ABSTRAK. Kartika Hermiyanti / Pengaruh Pesan Kampanye Against Animal Testing terhadap Brand Image The Body Shop

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. Kartika Hermiyanti / Pengaruh Pesan Kampanye Against Animal Testing terhadap Brand Image The Body Shop"

Transkripsi

1 ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi Kartika Hermiyanti / Pengaruh Pesan Kampanye Against Animal Testing terhadap Brand Image The Body Shop Produk Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pesan kampanye Against Animal Testing terhadap brand image produk The Body Shop Metode Penelitian : Menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei. Populasi penelitian terdiri dari 429 mahasiswi aktif Universitas Paramadina angkatan 2010, 2011, dan 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 82 responden sebagai pengguna produk The Body Shop. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang diperoleh dari kuisisoner diproses menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi sederhana menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh untuk pesan kampanye didapat presentase mengenai sejauhmana pesan kampanye yang diturunkan melalui sebelas dimensi di dalam pengukuran konsep pesan kampanye yakni sebagai berikut: pada dimensi pesan yang menarik perhatian mencapai 59,8%, dimensi pesan yang menciptakan minat mencapai 84,1%, dimensi pesan yang beresonansi mencapai 72,0%, dimensi pesan yang menciptakan rasa percaya mencapai 96,3%, dimensi pesan yang dikenang mencapai 81,7%, dimensi pesan yang menyentuh emosi mencapai 78,0%, dimensi pesan yang memberikan informasi mencapai 58,5%, dimensi pesan yang mengajarkan mencapai 90,2%, dimensi pesan yang membujuk mencapai 78,0%, dimensi pesan yang menciptakan asosiasi brand mencapai 78,0%, dan dimensi pesan yang memicu tindakan mencapai 72,0%. Sedangkan hasil perolehan presentase yang didapat dari faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan brand image, yakni sebagai berikut: pada faktor faktor keunggulan asosiasi merek mencapai 93,9%, kekuatan asosiasi merek mencapai 68,3%, dan keunikan aosiasi merek mencapai 87,8%. Kesimpulan : Pesan kampanye Against Animal Testing memiliki pengaruh yang cukup signifikan sebesar 35,6 %, sedangkan sisanya sebesar 64,4% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci : Pesan Kampanye, Against Animal Testing dan The Body Shop, Brand Image Jumlah literatur : 10 buku, 3 situs website 1

2 PENDAHULUAN Dewasa ini, industri produk kosmetik dan perawatan tubuh baik di lingkup nasional maupun internasional tengah menampakkan gejolak persaingan. Arus globalisasi memicu banyak perusahaan asing secara agresif berusaha untuk mencari pasar potensial yang ada di dunia.. Kondisi yang terjadi saat ini, industri brand global lebih unggul dibandingkan dengan brand lokal. Secara umum, preferensi terhadap merek global dikarenakan citra superior, kualitas aktual dan perseptual yang lebih unggul, hasrat meniru gaya hidup di negara maju, preferensi terhadap status simbolik, kosmopolitanisme, worldmindedness, dan seterusnya (Tjiptono, 2005: 104). Keadaan tersebut, secara nyata melanda konsumen Indonesia yang mayoritas kini lebih mempercayai kualitas brand global dibandingkan brand lokal. Bahkan tidak sedikit dari brand global yang beredar di Indonesia telah memiliki konsumen setia. Dari sekian banyak brand global yang akhirnya dapat berkembang pesat di Indonesia, brand yang memiliki konsumen cukup banyak adalah The Body Shop. The Body Shop International PLC adalah sebuah perusahaan manufaktur dan retail global yang terinspirasi oleh alam serta menghasilkan produk kecantikan dan kosmetik yang diproduksi dengan etika. Didirikan di Inggris pada tahun 1976 oleh Dame Anita Roddick. ( diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB) The Body Shop memiliki lima nilai positif yang berusaha diterapkan dalam segala bentuk kegiatan promosi produk The Body Shop di pasaran. Kampanye produk The Body Shop selama ini mengusung lima kampanye yang dimilikinya, antara lain Against Animal Testing, Support Community Fair Trade, Activate Self Esteem, Defend Human Rights, dan Protect The Planet. The Body Shop menyerukan lima kampanye ini sesuai dengan visinya untuk menciptakan produk denan image kecantikan alami. ( diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB) Dari kelima kampanye produk yang diusung oleh The Body Shop, kampanye yang memiliki popularitas paling tinggi di antara yang lain adalah mengamati kampanye Against Animal Testing. Hal ini disebabkan oleh konsistensi The Body Shop dalam mengusung kampanye Against Animal Testing ini agar masyarakat dapat mengetahui bahwa ujcioba produk terhadap hewan merupakan kegiatan kejam yang merugikan hewan sebagai sesama makhluk hidup. 2

3 Kami percaya bahwa kecantikan yang sesungguhnya berasal dari hati. Bagi kami kecantikan jauh melebihi dari sekedar wajah yang menarik. Kecantikan juga meliputi rasa nyaman dan perbuatan yang baik. ( diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB) Ekspresi tagline Beauty With Heart yang dikomunikasikan oleh The Body Shop menggambarkan bagaimana brand yang didirikan oleh Anita Roddick ini ingin menciptakan sebuah brand kosmetik dan perawatan tubuh yang mengedepankan nilai-nilai kebaikan dalam bentuk perilaku konsumen itu sendiri. Untuk menjadi perempuan yang cantik merupakan hal penting, namun jauh lebih penting jika sosok perempuan tersebut bisa bermanfaat untuk sesamanya dan lingkungan dengan menunjukkan perilaku baik yang tulus dari dalam hati. Kealamian (natural) dari kandungan yang dimiliki oleh produk The Body Shop telah mengantarkan brand tersebut menjadi salah satu brand kosmetik dan perawatan tubuh yang cukup sukses dan dikenal oleh banyak masyarakat dunia. Beberapa teori yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini antara lain adalah komunikasi dan komunikasi pemasaran. Morissan dan Corry (2009: 1) mengungkapkan bahwa komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang saksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi. Everett M. Rogers menjelaskan bahwa, Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Mulyana, 2008: 69) Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan model komunikasi milik Berlo. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. (Mulyana, 2013: 162) Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah proses komunikasi adalah fungsinya untuk menunjang kegiatan pemasaran. Kennedy dan Soemanagara (2006: 4) berpendapat, Marketing Communication juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan berbagai 3

4 media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion, yang disingkat dengan empat P (Morissan, 2010: 5). Dari keempat elemen bauran pemasaran, yang digunakan penulis dalam karya ilmiah ini adalah elemen promosi. Michael Ray dalam Morissan (2010: 16) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Adapun elemen promosi antara lain (Morissan, 2010: 17-34), Advertising, Direct Marketing, Interactive / Internet Marketing, Sales Promotion, Publicity/ Public Relations, dan Personal Selling. Advertising penting sebagai penyampai pesan persuasif tentang suatu merek dan menciptakan pandangan dan kesan positif terhadap produk itu (Moriarty, Mitchell, dan Wells, 2011: 12-13). Menyesuaikan pesan dengan tujuan menurut Moriarty, Mitchell dan Wells (2011: ) adalah sebagai berikut: Pesan yang menarik perhatian: Menarik perhatian konsumen membutuhkan kekuatan tersendiri. Iklan kreatif membongkar pola usang dari melihat dan berkata ide-ide yang keluar dari pola lama memiliki kekuatan untuk membetot perhatian. Pesan yang menciptakan minat: Menarik perhatian mencerminkan daya tarik iklan, menjaga agar perhatian tidak beralih merefleksikan daya pikat. Pesan yang beresonansi: Iklan yang memperbesar dampak emosional karena menciptakan koneksi personal dengan brand adalah iklan yang beresonansi dengan audiensi sasaran. Pesan yang menciptakan rasa percaya: Advertising terkadang menggunakan strategi kredibilitas. Menggunakan data untuk mengklaim adalah penting. Pesan yang dikenang: Advertising bukan hanya mampu memikat (menarik perhatian) dan menarik (menciptakan minat), tetapi juga harus tertanam (di ingatan). Ini adalah bagian penting dari proses persepsi. Warna dapat menjadi petunjuk memori. Pesan yang menyentuh emosi: Daya tarik emosional menciptakan respons perasaan seperti cinta, takut, cemas, daya tarik seksual, kesenangan dan kegembiraan, sedih, rasa aman dan nyaman, banga, bahagia, malu dan nostalgia. 4

5 Pesan yang memberi informasi: Perusahaan sering menggunakan pengumuman untuk memberi informasi produk baru, formula produk baru, atau untuk menginformasikan cara penggunaan baru untuk produk lama. Pesan yang mengajarkan: Orang belajar melalui instruksi. Karenanya beberapa iklan didesain untuk mengajar, seperti menunjukkan cara bekerjanya produk atau cara memcahkan masalah. Pesan yang membujuk: Premis penjualan yang fokus pada bagaimana produk akan memberi manfaat kepada konsumen, mengemukakan alasan, atau menerangkan unique selling proposition (USP). Pesan yang menciptakan asosiasi brand: Strategi pesan asosiasi memberikan informasi dan perasaan secara simbolis, dengan cara menghubungkan brand dengan tipe orang atau gaya hidup tertentu. Pesan yang memicu tindakan: Yang lebih sulit dicapai ketimbang meyakinkan adalah mengubah perilaku. Sering kali orang percaya satu hal tetapi melakukan hal yang lain. Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Keller (2008: 2) A brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods and services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competition. merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari mereka, dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari para pesaing. Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat bila memiliki brand equity yang juga kuat. Brand Equity yang kuat akan memberikan value, baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan (Kartajaya, 2010: 63). Philip Kotler dan Keller memiliki pandangan, Brand Equity sebagai sejumlah aset dan liabilities yang berhubungan dengan merek, nama, dan simbol, yang menambah atau mengurangi nilai dari produk atau pelayanan bagi perusahaan atau pelanggan perusahaan (Kartajaya, 2010: 61). Menurut David. A. Aaker (Managing Brand Equity, 1991), brand equity dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori yaitu (Durianto, Sugiarto dan Sitinjak 2004: 4) Brand Awareness (kesadaran merek), Brand Association (asosiasi merek), Perceived quality (persepi 5

6 kualitas), Brand loyalty (loyalitas merek), Other proprierty brand assets (aset-aset merek lainnya). Secara sederhana Rangkuti (2004: 43) mendefinisikan brand image, sebagai sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality). Faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek (Keller, 2008: 56-59) adalah sebagai berikut: 1. Keunggulan asosiasi merek (Favorability of brand association) Two factors that strengthen association to any piece of information are its personal relevance and the consistency with which it is presented over time. Dua faktor yang memperkuat asosiasi untuk setiap bagian dari informasi adalah relevansi pribadi dan konsistensi yang disajikan dari waktu ke waktu. 2. Kekuatan asosiasi merek (Strength of brand association) Marketers create favorable brand associations by convincing consumers that the brand possesses relevant attributes and benefits that satisfy their needs and wants, such that they form positive overall brand judgments. Pemasar menciptakan asosiasi merek yang menguntungkan dengan meyakinkan konsumen bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang memenuhi kebutuhan mereka yang relevan dan keinginan, sehingga mereka membentuk penilaian positif merek secara keseluruhan. 3. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness of brand association) The essence of brand positioning is that the brand has a sustainable competitive advantage or unique selling proposition that gives consumers a compelling reason why they should buy it. Inti dari brand positioning adalah bahwa merek memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan atau "proposisi penjualan yang unik" yang memberikan konsumen alasan kuat mengapa mereka harus membelinya. 6

7 Permasalahan: Oleh karena itu permasalahan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah seberapa besar pengaruh pesan kampanye Against Animal Testing terhadap Brand Image produk The Body Shop pada mahasiswi aktif Universitas Paramadina angkatan ? Tujuan Penelitian: Tujuan penulisan dalam karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh pesan kampanye Against Animal Testing terhadap brand image produk The Body Shop Metodologi Penelitian: Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survey melalui cara penyebaran kuisioner. Populasi penelitian terdiri dari 429 mahasiswi aktif Universitas Paramadina angkatan 2010, 2011, dan 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 82 responden sebagai pengguna produk The Body Shop. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang diperoleh dari kuisisoner diproses menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi sederhana menggunakan program SPSS versi 17.0 for Windows. HASIL PENELITIAN Penulis mendapatkan hasil perhitungan dari hasil penyebaran kuisioner baik secara langsung maupun online yang terdiri dari 31 pernyataan yang berasal dari turunan dimensi kedua variabel dan 4 pertanyaan yang terkait identitas responden. Penulis mendapatkan 82 orang mahasiswi sebagai sampel yang didapatkan dari perhitungan rumus Slovin. Hasil perhitungan didapatkan melalui software SPSS Statistic Berikut ini hasil perolehan data untuk presentase kedua variabel yaitu pesan kampanye Against Animal Testing dan brand image produk The Body Shop. 1. Hasil perhitungan pada variabel X yang terdiri dari sebelas dimensi pesan kampanye didapatkan sebagai berikut: Pesan yang Menarik Perhatian mencapai 59,8%. Dalam hal ini, The Body Shop mengomunikasikan pesan kampanye Against Animal Testing melalui visual yang menarik dan kalimat pesan yang tidak biasa namun lebih menyentuh sesorang untuk 7

8 berpikir. The Body Shop berani menampilkan hal yang tidak biasa (out of the box) untuk sebuah kampanye porduk kosmetik dan perawatan tubuh mereka. Pesan yang menciptakan minat mencapai 84,1%. Minat disebabkan oleh faktor rasa penasaran yang timbul dalam benak konsumen. Adanya rasa penasaran akan menimbulkan minat untuk mencari informasi yang lebih banyak terkait kampanye Against Animal Testing yang dikomunikasikan. The Body Shop memperbesar minat konsumen dengan membuat kalimat pesan yang tidak biasa dan menimbulkan rasa penasaran sehingga konsumen ingin membaca pesan kampanye Against Animal Testing dari awal hingga akhir pesan tersebut. Pesan yang Beresonansi mencapai 72,0%. The Body Shop yang mengomunikasikan kampanye Against Animal Testing dengan menekankan pada rasa emosional yang hendak diciptakan dalam diri konsumennya. The Body Shop merangsang konsumen untuk terlibat dengan pesan kampanye yang dengan menciptakan simpati pada pesan kampanye. Pesan yang Menciptakan Rasa Percaya mencapai 96,3%. Dalam hal ini kampanye Against Animal Testing The Body Shop adalah kampanye yang berada dalam lingkup industri produk kosmetik dan perawatan tubuh. Oleh karena itu, pihak yang dapat dipercaya yang dapat diikutsertakan oleh The Body Shop dalam kampanyenya adalah pihak-pihak, lembaga atau organisasi yang juga mendukung larangan ujicoba terhadap hewan terkait dengan kualitas produk kosmetik dan perawatan tubuh yang akan dihasilkan. Rasa percaya timbul akibat keterlibatan pihak yang kredibel seperti Humane Cosmetics Standard atau Cruelty Free International yang juga mengusung kampanye Against Animal Testing. Pesan yang Dikenang mencapai 81,7%. Untuk menciptakan pesan yang dikenang, pesan kampanye Against Animal Testing memiliki ciri khusus dalam gaya penyampaian pesannya dengan kalimat pesan yang singkat, jelas, dan padat atau dengan menggunakan warna ciri khas dari The Body Shop sehinga memudahkan konsumen untuk mengingat bahwa kampanye yang dikomunikasikan adalah The Body Shop. Pesan yang Menyentuh Emosi mencapai 78,0%. Daya tarik emosional dalam dimensi pesan yang menyentuh emosi hampir memiliki kesamaan dengan dimensi pesan yang beresonansi, namun yang ditekankan pada dimensi pesan yang menyentuh emosi adalah 8

9 faktor apa saja yang dapat menekan perasaan konsumen agar rasa emosional tersebut dapat muncul. Untuk produk kosmetik dan perawatan tubuh, perusahaan sering berusaha untuk menciptakan perasaan bangga dalam diri konsumen melalui kampanyenya. Sedangkan yang dilakukan oleh The Body Shop menciptakan respon emosi berupa kesenangan saat melihat kampanye Against Animal Testing Pesan yang Memberikan Informasi mencapai 58,5%. The Body Shop memberikan pengetahuan kepada konsumen mengenai informasi larangan ujicoba produk terhadap hewan untuk mendukung kelestarian dan keselamatan sesama makhluk hidup khususnya hewan. Tidak hanya informasi terkait kampanye Against Animal Testing, The Body Shop juga ikut memberikan informasi mengenai keunggulan produk The Body Shop yang dikenal dengan kealamian produknya. Pesan yang Mengajarkan mencapai 90,2%. The Body Shop memberikan solusi kepada konsumen dalam memilih produk yang sehat dan aman melalui dukungan terhadap kampanye Against Animal Testing. Pesan kampanye Against Animal Testing mengajakan konsumen bahwa ujicoba terhadap hewan adalah kegiatan yang tidak pantas untuk diteruskan dalam industri produk kosmetik dan perawatan tubuh. Pesan kampanye juga memberikan arahan kepada konsumen bertindak benar dalam memilih produk kosmetik dan perawatan tubuh dengan bahan kandungan yang sehat dan aman. Pesan yang Membujuk mencapai 78,0%. Cara untuk menciptakan pesan yang persuasif juga bisa dilakukan dengan mengikutsertakan testimonial dari para ahli mengenai pentingnya kampanye Against Animal Testing. Mengapa harus menolak pengujian produk terhadap hewan, mengapa penting untuk mendukung kampanye tersebut, dan manfaat-manfaat apa yang akan diperoleh jika konsumen mendukung kampanye yang dilakukan The Body Shop. Pesan yang Menciptakan Asosiasi Brand mencapai 78,0%. Pesan kampanye Against Animal Testing dikaitkan dengan bagaimana hubungan konsumen jika ia terlibat dengan kampanye tersebut. Apakah pesan kampanye Against Animal Testing yang disampaikan oleh The Body Shop tersebut dapat memberikan keuntungan terhadap dirinya sebagai konsumen atau hanya sekedar bentuk dukungan tertentu tanpa maksud tertentu. Pada intinya, pesan yang disampaikan harus mengandung kesan yang baik dimata konsumen. 9

10 Pesan yan Memicu Tindakan mencapai 72,0%. The Body Shop melalui pesan kampanye Against Animal Testing mendorong atau merangsang konsumen agar bisa melakukan sesuatu yang dapat menggambarkan bentuk dukungan terhadap kampanye. Bentuk dukungan akan kampanye Against Animal Testing bukanlah suatu hal yang dapat dipaksakan. Kampanye bersifat mengajak atau mempersuasi konsumen agar mengubah perilaku mereka tentunya ke arah yang lebih baik. Sedangkan secara kesuluruhan hasil perhitungan untuk dimensi pesan kampanye sebagai variabel X didapatkan hasil sebesar 54,9%. Hasil presentasi pesan kampanye Against Animal Testing berada pada kategori tinggi sebesar yang artinya mayoritas responden menyatakan bahwa pesan kampanye Against Animal Testing mengandung pesan yang baik. 2. Hasil perhitungan pada variabel Y yang terdiri dari tiga dimensi brand image didapatkan sebagai berikut: Faktor keunggulan asosiasi merek mencapai 93,9%. Keunggulan produk yang dikomunikasikan oleh The Body Shop kaitannya dengan kampanye Against Animal Testing adalah bahwa produk The Body Shop adalah produk yang terbebas dari ujicoba produk dan terbuat dari bahan-bahan alami. The Body Shop mengomunikasikan kampanye Against Animal Testing merupakan bagian dari USP produknya. The Body Shop harus berusaha meyakinkan konsumennya bahwa kedua keunggulan produk tersebut memiliki hubungan dengan pribadi konsumen. Jika apa yang diklaim oleh The Body Shop sebagai keunggulan produknya disetujui oleh konsumen maka keunggulan asosiasi merek telah mempengaruhi konsumen The Body Shop. Faktor kekuatan asosiasi merek mencapai 68,3%. Dalam hal ini yang dilakukan oleh The Body Shop yaitu terus memberikan alasan-alasan kuat kampanye Against Animal Testing sebagai keunggulan produk mereka sehingga tertanam dalam benak konsumen bahwa kampaye Against Animal Testing adalah milik The Body Shop. The Body Shop meyakinkan konsumen bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal positif yang tidak hanya menguntungkan pihak The Body Shop tetapi juga menguntungkan makhluk hidup lainnya di dunia terutama keselamatan hewan. 10

11 Faktor keunikan aosiasi merek mencapai 87,8%. The Body Shop menonjolkan keunikan apa yang dimiliki oleh produk The Body Shop dan tidak dimiliki oleh brand dari produk kosmetik atau perawatan tubuh lainnya. Jika produk kosmetik dari brand lain hanya memiliki manfaat untuk menghasilkan kulit cantik yang mulus dan putih, The Body Shop dapat memberikan manfaat yang lebih berarti untuk konsumen. Manfaat tersebut adalah kecantikan alami dari dalam diri konsumen yang digambarkan melalui sifat dan perilaku yang baik dalam hidupnya. Sedangkan secara kesuluruhan hasil perhitungan untuk dimensi brand image sebagai variabel Y didapatkan hasil sebesar 62,2%. Hasil presentasi brand image berada pada kategori tinggi yang berarti mayoritas responden menyatakan bahwa produk The Body Shop memiliki brand image yang baik. Analisa korelasi melalui teknik korelasi pearson dengan mengunakan SPSS digunakan untuk mengetahui korelasi yang menguhubungkan antar dua variabel yakni, variabel pesan kampanye (x) dan variabel brand image (y). Berdasarkan hasil perhitungan korelasi didapatkan hasil, nilai Pearson Corellation sebesar 0,597. Angka tersebut menunjukkan hasil korelasi positif. Dapat diartikan, semakin baik pesan kampanye suatu brand, maka brand image-nya pun akan ikut semakin baik. Menurut tabel interval koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Sugiyono (2008, 184), nilai Pearson Correlation pada tabel tersebut menunjukkan angka sebesar 0,597. Bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel menunjukkan nilai sedang, karena berada pada angka 0,40-0,599. Jadi, berdasarkan hal tersebut terdapat hubungan yang sedang antara variabel pesan kampanye (X) dan variabel brand image (Y). Penulis berpendapat bahwa dimensi pesan kampanye produk sangat berhubungan dalam membangun brand image sebuah produk. Hal ini disebabkan, pesan kampanye akan menimbulkan konsumen untuk berpikir dan memberikan penilaian terhadap brand tersebut. Apakah isi pesan kampanye yang ditawarkan mengandung hal positif dan memberikan kesan tersendiri dalam benak konsumen, atau justru pesan kampanye membuat mereka menilai buruk brand tersebut. Dalam kasus ini, yang dialami oleh The Body Shop adalah mereka mendapatkan respon positif yang cukup baik dari pesan kampanye yang mereka dengunkan, sehingga image The Body Shop juga menjadi positif. 11

12 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan variabel pesan kampanye (variabel X) terhadap variabel brand image (variabel Y), dilakukan uji regresi pada software SPSS. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapatkan hasil nilai R sebesar 0,597 dan R Square sebesar 0,356. Nilai R Square 0,356 tersebut menunjukkan bahwa variabel pesan kampanye (variabel X) dalam mempengaruhi variabel brand image (variabel Y) adalah sebanyak 35,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 64,4% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain yan tidak ada dalam penelitian ini. Untuk menentukan persamaan regresi antara dua variabel yakni variabel pesan kampanye (X) dan variabel brand image (Y) maka digunakan analisis Coefficient. Berdasarkan hasil perhitungan Coefficient, diperoleh angka pada variabel Y adalah Brand Image, konstanta (α) adalah 8,781 Koefisien regresi kemiringan (b) adalah 0,176 dari variabel X yaitu Pesan Kampanye. Maka, secara umum persamaan regresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 188): Y = α + b X Brand Image = 8, ,176 Pesan Kampanye Artinya, nilai koefisien regresi didapatkan angka sebesar 0,176 Angka tersebut memiliki maksud bahwa setiap penambahan nilai pesan kampanye Against Animal Testing maka Brand Image produk The Body Shop akan meningkat sebesar 0,176. Begitu pula sebaliknya, jika angka negatif berati Brand Image produk The Body Shop juga akan turun sebesar 0,176. Uji t untuk mengetahui signifikansi konstanta dengan hipotesis: Ho : pesan kampanye Against Animal Testing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image produk The Body Shop Ha : pesan kampanye Against Animal Testing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image produk The Body Shop Brand Image (berdasarkan probabilitas): Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Probabilitas signifikansi konstanta adalah 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, variabel pesan kampanye (variabel X) secara signifikan berpengaruh terhadap brand image (variabel Y). 12

13 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah bahwa sebagai brand produk kosmetik dan perawatan tubuh, The Body Shop telah mengedepankan nilai-nilai positif untuk misi penyelamatan makhluk hidup terutama hewan di dunia. The Body Shop mewujudkan ekspresi Beauty with heart melalui kampanye-kampanye yang mereka miliki. Beberapa kampanye yang diusung oleh The Body Shop adalah Against Animal Testing, Support Community Fair Trade, Activate Self Esteem, Defend Human Rights, dan Protect The Planet. Kelima kampanye The Body Shop tersebut, seluruhnya menerapkan nilai-nilai kecantikan dari dalam hati. Kampanye Against Animal Testing menjadi salah satu kampanye The Body Shop yang paling popular di antara kelima kampanye yang ada. Kampanye Against Animal Testing identik dengan The Body Shop karena telah menjadi ciri produk alami, sehat, dan aman dengan menghindari ujicoba produk terhadap hewan. Kampanye ini juga tergolong kampanye yang jarang dikomunikasikan oleh perusahaan lain bahkan bisa dikatakan The Body Shop adalah pelopor kampanye Against Animal Testing dalam industri produk kosmetik dan perawatan tubuh. Pesan kampanye sangat penting untuk kesuksesan kampanye perusahaan. Pesan dibuat dengan memperhitungkan karakteristik sasaran kampanye (konsumen) untuk menyesuaikan informasi apa yang pantas diberikan. Pesan promosi yang sekedar menginformasikan kualitas produk tentu saja berbeda dengan pesan kampanye yang mengandung pengetahuan. Oleh karena itu, pesan kampanye Against Animal Testing dibuat dengan menyesuaikan pada tujuan yang diharapkan oleh The Body Shop sehingga bisa menimbulkan penilaian atau persespi yang berasal dari pihak konsumen. Saran penulis untuk The Body Shop agar menambah publikasi frekuensi pesan kampanye Against Animal Testing kepada konsumennya agar popularitas kampanye Against Animal Testing semakin terdengar dan konsumen The Body Shop juga lebih peka terhadap pesan tersebut. Penulis mengharapkan The Body Shop bisa memperhitungkan frekuensi publikasi informasi mengenai kampanye tersebut demi kebaikan dan kesuksesan The Body Shop seterusnya. 13

14 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Durianto, Darmadi. Sugiarto, dan Sitinjak, Tony Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kartajaya, Hermawan Brand Operation. Jakarta: Esensi Keller, Kevin Lane Strategic Brand Management. USA: Pearson Prentice Hall Kennedy, John E dan R. Dermawan Soemanagara Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Moriarty, Sandra. Mitchell Nancy dan Wells William Advertising. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Morissan dan Andy Corry Wardhany Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia Morissan, Periklanan. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Rangkuti, Freddy The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sumber Elektronik: diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB diakses pada 24 September 2014, Pukul WIB 14

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan salah satu aset tidak berwujud dan bagi perusahaan merupakan aset yang paling penting karena merupakan dasar keuntungan kompetitif dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Merek Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pesan Iklan Pesan iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi pemasaran. Iklan, personal selling, promosi, penjualan, dan publisitas semuanya merupakan komponen promosi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau produk agar dapat bersaing dengan kompetitornya. Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Kata perancangan berasal dari kata benda rancang, yang kemudian mendapat awalan per dar akhiran an. Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman

ABSTRAK. Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2010 Nama : Mentari Ambardewi NIM : 210000178 Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri telepon seluler saat ini sangat ketat. Produsen telepon seluler saling berlomba menciptakan seri dan model terbaru dengan fiturfitur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem 20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membawa dampak yang cukup besar bagi dunia usaha, di antaranya adalah perkembangan teknologi yang sangat pesat, perubahan sifat pasar dari sellers

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Pada pertemuan ini, pembahasan focus kepada materi-materi komunikasi untuk pemasaran terpadu, yang antara lain meliputi : 1. Advertising ( Periklanan ) 2. Sales promotion

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (brand) Aaker dalam Rangkuti (2002: 36) menyatakan merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

Lebih terperinci

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Magnolias - Flowers of Divine Beauty, Life

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Pendahuluan Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari penelitian ini. Dalam bab ini akan dijabarkan landasan teori yang menjadi

Lebih terperinci

Harry Christian Barus

Harry Christian Barus PENGARUH EKUITAS MEREK ( BRAND EQUITY ) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi pada Mahasiswa Program S1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Harry Christian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 9&10 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Periklanan DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembang pesatnya perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang ini yang ditandai era globalisasi dan persaingan antar perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Adapun simpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Berdasarkan anal isis regresi, persamaan model

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

KATA KUNCI: kebijakan brand image, atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif

KATA KUNCI: kebijakan brand image, atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI ASURANSI PROPERTI PADA PT ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG PONTIANAK Gerry Suryanto Email: Gerrysuryanto93@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan bagian kedua yang berupa saran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan bagian kedua yang berupa saran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab IV dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama yang berupa kesimpulan dan bagian kedua yang berupa saran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan sehingga konsumen bebas memilih produk mana yang dapat dipercaya,

Lebih terperinci

Marketing Communication Management

Marketing Communication Management Modul ke: Marketing Communication Management Ruang Lingkup Bisnis Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Mujiono Weto, S.Ikom. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor sangat penting yang harus dilakukan perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi wacana yang menarik bagi para pemasar. Mengetahui dan mengamati apa saja faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maraknya persaingan produk mie instan di Indonesia membuat produsen menggencarkan usahanya untuk merebut perhatian konsumen salah satunya dengan meningkatkan

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 1 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : POKOK BAHASAN Pengertian periklanan dan Manajemen Periklanan DESKRIPSI Pembahasan pada modul

Lebih terperinci

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : ) MEMBANGUN BRAND IMAGE PRODUK MELALUI PROMOSI EVENT SPONSORSHIP DAN PUBLISITAS Th. Susetyarsi Dosen PNS DPK STIE Semarang Abstraksi Perusahaan dalam kegiatannya tidak bisa lepas dengan merk produk yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Functional Benefit 2.1.1 Pengertian Functional Benefit Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada konsumen berkaitan dengan manfaat produk dan mewakilinya

Lebih terperinci

PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo

PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA Gesit Sukma Arif Wibowo www.ubur2@gmail.com ABSTRAK Pengaruh Elemen-Elemen Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Notebook

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si Modul ke: Marcomm Management Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si In Chinese symbolism, the sunflower

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi komunikasi saat ini sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi komunikasi saat ini sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi komunikasi saat ini sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang teknologi komunikasi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Engel et al (simamora 2004, p1) adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pemasaran Menurut Philip Kotler dan K.L.Keller (2007:12) dalam bukunya Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10 PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS, DAN ASOSIASI MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI EKUITAS MEREK (STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY DI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar bagi produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis semakin maju di era globalisasi saat ini sehingga membuka berbagai peluang bisnis termasuk di Indonesia. Di satu sisi era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Ekuitas Merek Dalam hal ekuitas merek dapat kita pahami bahwa ide utama dari ekuitas merek adalah bahwa kekuatan merek terletak dalam benak konsumen. Ekuitas merek

Lebih terperinci

Home Made Bakery sebagai toko roti yang sudah lama terlihat mulai tertinggal dan tidak terdengar menyadari adanya inovasi dan perubahan besar-besaran

Home Made Bakery sebagai toko roti yang sudah lama terlihat mulai tertinggal dan tidak terdengar menyadari adanya inovasi dan perubahan besar-besaran BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya jaman, kini terlihat banyak bermunculan trend makanan dan minuman di Indonesia. Contohnya adalah seperti trend kafe yang menu

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II Membuat Pesan Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga membuat pelaku bisnis berlomba-lomba dalam memasarkan produk mereka dengan harapan agar

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta Jalan Babarsari 43-44,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO. Kresna julio Eka Putra

ANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO. Kresna julio Eka Putra ANALISIS PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP BRAND LOYALTY PRAMBORS RADIO Kresna julio Eka Putra Jurusan Internasional Marketing, Fakultas Ekonomi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MODUL PERKULIAHAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Komunikasi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi Pemasaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Merek Pemahaman merek dan pemasarannya sangatlah penting dalam masyarakat industri yang modern. Merek-merek memenuhi kebutuhan konsumen akan produk, memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan pembangunan secara terus-menerus. Perkembangan teknologi dan ekonomi yang pesat menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN. Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang

BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN. Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN 2.1 TINJAUAN UMUM RESTORAN 2.1.1 Konsep Merek (Brand) Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang yang dihasilkan oleh pabriknya akan dibubuhi tanda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji teori Komunikasi, bagaimana proses penyampaian pesan itu disampaikan hingga sampai ke khalayak, serta dampak apa yang didapat dari proses

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Perspektif Komunikasi Pemasaran Terpadu pada manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE Riyogo Adi Nugroho email: tribeowulfz@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan

Lebih terperinci

Abstract. Pendahuluan. Era globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan karena persaingan yang semakin ketat dan

Abstract. Pendahuluan. Era globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi perusahaan karena persaingan yang semakin ketat dan Abstract PENGARUH DIMENSI BRAND EQUITY DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP KEMASAN BAG (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 dan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro) Oleh: Winda Irza Yanti Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi adalah salah satu dari empat komponen bauran pemasaran sebagaimana disebutkan oleh Kotler (2005:17) yang mendefinisikan bauran pemasaran (marketing mix) sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang, kondisi persaingan antar perusahaan semakin ketat, agar tetap berkembang, perusahaan harus tetap mampu untuk bertahan hidup dan memajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan perumahan merupakan salah satu bagian dari rangkaian upaya pembangunan nasional khususnya di bidang kesejahteraan rakyat yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1Merek Menurut Undang Undang merek no 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena persaingan saat ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1.Teori Umum. 2.1.1.1 Komunikasi. Secara umum, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top

Lebih terperinci

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PRODUK KARTU AS PADA PT. TELKOMSEL MAKASSAR

PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PRODUK KARTU AS PADA PT. TELKOMSEL MAKASSAR 77 PENGARUH INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC) TERHADAP CITRA MEREK (BRAND IMAGE) PRODUK KARTU AS PADA PT. TELKOMSEL MAKASSAR DYAN FAUZIAH SURYADI STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Salah satu strategi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci