UPAYA BUNUH DIRI SEBAGAI BENTUK DEPRESI PADA REMAJA PUTRIKORBANTRAFFICKING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UPAYA BUNUH DIRI SEBAGAI BENTUK DEPRESI PADA REMAJA PUTRIKORBANTRAFFICKING"

Transkripsi

1 UPAYA BUNUH DIRI SEBAGAI BENTUK DEPRESI PADA REMAJA PUTRIKORBANTRAFFICKING Oleh Dinar Oktamiya Hayuningtyas Yoyon Supriyono, S.Psi.,M.Psi Sumi Lestari, S.Psi.,M.Si ABSTRACT This study discusses about the effort to suicide as a depression of a girl who has an experience in trafficking, a case study in Surabaya regency police (Polrestabes Surabaya). A girl who identified as a trafficking victim tries to do a suicide. This study uses a depression etiology theory, clinical view, depression degree and diagnosis maintenance referring to PPDGJ III (Guide for Categorizing and Diagnosing Mental Disorders). Method of this study is qualitative approaching and data reduction. Technique of data exposure uses qualitative analysis. Result of this study is subject I and II having an effort to suicide with a depression tendency. The factor is the existence of physical, feeling, mind and habitual change of both subjects that is also the occurrence of the symptoms referring to PPDGJ III. A cause of the depression because of becoming trafficking victims, so the development of subject I is not running well and so is the subject II. Keywords: Suicide, depression in young women, trafficking ABSTRAK Penelitian ini mengangkat tentang upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi pada remaja putri korban trafficking, studi kasus di Polrestabes Surabaya. Remaja putri korban trafficking melakukan upaya bunuh diri. Penelitian ini menggunakan teori etiologi depresi, gambaran klinis, derajat depresi dan penegakan diagnosis yang mengacu pada PPDGJ III. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan jenis metode reduksi data. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi serta tes grafis. Analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah subjek I dan subjek II memiliki melakukan upaya bunuh diri dengan kecenderungan depresi. Faktor subjek I dan subjek II mengalami depresi adalah karena adanya perubahan fisik, perubahan perasaan, perubahan pikiran serta perubahan kebiasaan kedua subjek serta gejala-gejala yang mengacu pada PPDGJ III. Penyebab dari depresi ini karena kedua subjek remaja putri ini menjadi korban trafficking sehingga tugas perkembangan remaja pada subjek I tidak berjalan baik, dan gagal pada subjek II. Kata kunci: Bunuh diri, depresi pada remaja putri, trafficking 1

2 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju membuat manusia semakin terdesak oleh berbagai kebutuhan dalam berbagai hal. Hal ini berbanding lurus dengan semakin tinggi jumlah penduduk yang mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat persaingan kerja. Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk bertahan hidup, terutama dengan cara yang tidak manusiawi, salah satu contoh yang ingin peneliti kaji adalah trafficking. Trafficking merupakan salah satu kasus yang sekarang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, biasanya pembahasan masalah trafficking dilakukan dengan mengundang para korban trafficking sebagai narasumber. Berdasarkan Kodir (2006) trafficking merupakan salah satu tindakan bentuk kejahatan yang sangat kompleks dan mengerikan, Trafficking tidak sekedar praktik pembudakan manusia oleh manusia sebagaimana telah terjadi pada masa lalu, melainkan prosesnya dilakukan dengan kekerasan fisik, mental, seksual, penindasan, sosial dan ekonomi, dengan modus yang sangat beragam, mulai dengan cara yang halus seperti bujukan dan penipuan sampai dengan cara yang kasar seperti paksaan dan perampasan.secara umum, faktor-faktor yang mendorong terjadinya trafficking anak adalah kemiskinan, terbatasnya kesempatan kerja, konflik sosial, lemahnya penegakan hukum, rendahnya pendidikan dan kesehatan, kekerasan dalam rumah tangga, desakan ekonomi (Elin, 2008). Perdagangan orang (trafficking in persons) merupakan kejahatan yang keji terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), yang mengabaikan hak seseorang untuk hidup bebas, tidak disiksa, kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, beragama, hak untuk tidak diperbudak, dan lainnya. Remaja adalah yang paling banyak menjadi korban perdagangan orang (trafficking in persons), menempatkan mereka pada posisi yang sangat berisiko khususnya yang berkaitan dengan kesehatannya baik fisik maupun mental spritual, dan sangat 2

3 rentan terhadap tindak kekerasan, kehamilan yang tak dikehendaki, dan infeksi penyakit seksual termasuk HIV/AIDS. Kondisi anak dan perempuan yang seperti itu akan mengancam kualitas ibu bangsa dan generasi penerus bangsa Indonesia (Gultom, 2010) Banyak korban kasus trafficking, umumnya perasaan malu pada lingkungan sosial mereka serta lebih sensitif terhadap orang yang baru dikenalnya. Pada kondisi ini remaja mengalami trauma serta depresi yang bersifat patologis bukan merupakan proses normal dalam kehidupan. Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertaannya termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.kaplan,(2010) penelitian ini penting dilakukan karena adanya korban Trafficking yang mengalami upaya bunuh diri perilaku ini merupakan bentuk dari patologis berupa depresi yang sangat berdampak buruk untuk kehidupan mendatang,mungkin subjek akan mengalami trauma yang berkepanjangan.hal ini sangat mempengaruhi bagaimana kualitas penerus bangsa kususnya pada para korban trafficking yaitu perempuan dan anak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Bunuh Diri Sebagai Bentuk Depresi pada Remaja Putri Korban Trafficking. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, maka dapat penulis kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah bunuh diri sebagai bentuk dari depresi pada remaja putri korban trafficking? 2. Bagaimana depresi dapat terjadi pada remaja putri korban Trafficking? B. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi remaja putri korban Trafficking. 3

4 Kajian Pustaka A. Bunuh Diri 1. Definisi Bunuh Diri Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin suicidium, dengan sui yang berarti sendiri dan cidium yang berarti pembunuhan. Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia mendeskripsikan bahwa keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000) Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain: 1. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional 2. Bunuh diri dilakukan dengan intensi 3. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri 4. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung (pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api. 2. Metode Bunuh Diri Richman menyatakan ada dua fungsi dari metode bunuh diri (Maris dkk., 2000). Fungsi pertama adalah sebagai sebuah cara untuk melaksanakan intensi mati. Sedangkan pada fungsi yang kedua, Richman percaya bahwa metode memiliki makna khusus atau simbolisasi dari individu.secara umum, metode bunuh diri terdiri dari enam kategori utama adalah sebagai berikut: 4

5 a. Obat (memakan padatan, cairan, gas, atau uap) b. Menggantung diri (mencekik dan menyesakkan nafas) c. Senjata api dan peledak d. Menenggelamkan diri e. Melompat f. Memotong (menyayat dan menusuk) 3. Faktor Penyebab Bunuh Diri Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri yang didasarkan pada kasus bunuh diri yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di antaranya (Maris dkk.,2000; Meichenbaum, 2008): a. Major-depressive illness, affective disorder b. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuh memiliki level alkohol dalam darah yang positif) c. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuhdiri d. Sejarah percobaan bunuh diri e. Sejarah bunuh diri dalam keluarga f. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan g. Hopelessness dan cognitive rigidity h. 8. Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan, seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan kelompok teman yang suicidal) i. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas j. Rendahnya tingkat 5-HIAA k. Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik,insomnia global, halusinasi perintah) 5

6 l. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku persiapan bunuh diri) m. Akses pada media untuk melukai diri sendiri n. Penyakit fisik dan komplikasinya o. Repetisi dan komorbid antara faktor-faktor di atas B. Depresi 1. Definisi Depresi Beck (McDowell dan Newel, 1996) mendefinisikan depresi sebagai keadaan abnormal organisme yang dimanifestasikan dengan tanda simptom- symptom seperti: menurunya mood subjektif, rasa pesimis dan sikap nihilistic, kehilangan kespontanan dan gejala vegetatif (seperti kehilangan berat badan dan gangguan tidur). Depresi juga merupakan kompleks gangguan yang meliputi gangguan afeksi, kognisi, motivasi dan komponen perilaku. Menurut Kaplan (2010) pengertian depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. Menurut (Maslim, 2002) depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinapsneuron di SSP (terutama pada sistem limbik). Lebih lanjut Kaplan (2010) mengatakan bahwa depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu. 6

7 Menurut Sadock dan Sadock (2007) pengertian depresi merupakan suatu gangguan mood. Mood adalah suasana perasaan yang meresap dan menetap yang dialami secara internal dan yang mempengaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunia. Depresi adalah suasana perasaan tertekan (depressed mood) yang dapat merupakan suatu diagnosis penyakit atau sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi penyakit lain dan stres terhadap lingkungan. 2. Etiologi Depresi Menurut Kaplan (2010) bahwa faktor penyebab depresi dapat secara buatan dibagi menjadi faktor biologi, faktor genetik, faktor kognitif, faktor lingkungan,kepribadian dan faktor psikososial. a. Faktor biologi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin biogenik, seperti: 5 HIAA (5-Hidroksi indol asetic acid), HVA (Homovanilic acid), MPGH (5 methoxy-0-hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan suasana hati. Neurotransmiter yang terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada Utarapasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin berperan dalam patofisiologi depresi (Kaplan, 2010). Selain itu aktivitas dopamin pada depresi adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin menurun seperti parkinson, adalah disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala depresi (Kaplan, 2010). Disregulasi neuroendokrin dan Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis neuroendokrin, menerima input neuron 7

8 yang mengandung neurotransmiter amin biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin. Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon pertumbuhan. Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN, yang menyebabkan peningkatan sekresi CRH (Landefeld, 2004). Pada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen. Estrogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap neurotoksin seperti MPTP, 6 OHDA dan methamphetamin. Estrogen bersama dengan antioksidan juga merusak monoamine oxidase (Unutzer dkk, 2002). b. Faktor Genetik Faktor genetik. Depresi bisa disebabkan oleh faktor keturunan. Resiko untuk terjadinya depresi meningkat antara % untuk keluarga keturunan pertama. Dapat dikatakan bahwa anak-anak dari orangtua yang depresi psikotik dan depresi nonpsikotik terdapat insiden yang tinggi dari gejala depresi ini. Memiliki satu orangtua yang mengalami depresi, meningkatkan resiko dua kali pada keturunannya. Resiko itu meningkat menjadi empat kali bila kedua orangtuanya sama-sama mengalami depresi. c. Lingkungan Lingkungan juga memainkan peran yang kuat dalam menyebabkan depresi. Faktorfaktor lingkungan, seperti stress, kehilangan, atau mengubah sering memicu episode depresi (Harun, 2010). Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi yaitu mulai 8

9 faktor genetik sampai dengan faktor nongenetik. Faktor genetik, ketidakseimbangan biogenik, gangguan neuroendokrin dan perubahan neurofisiologi, serta faktor psikologik seperti kehilangan objek yang dicintai, hilangnya harga diri, distorsi kognitif, ketidakberdayaan yang dipelajari dan faktor-faktor lain yang diduga berperan dalam terjadinya depresi (Nurmiati, 2005). d. Faktor psikososial Peristiwa kehidupan dan stressor lingkungan, kepribadian, psikodinamika, kegagalan yang berulang, teori kognitif dan dukungan sosial (Kaplan, 2010). Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan. Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stressor lingkungan yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan (Kaplan, 2010).] e. Faktor kepribadian Beberapa ciri kepribadian tertentu yang terdapat pada individu, seperti kepribadian dependen, anankastik, histrionik, diduga mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya depresi. Sedangkan kepribadian antisosial dan paranoid (kepribadian yang memakai proyeksi sebagai mekanisme defensif) mempunyai resiko yang rendah (Kaplan, 2010). f. Faktor psikodinamika. Berdasarkan teori psikodinamika Freud, dinyatakan bahwa kehilangan objek yang dicintai dapat menimbulkan depresi (Kaplan, 2010). Dalam upaya untuk mengerti depresi, Sigmud Freud sebagaimana dikutip Kaplan (2010) mendalilkan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankolia. Ia menyatakan bahwa kekerasan yang dilakukan pasien depresi diarahkan secara internal karena identifikasi dengan 9

10 objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi mungkin merupakan cara satusatunya bagi ego untuk melepaskan suatu objek, ia membedakan melankolia atau depresi dari duka cita atas dasar bahwa pasien terdepresi merasakan penurunan harga diri yang melanda dalam hubungan dengan perasaan bersalah dan mencela diri sendiri, sedangkan orang yang berkabung tidak demikian. g. Faktor kognitif Adanya interpretasi yang keliru terhadap sesuatu, menyebabkan distorsi pikiran menjadi negatif tentang pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimisme dan keputusasaan. Pandangan yang negatif tersebut menyebabkan perasaan depresi (Kaplan, 2010) 3. Gambaran Klinis Pada perempuan dan anak yang mengalami depresi rata rata mengalami perubahan yang menonjol, yaitu perubahan fisik, perubahan pikiran, perubahan perasaan serta perubahan pada kebiasaan sehari- hari. a. Perubahan Fisik b. Perubahan Pikiran c. Perubahan Perasaan d. Perubahan pada Kebiasaan Sehari-hari 4. Derajat Depresi dan Penegakan Diagnosis Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang merujuk pada ICD 10 (International ClassificationDiagnostic 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang, dan ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang (Maslim,2000). a. Gejala Utama 10

11 1) Perasaan depresif 2) Hilangnya minat dan semangat 3) Mudah lelah dan tenaga hilang b. Gejala Lain 1) Konsentrasi dan perhatian menurun 2) Harga diri dan kepercayaan diri menurun 3) Perasaan bersalah dan tidak berguna 4) Pesimis terhadap masa depan 5) Gagasan membahayakan diri atau bunuh diri 6) Gangguan tidur 7) Gangguan nafsu makan 8) Menurunnya libido C. Trafficking 1. Devinisi Trafficking Trafficking merupakan perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk paksaaan lainnya, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, ataupun memberi atau menerima bayaran atau manfaat, untuk tujuan eksploitasi seksual, perbudakan atau praktik-praktik lain, pengambilan organ tubuh (Gultom, 2010).. Pengertian Trafficking yang pada umumnya paling banyak dipakai adalah pengertian yang diambil dari Protokol PBB untuk mencegah, menekan, dan menghukum pelaku Trafficking terhadap manusia, khususnya perempuan dan anak (selanjutnya disebut Protokol Trafficking). Dalam protokol ini pengertian Trafficking adalah perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penyembunyian atau penerimaan seseorang, melalui 11

12 penggunaan ancaman atau tekanan atau bentuk-bentuk lain dari kekerasan, penculikan, penipuan, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi, menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan kendali atas orang lain tersebut, untuk tujuan eksploitasi (Nasution, 2008). a) perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan dan penerimaan seseorang. b) Persetujuan korban perdagangan manusia terhadap eksploitasi yang dimaksud dalam subalinea. c) Perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seorang anak untuk tujuan eksploitasi dipandang sebagai perdagangan manusia sekalipun tindakan ini tidak melibatkan satu pun cara yang dikemukakan dalam subalinea (a) Pasal ini; d) Anak adalah setiap orang yang berumur di bawah delapan belas tahun. Kedua definisi ini sangat penting karena menyoroti tidak hanya pada proses perekrutan dan pengiriman yang menentukan bagi perdagangan, tetapi juga kondisi eksploitatif terkait kedalam mana orang diperdagangkan. 2. Faktor Trafficking Adanya faktor pendorong dan faktor penarik pada kasus trafficking (Lapian & Geru, 2010) 1) Faktor Pendorong a) Kurangnya pengetahuan tentang akibat dari trafficking b) Factor ekonomi (miskin) c) Keinginan untuk secara cepat mendapatkan uang (kerja tidak terlalu berat) d) Adanya izin dari orangtua e) Mudahnya mendapatkan izin dari pemerintah f) Adanya ikut perekembangan zaman (modern) g) Adanya masalah dalam keluarga dan ingin mencari pelarian. 12

13 2) Faktor Penarik a) Adanya iming iming gaji ( pendapatan yang tinggi) b) Keinginan keluar daerah atau keluar negeri untuk mencari pengalaman kerja c) Adanya calo yang bertempat tinggal di desa korban d) Rayuan dari calo untuk bekerja jadi baby-sitter D. Remaja Putri 1. Pengertian Remaja putri Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki usia dewasa. rentang usia masa remaja ini bervariasi terkait budaya dan historisnya. Menurut Santrock (2004), masa remaja pada usia tahun sampai tahun. Menurut Hurlock (1990) mengkatagorikan masa remaja menjadi dua tahap, yaitu masa remaja awal (13-16) dan masa remaja akhir (16-22). 2. Kronologis Umur Remaja periode transisi dari masa anak anak hingga masa awal dewasa, yang memasuki pada usia kira - kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. 3. Karakteristik Remaja Putri Masa remaja bermula dengan perubahan fisik yang cepat-pertambahan tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan dada, perkembangan pinggang. Pada masa perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol ; pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis; semakin banyak waktu diluangkan di luar keluarga. (Santrock, 2007) 13

14 1) Perkembangan Fisik a) Perubahan dalam proporsi tubuh b) Perubahan dalam tinggi dan berat badan. c) Perubahan puberitas d) Perubahan ciri-ciri seks primer e) Perubahan ciri-ciri seks sekunder Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. 2) Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget yang menyatakan bahwa merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal. Idealnya, seorang remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri (Hanhan, 2010). Diantaranya digambarkan yaitu: a) Mulai bisa berfikir logis tentang suatu gagasan atau abstrak. b) Mulai bisa berencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan masalah serta mulai memikirkan masa depan. c) Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau permasalahan d) Belajar berintreospeksi diri. e) Wawasan berfikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau identitas. 3) Perkembangan Psikososial Sebagaimana telah dijelaskan bahwa masa remaja terjadi peubahan perubahan yang dramatis, baik dalam fisik maupun dalam kognitif. Perubahan secara fisik dan kognitif itulah yang mempengaruhi terhadap perubahan perkembangan psikososial mereka. 14

15 a) Individusi dan Identitas Dalam konteks psikologi perkembangan, pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian. b) Hubungan dengan orang tua Perubahan fisik dan kognitif yang terjadi pada remaja mempunyai pengaruh besar terhadap relasi dengan orang tua. Salah satu ciri yang menonjol dalam hal ini yang mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Karena remaja meluangkan sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk dunia luar. Maka mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide. c) Hubungan dengan teman sebaya Perkembangan kehidupan sosial remaja di tandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Sebagian banyak waktu dihabiskan bersama teman sebaya mereka. d) Seksualitas Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan fisik selama masa pubertas. Untuk melepaskan ketegangan seksual tersebut remaja mencoba mengekspresikan dorongan seksualnya dalam berbagai tingkah laku seksual mulai dari melakukan aktifitas berpacaran, berkencan, bercumbu sampai dengan melakukan kontak seksual. e) Proaktivitas Perkembangan proaktivitas adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Stephen R. Covey mengnai manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. f) Resiliensi Kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak 15

16 menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Seriap individu terutama remaja pada dasarnya belajar menghadapi kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. 4. Ciri-ciri masa remaja Menurut Hurlock (2009), remaja memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik dalam diri seorang remaja, yaitu : 1) Masa remaja sebagai periode yang penting 2) Masa remaja sebagai periode peralihan 3) Masa remaja sebagai periode perubahan Tingkat perubahan tingkah laku remaja sama dengan perubahan fisiknya. Ada lima perubahan yang bersifat universal : a) Meningginya emosi b) Perubahan tubuh c) Perubahan minat dan peran dalam pergaulan social d) Perubahan pola nilai-nilai yang dianutnya e) Perubahan yang ambivalen, di mana masa remaja biasanya menginginkan perubahan, tetapi secara mental belum ada kesadaran tanggungjawab atas keinginannya sendiri. 4) Masa remaja sebagai usia bermasalah 5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas 6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan 7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistk 8) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa 5. Tugas perkembangan masa remaja Dalam buku Psikologi Perkembangan (2009), Hurlock memberikan rician tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu: 16

17 1) Memperoleh hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang dengan yang sebaya dari kedua pria maupun wanita. 2) Memperoleh peranan sosial pria dan wanita 3) Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif 4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab 5) Memperoleh kemandirian diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainya. 6) Mempersiapkan karier ekonomi 7) Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga 8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku Metode Penelitian Dalam metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian yang memiliki peranan penting. Instrumen atau alat yang dimaksud adalah semenjak awal hingga akhir penelitian, peneliti sendiri yang berfungsi penuh atau peneliti sendiri yang terlibat aktif dalam penelitian yang dilakukan, bukan orang lain atau asisten peneliti (Herdiansyah, 2010). Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan sekaligus sebagai pelapor hasil penelitiannya (Moleong, 2010). Jenis Penelitian adalah penelitian ini adalah studi kasus. Dalam Moleong (2010) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar satu orang subjek dan satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai depresi pada korban Trafficking.Untuk pengumpul data sekunder, peneliti menggunakan alat perekam dan kamera, serta skala depresi.lokasi penelitian ini dibatasi di sebuah instansi Polrestabes Surabaya yang ada di kota Surabaya. Alasan peneliti memilih instansi ini karena ini sebagai wadah para korban trafficking yang ada di 17

18 kota Surabaya dan sekitarnya.teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara primer, wawancara sekunder (orang-orang LSM yang bersangkutan), observasi partisipan, tes grafis,dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pemilihan informan dengan cara sampel bertujuan (purposive sampling). informan yang dipilih berdasarkan criteria yaitu ; dua subjek remaja putri usia tahunyang menjadi korban trafficking, remaja putri yang berupaya bunuh diri, remaja putri yang mengalami depresi dan remaja putriyang berada dalam perlindungan hukum di Polrestabes Surabaya.Teknik analisis penelitian ini adalah data reduksi.validitas Dan Reliabilitas Data penelitian adalah Rhizomatic Validity dan synchronic Reliability. Keabsahan data penelitian ini adalah dengan menggunakancredibility, transferability, dan objektivitas. HASIL Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dari temuan di lapangan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan interpretasi dari tes grafis adalah sebagai berikut: 1. Pada kasus traffiking yang telah tercatat di Polrestabes Surabaya ada dua subjek korban traffickingyaitu kedua remaja putri yang melakukan percobaan bunuh diri sebagai bentuk dari depresi hal ini dapat dilihat dari hasil tes grafis dan gejala gejala yang muncul dari gangguan depresi. 2. Depresi muncul dikarenakan adanya faktor lingkungan, faktor psikososial maupun faktor kognitif dari faktor inilah muncul gambaran klinis berupa perubahan fisik, perubahan perasaan, perubahan pikiran serta perubahan pada kebiasaan sehari hari, Perubahan perubahan inilah yang terjadi saat seorang individu mengalami depresi. 3. Tugas perkembangan pada remaja yaitu memperoleh hubungan-hubungan baru dan yang lebih matang dengan yang sebaya dari kedua pria maupun wanita, memperoleh peranan 18

19 sosial pria dan wanita, menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif, mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, memperoleh kemandirian diri melepaskan ketergantungan diri dari orang tua dan orang dewasa lainya, mempersiapkan karier ekonomi, persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga, memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku. Disaat remaja merasa terancam dan mulai tidak nyaman pada lingkungan oleh tekanan dan beban yang memberatkan seorang remaja maka muncul keinginan serta upaya bunuh diri sebagai jalan keluar atas segala permasalahan yang terjadi pada dirinya. Keberhasilan pada setiap individu berbeda, hal ini dapat terjadi karena perbedaan prinsip serta motivasi hidup masing masing individu dalam menghadapi segala permasalahan yang dapat mendewasakan individu, sehingga keberhasilan tugas perkembangan remaja sangat dipangaruhi oleh lingkungan individu tersebut berada. DISKUSI Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang upaya bunuh diri sebagai bentuk depresi pada remaja putri korban Trafficking. Permasalahan yang dialami oleh kedua subjek tergolong berat karena tugas perkembangan remaja kedua subjek kurang berjalan baik, hal ini terkait dengan tugas perkembangan mereka dimana tugas subjek untuk melajutkan sekolah serta tanggung jawab anak terhadap orang tua. Kedua subjek merasa malu terhadap keluarga dan lingkungan, berbagai hal yang membuat kedua subjek merasa tertekan dan akhirnya muncul keinginan serta usaha untuk bunuh diri sebagai solusi dari permasalahan subjek. Kesulitan dalam penelitian ini adalah dalam proses pengambilan data pada subjek penelitian. 19

20 DAFTAR PUSTAKA Ariza Cilvia Nora & Erlina Listyanti Widuri, (2011). Komunikasi Ibu dan Anak dengan Depresi pada Remaja. Jurnal.Dari diunduh 11/05/ 2012 Afiliati Fitriakartikasari, (2003). Determinan Depresi Pada Anak dan Remaja. Tesis, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegorodari Aryafebrirahmadani(2008) /156_07depresiparkinson.html/22.08/ Chaplin J.P Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Pers. Desmita psikologi Perkembangan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Geru, Hetty dan Lapian, Gandhi Trafficking Perempuan dan Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hurlock, Elizabeth B., Adolescent Development. Tokyo: Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd Hurlock, Elizabeth B., 1976 Developmental Psychology New Delhi: Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Ltd Inalovered (2010) Mardhiyah, Leo Prawirodihardjo And Eddy Tiro Analisis Derajat Menggunakan Parameter Zung Selfrating Depression Scale. Dari Depresi Mihhibudiin (2010) Maslim R Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta : PT Nuh Jaya. Meta Amelia Widya Saputri, Endang Sri Indrawati. (2011) 12 Moleong, L.J Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, L.J Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, L.J Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. 20

21 Kristi P Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Koentjoro Teknik analisis data penelitian kualitatif. Materi perkuliahan.univ. gajahmada: tidak diterbitkan. Lestari.(2011) Lubis Namora, M,. Sc Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta. Kencana Pernada Media Group Universitas sumatra utara (2011) / 17/ 03/08.43 Pakpahan, R. (2011). Pemikiran Moral Narapidana Anak Kasus Pembunuhan berdasarkan Teori Kohlberg. Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya Malang Reber Arthur & Reber Emily Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sadock. BJ, Sadock.VA, Kaplan & Sadock, synopsis of psychiatry behavioral sciences/clinical psychiatry 10tn edition. Lippincott williams & wilkins. Dari xzwjh4vx&sig=cxbj9ucees0_6rbbgnpfocbrlhw&redir_esc=y#v=onepage&q=k aplan%20sadock%20psychiatry%20depression&f=false. Diunduh pada tanggal 6 maret 2012 Sadock kaplan Buku ajar psikiatri klinis edisi dua. jakarta Sarwono, S.W Psikologi Remaja. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Suntrock J.W life- Span Development Perkembangan Masa Hidup Edisi Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Universitas sumatra utara (2011) / 17/ 03/08.43 Wijanarko /12/12 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEPRESI 2.1.1. Definisi Depresi Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan

Lebih terperinci

Maramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi.

Maramis (2005) memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut usia 1. Pengertian Lansia Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui,

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buruh Pabrik 1. Pengertian Buruh Pabrik Menurut Hamzah (2014), tenaga kerja adalah tenaga yang bekerja didalam maupun luar hubungan kerja dengan alat produksi utama dalam proses

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI GANGGUAN DEPRESI PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA

SISTEM DETEKSI GANGGUAN DEPRESI PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA SISTEM DETEKSI GANGGUAN DEPRESI PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA Haryanto 1, Hartati Dyah Wahyuningsih 2, Siti Nandiroh 3 Abstract: Depression or mental stress is not happen to adults only. Children and adolescents

Lebih terperinci

BUNUH DIRI DAN DEPRESI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL

BUNUH DIRI DAN DEPRESI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL BUNUH DIRI DAN DEPRESI DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL Meilanny Budiarti Santoso, Dessy Hasanah Siti Asiah, Chenia Ilma Kirana Meilannybudiarty13@gmail.com, dessyhasanahsitiasiah@yahoo.com, cheniabcd@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa itu remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedang mencari jati diri, emosi labil serta butuh pengarahan,

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kekalutan emosi, instropeksi yang berlebihan, kisah yang besar, dan sensitivitas yang tinggi. Masa remaja adalah masa pemberontakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehadiran anggota baru dalam keluarga sangat diharapkan oleh pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu proses penting dalam kehidupan wanita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,

Lebih terperinci

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi sendiri dapat diartikan sebagai gangguan alam perasaan yang ditandai oleh penurunan afek (mood), gangguan psikomotor, dan gangguan somatik.

Lebih terperinci

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi 2013

Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kecemasan adalah suatu penyerta yang normal dari pertumbuhan, dari perubahan, dari pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan identitasnya sendiri

Lebih terperinci

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA Pembimbing : Dr. Prasilla, Sp KJ Disusun oleh : Kelompok II Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta cemas menyeluruh dan penyalahgunaan zat. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Pemahaman tentang depresi telah ada sejak zaman Hippocrates (460-377 SM). Depresi pada saat itu disebut melankoli, yang digambarkan sebagai kemurungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa awal adalah masa dimana seseorang memperoleh pasangan hidup, terutama bagi seorang perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Hurlock (2002) bahwa tugas masa

Lebih terperinci

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang, tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Banyak orang mengatakan masa-masa sekolah adalah masa yang paling menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan pembahasan mengenai masa

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa Keputusasaan (Hopelessness) Pengertian Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah perilaku seksual pada remaja saat ini menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih menganggap tabu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIANPUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. persepsi seseorang mengenai dunia. Gangguan mood adalah merupakan suatu

BAB II KAJIANPUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. persepsi seseorang mengenai dunia. Gangguan mood adalah merupakan suatu 7 BAB II KAJIANPUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Depresi 2.1.1.1 Definisi Depresi Mood adalah suatu emosi yang terus menerus dan pervasif yang mewarnai persepsi seseorang mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah depresi kini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena dapat menyerang seluruh usia dan lapisan masyarakat. Depresi merupakan gangguan suasana perasaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. Metode pengumpulan data dalam

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia remaja merupakan dunia yang penuh dengan perubahan. Berbagai aktivitas menjadi bagian dari penjelasan usianya yang terus bertambah, tentu saja karena remaja yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Putri Nurul Falah F 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu masalah psikologis yang sering terjadi pada masa remaja dan onsetnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia (Al- Qaisy, 2011). Depresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya. Dengan terbukanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan depresi merupakan penyebab utama terjadinya penyakit dan kecacatan pada remaja usia 10-19 tahun, sedangkan bunuh diri menjadi

Lebih terperinci

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung hingga dewasa. Proses mencapai dewasa inilah anak harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perdagangan Manusia untuk tenaga kerja (Trafficking in persons for labor) merupakan masalah yang sangat besar. Data Perdagangan Manusia di Indonesia sejak 1993-2003

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PATOFISIOLOGI ANSIETAS PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL A. Pengertian Isolasi social adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

Lebih terperinci

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja

Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Ciri-ciri Seks Sekunder pada Masa Remaja Wanita 1. Tumbuh rambut pubik atau bulu kapok di sekitar kemaluan dan ketiak. 2. Bertambah besar buah dada. 3. Bertambah besarnya pinggul. Pria 1. Tumbuh rambut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Emosi 1. Definisi Emosi Emosi berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti luar dan movere dengan arti bergerak. Menurut Lahey (2007), emosi merupakan suatu hal yang

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin suicidium, dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin suicidium, dengan BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Percobaan Bunuh Diri 1. Definisi Percobaan Bunuh Diri (Suicide Attempt) Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin suicidium, dengan sui yang berarti sendiri dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak menuju dewasa, yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis (Hurlock, 1988:261).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi masalah kesehatan mental. Jika sudah menjadi masalah kesehatan mental, stres begitu mengganggu

Lebih terperinci

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS Juliana S.R. Marpaung*, Setiawan ** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan, Universitas

Lebih terperinci

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE 1 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. ( Yosep, 2007 ). Harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Casmini (2004) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah (2008), remaja adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan di bidang kesehatan merupakan cita cita suatu bangsa, hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dan Angka Harapan Hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dahulu depresi lebih dikenal dengan istilah melankolia pada zaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dahulu depresi lebih dikenal dengan istilah melankolia pada zaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi 2.1.1 Definisi Dahulu depresi lebih dikenal dengan istilah melankolia pada zaman Hippocrates kira - kira tahun 400 S.M. Dalam karyanya De re medicina, Aulus Cornelius

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya.

BAB I PENDAHULUAN. khusus (ABK) adalah anak yang dalam proses pertumbuhan atau. sosial dan emosional dibanding dengan anak-anak lain seusianya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi anak yang terlahir normal, para orang tua relatif mudah dalam mengasuh dan mendidik mereka. Akan tetapi, pada anak yang lahir dengan berkelainan sangat

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak menuju masa dewasa. Pada masa transisi tersebut remaja berusaha untuk mengekspresikan dirinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa kebahagiaan bagi orang-orang disekitarnya terutama orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman membawa masalah seks tidak lagi tabu untuk dibahas dan diperbincangkan oleh masyarakat khusunya di kalangan remaja. Hal tersebut terjadi akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota metropolitan seperti Surabaya dengan segala rutinitasnya, mulai dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian menghimpit dan membuat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Remaja adalah mereka yang berusia diantara 10-24 tahun dan merupakan salah satu kelompok populasi terbesar yang apabila dihitung jumlahnya berkisar 30% dari jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa. anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa remaja adalah masa perkembangan yang paling penting, karena pada masa ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan pada diri sendiri, lawan jenis maupun sesama jenis yang dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa. Di masa ini, remaja mulai mengenal dan tertarik dengan lawan jenis sehingga remaja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

PEMERIKSAAN PSIKIATRI PEMERIKSAAN PSIKIATRI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul pemeriksaan psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa. 2. Mengenali gejala dan tanda gangguan

Lebih terperinci

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode sekolah dimulai saat anak berusia kurang lebih 6 tahun. Periode tersebut meliputi periode pra-remaja atau pra-pubertas. Periode ini berakhir saat anak berusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Depresi. Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Depresi. Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Pengertian Depresi Depresi adalah suatu penyakit jiwa dengan gejala utama sedih, yang disertai gejala-gejala psikologik lainnya, gangguan somatic maupun gangguan psikomotor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Berdasarkan sensus penduduk terbaru yang dilaksanakan pada tahun 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsep Victor E. Frankl dalam konsepnya tentang logoterapi. Teori yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsep Victor E. Frankl dalam konsepnya tentang logoterapi. Teori yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian kebermaknaan hidup Kebermaknaan hidup atau makna hidup sangat erat kaitannya dengan konsep Victor E. Frankl dalam konsepnya tentang logoterapi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi perubahan pertumbuhan dan perkembangan. Masa remaja mengalami perubahan meliputi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan

Lebih terperinci

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang termasuk ke dalam kelompok mood disorder. Pada sebagian besar survey, major depressive disorder memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci