Dari ketiga definisi tersebut terlihat bahwa desentralisasi memberikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dari ketiga definisi tersebut terlihat bahwa desentralisasi memberikan"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Desentralisasi Dalam Organisasi Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan manajemen puncak harus menilai dan mengatur kembali serta mendelegasikan sebagian besar tanggung jawabnya kepada manajer tingkat menengah maupun manajer tingkat rendah. Manajemen puncak juga menyadari bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat berfungsi secara efektif dalam organisasi yang didesentralisasi. Menurut Mulyadi (2001:381) menjelaskan secara singkat mengenai desentralisasi, yaitu: Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan. Menurut Hansen and Mowen (2000:64) dijelaskan bahwa: Desentralisasi (decentralization) adalah prakiek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Sedangkan S.Munawir (2002:420) menjelaskan bahwa: Desentralisasi dapat dideflnisikan sebagai suatu situasi organisasi yang sebagian besar kewenangan untuk mengambil keputusan didelegasikan ke bagian atau manajer yang lebih bawah dalam organisasi tersebut. Dari ketiga definisi tersebut terlihat bahwa desentralisasi memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan pada setiap tingkatan manajer. Luasnya desentralisasi tergantung kepada kemampuan pegawai untuk bertanggung jawab atas keputusan-keputusan pada tingkat yang lebih rendah, kemungkinan untuk

2 mengkoordinasi berbagai kegiatan ope'rasi, serta dampak keputusan desentralisasi terhadap bagian yang lain. Desentralisasi mempunyai rrianfaat dan kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001:384), yaitu: Manfaat desentralisasi adalah: 1. Para manajer tingkat yang lebih rendah mempunyai pengetahuan yang terbaik lentang kondisi setcmpat. Oloh kaiena itu, uiercka memiliki kemampuan untuk mcmbuat keputusan yang lebih baik dibanding dengan manajer tingkat atas. 2. Desentralissai memberikan kesempatan bagi para manajer tingkat yang lebih rendah dalam mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi setelah berlatih mengelola unit organisasi tingkat bawali. 3. Desentralisasi memberikan kebebasan bagi para manajer dalam pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat merasakan statusnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kebebasan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian desentralisasi dapat memberikan motivasi bagi para manajer untuk berprestasi. Sedangkan kelemahannya, adalah: 1. Para manajer mungkin membuat keputusan-keputusan yang hanya menguntungkan divisi yang dipimpinnya saja, dengan akibat merugikan perusahaan secara keseluruhan.

3 2. Para manajer mempunyai keceftderungan uutuk. memlliki sendiri unit organisasi penghasil jasa yang sebenarnya akan lebih murah jika jasa tersebut disediakan secara terpusat. 3. Kadarig-kadang pengumpulan dan pengelolaan informasi mengalami kenaikan dalam perusahaan yang yang organisasinya sudah didesentralisasikan. Para manajer memerlukan informasi untuk menilai akibat dari keputusan-keputusan yang telah diambilnya dan infonnasi Iain yang berhubungan dengan divisi yang dipimpinnya. B. Pengertian dan Proses Sistem Pengendalian Manajemen 1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Langkah awal dalam melaksanakcm suatu kegiatan adalah membentuk organisasi, manajer memegsng peranan penting dalam merumuskan tujuan organisasi tersebut dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada dan modal yang efisien. Dalam suatu perusahaan, semakin bertambah besar kegiatan dan organisasinya maka persoalan yang timbul juga semakin kompleks. Dalam perusahaan manajemenmemegang peranan yang sangat penting dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian untuk menjalankan usahanya dan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang muncul dalam melaksanakan perannya tersebut. Manajemen membutuhkan suatu cara untuk memastikan bahwa para anggota organisasi melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan.

4 Peran manajemen dalam pengendahan dinamakan pengendalian manajemen dan sistem yang digunakan adalah Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control System). Sumber daya manusia diperlukan agar organisasi tidak kehilangan arah dan tujuannya, serta tidak meninggalkan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Menurut Anthony dan V.Govindarajan (2002:6) Pengendalian Manajemen didefinisikan sebagai berikut ; "Pengendalian Manajemen -adalah semua proses dimana para manajer mempengaruhi anggota ihrganisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi''' Sedangkan menurut L.M Samryn (2001:255) menyatakan bahwa : "Pengendalian Manajemen adalah suatu alat pengumpulan data untuk membantu dan mengkoordinasikan proses pembuat keputusan dalam organisas?\ Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sistem pengendalian mampu mendorong keselarasan tujuan secara efektif dan efisien yaitu keselarasan antara tujuan manajer dengan tujuan perusahaan. Sedangkan, untuk menjamin bahwa sumber daya diperoleh dan digunakan dengan efisien dan efektif, manajer harus mempunyai alat misalnya anggaran untuk menilai kinerja atau hasil kerja seseorang atau sekelompok orang dalam unit organisasi.

5 2. Proses Pengendalian Manajemen Proses pengendalian manajemen menyangkut serangkaian aktivitas yang dilakukan manajemen atau pelaku lain dalam organisasi untuk mencapai lujuan yang telah ditetapkan. K.egialan-kegiatan tersebut meliputi kegiatan formal dan kegiatan informal. Kebanyakan proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi dan interaksi informil dikalangan manajer dan karyawan. Komunikasi informal terjadi melalui memo, rapat, percakapan bahkan melalui isyarat-isyarat seperti ekspresi wajah. Walaupun kegiatan informal ini sangat penting dalam pengendalian manajemen, sulit untuk diuraikan secara sistematis. Disamping pengendalian informal kebanyakan perusahaan mempunyai sistem pengendalian formal, yang meliputi tahaptahap pemrograman, penganggaran, operasi dan pengukuran serta pelaporan dan analisis yang saling berkaitan. Terdapat 4 (empat) tahap proses pengendalian manajemen menurut S. Munawir (2002:453) sebagai berikut: a. Pemrograman Adalah proses memilih program spesifik untuk kegiatan-kegiatan organisasi. Program-program ini yang merupakan hasil dari proses pemrograman memperlihatkan dimaria, kapan dan berapa banyak sumber daya akan digunakan untuk tiap-tiap tahap.

6 10 b. Penganggaran '. ' Anggaran operasi suatu organisasi mempakan rencana tindakannya, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk periode tertentu, biasanya satu tahun. Proses penyusuiian anggaran pada dasarnya merupakan ajang negosiasi antara manajer pusat tanggung jawab dengan atasannya untuk menentukan apa yang dilakukan manajer dan dengan cara bagaimana. Hasil akhir dari negosiasi ini adalah disahkannya pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan selama tahun anggaran untuk sctiap pusat tanggung jawab dan untuk organisasi secara keseluruhan. c. Operasi dan Pengukuran Selama periode aktual dilakukan pencatatan tentang sumber daya yang digunakan, dinyatakan dalam bentuk biaya serta pendapatan yang diperoleh. Data yang dikelompokkan menurut program digunakan sebagai dasar untuk pemrograman yang akan datang sedangkan data yang dikelompokkan menurut pusat tanggung jawab digunakan untuk rnengukur hasil ksrja atau prestasi manajer pusat tanggung jawab. d. Pelaporan dan Analisis Sistem Pengendalian Manajemen berfungsi sebagai alat komunikasi, informasi yang dikomunikasikan terdiri atas data akuntansi dan non akuntansi, yang dighasilkan baik dari dalam maupun dari luar organisasi.

7 11 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Manajemen mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Sistem ini merupakan sistem yang terpadu dan terkoordinasi dimana data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan dipadukan untuk saling dibandingkan setiap saat pada unit organisasi.,b. Sistem ini terfokus pada program dan pusat-pusat pertanggung jawaban c. Informasi yang diproses terdiri dari dua macam : data yang direncanakan dalam bentuk program, anggaran, standar dan data yang realisasi mengenai apa yang telah terjadi atau sedang terjadi. d. Sistem ini biasanya berkaitan erat dengan stuktur keuangan, data disusun dalam moneter. e. Aspek-aspek perencanaan dari sistem ini mempunyai pola dan jadwal. C. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai Alat Pengendalian Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Pertanggung Jawaban Sistem akuntansi merupakan sistem mformasi kuantitatif yang sangat dominan dalam organisasi perusahaan. Sebab setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suatu perusahaan membutuhkan informasi akuntansi sebagai bahan pertimbangan. Secara umum, sistem akuntansi perusahaan memberikan informasiinformasi untuk tujuan pelaporan intern dan ekstern. Sistem akuntansi

8 12 yang memberikan informasi untuk tujuan pclaporan intern adalah sistem akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen dipandang sebagai suatu sistem akuntansi untuk memenuhi kebutuhan para manaj er dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajtr sistem akuntansi pertanggung jawaban menghubungkan informasi akuntansi manajemen dengan wewenang yang dimiliki manajer, wewenang didelegasikan dari manajer bawah untuk mempertanggung jawakan pelaksanaan wewnang kepada manajer atasannya. Dengan demikian tanggung jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang lebih tinggi ketingkat manajemen yang lebih rendah untuk dapat dimintai pertanggung jawaban. Berkaitan dengan akuntansi pertmiggung jawaban penulis akan menyajikan beberapa pendapat mengenai akuntansi pertanggung jawaban. Menurut Hansen dan Mowen (2000:63) mcngemukakan bahwa : Akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggung jawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manjer untuk mengoperasikan pusat pertanggung jawaban mereka. Sedangkan menurut Mulyadi(2001:347) msngatakan bahwa : Akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu sistem akuntansi yang sedemikian rupa sehingga pengumpulan pelaporan, biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggung jawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan.

9 13 Dari definisi tentang akuntansi pertanggung jawaban yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun berdasarkan pada struktur organisasiyang secara tegas ~> dan jelas memisahkan tugas, tanggung jawab dan wewenang masingmasing tingkat manajemen. 2. Akuntansi pertanggung jawaban disusun agar individu dalam organisasi khususnya para manajer turut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efisien dan efektif. 3. Dalam akuntansi pertanggung jawaban unggaran disusun berdasarkan pusat-pusat pertanggung jawaban. Pusat-pusat pertanggung jawaban membuat laporan pertanggung jawaban secara periodik. 4. Akuntansi pertanggung jawaban melaporkan kinerja setiap pusat pertanggung jawaban, dan hasil evaluasi kinerja tersebut dapat digunakan sebagai kerangka acuan dabm menyusun rencana kerja, baik masing-masing pusat pertanggung jawaban maupun.perusahaan secara keseluruhan untuk periode yang akan datang. 2. Manfaat Akuntansi Pertanggung Jawaban Akuntansi pertanggung jawaban memiliki daya tarik bagi kebanyakkan pimpinan tertinggi karena hal ttu memudahkan pelimpahan (delegasi) pengambilan keputusan. Jadi, setiap manajer menengah

10 14 diberikan kekuasaan atas suatu bagian yang lebih kecil (sub unit) bersamasama dengan suatu wewenang. Dilain pihak, akuntansi pertanggung jawaban memberikan saranasarana dasar untuk mengadakan evaluasi atau kemampuan setiap manajer. Akibatnya selain menyebabkan pimpinan selaiu mendapatkan informasi, akuntansi pertanggung jawaban juga membantu memberikan perangsang (insentif) bagi setiap manajer melalui laporan prestasi kerja {performance report). Adapun manfaat dari akuntansi pertanggung jawaban ini adalah : a. Sistem ini dapat dijadikan dasar penyusunan anggaran yang lebih teratur b. Lebih mudah dalam penilaian prestasi manajer c. Dapat dijadikan media untuk memotivasi manajer agar dapat mencapai tujuan yang diterapkan sesuai dengan tanggung jawab. 3. Pusat Pertanggung Jawaban Sebelum konsep akuntansi pertanggung jawaban diterapkan, maka daerah wewenang dan tanggung jawab organisasi harus ditetapkan dengan jelas. Bagian-bagian dari organisasi yang mempunyai wewenang untuk mengambil tindakan tertentu serta bertanggung jawab atas tindakan yang diambil disebut pusat pertanggung jawaban. Pusat pertanggung jawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai suatu sasaran tertentu, baik hal ini merupakan sasaran tunggal

11 15 ataupun sasaran majemuk. Selain itu pembentukan pusat-pusat pertanggung jawaban berkaitan dengan adanya maksud untuk menciptakan suatu spesiaiisasi dan otorisasi pengambilan keputusan dalam organisasi perusahaan. Setiap unit kerja membutuhkan masukan-masukan untuk menghasilkan keiuaran, meskipun demikian masukan dan keluaran pada setiap unit kerja berbeda-beda sesuai dengan aktivitas-aktivitas utamanya. Kriteria yang akan digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggung jawaban adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi merupakan nilai pertanggung jawaban antara keluaran yang dihasilkan dengan besamya tingkat masukan yang dipergunakan atau dapat diartikan pula sebagai jumlah keluaran yang dapat dihasilkan dari satu unit input yang kita pergunakan. Sedang efektivitas merupakan kaitan atau hubungan antara keluaran suatu pusat pertanggung jawaban dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula proses kerja unit tersebut. Berikut ini uraian mengenai defimsi dari pusat pertanggung jawaban Menurut Halim Abdul Halim dan Supomo Bambang (1999:120) adalah sebagai berikut: "Pusat pertanggung jawaban adalah bagian atau unit organisasi yang dipimpin oleh seseorang manajer yang bertanggung jawab terhadap unit yang dipimpinnyaj"

12 16 Menurut Hansen dan Mowen (2000:63) mengklasifikasikan pusat pertanggung jawaban menjadi 4 (empat) yaitu: Pusat Biaya, Pusat Pendapatan, Pusat Laba, Pusat Investasi. 1. Pusat Biaya {Cost Center) Adalah pusat pertanggung jawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap biaya.manajer pusat biaya tidak bertanggung jawab terhadap atas keluaran nilai rupiah saiah satu contoh pusat biaya adalah bagian produksi. 2. Pusat Pendapatan (Revenue Center) Adalah suatu pusat pertanggung jawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap penjualan yang diukur dalam satuan moneter. Contoh pusat pendapatan adalah bagian pemasaran. 3. Pusat Laba (Profit Center) Adalah suatu pusat pertanggung j awaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapaton maupun biaya yang diukur dalam satuan moneter sehingga labanya dapat dihitung. 4. Pusat Investasi (Investment Center) Adalah suatu pusat pertanggung jawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya dan investasi. Ukuran yang digunakan untuk mengukur hasil kerja sebuah pusat laba adalah laba, karena pusat laba mempunyai wewenang terhadap masukan dan keluarannya.

13 i 17 D. Akuntansi Pertanggung Jawaban Untuk PeniEaian Kinerja 1. Pengertian Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam organisasi. Ol'eh karena itu data dan informasi kuantitatif yang diperoleh dalam rangka mengukur prestasi kinerja tersebut, meskipun untuk dapat menggambarkan prestasi yang dicapai secara tepat dan akurat tidaklah mungkin. Sedangkan pengukuran kinerja adalah kunci pengendalian dan pengawasan yang efektif bagi manajemen puncak dan juga merupakan alat untuk mengarahkan unit-unit organisasi dalam setiap tindakannya selalu mengacu pada usaha untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasi dengan berpedoman pada kebijakan umum perusahaan yang telah ditetapkan. Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:419) adalah sebagai berikut : "Penilaian Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi bagan organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya". Sedangkan tujuan dari penilaian kinerja dikemukakan Mulyadi (2001:420) sebagai berikut: Tujuan pokok penilaian kinerja adalah memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan..

14 18 Sedangkan Abdul Halim dan : Bambang Supomo (1999:130) mendefinisikan sebagai berikut:.. Pengukuran kinerja adalah merupakan suatu usaha untuk j mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan atau operasi yang bertanggung jawab pada suatu unit aatu bagian dalam organisasi.. Dari definisi diatas dapat disimpiilkan' bahwa organisasi pada dasamya dijalankan oleh manusia, maka pcnilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran mereka serta tujuan penting dari adanya pengukuran kinerja adalah sebagai alat pengendalian bagi organisasi untuk beraktivitas sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan sekaligus sebagai saran untuk menilai prestasi manajernya. 2. Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karayawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak Semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya. Menurut Mulyadi (2001:420) menyatakan bahwa penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

15 19 1. Mengeiola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan 3. Mengindentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka 5. Menyediakan satuan dasar bagi distribus; penghargaan. 3. Tahap Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001:242) penilaian kinerja dilakukan dalam _ dua tahap, yaitu: Tahap Persiapan yang terdiri dari 3 tahap: 1. Penentuan daerah pertanggung Jawaban dan manajer yang bertanggung jawab 2. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja 3. Pengukuran kinerja sesungguhnya. Tahap Penilaian terdiri dari 3 tahap: 1. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

16 20 2. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan dalani standar 3. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan, 4. Ukuran - Ukuran Kinerja Terdapat 3 (tiga) macam ukuran kinerja yang berlaku secara umuni digunakan oleh perusahaan^ dalam hal ini Mulyadi (2001:435) membagi ukutan kifierj a sebagal b^rikuti 1. Ukuran Kriteria Tunggal (Single Criterium) Ukuran Kriteria Tunggal adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk menilal kinerja manajer. Jika ukuran tunggal digunakan sebagai ukuran kinerja manajer, orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan aklbata diabaikannya kriteria yang lain* yang kemungkinan sama pentingaya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan, 2.. Ukuran Kriteria Beragam Ukuran kriteria beragam adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menihi kinerja manajer. Kriteria beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja berbagai aspek, kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang manajer diukur kinerjanya dengan beragam kriteria. Tujuan penggunaan kriteria beragam ini

17 21 adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Ukuran Kriteria Gabungan (Composite Criterium) Ukuran kriteria gabungan adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dalam menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu usaha untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan atau operasi yang menjadi tanggung jawab suatu unit atas bagian dalam organisasi. E. Akdntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pertanggung Jawaban 1. Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Jika pusat pendapatan hanya menjual produk atau j asanya kepada pihak luar perusahaan, pengukuran pendapatan dilaksanakan dengan harga jual yang dibebankan kepada pelanggan. Masalah akan timbul jika pusat pendapatan mentransfer produk atau jasanya kepada pusat pertanggung jawaban lain dalam perusahaan. Masalah yang timbul adalah apakah pendapatan dari transfer produk atau jasa kepusat pertanggung jawaban lainnya dalam perusahaan tersebut

18 diperhitungkan sebagai beban pusat pertanggung jawaban yang menerima transfer. Untuk pengukuran kinerja pusat pendapatan, seluruh pendapatan baik yang berasal dari transaksi penjualan produk atau jasa kepada pihak luar perusahaan maupun dari transfer produk atau jasa kepada pusat pertanggung jawaban lain dalam perusahaan, dipakai sebagai tolak ukur kinerja pusat pendapatan. 2. Penilaian Kinerja Pusat Biaya Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya adalah biaya. Banyak masalah yang timbul dalam pengukuran biaya-biaya sebagai ukuran kinerja, karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat dikendalikan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengendalikan pusat biaya. Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran kinerja manajer pusat biaya adalah: a. Masalah perilaku biaya b. Masalah hubungan biaya dengan pusat biaya c. Masalah jangkauan waktu d. Masalah tanggung jawab ganda

19 23 F. Penyusunan Anggaran dan Pelaporan Hasil Kegiatan 1. Penyusunan Anggaran Anggaran merupakan tolak ukur pengukuran kinerja yang paling umum digunakan. Perbandingan antara hasil aktual yang telah dicapai terhadap suatu anggaran akan memungkinkan manajemen untuk menentukan apakah mereka telah bekerja secara efektif dan efisien. Penyusunan anggaran dapat terlaksana dengan baik, jika perusahaan menerapkan konsep akuntansi pertanggung jawaban yang menghubungkan individu yang bertanggung jawab dengan rencana dengan realisasi informasi akuntansi mengenai masukan dan keluaran setiap pusat pertanggung j awaban. Dengan akuntansi pertanggung jawaban, perusahaan dapat menerapkan proses penyusunan anggaran yang baik, karena anggaran yang disusun. akan disesuaikan dengan kemampuan unit pertanggung jawaban. Selain itu, dapat pula ditentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan anggaran tersebut. Anggaran didefinisikan oleh Mulyadi (2001:501) adalah sebagai berikut: "Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam satuan uang yang berjangka waktu tertentu biasanya satu tahun". Sedangkan Mas'ud Machfoedz (2000:5) menjelaskan secara rinci mengenai anggaran yaitu: Anggaran adalah suatu rencana yang terkoordinasi, menyeluruh dan dinyatakan dalam satuan uang, mengenai kegiatan operasi dan

20 24 penggunaan sumber-sumber daya psrusahaan untuk suatu periode tertentu diwaktu yang akan datang. Dengan demikian, anggaran merupakan salah satu alat manajemen untuk mengkomunikasikan sasaran-sasarau pcrusahaan kepada unit-unit bawahan organisasi. Oleh karena itu, akuntansi pertanggung jawaban harus menyajikan informasi yang dapat rmmbandingkan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga manajemen dapat mengambil tindakantindakan tertentu agar tujuan organisasi tercapai dengan baik. Mulyadi (2001:489) menyatakan bahwa anggaran memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1. Anggaran dinyatakari dalam satuan keuangan atau dalam satuan selain keuangan 2. Anggaran umumnya mcncakup jangka waktu satu tahun 3. Anggaran bcrisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara bcrkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya.

21 25 Sedangkan tahap dan proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2001:493) sebagai berikut: a. Penetapan sasaran oleh manajer tingkat atas. b. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut oleh manajer tingkat bawah. c. Penelahaan oleh manajer tingkat atas tcrhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer'lingkal bawah. i Persetujuan oleh manajer tingkat atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer tingkat bawah. Manfaat dari program anggaran adalah : 1. Dengan secara formal memberikan tanggung jawab kepada manajer atas segala perencanaan, maka penganggaran akan memaksa para manajer itu untuk berfikir jauh kedepan. 2. Penganggaran memberikan harapan yang pasti, yang merupakan kerangka kerja terbaik untuk bisa menilai prestasi kerja. 3. Penganggaran membantu para manajer untuk mengko.ordinasikan segala upayanya, agar sasaran perusahaan secara keseluruhannya sejalan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh bagian-bagiannya. 2. Pelaporan Hasil Kegiatan Dalam suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban pelaporan hasil kegiatan dari unit-unit organisasi memegang peranan penting untuk menyediakan informasi yang berguna bagi manajer. Laporan yang

22 disiapkan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban disebut laporan kinerja. Laporan kinerja menunjukkan juonah yang dianggarkan dan jumlah aktual dari hasil keuangan yang tepat untuk bentuk-bentuk pusat pertanggungj awaban. Laporan kinerja perusahaan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara pclaksana dcngan pimpinan, untuk mengetahui tercapai atau tidaknya pelaksanaan dari anggaran yang telah disusun. Dari laporan tersebut akan terlihat sampai sejauh mana kegiatan usaha telah dilaksanakan baik dalam bidang fisik maupun keuangannya. Laporan ini juga sangat penting karena keputusan manajemen selalu didasarkan pada fakta yang ada dalam laporan tersebut Dalam akuntansi pertanggungjawabtn, laporan kinerja disesuaikan dengan keadaan masing-masing pusat pertanggungjawaban, karena setiap tingkatan manajemen membutuhkan informasi yang berbeda sesuai dengan tingkat dan bidangnya. Agar dapat memantau hasil kerja pusat pertanggungjawaban diperlukan sistem pelaporan. Dalam laporan harus ditunjukkan hasil kerja pusat pertanggungj awaban berserta anggarannya sehingga dapat diketahui penyimpangan terhadap anggaran. Agar lebih bermanfaat laporan tersebut juga harus disertai dengan analisis tentang penyebab timbulnya penyimpangan. Menurut Welsch et al. (2000 : 552) mendefinisikan bahwa laporan kinerja harus dibuat sesuai dengan ksrakteristik lingkungan adalah sebagai berikut:

23 27 1. Dibuat scsuai dcngan struktur organisasi dan letak pertanggimgjawaban (menurut pusat pertanggungjawaban). 2. Dirancangkan untuk menjalankan prinsip manajemen pengendalian. 3. Berulang dan berkaitan dengan jangka waktu yang singkat. 4. Disesuaikan dengan kebutuhan pengguna utama. 5. Sederhana, mudah dimengerti dan malaporkan info penting. 6. Akurat dan dirancang untuk menunjukkan dengan tepat penyimpangan yang penting. 7. Dibuat dan disampaikan dengan segera.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Mulyadi (2001:2), menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban Menurut George H, Bodnar dan William S. Hopwood (2006:14) Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori - Teori Pada perusahaan yang sederhana pemimpin perusahaan dapat mengambil keputusan dan dapat mengawasi kegiatan perusahaan seorang diri. Dengan semakin besar dan berkembangnya

Lebih terperinci

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia semakin luas, persaingan semakin ketat serta semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang dihadapi PT. PAL cukup kompleks. Salah satunya adalah terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Penelitian Terdahulu Rina MS dan Farid D (2012) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Studi Kasus Bagian PT. PAL Surabaya-Divisi Kapal Perang).

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER SYAHRUL RAMBE Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pertumbuhan dan persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu konsep dari akuntansi manajemen dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN 2.1. Anggaran Perusahaan Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin berat. Hal ini seiring makin berkembangnya teknologi dan informasi sehingga setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Semakin berkembangnya suatu perusahaan baik dalam aktivitas maupun organisasinya maka semakin besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, akuntan melaporkan kepada setiap manajer hanya informasi yang

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI IMPLEMENTASI SISTEM PENILAIAN KINERJA UNTUK PUSAT-PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat) Oleh : NUZULLIANA WINERY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Bambang Hariadi, 2002:17) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dimulai dari kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami krisis berkepanjangan hingga peningkatan yang pesat di bidang teknologi transportasi maupun komunikasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu 7 BAB II DASAR TEORI 2.1. Anggaran 2.1.1. Definisi Anggaran Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber-sumber daya diharapkan akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban dan pengendali biaya (Iswahyudi, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya untuk mencapai tujuannya, setiap perusahaan akan menggunakan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk beroperasi, termasuk sumber daya manusia. Semakin

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan maksud dan tujuan yang sudah dikemukakann penulis yaitu mengenai penyusunan anggaran penjualan yang memadai dan peranan anggaran penjualan dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang lebih jauh ke depan berguna untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis semakin berkembang pesat dilihat dari teknologi yang semakin canggih, ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat serta persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil pada saat ini, serta semakin ketatnya persaingan pada sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras, seimbang,dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Evaluasi Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001;310) yang ditulis oleh Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan Nasional, pengertian kata evaluasi adalah: Evaluasi: penilaian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan dan pengendalian operasional Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak memberikan peran bagi para kepala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Konsep pertanggungjawaban merupakan bagian dari akuntansi manajemen, dimana disajikan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati

BAB II LANDASAN TEORI. wewenang pada waktu wewenang tersebut akan dilaksanakan. Menurut Trisnawati BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban muncul sebagai akibat dari adanyapendelegasian wewenang. Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenang oleh manajer

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan anggaran biaya produksi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi (studi kasus pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah melakukan berbagai usaha pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Sejalan dengan berkembangnya perusahaan, pimpinan perusahaan memerlukan alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan, mengendalikan, dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban. informasi yang mengacu pada pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen, dimana bentuk formal yang dihasilkan adalah berupa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pusataka 2.1.1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Pada perusahaan yang cukup besar, pimpinan perusahaan harus mendelegasikan wewenangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komarudin (1999; 768) adalah: 1. Bagian tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2. Pola prilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini lingkungan bisnis berkembang secara cepat. Persaingan yang terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & Mowen (2007) Persaingan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN FATCHUR ROHMAN, SE, M.PD, M.SI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNISNU JEPARA PENGERTIAN DESENTRALISASI: Suatu situasi organisasi dimana dalam pembuatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Badger Invaders Bandung, mengenai peranan akuntansi pertanggungjawaban dalam menunjang efektivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan proses sistem ini BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Sistem Suatu sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan suatu unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada pemikiran bahwa seorang manajer harus dibebani tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAN 2.1. Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul "Sistem Akuntansi" menyatakan bahwa : "Prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal, biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank yang ada mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan mampu membawa perusahaan menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu organisasi dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari suatu sistem yang dikenal dengan

Lebih terperinci

PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA BANK SYARIAH DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA BANK SYARIAH DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN PERANAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA BANK SYARIAH DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN Farid Firmansyah (Dosen STAIN Pamekasan, Jl. Panglegur KM. 04 Pamekasan, Email: farid.firmansyah79@gmail.com) Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Definisi dan Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang pusat industrinya sangat banyak, perusahaan yang ada di Indonesia terdiri dari perusahaan pemerintah maupun swasta. Perusahaan

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen

Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Jurnal Sistem Pengendalian Manajemen Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban pada Pusat Biaya sebagai Alat Penilaian Kinerja Manajer di PT Perkebunan Nusantara IX Oleh : Imam Safi i (12080694001) S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi.hal ini dilakukan. berkembang dan mendapatkan laba yang optimal. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Penerapan akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja atau prestasi manajer. Akuntansi pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Anggaran II.1.1 Pengertian Anggaran Untuk mendapatkan pengertian anggaran yang lebih jelas dan tepat, di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan

Lebih terperinci

PUSAT BIAYA PENGERTIAN

PUSAT BIAYA PENGERTIAN PUSAT BIAYA PENGERTIAN Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya yang terjadi diwilayah yang menjadi wewenang manajer tersebut. sebagai mana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perolehan data (input),kemudian penulis melakukan penelitian dan pengolahan data untuk memperoleh kesimpulan (output), yang dilakukan pada PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN PENGANGGARAN PERUSAHAAN Merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai. mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai. mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (Studi pada DPPKAD

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

Penganggaran Perusahaan

Penganggaran Perusahaan Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penganggaran Perusahaan Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Program Studi Manajemen S-1 Pengertian dan Konsep Anggaran Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Pertanggungjawaban Gagasan dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus seberapa baik dia mengelola hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seperti yang kita ketahui bersama bahwa air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan. Di kota yang sedang berkembang seperti kota Serang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang terdiri atas struktur tata hubungan diantara beberapa komponen dan proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, di mana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi saat ini, menyebabkan perusahan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan mengalami perkembangan dengan cepat. Pengaruh globalisasi juga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anggaran 2.1.1. Pengertian Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan sistematis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Proses Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk. 2.1.2

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA ABSTRACT 1 PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM MENILAI PRESTASI MANAJER PEMASARAN PT NARWASTU AGUNG SENTOSA Lucia Ika Andriningtyas Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai manfaat anggaran biaya produksi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi, penulis

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENILAIAN PRESTASI MANAJER PRODUKSI PADA PDAM KABUPATEN MALANG Zuraidah Abstrak. Laporan pertanggungjawaban akan membantu pimpinan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa memulihkan keadaan ekonomi negara sepenuhnya. Dalam menghadapi masalah tersebut dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan juga untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan juga untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan perusahaan dalam suatu kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing, maupun BUMN/BUMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam dunia usaha terutama suatu perusahaan akan dihadapkan pada suatu masalah bagaimana perusahaan tersebut dapat terus beroperasi dan berhasil didalam persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan anggaran adalah sejumlah rupiah yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan anggaran adalah sejumlah rupiah yang 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Anggaran Penganggaran adalaha proses alokasi sumber-sumber yang terbatas kepada aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, manajemen perusahaan memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap tindakan dan pengambilan

Lebih terperinci