I Wayan Widiana, Jakaria, Artadi Heru W., Suhandar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I Wayan Widiana, Jakaria, Artadi Heru W., Suhandar"

Transkripsi

1 PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS(SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM CHILLER DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiana, Jakaria, Artadi Heru W., Suhandar wayan_nane@batan.go.id Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN, Gedung Kawasan Puspiptek Serpong, Banten, ABSTRAK RANCANGAN SISTEM MONITORINGDAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM CHILLER DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR). Telah dibuat rancangan monitoringdan kendali jarak jauh berbasis pesan singkat atau sms (short message service) pada sistem chiller di PRR. Tujuannya adalah agar diperoleh bentuk rancangan yang lengkap agar dapat diaplikasikan sesuai spesifikasi teknis yang diinginkan. Metode yang digunakan adalah metode monitoring dengan menggunakan sms yang dikirim dari modul ke personel terkait serta metode pengendalian menggunakan sms dari personel terkait ke modul. Hasil yang telah dicapai adalah sebuah dokumen rancangan yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis yang siap untuk diimplementasikan. Katakunci:Monitoring dan kendali jarak jauh, Sms, Sistem Chiller. ABSTRACT DESIGN OF CHILLER SYSTEM MONITORING AND REMOTE CONTROL BASED ON SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) AT THE CENTER FOR RADIOISOTOPES AND RADIOPHARMACEUTICALS. The design of chiller system monitoring and remote control based on SMS at the Center for Radioisotopes and Radiopharmaceuticals has been done. The objective of this design was to obtain a complate draft form to be applied acording to desired tecnical spesifications. The method was monitoring is done firsly by the module sending SMS to the related personel regarding status of the system and control is done by the related personel sending SMS back to the module. The result was draft document equipped with tecnical spesification ready to implement. Keywords:Monitoringandremote control,sms, Chiller System. 1. PENDAHULUAN Sistem chilleryang terdapatdi PRR-BATAN terdiri dari tiga unit, dimana satu unit chiller memiliki 2 sistem pendinginan (sistem 1 dan sistem 2). Sistem 1 memeiliki kapasitas 50 Torr (6666,1 Pa) sedangkan sistem 2 memiliki kapasitas 70 Torr (9332,54 Pa). Kedua sistem pendinginan pada setiap unit chiller mempunyai parameterparameter yang harus dimonitor setiap saat untuk mengetahui unjuk kerja setiap sistem pendinginan maupun unjuk kerja setiap unit chiller. Kendala yang dihadapi adalah bahwa chiller tersebut terletak di lantai paling atas gedung 11 PRR- BATAN yang merupakan atap gedung. Akses menuju lokasi melalui tangga putar kecil, sehingga untuk mencapai lokasi chiller membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu lokasi chiller tidak memiliki pelindung atap sehingga pada saat hujan kegiatan monitoring tidak dapat dilakukan secara maksimal. Untuk itu dibuat rancangan sistem monitoring berbasis sms (short message service) yang dapat memberikan informasi mengenai parameter-parameter system pendinginmaupunchiller. Parameter pendingindanchiller tersebut akan dikirim ke telepon seluler yang dimiliki oleh personel yang terkait dengan pelaksanaanoperasidanperawatansistemchiller. Untuk kondisi tertentu personel terkait dapat melakukan pengendalian melalui sms. 2. TEORI Unit Monitoring dan Kendali Jarak Jauh Unit monitoring dan kendali merupakan sebuah modul yang berfungsi sebagai unit monitoring sekaligus sebagai unit kendali dengan I Wayan Widiana, dkk 395 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

2 metode smssebagai basisnya. Pada saat input berubah status dari normal menjadi alarm maka sms akan terkirim ke telepon genggam personel terkait. Dalam modul tersebut terdapat software yang berfungsi untuk melakukan konfigurasi sistem monitoring dan sistem kendali. Dalam konfigurasinya dimungkinkan untuk melakukan pengaturan mengenai status input, status output, pengaturan alarm, pengaturan kelompok telepon, dan pengaturan sms [1]. Selain itu personel terkait dapat melakukan respon balik semacam pengendalian jarak jauh dengan menggunakan pesan singkat dengan format tertentu. Pengendalian jarak jauh tersebut dilakukan untuk mengatasi anomali yang terjadi berdasarkan sistem kendali yang sudah dibangun dan terintegrasi dengan unit monitoring berbasis pesan singkat. Skema dasar prosesmonitoring dan pengendali jarak jauh berbasis sms dapat dilihat pada gambar 1. C h i l l e r Alarm kontrol M o d u l sms Gambar 1. Skema dasar prosesmonitoring dan pengendali jarak jauh berbasis sms. Sistem Chiller Siklus sistem pendingin pada chiller yang terdapat di PRR BATAN menggunakan siklus kompresi uap (Vapour Compression Cycle) dimana dalam siklus tersebut terdapat proses penguapan dalam menyerap panas dengan menggunakan media pendingin (refrigerant). Dalam siklus tersebut digunakan komponen utama yang terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekpansi dan evaporator [2] Kompresor yang digunakan adalah kompresor semi hermetik. Fungsi kompresor adalah untuk memampatkan media pendingin (refrigerant)dimana di dalam kompresor terdapat saluran isap dan saluran tekan.kondesor yang digunakan adalah jenis Air Cooled Condenser (kondensor berpendingin udara),bentuknya berupa pipa-pipa tembaga yang dikelilingi oleh sirip-sirip alumuniumdandi atasnya terdapat fan kondesor yang berfungsi untuk mengalirkan udara dengan kecepatan tinggi [3]. Katup ekpansi bertujuan untuk menurunkan tekanan pada media pendingin. Pada chiller yang ada di PRR digunakan katup ekpansi jenis TXV (Thermostatic Expantion Valve)yang bekerja berdasarkan nilai temperatur dari media pendingin yang terjadi pada evaporator. Sedangkan evaporator atau juga disebut coolermerupakan tipe direct expantiondimana pipa yang berisi media pendingin bersentuhan langsung dengan air yang bersirkulasi. Parameter Parameter Chiller Setiap unit chiller memiliki beberapa parameter seperti return water temperature, leaving water temperature, Suction pressure sysitem 1, Suction pressure system 2, Oil pressure system 1, oil pressure system 2, Discharge pressure system 1, discharge pressure system 2 [4]. Parameter tersebut sangat penting untuk selalu dipantau karena unjuk kerja chiller dapat dilihat dari nilai parameter tersebut. Return water temperature merupakan suhu air yang datang dari AHU (Air Handling Unit) menuju ke evaporator. Leaving water temperature merupakan suhu air yang telah didinginkan oleh evaporator untuk kemudian dikembalikan ke AHU. Oleh karena itu suhu Leaving jauh lebih rendah dibandingkan dengan suhu Return. Suction pressure merupakan tekanan media pendingin (freon) yang masuk ke dalam kompresor.discharge pressure adalah tekanan media pendingin yang dihasilkan oleh kompresor. Tekanan discharge tersebut harus selalu terjaga agar tidak melebihi batas normal. Selain itu terdapat beberapa parameter yang sangat penting untuk selalu dimonitor statusnya antara lain pompa chiller, fan kondensor, dan kompresor. Ketiga komponen tersebut sering gagal beroperasi tanpa diketahui gejalanya. Tabel 1 menunjukkan beberapa parameter yang dimilki chiller dan pendukungnya. Tabel 1. Parameter parameter chiller No Parameter Keterangan 1 Return Water temperature 1 unit 1 buah 2 Leaving Water Temperature 1 unit 1 buah 3 Suction Pressure 1 Sistem 1 bh 4 Oil Pressure 1 Sistem 1 bh 5 Discharge Pressure 1 Sistem 1 bh 6 % load motor current 1 Sistem 1 bh 7 Heater kompresor 1 unit 1 buah 8 Kontaktor kompresor 1 Sistem 1 bh 9 Kontaktor Fan Kondensor 1 Sistem 2 bh 10 Kontaktor pompa chiller 1 unit 1 buah 11 Suhu motor pompa chiller 1 unit 1 buah I Wayan Widiana, dkk 396 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

3 3. TATAKERJA (BAHAN DAN METODE) Bahan dan Peralatan Bahan dan peralatan yang digunakan dalam perancangan monitoring dan kendali jarak jauh berbasis pesan singkat adalah; modul monitoring dan kendali jarak jauh yang didukung oleh software yang terdapat dalam modul tersebut. Langkah Perancangan Langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan adalah; pembuatan blok diagram monitoring dan kontrol jarak jauh, pembuatan deskripsi sistem chiller yang akan dimonitor dan dikendalikan dari jarak jauh, konfigurasi input, konfigurasi output, pengaturan phone group, pengaturan sms, dan pengaturan alarm group. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Blok Diagram Blok diagram sistem monitoring dan pengendali jarak jauh berbasis sms dapat dilihat pada gambar 2. Return Leaving Suction Discharge Oil Press Motor current Heater komp. Kontak Komp. Kontak fan Kontak pompa Suhu pompa Modul Monitoring Coil Pompa CoilKom p. CoilUtam a CoilFan Kondenser Gambar 2. Blok Diagram sistem monitoring jarak jauh berbasis sms untuk 1 unit chiller Deskripsi Deskripsi yang dimaksud adalah gambaran proses yang terjadi pada setiap parameter yang kemudian diolah oleh modul monitoring untuk kemudian dikirim ke telepon seluler personel terkait dalam bentuk sms. Deskripsi tersebut adalah sebagai berikut; 1. Return water temperature, merupakan input analog yang akan diolah oleh modul monitoring sehingga nilai temperature dapat dikirim dalam format sms. Terdapat dua jenis alarm yang dapat diatur untuk input analog yaitu low alarm dan high alarm. 2. Leaving water temperature adalah input analog dengan nilai masukan antara 4 ma sampai dengan 20 ma. Nilai tersebut akan dibaca oleh modul untuk diolah agar dapat menampilkan angka derajat suhu untuk kemudian dikirim dalam format sms. Nilai 4 ma merupakan nilai terendah yang dapat mengaktifkan low alarm sedangkan 20 ma adalah nilai tertinggi yang dapat mengaktifkan high alarm. Pada saat alarm aktif maka akan terkirim sms ke telepon seluler personel terkait. 3. Suction pressure merupakan input analog yang mewakili nilai tekanan yang ada di daerah suction. Biasanya nilai yang mengaktifkan alarm adalah nilai batas bawah (low alarm). 4. Discharge pressure adalah input analog yang mewakili nilai tekanan yang terdapat di daerah discharge. Alarm yang aktif adalah high alarm. 5. Oil pressure merupakan nilai tekanan pada oli pada saat kompresor beroperasi. Low alarm maupun high alarm dapat aktif. 6. Motor current merupakan input analog yang mewakili nilai arus pada saat kompresor beroperasi.nilai arus hanya untuk ditampilkan dalam format sms jika diminta oleh user. 7. Heater kompresor berfungsi menjaga kondisi oli kompresor agar tidak beku. Suhu oli harus berada diatas 40 0 C. Alarm akan terjadi pada saat suhu berada di bawah 40 0 C (low alarm). 8. Kontak kompresor merupakan input digital yang diperoleh dari kontaktor kompresor yang menyatakan bahwa kompresor telah diberi tegangan. 9. Kontak Fan adalah input digital yang diperoleh dari kontaktor fan kondensor yang menyatakan bahwa fan kondensor sudah diberikan tegangan. 10. Kontak pompa juga merupakan input digital yang menyatakan bahwa pompa sudah diberikan tegangan. 11. Suhu pompa merupakan indikator dari motor pompa chiller. Suhu normal berada pada I Wayan Widiana, dkk 397 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

4 nilai dibawah 80 0 C. Dengan demikian high alarm akan aktif jika suhu motor mencapai 80 0 C. 12. Output yang akandikendalikanadalahcoilpompachiller, coilkompresor, coilkontrolutamadancoil fan kondensor. Sedangkanpadasaatkontaktertutupmakainput X1 berubah status menjadifaultsepertiterlihatpadagambar 6. Pengaturan inputdigital Pengaturan inputdigital dilakukan dengan melakukan konfigurasi pada tabel konfigurasi input seperti gambar 3. Dari deskripsi diketahui terdapat 3 buah input digital yaitu kontak kompresor, kontak fan kondensor dan kontak motor pompa chiller.disiapkan sebanyak 8 buah input yang dapat dikonfigurasi yaitu dari X1 sampai dengan X8. Pada pengaturan input digital terdapat bagian deskripsi untuk menampilkan nama atau sebutan sinyal alarmyang akan dimonitor. Gambar 4. Digital input X1 Alarm : close Gambar 5. Status X1 pada saat kontak terbuka Gambar 6. Status X1 pada saat kontak tertutup Pengaturan Input Analog Dalam modul monitoring hanya disediakan 4 input analog. Untuk itu dipilih input analog yang dapat mewakili parameter yang lain, yaitu return water temperature, Leaving water temperature, Suction pressure dan discharge pressure. Solusi lain adalah dengan menambah modul input analog pada modul monitoring. Pengaturan input analog dapat dilihat pada gambar 7.Sedangkan contoh pengaturan input analog dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 3. Konfigurasi inputdigital Disiapkan maksimal 40 karakter untuk deskripsi tersebut. Pada kolom open akan aktif jika tegangan input berada pada level rendah (0-5V). Hal ini sama dengan keadaan kontak terbuka. Disediakan 15 karakter untuk mengisi bagian open tersebut. Pada kolom close menyatakan status input dimana input akan aktif pada saat tegangan input berada pada level tinggi (8-24V) atau sebanding dengan keadaan kontak tertutup. Jika alarm untuk input kontak kompresor diaktifkan pada posisi close seperti gambar 4, maka pada saat modul mendapatkan tegangan 8 24 volt alarm akan terjadi dan modul akan mengirimkan sms ke telepon seluler.padasaatkontakterbukamakainput X1 beradapada status normal sepertiterlihatpadagambar 5. Gambar 7. Konfigurasi input analog I Wayan Widiana, dkk 398 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

5 dirubah namanya sampai dengan 20 karakter. Misalnya Y1 diganti dengan Coil pompa dan seterusnya. Gambar 12. Konfigurasi output Gambar 8. Contoh pengaturan input analog A1: Return water temperature Terdapat pengaturan nilai low alarm dan high alarm untuk menentukan nilai batas bawah dan nilai batas atas dimana modul akan mengirimkan status dalam bentuk sms pada saat salah satu dari nilai tersebut tercapai. Bila nilai terbaca masih berada pada rentang bawah dan atas maka input berstatus normal seperti pada gambar 9. High alarm terjadi apabila nilai batas atas tercapai seperti terlihat pada gambar 10. Sedangkan low alarm akan terjadi apabila nilai batas bawah tercapai seperti terlihat pada gambar 11. Gambar 9. Input analog A1 status normal Gambar 10. Inputanalog A1 status high alarm Pengendalian output jarak jauh dengan sms Fitur pengendalian jarak jauh dengan menggunakan sms dapat digunakan oleh personel terkait untuk memindahkan status outputdari mati menjadi hidup (kontak relay tertutup) atau sebaliknya dari hidup menjadi mati (kontak relay terbuka). Unit montoring dan pengendali akan memberikan balasan sms setelah status output berubah. Format sms untuk pengendalian dilakukan dengan format khusus yaitu dengan menggunakan tanda # didepan karakter sms. Contohnya, untuk merubah kontak relay output 1 yang diberi nama Coil komp. menjadi tertutup (hidup), dapat dilakukan dengan mengirim sms #on Coil komp. ke unit monitor dan pengendali. Setelah kontak relay tertutup unit monitor dan pengendali akan megirim sms balasan seperti 09/05/ :05 Coil komp. ON Pengaturankelompoknomortelepongenggam Pengaturan kelompok nomor telepon genggam dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu Operation Group, Escalation Group, Authorized Group, dan Forward Number.Operation Group merupakan kelompok yang akan menerima sms alarm pada saat input digital berubah status (dari terbuka ke tertutup atau sebaliknya). Demikian juga jika input analog berubah status dari normal ke high alarm, high alarm ke normal, normal ke low alarm dan low alarm ke normal. Pengaturan operation group dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 11. Inputanalog A1 status low alarm Pengaturan Output Pengaturan output dilakukan dengan melakukan konfigurasi pada tabel konfigurasi output seperti gambar12. Konfigurasi tersebut memungkinkan kita untuk melakukan perubahan status output dengan kontrol melalui sms. Status output tersebut dapat menjadi ON atau OFF dengan perintah yang dikirim ke unit monitoring dan pengendali melalui sms. Terdapat empat buah output yang dapat dimonitor dan dikendalikan dalam satu unit yaitu Y1-Y4. Setiap output dapat Gambar 13. Operation Group Escalation group adalah mereka yang akan I Wayan Widiana, dkk 399 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

6 menerima sms alarm ketika perintah pengendalian tidak diterima oleh modul dari nomor telepon genggam yang tertera pada Operation Group setelah berakhirnya masa tunda alarm. Pengaturannya dapat dilihat pada gambar 14. Terdapat 5 pilihan pengaturan untuk pengulangan pengiriman sms dengan pilihan maksimal sebanyak 4 kali. Interval pengulangan dapat diatur mulai dari 2 menit sampai dengan 30 menit. Kemudian terdapat pilihan apakah akan dikirim sms apabila keadaan kembali normal. Pengaturan smsdapat dilihat pada gambar 17. Pengaturan Alarm Group Gambar14.Escalation Group Authorized Group adalah kelompok yang dapat melakukan permintaan jarak jauh dan mengubah nomor ponsel pada Operation Group, Forward number, dan Authorized Group yang tersimpan dalam memori, dengan menggunakan sms. Pengaturannya dapat dilihat pada gambar 15. Gambar15.Authorized Group Forward Numberadalahnomorponsel yang akanmenerimasmsalarmsamaseperti yang diterimaolehoperation group. Setiap sms yang masuk ke modul juga akan diteruskan ke nomor tersebut. Pengaturannyadapatdilihatpadagambar 16. Gambar 18. Pengaturan Alarm Groupuntuk input digital Pada pengaturanalarm group dimungkinkan untuk melakukan pemilihan kelompok nomor telepon yang akan menerima sms misalkan berdasarkan penanggungjawab masing-masing alat pada saat alat tersebut mengalami anomali (alarm). Pada pengaturan yang lebih mendalam dimungkinkan untuk melakukan shift schedule dengan pemilihan hari maupun pengaturan jam yang dikombinasikan dengan pemilihan kelompok nomor telepon. Pengaturan alarm group dapat dilihat pada gambar 18 dan gambar 19. Gambar 16. Forward Number Pengaturan SMS Pengaturan sms meliputi pengulangan pengirimansms, interval pengulangan sms, dan pengiriman sms ketika status kembali normal. Gambar 19. Pengaturan Alarm Groupuntuk input analog Gambar 17. Pengaturan SMS 5. KESIMPULAN Prinsip kerja modul monitoring dan pengendalian jarak jauh berbasis sms adalah menerima sinyal alarm dari beberapa parameterchiller yang mengalami anomali untuk selanjutnya mengirimkan informasi tersebut I Wayan Widiana, dkk 400 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

7 kepada personel terkait melalui sms. Pengendalian dilakukan dengan mengirim sms ke modul dengan format tertentu sesuai output yang akan dikendalikan. Konfigurasi-konfigurasi terkait dengan pengaturan input, pengaturan output, phone group, pengaturan sms, dan alarm group dapat dilakukan dengan membuka software yang ada pada modul monitoring dan pengendalian jarak jauh berbasis sms. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Remote Monitoring Controller User Manual Version 2.02 Model : RMC Available: diakses tanggal 2 Juni AgusMaulana, DasarTeknikPendingin, available : diaksestanggal 24 agustus Jakaria, Sistem Ventilasi dan Tata Udara di Gedung Siklotron, Laporan Kerja Praktek di Bidang Pengembangan Sarana dan Proses P2RR BATAN,Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN, ANONYMOUS, Manual Operation Air Conditioning System, YORK, tidak bertahun I Wayan Widiana, dkk 401 STTN-BATAN & PTAPB-BATAN

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong,  ABSTRAK ABSTRACT PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN KENDALI JARAK JAUH BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) PADA SISTEM KESELAMATAN DI PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PRR) I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana PRR-Batan,

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL

SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL SISTEM MONITORING CHILLER MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN PROGRAMMABLE TERMINAL I Wayan Widiana. 1, Jakaria. 2, Sofyan Sori 3 Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Serpong, 15313 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC) Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto, Heri Witono, Arifin Istavara Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGOPERASIAN CHILLED WATER SYSTEM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK PENDINGIN

DASAR TEKNIK PENDINGIN DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

Basic Comfort Air Conditioning System

Basic Comfort Air Conditioning System Basic Comfort Air Conditioning System Manual Book (CAC BAC 09K) 5 PERCOBAAN 32 5.1. KOMPONEN KOMPONEN UTAMA DALAM SISTEM PENDINGIN TUJUAN: Setelah melakukan percobaan ini siswa akan dapat : 1. Memahami

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT TATA UDARA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG MANAGEMENT

Lebih terperinci

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft

Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft Apip Badarudin Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga,

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA Dalam pengambilan data perlu diperhatikan beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pengambilan data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air dingin ( Chiller water ) merupakan air dingin yang di hasilkan oleh mesin pendingin ( mesin Chiller ) untuk didistribusikan ke unit unit mesin pendingin

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL Disusun Oleh: KELOMPOK 9 Angga Eka Wahyu Ramadan (2113100122) Citro Ariyanto (2113100158) Ahmad Obrain Ghifari (2113100183) INSTITUT

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI Darwis Tampubolon *), Robert Samosir **) *) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan **) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak Refrigerasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya

Lebih terperinci

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani

ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER. Hasani ALAT PENGENDALI OTOMATIS DAN DETEKSI KEADAAN PERALATAN RUMAH MENGGUNAKAN SMS CONTROLLER Hasani 20108927 Latar Belakang Teknologi dan inovasi alat yang menggunakan sistem kendali jarak jauh, turut mengalami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara

Lebih terperinci

V12 V10 V11 BAB IV BAHASAN UTAMA. 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin. Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran Analisa Penggunaan Chiller

V12 V10 V11 BAB IV BAHASAN UTAMA. 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin. Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran Analisa Penggunaan Chiller 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin BAB IV BAHASAN UTAMA G3 V1 V2 V3 V4 G2 V5 V6 V7 V8 G1 V9 V10 V11 V12 Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran 4.1.1 Analisa Penggunaan Chiller [Oventrop Technical Training]

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur : 3.1 Data-Data Penelitian Spesifikasi : Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller BAB II DASAR TEORI 2.1 Blast Chiller Blast Chiller adalah salah satu sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan suatu produk dengan cepat. Cara pendinginan produk pada Blast Chiller ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN)

PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) PEMBUATAN SISTEM MONITORING TEKANAN DAN TEMPERATUR BERBASIS PLC PADA SARANA EKSPERIMEN KONDENSASI (SEKONDEN) Kussigit Santosa, Agus Nur Rachman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Puspiptek,

Lebih terperinci

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System

Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 29 July 2009 Commissioning of Air Conditioning System Commissioning

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP )

BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) BAB IV CARA KERJA SISTEM AIR CONDITIONER ( WCP ) 4.1 SYSTEM AIR CONDITIONING Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II DASAR TEORI 2012 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY TIPE TROMBONE COIL SEBAGAI WATER HEATER Arya Bhima Satria 1, Azridjal Aziz 2 Laboratorium

Lebih terperinci

BAB V BEDAH TEKNOLOGI

BAB V BEDAH TEKNOLOGI Bedah Teknologi: Air Conditioner BAB V BEDAH TEKNOLOGI Sebuah air-conditioner pada dasarnya adalah sebuah pendingin tanpa kotak pengisolasi sebagaimana halnya kulkas. Alat ini menggunakan proses penguapan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM

OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM OPTIMALISASI SISTEM EXHAUST FAN DALAM SISTEM TATA UDARA GUNA MENUNJANG STABILITAS FLOW PATTERN DI LABORATORIUM I Wayan Widiana, Mulyono, Sopyan Sori, Jakaria Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X ANALISIS KARAKTERISTIK MESIN REFRIGERASI MOBIL MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI ALAT UJI Annisa Wulan Sari 1* Sunaryo 1** 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Jl. K.H.

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING ALARM DAN KENDALI JARAK JAUH POMPA TANGKI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR BERBASIS SMS

SISTEM MONITORING ALARM DAN KENDALI JARAK JAUH POMPA TANGKI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR BERBASIS SMS SISTEM MONITORING ALARM DAN KENDALI JARAK JAUH POMPA TANGKI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR BERBASIS SMS Bisma Barron Patrianesha 1,2, Ajat Sudrajat 1, Fitria Hidayanti 1, Hari Suryanto 2 1 Teknik Fisika - Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti

Lebih terperinci

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package PENDAHULUAN Pendinginan adalah suatu proses penarikan kalor (Heat) dari suatu benda /zat sehingga temperaturnya lebih rendah

Lebih terperinci

BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED)

BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED) BAB III PENELITIAN KINERJA CHILLER (AIR COOLED) 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Menggunakan program monitor dari Air Cooled 640 TR 3.2 Prosedur Standar acuan untuk Uji Air Cooled dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,

Lebih terperinci

EVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03)

EVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03) EVALUSI KINERJA SISTEM PENYEDIA AIR DINGIN (QKJ 01/02/03) Mohamad Yahya, Dede Solehudin Fauzi Pusat Reaktor Serba Guna Batan Serpong Kawasan Puspiptek Gd. 31 Setu 15310 Tangerang Selatan Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN

Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN Hasil Penelilian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN CHILLER UNTUK MENUNJANG PENGELOLAAN TAT A UDARA IPLR TAHUN 2006 Sri Maryanto, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif,

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1 Design Tabung (Menentukan tebal tabung) Tekanan yang dialami dinding, ΔP = 1 atm (luar) + 0 atm (dalam) = 10135 Pa F PxA

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan

PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN SUHU LINGKUNGAN PETERNAKAN AYAM BROILER DI DAERAH GIANYAR MELALUI SMS BERBASIS MIKROKONTOLER AVR ATMEGA16 Didik Setiawan ABSTRAK Telah berhasil dibuat alat yang membantu memantau

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Perancangan Alat Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat yang dapat memonitoring banjir dan dapat diaplikasikan untuk memberikan informasi mengenai tingginya

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 HASIL PENGUJIAN KESTABILAN SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan alat Kompor Listrik Digital IoT dengan menggunakan Microcontroller Open Source Wemos. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah

Lebih terperinci

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE

STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE Tonny Siahaan ABSTRAK STUDI SPESIFIKASI TEKNIK WATER CHILLER VAC IEBE. Telah dilakukan studi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1. Pendahuluan Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. MODUL PRAKTIKUM Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T. PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Assalaamu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Conditioner Dengan Fuzzy Logic

Conditioner Dengan Fuzzy Logic Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kompresi dan Distribusi Refrigrant pada Multi-split Air Conditioner Dengan Fuzzy Logic (Design Control System of Compression and Distribution Refrigrant on Multi-split

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL BAB IV ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Untuk menjalankan proses produksi, program PLC, SCADA panel kontrol PLC dan MCC harus dalam kondisi ON atau hidup. Saat tombol atau intruksi pada SCADA dijalankan,

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PENGOPERASIAN AC (AIR CONDITIONING) JARAK JAUH DENGAN SMS (SHORT MESAGGE SERVICE) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

SISTEM KONTROL PENGOPERASIAN AC (AIR CONDITIONING) JARAK JAUH DENGAN SMS (SHORT MESAGGE SERVICE) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL PENGOPERASIAN AC (AIR CONDITIONING) JARAK JAUH DENGAN SMS (SHORT MESAGGE SERVICE) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Garis Besar Penelitian Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah melakukan pengujian pengaruh putaran mesin terhadap performansi sistem pengkondisian udara

Lebih terperinci

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN

BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY (TIPE HELICAL COIL, TROMBONE COIL DAN MULTI HELICAL COIL) TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN DAN TEMPERATUR AIR PANAS

PENGARUH PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY (TIPE HELICAL COIL, TROMBONE COIL DAN MULTI HELICAL COIL) TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN DAN TEMPERATUR AIR PANAS Jurnal Sains dan Teknologi 14 (1), Maret 15: 17- PENGARUH PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY (TIPE HELICAL COIL, TROMBONE COIL DAN MULTI HELICAL COIL) TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN DAN TEMPERATUR AIR PANAS Adi Hans

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan 42 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai yang dihasilkan oleh pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan ketinggian air dan suhu air sebenarnya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Dalam merancang sistem pengendali sepeda motor berbasis android ini, terdapat beberapa masalah yang harus dicermati dan dipecahkan. Permasalahan tersebut

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN THERMOSTATIC EXPANTION VALVE PADA REFRIGERASI AC SPLIT. Harianto 1 dan Eka Yawara 2

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN THERMOSTATIC EXPANTION VALVE PADA REFRIGERASI AC SPLIT. Harianto 1 dan Eka Yawara 2 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN THERMOSTATIC EXPANTION VALVE PADA REFRIGERASI AC SPLIT Harianto 1 dan Eka Yawara 2 Abstract Vapor compression refrigeration is one of refrigeration systems that is most widely used

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang

Lebih terperinci

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD HANIF BADARUS SAMSI (2108100091) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD Contoh aplikasi di bidang pengobatan biomedis yang membutuhkan temperatur -20 C untuk penyimpanan sampel CFC mengandung ODP

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1. DESIGN REAKTOR Karena tekanan yang bekerja tekanan vakum pada tabung yang cendrung menggencet, maka arah tegangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4.1 Blok diagram program

BAB IV PERANCANGAN.  Gambar 4.1 Blok diagram program BAB IV PERANCANGAN 4.1 Blok Diagram dan Fungsinya Secara keseluruhan sistem terdiri atas beberapa bagian yang dapat digambarkan menjadi blok diagram pada gambar. Gambar 4.1 Blok diagram program Secara

Lebih terperinci

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUJIAN STEADY SISTEM CASCADE Dalam proses pengujian pada saat menyalakan sistem untuk pertama kali, diperlukan waktu oleh sistem supaya dapat bekerja dengan stabil.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI CHILLED WATER SYSTEM TAHUN Maryudi, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI CHILLED WATER SYSTEM TAHUN Maryudi, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI CHILLED WATER SYSTEM TAHUN 2005 Maryudi, Budi Arisanto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK UNJUK KERJA POMPA SIRKULASI SEBAGAI PENUNJANG OPERASI

Lebih terperinci