JST Kesehatan, April 2015, Vol.5 No.2 : ISSN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JST Kesehatan, April 2015, Vol.5 No.2 : ISSN"

Transkripsi

1 JST Kesehatan, April 2015, Vol.5 No.2 : ISSN HUBUNGAN KEJANG PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA YANG DIRAWAT DI PERAWATAN INTENSIF ANAK Relationship Between the Seizure in Children and the Anxiety Level of the Mother Patients Cared in the Pediatric Intensive Care Unit Mahirina Marjani, Martira Maddeppungeng, Dasril Daud Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar ( mahirinamarjani@gmail.com) ABSTRAK Kejang merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan sesegera mungkin, dan sering membuat ibu atau pengasuh anak mengalami kecemasan. Penelitian ini bertuuan mengetahui hubungan kejang pada anak dengan tingkat kecemasan ibu penderita yang dirawat di perawatan intensif anak. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Data diambil pada anak umur 29 hari sampai 18 tahun yang dirawat di perawatan intensif anak rumah sakit Dr Wahidin Sudirohudoso periode April September Jumlah sampel yang diperoleh 133 anak yang terbagi 58 sampel pada kelompok kejang dan 75 sampel pada kelompok tidak kejang. Hasil penelitian diperoleh frekuensi ibu mengalami cemas berat pada kelompok kejang dibanding pada kelompok tidak kejang sangat berbeda bermakna dengan nilai odds ratio (OR) = 6,286, IK95% = 2,912-3,569 dan nilai p = 0,000 ( p < 0,01). Selain itu juga didapatkan nilai rerata, nilai median, dan rentangan skor HARS pada kelompok kejang lebih tinggi dibanding kelompok tidak kejang yaitu berturut-turut sebesar 31,5 dibanding 26,02, 30,5 dibanding 26, dan dibanding 18 34, dengan nilai p = 0,000 (p < 0,01). Kata Kunci: Kejang, tingkat kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale ABSTRACT Seizure is an emergency and a frequently clinical manifestation in emergency room condition that needs early intervention and frequently causing mother or care taker become anxious. This research aimed to analize the correlation between the seizure in children and the anxiety level of the mother patients cared in the Pediatric Intensive Care Unit. The design of the research was the cross-sectional study. The data were collected from the 29-day-old and 18-year-old children who treated in PICU of Dr Wahidin Sudirohusodo Hospital from April through September, The total samples comprised 133 children, who were devided into two groups: the group of 58 children with the seizure and the group of 75 children without the seizure.the research result revealed that there is a significant correlation between the seizure of the children and the anxiety level of the mothers as shown by the Odds Ratio (OR) value of CI95% = 2,912 13,569 with p value of (p < 0.01), and the mean, median, maximum and minimum values of HARS score were higher in seizure group: the values being 31.5 : 26.02, 30.5 : 26, and : respectively with p= 0,000 (p<0,01). Keywords: Seizure, anxiety degree, Hamilton Anxiety Rating Scale 193

2 Mahirina Marjani ISSN PENDAHULUAN Kejang merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan sesegera mungkin, dan sering membuat ibu atau pengasuh anak mengalami kecemasan. Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat darurat. Terdapat 4% sampai 10% anak berumur di bawah 16 tahun pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis. Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus. Pasien kejang berupa status epileptikus yang memerlukan perawatan di ruang intensif anak sebanyak 15% sampai 25% (Kania, 2007). Pelayanan kesehatan tidak hanya bertujuan untuk memulihkan kesehatan pasien secara fisik tetapi juga mencakup menjaga emosi dan kondisi jasmani pasien menjadi nyaman, namun kemajuan yang pesat dalam bidang medis belum diiringi dengan kemajuan yang sama pada aspek kemanusiaan dari segi perawatan pasien. (Pinel, 2009). Proses perawatan di rumah sakit sering mengabaikan aspek-aspek psikologis sehingga menimbulkan berbagai permasalahan psikologis bagi orangtua yang anaknya sedang dalam perawatan, termasuk salah satunya adalah kecemasan pada orang tua yang sering terabaikan sehingga menimbulkan berbagai permasalahan psikologis baik itu bersifat akut maupun kronik sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penyebab kecemasan pada orang tua yang anaknya mengalami kejang antara lain khawatir akan mengancam jiwa anak dan khawatir dampak dari kejang seperti gangguan intelegensi dan dapat menimbulkan kecacatan (PPDGJ III, 1993). Gangguan cemas merupakan keadaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan keluhan somatik yang diperlihatkan dengan hiperaktifitas sistim saraf otonom dan merupakan gejala yang tidak spesifik yang sering ditemukan dan seringkali merupakan suatu emosi yang normal (Shudy, 2006). Pandangan setiap orang dalam menghadapi suatu masalah yang sama berbeda, sehingga respon pun berbeda. Kejang pada anak merupakan salah satu faktor yang dapat memperberat kecemasan ibu. Hubungan emosional dan psikologis antara ibu dan anak sangat erat sehingga merupakan hal yang penting karena karena anak yang sakit akan dapat merasakan kecemasan orangtuanya sehingga anak ikut menjadi cemas yang dapat memperburuk penyakitnya. Hubungan psikologis ibu dan anak terjadi sejak bayi dalam kandungan. Ibu berperan dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan fisiologis anak (Pujianti, 2008). Dampak lainnya dari kecemasan yang berlebihan adalah timbulnya panik bahkan dapat terjadi syok berupa syok neurogenik pada ibu bahkan dapat menunjukkan penurunan kesehatan yang berpotensi mempunyai potensi kelainan menahun (Shudy, 2006). Kecemasan orangtua dapat dinilai dengan beberapa cara. Salah satu sistim penilaian yang paling sering digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) atau sering juga disingkat dengan HAM-A. HAM-A menggunakan serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang harus diisi oleh klinisi yang sudah berpengalaman terkait dengan kondisi pasien tertentu. Terdapat 14 gejala yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor dari 0 sampai 4 (Gabbard, 2005). Penelitian sebelumnya oleh Kartikahadi (2012), mengemukakan bahwa tingkat kecemasan ibu yang anaknya dirawat di PICU lebih tinggi dibanding ibu yang anaknya dirawat di bangsal. Hal yang sama dikemukakan oleh Board et al (2002), bahwa tingkat kecemasan ibu lebih tinggi pada ibu yang 194

3 Kejang, tingkat kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale ISSN anaknya dirawat di PICU dibanding ibu yang anaknya dirawat di bangsal. Menurut referensi peneliti, penelitian mengenai tingkat kecemasan ibu pada ibu yang anaknya mengalami kejang belum pernah dilakukan di Makassar, diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan penatalaksaan kecemasan ibu yang anaknya mengalami kejang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kejang pada anak terhadap derajat kecemasan ibu penderita yang dirawat di perawatan intensif anak. BAHAN DAN METODE Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional untuk mengevaluasi tingkat kecemasan ibu pada penderita yang mengalami dan yang tidak mengalami kejang yang dirawat di perawatan intensif anak. Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai September Populasi dan Sampel Sampel adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek penelitian diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit (consecutive random sampling). Metode Pengumpulan Subyek penelitian yang memenuhi syarat penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok anak yang mengalami kejang dan kelompok anak yang tidak mengalami kejang. Selanjutnya pada saat bersamaan dilakukan pengukuran derajat kecemasan ibu penderita berdasarkan Hamilton Anxiety Rating Scale pada masingmasing kelompok. Derajat kecemasan ibu dikelompokkan menjadi skor < 14 merupakan tidak ada kecemasan, skor merupakan kecemasan ringan sedang, dan skor kecemasan berat merupakan Analisis Data Data yang diperoleh dengan mencatat umur anak, jenis kelamin anak, diagnosis penyakit anak, umur ibu, pendidikan terakhir ibu, cara bayar, penghasilan keluarga, jumlah anak, dan urutan anak, kemudian menilai skor kecemasan ibu. Selanjutnya dilakukan analisis data berdasarkan dengan metode statistik yang sesuai meliputi analisis univariat dan bivariat. HASIL Karakteristik Sampel Tabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel yang turut dinilai yaitu jenis kelamin anak yang terdiri dari 79 (59,4%) laki-laki dan 54 (40,6%) perempuan. Terdapat 58 subjek (43,6%) dengan kejang dan 75 subjek (56,4%) anak tidak kejang. Umur anak kurang dari 6 tahun sebanyak 96 subjek (72,2%) dan yang lebih atau sama dengan 6 tahun 37 subjek (27,8%). Subjek dengan diagnosis anak merupakan penyakit infeksi yaitu 81 (60,9%), sedangkan yang merupakan penyakit non infeksi 52 (39,1%). Umur ibu kurang dari 40 tahun sebanyak 108 subjek (81,2%), lebih atau sama dengan 40 tahun 25 subjek (18,8%). Urutan anak pertama sebanyak 71 subjek (53,4), anak kedua atau lebih 62 subjek (46,6%). Jumlah anak berupa anak tunggal sebanyak 47 subjek (35,3%), bukan anak tunggal sebanyak 86 subjek (64,7%). Pendidikan ibu non sarjana sebanyak 116 subjek (87,2%), sarjana 17 subjek (12,8%). Sampel penelitian dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok anak yang mengalami kejang dan kelompok anak yang tidak mengalami kejang. Sedangkan tingkat kecemasan ibu dikelompokkan menjadi tidak cemas dengan skor HARS kurang dari 14, cemas ringan sedang denga skor HARS 15 27, dan cemas berat denga skor HARS

4 Mahirina Marjani ISSN Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian Karakteristik Sampel Jenis Kelamin anak Laki-laki Perempuan Kelompok Kejang Tidak Kejang Umur anak < 6 tahun > 6 tahun Diagnosis penyakit anak Infeksi Non infeksi Umur ibu < 40 tahun > 40 tahun Urutan anak Pertama Kedua dst Jumlah anak Tunggal >1 Pendidikan ibu Non sarjana Sarjana Penghasilan keluarga < 2 juta >2 juta Tingkat kecemasan ibu Cemas ringansedang Cemas berat 33 (41,8%) 31 (57,4%) 14 (24,1%) 50 (66,7%) 44 (45,8%) 20 (54,1%) 36 (44,4%) 28 (53,8%) 54 (50,0%) 10 (40,0%) 40 (56,3%) 24 (38,7%) 28 (59,6%) 36 (41,9%) 59 (50,9%) 5 (29,4%) 17 (38,6%) 47 (52,8%) 46 (58,2%) 23 (42,6%) 44 (75,9%) 25 (33,3%) 52 (54,2%) 17 (45,9%) 45 (55,6%) 24 (46,2%) 54 (50,0%) 15 (60,0%) 31 (43,7%) 38 (61,3%) 19 (40,4%) 50 (58,1%) 57 (49,1%) 12 (70,6%) 27 (61,4%) 42 (47,2%) Total 79 (100%) 54 (100%) 58(100%) 75 (100%) 96 (100%) 37 (100%) 81 (100%) 52 (100%) 108 (100%) 25 (100%) 71 (100%) 62 (100%) 47 (100%) 86 (100%) 116 (100%) 17 (100%) 44 (100%) 89 (100%) Tabel 2. Hubungan kelompok kejang pada anak dengan tingkat kecemasan ibu Kelompok Tingkat kecemasan ibu Cemas berat Cemas ringansedang Total Kejang 44 (75,9%) 14 (24,1%) 58 (100%) Tidak kejang 25 (33,3%) 50 (66,7%) 75 (100%) Total 69 (51,9%) 64 (48,1%) 133 (100%) Chi-square (X 2 ) = 23,696 df = 1 p = 0,000 OR = 6,286 IK95% = 2,912-13,569 Tabel 2 memperlihatkan analisis hubungan kejang pada anak dengan tingkat kecemasan ibu, yang memperlihatkan terdapat perbedaan sangat bermakna antara kelompok anak yang mengalami kejang dan kelompok anak yang tidak mengalami kejang dengan tingkat kecemasan ibu dengan nilai p=0.000 ( p<0,01). Nilai OR = 6,286 dengan nilai 95% IC sebesar 2,912-13,569. Hal ini berarti frekuensi ibu mengalami cemas berat pada kelompok kejang 6,28 kali dibanding ibu pada kelompok anak yang tidak mengalami kejang. 196

5 Kejang, tingkat kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale ISSN Tabel 3. Hubungan variabel moderator dengan tingkat kecemasan ibu Variabel Jenis Kelamin anak Laki-laki Perempuan Kelompok Kejang Tidak Kejang Umur anak < 6 tahun > 6 tahun Diagnosis penyakit anak Infeksi Non infeksi Umur ibu < 40 tahun > 40 tahun Urutan anak Pertama Kedua dst Jumlah anak Tunggal >1 Pendidikan ibu Non sarjana Sarjana Penghasilan keluarga < 2 juta >2 juta Tingkat kecemasan ibu Cemas Cemas berat ringansedang 33 (41,8%) 31 (57,4%) 14 (24,1%) 50 (66,7%) 44 (45,8%) 20 (54,1%) 36 (44,4%) 28 (53,8%) 54 (50,0%) 10 (40,0%) 40 (56,3%) 24 (38,7%) 28 (59,6%) 36 (41,9%) 59 (50,9%) 5 (29,4%) 17 (38,6%) 47 (52,8%) 46 (58,2%) 23 (42,6%) 44 (75,9%) 25 (33,3%) 52 (54,2%) 17 (45,9%) 45 (55,6%) 24 (46,2%) 54 (50,0%) 15 (60,0%) 31 (43,7%) 38 (61,3%) 19 (40,4%) 50 (58,1%) 57 (49,1%) 12 (70,6%) 27 (61,4%) 42 (47,2%) Total 79 (100%) 54 (100%) 58(100%) 75 (100%) 96 (100%) 37 (100%) 81 (100%) 52 (100%) 108 (100%) 25 (100%) 71 (100%) 62 (100%) 47 (100%) 86 (100%) 116 (100%) 17 (100%) 44 (100%) 89 (100%) Nilai p p = 0,076 IK95% = 0,264-1,072 p = 0,000 IK95% =2,912-13,569 p= 0,395 IK95% = 0,336-1,540 p = 0,290 IK95% = 0,341-1,381 p = 0,367 IK95% = 0,619-3,633 p = 0,042 IK95% = 1,021-4,088 p = 0,051 IK95% = 0,993-4,215 p = 0,098 IK95% = 0,823-7,500 p = 0,124 IK95% = 0,270-1,174 Tabel 4. Hubungan kejang dengan skor HARS Skor HARS Kejang Tidak kejang Mean 31,15 26,02 Median 30,50 26,00 Minimum- Maksimum Mann-Whitney U= 1071,0 p = 0,000 Tabel 3 memperlihatkan analisis hubungan umur anak, jenis kelamin anak, diagnosis penyakit anak, umur ibu, jumlah anak, urutan anak, pendidikan ibu, dan pengfhasilan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu yang memperlihatkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok anak umur kurang dari 6 tahun maupun anak umur lebih atau sama dengan 6 tahun terhadap tingkat kecemasan ibu dengan nilai p>0,

6 Mahirina Marjani ISSN Tabel 4 memperlihatkan analisis hubungan kejang terhadap skor HARS yang menunjukkan nilai rerata, median, dan rentangan skor HARS pada anak yang mengalami kejang lebih tinggi dibanding skor HARS pada anak yang tidak mengalami kejang dengan nilai significancy yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat bermakna skor HARS antara kelompok anak yang mengalami kejang dan anak yang tidak mengalami kejang dengan nilai p<0,01. PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan hubungan antara kejang pada anak terhadap tingkat kecemasan ibu penderita yang dirawat di perawatan intensif anak. Kejang merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan sesegera mungkin, dan sering membuat ibu atau pengasuh anak mengalami kecemasan. Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat darurat. Terdapat 4% sampai 10% anak berumur di bawah 16 tahun pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya. Pasien kejang berupa status epileptikus yang memerlukan perawatan di ruang intensif anak sebanyak 15% sampai 25%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui pengaruh kejang pada anak terhadap derajat kecemasan ibu penderita yang dirawat di perawatan intensif anak yang dilaksanakan selama periode April sampai September 2014 dan didapatkan subjek penelitian sebanyak 133 subjek anak dan subjek ibu penderita. Analisis hubungan dilakukan antara kejang pada anak dengan tingkat kecemasan ibu penderita berdasarkan skor HARS. Selain itu juga dilakukan analisis hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan jenis kelamin anak, umur anak, diagnosis, umur ibu, urutan anak, jumlah anak, pendidikan ibu, dan penghasilan keluarga. Dalam penelitian ini, sampel penelitian yang diambil adalah anak umur 29 hari sampai 18 tahun. Keuntungan pengambilan sampel dengan rentangan umur yang luas untuk dapat mendapatkan jumlah sampel yang besar dengan variasi sampel juga lebih besar. Umur anak dikelompokkan berdasarkan umur kurang dari 6 tahun dan lebih atau sama dengan 6 tahun. Menurut Commenius (1970), pembagian umur anak berdasarkan umur 0 6 tahun dan dan lebih dari 6 tahun. Dikatakan bahwa pada umur 0 6 tahun merupakan tahap sekolah ibu dimana pengembangan alatalat indera dan perolehan pengetahuan dasar di bawah asuhan ibu di lingkungan rumah tangga, sedangkan umur lebih dari 6 tahun adalah masa sekolah pada pendidikan formal. Berdasarkan hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara umur anak dengan tingkat kecemasan ibu yang anaknya dirawat di PICU, Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Kartikahadi (2012) dan Merikangas (2005), yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna umur anak terhadap tingkat kecemasan ibu yang anaknya dirawat di PICU maupun bangsal. Analisis hubungan kejang pada anak dengan tingkat kecemasan ibu menunjukkan perbedaan sangat bermakna skor HARS ibu antara kelompok anak yang mengalami kejang dan anak yang tidak mengalami kejang dengan nilai OR 6,28. Hal ini berarti berarti frekuensi ibu mengalami cemas berat pada kelompok kejang 6,28 kali dibanding ibu pada kelompok anak yang tidak mengalami kejang. Skor HARS ibu yang anaknya mengalami kejang lebih tinggi dibanding skor HARS ibu yang anaknya tidak mengalami kejang. Hal ini sejalan dengan penelitian Board et al (2002), yang melaporkan bahwa beratnya penyakit yang dialami oleh anak mempunyai hubungan positif terhadap gejala stress yang diderita oleh ibu. Berbeda dengan penelitian oleh Youngblut (1992), yang menyatakan 198

7 Kejang, tingkat kecemasan, Hamilton Anxiety Rating Scale ISSN bahwa reaksi orang tua yang anaknya dirawat di PICU dan stressor yang dialami oleh orang tua tidak berkorelasi dengan beratnya penyakit. Pada penelitian ini dilakukan uji urutan anak terhadap tingkat kecemasan ibu dan didapatkan hasil terdapat perbedaan bermakna antara urutan anak terhadap derajat kecemasan ibu namun setelah dilakukan analisis lebih lanjut hubungan urutan anak terhadap kejang pada anak didapatkan hasil analisis statistik tidak berbeda bermakna. Penelitian ini juga melakukan uji antara jenis kelamin, diagnosis penyakit anak, jumlah anak, penghasilan keluarga, pendidikan ibu terhadap tingkat kecemasan ibu. Sejalan dengan penelitian oleh Kartikahadi (2012), yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna. Pada penelitian ini menemukan kendala pada skor kecemasan yang digunakan yaitu skor HARS, yaitu penilaian skor tidak dinilai pada waktu yang bersamaan sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak dalam penilaian. Beberapa pertanyaan dalam skor ini masih bersifat subyektif sehingga dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda. Kekuatan pada penelitian ini adalah merupakan penelitian dengan sampel yang besar dengan desain cross sectional yang mudah dan ekonomis, serta dapat dijadikan data bagi penelitian kohort prospektif yang menilai dampak kejang terhadap tingkat kecemasan ibu sebagai upaya pendekatan holistik terhadap pasien. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan frekuensi kejadian kecemasan berat pada ibu lebih tinggi pada anak yang mengalami kejang dibanding anak yang tidak mengalami kejang serta skor kecemasan ibu lebih tinggi pada anak yang mengalami kejang dibanding anak yang tidak mengalami kejang. Saran pada penelitian ini adalah perlu dilakukan konseling pada orang tua terutama ibu, yang memiliki hubungan emosional kuat dengan anak, sehingga kecemasan yang dirasakan ibu dapat berkurang yang selanjutnya memberikan dampak positif terhadap perawatan anak, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain kohort prospektif untuk menilai dampak psikologis jangka panjang pada ibu yang anaknya pernah mengalami kejang, perlu dipertimbangkan untuk menggunakan alat ukur lain dalam menilai tingkat kecemasan ibu yang bersifat lebih obyektif. DAFTAR PUSTAKA Board R, et al. (2002). Long-term effects of PICU hospitalization on families with young children. Heart Lung.;31: Commenius JM. (1970). Didactica magna in opera didactica omnia. London Scolar Press. Gabbard GO. (2005). Anxiety disorders, Dalam: Gabbard GO, penyunting. Psychodinamic Psychiatry in Clinical Practice. Edisi ke-4. Virginia: American Psychiatric Publishing;h Kania N. (2007). Kejang pada Anak dalam Penanganan Kejang pada Anak. Bandung Kartikahadi L. (2012). Comparison of maternal anxiety scores in pediatric intensive care unit and general ward parents in Paediatrica Indonesiana. Vol 52: Merikangas KR. (2005). Anxiety disorders: Epidemiology. Dalam Kaplan HI, Sadock BJ, penyunting. Edisi ke-8. Philadelphia:Lippincot Williams & Wilkins;h Pinel JP. (2009). Gangguan kecemasan. Dalam El Rais H, penyunting.biopsikologi. Edisi ke-7. Boston:Perason Education;h PPDGJ III. (1993). Departemen Kesehatan RI, Direktorat jendral/pelayanan Medik. Dalam: Gangguan Neurotik, Gangguan 199

8 Mahirina Marjani ISSN Somatoform dan Gangguan yang berkaitan dengan Stres. Cetakan pertama;h Pujianti D. (2008). Hubungan interaksi anak dalam keluarga dengan kecerdasan emosional. Program studi gizi masyarakat dan sumber daya keluarga. IPB,;h Shudy M. (2006). Impact of pediatric critical illness and injury on families: a systematic literature review.pediatrics;118:s roth HI Seizures in Clinical Neurology Youngblut JM. (199 2). Shiao SP. Child and family reaction during and after pediatric ICU hospitalization: a pilot study. Heart Lung;22:

HUBUNGAN DERAJAT BERAT PENYAKIT PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK

HUBUNGAN DERAJAT BERAT PENYAKIT PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK HUBUNGAN DERAJAT BERAT PENYAKIT PADA ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK RELATIONSHIP BETWEEN SEVERITY LEVEL OF DISEASE IN CHILDREN WITH MATERNAL ANXIETY AT PEDIATRIC

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN

JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : ISSN JST Kesehatan, Januari 2016, Vol.6 No.1 : 83 90 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN GANGGUAN KESADARAN ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PENDERITA DI PERAWATAN INTENSIF ANAK The Correlation Between Consciousness Impairment

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 163 168 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian. A. Latar belakang Rumah sakit adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Liane Sandy Koba 1 ; Tina Shinta P 2 STIKes Santo Borromeus, Padalarang Kabupaten

Lebih terperinci

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Erni Nuryanti Suharto Endang Nurnaningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No., April 05 55 HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Bayu Teovilus, Dwi Kartika

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA Rina Budi Kristiani 1, Alfia Nafisak Dini 2 Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Mia Audina Franly Onibala Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 Kedokteran

Lebih terperinci

PERSIAPAN IBU DALAM PERAWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh Saiba G2A009092 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu

Lebih terperinci

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2 1,2 Program Studi S1 Keperawatan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT RELATIONSHIP BETWEEN NURSES CARING BEHAVIOR AND ANXIETY LEVEL OF SCHOOL CHILDREN HOSPITALIZED AT PEDIATRIC INPATIENT ROOM OF RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH Agus Nafdianto 1 ; Muhammad Armiyadi

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : 90 96 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN MOTIVASI EKSTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN The Correlation between the Extrinsic Motivation

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON Gabriela A. Pang*, Woodford B.S Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Osteoartritis (OA) lutut adalah suatu kondisi inflamasi, keadaan reumatik kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. Osteoartritis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia merupakan infeksi akut di parenkim paru-paru dan sering mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan nafas distal dan alveoli, pneumonia lobular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 251-089 e-issn : 258-1398 Vol. 2, No 2 Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Lebih terperinci

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur) Hubungan antara pendampingan..( Abd. Halim, Fajar, Nur) HUBUNGAN ANTARA PENDAMPING PERSALINAN, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL MENJELANG PERSALINAN DI KLINIK KESEHATAN IBU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan NURAINI FAUZIAH R1115072

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Ismi Maulida R dkk, Komunikasi Terapeutik Perawat... KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Ismi Maulida Rezki, Dhian Ririn Lestari, Anggi Setyowati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008).

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA MENTORING RELATIONSHIP WITH PARENTS OF ANXIETY IN CHILDREN WHEN TAKING

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu 38 BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat. HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ICU RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar Belakang : Stress adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Operasi merupakan penyembuhan penyakit dengan jalan memotong dan mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi, dirawat inap dan jenis operasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT STRES PADA CAREGIVER PASIEN GANGGUAN JIWA PSIKOTIK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kunci pembangunan bangsa di negara berkembang, termasuk di Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM). Terciptanya keberhasilan pembangunan berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, menyebutkan bahwa negara menjamin kehidupan setiap orang baik lahir maupun batin,serta menjamin

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Dewi Winahyu. *) Dera Alfiyanti **), Achmad Solekhan ***)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat. Rumah sakit tidak membedakan pelayanan terhadap orang sakit dengan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI Sarah Damayanti R.P. Marbun 1, Titis Hadiati 2, Widodo Sarjana 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di Bangsal Anak RS. Dr. Kariadi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres muncul akibat suatu stresor. Stresor yaitu penghalang, kesukaran, atau aral melintang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU Diny Vellyana 1, Arena Lestari 2, Asri Rahmawati 3 1,2,3 STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Lebih terperinci

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3 PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H.

Lebih terperinci

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract.  Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3 705 Artikel Penelitian Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak RS. DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 Desember 2012 Vivit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang diarahkan mencari hubungan antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia yaitu sebesar 8%.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia yaitu sebesar 8%. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glaukoma merupakan suatu keadaan klinis dimana tekanan bola mata seseorang sangat tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan kerusakan syaraf optik mata

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara

Lebih terperinci

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013 ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 03 I Dewa Ayu Aninda Vikhanti, I Gusti Ayu Indah Ardani Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG Fega Cristera Tumbuan Mulyadi Vandri D. Kallo Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota BAB V HASIL PENELITIAN Jumlah sampel pada penelitian ini setelah melewati kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 70 subyek yang terdiri dari kelompok suplementasi dan kelompok tanpa suplementasi.

Lebih terperinci

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI SKRIPSI Oleh Puspita Sari NIM 102010101050 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Penelitian Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 9 Agustus - 1 September 2016. Data dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIF RSUD KABUPATEN BULELENG

SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIF RSUD KABUPATEN BULELENG SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIF RSUD KABUPATEN BULELENG OLEH: GEDE SUWANDRAYANA NIM. 1302115002 KEMENTERIAN KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEJADIAN DEPRESI PADA PEGAWAI MENJELANG PENSIUN, STUDI PADA KEPALA DESA DI LIMA KECAMATAN, KABUPATEN DEMAK

KEJADIAN DEPRESI PADA PEGAWAI MENJELANG PENSIUN, STUDI PADA KEPALA DESA DI LIMA KECAMATAN, KABUPATEN DEMAK KEJADIAN DEPRESI PADA PEGAWAI MENJELANG PENSIUN, STUDI PADA KEPALA DESA DI LIMA KECAMATAN, KABUPATEN DEMAK Tutik Ida Rosanti 1, Dyah Krisnansari 2 1,2 Jurusan Kedokteran, FKIK, Universitas Jenderal Soedirman

Lebih terperinci

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat... Hubungan antara Peranan Perawat dengan Sikap Perawat pada Pemberian Informed Consent Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Pasien di RS PKU

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANGTUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK BAWAH RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANGTUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK BAWAH RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANGTUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK BAWAH RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ridwan kustiawan Fajar Firdaus Anshori ABSTRAK Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. 35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR.

HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR. HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD DR. SOEBANDI SKRIPSI Oleh Vyta Rahmawati NIM 102010101089 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1

BAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gangguan ansietas dan depresi biasa terjadi pada semua daerah di seluruh dunia. Penyakit kronis meningkatkan morbiditas dengan gangguan perasaan dan/atau gangguan

Lebih terperinci

Keyword: Parenting, The States of Cooperative in Children, Children Aged 6-12 years old

Keyword: Parenting, The States of Cooperative in Children, Children Aged 6-12 years old The Relationship between The Parenting and The States of Cooperative in Children Aged 6-12 years old in Dental Care Visit at RSGM UMY ABSTRAK Parenting is an important factor in the development of child

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah ilmu kedokteran, khususnya Ilmu Psikiatri dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sepsis merupakan suatu respon sistemik yang dilakukan oleh tubuh ketika menerima sebuah serangan infeksi yang kemudian bisa berlanjut menjadi sepsis berat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN SKOR DISFUNGSI SEKSUAL ANTARA PENGGUNAAN AMITRIPTILIN DAN FLUOXETINE TERHADAP PENDERITA DEPRESI

PERBANDINGAN SKOR DISFUNGSI SEKSUAL ANTARA PENGGUNAAN AMITRIPTILIN DAN FLUOXETINE TERHADAP PENDERITA DEPRESI PERBANDINGAN SKOR DISFUNGSI SEKSUAL ANTARA PENGGUNAAN AMITRIPTILIN DAN FLUOXETINE TERHADAP PENDERITA DEPRESI THE COMPARISON OF THE SEXUAL DISFUNCTION SCORES BETWEEN THE USE OF AMITRIPTILINE AND FLUOXETINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian

Lebih terperinci