EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENERIMAAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION KERTAS KERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENERIMAAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION KERTAS KERJA"

Transkripsi

1 EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENERIMAAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION Oleh : SYLVIA HERLINA NIM : KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS PROGRAM STUDI : EKONOMIKA DAN BISNIS : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

2

3

4 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jl. Diponegoro Tlp: (0298) , Salatiga, Indonesia Fax. (0298) PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sylvia Herlina NIM : Program Studi : Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi: Judul : Evaluasi Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penerimaan Kas pada Divisi Pendidikan Yayasan Sion Pembimbing : Gustin Tanggulungan, SE.,M.Ak.,Akt. Tanggal diuji : 24 Januari 2014 adalah benar-benar karya saya. Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Salatiga, 8 Januari 2014 Yang memberi pernyataan, Sylvia Herlina ii

5 iii

6 MOTTO Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. (Ulangan 10:19) Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan. (Amsal 16:6) Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau. (Amsal 3:29) Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan dan Ia akan meninggikanmu. (1 Petrus 1:10) iv

7 ABSTRACT The evaluation of SOP implementation aims to evaluate the level of SOP implementation, so that it can be used as input to perfect the SOP to be in line with organizational changes. This research was conducted at the Sion Foundation Education Division, with the focus of this research on Cash Receipts SOP for Getasan Christian Middle School and Tarunatama Vocational High School educational units. The research data includes primary and secondary data that is retrieved through interviews, activity observations, and SOP documents. The data is analyzed using an compliance auditing technique by identifying the degree of deviance from each of the attributes. The conclusion of the degree of SOP implementation is conducted at the attribute level, sub-procedure level, and Cash Receipts SOP procedural level. Overall, the degree of compliance towards Cash Receipts SOP of the Sion Foundation Education Division can be categorized at an average degree of compliance with a 59.6 percent degree of compliance in the middle school work unit and percent degree of compliance in the vocational high school work unit. The factors which are identified as causing a less than maximum degree of compliance are SOP viewed as difficult, so that the related parties do not fully understand their tasks. There are still double functions which limit the related parties from conducting their duties maximally. Several structural changes and terminology changes at Sion Foundation have resulted in the need for SOP to be readjusted. Keywords : SOP, evaluation, cash receipts, compliance audit v

8 SARIPATI Evaluasi implementasi SOP bertujuan menilai tingkat pelaksanan SOP sehingga diperoleh masukan untuk penyempurnaan SOP seiring dengan perubahan lingkungan organisasi. Penelitian ini dilakukan pada Divisi Pendidikan Yayasan Sion, dengan fokus penelitian SOP Penerimaan Kas pada unit pendidikan SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama. Data penelitian meliputi data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi aktivitas, dan studi dokumen SOP. Data dianalisis menggunakan teknik audit kepatuhan dengan mengidentifikasi tingkat penyimpangan dari masing-masing atribut. Kesimpulan tingkat implementasi SOP dilakukan pada tingkat atribut, tingkat sub prosedur, dan tingkat prosedur SOP Penerimaan Kas. Secara keseluruhan tingkat kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion dikategorikan pada tingkat kepatuhan sedang dengan persentase kepatuhan 59,6 persen pada unit kerja SMP dan 62,25 persen pada unit kerja SMK. Faktor yang teridentifikasi sebagai penyebab tingkat kepatuhan belum maksimal adalah SOP dipandang rumit sehingga pihak terkait kurang memahami tugasnya, masih adanya rangkap fungsi yang membatasi pihak terkait untuk melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Beberapa perubahan struktur dan perubahan istilah di Yayasan Sion menyebabkan SOP perlu untuk disesuaikan kembali. Kata kunci : SOP, evaluasi, penerimaan kas, audit kepatuhan vi

9 KATA PENGANTAR Pelaksanaan kegiatan operasional suatu organisasi membutuhkan panduan kerja yang terstruktur untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja. Panduan itulah yang disebut dengan SOP. Agar SOP berfungsi secara maksimal, maka SOP harus selalu dikembangkan seiring dengan perkembangan lingkungan organisasi. Dalam pengembangan SOP diperlukan evaluasi secara berkala untuk memberikan perbaikan dalam pelaksanaannya. Dalam penulisan skripsi ini dilakukan penelitian mengenai Evaluasi Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion menggunakan teknik Audit Kepatuhan. Skripsi ini merupakan karya penulis, sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi yang membangun terhadap kekurangan skripsi guna perbaikan penelitian serupa di kemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Salatiga, Januari 2014 Penulis vii

10 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kepada Tuhan, atas anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Evaluasi Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penerimaan Kas pada Divisi Pendidikan Yayasan Sion ini. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terkait penulisan dan penyajian skripsi ini untuk kemajuan bersama. Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 3. Ibu Gustin Tanggulungan, SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing, terima kasih banyak atas segala bimbingan, kesabaran, serta petunjuk Beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan serta seluruh civitas akademika UKSW. 5. Seluruh keluarga besar penulis, papa, mama, dan kakak, yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materiil. 6. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan. 7. Pengurus Yayasan Sion, Bendahara Unit, dan Kepala Unit Kerja di SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama atas bantuan dan datadata yang diberikan. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga segala budi baik dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Salatiga, Januari 2014 Penulis viii

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv ABSTRACT... v SARIPATI... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi PENDAHULUAN TELAAH LITERATUR... 3 Standard Operating Prosedur (SOP)... 3 Evaluasi Implementasi SOP... 4 Pendekatan Audit Kepatuhan dalam Evaluasi Implementasi SOP... 5 Sistem Penerimaan Kas... 8 METODE PENELITIAN... 9 Jenis dan Sumber Data... 9 Langkah Pengumpulan dan Teknik Analisis Data... 9 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Hasil Analisis Data PENUTUP Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN ix

12 DAFTAR TABEL Tabel 1 Analisis Kepatuhan Atribut SOP Anggaran Tabel 2 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan Tabel 3 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama Tabel 4 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar di Yayasan Sion Tabel 5 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan Sion Tabel 6 Analisis Tingkat Kepatuhan Atribut SOP Penerimaan Kas x

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Panduan Wawancara Lampiran 2 Form Observasi dan Form Studi Dokumen Lampiran 3 Dokumen yang Digunakan Lampiran 4 Tabel Statistik Lampiran 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Lampiran 6 Identifikasi Atribut, Penyimpangan, Populasi, Metode Pemilihan Sampel, dan Jumlah Sampel Lampiran 7 Rincian Objek yang Diteliti, Data Narasumber, dan Rincian Dokumen Lampiran 8 Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP dan Perubahannya Lampiran 9 Struktur Organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama...52 Lampiran 10 Identifikasi Atribut SOP Anggaran xi

14 PENDAHULUAN Suatu standar diperlukan sebagai pedoman dalam pekerjaan agar lebih mudah, efektif, dan efisien. Setiap jenis organisasi, termasuk yayasan sebagai organisasi nirlaba membutuhkan Standard Operating Procedures (SOP) untuk acuan kerja bagi anggota yang terlibat di dalamnya. International Thinking Training and Consultancy (2011) berpendapat SOP menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai fungsi serta alat penilaian kinerja berdasarkan indikator teknis, administrasif, dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur, dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. SOP juga digunakan di pemerintahan untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang mampu menjalankan tugas dan fungsi secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Dengan adanya SOP, tugas dan fungsi dapat diselenggarakan dengan pasti, berbagai bentuk penyimpangan dapat dihindari, dan jika terjadi penyimpangan dapat ditemukan penyebabnya (PER-03/MENKO/POLHUKAM/ 7/2012). SOP secara substansial membantu organisasi menjadi lebih produktif. Dalam SOP terkandung komitmen jangka panjang untuk pengembangan organisasi. Tidak selamanya sebuah SOP berlaku secara permanen, karena perubahan lingkungan organisasi selalu membawa pengaruh pada SOP yang ada. Oleh karena itu SOP perlu dievaluasi terus-menerus, agar prosedur-prosedur dalam organisasi selalu merujuk pada akuntabilitas dan kinerja yang baik (PER/21/M.PAN/11/2008). Evaluasi SOP merupakan kegiatan rutin berkesinambungan yang harus dilakukan. Pada dasarnya evaluasi SOP merupakan penilaian kesesuaian pelaksanaan kegiatan, bukan kegiatan mencari kesalahan. Jika terdapat penyimpangan segera dilakukan tindakan perbaikan, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan rencana. Dengan demikian tumpang tindih dan kesalahan prosedur dalam pelaksanaan tugas dapat dihindari, serta ada kejelasan tanggung jawab, sehingga menghasilkan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi dalam mencapai tujuannya (PER-03/MENKO/POLHUKAM/7/2012). Yayasan Sion yang berlokasi di Salatiga merupakan salah satu organisasi nirlaba yang telah memiliki SOP dalam kegiatan operasinya. Pada Divisi 1

15 Pendidikan Yayasan Sion, SOP yang dirancang terdiri dari SOP Anggaran, SOP Penerimaan Kas, SOP Pengeluaran Kas, SOP Aset Tetap, dan SOP Pelaporan Keuangan. Proses evaluasi implementasi SOP Divisi Pendidikan Yayasan Sion hanya dilakukan pada awal penerapan SOP. Terdapat beberapa kendala implementasi yang teridentifikasi dalam kegiatan evaluasi tersebut, salah satunya tidak dilaksanakan pemisahan fungsi. Hal ini disebabkan kurangnya karyawan, sehingga yayasan merekrut karyawan untuk menangani pembukuan. Selanjutnya Yayasan Sion belum melakukan evaluasi secara berkala dan menyeluruh terhadap SOP yang diterapkan, sehingga pihak yayasan meragukan efektifitas implementasi SOP. Penelitian Lakiu (2011) atas SOP Sinode GKJTU mengidentifikasi penyebab tidak terimplementasinya SOP dengan baik disebabkan kurangnya pemahaman pelaku karena minimnya sosialisasi, SOP dianggap rumit, serta belum dilakukannya monitoring dan evaluasi terhadap SOP tersebut. Masalah yang disoroti dalam penelitian ini adalah belum dilakukannya evaluasi menyeluruh dan mendetail terhadap SOP Yayasan Sion sehingga tidak diketahui apakah SOP tersebut telah diterapkan pada fungsi-fungsi dalam organisasi. Dari masalah penelitian tersebut dirumuskan persoalan penelitian demikian: Bagaimana tingkat kepatuhan implementasi SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion? Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian bersama mengenai siklus kas, yang lebih berfokus pada SOP Penerimaan Kas karena aktivitas penerimaan kas menjadi salah satu aktivitas kunci bagi kelangsungan organisasi, namun rentan dimanipulasi oleh karyawan untuk kepentingan pribadi ataupun oleh manajemen agar organisasi terlihat baik dan menguntungkan (Munawir, 2005:2). Penelitian ini bertujuan menilai tingkat kepatuhan pelaksanaan SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion. Diharapkan penelitian ini memberi manfaat bagi Divisi Pendidikan Yayasan Sion dalam rangka perbaikan SOP dan penerapannya sehingga aktivitas pelayanan dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi terkait implementasi SOP dan pelaksanaan audit kepatuhan sebagai instrumen dalam menilai implementasi SOP pada organisasi nirlaba. 2

16 TELAAH LITERATUR Standard Operating Procedures (SOP) Standard Operating Procedures (SOP) merupakan seperangkat petunjuk tertulis mengenai dokumen kegiatan rutin atau berulang yang dikerjakan oleh organisasi (The U.S. Environmental Protection Agency, 2007). Standard Operating Procedures (SOP) juga merupakan panduan kerja yang terstruktur, sebagai pengukur kinerja, serta menunjukkan apa yang harus dilakukan, kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang harus melakukannya (Darmono, 2007). Manfaat SOP secara umum adalah mengoptimalkan kinerja organisasi, sarana mengkomunikasikan pelaksanaan pekerjaan, acuan dalam melakukan penilaian proses pekerjaan, sarana pelatihan bagi staf baru sehingga mengurangi waktu yang terbuang untuk memberikan pengarahan, mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat perubahan sistem dalam organisasi, serta digunakan sebagai sarana dokumentasi sistem informasi dan audit sistem informasi (Darmono, 2007). Ada tiga model SOP menurut Darmono (2007), yaitu SOP Teknis (Technical SOP), yang disusun untuk berbagai kegiatan teknis. Model teknis banyak digunakan di lingkungan industri dan laboratorium. Model selanjutnya adalah SOP Administratif (Administrative SOP), digunakan untuk menyusun berbagai macam kegiatan administratif, yang menggambarkan alur kerja dan prosedur kerja di kantor. Model SOP yang selanjutnya adalah SOP Gabungan, merupakan perpaduan dari SOP Teknis dan Administratif untuk menentukan prosedur kerja yang sifatnya teknis dan administratif. Siklus penyusunan SOP menurut Permenpan No. PER/21/M.PAN/11/2008 meliputi tahap persiapan penyusunan SOP, dimulai dengan membentuk tim, memberikan pelatihan bagi anggota tim, dan sosialisasi SOP ke seluruh unit. Tahap selanjutnya adalah penilaian kebutuhan SOP dan pengembangan SOP, terdiri dari tahap pengumpulan informasi dan identifikasi alternatif, analisis dan pemilihan alternatif, penulisan SOP, pengujian dan review SOP, hingga pengesahan SOP. Tahap berikutnya adalah penerapan SOP serta monitoring dan evaluasi. 3

17 PER/21/M.PAN/11/2008 tersebut menyebutkan kegunaan SOP bagi organisasi adalah menciptakan proses kerja yang efektif dan efisien. SOP memberikan informasi mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap karyawan secara lengkap, sehingga menghindari tumpang tindih pekerjaan serta mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan karyawan. SOP juga memberi kejelasan ukuran standar kinerja, cara konkret bagi karyawan untuk memperbaiki kinerja, serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan. Dengan demikian karyawan menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari. Meskipun SOP merupakan bagian kecil dari kegiatan operasional organisasi, namun SOP memiliki peran yang besar dalam menciptakan proses kerja yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, SOP menjadi instrumen yang penting untuk mendorong organisasi dalam memperbaiki proses internal sehingga terjadi peningkatkan kualitas kinerja. Evaluasi Implementasi SOP Evaluasi SOP adalah penilaian terhadap SOP yang telah dibuat, baik dari segi penyusunan maupun penerapannya, guna memperoleh masukan untuk penyempurnaan sehingga SOP selalu mutakhir, sesuai dengan kebutuhan, dan proses penerapannya dapat berjalan dengan baik (PER-1236/K/SU/2011). Tahapan evaluasi dalam siklus penyusunan SOP merupakan tahap analisis sistematis terhadap serangkaian aktivitas yang dibakukan dalam bentuk SOP untuk menentukan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi secara keseluruhan. Evaluasi sebagai langkah tindak lanjut dari tahap monitoring, bertujuan mengetahui kelemahan pelaksanaan SOP sehingga dilakukan penyempurnaan SOP dan dimungkinkan terjadi perubahan SOP seiring dengan perubahan lingkungan organisasi (PER/21/M.PAN/11/2008). Metode yang pernah digunakan dalam proses evaluasi SOP, di antaranya benchmarking dan teknik audit kepatuhan. Metode benchmarking digunakan Asmara (2011) untuk evaluasi pelaksanaan Standard Operating Procedures 4

18 (SOP) pada usaha franchising (Alfamart Cilacap). Pada penelitian tersebut pengumpulan data dilakukan dengan mensurvei 50 konsumen Alfamart. Diperoleh kesimpulan Alfamart sudah menerapkan SOP dengan baik. Dengan menggunakan metode benchmarking diperoleh hasil pelayanan Alfamart lebih baik dari pembandingnya (Indomaret). Teknik audit kepatuhan digunakan untuk menilai evaluasi SOP oleh Kurniawan (2011) di unit pelayanan Puskesmas Mangunsari Salatiga dan Prasetya (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Dalam penelitian Kurniawan dan Prasetya data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian Kurniawan (2011) menunjukkan bahwa evaluasi level atribut beberapa prosedur yang tidak efektif banyak terjadi pada atribut yang bersifat pelayanan servis kepada pasien, karena tidak adanya briefing karyawan mengenai pentingnya SOP. Sementara dalam penelitian Prasetya (2012) diperoleh hasil bahwa penerapan SOP dinyatakan efektif hanya pada prosedur pendaftaran pasien rawat jalan lama, sedangkan efektivitas untuk prosedur lainnya hanya pada tingkat cukup efektif. Pendekatan Audit Kepatuhan dalam Evaluasi Implementasi SOP Audit kepatuhan merupakan teknik audit untuk menilai kepatuhan suatu entitas ekonomi terhadap prosedur yang ditetapkan oleh pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi (Noviyanti dan Utami, 2004:16). Mulyani dan Rufaedah (2008:1.15) berpendapat audit kepatuhan merupakan teknik audit yang dilakukan untuk menentukan apakah klien atau pihak yang diaudit telah mengikuti serangkaian prosedur, norma, dan peraturan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Prinsip ini menjabarkan bahwa audit kepatuhan memiliki tujuan menentukan tingkat kesesuaian antara kegiatan entitas dengan kondisi, peraturan, dan undang-undang tertentu. Keunggulan penggunaan teknik audit kepatuhan dalam menilai implementasi SOP adalah metode yang sistematis mengikuti teknik audit, adanya langkah identifikasi penyimpangan SOP yang berguna untuk evaluasi SOP, pendokumentasian bukti pengujian yang mendukung kesimpulan dan dapat 5

19 diverifikasi oleh pihak lain. Sementara kelemahan terletak pada penggunaan judgement yang sangat subjektif. Kriteria-kriteria yang diterapkan dalam audit kepatuhan dapat berasal dari sumber-sumber yang berbeda (Mulyadi, 1990:4), misalnya berasal dari sumber pengendalian internal entitas dan SOP atas suatu aktivitas. Menurut Boynton et al (2002:448), terdapat tujuh langkah dalam teknik audit kepatuhan (compliance audit). Langkah pertama menentukan tujuan audit. Tujuan menyeluruh dari pengujian kepatuhan adalah mengevaluasi efektivitias prosedur SOP. Secara umum tujuan auditor melakukan pengujian kepatuhan SOP adalah menentukan keandalan rancangan prosedur yang ditetapkan dalam suatu organisasi, sehingga dapat digunakan sebagai acuan kerja secara maksimal. Langkah kedua adalah menentukan populasi dan unit sampling. Populasi meliputi kelompok aktivitas yang akan diuji. Penentuan populasi disesuaikan dengan tujuan auditor. Sementara unit sampling adalah elemen individual dalam populasi. Unit sampling dapat berupa dokumen maupun item-item dalam dokumen. Langkah ketiga menentukan atribut dan penyimpangan. Sebelum diuji setiap prosedur diidentifikasi atribut dan kondisi simpangannya. Atribut adalah suatu karakteristik dari prosedur, sedangkan penyimpangan merupakan kondisi tidak dijalankannya prosedur (atribut) sesuai SOP. Langkah keempat menetapkan metode pemilihan sampel. Ada dua metode pemilihan sampel, yaitu sampling nonstatistik dan sampling statistik. Dalam metode sampling nonstatistik digunakan professional judgement. Sampling nonstatistik dipilih jika auditor menilai biaya menggunakan metode statistik lebih besar dari manfaatnya dan diperlukan waktu lebih lama. Jika populasi besar lebih tepat digunakan metode sampling statistik. Munawir (1995:304) membagi teknik pengambilan sampel dengan metode statistik untuk attribute sampling menjadi tiga. Pertama adalah fixed-sample-size attribute sampling. Teknik ini digunakan pada penugasan audit pertama kali dan saat auditor memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan. Teknik yang kedua adalah sequential sampling. Dalam teknik ini auditor tidak perlu melakukan penaksiran tingkat penyimpangan populasi. Teknik ini digunakan dalam pengujian populasi besar, 6

20 serta sebagai alternatif terhadap fixed-sample-size attribute sampling jika auditor memperkirakan tidak ada atau sangat kecil penyimpangan populasi. Teknik ketiga adalah discovery sampling. Teknik ini tepat digunakan saat tingkat penyimpangan yang diharapkan mendekati nol dan ketika auditor sedang menguji suatu populasi yang besar dengan proporsi risiko pengendalian yang sangat tinggi. Langkah kelima menentukan ukuran sampel. Penentuan ukuran sampel nonstatistik ditetapkan berdasarkan judgement. Pertimbangan auditor didasarkan pada pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang diketahui tentang klien. Sementara ukuran sampel statistik mempertimbangkan persentase risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah (Acceptable Risk of Assessing Control Risk (ARACR) too low), tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan (Expected Population Deviation Rate/EPR), dan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi (Tolerable Deviation Rate/TER) berdasarkan tabel Statistical Sample Sizes for Tests of Controls. Guy et al (2002:381) membagi kategori TER menjadi empat tingkat: rendah (2%-5%), moderate (6%-10%), sedikit di bawah maksimum (11%-20%), dan maksimum (tidak memerlukan pengujian). Langkah keenam melaksanakan rencana sampling dengan memeriksa atribut dari sampel yang dipilih dan menentukan tingkat penyimpangan prosedur. Selanjutnya mengobservasi dan mendokumentasikan pelaksanaan atribut. Langkah ketujuh mengevaluasi hasil sampel. Auditor merangkum dan mengevaluasi hasil dengan menentukan tingkat penyimpangan sampel dan maksimum tingkat penyimpangan populasi berdasarkan tabel Statistical Sampling Results Evaluation Table for Tests of Controls. Selanjutnya mempertimbangkan informasi kualitatif. Auditor mempertimbangkan karakteristik kualitas penyimpangan, antara lain sifat dan penyebab penyimpangan serta kemungkinan adanya hubungan antara penyimpangan tersebut. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan secara menyeluruh mengenai implementasi SOP setelah mempertimbangkan semua informasi kuantitatif dan kualitatif. Jika maksimum tingkat penyimpangan populasi (Maximum Population Deviation Rate/MPR) 7

21 tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi (TER), maka disimpulkan SOP terimplementasi dengan baik. Sistem Penerimaan Kas Sistem penerimaan kas diartikan sebagai kesatuan yang melibatkan bagian-bagian, formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menangani penerimaan kas (Sari, 2009). Penerimaan kas didefinisikan penerimaan uang yang berasal dari penerimaan tunai, pelunasan piutang, atau pinjaman (Baridwan, 2004:85). Prosedur penerimaan kas bertujuan memastikan semua kas telah diterima, didepositkan, dicatat dengan sesuai, dan direkonsiliasi (Bastian, 2007:112). Sistem penerimaan kas harus diatur sebaik mungkin dengan didukung pengendalian internal yang memadai sehingga meminimalkan kecurangan dan penggelapan kas, serta menjamin diterimanya kas dari pelunasan piutang oleh organisasi, bukan karyawan yang tidak berhak menerimanya (Sulistyowati, 2012). Bagian-bagian terkait aktivitas penerimaan kas meliputi Bagian Kasir, Bagian Keuangan, Bagian Akuntansi, Bagian Penagihan, serta Bagian Pemeriksa Intern. Dokumen yang digunakan meliputi kuitansi, bukti penerimaan kas, salinan dari bukti pembayaran, slip setoran bank, laporan bulanan penerimaan kas, surat pemberitahuan, dan daftar surat pemberitahuan. Pelaksanaan sistem penerimaan kas memerlukan prosedur untuk menjelaskan urutan pekerjaan yang harus dilakukan. Penyusunan prosedur penerimaan kas perlu mempertimbangkan pentingnya dan frekuensi masingmasing transaksi. Baridwan (2004:85) mengungkapkan perlunya penerapan prosedur penerimaan kas untuk menghindari tindakan manipulasi kas, mengatur pemisahan fungsi penerimaan kas, setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank, serta harus selalu dibuat laporan kas. Rencana aktivitas termasuk penerimaan kas pada organisasi sektor publik terwujud dalam anggaran. Anggaran yayasan merupakan instrumen akuntabilitas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program yang dibiayai uang publik. Selain itu, anggaran pada yayasan juga berisi estimasi mengenai apa yang akan 8

22 dilakukan di masa mendatang (Bastian, 2007:5). Penerimaan kas sektor publik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari anggaran. Anggaran diinterpretasikan sebagai paket perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang (Bastian, 2009:79). Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan menggagalkan perencanaan yang sudah disusun (Mardiasmo, 2002:61). Oleh karena itu anggaran umumnya menjadi bagian dari siklus akuntansi sektor publik. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Kepala Unit Kerja, Bendahara Unit, Akuntan Yayasan, Direktur Pendidikan, Direktur Keuangan, serta Staf Administrasi. Data primer juga diperoleh melalui observasi langsung ke Yayasan Sion untuk memastikan aktivitas penerimaan kas dilaksanakan sejalan dengan prosedur SOP Penerimaan Kas. Data primer tersebut berupa aktivitas penganggaran, penerimaan pembayaran, otorisasi, dan aktivitas pembuatan dokumen penerimaan kas. Panduan wawancara disajikan dalam lampiran 1, sementara form observasi dan form studi dokumen disajikan pada lampiran 2. Data sekunder berupa manual SOP Penerimaan Kas serta dokumen penerimaan kas yang diperoleh dari pihak Manajemen Yayasan Sion. Dokumen penerimaan kas meliputi Kuitansi, Nota Pembayaran (NP), dan Bukti Kas Masuk (BKM). Dokumen penerimaan kas dapat dilihat pada lampiran 3. Langkah Pengumpulan dan Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini langkah pengumpulan dan teknik analisis data yang dilakukan meliputi: Pemahaman SOP Penerimaan Kas Pemahaman prosedur SOP Penerimaan Kas dan pelaksanaannya pada masing-masing bagian diperoleh melalui wawancara kepada Kepala Unit 9

23 Kerja (Kepala Sekolah), Bendahara Unit (Bendahara di masing-masing unit), Akuntan Yayasan, Direktur Pendidikan (sekarang disebut Kepala Divisi Pendidikan), Direktur Keuangan (sekarang disebut Kepala Divisi Administrasi Keuangan dan Kemandirian), serta Staf Administrasi. Pengujian Implementasi SOP Penerimaan Kas dengan Audit Kepatuhan Langkah pengujian kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah dalam teknik audit kepatuhan sebagai berikut: Menentukan Tujuan Audit Tujuan pengujian adalah menentukan tingkat kepatuhan pada masingmasing atribut dalam SOP Penerimaan Kas. Menentukan Populasi dan Unit Sampling Populasi yang diuji adalah aktivitas atau dokumen sebagaimana diatur dalam sub-sub prosedur SOP Penerimaan Kas. Unit sampling meliputi atribut aktivitas dan dokumen penerimaan kas yaitu Kuitansi, Nota Penerimaan (NP), dan Bukti Kas Masuk (BKM). Menentukan Atribut dan Penyimpangannya Atribut diturunkan dari setiap prosedur yang terkandung dalam sub-sub prosedur SOP Penerimaan Kas. Sementara penyimpangan didefinisikan sebagai kondisi dimana prosedur tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP. Menentukan Metode Pemilihan Sampel Pemilihan sampel yang akan diuji dilakukan dengan metode statistik dan nonstatistik. Sampling statistik digunakan pada atribut yang terkait penggunaan dokumen penerimaan kas. Sementara sampling nonstatistik digunakan pada populasi yang berkaitan dengan aktivitasaktivitas, seperti aktivitas penerimaan pembayaran, pemeriksaan daftar kewajiban siswa, maupun aktivitas yang kejadiannya tidak dapat diamati secara langsung dan datanya diperoleh melalui wawancara. Menentukan Ukuran Sampel 10

24 Untuk atribut yang diuji dengan metode nonstatistik, sampelnya dipilih dengan judgement, besarnya didasarkan pada pertimbangan waktu dan sifat kegiatan. Besarnya sampel untuk atribut yang diuji dengan metode statistik menggunakan metode fixed-sample-attribute sampling. Jumlah sampel untuk masing-masing atribut ditentukan berdasarkan Expected Population Deviation Rate (EPR) dan Tolerable Deviation Rate (TER) dalam tabel Statistical Sample Sizes for Tests of Controls dengan ARACR sebesar 5 persen (Lampiran 4). TER yang digunakan sebesar 6 persen dengan mempertimbangkan jumlah sampel yang diambil. TER tersebut berada pada tingkat moderate yang berkisar 6%-10%, dengan alasan jika memilih tingkat rendah (antara 2%-5%) jumlah sampel terlalu besar sehingga tidak efisien dari segi waktu dan cost yang dikeluarkan, sebaliknya jika memilih tingkat di bawah maksimum (11%-20%), maka sampel yang terpilih akan sangat sedikit sehingga dapat menimbulkan keraguan karena pengujian dilakukan oleh peneliti yang belum berpengalaman baik dalam melakukan audit maupun dalam berhubungan dengan entitas yang baru pertama kali diuji. Untuk menentukan nilai EPR diambil sampel percobaan sebanyak 50 sampel (62,5 persen) dari 80 sampel yang akan digunakan menurut tabel statistik pada pengujian aktivitas pembuatan nota penerimaan kas. Atas 50 sampel percobaan tidak ditemukan penyimpangan sehingga besarnya EPR seharusnya 0 persen, tetapi peneliti menduga ada penyimpangan dalam pelaksanaan SOP maka EPR dinaikkan satu tingkat lebih tinggi menjadi 0,25 persen. Nilai EPR selanjutnya ditentukan sama besar untuk semua atribut karena semua atribut dianggap memiliki tingkat kepentingan yang sama. Dengan EPR 0,25 persen dan TER 6 persen jumlah sampel yang seharusnya diambil berdasarkan tabel statistik sebesar 78 sampel, namun pada tabel evaluasi jumlah sampel yang tersedia 75 dan 80 sampel, sehingga sampel yang diuji dibulatkan menjadi 80 sampel untuk semua pengujian. 11

25 Melaksanakan Rencana Sampling Dari rencana sampling selanjutnya item-item sampel diuji untuk menentukan sifat dan tingkat penyimpangan yang terjadi. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 5. Data identifikasi atribut, penyimpangan, populasi, metode pemilihan sampel, dan jumlah sampel untuk masing-masing atribut dapat dilihat pada lampiran 6. Sementara rincian objek yang diteliti dan data narasumber dapat dilihat pada lampiran 7. Mengevaluasi Hasil Sampel Langkah evaluasi meliputi: Evaluasi atribut menggunakan statistical sampling dilakukan dengan membandingkan nilai MPR dengan TER. Nilai MPR diperoleh dari tabel Statistical Sampling Results Evaluation Table for Tests of Controls pada lampiran 4. Secara statistik SOP dikatakan terimplementasi dengan baik jika MPR TER. Sedangkan evaluasi atribut nonstatistical sampling dilakukan dengan menggunakan judgement peneliti. Mempertimbangkan informasi kualitatif. Penentuan karakteristik kualitas penyimpangan, antara lain sifat dan penyebab penyimpangan dan kemungkinan adanya hubungan antara penyimpangan tersebut. Penarikan kesimpulan mengenai implementasi SOP berdasarkan informasi kuantitatif dan kualitatif. Penarikan kesimpulan tersebut tidak berlaku untuk atribut yang tidak pernah terjadi, karena atribut tersebut tidak dapat disimpulkan. Sehingga dalam menghitung persentase tingkat kepatuhan, atribut yang tidak pernah terjadi dieliminasi. Kesimpulan mengenai implementasi SOP dilakukan untuk tiga tingkat berikut ini: a. Kesimpulan Tingkat Atribut 12

26 Kesimpulan didasarkan pada masing-masing atribut yang dinyatakan dipatuhi atau tidak dipatuhi. Atribut yang dinilai secara statistik jika memiliki nilai MPR TER dinyatakan dipatuhi. Sementara atribut yang dinilai dengan judgement dinyatakan dipatuhi jika atribut dilakukan sesuai SOP ataupun persentase penyimpangan pada aktivitas yang diamati kurang dari 6% (TER yang digunakan pada penentuan sampel statistik). Jika yang terjadi adalah sebaliknya, maka atribut dinyatakan tidak dipatuhi. Untuk atribut yang tidak pernah terjadi tidak dapat ditarik kesimpulan karena pengujian tidak dapat dilakukan. b. Kesimpulan Tingkat Sub Prosedur Penerimaan Kas Kesimpulan pada tahap ini diperoleh dengan menghitung persentase atribut yang dipatuhi dari masing-masing sub prosedur. Selanjutnya dilihat persentase tersebut masuk dalam kategori tingkat kepatuhan rendah, sedang, atau tinggi. Untuk menentukan batasan pengkategorian dilakukan dengan rumus interval sebagai berikut: L = 100% / 3 L = Lebar interval kategori Kategori kepatuhan: 0% 33,33% = Rendah > 33,33% 66,66% = Sedang > 66,66% 100% = Tinggi c. Kesimpulan Tingkat Prosedur Penerimaan Kas Merupakan kesimpulan menyeluruh terhadap prosedur penerimaan kas. Dihitung persentase keseluruhan atribut yang dipatuhi, kemudian hasilnya disimpulkan dengan pengkategorian kelas interval seperti penarikan kesimpulan pada tingkat sub prosedur. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Yayasan Sion berdiri pada 10 November 1977 di Jalan Letjend Sukowati No. 74, Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Yayasan ini memiliki beberapa divisi, yaitu Divisi Administrasi Keuangan dan Kemandirian, 13

27 Divisi Pendidikan, serta Divisi Pemberdayaan Masyarakat. Pada 1 November 2011 Yayasan Sion memiliki SOP, yang terdiri dari SOP Anggaran, SOP Penerimaan Kas, SOP Pengeluaran Kas, SOP Aset Tetap, dan SOP Pelaporan Keuangan. Namun, pada 1 Maret 2013 ada surat ketetapan yang mengharuskan bergantinya Team Management menjadi Direktur Tunggal, sehingga struktur organisasi Yayasan Sion menurut SOP yang dianalisis mengalami perubahan (dapat dilihat dalam lampiran 8). Dengan diterbitkannya surat ketetapan tersebut, maka masing-masing divisi diberi kewenangan untuk mengatur keuangan secara mandiri, tidak terpusat seperti yang diatur dalam SOP. Penelitian ini difokuskan pada SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama yang berada dalam Divisi Pendidikan. Pemilihan itu dikarenakan transaksi pada dua objek tersebut lebih kompleks, serta alasan praktis karena lokasi kedua objek berdekatan. SMP Kristen Getasan didirikan tahun 1978, sedangkan SMK Tarunatama pada tahun Sub prosedur dari SOP Penerimaan Kas yang terjadi pada unit SMP dan SMK meliputi Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Bendahara Unit Kerja dan Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja melalui Rekening Bank Unit Kerja serta melibatkan bagian Bendahara Unit Kerja dan Kepala Unit Kerja (Kepala Sekolah). Sub prosedur dari SOP Penerimaan Kas yang terjadi di tingkat pengurus Yayasan Sion meliputi Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Kas Besar dan Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja melalui Rekening Bank Yayasan, serta melibatkan bagian Staf Administrasi (Kasir) dan Direktur Keuangan. Struktur organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama dapat dilihat pada lampiran 9. Hasil Analisis Data dan Pembahasan Evaluasi Implementasi SOP pada Tingkat Atribut dan Tingkat Sub Prosedur 1. SOP Anggaran Terkait Penerimaan Kas Data dari kegiatan wawancara secara langsung kepada Direktur Keuangan maupun via telepon kepada Kepala Unit Kerja dan Bendahara Unit, serta 14

28 analisis terhadap implementasi SOP Anggaran ditampilkan dalam tabel 1. Identifikasi atribut SOP Anggaran secara rinci dapat dilihat pada lampiran 10. Sub Prosedur Sub Prosedur Penyusunan dan Penetapan Anggaran Sub Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi Sub Prosedur Perubahan Anggaran Tabel 1 Analisis Kepatuhan Atribut SOP Anggaran Kesimpulan Atribut Jumlah Atribut Dipatuhi Tidak Tidak Yang Dipatuhi Kesimpulan Dipatuhi Disimpulkan Diuji 1,3,5,7,9,11, 2,4,6,8, 15, ,14% 13,16,17, 10,12,14, (2 atribut (tingkat 19-21, 23, 18,22,24, tidak kepatuhan 25,27,29, 26,28,30 disimpulkan) sedang) 31-33, 35, 34,36,38, 37, 39-41, 42,44,46, 43,45,47, 48,49,52, 50,51, , % (tingkat kepatuhan 1-4, 6-8, , 7,9,10, , , 7-9, tinggi) 5, ,23% (tingkat kepatuhan tinggi) 5,6,8, % (tingkat kepatuhan tinggi) ,11% (tingkat kepatuhan rendah) SOP Anggaran ,34% (tingkat kepatuhan sedang) Berdasarkan tabel 1 diketahui persentase kepatuhan SOP Anggaran sebesar 61,34 persen, artinya tingkat kepatuhan SOP Anggaran berada pada kategori sedang. SOP Anggaran memiliki lima sub prosedur. Pada Sub Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan setiap atribut telah dilaksanakan sesuai SOP sehingga persentase kepatuhan sub prosedur ini sebesar

29 persen. Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi memiliki persentase kepatuhan 88,23 persen, dalam sub prosedur ini atribut yang tidak dilakukan terkait dengan penandatanganan dokumen jawaban donatur oleh Ketua Yayasan. Aktivitas penandatanganan tersebut dinilai penting sebagai mekanisme kontrol bahwa setiap rencana aliran dana dari donatur telah diketahui oleh Ketua Yayasan. Sementara Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi memiliki persentase kepatuhan sebesar 75 persen. Atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP terkait penandatanganan pada dokumen jawaban donatur. Penandatanganan tersebut berfungsi sebagai bukti bahwa Kepala Unit telah mengetahui jawaban donatur. Oleh sebab itu, setiap dokumen jawaban donatur sebaiknya diotorisasi oleh Ketua Yayasan maupun Kepala Unit. Sub prosedur selanjutnya mengenai Penyusunan dan Penetapan Anggaran dengan persentase kepatuhan 57,14 persen. Dalam sub prosedur ini atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP terkait dengan pembuatan proposal donasi yang seharusnya dibuat bersamaan dengan penyusunan RKA-S (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah), diharapkan setelah RKA-S disahkan, proposal donasi siap untuk diajukan kepada donatur. Namun praktek yang terjadi, pada saat penyusunan RKA-S belum disiapkan untuk proposal donasi yang tercetak, karena bagi pihak unit maupun yayasan hal tersebut dianggap tidak efektif dan efisien. Pengajuan proposal kepada donatur tetap di luar negeri dilakukan pada pertengahan tahun, seandainya proposal sudah dibuat pada awal tahun bersamaan dengan penyusunan rencana anggaran, maka jika terjadi perubahan (revisi) anggaran, proposal tersebut perlu direvisi juga. Hal tersebut mengakibatkan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien. Untuk itu SOP perlu memasukkan prosedur pembuatan proposal di luar RKA-S, sehingga proses pembuatan proposal menjadi lebih efisien. Dua atribut tidak dapat dilakukan karena tidak pernah terjadi, berkaitan dengan aktivitas mengarsipkan RKA-S yang ditolak. Dalam hal ini RKA-S tidak pernah ditolak hanya mengalami beberapa revisi saja. Selanjutnya Sub 16

30 Prosedur Perubahan Anggaran dengan persentase kepatuhan 11,11 persen. Atribut-atribut yang tidak dilakukan sesuai SOP berkaitan dengan pembuatan Formulir Persetujuan Perubahan Anggaran (FPPA). Menurut SOP jika terjadi perubahan anggaran di unit dalam periode anggaran, maka harus diajukan FPPA sebagai dasar realisasi anggaran yang diketahui oleh semua pengurus yayasan melalui rapat bersama. Jika unit SMP mengalami defisit anggaran karena penerimaan SPP yang dianggarkan tidak terealisasi, akibat pembayaran siswa yang menunggak hingga akhir semester (saat penerimaan rapor) maka pada bulan dimana tidak ada realisasi SPP, seharusnya unit kerja mengajukan FPPA. Namun dalam prakteknya FPPA tidak pernah dibuat, pengajuan dana yang dilakukan oleh unit SMP hanya diketahui Staf Administrasi dan Kepala Divisi Pendidikan. Dengan tidak dipatuhinya atribut ini, maka peningkatan transparansi dan akuntabilitas yang menjadi tujuan SOP ini menjadi terkendala. Oleh karena itu, hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak terkait. 2. Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen, serta analisis terhadap implementasi atribut SOP pada Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja maka secara ringkas dapat disajikan seperti pada tabel 2 dan 3 di bawah ini. Identifikasi atribut SOP Penerimaan Kas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 6. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa prosedur penerimaan kas yang terjadi di SMP Kristen Getasan terdiri dari 19 atribut, namun hanya enam atribut saja yang dipatuhi, sementara 11 atribut tidak dipatuhi, dan dua atribut lainnya tidak pernah terjadi, sehingga total atribut yang diuji hanya 17 atribut. Oleh karena itu kesimpulan tingkat kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan dikategorikan sedang dengan persentase 35,29 persen. Atribut SOP yang perlu ditingkatkan kepatuhannya terkait dengan pembuatan BKM yang tidak dilakukan oleh Bendahara Unit SMP karena perangkapan fungsi sebagai Pengajar yang mengampu beberapa mata 17

31 pelajaran. Desain SOP menghendaki pemisahan fungsi Bendahara dan Pembukuan, namun karena dana yang ada tidak memungkinkan untuk menambah karyawan baru, maka fungsi Bendahara sekaligus melakukan Pembukuan. Perangkapan fungsi menyebabkan beban kerja dan waktu untuk melakukan kedua pekerjaan dianggap kurang oleh petugas terkait, untuk itu perlu dipertimbangkan solusi mengenai pengurangan beban mengajar bagi guru yang menjabat sebagai Bendahara Unit, dan juga teguran dari Staf Administrasi kepada Bendahara Unit apabila tidak menyerahkan dokumen BKM. Berbeda dengan SMP, Bendahara Unit SMK hanya menjalankan tugas sebagai Bendahara, sehingga tugas dapat dijalankan dengan lebih baik. Tabel 2 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja di SMP Kristen Getasan Atribut Teknik Sample Pengujian Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan 1, 2, 3, 7, 8 Nonstatistik Atribut dilakukan sesuai SOP Dipatuhi atau % penyimpangan TER 4 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR TER Dipatuhi 5, 6 Tidak dapat dilakukan karena tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan Atribut SOP yang Perlu Ditingkatkan Kepatuhannya 13, 16, 17 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi 9, 10, 14, 18, 19 Statistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi Atribut SOP yang Perlu Diubah 11, 12, 15 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi *EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6% Pada tabel 3 terdapat 19 atribut, sepuluh atribut dipatuhi, tujuh atribut tidak dipatuhi, dan dua atribut tidak pernah terjadi, sehingga hanya 17 atribut yang diuji. Dengan demikian persentase kepatuhan sebesar 58,82 persen, disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama termasuk dalam kategori sedang. Dua atribut yang tidak pernah terjadi pada kedua unit (SMP dan SMK) terkait aktivitas konfirmasi dan pembuatan BKM untuk penerimaan kas melalui setoran bank. Hal ini disebabkan siswa tidak pernah melakukan pembayaran melalui bank, karena nominal pembayaran hanya Rp ,00 persiswa 18

32 setiap bulan dengan jumlah seluruh siswa 134 pada unit SMP dan 283 siswa dengan tagihan sebesar Rp ,00 persiswa tiap bulan pada unit SMK. Tindakan menunggak pembayaran terjadi pada siswa di kedua unit pendidikan tersebut. Sehingga dipandang tidak efisien untuk membuka pembayaran melalui bank. Memang untuk saat ini atribut tersebut belum terjadi, namun tidak menutup kemungkinan jika di kemudian hari unit kerja semakin berkembang sehingga atribut ini memberikan solusi dalam pengamanan kas jika penerimaan kas dalam jumlah besar. Atribut 1, 2, 3, 7, 8, 13, 14, 19 Tabel 3 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja di SMK Tarunatama Teknik Pengujian Nonstatistik Sample Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan Atribut dilakukan sesuai SOP atau % penyimpangan TER Dipatuhi 4, 9 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR TER Dipatuhi 5, 6 Tidak dapat dilakukan karena tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan Atribut SOP yang Perlu Ditingkatkan Kepatuhannya 16, 17 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi 10, 18 Statistik 80 3% 9,5% Dilakukan sesuai SOP, tetapi terdapat penyimpangan sehingga nilai MPR TER Tidak dipatuhi Atribut SOP yang Perlu Diubah 11, 12, 15 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi *EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6% Sementara atribut SOP yang perlu ditingkatkan kepatuhannya terkait dengan aktivitas otorisasi BKM, di mana ditemukan beberapa BKM yang tidak diotorisasi oleh Kepala Unit. Hal tersebut menunjukkan kurangnya kontrol dari Kepala Unit, sehingga Bendahara Unit tidak selalu meminta otorisasi BKM. Untuk itu perlu adanya teguran dari Staf Administrasi yayasan kepada Bendahara Unit jika menemukan BKM yang belum mendapat otorisasi dari Kepala Unit. Atribut SOP yang perlu diubah pada kedua unit (SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama) terkait dengan aktivitas penyerahan penerimaan kas lewat setoran/transfer bank kepada Pembukuan Yayasan oleh Bendahara Unit. Berdasarkan SOP setiap penerimaan kas harus disetor ke rekening yayasan namun dalam prakteknya kas disimpan oleh Bendahara Unit untuk 19

33 pembayaran gaji guru pada akhir bulan. Selanjutnya saldo yang ada diserahkan kepada Staf Administrasi yayasan secara tunai. Oleh karena nominalnya kecil dan Bendahara harus datang ke yayasan untuk memberi laporan pertanggungjawaban kepada Staf Administrasi sehingga dipandang tidak efisien jika uang tersebut disetor ke bank dengan jarak 1 kilometer dari unit kerja. Disarankan untuk memasukkan batasan besarnya kas yang wajib disetor melalui bank jika dilakukan perubahan SOP. 3. Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Unit Kerja Sub prosedur ini didesain untuk penerimaan dana berupa cek atau transfer bank dari donatur yang menyalurkan dana ke unit tanpa melalui yayasan. Hanya satu donatur yang langsung menyalurkan dananya ke unit yakni ke unit SMP Kristen Getasan sebesar Rp ,00 perbulan. Dana yang ditransfer sudah pasti jumlahnya, sehingga tidak pernah terjadi ketidaksesuaian dana yang ditransfer ke rekening unit kerja. Oleh karena itu, prosedur konfirmasi untuk penerimaan kas melalui rekening bank tidak pernah terjadi sehingga pengujian tidak dapat dilakukan dan tingkat kepatuhan tidak dapat disimpulkan pada sub prosedur ini. 4. Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen, serta analisis yang dilakukan terhadap implementasi atribut SOP pada Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar maka secara ringkas disajikan seperti pada tabel 4. Dari 24 atribut yang ada terdapat sembilan atribut yang dipatuhi, empat atribut tidak dipatuhi, dan 11 atribut tidak pernah terjadi, sehingga pengujian hanya didasarkan pada 13 atribut. Kesimpulan tingkat kepatuhan Sub Prosedur Penerimaan Kas melalui Kas Besar dikategorikan sedang dengan persentase 69,23 persen. Atribut yang tidak pernah terjadi terkait dengan aktivitas penerimaan cek dan setoran bank dari masing-masing unit kerja maupun donatur. Donatur menyalurkan dana dengan transfer bank, sedangkan masing-masing unit menyerahkan penerimaan kas secara langsung 20

34 ke yayasan tanpa setor ke bank, sehingga tidak ada penerimaan cek maupun setoran bank. Atribut 1, 2, 3,16, 18, 19, 24 Tabel 4 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar di Yayasan Sion Teknik Sample Pengujian Used SDR MPR Keterangan Kesimpulan Nonstatistik Prosedur dilakukan Dipatuhi sesuai SOP 4, 17 Statistik 80 0% 3,7% Nilai MPR TER Dipatuhi 5 14, 20 Tidak dapat dilakukan karena tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan Atribut SOP yang Perlu Diubah 15, 23 Statistik 80 16% 18,9% Dilakukan sesuai SOP Tidak dipatuhi tetapi ada beberapa penyimpangan sehingga nilai MPR TER 21, 22 Nonstatistik Tidak dilakukan Tidak dipatuhi *EPR yang digunakan sebesar 0,25% dan TER sebesar 6% Dalam sub prosedur ini atribut SOP yang perlu diubah terkait otorisasi dokumen BKM oleh Direktur Keuangan. Dengan adanya perubahan lingkungan organisasi menyebabkan kontrol penerimaan kas yang semula dipegang oleh Direktur Keuangan, kini digantikan oleh Direktur Pendidikan (sekarang disebut Kepala Divisi Pendidikan). Pada dokumen BKM masih tercantum Direktur Keuangan sebagai pengontrol penerimaan kas. Sehingga perlu dipertimbangkan untuk mengubah formulir/dokumen yang tidak sesuai lagi dengan lingkungan organisasi dan perlu dipertimbangkan untuk mengubah SOP sesuai kondisi saat ini. 5. Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan Berdasarkan data dari kegiatan wawancara, observasi, studi dokumen, serta analisis yang dilakukan terhadap implementasi atribut SOP pada Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan maka secara ringkas dapat disajikan seperti pada tabel 5 berikut ini : 21

35 Tabel 5 Analisis Kepatuhan Atribut Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan Sion Atribut Teknik Pengujian Kesimpulan 2,7 Nonstatistik Dipatuhi 1,3-6,8,9 Tidak dilakukan karena tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan Berdasarkan tabel 5, dari sembilan atribut hanya dua atribut yang dipatuhi sementara tujuh atribut yang lain tidak pernah terjadi karena penerimaan kas dari unit tidak dilakukan melalui bank, hanya penerimaan dengan donatur, namun donatur tidak pernah memberikan cek, melainkan langsung transfer bank dan jumlah dana yang ditransfer selama ini selalu benar, sehingga tidak pernah dilakukan pembuatan memo kredit. Dengan demikian tingkat kepatuhan Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan dikategorikan tinggi dengan persentase 100 persen. Evaluasi Implementasi SOP pada Tingkat Prosedur Penerimaan Kas Berikut ini adalah tabel yang menyajikan ringkasan analisis dari sub prosedur dalam SOP Penerimaan Kas yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan tabel 6, terdapat 151 atribut yang dapat diidentifikasi dari masing-masing unit kerja. Diperoleh persentase kepatuhan sebesar 59,6 persen pada unit SMP dan sebesar 62,25 persen pada unit SMK. Dengan demikian disimpulkan tingkat kepatuhan Prosedur SOP Penerimaan Kas berada dalam kategori sedang. Penyebab tidak maksimalnya pelaksanaan SOP adalah pada prosedur anggaran dianggap rumit oleh sebagian pihak, terbukti dari kurang pahamnya pelaksana SOP mengenai penggunaan Formulir Persetujuan Perubahan Anggaran (FPPA) untuk perubahan anggaran di masing-masing unit. Selain itu beberapa prosedur SOP dianggap kurang efisien, sehingga pihak yayasan dan unit kerja melakukan praktek yang dianggap lebih efisien, yaitu penyetoran penerimaan kas tidak dilakukan melalui transfer bank oleh Bendahara Unit, melainkan langsung diserahkan kepada Staf Administrasi yayasan pada saat memberikan laporan 22

36 pertanggungjawaban, serta adanya rangkap fungsi yang terjadi sehingga pihak tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya secara maksimal. Tabel 6 Analisis Tingkat Kepatuhan Atribut SOP Penerimaan Kas Sub Prosedur Total Dipatuhi Total Atribut yang Diuji Kesimpulan Sub Prosedur Penyusunan dan ,14% (kategori sedang) Penetapan Anggaran Sub Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan % (kategori tinggi) Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh ,23% (kategori tinggi) Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi % (kategori tinggi) Sub Prosedur Perubahan Anggaran ,11% (kategori rendah) Sub Prosedur Penerimaan Kas ,29% (kategori sedang) SMP Melalui Be ndahara Unit Kerja Sub Prosedur Penerimaan Kas ,82% (kategori sedang) SMK Melalui Be ndahara Unit Kerja Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Unit Kerja Tidak pernah terjadi Tidak dapat disimpulkan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui ,23% (kategori tinggi) Kas Besar Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan % (kategori tinggi) SOP Unit SMP ,6% (kategori sedang) Penerimaan Kas Unit SMK ,25% (kategori sedang) PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan tingkat implementasi SOP dilakukan pada tingkat atribut, tingkat sub prosedur, dan tingkat prosedur SOP Penerimaan Kas. Terdapat sembilan sub prosedur SOP Penerimaan Kas, lima di antaranya berada pada tingkat kepatuhan tinggi, yaitu Sub Prosedur Penyampaian Anggaran Ditetapkan, Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Yayasan dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi, Sub Prosedur Pengiriman Proposal oleh Unit Kerja dan Tindak Lanjut Jawaban Proposal Donasi, Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas 23

37 Besar, dan Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan. Dua sub prosedur memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu Sub Prosedur Penyusunan dan Penetapan Anggaran dan Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja. Satu sub prosedur pada kategori kepatuhan rendah, yaitu Sub Prosedur Perubahan Anggaran. Adapun Sub Prosedur Konfirmasi Atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Unit Kerja tidak pernah terjadi sehingga tidak dapat ditarik kesimpulan. Secara keseluruhan tingkat kepatuhan terhadap SOP Penerimaan Kas Divisi Pendidikan Yayasan Sion dikategorikan pada tingkat kepatuhan sedang dengan persentase kepatuhan 59,6 persen pada unit kerja SMP dan 62,25 persen pada unit kerja SMK. Faktor yang teridentifikasi sebagai penyebab tingkat kepatuhan belum maksimal adalah SOP dipandang rumit terutama dalam prosedur perubahan anggaran, serta masih adanya rangkap fungsi yang membatasi pihak terkait untuk melaksanakan tugasnya dengan maksimal, yaitu Bendahara Unit SMP merangkap sebagai Staf Pengajar, dan Kepala Divisi Pendidikan yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Asrama. Rangkap fungsi tersebut menyebabkan tidak dibuatnya BKM oleh Bendahara Unit SMP karena merasa terlalu sibuk, serta tidak adanya teguran dari Staf Administrasi saat Bendahara tidak menyerahkan BKM ke yayasan. Sedangkan rangkap fungsi oleh Kepala Divisi Pendidikan menyebabkan beberapa dokumen BKM tidak diotorisasi. Keterbatasan Penelitian Yayasan Sion memiliki lima unit pendidikan terdiri dari dua SD, satu SMP dan SMK, serta Asrama. Namun penelitian hanya dilakukan pada unit SMP dan SMK, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasi untuk semua unit yang masing-masing memiliki karakteristik yang unik. Dalam penelitian setiap atribut dipandang memiliki tingkat kepentingan sama sehingga nilai TER dan EPR dianggap sama untuk semua atribut. Penentuan EPR hanya dilakukan dengan satu kali pengambilan sampel percobaan. 24

38 Saran Yayasan Sion Perlu Meningkatkan Kepatuhan untuk Atribut berikut ini: 1. Aktivitas otorisasi pada dokumen jawaban donatur, untuk meningkatkan kontrol terkait aliran dana dari donatur. 2. Pengajuan perubahan anggaran dengan FPPA (Formulir Persetujuan Perubahan Anggaran) untuk menciptakan transparansi bagi pihak yayasan maupun unit kerja sehingga meningkatkan akuntabilitas. 3. Pembuatan dokumen BKM oleh Bendahara Unit SMP dan otorisasi dokumen BKM pada unit SMK. Yayasan Sion Perlu Mempertimbangkan untuk Memasukkan/Mengubah Atribut berikut: 1. Prosedur pembuatan proposal di luar RKA-S. 2. Batasan besarnya kas yang wajib disetor melalui transfer bank untuk keamanan kas. 3. Mengubah formulir/dokumen BKM yang tidak sesuai dengan lingkungan organisasi. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selanjutnya terkait SOP dapat diperluas ke unit SD maupun Asrama sehingga dapat disimpulkan tingkat kepatuhan SOP Penerimaan Kas untuk semua unit di bawah Divisi Pendidikan. 25

39 DAFTAR PUSTAKA Asmara, Patra Wisang Evaluasi Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) pada Usaha Franchising dengan Menggunakan Metode Benchmarking. Skripsi Program S1 FTIUII (Tidak Dipublikasikan) Oktober Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. BPFE UGM, Yogyakarta. Bastian, Indra Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Erlangga, Jakarta. Bastian, Indra Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE, Yogyakarta. Boynton, William C, Raymond N. Johnson, and Walter G. Kell Modern Auditing. Edisi Ketujuh Jilid Satu, Erlangga, Jakarta. Darmono Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi Januari Guy, Dan M, C. Wayne Alderman, and Alan J. Winters Auditing. Edisi Kelima Jilid Satu. Erlangga, Jakarta. International Thinking Training and Consultancy (ITTC) Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Januari Kurniawan, Adi Efektivitas Pelaksanaan SOP di Unit Pelayanan Puskesmas Mangunsari Kota Salatiga dengan Teknik Audit Kepatuhan. Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan). Lakiu, Agustin Delima Evaluasi Implementasi SOP Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Sinode GKJTU Salatiga. Laporan Pemagangan Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan). Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta. Mulyadi Pemeriksaan Akuntan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Mulyani, Sri dan Rufaedah, Yanti Auditing 1. Universitas Terbuka, Jakarta. Munawir H. S Auditing Modern I. BPFE, Yogyakarta. Munawir H. S Auditing Modern II. BPFE, Yogyakarta. Noviyanti, Suzy dan Utami, Intiyas Dasar-Dasar Pengauditan. UKSW, Salatiga. 26

40 Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: PER- 1236/K/SU/2011 tentang Pedoman Evaluasi Prosedur Baku Pelaksanaan Kegiatan (Standard Operating Procedures) di Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Nomor: PER-03/MENKO/POLHUKAM/7/2012 tentang Pedoman Evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keagamaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan. Prasetya, Irawan Efektivitas Pelaksanaan SOP di Unit Pelayanan Rumah Sakit Umym Daerah Kota Salatiga dengan Teknik Audit Kepatuhan. Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan). Sari, Maria Ratna Puspita R. D Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada GKE Sinar Kasih Palangka Raya. Skripsi Program S1 FEUKSW (Tidak Dipublikasikan). SOP Divisi Pendidikan Yayasan Sion Sinode GKJTU Salatiga. Sulistyowati, Dewi Manajemen Kas pada Lembaga Pendidikan. 5 April The U.S. Environmental Protection Agency (EPA) Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (SOPs) Januari

41 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Personal Name : Sylvia Herlina Address : Jl. Diponegoro 42, Salatiga, Jawa Tengah Place, Date of Birth : Bojonegoro, 16 April 1992 Sex : Female Religion : Christian Phone : sylviaherlina16@yahoo.com Educational Background 2010 Satya Wacana Christian University, Salatiga Majoring: Accounting 2007 Senior High School One Cepu, Blora Organization Experience: 2012 Coordinator of fundraiser team Pekan Ilmiah Mahasiswa Coordinator of event Roadshow SEA Change Member of fundraiser team The Easter Committee 2011 Other Experience: 2013 Yety English Course, Salatiga -Intermediate Speaking Class -TOEFL Preparation 2013 Participant of ESAI Competition 2012 Participant of Leadership Outbound Trainning 2011 Participant of National Seminar on Accounting 28

42 LAMPIRAN 29

43 Panduan Wawancara Prosedur Penerimaan Kas LAMPIRAN 1 Panduan Wawancara 30

44 31

45 Panduan Wawancara Prosedur Anggaran 32

46 33

47 34

48 35

49 LAMPIRAN 2 Form Observasi dan Form Studi Dokumen Tabel 2.1 Form Observasi Atribut Bendahara Unit 1. Menerima pemberitahuan pembayaran tunai/lewat bank dari donatur/siswa 2. Melakukan pemeriksaan dan mencocokan jumlah yang akan dibayarkan dengan daftar kewajiban jika ada pembayaran untuk dana pendidikan/ uang sekolah/ partisipasi orang tua 3. Menerima kas/cek/bukti setor bank 4. Menyerahkan NP (1) pada penyetor dana sebagai bukti penerimaan kas Penyimpangan Jumlah Sampel Tabel 2.2 Form Studi Dokumen Atribut Ya Tidak Keterangan Bagian Bendahara Unit Kerja Membuat NP Membuat BKM berdasarkan NP Otorisasi BKM dilampiri NP (2) oleh Kepala Unit Kerja. Mengarsip BKM(2) jika penerimaan tunai Bagian Kasir/Staf Administrasi Membuat BKM Otorisasi BKM dilampiri NP (2) oleh Direktur Keuangan. Mencatat penerimaan kas ke Buku Kas Harian 36

50 LAMPIRAN 3 Dokumen yang Digunakan Gambar 3.1. Kuitansi Gambar 3.2. Nota Pembayaran 37

51 Gambar 3.3. Bukti Kas Masuk Yayasan Sion Gambar 3.4. Bukti Kas Masuk Unit Kerja No. BKM : Tgl : / / 20 BUKTI KAS MASUK Divisi : Pendidikan Unit Kerja : SMK Tarunatama No. Rek No. APB KETERANGAN RUPIAH JUMLAH Mengetahui : Dibuat oleh : Dibukukan oleh : Gambar 3.5. Buku Kas Harian BUKU KAS HARIAN TANGGAL KETERANGAN No. APB Masuk Keluar Saldo 38

52 LAMPIRAN 4 Tabel Statistik 39

53 LAMPIRAN 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 40

54 LAMPIRAN 6 Identifikasi Atribut, Penyimpangan, Populasi, Metode Pemilihan Sampel, dan Jumlah Sampel Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja SMP Kristen Getasan 41

55 42

56 Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Lewat Rekening Bank Unit Kerja SMP Kristen Getasan 43

57 Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Bendahara Unit Kerja SMK Tarunatama 44

58 45

59 Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Lewat Rekening Bank Unit Kerja SMK Tarunatama 46

60 Sub Prosedur Penerimaan Kas Melalui Kas Besar di Yayasan Sion 47

61 48

62 Sub Prosedur Konfirmasi atas Penerimaan Kas Unit Kerja Melalui Rekening Bank Yayasan 49

63 LAMPIRAN 7 Rincian Objek yang Diteliti, Data Narasumber, dan Rincian Dokumen Tabel 7.1 Rincian Objek yang Diteliti dan Data Narasumber Objek Penelitian SMP Kristen Getasan SMK Tarunatama Jumlah Siswa Siswa Kelas Siswa Kelas Siswa Kelas Jumlah Seluruh Siswa Uang SPP Rp ,00 Rp ,00 Nama Narasumber Bendahara Unit Kerja Kepala Unit Kerja Kasir/Staf Administrasi Kepala Divisi Administrasi Keuangan & Kemandirian Akuntan/Pembukuan Yayasan Kepala Divisi Pendidikan Ibu Marilyne Wuryanti Ibu Dwi Retno Takariana Ibu Nuryaningsih Bapak Gunardi Ibu Sumini Yayasan Sion Bapak Tulus Ibu Daniati (mulai bekerja Oktober 2011) Ibu Hartiningsih Tabel 7.2 Rincian Dokumen Dokumen yang Digunakan Nota Pembayaran Pengguna Dokumen SMP Kristen Getasan & SMK Tarunatama Warna Dokumen Putih Hijau Pink Bukti Kas Masuk (BKM) SMK Tarunatama Putih Pink Kuitansi SMK Tarunatama Putih Pemberi Dana Hijau Pink Bukti Kas Masuk (BKM) Yayasan Sion Putih Akuntan Digunakan sebagai/ Diserahkan Kepada Rangkap 1 Rangkap 2 Rangkap 3 Siswa yang Membayar Arsip Bendahara Unit Kasir/Staf Administrasi Arsip Bendahara Unit Kasir/Staf Administrasi Kasir/Staf Administrasi Arsip Bendahara Unit Hijau Pink Bendahara Unit Arsip Kasir/Staf Administrasi 50

64 LAMPIRAN 8 Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP dan Perubahannya Gambar 8.1 Struktur Organisasi Yayasan Sion Berdasarkan SOP Pembina Yayasan Pengawas Pengurus Yayasan Team Manajemen KEUANGAN & ADMINISTRASI SUPPORTING UNIT UNIT PENDIDIKAN COMMUNITY DEVELOPMENT Unit Kerja Divisi Pendidikan SD KARMEL 1 SD KARMEL 2 SMP KRISTEN GETASAN SMK TARUNATAMA Asrama Gambar 8.2 Perubahan Struktur Organisasi Yayasan Sion **Berdasarkan SK per 1 Maret 2013 Team Management diganti Direktur Tunggal, dulu keuangan seluruh divisi termasuk keuangan divisi pendidikan dikelola secara terpusat oleh Bagian Keuangan dan Administrasi. Dengan adanya SK tersebut, masing-masing divisi berhak mengelola keuangan secara mandiri. 51

65 LAMPIRAN 9 Struktur Organisasi SMP Kristen Getasan dan SMK Tarunatama Gambar 9.1 Strusktur Organisasi SMK Tarunatama Gambar 9.2 Strusktur Organisasi SMP Kristen Getasan 52

66 LAMPIRAN 10 Identifikasi Atribut SOP Anggaran 53

67 54

68 55

69 56

70 57

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENGELUARAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION KERTAS KERJA

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENGELUARAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION KERTAS KERJA EVALUASI IMPLEMENTASI STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PENGELUARAN KAS PADA DIVISI PENDIDIKAN YAYASAN SION Oleh : Livia Magdalita NIM : 232010072 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan

Lebih terperinci

Oleh : RENDY OKTA INDRAJAYA NIM : KERTAS KERJA

Oleh : RENDY OKTA INDRAJAYA NIM : KERTAS KERJA PENGUJIAN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DI UNIT PELAYANAN KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (KPPT) KOTA SALATIGA DENGAN TEHNIK AUDIT KEPATUHAN Oleh : RENDY OKTA INDRAJAYA

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TAHUN : EKONOMIKA DAN BISNIS

KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TAHUN : EKONOMIKA DAN BISNIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TAHUN 2006-2013 Oleh : Deviyanti Tangalayuk NIM : 232010151 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI KERTAS KERJA

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI KERTAS KERJA ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. KEBON AGUNG PABRIK GULA TRANGKIL CABANG PATI Oleh: Natalia Dwi Aryani NIM : 232008217 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 9 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SEMARANG

KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 9 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SEMARANG KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 9 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SEMARANG Oleh: ADHYARANI PRISSILIA ADIWASONO NIM : 232007002 KERTAS

Lebih terperinci

Oleh : VENY TRIANA SETIAWAN NIM : KERTAS KERJA

Oleh : VENY TRIANA SETIAWAN NIM : KERTAS KERJA PERANCANGAN DATABASE SISTEM INFORMASI SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS 2007 (STUDI KASUS PABRIK ROKOK ALFI PUTRA TRENGGALEK) Oleh : VENY TRIANA SETIAWAN NIM

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TLOGO PLANTATION RESORT LAPORAN MAGANG FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TLOGO PLANTATION RESORT LAPORAN MAGANG FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TLOGO PLANTATION RESORT Oleh : LEONARDUS YOSI PRATAMA WIJAYA NIM : 232007197 LAPORAN MAGANG Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

PROSES EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) OLEH INSPEKTORAT (STUDI KASUS DI PEMERINTAH KOTA SALATIGA) KERTAS KERJA

PROSES EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) OLEH INSPEKTORAT (STUDI KASUS DI PEMERINTAH KOTA SALATIGA) KERTAS KERJA PROSES EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) OLEH INSPEKTORAT (STUDI KASUS DI PEMERINTAH KOTA SALATIGA) Oleh VIKA SANTI WULANDARI NIM : 232009057 KERTAS KERJA Diajukan kepada

Lebih terperinci

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS ( STUDI PADA PT. TUAN TAKUR SALATIGA ) KERTAS KERJA

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS ( STUDI PADA PT. TUAN TAKUR SALATIGA ) KERTAS KERJA PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS ( STUDI PADA PT. TUAN TAKUR SALATIGA ) Oleh : FERDIANI KURNIAWATI NIM : 232010127 KERTAS KERJA Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SUKSES NIAGA SOLUSINDO SALATIGA

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SUKSES NIAGA SOLUSINDO SALATIGA EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. SUKSES NIAGA SOLUSINDO SALATIGA Oleh: Bagus Iswahyudi NIM : 232009141 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEKTIVITAS SOP PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA SALATIGA DENGAN TEHNIK AUDIT KEPATUHAN

PENGUJIAN EFEKTIVITAS SOP PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA SALATIGA DENGAN TEHNIK AUDIT KEPATUHAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS SOP PELAYANAN DI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KOTA SALATIGA DENGAN TEHNIK AUDIT KEPATUHAN Rendy Okta Indrajaya, Gustin Tanggulungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 7 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KAB.

KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 7 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KAB. KELENGKAPAN DOKUMEN STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM) DAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA 7 KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KAB. SEMARANG Oleh: DYAN PRAMANA ASTRIANI NIM:232007189 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG : EKONOMIKA DAN BISNIS

LAPORAN MAGANG : EKONOMIKA DAN BISNIS AUDIT PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. ABC Magang pada Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Oleh: BAMBANG ARI NUGROHO NIM: 232008236 LAPORAN MAGANG Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

PROGRAM AUDIT OPERASIONAL UNTUK ENTITAS BISNIS KECIL (EBK): STUDI KASUS PADA PENGGILINGAN PADI UD BUNGA MAS DI BANYUBIRU

PROGRAM AUDIT OPERASIONAL UNTUK ENTITAS BISNIS KECIL (EBK): STUDI KASUS PADA PENGGILINGAN PADI UD BUNGA MAS DI BANYUBIRU PROGRAM AUDIT OPERASIONAL UNTUK ENTITAS BISNIS KECIL (EBK): STUDI KASUS PADA PENGGILINGAN PADI UD BUNGA MAS DI BANYUBIRU Oleh : FITRI AMBARWATI NIM : 232007141 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA

HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA HUBUNGAN TINGKAT PENGHASILAN DAN JENIS KELAMIN DENGAN SIKAP OVERCONFIDENCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh : RUDI ANGGARA NIM : 212007054 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani

`EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani ` PENGUJIAN PENGENDALIAN: KAJIAN KONSEPTUAL AUDIT LAPORAN KEUANGAN Oleh: Amalia Ilmiani PENDAHULUAN Pengendalian internal merupakan bagian penting dari kelanjutan pertumbuhan, kinerja, dan kesuksesan setiap

Lebih terperinci

ANALISIS PRAKTEK AKUNTABILITAS DAN WUJUD TRANSPARANSI DI ORGANISASI MASJID KERTAS KERJA

ANALISIS PRAKTEK AKUNTABILITAS DAN WUJUD TRANSPARANSI DI ORGANISASI MASJID KERTAS KERJA ANALISIS PRAKTEK AKUNTABILITAS DAN WUJUD TRANSPARANSI DI ORGANISASI MASJID (STUDI KASUS PADA MASJID RAYA DARUL AMAL SALATIGA) Oleh : DIAH INTAN PANDINI NIM : 232009097 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP BIAYA HUTANG Oleh : PAULINA FEBRIANI WIBOWO NIM : 232008059 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

MANNA, 04 DESEMBER 2014

MANNA, 04 DESEMBER 2014 KAJIAN KEBUTUHAN PENYUSUNANN DAN PENERAPAN S O P DAN SP DILINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN Disusun Oleh : NOPIAN ANDUSTI, SE.MSP SAB BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN Disampaikan Kepada

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN, DER, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KANTOR AKUNTAN BESAR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN, DER, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KANTOR AKUNTAN BESAR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN, DER, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KANTOR AKUNTAN BESAR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KESETARAAN PERHITUNGAN PAJAK NORMA PENGHASILAN DENGAN PP 46 TAHUN 2013 PADA USAHA MIKRO DI KOTA SALATIGA. Oleh :

ANALISIS KESETARAAN PERHITUNGAN PAJAK NORMA PENGHASILAN DENGAN PP 46 TAHUN 2013 PADA USAHA MIKRO DI KOTA SALATIGA. Oleh : ANALISIS KESETARAAN PERHITUNGAN PAJAK NORMA PENGHASILAN DENGAN PP 46 TAHUN 2013 PADA USAHA MIKRO DI KOTA SALATIGA Oleh : PUTRI RATNA KUSUMA NIM : 232010190 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)

ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG) ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG) Oleh: GO AMELIA ROSALINE NIM : 212011123 KERTAS KERJA Diajukan

Lebih terperinci

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) SKRIPSI

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) SKRIPSI KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK PEMERINTAH (STUDI PUSTAKA PADA BANK BRI, BNI DAN BTN) Oleh Lolita Christina NIM: 232008231 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PADA DANA PENSIUN GKJ KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PADA DANA PENSIUN GKJ KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PADA DANA PENSIUN GKJ Oleh : JESSICA JULIANI NIM : 232008015 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Tugas Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Dalam era sekarang ini peran prosedur dalam kegiatan ekonomi sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Dalam era sekarang ini peran prosedur dalam kegiatan ekonomi sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam era sekarang ini peran prosedur dalam kegiatan ekonomi sangat penting, karena perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi sangatlah cepat. Dimana

Lebih terperinci

Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : KERTAS KERJA

Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : KERTAS KERJA ANALISIS PENGARUH NPL (NON PERFORMING LOAN) DAN CAR (CAPITAL ADEQUACY RASIO) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BPR KONVENSIONAL DI WILAYAH JAWA TENGAH PERIODE DESEMBER 2011 Oleh : WADONNA LUZATTY NIM : 232008104

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR KEUANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (STUDI KASUS PADA PT XYZ)

ANALISIS PERAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR KEUANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (STUDI KASUS PADA PT XYZ) ANALISIS PERAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR KEUANGAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (STUDI KASUS PADA PT XYZ) TUGAS AKHIR WIDYA RUCITRA 1131002025 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI KERTAS KERJA

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI KERTAS KERJA PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PT. INDO JAYA ANUGERAH LESTARI Oleh : OKTAFIANA NIM : 232008218 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Afly Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI SIFAT DAN TUJUAN SAMPLING AUDIT AU 350.01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk memaksimalkan upaya-upaya agar perusahaan bisa bertahan dan bahkan memenangkan persaingan. Selain itu,

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian Koperasi No. 44 dan mendapat BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Koperasi 3.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Koperasi Buana Indonesia adalah Koperasi yang berikrar pada tanggal 15 Januari 2010, dengan Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga nirlaba sebagai salah satu representasi dari civil society merupakan sektor yang relatif unik. Idealisme yang disandangnya ternyata masih belum didukung

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri)

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri) ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN (Studi Pada Dinas Kediri) Riskiki Putrananta Pratama Moch. Dzulkirom AR Zahro Z.A. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA KECIL (STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SEMARANG) KERTAS KERJA

IDENTIFIKASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA KECIL (STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SEMARANG) KERTAS KERJA IDENTIFIKASI PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA KECIL (STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SEMARANG) Oleh : FIFID AFTI KUNTATI NIM : 232006129 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN PADA PT.FESTO VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit internal Penjualan a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI LANDASAN PENGELOLAAN KEUANGAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUT THOWALIB KECAMATAN PARE KEDIRI ABSTRACT Anisa Zahra Diba Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN KERTAS KERJA

ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN KERTAS KERJA ANALISIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE PADA INDUSTRI PERBANKAN Oleh : CAROLINE FERNITA NIM : 232008225 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BUANA INDAH DI YOGYAKARTA KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BUANA INDAH DI YOGYAKARTA KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN BUANA INDAH DI YOGYAKARTA Oleh: SATYA WINARSA SAPUTRA NIM : 232009078 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem O Brien, James A.(2010:32) mendefinisikan Sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk kesatuan Gelinas, U. J.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) KERTAS KERJA

PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) KERTAS KERJA PERANCANGAN DATABASE PADA SIKLUS PENDAPATAN DAN SIKLUS PENGELUARAN (STUDI KASUS PADA TOKO SHINTA TEKSTIL/KORDEN KUDUS) Oleh: VALENTINA STEFANY MULJONO NIM : 232008049 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

KEGIATAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL (Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Blora)

KEGIATAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL (Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Blora) KEGIATAN PENGENDALIAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH DAN BELANJA BANTUAN SOSIAL (Studi Kasus: Pemerintah Kabupaten Blora) Oleh: LARAS NOVITANINGRUM NIM : 232010212 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang pendistribusian consumer goods kepada para konsumen. Transaksi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah PT. Tigaraksa Satria Malang yang beralamat di Jl. Tenaga Baru Kav. 4 No. 12 Malang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. TRI MULYA SWAKARSA BOGOR ABSTRACT

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. TRI MULYA SWAKARSA BOGOR ABSTRACT EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. TRI MULYA SWAKARSA BOGOR Dewi Trianingsih. 1), Kim Budiwinarto 2) 1) Mahasiswa Prodi Akuntansi UNSA 2) Dosen Prodi Manajemen UNSA ABSTRACT This study

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENGUJIAN TRANSAKSI DAN PERINCIAN SALDO KAS DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK RACHMAD WAHYUDI SURAKARTA KERTAS KERJA

PELAKSANAAN PENGUJIAN TRANSAKSI DAN PERINCIAN SALDO KAS DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK RACHMAD WAHYUDI SURAKARTA KERTAS KERJA PELAKSANAAN PENGUJIAN TRANSAKSI DAN PERINCIAN SALDO KAS DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK RACHMAD WAHYUDI SURAKARTA Oleh: ARYA BUDHI WICAKSANA NIM : 232008166 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan

Lebih terperinci

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) 88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA) Daftar pertanyaan untuk wawancara ini berisi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan siklus penggajian dan pembelian di SMA

Lebih terperinci

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN KABUPATEN SEMARANG KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN KABUPATEN SEMARANG KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN KABUPATEN SEMARANG Oleh : AGNI KRISSETYOWATI NIM : 232008099 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah membangun di atas landasan yang kukuh dan kuat, yaitu kondisi-kondisi di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur ataupun jasa pasti memiliki tujuan bisnis, yaitu untuk memperoleh keuntungan. Dalam mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA UNIVERSITAS: Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana

ANALISIS TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA UNIVERSITAS: Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana ANALISIS TERHADAP FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA FUNGSI AUDIT INTERNAL PADA UNIVERSITAS: Studi Kasus di Universitas Kristen Satya Wacana T e s i s Diajukan Kepada Program Studi Magister Akuntansi

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI 5.1. Konklusi Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju dalam menyelenggarakan sistem

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SIKLUS PENJUALAN PADA PERUSAHAAN SUKU CADANG DAN BAN (Studi Kasus Pada CV. Mega Makmur Abadi)

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SIKLUS PENJUALAN PADA PERUSAHAAN SUKU CADANG DAN BAN (Studi Kasus Pada CV. Mega Makmur Abadi) ANALISIS DAN PERANCANGAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SIKLUS PENJUALAN PADA PERUSAHAAN SUKU CADANG DAN BAN (Studi Kasus Pada CV. Mega Makmur Abadi) OLEH: MARCELINUS EDWIN KUWARI 3203013051 JURUSAN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

OLEH: DELLA KURNIAWAN KUSMANTO

OLEH: DELLA KURNIAWAN KUSMANTO PERANCANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURE UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL SIKLUS PENDAPATAN (Studi Kasus pada PT Dharma Sakorindo Perkasa Surabaya) OLEH: DELLA KURNIAWAN KUSMANTO 3203011015

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL KAS KECIL PADA PT. VR FASHIONS EXPORTINDO Nama : Desy Zsa Zsa Bila NPM : 52213244 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Dosen Pembimbing : Dr. Riskayanto LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016

Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016 Teknik Sampling Pada Saldo Akun Beban Usaha Atas UPT Puskesmas Rawat Jalan ABC Periode 2016 Sukma Wanti 1)*, Artie Arditha R 2), Maryani 3) 1)2)3) Program Studi Akuntansi Jurusan Ekonomi dan Bisnis, Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma norma, standar atau rencana rencana yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma norma, standar atau rencana rencana yang 6. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Pengendalian Febriani, (2005:11) yang mengatakan bahwa : pada pokoknya pengendalian adalah keseluruhan dari pada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa

Lebih terperinci