PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU BERLALU LINTAS UNTUK ANAK USIA 5-7 TAHUN
|
|
- Lanny Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN FILM ANIMASI EDUKASI RAMBU-RAMBU BERLALU LINTAS UNTUK ANAK USIA 5-7 TAHUN Elianda Mardi Laksono Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) ABSTRAK Penyebab tingginya tingkat kecelakaan di jalan raya sering disebabkan oleh faktor manusia. Mengendarai kendaraan bermotor dengan ceroboh dan tidak disiplin terhadap peraturan jalan raya merupakan faktor penyebab kecelakaan. Pendidikan berlalu lintas yang baik sangat kurang diberikan kepada masyarakat, hal inilah yang memunculkan karakter seorang pengendara yang tidak disiplin. Wujud dari perancangan visual ini adalah berupa tayangan film televisi, di mana dengan memakai media televisi akan dapat menutup segala kekurangan dari bentuk pengajaran yang sudah ada, antara lain intensitas pengajaran yang pasti, dapat menjangkau ke banyak sasaran dalam waktu yang bersamaan, serta tidak membutuhkan biaya yang besar. ABSTRACT The cause of the high level of road accidents are often caused by human factors. Driving a motor vehicle with careless and undisciplined to the traffic rules is a factor causing road accidents. Education of good traffic is less given to the public, which is led to the character of a rider who is not disciplined. The realization of this visual designing is the form of television film. Using the television media will be able to cover all the weakness of the existing teaching program, including teaching a definite intensity, it can reach out many targets at the same time and also does not need large cost. KATA KUNCI animasi edukatif, disiplin lalu lintas
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Keselamatan di jalan raya sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pemakai jalan raya. Ada bermacam-macam rambu lalu lintas yang dipasang baik di marka atau di badan jalan, semua itu dimaksudkan untuk menertibkan para pemakai jalan, dan secara langsung bertujuan untuk menjaga keselamatan para pemakai jalan. Tapi sayangnya sebagian besar cara berkendara masyarakat indonesia cenderung buruk, peraturan-peraturan (rambu-rambu) di jalan raya banyak mereka langgar. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia, 5% faktor kendaraan, 3% faktor jalan, dan 1% faktor lingkungan. Ada sejumlah upaya yang dilakukan pihak kepolisian untuk bersosialisasi pada anak-anak, antara lain adalah dibangunnya taman lalu lintas di beberapa kota besar di indonesia, atau pihak kepolisian juga turun langsung ke sekolah-sekolah untuk bersosialisasi tertib lalu lintas, atau biasa disebut Polisi Sahabat Anak (PSA). Dalam perjalanannya sosialisasi tersebut mendapat banyak hambatan. Misalkan untuk taman lalu lintas, tidak semua kota di Indonesia memiliki taman lalu lintas sebagai sarana belajar anak, sehingga untuk menjangkau sasaran yang lebih luas media taman lalu lintas tersebut dirasa kurang maksimal. Program Polisi Sahabat Anak (PSA) memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media taman lalu lintas. Dengan program ini pihak kepolisian dapat lebih banyak dalam menjangkau sasaran. Ada 2 jenis kegiatan dalam program ini, yaitu pihak kepolisian yang datang ke sekolah atau pihak sekolah yang berkunjung ke kepolisian. Tetapi ada kelemahan dalam program ini, kendala waktu dan biaya menjadi alasan pihak sekolah untuk tidak menyelenggarakan program tersebut. Selain itu hanya sedikit sekolah yang memasukkan pendidikan lalu lintas ke dalam program pembelajaran mereka. Pendidikan lalu lintas memang tidak seperti pendidikan formal yang lain, yang pada akhirnya menghasilkan sesuatu yang nyata berupa nilai. Pendidikan lalu lintas lebih mengarah pada pendidikan pembentukan karakter seseorang, terutama untuk berdisiplin di jalan raya. Memang hasil akhir dari pendidikan tersebut tidak dapat langsung dirasakan dalam waktu singkat, tetapi ada saatnya si anak terjun ke dalam dunia nyata dari sesuatu yang telah dia dapat selama menonton film edukasi tersebut, dengan begitu si anak akan siap untuk menghadapi hal tersebut. Berdasarkan hasil quisioner tentang kegiatan anak sepulang dari sekolah adalah 70% anak memilih menonton TV, 20% anak memilih bermain game (playstation, komputer, dll), dan 12% anak memilih bermain di luar rumah. Menurut hasil quisioner yang lain juga menunjukan hasil yang tidak berbeda jauh yaitu 64% anak lebih memilih menonton TV, dan 36% anak memilih bermain game. Dari hasil quisioner tersebut media TV dapat dipakai sebagai sarana pembelajaran berlalu lintas kepada anak. Media TV merupakan media yang paling banyak
3 dijumpai, hampir di setiap keluarga memiliki TV. Media tersebut dapat membantu pihak kepolisian (pendidik) untuk dapat memberikan pengetahuan tentang berlalu lintas (tentang rambu-rambu) menjangkau lebih banyak target audience. Selain itu media tersebut dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam hal keuangan. Pembelajaran melalui media TV dalam hal biaya jauh lebih murah. Karena pihak sekolah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mengadakan kegiatan kunjungan kepolisian, hal ini akan sangat menguntungkan sekolah-sekolah yang lemah dalam hal keuangan. Berikut ini adalah ciri-ciri media massa elektronik yang mampu menunjang pembelajaran rambu-rambu lalu lintas: 1. Keserempakan Yang dimaksud keserempakan adalah dalam waktu yang relatif sama, audience di mana pun berada dapat menerima informasi secara bersamaan. 2. mampu meliputi daerah yang tidak terbatas. 3. bisa dimengerti yang buta huruf. 4. bisa diterima mereka yang menderita cacat tubuh. Tujuan Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang rambu-rambu lalu lintas agar mereka mengerti dan dapat berhati-hati ketika sedang berada di jalan. Serta memberikan kemudahan target audience dalam mendapatkan pendidikan berlalu lintas, yang selama ini sulit didapatkan terutama di lingkungan sekolah. Masalah bagaimana merancang film animasi edukasi anak, sebagai media pembelajaran tata tertib (rambu-rambu) lalu lintas yang baik untuk anak usia 5-7 tahun? PEMBAHASAN Metode penelitian dan perancangan yang akan digunakan dalam perancangan animasi edukatif rambu-rambu berlalu lintas ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan animasi edukatif rambu-rambu berlalu lintas ini dimulai dari analisa terhadap masalah yang ditemukan yaitu kurangnya pendidikan tentang berlalu lintas yang baik untuk target audience. b. Setelah mengetahui fenomena dan masalah yang terjadi, yaitu kurangnya pendidikan tentang berlalu lintas yang baik untuk target audience, kemudian dilakukan study terhadap target audience yaitu anak dengan rentang kelas 1-2 sekolah dasar. c. Berdasarkan analisa terhadap masalah yang terjadi dan karakteristik target audiences, serta maka dirancang sebuah konsep desain berdasarkan keyword yang telah ditentukan. d. Konsep desain yang telah dibuat konsep visual dan konsep komunikasinya.
4 e. Konsep visual akan mengarah kepada karakteristik anak sebagai target audiences serta studi pustaka dan studi komparasi berbagai macam teori seperti teori komunikasi terhadap anak, teori karakteristik anak dan teori animasi yang telah dilakukan. f. Konsep visual meliputi aspek cerita, karakter tokoh, setting, komposisi warna dan aspek mise-en scene seperti pengambilan gambar, framing, angle, transisi, dan sebagainya. Konsep Visual adalah unsur what, who, where dan when. g. Konsep komunikasi adalah bagaimana memberikan pendidikan tentang berlalu lintas yang baik khususnya dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan raya. Setelah itu, maka akan ditentukan konsep desain berdasarkan karakter target audiences, antara lain : 1. Anak-anak usia 5 7 tahun 2. Pendidikan sekolah dasar 1 2 SD 3. Tinggal di wilayah perkotaan dan pinggiran ( Surabaya dan sekitarnya ) 4. laki-laki dan perempuan 5. Seluruh strata sosial (pendidikan minimal SMU) Sedangkan karakteristik dari aktivitas, minat dan dari target audiences adalah sebagai berikut: Aktifitas Anak Menurut Johnson dan Roopnarine (1983)]. Pada dasarnya aktivitas anak usia 5-7 tahun, baik laki-laki atau perempuan, adalah : 1. Aktivitas anak usia 5-6 tahun adalah bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Bermain dapat mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bereksplorasi. Oleh karena itu, pendidik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) perlu memahami makna bermain agar mampu mengembangkan permainan dan menciptakan suasana yang mengundang dan keasyikan bermain yang mendorong anak belajar. 2. Bermain adalah aktifitas selain sekolah. Bermain merupakan wahana belajar untuk mengeksplorasi lingkungan yang dapat mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, dan sosial-emosional anak. Di samping itu, bermain juga mengembangkan individu agar memiliki kebiasaan-kebiasaan baik, seperti tolong-menolong, berbagi, disiplin, berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab. 3. Rekreasi bersama keluarga diwaktu libur. Hal ini dilakukan agar Rasa kedekatan kuat dengan keluarga, karena keluarga merupakan pendidikan dasar anak untuk mengenal lingkungannya. 4. Senang memiliki teman bermain. Anak usia 5-7 tahun mengenal aktivitas berkelompok, Mulai berminat kerja kelompok, Cenderung bermain baik dengan sesama jenis kelamin, Mulai memahami arti berbagi dan bergiliran. Mencoba menguasai teknik mengekspresikan minat, perasaan, petemanan /
5 persahabatan, menerima teman untuk bermain bersama. Belajar berbagi kepemimpinan, ide, bahan dan pertemanan. 5. Senang bermain dengan benda-benda sekitar. Anak usia 5-7 tahun tertarik dengan apa yang disekitarnya, selalu ingin tahu apa yang ada disekitarnya, misalnya menyukai puzel, alat mainan manipulatif, menyukai bermain peran, memakai baju oang dewasa. Minat Anak Interest / minat anak usia 5-7 tahun sebagaimana sesuai dengan teori Steinberg (1995), Hughes (1995), dan Piaget (1966) adalah : 1. Selalu ingin tahu, misalnya : Tertarik kebiasaan mandi orang lain, bertanya dari mana bayi keluar, hal-hal yang terjadi keseharian dari pada dongeng khayal 2. Mainan, misalnya : Senang bermain dengan bilangan, menyukai bermain bangunan balok, lego. Menyukai puzel, alat mainan manipulatif. 3. Permainan, misalnya : Bermain kelompok, senang bermain berbisik, menyukai bermain di luar, menyukai bermain air dan pasir. Menyukai permainan lotto, domino warna, benda, gambar dan berbagai permainan kelompok lainnya. 4. Berkhayal, misalnya : Bermain dengan teman bayangan imajinasi, menyukai bermain peran, memakai baju orang dewasa, mengatakan apa yang mau digambar sebelum mulai menggambar, mampu bermain kreatif penuh imajinasi. 5. Warna-warna cerah, misalnya : Mampu mengelompokkan sesuai warna, ukuran, bentuk, yang sama, yang sejenis, yang berpadanan. Karakteristik target audience Karakteristik target audience yang terdapat dalam tahap praoperasional menurut Papalia dkk adalah meliputi fungsi simbiolik, yaitu sebagai berikut : a. Fungsi simbiolik : adalah kemampuan anak untuk menggunakan simbol- simbol atau hal-hal yang mewakili aktivitas mental seperti kata, angka, atau imaji yang membuat manusia memahami arti. Dengan memiliki simbol dari benda-benda, akan membantu anak mengingat dan berpikir tentang benda-benda tersebut tanpa harus ada kehadiran bendabenda tersebut secara fisik (nyata). b. Pemahaman terhadap identitas : anak dapat memahami bahwa penggantian penampakan sesuatu tidak mengubah hakikat benda tersebut yang sesungguhnya. c. Pemahaman terhadap sebab dan akibat : anak mengerti bahwa setiap kejadian memiliki penyebab. d. Kemampuan untuk membuat klasifikasi : anak mampu mengatur objek, orang, dan kejadian ke dalam kategorisasi yang berlaku. e. Pemahaman terhadap angka : anak mampu berhitung yang berhubungan dengan kuantitas.
6 f. Empati : anak menjadi lebih mampu untuk membayangkan bagaimana kemungkinan perasaan orang lain. g. Teori akal : anak menjadi lebih sadar terhadap aktifitas mental dan fungsi pikiran. Targeting 1. Keingintahuan tentang hal-hal yang baru 2. Memiliki pribadi yang ceria dan semangat Skema perolehan keyword konsep desain adalah sebagai berikut : Gambar 1. Skema keyword
7 Definisi keyword 1. Petualangan Selain tema cerita yang paling banyak dipilih target audience. Unsur pendidikan lalu lintas yang terkandung dalam film tersebut bukan semata-mata gambaran imajinasi anak, tetapi hal yang bersifat nyata yang dialami atau akan dialami oleh target audience. Seri petualangan ini mengangkat keadaan yang nyata ke dalam dunia anak. Walaupun demikian tidak dapat dihindari bahwa dunia anak yang penuh imajinasi juga akan dimasukkan dalam cerita petualangan tersebut. 2. Teka-teki Secara visual rambu-rambu lalu lintas terlihat seperti suatu tanda teka-teki. Untuk dapat aman dalam perjalanan seseorang harus mengerti tanda (teka-teki) lalu lintas. Dalam cerita tersebut digambarkan seorang anak harus dapat memecahkan teka-teki yaitu rambu lalu lintas untuk dapat berhasil sampai ditempat yang dituju. 3. Lalu lintas Kata lalu lintas tentu dipakai, hal ini karena tema cerita yang dipakai menyangkut seputar lalu lintas. Area cerita berhubungan dengan lalu lintas yang masih terdapat rambu-rambu, dan masih dalam kondisi nyata yang dialami atau akan dialami target audience. Penelusuran judul acara Gambar 2. Skema penelusuran judul acara
8 Definisi judul acara 1. Jalan bersama Pemakaian kata jalan bersama menggantikan kata petualangan. Petualangan sendiri merupakan kegiatan perjalanan yang dapat dilakukan 1 orang atau lebih. 2. Brian Kata brian dipakai sebagai nama salah satu tokoh karakter film ini. Brian merupakan tokoh karakter yang cerdas, dan selalu dapat memecahkan masalah. 3. Slamet Nama slamet berasal dari bahasa jawa yang berarti selamat. Nama tersebut dipakai oleh salah satu tokoh dalam film animasi ini, yang mempunyai karakter pemberani tetapi tidak pernah berfikir dalam melakukan tindakan. Perilakunya tersebut sering merugikan dia, tetapi tokoh tersebut termasuk anak yang serba beruntung apabila sedang sesuatu hal yang buruk terjadi padanya. Logo acara Dalam film animasi edukasi lalu lintas ini juga akan mengadaptasi dari tema film yang ada di dalamnya. Isi film animasi ini lebih banyak berbicara tentang rambu-rambu lalu lintas. Maka logo yang akan ditampilkan juga tidak jauh dari unsur rambu-rambu lalu lintas. Di bawah ini adalah beberapa gambar rambu-rambu lalu lintas. Gambar 3. Logo acara Proses produksi Alasan kenapa animasi Indonesia sulit untuk berkembang adalah salah satunya terkendala oleh masalah biaya. Proses pembuatan film animasi yang mahal membuat harga jualnya juga mahal. Hal ini yang membuat para stasiun televisi enggan untuk menayangkan film animasi lokal, sehingga mereka lebih memilih film animasi luar yang harga belinya jauh lebih murah. Dalam perhitungan kawasan asia harga proyek animasi dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu : 1. Kelas A antara US$ US$
9 2. Kelas B antara US$ US$ Kelas C mulai US$ Sedangkan tarif animasi lokal +10% dari tarif di kawasan asia, yaitu 1. Kelas A antara Rp Rp Kelas B antara Rp Rp Kelas C mulai Rp Tarif di atas tersebut dipatok untuk satu episode, yang berdurasi antara menit. Begitu juga dalam perancangan film animasi lalu lintas ini per episode berdurasi +15 menit. Karakter animasi Dalam perancangan film animasi ini terdapat 3 tokoh utama yang berperan penting dalam penyampaian materi rambu-rambu lalu lintas kepada target audience, antara lain : 1. Brian Gambar 4. Tokoh karakter Brian Anak yang pandai dan cenderung pendiam. Termasuk dari keluarga dengan strata ekonomi atas. Berdasarkan hasil kuisioner 87% responden menggambarkan ciri orang pintar memiliki rambut rapi, 91% selalu memakai kacamata, 74% memiliki warna kulit putih, 65% selalu berpakaian rapi. Apabila melihat dari film pilihan audience tokoh yang mempunyai karakter seperti Brian adalah Dekisugi dan Ehsan. Selalu memecahkan setiap masalah yang ditemui. 2. Slamet Gambar 5. Tokoh karakter Slamet
10 Termasuk anak yang pemberani dan tidak mudah menyerah, tetapi dia juga anak yang ceroboh. Termasuk dari keluarga dengan strata ekonomi menengah. Berdasarkan hasil kuisioner 79% responden menggambarkan ciri anak nakal memiliki rambut acak-acakan, 89% memiliki warna kulit gelap, 73% selalu berpakaian tidak rapi. Apabila melihat dari film pilihan audience tokoh yang mempunyai karakter seperti Slamet adalah Giant dan Fizi. Anak yang suka menolong dan setia kawan, dia juga selalu beruntung apabila terkena musibah. 3. Polisi Gambar 6. Tokoh karakter polisi Sebagai pendidik yang ramah. Memakai seragam kepolisian lengkap dengan topinya, dan apabila diperlukan juga memakai perlengkapan pendukung kepolisian yang lain. Sosok seorang polisi juga banyak dikenal anak-anak sebagai sosok yang memiliki kumis tebal. Selalu memberikan penjelasan tentang materi lalu lintas yang ada. Sosok ini selalu muncul di setiap episode, entah itu terlibat langsung dengan cerita, atau tampil pada akhir cerita.
11 Alur cerita Plot cerita yang digunakan adalah menggunakan struktur lima babak, yaitu babak perkenalan, babak awal masalah, babak menuju klimaks, babak klimaks dan babak penyelesaian klimaks. Untuk lebih jelasnya perhatikan alur gambar sebagai berikut : Gambar 7. Skema alur cerita
12 VISUAL ANIMASI RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Fase perkenalan Gambar 8. Fase perkenalan Memperkenalkan tokoh utama yaitu Brian dan Slamet. Mereka melihat teman mereka Danang yang sedang kebingungan mencari orang tuanya di saat jam pulang sekolah. Fase awal masalah Gambar 9. Fase awal masalah Brian dan Slamet memutuskan untuk menemani Danang menunggu orang tua datang menjemputnya. Awal masalah terjadi saat mereka telah lama menunggu tetapi orang tua
13 Danang belum datang menjemput. Akhirnya Brian dan Slamet memutuskan untuk mengantar Danang pulang ke rumah. Fase menuju klimaks Gambar 10. Fase menuju klimaks Mereka akhirnya melakukan perjalanan menuju rumah Danang. Terlihat Danang sedang jalan arah pulang yang biasa dia lewati bersama orang tuanya. Sampai akhirnya dia menemukan satu petunjuk yang dia ingat. Tetapi ada sebuah halangan di tempat itu, mereka melihat ramburambu yang tidak mereka ketahui. Fase klimaks Gambar 11. Fase klimaks
14 Muncul dari kejauhan sebuah sepeda motor yang melaju dengan kencang. Dari arah berlawanan juga melaju sebuah mobil. Pada saat sepeda motor tersebut melanggar ramburambu yang terpasang di badan jalan, terjadi tabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Fase penyelesaian Gambar 12. Fase penyelesaian Dari kejadian tersebut Brian mencoba memberi penjelasan kepada Slamet dan Danang tentang arti rambu-rambu tersebut. Setelah mengerti semua arti rambu-rambu tersebut, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dengan aman. KESIMPULAN DAN SARAN Untuk dapat merubah karakter seseorang tidaklah mudah, apalagi kalo orang tersebut termasuk dalam golongan dewasa. Dalam perancangan ini karakter tersebut adalah sikap perilaku seseorang saat berkendara di jalan raya. Salah satu cara apabila tidak dapat merubah karakter seseorang adalah membentuknya. Membentuk karakter seseorang biasanya dilakukan sejak anak usia dini. Dalam hal berlalu lintas, untuk membentuk karakter seseorang yang tertib saat berkendara di jalan raya, salah satunya adalah mengajarkan anak-anak tentang arti dan kegunaan ramburambu lalu lintas. Banyak cara untuk mengajarkan anak usia dini tentang rambu lalu lintas, yang sudah dilakukan antara lain adalah kunjungan sekolah dan open house yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Tetapi semua cara tersebut masih mempunyai kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dari media tersebut maka dicari media lain, yang berhubungan langsung dengan anak-anak. Dari hasil kuisioner yang dilakukan terhadap target audience,
15 didapatkan media televisi sebagai media pembelajaran rambu lalu lintas. Apabila melihat kegiatan menonton TV pada anak-anak, maka tidak jauh dengan film kartun. Dengan pendekatan melalui aktivitas dan kesenangan mereka diharapkan perhatian anak dapat tertuju pada tayangan pendidikan rambu lalu lintas, dan materi yang diberikan dapat diterima secara maksimal. DAFTAR RUJUKAN Buku Piaget, Jean, Psikologi Anak Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, jilid 2, edisi keenam, Jakarta: Erlangga Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan, Edisi kelima, Jakarta: Erlangga A.S Ranang. dkk, Animasi Kartun dari analog sampai digital, Jakarta: PT Indeks Drs. Darwanto, S.S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Artikel Sudrajat, Akhmad, M.Pd, Media Pembelajaran Harian Republika, Memberdayakan Film Untuk Edukasi Anak Harian Jawapos, Pengendara Surabaya Makin Suka Melanggar Komisi Penyiaran Indonesia, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Internet Faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas Teori Perkembangan Kognitif jenis-jenis animasi tehnik film animasi prinsip dasar animasi karakter
Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L
Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PERANCANGAN
BAB II METODOLOGI PERANCANGAN 2.1. Tujuan & Manfaat Perancangan 2.1.1. Tujuan Perancangan Sebelum penulis menentukan tujuan dari proses perancangan nantinya, penulis melakukan langkah awal dengan melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Beberapa fenomena perilaku buruk pengemudi atau pengendara kendaraan bermotor yang kerap kita temukan di jalan raya yaitu, pengendara tidak menggunakan helm,
Lebih terperinciPERANCANGAN MEDIA PERMAINAN DAN PEMBELAJARAN BOARDGAME UNTUK ANAK TK USIA 5-6 TAHUN DENGAN MATERI PENGENALAN RAMBU LALU LINTAS
PERANCANGAN MEDIA PERMAINAN DAN PEMBELAJARAN BOARDGAME UNTUK ANAK TK USIA 5-6 TAHUN DENGAN MATERI PENGENALAN RAMBU LALU LINTAS Diana Aqidatun Nisa 3408100017 Latar Belakang Dalam upaya peningkatan akan
Lebih terperinciBAB III DATA PERANCANGAN
BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Tabel Data Perancangan Kesiapan Data No. Rincian Data Sudah Belum 1. Data Objek Perancangan Referensi dan definisi fungsi Trotoar Pelanggaran fungsi Trotoar oleh pengendara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang selalu dihadapi kota-kota besar seperti Jakarta maupun Bandung adalah masalah lalu lintas. Hal tersebut terbukti dengan angka kemacetan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang tidak asing lagi. Kecelakaan lalu lintas jalan raya merupakan permasalahan yang semakin lama menjadi semakin majemuk dan semakin
Lebih terperinciPENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK
PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Pembelajaran sepeda motor berbasis multimedia PENDAHULUAN
ABSTRAK Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang semakin banyak, serta kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa implikasi semakin ramainya transportasi di jalanan. Kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara tersebut. Apabila lalu lintas berjalan tertib berarti kesadaran hukum dan kedisiplinan diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling luas jangkauannya dalam hal meraih penggunanya. Televisi mampu menyajikan informasi secara serentak dan secara langsung dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah 735.400 m² dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa, dan kendaraan bermotor menjadi alat transportasi favorite
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan serta kesehatan anak bisa diperoleh salah satunya adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisinya. Pemenuhan zat gizi dan juga nutrisi sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian
Lebih terperinciKeluarga 117. Bab 11. Keluarga
Keluarga 117 Bab 11 Keluarga Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) menirukan dialog drama yang dibacakan guru; 2) menceritakan peristiwa yang pernah dialami; 3) membaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari selalu saja ada pelanggaran rambu lalu lintas yang terjadi. Seperti berhenti sembarangan, menyebrang seenaknya, dan masih banyak lagi pelanggaran lainnya.
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. maupun tidak langsung. Unsur-unsur yang merupakan persyaratan. Orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain.
35 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator atau sumber kepada komunikan yang dapat disampaikan secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. perancangan iklan dengan 3D tentang bahaya menerobos pintu perlintasan kereta ap
BAB II METODOLOGI 2.1 JUDUL perancangan iklan dengan 3D tentang bahaya menerobos pintu perlintasan kereta ap 2.1.1 IDE Ide pengambilan judul ini bermula dari perancang yang sering melihat dan mendengar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di era ini perkembangan dunia Teknologi Informasi sangatlah pesat, pertukaran data dalam dunia digital ini hampir dikatakan sebagai sebuah kebutuhan primer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak diberitakan di media cetak atau elektronik tentang perilaku agresivitas yang dilakukan oleh remaja. Masa remaja merupakan masa di mana seorang individu
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian sebagai berikut: 1. Pemahaman resiko kecelakaan yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta sebanyak 55%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mobilitas sosial masyarakat, sehingga Negara merasa penting untuk mengaturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Angka kecelakaan di Indonesia setiap tahun masih sangatlah besar, dengan melihat fenomena perilaku masyarakat dalam berlalu lintas saat ini sangat perlu adanya penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia anak anak dapat dikatakan merupakan dunia bermain, dengan siapa pun anak anak ini berkumpul pasti akan tercipta permainan.melalui bermain mereka akan saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bogor merupakan salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia dari segi wisata dan fasilitas umum yang terus dikembangkan oleh pemerintahan Kota Bogor,
Lebih terperinciPerpustakaan Unika SKALA DISIPLIN
SKALA DISIPLIN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bila melanggar rambu-rambu lalu lintas, saya siap ditindak. Saya akan memaki-maki pengendara lain jika tiba-tiba memotong jalan saya. Menurut saya penggunaan lampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah generasi penerus bangsa, penerus perjuangan demi kemajuan suatu bangsa. Masa remaja adalah masa transisi atau perpindahan dari masa kanakkanak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA. Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam. 5W+1H Pertanyaan Jawaban. Apa yang menjadi masalah
BAB III ANALISIS DATA 3.1 Analisis Masalah Menggunakan 5W+1H Analisis diperlukan guna mengetahui perilaku target terhadap masalah dalam penelitian ini, berdasarkan data yang sudah dihimpun berikut adalah
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Tujuan Komunikasi Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat suatu informasi atau pesan bisa dengan mudah disampaikan tentunya secara efektif dan menarik.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR
0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar. dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai perilaku yang mulai memudar dikalangan anak-anak, yakni perilaku peduli pada sesama. Peneliti mencoba untuk memberikan pengajaran mengenai pentingnya perilaku
Lebih terperinciGame Genre. Action Action Adventure Adventure Construction And Management Simulation Life Simulation Role Playing Strategy Vehicle Simulation
Game Genre Game genre digunakan untuk mengkategorikan game berdasar pada bagaimana interaksi dalam permainan dan sedikit dalam perbedaan visual dan narative. Diantaranya : Action Action Adventure Adventure
Lebih terperinciBAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN. memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia,
47 BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Sinopsis Trailer Trailer promosi animasi dimulai dari bola dunia di luar angkasa memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia, lalu masuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengendalian Sosial Pada Pelanggaran Lalu Lintas Sepeda Motor Oleh Pelajar SMA di Kota Tasikmalaya, maka diperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam
Lebih terperinciBAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR 2.1 Pengertian Lalu Lintas Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dongeng merupakan bagian dari budaya Indonesia yang sejak dulu diceritakan pada anak-anak. Dongeng adalah cerita fantasi sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi
16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Fakta Kunci (Key Fact) 1. Kebun Binatang Surabaya pernah dinobatkan sebagai Kebun Binatang terbesar dan terlengkap se Asia Tenggara. 2. Merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi masyarakat perkotaan dengan mobilitas tinggi, berlalu lintas merupakan salah satu aktifitas yang dilakukan hampir setiap hari. Aktifitas berlalu lintas di jalan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap individu mengalami perubahan melalui serangkaian tahap perkembangan. Pelajar dalam hal ini masuk dalam tahap perkembangan remaja.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Umum Data yang digunakan untuk menunjang proyek Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, yaitu : Data teori dan literatur yang didapat dari buku-buku referensi
Lebih terperinciCiri akhir masa kanak-kanak
Berlangsung dari usia 6 th matang scr seksual Awal dan akhir dari akhir masa kanak-kanak ditandai dg kondisi yg sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi & sosial Permulaan dari akhir masa kanak-kanak ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk menjaga kelancaran transportasi, selain itu berkendara yang aman bertujuan untuk mencegah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut serba guna yang fleksibel, murah dibandingkan alat angkutan yang lain. Apalagi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang dasar No. 22 Tahun 2009, lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI
PENGEMBANGAN PERILAKU SOSIAL ANAK USIA DINI Titing Rohayati 1 ABSTRAK Kemampuan berperilaku sosial perlu dididik sejak anak masih kecil. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak kecil akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Dalam membuat perancangan animasi interaktif cerita rakyat, didapatkan referensi aplikasi sejenis yang telah ditemukan, salah satu yang menjadi referensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan suatu kebutuhan yang amat vital bagi masyarakat Cilacap menyadari peranan transportasi ini, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa
BAB II METODOLOGI A. Kerangka Berfikir Studi Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Riset Bakso Materi Data Visual Data Perancangan Data Verbal Identifikasi dan Analisa Pemecahan Masalah Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi manusia, karena semua aktivitas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG
381 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG Dewi Asri Nurlia, Siti Komariah, Bagja Waluya Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciIKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS
IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS SEPTIAN DWI PRAKOSO Program Studi Teknik Informatika D3, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciSkripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1 Hubungan Terpaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kementerian Perhubungan di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Tertib Berlalu Lintas Pelajar dan Mahasiswa Semarang Skripsi Disusun untuk
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN BALOK PADA KELOMPOK B PAUD AL HIDAYAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN BALOK PADA KELOMPOK B PAUD AL HIDAYAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH OLEH WIDIA MAYA SARI NPM. A1I112070 PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO
ARTIKEL ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO Oleh FEDRIYENTI NIM. 58667/2010 JURUSAN PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana-sarana tertentu guna untuk mempengaruhi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL
EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu perubahan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Ibu menjadi tokoh sentral dalam keluarga. Seorang manajer dalam mengatur keuangan, menyediakan makanan, memperhatikan kesehatan anggota keluarga dan memperhatikan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, perkembangan teknologi semakin pesat. Berbagai penemuan dan teknologi baru telah banyak mengubah kehidupan manusia. Membuat manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar belakang Pengadaan Proyek Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Perkembangan sebuah negara dipengaruhi oleh beberapa aspek, salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Televisi adalah sebuah sistem yang besar dan kompleks, yang mempunyai peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi yang berasal
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN HURUF AKSARA JAWA UNTUK SISWA KELAS III VI SEKOLAH DASAR BERBASIS GAME EDUKASI
MEDIA PEMBELAJARAN HURUF AKSARA JAWA UNTUK SISWA KELAS III VI SEKOLAH DASAR BERBASIS GAME EDUKASI Amin Fahrul, Edi Mulyanto, Godham Eko Saputro Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu Komputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan alat komunikasi sosial, dengan menggunakan bahasa manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Namun terkadang komunikasi
Lebih terperinciketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna
tema 5 ketertiban gambar 5.1 masuk kelas dengan tertib biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna kamu harus mampu setelah
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Komik sesungguhnya lebih dari sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi massal di Indonesia yang minim menjadi penyebab mengapa masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi sebagai pilihan utama, baik itu sepeda motor
Lebih terperinci: Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a, 6b, 7b, 8b.
LAMPIRAN 80 Lampiran 2 : Item dan Norma Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Tabel 4.13 Penjelasan Item-Item Alat Ukur Personal Style Inventory Tipe Kepribadian No item Introvert 1b, 2a, 3a, 4a, 5a,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses kegiatan dalam penyampain pesan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung saat ini menjadi kota dengan tingkat kepadatan berkendara yang tinggi. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya rasa aman bagi sesama pengendara karena kedisiplinan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PERANCANGAN
BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 1. Target Audiens : a. Demografi : Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan Umur : 8 tahun 12 tahun. Status Sosial : A dan B b. Geografi
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga media-media lainnya, yaitu video game, internet, dan film bioskop. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu faktor penting dalam lingkungan sosial masyarakat modern saat ini adalan media massa (Milla, 2006). Salah satu jenis media massa yang diyakini
Lebih terperinciMila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PEMBERIAN APE PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK SRIRANDE 02 KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang
Lebih terperinciBAB III TAHAPAN PRA PRODUKSI
BAB III TAHAPAN PRA PRODUKSI 3.1 Perancangan Media Penulis akan membuat sebuah iklan layanan masyarakat yang berisi informasi dan pengetahuan tentang BPPD (Biaya Pengganti Pengolahan Darah) sehingga masyarakat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide / Gagasan Perancangan 4.1.1. Ide Desain Atas dasar Gagasan iklan yang datang dari pihak produsen produk, disini penulis bertugas sebagai team kreatif yang menerjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia
Lebih terperinciKUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)
KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
43 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi perancangan buku bergambar sebagai media kampanye pelestarian dan stop eksploitasi lumba-lumba ini adalah untuk mengkomunikasikan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Dalam masa tumbuh
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF
UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di TK Indria Putra II Semanggi Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciABSTRACT CAMPAIGN OF SAFETY RIDING FOR FEMALE MOTORCYCLISTS
ABSTRACT CAMPAIGN OF SAFETY RIDING FOR FEMALE MOTORCYCLISTS Ronald Surjadjaja/1264029 Based on data and observation, it is known that the number of motorcyclists increases. When it is learnt from mass
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam perkembangan zaman yang semakin pesat ini terjadi banyak perubahan perubahan sebagai bentuk transformasi yang terjadi pada masa lalu. Terbentukya
Lebih terperinciBAB PENDAHULU AN Latar Belakang
BAB PENDAHULU AN 1 1.1. Latar Belakang Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar
Lebih terperinciBerdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak terjadi kasus pelanggaran hukum. Hukum yang dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam masyarakat yang bertujuan merealisasikan terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah kendaraan transportasi darat khususnya kendaraan bermotor setiap tahun semakin meningkat. Diperlukan suatu kesadaran dari semua pihak baik pengguna kendaraan
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN. Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian.
BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Deskripsi Produk Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian. 1. Panduan. Panduan ini terdiri dari tiga bagian pula, yaitu; a. Deskripsi Pelaksanaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari semakin meningkat, terutama pada saat akhir pekan kenyamanan berkendara di Bandung menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun. Masa ini merupakan masa peka bagi anak dalam merespon
Lebih terperinci