BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dan penyesuaian diri memiliki kaitan yang sangat erat. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya penyesuaian diri. Penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mengubah tingkah laku, agar terjadi hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan antara diri sendiri dengan lingkungannya (Schneiders, 1964). Menurut Mu tadin (2002) pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Pertama adalah penyesuaian pribadi yaitu kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Sementara itu aspek ke dua adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Penyesuaian diri pribadi mengandung elemen perubahan dan diri sendiri yang meliputi penyesuaian jenis kerja setiap hari / minggunya, sedangkan penyesuaian diri sosial mengandung perubahan dan orang lain yang meliputi penyesuaian dengan teman sekerja / pemimpin, penyesuaian dengan lingkungan tempat dimana ia bekerja, serta penyesuaian dengan peraturan serta batasan yang berlaku selama waktu kerja. Setiap manusia harus dapat

2 menyesuaikan diri mau itu penyesuaian diri pribadi maupun sosial tidak terkecuali wanita dewasa (Qomariyah, 2006). Masa dewasa merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001) (dalam Santrock, 1995), menyatakan bahwa masa dewasa ditandai dengan tanggung jawab yang berat dan beragam, menurut perannya yaitu tanggung jawab sebagai seorang yang menjalankan rumah tangga, perusahaan, membesarkan anak, dan mungkin merawat orang tua mereka, serta mulai menata karir yang baru. Selain itu juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis yang terjadi seperti perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kesehatan, dan perubahan dalam seksual (Hurlock, 1999). Masa dewasa dialami oleh individu saat berusia antara 40 sampai 60 tahun, masa ini terbagi kedalam dua subbagian, yaitu : usia madya dini yang membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang terbentang antara usia 50 hingga 60 tahun. Masa dewasa madya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat walaupun banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat sehingga terlihat lebih jelas daripada masa lalu (Hurlock, 1999). Menurut Papalia (2008) dimana pada masa ini kemampuan fisik dan perubahan fisik psikologi sangat jelas nampak. Sebagian besar orang dewasa madya cukup realitis untuk menerima perubahan penampilan, kinerja indra, motor, dan sistemik, dan dalam kapasitas reproduktif / seksual dan sebagian dari mereka mengalami sexual renaissance (puber kedua) (papalia, 2002). Havinghurst (dalam Hurlock, 1996) mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat periode tertentu dari kehidupan setiap individu. Jika berhasil

3 akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Apabila gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Hurlock (1991) menyatakan salah satu bentukbentuk penyesuaian diri dewasa yaitu penyesuaian diri terhadap perubahan fisik. Hal ini didukung oleh penelitian Dirgayunita (2006) bahwa wanita dewasa madya menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dengan melakukan beberapa usaha dalam menghadapi dengan menjaga kesehatan (fitness, senam, berkerudung) agar tetap terlihat cantik, muda dan percaya diri. Pada saat dewasa madya perubahan fisik organ tubuh mereka mengalami penurunan secara fungsi. Lapisan lemak jadi tebal dan kulit menjadi keriput. Tak hanya fisik, kemunduran secara psikis juga berlangsung secara bersamaan. Kualitas feminin seperti kecantikan, daya tarik, vitalitas, daya ingat, daya dengar, daya fikir, dan fungsi-fungsi psikis lainnya, mengalami proses kemunduran yang nyata. Akibatnya, kondisi ini menimbulkan berbagai penyesuaian dan konflik secara psikis. Stres dan depresi sangat mungkin terjadi. Diperparah dengan perasaan melankolis yang rentan mendominasi. Merasa sudah tua dan tidak menarik lagi (Monks, 1998). Merill & Verbrugge (dalam Papalia, 2008) mengatakan beberapa perubahan fisiologis merupakan akibat dari usia dan genetik, faktor perilaku dan gaya hidup yang dimulai dari masa muda dapat mempengaruhi kecenderungan, penentuan waktu, dan luas perubahan fisik. Untuk alasan yang sama, kebiasaan kesehatan dan gaya hidup pada masa paruh baya mempengaruhi apa yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Sejumlah perubahan fisik menandai masa dewasa, beberapa perubahan mulai tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik/bagian di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukkan bahwa masa dewasa madya telah datang. Ada beberapa perubahan fisik pada dewasa yang mulai tampak dari awal usia 30 tahun, seperti timbulnya uban, kulit mulai keriput, gigi yang

4 menguning, tubuh semakin lama semakin pendek, sulit melihat objek-objek yang jauh, penurunan pada sensitivitas pendengaran, menopause, penurunan kebugaran fisik (Santrock, 1995). Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa madya salah satunya ialah menerima dan penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini. Dalam hal ini perubahan-perubahan seperti perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kemampuan indra, perubahan pada keberfungsian psikologis (Hurlock, 1996). Ketika dewasa madya mengalami perubahan fisik seperti yang halnya tugas-tugas perkembangan dewasa madya dimana dewasa madya dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik tersebut, dimana penyesuaian diri (adjustment) dapat didefinisikan sebagai interaksi individu yang berkelanjutan dengan diri individu itu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik, mengingat individu secara konstan juga mempengaruhinya. Penilaian tentang baik buruknya penyesuaian diri tergantung dari nilainilai yang dianut oleh individu tersebut dan situasi dimana perilaku berperan. Perilaku yang mungkin tampak normal dalam suatu situasi bisa menjadi tidak normal dan suatu situasi bisa menjadi tidak normal dalam situasi yang berbeda. Apa yang kelihatannya seperti penyesuaian diri baik menurut suatu perangkat nilai dapat dilihat buruk menurut perangkat nilai lain (Calhoun & Acocella, 1995) Semua wanita dewasa madya dapat menerima dan penyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya ini tergantung pada kemampuan dirinya didalam menerima perubahan yang terjadi apakah dia sudah menerima dan mengatasi masalahnya atau tidak, juga tergantung dari bagaimana cara berfikir mereka terhadap perubahan tersebut, "cara berfikir yang positif atau yang negatif" penyesuaian diri terhadap perubahan fisik adalah sesuatu yang sulit bagi wanita dewasa madya karena mereka harus dapat berubah penampilannya. Bila

5 seseorang mempunyai cara berfikir yang positif maka ia akan dapat menyesuaikan diri pada perubahan fisik yang dialaminya tetapi jika ia berfikir secara negatif mengenai perubahan fisik yang dialaminya maka ia akan bersikap kurang menyesuaikan diri, Cash (dalam Calhoun & Accocella, 1995). Sejalan dengan hal tersebut Dirgayunita (2006) dalam penelitiannya menyatakan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik yaitu wanita dewasa madya melakukan beberapa usaha dalam menghadapi dengan menjaga kesehatan (fitness, senam, diet, minum vitamin dan jamu), merubah penampilan (berdandan, menyemir rambut, berkerudung) agar tetap terlihat cantik, muda dan percaya diri. Wanita menyadari bahwa soal penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan pergaulan maupun pekerjaan. Maka dari itu wanita sering merasa takut dan khawatir memikirkan keriput-keriput yang bakal timbul, takut untuk memakai kacamata baca karena hal itu menunjukkan ketuaannya. Pengakuan penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan berbagai masalah pada wanita (Diputra, 2006). Pada dewasa madya dimana perubahan yang sangat tampak pada masa ini, dan dibedakan juga menjadi yang bekerja dengan yang tidak bekerja mempunyai cara-cara dalam menyesuaikan diri mereka terhadap perubahan fisik yang terjadi pada wanita dewasa tersebut, bagaimana cara mereka menghadapi perubahan fisik tersebut yang juga sejalan seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (1996) tugas-tugas perkembangan wanita dewasa madya adalah menyesuaiakan diri terhadap perubahan fisik. Seorang wanita bekerja berlomba-lombat mempercantik diri karena mereka menyakinin bahwa wanita yang cantik akan sukses di bidang karirnya, dan banyak yang beranggapan bahwa wanita sukses harus terlihat cantik. Persepsi orang bahwa kemajuannya dalam karir tidak lepas dari rupanya yang cantik. Wanita memang dalam posisi yang sulit. Berpakaian yang rapi dan ingin tampak cantik adalah naruni yang memang berkembang

6 didalam diri wanita. Bila wanita berdandan yang sebenarnya hanya untuk memenuhi nalurinya yang demikian, seringkali disalah artikankan oleh orang lain sebagai upaya untuk menarik lawan jenis. Dimata orang lain, kemajuan karir seorang wanita cantik dianggap lebih dikarenakan rupa yang cantik dan bukan karena kemampuan kerja sesungguhnya. Berbuat ramah kepada rekan bisnis, khususnya rekan bisnis pria, seringkali disalahartikan sebagai upaya untuk memikat lebih jauh (Ancok, 1995). Penelitian menyangkut situasi wanita bekerja (dalam Rini, 2002), tentang penyesuaian hidup wanita bekerja yang pernah dilakukan oleh Ferree (1976) menunjukkan, bahwa wanita yang bekerja menunjukkan tingkat penyesuaian hidup sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja, meski ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan. Dalam dunia pekerjaan saat ini, fenomena wanita bekerja sebenarnya menjadi sesuatu hal yang biasa di tengah masyarakat. Seorang wanita yang bekerja, pada masa dewasa madya akan mulai memasuki masa pensiun sehingga akan hilang pula kesibukan rutinnya seharihari. Ini berarti hilangnya status diri yang bisa menyebabkan timbulnya kehampaan. Perasaan tidak mampu juga timbul karena adanya ketidakmampuan bersaing dengan wanita yang lebih muda Adikusuma (dalam Rachman, 2007) Wanita yang tidak bekerja biasanya sebagai seorang ibu rumah tangga. Biasanya istri melakukan pekerjaan rumah tangga lebih banyak dari suami. Disini istri yang adalah orang yang bertanggung jawab besar atas pekerjaan rumah (tidak bekerja) (Schinovacz dalam Santrock, 1995). Dimana mereka hanya bertanggung jawab dalam melakukan hal-hal yang merupakan kewajibannya dalam mengurus rumah tanpa memperhatikan hal-hal yang lain seperti penampilan fisiknya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dimana ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan wanita

7 dewasa madya tidak bekerja dalam hal menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi. I. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan penyesuaian diri terdahap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja? I. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja. I. D. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis : I. D. 1.Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja. I. D. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk : a. Wanita dewasa Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih informasi kepada wanita dewasa madya yang mengalami perubahan fisik dan penyesuaian diri berbeda cara pada wanita yang bekerja dengan yang tidak bekerja.

8 b. Masyarakat Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai perbedaan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya bekerja dengan tidak bekerja. c. Peneliti selanjutnya Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi nantinya kepada peneliti selanjutnya mengenai penyesuaian diri terhadap perubahan fisik yang terjadi pada wanita dewasa madya bekerja dan tidak bekerja. I. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab I ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab II ini terdiri uraian teori yang menjadi acuan pembahasan masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penyesuaian diri, perubahan fisik, masa dewasa madya, wanita bekerja dan tidak bekerja. Bab III : Metode Penelitian Bab III ini terdiri uraian yang menjelaskan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi opersional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan dalam penelitian, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisa data. Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab IV ini terdiri dua bagian besar yaitu analisa data dan pembahasan yang berisi tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran

9 Bab V ini terdiri mengenai kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitan. Kemudian berdasarkan kesimpulan akan di ajukan saran bagi penelitian selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan yang dialami

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan menciptakan wanita sebagai makhluk yang terlahir dengan keindahan dan kelembutan. Setiap wanita akan menjaga keindahan yang telah dikaruniakan Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan BAB II LANDASAN TEORI A. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik 1. Pengertian Penyesuaian Diri Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan

Lebih terperinci

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa dewasa madya ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy

BAB II TINJAUAN TEORI. memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy 12 BAB II TINJAUAN TEORI A. Intimacy 1. Pengertian Intimacy Kata intimacy berasal dari bahasa Latin, yaitu intimus, yang memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka pernikahan dini di Indonesia terus meningkat setiap tahunya. Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN (2012), menyatakan bahwa angka pernikahan

Lebih terperinci

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Masalah Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perempuan di beberapa negara maju lebih memilih melajang atau berpasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perempuan di beberapa negara maju lebih memilih melajang atau berpasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman dan era globalisasi menimbulkan banyak perubahan, terutama terkait dengan pola pikir perempuan usia produktif tentang pernikahan. Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu menjalani periode perkembangan yang sama. Salah satu masa perkembangan yang dijalani adalah masa lansia atau masa tua yang juga dikenal dengan istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan salah satu aspek yang penting perkembangan individu dewasa (Kelley & Convey dalam Lemme, 1995).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan hubungan interpersonal dan manusia memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia merupakan makhluk

Lebih terperinci

SemangatPagiSemuanya^^

SemangatPagiSemuanya^^ Perkembangan Individu 2 PERMASALAHAN PADA MASA MADYA SemangatPagiSemuanya^^ Assalamu alaikum WrWbWb KARAKTERISTIK USIA MADYA Usia madya merupakan usia yang sangat di takuti kebanyakan orang menjadi rindu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang tidak sedikit. Salah satunya adalah penerimaan informasi yang begitu cepat. Kebanyakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang sering dialami oleh remaja seperti kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan bisa terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses berkelanjutan dalam kehidupan yang ditandai dengan berbagai perubahan ke arah penurunan. Problematika yang harus dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dilihat dari hasil angka sementara sensus tahun 2011 yang mencapai 228 juta penduduk, menggambarkan bahwa penduduk perempuan Indonesia lebih banyak dari pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berjalan terus menerus dimulai dari bayi baru lahir, masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia. BABI PENDAHULUAN 1 BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang peljalanan hidup manusia, mulai dari lahir sampai dengan menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja berasal dari kata adolescence yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pernikahan 2.1.1 Pengertian Pernikahan Secara umum, pernikahan merupakan upacara pengikatan janji nikah yang dilaksanakan dengan menggunakan adat atau aturan tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki harapan untuk bahagia dalam kehidupan perkawinannya. Karena tujuan perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk setiap masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri pada dasarnya adalah kemampuan dasar untuk dapat menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992) menyatakan bahwa kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu proses penyatuan dua individu yang memiliki komitmen berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang di dalamnya terdapat unsur keintiman, pertemanan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat

Lebih terperinci

Eni Yulianingsih F

Eni Yulianingsih F HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KECEMASAN MEMPEROLEH PASANGAN HIDUP PADA PEREMPUAN DEWASA AWAL Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: Eni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Empty Nest 1. Definisi Empty Nest Salah satu fase perkembangan yang akan terlewati sejalan dengan proses pertambahan usia adalah middle age atau biasa disebut dewasa madya, terentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupannya, manusia akan selalu mengalami perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan periode, dimana setiap periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang tentu ingin hidup dengan pasangannya selama mungkin, bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu hubungan. Ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara luas dapat diinterpretasikan sejak manusia dilahirkan dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian menjadikannya sebuah

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan, harta dan belief

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua (Aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Seseorang yang berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian dari lingkungan tertentu. Individu akan dihadapkan pada perubahan dan tuntutan tertentu

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Manusia sebagai makhluk sosial dan individu mencari pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia reproduktif, maka tidak lama kemudian mereka akan memasuki peri ode

Lebih terperinci

BAB I. PENDAI-W LlJAN. kecemasan pad a dirinya. Freud ( dalam Hall dan Lindsey, 1993: 81) mengatakan

BAB I. PENDAI-W LlJAN. kecemasan pad a dirinya. Freud ( dalam Hall dan Lindsey, 1993: 81) mengatakan BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAI-W LlJAN 1.1. La tar Belakang Permasalahan Setiap individu pasti pemah mengalami situasi yang menimbulkan kecemasan pad a dirinya. Freud ( dalam Hall dan Lindsey, 1993: 81)

Lebih terperinci

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA Dwi Nastiti Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo email: nastitidwi19@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita 1. Defenisi Wanita Murad (dalam Purwoastuti dan Walyani, 2005) mengatakan bahwa wanita adalah seorang manusia yang memiliki dorongan keibuan yang merupakan dorongan instinktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan. Rentang kehidupan dapat dibagi menjadi sembilan periode, yaitu sebelum kelahiran, baru dilahirkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya dan terlebih pada pasangan suami istri yang normal, mereka mempunyai harapan agar kehidupan mereka

Lebih terperinci

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di Indonesia. Gray & Taitz (dalam Subardja, 2004: 12), obesitas adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering diperhatikan. Biasanya keinginan untuk tampil sempurna sering diartikan dengan memiliki tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup, artinya secara fisik individu akan terus tumbuh namun akan berhenti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini, anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah Judul Studi kasus : Penyesuaian menantu perempuan yang tinggal di rumah mertua yang berbeda suku Nama : Ika wahyuni NPM :10501147 NIRM : 20013137380050146 Pembimbing : M. Fakhrurrozi, M.psi, psi A. Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan diri 1. Pengertian Penerimaan Diri Manusia adalah makhluk sosial yang akan selalu berhubungan dengan orang lain sebagai proses sosialisasi dan interaksi sosial dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (www.kompasiana.com/wardhanahendra/mereka-lansia-mereka-berdaya) orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

BAB I PENDAHULUAN. (www.kompasiana.com/wardhanahendra/mereka-lansia-mereka-berdaya) orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia termasuk 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa lansia merupakan periode perkembangan terakhir hidup manusia. Masa lansia merupakan tahap terakhir dalam rentang kehidupan yang berkisar antara usia enam puluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk menunjukkan pertumbuhan, perkembangan, dan eksistensi kepribadiannya. Obyek sosial ataupun persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah sebuah komitmen legal dengan ikatan emosional antara dua orang untuk saling berbagi keintiman fisik dan emosional, berbagi tanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (kesejahteraan psikologis) merupakan suatu kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dimana pada masa itu remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sedang mencari jati diri, emosi labil serta butuh pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Gencarnya promosi rokok banyak menarik perhatian masyarakat. Namun bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mengalami suatu tahap perkembangan dalam kehidupannya, dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa dalam tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekarang ini banyak dikenal berbagai macam penyakit, salah satunya adalah penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti (2010) disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Hurlock (1980) masa remaja dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin besar proporsi populasi orang-orang lanjut usia (lansia) beserta heterogenitas, pengalaman hidup yang kompleks, dan perubahan demografis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan pula menciptakan manusia lengkap dengan pasangan hidupnya yang dapat saling memberikan kebahagiaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal, masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal, masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan terjadi pada manusia seiring dengan berjalannya waktu melalui tahaptahap perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 RUSTAM ROSIDI F100 040 101 Diajukan oleh: FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan berlanjut menjadi orang tua merupakan proses yang dilalui oleh setiap manusia secara berkesinambungan dalam hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Idealnya, di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orangtua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kasih sayang. Melainkan anak juga sebagai pemenuh kebutuhan biologis

BAB I PENDAHULUAN. dan kasih sayang. Melainkan anak juga sebagai pemenuh kebutuhan biologis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana-S1 Psikologi Disusun oleh: YULIANA FATMA SARI F 100 040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam perjalanan hidup manusia, terdapat tiga saat yang penting, yakni lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa menjadi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia membutuhkan manusia berkompeten untuk mengolah kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri, disiplin, jujur, berani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.A. Penyesuaian Diri terhadap Pensiun II.A.1. Penyesuaian diri Calhoun dan Acocella (1990) menyatakan bahwa penyesuaian diri merupakan interaksi individu yang kontinu dengan diri

Lebih terperinci