BAGIAN II BAHAN AJAR KTK 211 EKOLOGI EKOSISTEM
|
|
- Sucianty Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAGIAN II BAHAN AJAR KTK 211 EKOLOGI EKOSISTEM
2 BAB I. HUTAN SEBAGAI SISTEM EKOLOGIS A. Pendahuluan Kebanyakan orang mengira bahwa sebuah kawasan hutan adalah sebagai tegakan yang tersusun oleh pohon-pohonan, padahal pada kenyataannya lebih dari pada itu. Suatu kawasan hutan adalah sebuah sistem fungsional yang kompleks dari interaksi dan sering juga interdependensi antar komponen biologis, fisik dan kimiawi. Untuk bagian komponen biologis telah mengembangkan dirinya terus menerus secara berkelanjutan dengan cara memproduksi bahan organik yang baru. Sejak awal terjadinya evolusi, manusia sudah tertarik terhadap lingkungan mereka sebanyak karakter fungsionalnya yang berguna untuk atribut lain. Pengelolaan sumberdaya terbarui yang seumur (misalnya hutan tanaman hasil kerja manusia) secara luas senantiasa berkenaan dengan produksi bahan organik dan manipulasinya melalui modifikasi ekosistem (Kimmins, 1987). Oleh karena penting untuk memandang setiap sumberdaya terbarui sebagai suatu sistem, dan karena pengelolaan sumberdaya terbarui tersebut sangat erat hubungannya dengan fungsi ekosistem, maka pada Bab I ini dipelajari lebih dahulu sifat ekosistem. B. Ekologi dan Konsep Ekosistem Hutan sebagai sumberdaya alam yang terbarui merupakan suatu sistem ekologis yang kompleks yang sering disebut sebagai ekosistem. Untuk mempelajari atribut fungsional suatu sumberdaya hutan, maka perlu diawali dengan pengetahuan tentang ekologi dan konsep ekosistem yang secara rinci tentunya sudah dimulai sejak mengambil mata kuliah Ekologi Hutan. Pada pokok bahasan kali ini hanya mengulang beberapa bagian penting saja dari pengetahuan tersebut. Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang berkaitan dengan distribusi, kelimpahan dan produktivitas organisme hidup, interaksi antar organisme satu sama lain dan juga interaksi dengan lingkungan fisiknya. Berkembangnya ilmu ekologi disebabkan karena suatu pertumbuhan kesadaran akan adanya saling berhubungan (interrelatedness) antara organisme hidup dengan lingkungan fisiknya tersebut. Kesadaran ini pertama kali terjadi pada para ahli ilmu tanah dan silvikultur. Sebagai ilmu pengetahuan, masyarakat sering menilai ilmu ekologi tidak bermoral. Informasi ekologi mestinya digunakan sebagai bantuan untuk merumuskan
3 nilai keputusan tertentu oleh masyarakat, namun mereka lebih suka menggunakan pertimbangan sosial dibanding kriteria ekologis. Untuk memahami peranan ekologi sebagai landasan berpijak masyarakat dalam mengelola sumberdaya terbarui, maka perlu mengerti pengetahuan dasar mengenai tingkatan organisme biologis (dart mulai tingkatan bawah molekul sampai yang paling kompleks biosfir) dan tingkatan integrasi biologis (sebagai tingkatan biologi yang sesungguhnya). Ilmu pengetahuan ekologi memiliki beberapa subdivisi yang masingmasing berasosiasi dengan tingkatan organisasi biologi yang berbeda, yaitu: 1). Studi tentang sejarah hidup dan respon terhadap lingkungan dari suatu individu atau spesies tunggal adalah sering disebut sebagai AUTECOLOGY. Contoh: sejarah kehidupan burung elang, kebutuhan pakan satwa rusa, atau toleransi anakan pohon pious terhadap suhu. 2). Studi tentang kelimpahan, distribusi, produktivitas, dan atau dinamika suatu kelompok organisme dengan tipe yang sama (suatu populasi spesies tunggal) disebut sebagai EKOLOGI POPULASI. Contoh: suatu pengamatan terhadap kompetisi cahaya dan hara di dalam suatu hutan tanaman pious; peranan penyakit dalam proses pengendalian serangan hama pada pohon; tingkat pertumbuhan dan kematian individu pada populasi ikan salmon. 3). Studi yang berkaitan dengan diskripsi dan kuantifikasi beberapa aspek pada suatu kumpulan spesies yang berbeda secara alami digolongkan ke dalam EKOLOGI KOMUNITAS. Contoh: klasifikasi, dan pemetaan tipe hutan; studi perubahan komunitas tumbuhan dan hewan sepanjang waktu di suatu kawasan. Kadang-kadang ekologi populasi an ekologi komunitas secara bersama-sama disebut sebagai SYNECOLOGY. 4). Studi tentang komunitas biotik dan lingkungan abiotiknya digolongkan dalam EKOLOGI EKOSISTEM. Awalnya mungkin studi deskriptif seperti dalam klasifikasi dan pemetaan tipe ekosistem yang berbeda. Hal itu dapat juga fungsional, misalnya studi hubungan timbal balik antara komunitas tumbuhan dan tanah, atau mekanisme distribusi hara dan energi di dalam dan gerakannya melalui ekosistem. Berdiskusi mengenai konsep ekosistem, maka ada beberapa alternative difinisi, a.l. suatu ekosistem adalah setiap sistem yang tersusun atas proses fisik, kimiawi dan biologis
4 yang aktif di dalam setiap unit ruang dan waktu. Definisi lainnya, suatu ekosistem adalah sistem fungsional yang mencakup sebuah gabungan organisme yang saling berinteraksi dengan lingkungannya, yang bertindak pada mereka dan yang padanya mereka bertindak. Definisi yang lebih luas yaitu setiap unit yang mencakup seluruh organisme (yaitu komunitas) di dalam suatu kawasan tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sehingga aliran energi membentuk struktur trofik yang nyata, keanekaragaman biotik, dan sikius bahan organik. Atas dasar beberapa definisi tersebut maka istilah ekosistem adalah lebih dari hanya sebuah konsep daripada sebuah entitas fisik yang nyata, yaitu sebuah konsep dengan enam atribut utama: 1. Atribut struktur. Ekosistem dibangun oleh sub-komponen biotik dan abiotik. Suatu ekosistem daratan yang paling sedikit tentunya terdiri atas tumbuhan hijau, substrat dan atmosfir, sementara ekosistem yang paling lengkap tentunya akan terdiri atas campuran tumbuhan, hewan dan mikroba jika ekosistem adalah sebagai fungsi. Ekosistem daratan normalnya terdiri atas komunitas biotik yang kompleks, bersama dengan tanah dan atmosfir, sumber energi matahari, dan sumber suplai air. 2. Atribut fungsi. Perubahan energi dan bahan yang berlangsung secara constant antara lingkungan fisik dan komunitas hidup. Oleh karena benda hidup dan hidup tersusun atas energi dan bahan, dank arena sulit untuk mendifinisikan kapan bahan organic itu hidup dan kapan mati, ada keuntungan yang dapat dipertimbangkan dalam melihat suatus ekosistem dalam hubungannya dengan entitas fisik-kimiawi. Di dalam studi entitas ini ada perubahand energi dan bahan yang konstant antara komponen yang berbeda. 3. Atribut kompleksitas. Atribut yang dihasilkan dari integrasi biologi tingkat tinggi yang melekat di dalam suatu ekosistem. Semua peristiwa dan kondisi di dalam ekosistem ditentukan secara berlipat-ganda. Oleh karena itu hal tersebut sulit diprediksi tanpa pengetahuan yang memadai tentang struktur dan proses-proses fungsional dari ekosistem yang bersangkutan.
5 4. Atribut interaksi dan interdependensi. Begitu lengkapnya peristiwa saling berhubungannya komponen hidup dan tidak hidup dari suatu ekosistem sehingga suatu perubahan dalam setiap komponen akan menghasilkan perubahan berikutnya pada hamper semua komponen lainnya. Luas dan kelengkapan interaksi dan interdependensi tersebut mendorong para ahli ekologi sebelumnya untuk berpikir contoh-contoh fisik dari konsep ekosistem (misalnya `satu hektar hutan', `sebidang tanah pertanian', atau sepetak kolam ikan'). 5. Atribut dimensi spasial terbatas yang tidak melekat. Suatu orgnisme secara individu adalah sebuah entitas yang nyata (tangible). Individu tersebut memiliki ukuran fisik tertentu yang jelas. Populasi dan komunitas juga secara spasial merupakan entitas yang tertentu batasnya, walaupun kadangkadang untuk menentukan ukurannya agak sulit. Sekawanan hewan atau burung merupakan populasi yang dapat dengan mudah diidentifikasi, tetapi akan sulit menentukan batas spasialnya karena ruang gerak yang mereka kuasai berubahubah secara periodik. Bagaimanapun, fokus perhatian terhadap istilah populasi dan komunitas adalah secara jelas pada entitas fisik yang nyata yang sering dapat dibatasi dengan cukup mudah. Istilah ekosistem, di sisi lain menekankan pada aspek struktur, kompleksitas organisasi, interaksi dan interdependensi, dan fungsi dari sistem, dan tidak pada batas geografis sistem. 6. Atribut perubahan temporal. Ekosistem itu tidak statik, dan bukan sistem yang tidak berubah. Kelanjutan dari perubahan energi dan materi di dalam sistem, maka struktur dan fungsi sistem juga berubah sepanjang waktu. Pentingnya konsep ekosistem dalam hal ini terletak pada pengakuan secara eksplisit terhadap kompleksitas, interaksi dan proses-proses fungsional. Kelemahannya terletak pada kesulitan penggunaan konsep untuk identifi kasi, pemetaan, deskripsi, dan studi ekosistem yang spesifik karena kegagalan dalam penetapan batas fisiknya. Pilihan penggunaan istilah ekosistem ialah istilah BIOGEOCOENOSE (BIO = komunitas biotik, GEO = lingkungan abiotik; dan COENOSE = sistem). Jadi definisinya ialah: suatu kombinasi, pada kawasan yang spesifik di atas permukaan bumi, fenomena alami yang homogen (atmosfir, strata mineral, vegetasi, hewan, dan jasad renik, kondisis tanah dan air). Kombinasi ini dicirikan oleh suatu tipe yang spesifik dan perubahan timbal balik energi dan materi antara komponennya dan fenomena alami lainnya,
6 ini terjadi dalam perkembangan dan gerakan yang konstan. Definisi ini mencakup elemen penting dari defmisi yang dikemukakan oleh ODUM (1971) tentang ekosistem, yaitu adanya komponen biotik dan abiotik, interaksi antar komponen, dan perubahan energi dan materi. Jadi, ekosistem sebagai konsep, sering dilukiskan sebagai unit dasar ekologi dan mencangkup semua tingkat organisasi. Suatu ekosistem tidak pernah stabil seluruhnya tetapi berada dalam keadaan yang seimbang. Cara untuk menggambarkannya ialah dengan memperhatikan siklus unsure esensial seperti karbon dan nitrogen yang lepas antara komponen hidup dan tidak hidup di dalam ekosistem.unsur-unsur tersebut diambil dari dalam tanah atau atmosfir oleh tanaman yang sedang tumbuh untuk membentuk senyawa yang dibutuhkan, tetapi melalui rantai makanan unsur-unsur tersebut dimasukkan ke dalam hewan, melalui kematian dan bahannya yang membusuk, akhirnya unsur-unsur yang orisinil tersebut lepas ke daiam tanah dan udara. Pada tataran global dapat dikatakan bahwa biosfir secara utuh dapat menjadi sebuah ekosistem raksasa, yaitu biosfir sebagai bagian planet bumi dalam hal udara, radiasi matahari, tanah dan kulit bumi yang mendukung organisme hidup. Jelaslah bahwa gambaran menyeluruh pengertian yang lengkap tentang struktur dan fungsi setiap ekosistem tampaknya menjadi sesuatu yang ideal yang masih harus dikejar. Secara alamiah, pendekatan yang logis adalah dengan mempelajari aspek-aspek ekosistem yang berbeda-beda secara terpisah. Mungkin dapat dimulai dengan mempelajari faktor energi dan mineral dari lingkungan tertentu, kemudian mempelajari tumbuhan dan hewan secara terpisah, sebelum mencoba menyatukan informasi dari sumberdaya tersebut. Dapat juga dengan mempelajari tingkatan ekologis yang berbeda, yaitu dari individu, populasi kemudian komunitas. Dengan demikian, batasan ekosistem menjadi lebih jelas yaitu tidak hanya merupakan organism-complex, tetapi merupakan whole-complex dari faktorfaktor fisik yang membentuk lingkungan (environment), seperti yang dinyatakan oleh Tansley pada tahun 1935 (Ewusie, 1980). Konsep ekosistem saat ini telah diterima secara luas dan ekologi sebagian besar telah menjadi pengetahuan yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem. Salah satu cirri-ciri dasar ekosistem ialah bahwa ekosistem sifatnya bukn system yang tertutup, tetapi sebuah system yang terbuka dari energi maupun bahan yang secara terus menerus
7 hilang dan tergantikan; agar supaya system tersebut dapat berfungsi secara berkelanjutan. Oleh karena itu cukup sulit untuk membuat batas antara ekosistem satu dengan yang lain. Aspek struktur yang berkenaan dengan ekosistem memiliki tiga komponen biologis, yaitu produser (autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu mengikat energi matahari; hewan (heterotrof) atau konsumer makro yang mengkonsumsi bahan organic; dan decomposer atau organisme pengurai yang terdiri atas organisme mikro yang memecah bahan organic dan melepaskan unsur-unsur hara tersedia bagi tumbuhan. Aspek fungsi suatu ekosistem meliputi kecepatan aliran energi biologis melalui ekosistem, yaitu kecepatan produksi dan respirasi populasi dan komunitas, kecepatan siklus hara atau bahan (siklus biogeokimia), dan aturan ekologis. C. Konsep Tingkatan Integrasi Biologis Tingkat organisasi biologis yang terdiri atas organisasi sel, jaringan, organ, organisme, populasi, komunitas dan ekosistem, temyata belum menunjukkan tingkatan integrasi biologis yang sesunguhnya. Jadi baru menunjukkan tingkat sebenarnya dalam biologi saja, yaitu sel, individu organisme dan ekosistem. Untuk itu Rowe (1961, dalam Kimmins, 1987) mendefinisikan `a true level of biological integration' sebagai satu kesatuan, artinya yaitu lingkungan total dari semua tingkatan organisasi biologis yang ada di bawah (dari sel sampai sistem organ) dan komponen struktural maupun fungsional dari tingkatan organisasi yang diatas (mulai individu organisme sampai ekosistem dan biosfir). Kemudian dijelaskan pula bahwa prediksi yang akurat terhadap kondisi setiap satu tingkatan organisasi biologis dapat dibuat hanya berdasarkan pada pengetahuan tingkatan sesungguhnya dari integrasi biologis organisasi di atas. Sebagai contoh: perkembangan ke depan suatu sel tidak dapat diprediksi segera dengan pengetahuan tentang jaringan dimana sel dijumpai dan juga tidak dari pengetahuan organ dimana jaringan berada. Jadi hanya dengan pengetahuan tentang kondisi fisiologis dari organisme secara utuh untuk prediski yang dapat dihandalkan, yang berkenaan dengan semua aspek dari setiap sel dalam organisme yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini organisme adalah 'true level of integration' dia atas sebuah sel. Nasib kehidupan suatu individu organisme tidak dapat diprediksi dengan basis pengetahuan populasi yang memiliki individu organisme tersebut, dan juga tidak dari pemahaman tentang komponen biotik dari
8 komunitas dimana populasi berada. Hal ini hanya dapat diprediksi dengan basis pengetahuan ekosistem, yaitu bahwa semua hal terdahulu yang relevan yang berpengaruh pada individu organisme yang bersangkutan dapat diidentifikasi dan dipertimbangkan, dan prediksi yang dapat dipercaya tentang individu tersebut akan diperoleh. Jadi, ekosistem adalah `the only true level of biological integration' di atas individu organisme. Kesimpulan penting dari pembahasan ini ialah akan sangat rawan atau bahaya, bila dalam mempelajari ekologi maupun pengelolaan ekosistem hutan kemudian mencoba memprediksi kondisi populasi ataupun komunitas hanya berdasarkan pada pengetahuan tentang populasi dan komunitas yang bersangkutan saja. Sebagai contoh, prediksi tentang pertumbuhan tanaman anakan pohon jati (Tectona grandis) adalah tidak dapat dipercaya bila hanya berdasarkan pada pengetahuan tentang sifat kemampuan tumbuh yang melekat pada spesies tersebut, bagaimana sebatang pohon dapat bersaing dengan masing-masing pohon lainnya, dan juga ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit. Pengetahuan lain tentang kemampuan jenis tumbuhan lain, hewan maupun mikroba yang hidup di sekitarnya yang mempertingi maupun yang mengganggu pertumbuhan anakan pohon jati tersebut akan meningkatkan nilai prediksi sedikit, tetapi hal ini hanya sebuah pengenalan terhadap seluruh ragam faktor-faktor biotik, klimatik, hidrologik, dan edafik yang mempengaruhi populasi anakan pohon jati yang cukup memberikan prediksi pertumbuhan ke depan yang dapat diterima. Atas dasar basil pembahasan di muka dapat memberikan gambaran bahwa unit dasar dalam mempelajari ekologi adalah ekosistem dari pada individu organisme. Seperti digambarkan dalam gambar 1.1. tentang sub-divisi ekologi. Dalam gambar tersebut terdapat pandangan tradisional tentang sub-divisi ekologi yaitu dengan fokus pada identifikasi entitas sub-divisi tertentu (misal populasi pada tingkat populasi). Sementara pandangan ekosistem, fokus utamanya sama tetapi pada setiap tingkat hubungan antara obyek studi dan komponen lainnya dari ekosistem diberikan pertimbangan secara tegas. Dengan melihat gambar tersebut maka akan tampak bahwa dua pandangan tersebut identik pada tingkat ekosistem, tetapi berbeda pada tingkatan lainnya. Konsep ekosistem akan menjadi konsep tunggal yang penting dalam pengelolaan hutan secara intensif. Manusia harus belajar bahwa manusia bukan satu-satunya spesies di atas permukaan
9 planet bumi ini. Kegiatan manusia akan mengubah ekosistem dunia yang menjadi system pendukung dan penyangga kehidupan manusia itu sendiri. Perubahan dalam skala besar yang terjadi pada atmosfir secara kimiawi (a.l. hujan asam dan pencemaran gas buang karbon dioksida atau CO2) tidak hanya akan berpengaruh terhadap tumbuhtumbuhan dan hewan, melainkan jugs berpengaruh terhadap manusia karena manusia adalah bagian dari ekosistem. Bahan Bacaan: Ewusie, J.Y Elements of Tropical Ecology. Heinemann, London. Kimmins, J.P Forest Ecology. Macmillan Publishing Company, New York. Odum, E.P Fundamentals of Ecology. 3 th ed. W.B. Saunders Co., Toronto.
10 Gambar 1.1. Sub-divisi dalam Ekologi
KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 15 Mei Penyusun.
KATA PENGANTAR Proses pembelajaran dewasa ini menuntut adanya peningkatan mutu pendidikan yang dapat ditunjang dengan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, termasuk penciptaan atmosfir
Lebih terperinciBAB III. SIKLUS HARA DALAM EKOSISTEM
BAB III. SIKLUS HARA DALAM EKOSISTEM A. Pendahuluan Pada bab terdahulu telah diuraikan mengenai masukan dan keluaran energi di dalam suatu ekosistem baik distribusi maupun transfernya. Telah diketahui
Lebih terperinciEKOSISTEM. Yuni wibowo
EKOSISTEM Yuni wibowo EKOSISTEM Hubungan Trofik dalam Ekosistem Hubungan trofik menentukan lintasan aliran energi dan siklus kimia suatu ekosistem Produsen primer meliputi tumbuhan, alga, dan banyak spesies
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN MANFAAT EKOLOGI TANAMAN
EKOLOGI TANAMAN BAB PENGERTIAN DAN MANFAAT EKOLOGI TANAMAN KOMPETENSI DASAR Menyimpulkan adanya hubungan timbal balik yang erat antara tanaman dengan lingkungannya. URAIAN SINGKAT Ekologi tanaman adalah
Lebih terperinciEkologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.
Istilah ekologi pertama kali dekenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya rumah atau tempat tinggal dan logos, artinya ilmu.
Lebih terperinciKomponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.
MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari
Lebih terperinciBAB X. PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN BERBASIS EKOLOGI
BAB X. PENGELOLAAN EKOSISTEM HUTAN BERBASIS EKOLOGI A. Pendahuluan Daya tarik ekosistem dan lingkungan dunia memberikan isyarat dan tantangan, dan membujuk jiwa yang selalu mau menguasainya tanpa henti,
Lebih terperinci2. EKOSISTEM. Universitas Gadjah Mada
2. EKOSISTEM 2.1 ARTI EKOSISTEM Istilah ekosistem pertama kali dipakai oleh Tansley pada tahun 1935. Penulis lain Desmukh,I (1992) menggunakan istilah yang berbeda untuk maksud yang sama, misalnya : Forbs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme atau makhluk hidup apapun dan dimanapun mereka berada tidak akan dapat hidup sendiri. Kelangsungan hidup suatu organisme akan bergantung kepada organisme lain
Lebih terperinciGeografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup
Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian
Lebih terperinciKuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam
Kuliah ke-2 R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Spektrum Biologi: KOMPONEN BIOTIK GEN SEL ORGAN ORGANISME POPULASI KOMUNITAS berinteraksi dengan KOMPONEN ABIOTIK menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang dipengaruhi sifat-sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Wilayah pesisir menuju ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang dipengaruhi
Lebih terperinciEKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN. Ina Rosdiana Lesmanawati Jurusan Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon
EKOLOGI SEBAGAI DASAR ILMU LINGKUNGAN Ina Rosdiana Lesmanawati Jurusan Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon OIKOS: RUMAH, LOGOS: DISKUSI TENTANG SESUATU Ernest Haeckel (Ahli Biologi Jerman,1869) EKONOMI:
Lebih terperincidisinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara
Lebih terperinci4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA
4.DAUR BIOGEOKIMIA 4.1 PENGERTIAN DAUR BIOGEOKIMIA Dalam lingkungan, unsur-unsur kimia termasuk juga unsur protoplasma yang penting akan beredar di biosfer mengikuti jalur tertentu yaitu dari lingkungan
Lebih terperinciBerdasarkan kemampuan menyusun bahan organik, organisme penyusun ekosistem dibedakan menjadi organisme autotrof dan heterotrof.
Pada ekosistem kolam air tawar terdapat berbagai macam tumbuhan dan hewan yang hidup bersama. Ekosistem tersusun atas populasi makhluk hidup dan lingkungan tidak hidup. Hubungan antar populasi tersebut
Lebih terperinciINTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola
Lebih terperinciEKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI
EKOSISTEM PERTANIAN SEBAGAI UNIT PENGELOLAAN OLEH SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOI FPMIPA UPI Masalah hama merupakan fenomena biologis. Hama pertanian merupakan organisme yang memenuhi ruang hidup, makan
Lebih terperinciBAB IV EKOLOGI PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI. Spektrum Biologi. Komponen Biotik. Gene Sel Jaringan Organ Organisme Populasi Komunitas
BAB IV EKOLOGI PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP EKOLOGI Komponen Biotik Gene Sel Jaringan Organ Organisme Populasi Komunitas Komponen Abiotik MATERI ENERGI Biosistem Gene Sel Jaringan Organ Organisme Populasi
Lebih terperinciEkologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan
DASAR EKOLOGI Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan oleh Ernst Haeckel (1869; German), dari
Lebih terperinci1 Asimilasi nitrogen dan sulfur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik
Lebih terperinciIndividu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer
Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang
Lebih terperinciBAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus Biogeokimia 33 BAB 4 SIKLUS BIOGEOKIMIA Kompetensi Dasar: Menjelaskan siklus karbon, nitrogen, oksigen, belerang dan fosfor A. Definisi Siklus Biogeokimia Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut
Lebih terperinciKONSEP DASAR EKOLOGI DAN LINGKUNGAN P E R T E M U A N K E D U A
KONSEP DASAR EKOLOGI DAN LINGKUNGAN P E R T E M U A N K E D U A SRI HAYATI EKOLOGI Ekologi berarti rumah atau tempat untuk hidup Ekologi adalah pengkajian organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme
Lebih terperinci3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM
3. ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI DALAM EKOSISTEM 3.1. PENGERTIAN ARUS ENERGI DAN DAUR MATERI Semua organisme memerlukan energi untuk tumbuh, berkembang biak, bergerak dan melaksanakan fungsi-fungsi tubuhnya.
Lebih terperinciBUKU AJAR DASAR-DASAR EKOLOGI
BUKU AJAR DASAR-DASAR EKOLOGI Oleh Sri Muhartini FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003 Prakata Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rahmat
Lebih terperinciLampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi
106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi
Lebih terperinciPEMILIHAN SUATU BIDANG PERMASALAHAN EKOLOGI*)
PEMILIHAN SUATU BIDANG PERMASALAHAN EKOLOGI*) Oleh Dr. Leonardus Banilodu, M.S. Dosen Biologi dan Ekologi FMIPA dan FKIP Unika Widya Mandira Jln. Jend. A. Yani 50-52 Telp. (0380) 833395 Kupang 85225, Timor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia memiliki banyak hutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi pertukaran materi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN
PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER BAB 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu ekosistem dapat terbentuk oleh adanya interaksi antara makhluk dan lingkungannya, baik antara makhluk hidup dengan makhluk hidup
Lebih terperinciLaporan Praktikum IPA Modul 2
Laporan Praktikum IPA Modul 2 MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA A. KEGIATAN PRAKTIKUM I : EKOSISTEM 1. Percobaan 1 : Ekosistem Darat b) Hasil pengamatan Tabel 2.1. Komponen abiotik ekosistem darat alami
Lebih terperinciRUANG LINGKUP EKOLOGI
EKOLOGI TEMA 1 RUANG LINGKUP EKOLOGI Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember A. Pengertian & Ruang Lingkup Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
Lebih terperinci2) Komponen Penyusun Ekosistem
EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah : Ekologi Tanah dan Tanaman Semester : Ganjil Kode : PAE 226 SKS : 3 PS : Agroekoteknologi Dosen : Jurusan Agroekoteknologi Fak. Pertanian
Lebih terperinciV. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE
V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE Berdasarkan tinjauan pustaka yang bersumber dari CIFOR dan LEI, maka yang termasuk dalam indikator-indikator ekosistem hutan mangrove berkelanjutan dilihat
Lebih terperinciModul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini merupakan cabang dari ekologi dan Anda telah mempelajarinya. Pengetahuan Anda yang mendalam tentang ekologi sangat membantu karena ekologi laut adalah perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian agro ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agro ekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan taman nasional yang ditunjuk berdasarkan SK Menhut No 70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, perubahan
Lebih terperinciBAB IV. PENGARUH EKOLOGIS RAGAM INTENSITAS CAHAYA
BAB IV. PENGARUH EKOLOGIS RAGAM INTENSITAS CAHAYA A. Pendahuluan Di mana saja di muka bumi ini inensitas cahaya matahari begitu besar sehingga telah mampu mencegah terjadinya evolusi dan memelihara kehidupan.
Lebih terperinciEKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA
1 EKOLOGI (EKOSISTEM) SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Istilah dalam Ekologi 2 1. Habitat 2. Niche/nisia/relung ekologi a. Produsen b. Konsumen c. Dekomposer d. Detritivor Tingkat Organisasi
Lebih terperinciKomponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya
Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya Bumi dihuni oleh manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik. Semua makhluk hidup tersebut memerlukan lingkungan untuk tempat hidupnya. Lingkungan adalah segala
Lebih terperinciBY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil
Lebih terperinciPengertian, Ruang Lingkup Ekologi, dan Ekosistem Energi dalam Ekosistem Siklus Biogeokimiawi
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Ekologi memberikan dasar pengetahuan tentang ekologi melalui pembahasan antara lain: pengertian dan ruang lingkup ekologi, pengertian dan konsep ekosistem, penyusun
Lebih terperinciHUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP
HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung
Lebih terperinciSIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU
SIKLUS CARBON DI PERAIRAN DANAU Disusun oleh : Kelompok 8 Sari Sistyawati R 26010114140072 Nur kharimah 26010114140073 Danang Adi S 26010112120013 Agi Prayoga P 26010112140015 Hida Rizki Aini 26010112130028
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciEKOSISTEM KOLAM. Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( )
EKOSISTEM KOLAM Di susun oleh : Ayu Nur Indah Sari ( 13196 ) PENGERTIAN EKOSISTEM Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi daripada komunitas atau merupakan kesatuan dari komunitas dengan
Lebih terperinci5 Kimia dalam Ekosistem. Dr. Yuni. Krisnandi
5 Kimia dalam Ekosistem Dr. Yuni. Krisnandi 13-10-06 Pendahuluan: apakah ekosistem itu? Suatu ekosistem teridiri dari komunitas biologi yang terjadi di suatu daerah, dan faktor-faktor kimia dan fisika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan kota yang terus berkembang serta mengalami peningkatan jumlah penduduk dan luas lahan terbangun sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
GARIS-GARIS BESAR RANCANGAN PEMBELAJARAN (GBRP) PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Mata Kuliah : Silvika Kode MK/SKS : 209M1123 /3 Semester : 3 (tiga) Mata Kuliah Prasyarat
Lebih terperinciYUDI MIFTAHUL ROHMANI
Faktor Pembatas OLEH: YUDI MIFTAHUL ROHMANI Pendahuluan Liebig menyatakan bahwa jumlah bahan utama yang dibutuhkan apabila mendekati keadaan minimum kritis cendrung menjadi pembatas. Ditambahkannya bahwa
Lebih terperinciEKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan
EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
Lebih terperinciPendahuluan Lingkungan adalah sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. kompleks penuh variasi dan dinamika namun lingkungan dan habitat tidak
Lebih terperinciTUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Fenomena Biosfer dan Antroposfer Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN. Nama Guru : Windi Agustine NIM : : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/ 2017
PERANGKAT PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas : VII Nama Guru : Windi Agustine NIM : 13312241026 Sekolah : SMP N 1 Kota Mungkid Tahun Pelajaran : 2016/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena
Lebih terperinciPENDAHULUAN GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS MAF - BIOLOGI UNAIR 1 DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM
GLOBAL WARMING - BIODIVERSITAS PENDAHULUAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL TERHADAP BIODIVERSITAS DAN EKOSISTEM Drs. MOCH. AFFANDI, M.Si. FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA - SURABAYA Beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan
I. PENDAHULUAN Mangrove adalah tumbuhan yang khas berada di air payau pada tanah lumpur di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan
Lebih terperinciSIKLUS OKSIGEN. Pengertian, Tahap, dan Peranannya
SIKLUS OKSIGEN Pengertian, Tahap, dan Peranannya Apa yang terbesit dalam pikiran anda bila mendengar kata oksigen? Seperti yang kita tahu, oksigen bagian dari hidup kita yang sangat kita butuhkan keberadaannya.
Lebih terperinciEKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)
EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI 2.1. Ekosistem 2.2. Proses Produksi dan Dekomposisi 2.3. Konsep Homeostatis 2.4. Energi dalam Ekosistem 2.4.1. Rantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena makhluk hidup sangat dianjurkan. Kita semua dianjurkan untuk menjaga kelestarian yang telah diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULU 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu dapat disebut kehidupan adalah
Lebih terperinciSILABUS IPA KELAS VII. Objek IPA dan pengamatannya Pengukuran Besaran Pokok dan turunan Satuan baku dan tak baku
LAMPIRAN 5 SILABUS IPA KELAS VII Kelas VII Alokasi waktu: 5 JPL / Minggu Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 3.1 Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
TINJAUAN PUSTAKA Sungai Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya,
Lebih terperinciAliran energi dalam ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Produser mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik melalui fotosintesis. Jadi, matahari merupakan sumber energi bagi
Lebih terperinciTINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN
TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN Dengan mempelajari materi urutan tingkat organisasi kehidupan dan pengertiannya, maka kita akan semakin mengerti manfaat biologi yang kita pelajari sebelumnya. Kita juga akan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Hasil penelitian analisis nilai produktivitas primer di taman nasional
PEMBAHASAN Hasil penelitian analisis nilai produktivitas primer di taman nasional sebangau SPTN 1 resort Habaring hurung dapat dilihat pada tabel 4.2 dimana nilai Pg tertinggi terdapat pada stasiun 2 plot
Lebih terperinciDAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR
DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR Daur Air/H 2 O (daur/siklus hidrologi) 1. Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air 2. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap (evaporasi) karena panas
Lebih terperinciMANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,
Lebih terperinciINDONESIA DIJULUKI NEGARA RING OF FIRE KARENA DIKELILINGI GUNUNG BERAPI YANG AKTIF. MEMILIKI BANYAK DEPOSIT MINERAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KESUBURAN
SUMBERDAYA PENGERTIAN SUMBER DAYA MERUPAKAN UNSUR LINGKUNGAN HIDUP YANG TERDIRI DARI SUMBERDAYA MANUSIA, SUMBERDAYA HAYATI, SUMBERDAYA NON HAYATI DAN SUMBERDAYA BUATAN. (UU RI NOMOR 4 TAHUN 1982) SEHINGGA
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Semak Daun merupakan salah satu pulau yang berada di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Pulau ini memiliki daratan seluas 0,5 ha yang dikelilingi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Timor memiliki avifauna yang unik (Noske & Saleh 1996), dan tingkat endemisme burung tertinggi dibandingkan dengan beberapa pulau besar lain di Nusa Tenggara (Pulau
Lebih terperinciPendahuluan: Pengantar Kepada Ekologi Manusia (Kuliah I)
Pendahuluan: Pengantar Kepada Ekologi Manusia (Kuliah I) Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 Tujuan Pengajaran Memperkenalkan ekologi manusia kepada mahasiswa sebagai salah satu pendekatan untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hutan merupakan unsur terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi, karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hutan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan mengalir (lotik) dan perairan menggenang (lentik). Perairan mengalir bergerak terus menerus kearah
Lebih terperinciModul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis
ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat
Lebih terperinciANALISIS INSTRUKSIONAL MATA AJARAN EKOLOGI HUTAN. Pengertian Tentang Ekologi Hutan. Produktivitas berbagai macam Ekosistem
ANALISIS INSTRUKSIONAL MATA AJARAN EKOLOGI HUTAN Pengertian Tentang Ekologi Hutan Pengetahuan tentang Prinsip Energi dalam Produktivitas berbagai macam Hutan sebagai masyarakat tumbuh-tumbuhan Dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya hutan dalam dasawarsa terakhir dihadapkan pada gangguan akibat beragam aktivitas manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan yang
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Ekologi Umum Nomor Kode : BI 308 Sifat Mata Kuliah : M K Wajib Program Studi : Pendidikan Biologi dan Biologi Jumlah SKS : 3 sks Semester : 6 MK Prasyarat :
Lebih terperinci2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Chironomida Organisme akuatik yang seringkali mendominasi dan banyak ditemukan di lingkungan perairan adalah larva serangga air. Salah satu larva serangga air yang dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove adalah suatu lingkungan yang memiliki ciri khusus yaitu lantai hutannya selalu digenangi air, dimana air tersebut sangat dipengaruhi oleh pasang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Vegetasi Hutan Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari jenis tumbuhan yang kecil hingga berukuran
Lebih terperinciSilabus Olimpiade BOF XI Soal SMP
Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk
Lebih terperinciFaktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme. Assalamualaikum Wr. Wb. Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A
Faktor-Faktor Abiotik Utama dalam Persebaran Organisme Assalamualaikum Wr. Wb Ina Septi Wijaya BIOLOGI III-A 109016100030 Apa yang dimaksud dengan faktor abiotik???? Faktor Abiotik Abiotik (bahasa Inggris:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan Tropis di dunia, walaupun luas daratannya hanya 1.32% dari luas daratan di permukaan bumi, namun demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya. Objek yang dipelajari dalam Biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Makhluk
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n
Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR EKOLOGI MANUSIA (Kuliah II)
KONSEP-KONSEP DASAR EKOLOGI MANUSIA (Kuliah II) Tim Pengajar MK Ekologi Manusia 2010 Struktur Penyajian Kuliah 1. Memahami konsep lingkungan [environment] 2. Memahami konsep carrying capacity 3. Memahami
Lebih terperinciReview Pertemuan ke-5
lmu Kealaman Dasar (AD) Makhluk Hidup dalam Ekosistem Alami Pertemuan ke-6 Review Pertemuan ke-5 Mengidentifikasi keanekaragaman Makhluk Hidup Mendeskripsikan tentang Makhluk Hidup. Menjelaskan asal mula
Lebih terperinciTIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan
Materi #4 Bahasan 2 Penipisan Ozon (Ozone Depletion). Pemanasan global dan Perubahan Iklim Global. Hujan Asam. Penyebaran Kehidupan (Biological Magnification). Dampak manusia pada Air, Udara, dan Perikanan.
Lebih terperinciSiklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi. (Pertemuan 4)
Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi (Pertemuan 4) Siklus energi, siklus materi, siklus biogeokimia, daur biogeokimia,dan nitrifikasi Siklus Energi Lebih ditekankan
Lebih terperinciPemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon
Buletin PSL Universitas Surabaya 28 (2012): 3-5 Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon Hery Purnobasuki Dept. Biologi, FST Universitas Airlangga Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem
Lebih terperinciPERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
PERTEMUAN XIV: EKOSISTEM DAN BIOLOGI KONSERVASI Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 EKOSISTEM Topik Bahasan: Aliran energi dan siklus materi Struktur trofik (trophic level) Rantai makanan dan
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA
BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA Serangga merupakan kelompok hama paling banyak yang menyebabkan kerusakan hutan. Hama tanaman hutan pada umumnya baru menimbulkan kerugian bila berada pada tingkat populasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi
Lebih terperinciKONSEP ENERGI DAN PRODUKTIVITAS DALAM PENGELOLAAN SISTEM PERIKANAN
EKOLOGI PERIKANAN LANJUTAN (751 L261 3) KONSEP ENERGI DAN PRODUKTIVITAS DALAM PENGELOLAAN SISTEM PERIKANAN Prof. Dr. Ir. Ambo Tuwo, DEA. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan - Universitas Hasanuddin Makassar
Lebih terperinci