STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN LAUT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PENERANGAN JEMBATAN SURAMADU
|
|
- Leony Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN LAUT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PENERANGAN JEMBATAN SURAMADU Nama Mahasiswa : Ganda Akbar Rizkyan NRP : Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS Dosen Pembimbing : Ir. Sardono Sarwito, M.Sc. Muh. Badrus Zaman, ST. MT. ABSTRAK Pada pembangkit listrik konvensional, penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama merupakan hal yang cukup kontras terhadap isu menipisnya cadangan sumbersumber bahan bakar tersebut. Sebagai konsekuensi atas kebutuhan manusia akan listrik, maka harus dicari solusi terhadap pemenuhan listrik dengan pemanfaatan energi alternatif terbarukan. Salah satu energi alternatif terbarukan yang saat ini cukup mendapat perhatian dikalangan pengusaha serta ilmuwan dalam bidang energi, adalah pemanfaatan tenaga angin untuk menggerakkan turbin angin guna memenuhi kebutuhan manusia akan listrik. Pada tugas akhir ini akan dilakukan studi tentang pemanfaatan tenaga angin laut untuk memutar turbin angin vertikal jenis H-Darrieus yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penerangan di jembatan Suramadu. Dari data kecepatan angin rata-rata terendah yaitu 8. m/s diperoleh daya listrik sebesar.2 kw untuk masing-masing turbin yang digunakan untuk melayani beban penerangan sebesar 9 kw, sehingga total turbin yang terpasang adalah 2 turbin. Untuk mengantisipasi asumsi tidak tersedianya angin selama dua jam, digunakan baterai yang diisi oleh turbin tersebut sebanyak 2 baterai pada 8. Ah. Sebagai hasil akhir nantinya, dilakukan pembuatan wiring diagram yang sesuai dengan perencanaan Kata kunci: angin laut, turbin angin vertikal, jembatan Suramadu 1. PENDAHULUAN Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam kehidupannya. Hampir semua kegiatan manusia di setiap harinya, memerlukan listrik yang pastinya diperlukan sebuah pembangkit listrik untuk dapat memenuhi kebetuhan tersebut. Pada pembangkit listrik konvensional, penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar utama merupakan hal yang cukup kontras terhadap isu menipisnya cadangan sumber-sumber bahan bakar tersebut. Sebagai konsekuensi atas kebutuhan manusia akan listrik, maka harus dicari semacam solusi terhadap pemenuhan listrik dengan pemanfaatan energi alternatif terbarukan. Salah satu energi alternatif terbarukan yang saat ini cukup mendapat perhatian di kalangan pengusaha serta ilmuwan dalam bidang energi, adalah penggunaan energi angin untuk menggerakkan turbin angin guna memenuhi kebutuhan manusia akan listrik. Pada pembangunan jembatan suramadu yang menghubungkan antara jawa timur dengan pulau madura, tentunya konsumsi listrik untuk kedepan akan sangat mempengaruhi pasokan listrik serta suplai yang telah ada saat ini. Dengan memanfaatkan energi angin laut, diharapkan sebagian dari total kebutuhan listrik untuk jembatan dapat dipenuhi. Saat ini telah digunakan dua buah genset dengan daya masing-masing sebesar 00 KVA dan suplai dari PLN sebesar 20 KVA 1
2 untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik jembatan suramadu. Untuk kebutuhan penerangannya, dibutuhkan daya total sebesar 9 kw untuk penggunaan 1 buah lampu jenis high pressure sodium (HPS) dengan masing-masing daya sebesar 20 watt pada 0 Hz. (suramadu, 2009) 2. DASAR TEORI Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke unit penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke rumahrumah, kantor, sekolah, dan sebagainya. Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian umum berukuran 0-0 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 0 kilowatt, digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air. ( DAYA TOTAL Daya total aliran angin adalah sebanding dengan tenaga kinetik aliran udara:.. 2 Vi Ptot = m KEi = m 2g c (2-1) P tot = daya total aliran udara watt = massa udara per detik kg/s V i = kecepatan angin masuk m/s g c. = faktor konversi m = 1.0 kg/ns 2 Massa aliran udara per detik dapat dihitung dengan persamaan:. m = ρav i (2-2) ρ = massa jenis udara kg/m A = luas penampang turbin m 2 Sehingga didapatkan: 1 Ptot = ρav (2-) i 2g c Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa daya total dari aliran angin adalah sebanding dengan kerapatan udara, luas penampang baling-baling dan kecepatan angin. DAYA MAKSIMUM Daya maksimum angin (watt) yang dapat diserap oleh sudu rotor dapat dinyatakan dengan persamaan: 8 Pmax = ρav i (2-) 2 DAYA NYATA Daya nyata adalah daya yang yang dapat dimanfaatkan oleh turbin untuk dijadikan sebuah energi baru. Daya ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: 1 P = η ρavi (2-) 2g c η = efisiensi dari turbin angin (~0.9) TORSI Pada semua benda yang berputar selalu terdapat torsi, yaitu gaya yang menyebabkan sebuah tetap dapat berputar pada kecepatan putarnya. Besarnya torsi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: P π D Ptot (2-) T = = ω v T = F L (2-) T = torsi Nm ω = kecepatan anguler poros rps D = diameter poros m v = kecepatan linear m/s F = gaya putar N L = panjang lengan gaya m TURBIN ANGIN H-DARRIEUS Secara teori, besarnya efisiensi yang dihasilkan oleh turbin angin adalah sebesar 0.9 sesuai dengan batas Betz (Betz limit, diambil dari ilmuwan Jerman Albert Betz). Angka ini secara teori menunjukkan efisiensi maksimum yang dapat dicapai 2
3 oleh rotor turbin angin tipe sumbu horisontal. Pada kenyataannya karena ada rugi-rug gesekan dan kerugian di ujung sudu, efisiensi aerodinamik dari rotor, η ro otor ini akan lebih kecil lagi yaitu berkisar pada harga maksimum 0. saja untuk sudu yang dirancang dengan sangat baik. Gambar 2.. Marine Battery ( Gambar 2.1. Batas Betz ( Turbin H-Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada sekitar tahun 1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini mempunya bilah-bilah tegak yang berputar ke dalam dan keluar arah angin. Gambar 2.2. Turbin Angin H-Darrieus ( BATERAI Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkannya dalam bentuk listrik. Baterai terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai) seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai) pasta sebagai elektrolit (penghantar) Dalam perhitungan kebutuhan baterai, persamaan yang digunakan dalam pembahasan ini antara lain: Kapasitas Yang Diperlukan Qt ot n Q = Qba att (2-8) Q tot P t = kapasitas total baterai = daya tiap zona = waktu penggunaan Ah watt jam V charger = tegangan DC dipakai volt Setelah kapasitas total diketahui, maka untuk selanjutnya dilakukan analisa pemilihan baterai yang terdapat dipasaran. Parameter yang digunakan untuk memilih baterai adalah besarnya kapasitas (Ampere- yang hour) serta tegangan. Persamaan digunakan untuk menetukan jumlah baterai adalah: Kebutuhan Baterai Untuk Pemenuhan Kapasitas P t Q tot = (2-9) V ch arg er nq = jumlah baterai untuk pemenuhan kapasitas Q batt = kapasitas baterai yang digunakan Ah
4 Kebutuhan Baterai Untuk Pemenuhan Tegangan Vch arg er nv = Vbatt (2-) n v = jumlah baterai V batt = tegangan baterai volt Total Kebutuhan Baterai n = n Q n v n = jumlah total baterai (2-) MARINE CABLE Untuk instalasi listrik pada bidang marine, sebaiknya menggunakan jenis kabel yang sesuai dengan standar marine sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih optimal baik dari segi keamanan serta masa pakai. Contoh pembacaan kode pada kabel marine adalah sebagai berikut: FA DPYCY Artinya: FA = flame retardant D = double core (S=single;T=three;F=four; M=multiple) P = EPR insulated (C=FR-XLPE; Y=PVC) Y = PVC inner sheated cable C = galvanized steel wire braided cable (CB=copper alloy) Y = PVC protective covering (digunakan pada daerah yang terendam minyak atau daerah berminyak) = luas penampang konduktor (mm 2 ) komponen 1 phase berbeda dengan persamaan yang digunakan untuk komponen phase. Menentukan Kabel Dan MCB komponen 1 phase I 1φ = V I 1φ = arus yang mengalir A P total = daya total pada fase R, S dan T watt V phase = tegangan fase (netral dengan R/S/T) volt Cos θ = faktor daya (umumnya 0.8) Menentukan Kabel Dan MCB komponen Ptotal I φ = (2-1) Vline Cosθ phase I φ = arus yang mengalir A P total = daya total pada fase R, S dan T watt V line = tegangan line (fase dengan fase) volt Cos θ = faktor daya (umunya 0.8) Menentukan Ukuran Busbar I = sc I total Cosθ (2-12) I sc = arus hubungan pendek A P phase total (2-1) PERENCANAAN WIRING DIAGRAM Dalam perencanaan wiring diagram, terdapat proses perhitungan untuk menentukan jenis serta ukuran kabel, kapasitas dari pengaman atau MCB (Magnetic Circuit Breaker) serta ukuran dari Bus-Bar. Selain itu, persamaan yang digunakan untuk menentukan arus
5 . METODOLOGI Mulai Pengumpulan Data : - Kec. Angin laut - Kebutuhan daya penerangan jembatan - Spesifikasi turbin angin jenis H-Darrieus Analisa dan perhitungan daya untuk beban penerangan Analisa dan Perhitungan kapasitas listrik dan parameter lain yang dihasilkan turbin Pemilihan turbin angin Analisa turbin dengan CFD. ANALISA DAN PEMBAHASAN ANALISA KEBUTUHAN DAYA PENERANGAN Data-data yang telah diperoleh tentang jembatan Suramadu antara lain: panjang total = 8 m lampu sisi Cause Way Sby = buah lampu sisi Approach Sby = buah lampu sisi Main Bridge = 80 buah lampu sisi Approach Mdr = 2 buah lampu sisi Cause Way Mdr = buah total jumlah lampu PJU = 1 buah daya tiap lampu HPS = 20 watt daya kebutuhan penerangan = 9 kw Sedangkan untuk distribusi tiang lampu PJU di setiap bagian jembatan adalah: Cause Way Surabaya sisi kiri = watt selter terletak pada P.18 sisi kanan = watt selter terletak pada P.18A Sesuai? Ya Analisa dan perhitungan kebutuhan baterai Tidak Approach Surabaya sisi kiri = 18 watt selter terletak pada P. sisi kanan = 18 watt selter terletak pada P.A Pembuatan wiring diagram Kesimpulan Selesai Gambar.1 :Diagram Alir Metodologi Main Bridge sisi kiri = 20 watt selter terletak pada P. sisi tengah = 20 watt selter terletak pada P.A sisi kanan = 20 watt selter terletak pada P.A
6 ZONA BAGIAN TOTAL DAYA POSISI DAYA (kw) ZONA (kw) Cause Way Surabaya Kiri Approach Surabaya Kiri. 18. Main Bridge Kiri Cause Way Surabaya Kanan Approach Surabaya Kanan. 18. Main Bridge Kanan Main Bridge Tengah.00 Approach Madura Kanan 9 Cause Way Madura Kanan. 1. Approach Madura Kiri 9 Cause Way Madura Kiri Tabel.1. Pembagian Zona PERHITUNGAN EFISIENSI TURBIN ANGIN Turbin yang digunakan adalah turbin jenis vertikal yaitu H-Darrieus yang sudah ada dipasaran sehingga tidak dilakukan pembuatan desain dari turbin yang dibutuhkan. Dari berbagai jenis produk yang ada di pasaran, dipilih turbin angin jenis vertikal dengan karakteristik sebagai berikut : Buatan = HAWKSFORD Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = 12 m/s Range kec. = -2 m/s Maks kec. = 0 m/s Teg.output = VDC Tinggi (H 2 ) =. m Diameter (D 2 ) = 2 m Luas (A 2 ) = m 2 Massa (m 1 ) = 00 kg Putaran = 00 RPM Harga = $ 1,29.00 Buatan =CWE Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja =. m/s Range kec. = m/s Maks kec. =. m/s Teg.output = VAC Tinggi (H 2 ) =. m Diameter (D 2 ) = m Luas (A 2 ) = 18. m 2 Massa (m 1 ) = 88 kg Buatan = MUCE Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = m/s Range kec. =.-2 m/s Maks kec. = 0 m/s Teg.output = 80 VAC Tinggi (H 2 ) = m Diameter (D 2 ) = m Luas (A 2 ) = 1 m 2 Massa (m 1 ) = kg Putaran = 1 RPM Buatan = SANTA FE Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = 12. m/s Range kec. = -2 m/s Maks kec. = 0 m/s Teg.output = 220 VAC Tinggi (H 2 ) = m Diameter (D 2 ) = 2. m Luas (A 2 ) = 8.2 m 2 Massa (m 1 ) = 10 kg Putaran = RPM Harga = $,18.00 Buatan = EVERWIND Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = m/s Range kec. = -2 m/s Maks kec. = m/s Teg.output = 80 VAC Tinggi (H 2 ) =.2 m Diameter (D 2 ) =.2 m Luas (A 2 ) = 2.0 m 2 Massa (m 1 ) = 2 kg Putaran = 10 RPM Buatan = HAWKSFORD Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = 12 m/s Range kec. = -2 m/s Maks kec. = m/s Teg.output = VDC
7 Tinggi (H 2 ) =.2 m Diameter (D 2 ) = m Luas (A 2 ) =.2 m 2 Massa (m 1 ) = 0 kg Harga = $ 2,99.00 Semakin besar nilai efisiensi maka penggunaan turbin angin akan semakin sedikit pada dimensi dan kecepatan angin yang sama. Persamaan yang digunakan adalah dengan mengaplikasikan persamaan (2-), menjadi: P2 2 η = ρ udara D2 H 2 V2 (-1) dimana: P 2 = daya nominal turbin watt D 2 = diameter turbin m H 2 = tinggi turbin m V 2 = kecepatan nominal turbin m/s ρ udara = massa jenis udara pada suhu 2 o C kg/m Sehingga didapat: PRODUKSI η I HAWKSFORD kw 0.0 II CWE kw 0. III MUCE kw 0.0 IV SANTA FE kw 0.1 V EVERWIND kw 0.1 VI HAWKSFORD kw 0.2 Tabel.2. Efisiensi Turbin Angin PERHITUNGAN DAYA YANG DIHASILKAN TURBIN ANGIN Besarnya nilai efisiensi yang telah didapatkan untuk setiap jenis turbin angin digunakan untuk menghitung besarnya daya listrik yang dapat dihasilkan tubin tersebut. Untuk parameter lainnya, seperti kecepatan angin laut digunakan acuan kecepatan angin laut yang berhembus pada bulan desember. Alasannya adalah, dari perhitungan yang telah dilakukan oleh tim Suramadu, pada bulan desember kecepatan angin merupakan kecepatan yang terendah sepanjang tahun 200. Untuk mengitung besarnya daya tersebut, digunakan persamaan (2-). Sehingga didapat: PRODUKSI P (kw) I HAWKSFORD kw 1.9 II CWE kw 2.2 II MUCE kw.21 IV SANTA FE.kW 1.1 V EVERWIND kw.8 VI HAWKSFORD kw.2 Tabel.. Daya Aktual Turbin Angin ANALISA PARAMETER TURBIN ANGIN Analisa dilakukan untuk masing-masing jenis turbin angin, sehingga akan diketahui turbin mana yang paling optimal untuk dipasang di jembatan Suramadu. Berikut ini akan disajikan tabel analisa hasil perhitungan untuk setiap turbin angin. HAWKSFORD kw ZONA DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON) CWE kw ZONA DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON) MUCE kw ZONA DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON)
8 ZONA SANTA FE kw DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON) EVERWIND kw ZONA DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON) HAWKSFORD kw ZONA DAYA ZONA (kw) [n] [N] [l.f] MASSA (TON) Tabel.. Analisa Parameter Turbin Angin Jumlah Turbin Terpasang (N) Harga N merupakan pembulatan dari n. untuk mendapatkan n, terlebih dahulu dihitung besarnya daya yang dihasilkan turbin kemudian dibagi dengan daya masing-masing turbin akibat kecepatan angin. Persamaan yang digunakan adalah: dimana: P n = (-2) P = beban tiap zona watt P = daya turbin watt P sedangkan P didapat dengan mengaplikasikan persamaan (2-). Faktor beban / load factor (L.F) Faktor beban dalam hal ini adalah rasio dari total daya beban penerangan ditiap zona dengan total daya turbin angin yang terpasang pada zona tersebut. Pada perencanaan ini dipilih faktor beban yang paling rendah diantara turbin yang ada sehingga daya yang tidak terpakai dapat diminimalkan. Persamaan yang digunakan adalah: n l. f = (-) N PEMILIHAN TURBIN ANGIN Setelah dilakukan proses analisa terhadap tubin angin, didapatkan parameterparameter yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan turbin. Parameter tersebut antara lain: Mampu beroperasi pada kecepatan rendah Faktor ini disesuaikan dengan kondisi angin di Indonesia yang fluktuatif dan cenderung berkecepatan rendah. Sehingga pada kecepatan yang rendah, turbin tetap dapat beroperasi. Memiliki batas kecepatan maksimum yang tinggi Pada daerah pantai (laut), kemungkinan angin dapat berhembus relatif lebih kencang. Sehingga faktor ini sebagai pertimbangan agar turbin tidak cepat rusak karena angin yang kencang. Tegangan yang dihasilkan adalah tegangan DC Karena putaran turbin yang tidak konstan, maka frekuensi juga tidak akan konstan apabila digunakan generator AC. Selain itu juga diharapkan dapat mengurangi rugi elektrik dari sistem kontrolnya. Dimensi yang tidak terlalu besar namun ringan Jembatan merupakan struktur yang cukup berpengaruh terhadap berat, sehingga sedapat mungkin dipilih turbin yang ringan. Selain itu faktor estetika jembatan dan keselamatan dari para pengendara juga 8
9 harus dipertimbangkan, sehingga dipilih turbin yang diameternya tidak terlalu besar. Memiliki efisiensi yang relatif tinggi Turbin dengan efisiensi tinggi, akan berpengaruh pada jumlah turbin yang harus dipasang pada kecepatan yang sama. Dari keseluruhan parameter diatas, maka turbin yang paling sesuai dan optimal untuk dipasang di jembatan Suramadu untuk memenuhi kebutuhan penerangan adalah turbin: Buatan = MUCE Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = m/s Range kec. =.-2 m/s Maks kec. = 0 m/s Teg.output = 21 VDC Tinggi (H 2 ) = m Diameter (D 2 ) = m Luas (A 2 ) = 1 m 2 Massa (m 1 ) = kg Putaran = 1 RPM 0 m Gambar.2. Rencana Peletakan Turbin Angin Di Approach Bridge (Tampak Melintang) 0 m, m, m, m, m, m, m, m, m, m, m, m, m Gambar.1. Rencana Peletakan Turbin Angin Di Main Bridge (Tampak Melintang) Gambar.. Rencana Peletakan Turbin Angin (Tampak Samping) 9
10 ANALISA TURBIN ANGIN DENGAN CFD Tujuan dilakukan analisa turbin dengan menggunakan CFD adalah untuk mengetahui besarnya gaya putar yang terjadi pada turbin tersebut akibat angin yang mengenainya. Dari nilai gaya tersebut nantinya digunakan untuk menghitung besarnya torsi hingga didapatkan daya yang dihasilkan turbin. Daya hasil analisa CFD akan dibandingkan dengan daya hasil perhitungan matematis. Tujuannya adalah sebagai proses validasi dari turbin tersebut. Namun tentunya proses analisa dengan CFD ini bukan satusatunya cara untuk mengetahi hasil sebenarnya, karena memang CFD adalah sebuah pendekatan. Gambar.. Pola Aliran Angin Terhadap Turbin Dari perhitungan ANSYS, gaya yang bekerja pada blade atau sudu turbin adalah sebesar 2.1 N. Dengan mengaplikasikan persamaan (2-) maka diperoleh torsi sebesar: T = F L (-) T = torsi Nm F = gaya putar N L = panjang lengan gaya m Sehingga apabila panjang lengan adalah diameter turbin yaitu sebesar empat meter, maka: T = 2.1 T = Nm Kemudian dengan mengaplikasikan persamaan (2-), selanjutnya dilakukan perhitungan daya secara matematis dengan menggunakan persamaan (-2). Dari kedua perhitungan tersebut diperoleh: Daya hasil CFD =. kw Daya hasil perhitungan = kw ANALISA DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN BATERAI Dalam pembahasan ini, akan dilakukan analisa serta perhitungan matematis dari kebutuhan baterai yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dari turbin angin. Tujuan dilakukan penyimpanan energi listrik adalah sebagai langkah antisipasi apabila tidak terdapat angin atau kecepatan angin terlalu rendah pada saat malam hari. Dari tujuan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa dalam perhitungan nantinya hanya waktu sesaat saja (bukan sepanjang malam) baterai beroperasi. Dalam perencanaan ini, diasumsikan waktu operasi dari baterai adalah selama dua jam. Gambar.. Hasil Perhitungan Gaya Pada Blade Turbin Untuk proses pengisian baterai (charging), digunakan sistem yang telah terintegrasi dengan sistem pendukung dari turbin angin. Sehingga yang perlu dilakukan
11 adalah menghitung kebutuhan baterai yang perlukan dan pembuatan wiring diagramnya. Parameter serta jenis baterai yang digunakan antara lain: Tegangan charger = 2 volt Pemakaian baterai = 2 jam Merk Baterai = ROLLS MARINE Tipe Baterai = 8 CH PM Kapasitas baterai = 8 Ah Tegangan baterai = 8 volt Dimensi Panjang = 18 mm Lebar = 28 mm Tinggi = mm Massa = 18.8 kg Secara keseluruhan, perhitungan kebutuhan baterai untuk semua zona adalah: ZONA DAYA KAPASITAS ZONA (kw) DIPERLUKAN(Ah) n Q n v n N Tabel.. Kebutuhan baterai Rangkaian Baterai Untuk Zona 1, 2, Dan Rangkaian Baterai Untuk Zona Gambar.. Rangkaian Baterai Zona (Seri) PERENCANAAN WIRING DIAGRAM Setelah dilakukan serangkaian A analisa serta perhitungan dari komponen-komponen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan PJU jembatan Suramadu, untuk selanjutnya dilakukan pembuatan wiring diagram dari sejumlah turbin angin dan baterai untuk masing-masing zona. Contoh perhitungan untuk zona 1 adalah sebagai berikut: Menentukan Kabel Dan MCB komponen 1 phase I 1φ = V P phase R / S / T I1 φ = I1 φ = Cosθ Menentukan Kabel Dan MCB komponen phase Ptotal Iφ = V Cosθ I φ = I φ =.98 line A A Gambar.. Rangkaian Baterai Zona 1, 2,, dan (Seri-Paralel) Menentukan Ukuran Busbar I sc = I total I sc =. = 2.1 I sc A
12 Ketiga nilai arus tersebut digunakan untuk memilih kabel, pengaman serta ukuran busbar untuk masing-masing panel. Sehingga didapatkan pemilihan sebagai berikut: Menentukan Kabel Dan MCB komponen 1 phase Besar arus = A Kabel = Pengaman = 20 A Menentukan Kabel Dan MCB komponen phase Besar arus =.98 A Kabel = FPYC 1 Pengaman = 0 A Menentukan Ukuran Busbar Besar arus = 2.1 A Busbar = x(0x) Untuk menentukan nilai arus dari saklar, diambil nilai satu tingkat diatas nilai pengaman. Sehingga apabila nilai arus pengaman adalah 0 A, maka arus yang digunakan untuk saklar adalah 80 A. Tabel nilai arus untuk kabel dan pengaman dapat dilihat di lembar lampiran. Pada perhitugan arus pada bagian phase, P total yang digunakan merupakan daya dari keseluruhan turbin yang digunakan untuk masing-masing zona. Secara keseluruhan, perencanaan wiring diagram untuk seluruh zona adalah sebagai berikut: JL ZONA 1 x(0x) Nomer Saluran Phase 1 R1 2 S1 TI Arus (Amp) Titik Lampu HPS Daya Watt R S T x80a x0a FPYC 1 A DPYC 1 R2 S2 T2 R.2 0 A A DPYC 1 DPYC S T R S T.2.2 Cadangan BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.8. Wiring Diagram Zona 1 12
13 JL ZONA 2 x(0x) Nomer Saluran Phase 1 R1 2 S1 TI Arus (Amp) Titik Lampu HPS Daya Watt R S T x80a x0a FPYC 1 A DPYC 1 R2 S2 T2 R.2 0 A A DPYC 1 DPYC S T R S T.2.2 Cadangan BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.9. Wiring Diagram Zona 2 JL ZONA x(20x) A A DPYC 1. DPYC 1. Nomer Saluran Phase 1 R1 2 S1 Arus (Amp) Titik Lampu HPS Daya Watt R S T x80a x0a FPYC 1 A A A A DPYC 1. DPYC 1. DPYC 1. DPYC 1. TI R2 S2 T R S T Cadangan BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.. Wiring Diagram Zona 1
14 JL ZONA x(2x) Nomer Saluran Phase 1 R1 2 S1 Arus Titik Lampu HPS Daya (Watt) Watt R S T x80a x0a FPYC 1 TI R2 S2 T R S T Cadangan BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.. Wiring Diagram Zona JL ZONA x(2x) Nomer Saluran Phase 1 R1 2 S1 Arus Titik Lampu HPS Daya (Watt) Watt R S T x80a x0a FPYC 1 TI R2 S2 T R S T Cadangan BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.12. Wiring Diagram Zona RECTIFIER CHARGING CONTROLLER UNLOADER DC OUTPUT 2 Volt;10 Amp INVERTER KE BATERAI SET Ah;8 Volt Gambar.1. Skema Turbin Angin Set AC OUTPUT 80VAC/0Hz;phs 1
15 . KESIMPULAN Setelah melalui serangkaian proses analisa dan perhitungan didapatkan beberapa poin kesimpulan dari Studi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Laut Untuk Memenuhi Jembatan Suramadu, antara lain: 1. Dalam perencanaan ini dilakukan pembagian daerah (zona) penerangan sebanyak lima zona dengan masingmasing kebutuhan daya sebagi berikut: ZONA BAGIAN POSISI 1 Cause Way Sby Kiri 9.2 Approach Sby Kiri. Main Bridge Kiri TOTAL DAYA TIAP DAYA (kw) ZONA (kw) 18. Cause Way Sby Kanan Approach Sby Kanan. 18. Main Bridge Kanan Main Bridge Tengah.00 Approach Mdr Kanan 9 Cause Way Mdr Kanan. Approach Mdr Kiri 9 Cause Way Mdr Kiri Setelah dilakukan analisa beban penerangan hingga analisa terhadap turbin angin, didapatkan turbin angin yang paling sesuai (optimal) untuk memenuhi kebutuhan PJU, dengan spesifikasi sebagai berikut: Buatan = MUCE Jenis = VAWT Daya (P 2 ) = kw Kec. Kerja = m/s Range kec. =.-2 m/s Maks kec. = 0 m/s Teg.output = 21 VDC Tinggi (H 2 ) = m Diameter (D 2 ) = m Luas (A 2 ) = 1 m 2 Massa (m 1 ) = kg Putaran = 1 RPM. Melalui proses perhitungan matematis, jumlah turbin yang harus terpasang untuk masing-masing zona adalah sebagai berikut: Zona 1 turbin Zona 2 Zona Zona Zona turbin turbin turbin turbin. Daya yang dihasilkan oleh setiap turbin yang diasumsikan pada kecepatan rata-rata terendah pada bulan Desember tahun 200 adalah sebesar.21 kw pada 8. m/s. Dengan menggunakan CFD, diketahui besarnya gaya yang terjadi pada sudu turbin sebesar 2.1 N. Dari proses validasi turbin, yaitu membandingkan daya nyata yang dihasilkan turbin secara perhitungan matematis dengan CFD diperoleh: Daya hasil CFD =. kw Daya hasil perhitungan = kw. Pada analisa dan perhitungan baterai untuk cadangan listrik, diasumsikan tidak terdapat angin selama dua jam berturut-turut sehingga diperoleh jumlah baterai yang harus digunakan untuk masing-masing zona sebanyak: Zona 1 baterai Zona 2 baterai Zona baterai Zona baterai Zona baterai 8. Spesifikasi baterai yang digunakan adalah: Merk = ROLLS MARINE Tipe = 8 CH PM Kapasitas = 8 Ah Tegangan = 8 volt Dimensi Panjang = 18 mm Lebar = 28 mm Tinggi = mm Massa = 18.8 kg 9. Dari keseluruhan proses analisa dan perhitungan dilakukan pembuatan wiring diagram yang terdapat pada bagian analisa dan pembahasan 1
PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.
PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN Nama : M. Beny Djaufani (11-2009-035) Ardhians A. W. (11-2009-0 Benny Kurnia (11-2009-0 Iqbally M. (11-2009-0 Pengertian PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering
Lebih terperinciYogia Rivaldhi
Tugas Akhir (MN091382) Yogia Rivaldhi 4107100066 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMASANGAN WIND TURBINE SEBAGAI PENGHASIL DAYA UNTUK SISTEM PENERANGAN PADA KAPAL TANKER 6500 DWT Dosen Pembimbing : Ahmad Nasirudin,
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor
Lebih terperinciSISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L
SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L Oleh Hendriansyah 23410220 Pembimbing : Dr. Ridwan, MT. Latar Belakang Energi angin merupakan salah satu energi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar
Lebih terperinciDESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT
DESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT Damis Hardiantono, Acep Ponadi dhardiantoro@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas Musamus ABSTRAK Perkembangan
Lebih terperinciGambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional
BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PROFIL DAN JUMLAH SUDU PADA VARIASI KECEPATAN ANGIN TERHADAP DAYA DAN PUTARAN TURBIN ANGIN SAVONIUS MENGGUNAKAN SUDU PENGARAH DENGAN LUAS SAPUAN ROTOR 0,90 M 2 SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Pengujian
Bab IV Analisis dan Pengujian 4.1 Analisis Simulasi Aliran pada Profil Airfoil Simulasi aliran pada profil airfoil dimaskudkan untuk mencari nilai rasio lift/drag terhadap sudut pitch. Simulasi ini tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciJurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL
PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penggerak generator adalah dari kayuhan sepeda untuk menghasilkan listrik yang disimpan dalam akumulator 12 Volt 10Ah yang akan digunakan sebagai sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.
29 BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 3.1 Konsep Perancangan Sistem Adapun blok diagram secara keseluruhan dari sistem keseluruhan yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS
BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Turbin Angin Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit perlu diuji untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis meggunakan metode eksperimental dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengamatan untuk mencari data penelitian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak
Lebih terperinciDASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI
Artikel Skripsi PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan
Lebih terperinciBAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin
BAB I LANDASAN TEORI 1.1 Fenomena angin Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan
Lebih terperinciPENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri
Lebih terperinciANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto
ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU Muhammad Suprapto Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin Email : Muhammadsuprapto13@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DONALD SUPRI
Lebih terperinciSKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø
BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor
Lebih terperinciPenurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik
Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.
Lebih terperinciPERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI
PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALVI SYUKRI 090421064 PROGRAM PENDIDIKAN
Lebih terperinciLely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI MASSA BANDUL TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBAN LAUT SISTEM BANDUL KONIS Lely Etika Sari (2107100088)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )
PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya
Lebih terperinciSEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST
SEKILAS TEK.MESIN FST,UNDANA 1994 FT, 2010 FST Konversi Energi Konstruksi Perancangan Rekayasa Material Dosen 21 orang Aktif : (S1=5, S2=13) Sementara study (S2=2, S3=1) Mahasiswa = 198 org Alumni = 164
Lebih terperinciLAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp
LAMPIRAN Komponen PLTH Grup Barat A. Panel Surya Panel surya yang berada di PLTH tediri dari 150 unit yang tersusun seri dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp adalah$15.540,
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciPERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta
PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciFahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc
Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT
PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT Novi Caroko 1,a, Wahyudi 1,b, Aditya Ivanda 1,c Universitas
Lebih terperinciE =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin
BAB II TEORI DASAR 2.1 Energi Angin Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.
Lebih terperinciSTUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN
STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN JEFRY ANANG CAHYADI 2112105046 DOSEN PEMBIMBING: DR. WIWIEK HENDROWATI, ST, MT
Lebih terperinciAnalisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar
Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciPENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER
PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER Oleh: HASIS AGUNG NUGROHO 050306012 Dosen Pembimbing: Ir. Joko Sarsetyanto, MT D III TEKNIK MESIN FTI-ITS Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER Oleh : Bernadie Ridwan 2105100081 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Sutantra,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS
STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS oleh: Novian Eka Purnama NRP. 2108 030 018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam dan tidak akan pernah habis. Pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara lokasi
Lebih terperinci5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.
31 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin pada Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu Padaa saat melakukan uji coba turbin dengan 3 sudu maupun dengan 6 sudu terdapat beberapa variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo adalah pulau kecil dengan pesona alam yang mengagumkan. Terletak disebelah utara Kota Probolinggo sekitar
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM
NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin
BAB DASAR TEORI.1 Energi Angin Energi merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh suatu zat sehingga zat tersebut mempunyai pengaruh pada keadaan sekitarnya. Menurut mediumnya dikenal banyak jenis energi.
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 4415 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU
Optimasi Daya Turbin Angin Savonius dengan Variasi Celah (Farid) OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU Ahmad Farid Prodi. Teknik Mesin, Universitas Pancasakti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Literatur Beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian terkait ilmu yang menyangkut tentang turbin angin, antara lain: Bambang setioko (2007), Kenaikan harga BBM
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE
STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE (VAWT) SKALA KECIL ( Citra Resmi, Ir.Sarwono, MM, Ridho Hantoro, ST, MT) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS
Lebih terperinciPEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK
LAPORAN FIELD PROJECT PEMILIHAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI PENGGERAK MULA RUMAH CRANE PADA FLOATING DOCK DI PT. INDONESIA MARINA SHIPYARD GRESIK POTOT SUGIARTO NRP. 6308030007 DOSEN PEMBIMBING IR. EKO JULIANTO,
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS. Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas
BAB IV HASIL ANALISIS 4.1 Perhitungan Ketinggian (head) Ketinggian jatuh air merupakan tinggi vertikal dimana air mengalir dari atas ketinggian yang merupakan awal dari jatuhnya air horizontal bagian yang
Lebih terperinciEnergi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT
Energi angin (Wind Energy) Hasbullah, S.Pd., MT Dasar Energi Angin Semua energi yang dapat diperbaharui dan berasal dari Matahari. (kecuali.panas bumi) Matahari meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi
Lebih terperinciMuizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)
ANALISA PENGARUHGERAKAN BANDUL DENGAN DUA PEMBERAT DAN SUDUT YANG BERBEDA TERHADAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT - SISTEM BANDULAN ( PLTGL-SB ) Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief,
Lebih terperinciKata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi
ABSTRAK Ketergantungan pembangkit listrik terhadap sumber energi seperti solar, gas alam dan batubara yang hampir mencapai 75%, mendorong dikembangkannya energi terbarukan sebagai upaya untuk memenuhi
Lebih terperinciPENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN INTISARI
PENGUJIAN PROTOTYPE ALAT KONVERSI ENERGI MEKANIK DARI LAJU KENDARAAN SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN VARIASI PEMBEBANAN M. Samsul Ma arif Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERLINTASAN PORTAL AREA PARKIR
PENINGKATAN UNJUK KERJA MEKANISME AAT PEMBANGKIT ISTRIK TENAGA BOBOT KENDARAAN DI PERINTASAN PORTA AREA PARKIR Anthony Nugroho 1) Joni Dewanto 2) Program Otomotif Program Studi Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciPENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS
PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS Sefta Risdiara 1), Chalilillah Rangkuti 2) 1 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.
BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK
KAJIAN POTENSI ENERGI ANGIN DI DAERAH KAWASAN PESISIR PANTAI SERDANG BEDAGAI UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK Ilmi Abdullah 1, Jufrizal Nurdin 2*, Hasanuddin 3 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciTekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi
Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di
Lebih terperinciMaximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator
Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) menggunakan Switch Mode Rectifier (SMR) Armaditya T.M.S. 2210 105 019 Dosen
Lebih terperinciANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK
ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK Ahmad Farid 1, Mustaqim 2, Hadi Wibowo 3 1,2,3 Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Kota Tegal dikenal
Lebih terperinciRancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)
Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Fithri Muliawati 1, Taufiq Ramadhan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun
Lebih terperinciDesain Turbin Angin Sumbu Horizontal
Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal A. Pendahuluan Angin merupakan sumberdaya alam yang tidak akan habis.berbeda dengan sumber daya alam yang berasal dari fosil seperti gas dan minyak. Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF
KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Miftahur Rahmat 1,Kaidir 1,Edi Septe S 1 1 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi sebagai bahan bakarnya.
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012
STUDI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN SAVONIUS SUDU U DENGAN PENAMBAHAN SUDU NACA 0012 (1) Muhammad Irfansyah, (2) Mujiburrahman, (3) Meky Royandi (1)(2)(3) Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vo. 11 No.1 Januari 2015, 12-17 ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB Kusuma A. 1), Supriyo 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengambilan dan Pengolahan Data Berdasarkan pembelajaran mengenai pembangkit energi tenaga angin yang telah ada maka berdasar dengan fungsi dan kegunaan maka dapat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Spesifikasi Kincir Angin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis kincir angin Kapasitas generator Jumlah blade Jenis blade Diameter kincir angin Tinggi tiang kincir angin Variasi sudut blade Beban Spesifikasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step
Lebih terperinciPRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik
Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan pada zaman modern ini. Jika dilihat dari kebutuhan energi listrik tiap negara, maka semakin maju
Lebih terperinciRANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA
Yogyakarta, 0 Nopember 2007 RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA Sofian Yahya, Toto Tohir Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Dasar Teori Pompa Sentrifugal... Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal.
Lebih terperinciPEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB
PEMODELAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 1kW BERBANTUAN SIMULINK MATLAB Subrata Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak, 2014 E-mail : artha.elx@gmail.com
Lebih terperinci