BAB I PENDAHULUAN. yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sering dipandang sebagai tempat atau wadah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang mendukung misalnya orang, modal, material dan lain lain. Namun penggerak dari semuanya agar tujuan itu tercapai adalah orang. Dalam organisasi baik sektor pemerintah maupun sektor swasta sumber daya manusia sangat mendukung keberhasilan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Pegawai/karyawan adalah merupakan asset organisasi yang perlu dikembangkan agar memiliki kinerja yang baik sehingga kegiatan yang ada dalam organisasi tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga apa yang menjadi sasaran atau tujuan dapat dicapai. Agar tujuan organisasi dapat tercapai tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, sikap, loyalitas baik terhadap pekerjaan maupun perusahaan. Dalam organisasi swasta dan publik untuk memiliki pegawai ataupun karyawan yang mempunyai kompetensi tentunya diperlukan manajemen yang baik yaitu perencanaan sumber daya manusia, seleksi, penempatan pegawai dan pengembangan pegawai.pengelolaan SDM dengan tepat, agar mampu memanfaatkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dalam mencapai tujuan organisasi. MenurutSedarmayanti, (1995:27), bahwa pengembangan pegawai dapat dilihat dari dua aspek yaitu kualitas dan kuantitas. Pengertian 1

2 kuantitas menyangkut jumlah pegawai, kuantitas pegawai tanpa disertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan bangsa. Sedangkan kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (kecerdasan dan moral), oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi suatu pembangunan dibidang apapun, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat utama. Dalam organisasi pemerintah khususnya pemerintah daerah, sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 129 ayat 1 dan 2 yaitu Pemerintah melaksanakan pembinaan manajenen pegawai negeri sipildaerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai negerisipil secara nasional. Manajemen pegawai negeri sipil daerah meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan,kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, dan pengembangan. Menurut Irawan, dkk. (1997:92), yang mengemukakan pengembangan pegawai dapat dilakukan baik melalui jalur (cara) diklat maupun jalur non diklat. Jalur diklat, misalnya berbentuk kegiatan seminar, lokakarya. Jalur non diklat misalnya dapat berbentuk promosi jabatan, pemberian bonus, insentif, peringatan dan hukuman. Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya agar dapat mencapai tujuannya dengan baik. Tujuan organisasi itu akan dapat tercapai 2

3 dengan baik apabila pegawai dapat melakukan tugas-tugasnya dengan efektif. Efektifitas suatu lembaga sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan sumber daya manusia, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan kerja para pegawai dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.pengembangan pegawai sering diartikan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi para pegawai agar pegawai mampu melaksanakan tugas-tugasnya. Apabila pegawai mampu melaksanakan tugastugasnya dengan baik dan benar serta tepat waktu maka akan tercipta efektivitas kerja sehingga tercapai tujuan organisisai. Pengembangan sebagai suatu perubahan dalam orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja lebih efektif. Efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu organisasi untuk melaksanakan tugas pokoknya untuk mencapai sasaran. Konsep efektifitas tidak selalu paralel dengan konsep efesiensi karena walaupun terjadi pemborosan asalkan tujuan dapat dicapai maka organisasi dikatakan efektif.namun untuk perkembangan kinerja pegawai dewasa ini konsep efesiensi sangat diperhatikan hal ini sesuai dengan penyelenggaraan kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu asas efektif dan efisien (Undang-undang No. 5 tahun 2014) Faktor yang menjadi perhatian dalam pengembangan serta peningkatan kemampuan dan keterampilan aparatur pemerintah adalah dengan pengembangan terhadap pegawai melalui proses pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan agar tercapai efektifitas kerja. Sehingga pegawai akan memiliki kompetensi jabatan dan dapat melaksanakan tugas pelayanan yang diharapkan. 3

4 Dalam organisasi pemerintah sumber daya manusia sering disebut dengan pegawai yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS ), sebelum menjadi Pegawi Negeri Sipil pada awalnya adalah Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ) yaitu masa setelah diterima melalui rekrutmen PNS. Untuk menjadi PNS pegawai terlebih dahulu memenuhi persyaratan salah satunya adalah mengikuti Pendidikan dan Latihan ( Diklat ) Prajabatan. Diklat ini dilakukan agar pegawai memiliki ketermpilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang akan dipercayakan kepadanya. Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi merupakan unsur staf yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah. Bagian Umum merupakan salah satu bagian dari Organisasi Sekretariat Daerah yang berada dibawah langsung dari Asisten Administrasi Umum.Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Keprotokolan dan Persandian, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Bagian Umum. Dalam pelaksaaan tugas bagian umum melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pemerintahan daerah bidang umum, dan fasilitasi koordinasi dan evaluasi penyelenggaraan kebijakan serta pengelolaan administrasi tugas-tugas bidang : tata usaha, perjalanan dinas, keprotokoleran, rumah tangga, perlengkapan dan keuangan Sekretariat Daerah. Dalam kegiatannya bagian umum melaksanakan penerimaan surat masuk dan surat keluar dari internal maupun eksternal lingkungan sekretariat daerah. Penanganan surat masuk yaitu surat yang penunjukannya kepada Bupati, Wakil Bupati, Sekrtetaris Daerah dan Assisten. Penanganan surat keluar yaitu pemberian penomoran surat yang penandatangan surat oleh Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Selain dari menangani 4

5 surat, kegiatan bagian umum juga melakukan kegiatan keprotokolan, keuangan, rumah tangga kedinasan. Karena begitu luasnya ruang lingkup kerja dalam bagian umum tentunnya diperlukan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan pegawai akan bidang kegiatan yang dikerjakannya. Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dalam pengamatan penulis bahwa masih adanya penyelesaian pekerjaan yang tertunda, kurangnya penguasaan pegawai terhadap kegiatan yang dilaksanakan ini dapat dilihat setiap kegiatan yang ada dibagian umum yang telah dilaksanakan bukti dari pelaksaaan kegiatan disebut dengan surat pertanggungjawaban (SPJ) sering tidak tepat waktu.selanjutnya pegawai dalam menangani suatu kegiatan belum pernah melakukan pelatihan dibidangnya sehingga kurangnya pengetahuan terhadap bidang tersebut.penundaan pekerjaan tersebut dapat terjadi karena pegawai kurang disiplin, merasa kurang memahami pekerjaan dan kejenuhan terhadap lingkungan kerja.untuk penilaian sementara dilapangan bahwa pegawai yang diberikan pengembangan melalui pendidikan dan pelatihan mengalami peningkatan kinerja yang telah dinilai melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3). Tetapi pengembangan pegawai dilakukan kurang maksimal dikarenakan keterbatasan anggaran dan kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Dari pemaparan tersebut penulis tertarik untuk melakukan atau mengadakan penelitian yang menuangkannya dengan judul PENGARUH PENGEMBANGAN PEGAWAI TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DAIRI. 5

6 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,penulis merumuskan masalah yakni : Seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektifitas kerja pada kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi 1.3. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah ini adalah : 1. Pengembangan pegawai dalam penelitian ini adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 2. Penelitian ini dilakukan pada pegawai Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengembangan pegawai terhadap efektifitas kerja pada Bagian UmumSekretariat Kabupaten Dairi 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut : 6

7 1. Bagi penulis penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah serta melatih penulis menerangkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan, memperkaya referensi ilmiah dibidang sosial 2. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangsih pemikiran, pertimbangan dan masukan yang berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri. 3. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya ragam penelitian serta dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah Kerangka Teori Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berfikir yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstrak defenisi dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Singarimbun, 2008:37) Mengacu pada pendapat diatas, maka dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa teori-teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini. 7

8 Pengembangan Pegawai Apabila dikatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki oleh suatu organisasi, salah satu implikasi yang dilakukan oleh organisasi adalah pengembangan sumber daya manusianya. Karena sumberdaya manusia adalah merupakan investasi bagi organisasi maka dari itu sumber daya manusia tersebut perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan segala tugas dan kegiatannya agar tujuan organisasi dapat tercapai. Pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengalaman banyak organisasi menunjukkan bahwa dengan penyelenggaraan program pengenalan yang sangat komprehensif belum menjamin pegawai baru dapat melaksanakan tugas artinya para pegawai masih memerlukan pelatihan tentang berbagai segi tugas pekerjaannya. Para pegawai yang berpengalaman juga memerlukan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk meningkatkan produktifitas kerja sehingga efektivitas kerja dapat tercapai dengan baik. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum (Yuli, 2005:73) Sedangkan menurut Handoko (1996:104) yang mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia mempunyai ruang lingkup yang lebih luas 8

9 dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian sebagai upaya persiapan para karyawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang. Pendapat lain dari Notoatmodjo (1998:2) ada dua pengertian sumber daya manusia. Secara makro, pengembangan sumber daya manusia (human resources development) adalah suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pembangunan bangsa. Secara mikro, pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga atau karyawan untuk mencapai suatu hasil optimal yang dapat berupa jasa maupun benda atau uang. Panggabean (2002:51) berpendapat bahwa pengembangan karyawan lebih berorientasi kepada masa depan dan lebih peduli terhadap pendidikan yaitu terhadap peningkatan kemampuan seseorang untuk memahami dan menginterpretasi pengetahuan dan bukan mengajarkan keterampilan teknis. Dengan demikian, pengembangan ini berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan lama dan baru yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan baik untuk saat ini atau untuk masa yang akandatang. Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan pegawaimerupakan suatu proses untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang demi tercapainya tujuan organisasi Langkah-langkah Pengembangan Pegawai 9

10 Manullang (1992:200) mengungkapkan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi guna pengembangan sumber daya manusia yang meliputi : Rotasi Jabatan Latihan atau pendidikan Delegasi tugas Penugasan dalam keanggotaan suatu panitia Promosi Pemindahan Konselling Konfernsi Menurut Irawan, dkk (1997:92), bahwa Pengembangan pegawai dapat dilakukan baik melalui jalur (cara ) diklat maupun jalur non diklat. Jalur diklat misalnya, berbentuk kegiatan seminar, lokakarya dan lainlain. Jalur non diklat misalnya dapat berupa berbentuk promosi jabatan, bonus, insentif, teguran dan hukuman. Dari dua pendapat ahli tentang aktivitas yang dilakukan dalam hal pengembangan pegawai dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). a. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Banyak usaha yang dilakukan oleh setiap organisasi agar pegawainya dapat berkembang dalam arti meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk 10

11 melaksanakan tugasnya. Untuk memperbaiki kemampuan para pegawai dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan kepada mereka yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan operasional di dalam menjalankan tugas pekerjaan. Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 tahun 1974 dalam Wursanto (1999:59), latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Pendidikan dan pelatihan sama juga dengan pengembangan yang merupakan proses peningkatan keterampilan kerja. Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktifitas ekonomi (Ranupandojo, 1993:77) Dari penjelasan tersebut pendidikan dan pelatihan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kecakapan pegawai agar memahami dan mampu melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan dapat menambah kecakapan pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga yang efektivitas kerja dapat tercapai dalam organisasi. b. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi para pegawai dapat dilaksanakan di dalam internal maupun eksternal organisasi tergantung tujuan 11

12 yang ingin dicapai setelah pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan. Menurut As ad (1998 :105) yang menjadi tujuan pendidikan dan pelatihan yaitu : 1. Meningkatkan produktivitas kerja Latihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatannya yang sekarang. Jika level performance nya meningkat maka produktifitas akan meningkat dan keuntungan bagi organisasi akan meningkat 2. Meningkatkan mutu kerja Hal ini menjelaskan kualitas dan kuantitas. Pegawai yang berpengaturan maju akan bekerja lebih baik dan dapat mengurangi kesalahan dalam tugasnya. 3. Meningkatkan ketepatandalam human resource planning Latihan yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan dimasa yang akan datang. 4. Meningkatkan moral kerja Apabila organisasi memberikan latihan yang baik maka suasana kerja di organisasi tersebut akan lebih baik dengan suasana kerja yang menyenangkan sehingga moral kerja akan meningkat. 5. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Suatu latihan yang tepat dapat membantu menghindarkan dari timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. 6. Menunjang pertumbuhan pribadi Latihan yang tepat dapat memberi keuntungan bagi kedua pihak yaitu perusahaan dan pegawai itu sendiri. Bagi pegawai dengan mengikuti 12

13 pelatihan dan pendidikan akan lebih mematangkan diri dalam bidang kepribadian, intelektual dan keterampilannya Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pendidikan dan pelatihan (diklat) bertujuan : 1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian danetika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. 2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekatpersatuan dan kesatuan bangsa. 3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,pengayoman, dan pembedayaan masyarakat. 4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugaspemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yangbaik. Menurut Undang-Undang No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan latihan jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) diklat ada 2 (dua) jenis yaitu Diklat Prajabatan dan diklat jabatan. 1. Diklat Pra-Jabatan (pre service training) adalah suatu latihan yang diberikan kepada Calon Pegawai Negeri Sipil, dengan tujuan agar ia dapat terampil melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Diklat Pra-Jabatan terdiri dari : 13

14 a. Diklat Prajabatan golongan I, diklat bagi mereka yang akan diangkat untuk menjadi PNS golongan I b. Diklat Prajabatan golongan II, diklat bagi mereka yang akam diangkat menjadi PNS golongan II c. Diklat Prajabatan golongan III, diklat bagi mereka yang akan diangkat menjadi PNS golongan III 2. Diklat dalam jabatan ( in service training) adalah suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan. Diklat dalam jabatan terdiri dari Diklat Kepemimpinan (Diklatpim), Diklat Fungsional dan Diklat Teknis. Diklatpim yang terdiri dari : a. Diklatpim Tingkat IV, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon IV b. Diklatpim Tingkat III, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural Eselon III c. Diklatpim Tingkat II, diklat bagi mereka yang menduduki jabatan struktural eselon II d. Diklatpim Tingkat I, diklat bagi mereka menduduki jabatan struktural Eselon I Diklat Fungsional adalah diklat yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan yang sesuai dengan jenis jenjang jabatan fungsional, yang ditetapkan oleh instansi Pembina jabatan fungsional bersangkutan. 14

15 Diklat Teknis yaitu diklat yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilan dan atau penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan dan pengetahuan yang berkenaan dengan bidang pelayanan teknis yang bersifat umum, administratis dan manajemen yang keberadaannya menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan. c. Manfaat Pendidikan dan Pelatihan Dalam setiap aktifitas organisasi, pasti memiliki sasaran dan arah yang dituju, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Arah yang dituju merupakan rencana yang dinyatakan sebagai hasil yang harus dicapai. Manfaat dan dampak yang diharapkan dari pendidikan dan pelatihan harus dirumuskan dengan jelas serta tidak mengabaikan kesanggupan dan kemampuan perusahaan. 1. Meningkatkan stabilitas pegawai 2. Memperbaiki cara kerja pegawai 3. Mampu bekerja lebih efektif dan efisien 4. Meningkatkan keahlian dan produktifitas kerja 5. Mengurangi timbulnya kecelakaan kerja 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab 7. Meningkatkan semangat dan kecakapan bekerja 8. Kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri dengan mengeluarkan segala potensi yang dimiliki 9. Mampu melaksanakan tugas dengan baik 15

16 Menurut Matituna, domi (1993:174) penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan yaitu : 1. Menaikan rasa puas pegawai 2. Mengurangi pemborosan 3. Mengurangi ketidakhadiran dan turn over pegawai 4. Memperbaiki metode dan sistem kerja 5. Menaikkan tingkat penghasilan 6. Mengurangi biaya-biaya lembur 7. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin-mesin 8. Mengurangi keluhan-keluhan pegawai 9. Mengurangi kecelakaan-kecelakaan 10. Memperbaiki komunikasi 11. Meningkatkan pengetahuan serbaguna pegawai 12. Memperbaiki moral pegawai 13. Meningkatkan kerjasama lebih baik Berdasarkan uraian tersebut,jelaslah bahwa manfaat pendidikan dan pelatihan sangat penting karena pegawai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan cara bekerja yang lebih efektif dan efisien daripada pegawai yang tidak diberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan dan pelatihan harus benar-benar disesuaikan dengan kepentingan instansi yang menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan tersebut. 16

17 d. Sistem dan Metode Pendidikan dan Pelatihan Metode pendidikan dan pelatihan adalah suatu cara yang sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan kecakapan pegawai terhadap tugasnya. Agar pelaksanaan diklat dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka perlu diperhatikan sistem yang digunakan dalam mengajarkan dan memberikan latihan kepada pegawai. Adapun sistem diklat yang digunakan oleh suatu organisasi adalah : (As ad :105) 1. Sasaran latihan Setiap latihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur. Jika sasaran latihan tidak jelas maka tidak akan bisa diketahui efektivitas dari latihan itu sendiri dengan sasaran yang telah ditetapkan organisasi. 2. Pelatih Tugas pelatih adalah mengajarkan bahan-bahan latihan dengan metodemetode tertentu sehingga peserta dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang diinginkan perusahaan 3. Metode-metode latihan (termasuk alat bantu) Setelah bahan-bahan latihan ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat, maka sasaran latihan juga tidak bisa didapat. Misalnya sasaran latihan mengacu pada keterampilan komputer, 17

18 sedangkan metode latihannya adalah kuliah dan diskusi tanpa latihan untuk keterampilan, maka kemungkinan besar sasaran latihan juga tidak tercapai. 4. Peserta Peserta adalah komponen yang cukup penting sebab berhasilnya suatu program latihan tergantung pada kemampuan dan kemauan mereka dalam mengikuti program diklat tersebut. Untuk mendukung agar proses pendidikan dan pelatihan dapat berjalan secara efektif diperlukan metode-metode yang baik dan sebaiknya metode yang diberikan sesuai dengan bidangnya agar tercipta hasil yang diinginkan Pada garis besarnya dibedakan ada dua macam metode pendekatan yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan karyawan maupun pegawai, yakni : 1. Metode diluar pekerjaan (off the job site) Pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan metode ini berarti pegawai sebagai peserta diklat keluar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan teknikteknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam teknik, yaitu : - Teknik presentasi informasi, dengan menyajikan informasi, yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para peserta yang nantinya akan diadopsi oleh peserta diklat didalam pekerjaannya nanti. Yang termasuk dalam teknik ini adalah ceramah, teknik diskusi. 18

19 - Metode-metode simulasi, merupakan suatu peniruan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia rill sedemikian rupa sehingga peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya ditempat kerja. 2. Metode di dalam pekerjaan (on the job site) Pelatihan ini berbentuk penugasan pegawai-pegawai baru kepada pegawai yang sudah berpengalaman untuk membimbing dan mengajarkan kepada pegawai baru. Para pegawai baru ini diharapkan dapat memberikan suatu contoh-contoh pekerjaan baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas dan konkret, yang akan dikerjakan oleh pegawai baru tersebut segera setelah pelatihan berakhir Pengertian Efektivitas kerja Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya tidak dapat melepaskan diri dari perlunya pembagian kerja yang tepat supaya setiap pegawai bisa melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif.sedarmayanti (1996:97) berpendapat sebagai berikut : Efektifitas berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Menurut Siagian (1997:151) mendefinisikan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan artinya pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai baik atau tidak, sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, cara melaksanakan, dan biaya dikeluarkan untuk pelaksanaan tugas tersebut 19

20 Etzioni (Tangkilisan, 2005) mengatakan bahwa pengertian efektifitas kerja adalah tingkat sejauh mana suatu organisasi yang merupakan sistem sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi tujuan-tujuannya tanpa pemborosan dan menghindari ketegangan yang tidak perlu diantara anggotaanggotanya. Berdasarkan pengertian efektivitas kerja tersebut, dapat dikemukakan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi tergantung pada aktivitasaktivitas yang dilakukan anggota organisasi, secara tepat sasaran dan tepat waktu. Oleh karena itu perilaku pegawai yang mengarah pada proses pencapaian tujuan organisasi, harus dikelola sedemikian rupa sehingga membentuk kerja yang efektif. Kerja yang efektif adalah jawaban positif dari permasalahan-permasalahan bagaimanakah kita dapat memanfaatkan waktu yang telah ditetukan dan apakah target pekerjaan dapat kita capai atau kita lampaui. Efektivitas kerja individu ini juga akan membentuk efektivitas kerja unit dan efektivitas kerja organisasi. Efektivitas kerja organisasi selain ditentukan oleh efektivitas sumber daya manusia, juga dipengaruhi oleh efektivitas sumber daya lainnya. Dengan demikian efektivitas kerja merupakan suatu ukuran pencapaian target dengan baik yang memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tujuan organisasi dapat tercapai secara tepat sasaran dan tepat waktu. Apabila efektifitas kerja dapat ditingkatkan, pencapaian tujuan organisasi lebih optimal. 20

21 Pengukuran Efektifitas kerja Pada dasarnya efektifitas kerja dimaksudkan untuk mengukur hasilpekerjaan yang dicapai sesuai dengan rencana, sesuai dengan kebijaksanaan ataudengan kata lain mencapai tujuan, maka hal itu dikatakan efektif. Nilai efektifitas pada dasarnya ditentukan oleh tercapainya tujuan organisasai serta faktor kesesuaiandalam melaksanakan tugas atau pekerjaanya. Jadi efektifitas kerja pada tiap-tiaporganisasi akan berbeda beda antara organisasi yang satu dengan organisasi yanglainnya, tergantung pada jenis dan sifat dari pada organisasi yang bersangkutan. Jika kita ingin mengetahui efektifitas suatu organisasi secara keseluruhan, maka kitamelihat efektifitas di oraganiasasi tersebut, dimana untuk mengukur efektifitas kerjatersebut telah dilakukan tinjauan yang dibuat oleh Campbell mengenaiberbagai ukuran yang digunakan untuk menentukan keberhasilan organisasimenghasilkan pengenalan sembilan belas variabel yang digunakan secara luas. Menurut Champbell yang dikutip Steers (1985 : 45 ) untuk mengukur efektivitas kerja ada beberapa variabel yang dapat digunakan yaitu : 1. Kualitas kerja Kualitas dari jasa atau produk primer yang dihasilkan oleh organisasi. Ini mungkin banyak bentuk operasional, terutama ditentukan oleh jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. 2. Kesiagaan 21

22 Penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan, bahwa organisasi mampu menyelesaikan sesuatu tugas khususdengan baik jika diminta. 3. Semangat kerja Kecendrungan anggota organisasi berusaha lebih keras mencapai tujuan dan sasaran organisasi termasuk perasaan terikat. Semangat kerja adalah gejala kelompok yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan, dan perasaan memiliki. Kelompok bersemangat, sedangkan perorangan bermotivasi (dan puas). Implikasinya semangat adalah bagian dari gejala kelompok. 4. Kepuasan kerja Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaanya dalam organisasi. Tingkat puas rasa individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada. 5. Motivasi Kekuatan kecendrungan seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah perasanaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. 6. Efisiensi 22

23 Nisbah yang mencerminkan perbandingan beberapa aspek prestasi unit terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut. Contoh berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan Hubungan Pengembangan Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja Pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan memiliki manfaat bagi pelaksaksanaan kegiatan karena dengan pendidikan dan pelatihan mampu memberikan hasil yang baik bagi pegawai maupun bagi organisasi. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan tentunyaakan menambah semangat, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai dalam melaksananakan tugas-tugasnya dan melalui pendidikan dan pelatihan juga dapat merubah sikap dan perilaku dari pegawai. Perubahan tersebut lebih mengarah kepada hal-hal yang positif. Pelaksanaan pengembangan pegawai yang didasarkan pada objektivitas, tranparansi dengan tepat, dapat meningkatkan kompetensi pegawai. Pegawai dapat dan mampu melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan organisasi dengan cepat dan benar (efektif) dalam rangkaian proses pencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu penulis memberikan sebuah pendapat bahwa pengembangan pegawai melalui pendidikan dan latihan mampu memperbaiki dan meningkatkan efektivitas kerja sehingga yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Berdasarkan uraian tersebut diatas, jelaslah bahwa pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan penting untuk dilaksanakan dalam suatu organisasi apabila ingin mencapai efektivitas kerja yang maksimal. Pegawai yang 23

24 telah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentu akan menambah pengetahuan dan keterampilannya sehingga mampu melaksankan pekerjaan secara efektif. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Maka daripada itu pendidikan dan pelatihan secara langsung dapat mempengaruhi terhadap meningkatnya efektivitas kerja pegawai Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu rumusan masalah penelitian yang sebenarnya perlu diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Suatu hipotesis dianggap benar apabila disertai dengan fakta-fakta dan bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah : 1. Hipotesis Nol (Ho) Bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dan pelatihan terhadap efektivitas kerja pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi 2. Hipotesis Alternatif (Ha) Bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan efektivitas kerja pada kantor Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi 24

25 1.8. Defenisi Konsep Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 2008:33) Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mendefenisikan konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut :. 1. Pengembangan pegawai merupakan suatu proses untuk menambah semangat dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan pegawai dalam melaksanakan tugasnya baik untuk saat ini maupun masa yang akan datang demi tercapainya tujuan organisasi. 2. Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran pencapaian target dengan baik yang memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tujuan organisasi dapat tercapai secara tepat sasaran dan tepat waktu 1.9. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (singarimbun, 2008:46). 1. Variabelbebas Pendidikan dan Pelatihandiukur dengan indikator yaitu : 1. Materi atau bahan-bahan pendidikan dan latihan 25

26 Materi atau bahan-bahan pendidikan dan pelatihan yang disampaikan harus relevan dan jelas selama berlangsungnya program diklat 2. Metode atau alat bantu pendidikan dan pelatihan Metode atau cara-cara yang disampaikan dalam pendidikan dan pelatihan dapat dipahami dan dimengerti 3. Pelatih Yaitu orang yang bertanggung jawab untuk menyampaikan materi dalam pendidikan dan pelatihan 4. Peserta Diklat Yaitu para pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 5. Penyelenggara Yaitu lembaga atau panitia yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan. 2. Efektivitas Kerja sebagai variabel terikat (Y) dengan indikator: 1. Kualitas kerja yaitu Sikap yang ditunjukkan oleh pegawai berupa hasil pekerjaan dalam bentuk kerapian, ketelitian kebersihan dan ketepatan 2. Kesiagaan yaitu suatu penilaian bahwa organisasi mampu menyelesaikan tugas dengan baik tanpa diminta 3. Kepuasan kerja, yaitu tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peran pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka merasa dihargai kerena pekerjaan mereka 26

27 4. Semangat kerja yaitu sikap kesedian pegawai dalam melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu intruksi dari pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan 5. Motivasi yaitu kondisi seseorang yang melibatkan dirinya dengan suka rela untuk melakukan kegiatan pekerjaan sehingga tujuan pekerjaan tersebut dapat tercapai. 6. Efisiensi yaitu suatu keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya biaya untuk meyelesaikan tujuan pekerjaan 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang. melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya usaha mempertinggi produksi tergantung pada manusia yang. melakukan pekerjaannya. Belum ada satu pun organisasi yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, setiap organisasi yang bergerak di bidang pemasaran, baik pemasaran barang maupun jasa, menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA P Miftakhul Farida Susanti 1 140412603269 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan bahan ajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun luar organisasi. upaya untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun luar organisasi. upaya untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aset sebuah organisasi yang paling berharga, karena dengan sumber daya manusia yang baik maka di harapkan mampu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada dasarnya merupakan aparatur institusi atau abdi negara yang berfungsi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (public

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendirian suatu organisasi atau instansi pemerintah mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut pelaksanaannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 198, 2000 KEPEGAWAIAN.PENDIDIKAN DAN LATIHAN.JABATAN. Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di

BAB II URAIAN TEORITIS. Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Prima Astuti (2009) dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Dan Non Formal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Sekretariat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Sadili (2006,P.16) manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2003

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pemberdayaan Pegawai Setiap instansi memerlukan tenaga kerja dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA Pengertian Menurut Gomes (1997 : 197), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan persaingan global dalam dunia kerja sangat membutuhkan pegawai yang bisa berpikir untuk maju, cerdas, inovatif, dan mampu berkarya dengan semangat

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan Dasar hukum terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO) IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOTA MANADO) Oleh : JUWINDO TASIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.2 Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen menurut Hasibuan (1993) yaitu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan No.1114, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Akreditasi. Lembaga Diklat Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP) 1. Sejarah singkat Sesuai dengan Qanun* kota Langsa no.4 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Penataan Susunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang penuh persaingan ini, telah terjadi reformasi di berbagai bidang kehidupan sebagai konsekuensi dari pesatnya pembangunan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan zaman dan bertambahnya usia manusia, maka kebutuhan hidup nya pun akan meningkat. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan fisik dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai. mengatakan bahwa pengembangan sumber daya karyawan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai. mengatakan bahwa pengembangan sumber daya karyawan adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang relevan Menurut Dadam Indra Wijaya (1989:40) pengembangan adalah suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai tertentu. Menurut Heidjrahman Ranopandoyo

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Isu sentral yang sering dijadikan kajian berkaitan dengan sumber daya manusia dalam organisasi adalah kinerja, maka kelancaran dan keberhasilan penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah yang menarik untuk dikaji saat ini berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan yaitu mengenai rendahnya produktivitas kerja karyawan. Instansi

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN

V. SIMPULAN DAN SARAN V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan analisa yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Efektivitas organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Organisasi Pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG TALENT POOL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR DALAM PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 33 TAHUN 2000 (33/2000) TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999. PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 20 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SENTRALISASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pelaksanaan Program dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Pelaksanaan Program dan Pengembangan Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pelaksanaan Program dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAl NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

profesional, bersih dan berwibawa.

profesional, bersih dan berwibawa. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG 1. Visi Visi Badan Kepegawaian Daerah adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai BKD melalui penyelenggaraan tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepala Madrasah adalah unsur pelaksana administrasi dengan tugas dan tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak mengecilkan arti keterlibatan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 98 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 050/08/ /2017 TENTANG

KEPUTUSAN KABUPATEN BLITAR NOMOR : 050/08/ /2017 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Jl. WR. Supratman N0. 13 Telp. (0342) 806135 Fax. 808478 E-mail : bkd@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur

Lebih terperinci

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan

peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak diperhatikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumber daya manusia dalam sektor pendidikan merupakan salah satu isyu strategik yang sedang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pengembangan sumber

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM. Menimbang : BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5328 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Sistem. Manajemen. SDM. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 146) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT A. SEJARAH SINGKAT BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT : Sejak Tahun 2006-2008 pengelola Kepegawaian Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, merupakan Bagian Kepegawaian Setda

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang diindikasikan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif

Lebih terperinci

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO 1 PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2007 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009 PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA&CUKAI SURAKARTA 2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggara setiap organisasi dalam melakukan kegiatan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari unsur-unsur yang mendukungnya, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan 15 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi, karena pada kodratnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Mutasi Era reformasi membawa perubahan yang tidak kalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci