OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN MENGGUNAKAN PERT DAN CPM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN MENGGUNAKAN PERT DAN CPM"

Transkripsi

1 OPTIMALISASI BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN MENGGUNAKAN PERT DAN CPM Indra Manggala 1, Amar Sumarsa 2, Ani Andriyati 2 Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya produksi penambangan di PT. Batu Sarana Persada,Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang sudah di olah dalam bentuk, laporan-laporan, dokumentasi, atau informasi yang lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian. Pengoptimalisasian biaya produksi penambangan dapat di analisis melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan Crashing (mempercepat waktu proyek). Pengolahan data menggunakan PERT adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode CPM adalah metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang mempunyai data biaya di masa lampau. Berdasarkan hasil analisis disusun rancangan penelitian yang mencakup penggunaan model-model matematik untuk penggunaan jaringan kerjapt. Batu Sarana Persada yang sedang berjalan membutuhkan waktu 24 jam dengan biaya yang dibutuhkan Ternyata kegiatan produksi ini bisa dipercepat 9 jam dari biasanya setelah sebelumnya mempertimbangkan SDM dan peralatan, dengan biaya yang di butuhkan menjadi mencapai optimal karena kegiatan produksi yang dilakukan membutuhkan biaya yang lebih kecil dibanding dengan biaya yang dianggarkan sesuai kontrak sebesar Kata kunci optimalisasi, metode PERT dan CPM. 1 Mahasiswa Program Studi Matematika Universitas Pakuan 2 Staf Pengajar Pada Program Studi Matematika Universitas Pakuan 1

2 LATAR BELAKANG Dampak krisis moneter sampai pada saat ini masih sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia. Berbagai permasalahan yang semakin kompleks menjadikan perekonomian di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Hal ini mendorong setiap perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan potensi sumberdayasumberdaya yang dimiliki dengan dilengkapi teknologi yang ada, agar perusahaan bisa bertahan dalam persaingan, baik secara regional, nasional, maupun global. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan mengalami kekalahan atau kemerosotan, bahkan banyak diantara perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia mengalami gulung tikar. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak mampu bersaing dalam berbagai hal. Dalam hal biaya produksi, sebagai salah satu faktor untuk meningkatkan daya saing perusahaan harus lebih efisien dalam penggunaan waktu di setiap kegiatan atau aktivitas, sehingga biaya produksi dapat diminimalkan dari rencana semula. Proyek merupakan kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan bertujuan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Berbeda dengan kegiatan operasional, proyek sifatnya dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek. Pelaksanaan proyek dalam organisasi pada umumnya dilakukan untuk mencapai tujuan khusus, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut. Pada saat ini PT. Batu Sarana Prasada sebagai salah satu penyedia barang tambang (batu) untuk melayani berbagai macam proyek, dalam melakukan kegiatan kegiatan produksi hanya berdasarkan pengalaman. Dalam hal proses produksi PT. Batu Sarana Prasada belum menggunakan metode ilmiah sehingga biaya produksi diduga belum optimal. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan biaya produksi barang tambang menggunakan PERT dan CPM di PT. Batu Sarana Prasada. METODOLOGI PENELITIAN Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang sudah di olah dalam bentuk, laporan-laporan, dokumentasi, atau informasi yang lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data di PT. Batu Sarana Persada, yaitu data biaya produksi pada periode Maret- Mei 2015, data kegiatan produksi, biaya dan waktunya. Metode Analisis 2

3 Berikut tahapan penelitian yang dilakukan mengenai biaya produksi penambangan di PT. Batu Sarana Persada Langkah langkah dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Langkah pertama yaitu survei awal dilakukan dengan observasi dan studi lapangan pada perusahaan untuk menggali permasalahan yang dihadapi dan mencari solusi untuk masalah tersebut. 2. Langkah kedua yaitu identifikasi masalah dilakukan untuk merumuskan permasalahan yang ada di PT. Batu Sarana Persada, identifikasi masalah lebih difokuskan dalam perencanaan kegiatan produksi yaitu menentukan optimalisasi biaya produksi. 3. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data struktur rincian kegiatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data kegiatan produksi penambangan dari PT. Batu Sarana Persada 4. Pada tahap ini dilakukan analisa biaya kegiatan produksi, bertujuan menekan ketidakpastian biaya pada pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan penambangan sehingga analisa sumber daya dan biaya dapat dilakukan. Tahap analisa dilakukan melalui pembanding kegiatan secara normal dan setelah dilakukan crashing. Pengolahan data menggunakan metode PERT adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian bagi proyekproyek yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Metode CPM adalah metode perencanaan dan pengendalian bagi proyek-proyek yang mempunyai data biaya di masa lampau. 5. Perancangan, berdasarkan hasil analis disusun rancangan penelitian yang mencakup penggunaan model-model matematik untuk penggunaan jaringan kerja. 5.1 Earliest Time (TE) TE adalah saat paling awal suatu kejadian yang mungkin terjadi dan tidak mungkin terjadi sebelumnya. Manfaat ditetapkannya TE suatu kejadian adalah untuk mengetahui saat paling awal mulai melaksanakan kegiatan yang keluar dari kejadian yang bersangkutan. a) Untuk kegiatan menuju sebuah kejadian. Rumus (TE) b = (TE) a + L Keterangan a kejadian awal kegiatan X b kejadian akhir kegiatan X (TE) a saat paling awal kejadian awal (TE) b saat paling awal kejadian akhir 3

4 L lama kegiatan x b) Untuk beberapa kegiatan menuju sebuah kejadian. Rumus (TE) b = maksimum (TE an + L n ) Keterangan an kejadian awal kegiatan X n b kejadian akhir n nomor kegiatan (n = 1, 2, 3, ) Ln lama kegiatan Xn Xn nama kegiatan Xn (TE) an saat paling awal kejadian awal dari kegiatan Xn (TE) b saat paling awal kejadian akhir bersama seluruh kegiatan Xn c) Prosedur menghitung TE Prosedur menghitung TE kejadian-kejadian dalam analisis jaringan kerja adalah - Hitung atau tentukan TE dari kejadian-kejadian mulai dari nomor 1 berturut-turut sampai dengan nomor maksimal. - Saat paling awal (TE) kejadian nomor 1 sama dengan nol. - Selanjutnya dapat dihitung TE kejadian nomor 2, 3, 4, dst. 5.2 Latest Time (TL) TL adalah waktu paling lambat suatu kejadian boleh terjadi dan tidak boleh terjadi sebelumnya (meskipun itu mungkin). Sehingga proyek mungkin selesai pada waktu yang telah ditentukan. Manfaat ditetapkannya TE setiap kejadian yang ada dalam analisis jaringan adalah untuk mengetahui saat paling lambat selesainya semua kegiatan yang menuju kejadian yang bersangkutan, agar proyek masih dapat selesai pada waktu yang telah direncanakan. a) Untuk sebuah kegiatan keluar dari sebuah kejadian Rumus (TL) a = (TL) b L Keterangan a kejadian awal kegiatan X b kejadian akhir kegiatan X X nama kegiatan L lama kegiatan TL a saat paling lambat kejadian aawal TL b saat paling lambat kejadian akhir b) Untuk beberapa kegiatan keluar dari sebuah kejadian Rumus (TL) a = minimum (TL bn L n ) Keterangan A kejadian awal bersama dari kegiatankegiatan n 4

5 b kejadian akhir masing-masing kegiatan n n nomor kegiatan (1, 2, 3, ) Xn nama kegiatan Ln lama kegiatan Xn TLa saat paling lambat kejadian awal kegiatan Xn TLbn saat paling lambat kejadian akhir kegiatan Xn c) Prosedur menghitung TL Prosedur yang harus diikuti dalam menghitung TL kejadian-kejadian dalam analisis jaringan kerja adalah a) Hitung atau tentukan kejadian mulai dari nomor maksimal kemudian mundur berturut-turut sampai dengan nomor 1 b) TL kejadian nomor maksimal sama dengan TE kejadian nomor maksimal c) Selanjutnya dapat dihitung TL kejadian nomor maksimal, 3, 2, Kejadian Kritis Kejadian kritis adalah kejadian yang tidak mempunyai tenggang waktu atau TE sama dengan TL. Jadi untuk kejadian kritis adalah TE TL = 0. Kejadian kritis ini pada analisis jaringan dapat dilihat dari bilangan pada ruang kanan atas sama dengan ruang kanan bawah dari kejadian tersebut. 5.4 Kegiatan Kritis Kegiatan kritis adalah kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan, sehingga bila sebuah kegiatan kritis terlambat satu hari saja, sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya tidak terlambat, maka proyek akan terlambat selama satu hari. Kejadian kritis harus mulai pada satu saat awal saja dan selesai pada satu saat akhir saja dan memenuhi rumus TE a + L = TE b TL a + L = TL b Keterangan L lama kegiatan TE a saat paling awal kejadian awal TE b saat paling akhir kejadian akhir TL a saat paling akhir kejadian awal TL b saat paling akhir kejadian akhir 5.5 Jalur Kritis Jalur kritis dalam analisis jaringan adalah jalur yang terdiri dari kegiatankegiatan kritis, kejadiankejadian kritis, dan dummy (bila diperlukan). Jalur kritis dimulai dari kejadian awal diagram jaringan kerja. Dari jalur kritis ini dapat disimpulkan bahwa umur produksi sama dengan umur jalur kritis. Sedangkan jalur 5

6 kritis adalah jalur yang paling lama umur pelaksanaannya. 5.6 Analisa Biaya Dalam penyelenggaraan suatu proyek diberikan masukan yang berupa biaya dan waktu. Analisa biaya bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan selama penyelenggaraan proyek. Pada kenyataannya waktu pelaksanaan kegiatan tidak terlalu tetap. Kadang-kadang pihak manajemen berusaha memperpendek waktu kegiatan dengan menambah pekerja, dengan konsekuensi biasanyadisertai dengan penambahan biaya. Usaha ini disebut crashing. Dalam analisis biaya melibatkan biaya normal dan biaya mempercepat. - Biaya normal adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan jika kegiatan berjalan normal. - Biaya mempercepat adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang dipercepat. - Rumus Secara formulatif untuk untuk menyelesaikan crashing adalah Crashing perperiode waktu biaya mempercepat biaya normal waktu normal waktu cepat HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Alokasi Waktu Kegiatan Produksi Analisa perencanaan kegiatan optimalisasi produksi (studi kasus pada PT. Batu Sarana Persada) merupakan proses penguraian proyek menjadi kegiatan-kegiatan. Data awal yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Alokasi waktu kegiatan produksi Pendataan kegiatan produksi merupakan awal dari pembuatan perencanaan analisis jaringan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut dimulai dengan keputusan bahwa proyek layak dan dapat dilaksanakan serta telah dilakukan negoisasi keuangan (dana investasi). Setelah tercapai negosiasi keungan kemudian proyek produksi dimulai dengan kegiatan perencanaan sampai finishing kegiatan tersebut. a. Land Clearing Land Clearing adalah kegiatan pembukaan dan 6

7 pengolahan lahan sampai lahan tersebut siap untuk digunakan sebagai jalan atau kegiatan pembersihan lahan dari semak-semak, pohon-pohon besar. b. Stripping of overburden Stripping of overburden adalah bagian pengupasan lapisan tanah penutup atau permukaan tanah bagian atas dari sisa pohon yang sudah ditebang kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya. c. Exploitation Exploitation adalah penggunaan sumber daya atau penggunaan barang tambang pada sebuah indrustri sebagai pengolahan bahan baku. d. Drilling Drilling adalah suatu aktifitas yang dilakukan guna pengambilan sampel maupun pemboran produksi yang bertujuan untuk mendapatkan bahan galian secara vertikal yang berada di bawah permukaan tanah. e. Blasting Blasting bertujuan untuk memecah atau membongkar batuan padat atau material atau endapan bijih yang bersifat kompak atau massive dari batuan induknya. f. Evacuation Evacuation adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui pergerakan arah, dalam hal penambangan tujuannya adalah untuk membatasi daerah ledakan pengeboman. g. Loading Loading adalah kegiatan untuk memasukan atau mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. h. Houling Houling adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau membawa material maupun endapan bahan galian dari front penambangan dibawa ke tempat pengolahan untuk proses lanjut. i. Minerral Dressing Mineral Dressing bertujuan untuk menaikkan kadar atau mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampang memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan atau dipakai sebagai bahan baku untuk industri lain. 4.2 Alokasi Biaya Produksi Analisa lanjutan kegiatan produksi adalah proses crashing pada waktu dan biaya. Beberapa kegiatan dengan waktu dan biaya dalam rangka proses crashing pada proyek optimasi kegiatan 7

8 produksi dapat dilihat pada tabel 2. perencanaan jaringan kerja dan perhitungannya. Tabel 2. Alokasi waktu dan biaya kegiatan produksi 4.3 Analisis Jaringan Kerja Dengan Metode PERT dan CPM Berdasarkan alokasi waktu dan kegiatan proyek pada tabel 1. Maka dapat dilanjutkan dengan tahap pembuatan diagram proyek perencanaan jaringan kerja dan perhitungannya. 4.4 Analisis Jaringan Kerja Dengan Metode PERT dan CPM Berdasarkan alokasi waktu dan kegiatan proyek pada tabel 1. Maka dapat dilanjutkan dengan tahap pembuatan diagram proyek Nilai nilai yang tertera tertera pada diagram jaringan kerja tersebut di atas dihitung berdasarkan model yang sudah dijelaskan pada tahap perancangan dan secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut a. Earlist Time (TE) Rumus Rumus (TE) b = (TE) a Kejadian nomor 0 TE 0 = 0 Kejadian nomor 1 TE 1 = = 5 Kejadian nomor 2 TE 2 = 5+ 3 = 8 Kejadian nomor 3 TE 3 = 5+ 2 = 7 Kejadian nomor 4 TE 4 = = 12 Kejadian nomor 5 TE 5 = 5+ 3 = 14 Kejadian nomor 6 TE 6 = = 15 Kejadian nomor 7 TE 7 = = 17 8

9 Kejadian nomor 8 TE 8 = = 21 Kejadian nomor 9 TE 9 = = 24 b. Latest Time (TL) Rumus Rumus (TL) a = (TL) b L Kejadian nomor 9 TE 9 = 24 Kejadian nomor 8 TE 8 = 24 3 = 21 Kejadian nomor 7 TE 7 = 21 4 = 17 Kejadian nomor 6 TE 6 = 17 2 = 15 Kejadian nomor 5 TE 5 = 15 Kejadian nomor 4 TE 4 = 12 Kejadian nomor 3 TE 3 = 12 Kejadian nomor 2 TE 2 = 8 Kejadian nomor 1 TE 1 = 5 Kejadian nomor 0 TE 0 = 0 c. Kejadian kritis Pada diagram jaringan kerja, kejadian kritisnya adalah kejadian nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9. Kejadian nomor 1 merupakan kejadian kritis (TE 1 = TL 1 = 5) Kejadian nomor 2 merupakan kejadian kritis (TE 2 = TL 2 = 8) Kejadian nomor 4 merupakan kejadian kritis (TE 4 = TL 4 = 12) Kejadian nomor 6 merupakan kejadian kritis (TE 6 = TL 6 = 15) Kejadian nomor 7 merupakan kejadian kritis (TE 7 = TL 7 = 17) Kejadian nomor 8 merupakan kejadian kritis (TE 8 = TL 8 = 21) Kejadian nomor 9 merupakan kejadian kritis (TE 9 = TL 9 = 24) d. Kegiatan Kritis Pada diagram jaringan kerja tersebut, kegiatan-kegiatan kritisnya adalah kegiatan A, B, D, F, G, H, I. Kegiatan A merupakan 1) TE 0 = TL 0 = 0 2) TE 1 = TL 1 = 5 3) TE 0 + LA = TE 1 (0 + 5 = 5) TL 0 + LA = TL 1 (0 + 5 = 5) Kegiatan B merupakan 1) TE 1 = TL 1 = 5 2) TE 2 = TL 2 = 8 3) TE 1 + LB = TE 2 (5 + 3 = 8) TL 1 + LB = TL 2 (5 + 5 = 8) Kegiatan C merupakan bukan kegiatan kritis, sebab 1) TE 1 = TL 1 = 5 2) TE 3 TL 3 TE 3 = 7 TL 3 = 12 3) TE 1 + LC = TE 3 (5 + 2 = 7) TL 1 + LC = TL 3 ( ) Kegiatan D merupakan 1) TE 2 = TL 2 = 8 2) TE 4 = TL 4 = 12 3) TE 2 + LD = TE 4 (8 + 4 = 12) TL 2 + LD = TL 4 (8 + 4 = 12) Kegiatan E merupakan bukan kegiatan kritis, sebab 1) TE 4 = TL 4 = 12 2) TE 5 TL 5 TE 5 = 14 TL 5 = 15 3) TE 4 + LE = TE 5 ( = 14) 9

10 TL 4 + LE = TL 5 ( ) Kegiatan F merupakan 1) TE 4 = TL 4 = 12 2) TE 6 = TL 6 = 15 3) TE 4 + LF = TE 6 ( = 15) TL 4 + LF = TL 6 ( = 15) Kegiatan G merupakan 1) TE 6 = TL 6 = 15 2) TE 7 = TL 7 = 17 3) TE 6 + LG = TE 7 ( = 17) TL 6 + LG = TL 7 ( = 17) Kegiatan H merupakan 1) TE 7 = TL 7 = 17 2) TE 8 = TL 8 = 21 3) TE 7 + LH = TE 8 ( = 21) TL 7 + LH = TL 8 ( = 21) Kegiatan I merupakan 1) TE 8 = TL 8 = 21 2) TE 9 = TL 9 = 21 3) TE 8 + LI = TE 9 ( = 24) TL 8 + LI = TL 9 ( = 24) e. Jalur Kritis Pada diagram jaringan kerja tersebut jalur kritisnya adalah kejadian 1, kegiatan A, kejadian 2, kegiatan B, kejadian 4, kegiatan D, kejadian 6, kegiatan F, kejadian 7, kegiatan G, kejadian 8, kegiatan H, kejadian 9, kegiatan I. f. Proses crashing Berdasarkan alokasi waktu dan biaya pada tabel 2. Maka dapat dilanjutkan dengan proses crashing pada setiap kegiatan yang dapat dilihat pada tabel 3. Secara formulatif untuk untuk menyelesaikan crashing adalah Crashing perperiode waktu biaya mempercepat biaya normal waktu normal waktu cepat Tabel 3. Alokasi waktu, biaya dan proses crashing kegiatan produksi penambangan PT. Batu Sarana Persada. Penjelasan pada tabel 3 adalah Crashing perhari, kegiatan A adalah = Crashing perhari, kegiatan B adalah = Crashing perhari, kegiatan C adalah = Crashing perhari, kegiatan D adalah =

11 Crashing perhari, kegiatan E adalah = Crashing perhari, kegiatan F adalah = Crashing perhari, kegiatan G adalah = Crashing perhari, kegiatan H adalah = Crashing perhari, kegiatan I adalah = Jalur kritis pada diagram jaringan kerja tersebut adalah kejadian 1, kegiatan A, kejadian 2, kegiatan B, kejadian 4, kegiatan D, kejadian 6, kegiatan F, kejadian 7, kegiatan G, kejadian 8, kegiatan H, kejadian 9, kegiatan I. Dengan lamanya kegiatn produksi tersebut 24 jam dan total biaya yang harus dikeluarkan PT. Batu Sarana Persada menginginkan adanya percepatan waktu dalam pengerjaan pengolahan batu dengan biaya Rp ,-. Dengan adanya percepatan waktu yang dilakukan dibutuhkan biaya tambahan (Biaya Crash), maka bentuk perhitungannya adalah sebagai berikut Cari biaya dengan biaya Crash/Hari terendah. 1. Crashing ke 1. Dari kegiatan pada jalur kritis tersebut ternyata kegiatan A memiliki Crashing perjam yang paling minimum yaitu dengan kemampuan crashing selama 5 3 = 2 jam, maka waktu penyelesaian menjadi 24 2 = 22 jam, dan biaya total menjadi = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 2. Crashing ke 2. Dari kegiatan pada jalur kritis tersebut ternyata kegiatan B memiliki Crashing perjam yang paling minimum yaitu dengan kemampuan crashing selama 3-1 = 2 jam, maka waktu penyelesaian menjadi 22 2 = 20 jam, dan biaya total menjadi = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 3. Crashing ke 3. Dari kegiatan pada jalur kritis tersebut ternyata kegiatan I memiliki Crashing perjam yang paling minimum yaitu dengan kemampuan crashing selama 3-1 = 2 jam, maka waktu penyelesaian menjadi 20 2 = 18 jam, dan biaya total menjadi = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 4. Crashing ke 4. Dari kegiatan pada jalur kritis tersebut ternyata kegiatan H memiliki Crashing perjam yang paling minimum yaitu dengan kemampuan crashing selama 4-1 = 3 jam, maka waktu penyelesaian menjadi 18 3 = 15 jam, dan biaya total menjadi = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 5. Karena sudah mendekati biaya yang ditetapkan sebesar Rp ,- maka tidak ada kegiatan lagi yang dapat dipercepat. Maka hasilnya adalah sebagai berikut Percepatan waktu = 15 jam Total Biaya Crash = Rp ,- 11

12 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perencanaan kegiatan produksi pada PT. Batu Sarana Persada yang sedang berjalan membutuhkan waktu 24 jam dengan biaya yang di butuhkan Ternyata kegiatan produksi ini bisa dipercepat 9 jam dari biasanya setelah sebelumnya mempertimbangkan SDM dan peralatan, dengan biaya yang di butuhkan menjadi hal ini sudah di anggap optimal karena kegiatan produksi yang dilakukan membutuhkan biaya yang lebih kecil di banding dengan biaya yang di anggarkan biasanya yaitu sebesar ,-. Poerdwadarminta, W.J.S., Kamus umum bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta Prawirosentono, Suyadi Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta PT. Bumi Aksara. Simarmat DJ. A Operation Research. PT Gramedia Gunadarma. Jakarta. Siswanto Operations Research Jilid II. Jakarta Erlangga. 5.2 Saran Optimalisasi biaya produksi menggunakan PERT DAN CPM dapat di aplikasikan untuk setiap proyek atau kegiatan produksi di instansi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ali T. H., Prinsip prinsip Networking Planning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Levin. I dan Charles A.K., 1982, Perencaan dan Pengendsalian dengan PERT dan CPM, PT Balai Aksara, Jakarta Pangestu, S Dasar dasar operation research. Edisi kedua. BPFE, Yogyakarta 12

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Isu kenaikan harga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia menjadi semakin tidak stabil. Isu kenaikan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dampak krisis moneter pada saat ini masih sangat dirasakan oleh bangsa Indonesia. Berbagai permasalahan yang semakin kompleks menjadikan perekonomian di Indonesia

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM Ade Saparudin 1, Sri Setyaningsih 2, dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

ANALISIS PROYEK PEMELIHARAAN IRIGASI SUNGAI PEMALI DI CV. WIGATI DENGAN METODE CPM-PERT MENGGUNAKAN SOFTWARE MS. PROJECT

ANALISIS PROYEK PEMELIHARAAN IRIGASI SUNGAI PEMALI DI CV. WIGATI DENGAN METODE CPM-PERT MENGGUNAKAN SOFTWARE MS. PROJECT ANALISIS PROYEK PEMELIHARAAN IRIGASI SUNGAI PEMALI DI CV. WIGATI DENGAN METODE CPM-PERT MENGGUNAKAN SOFTWARE MS. PROJECT Andi Hari Maret 1), Tofik Hidayat 2), Eko Budiraharjo 3) Mahasiswa Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia telah maju pesat. Jasa konstruksi selama ini terbukti menjadi salah satu sektor usaha yang mampu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II) OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II) Kristi Elsina Leatemia R. J. M. Mandagi, H. Tarore, G. Y. Malingkas Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 237 242. PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENGARUH JAM KERJA LEMBUR TERHADAP BIAYA PERCEPATAN PROYEK DENGAN TIME COST TRADE OFF ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Rehabilitasi Ruang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Perencanaan Penjadwalan 3.1.1 Umum Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang akhirnya

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

Syarat yang harus dipenuhi agar aplikasi network planning pada penyelenggaraan proyek dapat memberikan manfaat antara lain:

Syarat yang harus dipenuhi agar aplikasi network planning pada penyelenggaraan proyek dapat memberikan manfaat antara lain: Network Planning Net work planning termasuk dalam system informasi dalam penyelenggaraan proyek, namun tidak semua informasi tidak dapat diberikan kepada net work planning untul di proses dan tidak semua

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 1 Analisis dan Pembahasan 2 Menghitung Nilai Harapan ( ) dan Variansi ( ) Nilai harapan dalam

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN WAKTU PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM

SISTEM PENGENDALIAN WAKTU PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM SISTEM PENGENDALIAN WAKTU PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM Petrus Maranresy Bonny F. Sompie, Pingkan Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan tambang yang bergerak pada bidang pertambangan emas yang terletak pada wilayah administrasi Desa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO)

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO) PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: TOKO MODISLAND MANADO) Gaswelly Simangunsong Deane R. O. Walangitan, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Lebih terperinci

Time Chart of Project

Time Chart of Project 1 Time Chart of Project Konsep Waktu Waktu Kejadian paling Cepat (WKC=TE,time earliest event) untuk kejadian i adalah waktu paling cepat, dimana kejadian i terwujud sedemikian hingga semua hubungan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi. Perkembangan dan peningkatan teknologi cukup besar, baik dalam

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia yang semakin maju ini jaringan kerja sangat penting peranannya untuk memajukan suatu usaha atau pun proyek yang sederhana hingga proyek besar karena jaringan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF Imay Zulkasa 1), Budiono 2),dan Budi Arief 3) ABSTRAK Berbagai hal dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT

NETWORK PLANNING. Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT NETWORK PLANNING Oleh : Ir. Hartono, MT Aldin Ardian, ST, MT Kuliah Manajemen Tambang Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pelaksanaan suatu proyek ada tiga hal utama yang harus terpenuhi, yaitu tepat waktu, biaya dan mutu. Waktu dan biaya memiliki hubungan yang sangat erat dan saling

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau)

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau) OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus Fly Over SKA Pekanbaru, Riau) Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana sains bidang studi Matematika Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002) proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jasa konstruksi saat ini di Indonesia sudah mulai berkembang dengan ditandai banyaknya pembangunan. Dalam bidang konstruksi, penjadwalan sangat penting

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Oleh: Herawati Fiosar T / Armawin Mus / Muliati /

MANAJEMEN PROYEK. Oleh: Herawati Fiosar T / Armawin Mus / Muliati / MANAJEMEN PROYEK Oleh: Herawati Fiosar T /0022.01.43.2015 Armawin Mus /0041.01.43.2015 Muliati /0040.01.43.2015 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2016 A. PERENCANAAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya #11 MANAJEMEN PROYEK (CRASHING PROJECT) Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2Metode Pengumpulan Data 18 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitiandilakukan pada bulan Januari hinggamaret 2012bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) yaitu di Transit 16

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya

Gambar 1. Grafik Waktu Biaya #11 MANAJEMEN PROYEK (CRASHING PROJECT) Dapat diartikan sebagai akselerasi proyek. Akselerasi merupakan pengurangan waktu normal aktivitas. Akselerasi diperoleh dengan menyediakan lebih banyak sumber daya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013) manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

Bab 8 Analisis Jaringan

Bab 8 Analisis Jaringan Bab 8 Analisis Jaringan Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalahmasalah yang dimaksud antara

Lebih terperinci

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MIDTOWN SURABAYA TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK

STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK STUDI PERENCANAAN WAKTU DAN BIAYA BLOCK OFFICE PEMERINTAH KOTA BATU MALANG ABSTRAK Perusahaan dalam menjalankan proyek seringkali mengalami kesulitan atau kendala-kendala seperti tanah yang tidak labil,

Lebih terperinci

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan BABII LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Manajemen Proyek 2.1.1 Definisi Manajemen 1. Menurut George R Terry Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan (planning),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Proyek Suatu proyek yang akan dilaksanakan harus terjadwal terlebih dahulu, sehingga kita dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang baik, untuk periode tahun tertentu pertumbuhan ini terlihat sangat

Lebih terperinci

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Darsini Dosen Program Studi Teknik Industri ~ Fakultas Teknik Universitas Veteran Bangun Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan. Kendalakendala tersebut diantaranya

Lebih terperinci

Crashing Project. Bahan Kuliah

Crashing Project. Bahan Kuliah Crashing Project Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 12 (Tatap Muka)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RUMAH SAKIT

PENERAPAN SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RUMAH SAKIT PENERAPAN SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PASIEN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) RUMAH SAKIT (Studi Kasus: Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor) Suci Lisdawati, Sri Setyaningsih, dan Ani Andriyati.

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Usaha Milik Negara yakni Perum Perumnas (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam sebuah penelitian data yang diperlukan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi. Umumnya dalam melaksanakan kegiatan penelitian, biasanya

Lebih terperinci

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA Disusun oleh: Tomy Andrianto NRP : 3106 100 626 Dosen Pembimbing : Supani. ST. MT Farida Rachmawati

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya

Lebih terperinci

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS Nama : Adinda Ridwan NPM : 10212201 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ary Natalina S.sos, MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Syahruni Risnawati. Prodi Matematika, FST-UINAM

Syahruni Risnawati. Prodi Matematika, FST-UINAM OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE EVALUASI DAN REVIEW PROYEK (PERT) DAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) Studi Kasus pada Proyek Renovasi Gedung Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (Crashing Project)

MANAJEMEN PROYEK (Crashing Project) MANAJEMEN PROYEK (Crashing Project) Bahan Kuliah Fakultas : Ekonomi Program Studi : Manajemen Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : EMA302 Manajemen Operasional Pertemuan : 7 (On

Lebih terperinci

Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program

Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 2(A) April 2013 Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program Nyimas Syarifah Khodijah,

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM)

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM) Abstrak Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM) Madchan Anis ( J2A008043 ) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Agar proyek dermaga dapat selesai tepat waktu, diperlukan suatu metode penjadwalan yang dapt menjelaskan urutan kegiatan, hubungan kegiatan, durasi kegiatan yang sangat berguna dalam penentuan durasi total

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai

Lebih terperinci