BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang dijelaskan urgensi,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang dijelaskan urgensi,"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian. Pada latar belakang dijelaskan urgensi, faktor dan alasan pemilihan variabel penelitian. Pada rumusan masalah, diuraikan secara detail beberapa keunggulan penelitian melalui research gap. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, beberapa pertanyaan, tujuan, dan manfaat diajukan untuk menjelaskan dan menjawab fenomena atau isu utama yang dianalisis. 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan yang paling mendominasi penelitian khususnya di bidang manajemen stratejik adalah melakukan identifikasi terhadap sumberdaya yang dapat membedakan profitabilitas antar perusahaan dalam suatu industri tertentu (Spanos et al., 2004). Performa perusahaan merupakan salah satu isu yang menarik untuk diamati lebih lanjut. Pada berbagai penelitian dan studi empiris disebutkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan dalam suatu industri merupakan pendekatan yang digunakan untuk menilai performa perusahaan (Dess dan Beard, 1984). Oleh sebab itu rasio-rasio profitabilitas perusahaan seperti Return on Assets (ROA), Return on Sales (ROS), Return on Equity (ROE), Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth), dan Nilai Pasar (Tobin s Q) sering digunakan sebagai proksi untuk menilai performa perusahaan. Performa perusahaan merupakan indikator penting untuk menilai kesuksesan perusahaan, serta digunakan juga sebagai proyeksi dan acuan oleh pengambil keputusan baik untuk kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Oleh sebab itu, performa perusahaan biasanya dihubungkan atau diasosiasikan dengan pemilihan 1

2 dan penggunaan strategi (Kotha dan Nair, 1995) yang akan menentukan keberlangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Strategi perusahaan cenderung bersifat internal karena secara substansial pemilihan strategi ditentukan dan dikendalikan oleh pimpinan atau manajemen tingkat atas dalam suatu perusahaan. Informasi pada Gambar 1.1 menunjukkan bahwa performa perusahaan ditentukan oleh serangkaian alur dan proses manajemen yang strategis dan sistematis (berurutan), dimulai dari melakukan pengamatan atau analisis terhadap lingkungan baik secara internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang dan tantangan). Selanjutnya, perusahaan memformulasikan strategi yang dinyatakan dalam bentuk visi, misi dan pemilihan strategi (strategic choice) yang tepat untuk mencapai tujuan. Perusahaan tidak berhenti hanya pada proses formulasi strategi, akan tetapi strategi yang sudah ditetapkan selanjutnya direalisasikan dalam bentuk implementasi program sesuai dengan anggaran dan prosedur yang ditetapkan. Pada akhirnya, performa perusahaan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap strategi dan program yang sudah dilakukan sebelumnya untuk mencapai dan meningkatkan performa perusahaan yang lebih baik di masa mendatang. Gambar 1.1 Proses Manajemen Stratejik (Barney, 2007) 2

3 Terdapat tiga faktor utama yang menjadi latar belakang dan landasan penelitian ini. Faktor pertama, munculnya perdebatan yang diwarnai dengan pertanyaan mengenai faktor apa saja yang membuat suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain dan faktor apa saja yang mempengaruhi performa perusahaan. Dua pertanyaan tersebut memicu munculnya dua mazhab pemikiran yang saling bertolak belakang, pemikiran pertama menegaskan bahwa performa perusahaan ditentukan oleh struktur industri (Porter, 1980), sedangkan pemikiran kedua yang dikenal dengan istilah pandangan berdasarkan sumberdaya yang berasumsi bahwa performa perusahaan ditentukan oleh proses organisasi yang unik (Barney, 1989). Berdasarkan pandangan Barney (1989), struktur industri dianggap tidak terlalu penting apabila dibandingkan dengan faktor historis perusahaan yang idiosyncratic (unik) untuk membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian McGahan dan Porter (1997) yang menjelaskan bahwa hanya sebesar 19% efek industri berkontribusi terhadap profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, efek segmen-spesifik perusahaan memberikan kontribusi cukup besar yaitu 32%, sehingga McGahan dan Porter (1997) menyimpulkan bahwa segmen spesifik merupakan bagian dari pandangan berdasarkan sumberdaya yang membahas aspek internal dan sumberdaya perusahaan. Faktor kedua, performa perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh variabel yang dapat dikendalikan (controllable) dan variabel yang tidak dapat dikendalikan (noncontrollabele). Selanjutnya, variabel yang tidak dapat dikendalikan berhubungan dengan faktor lingkungan sedangkan variabel yang dapat dikendalikan berhubungan dengan keputusan atau kebijakan secara manajerial. Variabel-variabel tersebut berhubungan dengan efisiensi atau manajemen operasi, serta terkait juga dengan efektivitas dan manajemen stratejik. 3

4 Efisiensi direpresentasikan oleh aktivitas operasi perusahaan dan efektivitas dicerminkan dengan strategi perusahaan. Apabila ingin dirinci lebih lanjut maka formulasi yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut (Cool dan Schendel, 1987; Kotha dan Nair, 1995): Performa Perusahaan = ƒ (Variabel yang dapat dikendalikan, (1) Variabel yang tidak dapat dikendalikan) Tujuan Perusahaan = ƒ (Efisiensi, Efektivitas, Variabel Lingkungan) (2) Performa Perusahaan = ƒ (Operasi, Strategi, Variabel Lingkungan) (3) Faktor ketiga, melalui telaah analisis secara empiris ditemukan bahwa pembahasan mengenai implementasi efisiensi sebagai opsi strategi yang diterapkan perusahaan belum banyak diteliti oleh para akademisi khususnya di bidang konsentrasi manajemen stratejik. Hal ini dibuktikan dengan artikel-artikel yang sudah terpublikasi kebanyakan membahas dan menghubungkan topik efisiensi terhadap performa perusahaan pada industri perbankan dan industri jasa seperti pada penelitian Fries dan Taci (2004), Manlagnit (2011) dan Li Hu et al., (2014). Fakta ini menunjukkan bahwa penelitian dengan topik efisiensi masih dapat dikembangkan sebagai model penelitian untuk menjawab fenomena dan tantangan yang terjadi pada industri lain seperti industri manufaktur dalam menghadapi faktor-faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan seperti kenaikan harga bahan bakar, tarif dasar listrik, bahan baku produksi dan apresiasi (depresiasi) nilai tukar rupiah terhadap dolar. Berdasarkan penjelasan 3 faktor utama tersebut, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa performa perusahaan dapat dipengaruhi oleh dua kondisi yaitu internal dan eksternal. Penelitian ini fokus pada aspek internal dan menitikberatkan pembahasan pada aspek sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan. Sumberdaya perusahaan didefinisikan sebagai input untuk melakukan aktivitas dan proses produksi 4

5 (Grant, 1991). Dalam penelitian ini input perusahaan dijelaskan sebagai bahan baku produksi, sumberdaya manusia dan aspek keuangan. Bahan baku digunakan sebagai sumber perhitungan efisiensi biaya, sumberdaya manusia digunakan untuk menghitung nilai tambah yang diciptakan, serta aspek keuangan digunakan untuk menghitung aset, penjualan dan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini menguji secara simultan seberapa besar pengaruh serta kontribusi efisiensi terhadap peningkatan performa perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kerangka teori besar yang digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis sumberdaya internal serta hubungannya dengan performa perusahaan. Dua teori yang dimaksud adalah Resource Based View (RBV) dan Knowledge Based View (KBV). Teori RBV dan KBV membahas bagaimana perusahaan secara internal meningkatkan kompetensi dan kemampuan sumberdaya manusia (tenaga kerja), mengelola dan memelihara aset yang dimiliki seperti teknologi mesin produksi yang dimiliki perusahaan serta melakukan proses kontrol dan sistem koordinasi birokrasi di internal perusahaan. Ide dasar dari teori RBV adalah kombinasi kemampuan (capability) atau kompetensi (comptence) yang melekat pada sumberdaya manusia dalam suatu perusahaan (Ansoff, dalam Hoskisson 1999). Sementara itu, KBV fokus pada pengembangan pengetahuan dan pengalaman yang melekat pada diri individu dalam organisasi/perusahaan. RBV dan KBV menjelaskan tentang bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai tambah melalui efisiensi. Efisiensi bukan merupakan proses yang singkat ataupun instan, melainkan suatu proses yang membutuhkan waktu untuk memahami kondisi dan mekanisme internal terutama sumberdaya perusahaan. Penelitian ini menganalisis secara mendalam mengenai efisiensi yang melibatkan 5

6 sumberdaya internal penggunaan modal perusahaan yang diyakini menjadi faktor kuat dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Efisisensi pertama yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan biaya yang rendah dengan cara melakukan penghematan terhadap alokasi biaya tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan dengan meniadakan aktivitasaktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Biaya yang rendah menjadi sinyal kuat bagi perusahaan untuk menetapkan harga produk yang relatif lebih ekonomis bagi konsumen. Ketika perusahaan dapat melakukan efisiensi terhadap biaya, maka secara tidak langsung hal ini merupakan representasi penciptaan nilai bagi perusahaan karena mampu menciptakan keunggulan biaya (cost leadership) dibandingkan dengan para pesaing. Selanjutnya, dengan adanya efisiensi biaya maka perusahaan dapat menghasilkan performa yang baik seiring dengan penurunan biaya dan peningkatan profitabilitas perusahaan. Secara spesifik, biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya produksi atau biaya yang ditimbulkan akibat adanya penciptaan suatu barang melalui proses manufaktur (manufacturing process). Biaya ini dikenal dengan istilah Beban Pokok Penjualan (BPP). Dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur, BPP diperoleh dari dua biaya yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung meliputi bahan baku (material) dan tenaga kerja langsung pada saat proses pengolahan dan pembuatan produk, sedangkan biaya tidak langsung merupakan biaya selain dari dua biaya yang telah disebutkan di atas atau dikenal dengan istilah biaya overhead. Lebih lanjut biaya overhead perusahaan meliputi sewa, listrik, pemeliharaan, depresiasi mesin, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan BPP sebagai salah satu item untuk mengukur efisiensi perusahaan yang dibandingkan dengan penjualan karena BPP 6

7 menghitung komponen biaya secara rinci meliputi sumberdaya internal atau input yang digunakan perusahaan. Efisiensi kedua yang selanjutnya diukur adalah efisiensi modal sumberdaya manusia. Efisiensi ini bertujuan untuk menghitung dana yang telah diinvestasikan kepada karyawan dalam hal penciptaan nilai tambah bagi perusahaan. Semakin besar nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh karyawan bagi perusahaan, maka mengindikasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kualitas pengetahuan dan kemampuan karyawan melalui proses pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan. Selanjutnya, bentuk efisiensi perusahaan yang dianalisis berhubungan dengan penggunaan modal atau pemanfaatan aset untuk meningkatkan produktivitas dan penjualan perusahaan. Efektivitas penggunaan modal bertujuan mengidentifikasi seberapa banyak aset yang dialokasikan untuk meningkatkan penjualan. Semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan dari penggunaan aset perusahaan yang terbatas, maka perusahaan berhasil mengelola penggunaan aset secara efektif. Ketiga bentuk efisiensi yang telah dijelaskan sebelumnya mengacu pada penjelasan tipologi Porter (1980), empat tipe strategi yang diusulkan oleh Miles dan Snow (1976), empat dimensi strategi yang diklasifikasikan oleh Hambrick (1983), dan empat perspektif implementasi strategi yang dipopulerkan oleh Kaplan dan Norton (2006). Ringkasan mengenai tipologi, tipe, dimensi, dan perspektif implementasi strategi disajikan dalam Tabel

8 Tabel 1.1 Penjelasan Tipologi, Bentuk, Dimensi, dan Perspektif Strategi Menurut Para Ahli Peneliti Konsep Strategi Porter Tipologi Porter fokus, keunggulan biaya, diferensiasi (1980) Miles dan Snow (1978) Tipe Strategi prospektor, defender, analyzer, dan reactor Hambrick (1983) Dimensi Strategi efisiensi biaya, penghematan aset, differensiasi, dan skala/cakupan Kaplan dan Norton (2006) Balanced Score Card pembelajaran & pertumbuhan, proses internal, konsumen dan keuangan Sumber: Data diolah 2015 Berdasarkan tipologi tersebut, Porter menjelaskan ada 3 (tiga) strategi yang dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan bisnis perusahaan. Salah satunya adalah keunggulan biaya atau cost leadership, perusahaan yang unggul dari aspek biaya biasanya memiliki market share yang tinggi, memperhatikan penggunaan aset, produktivitas karyawan, dan selalu waspada terhadap biaya-biaya lain di luar estimasi (biaya tak terduga). Porter dalam David et al. (2002) menyebutkan bahwa skala efisiensi, penurunan biaya berdasarkan pengalaman, kontrol terhadap biaya overhead, minimalisasi biaya riset & pengembangan, jasa, penjualan, dan iklan merupakan aspekaspek yang perlu diperhatikan ketika perusahaan mengimplementasi bentuk strategi yang unggul terhadap biaya. Di sisi lain, Porter dalam Nandakumar et al. (2011) menegaskan beberapa karakteristik bagi perusahaan yang mengadopsi strategi keunggulan biaya antara lain: efisiensi, kebijakan kurva pengalaman, kontrol terhadap biaya overhead, dan minimalisasi biaya. Lebih lanjut, Porter melakukan klasifikasi strategi dalam 3 (tiga) dimensi yaitu: 1) efisiensi (efficiency); 2) differensiasi (differentiation); dan 3) skala/cakupan (scale/scope). 8

9 Miles dan Snow (1978) mengusulkan empat bentuk strategi yaitu: 1) prospektor; 2) defender; 3) analyzer; dan 4) reactor. Namun hanya dua bentuk strategi yang relevan dengan tipologi Porter yaitu prospektor dan defender. Prospector memiliki kecenderungan untuk melakukan inovasi secara cepat demi menerapkan strategi diferensiasi, perusahaan pada tipe ini cenderung menyukai risiko. Berbeda dengan defender yang cenderung bertahan, perusahaan pada tipe ini menyukai keadaan yang stabil, mengutamakan kualitas produk dan fokus pada biaya yang relatif rendah. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan atau mengimplementasikan strategi efisiensi cenderung pada tipe defender, yaitu perusahaan fokus melakukan stabilisasi kondisi internal dan konsen terhadap penetapan harga yang lebih ekonomis untuk meningkatkan pangsa pasar. Pada penelitian berikutnya, Hambrick (1983) membagi efisiensi menjadi 2 (dua) kategori untuk memberikan hasil yang tepat dan akurat dalam menilai strategi yaitu efisiensi biaya (cost efficiency) dan penghematan aset (asset parsimony). Efisiensi biaya fokus pada biaya produk yang relatif rendah, sedangkan penghematan aset fokus pada penggunaan aset yang terbatas (tidak berlebihan). Hambrick juga mengklasifikasi 4 (empat) dimensi strategi yaitu efisiensi biaya, penghematan aset, differensiasi, dan skala/cakupan. Selanjutnya Hambrick mengusulkan untuk membedakan dua bentuk strategi yaitu posisi stratejik (strategic position) dan opsi stratejik (strategic choice). Posisi stratejik merupakan atribut stratejik yang susah untuk diubah dalam jangka pendek, seperti pangsa pasar perusahaan, sedangkan opsi stratejik adalah atribut stratejik yang dapat diubah dalam jangka pendek, seperti biaya iklan. Konsep Balanced Score Card yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (2006) bertujuan untuk mengukur performa perusahaan melalui 4 (empat) perspektif utama yaitu keuangan, konsumen, proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 9

10 Konsep ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sistem yang dibutuhkan perusahaan (pembelajaran dan pertumbuhan) untuk membangun kemampuan strategis dan efisiensi (proses internal) yang mampu memberikan nilai spesifik ke pasar (konsumen), sehingga dapat meningkatkan dan memaksimalkan nilai pemegang saham (keuangan). Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dibuat sebuah ringkasan eksekutif mengenai teori, variabel penelitian, dimensi dan bentuk strategi yang digunakan untuk mengukur pengaruh efisiensi dan efektivitas terhadap performa perusahaan dalam industri manufaktur. Ringkasan tersebut dirangkum secara lengkap dalam Tabel 1.2. Tabel 1.2 Ringkasan Eksekutif Teori/Konsep dan Variabel Penelitian Teori/Konsep Variabel Penelitian Dimensi Stratejik Bentuk Stratejik Resource Based View (RBV) dan Knowledge Based View (KBV) Efisiensi Biaya Produksi Cost Efficiency Strategic Choice Efisiensi Modal Sumberdaya Manusia Cost Efficiency Strategic Choice Intensitas Modal Asset Parsimony Strategic Position Performa perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 3 (tiga) proksi yaitu: 1) pengukuran berbasis akuntansi menggunakan Resturn on Assets (ROA); 2) pengukuran berbasis pasar menggunakan Tobin s Q; dan 3) pengukuran berbasis Pertumbuhan Penjualan. Dess dan Davis (1983) menjelaskan bahwa penggunaan strategi differensiasi dan keunggulan biaya memicu perolehan ROA dan pertumbuhan penjualan yang lebih besar. Menurut Banker et al. (2014) ROA terdiri dari metoda depresiasi dan penilaian persediaan yang berguna untuk menjelaskan performa perusahaan di masa depan. Tobin s Q dianggap mampu memprediksi performa perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang (Uotila et al., 2008). Tobin s Q 10

11 juga merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Pertumbuhan penjualan digunakan dalam beberapa penelitian sebagai pendekatan untuk menilai performa perusahaan (Dess dan Davis, 1986; Kotha dan Nair, 1995; Powell, 1996). Basis perhitungan pertumbuhan penjualan adalah membandingkan volume penjualan tahun( t ) dengan tahun( t-1 ). Perusahaan mengharapakan rasio ini terus naik dan tumbuh setiap tahunnya untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar melalui penambahan volume produksi yang dihasilkan. Ketiga proksi pengukuran tersebut (ROA, Tobin s Q dan Pertumbuhan Penjualan) digunakan untuk memperoleh penjelasan lebih mendalam dan memperkaya hasil temuan secara empiris sebagai sumbangsih atau kontribusi penelitian terhadap perkembangan teori khususnya di bidang manajemen stratejik. Obyek penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi (input-process-output) melalui proses produksi dan melibatkan seluruh sumberdaya internal perusahaan baik sumberdaya fisik, manusia, maupun keuangan. Sejalan dengan beberapa variabel penelitian yang digunakan, perusahaan manufaktur menyediakan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan sehingga menjadi relevan dengan tujuan penelitian untuk menghitung efisiensi biaya produksi, modal sumberdaya manusia dan intensitas modal perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Peneliti menyoroti beberapa rumusan masalah yang direpresentasikan dalam bentuk perbedaan (gap) antara penelitiaan saat ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, peneliti fokus pada model penelitian yang terdiri dari tiga bentuk efisiensi perusahaan meliputi efisiensi biaya produksi, efisiensi modal sumberdaya manusia, dan 11

12 intensitas modal. Tentunya hal ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang hanya membahas efisiensi biaya tanpa memperhatikan bentuk efisiensi perusahaan yang lain (Kotha dan Nair, 1995), selain itu penelitian ini spesifik mengukur efisiensi biaya produksi yang secara tidak spesifik dibahas pada penelitian sebelumnya (Spanos et al., 2004; Swink et al., 2005). Kedua, penelitian sebelumnya menggunakan data yang bersifat cross section atau rentang waktu yang pendek atau singkat (Lee et al., 2001; Spanos et al., 2004; Goll dan Rasheed, 2004), tentu saja hal ini perlu dikritisisasi, dikaji dan direvisi ulang. Data cross section hanya mampu menangkap deskripsi yang statis dan tidak bisa mengungkap fenomena yang berada di dalam perusahaan secara singkat. Bagaimana mungkin seorang peneliti bisa menyimpulkan bahwa strategi berpengaruh terhadap performa perusahaan apabila hanya menggunakan data dalam kurun waktu yang relatif singkat. Peneliti membutuhkan alokasi dan kerangka waktu (time frame) yang cukup lama untuk mengamati dan menganalisis perubahan strategi dan faktor lingkungan terhadap performa perusahaan. Oleh sebab itu untuk menutupi masalah (gap) tersebut, peneliti melakukan kombinasi antara data cross section dan time series yang dikenal dengan istilah data panel atau longitudinal data untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Uotila et al. (2009) menyebutkan bahwa desain penelitian longitudinal penting dalam penelitian. Penelitian longitudinal menjelaskan dampak pemilihan strategi terhadap performa perusahaan karena dapat memfasilitasi penggunaan metoda ekonometrika yang mengontrol endogenitas dan heterogenitas yang tidak terobservasi. 12

13 Ketiga, secara empiris banyak penelitian dalam kurun waktu 20 tahun terakhir yang mengamati dan menganalisis performa perusahaan di Amerika Serikat (Simerly dan Li, 2000; Goll dan Rasheed, 2004; Lee dan Qu, 2011), Jepang (Kotha dan Nair, 1995), China (Davies dan Walters, 2004), negara-negara tersebut dianggap sebagai negara dengan pertumbuhan industri yang baik. Atas temuan dan bukti empiris penelitian sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa masih sangat sedikit para peneliti khususnya di bidang manajemen strategi yang melakukan analisis dan pengamatan terhadap perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Padahal, industri manufaktur di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan berita Resmi Statistik No.14/2/Th. XVIII yang dikeluarkan pada tanggal 2 Februari Oleh sebab itu menarik apabila melakukan analisis terhadap database perusahaan di Indonesia untuk mengetahui performanya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Parnell et al., (2012) pada tiga negara atau wilayah yang berbeda yaitu Amerika Serikat, Cina dan Turki. Masingmasing negara memberikan kontribusi hasil penelitian yang berbeda-beda. Secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa lingkungan atau wilayah juga berperan pada proses peningkatan performa perusahaan dalam industri tertentu. Selanjutnya, penelitian ini akan menggunakan data sekunder dari perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia untuk diamati, dianalisis dan diidentifikasi seputar faktor-faktor yang berkontribusi dan berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun terkahir. Salah satu alasan dan tujuan penggunaan data sekunder adalah karena datanya bersifat obyektif dan dapat mengantisipasi bias persepsi yang muncul selama periode penelitian. Keempat, faktor lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari aspek unit analisis atau obyek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini menggunakan sudut pandang di level perusahaan atau organisasi bukan 13

14 individu. Peneliti melakukan penilaian performa pada perusahaan-perusahaan di 14 sub-sektor industri yang bergerak di bidang manufaktur (seperti penelitian Miles et al., 1993; Simerly dan Li, 2000; Goll dan Rasheed, 2004; Spanos et al., 2004), tidak seperti penelitian lain yang hanya fokus pada level perusahaan dan hanya melibatkan satu industri sebagai obyek penelitian seperti penelitian Kotha dan Nair (1995), Cool dan Schendel (1997), Russo dan Harrison (2005). Berdasarkan pada laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), industri manufaktur di Indonesia diklasifikasikan ke dalam tiga sektor industri besar yaitu Industri Dasar dan Kimia, Aneka Industri, dan Industri Barang Konsumsi. Kelima, penelitian ini menggunakan tiga bentuk variabel dependen untuk merepresentasikan performa perusahaan dari berbagai macam pendekatan. Pertama, performa perusahaan diukur berdasarkan pendekatan akuntansi (ROA); kedua, performa perusahaan diukur berdasarkan pendekatan pasar (Tobin s Q); dan ketiga performa perusahaan diukur berdasarkan pertumbuhan penjualan (Growth). Tujuannya adalah untuk melakukan robustness check dan hasil yang lebih komprehensif dan membuktikan apakah variabel independen memberikan hasil yang konsisten terhadap ketiga bentuk pengukuran performa perusahaan (Uotila et al., 2009). 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Apakah efisiensi biaya produksi berpengaruh terhadap performa perusahaanperusahaan pada industri manufaktur? b. Apakah efisiensi modal sumberdaya manusia berpengaruh terhadap performa perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur? c. Apakah intensitas modal berpengaruh terhadap performa perusahaanperusahaan pada industri manufaktur? 14

15 1.4 Tujuan Penelitian a. Menguji pengaruh efisiensi biaya produksi terhadap performa perusahaanperusahaan pada industri manufaktur; b. Menguji pengaruh efisiensi modal sumberdaya manusia terhadap performa perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur; c. Menguji pengaruh intensitas modal terhadap performa perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur. 1.5 Manfaat Penelitian a. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu dan teori manajemen khususnya di bidang konsentrasi manajemen stratejik terkait dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya internal yang dapat mempengaruhi performa perusahaanperusahaan dalam industri manufaktur. Selain itu, hasil penelitian ini dapat mendorong perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur untuk selalu melakukan evaluasi kondisi internal perusahaan melalui proses pengalaman dan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan performa melalui perolehan profitabilitas perusahaan. 15

16 b. Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan acuan bagi para praktisi manajemen untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan strategis, khususnya mengenai pilihan dan posisi strategi dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya internal perusahaan melalui efisiensi dan penggunaan modal secara efektif untuk meningkatkan performa perusahaan. 16

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini sudah memasuki era globalisasi. Hal ini ditandai dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan yang bermunculan sehingga dalam mempertahankan keberadaan dan usahanya, perusahaan perlu strategi agar mampu bersaing dengan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Risiko yang melekat pada suatu kegiatan investasi menyebabkan pentingnya penyajian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan di dunia bisnis pada era modern saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif, dalam menggunakan teknologi baru dan keterampilan karyawan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan dewan direksi. Kepemilikan manajerial harus diikutsertakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profitabilitas cukup berpengaruh terhadap tingkat utang perusahaan. Perusahaan yang sebagian besar dananya berasal dari utang, maka laba akan dibagi antara pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang telah terjadi banyak perubahan dengan pesatnya, apalagi dengan maraknya perdagangan bebas yang melahirkan fenomena baru dalam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi di Indonesia saat ini membuat dunia usaha mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini menjadikan setiap organisasi untuk terus dapat berjuang demi

BAB I PENDAHULUAN. saat ini menjadikan setiap organisasi untuk terus dapat berjuang demi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dengan adanya persaingan yang semakin tajam di berbagai bidang bisnis saat ini menjadikan setiap organisasi untuk terus dapat berjuang demi mempertahankan kinerjanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya perusahaan di dunia yang sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan semakin ketat. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan timbul berbagai persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan selisih antara nilai pasar dan nilai buku perusahaan mendapat perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berhasil memenangkan persaingan atau kompetisi dalam dunia bisnis dengan perusahaan lainnya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non renewable resources). Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non renewable resources). Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang dapat dipergunakan untuk pemenuhan hidup manusia. Dengan adanya sumber daya alam, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang mengharuskan setiap negara harus siap dengan adanya persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat. Hadirnya

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan operasi jual beli untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan operasi jual beli untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada umumnya melakukan kegiatan operasi jual beli untuk mendukung kegiatan usahanya. Transaksi jual beli tidak hanya dilakukan perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memicu perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan sangat cepat dimana hal tersebut berpengaruh pada perkembangan ekonomi dunia saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, dari bisnis yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dasawarsa terakhir teknologi informasi telah menumbuhkan suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh persaingan. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang mendorong pada era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah yang meliputi masyarakat primitif, masyarakat pertanian, masyarakat industri dan masyarakat informasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 35 BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual TIPE STRATEGI PROSPEKTOR (X 1) 1. Produk baru yang pertama (X 1.1) 2. Pemimpin pasar (X 1.2) 3. Fleksibilitas (X 1.3) DEFENDER (X 2) 1. Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depresiasi memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menilai kinerja masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. depresiasi memiliki potensi untuk berkontribusi dalam menilai kinerja masa depan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Depresiasi merupakan penurunan nilai fisik aset berwujud seiring berjalannya waktu dan penggunaan. Sebagai komponen pembentuk laba dilaporan laba rugi, depresiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian dunia dan semakin pesatnya perkembangan teknologi di segala bidang yang semakin berkembang, menjadikan dunia usaha semakin bersifat kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan manufaktur berlomba-lomba untuk memajukan jenis usahanya untuk mencapai laba yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi, dan konsolidasi. Dengan dilakukannya merger dan akuisisi, diharapakan perusahaan dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Ekonomi global ditandai dengan munculnya industri-industri baru yang berbasis pengetahuan. Basis pertumbuhan perusahaan berubah dari bisnis yang berdasarkan tenaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama suatu perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan pembangunan sektor ekonomi kecil dan menengah, maka tidaklah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana. Berbagai macam pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari perkembangan ekonomi dunia seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi dewasa ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi pereonomian yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia bisnis, hal ini disebabkan setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bisnis fungsi akuntansi yang merupakan media komunikasi di antara para pelaku bisnis dan ekonomi. Informasi akuntansi sebagaimana tersaji di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ruang lingkup perusahaan, terdapat serangkaian sumber daya yang tak berwujud (intangible resources) yang mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga BAB 6 FORMULASI STRATEGI TUJUAN BAB 6 Menjelaskan definisi sukses dalam dunia bisnis Menerangkan hakikat strategi, terutama bagaimana memformulasikan strategi dan memilih strategi dari berbagai macam perspektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih

BAB I PENDAHULUAN. Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Argumentasi mengenai pengaruh diversifikasi pada nilai perusahaan masih bergulir dan menjadi perdebatan sampai saat ini. Beberapa penelitian terdahulu belum sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor membeli saham karena mengharapkan tingkat pengembalian yang maksimal atas investasi yang dilakukan tanpa adanya suatu risiko yang berarti Untuk itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 (revisi 2009) tentang Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi para pelaku ekonomi di Indonesia dituntut untuk segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis finansial

Lebih terperinci

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian 4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian mengenai pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir mencapai 250.000.000 jiwa. Sebagai kebutuhan pokok, barang konsumsi merupakan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. demi untuk kemakmuran pemiliknya. Dikatakan makmur apabila pemegang saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Pendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak dampak perubahan yang signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis sehingga membutuhkan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, peran serta masyarakat telah aktif dalam pembiayaan pasar modal. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perlakuan bisnis di zaman sekarang menghadapi tantangan yang sangat berat dan beragam. Persaingan antar pelaku bisnis yang meningkat serta bertambahnya tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini menyebabkan persaingan diantara para pelaku usaha juga semakin kompetitif. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan laba oleh perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan praktisi maupun akademisi, khususnya peneliti akuntansi karena berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1990 an, perhatian terhadap praktik pengelolan asset tidak berwujud (intangible asset) telah meningkatkan secara dramatis. Salah satu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Masalah perekonomian selalu menjadi faktor yang penting untuk mendorong kemajuan suatu negara. Perusahaan akan selalu menghadapi hambatan-hambatan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pengelolaan usaha lebih ditekankan untuk dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pengelolaan usaha lebih ditekankan untuk dapat mempertahankan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengelolaan usaha lebih ditekankan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup atau kontinuitas. Hal ini dapat terlaksana, jika perusahaan berupaya untuk

Lebih terperinci

Gambar 1.1. : Tabel perbandingan penjualan consumer goods Sumber : Marketing, 14 Mei 2016

Gambar 1.1. : Tabel perbandingan penjualan consumer goods Sumber : Marketing, 14 Mei 2016 Dalam puluhan trilyun rupiah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan yang bergerak dalam suatu industri memiliki keinginan untuk lebih unggul dibandingkan kompetitornya, dan hal ini disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank. Kompleksitas dan persaingan usaha perbankan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank. Kompleksitas dan persaingan usaha perbankan yang tinggi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di dunia perbankan Indonesia yang sangat pesat serta kompleksitas dan persaingan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi empiris yang telah dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut ini: 1. Perkembangan Return on Equity (ROE) emiten sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis menutut perusahaan perusahaan untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Indonesia saat ini cukup pesat, maka dibutuhkan ketepatan dalam mengambil keputusan investasi. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan perekonomian banyak perusahaan mengalami perkembangan yang cukup mengesankan, sama halnya dengan perusahaan pembiayaan. Tetapi tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Di dalam bab ini juga menguraikan mengenai rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat pada saat ini sering terjadi perubahan-perubahan yang berdampak besar bagi lingkungan bisnis perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia berada pada tingkatan yang stabil pada tahun 2014. Menurut sumber elektronik yang dilansir dari situs Investor Daily Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum melakukan penilaian yang baik terhadap emiten. Pada umumnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan dan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena

Lebih terperinci