BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Dengan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Dengan demikian media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message learning) dari sumber pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receiver), sehingga terjadi interaksi belajar mengajar (Munir, 2008). Media pembelajaran meliputi segala sesuatu yang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi, daya pikir dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang dibahas Manfaat Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah. Munir (2008) menjabarkan sejumlah kelebihan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) antara lain sebagai berikut: a. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah dan lebih sederhana. 9

2 b. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata, dapat dilihat, dirasakan atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tubuh manusia pada mata pelajaran Sains. c. Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran sehingga menjadi lebih mudah dan cepat dipahami peserta didik, lama diingat dan mudah diungkapkan kembali. d. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik. e. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik. f. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback), misalnya menggunakan rekaman video, compact disc (cakram padat), tape recorder atau televisi. g. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu obyek karena disampaikan tidak hanya secara verbal namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran. h. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. i. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat dan bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok atau klaksikal. j. Menghemat waktu, tenaga dan biaya. 10

3 2.1.3 Jenis Media Pembelajaran Dilihat dari taraf kecanggihannya ada dua jenis media pembelajaran, yaitu media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran modern. Media pembelajaran sederhana meliputi papan tulis, sedangkan media pembelajaran modern meliputi komputer dan internet (Munir, 2008). Jenis media pembelajaran yang lain yaitu objek nyata, buku, kertas flip charts, OHP, power point, slide, video, grafik, audio dan software komputer. Memilih media pembelajaran diawali dengan perencanaan atau persiapan penentuan media pembelajaran, baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan, yang sangat baik, sistematis atau matang dan mutlak diperlukan. Hal ini merupakan awal untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Perencanaan dan persiapan ini berkaitan dengan bahan, waktu, tenaga, pikiran (ide), biaya, pemikiran dan sebagainya Media Pembelajaran Berbasis Komputer Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berpengaruh terhadap perkembangan media pembelajaran dengan dikembangkannya media pembelajaran yang berbasis komputer (computer based media). Media komputer merupakan media yang atraktif dan interaktif. Kehadiran multimedia sebagai salah satu produk TIK di bidang pendidikan disambut gembira karena peranannya dalam membantu mencapai tujuan pendidikan. Teknologi multimedia diharapkan mampu mengatasi kendala dalam proses belajar mengajar dengan dikemasnya program-program pendidikan dalam media berbasis TIK. 11

4 Sajian multimedia dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai media yang menampilkan teks, suara, grafik, video, animasi dalam sebuah tampilan yang terintegrasi dan interaktif. Kelengkapan media dalam teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi, kreativitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang kearah yang lebih baik. Berbagai kajian telah menunjukkan, bahwa proses pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan hanya satu indra saja. Hasil penelitian Fleming dan Levie (Munir 2008) menunjukkan bahwa proses pembelajaran menggunakan satu indra memberikan rangsangan belajar terbatas. Penelitian Jacobs dan Schade (Munir 2008) menunjukkan bahwa daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan persentase terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25% - 30% dengan bantuan media lain seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan penggunaan multimedia (hypermedia), hingga 60% Hypermedia Di kalangan para pengguna internet, istilah hypertext sudah lazim digunakan. hypertext menurut pengertian Nelson (Munir, 2008) adalah menyampaikan informasi dengan cara yang tidak berurutan. Melalui hypertext, pengguna bisa mencari informasi yang diperlukan dan mengikuti apa yang dikehendakinya tanpa perlu mengikuti urutan tertentu. Peranan karena konsep hypertext dalam perkembangan teknologi informasi sangat besar hypertext memberikan kemudahan kepada pembangunan sumber informasi dalam menciptakan struktur informasi secara acak (non sequentially). Fakta penting yang tersirat dalam sejumlah dokumen panjang yang disusun secara beraturan 12

5 (sequentially) memberikan kesukaran kepada pengguna dalam pencarian informasi sehingga dapat menimbulkan rasa jenuh dan sulit untuk melacak informasi secara mudah dan cepat. Dalam konsep hypertext ada tiga unsur yang mesti diperhatikan yaitu node, link dan basis data (Munir, 2008) Nod (node) Nod bermakna satu dokumen dalam pangkalan data hypertext. Nod merupakan unit-unit kecil pelajaran yang tersusun dalam bentuk teks, visualisasi atau video, grafik, dan audio (Microsoft Encarta Encyclopedia, 2002). Dalam Gambar 2.1 (lagu, peta, film dan buku) adalah nod. Nod sangat penting sebab nod merupakan sumber informasi hypertext itu sendiri. Tanpa nod hypertext tidak memiliki informasi apa-apa. Lagu: INDONESIA INDONESIA Peta: REPUBLIK BUDAYA & BAHASA Buku: SEJARAH INFORMASI EKONOMI Film: PERJUANGAN Gambar 2.1 Sistem kerja nod Link Link adalah semacam penghubung antara satu nod dengan nod yang lain. Nod tidak memiliki makna apa-apa tanpa dihubungkan oleh link. Bisa dikatakan bahwa link 13

6 adalah nyawa dari hypertext karena link dapat bergerak kemana-mana sesuai dengan kehendak pengguna. Tanda panah dalam Gambar 2.1 menunjukkan jalannya link Basis data Basis data merupakan satu penyatuan antara kumpulan data komputer, cara penyusunan dan penyimpanannya supaya dapat dicapai dengan cepat dan mudah. Dalam membangun hypertext, ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan agar hypertext yang dibangun menjadi hypertext yang bermutu. Conklin (Munir, 2008) mengatakan bahwa karakteristik tersebut diantaranya: a. Basis data hypertext merupakan rangkaian nod teks. b. Paparan pada screen berhubungan dengan nod di dalam pangkalan data secara satu persatu. Setiap hubungan itu mempunyai nama atau judul yang senantiasa dipaparkan kepada screen. c. Operasi sistem hypertext memerlukan paparan yang fleksibel. Tampilan dalam screen bisa diperbaiki sesuai dengan kedudukan dan ukuran serta bisa ditutup dan dibuka untuk sementara waktu dalam bentuk botton. d. Pengguna bisa menggunakan nod dengan mudah dan dapat menjalankan link dengan lancar. e. Basis data hypertext mudah untuk dicari melalui teks, isi paparan atau gambar. Inti penting dari hypertext terletak pada nod dan link. Jika kumpulan nod tersebut tidak hanya berupa teks tetapi terdiri dari berbagai media seperti video, suara dan animasi maka sistem ini disebut hypermedia (Wikipedia, 2009). Node ini disambungkan antara satu dengan yang lainnya melalui link. Rangkaian hypermedia node-link inilah yang digunakan untuk memungkinkan pengguna memilih menu yang diinginkan. Pengguna dapat melompat ke topik yang diinginkan tanpa harus berurutan (Microsoft, 2002). 14

7 Hypermedia menawarkan sejumlah alternatif gagasan/ide, informasi atau materi pelajaran yang sesuai dengan minat atau tingkat berfikir dari seorang user (pengguna). Hypermedia sebagai teknologi multimedia yang baru dalam bidang komputer dengan segala kelebihan yang dimilikinya memungkinkan pengajar untuk menjadikannya sebagai media pembelajaran yang memudahkan pengajar dalam menyampaikan bahan (sumber belajar/materi subjek) untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar, menengah maupun tinggi. Teknologi ini cocok dalam mengajarkan materi-materi yang bersifat abstrak seperti rangkaian listrik arus searah. 2.2 Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran biasa yang paling sering digunakan oleh dosen. Pada pembelajaran ini dosen memberikan penerangan atau penuturan secara lisan kepada sejumlah mahasiswa. Mahasiswa mendengarkan dan mencatat seperlunya. Pada umumnya mahasiswa bersifat pasif yaitu menerima saja apa yang dijelaskan oleh dosen. Dalam melaksanakan tugasnya itu dosen sering menggunakan media seperti papan tulis, kapur, spidol serta chart. Ciri-ciri pembelajaran konvensional, yaitu (Nasution, 1982): a. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok mahasiswa di kelas sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan mahasiswa secara individual. b. Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan dosen. c. Mahasiswa umumnya bersifat pasif, karena harus mendengarkan penjelasan dosen. d. Kecepatan belajar mahasiswa umumnya ditentukan oleh kecepatan dosen dalam mengajar. e. Keberhasilan belajar umumnya ditentukan oleh dosen secara subyektif. 15

8 f. Diperkirakan hanya sebagian kecil saja dari mahasiswa yang menguasai materi pelajaran secara tuntas. Pembelajaran konvensional yang dimaksud peneliti adalah pembelajaran yang diawali dengan pemberian informasi terhadap materi sebelumnya. Dalam hal ini dosen berupaya menggali atau mengingatkan kembali mahasiswa tentang materi sebelumnya ataupun pengetahuan mahasiswa secara umum terhadap materi yang akan diajarkan. Setelah itu dosen menerangkan suatu konsep, sedangkan mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen, mencatat dan bertanya ketika ada penjelasan yang kurang dipahami. Biasanya untuk lebih memperjelas konsep yang diajarkan, dosen memberikan analisis (uraian) terhadap suatu kasus serta latihan-latihan soal yang diakhiri dengan pemberian tugas rumah. Seperti metode-metode lainnya, metode pembelajaran konvensional ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Menurut Wartono (1996) keunggulan metode ini adalah dapat digunakan untuk mahasiswa dalam jumlah yang besar dan dapat menyelesaikan suatu materi pelajaran dengan cepat. Sedangkan kelemahan-kelemahan dari pembelajaran ini antara lain: 1. Mahasiswa/siswa seringkali tidak aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran jadi kurang efektif. 2. Terutama bagi siswa yang belum cukup dewasa, pembelajaran konvensional ini sering menimbulkan kebosanan. 3. Terutama untuk pendidikan sains bagi siswa yang masih muda (misalnya tingkatan SMP) pembelajaran ini tidak sesuai dengan tuntutan tujuan pendidikan sains yang modern, yang antara lain menuntut adanya pendidikan tentang metode ilmiah dan sikap ilmiah dalam pendidikan sains. Sains bukan hanya mengajarkan fakta tetapi juga harus melatih keterampilan dan kecakapan. 16

9 2.3 Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Pemahaman konseptual adalah aspek kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu mahasiswa memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru/dosen dapat membantu mahasiswa mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik dari suatu konsep. Dalam hal ini konsep adalah bagian utama dari pemikiran Pengertian Konsep Menurut Novak (Liliasari, 2002), Konsep merupakan gambaran mental dari gejala alam yang mempunyai lingkup yang luas mengenai keteraturan kejadian atau objek yang dinyatakan dalam suatu label. Ausubel (Dahar, 1989) mengemukakan bahwa konsep diperoleh dengan dua cara yaitu melalui formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep erat kaitannya dengan perolehan ilmu melalui proses induktif, sedangkan perolehan konsep melalui asimilasi erat kaitannya dengan proses deduktif. Menurut Zacks & Tversky, 2001 (Santrock, 2007) konsep adalah kategorikategori yang mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan properti umum. Sementara itu menurut Medin, (Santrock, 2007)konsep adalah elemen kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi. Jika kita tidak punya konsep maka kita akan kesulitan merumuskan problem yang sepele dan bahkan tidak bisa memecahkannya. Konsep dapat membantu proses mengingat sehingga membuatnya lebih efisien. Dalam banyak hal, dosen bisa membantu mahasiswa untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif. Prosesnya dimulai dengan; (Santrock, 2007) 17

10 a. Mempelajari ciri-ciri konsep seperti mempelajari ciri utamanya, atributnya atau karakteristiknya. Misalnya, dalam konsep buku, ciri utamanya adalah lembaran kertas, dijilid menjadi satu dan berisi huruf cetak dan gambar dalam urutan yang mengandung arti. Karakteristik lain seperti ukuran, warna dan panjang bukanlah ciri utama yang mendefinisikan konsep buku. b. Mendefinisikan konsep dan memberi contoh. Tennyson & Cocchiarella, 1986 (Santrock, 2007), menyatakan strategi contoh-aturan terdiri dari empat langkah: 1) Mendefinisikan konsep. Sebagai bagian pendefinisian konsep, hubungkan konsep dengan konsep superordinat dan sebutkan ciri-ciri utamanya. 2) Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep. 3) Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya 4) Memberi contoh tambahan c. Peta konsep. Sebuah peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hirarki konsep Pengertian Pemahaman Menurut kamus Bahasa Indonesia, pengertian pemahaman adalah mengerti benar atau memahami benar. Menurut Johnson (2000) pemahaman adalah kemampuan menerangkan sesuatu dengan kata-kata sendiri. Dalam pengertian ini pemahaman memiliki tiga aspek yaitu kemampuan menjelaskan, kemampuan mengenal informasi dan kemampuan menarik kesimpulan. Menurut Bloom (Budiman, 2008) pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menangkap materi atau bahan yang disajikan kedalam bentuk yang dapat dimengerti dan mampu memberikan interpretasi serta mengklasifikasikannya. 18

11 Dari pernyataan ini, mahasiswa dituntut tidak sebatas mengingat kembali pelajaran, namun lebih dari itu siswa harus mampu mendefinisikannya. Hal ini menunjukkan siswa telah memahami materi pelajaran walau dalam bentuk susunan kalimat berbeda tetapi kandungan maknanya tidak berubah. Bloom (Budiman, 2008) membedakan pemahaman menjadi tiga bagian, yaitu: pemahaman terjemahan (translasi), pemahaman penafsiran (interpretasi) dan pemahaman perluasan (ekstrapolasi). a. Translasi, yaitu pemahaman terhadap sesuatu dan dikomunikasikan dalam bahasa sendiri atau dinyatakan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Pemahaman translasi meliputi dua kemampuan: (1) menerjemahkan sesuatu dari bentuk abstrak ke bentuk yang lebih kongkret, (2) menerjemahkan suatu simbol ke dalam bentuk lain seperti menerjemahkan tabel, grafik, simbol matematik dan sebagainya. b. Interpretasi, meliputi tiga kemampuan: (1) membedakan antara kesimpulankesimpulan yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, (2) memahami rangka suatu pekerjaan secara keseluruhan, (3) memahami dan menafsirkan isi berbagai macam bacaan. c. Ekstrapolasi yaitu pemahaman terhadap kecenderungan dari data atau menentukan implikasi, konsekuesi-konsekuensi hasil atau aturan-aturan yang wajar, efek-efek dan sebagaianya sesuai dengan kondisi yang asli. Pemahaman ekstrapolasi meliputi tiga kemampuan: (1) menyimpulkan dan menyertakannya lebih eksplisit, (2) memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari tindakan yang digambarkan dari sebuah komunikasi, (3) sensitif atau peka terhadap faktor yang mungkin membuat prediksi menjadi akurat. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang dalam mengungkapkan kembali suatu objek tertentu 19

12 berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh objek tersebut. Oleh karena itu pemahaman konsep sangat penting bagi siswa dalam kehidupannya. 2.4 Keterampilan Berfikir Kreatif Santrock (2007) menyatakan bahwa berfikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berfikir secara kritis, membuat keputusan, berfikir kreatif dan memecahkan masalah. Berdasarkan prosesnya berfikir dapat dikelompokkan dalam berfikir dasar dan berfikir kompleks. Proses berfikir kompleks yang disebut berfikir tingkat tinggi meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif. Kreativitas merupakan kemampuan berfikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa sehingga menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem (Santrock, 2007). Clark Mountakis, 1967 (Munandar, 2009) menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa berfikir kreatif adalah kemampuan untuk mengelola informasi dalam memori tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa sehingga menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang lain. Salah satu tujuan penting pengajaran adalah membantu peserta didik menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami kreativitas peserta didik antara lain (Santrok 2007): a. Mengembangkan Brainstorming. Brainstorming adalah teknik dimana orang-orang dalam sebuah kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar 20

13 gagasan dan mengatakan apa saja yang ada dipikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu (Rickards, 1999; Strenberg & Lubart, 1995). Entah itu berbasis kelompok atau individual, strategi kreativitas yang baik adalah mengeluarkan gagasan sebanyak mungkin. Semakin banyak ide yang dihasilkan peserta didik, semakin besar peluang mereka memunculkan sesuatu yang unik. b. Menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas. Dalam hal ini peran pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran sangat dibutuhkan terutama dalam mempersiapkan bahan ajar, media dll. c. Jangan terlalu mengatur murid. Teresa Amabile (1993) mengatakan bahwa menyuruh peserta didik untuk melakukan sesuatu secara persis akan membuat mereka merasa bahwa orisinalitas adalah sebuah kesalahan dan eksplorasi adalah kesia-siaan. Sebaliknya, jika peserta didik diberitahu aktivitas-aktivitas apa yang harus mereka lakukan, kemudian membiarkan mereka memilih sendiri kesenangannya maka tidak akan menghancurkan rasa ingin tahu alamiah mereka. d. Mendorong motivasi internal. Motivasi peserta didik kreatif adalah kepuasan karena berhasil menciptakan suatu karya. Kompetesi untuk mendapatkan hadiah dan evaluasi formal seringkali melemahkan motivasi dan kreativitas. e. Mendorong pemikiran yang fleksibel dan main-main. Pemikir kreatif bersifat fleksibel dan bermain-main dengan problem. Meskipun kreativitas membutuhkan usaha, usaha tersebut akan lebih lancar jika peserta didik melakukannya dengan santai. f. Memperkenalkan peserta didik dengan orang-orang kreatif. Menurut Williams (Munandar, 1992) ciri-ciri berfikir kreatif berdasarkan aptitude dan non aptitude sebagai berikut: a. Keterampilan berfikir lancar (fluency) 21

14 Ciri-cirinya: Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban b. Keterampilan berfikir luwes (flexibility) Ciri-cirinya: Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran c. Keterampilan berfikir orisinal (originality) Ciri-cirinya: Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur d. Keterampilan memperinci (elaboration) Ciri-cirinya: Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk. Menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. f. Keterampilan menilai (evaluation) Ciri-cirinya: Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana. 22

15 Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya. Guilford (Tapilow, 1997) memandang bahwa berfikir kreatif dimiliki oleh orang yang berfikiran luas, dikenal dengan berfikir divergen. Berfikir divergen ditandai dengan ciri-ciri fleksibilitas, orisinalitas dan kelancaran dalam mengemukakan gagasan atau ide. Sebaliknya seseorang yang berfikir konvergen umumnya menyelesaikan masalah secara spesifik yang memberikan sedikit kemungkinan jawaban atau sedikit alternatif jawaban. Dari beberapa pendapat diatas, secara garis besar indikator keterampilan berfikir kreatif yang akan diamati pada penelitian ini adalah mahasiswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban dalam menyelesaikan masalah; mencari banyak alternatif yang berbeda; selalu memikirkan lebih dari satu jawaban; mampu melahirkan ungkapan yang baru; mampu membuat kombinasi yang tidak lazim dan mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan. Wujud dari berfikir kreatif dapat menghasilkan suatu karya kreativitas. Hal ini merupakan bagian dari kerja kita sehari-hari dan berlangsung seumur hidup. Melalui kegiatan berfikir kreatif, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem-solving), ekspresi kreatif (creative expression), empati dalam hubungan sosial. Ide-ide yang bermakna dapat muncul melalui berfikir kreatif. 2.5 Deskripsi Singkat Karakteristik Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah yang Dikembangkan dalam Hypermedia Berdasarkan analisis konsep, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar konsep rangkaian listrik yang tercakup dalam matakuliah Fisika Dasar merupakan konsep dalam kategori abstrak. Contoh konsep yang termasuk konsep abstrak seperti kuat arus 23

16 listrik, muatan listrik, resistansi, GGL, tegangan jepit, energi dan daya listrik. Idealnya untuk mengajarkan konsep ini perlu didukung kegiatan laboratorium sehingga konsep abstrak tersebut bisa lebih mudah dipahami oleh mahasiswa. Pembelajaran konsep yang abstrak melalui aktivitas laboratorium dapat menampilkan peristiwa yang konkrit sebagai efek dari peristiwa yang abstrak. Misalnya, peristiwa menyalanya lampu pada suatu rangkaian akibat aliran elektron, lampu akan redup jika pada rangkaian hambatan luar ditambah. Untuk membelajarkan konsep-konsep tersebut agar lenjadi lebih konkrit, dibutuhkan peralatan laboratorium yang relevan. Keterbatasan atau ketidaktersediaan sarana tersebut dapat menjadi faktor yang menghambat pelaksanaan pembelajaran yang selanjutnya berdampak pada rendahnya pemahaman konsep mahasiswa karena mereka cenderung terlibat dalam pembelajaran dengan aktivitas mind-on dan hands-on yang minim. Ketersediaan simulasi dan animasi melalui sistem yang dapat diunduh secara online merupakan alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan sarana laboratorium tersebut. Sebagai contoh, simulasi dan animasi yang ada dalam program Phet Simulation (PhET Colorado, 2010) dapat diintegrasikan ke dalam sistem lain seperti hypermedia yang dikembangkan dalam penelitian ini. Melalui simulasi dan animasi dalam sistem hypermedia ini, mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan laboratorium secara virtual. Fleksibilitas format simulasi tersebut memungkinkan pengguna mendapat ruang aktualisasi yang memadai sehingga memberi peluang meningkatnya pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kreatif mereka. Tabel 2.1 Indikator pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kreatif yang dikembangkan melalui hypermedia. Pokok Bahasan Arus listrik Sub Pokok Bahasan Kuat arus listrik Pemahaman Konsep Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif 1. Keterampilan berfikir lancar (fluency): mahasiswa dapat Bentuk Penyajian Materi Teks, gambar, simulasi interaktif 24

17 Hukum Ohm Energi dan Daya Listrik Kombinasi Resistor Hukum Kirchhoff Arah arus listrik Beda Potensial Hubungan antara V dan I Resistansi Energi Listrik Daya Listrik Resistor terhubung seri Resistor terhubung paralel Hukum I Kirchhoff Hukum II Kirchhoff Translasi Interpretasi Translasi Interpretasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Translasi Interpretasi memberikan banyak gagasan, jawaban dalam menyelesaikan masalah 2. Keterampilan berfikir luwes (flexibility): mencari banyak alternatif yang berbeda; selalu memikirkan lebih dari satu jawaban 3. Keterampilan berfikir orisinal (originality): mampu melahirkan ungkapan yang baru; mampu membuat kombinasi yang tidak lazim. 4. Keterampilan memerinci (elaboration): mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan. Teks, gambar Teks, gambar Teks, gambar, dan simulasi interaktif Teks, gambar, simulasi interaktif Teks, gambar Teks Teks, gambar, simulasi interaktif Teks,, gambar, simulasi interaktif Teks, gambar Teks, gambar Secara khusus pengembangan pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kreatif mahasiswa pada pokok bahasan materi rangkaian listrik arus searah yang disajikan melalui hypermedia beserta indikator pembelajaran yang dikembangkan diperlihatkan pada Tabel 2.1. Untuk meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada konsep rangkaian listrik arus searah maka materi dalam hypermedia disajikan berdasarkan indikator pemahaman, seperti: a. Translasi, yaitu pemahaman terhadap sesuatu dan dikomunikasikan dalam bahasa sendiri atau dinyatakan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Pemahaman translasi meliputi dua kemampuan: (1) menerjemahkan sesuatu dari bentuk abstrak ke bentuk yang lebih kongkret, (2) menerjemahkan suatu simbol ke dalam bentuk lain seperti menerjemahkan tabel, grafik, simbol matematik dan sebagainya. Dalam hypermedia, konsep yang disajikan dilengkapi dengan simbol matematik dan gambar. 25

18 b. Interpretasi, meliputi tiga kemampuan: (1) membedakan antara kesimpulankesimpulan yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, (2) memahami rangka suatu pekerjaan secara keseluruhan, (3) memahami dan menafsirkan isi berbagai macam bacaan. Materi dalam hypermedia yang penyajiannya dilengkapi dengan gambar, simbol, simulasi dan animasi memfasilitasi mahasiswa untuk dapat menginterpretasikan suatu konsep atau prinsip sehingga mahasiswa dapat menjelaskan kembali secara rinci makna dari suatu konsep atau dapat membandingkan, membedakan atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain. c. Ekstrapolasi yaitu pemahaman terhadap kecenderungan dari data atau menentukan implikasi, konsekuesi-konsekuensi hasil atau aturan-aturan yang wajar, efek-efek dan sebagainya sesuai dengan kondisi yang asli. Tersedianya animasi dan simulasi yang interaktif dalam hypermedia menunjang mahasiswa untuk mengetahui secara langsung pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel yang lainnya sehingga mahasiswa dapat memprediksi kecenderungan dari data atau konsekuensi-konsekuensi yang diperoleh sehingga membawa pada kesimpulan yang diharapkan. Untuk melatih mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir kreatif sesuai dengan indikator keterampilan berfikir kreatif yang dimaksud, materi disajikan sedemikian rupa dalam hypermedia. Secara garis besar uraian tentang sistematika penyajian materi dalam hubungannya dengan indikator keterampilan berfikir kreatif dijelaskan sebagai berikut: a. Keterampilan berfikir lancar (fluency): mahasiswa dapat memberikan banyak gagasan, jawaban dalam menyelesaikan masalah. Materi pada hypermedia merupakan konsep-konsep dasar yang didukung oleh visualisasi dalam bentuk 26

19 simbol matematik, gambar, animasi, simulasi dan link-link bagian kalimat tertentu yang membutuhkan keterangan atau pengertian lebih lanjut sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh sebagai informasi dasar dalam konsep tertentu. Disamping itu pada akhir penyajian konsep dasar, mahasiswa dihadapkan pada suatu permasalahan fisika dalam bentuk soal dan latihan yang dituangkan dalam LKM (Lembar Kegiatan Mahasiswa). Dalam LKM, mahasiswa dituntut untuk memberikan banyak gagasan, jawaban dalam menyelesaikan masalah yang dapat dikembangkan dengan baik bila mahasiswa memahami konsep dasar yang telah diuraikan dalam hypermedia. b. Keterampilan berfikir luwes (flexibility): mencari banyak alternatif yang berbeda; selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Sajian materi dalam hypermedia tentang konsep-konsep rangkaian listrik arus searah yang dilengkapi dengan gambar, simbol matematik, animasi, simulasi, dan link-link bagian kalimat tertentu ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berfikir luwes (flexibility). Pemahaman yang baik terhadap konsep yang dipelajari dapat menunjang mahasiswa dalam mencari alternatif pemecahan masalah dan dapat mendukung cara berfikir yang luas. Misalnya, dengan pemahaman yang baik pada konsep arus listrik dan tegangan dalam suatu rangkaian, serta bentuk dasar dari rangkaian tersebut mahasiswa dapat mengembangkan banyak alternatif bentuk rangkaian namun tetap memiliki kesamaan sifat dengan rangkaian dasar. c. Keterampilan berfikir orisinal (originality): mampu melahirkan ungkapan yang baru; mampu membuat kombinasi yang tidak lazim. Kemampuan melahirkan ungkapan yang baru serta membuat kombinasi yang tidak lazim dapat dikembangkan melalui penyajian konsep yang divisualisasikan melalui animasi dan simulasi. Misalnya, mahasiswa dapat membuat rangkaian-rangkaian lain dengan menggunakan simulasi 27

20 PhET, sehingga mereka lebih memahami konsep yang sedang dipelajari. Semakin banyak kombinasi rangkaian yang bisa dibuat mahasiswa memperlihatkan meningkatnya keterampilan berfikir orisinalnya dan semakin banyak ide yang dihasilkan peserta didik, semakin besar peluang mereka memunculkan sesuatu yang unik. d. Keterampilan memerinci (elaboration): mampu memperkaya dan mengembangkan gagasan. Kemampuan ini dapat dikembangkan dengan tersedianya animasi dan simulasi dalam hypermedia. Mahasiswa dapat memperkaya dan mengembangkan gagasannya dengan melakukan berbagai aktivitas seperti merubah kuantitas variabel pengukuran, merubah posisi atau bentuk objek tertentu dalam simulasi, bahkan diberikan ruang aktualisasi agar mahasiswa bebas membuat suatu rangkaian tertentu dan mereka dapat langsung melihat pengaruh yang ditimbulkannya. 2.6 Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah Kuat Arus Listrik Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Gambar 2.2 Arus listrik dalam kawat Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Gambar 2.2 memperlihatkan segmen kawat pembawa arus dimana pembawa muatan bergerak 28

21 dengan kecepatan rata-rata kecil. Jika Q adalah muatan yang mengalir melalui penampang lintang A dalam waktu t, maka besarnya kuat arus adalah: I Q (1) t Satuan SI untuk arus adalah ampere (A) Menurut konvensi, arah arus dianggap searah dengan aliran muatan positif. Konvensi ini ditetapkan sebelum diketahui bahwa elektron-elektron bebas yang bermuatan negatif adalah partikel-partikel yang sebenarnya bergerak dan akibatnya menghasilkan arus pada kawat penghantar. Gerak dari elektron-elektron bermuatan negatif dalam satu arah ekivalen dengan aliran muatan positif yang arah geraknya berlawanan. Jadi elektron-elektron bergerak berlawanan dengan arah arus. Berdasarkan Gambar 2.3 nampak bahwa arus listrik bergerak ke kanan searah dengan muatan positif sedangkan muatan negatif (elektron) bergerak ke arah kiri. Gambar 2.3 Arah arus bergerak searah muatan positif Resistansi dan Hukum Ohm Beda Potensial Untuk mempelajari beda potensial atau tegangan listrik, perhatikan sebuah baterai. Bila kutub positif dan negatif kita hubungkan dengan kawat penghantar listrik seperti Gambar 2.4 maka arus listrik (I) akan mengalir dari kutub positif ke kutub 29

22 negatif. Hal ini disebabkan karena adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.. Gambar 2.4 Rangkaian sederhana. Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah, sedangkan elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif pada saat saklar terbuka disebut gaya gerak listrik sedangkan pada saat saklar tertutup disebut tegangan jepit Hubungan antara V dan I Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi: Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap. Jika dalam sebuah rangkaian listrik diperoleh pengukuran beda potensial sebesar V dan kuat arus I pada suatu komponen hambatan maka besar resistansi (R) komponen tersebut adalah hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) yang secara matematis ditulis: 30

23 Satuan hambatan (R) adalah Ohm(Ω) atau (2) Grafik hubungan antara V dan I ditunjukkan oleh Gambar 2.5 I Slope = 1/R V Gambar 2.5 Grafik hubungan V dan I Resistansi Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Pada radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik. Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material dan temperatur. Untuk material yang mematuhi hukum Ohm resistansi tidak bergantung pada arus seperti pada kebanyakan logam, disebut material ohmik. Untuk material nonohmik, perbandingan V/I bergantung pada arus, sehingga arus tidak sebanding dengan beda potensial. Resistansi pada kawat penghantar diketahui sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang, yang secara matematis ditulis: (3) 31

24 dimana ρ disebut resistivitas dengan satuan ohm meter (Ω.m), l adalah panjang kawat dengan satuan meter(m) dan A adalah luas penampang dengan satuan meter bujursangkar (m 2 ). Satuan SI untuk resistansi adalah volt per ampere, disebut Ohm (Ω). 1Ω = 1 V/A Energi dan Daya Listrik Energi listrik Jika arus listrik mengalir pada penghantar yang berhambatan R seperti pada Gambar 2.6, maka sumber arus akan mengeluarkan energi pada penghantar yang bergantung pada: beda potensial pada ujung-ujung penghantar (V), kuat arus yang mengalir pada penghantar (i) dan waktu atau lamanya arus mengalir (t). Berdasarkan pernyataan di atas, energi listrik dirumuskan: (4) Satuan energi listrik adalah Joule. Energi listrik yang dilepaskan itu tidak hilang begitu saja, melainkan berubah menjadi kalor (panas). Energi listrik merupakan suatu bentuk energi yang berasal dari sumber arus. Energi listrik dapat diubah menjadi bentuk lain, misalnya: Energi listrik menjadi energi kalor, contoh: setrika, solder, dan kompor; Energi listrik menjadi energi cahaya, contoh: lampu; Energi listrik menjadi energi mekanik, contoh: motor; Energi listrik menjadi energi kimia, contoh: peristiwa pengisian accu, peristiwa penyepuhan (peristiwa melapisi logam dengan logam lain). 32

25 Gambar 2.6. Arus listrik mengalir pada lampu Daya listrik Daya listrik adalah banyaknya energi tiap satuan waktu. Dari definisi ini, maka daya listrik (P) dapat dirumuskan : (5) Karena V = I.R maka: 2 P I R atau 2 V P (6) R Satuan daya listrik adalah watt (W). 1 kw = 1000 W. Dari satuan daya maka muncullah satuan energi lain yaitu jika daya dinyatakan dalam kilowatt (kw) dan waktu dalam jam, maka satuan energi adalah kilowatt jam atau kilowatt-hour (kwh). 1 kwh = 3,6 x 106 Joule Pada peralatan listrik selalu tercantum spesifikasi alat, misalnya 100W;220V. Artinya "daya listrik yang dipakai oleh alat tersebut adalah 100W jika dipasang pada tegangan 220V. Jika tegangan yang diberikan kepada alat tersebut kurang dari 220V, daya yang dipakai alat tersebut juga akan berkurang dari 100W Kombinasi Resistor Resistor seri 33

26 Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa seperti pada Gambar 2.7 sehingga muatan yang sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung seri. Gambar 2.7 Resistor dihubungkan seri Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan maka jika suatu muatan Q mengalir ke R 1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan Q harus mengalir keluar R 2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang sama. Tegangan jatuh pada R 1 adalah IR 1 dan yang jatuh pada R 2 adalah IR 2. Tegangan jatuh pada kedua resistor adalah jumlah tegangan jatuh pada masing-masing resistor: V = IR 1 + IR 2 = I (R 1 + R 2 ) (7) Jadi resistansi ekivalen untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi yang dapat di tulis: R eq R R R... (8) Ketika terdapat lebih dari dua resistansi yang disusun secara seri, resistansi ekivalennya adalah: R R1 R R... (9) eq 2 3 R n Untuk mengukur arus yang melalui hambatan (misalnya lampu) dalam suatu rangkaian dapat ditempatkan amperemeter (ammeter) secara seri dengan lampu sedangkan voltmeter dipasang paralel dengan lampu seperti pada Gambar 2.8. Idealnya, amperemeter harus memiliki resistansi yang sangat kecil sehingga hanya sedikit perubahan yang terjadi terhadap arus yang akan diukur sedangkan voltmeter 34

27 yang baik memiliki hambatan yang sangat besar sehingga efek terhadap rangkaian menjadi kecil. Gambar 2.8 Pemasangan amperemeter dan Voltmeter pada rangkaian sederhana Jika dua buah lampu atau lebih diserikan, maka pemasangan ammeter dan voltmeter seperti ditunjukkan pada Gambar 2.9. Gambar 2.9 Pemasangan amperemeter dan Voltmeter pada rangkaian hambatan seri Resistor Paralel Tiga resistor yang dihubungkan seperti dalam Gambar 2.10 sedemikian rupa sehingga memiliki beda potensial yang sama antara keduanya dikatakan terhubung secara paralel. I 1 R 1 a I 2 R 2 b I I 3 R 3 Gambar 2.10 Resistor dihubungkan paralel Jika I adalah arus dari titik a ke b, maka pada titik a arus terpecah menjadi tiga bagian yaitu I 1 dalam resistor R 1, I 2 dalam resistor R 2, dan I 3 dalam resistor R 3. Arus total dalam rangkaian adalah jumlah dari arus arus tadi: I = I 1 + I 2 + I 3, V = V 1 = V 2 = V 3 (10) Resistansi ekivalen untuk dua resistor paralel dapat ditulis menjadi: 35

28 1 R eq 1 R 1 1 R 2 1 R 3... (11) Ketika terdapat lebih dari tiga resistansi yang disusun paralel, resistansi ekivalennya: 1 R 1 R 1 R 1 R 1... eq R n (12) Untuk mengukur besarnya tegangan dan arus yang mengalir dalam suatu hambatan (lampu) yang diparalelkan, ammeter dan voltmeter dipasang seperti pada Gambar Gambar 2.11 Pemasangan amperemeter dan voltmeter pada rangkaian hambatan paralel Hukum Kirchhoff Hukum I Kirchoff Hukum pertama Kirchhoff adalah hukum Kirchhoff tentang arus. Bunyi hukum I Kirchhoff: "Jumlah arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik". Berdasarkan pernyataan di atas, secara matematis hukum I Kirchhoff ditulis: (13) Pada Gambar 2.12, I 1 adalah arus yang masuk ketitik cabang sedangkan I 2 dan I 3 adalah arus yang keluar dari titik cabang, yang secara matematis di tulis: I 1 = I 2 + I 3 atau I 1 - I 2 - I 3 = 0 (14) Gambar 2.12 Arus listrik pada percabangan 36

29 Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut mengecil dan sebaliknya bila pada cabang tersebut hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut, menjadi besar Hukum II Kirchhoff Hukum kedua Kirchoff merupakan hukum Kirchoff tentang tegangan yaitu: "di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ggl) dengan penurunan tegangan (V) sama dengan nol". Secara matematis ditulis: (15) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan persoalan di dalam loop yaitu: 1) Kuat arus bertanda positif jika searah dengan arah loop (arah loop dari a ke b). 2) Kuat arus bertanda negatif jika berlawanan dengan arah loop (arah loop dari a ke b). 3) GGL bertanda negatif jika kutub negatifnya lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya ggl bertanda positif jika kutub positif lebih dulu di jumpai loop. 37

30 4) Pemilihan arah loop boleh sembarang, tetapi bila nilai I yang dimaksud bertanda negatif maka arah pemisalan loop terbalik. Arah pemisalan loop yang terbalik tidak mengakibatkan nilai arus yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.13: Gambar Rangkaian dengan satu loop Sesuai dengan hukum II Kirchhoff, besarnya kuat arus yang melalui rangkaian pada Gambar 2.15 adalah: ( I. R) I( R r1 r2) 0 Sedangkan besarnya beda potensial antara titik A dan B adalah: V ( I. R) V AB I( R 2) 2 r Untuk rangkaian dengan dua loop seperti Gambar 2.14: Gambar 2.14 Rangkaian dengan dua loop Persamaan hukum II Kirchhoff untuk loop I: 38

31 E ( I. R) 0 2 I 2( R3 R4 ) I3. R5 0 Persamaan hukum II Kirchhoff untuk loop II: ( I. R) 0 1 I1( R1 R2 ) I3r5 0 Dengan mensubtitusi persamaan loop I dan loop II, besarnya I 1, I 2 dan I 3 dapat dihitung. 39

32 40

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang interaktif dan komprehensif di era teknologi informasi terus

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang interaktif dan komprehensif di era teknologi informasi terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dunia pendidikan terhadap pemanfaatan media, metode dan materi pendidikan yang interaktif dan komprehensif di era teknologi informasi terus berkembang

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Listrik dinamis untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu : Mendefinisikan energi dan daya Menghitung daya Mengetahui arah referensi daya Menganalisa danmenghitung Hukum Tegangan

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP (KOMPONEN TRANSLASI) MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH YANG MEMANFAATKAN HYPERMEDIA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP (KOMPONEN TRANSLASI) MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH YANG MEMANFAATKAN HYPERMEDIA 1 ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP (KOMPONEN TRANSLASI) MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH YANG MEMANFAATKAN HYPERMEDIA ABSTRAK Sarintan N. Kaharu 1) STMIK Bina Mulia Palu Website:

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat Pada peralatan listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang bercabang cabang. Untuk menghitung besarnya arus listrik yang mengalir pada setiap cabang yang dihasilkan oleh sumber arus listrik Gustav

Lebih terperinci

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus Listrik & Rangkaian Arus DC Arus listrik, I didefinisikan sebagai laju aliran muatan listrik, Q yang melalui suatu penampang dalam waktu tertentu, t I = Q t = Q t satuan arus listrik adalah ampere.

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Representasi Prain dan Waldrip (Ulfarina, 2011) mengemukakan bahwa representasi berarti mempresentasi ulang konsep yang sama dengan format yang berbeda, diantaranya

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) TOPIK 6 RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) Arus Searah (DC) Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi riil di kalangan siswa SMP, pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Untuk menyampaikan materi pada umumnya guru menggunakan buku buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh siswa di sekolah. Menurut Komala (2008:96), ternyata banyak siswa menyatakan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka 1. Level-level Inquiry National Science Education Standard menyatakan bahwa inquiry pada siswa didefinisikan sebagai...the

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH

RANGKAIAN ARUS SEARAH Pendalaman Materi IPA Fisika SMP/MTs RANGKAIAN ARUS SEARAH Disusun dan disajikan sebagai materi PLPG tahun 2008 Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR

SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR SUMBER BELAJAR DALAM KURIKULUM BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMASI Oleh: M. Ramli AR Abstrak Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada LISTRIK DINAMIS Merlina.pdf Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan? Mengapa

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi Arus dan Hambatan Arus Listrik Bila ada beda potensial antara dua buah benda (plat bermuatan) kemudian kedua benda dihubungkan dengan suatu bahan penghantar, maka akan terjadi aliran muatan dari plat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Judul Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Web Dengan exe Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk SMA.

BAB I PENDAHULUAN. Judul Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Web Dengan exe Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk SMA. BAB I PENDAHULUAN Judul Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Web Dengan exe Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk SMA. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

HAMBATAN & ARUS LISTRIK MINGGU KE-6 2 X PERTEMUAN

HAMBATAN & ARUS LISTRIK MINGGU KE-6 2 X PERTEMUAN HAMBATAN & ARUS LISTRIK MINGGU KE-6 2 X PERTEMUAN Arus: Aliran muatan Arus rata-rata I av : Muatan ΔQ yang mengalir melalui luas A dalam waktu Δt Arus sesaat : limit Δt 0 darii av Satuan arus: Coulomb/sekon

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PENGEMBANGAN CD INTERAKTIF LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS SEBAGAI MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Oleh: Ni Ketut Kertiasih Jurusan Manajemen Informatika, FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Menurut Nana Sudjana (2005: 28), belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Dalam

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM. Gambar 1. Peralatan elektronik (Electronic Device)

BAB I GAMBARAN UMUM. Gambar 1. Peralatan elektronik (Electronic Device) BAB I GAMBARAN UMUM Sistem Elektronika telah mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari pada saat ini. Kita banyak menemui suatu alat yang mengadopsi elektronika sebagai basis teknologinya contoh ;

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron HAND OUT FISIKA DASA/LISTIK-MAGNET/ ELEKTODINAMIK LISTIK DINAMIK : HUKUM OHM, ANGKAIAN HAMBATAN & HUKUM KICHOFF M.Ishaq KUAT AUS LISTIK Ampere Jika sebelumnya kita selalu membicarakan mengenai muatan yang

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Hambatan & Arus Listrik Rangkaian DC Oleh Endi Suhendi 2 Last Time: Kapasitor & Dielektrik Oleh Endi Suhendi 3 Kapasitor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang 9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sumber Belajar Darmodjo dan Kaligis (1991: 95) menyatakan secara umum sumber belajar adalah semua sarana yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan konsep semata tetapi juga merupakan proses penemuan, oleh karena itu siswa diharapkan memiliki rasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah umum

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumit, sulit dipahami dan membosankan, tiga kata yang menjadi gambaran betapa pelajaran fisika kurang disukai oleh siswa pada umumnya. Pemahaman konsep, penafsiran grafik,

Lebih terperinci

PERANAN HIPERTEKS DALAM PEMBANGUNAN SUMBER INFORMASI

PERANAN HIPERTEKS DALAM PEMBANGUNAN SUMBER INFORMASI PERANAN HIPERTEKS DALAM PEMBANGUNAN SUMBER INFORMASI A. Pengertian Hiperteks Pada dasarnya bahwa fikiran manusia itu berjalan secara acak (non squentially). Ini dibuktikan dengan kemampuan manusia berfikir

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Tujuan Mata Kuliah : Konsep dasar Rangkaian Elektrik, Hulum Hukum dasar rangkaian Listrik serta teknik dasar yang di pakai untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perkembangan yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas, dengan meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 17 LISTRIK DINAMIS

BAB 17 LISTRIK DINAMIS BAB 7 LISTRIK DINAMIS A. Hukum Ohm Pada rangkaian listrik terjadi kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah hasil pembagian tegangan oleh hambatan. Pada hukum ohm berlaku: a. Bunyinya: Kuat arus yang

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Salah satunya menurut Duch (1995) dalam http://www.uii.ac.id pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning)

Lebih terperinci

Rangkaian seri paralel

Rangkaian seri paralel Rangkaian seri paralel Apa itu rangakain seri-paralel? Perhatikan rangkaian seri sederhana berikut, masing-masing komponen terhubung ujung ke ujung membentuk jalur tunggal bagi aliran elektron. Untuk rangkaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS Dian Puspita Sari (F03109029) A. Energi Listrik ( Electric Energy ) Energi listrik tidak dapat dilihat. Namun dapat diamati gejala-gejala yang ditimbulkannya.

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POGAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Indonesia A. Pertanyaan SOLUSI MODUL TUTOIAL FISIKA DASA IIA (FI-1201) KE 03

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Animasi Multimedia Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad (2000:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Hambatan Listrik Hambatan Listrik 1. TUJUAN PERCOBAAN a. Terampil menggunakan alat ukur listrik (Amperemeter dan Voltmeter) b. Menganalisis hubungan antara beda potensial (V) dengan kuat arus listrik (I). 2. TEORI DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan

Lebih terperinci