terkait komponen drainase lingkungan DINAS PELAKSANA TUJUAN KEGIATAN KHALAYAK SASARAN PESAN KUNCI PEMBELAJARAN 1 Tidak Ada Data 2 Keterangan Tidak ada Data Tabel 3.39 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait komponen drainase lingkungan ISU YANG NO JENIS MEDIA KHALAYAK PENDANAAN PESAN KUNCI EFEKTIVITAS DIANGKAT 1. Tidak Ada Data 2. Keterangan Tidak ada Data NO Tabel 3.40: Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kabupaten Bengkayang JENIS KEGIATAN/ NAMA TAHUN MULAI KONTRIBUSI PROVIDER/MITRA OPERASI/ POTENSI KERJASAMA TERHADAP POTENSIAL BERKONTRIBUSI SANITASI A B C D Komponen : Drainase Lingkungan 1. Tidak Ada Data 2. Keterangan Tidak ada Data Tabel 3.41: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Komponen drainase lingkungan NO SUBSEKTOR BELANJA (RP) RATA RATA 1 Drainase (3a+3b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah Tidak Ada Data 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Keterangan Tidak ada Data PERTUM BUHAN (%) NO Tabel 3.42 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Lingkungan RETRIBUSI SANITASI TAHUN (RP) SKPD PERTUM BUHAN (%) 1 Retribusi Drainase 1.a Realisasi retribusi Tidak Ada Data 1.b Potensi retribusi Keterangan Tidak ada Data Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 74 Bab III

143 3.3.7 Permasalahan Mendesak dan Isu Strategis Adapun permasalahan mendesak dan isu strategis permasalahan pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut: a. Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bengkayang yang dipisahkan oleh perairan sehingga masih minimnya tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang memadai yang dapat mencakup pelayanan semua ibu kota kecamatan. b. Dana APBD untuk kebersihan/persampahan kecil. c. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. d. Disiplin masyarakat masih kurang dalam hal jadwal buang sampah di TPS. e. Kebiasaan masyarakat yang lebih suka membakar sampah serta membuang ke sungai ketimbang dibuang di TPS untuk diangkut truk sampah dapat mencemari udara. f. nya pertumbuhan penduduk yang dapat menyebabkan tingginya pula timbulan sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. 3.4 Pengelolaan Drainase Lingkungan Air bersih merupakan kebutuhan dasar (basic need) bagi penduduk, baik untuk memasak/minum, mencuci/mandi dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Bagi kebanyakan penduduk secara tradisional penggunaan air bersih bersumber dari air sungai dan air hujan. Sebagian besar kebutuhan air bersih di Kabupaten Bengkayang belum dilayani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sehingga kebutuhan air bersih masyarakat masih dilakukan dengan menampung air hujan, air tanah dan air permukaan. Kecamatan yang terlayani oleh PDAM Kabupaten Bengkayang adalah kecamatan Bengkayang. Pada tahun 2012, jumlah pelanggan PDAM mencapai sambungan, yang terdiri dari Sosial Umum 3 sambungan, Sosial khusus 83 sambungan, Rumah Tangga sambungan, Instansi Pemerintah 255 sambungan, Niaga kecil 260 sambungan, Niaga Besar 140 sambungan, Industri Kecil 1 sambungan, Industri Besar 1 sambungan dan Industri khusus 3 sambungan Kecilnya jangkauan pelayanan air bersih terhadap masyarakat yang di kelola PDAM terbatasnya dana yang tersedia, sehingga pengembangan perlu dilakukan secara bertahap untuk dapat menjangkau daerah lain yang belum terlayani. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Bengkayang terdiri dari dua karakteristik kondisi alam yang membedakan yaitu wilayah pesisir atau pantai dan wilayah daratan yang berbukit-bukit. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 75 Bab III

144 Peta 3.7 Peta cakupan layanan air bersih (atau peta jaringan PDAM) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 76 Bab III

145 Gambar 3.11 : Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak Tabel 3.44: Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Bengkayang NO URAIAN SATUAN SISTEM PERPIPAAN KETERANGAN 1 Pengelola PDAM/ BPAM 2 Tingkat Pelayanan % 11,30 3 Kapasitas Produksi Lt/detik 71,21 4 Kapasitas Terpasang Lt/detik Jumlah Sambungan Rumah (Total) Unit Jumlah Kran Air Unit 7 Kehilangan Air (UFW) % 6,30 8 Retribusi/Tarif (rumah tangga) M ,26 9 Jumlah pelanggan per kecamatan - Kecamatan Lumar Pelanggan - Kecamatan Bengkayang Pelanggan Kecamatan Sungai Betung Pelanggan - Kecamatan Ledo Pelanggan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 77 Bab III

146 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 78 Bab III

147 Tabel 3.45: Pengelolaan limbah industri rumah tangga Kabupaten Bengkayang JENIS INDUSTRI RUMAH TANGGA LOKASI JUMLAH INDUSTRI RT JENIS PENGOLAHAN KAPASITAS (M3/HARI) Keterangan: Tidak ada data NAMA FASILITAS KESEHATAN Tabel 3.46: Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan LOKASI JENIS PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS KAPASITAS (M3/HARI) PUSKESMAS JAGOI KEC.JAGOI IPAL, INCENERATOR 100 BABANG BABANG PUSKESMAS SELUAS KEC.SELUAS - PUSKESMAS SIDING KEC.SIDING - PUSKESMAS SANGGAU KEC.SANGGAU IPAL 150 LEDO LEDO PUSKESMAS TUJUH INCENERATOR 0 BELAS KEC.TUJUH BELAS PUSKESMAS LEDO KEC.LEDO - 0 PUSKESMAS SUTI KEC.SUTI - 0 SEMARANG SEMARANG PUSKESMAS LUMAR KEC.LUMAR - 0 PUSKESMAS - 0 KEC. PUSKESMAS TERIAK KEC.TERIAK - 0 PUSKESMAS SUNGAI KEC.SUNGAI INCENERATOR 0 BETUNG BETUNG PUSKESMAS INCENERATOR 0 SAMALANTAN KEC.SAMALANTAN PUSKESMAS LEMBAH KEC.LEMBAH INCENERATOR 0 BAWANG BAWANG PUSKESMAS - 0 MONTERADO KEC.MONTERADO PUSKESMAS SUNGAI - 0 RAYA KEC.SUNGAI RAYA PUSKESMAS SUNGAI IPAL 125 DURI KEC.SUNGAI RAYA PUSKESMAS CAPKALA KEC.CAPKALA - 0 RSUD KEC. INCENERATOR 0 RSU SERUKAM KEC. SAMALANTAN IPAL, INCENERATOR 1500 Sumber data: Dinas Kesehatan kabupaten Bengkayang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 79 Bab III

148 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Sebagaimana tertuang dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 2005, bahawa strategi adalah langkah langkah yang berisikan program program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Selanjutnya program dimaksud adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan dilaksanakan oleh instansi pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran dan kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Strategi atau cara untuk mencapai sasaran merupakan faktor terpenting dalam proses perencanaan, karena strategi telah menetapkan cara untuk merealisasikan sasaran yang telah ditetapkan. Cara tersebut merupakan suatu rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya upaya dalam rangka mencapai sasaran untuk mewujudkan visi dan misi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan indikasi kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan ketersediaan sumberdaya dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Kebijakan adalah merupakan kumpulan keputusan yang menentukan secara teliti tentang bagaimana strategi akan dilaksanakan, atau dengan kata lain kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan atau kegiatan tertentu. Kebijakan juga merupakan keputusan yang mengatur suatu mekanisme tindakan lanjutan untuk pelaksanaan pencapaian tujuan. Berdasarkan makna kebijakan tersebut maka arahan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkayang dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan khususnya sanitasi disampaikan sebagai berikut: 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia termasuk balita adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids (air), fields (tanah), flies (lalat),dan fingers (jari/tangan). Jalur ini memperlihatkan bahwa salah satu upaya prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien adalah perilaku manusia yang memblok jalur fingers. Ini bisa dilakukan dengan mempraktekkan cuci tangan pakai sabun di waktu-waktu yang tepat. Dalam meta-studinya, Curtis & Cairncross (2003) menemukan bahwa praktek cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko insiden diare sebanyak 42-47%. Bila dikonversikan, langkah sederhana ini dapat menyelamatkan sekitar 1 juta anak-anak di dunia. Untuk konteks balita, waktu-waktu untuk cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan Si Ibu/ Pengasuhnya untuk mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare terdiri POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 1 Bab IV

149 dari 5 (lima) waktu penting yakni, 1) setelah buang air besar (BAB), 2) setelah menceboki pantat anak, 3) sebelum menyiapkan masakan, 4) sebelum makan, dan terakhir adalah 5) setelah memegang hewan. Sebagian waktu penting itu sebetulnya ditujukan bagi ibu-ibu rumah tangga secara umum semisal: waktu sesudah buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, dan sebelum menyantap makanan. Sementara, waktu yang lebih khusus ditujukan bagi ibu atau pengasuh anak balita adalah sesudah menceboki pantat anak, dan sebelum menyuapi makan anak. Program dan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat yang direncanakan pada tahun dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1: Rencana program dan kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi tahun Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi Tahun No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) 1 Praktik CTPS di sekolah kali 35 Rp ,- 2 Kampanye Stop BABS Kali 1 3 CLTS Kali 25 Praktik Pengolahan 4 Kali 2 Sampah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang Rp ,- Rp ,- Rp ,- Sumber pendanaan/ pembiayaan APBD 2015, BOK 2015, APBD 2016, BOK 2016 SKPD penanggung jawab Dinkes Sumber dokumen perencanaan DPA/RKA APBD 2015 Dinkes RKA APBD 2015, BOK 2015, APBD 2016, BOK 2016 Dinkes DPA/RKA APBD 2015 Dinkes RKA Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang sedang dilaksanakan pada tahun dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2: Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi yang sedang berjalan Kegiatan Promos Higiene dan Sanitasi Tahun NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN SATUAN VOLUME BIAYA (RP) SUMBER DANA 1 Pembinaan PHBS kali BOK, APBD 2 Pengadaan media promosi - Slogan - Leaflet - Spanduk Buah Lembar lembar CLTS Kali Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang LOKASI KEGIATAN 17 kecamatan Yg ada di Bengkayang APBD 17 kecamatan Yg ada di Bengkayang BOK, APBD Pelaksana kegiatan Seksi Promkes Seksi Promkes 8 kecamatan Seksi PL POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 2 Bab IV

150 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang direncanaan untuk tahun yaitu Pembangunan MCK++. Tabel 4.3: Rencana program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) Pembangunan 1 5 unit MCK ++ Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang Sumber pendanaan/ pembiayaan DAK + Pendamping SKPD penanggung jawab DPU BC Sumber dokumen perencanaan APBD Kabupaten Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4: Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun No Nama program/kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) Pembangunan MCK ++ Desa Bani Amas Pembangunan MCK ++ Kelurahan Bumi emas Pembangunan MCK ++ Kelurahan Sebalo 1 unit unit unit Sumber dana DAK & Pendamping DAK & Pendamping DAK & Pendamping 4 Pembinaan PHBS kali APBD 5 Pengadaan media promosi - Slogan - Leaflet - Spanduk Buah Lembar lembar Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya dan Dinkes Kabupaten Bengkayang APBD Lokasi kegiatan Kab. Bengkayang Kab. Bengkayang Kab. Bengkayang Desa Babane, Desa Pasti Jaya Seluruh kelurahan terkait (Situasional) /momentum kegiatan Pelaksana kegiatan Pokmas Pokmas Pokmas Seksi Promkes dan Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Seksi Promkes Dinkes 4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan Peningkatan pengelolaan persampahan diperlukan guna mengatasi timbulan sampah yang semakin banyak. Peningkatan pelayanan ini mencakup pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam mengelola sampah dan pemberdayaan masyarakat. Program dan kegiatan pengelolaan persampahan yang direncanakan pada tahun dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 3 Bab IV

151 Tabel 4.5: Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan saat ini Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan PersampahanTahun /2014 No Nama progam/kegiatan Operation & Maintenance Persampahan Pengelolaan TPA (tanah urug) Pembenahan dan Perawatan Transfer Depo Sosialisasi Kebersihan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab paket - 2,016,000,000 APBD Dinas PU-BC m³ ,000,000 APBD Dinas PU-BC unit 8 52,000,000 APBD Dinas PU-BC paket - 40,000,000 APBD Dinas PU-BC 5 Pengadaan Gerobak unit 12 50,000,000 APBD Dinas PU-BC 6 Pradesign Teknis Pengelolaan Persampahan paket 1 300,000,000 APBD Dinas PU-BC Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang Sumber dokumen perencanaan RENSTRA DPU- CK Tahun RENSTRA DPU- CK Tahun RENSTRA DPU- CK Tahun RENSTRA DPU- CK Tahun RENSTRA DPU- CK Tahun RENSTRA DPU- CK Tahun Sedangkan program dan kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6: Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN Operation & Maintenance Persampahan Pengelolaan TPA (tanah urug) Pemeliharaan Drainase / Saluran Normalisasi Drainase / Saluran SATUAN VOLUME BIAYA (RP) SUMBER DANA paket - 1,530,000,000 APBD 2012 m³ 1, ,000,000 APBD 2012 ruas jalan Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang ,000,000 BK ,000,000 BK 2012 LOKASI KEGIATAN Bengkayang Bengkayang Bengkayang Bengkayang INSTITUSI PELAKSANA Dinas PU-KC Dinas PU-KC Dinas PU-KC Dinas PU-KC POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 4 Bab IV

152 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Penanganan drainase perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana kota yang dilandaskan pada konsep drainase yang berwawasan lingkungan. Berlainan dengan paradigma lama yang prinsipnya mengalirkan limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, tetapi prinsipnya agar air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan buatan/alamiah seperti kolam tandon, waduk lapangan, sumur-sumur resapan, penataan lansekap dan lainlain. Hal tersebut bertujuan memotong puncak banjir yang terjadi sehingga dimensi saluran lebih ekonomis, dapat juga membantu menambah sumber-sumber air baku. Penanganan drainase juga harus memakai pendekatan sistem, tidak secara parsial, parameter-parameter teknis ditentukan faktor alam setempat. Berdasarkan isu permasalahan strategis di bidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang. Sasaran kebijakan pengembangan drainase adalah sebagai berikut ini: 1. Terlaksananya pengembangan sistem drainse yang terdesentralisasi, efisien, efektif dan terpadu. 2. Terciptanya pola pembangunan drainase yang berkelanjutan melalui kewajiban konservasi air dan pembangunan yang berwawasan lingkungan. 3. Terwujudnya upaya pengentasan kemiskinan perkotaan yang efektif dan ekonomis melalui minimalisasi resiko biaya sosial dan ekonomi serta biaya kesehatan akibat genangan dan bencana banjir. 4. Terciptanya peningkatan koordinasi antara Kabupaten/Kota dalam penanganan sistem drainase. Berdasarkan permasalahan drainase di Kabupaten Bengkayang serta sasaran kebijakan yang ingin dicapai maka diperlukan beberapa usulan proyek untuk mengatasi permasalahan drainase secara keseluruhan di Kabupaten Bengkayang. Proyek untuk mengatasi masalah drainase tersebut berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bengkayang. Dalam rangka persiapan pelaksanaan pembangunan prasarana pembangunan Kabupaten Bengkayang secara terpadu, untuk pekerjaan fisik salah satu pendekatan program yang dilaksanakan yaitu pembenahan system drainase. Sebagaimana diketahui bersama bahwa permasalahan banjir yang ada di kawasan kota Kabupaten Bengkayang, khususnya pada system drainase pada saluran wilayah Kecamatan Bengkayang di karenakan kondisi system drainase yang belum optimal, terjadinya perubahan land use (dari kawasan pertanian menjadi kawasan industri, perdagangan dan permukiman), serta kondisi topografi yang relative rendah dan datar. Masalah banjir timbul ketika lahan dataran banjir telah berkembang menjadi kawasan budidaya seperti untuk pemukiman, perkotaan, perdagangan, industri, pertanian dan sebagainya.banjir bisa terjadi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 5 Bab IV

153 kapan saja dengan kuantitas yang merupakan fungsi dari intensitas hujan dan karakteristik Daerah Pengaliran Sungai. Mengatasi masalah banjir, tidak cukup hanya dengan upaya yang bersifat struktur tapi juga perlu ditunjang dengan upaya yang bersifat non-struktur, sehingga membentuk upaya terpadu dan menyeluruh. Program dan kegiatan pengelolaan saluran drainase yang direncanakan pada tahun dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7: Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase lingkungan Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Sumber dokumen perencanaan 1 Drainase kelilig kantor Camat Seluas m Pembangunan Gorong-gorong Ds. Unit 10 Sentangau jaya Pembangunan Gorong-gorong Rt. Unit Ds. Pawangi Pembuatan parit baru Rt. 05 Ds. Km 1,5 Pawangi Pembangunan Gorong-gorong Rt. Unit 5 02,03,04. Ds. Sebandut Pembangunan Gorong - gorong Rt. Unit 2 02 Dsn. Kinai Gorong-Gorong Desa Seren Unit Selimbau Drainase Dsn Magmagan dan Dsn Doyot m Gorong-Gorong Jln Nusa Indah Unit Bangun Sari Gorong-gorong Jaku Bawah Unit Drainase Jalan Sekip Lama, RT.04/RW.02 m Drainase Jalan Basuki Rahmat, RT.19/RW.10 m Drainase Jln Swadaya-Gereja Protestan m Drainase Jalan Bukit, SMKN RT.05 m Drainase S.P Pacung RT.06 m Drainase Jalan Sekayok RT.07 m Drainase Jalan Tampe Bawah RT.09 m Drainase Jln Nusa Indah, Bangun Sari RT.02 m Drainase Sentagi Dalam m Drainase Jln Bengkayang-Jirak, Lara Gunung m Drainase Jln Bengkayang-Jirak, SP Sei durian-smpn3 m Drainase Pasar Nimah, Sebalo m Drainase Jln Bengkayang-Jirak, SP Sengkabang m APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 6 Bab IV

154 Pembangunan Drainase Rt. 02 Ds. Mandor Pembangunan Drainase Rt Ds. Sebandut Pembangunan Gorong-gorong Dsn. Lubuk Batu, Ds. Aris Pembangunan Gorong-gorong Rt. 02 Ds. Sebandut Pelebaran ( Buat Baru ) Parit Desa Sebandut Km 4 Km 2 Unit 2 Unit 3 Km 1,5 29 Drainase Puaje-Monterado ( 350 M ) Km 7 26 Drainase Pasar Jahandung Pemasangan Gorong-gorong Dsn. Melayu baru m Unit 10 Pemasangan Gorong-gorong dsn. Giri Raharja Unit 10 Perbaikan Gorong-gorong Rt. 02 Papak Ds. Suka Maju Unit 1 Perbaikan Gorong-gorong Rt. 03 Melikar Ds. Suka maju Unit 1 Pembuatan Saluran Air ( Parit ) Rt. 01 Ds. Suka Maju m 1500 perbaikan gorong-gorong Ds. Karya Bhakti Unit 5 Perbaikan Saluran Air Rt. 01 Semalat Ds. Cipta karya m 150 Pembuatan Saluran Drainase Dsn. Pangkalan pasar, Ds. Pangkalan II Unit 1 Pembuatan Saluran Drainase Dsn. Dharma Bhakti, Kec. Teriak Unit 1 Perbaikan Gorong-gorong Dsn. Sejadis, Kec. Ledo Titik 10 Rehab Gorong-gorong, Dsn. Lalang, Ds. Lesabela, kec. Ledo Unit APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU 27 Drainase/Turap Papan Belian Desa Monterado m APBD Dinas PU Dinas PU Gorong - gorong Merendeng - Hli Bui-siding-Tangguh Gorong - gorong Tamong - Tawang - Sungkung Unit 10 Unit APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU 26 gorong-gorong, Ds. Capkala Unit Perbaikan Gorong-Gorong Jalan Tumiang Desa Tumiang Pembuatan Gorong-Gorong Desa Marunsu Gorong-gorong Dsn. Kinai dan sarangan Unit 11 Unit 2 Unit APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU 26 Pembuatan Drainase Jembatan Samsat Km APBD Dinas PU Dinas PU Pembuatan Drainase Jl. Masuk Rumah Bupati Gorong - gorong Jalur Sibale - Sangkinahu Drainase Lingkungan Desa Sake, Sabah, Pate, Padang Pembuatan Gorong-Gorong Sungai Sangko, Dsn. Sasak, Ds. Tumiang Pembuatan Drainase Dsn. Aping Ds. Pasti Jaya Pembuatan Drainase Dsn. Ketiat Ds. Cipta Karya Km 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU APBD Dinas PU Dinas PU Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 7 Bab IV

155 Berkaitan dengan permasalahan di bidang drainase, maka dirumuskan suatu sasaran kebijakan nasional sebagai arahan mendasar dari kondisi yang akan dicapai dan diwujudkan dalam pengembangan bidang drainase di masa yang akan datang. Program pengelolaan saluran drainase lingkungan yang sudah dan sedang dilaksanakan tahun 2012 di Kabupaten Bengkayang antara lain dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8: Kegiatan pengelolaan drainase lingkungan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun No Nama program/kegiatan Satuan Volume Biaya (Rp) 1 2 Pembangunan Drainase Ruas Jalan Bangun Sari Pembangunan Drainase Ruas Jalan Sebopet - Tampe Sumber dana Lokasi kegiatan Pelaksana kegiatan m ,00 DAU Kec. Bengkayang DPU-CK m ,00 DAU Kec. Bengkayang DPU-CK 3 Pemeliharaan Rutin saluran drainase perkotaan dan perdeaan m ,00 DAU Kec. Bengkayang DPU-CK Sumber : Dinas PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Bengkayang POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 8 Bab IV

156 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Program dan kegiatan untuk peningkatan Komponen terkait Sanitasi yang ada di Kabupaten Bengkayang yang direncanakan pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9: Rencana program dan kegiatan saat ini Rencana Program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi Tahun No Nama progam/kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Fasilitasi Masyarakat Penyediaan Sarana Air Bersih Pembangunan Sarana Perubahan Perilaku dan SAB Pengadaan Incenerator Pembuatan IPAL Puskesmas Satuan Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang Volume Indikasi biaya (Rp) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Sumber dokumen perencanaan Paket APBD/APBN Dinkes Dinkes Paket APBD Dinkes Dinkes Paket APBD/APBN Dinkes Dinkes Paket APBD/APBN Dinkes Dinkes Paket APBD/APBN Dinkes Dinkes Sedangkan untuk peningkatan Komponen terkait Sanitasi yang sedang dilaksanakan pada tahun 2012 yang ada di Kabupaten Bengkayang dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun Tabel 4.10: Kegiatan yang sedang berjalan NO NAMA PROGRAM/KEGIATAN 1 Pengawasan Jentik Berkala SATUAN VOLUME INDIKASI BIAYA (RP) Paket ,- 2 Pertemuan STBM Paket ,- 3 Fasilitasi Kegaiatan Stimulan Sarana Air Bersih PAket ,- 4 CLTS Paket ,- Pelatihan Pengolahan 5 Sampah Keluarga Sumber Dinkes Kab. Bengkayang PAket ,- SUMBER DANA LOKASI KEGIATAN APBD 13 KECAMATAN APBD Bengkayang TP BOK APBD PELAKSANA KEGIATAN Agustus September Jagoi babang Nopember 17 Dusun Januari- Desember Samalantan Desember POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang Halaman 9 Bab IV

157 BAB 5 AREA BERESIKO SANITASI 5.1 Area Beresiko Sanitasi Penetapan area beresiko sanitasi ini sangat penting bagi Pokja Kabupaten untuk menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi, dan prioritas wilayah pengembangan sanitasi dan prioritas pengembangan per subsektornya. Prioritas ini akan menentukan arah pengembangan sanitasi kabupaten di masa mendatang. Milestone ini diawali dengan proses penetapan area beresiko. Ini merupakan proses klasifikasi dan pemetaan wilayah kabupaten berdasarkan tingkat/derajat resiko sanitasi yang dimiliki kawasan tersebut. Resiko dimaksud mencakup resiko: penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan/atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Kualitas hasil penetapan area beresiko ditentukan oleh kelengkapan data yang digunakan oleh Pokja. Ada dua sumber data yang bisa digunakan yakni: (1) data sekunder dan (2) data primer yang dihimpun dari Kader Puskesmas di setiap kecamatan dan penilaian SKPD tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS. Hasil penentuan area beresiko sanitasi akan disajikan dalam bentuk peta dan tabel untuk disepakati sebagai penetapan area beresiko. Output yang diharapkan dari kegiatan penetapan Area Beresiko Sanitasi adalah: 1. Ditetapkannya peta area beresiko sanitasi Kabupaten Bengkayang; 2. Dihasilkannya posisi pengelolaan sanitasi saat ini di Kabupaten Bengkayang. Penetapan skor area beresiko sanitasi berdasarkan penilaian tentang kualitas, kuantitas, kontinuitas sarana dan prasarana sanitasi, serta perilaku PHBS. Yang ada di satu desa atau kelurahan. Desa atau kelurahan yang memiliki skor 4 berarti memilki resiko sanitasi yang sangat tinggi,selanjutnya yang memiliki skor 3 memiliki resiko sanitasi yang lebih rendah dan seterusnya, sampai skor 1 yang berarti kurang beresiko. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 1 Bab V

158 5.1.1 Penentuan Area Beresiko Penentuan area beresiko dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan data sekunder yang telah tersedia. Indikator-indikator yang digunakan untuk menentukan prioritas skoring merupakan juga hasil kesepakatan yang diambil antar SKPD terkait, data sekunder dan Data Puskesmas. a) Area Beresiko Menurut Data Sekunder Hasil an alisis data sekunder menunjukkan area beresiko pada tingkat Desa sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini : Di Kabupaten Bengkayang terdiri dari 17 Kecamatan yang ada, berdasarkan hasil kesepakatan, menetapkan seluruh Kecamatan dan seluruh Desa sebagai wilayah skoring berdasarkan data sekunder, terdapat 5 Desa yang menduduki wilayah resiko 4 atau resiko tinggi dan 4 Desa berada di resiko 3 atau resiko sedang. b) Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD Terdapat 4 SKPD terkait yang bertanggung jawab atas pengelolaan subsektor-subsektor sanitasi yaitu: Bappeda, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pekerjaan Umum dan masing-masing SKPD melakukan skoring/penilaian terhadap tiaptiap desa berdasarkan kondisi sanitasi masing-masing desa. c) Area Beresiko Menurut EHRA/Data Puskesmas Hasil Data Puskesmas yang telah dilakukan di wilayah kajian digunakan sebagai salah satu dasar dalam penentuan area beresiko di Kabupaten Bengkayang. Peta area beresiko Kabupaten Bengkayang dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai skoring grade 1-4 dengan rincian sebagai-berikut : Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 : berwarna merah. : Resiko berwarna kuning. : Resiko Sedang berwarna hijau. : Resiko Rendah berwarna biru. Hasil akhir penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Bengkayang telah ditetapkan oleh Kelompok Kerja (Pokja) PPSP Kabupaten Bengkayang berdasarkan skor penilaian terhadap data sekunder dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait sektor-sektor sanitasi serta melakukan serangkaian observasi dan kunjungan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 2 Bab V

159 lapangan pada Desa dan Desa yang menjadi sampel survey Data Puskesmas. Area Beresiko Samnitasi dapat dilihat dalam tabel berikut: No. Desa/Kel/Kecamatan Tabel 5.1 Area Beresiko Sanitasi Air Limbah Domestik Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko 01 KEC. SUNGAI RAYA 1 Sungai Pangkalan I Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 sungai jaga B Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 Sungai Pangkalan II Perdesaan Limbah Domestik 4 Sungai Jaga A Perdesaan Limbah Domestik 02 KEC. CAPKALA 1 Sebandut Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Setandunk Limbah Domestik Perdesaan 3 Aris Limbah Domestik Perdesaan 4 Mandor Limbah Domestik Perdesaan 5 Pawangi Limbah Domestik Perdesaan 03 KEC. SUNGAI RAYA KEPULAUAN 1 Pulau Lemukutan Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Karimunting Limbah Domestik Perdesaan 04 KEC. SAMALANTAN 1 saba'u Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Samalantan Limbah Domestik Perdesaan 3 Tumiang Limbah Domestik Perdesaan 4 pasti jaya Limbah Domestik Perdesaan 5 Marunsu Limbah Domestik Perdesaan 05 KEC. MENTERADO 1 nek ginap Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Sendoreng Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 Serindu Limbah Domestik Perdesaan 4 Gerantung Limbah Domestik Perdesaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 3 Bab V

160 5 beringin baru Perdesaan Limbah Domestik 06 KEC. LEMBAH BAWANG 1 Tempapan Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 lembah bawang Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 saka taru Resiko Perdesaan Limbah Domestik 4 Janyat Resiko Perdesaan Limbah Domestik 5 Kinande Limbah Domestik Perdesaan 07 KEC. 1 Tirta Kencana Resiko Perkotaan Limbah Domestik 2 bhakti mulya Limbah Domestik Perkotaan 3 bani amas Limbah Domestik Perkotaan 4 setia budi Limbah Domestik Perkotaan 5 Sebalo Limbah Domestik Perkotaan 08 KEC. TERIAK 1 sebetung menyala Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 malo jelayan Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 temia sio Resiko Perdesaan Limbah Domestik 4 Benteng Resiko Perdesaan Limbah Domestik 5 bangun sari Resiko Perdesaan Limbah Domestik 6 Lulang Resiko Perdesaan Limbah Domestik 8 sumber karya Resiko Perdesaan Limbah Domestik 9 Telidik Resiko Perdesaan Limbah Domestik 10 Tanjung Resiko Perdesaan Limbah Domestik 11 dharma bhakti Limbah Domestik Perdesaan 12 Sekaruh Limbah Domestik Perdesaan 13 Puteng Limbah Domestik Perdesaan 14 ampar banteng Limbah Domestik Perdesaan 15 Sebente Limbah Domestik Perdesaan 16 Teriak Limbah Domestik Perdesaan 17 setia jaya Limbah Domestik Perdesaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 4 Bab V

161 09 KEC. SUNGAI BETUNG 1 Karya Bhakti 2 Suka BAngun Perdesaan Perdesaan Limbah Domestik Limbah Domestik 10 KEC. LEDO 1 Seles Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Sidai Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 lomba karya Resiko Perdesaan Limbah Domestik 4 Dayung Resiko Perdesaan Limbah Domestik 5 suka jaya Resiko Perdesaan Limbah Domestik 6 suka damai Resiko Perdesaan Limbah Domestik 7 Lesabella Resiko Perdesaan Limbah Domestik 8 Jesape Perdesaan Limbah Domestik 9 Semangat Perdesaan Limbah Domestik 11 KEC. SUTI SEMARANG 1 Tapen Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Kelayu Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 4 Kiung Resiko Perdesaan Limbah Domestik 5 Muhi Bersatu Resiko Perdesaan Limbah Domestik 6 Nangka Perdesaan Limbah Domestik 7 suka maju Perdesaan Limbah Domestik 12 KEC. LUMAR 1 Tiga Berkat Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 magmagan karya Perdesaan Limbah Domestik 3 Belimbing Perdesaan Limbah Domestik 4 Lamolda Perdesaan Limbah Domestik 13 KEC. SANGGAU LEDO 1 Bange Resiko Perdesaan Limbah Domestik 2 Sango Resiko Perdesaan Limbah Domestik 3 Lembang Perdesaan Limbah Domestik 4 Danti Perdesaan Limbah Domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 5 Bab V

162 14 KEC. TUJUH BELAS 1 Kamuh Resiko Limbah Domestik 2 Bengkilu Resiko Limbah Domestik 3 Pisak Limbah Domestik 15 KEC. SELUAS 1 sentangau jaya 2 Mayak 3 Kalon Limbah Domestik Limbah Domestik Limbah Domestik 16 KEC. JAGOI BABANG 1 Sekida' Resiko Limbah Domestik 2 Kumba Resiko Limbah Domestik 17 KEC. SIDING 1 Tamong Resiko Limbah Domestik 2 Tawang Resiko Limbah Domestik 3 Tangguh Resiko Limbah Domestik 4 sungkung I Limbah Domestik 5 Sungkung II Limbah Domestik 6 Sungkung III Limbah Domestik 7 Siding Limbah Domestik 8 Hli Buei Limbah Domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 6 Bab V

163 Tabel 5.2 Area Beresiko Sanitasi Persampahan No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko KEC. SUNGAI RAYA 01 1 Sungai Pangkalan I 2 Sungai Jaga B Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan 02 KEC. CAPKALA 1 Sebandut Perdesaan Persampahan 03 KEC. SUNGAI RAYA KEPULAUAN 1 Pulau Lemukutan Perdesaan Persampahan 04 KEC. SAMALANTAN 1 bukit serayan Resiko Perdesaan Persampahan 2 saba'u Persampahan Perdesaan 05 KEC. MENTERADO 1 nek ginap 2 Sendoreng Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan 06 KEC. LEMBAH BAWANG 1 Tempapan 2 lembah bawang 3 saka taru 4 Janyat Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan 07 KEC. 1 Tirta Kencana Perkotaan Persampahan 08 KEC. TERIAK 1 Tubajur Resiko Perdesaan Persampahan 2 sebetung menyala Persampahan Perdesaan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 7 Bab V

164 3 malo jelayan 4 temia sio 5 Benteng 6 bangun sari 7 Lulang 8 sumber karya 9 Telidik 10 Tanjung Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan 8 KEC. LEDO 1 seren selimbau Resiko Perdesaan Persampahan 2 Serangkat Resiko Perdesaan Persampahan 3 Rodaya Resiko Perdesaan Persampahan 4 tebuah marong Resiko Perdesaan Persampahan 5 Seles Persampahan Perdesaan 6 Sidai Persampahan Perdesaan 7 lomba karya Perdesaan Persampahan 8 Dayung Perdesaan Persampahan 9 suka jaya Perdesaan Persampahan 10 suka damai Perdesaan Persampahan 11 Lesabella Perdesaan Persampahan 12 Tiga Berkat Perdesaan Persampahan 9 KEC. SUTI SEMARANG 1 muhi bersatu 2 Kiung 3 Tapen 4 Kelayu Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan Persampahan Persampahan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 8 Bab V

165 10 KEC. SANGGAU LEDO 1 Bange 2 Sango Perdesaan Perdesaan Persampahan Persampahan 11 KEC. TUJUH BELAS 1 Kamuh 2 Bengkilu Persampahan Persampahan 12 KEC. JAGOI BABANG 1 Kumba 2 Sekida Persampahan Persampahan 13 KEC. SIDING 1 Tamong 2 Tawang 3 Tangguh Persampahan Persampahan Persampahan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 9 Bab V

166 Tabel 5.2 Area Beresiko Sanitasi Drainase No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko 1 KEC. SAMALANTAN 1 Samalantan 9 Tumiang 10 pasti jaya 11 Marunsu 12 bukit serayan Perkotaan/ Pedesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air 05 KEC. MENTERADO 6 Serindu 7 Gerantung Perdesaan Perdesaan Genangan Air Genangan Air 06 KEC. LEMBAH BAWANG 6 Kinande Genangan Air Perdesaan Genangan Air 07 KEC. Genangan Air 7 bhakti mulya Genangan Air Perkotaan 8 bani amas Genangan Air Perkotaan 9 setia budi Genangan Air Perkotaan 10 Sebalo Genangan Air Perkotaan 08 KEC. TERIAK 27 Tubajur 28 dharma bhakti 29 Sekaruh 30 Puteng 31 ampar banteng 32 Sebente Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Perdesaan Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 10 Bab V

167 33 Teriak 34 setia jaya Perdesaan Perdesaan Genangan Air Genangan Air 09 KEC. SUNGAI BETUNG 4 Karya Bhakti Genangan Air Perdesaan 5 Suka BAngun Genangan Air Perdesaan Genangan Air 10 KEC. LEDO Genangan Air 22 Jesape Perdesaan Genangan Air 23 Semangat Perdesaan Genangan Air 24 Serangkat Perdesaan Genangan Air 25 Rodaya Perdesaan Genangan Air 26 tebuah marong Perdesaan Genangan Air 27 Seren Selimbau Perdesaan Genangan Air 12 KEC. LUMAR 5 magmagan karya 6 Belimbing 7 Lamolda Perdesaan Perdesaan Perdesaan Genangan Air Genangan Air Genangan Air 13 KEC. SANGGAU LEDO 5 Lembang 6 Danti Perdesaan Perdesaan Genangan Air Genangan Air 14 KEC. TUJUH BELAS 4 Pisak 15 KEC. SELUAS 4 sentangau jaya 5 Mayak Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 11 Bab V

168 6 Kalon 17 KEC. SIDING 9 sungkung I 10 Sungkung II 11 Sungkung III 12 Siding 13 Hli Buei Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Genangan Air Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 12 Bab V

169 Peta 5.1 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Halaman 13 Bab V

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Kondisi Fisik dan Administratif 2.1.1 Geografis Kabupaten Bengkayang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten terletak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di dalam kehidupan masyarakat sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, budaya dan faktor lainnya.

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

Lebih terperinci

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Sanitasi Kabupaten Sinjai adalah Kondisi sanitasi yang ingin diwujudkan di kabupaten Sinjai sampai tahun 2017 yang merupakan bagian dari Visi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR I - 1

Pokja PPSP Kabupaten OKU TIMUR I - 1 1.1. Latar Belakang Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah sebuah roadmap pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) dengan mempromosikan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuan-tujuan Millenium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun .1 Visi dan Misi Sanitasi Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Kerangka Pengembangan Sanitasi 1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 1.1. Visi Misi Sanitasi Dalam melakukan perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Pinrang ini terlebih dahulu ditentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI RAYA KEPULAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dengan luasnya wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KAECAMATAN TUJUH BELAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KAECAMATAN TUJUH BELAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KAECAMATAN TUJUH BELAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dengan luasnya wilayahnya Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kependudukan di Kabupaten Pohuwato sampai saat ini menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan dan kekumuhan suatu Kota/Kabupaten. Kondisi sanitasi yang tidak

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi pengembangan sanitasi Kabupaten Tana Toraja dalam rangka mencapai visi dan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 2.1 VISI MISI SANITASI KABUPATEN OKU TIMUR Visi merupakan gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh organisasi, merupakan cara pandang jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan Misi Kabupaten Grobogan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011 2016 sebagai berikut : V I S

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi sanitasi Kota Kendari disusun dengan mengacu pada visi misi Kota Kendari yang tertuang dalam RPJMD Kota Kendari, dengan adanya

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Peta Daftar Gambar Daftar Isitilah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

Wonogiri, 11 Pebruari 2014 Wonogiri, 11 Pebruari 2014 luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7 0 32 dan 8 0 15 Lintang Selatan (LS) dan 110 0 41 dan

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi yang mencakupi bidang air limbah, persampahan dan drainase merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan

Lebih terperinci

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi Lampiran 2: Hasil analisis SWOT Tabel Skor untuk menentukan isu strategis dari isu-isu yang diidentifikasi (teknis dan non-teknis) untuk sektor Air Limbah di Kabupaten Lombok Barat sebagai berikut : a.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu tantangan Pemerintah Daerah yang paling signifikan karena berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat

Lebih terperinci

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK)

Lebih terperinci

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi 2013

Buku Putih Sanitasi 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang seringkali kurang mendapat perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Buruknya kondisi sanitasi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Peta Daftar Gambar Daftar Isitilah Bab 1 Bab 2 Bab 3 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1 BAB 5: Hal 5-5. AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi EHRA dan persepsi SKPD terkait

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN TASIKMALAYA 2013 CATATAN KEGIATAN PERTEMUAN POKJA SANITASI KABUPATEN TASIKMALAYA PPSP TAHUN ANGGARAN 2013 Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan : Kick off Meeting PPSP : Aula Wiratanubaya, Bappeda Kab. Tasikmalaya Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten/Kota memang tidak mudah mengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi persoalan

Lebih terperinci

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam menentukan visi dan misi sanitasi kabupaten Takalar, mengacu kepada visi dan misi kabupaten yang terdapat dalam RPJMD. Dengan adanya kesamaan persepsi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi pembangunan Kota Banda Aceh tahun 2012-2017 adalah: Banda Aceh Model Kota Madani. Kota Madani adalah sebuah kota yang penduduknya

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yaitu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang I - 1

1.1. Latar Belakang I - 1 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan

Lebih terperinci