Kata Kunci : evaluasi energi, kehilangan panas, penghematan energi
|
|
- Sukarno Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi Sistem Energi pada Pabrik Pengolahan Hasil Perkebunan Sebagai Rancangan Menuju Penghematan Energi Studi Kasus : Unit Evaporasi Pabrik Gula Subang Satriyo Krido Wahono 1), Soleh Iskandar 2) 1) Staf peneliti UPT BPPTK LIPI Yogyakarta, Telp : , dna_tqim@yahoo.com 2) Staf produksi PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang Hasil perkebunan merupakan salah satu komoditi yang sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik sebagai komoditi ekspor penambah devisa ataupun pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Dengan adanya komoditi perkebunan tersebut, maka berkembang pula pabrik pabrik pengolahannya yang telah banyak dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Dengan umur pabrik yang sudah demikian lama, maka telah banyak bagian yang mengalami penurunan kinerja alat dalam sistem prosesnya. Salah satu indikator penurunan kinerja tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah panas yang hilang dari sistem energi pabrik tersebut dan belum termanfaatkan. Dengan semakin mahalnya harga penyediaan energi, maka adanya energi yang hilang menyebabkan pula naiknya biaya produksi, sehingga perlu dilakukan penghematan energi melalui perbaikan kinerja alat untuk mengurangi hilangnya energi atau perubahan rancangan sistem energi sehingga energi dapat dipergunakan secara optimal. Salah satu pabrik pengolahan hasil perkebunan tersebut adalah Pabrik Gula Subang yang berdiri sejak tahun 1984, yang akan dievaluasi sistem energinya khususnya di unit evaporator dengan menggunakan dasar perhitungan data lapangan dan literatur. Dari hasil evaluasi yang dilakukan melalui simulasi perbaikan lapisan isolasi pada unit evaporator dapat menekan jumlah kehilangan panas sebesar ,13 kcal/jam atau 49,7 % terhadap kehilangan panas awal, yang setara dengan biaya sebesar Rp ,-. Sedangkan evaluasi melalui simulasi perubahan rancangan sistem energi dengan pemanfaatan energi sisa, kebutuhan energi dapat ditekan hingga 12,2 % terhadap kebutuhan energi awal. Dari evaluasi tersebut, penghematan energi pada seluruh pabrik pengolahan hasil perkebunan di Indonesia pada khususnya dan industri pemakai energi pada umumnya dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk mengatasi krisis energi nasional dalam jangka pendek. Kata Kunci : evaluasi energi, kehilangan panas, penghematan energi Pendahuluan Krisis energi saat ini sedang melanda seluruh dunia, terutama dengan semakin berkurangnya jumlah sumber-sumber energi utama yang berasal dari senyawa organik dari fosil khususnya yang berupa minyak bumi dan gas alam, sedangkan tingkat kebutuhan terhadap sumber energi tersebut semakin meningkat. Krisis energi tersebut secara global ditandai dengan terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia yang tidak menentu dan di Indonesia khususnya ditandai dengan kenaikan harga BBM yang cukup signifikan pada awal bulan Oktober Fluktuasi harga minyak mentah dunia dan kenaikan harga BBM tersebut memberikan pengaruh di berbagai bidang, demikian juga di bidang industri yang Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 1
2 menyebabkan terjadinya kenaikan biaya produksi karena energi merupakan salah satu komponen utama dalam menunjang kelangsungan produksi. Beberapa sumber energi alternatif sedang diteliti dan beberapa diantaranya telah diprediksi mampu menggantikan peran sumber energi dari BBM, namun proses scale-up untuk kebutuhan energi dalam skala yang besar seperti kebutuhan dalam industri masih memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini berarti peran dari sumber-sumber energi utama tersebut belum dapat tergantikan secara keseluruhan, terutama di sektor industri. Padahal industri harus terus menjalankan proses produksi walaupun energi yang tersedia saat ini memiliki nilai biaya yang meningkat, akibatnya nilai keuntungan menurun atau terjadinya kenaikan harga produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk menyikapi kenaikan biaya energi di bidang industri selama energi alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan energi dalam industri belum tersedia, maka perlu dilakukan proses efisiensi energi dalam bidang industri sebagai salah satu alternatif pemecahan dalam menangani krisis energi yang terjadi di Indonesia saat ini. Sebagai negara agraris, hasil perkebunan merupakan salah satu komoditi yang sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik sebagai komoditi ekspor penambah devisa ataupun pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Dengan adanya komoditi perkebunan tersebut, maka berkembang pula pabrik pabrik pengolahannya yang telah banyak dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Dengan umur pabrik yang sudah demikian lama, maka telah banyak bagian yang mengalami penurunan kinerja alat dalam sistem prosesnya. Salah satu indikator penurunan kinerja tersebut adalah semakin meningkatnya jumlah panas yang hilang dari sistem energi pabrik tersebut dan belum termanfaatkan. Dengan semakin mahalnya harga penyediaan energi, maka adanya energi yang hilang menyebabkan pula naiknya biaya produksi, sehingga perlu dilakukan penghematan energi melalui perbaikan kinerja alat untuk mengurangi hilangnya energi atau perubahan rancangan sistem energi sehingga energi dapat dipergunakan secara optimal. Salah satu pabrik pengolahan hasil perkebunan tersebut adalah Pabrik Gula Subang yang berdiri sejak tahun Di pabrik gula tersebut, kehilangan panas yang terjadi dalam sistem prosesnya belum mendapat perhatian serius dalam proses optimasinya. Padahal pemenuhan kebutuhan energi berupa steam merupakan permasalahan yang kronik bagi pabrik terutama di stasiun penguapan (Evaporator). Permasalahan ini terutama disebabkan oleh terjadinya kehilangan panas (heat loses) yang merupakan kerugian, baik Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 2
3 bagi proses maupun stasiun boiler sebagai penghasil steam dan tentu juga akan berpengaruh terhadap biaya operasional pabrik (operational cost). Tujuan dari penulisan makalah ini adalah melakukan proses efisiensi energi dalam industri khususnya pada industri pengolahan hasil perkebunan melalui beberapa proses simulasi efisiensi energi. Dengan adanya simulasi tersebut dapat dikonversikan menjadi pengurangan biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan energi dan menghemat cadangan sumber energi dari senyawa organik dari fosil di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya. Metode Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi sistem energi dalam industri pengolahan hasil perkebunan khususnya di Pabrik Gula Subang di stasiun penguapan adalah : 1. Data data proses secara aktual didapatkan dari pengamatan lapangan. Data lapangan sebagai data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dan mencatat langsung besaran operasi yang diamati di lapangan. 2. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data yang tidak terdapat pada data pengamatan langsung dan data data ini diambil dari literatur. Data literatur ini sebagai data sekunder dengan mencari literatur di perpustakaan, internet dan literatur lain. Sistem evaluasi di stasiun penguapan tersebut dilakukan melalui dua metode simulasi yaitu : Simulasi perbaikan lapisan isolasi pada unit evaporator dan Simulasi perubahan rancangan sistem energi dengan pemanfaatan energi sisa Hasil dan Pembahasan 1. Simulasi perbaikan lapisan isolasi pada unit evaporator Di stasiun penguapan PG Subang terdiri dari lima badan penguapan (evaporator) type Evaporator pipa pendek pipa berdiri (Short tube vertical evaporator) yang disusun seri. Spesifikasi tiap badan penguapan disajikan pada tabel 1 dan kondisi operasi Stasiun Penguapan (Evaporator) disajikan pada tabel 2 Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 3
4 Tabel 1 : Spesifikasi Evaporator Spesifikasi Evap. I Evap. II Evap. III Evap. IV Evap. V Luas pemanas (m 2 ) Diameter pipa (mm) Panjang pipa (mm) Jumlah pipa (buah) Bahan pipa Diameter (mm) / SS / SS / SS / SS / SS Tabel 2 : Kondisi Operasi Stasiun Penguapan Evap. I Evap. II Evap. III Evap. IV P Tromol 0,97 kg/cm 2 0,6 kg/cm 2 0,2 kg/cm 2 26 cmhg T Tromol 119,6 o C 113,16 o C 105,25 o C 88,43 o C P Ruang Nira 0,6 kg/cm 2 0,2 kg/cm 2 26 cmhg 60 cmhg T Ruang Nira 113,16 o C 105,25 o C 88,43 o C 61,8 o C Sama seperti pada kebanyakan alat penukar panas, pemanfaatan panas yang di bawa oleh uap (steam) ke suatu badan dari multiple effect evaporator tidak akan 100%. Sebagian panas selalu kembali dengan radiasi dan konveksi ke lingkungan (ambient atmoshphere). Tromp (1936), menghitung panas yang hilang pada beberapa vessel multiple effect evaporator sebesar 3 10 % dari panas yang di suplai ke vessel. Sementara Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 4 hasil perhitungan yang dilakukan Deerr (1921) pada Quadruffle effect evaporator, panas yang hilang oleh radiasi dan konveksi berkisar 40 kg (90 lb) steam per ton tebu. Saat ini kebutuhan steam di PG Subang dipenuhi oleh stasiun boiler dengan kapasitas 100 ton steam per jam dengan tekanan kpa, namun dalam operasionalnya beban boiler saat ini ton uap perjam, padahal beban untuk proses hanya sebesar 70 ton per jam dimana lebih dari setengahnya dipakai untuk pemanas di evaporator. Dengan kemampuan kapasitas boiler yang tersedia, maka penggunaan energi harus benar-benar effisien sehingga tidak menambah beban boiler. Karena dengan semakin mahalnya harga bahan bakar akan menaikan harga pokok produksi. Untuk mengantisipasi permasalahan diatas, bisa dilakukan dengan peningkatan kapasitas boiler. Akan tetapi hal ini akan menjadi sangat mahal apabila dibandingkan
5 dengan penghematan penggunaan steam di stasiun evaporator sehingga dapat mengurangi beban boiler. Pemakaian isolator pada beberapa bagian evaporator diharapkan dapat menjadi suatu langkah yang berpotensi untuk diaplikasikan guna mencegah kehilangan panas sebagai upaya penghematan penggunaan steam. Isolator adalah material yang mempunyai sifat menghambat hantaran panas atau kalor. Banyak jenis dan ragam dari isolator, tetapi sebagai dasar dari pemilihan isolator adalah seberapa kecil harga konduktivitas termal dari bahan isolator tersebut. Keuntungan dari pemakaian isolator adalah sebagai penghambat panas yang paling baik, konstruksinya sederhana, tahan lama, dapat dipasang sendiri, mudah diperoleh dan harganya relatif terjangkau. Efisiensi evaporator hingga kini belum sesuai dengan yang diharapkan karena beban penguapannya masih sangat besar. Umumnya, multiple effect evaporator dengan isolasi yang menutupi bagian silindrical dari vessel dan juga pipa merupakan save all terhadap panas atau kalor.pada kondisi dimana bagian cover atas evaporator diamankan seluruhnya dengan isolasi, sementara bagian cover bawah dan pipa di biarkan terbuka, kehilangan panasnya bisa mencapai lebih dari 5%. Jika vessel seluruhnya tertutupi dengan isolasi kehilangan panasnya hanya sekitar 2%. Sandera (1936), telah mendapatkan kehilangan sebesar 83 kcal/m 2 /h (30 BTU/sq ft/h) yang keluar dari permukaan evaporator yang ditutupi lapisan isolasi dengan ketebalan 60 mm (2 3/8 in), untuk penurunan temperatur 52 o C (94 o F) antara uap dari nira (juice) dengan udara ambient, setara dengan kehilangan 1,6 kcal/m 2 / o C/h (0,33 BTU/sq ft/ o F/h). Webre dan Kerr (1926), memberikan hasil perhitungan kehilangan panas (heat loss) pada multiple effect evaporator yang disajikan pada table 3. Disana ditunjukan bahwa pada Quadrufle effect evaporator yang di tutupi isolasi sebagian kehilangan panasnya sebesar 5 %, sedangkan jika ditutupi isolasi secara lengkap kehilangan panasnya hanya 2,7 %. Tabel 3 : Panas Hilang Dari Multiple Effect (Dalam Persen Steam Yang Disuplai ke Effect Pertama) Multiple effect Vessel terbuka Isolasi sebagian Isolasi lengkap Double effect 1,06 0,46 0,26 Triple effect 4,20 2,07 1,05 Quadruple effect 9,80 5,00 2,70 (Sumber : Hugot hal.544) Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 5
6 Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tanggal Juli 2005 diperoleh data : Badan Evaporator Tabel 4 : Hasil Pengamatan di Badan Evaporator Nira Uap nira Panas Hilang Luasan tak terisolasi T ( o C) T ( o C) T ( o C) T ( o C) Kcal ( m 2 ) Badan I 111,20 110,86 1,79 109, ,99 27,41 Badan II 103,83 103,32 1,86 101, ,95 28,78 Badan III 87,71 86, , ,42 75,02 Badan IV 66,82 65, ,87 69,03 Berdasarkan hasil perhitungan dari hasil pengamatan kondisi operasi di Stasiun Penguapan, kehilangan panas yang terjadi disetiap badan evaporator tersaji pada table 3.1. Total kehilangan panas (heat loses) yang cukup tinggi yaitu ,24 kcal/jam (7,95 %) dari panas steam yang masuk ke effect pertama. Sedangkan luasan yang tidak terisolasi pada badan evaporator cadangan adalah 49,18 m 2, sehingga total luasan tak terisolasi pada unit penguapan adalah sebesar 249,42 m 2 Upaya untuk menekan kehilangan panas di stasiun penguapan diperlukan beberapa perbaikan terhadap isolator yang sudah rusak dan penambahan pada bagian-bagian tertentu yang belum terisolasi. Diharapkan dengan perbaikan dan penambahan isolator ini kehilangan panas dapat ditekan dari 7,95 % menjadi 4 % dari uap yang disuplai ke effect pertama dan kondisi operasi quadrufle effect evaporator dapat tercapai. Tabel 5 : Sasaran Parameter yang Ingin Dicapai Parameter Saat ini Sasaran Total Panas yang hilang ,24 kcal/jam ,11 kcal/jam % Kehilangan panas 7,95 % 4 % Setara dengan bahan bakar 185,6 lt/jam 93,3 lt/jam Agar sasaran dapat tercapai diperlukan biaya untuk pengadaan peralatan/material yang diperlukan dan biaya pemasangannya, disamping nilai tambah yang akan diperoleh dari penekanan kehilangan panas di stasiun penguapan ini. Biaya untuk pengadaan bahan Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 6
7 berupa Isolator jenis Glass Wool, Seng Coil dan bahan lainnya sebesar Rp serta jasa tenaga kerja diestimasikan sebesar Rp , sehingga diperoleh total biaya sebesar Rp Nilai tambah yang diperoleh dari perbaikan dan penambahan isolator pada stasiun penguapan guna menekan kehilangan panas/kalor dari 7,95 % menjadi 4 % adalah sebesar ,13 kcal/jam 49,7 % terhadap kehilangan panas awal setara dengan Rp per 120 hari giling. Secara ekonomi telah dilakukan penghematan yang diperoleh dari nilai uang yang diselamatkan dikurangi nilai biaya sebesar Rp ,00, Invesment Rate Return (IRR) sebesar 536 % dan pada depresiasi 10 % nilai Pay Out Time (POT) adalah 0,18 tahun 2. Simulasi perubahan rancangan sistem energi dengan pemanfaatan energi sisa Nira jernih yang di hasilkan dari stasiun pemurnian memiliki kadar air yang tinggi sekitar 88%. Untuk memperoleh nira kental dengan kadar air rendah maka dilakukan penguapan. Nira jernih masuk ke dalam evaporator I dengan suhu 105 o C. Uap pemanas pada evaporator I digunakan steam dengan tekanan 0,9 1 kg/cm 2 yang berasal dari uap bekas penggerak turbin. Nira hasil proses penguapan pada badan penguapan I akan diuapkan lagi pada badan II hingga badan penguapan IV. Sedangkan untuk pemanas pada badan II, III, dan IV digunakan uap nira yang berasal dari badan sebelumnya. Diharapkan nira kental yang keluar dari badan penguapan IV memiliki kekentalan o Beume atau sekitar %brik 64%. Sebagai upaya penghematan penggunaan steam, dalam pengoperasian evaporator uap nira badan I dan uap nira badan II disadap untuk digunakan sebagai media pemanas pada Juice Heater II dan Juice Heater I. Rancangan sistem energi pada stasiun evaporator dan sekitarnya yang saat ini diterapkan di PG Subang seperti pada gambar 1. Rancangan tersebut saat ini dilakukan tanpa proses bleeding dengan rincian kebutuhan steam yaitu untuk Juice heater I sebesar 8.480,73 kg/jam, Juice heater II sebesar 7.773,46 kg/jam, Evaporator sebesar ,46 kg/jam, sehingga total kebutuhan steam adalah ,93 kg/jam. Jika dilakukan dengan proses bleeding yaitu uap nira I di bleeding ke Juice heater II dan uap nira II di bleeding ke juice heater I, sehingga kebutuhan steam secara ideal menjadi ,49 kg/jam atau terjadi penghematan 13,9 % dari kebutuhan steam saat ini. Namun pelaksaanaan proses Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 7
8 bleeding ini mengalami kendala yaitu fluktuasi tekanan steam dalam proses. Apabila tekanan steam di bawah 0,65 kg/cm 2, maka operasional evaporator tidak dapat dilakukan bleeding secara penuh sehingga badan ke-2 Juice Heater I dan badan ke-1 Juice Heater II memerlukan tambahan steam, akibatnya kebutuhan steam total menjadi ,73 kg/jam atau penghematan 8,2 % dari kebutuhan steam saat ini. Uap Nira Badan II Uap Nira Badan I III I I I/II II II Nira tersulfitir ` Nira Mentah Uap nira dari evaporator Uap bekas Nira Mentah Nira mentah tersulfitir Nira encer (Clear Juice) Ke Dorr Clarifier Ke Defekator I Gambar 1. Skema Kondisi Juice Heater saat ini Oleh karena adanya kendala fluktuasi tekanan steam, maka dilakukan perubahan rancangan sistem energi dengan cara membuat saluran uap nira badan I untuk dilakukan bleeding ke badan ke-3 dan badan ke-6. Jika operasional bleeding murni ( Uap nira I ke Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 8
9 II dan Uap nira II ke I ) tidak tercapai maka sistem energinya dapat dioperasikan seperti pada gambar 2. Uap Nira Badan II Uap Nira Badan I III I/ III I I/II II II Nira tersulfitir ` Nira Mentah Uap nira dari evaporator Uap bekas Nira Mentah Nira mentah tersulfitir Nira encer (Clear Juice) Ke Dorr Clarifier Ke Defekator I Pipa Uap nira I yang baru Gambar 2. Skema Kondisi Juice Heater Setelah Penambahan Pipa Uap Nira I Pada rancangan gambar 2 tersebut Juice Heater I menggunakan dua badan yaitu pemanas dari uap nira Evaporator II (badan ke-1) dan uap nira Evaporator I (badan ke-2) serta Juice Heater II juga menggunakan dua badan yaitu pemanas dari uap nira Evaporator I (badan ke-1) dan Uap Nira Evaporator II (badan ke-2). Kebutuhan steam total untuk rancangan baru ini sebesar kg/jam atau telah terjadi penghematan 12,2 % terhadap kebutuhan Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 9
10 steam saat ini, sehingga telah mendekati kebutuhan steam ideal dengan tidak terkendala oleh permasalahan fluktuasi tekanan steam selama proses. 3. Pengaruh implementasi simulasi efisiensi energi terhadap energi nasional Berdasarkan hasil evaluasi melalui kedua perhitungan simulasi efisiensi energi tersebut di atas, telah terjadi penghematan energi dari kebutuhan energi yang dibutuhkan di PG Subang saat ini. Penghematan energi tersebut tentu saja mempunyai pengaruh secara langsung terhadap besarnya pengeluaran biaya pabrik tersebut, sehingga menambaha besarnya keuntungan bagi perusahaan. Secara tidak langsung, dengan adanya penghematan energi di salah satu pabrik akan mengurangi jumlah kebutuhan energi secara nasional, apalagi jika simulasi efisiensi energi tersebut diterapkan pada seluruh pabrik pengolahan hasil perkebunan di Indonesia pada khususnya dan industri pemakai energi pada umumnya. Dengan berkurangnya pemakaian energi nasional untuk industri, maka kebutuhan energi untuk sektor lain dapat terpenuhi. Hal ini berarti penghematan energi dalam sektor ini merupakan salah satu alternatif solusi untuk mengatasi krisis energi nasional dalam jangka pendek sebelum sumber-sumber energi baru pengganti BBM dapat diproduksi dalam skala besar dan dapat diaplikasikan ke masyarakat secara langsung. Kesimpulan berikut : Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Dari hasil evaluasi yang dilakukan melalui simulasi perbaikan lapisan isolasi pada unit evaporator dapat menekan jumlah kehilangan panas sebesar ,13 kcal/jam atau 49,7 % terhadap kehilangan panas awal, yang setara dengan biaya sebesar Rp ,-. 2. Dari hasil evaluasi melalui simulasi perubahan rancangan sistem energi dengan pemanfaatan energi sisa, kebutuhan energi dapat ditekan hingga 12,2 % terhadap kebutuhan energi awal. 3. Penghematan energi pada industri pengolahan hasil perkebunan di Indonesia pada khususnya dan industri pemakai energi pada umumnya adalah alternatif solusi untuk mengatasi krisis energi nasional dalam jangka pendek. Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 10
11 Daftar Pustaka Holman, JP, 1994, Perpindahan Kalor, edisi ke-6, Penerbit Erlangga, Jakarta Hugot, E, 1986, Handbook of Cane Sugar Engineering, 3rd Completely Revised Edition, Elsevier, Amsterdam, Oxford, New York, Tokyo Linhoff, B, 1982, A User Guide on Process Integration for Efficient Use of Energy, The Institution of Chemical Engineers, England. Perry, R.H., 1973, Chemical Engineer s Handbook, fifth edition, Mc Graw-Hill Ltd., Kogakusha. Soejardi, Ir, 1985, Penguapan Alat Pengolahan Pabrik Gula, Lembaga Pendidikan Perkebunan, Yogyakarta Smith J.M., Van Ness H.C., Abbott M.M., (1996), Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, 5 th ed., Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd, Tokyo Seminar Call For Paper Temu Nasional V FAM-PII 11
ANALISA EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PINCH PADA SISTEM PROSES UNIT PHONSKA PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI
ANALISA EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PINCH PADA SISTEM PROSES UNIT PHONSKA PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI Satriyo Krido Wahono UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU
TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1964 perusahaan NV My Handle Kian Gwan diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang bernama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C
NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI TERMAL PADA KETEL UAP DI PABRIK GULA KEBONAGUNG MALANG. Heni Hendaryati
Heni Hendaryati ANALISIS EFISIENSI TERMAL PADA KETEL UAP DI PABRIK GULA KEBONAGUNG MALANG Heni Hendaryati Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Email : henihendaryati@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS KESEIMBANGAN KALOR DI UNIT PRESSING PT. BIMOLI BITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PINCH
ANALISIS KESEIMBANGAN KALOR DI UNIT PRESSING PT. BIMOLI BITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PINCH Kennie A. Lempoy ABSTRAK Metode Pinch merupakan salah satu bentuk konservasi energi, dimana metode ini memanfaatkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciRATIH VOL.1 Edisi 1 ISSN
PENGARUH KANDUNGAN AIR PADA AMPAS TEBU TERHADAP EFISIENSI KETEL UAP DI PABRIK GULA MADU BARU YOGYAKARTA Saptyaji Harnowo 1), Yunaidi 2) 1) Dosen Program Studi Teknik Mesin Politeknik LPP, Yogyakarta, Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071
Lebih terperinci2.10 Caesar II. 5.10Pipe Strees Analysis
2.8 Pipe Support Karena pipa dipengaruhi oleh ekspansi termal. Mendukung dalam sebuah langkah sistem perpipaan termal dalam arah yang berbeda. Pipe support oleh dua jenis support-kaku (rigid support) dan
Lebih terperinciANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH
ANALISA ISOLATOR PIPA BOILER UNTUK MEMINIMALISIR HEAT LOSS SALURAN PERMUKAAN PIPA UAP PADA BOILER PABRIK KRUPUK YARKASIH Fashfahish Shafhal Jamil 1*, Qomaruddin 1, Hera Setiawan 2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciPemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo. Adam Alifianto ( )
Pemetaan Korosi pada Stasiun Pemurnian di Pabrik Gula Watoe Toelis Krian, Sidoarjo Adam Alifianto (2707 100 021) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi listrik dan energi panas dewasa ini cukup pesat kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan proses manufaktur, tetapi juga
Lebih terperinciANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS. Muntolib**) dan Rusdiyantoro*)
ANALISA BAHAN ISOLASI PIPA SALURAN UAP PANAS PADA BOILER UNTUK MEMINIMALISASI HEAT LOSS Muntolib**) dan Rusdiyantoro*) Abstrak Uap panas merupakan sumber utama dalam mengolah produksi, aliran pipa uap
Lebih terperinciDesain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi
Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen
Lebih terperinciGambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penggunaan Kolektor Terhadap Suhu Ruang Pengering Energi surya untuk proses pengeringan didasarkan atas curahan iradisai yang diterima rumah kaca dari matahari. Iradiasi
Lebih terperinciTekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi
Lebih terperinci- Menghantar/memindahkan zat dan ampas - Memisahkan/mengambil zatdengan dicampur untuk mendapatkan pemisahan (reaksi kimia)
1.1 Latar Belakang Ketel uap sebagai sumber utama penghasil energi untuk pembangkit listrik yang menyuplai seluruh kebutuhan energi dalam pabrik. Dalam melakukan kerjanya, ketel uap membutuhkan adanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dalam penelitian pengeringan kerupuk dengan menggunakan alat pengering tipe tray dengan media udara panas. Udara panas berasal dari air keluaran ketel uap yang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU
ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 3.1 Analisis dan Pembahasan Kehilangan panas atau juga bisa disebut kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun,
12. 13. IX.1. Diskusi BAB IX DISKUSI DAN KESIMPULAN Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) semakin meningkat dari tahun ke tahun, tetapi hal tersebut tidak diimbangi dengan semakin menipisnya ketersediaan
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM
ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM Harry Christian Hasibuan 1, Farel H. Napitupulu 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan
Lebih terperinciSKRIPSI UJI PERFORMANSI DAN ANALISA TEKNIK ALAT EVAPORATOR VAKUM. Oleh: ASEP SUPRIATNA F
SKRIPSI UJI PERFORMANSI DAN ANALISA TEKNIK ALAT EVAPORATOR VAKUM Oleh: ASEP SUPRIATNA F14101008 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR UJI PERFORMANSI DAN
Lebih terperinciPRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI
PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES
KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL
PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL Budi Santoso * Abstract : In industrial clove oil destilation, heat is the main energy which needed for destilation process
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
SIMUASI PROSES EVAPORASI NIRA DAAM FAING FIM EVAPORATOR DENGAN ADANYA AIRAN UDARA Oleh : Ratih Triwulandari 2308 100 509 Riswanti Zawawi 2308 100 538 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Kusno Budhikarjono, MT Dr.
Lebih terperinciE V A P O R A S I PENGUAPAN
E V A P O R A S I PENGUAPAN Soal 1 Single effect evaporator menguapkan larutan 10% padatan menjadi 30% padatan dg laju 250 kg feed per jam. Tekanan dalam evaporator 77 kpa absolute, & steam tersedia dg
Lebih terperinciPERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA
PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA Rasyid Atmodigdo 1, Muhammad Nadjib 2, TitoHadji Agung Santoso 3 Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP
ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP Yopi Handoyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas "45" Bekasi E-mail : handoyoyopi@yahoo.com Abstrak Pada dunia industri terutama pada sektor produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran
Lebih terperinciOPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR Grata Patisarana 1, Mulfi Hazwi 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas
LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari proses
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Nira Setelah diperoleh larutan nira dari hasil proses pengilingan. Dilakukan proses pemurnian nira yang ternyata masih mengandung zat zat bukan gula dari
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE
Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-417 Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo Anovia D. Riswardani, Ahmad K.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji
Lebih terperinciBABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN
BAB IX. DISKUSI & KESIMPULAN IX- 1 BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN 1. Diskusi Pendirian pabrik deteijen di indonesia sekarang ini masih memiliki masa depan yang cerah. Hal ini ditunjang dengan semakin tingginya
Lebih terperinciMENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER
MENAIKKAN EFISIENSI BOILER DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG UNTUK PEMANAS EKONOMISER Murni D III Teknik Mesin Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang Semarang e-mail: mochmurni@yahoo.com
Lebih terperinciP I N D A H P A N A S PENDAHULUAN
P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup Edo Wirapraja, Bambang
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini terus dilakukan beberapa usaha penghematan energi fosil dengan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya yaitu dengan pemanfaatan
Lebih terperinciOleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.
Karakterisasi Proses Gasifikasi Downdraft Berbahan Baku Sekam Padi Dengan Desain Sistem Pemasukan Biomassa Secara Kontinyu Dengan Variasi Air Fuel Ratio Oleh : Dimas Setiawan (2105100096) Pembimbing :
Lebih terperinciBab III Rancangan dan Prosedur Percobaan
Bab III Rancangan dan Prosedur Percobaan Seperti yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya, penghematan dilakukan dengan menggunakan selubung pengumpul aliran gas hasil pembakaran di sekitar panci. Percobaan
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari sudut pandang enjinering, pengoperasian sebuah hotel tidak terlepas dari kebutuhan akan sumber daya energi antara lain untuk penerangan dan pengoperasian alat-alat
Lebih terperinciI. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan
Lebih terperinciEvaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB
Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB M A S U D E F F E N D I Pendahuluan Evaporasi bertujuan untuk memekatkan atau menaikkan konsentrasi zat padat dari bahan yang berupa
Lebih terperinciE V A P O R A S I PENGUAPAN
E V A P O R A S I PENGUAPAN Faktor yang mempengaruhi laju evaporasi Laju dimana panas dapat dipindahkan ke cairan Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan setiap satuan massa air Suhu maksimum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciAUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA
AUDIT KINERJA PROSES PENGOLAHAN PADA PABRIK GULA Nyimas Dewi Sartika 1 ABSTRACT Generally on BUMN sugar factory the rendement is lower than private sugar factory. The audit purpose is to know processing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Bioetanol merupakan salah satu sumber energi alternatif yang berasal dari tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan berpati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini, dimana hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak. Bentuk dari energi alternatif yang saat ini banyak dikembangkan adalah pada
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI
PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Matahari adalah sumber energi tak terbatas dan sangat diharapkan dapat menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di Indonesia masih
Lebih terperinciPEMANFAATAN PANAS TERBUANG
2002 Belyamin Posted 29 December 2002 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Desember 2002 Dosen : Prof Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang penilaian energi. Hal-hal yang melatarbelakangi dan tujuan dari penelitian dijelaskan pada bagian ini. 1.1. Latar Belakang Energi
Lebih terperinciRINGKASAN BAKING AND ROASTING
RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan
Lebih terperinciBab IV Data Percobaan dan Analisis Data
Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data 4.1 Data Percobaan Parameter yang selalu tetap pada tiap percobaan dilakukan adalah: P O = 1 atm Panci tertutup penuh Bukaan gas terbuka penuh Massa air pada panci
Lebih terperinciANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 2, No. 1, Januari 2014 ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA Sudiadi 1), Hermanto 2) Abstrak : Suatu Opsi untuk meningkatkan efisiensi
Lebih terperinciLAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: 5203013008 Lovitna Novia Puspitasari NRP: 5203013045 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS
TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS Ayu Wardana 1, Maksi Ginting 2, Sugianto 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen Bidang Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
ANALISA KINERJA PENUKAR PANAS AKIBAT PERUBAHAN DIAMETER TABUNG DARI 9 mm MENJADI 13 mm PADA BANTALAN OLI PENDUKUNG UNIT 1 PT. PJB UP PLTA CIRATA PURWAKARTA Bono Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan kegiatan unit-unit operasi. Kegiatan proses produksi berlangsung pada proses penggilingan,
Lebih terperinciTeknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN
Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN Uraian Singkat Silabus Definisi dan pengertian dasar, sifat-sifat unsur murni, hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup, hukum pertama termodinamika,
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL FALLING FILM EVAPORATOR PADA EVAPORASI NIRA KENTAL
STUDI EKSPERIMENTAL FALLING FILM EVAPORATOR PADA EVAPORASI NIRA KENTAL Medya Ayunda Fitri 1 *, Suhadi2, Ali Altway 3, dan Susianto 4 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas NU Sidoarjo
Lebih terperinciSujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48
PENGARUH SIRIP CINCIN INNER TUBE TERHADAP KINERJA PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER Sujawi Sholeh Sadiawan 1), Nova Risdiyanto Ismail 2), Agus suyatno 3) ABSTRAK Bagian terpenting dari Heat excanger
Lebih terperinciKonservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler
159 Iriany / Jurnal Teknologi Proses 5( Juli 006: 151 155 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 5( Juli 006: 156 16 ISSN 141-7814 Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG
Lebih terperinciBAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI
BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 3.1 SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI Desain dan peralatan sistem refrigerasi dengan menggunakan prinsip adsropsi yang direncanakan pada percobaan kali ini dapat dilihat
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO
PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO ABSTRAK Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat yang mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan dan uap tersebut
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN
64 BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN a. Beban Pengeringan Dari hasil perhitungan rancangan alat pengering ikan dengan pengurangan kadar air dari 7% menjadi 1% dari 6 kg bahan berupa jahe dengan
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
ANALISA PERFORMANSI KETEL PIPA AIR KAPASITAS 45 TON UAP/JAM, TEKANAN 30 kg/cm 2 DENGAN TEMPERATUR 270 0 C DI PABRIK KELAPA SAWIT SEI MANGKEI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. (7,97-16,8) GWh sedangkan energi bahan bakar rata-rata dalam tiap bulannya adalah 14,6 GWh
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisa dapat disimpulkan beberapa point sebagai berikut : VI.1.1. Boiler Cheng Chen 1. Energi bahan bakar yang digunakan pada boiler Cheng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER PROSES DEHIDRASI METANOL DENGAN KATALIS ALUMINA KAPASITAS TON PER TAHUN
PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER PROSES DEHIDRASI METANOL DENGAN KATALIS ALUMINA KAPASITAS 21.000 TON PER TAHUN Disusun Guna Mendapatkan Gelar Kesarjanaan Strata 1 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciWATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian
1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran
Lebih terperinciPENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI
PENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI Oleh : Arluky Novandy * ABSTRAK Isu lingkungan tentang clean production
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah merambah disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan termasuk rekayasa enginering,
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Proses Perancangan Alat 4.1.1 Menentukan Kalor Jenis Biogas ( ) Kalor jenis (Cp) CH4 dan CO2 yang digunakan pada perancangan ini adalah biogas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang ada di permukaan
Lebih terperinciPENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH
PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Pradana Aditya *), Ir. Arijanto, MT *), Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Oleh : JD Ryan Christy S Louis Adi Wiguno L2C008065 L2C008070 JURUSAN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN
BablX IX- I BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN IX.I. Diskusi Dalam Prarencana pabrik Tepung Kentang akan diuraikan mengenai : a) Bahan Baku Bahan Baku pembuatan Tepung Kentang adalah kentang dan sodium bisulfit.
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA
1 PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP Oleh BAYU AGUNG PERMANA JASIRON NENI SUSANTI (0615021007) TEKNIK MESIN UNILA (0715021012)
Lebih terperinciTERMODINAMIKA I G I T A I N D AH B U D I AR T I
TERMODINAMIKA I G I T A I N D AH B U D I AR T I REFERENSI Smith, J.M., and Van Ness, H.C. 1987, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, 4 ed., Mc Graw Hill Book Co. Inc., New York PENILAIAN
Lebih terperinciBAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN
XII-1 BAB XII DISKUSI DAN KESIMPULAN XII.1. Diskusi Pendirian pabrik nanocrystalline cellulose dari buah bintaro ini didasarkan dari tidak adanya pabrik NCC di tanah air. Selain itu peluang pasar NCC secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3845 PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA
Lebih terperinciDesain Multi Effect Evaporator dengan Menggunakan Excel Add-in dan Solver
Desain Multi Effect Evaporator dengan Menggunakan Excel Add-in dan Solver Dimas Firmanda Al Riza*, M. Bagus Hermanto dan Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY
AUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : FERMIN SINURAT NIM : 41311110062 Program
Lebih terperinciStudi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-204 Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup
Lebih terperinci