STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM (STUDI PERILAKU KEUANGAN) Oleh : Rr. Iramani & Dhyka Bagus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM (STUDI PERILAKU KEUANGAN) Oleh : Rr. Iramani & Dhyka Bagus"

Transkripsi

1 STUDI EKSPLORASI FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM (STUDI PERILAKU KEUANGAN) Oleh : Rr. Iramani & Dhyka Bagus Program Pascasarjana Stie Perbanas Surabaya iramani@perbanas.edu; irma_subagyo@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplor factor-faktor yang membentuk perilaku investor dalam melakukan transaksi saham di Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-random sampling dengan menggunakan metode Multistage Sampling, yang dilakukan secara bertahap. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis Faktor. Dengan menggunakan Analisis Faktor dalam penelitian ini ditemukan terdapat enam faktor pembentuk perilaku investor yang meliputi : faktor keamanan dan kenyamanan, faktor bias pemikiran, faktor keberanian dalam menghadapi risiko, faktor kepercayaan diri, faktor interaksi sosial dan emosi serta faktor bias penilaian. Kata Kunci : faktor keamanan dan kenyamanan, faktor bias pemikiran, faktor keberanian dalam menghadapi risiko, faktor kepercayaan diri, faktor interaksi sosial dan emosi serta faktor bias penilaian. A. PENDAHULUAN Dewasa ini, penelitian perilaku dalam organisasi dan manajemen utamanya manajemen pemasaran maupun manajemen sumber daya manusia telah banyak dilakukan dan dikembangkan diberbagai negara. Namun penelitian perilaku dalam bidang keuangan belumlah banyak dilakukan. Hal ini dapat diketahui dari masih sangat terbatasnya referensi penelitian perilaku dalam bidang manajemen keuangan dan investasi, terutama di Indonesia. Dengan melihat kondisi ini maka studi perilaku dalam bidang keuangan sangat perlu dilakukan, karena dengan penelitian tersebut dapat diketahui bagaimana perilaku pemodal dalam menginvestasikan dananya.

2 Para investor di pasar modal sering menunjukkan perilaku irasional dengan melakukan tindakan berdasarkan judgement yang jauh menyimpang dari asumsi rasionalitas. Kent Daniel (1998) mengungkapkan bahwa psikologi mempengaruhi perilaku investor dan harga saham. Lebih jauh lagi, Daniel menjelaskan bahwa pendekatan psikologi berkaitan dengan feeling, tempramen dan motivasi. Pendekatan tersebut mengungkapkan bahwa investor sebagai pelaku pasar memiliki feeling, tempramen dan motivasi yang tiap saat dapat berubah. Ritter (2003) juga menemukan bukti bahwa investor di Jepang, Taiwan dan Amerika Serikat telah kehilangan uang dalam jumlah yang cukup besar dalam trading karena perilaku mereka yang irasional padahal pada periode itu ( dan 1999) saham pada bursa di negara tersebut mengalami overvalue. Penelitian lain dilakukan oleh Patricia Fraser (2003) yang mengungkapkan bahwa investor memiliki ekspektasi yang bias yang menjauh dari asumsi rasionalitas. Barberis dan Thaler (2003) juga menemukan bukti bahwa investor di Amerika Serikat dalam melakukan trading di bursa saham dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi.pendekatan analisis tradisional yang dibekali dengan ekspektasi rasional kurang dapat menjelaskan keadaan bursa saham. Anomali pasar kenyataannya masih sering terjadi. Pendekatan tersebut baik, tetapi tidak akan berlaku pada setiap keadaan atau setiap kondisi pasar. Pasar modal Indonesia yang masih relatif muda, yang dikategorikan emerging market (pasar berkembang) beranggotakan banyak pelaku pasar yang masih belajar sehingga akan ditemukan banyak sekali fakta yang membuktikan ketidakrasionalan investor. Pasar modal mungkin saja memberikan reaksi cepat terhadap informasi, tetapi tidak tertutup kemungkinan ada unsur subyektivitas, emosi dan faktor psikologis lain yang justru lebih dominan mempengaruhi reaksi itu. Jatuhnya harga saham di pasar, misalnya, sering terjadi karena histeria masa yang berlebihan, yang tidak dapat dijelaskan dengan logika (Marwan Asri dalam pengukuhan Guru Besar FE UGM). Fendi Susanto, analis saham BNI Securities mengemukakan bahwa dalam melakukan aktivitas transaksi jual beli saham, investor domestik cenderung digerakkan oleh rumor daripada fundamental dan teknikal (Kompas, 14 September 2004). Sedangkan di sisi yang lain, menurut Direktur Utama Trimegah Sekuritas menilai investor domestik sudah jauh lebih rasional dalam melakukan trading di pasar modal. Beberapa pihak juga menyimpulkan bahwa investor yang bermain di saham di Bursa Efek Jakarta sudah semakin dewasa dan semakin rasional, setidaknya

3 hal tersebut dapat dilihat ketika menghadapi aksi teror peledakan bom di Kedubes Australia tanggal 9 September 2004 dan beberapa teror bom di tempat lain. Para investor hanya panik sesaat namun perlahan kembali membaik (Kompas, 14 September 2004). Adanya ketidak konsistenan dari hasil studi yang sudah dilakukan serta adanya perbedaan pendapat dari analis saham dan beberapa pihak lain yang berkaitan di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti akan melakukan pengkajian kembali terhadap faktor-faktor psikologi yang dapat membentuk perilaku investor dalam melakukan trading di bursa saham khususnya bagi investor yang berlokasi di Surabaya B. KAJIAN PUSTAKA Ritter (2003), memberikan pengenalan singkat mengenai behavioral finance (perilaku keuangan). Peneliti mengemukakan bahwa behavioral finance terdiri dari dua bagian besar yakni psikologi kognitif dan batasan melakukan arbitrasi. Penelitian yang dilakukan pada bursa di Jepang, Taiwan dan Amerika Serikat selama periode waktu memberikan hasil bahwa semua investor individual maupun institusional yang melakukan transaksi di bursa Jepang (tahun ), di bursa Taiwan (awal tahun 1989) dan di bursa TMT Amerika Serikat (awal tahun 1999) kehilangan uang dalam jumlah sangat besar atas transaksi yang dilakukan walaupun saham pada bursa di tiga negara tersebut overvalue. Hal ini disebabkan adanya misvaluation yang dilakukan secara besar-besaran oleh investor karena rendahnya frekuensi transaksi di bursa. Fraser (2003), menguji rasionalitas investor dan efisiensi pasar dan untuk menyediakan fakta mengenai mekanisme yang memiliki evaluasi karakteristik ekspektasi yang terbaik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data survey ekspektasi investor di Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Indeks Saham Nikkei. Peneliti melakukan penelitian pada bursa Amerika Serikat dan Jepang selama periode waktu Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi investor baik di Amerika Serikat maupun di Jepang selama periode adalah bias (investor memiliki prediksi yang salah / forecast errors) dan investor merupakan prediktor yang tidak efisien. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ekspektasi investor secara alamiah adalah bias sehingga analis harus berhati hati dalam menggunakan alat analisa keuangan dan juga adanya perubahan kerangka berfikir empiris mengenai asumsi rasionalitas dan ekspektasi investor. Barberis dan Thaler (2003), melakukan survey perilaku keuangan. Peneliti melakukan penelitian pada pasar modal di Amerika Serikat dan memberikan hasil bahwa terjadi anomali

4 dalam asset pricing yang dilakukan oleh investor dan adanya batasan dalam melakukan arbitrasi. Penelitian ini juga memberikan hasil empiris mengenai perilaku keuangan yang terjadi pada investor di bursa Amerika Serikat. Studi yang dilakukan Barber and Odean (2001) memberikan bukti empiris bahwa pria lebih berani menanggung risiko dalam melakukan investasi dibanding wanita. Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis dimana pria lebih percaya diri dibanding wanita (Lundeberg, Fox and Puncochar: 1994). Dalam teori psikologis mengatakan bahwa seseorang akan selalu didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang mana terbentuk dari pengaruh lingkungan dimana seseorang berada atau bertempat tinggal. Faktor-faktor psikologi dapat membentuk perilaku keuangan (behavioral finance) investor dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa. Ritter (2003 : 430) mengemukakan bahwa Behavioral finance has two building blocks : cognitive psychology and the limits to arbitrage. Psikologi kognitif menyangkut bagaimana cara orang berfikir. Dalam beberapa literatur psikologi dijelaskan bahwa orang sering membuat systematic error dalam cara berfikir mereka misalnya mereka overconfidence. Terkadang pilihan terhadap bagaimana cara berfikir mereka menimbulkan distorsi. Sedangkan, the limits to arbitrage (batasan dalam melakukan arbitrasi) menyangkut peramalan atau predikisi kondisi yang memungkinkan untuk dilakukannya arbitrasi. Premis dari behavioral finance adalah bahwa teori keuangan konvensional mengabaikan bagaimana sebenarnya manusia mengambil keputusan dan bahwa setiap orang membuat keputusan yang berbeda (Barberis dan Thaler, 2003). Behavioral finance menggunakan model dimana sebagian agen tidak sepenuhnya rasional baik dikarenakan preferensi mereka ataupun kepercayaan yang salah. Dalam behavioral finance, pendekatan teori investasi tidak lagi dipandang sebagai teori yang kurang fleksibel, melainkan teori yang mengikutkan aspek psikologi yang mempengaruhi seorang investor dalam membuat keputusan. Whitney Tilson (2005) mengemukakan bahwa behavioral finance menjelaskan bagaimana dan mengapa emosi dan kognitif error mempengaruhi investor dan menciptakan anomali saham di pasar modal. Pemodal yang rasional tentu mengharapkan return tertentu dengan tingkat risiko yang lebih kecil atau mengharapkan return yang tinggi dangan risiko tertentu. Investasi mana yang dipilih dan besarnya dana yang diinvestasikan pemodal sangat dipengaruhi oleh prilaku pemodal, yakni sikap pemodal terhadap risiko yang akan dihadapi, apakah pemodal menyukai risiko (risk seeker), menghindari risiko (risk averter), atau mengabaikan risiko (risk indifference). Selain itu,

5 karakteristik demografis pemodal juga ditenggarai akan mempengaruhi pemodal dalam berinvestasi. Studi yang dilakukan Barber and Odean (2001) memberikan bukti empiris bahwa pria lebih berani menanggung risiko dalam melakukan investasi dibanding wanita. Hal ini disebabkan oleh faktor psikologis dimana pria lebih percaya diri dibanding wanita (Lundeberg, Fox and Puncochar: 1994). Berdasarkan kajian teori mapun empiris yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Faktor-faktor psikologis dapat menjelaskan perilaku investor dalam melakukan transaksi perdagangan saham C. METODE PENELITIAN C.1. Operasionalisasi dan pengukuran variabel Operasionalisasi variabel yang diamati dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Overconfidence, adalah perasaan percaya yang berlebihan. Overconfidence menyebabkan orang overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki, underestimate terhadap risiko dan melebih lebihkan kemampuan mereka dalam hal melakukan kontrol atas apa yang terjadi (Nofsinger, 2005 : 10). 2. Data Mining, data masa lalu (historical data) yang digunakan investor untuk menemukan pola dalam rangka memprediksi masa depan. 3. Herd-Like Behavior, perilaku investor untk melakukan aksi jual beli saham di bursa dengan motif untuk meramaikan bursa. Investor ingin menjadi bagian dari keramaian yang ada di bursa (social proof) ( Tilson, 2005) 4. Status Quo, perilaku investor untuk merasa nyaman jika berada pada style yang dimilikinya dan tidak mau keluar dari zona nyaman mereka (Roth, 2007) 5. Social Interaction, adalah interaksi antara satu investor dengan investor lainnya atau investor dengan broker atau dengan pihak lain yang berkaitan dengan transaksi di bursa yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi (Nofsinger, 2005 : 75) 6. Emotion, adalah perasaan seseorang pada saat tertentu bisa good mood atau bad mood yang merupakan bagian penting dalam proses pengambilan keputusan terutama untuk keputusankeputusan yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi (Nofsinger, 2005 : 86) 7. Mental Accounting, perilaku investor menggunakan mental accounting dalam mengambil keputusan jual beli atas saham yang diperdagangkan dengan menimbang cost dan benefit dari semua aksi atau tindakan yang mereka lakukan (Nofsinger, 2005 : 45)

6 8. Vividness Bias, perilaku investor yang overestimate terhadap kejadian-kejadian tertentu yang teringat dan terekam dalam memori atau pengalaman yang mereka dimiliki serta mengabaikan data yang penting dan lebih fokus pada data-data yang kurang penting (Tilson, 2005) 9. Anchoring, perilaku investor dalam melakukan perdagangan terkunci pada harga, baik harga di masa lalu maupun harga pada saat ini (Roth, 2007). Harga menjadi satu-satunya pertimbangan dalam melakukan aksi jual ataupun beli walaupun informasi tentang harga tidak relevan dalam pengambilan keputusan 10. Representativeness, adalah penilaian berdasarkan stereotypes yakni dua hal yang memiliki kualitas yang sama pasti sama (Nofsinger, 2005 : 64). Misalnya, good company pasti good stock 11. Familiarity, adalah penilaian berdasarkan karena sesuatu yang sudah dikenal (familiar) (Nofsinger, 2005 : 64) 12. Pride and Regret, Pride (kebanggaan) adalah perasaan gembira karena keputusan yang dibuat berjalan dengan baik (benar). Sedangkan, Regret (penyesalan) adalah perasaan sedih karena keputusan yang telah dibuat tidak berjalan dengan baik (Nofsinger, 2005 : 22) 13. Considering the Past, adalah penggunaan hasil masa lalu sebagai faktor/dasar untuk evaluasi dalam pengambilan keputusan saat ini (Nofsinger, 2005 : 33). 14. Fear and Greed, merupakan naluri manusia dimana seseorang akan lari/menghindar dari sesuatu yang membahayakan mereka dan menghampiri sesuatu yang mereka inginkan. (Roth, 2007) 15. Self Control, perilaku investor untuk menerima keuntungan lebih awal dan mengabaikan halhal yang tidak menyenangkan (tidak mendatangkan keuntungan) Nofsinger (2005 : 97) 16. Loss Aversion, dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa, investor akan memperoleh gain (keuntungan) atau loss (kerugian). Investor akan lebih merasa terluka jika mengalami loss daripada mendapatkan gain dalam jumlah yang sama (Roth, 2007). Perasaan sedih atau terluka karena mengalami loss bisa sampai dua kali lebih besar daripada mendapatkan gain dalam jumlah yang sama (Tilson, 2005) Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan pembuatan skala (scala). Skala yang digunakan adalah skala numerikal (numerical scale). Responden memberi jawaban pada setiap pernyataan pada range 1 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai dengan 5 untuk jawaban sangat setuju.

7 C.2. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah investor saham yang melakukan transaksi saham dan berlokasi di Surabaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonrandom sampling dengan menggunakan metode Multistage Sampling, yang dilakukan secara bertahap. C.3. Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner maupun wawancara terstruktur dengan responden C.4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara skor variabel dengan skor total. Dalam penelitian ini valid tidaknya butir (item) dilihat dari taraf signifikansinya. Hanya butir yang valid yang digunakan untuk penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisien alpha atau Cronbach s alpha. Koefisien alpha bervariasi dari nol sampai satu, suatu item pengukuran dikatakan reliabel jika memilik nilai koefisien alpha >0,6 (Hair et al, 2006:9). Hasil uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menunjukkan nilai koefisien alpha sebesar 0,869>0,6. Dengan demikian instrumen untuk mengukur perilaku investor dalam transaksi jual beli saham dapat dinyatakan reliabel. C. 5. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif, digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian di lapangan. Terutama yang berkaitan dengan responden penelitian dan variabel penelitian. 2. Analisis Faktor, merupakan teknik statistik multivariat yang digunakan untuk mereduksi variabel menjadi faktor. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk mengetahui variabel yang menjadi faktor psikologi yang dapat membentuk perilaku investor dalam pengambilan keputusan jual beli saham. Sebelum dilakukan analisis akan dilakukan uji asumsi dengan menggunakan Kaiser-Mayer-Olkin dan Barrlett s of Sphericity. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN D.1. Deskripsi Responden Penelitian

8 Sampai dengan waktu yang ditentukan banyaknya kuesioner yang terkumpul dan dapat dilakukan analisis berjumlah 65. Dari jumlah responden tersebut terdiri dari 62% investor pria dan 38% investor wanita. Berdasarkan usianya, 8% berusia kurang dari25 tahun, 64% berusia tahun dan 28% berusia lebih dari 40 tahun. Selanjutnya, berdasarkan pendidikan terakhir responden terbanyak berpendidikan S1 yakni sebesar 73%, sedangkan SMA sebesar 15%, Diploma 9% dan hanya 3% yang berpendidikan S2/S3. Akhirnya, jika ditinjau dari pekerjaan, terbanyak responden Swasta yakni sebesar 71%, PNS hanya 5% dan sisanya 24% bekerja pada BUMN atau profesional dan lainnya. D.2. Analisis dan Pembahasan Hasil akhir analisis faktor yang dilakukan melalui dua tahapan setelah mengeluarkan variabel ambigu yang mengelompok dalam faktor disajikan pada tabel 1 dan faktor pembentuk perilaku investor disajikan pada tabel 2 (lampiran). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 6 (enam) faktor psikologi yang membentuk perilkau investor dalam melakukan transaski jualbeli saham. Keenam faktor tersebut mampu menjelaskan perilaku investor sebesar 65,358 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variasi total yang dapat dijelaskan dari keseluruhan faktor yang terbentuk adalah sebesar 65,358 persen yang terdiri dari faktor pertama 13,723 persen, faktor kedua 12,150 persen, faktor ketiga 11,826 persen, faktor keempat 10,594 persen, faktor kelima 8,942 persen dan faktor keenam 8,123 persen. Adapun faktor psikologi yang membentuk perilaku unvestor meliputi : 1. Faktor pertama selanjutnya diberi nama sebagai Faktor Kenyamanan dan Keamanan, merupakan faktor yang paling mendasar dalam membentuk perilaku investor dalam transaksi jual beli saham yang memiliki nilai eigen 3,427 dan variance sebesar 13,723 persen. Faktor pertama terdiri dari 4 komponen pembentuk faktor yakni status quo (X6 & X7), mental accounting (X11) dan heard-like behavior (X5). Faktor ini selanjutnya diberi nama sebagai Faktor kenyamanan dan keamanan berhubungan dengan perasaan aman dan nyaman yang dirasakan oleh investor dalam melakukan transaksi jual beli saham. Perasaan nyaman tersebut dirasakan investor ketika dalam melakukan transaksi jual beli saham investor memiliki gaya atau style tersendiri dan menggunakannya tanpa mau merubahnya sehingga akan merasa nyaman dengan gaya yang dimilikinya. Investor tidak mau keluar dari zona nyamannya (Roth, 2007). Investor enggan untuk mengalami perubahanan karena merasa

9 nyaman dengan style yang dimiliki dan digunakannya. Disamping itu, perasaan nyaman dirasakan oleh investor ketika investor melakukan transaksi jual beli saham di bursa dengan alasan menjadi bagian dari keramaian bursa (Tilson, 2005). Sedangkan, perasaan aman dirasakan oleh investor ketika dalam setiap akan melakukan aksi jual atau beli saham investor selalu mempertimbangkan cost dan benefit dari keputusan yang diambil (Nofsinger, 2005:86). Hal ini dilakukan dalam rangka supaya investor merasa aman. Dalam artian investor lebih save dalam melakukan transaksi sehingga bisa meminimalkan risiko karena adanya pertimbangan cost dan benefit yang akan diperoleh dengan keputusan yang diambil misalnya risiko terjadinya loss dalam jumlah yang besar. 2. Faktor kedua, selanjutnya diberi nama sebagai Faktor Bias Pemikiran, memiliki nilai eigen sebesar 2,677 dan nilai variance sebesar 12,150 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kedua dapat menjelaskan perilaku investor dalam transaksi jual beli saham 12,150 persen. Faktor kedua terdiri dari 4 komponen pembentuk faktor yakni vividness bias (X12), loss aversion (X20), anchoring (X13) serta data mining (X4). Faktor bias pemikiran berkaitan dengan kesalahan atau bias berpikir yang dilakukan oleh investor dalam melakukan transaksi jual beli saham. Investor sering overestimate terhadap kejadian-kejadian tertentu yang teringat di memori pikiran mereka sehingga lebih fokus pada data yang penting dan mengabaikan data yang kurang penting (Tilson,2005). Hal ini menunjukkan terjadi salah pemikiran yang dilakukan oleh investor dengan hanya menganggap data yang penting saja yang berharga dalam mengambil keputusan jual beli saham, sedangkan data yang kurang penting diabaikan. Padahal perdagangan di bursa bersifat randomness atau acak sehingga semua kemungkinan bisa saja terjadi. Artinya, sangat dimungkinkan data kurang penting yang diabaikan oleh investor menjadi sangat berguna pada saat-saat tertentu. Bias pemikiran lain yang dilakukan oleh investor adalah menjadikan harga sebagai pertimbangan satusatunya dalam mengambil keputusan jual beli saham (Roth, 2007). Dalam peradgangan saham di bursa, pengambilan keputusan jual atau beli saham tidak hanya didasarkan pada harga semata. Masih terdapat hal-hal lain yang harus dipertimbangkan misalnya faktor fundamental perusahaan (saham), berita yang berkembang di pasar dan yang lainnya. Namun, investor sering mendasarkan keputusan jual belinya hanya pada harga saham. Sehingga, investor harus siap untuk menanggung risiko yang dihadapi akibat kesalahan berpikir yang telah dibuatnya sendiri. Faktor bias pemikiran juga menggambarkan bahwa

10 investor akan lebih merasa terluka jika mengalami loss daripada mendapatkan gain dalam jumlah yang sama (Tilson, 2005). Perasaan sedih atau terluka yang dialami oleh investor karena mengalami loss bisa sampai dua kali lebih besar daripada mendapatkan gain. Padahal, besarnya loss dan gain yang dihasilkan sama. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kesalahan pemikiran yang dilakukan investor. Bias pemikiran yang terakhir adalah investor dapat memprediksi kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan menemukan pola di luar randomness (Roth, 2007). Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa perdangangan saham di bursa bersifat randomness. Namun, yang terjadi adalah investor berfikir bahwa mereka dapat menemukan suatu pola dalam perdagangan di luar randomness dengan membaca dan meneliti historical data. Pola tersebut dapat mereka gunakan untuk memprediksi kejadian di masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi bias pemikiran yang dilakukan oleh investor. 3. Faktor ketiga selanjutnya diberi nama sebagai Faktor Keberanian Menghadapi Risiko, memiliki nilai eigen sebesar 2,011 dan variance sebesar 11,826 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ketiga dapat menjelaskan perilaku investor sebesar 11,826 persen. Faktor ketiga terdiri dari 3 komponen pembentuk faktor yakni considering the past (X16), fear and grees (X17 dan X18). Faktor keberanian menghadapi risiko berkaitan dengan keberanian investor dalam menghadapi risiko yang ditemui dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa. Investor akan berani mengambil risiko yang lebih besar setelah sebelumnya mendapatkan keuntungan, sebaliknya investor akan mengambil risiko yang lebih kecil (tidak berani mengambil risiko) setelah sebelumnya mendapatkan kerugian (Nofsinger, 2005:33). Hal ini menunjukkan bahwa keberanian investor dalam menanggung risiko yang akan terjadi timbul ketika sebelumnya investor mendapatkan gain atas transaksi jual beli saham yang dilakukannya. Namun, ketika sebelumnya investor menderita loss maka keberanian untuk mengambil risiko akan hilang. Faktor keberanian menghadapi risiko lainnya adalah investor sering melakukan aksi jual saat bull market dan melakukan aksi beli saat down market. Hal ini menunjukkan bahwa investor takut untuk menghadapi risiko yang akan dihadapi yakni akan menanggung kerugian yang besar jika investor melakukan aksi beli saat bull market dan melakukan aksi jual saat down market.

11 4. Faktor keempat, selanjutnya diberi nama sebagai Faktor Kepercayaan Diri, memiliki nilai eigen sebesar 1,918 serta variance sebesar 10,594 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keempat merupakan faktor yang membentuk perilaku investor dalam transaksi jual beli dan dapat menjelaskan perilaku sebesar 10,594 persen. Faktor keempat terdiri dari 3 komponen pembentuk faktor yakni overconfidence (X3,X1,X2). Faktor kepercayaan diri berkaitan dengan rasa percaya diri yang berlebihan yang ditunjukkan oleh investor dalam transaksi jual beli saham di bursa. Rasa percaya diri yang berlebihan menyebabkan investor overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki, underestimate terhadap risiko dan melebih-lebihkan kemampuan mereka dalam hal melakukan kontrol atas apa yang terjadi (Nofsinger, 2005 : 10). Investor dapat menjadi overconfidence terhadap kemampuan, pengetahuan dan kemungkinan di masa yang akan datang (Ritter, 2003). Rasa percaya diri yang berlebihan dapat menyebabkan investor melakukan trading yang berlebihan yang berakibat pada rendahnya return portfolio yang didapat. Overconfidence juga dapat menyebabkan investor menanggung risiko yang lebih besar. 5. Faktor kelima, selanjutnya diberi nama sebagai Faktor Interaksi Sosial dan Emosi. Faktor ini memiliki nilai eigen sebesar 1,254 dan variance sebesar 8,942 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kelima merupakan faktor yang membentuk perilaku investor dan dapat menjelaskan perilaku sebesar 8,942 persen. Faktor kelima terdiri dari 3 komponen pembentuk faktor yakni social interaction (X8 dan X9) dan emotion (X10). Faktor interaksi sosial dan emosi berkaitan dengan interaksi investor dengan broker dan investor lainnya dalam perdagangan saham di bursa dan berkaitan pula dengan emosional investor dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa. Faktor interaksi sosial antara lain investor melakukan interaksi antara investor dengan broker dan antara satu investor dengan investor lainnya yang berkaitan dengan transaksi di bursa. Interaksi sosial dengan pelaku bursa dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi (Nofsinger, 2005 : 75). Investor mungkin saja bisa terpengaruh untuk beli atau jual saham atau bahkan mengikuti apa yang dilakukan oleh investor lain (aksi bebek/mengekor) (Roth, 2007). Faktor emosi berkaitan dengan adanya emosi baik good mood maupun bad mood yang mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi jual beli saham di bursa. Emosi merupakan bagian yang penting dalam proses pengambilan keputusan terutama untuk keputusankeputusan yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi (Nofsinger, 2005 : 86). Pada saat

12 good mood investor dapat mengambil keputusan dengan baik dan benar, sebaliknya pada saat bad mood investor tidak dapat mengambil keputusan dengan baik dan benar. 6. Faktor keenam, selanjutnya diberi nama sebagai Faktor bias penilaian, memiliki nilai eigen sebesar 1,132 serta nilai variance sebesar 8,123 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keenam merupakan faktor yang membentuk perilaku investor dan mamupu menjelaskan perilaku sebesar 8,123 persen. Faktor keenam terdiri dari 2 komponen pembentuk faktor yakni familiarity (X15) dan Representativeness (X14) Faktor bias penilaian berkaitan dengan bias penilaian yang dilakukan oleh investor terhadap saham yang diperdagangkan di bursa. Investor menilai saham berdasarkan familiarity yakni menilai saham berdasarkan karena sesuatu yang sudah dikenal atau familiar (Nofsinger, 2005 : 64). Disamping itu, investor juga menilai saham berdasarkan stereotypes yakni menilai dua hal yang memiliki kualitas sama pasti sama (Nofsinger, 2005 : 64). Misalnya, good company pasti good stock (perusahaan yang bagus pasti memiliki saham yang bagus pula, demikian pula sebaliknya) E. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN E. 1. Simpulan 1. Terdapat enam faktor yang membentuk perilaku investor dalam melakukan transaksi saham, meliputi: a. Faktor Kenyamanan dan Keamanan yang terdiri dari variabel StatusQuo, Herd-Like Behavior dan Mental Accounting dengan variance sebesar 13,723 persen. b. Faktor Bias Pemikiran yang terdiri dari variabel Vividness Bias, Anchoring, Loss Aversion dan Data Mining dengan variance sebesar 12,150 persen. c. Faktor Keberanian Menghadapi Risiko yang terdiri dari variabel Considering the Past dan Fear and Greed dengan variance sebesar 11,826 persen. d. Faktor Kepercayaan Diri yang terdiri dari variabel Overconfidence dengan variance sebesar 10,594 persen. e. Faktor Interaksi Sosial dan Emosi yang terdiri dari variabel Social Interaction dan Emotion dengan variance sebesar 8,942 persen. f. Faktor Bias Penilaian yang terdiri dari variabel Familiarity dan Representativeness dengan variance sebesar 8,123 persen

13 2. Berdasarkan uji beda yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan faktor pembentuk perilaku antara perilaku investor pria dan wanita dalam melakukan transaksi saham. E.2. Keterbatasan dan Saran 1. Penelitian ini hanya mengamati faktor-faktor psikologi yang membentuk perilaku investor dalam transaksi jual beli saham di bursa. Penelitian mendatang disarankan untuk mengamati faktor-faktor lain selain faktor psikologi sebagai pembentuk perilaku investor, misalnya faktor demografi investor 2. Faktor-faktor psikologi yang diamati dalam penelitian ini hanya diukur dari persepsi investor sebagai responden sehingga dimungkinkan muncul unsur subyektivitas disebabkan investor menilai dirinya sendiri. Penelitian mendatang disarankan untuk mengamati faktorfaktor psikologi investor tidak hanya dari persepsi investor saja, namun juga dari persepsi broker maupun pihak lain yang berkaitan dengan bursa (selain investor saham) sebagai responden. Dengan demikian unsur obyektifitas dapat ditingkatkan 3. Penelitian ini hanya melakukan eksplorasi atas faktor-faktor psikologi yang membentuk perilaku investor dalam transaksi jual beli saham. Penelitian mendatang tidak hanya melakukan eksplorasi terhadap faktor-faktor psikologi yang membentuk perilaku investor namun juga dilakukan penelitian yang bersifat eksplanatif untuk memisahkan faktor-faktor psikologi apa saja yang dapat membedakan investor saham menjadi investor yang rasional dan irrasional.

14 DAFTAR RUJUKAN Barber, Brad dan Terrance Odean Boys Will Be Boys: Gender, Overconfidence and Common Stock Investment. Quarterly Journal of Economics: Barberis, Nicholas dan Thaler, Richard Handbook of the Economics of Finance : A Survey of Behavioral Finance. University of Chicago. Cooper, Donald R dan Emory, C William Business Research Methods.Fifth Edition.New York.Richard D Irwin Inc. Daniel, Kahenman noitcaer revo dna rednu tekram ytiruces dna ygolohcysp rotsevni. Journal of Asset Finance Vol 53,pp Fraser, Patricia How do US and Japanese investors process information, and how do they form their expectation of the future? Evidence from quantitative survey based data. Journal of Asset Management Vol 5, pp Hair, Joseph F., Rilph F. Anderson, Ronald L. Tahtam dan William C. Black Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. New Jersey. Prentice-Hall Inc. I Gede Raka Tantra, Investasi Saham untuk Mengembangkan Modal. Republika Online. 30 April 2007 ( diakses 5 Mei 2007) Jogiyanto Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE. Lease, Ronald C., Wilbur Lewellen, and Gary G. Schlarbaum The Individual Investor: Attributes and Attitudes. The Journal of Finance: Lewellen, Wilbur, Ronald C Lease and Gary G. Schlarbaum Pattern of Investment Strategy and Behavior among Individual Investors. The Journal of Business: Nofsinger, John R Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey. Prentice-Hall Inc. Ritter, Jay R Behavioral Finance. Pasific-Basin Finance Journal Vol 11, pp Roth, Allan S Behavioral Finance. Article Wealth Logic, LLC ( diakses 13 Juni 2006). Sekaran, Uma Research Methods For Bussines. Fourth Edition. New York. John Willey & Sons Inc. Soehandjono, Tipe Investor Seperti Apakah Anda?. Danareksa Online. 5 April 2007 ( diakses 5 Mei 2007) Sugeng Wahyudi, Perilaku Pasar dan Bias Pasar. Suara Merdeka. 5 September hal 9. Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta. Penerbit UPP AMP YKPN. Tilson, Whitney Applying Behavioral Finance to Value Investing. Artikel T2 Partners LLC ( PartenrsLLC.com, diakses 27 April 2007). Ketika Investor Semakin Rasional, Kompas. 14 September hal 19. Perlu Pengamatan Psikologi Investor, Kompas. 8 Desember hal 15.

15 Lampiran Tabel 1 Hasil Analisis Faktor Component Initial Eigenvalues Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumulative % of Cumulative Total Variance % Total Variance % 1 3,427 18,036 18,036 2,607 13,723 13, ,677 14,089 32,125 2,309 12,150 25, ,011 10,584 42,709 2,247 11,826 37, ,918 10,093 52,802 2,013 10,594 48, ,254 6,601 59,402 1,699 8,942 57, ,132 5,955 65,358 1,543 8,123 65,358 Sumber : data primer, diolah Tabel 2 Faktor Pembentuk Perilaku Component X7,813,008 -,093 -,053,056,162 X11,765,147 -,040,038 -,118,168 X5,743,280,116 -,162,197 -,054 X6,593 -,144 -,191,402,093 -,375 X12,237,736,083,025 -,091,215 X20,161,686,189,099 -,133,159 X13,052,665 -,301 -,008,087,001 X4 -,232,626,006,303,026 -,380 X16 -,002 -,001,813,059 -,194 -,006 X17,031 -,052,758,063,104,112 X18 -,171,096,685,005,329,011 X3 -,020,084,164,809 -,094 -,131 X1 -,091,058 -,045,706,352,097 X2,074,457,064,578,247,181 X8,098,088,288,210,717,074 X9,263 -,177 -,036,310,606,142 X10,330,104,138,287 -,572,352 X15 -,013,052,346,007,177,726 X14,298,240 -,306,039 -,092,617 Sumber : data primer, diolah

PERILAKU INVESTOR PADA PASAR MODAL DI LAMPUNG

PERILAKU INVESTOR PADA PASAR MODAL DI LAMPUNG PERILAKU INVESTOR PADA PASAR MODAL DI LAMPUNG Winda Rika Lestari 1 dan Wahyu Kuntarti 2 Dosen Jurusan Manajemen, Informatics and Business Institute Darmajaya Jl. Z.A. Pagar Alam No. 93 Labuhan Ratu Bandar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai adanya keterkaitan faktor-faktor psikologis pada investor seperti kompetensi, kepercayaan diri, interaksi sosial, dan faktor demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan layak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan investasi. Pemilihan investasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini yang menguji perbedaan risk perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan risk propensity maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Investasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang menginginkan memiliki kehidupan yang layak dan baik. Salah satu cara untuk memenuhi keinginan tersebut adalah dengan melakukan investasi. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal yang dilakukan oleh pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada Penelitian ini menggunakan beberapa Penelitian Terdahulu, 1. Latifah (2012), menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur keagamaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah

BAB V PENUTUP. 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap penggunaan aset keuangannya, begitu pula dengan seorang investor ketika dia akan mengambil sebuah keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di masa datang, dengan cara menyisihkan dananya yang digunakan untuk berinvestasi. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang :

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan dari hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan : Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini terdiri dari interaksi sosial, kontrol diri, dan kompetensi investor dengan

BAB V PENUTUP. ini terdiri dari interaksi sosial, kontrol diri, dan kompetensi investor dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji dua faktor psikologis yaitu interaksi sosial dan kontrol diri serta faktor kompetensi investor terhadap perilaku perdagangan saham investor.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan jawaban atas perumusan masalah dan pembuktian hipotesis penelitian dari hasil pengujian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang terdahulu. Peneliti menggunakan rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fury Ratnadewi, 2014 Behavioral finance dalam keputusan investasi saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia sebagai salah satu alternatif berinvestasi masyarakat dinilai cukup pesat, terutama setelah pemerintah melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dunia. Secara lebih luas, teknologi mendukung aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi menurut Jogiyanto (2000:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak hanya bisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa acuan mengenai pengambilan keputusan terhadap investasi yang dipengaruhi oleh faktor demografi maupun psikologis oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan berbasis perilaku Sebelum pandangan mengenai keuangan berbasis perilaku muncul, keuangan konvesional berpandangan bahwa investor dalam membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor

BAB I PENDAHULUAN. (Iramani:2011). Ada beberapa alasan pemilihan topik Pengaruh Faktor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini merupakan studi tentang perilaku pemilihan alternatif investasi oleh ibu rumah tangga ditinjau dari perspektif faktor psikologis. Faktor psikologis

Lebih terperinci

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Progam Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perilaku investor (Tilson, 2005:1). Perilaku keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku keuangan adalah suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/ Tahun Investor Irrationalit y and Self Defeating Behavior : Insights from Perilaku keuangan. The Journal of Global

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk propensity, serta risk propensity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinvestasi saham, investor selalu dihadapkan dalam tiga keadaan, yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan membeli saham suatu perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan investasiyang diharapkan akan memperoleh pendapatan guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki keinginan untuk memperoleh keuntungan dari apa yang dimilikinya. Salah satu cara untuk memperoleh keinginan tersebut adalah dengan melakukan investasiyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan efek. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan efek. Melalui pasar modal, perusahaan dapat memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu negara telah menjadi komponen penting disuatu negara dalam meningkatkan perekonomian. Dalam UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan karakteristik demografi, preferensi investor dan bias perilaku (Behavioral Bias)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis

Lebih terperinci

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH.

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH. KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh : PUTRI MAYANK SARI 2011210259 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu : 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut Fama (1970) ada tiga bentuk efisiensi pasar: (1) Efisiensi pasar bentuk lemah, (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat, (3) Efisiensi pasar bentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Empiris Menggunakan Model Indeks Tunggal Pada Saham- Saham Indeks LQ-45) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian diantaranya adalah : 1. Dwi Utari Rahmiati1, Eko Sugeng Pribadi (2014) Tingkat Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi Indeks Kompas100 adalah merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks Kompas100 secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk memperoleh return, untuk mendapat return yang optimal (sesuai dengan kompensasi resiko

Lebih terperinci

Perilaku Investor Saham, Reksadana, dan Deposito : Suatu Studi Deskriptif

Perilaku Investor Saham, Reksadana, dan Deposito : Suatu Studi Deskriptif Perilaku Investor Saham, Reksadana, dan Deposito : Suatu Studi Deskriptif Stephanus Rivan Limanjaya Manajemen / Fakultas Bisnis dan Ekonomika valriv16@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

PENGARUH OVERCONFIDENCE, EXPERIENCE, EMOTION TERHADAP RISK PERCEPTION DAN RISK ATTITUDE PADA INVESTOR PASAR MODAL DI SURABAYA

PENGARUH OVERCONFIDENCE, EXPERIENCE, EMOTION TERHADAP RISK PERCEPTION DAN RISK ATTITUDE PADA INVESTOR PASAR MODAL DI SURABAYA Journal of Business and Banking Volume 3, No. 2, November 2013, pages 177 188 PENGARUH OVERCONFIDENCE, EXPERIENCE, EMOTION TERHADAP RISK PERCEPTION DAN RISK ATTITUDE PADA INVESTOR PASAR MODAL DI SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keuangan tradisional (traditional finance) seperti Efficient Market Hypothesis (Fama, 1970) dibangun atas dasar berbagai asumsi. Salah satu asumsinya menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi pada saat ini mendorong seseorang untuk lebih berpikir kedepan dan melakukan bagaimana cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, isu tentang investasi mulai marak di Indonesia.Ahli-ahli investasi sering tampil dalam seminar maupun acara TV.Banyak produk yang menjadi objek dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi masa kini merupakan salah satu fungsi menejemen keuangan bagi seorang individu atau organisasi. Dimana masyarakat sekarang ini sudah jarang menabung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individual dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya penelitian ini berkaitan dengan perkembangan yang terjadi pada ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan teori investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG

BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG BEHAVIORAL BIASES PADA INDIVIDUAL INVESTOR DI KOTA PALEMBANG Agung Anggoro Seto 1) 1) Program Studi Manajemen Universitas Tridinanti Jalan Kapten Marzuki No. 2446 Palembang Kode pos 30145 Email: agung.dan.w@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada

BAB V PENUTUP. dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada abnormal return saham,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pasar modal dan pasar uang selama ini dikenal secara luas sebagai sarana investasi. Alternatif pilihan investasi lainnya adalah berinvestasi di pasar derivatif (pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA Fein Suwira A. Fenyta Dewi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya 60 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan pada investor di Surabaya. Dari hasil analisis data baik analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor semakin rumit. Investor hanya perlu memiliki cukup landasan

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor semakin rumit. Investor hanya perlu memiliki cukup landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam praktik di pasar keuangan dewasa ini, informasi dipasar keuangan semakin banyak dan semakin cepat tersebar. Hal ini membuat keputusan investasi bagi para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amerika Serikat memiliki salah satu pasar keuangan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) merupakan bursa terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan pola harga saham dalam jangka pendek menjadi salah satu obyek yang penting untuk diprediksi dan dianalisis. Keberhasilan dan ketepatan memprediksi harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual English First Bogor adalah lembaga kursus bahasa Inggris yang menggunakan tenaga pengajar penutur asli bahasa Inggris, memiliki jadwal kursus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden Pada penelitian ini, peneliti telah menyusun profile responden yang dibagi kedalam beberapa macam, yakni berdasarkan: 1. Nama pusat kebugaran langganan responden

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen. Oleh:

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen. Oleh: PENGARUH EXPERIENCED REGRET, RISK TOLERANCE, OVERCONFIDANCE DAN RISK PERCEPTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA DOSEN EKONOMI DI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori keuangan konvensional menganggap individu bertindak rasional dalam mengidentifikasi dan menggunakan informasi yang relevan sehingga mampu membuat keputusan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dan spekulasi mempunyai persamaan, yaitu kedua-duanya mengandung unsur kerugian dan keuntungan. Namun terdapat sebuah perbedaan sehingga sebuah investasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian......

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dapat diambil kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dapat diambil kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari penelitian mengenai analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, Produk Domestik Bruto, dan harga minyak dunia terghadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia di zaman yang sekarang merupakan sesorang yang tidak akan pernah puas dengan hasil yang diperoleh maupun yang didapatnya. Bisa dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang tepat agar keuntungan tersebut bisa diraih (Manurung, 2004). Ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini peluang untuk mendapatkan keuntungan investasi di pasar modal semakin terbuka lebar bagi masyarakat luas, sehingga perlu memiliki strategi yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1.1 Karakteristik Demografi Online Investor Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini perilaku seseorang mengelola uang yang dimiliki, sudut pandang atau pola

BAB I PENDAHULUAN. ini perilaku seseorang mengelola uang yang dimiliki, sudut pandang atau pola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Financial Behavior sejak tahun 2001 mulai menjadi topik yang menarik di Indonesia, khususnya bagi kalangan pebisnis dan akademisi. Dalam hal ini perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh perilaku investor telah dilakukan oleh : 1. Zarah Puspitaningtyas (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul Relevansi

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Monday Effect merupakan fenomena dalam dunia keuangan yang berbicara mengenai anomali tingkat return saham pada hari Senin. Ditengahtengah perkembangan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah kegiatan penanaman modal untuk harta yang dimiliki baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat berbagai macam pilihan yang dilakukan oleh investor untuk memanfaatkan kelebihan dana yang dimilikinya yaitu dengan berinvestasi. Masyarakat telah menyadari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek,

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pasar modal dunia termasuk Indonesia melibatkan banyak pelaku bisnis, antara lain investor, emiten (listed company), bursa efek, broker (perantara perdagangan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau bond)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS INVESTASI DAN PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2008 SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor ABSTRAK Financial Behavior adalah suatu perilaku yang ditunjukan seseorang apabila orang tersebut dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskannya untuk mempertaruhkan sejumlah uang. Keputusan seorang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman penurunan harga BBM 16 Januari 2015. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA

PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA PENGARUH KOMPETENSI DAN KEPERCAYAAN DIRI INVESTOR TERHADAP PERILAKU PERDAGANGAN FOREX PADA MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Oleh : VIKI EFFENDI 2011210478 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

PENGARUH RISK TOLERANCE, OVERCONFIDENCE, DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH RISK TOLERANCE, OVERCONFIDENCE, DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH RISK TOLERANCE, OVERCONFIDENCE, DAN LITERASI KEUANGAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI MASYARAKAT SURABAYA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Investor merupakan orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS DAN STOCK SPLIT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTOR SEKTOR SAHAM PERBANKAN DI PASAR MODAL JAKARTA USULAN PENELITIAN LATAR BELAKANG Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opening price atau harga pembukaan merupakan harga yang terbentuk pertama kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan, baik yang sudah besar ataupun yang masih kecil, memerlukan pengelolaan keuangan korporasi yang baik agar tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB6 PENUTUP. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum

BAB6 PENUTUP. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum BAB6 PENUTUP BAB6 PENUTUP Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum berdasarkan winner portfolio pada pasar saham di Indonesia. Return momentum juga tidak ditemukan pada jangka waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah wadah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai financial assets

Lebih terperinci