BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas Program PLPBK adalah proses membangun dan mengembangkan tatanan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dengan dilandasi oleh visi yang dibangun secara bersama-sama oleh rakyat. Tujuan pelaksanaan Progam PLPBK didalam buku Pedoman Teknis Program PLPBK adalah Mewujudkan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin melalui penataan lingkungan permukiman yang teratur aman dan sehat, (Pedoman Teknis, 2013 : 6). Tujuan tersebut akan tercapai melalui peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih, sehat dan produktif melalui peningkatan kapasitas, kemitraan dan integrasi perencanaan pembangunan, penataan lingkungan permukiman miskin berbasis ruang, dan meningkatan sarana, prasarana dan pelayanan permukiman untuk masyarakat miskin. Pencapaian tujuan dibutuhkan dukungan kerja keras, material dan membutuhkan waktu panjang. Pelaksanaan Program PLPBK menggunakan strategi penguatan pemerintah daerah, konsultan, fasilitator, dan kelompok peduli/pemangku kepentingan, penguatan BKM dan UP sebagai pusat pelayanan masyarakat agar mampu secara mandiri melaksanakan dan mengelola kegiatan penataan kawasan dan lingkungan pemukiman di wilayahnya, dan mendorong 35

2 36 kreativitas masyarakat bersama pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (SEL) di wilayahnya, berdasarkan visi yang dibangun bersama. Menurut buku Petunjuk Teknis Siklus Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas, tujuan Program PLPBK memiliki beberapa keluaran pelaksanaan kegiatan yang dicita-citakan. Keluaran pelaksanaan kegiatan Program PLPBK, adalah: a. Dokumen Perencanaan 1) Dokumen perencanaan tingkat kelurahan (makro), disebut sebagai RPLP atau setara dengan dokumen perencanaan jangka menengah kelurahan/desa. RPLP berfungsi sebagai dokumen legal perencanaan kelurahan/desa yang selaras dengan kebijakan pembangunan kabupaten/kota. Dokumen RPLP memuat rencana penataan lingkungan permukiman dan strategi pemasaran yang disepakati oleh masyarakat, perangkat kelurahan dan para pemangku kepentingan lainnya dan disahkan oleh walikota/bupati. 2) Dokumen perencanaan kawasan prioritas (mikro), disebut sebagai RTPLP. RTPLP bagian dari RPLP untuk kawasan permukiman miskin yang diprioritaskan. b. Pranata 1) Aturan Bersama, adalah kesepakatan yang mengikat antara masyarakat, perangkat kelurahan dan para pemangku kepentingan lainnya yang terjadi melalui serangkaian rembug masyarakat. 2) Lembaga-lembaga urusan pembangunan dengan fungsi mengorganisasi masyarakat untuk melakukan review terhadap rencana RPLP dan RTPLP setiap tahun dan secara partisipatif melakukan perencana tahunan ke depan, mengawasi pelaksanaan aturan bersama dan pengawas bangunan, dan mengelola dan memelihara hasil pembangunan (estate management) kawasan, baik prasarana dan sarana yang dibangun masyarakat. c. Fisik bangunan dan lingkungan permukiman miskin di kawasan prioritas yang lebih tertata dengan pelayanan prasarana dan sarana yang lebih berfungsi.

3 37 d. Terjadinya perbaikan perilaku hidup sehat, bersih dan produktif sejalan dengan tertatanya kawasan permukiman sebagai wadah kegiatan penghidupan dan kehidupan. Lokasi sasaran Progam PLPBK ditentukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan melihat desa/kelurahan yang memenuhi kriteria dengan kelurahan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan (PNPM MP) dengan BKM berdaya, BKM berdaya dalam arti BKM tersebut memiliki kesiapan dan komitmen untuk belajar melaksanakan Program PLPBK, dan kesiapan dan komitmen pemerintah kabupaten/kota untuk mendukung pelaksanaan Program PLPBK baik yang didanai oleh pemerintah pusat maupun pemerintah kabupaten/kota. Setelah lokasi ditentukan lebih lanjut penguatan komponen. Menurut buku Petunjuk Teknis Siklus Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas, komponen yang dimaksud berjumlah tiga. Ketiga komponen tersebut adalah: a. Penguatan Kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota, Masyarakat, dan Kelompok Peduli/Pemangku Kepentingan lainnya Penguatan kapasitas mencakup pelatihan, sosialisasi berkesinambungan, lokakarya bagi pemerintah kabupaten/kota, masyarakat, dan kelompok peduli/pemangku kepentingan dalam rangka pelaksanaan PNPM MP pada umumnya dan PLPBK pada khususnya. b. Penyediaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Dana BLM ini merupakan dana stimulan dan tidak dimaksudkan untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat. Penyediaan BLM ini juga dimaksudkan untuk belajar melaksanakan sebagian rencana penataan kembali lingkungan permukiman yang diprioritaskan. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya-upaya untuk menggalang dana swadaya masyarakat, pemda dan kelompok peduli. 1) Ketentuan BLM ini hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsung terkait dengan kegiatan penataan kawasan

4 38 permukiman prioritas yang memiliki angka kemiskinan tertinggi, khususnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan lingkungan permukiman, prasarana dan sarana yang bermanfaat langsung bagi warga miskin. 2) Alokasi BLM untuk Program PLPBK sebesar maksimum Rp. 1 Milyar per kelurahan, secara umum akan terbagi atas dua kelompok pemanfaatan yaitu: a) Maksimum Rp 150 juta, dimanfaatkan untuk dukungan perencanaan kawasan, dukungan pemasaran hasil perencanaan dan biaya operasional penyelenggara (BOP) BKM, dengan komposisi pemanfaatan sebagai berikut: pertama, biaya tenaga ahli pendamping masyarakat, kedua, biaya pengembangan kapasitas masyarakat, dan terahir, dukungan proses perencanaan partisipatif dan pemasaran hasil-hasil perencanaan. BOP BKM termasuk BOP untuk kegiatan TIPP. b) Dana sisa dimanfaatkan untuk pelaksanaan pembangunan fisik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan lingkungan permukiman, prasarana dan sarana. Dana tersebut hanya merupakan bagian kecil dari seluruh dana yang diperlukan kelurahan untuk mewujudkan hasil perencanaan partisipatif. Oleh karena itu perlu mendorong masyarakat bersama pemerintah kabupaten/kota untuk menjalin kemitraan dengan pihak-pihak lainnya. c. Bantuan Teknis Menyediakan konsultan dan fasilitator untuk melakukan kegiatan: 1) Pendampingan kepada masyarakat melalui fasilitasi pertemuan warga, diskusi kelompok terfokus, musyawarah atau rembug warga dalam pelaksanaan siklus Program PLPBK tingkat kelurahan/desa. 2) Pendampingan kepada pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan, antara lain melalui sosialisasi, berbagai lokakarya dan pelatihan perangkat pemerintah daerah sampai dengan lurah/kades dan kelompok peduli serta bantuan teknik untuk memperkuat mereka dalam melaksanakan Program PLPBK. 2. Kawasan Prioritas Penjawi Night Market Kawasan prioritas PNM merupakan produk dari Program PLPBK. Kawasan prioritas PNM adalah pemanfaatan Jl. Penjawi pada sore sampai malam hari sebagai pusat wisata kuliner. Pada sore sampai malam hari jalan ditutup dan pengguna jalan dialihkan ke jalan lain. Jl. Penjawi dirapikan

5 39 agar menarik dan membentuk konsep city walk. Pada tengah-tengah jalan dipasang tenda knock down berjajar sepanjang jalan yang bisa digunakan untuk berjualan makanan khas oleh para pedagang. Pedagang yang berjualan di kawasan prioritas PNM adalah masyarakat Kelurahan Pati Lor yang mendapat persetujuan dari BKM Mekar Sari. 3. Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari a. Konsep Badan Keswadayaan Masyarakat BKM merupakan singkatan dari badan keswadayaan masyarakat yang merupakan nama jenerik atau istilah untuk suatu lembaga masyarakat dengan kedudukan sebagai pimpinan kolektif dari suatu himpunan masyarakat di tingkat desa/kelurahan. Dengan kalimat lain dapat dikatakan BKM adalah lembaga pimpinan kolektif dari suatu himpunan masyarakat di tingkat desa/kelurahan dengan peran utama sebagai dewan pengambilan keputusan yang dalam proses pengambilan keputusan dilakukan secara partisipatif. BKM disamping sebagai dewan pengambilan keputusan juga untuk menggalang potensi dan sumber daya, baik yang dimiliki masyarakat maupun yang bersumber dari luar (channeling), dalam upaya menanggulangi berbagai persoalan pembangunan di wilayah desa/kelurahan. BKM juga merupakan jembatan penghubung aspirasi warga ke pemerintahan desa/kelurahan serta memperjuangkan kebutuhan warga di tingkat desa/kelurahan dalam musbangdes/kelurahan.

6 40 b. Tugas Pokok Badan Keswadayaan Masyarakat Menurut buku Petunjuk Teknis Pengembangan Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM), BKM Mekar Sari memiliki tugas pokok, tugas pokok tersebut sebagai berikut: 1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta aturan (termasuk sanksi) secara demokratis dan partisipatif mengenai hal-hal yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2) Mengorganisasi masyarakat untuk bersama-sama merumuskan visi, misi, rencana strategis, dan rencana program peningkatan kesejahteraan bersama. 3) Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan-keputusan yang telah diambil BKM termasuk penggunaan dana-dana bantuan program pemberdayaan yang diterima. 4) Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif sejak tahap penggalian ide dan aspirasi, pemetaan swadaya atau penilaian kebutuhan, perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring dan evaluasi. 5) Mengkoordinasi pengelolaan program-program yang diterima masyarakat, dan pelaksanaan program yang dilakukan oleh unitunit satuan pelaksana berbagai program sektoral. 6) Memonitor, mengawasi dan memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun program pemerintah daerah kabupaten yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat miskin maupun pembangunan di desa/kelurahan. 7) Menjamin dan mendorong peran serta berbagai unsur masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan kaum perempuan melalui proses serta hasil keputusan yang adil dan demokratis. 8) Membangun transparansi kepada masyarakat melalui berbagai media seperti papan pengumuman, sirkulasi laporan kegiatan dan keuangan bulanan/triwulanan serta rapat-rapat terbuka. 9) Membangun akuntabilitas kepada masyarakat dengan mengauditkan diri melalui auditor independen serta menyebarluaskan hasil auditnya kepada seluruh lapisan masyarakat. 10) Melaksanakan rembug warga tahunan dengan dihadiri masyarakat luas dan memberikan pertanggungjawaban atas segala keputusan dan kebijakan yang diambil BKM kepada masyarakat.

7 41 11) Membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat luas untuk melakukan kontrol terhadap kebijakan, keputusan, kegiatan dan keuangan yang di bawah kendali BKM. 12) Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam perumusan kebutuhan dan usulan program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan wilayahnya, untuk dapat dikomunikasikan, dikoordinasikan dan diintegrasikan dengan program serta kebijakan pemerintah di level atasnya. 13) Mengawal penerapan nilai-nilai hakiki, dalam setiap keputusan maupun pelaksanaan kegiatan pembangunan serta pembangunan lainnya di desa/kelurahan. 14) Menghidupkan serta menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat, pada setiap tahapan dan proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa/kelurahan dengan bertumpu pada kondisi budaya masyarakat setempat (kearifan lokal). c. Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat Dalam melaksanakan tugas pokok di atas BKM Mekar Sari dikukung fungsi. Menurut buku Petunjuk Teknis Pengembangan Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM), fungsi tersebut sebagai berikut: 1) Penggerak dan penumbuhan kembali nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kemasyarakatan dan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan nyata masyarakat. 2) Penggerak proses pengembangan aturan (kode etik, kode tata laku). 3) Penggerak proses pengambilan keputusan yang adil dan demokratis. 4) Pengendalian dan kontrol sosial terhadap proses pembangunan. 5) Pembangkit dan mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat. 6) Wadah informasi dan komunikasi bagi warga masyarakat. 7) Penggerak advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan/program pemerintah daerah. 8) Mitra kerja pemerintah desa/kelurahan dalam upaya penanggulangan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, dan peningkatan kapasitas masyarakat.

8 42 d. Visi dan Misi Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari Visi BKM Mekar Sari adalah kemampuan masyarakat untuk berkerja sama dengan berbagai pihak sehingga mampu menanggulangi kemiskinan yang mereka alami secara efektif dan berkelanjutan. Lebih lanjut dalam melaksanakan visi BKM Mekar Sari memiliki beberapa misi, Menurut buku Petunjuk Teknis Pengembangan Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM), misi tersebut sebagai berikut: 1) Memberdayakan masyarakat miskin dan usaha menengah melalui penanaman modal dan pelatihan ketrampilan. 2) Peningkatan sarana dan prasarana, kesehatan, dan sumber daya manusia. 3) Mengaktifkan rembuk warga atau musyawarah sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat. e. Status Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari Nama BKM : Mekar Sari Alamat : Jl. Penjawi No. 3 Pati Lor, Pati (0295) Bentuk Lembaga Badan Hukum : Paguyuban Dengan Kepemimpinan Kolektif : -Sugiati Sukandar, SH -No. 15, tanggal Koordinator Sekretaris : Sunarto, SH : Mariyani Anggota : -Sudarsono -Didik Karsudi -Listijanto -Heru Sutyana -Sulistyoningsih -Hartono -Susanti -Wariyani

9 43 Unit Pengelola Keuangan (UPK) : -Bagyo -Tasrip -Maya Negarawati - Harpadmawati Unit Pengelola Sosial (UPS) : -Ngatimin -Sunarto -Tri S. Unit Pengelola Lingkungan (UPL) : -Mashudi -Sudarto -Budi Sayuti f. Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari Bagan 4.1 Struktur Organisasi BKM Mekar Sari BKM Sekretariat Pengawas UPK UPL UPS UPK KSM/PANITIA

10 44 g. Peran Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM melalui peran ditiap tahap Program PLPBK, dari tahap persiapan, perencanaan, pembangunan dan keberlanjutan. Berikut ini adalah tabel peran BKM Mekar Sari dalam pembangunan kawasan prioritas PNM:

11 45

12 46

13 47

14 48

15 49

16 50

17 51 4. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian a. Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat Mekar Sari dalam Merealisasikan Kawasan Prioritas Penjawi Night Market Kinerja BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM meliputi setiap tahap Program PLPBK, dari tahap persiapan, perencanaan, pembangunan dan keberlanjutan. Untuk memahami tingkat keberhasilan kinerja BKM Mekar Sari peneliti menggunakan indikator kinerja berorientasi pada hasil menurut Ratminto dan Atik (2007: ). Kinerja BKM Mekar Sari menurut indikator tersebut, sebagai berikut: 1) Efektivitas BKM Mekar Sari BKM Mekar Sari untuk mencapai indikator efektif dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM harus mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan. Baik itu dalam bentuk target, sasaran jangka panjang, dan misi organisasi. Akan tetapi pencapaian tujuan organisasi ini harus juga mengacu pada visi organisasi. Tujuan BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...bkm Mekar Sari melalui PNM itu untuk membuat pusat wisata kuliner untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor dan sekitarnya. Seperti yang dilihat sekarang, sebenarnya kegiatan tersebut dikatakan gagal juga tidak gagal, karena masih berjalan sampai sekarang. Dana BLM masih ada sisa. Seperti yang kami rencanakan tanggal 27 besok ada kegiatan lanjutan. Dikatakan

18 52 berhasil juga tidak bisa, karena kurang sesuai yang diharapkan. Bila melihat diawal-awal pelaksanaan pedagang selama dua bulan lebih itu ramai, pengunjung juga ramai. Lama-lama pengunjung berkurang, pedagang juga ikut-ikutan. Masalahnya pedagang mikirnya grobak dikasih, tenda dikasih. Padahal dari awal kami sudah mensosialisasikan barang-barang tersebut tidak dikasih cuma-cuma. Mungkin itu yang menjadikan semangat pedagang menurun. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST pada tanggal 21 Mei 2014, sebagai berikut:...kenapa kita memilih PNM?. Karena di dalam kegiatan ini sesuai dengan apa yang akan dilaksanakan Program PNPM MP itu adalah penuntasan kemiskinan. Jadi, mengupayakan untuk kepentingan masyarakat yang notabenya menengah kebawah untuk dapat berupaya dan berusaha. Dengan demikian kita sudah menciptakan sebuah lapangan kerja yang bisa ditindak lanjuti oleh Program PLPBK. Melalui BKM Mekar Sari salah satunya menciptakan kegiatan yang bersifat ekonomi dengan membuat, mendirikan pasar PNM. Semuanya itu digunakan dan ditunjukan untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor. Itu dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan rembuk-rembuk, mulai dari rembuk tingkat basis, mulai rukun tetangga (RT) sampai rukun tetangga (RW) sampai ke tingkat kelurahan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). PNM khusus menjual makanan, kuliner. Ada beberapa kuliner khas yang dijual pedagang, seperti ayam madu, tempe pedes, sama susu murni sapi. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh salah satu pedagang di kawasan prioritas PNM pada tanggal 9 Mei 2014 berkaitan pencapaian BKM Mekar Sari, sebagai berikut:...berjualan di PNM kurang menguntungkan, tempatnya sepi sekarang. Uangnya muter, cuma bisa buat dagang dan makan. Kalau dulu masih bisa untung, pembeli banyak, ramai. Dulu pedagang banyak, tidak seperti sekarang. Dari ujung jalan sampai ujung jalan sana (sambil menunjuk arah JL. Penjawi). Pedagang banyak yang gak jualan lagi karena banyak pungutan,

19 53 grobak, tenda semua ini juga ada. Dipikir dulu bantuan, ternyata ada pungutan. Cuma beberapa ribu, tapi ngurangi pendapatan. Pengunjung datang untuk beli makan disini, yang aku jual ada ayam penyet, tempe penyet, lele, nila, banyak lainnya. Aku pernah tanya, ada orang luar Pati juga beli diwarungku. Anakanak muda banyak kalau cuma jalan-jalan, kalau itu mungkin orang sekitar sini. Diluar tujuan tersebut BKM Mekar Sari memiliki tujuan lain. Menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...diawal perencanaan ada kabar kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati itu mau di fungsikan lagi menjadi ruang publik, para pedagang dilarang berjualan lagi. Dari situ kita bersama-sama warga berkeinginan untuk mecari alternatif penganti. Soalnya ada pedagang disitu warga kelurahan sini, pedagang direlokasi kesini. Namun, untuk warga sini saja. Kabar itu sampai sekarang tidak terrealisasi, kawasan tersebut masih menjadi tempat berjualan. Bila dibandingkan, itu sulit. Kawasan tersebut lebih dulu dari PNM. Sementara ini belum bisa menjadi alternatif, di PNM sendiri masih perlu perbaikan. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai berikut:...memecah kosentrasi keramaiana kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati tujuannya agar menjadi ruang publik. Tujuan kami ini sama dengan tujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Pati, mereka juga mau memindahkan pedagang dari sana. PNM untuk menarik pedagang dari sana, pengunjungnya juga. Tidak, hanya pedagang masyarakat Kelurahan Pati Lor. Yang lain tidak boleh, Program PLPBK khusus untuk Kelurahan Pati Lor. Bisa dilihat sendiri PNM belum bisa menarik pengunjung dari kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati, masih kalah pamorlah, sana lebih dulu. Solusinya iklan, lebih dikenalkan lagi kemasyarakat. Caranya dengan acara kesenia, lomba-lomba, bisa juga kegiatan sosial.

20 54 Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh salah satu pedagang di kawasan prioritas PNM pada tanggal 9 Mei 2014 berkaitan alternatif pemecah konsentrasi, sebagai berikut:...pedagang sekarang banyak yang nganggur, jualan rugi mendingan pilih gak jualan. Ada beberapa yang dulu punya tempat di kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati berjualan lagi di sana. Di sana pendapatan besar. Seperti sebelah saya ini dulunya juga buka warung disini, sekarang tutup. Pencapaian target BKM Mekar Sari menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...jumlah pedagang masa awal realisasi PNM berjumlah 90 pedagang lebih. Pada saat penyaringan pedagang itu banyak yang daftar, lebih dari 100 orang. Tentunya dari BKM sendiri tidak semua diterima, dipilih dan diseleksi yang pantas menerima. Kami mengutamakan para pedagang yang sudah berjualan di Jl. Penjawi dan masyarakat golongan menengah kebawah yang memiliki ide kreatif, kreasi baru makanan. BKM Mekar Sari ingin menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dari warga Kelurahan Pati Lor. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...pertimbanganya gini, pertimbangan itu dipilih karena kegiatan itu lebih banyak bisa diterima dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan tujuan untuk menambah tingkat lapangan kerja dan pendapatan masyarakat Pati Lor. BKM Mekar Sari memiliki beberapa sasaran yang harus dicapai. Pertama, menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:

21 55...Sasaran secara khusus warga Pati Lor dan umum masyarakat luas. Warga sini bisa memanfaatkan PNM sebagai tempat tempat berjualan dan mencari kuliner, refresing, dan berkumpul. Diluar warga kelurahan juga bisa memanfaatkan, setiap malam minggu mereka datang ke PNM dan sangat ramai sepengetahuan saya. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...sangat memberi manfaat, terbukti setelah diresmikan oleh Bapak Bupati masyarakat bisa menerima dan memanfaatkan untuk membeli makanan. Untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor sendiri cara memanfaatkan dengan berjualan, berjualan makanan. Sedangkan menurut yang dikemukakan Bapak Ngatimin, salah satu masyarakat Kelurahan Pati Lor pada tanggal 11 Mei 2014 manfaat kawasan prioritas PNM, sebagai berikut:...manfaat untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor lingkungan Jl. Penjawi jadi rapi, hijau. Warga bisa berjualan dan mendapat untung. Berjalan atau sekarang hanya sedikit yang berjualan tergantung mereka. Tempat masih ada, ijin juga diperbolehkan. Mereka mau memanfaatkan atau tidak kembali kekepusan mereka. Kedua, menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...kedua memberi manfaat langsung ke pedagang PNM. Jumlah pedagang masa awal realisasi PNM berjumlah 90. Pada saat penyaringan pedagang itu banyak yang daftar, lebih dari 100 orang. Tentunya dari BKM sendiri tidak semua diterima, dipilih dan diseleksi yang pantas menerima. Kami mengutamakan para pedagang yang sudah berjualan di Jl. Penjawi dan masyarakat golongan menengah kebawah yang memiliki ide kreatif, kreasi baru makanan.

22 56 Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...jadi gini, kalau menyangkut dengan yang menerima manfaat langsung kepada 500 masyarakat gituya dengan asumsi 100 orang pedagang kaki lima (PKL) dengan asumsi bisa mengkaryakan atau memberdayakan masyarakat lainya untuk serta membantu dalam pelaksanaan itu waktu awal-awal pertama ada yang namanya petugas parkir, ada yang namanya petugas bongkar pasang tenda, yang menyangkut dengan masalah kebersihan ini langsung dengan dinas terkait. Kemudian bila diasumsikan 500 bisa jadi bisa mencapai jumlah itu bisa juga kurang dari itu cuma mungkin bila dilihat dari segi penerima manfaat yang jelas untuk mencapai angka 500 di katakan seperti itukan suatu angka yang stastis gitukan. Inikan suatu bentuk yang dinamis, bisa saja, bisa naik turunya ada seperti itu. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh salah satu pedagang di kawasn prioritas PNM pada tanggal 9 Mei 2014 penerima manfaat langsung, sebagai berikut:...jumlah pasti aku kurang tahu, berapa kira-kira. Kalau 50 pedagang aku pikir lebih. Dulu pedagang berjajar di tengah jalan, tidak seperti sekarang di pinggir jalan. Maaf Mas kurang tahu kalau jumlahnya, tapi aku bisa mengatakan banyak penjual. Ketiga, menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...sasaran ketiga adalah mendapat retribusi. Retribusi pedagang yang menarik langsung dari pemerintah kabupaten. BKM tidak ikut terlibat dalam retribusi, karena itu juga kewenagan mereka yang sudah terjadi kesepakatan jauh saat masih proses prencanaan. Kalau parkir, BKM merencanakan di lahan kosong milik pribadi, kita kerja sama dengan warga. Di lahan milik dinas perternakan, yang rencana juga dijadikan taman dan tempat bermain anak. Iya, itu masih rencana. Saat ini taman

23 57 belum direalisasikan, belum dapat ijin dari Dinas Perternakan Provinsi Jawa Tengah. Untuk pembagian pendapatan, tidak ada pembagian. Semua masih diambil pengelola parkir. Pengelola parkirnya warga Kelurahan Pati Lor sendiri. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...jadi begini, parkir itu dulu dikelola oleh Karang Taruna Kelurahan Pati Lor. Dalam rentang waktu awal memang itu bisa dilaksanakan cuman karena kebiasaan masyarakat atau pengunjung yang lebih kurang menggunakan jasa parkir dalam arti untuk menggunakan ruang kegiatan itu akhirnya kegiatan parkir itu tidak bisa berjalan seperti yang diharapkan. Untuk pengelolaanya waktu itu bisa, sebagai penerima itu pengelola, tidak ada yang masuk BKM, belum sampai. Masalah pembagian waktu itu belum bisa sampai ke manajemen BKM karena pelaksana lapangan itu masih untuk pendapatan harian mereka. Kalau untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pati secara otomatis ini ada pemasukan untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pati melalui Dinas Pendapatan Keuangan Daerah (DPKD), karena setiap malam setiap pendagang itu dikenai retribusi dan untuk kebersianya yang menarik dari Dinas Kebersihan dan Tata Kota, langsung masuk kesana, tidak ada yang masuk BKM. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh salah satu petugas parkir pada tanggal 9 Mei 2014 retribusi kawasan prioritas PNM, sebagai berikut:...sekarang tidak ada yang markirin, apanya yang mau diparkiri kalau gak ada kendaraan yang mau parkir. PNM sebutanya, toh iya gak ada apa-apa sekarang. Yang tersisa tinggal beberapa orang yang jualan, itupun gak setiap hari jualanya. Kalau kayak gitu apa yang mau diparkirin. Kalu dulu kami dipasrahin BKM untuk ngatur parkir. Parkirya seperti biasa, orang datang kami arahkan untuk parkir, yang penting gak ngalangin jalan, ngamaning montor, helem, jaket biar gak diambil orang. Parkir dideket tenda warung, dibagi setiap 15-an tenda satu orang. Uang hasil parkir masuk pemerintah kabupaten, tukang parkir dapet sisa.

24 58 Terahir, menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...pengelolaan parkir tidak ada pembagian, tidak ada juga dana yang masuk ke BKM dari pembagian hasil. Dana pembangunan PNM murni dari anggaran tahunan dari Kementrian Pekerjaan Umum. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...tidak bisa, karena ada hubunganya dengan yang saya sebutkan diatas tadi. (maksudnya adalah tidak ada pembagian retribusi ke BKM Mekar Sari). Sedangkan pencapaian sasaran jangka panjang BKM Mekar Sari menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...sasaran jangka panjang menjadikan PNM Brand dari pusat wisata kuliner di Pati. Namun, masih jauh untuk dicapai, yang ada sekarang penurunan. Pengunjung menurun karena berkurangnya pedagang. Masih banyak yang dibenahi. Kegiatan masih berjalan, dan BLM untuk PNM masih ada. Kedepanya semoga lebih baik. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...waktu awal-awal memang bisa dikatakan pantas karena waktu itu masih komlit, semua masih berjalan lancar dan setelah kondisinya beransur beberapa tahun ini mulai menurun jadi juga menjadi keprihatinan. Untuk adanya sebuah semangat untuk mengadakan kegiatan itu secara seperti semula.

25 59 Penerapan misi BKM Mekar Sari menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:...kesesuai misi dengan kegiatan bisa dilihat dimisi kesatu memberdayakan masyarakat miskin dengan PNM yang diutamakan berjualan warga miskin. Peningkatan sarana dan prasarana melalui Penataan Sungai Sani dan mengaktifkan rembuk warga atau musyawarah, kedua kegiatan tersebut melibatkan masyarakat. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...misi BKM yang utama memberdayakan masyarakat, masyarakat Kelurahan Pati Lor. Caranya dimasa saya di BKM melalui PNM. Kalau sekarang Penataan Sungai Sani, Pusat Batik Salihan, dll. BKM selalu berpegangan pada visi dan misi, karena kita bergerak menggunakan jalan visi misi. Ketika BKM masih mengikuti visi misi maka BKM mencapai yang dituju. Keterkaitan visi dengan pencapaian tujuan menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...bila melihat diawal-awal pelaksanaan pedagang selama dua bulan lebih itu ramai, pengunjung juga ramai. Lama-lama pengunjung berkurang, pedagang juga ikut-ikutan. Masalahnya pedagang mikirnya grobak dikasih, tenda dikasih. Padahal dari awal kami sudah mensosialisasikan barang-barang tersebut tidak dikasih cuma-cuma. Mungkin itu yang menjadikan semangat pedagang menurun. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai berikut:

26 60...Awal mula dipilihnya PNM melalui sebuah proses perumusan dari masyarakat. Awal proses perumusan dari masyarakat itu yang meliputi dari 33 RT, dimana disetiap RT ada masyarakat atau kelompok masyarakat yang mempunyai ide dan ide itu dituangkan sampai ke proses tingkat RW. Karena di Kelurahan Pati Lor terdiri dari 3 RW maka disetiap RW memberi masukan, informasi, maupum program yang ada hubunganya dengan Program PLPBK. Diantara 3 RW itu muncullah beberapa kegiatan yang bisa ditindaklanjuti di dalam Program PLPBK, salah-satunya PNM. Program-program yang lain meliputi juga ada pembentukan Pusat Batik di RW II (Saliyan), terus penataan Sungai Sani yang sekarang sudah diwujudkan taman itu dan salah satunya ini PNM. Dari pemaparan para informan di atas dapat disimpulkan tujuan BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM untuk membuat pusat wisata kuliner bagi masyarakat Kelurahan Pati Lor, masyarakat Kabupaten Pati dan masyarakat luas. Semua orang bisa memanfaatkan kawasan prioritas PNM sebagai tempat kuliner, refresing, tempat berkumpul. Pusat wisata kuliner menjual makanan dan jajanan produk-produk khas produksi masyarakat Kelurahan Pati Lor. Namun, pusat wisata kuliner tidak berjalan seperti harapan. Lambat laun, sampai sekarang jumlah pedagang berkurang dan meninggalkan beberapa pedagang. Disisi lain BKM Mekar Sari menggunakan kawasan prioritas PNM sebagai alternatif pemecah kosentrasi keramaian yang sudah ada di kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati. Tujuan tersebut sampai sekarang belum terlaksana, kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati masih menjadi tempat berjualan PKL. Tempat tersebut belum difungsikan kembali sebagai

27 61 ruang publik akibat masyarakat sudah terbiasa berkunjung dan memanfaatkan. Target BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM untuk pemberdayaan masyarakat Kelurahan Pati Lor. Masyarakat yang dipilih, mengupayakan para PKL di sepanjang Jl. Penjawi dan masyarakat golongan menengah kebawah untuk berdagang di kawasan prioritas PNM. Perhitungan lain memilih masyrakat dengan ide dan kreasi menu makanan baru dan mereka adalah masyarakat Kelurahan Pati Lor. Sasaran BKM Mekar dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM ada empat, yaitu: a) Memberikan manfaat kepada masyarakat Kelurahan Pati Lor, masyarakat Kabupaten Pati, dan masyarakat luas. b) Memberikan manfaat langsung kepada 500 orang di Kelurahan Pati Lor. Jumlah tersebut terdiri dari pedagang, petugas parkir, petugas bongkar pasang tenda, dan petugas kebersihan. c) Memperoleh retribusi dari pedagang untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Pati dan pengelola parkir dari pengunjung kawasan prioritas PNM. d) Memperoleh pembagian hasil retribusi dari pedagang dan pengelola parkir untuk pembangunan kawasan prioritas PNM.

28 62 Dalam bentuk sasaran jangka panjang BKM Mekar Sari belum mencapai brand maupun landmark. Untuk saat ini kawasan prioritas PNM dihadapkan pada masalah berkurangnya jumlah pedagang yang berjualan. Dalam bentuk misi, BKM Mekar Sari memiliki misi memberdayakan masyarakat, masyarakat yang dimaksud masyarakat Kelurahan Pati Lor. Melihat target, sasaran, sasaran jangka panjang, dan misi berkaitan tujuan sudah mengacu pada visi BKM Mekar Sari. 2) Produktivitas BKM Mekar Sari BKM Mekar Sari untuk mencapai indikator produktif bisa dilihat dari setiap realisasi kawasan prioritas PNM mendapat dukungan dan BKM mampu melihat kebutuhan dari kelompok sasaran. Dukungan masyarakat menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:...untuk mendukung keberhasilan PNM dibuat kesepakatan bersama, siapa yang bertanggungjawab merencanakan, melaksanakan, dan mengelola. Karena program tersebut memberdayakan masyarakat, maka setiap tahap perlu adanya kesepakatan tingkat basis, jadi pada dasarnya setiap warga mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...kegiatan itu secara keseluruhan akhirnya membentuk paguyuban, paguyuban PNM itu dibentuk oleh BKM dan Kelurahan. Yang mengawasi dan mengendalikan memang BKM

29 63 tapi sebagai pelaksana adalah paguyuban, selama ini iya sebatas itu, pengawasan dan pengendalianya hanya apa yang sesuai dengan yang diberikan ijin oleh pemerintah itu yang harus dilaksanakan dan ditaati. Sedangkan menurut yang dikemukakan oleh Bapak Ngatimin, salah satu masyarakat Kelurahan Pati Lor pada tanggal 11 Mei 2014 dukungan masyarakat, sebagai berikut:...masyarakat terlibat tentunya ada, keterlibatan itu di kegiatan PNM tersebut. Sosialisasi masyarakat terlibat, kalau tidak ada masyarakat mau disosialisasikan ke siapa. Sosialisasi ada ditingkat RT, RW, kelurahan biar masyaraka paham apa yang mau dilakukan dan masyarakat bisa usul, bisa ngawasi. Pembuatan PNM masyarakat sini yang mebuat semua itu. Yang jualan juga masyarakat sini. Kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:...kegiatan PNM disuarakan dari tingkat basis, sangat kuat suara sehingga bisa terrealisasi. Bisa dilihat warga menginginkan kegiatan tersebut terlaksana, bisa dilihat juga banyak kebutuhan disitu. BKM sudah berupaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga Kelurahan Pati Lor. Diambil atau tidaknya kita serahkan kembali ke masyarakat. Kita selalu berupaya untuk melibatkan warga disetiap kegiatan kami. BKM dibentuk dari masyarakat, sudah seharusnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...untuk masalah kebutuhan bukan hanya untuk masyarakat Pati Lor saja. Karena, kita menyajikan suatu kegiatan yang bisa diterima dan dimanfaatkan khalayak ramai. Cukup secara

30 64 keseluruhan masyarakat Pati Lor secara luas masyarakat Pati. Sudah mewakili aspirasi masyarakat. Itu berdasarkan obsi pemilihan kegiatan. Jadi diantara kegiatan-kegiatan dulu yang dimunculkan itu mana yang sebagai sekala prioritasya yang diangkat untuk kita ditindak lanjuti itu PNM. Pertimbanganya gini, pertimbangan itu dipilih karena kegiatan itu lebih banyak bisa diterima dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan tujuan untuk menambah tingkat lapangan kerja dan pendapatan masyarakat Pati Lor. Sedangakan kebutuhan masyarakat menurut yang dikemukakan oleh Bapak Ngatimin, salah satu masyarakat Kelurahan Pati Lor pada tanggal 11 Mei 2014, sebagai berikut:...seperti yang saya kemukakan tadi, saat masyarakat dilibatkan disitu yang berasal dari masyarakat adalah sebuah dukungan. Saat sosialisasi, dukungan dengan menghadiri. Itu dukungan dari masyarakat. Ide-ide dari masyrakat, itu berasal dari masyarakat, itu dukungan. Dari pemaparan para informan di atas dapat disimpulkan BKM Mekar Sari dalam mendapat dukungan dari masyarakat Kelurahan Pati Lor dengan cara melibatkan disetiap tahap kawasan prioritas PNM. Tahapan terdiri dari, tahap persiapan, perencanaan, pembangunan dan keberlanjutan. Pada tahap perencanaan, adanya kesepakatan bersama antara BKM Mekar Sari dengan Masyarakat Kelurahan Pati Lor. Pada tahap pembangunan, masyarakat berpartisipasi dan mematuhi aturanaturan yang dibuat dan disepakati bersama. Terahir, pada tahap keberlanjutan dibentuk paguyuban PNM yang menaungi para pedagang.

31 65 Sedangkan untuk mengenali kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor BKM Mekar Sari melaksanakan sosialisasi di tingkat basis. Dukungan mengkrucut kepada kawasan prioritas PNM. Melihat kebelakang, dukungan diberikan atas dasar kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor akan lapangan pekerjaan dan masalah PKL di JL. Penjawi. 3) Efisiensi BKM Mekar Sari BKM Mekar Sari untuk mencapai indikator efisien dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM dengan membandingkan masukan yang digunakan dan keluaran yang dihasilkan. Membandingkan sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya ekonomi yang digunakan dengan hasil yang didapat. Sumber daya manusia yang diberdayakan dalam kawasan prioritas Penjawi Night Market menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:...pnm melibatkan banyak sumber daya manusia. Pelaku, yang terlibat ada dari tingkat pusat, provinsi kabupaten, kecamatan, dan kelurahan yang memiliki peran sendiri-sendiri. Di tingakat kabupaten ada TIM Teknis PLPBK, Tim Korkot, dll. Kalu di kelurahan ada BKM, UP, KSM, Lurah, dll. PNM melibatkan banyak orang. Konsep dari program ini adalah pemberdayaan. Kita semua diberdayakan, dilibatkan dalam pembangunan. Kita juga bagian dari masyarakat yang diberi amanah untuk menjadi BKM. Masyarakat, semua warga di kelurahan dilibatkan. Pedagang dari kelurahan sini. Hasil dari kegiatan tersebut adalah pemberdayaan, dengan semua sumberdaya manusia yang dilibatkan, semua itu adalah pemberdayaan.

32 66 Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin disebut pemberdayaan. Para pelaku banyak di setiap kegiatan, dari tingakat pusat sampai kelurahan. Kita berkerjasama untuk memberdayakan masyarakat. Sejak awal, semua pelaku dibekali dan disamakan persepsinya bahwa apa yang dikerjakan untuk memberdayakan. Dari segi masyarakat, pedagang. Warga yang bisa memasak, membuat makanan bisa menjadi penyetor makanan, bisa juga dijual sendiri. Yang lain, jadi petugas parkir, pasang bongkar tenda. Sumber daya manusia yang diberdayakan dalam PNM menurut anggota Tim Korkot, Bapak SJ, pada tanggal 15 Mei 2014 sebagai berikut:...sekali lagi PNM adalah kegiatan dari Program PLPBK yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat, masyarakat siapa?, tentunya masyarakat Kelurahan Pati Lor. Efisien dalam artian sebernarnya, menggunakan sedikit mungkin sumber daya untuk menghasilkan sesuatu yang besar tidak berlaku disini. Ini adalah program pemerintah, jangan berfikir ini adalah kegiatan yang dilakukan swasta. Semakin banyak orang yang terlibat, dalam artian pelaku, pemerintah mampu menciptakan lapangan kerja baru. Seperti itulah efisien disini, banyak orang dilibatkan semakin efisien untuk mengurangi pengangguran. Sumber daya alam yang dimanfaatkan menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:...keputusan diambil bersama-sama BKM dan warga kelurahan melalui rembuk warga. Dipilih alasanya daripada yang lain bisa meningkatkan perekonomian warga miskin, menata dan membina PKL agar rapi, dan Kelurahan Pati Lor memiliki pusat wisata kuliner. Kesepakatan dengan warga yang menentukan, BKM tidak bisa menentukan. Keinginan warga yang menggiring

33 67 Jl. Penjawi sebagai kawasan prioritas. Warga sadar disitu banyak PKL-PKL, sadar banyak yang nganggur. Dari kesadaran itu mereka memiliki semangat untuk membangun Penjawi Night Market. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai berikut:...kenapa kita memilih PNM?, karena di dalam kegiatan ini sesuai dengan apa yang akan dilaksanakan Program PNPM MP itu adalah penuntasan kemiskinan. Jadi, mengupayakan untuk kepentingan masyarakat yang notabenya menengah kebawah untuk dapat berupaya dan berusaha. Dengan demikian kita sudah menciptakan sebuah lapangan kerja yang bisa ditindak lanjuti oleh Program PLPBK melalui BKM Mekar Sari. Salah satunya menciptakan kegiatan yang bersifat ekonomi dengan membuat mendirikan pasar PNM. Semuanya itu digunakan dan ditunjukan untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor. Itu dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan rembuk-rembuk, mulai dari rembuk tingkat basis, mulai RT sampai RW sampai ke tingkat Kelurahan dan SKPD. Sedangkan sumber daya alam yang dimanfaatkan menurut Bapak Ngatimin, salah satu masyarakat Kelurahan Pati Lor pada tanggal 11 Mei 2014, sebagai berikut:...apabila ada kegiatan PNM selalu ada undangan dari BKM. Ikut kalau ada undangan, tidak juga ikut jika tahu. Rapat tingkat RT dulu waktu sosialisasi saya ikut, RW juga sering. Banyak kok, beberapa kali di Aula balai Desa. Isinya pertemuan, awal dulu sosialisasi, dilanjut jejak pendapat, pembanguanan, acara pentas. Soal penjawi usul benar dari masyarakat. Awalnnya saat kerja bakti dulu, ada suara untuk mentertipkan PKL. Daripada ditertipkan lebih baik diberi tempat yang pantas. Sumber daya ekonomi di Kelurahan Pati Lor yang dimaksimalkan menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:

34 68...Potensi ekonomi ada pedagang, ada petani budidaya ikan, ada idustri batik. Semua berjalan dengan baik dengan sekala kecil. Untuk berkembang masih sulit karena terkendala modal. BLM dicairkan untuk memberi bantuan ke mereka. Bantuan diberikan dalam bentuk fasilitas, tidak dalam bentuk uang tunai. Fasilitas berupa tenda bongkar pasang, grobak lengkap dengan meja dan kursi, dan perabot jualan. Bantuan tidak diberikan begitu saja, pedagang harus membayar retribusi dan nantinya akan dibagi antara BKM dan pemerintah kabupaten. Apa yang diberikan ke BKM juga akan dikembalikan lagi dalam bentuk pembangunan berkelanjutan. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...potensi ekonomi yang bisa dimanfaatkan PKL yang ada di kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati dan Jl. Penjawi, beberapa masyarakat sisni. Pedagang dibina dan ditata dan diberi tempat berjualan. Ya, di PNM. Pembudidaya ikan juga bisa diberdayakan, dengan dibeli ikanya dan dijual kembali dalam bentuk makanan. Pedagang dan pembudidaya, mereka masyarakat kecil. Mereka perlu dampingan. BKM menjadi pendamping mereka, dibantu juga TAPP. Dari pemaparan para informan di atas dapat disimpulkan BKM Mekar Sari dalam memberdayakan sumber daya manusia dengan melibatkan banyak orang, baik sebagai pelaku maupun sasaran. Pelaku yang terlibat dalam kawasan prioritas PNM terdiri dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan. Konsep kawasan prioritas PNM untuk memberdayakan masyarakat, semakin banyak orang yang terlibat semakin tinggi tingkat efektifitas. Dalam artian pelaku, semakin efektif dalam menciptakan lapangan kerja. Dalam artian kelompok sasaran, semakin efektif memperluas penerima manfaat.

35 69 Dalam memanfaatkan sumber daya alam dari beberapa sumber daya yang dimiliki dan hasil perumusan masalah di tingkat basis diputuskan Jl. Penjawi sebagai kawasan prioritas PNM. Pemilihan Jl. Penjawi untuk merapikan PKL di sepanjang jalan tersebut. Selain itu, PNM bisa meningkatkan perekonomian yang ditujukan untuk masyarakat Kelurahan Pati Lor. Dalam memaksimalkan sumberdaya ekonomi dari beberapa potensi ekonomi BKM Mekar Sari bersama-sama masyarakat Kelurahan Pati Lor memilih untuk memberdayakan pedagang PKL di Jl. Penjawi. Pedagang aset dari Kelurahan Pati Lor yang akan membuka jalan aset-aset lain. Aset seperti petani budidaya ikan dan pengrajin batik bisa memanfaatkan kawasan prioritas PNM sebagai lapak berjualan mereka. Kembali ke latarbelakang kawasan prioritas PNM di mana untuk merapikan PKL di Jl. Penjawi dan memberdayakan masyarakat. 4) Kepuasan BKM Mekar Sari BKM Mekar Sari untuk mencapai indikator kepuasan dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM dengan melihat berapa luas kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor. Kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 27 Mei 2014, sebagai berikut:

36 70...Kegiatan PNM disuarakan dari tingkat basis, sangat kuat suara sehingga bisa laksanakan. Bisa dilihat warga menginginkan kegiatan tersebut terlaksana, bisa dilihat juga banyak kebutuhan disitu. BKM sudah berupaya untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga Kelurahan Pati Lor. Diambil atau tidaknya kita serahkan kembali ke masyarakat. Kita selalu berupaya untuk melibatkan warga disetiap kegiatan kami. BKM dibentuk dari masyarakat, sudah seharusnya memenuhi kebutuhan masyarakat. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 22 Mei 2014 sebagai berikut:...untuk masalah kebutuhan bukan hanya untuk masyarakat Pati Lor saja karena kita menyajikan suatu kegiatan yang bisa diterima dan dimanfaatkan khalayak ramai. Cukup secara keseluruhan masyarakat Pati Lor secara luas masyarakat Pati. Sudah mewakili aspirasi masyarakat. Iya, itu berdasarkan obsi pemilihan kegiatan. Jadi diantara kegiatan-kegiatan dulu yang dimunculkan itu mana yang sebagai sekala prioritasya yang diangkat untuk kita ditindak lanjuti itu PNM. Pertimbanganya gini, pertimbangan itu dipilih karena kegiatan itu lebih banyak bisa diterima dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan tujuan untuk menambah tingkat lapangan kerja dan pendapatan masyarakat Pati Lor. Sedangkan pemenuhan kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor menurut oleh Bapak Ngatimin, salah satu masyarakat Kelurahan Pati Lor pada tanggal 11 Mei 2014, sebagai berikut:...pengangguran ada, bisa dikatakan banyak. Walaupun nganggur tetap bekerja, sebagai serabutan. Ada yang jadi kuli bangunan, bantu-bantu tetangga yang punya khajat. Sejak ada PNM mereka tetap bekerja serabutan. Tidak semua dari mereka berjualan, yang diutamakan PKL-PKL itu di jalan dan yang benar-benar sudah berjualan sejak lama. Bisa mengurangi pengangguran tapi tidak semua. Setiap ada kegiatan mereka dikerjakan, setelah selesai mereka kembali lagi serabutan. Kegiatan seperti bangun tanggul sungai, gapura. Itu bagian kegiatan penjawi.

37 71 Jumlah masyarakat yang terpenuhi kebutuhanya menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...yang bisa memanfaatkan PNM seluruh warga Pati, dari luar juga bisa memanfaatkan. Dari warga Pati secara khusus wagra Kelurahan Pati Lor, secara umum semua warga Pati. Iya, memang diperuntukan untuk warga Kelurahan Pati Lor. Tapi gini, warga Kelurahan Pati Lor memanfaatkanya sebagai pedagang, dan pendukung-pendukung kegiatan seperti tukang parkir dan tukang kebersihan. Mereka dari kegiatan mendapatkan penghasilan. Di luar warga Pati Lor, cara memanfaatkanya dengan membeli makanan, dan sebagai tempat bertemu. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai berikut:...untuk masalah kebutuhan bukan hanya untuk masyarakat Pati Lor saja karena kita menyajikan suatu kegiatan yang bisa diterima dan dimanfaatkan khalayak ramai. Cukup secara keseluruhan masyarakat Pati Lor secara luas masyarakat Pati. Sudah mewakili aspirasi masyarakat. Iya, itu berdasarkan obsi pemilihan kegiatan. Jadi diantara kegiatan-kegiatan dulu yang dimunculkan itu mana yang sebagai sekala prioritasya yang diangkat untuk kita ditindak lanjuti itu PNM Pertimbanganya gini, pertimbangan itu dipilih karena kegiatan itu lebih banyak bisa diterima dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat ekonomi menengah kebawah dengan tujuan untuk menambah tingkat lapangan kerja dan pendapatan masyarakat Pati Lor. Dari pemaparan para informan di atas dapat disimpulkan kebutuhan masyarakat Kelurahan Pati Lor berdasarkan permasalahan jumlah PKL di sepanjang Jl. Penjawi terus bertambah dan jumlah tenaga kerja yang belum terserap lapangan pekerjaan masih tinggi. Melihat permasalahan tersebut hal yang dibutuhkan sebuah lapangan

38 72 pekerjaan. Kawasan prioritas PNM disuarakan dari tingkat basis untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang tercipta adalah lapangan pekerjaan tetap dan tidak tetap. Lapangan pekerjaan tidak tetap atau sebelum produk kawasan prioritas PNM tercipta adalah para pelaku kegiatan. Tidak tetap karena, ketika produk terrealisasi maka mereka diberhentikan. Lapangan pekerjaan tetap atau sesudah produk kawasan prioritas PNM tercipta adalah pedagang, petugas parkir, petugas bongkar pasang tenda, dan petugas kebersihan. Mereka akan selalu memiliki pekerjaan selama kawasan prioritas PNM masih ada. Masyarakat Kelurahan Pati Lor yang terpenuhi kebutuhanya sebagai penerima manfaat secara langsung dan penerima manfaat secara tidak langsung. Penerima manfaat secara langsung mereka sebagai kelompok sasaran yang diberdayakan BKM Mekar Sari melalui Program PLPBK. Penerima manfaat secara tidak langsung mereka sebagai kelompok yang mendapatkan dampak akibat adanya kawasan prioritas PNM. Selain masyarakat Kelurahan Pati Lor, penerima manfaat secara tidak langsung masyarakat di luar Kelurahan Pati Lor dan masyarakat secara luas. 5) Keadilan BKM Mekar Sari BKM Mekar Sari untuk mencapai indikator keadilan dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM dengan melihat jangkauan dan

39 73 dampak dari produk kegiatan tersebut harus seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil. Jangkauan menurut yang dikemukakan oleh Ibu Mariyani pada Tanggal 06 Mei 2014, sebagai berikut:...jumlah pedagang masa awal realisasi PNM berjumlah 90 pedagang. Pada saat penyaringan pedagang itu banyak yang daftar, lebih dari 100 orang. Tentunya dari BKM sendiri tidak semua diterima, dipilih dan diseleksi yang pantas menerima. Kami mengutamakan para pedagang yang sudah berjualan di Jl. Penjawi dan masyarakat golongan menengah kebawah yang memiliki ide kreatif, kreasi baru makanan. Pernyataan di atas diperkuat oleh Bapak Budi Sayuti, ST, pada tanggal 21 Mei 2014 sebagai berikut:...jadi gini, kalau menyangkut dengan yang menerima manfaat langsung kepada 500 masyarakat gituya dengan asumsi 100 orang PKL dengan asumsi bisa mengkaryakan atau memberdayakan masyarakat lainya untuk serta membantu dalam pelaksanaan itu waktu awal-awal pertama ada yang namanya petugas parkir, ada yang namanya petugas bongkar pasang tenda yang menyangkut dengan masalah kebersihan ini langsung dengan dinas terkait. Kemudian bila diasumsikan 500 bisa jadi bisa mencapai jumlah itu bisa juga kurang dari itu cuma mungkin bila dilihat dari segi penerima manfaat yang jelas untuk mencapai angka 500 di katakan seperti itukan suatu angka yang stastis gitukan. Inikan suatu bentuk yang dinamis, bisa saja, bisa naik turunya ada seperti itu. Sedangkan jangkauan menurut yang dikemukakan oleh salah satu pedagang di PNM pada tanggal 9 Mei 2014, sebagai berikut:...jumlah pasti aku kurang tahu, berapa kira-kira. Kalau 50 saya aku pikir lebih. Dulu pedagang berjajar di tengah jalan, tidak seperti sekarang di pinggir jalan. Maaf Mas kurang tahu kalau jumlahnya, tapi aku bisa mengatakan banyak penjual.

BAB I PENDAHULUAN. Status negara berkembang dengan kesejahteraan materials tingkat rendah

BAB I PENDAHULUAN. Status negara berkembang dengan kesejahteraan materials tingkat rendah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Status negara berkembang dengan kesejahteraan materials tingkat rendah menjadikan Indonesia belum lepas dari masalah kemiskinan. Kemiskinan bersifat kompleks

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pedoman Wwancara. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja, Mahsun (2013 :26) 1. Apakah tujuan BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas

LAMPIRAN. Pedoman Wwancara. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja, Mahsun (2013 :26) 1. Apakah tujuan BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas LAMPIRAN Pedoman Wwancara Elemen Pokok Pengukuran Kinerja, Mahsun (2013 :26) 1. Apakah tujuan BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas Penjawi Night Market?. 2. Apakah sasaran BKM Mekar Sari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian dan pembahasan kinerja BKM Mekar Sari dalam merealisasikan kawasan prioritas PNM terbagi menjadi beberapa tahapan, dari tahapan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Kemiskinan adalah masalah kompleks sehingga Penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif Kondisi lingkungan dan permukiman yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PETUNJUK TEKNIS PEMASARAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat LKM Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Singkat LKM Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat LKM Sidomulyo Barat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Kelurahan Sidomulyo Barat terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru terdiri dari 15 Rukun Warga (RW) dan 76

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016

KATA PENGANTAR. Taipa, 10 September 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah tersusunnya buku Laporan Akhir Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Taipa Kota Palu.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK

DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK DRAFT JUKNIS PERENCANAAN PARTISIPATIF DAN PEMASARAN PLPBK POKOK BAHASAN JUKNIS Ketentuan Tahapan PLPBK Ketentuan Review Pemetaan Swadaya Ketentuan Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas Ketentuan Pencairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas : BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang

Lebih terperinci

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)

Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) BUKU 5 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Pembangunan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 1^ TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA HIBAH UNTUK REPLIKASI PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (REPLIKASI PLPBK) KOTA BANJARMASIN TAHUN

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN)

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN) .OPEN ACCESS. TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN) Jurnal Pengembangan Kota (2015) Volume 3 No. 1 (40 48) Tersedia

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 Menimbang + PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK APA PERENCANAAN PARTISIPATIF? Proses perumusan dan penyepakatan produk perencanaan dengan melibatkan partisipasi aktif warga dan Pemda Proses penyelarasan perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PENDAMPINGAN DALAM PROSES PERENCANAAN PARTISIPATIF PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) Jurusan Arsitektur Universitas Merdeka Malang; budiyanto_hery@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan

Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MAROBO, SALASSA, SUKAMAJU DAN BONE-BONE MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai

Kata Pengantar. dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai Page 0 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke Tuhan yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran, sehingga penyusunan laporan akhir tahun ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Maret 2011 1 P a g e 1. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah Rembug/Rapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 97

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E A BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM PEMBANGUNAN PARTISIPATIF BERBASIS KOMUNITAS TAHUN 2015

Lebih terperinci

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)

4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62 BAB VI PENUTUP 6.1 Rencana Kerja Untuk mewujudkan Visi Penataan Lingkungan Permukiman Desa Jipang yaitu terwujudnya Desa Jipang yang sehat, berkembang dan berbudaya maka lembaga lembaga masyrakat beserta

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN

Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Tidak BERDAYA (Masyarakat Miskin) Masyarakat BERDAYA PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Belajar melakukan perbaikan sikap dan perilaku Belajar merubah cara pandang terhadap persoalan kemiskinan dan pemecahan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)

P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) P E D O M A N T E K N I S PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci