BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu lingkungan. Tanpa melakukan komunikasi, maka seseorang akan sulit untuk melangsungkan hidupnya. Sebagai makhluk sosial, kita merasa perlu berhubungan dengan orang lain. Kita memerlukan hubungan dan ikatan emosional dengan mereka, bahkan kita membutuhkan pengakuan mereka atas keberadaan dan kemampuan kita. Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Bahkan dalam defenisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya itu memang komunikatif. Secara umum ragam tingkatan komunikasi meliputi komunikasi massa, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi intrapribadi, dan komunikasi antarpribadi. Komunikasi yang akan lebih jauh dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan

2 seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai sesuatu yang unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. Komunikasi dan interaksi antarpribadi dianggap paling ampuh untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain karena dari pengaruh yang ditimbulkannya terjadi sebuah proses psikologis yang akhirnya bermuara pada proses sosial. Komunikasi antarpribadi yang paling sederhana dapat kita amati di dalam keluarga. Suatu keluarga terdiri dari pribadi-pribadi yakni ayah, ibu dan anakanak. Peranan anggota keluarga dalam menciptakan suasana keluarga kuat sekali. Masing-masing pribadi diharapkan tahu peranannya di dalam keluarga. Keluarga merupakan suatu system yaitu suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berhubungan dan berinteraksi. Komunikasi melalui interaksi yang dilakukan dalam sebuah keluarga berbeda satu sama lain, terutama komunikasi antarpribadi yang dilakukan orang tua dalam mengasuh anaknya. Semua orang tua ingin memiliki anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan mereka. Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik maupun mental. Menurut Havighurts (Hurlock, 1980) tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya. Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: tugas-tugas perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar memfungsikan visual motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan padat, belajar bahasa, kontrol badan,

3 mengenali realita sosial atau fisiknya, belajar melibatkan diri secara emosional dengan orang tua, saudara dan lainnya, belajar membedakan benar atau salah serta membentuk nurani. Tugas-tugas perkembangan anak usia 6-12 tahun (usia sekolah) adalah menggunakan kemampuan fisiknya, belajar sosial, mengembangakan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung, memperoleh kebebasan pribadi, bergaul, mengembangkan konsepkonsep yang dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya sebagai jenis kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral, menentukan skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau lembaga Masa usia sekolah - school age (6-12 tahun) dianggap sebagai usia yang paling cocok dalam menanamkan dan membentuk perilaku positif, karena pada masa itu anak belajar untuk membentuk kepribadian. Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah. Anak belajar di sekolah, tetapi membuat latihan pekerjaan rumah yang mendukung hasil belajar di sekolah. Banyak aspek perilaku dibentuk melalui penguatan verbal, keteladanan dan identifikasi. Pada masa ini anak banyak belajar sistematis mengenai: Perkembangan kemampuan intelek di sekolah, perluasan pengetahuan tentang lingkungan fisik, sosial, dan kebudayaan Perkembangan kepribadian ditujukan pada pembentukan cirri-ciri dan sifat-sifat kepribadian tertentu, seperti percaya diri, tanggung jawab, menghargai otoritas,mengejar prestasi, menghargai prestasi diri. Perkembangan hubungan sosial pergaulan

4 Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan mental, sosial dan emosional. Salah satu tahap perkembangan anak yang paling penting adalah proses pembentukan perilakunya. Pada masa usia dini, anak belajar mengembangkan kontrol dirinya dan belajar prilaku yang dapat diterima sesuai dengan norma masyarakat. Selain itu anak juga belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Abraham Maslow menyatakan bahwa kepribadian anak sebenarnya terbentuk dan berkembang melalui proses komunikasi, oleh karena itu diperlukan komunikasi antar pribadi yang efektif yang akan mampu menciptakan suasana yang akrab, saling pengertian, keterbukaan, dan kedekatan antara orang tua dan anak. Komunikasi yang tepat dapat membentuk kepribadian positif yang akan tercermin melalui perillaku anak yang positif pula meliputi mandiri, disiplin, kreatif, terbuka, percaya diri, dan bertanggung jawab. (Koswara, 1991: 25) Para orang tua ingin sekali anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia dan matang secara sosial, tetapi mereka sering kali tidak yakin bagaimana membantu anak mereka untuk mencapai tujuan itu. Salah satu alasan dari frustasi yang dirasakan para orang tua adalah karena mereka menerima pesan-pesan yang saling bertentangan tentang bagaimana mereka mengatur anak. Banyak orang tua mempelajari tradisi pengasuhan anak dari orang tua mereka. Padahal, budaya dan nilai-nilai masyarakat yang berlaku saat ini sudah mengalami perubahan. Akibatnya, tidak sedikit pula orangtua yang merasa bingung tentang apa yang harus mereka lakukan dalam mengarahkan perilaku anak yang diterima secara normatif dan dalam mengawasinya. Sayangnya, ketika tradisi pengasuhan akan

5 diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik yang diinginkan dan tidak diinginkan biasanya muncul. ( diakses tanggal 10 November 2009) Berbagai contoh fenomena di era modernisasi yang kerap kali terjadi berkaitan dengan pentingnya peran komunikasi orang tua adalah salah satunya berkenaan dengan perkembangan kecanggihan teknologi. Sesuatu yang tidak dapat dihindari bahwa teknologi berkembang dengan pesat sehingga penggunaannya banyak digunakan tidak semestinya. Disinilah komunikasi antar pribadi orang tua dengan anak dibutuhkan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan perilaku positif serta mencegah anak berperilaku negatif seiring perkembangannya. Lingkungan di luar keluarga akan turut andil dalam pembentukan perilaku anak. Anak-anak mudah sekali untuk mengadopsi dan meniru apa saja yang mereka lihat dan mereka dengar. Perhatian mereka terhadap hal-hal yang ada disekelilingnya banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang mereka anut. Pergaulan anak yang tidak sesuai dengan tugas perkembangannya akan menjadikan anak tumbuh dengan perilaku yang tidak sesuai dengan usianya dan lebih parah mengarah ke tindakan kriminal. Namun untuk menghindari hal ini terjadi beberapa orangtua menggunakan cara yang salah dalam menganut pola pengasuhan dengan harapan pola pengasuhan yang mereka anut itu adalah cara ampuh agar anak mereka mematuhi aturan dan perintah mereka. Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Kelurahan Karang Berombak memiliki penduduk yang heterogen, baik dari segi suku, agama, usia, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Jumlah

6 keluarga di kelurahan ini cukup banyak. Adapun keluarga yang memiliki anak usia 6-12 tahun dimana perkembangan di usia ini sangat rentan terhadap hal-hal negatif juga banyak. Dengan banyaknya keluarga yang memiliki anak dengan usia yang relatif sama, maka sosialisasi anak dengan orang lain atau teman sebayanya juga harus dilihat. Di sini juga dapat dilihat apakah kehetrogenan yang ada akan dapat mempengaruhi komunikasi orang tua dan dengan anaknya dengan tujuan membentuk perilaku positif. Kita tahu bahwa kualitas hubungan dan komunikasi yang diberikan orang tua pada anak akan menentukan kualitas kepribadian dan moral mereka. Hubungan yang penuh akrab dan bentuk komunikasi dua arah antara anak dan orang tua merupakan kunci dalam pendidikan moral keluarga. Komunikasi yang perlu dilakukan adalah komunikasi yang bersifat integratif, dimana ayah, ibu dan anak terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan dan menghindari model komunikasi yang bersifat dominatif atau suka menguasai pembicaraan. Selanjutnya diharapkan agar komunikasi orangtua dengan anaknya banyak bersifat mendorong, penuh penghargaan dan perhatian. Karena ini berguna untuk meningkatkan kualitas karakter dan moral anak. ( tanggal 15 Februari 2010) Namun sebaliknya ada beberapa orang tua ada yang menggunakan cara kekerasan atau memaksakan kehendak kepada anaknya dengan dalih mendisiplinkan, serba melarang dengan dalih melindungi, bahkan perhitungan dalam memberikan kasih sayang dengan dalih agar anak mandiri. Terlalu banyak larangan menyebabkan anak dihantui ketakutan, was-was, dan kurang percaya diri. Anak memerlukan pengalaman dan belajar untuk mengembangkan perilaku

7 sosial yang sesuai dan dapat diterima oleh masyarakat. Pengalaman harus disiapkan untuk membantu sang anak dapat berbagi, bekerjasama, menghormati dan dapat menerima orang lain. Selain itu anak juga mengembangkan persahabatan serta tanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya. Penelitian ini akan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Peran Komunikasi Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Positif Anak di Kelurahan Karang Berombak Medan. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah peran komunikasi orang tua dalam membentuk perilaku positif anak di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat? I.3. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak dapat mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu; 1. Penelitian dengan menggunakan studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. 2. Subjek penelitian adalah orang tua dan anaknya yang berusia berkisar 6-12 tahun 3. Perilaku positif yang dimaksud dalam penelitian ini hanya meliputi perilaku mandiri, disiplin, percaya diri, terbuka, kreatif, dan bertanggung jawab

8 I.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui proses komunikasi orang tua pada anak dalam membentuk perilaku positif 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung orang tua dalam membentuk perilaku positif pada anak-anak. 3. Untuk mengetahui peran komunikasi antar pribadi yang dilakukan orang tua dalam membentuk perilaku positif pada anak I.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya perbendaharaan studi dan penelitian, khususnya studi Ilmu Komunikasi 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian tentang peran komunikasi antar pribadi 3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan menambah cakrawala pengetahuan bagi peneliti dan khususnya untuk para orang tua yang ingin membentuk perilaku positif pada anaknya.

9 I.5. Kerangka Teori Setiap penelitian memerlukan landasan berpikir atau teori dalam memecahkan atau menyoroti sebuah masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana masalah penelitian akan dibahas. Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proporsi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variable untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 1995: 40) I.5.1 Komunikasi Secara etimologi kata komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Kata communis berarti milik bersama atau berlaku di mana-mana (Liliweri, 1997: 3) Sekalipun kata komunikasi telah menimbulkan banyak kesukaran namun komunikasi dapat dipahami sebagai konsep yang serba mana. Artinya komunikasi mengandung berbagai makna, yaitu: (1) komunikasi sebagai proses sosial; (2) komunikasi sebagai peristiwa; (3) komunikasi sebagai ilmu; dan (4) komunikasi sebagai kiat atau keterampilan. Theodorson (1969) mengemukakan bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau satu kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung pengaruh tertentu. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

10 Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaanya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaa tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Sekarang yang menjadi permasalahan ialah bagaimana caranya agar gambaran dalam benak dan isi kesadaran pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan. (Effendy 2005: 11). I.5.2 Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi yang dinilai paling ampuh adalah komunikasi antar pribadi karena komunikasi ini umumnya dilakukan secara tatap muka. Komunikator dan komunikan menjalin kontak pribadi dan umpan baliknya dinilai seketika. Effendi mengemukakan bahwa pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis (Liliweri, 1991: 12). Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses yang bersifat psikologis yang pada gilirannya membentuk proses sosial. Komunikasi antar pribadi

11 mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis dan proses psikologi tersebut mengakibatkan keterpengaruhan. Jud C. Pearson (Sendjaja, 2005: 2.1) menyebutkan enam karakteristik dari komunikasi antar pribadi: 1. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri sendiri 2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional 3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi 4. Komunikasi antarpribadi mensaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi 5. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu sama lain dalam proses komunikasi Pendapat lain mengenai komunikasi antar pribadi dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy, 1986 berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang terjadi secara langsung antara 2 orang atau lebih yang terjadi dalam interaksi tatap muka. Komunikasi adalah suatu proses, dimana komunikasi antar pribadi merupakan serangkaian tindakan. Rangkaian tindakan yang dimaksud adalah menyangkut dengan siapa pihak yang diajak berkomunikasi, masalah apa saja yang dibicarakan pada saat kapan pembicaraan itu berlangsung, dan seberapa sering komunikasi itu dilakukan. (Widjaja, 1998 : 125). Komunikasi antar pribadi dapat digambarkan sebagai proses sirkuler dan terus menerus. Arti proses sirkuler adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi dapat bertindak sebagai sebagai pembicara maupun pendengar. Sedangkan sebagai proses yang terus menerus, diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti. Kita dapat membedakan komunikasi antar pribadi dan yang bukan komunikasi anatar pribadi melalui sifat-sifatnya. Reardon, Effendy, Porter, dan Samovar (Liliweri 1991: 35) menyebutkan sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah:

12 a. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal Dalam komunikasi antar pribadi, tanda-tanda perilaku verbal diwakili dalam penyebutan kata-kata, sedangkan perilaku nonverbal terlihat dari ekspresi wajah dan gerakan tangan. b. Melibatkan pernyataan yang spontan, scripted, dan contrived Perilaku spontan timbul karena kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi. Perilaku scripted merupakan hasil belajar seseorang terus menerus, sedangkan perilaku contrived adalah perilaku sebagaian besar didasarkan pada pertimbangan kognitif, sebagaian dikuasai keputusan rasional c. Komunikasi antar pribadi tidak statis melainkan dinamis Komunikasi tidak statis tetapi dinamis yaitu komunikasi antar pribadi sebagai sebuah proses yang terus menerus dan tanpa henti d. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi Suatu komunikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik dan interaksi yang terjadi, yaitu dengan mengandalkan perubahan sikap, pendapat, dan pikiran, perasaa, minat ataupun tindakan tertentu e. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik Intrinsic yang dimaksudkan adalah suatu standar perilaku yang berkembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik adalah adanya aturan lain yang ditimbulkan karena ada pihak ketiga sehingga komunikasi harus diperbaiki atau bahkan dihentikan f. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan Rangkaian tindakan ini meliputi, siapa saja pihak yang berkomunikasi, masalah apa yang dibicarakan, pada saat kapan pembicaraan dilakukan, seberapa sering komunikasi dilakukan g. Melibatkan didalamnya bidang persuasive Komunikasi antar pribadi melibatkan usaha yang persuasive, karena untuk mencapai sukses dalam berkomunikasi harus dikenal latar belakang psikologis dan sosiologis seseorang I.5.3 Peran Orang Tua Peran adalah tingkah laku yang dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu untuk melaksanakannya. Dengan kata lain, peranan mengakui bahwa faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi berbeda. Tanpa diminta, kita semua memainkan suatu peranan. Tentu saja kita tidak akan mengatakan bahwa kita actor-aktor di atas panggung. Beberapa peranan lebih sentral daripada peranan yang lainnya. Jadi, intensitas setiap orang dalam

13 memainkan perannya tidaklah sama. Beberapa diantaranya memainkan perannya secara biasa-biasa saja, sedikit terlibat, atau tidak sama sekali, yang lainnya memainkan perannya secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini akan dbicarakan lebih khusus mengenai peran orang tua dalam keluarga dengan kaitannya menanamkan perilaku positif dan nilai-nilai moral pada anaknya. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Arifin (Suhendi, Wahyu, 2000:41) keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Selanjutnya, Abu Ahmadi mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. (Suhendi, Wahyu, 2000: 44-52) Adapun fungsi keluarga terdiri dari: a. Fungsi Sosialisasi Anak; menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. b. Fungsi Afeksi; merujuk pada pemenuhan kebutuhan kasih sayang dan perhatian kepada anak. c. Fungsi Edukatif; peranan keluarga sebagai pendidik d. Fungsi Religius; menunjuk pada peranan keluarga dalam menanamkan nilanilai keagaaman

14 e. Fungsi Protektif; ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal-hal yang negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya. f. Fungsi Rekreatif; ini bertujuan untuk memberikan suasana yang sangat gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari hiburan g. Fungsi Ekonomis; ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dalam mempertahankan hidupnya h. Fungsi Penemuan Status; dalam sebuah keluarga, seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya Umumnya peran orang tua dan komunikasi yang dilakukan terhadap anaknya tidak hanya menyalurkan perilaku anak tetapi juga sikapnya. Peran juga dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang orang tua dan mempengaruhi arah dari pembentukan dan perilaku anak. Misalnya saja, ayah yang memegang peranan penting dalam pemberian dalam efektivitas dan keteladanan terhadap anak-anaknya. Anak dan ayah terlibat secara positif. Ayah dapat membantu dalam pengasuhan anak dan terlibat dalam persoalan pribadi anak. Intinya kedua orang tua memiliki peran yang sama dalam mendidik anak. Keduanya bisa saling melengkapi untuk mengembangkan nilai moral pada anak, menanamkan perilaku positif. Hubungan antar pribadi dalam keluarga sangat dipengaruhi suami-istri, sebagai ayah-ibu dalam memberikan pendidikan mengenai perilaku. Masingmasing pribadi diharapkan tahu peranannya di dalam keluarga dan memerankannya dengan baik agar keluarga menjadi wadah yang memungkinkan perkembangan secara wajar.

15 I.5.4 Perkembangan Anak Johan Amos Comenius ( ) dalam bukunya Didactica Magna membagi periode perkembangan yang lebih menitiberatkan pada aspek pengajaran dari proses pendidikan dan perkembangan anak. sebagai berikut: (Kartono, 1995: 34) a. 0-6 tahun disebut sebagai periode Sekolah-Ibu b tahun disebut sebagai periode Sekolah-Bahasa-Ibu c tahun disebut sebagai periode Sekolah-Latin d tahun disebut sebagai periode Universitas. Dalam penelitian ini, akan dibahas lebih jauh mengenai perkembangan anak 6-12 tahun. Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah. Banyak aspek perilaku dibentuk melalui penguatan (reinforcement) verbal, keteladanan, dan identifikasi. Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangan yakni: (Gunarsa, 2000: 12) 1. Belajar keterampilan fisik untuk permainan biasa 2. Membentuk sikap sehat mengenai dirinya sendiri 3. Belajar bergaul dengan teman sebaya 4. Belajar peranan jenis yang sesuai dengan jenisnya 5. Membentuk keterampilan dasar: membaca, menulis, dan berhitung 6. Membentuk konsep-konsep yang perlu untuk hidup sehari-hari 7. Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai social 8. Memperoleh kebebasan pribadi 9. Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembagalembaga Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Belajar secar sistematis di sekolah dan mengembangkan sikap, kebiasaan dalam keluarga. Anak perlu memperoleh perhatian dan pujian perilaku bila prestasi-prestasinya baik, baik di rumah maupun sekolah. Anak tetap

16 memerlukan pengarahan dan pengawasan dari guru dan khususnya orang tua untuk memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan keterampilanketerampilan baru. Adapun aspek perkembangan pada masa anak sekolah meliputi dua hal yaitu: (Gunarsa, 2000: 15-16) 1. Perkembangan kemampuan penalaran bermoral; kemampuan seorang anak untuk memakai cara berpikir tertentu yang dapat menerangkan pilihannya, mengapa melakukan atau tidak melakukan suatu tingkah laku. 2. Perkembangan sosial yang meliputi: a. anak umur 6-8 tahun : belum marasa adanya perbedaan jenis. Merasa biasa saja bermain dengan lawan jenis. b. Anak umur 9-10 tahun : mulai merasa kurang pantas bermain dengan lawan jenis, permainan sesuai dengan peran dan sifat jenis kelaminnya. c. anak umur tahun : perhatian mulai ditujukan pada lawan jenis I.5.5 Teori Perilaku, Perilaku Positif dan Sosial-Kognitif Menurut para ahli perilaku Albert Bandura dan Walter Mischel (2004), perkembangan terdiri dari perilaku yang dapat diamati yang dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan. Dimana awal dari teori ini adalah teori belajar sosial kognitif. Penelitian awalnya berfokus pada pembelajaran pengamatanpembelajaran yang terjadi melalui pengamatan terhadap apa yang dilakukan orang lain. Pembelajaran-pengamatan disebut juga sebagai imitasi-modeling. Dalam pembelajaran-pengamatan, orang secara kognitif mewakili perilaku orang lain dan kemudian kadang menerima perilaku ini untuk mereka sendiri.

17 Contohnya, seorang anak laki-laki yang secara rutin mengamti ledakan amarah dan perkelahian ayahnya dengan orang lain, dapat menjadi sangat agresif dengan teman sebayanya. Seorang anak perempuan yang menerima gaya mendominasi dan sarkastis dari gurunya dapat mengatakan kepada adik laki-lakinya, Kamu sangat lamban! Bagaimana kamu melakukan ini dengan sangat lamban? Orang memperoleh beragam perilaku, pikiran dan perasaan melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain.. Teori sosial kognitif merupakan teori tentang perilaku yang mempertimbangkan pikiran seseorang. Teori ini menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan orang/kognisi merupakan factor penting dalam perkembangan. Orang/ kognisi mengacu pada karakteristik pribadi (contohnya introvert dan extrovert dan percaya bahwa seseorang dapat mengendalikan pengalaman diri secara efektif) dan pada proses kognitif yang menengahi hubungan antara lingkungan dan perilaku. Bandura menekankan bahwa perilaku dapat mempengaruhi faktor orang/kognitif, begitu juga sebaliknya. Aktivitas kognitif orang dapat mempengaruhi lingkungan, lingkungan dapat mempengaruhi kognisi seseorang, dan seterusnya. Gunarsa menggambarkan prilaku ialah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan. (Gunarsa, 1997:3) Kecuali itu ada perilaku yang mudah dan tidak mudah dilihat dari luar. Perilaku anak dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu perilaku tertutup/terselubung dan perilaku terbuka.

18 a. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain. b. Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice). Perilaku positif merupakan cerminan dari kepribadian yang positif. Menurut teori kepribadian Maslow, kepribadian positif pada seorang anak dapat dilihat dari aktualisasi diri berupa perilaku sebagai berikut (Sjarkawi, 2006: 35) 1. Mandiri Kemandirian meliputi prilaku yang mampu berinisiatifm, mampu mengatasi masalah atau hambatan, dan dapat melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk mandiri dalam mengahadapi lingkungan, sehingga dapat berpikir dan bertindak sendiri 2. Disiplin Kedisiplinan merupakan sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar mengargai waktu. Sebelum seorang anak mendisiplinkan dirinya sendiri, ia terlebih dahulu harus didisiplinkan oleh orang tuanya 3. Percaya Diri Percaya diri merupakan suatu perasaan yang teguh pada pendirian, tabah dalam mengahadapi masalah, kreatif dalam mencari jalan keluar dan ambisi dalam mencapai sesuatu 4. Terbuka Keterbukaan meliputi prilaku seseorang individu yang sangat mudah untuk mengungkapkan isi hati dan pendapatnya, dan senang berbicara.

19 Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan sikap keterbukaan pada diri anak. 5. Kreatif Menurut Maslow, anak-anak pada dasarnya kreatif. Maslow mengartikan kreatif sebagai bentuk tindakan yang asli, naïf, dan spontan sebagaimana yang sering dijumpai pada anak-anak yang polos dan jujur 6. Bertanggung jawab Maslow menyatakan orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Bahkan kalau ia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendiri yang bertanggung jawab atas apapun yang dialaminya. I.6 Alur Teoritis Orang Tua Anak Komunikasi Antar Pribadi Perilaku Positif Anak a. Mandiri b. Disiplin c. Percaya diri d. Terbuka e. Kreatif f. Bertanggung Jawab

20 Komunikasi antar pribadi yang dijelaskan disini melibatkan komunikasi antara orang tua dan anak. Sebagai komunikator orang tua kerap memberikan pesan-pesan dan informasi yang dapat mengubah sikap dan perilaku anaknya. Komunikasi antar pribadi yang terjadi dianggap paling ampuh dalam mengubah sikap dan perilaku. Orang tua melakukan komunikasi antar pribadi dengan anaknya secara efektif akan dapat membentuk perilaku anaknya dalam hal ini mengarah kepada perilaku positif. Pembentukan perilaku positif yang diharapkan meliputi perilaku mandiri, disiplin, percaya diri, terbuka, kreatif dan bertanggung jawab. I.7. Kerangka Konsep Teori-teori yang dijadikan sebagai landasan pemikiran harus dapat menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunkan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995; 33) Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dijabarkan ke dalam 2 bentuk, yaitu: 1. Konsep Operasional 2. Operasionalisasi Konsep

21 Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep 1. Komunikasi Antar Pribadi a. Hubungan/ kedekatan fisik b. Sifat ketergantungan satu sama lain c. Proses Komunikasi d. Isi Pesan/ topik pembicaraan e. Jenis Pesan - Pesan Verbal - Pesan Nonverbal f. Intensitas Komunikasi g. Cara Penyampaian Pesan h. Suasana Penyampaian Pesan 2. Perilaku Positif Anak a. Mandiri b. Disiplin c. Percaya diri d. Terbuka e. Kreatif f. Bertanggung Jawab 3. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Orang Tua a. Usia b. Orang tua anak (Ibu dan Ayah, Ibu/Ayah) c. Pendidikan d. Pekerjaan Karakteristik Anak a. Usia b. Jenis Kelamin c. Urutan Kelahiran

22 I.8. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dari informasi tersebut akan diketahui bagaimana cara pengukuran atas variabel itu dilakukan. (Singarimbun, 1995: 46) Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Komponen Komunikasi Antar Pribadi a. Kedekatan fisik adalah suatu keadaan adanya hubungan atau jarak antara pihak yang berkomunikasi. Dalam hal ini adalah adanya hubungan atau jarak antara orang tua dan anak dalam berkomunikasi. b. Sifat ketergantungan satu sama lain adalah suatu keadaan dimana ada rasa saling membutuhkan di antara pihak yang berkomunikasi. Dalam hal ini ada rasa saling membutuhkan antara orang tua dan anaknya. c. Proses Komunikasi adalah saat berlangsungnya peristiwa komunikasi, melipiti komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Dalam hal ini berlangsungnya peristiwa komunikasi antara orang tua dan anak. d. Isi Pesan/topic pembicaraan adalah hal-hal yang menjadi pokok bahasan pada saat komunikasi berlangsung. Dalam hal ini pesan dalam menanamkan perilaku mandiri, disiplin, percaya diri, terbuka, kreatif, dan bertanggung jawab oleh orang tua kepada anaknya..

23 e. Jenis Pesan, meliputi: - Pesan verbal adalah pesan yang ditandai dengan penyebutan katakata, pengungkapannya baik secara lisan/tertulis. Dalam hali ini pesan secara lisan/tertulis yang disampaikan orang tua kepada anak. - Pesan nonverbal adalah pesan yang terlihat dari ekspresi wajah, gerakan tangan, dan lain-lain. Dalam hal ini pesan nonverbal yang disampaikan orang tua kepada anaknya. f. Intensitas Komunikasi adalah seberapa sering proses komunikasi dilakukan. Dalam hal ini seberapa sering atau frekuensi berkomunikasi antara orang tua dan anak yang mengandung pesan untuk menanamkan perilaku positif. g. Cara Penyampaian Pesan adalah metode yang digunakan dalam berkomunikasi, dapat dilakukan secara tatap muka ataupun menggunakan isyarat nonverbal. Dalam hal ini metode yang digunakan orang tua untuk berkomunikasi kepada anak. h. Suasana Penyampaian Pesan adalah keadaan yang mendukung komunikasi antar pribadi dilakukan. Dalam hal ini meliputi keadaan lingkungan dan kondisi emosional orang tua maupun anak. 2. Komponen Perilaku Positif Anak a. Mandiri yaitu prilaku anak mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/ masalah, dan dapat melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain b.

24 c. Disiplin yaitu sikap mental anak untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu. d. Percaya Diri yaitu perasaan anak yang teguh pada pendirian, kreatif dan ambisi dalam mencapai cita-cita/ tujuan. e. Terbuka yaitu perilaku anak mengungkapkan isi hatinya dan pendapatnya, dan senang berbicara. f. Kreatif yaitu tindakan rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, memiliki imajinasi yang tinggi, tidak takut salah, dan senang akan hal-hal baru g. Bertanggung jawab yaitu melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajibannya dengan sungguh-sungguh, berani mengakui kesalahan. 3. Komponen Karakteristik Responden - Karakteristik orang tua a. Usia yaitu umur responden sejak dilahirkan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Dalam hal ini umur orang tua yang menjadi subjek penelitian yang dihitung dengan jumlah tahun. b. Orang tua anak yaitu orang tua yang melahirkan anak dan membesarkan anak baik itu ibu dan ayah, ibu saja atau ayah saja. c. Pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal terakhir meliputi, SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi. Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua yang menjadi subjek penelitian. d. Pekerjaan yaitu sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian. Dalam hal ini mata pencaharian orang tua. - Karakteristik anak

25 a. Usia yaitu umur responden sejak dilahirkan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Dalam hal ini umur anak yang menjadi subjek penelitian yang dihitung dengan jumlah tahun. b. Jenis kelamin yaitu merupakan pembagian pria atau wanita c. Urutan kelahiran yaitu anak keberapa yang dilahirkan dalam keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar eksistensi suatu masyarakat yang dapat menentukan struktur suatu masyarakat dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua, atau dari anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Segala kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MEMBENTUK PERILAKU POSITIF ANAK PADA MURID SDIT CORDOVA SAMARINDA

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MEMBENTUK PERILAKU POSITIF ANAK PADA MURID SDIT CORDOVA SAMARINDA ejournal lmu Komunikasi, 2013, 1 (3) : 112-121 ISSN 0000-0000 ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MEMBENTUK PERILAKU POSITIF ANAK PADA MURID

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sumber kepribadian seseorang. Di dalam keluarga dapat ditemukan berbagai elemen dasar yang dapat membentuk kepribadian seserang. Tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Peneliti ingin mengambil tema tentang budaya komunikasi di organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk dikaji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Menurut Yusuf (2003),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga. Kualitas hubungan orang tua akan memberikan dampak besar terhadap tumbuh kembang anak. Hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor, diantaranya adalah faktor kesehatan, gizi, dan mental atau psikologis, dimana faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori usia remaja yang tidak pernah lepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap dalam perkembangan di mana seseorang mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut terutama ditandai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak akan pernah hilang selama kehidupan manusia berlangsung. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang harus dididik dan dapat dididik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyesuaian Sosial 2.1.1 Pengertian penyesuaian sosial Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh dikatakan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan

B A B I PENDAHULUAN. beragam, sehingga makin disadari bahwa pelayanan dan kepuasan pelanggan B A B I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini banyak perusahaan yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang bersangkutan adalah untuk memuaskan pelanggan. Cara pengungkapannya pun sangat beragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam membangun kehidupannya di dalam suatu negara, karena dengan pendidikan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah sebuah kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup. Tak hanya manusia, binatang juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya, dengan

Lebih terperinci

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, BAB II IBU DAN ANAK 2.1 Arti Ibu Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung PERAN KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH TINDAK KEKERASAN ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT KELURAHAN KLABALA KOTA SORONG Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung e-mail: deamanukily@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan berbagai konteks komunikasi yang berbeda-beda. Salah satu konteks komunikasi yang paling sering dihadapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling

I. PENDAHULUAN. diantara manusia pada dasarnya terdapat saling ketergantungan, saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara kodrati manusia adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang selalu ingin hidup berdampingan, bergaul dengan sesamanya. Hal ini membuktikkan bahwa diantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (baik yang dilahirkan ataupun diadopsi). Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Remaja dipandang sebagai periode perubahan, baik dalam hal fisik, minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari masalah psikologi. Masalah ini menitik beratkan pada pemahaman dan proses dasar serta dinamika perilaku

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1 Persepsi 1.1 Defenisi Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan yang dialaminya (Suliswati, 2005). Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan menjadi hal yang paling penting dalam fase kehidupan manusia. Tahapan ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI

PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Asuh 1.1 Definisi Pengasuhan adalah kegiatan kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh anak (Darling,

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Secara psikologis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2001:28), belajar adalah Sesuatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja sejak dahulu dianggap sebagai masa pertumbuhan yang sulit, dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun orang tua. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Masing-masing individu yang berinteraksi akan memberikan respon yang berbeda atas peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Karyawan PT. INALUM 1. Pengertian Karyawan Karyawan adalah sumber daya yang sangat penting dan sangat menentukan suksesnya perusahaan. Karyawan juga selalu disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki pasangan akan selalu saling melengkapi satu sama lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan selalu berpasangan, pria dengan wanita. Dengan tujuan bahwa dengan berpasangan, mereka dapat belajar berbagi mengenai kehidupan secara bersama.

Lebih terperinci

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain. Seorang anak memerlukan waktu

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS S k r i p s i Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi kepada muridnya. Karena seorang guru bahasa sunda harus menyampaikan pesan yang disengaja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang mana manusia akan selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat. Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat

Lebih terperinci

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Keluarga merupakan suatu sistem kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan di antara anggotanya dan rasa saling memiliki. Keluarga menurut Ahmadi dan Uhbiyati

Lebih terperinci