Kabupaten BENER MERIAH. A. Gambaran Wilayah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kabupaten BENER MERIAH. A. Gambaran Wilayah"

Transkripsi

1 A. Gambaran Wilayah Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu kabupaten baru di provinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD).Ibu kota kabupaten ini adalah Simpang Tiga Redelong. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran kabupaten Aceh Tengah, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah. A.1 Letak geografis Secara geografis, Kabupaten Bener Meriah terletak pada garis Lintang Utara dan Bujur Timur, berada pada ketinggian m dpl. Batas-batas Kabupaten Bener Meriah adalah sebagai berikut: Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur. Sebelah Barat berbatasan dengan dengan Kabupaten Aceh Tengah. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Bireun. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah. A.2 Topografi Letak topografi sebagian besar desa di kabupaten Bener Meriah adalah di daerah yang berbukit-bukit dan pegunungan dengan jumlah wilayah administrasisebanyak 115 desa. Kabupaten Bener Meriah ini bercorak Potensi Investasi Daerah 1

2 sebagai daerah pegunungan dan memiliki beberapa puncak gunung seperti Gunung Talang (masih aktif), Gunung Geureudong, Gunung BurneRajawali, Gunung Burne Draung Malem, Gunung Kulam Raja. Keadaan topografi Kabupaten Bener Meriah yang umumnya berupa pegunungan dan perbukitan sangat potensial untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan tanaman pangan, peternakan dan perikanan. Selain itu, daerah ini juga memiliki potensi yang cukup menjanjikan di bidang pariwisata, baik wisata alam maupun wisata sejara.berdasarkan kelas ketinggian maka Kabupaten Bener Meriah didominasi kelas ketinggian m diatas permukaan laut, A.3 Iklim dan cuaca Kabupaten Bener Meriah merupakan kawasan beriklim tropis dengan curah hujan berkisar [mm] per tahun dengan jumlah hari hujan Hujan umumnya turun pada bulan September hingga Pebruari.Musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai Agustus. Temperatur maksimum berkisar pada 26 0 C dan minimum antara [ 0 C]. Kelembaban relatif maksimum 75,8% dan kelembaban relative minimum 20%. A.4 Pembagian wilayah Secara keseluruhan kabupaten Bener Meriah berada di dataran tinggi Gayo, yang meliputi areal seluas ± 1.888,70 km 2. Kabupaten ini terdiri dari 10 kecamatan, yaitu: Tabel A-1 Kecamatan Pada Kabupaten Bener Meriah No Nama Kecamatan Luas [km 2 ] No Nama Kecamatan Luas [km 2 ] 1. Bandar 102, Timang Gajah 111, Bukit 95, Wih Pesam 54, Permata 193, Mesidah 377, Pintu Rime Gayo 364, Gajah Putih 64, Syiah Utama 943, Bener Kelipah 26,543 B. Potensi Wilayah Bener Meriah B.1 Perekonomian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam setahun. PDRB Kabupaten Bener Meriah Tahun 2009 adalah sebesar 721,64 Milyar Rupiah, setengahnya disumbang oleh sektor pertanian. Penyumbang kedua terbesar adalah sektor Jasa-jasa. Kabupaten Bener Meriah menyumbang 2,73% dari total PDRB ADHB Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun Potensi Investasi Daerah 2

3 PDRB Kabupaten Bener Meriah selalu menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir, PDRB Kabupaten Bener Meriah telah mengalami kenaikan lebih dari 1,5 kali lipat. Pada tahun 2008, PDRB perkapita Kabupaten Bener Meriah sebesar 11,94 Juta Rupiah, naik dari tahun 2007 (10,32 Juta Rupiah). Dan pada tahun 2009 naik lagi menjadi 13,74 Juta Rupiah. Artinya, pada tahun 2009 rata-rata tiap penduduk Kabupaten Bener Meriah menghasilkan nilai tambah sebesar 13,74 Juta Rupiah. Tabel B-1 Perkembangan PDRB Kabupaten Bener Meriah Uraian PDRB ADHK (Milyar Rp) 661,86 690,31 721,64 PDRB ADHB (Milyar Rp) 1.145, , ,90 PDRB/kapita ADHK (Ribu Rp) 5.960, , ,55 PDRB/kapita ADHB (Ribu Rp) , , ,43 Pertumbuhan PDRB (%) 4,24 4,30 4,54 Keterangan: - Tahun 2000 = 100 (konstan) - ADHB = Atas Dasar Harga Konstan - ADHB = Atas Dasar Harga Berlaku Sumber: PDRB Kabupaten Meriah Bener 2009 B.2 Kependudukan dan Tenaga Kerja Jumlah penduduk Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2003 adalah sebanyak jiwa meningkat menjadi jiwa pada tahun Hingga pada tahun 2010 jumlah penduduknya berjumlah jiwa, yang terdiri dari jiwa pria dan jiwa wanita. Sekitar 78,76% dari jumlah penduduk di Kabupaten Bener Meriah bekerja di lapangan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan; sebesar 10,83% bekerja di lapangan usaha jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan, termasuk di dalamnya Pegawai Negeri Sipil; sebesar 9,60% bekerja di lapangan usaha perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel; sebesar 0,75% bekerja di lapangan industri pengolahan besar; sisanya 2,63% bekerja pada lapangan usaha lainnya seperti pertambangan dan penggalian, listrik, gas, air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan. Tabel B-2 Angkatan Kerja di Kabupaten Bener Meriah Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Laki - Laki Perempuan SD SMTP Potensi Investasi Daerah 3

4 SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas Jumlah Total Angkatan kerja di Kabupaten Bener Meriah adalah jiwa, yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Latar belakang pendidikan mayoritas angkatan kerja adalah tingkat SD dan SMTA. B.3 Upah Minimem Kabupaten Upah Minimum Kabupaten Bener Meriah selama Lima Tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut : Rp Rp Rp Rp Rp B.4 Prasarana Wilayah B.4.1 Kelistrikan Pelayanan listrik di Kabupaten Bener Meriah telah mampu menjangkau sebagian besar kota dan wilayah pedesaan. Fasilitas listrik yang ada masih menggunakan listrik PLTA interkoneksi dari Provinsi Sumatera Utara. Namun demikian untuk beberapa kecamatan juga telah terdapat PLTD yang dipergunakan sebagai cadangan (Kecamatan Timang Gajah dan Kecamatan Bandar). Berdasarkan RTRWP Aceh pengembangan sistem prasarana energi listrik di Aceh terutama dilakukan dengan sistem interkoneksi Sumatera Bagian Utara yang didukung dengan sistem setempat (isolated) pada lokasi-lokasi yang sulit dijangkau sistem interkoneksi. Dengan pengembangan demikian ini diharapkan dapat dilayani kebutuhan energi listrik sampai ke perdesaan di Aceh. Dalam konteks sistem interkoneksi tersebut di Kabupaten Bener Meriah memiliki beberapa rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik, yaitu : 1. Pembangkit listrik Tenaga Hidro (Air), yang terdiri dari: a. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Mangku di Desa Mangku di Kecamatan Mesidah; b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 1-A di Desa Bintang Musara Kecamatan Bener Kelipah, Desa Blang Pulo dan Cemparam Kecamatan Mesidah. c. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Kanis 2-A di Desa Sinar Jaya, Desa Paya Rikel dan Desa Mangku Kecamatan Bandar. Potensi Investasi Daerah 4

5 d. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pesangan 4 di Desa Cekal Baru kecamatan timang gajah dan Desa Meriah Jaya Kecamatan Gajah Putih; 2. Energi Surya Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Desa Kute Kering, Desa Kute Lintang, Desa Tingkem Kecamatan Bukit 3. Energi Panas Bumi, yang berasal dari Gunung Api Bur Ni Telong Selain itu dalam RTRWP Aceh di Kabupaten Bener Meriah akan dikembangkan rencana jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 250 (dua ratus lima puluh) KV 275 (Dua Ratus Tujuh Puluh Lima ) KV, yang melewati 8 kecamatan di Kabupaten Bener antara lain Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kecamatan Syiah Utama, Kecamatan Mesidah, Kecamatan Bandar, Kecamatan Bukit, Kecamatan Wih Pesam, Kecamatan Timang Gajah, dan Kecamatan Gajah Putih. Pembangunan Gardu Induk (GI) di Kecamatan Timang Gajah, serta pengembangan gardu hubung di Kecamatan Mesidah, Kecamatan Bandar dan Kecamatan Bener Kelipah.Untuk pengembangan energi panas bumi di Kecamatan Bukit, Kecamatan Wih Pesam dan Kecamatan Pintu Rime Gayo. B.4.2 Air Bersih Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Bener Meriah dikelola oleh PDAM Tirta Bengi yang sudah menjangkau beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Bukit, Kecamatan Timang Gajah, dan Kecamatan Bandar.Hingga saat ini jumlah pelanggan air bersih mencapai pelanggan. Kebutuhan air bersih Kabupaten Bener Meriah sebagian besar dipenuhi oleh air sumur dan sebagian memanfaatkan air permukaan seperti air sungai, kolam/rawa, dan air tanah. Sumber air baku untuk air bersih sebenarnya melimpah, tetapi belum dioptimal pemanfaatannya. Daerah pelayanan sistem perpipaan dengan sumber mata air, meliputi : 1. Sumber mata air Batin Kecamatan Bandar. 2. Sumber mata air Bale Atu di Kecamatan Bukit. Daerah pelayanan sistem perpipaan dengan sumber air Sungai, meliputi : 1. Sumber air sungai Rebol di Kecamatan Bandar 2. Sumber air sungai Lampahan di Kecamatan Timang Gajah. 3. Sumber air sungai Sumber Rejo di Kecamatan Gajah Putih. 4. Sumber air sungai Kepies di Kecamatan Permata. 5. Sumber air sungai Linung Bulen di Kecamatan Bukit; dan 6. Sumber air sungai Wih Ni Kulus di Kecamatan Pintu Rime Gayo Potensi Investasi Daerah 5

6 B.4.3 Jalan Panjang jalan di Kabupaten Bener Meriah menurut jenis permukaannya adalah aspal 275,63 km (38,25%); kerikil 157,26 km (21,83%); batu 4,7 km (0,65%); tanah 282,83 km (39,25%), dengan total keseluruhan panjang jalan 720,52 km. Berikut adalah Foto jalan kabupaten yang terletak pada koordinat 04º43.540` Garis Lintang Utara - 096º49.236` Garis Bujur Timur, berada di ketinggian m diatas permukaan laut. B.4.4 Rencana jaringan jalan Jalan Arteri Primer di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan perencanaan jaringan jalan nasional adalah Ruas Jalan Bireuen Takengon (Aceh Tengah), seiring dengan adanya rencana peningkatan jalan disebabkan oleh pembentukan Kabupaten Bener Meriah dari Wilayah Kabupaten Aceh Tengah, maka diperlukan perencanaan peningkatan status dan penggunaan jaringan jalan baik ditingkat nasional, provinsi dan Kabupaten. Adapun pembuatan dan pemeliharaan ruas yang direncanakan di Kabupaten Bener Meriah adalah : 1. Jalan Arteri Primer a. Ruas jalan Batas Bireun Batas Aceh Tengah b. Ruas jalan Simpang Teritit Pondok Baru Samar Kilang 2. Jalan Kolektor Primer a. Ruas jalan Simpang Kebanyakan Bale Atu b. Ruas jalan Bale Atu Simpang Krueng Geukeuh c. Ruas jalan Samar Kilang Cot Girek d. Ruas jalan Samar Kilang Peunaron 3. Jalan Lokal Primer a. Ruas jalan Simpang Teritit Simpang Tiga Redelong b. Ruas jalan Simpang Tiga Redelong Pante Raya c. Ruas jalan Simpang Mess Pemda Raje Guru d. Ruas jalan Simpang Mess Pemda Uring e. Ruas jalan Simpang Kantor Bupati Bale Atu Potensi Investasi Daerah 6

7 B.4.5 Bandara Letak Bandara Rembele pada koordinat 04º43.463` Garis Lintang Utara - 096º50.938` Garis Bujur Timur, berada di ketinggian 1427 m dpl. Bandara Rambele adalah bandara perintis di Kabupaten Bener Meriah dengan panjang runway x 30 meter. Jenis bandara ini hanya dapat didarati pesawat sekelas CN235 atau sejenis pesawat Fokker berbadan kecil lainnya. Bandara ini berjarak kurang lebih 2 km dari kota Simpang Tiga Redelong dan saat ini baru melayani rute ke bandara Iskandar Muda (Banda Aceh) dan Polonia (Medan) yang beroperasi dua kali dalam seminggu. B.4.6 Kawasan Budidaya Perkebunan Luas lahan milik rakyat di Kabupaten Bener Meriah adalah sekitar ,52 hektar, ,76 ha diantaranya telah dikembangkan menjadi perkebunan. Tabel B-3 menunjukkan jenis tanaman, luas lahan yang dipergunakandan hasil produksi rata-rata per tahun. Tabel B-3 Luas Lahan dan Hasil Produksi Perkebunan Rakyat Kabupaten Bener Meriah No Komoditi Luas Lahan [ha] Produksi [Ton] 1 Kopi (Robusta, Arabika, Gayo) Tembakau 258, Cengkeh 16,5 148,5 4 Lada Tebu Kelapa sawit, pala, pinang, kakao, kemiri, kunyit, jahe dll Potensi Investasi Daerah 7

8 Kehutanan Kawasan hutan terluas yang dimiliki Kabupaten Bener Meriah terletak di Kecamatan Syiah Utama, yaitu seluas hektar, ha diantaranya merupakan hutan produksi. Hasil hutan yang terdapat pada kabupaten ini antara lain pinus Merkusi dan rotan Mano. Pertanian Sekitar 78,76% dari jumlah penduduk di Kabupaten Bener Meriah berprofesi sebagai petani. Hasil pertanian pada kabupaten ini adalah: tanaman pangan (padi jenis unggul di dataran tinggi) dengan luas lahan 890 ha dan produksi mencapai Ton/tahun; tanaman hortikultura (sayur mayor: buncis, seledri, sawi dan bawang daun); dan tanaman buah-buahan (alpukat, jeruk, markisa, sawo, durian, rambutan, nanas dan pisang). Industtri Industri yang berkembang di Kabupaten Bener Meriah umumnya berupa industry menengah dan kecil yang jumlahnya mencapai 513 unit. Industri tersebut meliputi: Kilang/ penggilingan (kopi, padi, tepung, bumbu masak) sebanyak 101 unit. Perbengkelan (mobil, sepeda motor, pandai besi, elektronik, dunamo) sebanyak159 unit. Makanan dan minuman (gula merah/ aren, kerupuk, roti, tahu, tempe) sebanyak 109 unit. Jasa kecantikan (rias pengantin, jahit pakaian, salon) sebanyak 103 unit. Pertukangan (mebel, panglong, batako, perabot rumah tangga, border, gordyn, sapu ijuk) sebanyak 41 unit. Berikut dibawah ini tabulasi mengenai penyediaan/peruntukan ruang untuk berbagai kawasan menurut Rencana Pola Ruang Kabupaten Bener Meriah Tahun Tabel B-4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Bener Meriah Tahun NO JENIS POLA RUANG LUAS (Ha) A. Rencana Kawasan Lindung 1 Kawasan Hutan Lindung Hutan Lindung Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan Rawan Tanah Longsor 195 Kawasan Rawan Bencana Angin Puting Beliung Kawasan Rawan Banjir 3 Kawasan Lindung Geologi Kawasan Cagar Alam Geologi Potensi Investasi Daerah 8

9 Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi (Gunung Api Bur Ni Telong ) Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah Total Kawasan Lindung B. Rencana Kawasan Budidaya 1 Kawasan Hutan Produksi Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Hutan Produksi Konversi 2 Kawasan Pertanian Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering dan Hortikultura Tanaman Pangan Peternakan Kawasan Perkebunan Perkebunan Komoditi tertentu Sesuai Potensi Daerah Permukiman Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan Permukiman Perkotaan Total Kawasan Budidaya Total Luas Kabupaten C. Peluang Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi C.1 Posisi Lahan Investasi Salah satu tempat penambangan belerang secara tradisional yang berada koordinat N dan E pada ketinggian 1359 mtr dpl, lokasi kecamatan Bukit. Salah satu peluang investasi energy terbarukan di kabupaten Bener Meriah adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi. Kabupaten ini yang memiliki beberapa sumber air panas, diantaranya Air Panas Uning Pondok Gresek yang terletak dikecamatan Bukit pada koordinat N , E dengan ketinggian m diatas permukaan laut dan Air Panas Uning Bertih di Kecamatan Wih Pesam pada koordinat N , E dengan ketinggian m diatas permukaan laut. Kedua mata air panas tersebut bersumber dari gunung Bur Ni Telong Potensi Investasi Daerah 9

10 yang terletak 17 km dari kota Takengon, Aceh Tengah. Kecamatan lain yang juga memiliki sumber mata air panas adalah Pintu Rime Gayo yang juga turut direncanakan sebagai sumber panas bumi untuk pembangkit listrik pada RTRW Kabupaten Bener Meriah Tahun C.2 Profil Investasi Beberapa Profil investasi pembangkit listriktenaga panas bumi yang menjadi informasi penting bagi calon investor adalah sebagai berikut: a. Tahapan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi Tahapan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi menurut Undang-undang No. 27 Tahun 2003 adalah sebagai berikut: Survei pendahuluan Eksplorasi Studi kelayakan Eksploitasi Pemanfaatan. dari semua kegiatan di atas, pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan survei pendahuluan dan dapat melakukan eksplorasi, sedangkan kegiatan lainnya sepenuhnya dilakukan oleh badan usaha. Gambar C-1 Kegiatan Operasional Panas Bumi Sumber: M&E, Vol. 6 No. 4, Desember 2008 b. Harga jual listrik tenaga panas bumi Daya yang dibangkitkan dapat dijual ke pemerintah (PT. Perusahaan Listrik Negara). Daya listrik tenaga panas bumi dibeli oleh pemerintah dengan harga patokan tertinggi sebesar9,70 sen USD/kWh 1. c. Kondisi Lahan Investasi 1 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 Tahun 2009 Potensi Investasi Daerah 10

11 Aktifitas gunung Bur Ni Telong berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah gempa dan gelombang tsunami menimpa Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004.Beberapa kegiatan vulkanik gunung Bur Ni Telong adalah sebagai berikut. Aktifitas gunung Bur Ni Telong berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah Gempa dan Gelombang Tsunami menimpa Provinsi Aceh tanggal 26 Desember Beberapa kegiatan vulkanik gunung Bur Ni Telong adalah sebagai berikut. Tabel C-1 Aktifitas Vulkanik Gunung Bur Ni Telong Tahun Keterangan 1837 Akhir september terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan (wichmann, 1904). Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal januari dengan abu letusan mencapai P. We april, letusan dari kawah pusat Neuman van Padang (1951) material yang dimuntahkannya berupa abu dan batu Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di bulan desember terjadi letusan normal dari kawah pusat desember, nampak 5 buah tiang asap tanpa diikuti letusan (Neuman van Padang, 1951) Sumber: RTRW Kabupaten Bener Meriah Potensi bencana gas beracun diindikasikan pada kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian kawasan dengan potensi rawan bahaya gas beracun adalah relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung berapi. Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun di Kabupaten Bener Meriah berada di sekitar Gunung Geuredong dan Gunung Bur Ni Telong. Morfologi gunung Bur Ni Telong berkembang bebas ke arah Selatan, Tenggara dan Barat Daya, meskipun kearah selatan sedikit terhalang oleh bukit-bukit kecil dilerengnya.sedangkan pertumbuhan Bur Ni Telong ke arah Utara dan Timur terhalang oleh komplek Gunung Geurodong, Leui Kucak dan Gunung Panji. Struktur geologi yang terdapat di gunung Bur Ni Telong dan sekitarnyaberupa kaldera, kawah dan sesar. Struktur geologi ini berkembang di sekitar gunung Burni Telong sangat berhubungan dengan strukturregional yang berkembang di Pulau Sumatera yaitu Sesar Semangko. d. Potensi panas bumi Bur Ni Telong Menurut Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, potensi panas bumi Bur Ni Telong adalah sebesar 104 MWe. Potensi Investasi Daerah 11

12 C.3 Peluang Pasar Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bener Meriah disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kvsumut-aceh yang bersumber dari Sumatera Utara dan dikelola oleh PLN ranting Janarata.Pasokan listriktersebut sampai tahun 2007 telah mampu melayani 207 desa (89.22 %) dari jumlah keseluruhan desasebanyak 232 desa yang berada di Kabupaten Bener Meriah. Desa-desa yang belum menerima layanan listrik dari PLN sampai saat ini tersebarpada 3 Kecamatandengan jumlah sebanyak 25 desa.kebutuhan listrik ke 25 desa dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun menjadi peluang bagi pembangkit listrik yang berada di kabupaten tersebut. Tabel C-2 Desa-desa yang Tidak Terlistriki PLN di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008 No Desa Kecamatan Jumlah Kepala Keluarga 1 Uning Mas Pintu Rime Gayo 87 2 Pantan Sinaku Pintu Rime Gayo 82 3 Timur Permata 66 4 Tembolon Syiah Utama 27 5 Gunung Sayang Syiah Utama 40 6 Wih Resap Syiah Utama 88 7 Uwer Tingkem Syiah Utama 29 8 Simpur Syiah Utama 41 9 HakimPeteri Pintu Syiah Utama Perumpakan Benjadi Syiah Utama Simpang Renggali Syiah Utama Pantan Kuli Syiah Utama Rusip Syiah Utama Wih Ni Durin Syiah Utama Kute Lah Lane Syiah Utama Payung Syiah Utama Rata Mulie Syiah Utama Goneng Syiah Utama Tempen Baru Syiah Utama Geruti Jaya Syiah Utama Uning Syiah Utama Blang Panu Syiah Utama Kerlang Syiah Utama Gerpa Syiah Utama Pasir Putih Syiah Utama 60 Sumber: Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD Nias, Tahun Potensi Investasi Daerah 12

13 C.4 Ketersediaan Lahan Menurut UU No 27 tahun 2003, luas wilayah kerja untuk eksplorasi yang dapat diberikan untuk satu IUP Panas Bumi tidak boleh melebihi (dua ratus ribu) hektar.pembangkit panas bumi hanya membutuhkan lahan seluas3,5 km 2 per Giga Watt 2. Sehingga luas wilayah yang dibutuhkan untuk mengembangkan pembangkit sebesar 104 MWe adalah:0,104 GW x 3,5km 2 /GW = 0,364 km 2.Kebutuhan lahan denganluas kurang dari setengah kilometer persegi tersebut, dengan posisi di sekitar mata air panas, masih tersedia dan dapat dikuasai oleh investor pembangkit listrik tenaga panas bumi. C.5 Nilai investasi Berdasarkan data yang didapat, besaran nilai investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi pada tahun 2008 adalah sebesar USD untuk setiap kilo Watt daya yang akan dihasilkan. Rincian biaya investasi tersebut dapat dilihat pada tabel. Tabel C-3 Biaya yang Dibutuhkan Dalam Industri Panas Bumi Biaya Investasi Satuan [USD/kW] A Biaya Eksplorasi B Biaya Pengembangan Lapangan 2,620.0 Perizinan 20-0 Pemboran sumur produksi Sistem pengelolaan uap Pembangkit listrik dan konstruksi 1,500.0 Transmisi Total keseluruhan (A + B) 2,770.0 Biaya Operasi dan Pemeliharaan C Biaya operasi dan pemeliharaan US 2.2/kWh Sumber: M&E, Vol. 6 No. 4, Desember 2008 Jika seluruh potensi panas bumi Bur Ni Telong di eksploitasi untuk mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik setiap tahun maupun untuk menggantikan listrik dari Sumatera Utara, maka investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi di Bur Ni Telong adalah 2,770 [USD/kW] x 104,000 [kwe] = USD 288,080,000dengan biaya tambahan untuk operasi dan pemelihaaran sebesar [USD/kWh] x 104,000 [kwe] = USD 2,288 [USD/hour]. 2 Potensi Investasi Daerah 13

14 C.6 Ketentuan Investasi di Provinsi, Hukum dan Peraturan Terkait Beberapa hukum dan peraturan yang terkait dengan investasi Pembangkit Listrik Tenaga panas bumi adalah: 1. Undang-undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi. Beberapa hal yang diatur pada Undang-undang ini antara lain kebijakan energi dan dewan energi nasional; pengelolaan energi; kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah serta ketentuan peralihan. 2. Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Beberapa hal yang diatur pada Undang-undang ini antara lainrencana umum ketenagalistrikan;usaha ketenagalistrikan;perizinan;penggunaaan tanah; harga jual, sewa jaringan dan tarif tenaga listrik. 3. Peraturan Pemerintah N.o 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi. Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain tahapan kegiatan usaha panas bumi; lelang wilayah kerja; Izin Usaha Pertambangan panas bumi (IUP); hak dan kewajiban pemegang IUP; data panas bumi; dan ketentuan peralihan. 4. Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Beberapa hal yang diatur pada peraturan iniantara lain tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat; pelaksanaan konservasi energi; kemudahan, insentif dan disinsentif. 5. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 04 Tahun tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah atau Kelebihan Tenaga Listrik. Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain kewajiban PT. PLN membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energy terbarukan; penentuan harga pembelian listrik dan faktor pengali (F). 6. Peraturan Menteri Perindustrian No. 04/M-IND/PER/1/2009 tentang Pedoman Penggunaan Produksi Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Beberapa hal yang diatur pada peraturan ini antara lain tingkat komponen dalam negeri infrastruktur ketenagalistrikan; pelaksanaan pembangunan; penilaian besaran TKDN; dan referensi pengadaan barang dan jasa. Sebagai kabupaten yang baru dibentuk, Bener Meriah akan meningkatkan sarana dan prasarananya hingga setara dengan tingkat kabupaten pada umumnya. Salah satu sektor yang telah direncanakan pembangunannya adalah jaringan energi. Hal ini membuka peluang bagi investasi pembangkit listrik. Peruntukan kawasan pembangkit listrik panas bumi di kecamatan Bukit dan kecamatan Wih Pesam telah dicanangkan pada Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bener Meriah Tahun , sehingga mempermudah investor dalam melakukan investasi. Potensi Investasi Daerah 14

6 Cekal Baru Rp 200,000 Radius III

6 Cekal Baru Rp 200,000 Radius III 1. KECAMATAN TIMANG GAJAH No. DESA BIAYA KETERANGAN 1 2 3 4 1 Bandar Lampahan Rp 130,000 2 Blang Rongka Rp 130,000 3 Bukit Mulie Rp 130,000 Radius II 4 Bukit Tunyang Rp 130,000 5 Bumi Ayu Rp 130,000 6

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN KECAMATAN BENER KELIPAH, KECAMATAN MESIDAH KECAMATAN GAJAH PUTIH DALAM KABUPATEN BENER

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Bener Meriah

Profil Kabupaten Bener Meriah Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Bener Meriah : Simpang Tiga Redelong : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 13 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH ( RTRW ) KABUPATEN BENER MERIAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BENER

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Bener Meriah

Profil Kabupaten Bener Meriah Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Kecamatan : 10 Mukim : 27 Profil Kabupaten Bener Meriah : Simpang Tiga Redelong : Sebelah Utara berbatasan denga Aceh Utara dan Bireuen Sebelah Selatan berbatasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006 KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN

Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan jenis kopi Robusta pada masa awal abad XX menjurus ke arah suatu kebangkitan kembali nasib-nasib industri. Jenis yang baru ini tahan penyakit, keras dan

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Geografi Kabupaten Bone Bolango secara geografis memiliki batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bolaang Mongondow

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH 5.1. Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi Daerah Aceh terletak di kawasan paling ujung dari bagian utara Pulau Sumatera dengan luas areal 58.357.63 km 2. Letak geografis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dijelaskan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Way Kanan 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan Berdasarkan Way Kanan dalam angka (2013), Kabupaten Way Kanan adalah salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA Perkembangan perekonomian suatu wilayah, umumnya digambarkan melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB 5 RTRW KABUPATEN BAB 5 RTRW KABUPATEN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten terdiri dari: 1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang; 2. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 3. Rencana Pengelolaan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BENER MERIAH DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BENER MERIAH DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BENER MERIAH DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Naskah Akademis untuk kegiatan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan dapat terselesaikan dengan baik

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang

BAB 1 PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Tingkat (dati) I Sumatera Utara, terletak antara 1-4 Lintang Utara (LU) dan 98-100 Bujur Timur (BT), merupakan wilayah yang berbatasan di sebelah utara

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015

BAB III Tinjauan Perekonomian Menurut Lapangan Usaha Kabupaten/Kota Provinsi Aceh 33 Tahun 2015 BAB III 33 TINJAUAN MENURUT LAPANGAN USAHA 34 0,96 7,52 8,62 7,90 29,62 25,76 22,78 22,96 36,25 32,35 34,06 31,10 29,86 30,82 42,95 44,89 44,84 41,18 39,94 39,52 41,37 48,12 49,07 BAB III BAB III TINJAUAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADIKAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci