ANALISA EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PINCH PADA SISTEM PROSES UNIT PHONSKA PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PINCH PADA SISTEM PROSES UNIT PHONSKA PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI"

Transkripsi

1 ANALISA EFISIENSI ENERGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PINCH PADA SISTEM PROSES UNIT PHONSKA PT PETROKIMIA GRESIK SEBAGAI ALTERNATIF PENGHEMATAN ENERGI Satriyo Krido Wahono UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI Desa Gading Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta PO BOX 74 WNO 8 Tel/fax : (074) dna_tqim@yahoo.com Abstrak Krisis energi sedang melanda seluruh dunia yang ditandai dengan terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia dan kenaikan harga BBM di Indonesia khususnya. Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan melakukan efisiensi energi, khususnya dalam industri. Proses analisa efisiensi energi tersebut dapat dilakukan dengan Teknologi Pinch. Salah satu industri yang memungkinkan untuk dilakukan analisa efisiensi energi menggunakan Teknologi Pinch adalah Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik, karena industri tersebut memiliki beberapa unit peralatan dan utilitas yang membutuhkan dan menghasilkan energi cukup besar. Analisa dengan Teknologi Pinch dilakukan dengan mengolah data menjadi bentuk Jaringan Penukar Panas / Heat Exchanger Network (HEN). Berdasarkan pengolahan data lapangan yang diperoleh, dengan basis produksi pupuk PHONSKA kg/jam, diperoleh nilai Kebutuhan Energi Minimum / Minimum Energy Requirement (MER) sebesar.7.9 kcal/jam. Dengan analisa menggunakan Teknologi Pinch, kebutuhan energi tersebut dapat ditekan menjadi kcal/jam atau 0,% terhadap kebutuhan energi furnace awal. Kata Kunci : Efisiensi Energi, Teknologi Pinch, Jaringan Penukar Panas, Kebutuhan Energi Minimum. Pendahuluan Krisis energi saat ini sedang melanda seluruh dunia, terutama dengan semakin berkurangnya jumlah sumber-sumber energi utama yang berasal dari senyawa organik khususnya yang berupa minyak bumi dan gas alam, sedangkan tingkat kebutuhan terhadap sumber energi tersebut semakin meningkat. Krisis energi tersebut secara global ditandai dengan terjadinya fluktuasi harga minyak mentah dunia yang tidak menentu dan di Indonesia khususnya ditandai dengan kenaikan harga BBM yang cukup signifikan pada awal bulan Oktober 00. Fluktuasi harga minyak mentah dunia dan kenaikan harga BBM tersebut memberikan pengaruh di berbagai bidang, demikian juga di bidang industri yang menyebabkan terjadinya kenaikan biaya produksi karena energi merupakan salah satu komponen utama dalam menunjang kelangsungan produksi. Beberapa sumber energi alternatif sedang diteliti dan beberapa diantaranya telah diprediksi mampu menggantikan peran sumber energi dari BBM, namun proses scale-up untuk kebutuhan energi dalam skala yang besar seperti kebutuhan dalam industri masih memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini berarti peran dari sumber-sumber energi utama tersebut belum dapat tergantikan secara keseluruhan, terutama di sektor industri. Padahal industri harus terus menjalankan proses produksi walaupun energi yang tersedia saat ini memiliki nilai biaya yang meningkat, akibatnya nilai keuntungan menurun atau terjadinya kenaikan harga produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk menyikapi kenaikan biaya energi di bidang industri selama energi alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan energi dalam industri belum tersedia, maka perlu dilakukan proses efisiensi energi dalam bidang industri sebagai salah satu alternatif pemecahan dalam menangani krisis energi yang terjadi saat ini. Sebagian besar proses industri melibatkan perpindahan panas dari satu aliran proses ke aliran proses yang lain atau dari aliran utilitas ke aliran proses dan sebaliknya, sehingga dapat dilakukan proses efisiensi energi. Efisiensi yang dilakukan dapat ditempuh dengan memaksimalkan recoveri panas proses ke proses dan meminimalkan kebutuhan energi utilitas. Untuk mencapai tujuan energi recoveri maksimum atau energi Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

2 kebutuhan minimum dibutuhkan sebuah sistem untuk membentuk suatu jaringan penukar panas. Untuk melakukan desain sistem tersebut dapat dilakukan melalui suatu konsep analisis yang disebut dengan Teknologi Pinch. Salah satu industri yang memungkinkan untuk dilakukan proses analisis efisiensi energi dengan menggunakan Teknologi Pinch adalah PT Petrokimia Gresik Unit PHONSKA. PT Petrokimia Gresik Unit PHONSKA mulai beroperasi pada tahun 000, selama beberapa tahun proses produksi berjalan belum terdapat upaya untuk melakukan analisa efisiensi energi terhadap sistem proses dalam pabrik tersebut. Beberapa unit peralatan dan unit utilitas yang ada dalam system proses membutuhkan dan menghasilkan energi yang cukup besar, diantaranya adalah dryer(furnace), Fluidized Bed Cooler(FBC), Amonia preheater, dan unit refrigerasi. Sehingga dalam menjalankan proses produksi masih ditemukan beberapa penggunaan sistem energi yang dapat dioptimalkan melalui proses analisis efisiensi energi dengan menggunakan Teknologi Pinch. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan proses analisis pada sistem yang ada di PT Petrokimia Gresik Unit PHONSKA dengan menggunakan Teknologi Pinch sehingga dapat dilakukan efisiensi energi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai saran maupun pertimbangan bagi PT Petrokimia Gresik khususnya Unit PHONSKA kaitannya dalam usaha untuk melakukan efisiensi energi sehingga dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk penyediaan energi dan menghemat cadangan sumber energi dari senyawa organik di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya. Untuk pemanfaatan yang lebih luas analisis menggunakan Teknologi Pinch dapat diaplikasikan ke jenis-jenis industri yang lain untuk mengidentifikasi kerugian energi dan jaringan penukar panas, sehingga dapat ditentukan besarnya energi dan besarnya modal untuk proses tunggal atau desain produksi secara keseluruhan menuju terjadinya proses efisiensi energi dalam industri tersebut... Arti istilah Teknologi Pinch Teknologi Pinch adalah Teknologi analisis yang dipergunakan untuk menggambarkan set baru dari termodinamika berdasarkan metode yang menjamin tingkat energi minimum dalam desain dari jaringan penukar panas (Linhoff, 98). Lebih dari dua dekade, Teknologi Pinch tampil sebagai metode pengembangan nonkonvensional dalam desain proses dan konservasi energi. Istilah Analisis Pinch biasa digunakan untuk menggambarkan aplikasi dari alat dan algoritma dari Teknologi Pinch untuk mempelajari proses industri. Pengembangan yang signifikan dari program software seperti Pinch Express TM, Super Target TM dan Aspen Pinch TM telah terbukti sangat berguna dalam analisis pinch dari proses industri yang komplek dengan cepat dan efisien... Dasar dari Analisis Pinch Teknologi Pinch menampilkan sebuah metodologi yang mudah dalam analisis proses kimia secara sistematis dan sistem utilitas di sekitarnya dengan bantuan hukum I dan II Termodinamika. Hukum I Termodinamika menyebutkan persamaan energi untuk menghitung perubahan entalpi ( H) dalam arus yang mengalir melewati alat penukar panas. Hukum II Termodinamika menentukan arah dari aliran panas. Oleh karena itu, energi panas hanya mengalir dari panas ke dingin. Hal ini menghalangi aliran temperatur silang dari aliran panas dan dingin yang melalui alat penukar panas. Dalam alat penukar panas tidak ada aliran panas yang dapat didinginkan dibawah penambahan temperatur arus dingin atau tidak ada arus dingin yang dapat dipanaskan melebihi temperatur dari aliran arus panas. Dalam praktek arus panas hanya dapat didinginkan ke temperatur tertentu yang disebut temperatur approach dari mesin penukar panas. Temperatur approach adalah perbedaan temperatur minimum yang diizinkan ( Tmin) dalam penampang aliran temperatur dalam mesin penukar panas. Level temperatur Tmin saat diamati dalam proses mengacu pada titik pinch atau kondisi pinch. Pinch membatasi kekuatan minimum yang diperbolehkan dalam alat penukar panas (Sahdev, 00)... Objek dari Analisis Pinch Analisis Pinch digunakan untuk mengidentifikasi kerugian energi dan jaringan penukar panas (HEN), kerugian target utama untuk proses dan mengenali titik pinch. Proses pertama prediksi desain awal, energi eksternal minimum yang dibutuhkan, jaringan, dan jumlah unit untuk proses saat titik pinch. Selanjutnya desain jaringan mesin penukar panas yang memenuhi target ini digabungkan. Akhirnya jaringan ini dioptimalkan dengan membandingkan kerugian energi dan modal utama jaringan sehingga kerugian tahunan total dapat diminimalisasi. Demikianlah, objek primer dari analisis pinch untuk meningkatkan simpanan finansial dengan proses penggabungan panas yang lebih baik (memaksimalkan proses ke proses penutupan panas dan mengurangi muatan alat eksternal ) (Sahdev, 00)..4. Area Aplikasi dari Teknologi Pinch Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

3 Pinch sebenarnya digunakan dalam sektor petrokimia dan sekarang diterapkan untuk memecahkan wilayah yang luas dari masalah utama dalam teknik kimia. Bagaimanapun proses pemanasan dan pendinginan material memiliki tempat penting karena terdapat kesempatan yang potensial. Demikian aplikasi inisial dari teknologi yang telah ditemukan dalam proyek yang berhubungan dengan penghematan energi dalam berbagai industri seperti industri besi dan baja, industri makanan dan minuman, tekstil, kertas dan karton, semen, kimia dasar, oli dan petrokimia. Titik berat dalam konservasi energi menimbulkan salah paham bahwa konservasi adalah area utama untuk aplikasi teknologi pinch. Teknologi ini saat diterapkan dengan imaginasi dapat mempengaruhi desain reaktor, desain alat pemisah, dan keseluruhan proses yang baik pada pabrik. Teknologi ini telah diterapkan untuk memproses masalah di luar konservasi energi. Hal ini telah dikerjakan untuk memecahkan berbagai macam masalah seperti meningkatkan kualitas anak sungai, mengurangi emisi, meningkatkan hasil produk, debottlenecking, meningkatkan output, dan meningkatkan fleksibilitas dan keamanan dalam proses. Sejak diperkenalkan secara komersial, Teknologi Pinch telah mencapai rekor sukses luar biasa dalam desain manufaktur fasilitas kimia. Hasil dokumen yang dilaporkan dalam literatur menunjukkan bahwa kerugian energi berkurang sampai dengan 40%, kapasitas debottlenecking mencapai %, dan modal utama berkurang 0% untuk desain baru (Sahdev, 00)... Persamaan Persamaan yang dipergunakan dalam Analisis Pinch Untuk melakukan Analisis Pinch, diperlukan perhitungan Neraca Massa dan Neraca Energi dari Sistem Proses serta persamaan persamaan yang berdasarkan Hukum I dan II Termodinamika. Persamaan yang dipergunakan tersebut antara lain : Aliran Kapasitas Panas (C) C = m x Cp () Perubahan Entalpi ( H), Hukum Termodinamika I H = Q ± W () Karena tidak ada perubahan energi mekanik maka W = 0, sehingga persamaan tersebut berubah menjadi H = Q, dan Q = C x (Tout - Tin), sehingga menjadi : H = C x (Tout - Tin) (). Metodologi Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh data-data untuk melakukan analisis menggunakan Teknologi Pinch dari Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik, yaitu : (). Data data proses secara aktual didapatkan dari pengamatan lapangan. Data lapangan sebagai data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dan mencatat langsung besaran operasi yang diamati. Data tersebut meliputi suhu, dan laju alir; (). Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data yang tidak terdapat pada data pengamatan langsung dan data data ini diambil dari literatur. Data literatur ini sebagai data sekunder dengan mencari literatur di perpustakaan. Untuk melakukan analisa Teknologi Pinch pada sistem yang ada di PT Petrokimia Gresik Unit PHONSKA sehingga dapat dilakukan proses efisiensi energi, dapat dilakukan melalui langkah langkah sebagai berikut : (). Membuat diagram alir sederhana dengan melibatkan semua alat yang termasuk dalam analisis Teknologi Pinch, yaitu: pre-heater Amonia, dryer dan Fluidized Bed Cooler(FBC); (). Membuat perhitungan neraca massa dan neraca energi dari masing-masing alat yang terdapat di dalam diagram alir sederhana yang telah dibuat, sehingga diperoleh data data mengenai: massa (m), kapasitas kalor (Cp), suhu masuk dan keluar dari tiap arus di tiap alat (Tin dan T out); (). Menghitung nilai kalor (Q/ H) dari tiap-tiap arus dari masingmasing alat dengan bantuan hukum I dan II Termodinamika, dengan menggunakan persamaan () dan (); (4). Dengan data data yang telah diolah, dapat dibuat sebuah grid diagram Jaringan Penukar Panas/Heat Exchanger Network(HEN). Semua aliran dingin dan panas digambarkan dengan garis horizontal. Suhu masuk dan keluar ditunjukkan pada masing-masing ujungnya. Garis vertikal di tengah-tengah menggambarkan suhu pinch. Lingkaran menggambarkan alat penukar panas. Lingkaran yang tidak terhubung menggambarkan penukar panas yang menggunakan utilitas pendingin dan pemanas. Dari diagram HEN tersebut dapat dilakukan analisis alternatif integrasi arus sebagai langkah efisiensi energi yang dapat dilakukan. Langkah-langkah analisa Teknologi Pinch pada sistem yang ada di PT Petrokimia Gresik Unit PHONSKA, dapat digambarkan oleh bagan seperti yang terdapat dalam gambar. Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

4 MEMBUAT DIAGRAM ALIR SEDERHANA H O NH H PO 4 MENGHITUNG NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI PREHEATER AMONIA REAKTOR PIPA Udara Panas Udara Dingin H O GRANULATOR DRYER FBC MENGHITUNG NILAI KALOR (Q/ H) TIAP ARUS DARI MASING-MASING ALAT MEMBUAT JARINGAN PENUKAR PANAS / HEAT Exchanger Network (HEN) KCl, H SO 4, Urea, Filler Produk Gambar Gambar Langkah Langkah Diagram Alir Sederhana Analisa Teknologi Pinch Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik. Hasil dan Diskusi.. Hasil Perhitungan Neraca Massa dan Energi Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik Tabel. Hasil Perhitungan Nilai Kalor dari Perhitungan Neraca Massa dan Energi Alat Arus Cp T in T out m C / λ Q Arus No.Arus Preheater Amonia, -.78, 4.04,.7 Dingin 4 Dryer Udara 0,44 0, ,9-4. Panas Air 0, 8 48, 4. Dingin FBC Udara 0,4 7, ,80.70 Dingin Solid 0, 9, , 4., -.70 Panas Furnace Udara 0,44 0, ,9.99. Dingin 7 Cyclone Udara Dryer 0, , Panas Udara FBC 0, Panas Berdasarkan diagram alir sederhana Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik (Gambar ) dapat dilakukan perhitungan neraca massa dan neraca energi. Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh data data yang diolah menjadi nilai kalor dan grid diagram HEN yang digunakan untuk melakukan analisa Teknologi Pinch. Arus yang ada dalam sistem proses unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik dikelompokkan menjadi arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus pembawa panas (suhu turun) yang ditunjukkan dengan nilai Q negatif, sedangkan arus dingin adalah arus pengguna panas (suhu naik) yang ditunjukkan dengan nilai Q positif. Hasil perhitungan nilai kalor dan pengelompokan jenis arus berdasarkan hasil perhitungan dari neraca massa dan energi sistem proses Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik dengan basis produksi 4000 kg/jam Pupuk PHONSKA dapat dilihat dalam Tabel... Analisa Energi Minimum Energy Requirement(MER) Total Energi Panas Total Energi Dingin =.7.9 kcal/jam =.4.8 kcal/jam = kcal/jam Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh Nilai MER sebesar.7.9 kcal/jam yang diperoleh dari penjumlahan energi yang dipergunakan oleh arus yang saling terintegrasikan. Hal ini berarti untuk menjalankan proses dalam unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik memerlukan energi proses minimal sebesar.7.9 kcal/jam. Selain itu diperoleh juga perhitungan energi panas (energi arus dingin yang disuplai dari luar sistem proses) sebesar.4.8 kcal/jam dan energi dingin (energi arus panas yang belum terpakai) sebesar kcal/jam. Apabila kedua energi tersebut digabungkan diperoleh sisa energi sebesar kcal/jam, artinya ada energi yang dapat dioptimalkan penggunaannya dalam menjalankan sistem proses di Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik. Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - 4 Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

5 .. Grid Diagram Heat Exchanger Network (HEN) Berdasarkan Grid diagram HEN (Gambar ), dapat diketahui bahwa terdapat empat arus terintegrasi yaitu arus () dan (), () dan () dan empat arus tidak terintegrasi yaitu arus () dan () berupa Pendingin, arus (4) dan (7) berupa Pemanas. Total energi pada arus terintegrasi merupakan MER, sedangkan total energi pada Pendingin merupakan energi dingin dan total energi pada Pemanas merupakan energi panas. Antara energi panas dan dingin dapat diintegrasikan lebih lanjut sehingga dapat dilakukan penghematan energi pada sistem proses Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik Q = -4 Q = -70 Q = -047 Q = C / λ Q = -047 Q = -4 Q = Q = -7 Q = C / λ Q = 7 Q = 4 Q = 70 7 Q = Q = 7 Q = 4 Q = Q = Q = 047 Q = Gambar Gambar 4 Diagram HEN Diagram HEN dengan Alternatif Integrasi Arus Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik berdasarkan Analisa Teknologi Pinch Keterangan untuk Gambar dan 4 : : Arus Panas : Alat Penukar Panas : Alternatif Arus : Arus Dingin : Pendingin : Alternatif Alat Penukar Panas : Integrasi arus : Pemanas : Alternatif Pemanas.4. Alternatif Integrasi Arus Integrasi preheater dan cyclone FBC : Sisa energi = kcal/jam Integrasi furnace dan cyclone dryer : Sisa energi = 98.0 kcal/jam Energi disuplai furnace setelah integrasi = kcal/jam Proses optimasi energi dapat dilakukan melalui pemanfaatan energi dingin yang dihasilkan untuk mengurangi pemakaian energi panas yang sumber panasnya diperoleh dari luar sistem proses (Gambar 4). Panas yang berasal dari sisa udara keluaran dryer dan FBC yang berada dalam cyclone (energi dingin) dapat dimanfaatkan untuk memanaskan Amonia dalam preheater (energi panas) sehingga dapat mengurangi penggunaan air pemanas dari utilitas atau untuk memanaskan udara yang masuk ke dalam dryer (energi panas) sehingga mengurangi panas yang harus disuplai dari furnace. Jika dilihat dari nilai kalor (Q) preheater amonia sebesar.7 kcal/jam dan nilai kalor sisa udara FBC dalam cyclone sebesar kcal/jam maka dapat dimungkinkan kedua arus ini untuk diintegrasikan, bahkan masih terdapat sisa energi sebesar -7.4 kcal/jam yang berarti penggunaan air pemanas dari utilitas dapat dihilangkan. Energi sisa tersebut dapat ditambahkan dengan energi dari sisa udara dryer dalam cyclone sebesar kcal/jam kemudian diintegrasikan dengan arus udara Furnace sehingga dapat dilakukan penghematan energi yang seharusnya dibutuhkan furnace sebesar.99. kcal/jam tereduksi menjadi kcal/jam, yang berarti terjadi penghematan energi sebesar.0.79 kcal/jam atau sebesar 0, % terhadap kebutuhan energi furnace awal. Dengan terjadinya penghematan energi tersebut berarti secara otomatis terjadi pula penghematan biaya produksi dan diharapkan dapat menambah keuntungan perusahaan. 4. Kesimpulan dan Saran Arus dalam sistem proses unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik dapat dikelompokkan menjadi arus panas dan arus dingin. Untuk menjalankan proses dalam unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik memerlukan energi proses minimal sebesar.7.9 kcal/jam. Berdasarkan diagram HEN, dapat diketahui bahwa terdapat Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

6 empat arus terintegrasi dan empat arus tidak terintegrasi. Dari alternatif integrasi antara energi panas dan energi dingin dapat diperoleh penghematan energi, sehingga kebutuhan energi untuk furnace dapat dihemat sampai kcal/jam atau terjadi penghematan sebesar 0, % terhadap kebutuhan energi furnace awal. Berdasarkan hasil analisis dengan Teknologi Pinch tersebut, maka sebaiknya dilakukan integrasi antara energi panas dan energi dingin yang ada dalam sistem proses Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik, sehingga dapat dilakukan penghematan energi, yang berarti terjadi pula penghematan biaya yang harus dikeluarkan. Selain itu, perlu dirancang suatu peralatan yang dapat mendukung terjadinya integrasi arus dan dicari alternatif integrasi arus lain yang dilakukan untuk proses penghematan energi. Untuk keperluan yang lebih luas, aplikasi analisis menggunakan Teknologi Pinch dapat diterapkan juga untuk industri atau sistem proses atau sistem energi yang lain sehingga mendukung terlaksananya Program Penghematan Energi. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Unit PHONSKA PT Petrokimia Gresik (khususnya Bapak M. Sumargo dan staff PHONSKA dan Bapak Yusuf K. Dan keluarga) atas kerjasamanya selama proses pengumpulan data dan izin untuk menggunakan data tersebut dalam makalah ini, Dosen Dosen Jurusan Teknik Kimia FT UNDIP atas ilmu dan bimbingannya, UPT BPPTK LIPI Yogyakarta atas izin untuk melakukan publikasi dalam seminar ini dan Panitia SFATK 00 atas kesempatan publikasinya. Notasi C Aliran Kapasitas Kalor [kcal/jam o C] Cp Kapasitas Kalor [kcal/kg o C] H Perubahan Entalpi [kcal/jam] λ Panas Laten [kcal/kg] m Massa [kg/jam] Q Nilai Kalor [kcal/jam] Tin Suhu Masuk [ o C] Tout Suhu Keluar [ o C] W Usaha [kcal/jam] Daftar Pustaka Anonim, (000), Panduan Operasi Pabrik Phonska Ton / Tahun, PT Rekayasa Industri, Jakarta Anonim, (000), Phosphate Fertilizer Optimation Project NPK-Plant ( MTPY), INCRO, Spanyol Anonim, (000), Training Manual NPK Plant, INCRO, Spanyol Linhoff, B, (98), A User Guide on Process Integration for Efficient Use of Energy, The Institution of Chemical Engineers, England. Perry, R.H., (97), Chemical Engineer s Handbook, fifth edition, Mc Graw-Hill Ltd., Kogakusha. Sahdev, Mukesh, (00), Pinch Technology: Basics for Beginners, Smith J.M., Van Ness H.C., Abbott M.M., (99), Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, th ed., Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd, Tokyo Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 00 E - Surabaya, -4 November 00, ISSN : 40-7

Kata Kunci : evaluasi energi, kehilangan panas, penghematan energi

Kata Kunci : evaluasi energi, kehilangan panas, penghematan energi Evaluasi Sistem Energi pada Pabrik Pengolahan Hasil Perkebunan Sebagai Rancangan Menuju Penghematan Energi Studi Kasus : Unit Evaporasi Pabrik Gula Subang Satriyo Krido Wahono 1), Soleh Iskandar 2) 1)

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN KALOR DI UNIT PRESSING PT. BIMOLI BITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PINCH

ANALISIS KESEIMBANGAN KALOR DI UNIT PRESSING PT. BIMOLI BITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PINCH ANALISIS KESEIMBANGAN KALOR DI UNIT PRESSING PT. BIMOLI BITUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PINCH Kennie A. Lempoy ABSTRAK Metode Pinch merupakan salah satu bentuk konservasi energi, dimana metode ini memanfaatkan

Lebih terperinci

Retrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology

Retrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology Retrofit And Evaluation The Heat Exchanger Network In Main Column Fractionator Section Rccu Using Pinch Technology Affandry Taufik, Sri Herlianty Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Algoritma Komputasi Heat Exchanger Network (HEN)

Perancangan Algoritma Komputasi Heat Exchanger Network (HEN) Perancangan Algoritma Komputasi Heat Exchanger Network (HEN) Arini Puspita Ramadhanti 1, Zuchra Helwani 2, dan Hari Rionaldo 3 Laboratorium Perancangan dan Pengendalian Proses Program Studi Teknik Kimia

Lebih terperinci

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu EFEK P&T, TITIK KRITIS, DAN ANALISI TRANSIEN Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Efek P dan T terhadap Nilai Besaran Termodinamika Dalam topik ini, saya akan meninjau bagaimana efek

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA I G I T A I N D AH B U D I AR T I

TERMODINAMIKA I G I T A I N D AH B U D I AR T I TERMODINAMIKA I G I T A I N D AH B U D I AR T I REFERENSI Smith, J.M., and Van Ness, H.C. 1987, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, 4 ed., Mc Graw Hill Book Co. Inc., New York PENILAIAN

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012

Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012 Oleh: Sofyan Hadi, ST PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012 Pengertian Metode Optimasi Ruang Lingkup Optimasi Prosedur Umum untuk Penyelesaian Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK

ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK 25 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 3, Juni 207 ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT0 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK Hutriadi Pratama Siallagan Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN BAB IX. DISKUSI & KESIMPULAN IX- 1 BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN 1. Diskusi Pendirian pabrik deteijen di indonesia sekarang ini masih memiliki masa depan yang cerah. Hal ini ditunjang dengan semakin tingginya

Lebih terperinci

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi

Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Desain Proses Pengelolaan Limbah Vinasse dengan Metode Pemekatan dan Pembakaran pada Pabrik Gula- Alkohol Terintegrasi Disusun oleh : Iqbal Safirul Barqi 2308 100 151 Muhammad Fauzi 2308 100 176 Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk melakukan pengujian dan pengambilan data serta penulisan laporan akhir dari Juli

Lebih terperinci

SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA

SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA SINTESIS DAN INTEGRASI PROSES KIMIA Design 2 1. Conceptual design: develop a preliminary flowsheet using approximate methods. 2. Preliminary design: use rigorous simulators to evaluate steady- state and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Integrated Steel Mill (ISM) adalah pabrik berskala besar yang menyatukan peleburan besi (iron smelting) dan fasilitas pembuatan baja (steel making), biasanya berbasis

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu NERACA ENERGI DAN EFISIENSI POMPA Oleh Rizqi Pandu Sudarmawan [0906557045], Kelompok 3 I. Neraca Energi Pompa Bila pada proses ekspansi akan menghasilkan penurunan tekanan pada aliran fluida, sebaliknya

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang

Lebih terperinci

Disusun oleh : Rahmawati Sagita.W Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

Disusun oleh : Rahmawati Sagita.W Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP SEMINAR TA 2010 PABRIK PUPUK NPK DARI UNSUR-UNSUR PEMBENTUKNYA DENGAN PROSES MIXED ACID Disusun oleh : Ollyvianti Permata.M Rahmawati Sagita.W 2307 030 009 2307 030 041 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW

ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW ANALISA COOLING SISTEM GE FRAME 9 PLTG SICANANG 120MW oleh Yogi Sirodz Gaos 1 dan Candra Damis Widiawati 2 1Engineering and Devices for Energy Conversion Research Lab., Fakultas Teknik Universitas Ibn

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Ir. Johnner Sitompul,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK ANALISIS KINERJA PROSES CO2 REMOVAL PADA KOLOM STRIPPER DI PABRIK AMONIAK UNIT 1 PT. PETROKIMIA GRESIK OLEH : NANDA DIAN PRATAMA 2412105013 DOSEN PEMBIMBING : TOTOK RUKI BIYANTO, PHD IR. RONNY DWI NORIYATI,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

50001, BAB I PENDAHULUAN

50001, BAB I PENDAHULUAN Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan amoniak di dunia terus bertambah, dari 56,9 juta ton pada tahun 1976 menjadi 108 juta ton pada tahun 2002 (Kramer, 2004). Kebutuhan akan amoniak akan terus

Lebih terperinci

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT PK Imron Rosadi, Agus Wibowo, Ahmad Farid. Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pancasakti, Tegal,. Dosen Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Unit Sekunder pada Kilang Minyak dengan Integrasi Panas

Evaluasi Kinerja Unit Sekunder pada Kilang Minyak dengan Integrasi Panas Evaluasi Kinerja Unit Sekunder pada Kilang Minyak dengan Integrasi Panas Veni Indah Christiana 2308100167 Syennie Puspitasari 2308100168 Dosen Pembimbing: Ir. Musfil Ahmad Syukur, M.Eng.Sc Outline Pembahasan

Lebih terperinci

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

PENDINGINAN KOMPRESI UAP Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER

PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER 1 of 10 12/22/2013 8:36 AM PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN LAPOARAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS 85.000 TON / TAHUN Oleh : Suciati D 500 020 039 Dosen Pembimbing 1. Ir. Endang Mastuti

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengeringan pakaian dengan menjemur secara langsung di luar ruangan dengan menggunakan panas sinar matahari dan tambahan bantuan angin sudah terjadi selama beratus-ratus

Lebih terperinci

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas Azridjal Aziz Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran

Lebih terperinci

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP Yopi Handoyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas "45" Bekasi E-mail : handoyoyopi@yahoo.com Abstrak Pada dunia industri terutama pada sektor produksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI Lieke Riadi PUSAT STUDI LINGKUNGAN, JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Jl. RAYA KALIRUNGKUT,

Lebih terperinci

PENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI

PENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI PENENTUAN BANYAKNYA UAP YANG DILEPASKAN KE UDARA DARI SUATU CAIRAN YANG TERSIMPAN DI TANGKI SIMPAN DENGAN PENDEKATAN TEORI NERACA ENERGI Oleh : Arluky Novandy * ABSTRAK Isu lingkungan tentang clean production

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK DEPARTEMEN PRODUKSI II A PT. PETROKIMIA GRESIK (01 Juni 30 Juni 2015) Diajukan oleh : Kevin Jonathan Marlie (NRP. 5203012025) Chynthia Devi Hartono (NRP. 5203012045) JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Cooling tower yang dibuat dapat disirkulasikan dengan lancer dan layak untuk dilakukan pengujian

Lebih terperinci

ALTERNATIF SISTEM PROSES: SINTESIS PROSES

ALTERNATIF SISTEM PROSES: SINTESIS PROSES SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT (SPEED) ALTERNATIF SISTEM PROSES: SINTESIS PROSES Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS. Lab. Teknologi Agrokimia, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN

BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN BABIX DISKUSI DAN KESIMPULAN Diskusi. Seperti yang tersebut pada bab pendahuluan, kalsium laktat merupakan bahan baku yang penting untuk industri makanan temak, dan kosmetik, untuk itu diperlukan kalsium

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG 2002 Belyamin Posted 29 December 2002 Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Desember 2002 Dosen : Prof Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng (Penanggung Jawab)

Lebih terperinci

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS SISTEM PENURUNAN TEMPERATUR JUS BUAH DENGAN COIL HEAT EXCHANGER Nama Disusun Oleh : : Alrasyid Muhammad Harun Npm : 20411527 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI ANALISA KINERJA PENUKAR PANAS AKIBAT PERUBAHAN DIAMETER TABUNG DARI 9 mm MENJADI 13 mm PADA BANTALAN OLI PENDUKUNG UNIT 1 PT. PJB UP PLTA CIRATA PURWAKARTA Bono Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)

ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH) ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH) Azridjal Aziz, Herisiswanto, Hardianto Ginting, Noverianto Hatorangan, Wahyudi Rahman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 78-83 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON F. Gatot Sumarno, Slamet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER Rianto, W. Program Studi Teknik Mesin Universitas Muria Kudus Gondangmanis PO.Box 53-Bae, Kudus, telp 0291 4438229-443844, fax 0291 437198

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK VERMIKOMPOS DENGAN PROSES KOMPOSISASI Oleh: AYU NASTITI WIDIYASA BAYU HADI ENGGO SAPUTRA L2C607009 L2C607013 JURUSAN TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci

BIODATA MAHASISWA. Nama :. NIM :. Tempat/Tanggal Lahir:. Alamat Cilegon :.. . No. Handphone :.

BIODATA MAHASISWA. Nama :. NIM :. Tempat/Tanggal Lahir:. Alamat Cilegon :..  . No. Handphone :. NAMA NIM :.. :. JURUSAN TEKNIK KIMIA - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016 BIODATA MAHASISWA Nama :. NIM :. Tempat/Tanggal Lahir:. Alamat Cilegon :.... email :. No. Handphone :. Asal

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kebutuhan energy di Indonesia merupakan masalah yang serius dalam kehidupan manusia.energy merupakan komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi selalu memainkan peranan penting dalam perkembangan hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Contohnya, bahan bakar kayu telah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini pemanfaatan minyak bumi dan bahan bakar fosil banyak digunakan sebagai sumber utama energi di dunia tak terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material, dari termodinamika

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi Pasteurisasi ialah proses pemanasan bahan makanan, biasanya berbentuk cairan dengan temperatur dan waktu tertentu dan kemudian langsung didinginkan secepatnya. Proses

Lebih terperinci

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung

Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Heri Rustamaji Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung Optimasi mencakup dua proses : ❶ formulasi problem optimasi dalam bentuk persamaan matematis, ❷ penyelesaian problem matematis yang terbentuk Tujuan

Lebih terperinci

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG KESETIMBANGAN ENERGI Konsep dan Satuan Perhitungan Perubahan Entalpi Penerapan Kesetimbangan Energi Umum

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan

Lebih terperinci

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN Flywheel: Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV, No., April 208, hal. 34-38 FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepagejurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN

Lebih terperinci

Efisiensi PLTU batubara

Efisiensi PLTU batubara Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU Disusun : MUSTOFA D 200 030 086 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA November 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA Oleh Audri Deacy Cappenberg Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta ABSTRAK Pengujian Alat Penukar Panas Jenis Pipa Ganda Dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

ERIKA MONA P.SIRAIT NIM:

ERIKA MONA P.SIRAIT NIM: PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK UREA DENGAN BAHAN BAKU GAS SINTETIS DENGAN KAPASITAS 120.000 TON / TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia OLEH : ERIKA MONA

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Perhitungan Daya Motor 4.1.1 Torsi pada poros (T 1 ) T3 T2 T1 Torsi pada poros dengan beban teh 10 kg Torsi pada poros tanpa beban - Massa poros; IV-1 Momen inersia pada poros;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA 1 PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP Oleh BAYU AGUNG PERMANA JASIRON NENI SUSANTI (0615021007) TEKNIK MESIN UNILA (0715021012)

Lebih terperinci

SOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT

SOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT SOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT Latar Belakang Lokasi pabrik PT. Kaltim Parna Industri (produsen ammonia)

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET

PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET PERHITUNGAN KEBUTUHAN COOLING TOWER PADA RANCANG BANGUN UNTAI UJI SISTEM KENDALI REAKTOR RISET ABSTRAK Muhammad Awwaluddin, Puji Santosa, Suwardiyono Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Azridjal Aziz 1,a* dan Boby Hary Hartanto 2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22

PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22 PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI Azridjal Aziz (1), Yazmendra Rosa (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T. PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Oleh: Ir. Harman, M.T. AKADEMI TEKNIK SOROAKO 14 Desember 2016 Publikasi karya Ilmiah Biodata Penulis Nama : Ir. Harman, M.T. NIDN : 0928087502 Tempat

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY TIPE TROMBONE COIL SEBAGAI WATER HEATER Arya Bhima Satria 1, Azridjal Aziz 2 Laboratorium

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik perlu ditentukan dengan tepat agar dapat memberikan keuntungan, baik secara teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH Jhan Utm Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknlgi Industri UNPAR

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

Instrumentasi dan Pengendalian Proses 01 PENDAHULUAN Instrumentasi dan Pengendalian Proses - 121171673 salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia dengan tujuan utama memberikan dasar pengetahuan tentang: a) dasar-dasar instrumentasi proses

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL HALAMAN JUDUL Teknik LAPORAN PENELITIAN DOSEN TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL Oleh : Bagiyo Condro Purnomo NIK. 087606031 Fakultas Teknik Saifudin,

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci