BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Prancis merupakan bahasa Indo-Eropa yang memiliki penutur di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Prancis merupakan bahasa Indo-Eropa yang memiliki penutur di"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Prancis merupakan bahasa Indo-Eropa yang memiliki penutur di banyak negara di dunia, seperti Prancis, Belgia, Swiss, Luxembourg, Louisiana, Afrika Barat, Afrika Utara, Karibia, dan Kanada. Maka tak heran apabila bahasa Prancis dipertimbangkan sebagai bahasa yang memiliki kontribusi besar dalam hal penyumbang perbendaharaan kosakata di banyak bahasa di dunia. Bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa yang menyerap kosakata dari bahasa Prancis. Banyaknya kosakata bahasa Prancis yang dipinjam oleh bahasa Inggris tak terlepas dari adanya hubungan antara kedua negara tersebut. Kontak antara bangsa Prancis dan Inggris diperkirakan telah berlangsung sejak lama, yakni dimulai pada tahun Pada waktu itu para putri dari Prancis menjadi ratu di Inggris karena menikah dengan para raja Inggris. Pernikahan yang terjadi antara dua negara tersebut tentunya memberikan pengaruh dalam berbagai macam aspek, misalnya aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan tentunya aspek kebahasaan. Dalam ilmu bahasa atau linguistik, telah terjadi peningkatan perbendaharaan kosakata. Terdapat ratusan lebih kosakata bahasa Prancis yang dipinjam ke dalam bahasa Inggris. Kata-kata pinjaman atau 1 Pada tahun , negara Inggris berada dibawah kepemimpinan Duke of Normandy, Geoffrey V:Anjou-Plantagenet atau sering disebut le Bel (Si Tampan). Pada waktu itu para putri dari Prancis menjadi ratu di Inggris: Isabella, putri dari Raja Philip IV Prancis, menikah dengan Raja Edward II dari Inggris; Catherine dari Valois, putri dari Raja Charles VI Prancis, menikah dengan Raja Henry V dari Inggris. Diakses dari pada 5 Juni 2016 pukul 19:45) 1

2 kata-kata serapan tersebut dapat digolongkan ke dalam beberapa bidang tertentu. Misalnya dalam bidang tata boga, bahasa Inggris menggunakan kata biscuit biskuit dan menu daftar makanan yang berasal dari bahasa Prancis. Dalam bidang diplomasi, banyak kata yang dipinjam dari bahasa Prancis misalnya diplomat diplomat dan regime rezim. Serta terdapat kata camouflage penyamaran dan coup d état kudeta yang digunakan dalam bidang militer. Bahasa Inggris bukanlah bahasa yang hanya menyerap kosakata dari bahasa Prancis. Bahasa Prancis ternyata juga menyerap kosakata dari bahasa Inggris. Pada abad pertengahan, mulai muncul kata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Prancis. Sejak abad ke-19, terjadi peningkatan kosakata yang diserap dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Prancis. Meskipun begitu, bangsa Perancis tetap memiliki keengganan dalam proses menyerap kosakata bahasa Inggris (Bernard dan Attali, 2009: 2219). Kosakata serapan dari bahasa Inggris dalam bahasa Prancis muncul pertama kali dalam bidang kelautan. Kemudian berkembang hingga ke berbagai bidang, termasuk bidang olahraga. Kata serapan dari bahasa Inggris dalam bidang olahraga telah ada sejak abad ke-19 (Grevisse, 1993:193). Penggunaan kosakata bahasa Inggris dalam bahasa Prancis disebut anglicisme. Media online merupakan salah satu media yang menggunakan kosakata bahasa Inggris dalam penulisan artikelartikelnya. Berikut merupakan contoh anglicisme yang terdapat dalam artikel olahraga: 2

3 (1) Si le football est une religion en Argentine, le cœur des habitants de la Province de Cordoba, d où est originaire le double champion du monde WTCC José-Maria Lopez (mais également le tennisman David Nalbandian et le footballeur Javier Pastore) bat pour le sport automobile. (L Équipe, Kamis, 21 April 2016) Jika sepak bola merupakan sebuah agama di Argentina, juga sebagai jantung dari penduduk Provinsi Cordoba, dan merupakan tempat asal juara dunia ganda WTCC José María López (juga tempat asal petenis David Nalbandian dan pemain sepak bola Javier Pastore) yang berjuang dalam olahraga balap mobil. Pada contoh (1) football, tennisman, footballeur dan sport merupakan kosakata serapan dari bahasa Inggris. Meskipun dalam bahasa Prancis terdapat istilah ball au pied sepak bola, tetapi dalam artikel tersebut kosakata football lebih dipilih untuk digunakan. Ortografis Pelafalan BIng Pelafalan BP football sepak bola [fʊtbɔ:l] [futbol] Football dilafalkan /fʊtbɔ:l/ dalam bahasa Inggris dan /futbol/ dalam bahasa Prancis. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Prancis sebagai bahasa penerima memiliki perbedaan dalam melafalkan kosakata serapan dari bahasa sumber bahasa Inggris, meskipun kata tersebut memiliki bentuk ortografis yang sama. Pada pelafalan football terdapat interferensi bunyi vokal, yakni fonem vokal [ʊ] dalam bahasa Inggris yang dilafalkan menjadi [u] oleh bahasa Prancis. Selain itu fonem vokal panjang [ɔ:] juga berubah menjadi vokal pendek [o] pada pelafalan bahasa Prancis. Football termasuk ke dalam kosakata serapan leksikal, yakni kata-kata yang diserap secara utuh dari bahasa asalnya, tanpa mengalami perubahan morfologi dalam penulisan. Dalam bahasa Inggris, football memiliki makna: 1) kata benda salah satu permainan yang dimainkan oleh tim dengan cara menendang bola atau 3

4 dapat juga bermain dengan menggunakan tangan, khususnya sepak bola di Inggris dan sepak bola di Amerika Serikat; 2) kata benda bola yang digunakan dalam olahraga sepak bola, baik berbentuk bulat (untuk sepak bola) atau oval (untuk bermain rugby dan sepak bola Amerika) dan biasanya terbuat dari kulit atau plastik yang diisi dengan udara yang padat 2. Dalam artikel olahraga berbahasa Prancis, football memiliki makna: 1) kata benda olahraga yang terdiri dari 22 pemain yang dibagi menjadi dua tim, yang dimainkan dengan cara menggiring bola sampai ke gawang lawan tanpa memakai bantuan tangan dan berlangsung selama dua kali 45 menit; 2) kata benda sepak bola Amerika, terutama di Amerika Serikat, olahraga yang dimainkan oleh dua tim terdiri atas masing-masing 11 pemain dimana diperbolehkan bermain dengan menggunakan kaki dan tangan. Dalam segi makna, sudah terlihat perbedaan antara makna yang terkandung dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis. Secara umum, football dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis memiliki makna yang sama, yakni olahraga menendang bola dengan menggunakan kaki dan dimainkan oleh dua tim terdiri atas masing-masing 11 orang. Akan tetapi, dalam bahasa Inggris terdapat makna lain yakni sebuah bola yang dimainkan dalam olahraga sepak bola, rugbi dan sepak bola Amerika. Komponen makna dari kosakata bahasa Inggris yang dipinjam ke dalam bahasa Prancis tersebut ternyata dapat mengalami penyempitan makna. 2 (diakses pada 4 Juni 2016 pukul 21:30) 4

5 1.2 Permasalahan Setiap bahasa memiliki cara tersendiri dalam menyerap kosakata asing. Bahasa Prancis memiliki kekhasan dalam menyerap kosakata dari bahasa Inggris. Kekhasan tersebut dapat meliputi beberapa aspek lingual. Oleh karena itu, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penyerapan kosakata dari bahasa Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa Prancis, ditinjau dari segi fonologi, morfologi dan semantik. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan proses penyerapan kosakata dari bahasa Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa Prancis ditinjau dari segi fonologi, morfologi dan semantik. 1.4 Tinjauan Pustaka Penulis mengamati bahwa penelitian yang membahas mengenai penyerapan kosakata asing pernah dilakukan oleh Syamsul Hadi (2003) dalam Kata-kata Serapan dari Bahasa Arab yang Terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam disertasinya, Hadi menganalisis pengaruh suatu bahasa terhadap bahasa lain. Analisis meliputi aspek fonologis, morfologis dan semantis. Selain itu, Nani Kusrini (2000) dalam skripsi berjudul Anglicisme dalam Majalah Elle: Sebuah Tinjauan Sosiolinguistik membahas bagaimana bentuk pemakaian, pelafalan dan faktor sosial apa saja yang mempengaruhi banyaknya kosakata pinjaman dari bahasa Inggris yang dipakai dalam Majalah Elle Prancis. Dalam menganalisis data, Nani menggunakan teori morfosintaksis, fonetik dan sosiolinguistik. 5

6 Kemudian penelitian dengan objek material berita olahraga sudah pernah dilakukan sebelumnya. Fifi Zulfayani (2008) meneliti gaya bahasa dalam skripsinya yang berjudul Gaya Bahasa Berita Ulasan Sepakbola. Fifi meneliti jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam penulisan berita ulasan pertandingan sepak bola berbahasa Prancis di situs berita online menggunakan analisis data dengan metode deskriptif. Pada tahun 2013, Ari Nurweni menulis jurnal yang berjudul Meanings of English Loanwords In Indonesian Articles of Sport. Ari memaparkan makna kata pinjaman dari bahasa Inggris dalam teks olahraga berbahasa Indonesia menggunakan analisis komponen makna. Pada tahun yang sama, Destalian Bata Mallua menulis skripsi berjudul Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Prancis Dalam Bahasa Indonesia Di Bidang Mode. Destalian meneliti perubahan makna yang terjadi dalam kata serapan bidang mode dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna tersebut. Metode yang dipakai adalah teknik padan, selanjutnya dianalisis menggunakan teori semantik khususnya perubahan makna. Sejauh ini, penelitian yang menganalisis proses penyerapan kosakata bahasa Inggris dalam artikel olahraga online berbahasa Prancis ditinjau dari aspek fonologi, morfologi dan semantik masih belum ditemukan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menjadikan topik tersebut sebagai fokus analisis. 6

7 1.5 Landasan Teori Kontak Bahasa Dalam suatu masyarakat yang multilingual, kontak bahasa merupakan hal yang wajar terjadi. Ketika dua bahasa atau lebih digunakan oleh orang yang sama, maka hal inilah yang dinamakan dengan kontak bahasa. Keadaan atau penggunaan dua bahasa ini disebut dengan bilingualisme, sedangkan orang yang mampu berbicara dua bahasa disebut bilingual (Weinreich, 1979: 1). Kontak-kontak bahasa itu menyebabkan munculnya kata serapan. Kata serapan atau kata pinjaman adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain (Hudson, 1986: 58). Bahasa Inggris memiliki sistem kebahasaan yang berbeda dengan bahasa Prancis. Perbedaan sistem kebahasaan bahasa satu dengan bahasa yang lain mengakibatkan adanya proses penyesuaian dalam proses penyerapan kosakata asing. Penyesuaian-penyesuaian meliputi aspek kebahasaan: tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) Media Online Menurut Carolyn M. Byerly dan Karen Ross (2006: 17), media merupakan agen yang berpontensi kuat dalam sosialisasi yakni dapat memperlihatkan kepada kita sebuah role model, menganugerahkan sebuah status dan menunjukkan perilaku yang dianggap layak sehingga mendorong lahirnya sebuah stereotip. Perkembangan zaman yang pesat menuntut media agar dapat menyampaikan informasi secara cepat. Hal inilah yang kemudian menyebabkan munculnya media online. Media online memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media cetak. 7

8 Selain menyajikan berita terbaru dengan waktu yang sangat cepat serta mudah untuk diakses, media online juga dapat mencantumkan video dan suara dalam memberitakan sebuah informasi. Dalam proses mengakses media online, kita diharuskan untuk mengerti teknologi serta paham akan cara penggunaan perangkat canggih seperti komputer, laptop, handphone, tablet dan lain-lain. Oleh karena itu, tak heran apabila masyarakat golongan menengah ke atas lah yang biasanya menjadi pembaca media online Proses Penyerapan Kosakata Asing Penyerapan sebuah kosakata asing biasanya dimulai dari bentuk lisan yang kemudian diikuti dalam bentuk tulis (Hadi, 2003:78). Bentuk lisan memiliki kaitan yang sangat erat dengan kajian fonetik dan fonologi. Menurut Verhaar (2010) fonetik digunakan untuk mendeskripsikan bunyi-bunyi dengan alat-alat ucap, sedangkan fonologi digunakan untuk menentukan bagaimana pola-pola bunyi tersebut di dalam sebuah bahasa. Bunyi yang membedakan atau bunyi distingtif disebut fonem. Dalam fonologi, terdapat dua macam bunyi yakni bunyi vokal dan bunyi konsonan. Penggolongan bunyi ini didasarkan pada ada tidaknya hambatan terhadap arus udara saat bunyi diproduksi. Bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang arus udaranya tidak mengalami rintangan, sementara bunyi konsonan merupakan bunyi yang mengalami hambatan dari alat-alat artikulasi yakni penyempitan atau penutupan pada saat bunyi diproduksi. 8

9 Bahasa Inggris Fonem Vokal Bahasa Inggris Bahasa Inggris memiliki 12 fonem vokal yang terdiri dari tujuh vokal pendek dan lima vokal panjang. Dalam bahasa Inggris terdapat 10 diftong atau vokal rangkap dua. Berikut daftar vokal dan diftong dalam bahasa Inggris: i: see ɔ: saw eɪ page ɔɪ join ɪ sit ʊ put əʊ home ɪə near e ten u: too aɪ five eə hair æ hat ʌ cup ʊə poor aʊ now ɑː arm з: fur ɒ got ə ago Berikut merupakan bagan fonem vokal bahasa Inggris: Bagan Fonem Vokal Bahasa Inggris diambil dari Roach (2001:8) Fonem Konsonan Bahasa Inggris Dalam bahasa Inggris, konsonan diproduksi di delapan tempat artikulasi (McMahon, 2002:41). Bahasa Inggris memiliki 24 (dua puluh empat) fonem konsonan, yakni /p/, /b/, /t/, /d/, /k/, /g/, /f/, /v/, /θ/, /ð/, /s/, /z/, /ʃ/, /ʒ/, /h/, /l/, /r/, /m/, /n/, /ŋ/, /w/, dan /y/. Berikut deskripsi mengenai tempat-tempat yang memungkinkan kita untuk membentuk sebuah sistem fonem konsonan lengkap. 9

10 a. Bilabial Pada bunyi bilabial, artikulator yang aktif adalah bibir bawah. Sementara bibir atas sebagai artikulator pasif. b. Labio-dental No. Konsonan Contoh Kata 1. /p/ pie 2. /b/ by 3. /m/ my Bunyi labio-dental merupakan bunyi yang diproduksi dengan bibir bawah sebagai artikulator aktif. Akan tetapi dengan cara menggerakannya naik ke arah gigi bagian atas. c. Dental No. Konsonan Contoh Kata 1. /f/ fat 2. /v/ vat Pada kebanyakan bunyi dalam bahasa Inggris, artikulator aktif terdapat pada bagian dari lidah. d. Alveolar No. Konsonan Contoh Kata 1. /θ/ thigh 2. /ð/ thy Bunyi alveolar diproduksi di ujung lidah saat lidah bergerak. Gerakan ini terasa seperti saat Anda menekuk lidah tepat dibelakang gigi depan atas. No. Konsonan Contoh Kata 1. /t/ tie 2. /d/ die 3. /n/ nigh 4. /s/ sip 5. /z/ zip 6. /r/ rip 7. /l/ lip 10

11 e. Post-alveolar Bunyi post-alveolar diproduksi di daun lidah sebagai artikulator aktif bersamaan dengan bagian-bagian punggung lidah dan langit-langit keras (palatal) sebagai artikulator pasif. f. Palatal No. Konsonan Contoh Kata 1. /ʃ/ ship 2. /ʒ/ beige 3. /tʃ/ chunk 4. /dʒ/ junk Bunyi palatal diproduksi oleh bagian depan lidah yang bergerak naik menuju langit-langit keras. Sejauh ini, bunyi palatal ditemukan pada konsonan /j/ seperti pada kata yes. g. Velar Untuk bunyi velar, belakang lidah merupakan artikulator aktif. Sementara itu velum atau langit-langit lunak. h. Glotal No. Konsonan Contoh Kata 1. /k/ cot 2. /g/ got 3. /ŋ/ rang 4. /x/ loch Bunyi glotal merupakan bunyi minoritas dalam hal artikulasi karena diproduksi tanpa menggunakan lidah. Dalam bahasa Inggris, bunyi glotal terdapat pada fonem /h/ dengan contoh kata high. 11

12 Bahasa Prancis Fonem Vokal Bahasa Prancis Bahasa Prancis memiliki fonem yang lebih banyak daripada bahasa Inggris. Terdapat 16 (enam belas) fonem vokal yang terdiri dari 12 (dua belas) vokal murni yakni /i/, /e/, /ɛ/, a/, /ɑ/, /ɔ/, /o/, /u/, /y/, /ø/, /œ/, /ə/ dan 4 (empat) vokal nasal atau vokal sengau, yakni /ɛ /, /œ /, /ɔ /, dan /ã/. Berikut tabel vokal bahasa Prancis. Tabel Fonem Vokal Bahasa Prancis Non Labial Labial Depan Belakang Tertutup Terbuka Tertutup Terbuka Oral Nasal Oral Nasal [i] si [e] dé [ɛ ] pin [y] vu [ø] feu [ɛ] mer [a] date [œ] leur [ə] gredin [œ ] un [u] ou [o] ose [ɔ] note [ɑ] bas [ɔ ] on [ã] an Fonem Konsonan Bahasa Prancis Bahasa prancis memiliki fonem konsonan yang lebih sedikit dibanding bahasa Inggris. Terdapat 21 fonem konsonan yang terdiri dari 18 (delapan belas) fonem konsonan yakni /p/, /t/, /k/, /b/, /d/, /g/, /m/, /n/, /ŋ/, /f/, /s/, /ʃ/, /v/, /z/, /ɲ/, /l/, /r/, /ʒ/ dan 3 (tiga) fonem semi-vokal, yakni /w/, /ɥ/, dan /j/. 12

13 Tabel Fonem Konsonan Bahasa Prancis Labial Dental Palatal Velar Oral [b] bal [p] pol [d] dur [t] tir [g] gare [k] col [v] vol [f] fer [z] zut [s] sol [ʒ] jur [ʃ] char [l] lac [R] rat [w] oui [ɥ] nui [j] yeux Nasal [m] mer [n] non [ɲ] digne [ŋ] ring Bahasa Prancis memiliki beberapa cara dalam membentuk kosakata serapan baru, yakni dengan penambahan elemen non-otonom, afiks (imbuhan) pada kata atau pada akar kata. Hal ini dapat berupa derivasi, atau juga gabungan beberapa kata yang sudah ada, dan bisa berupa modifikasi kata yang sudah ada sebelumnya. Derivasi merupakan cara pembentukan sebuah unit leksikal baru dengan penambahan afiks. Apabila imbuhan atau elemen non-otonom terletak di akhir kata, maka imbuhan ini disebut sufiks. Apabila imbuhan terletak di depan kata yang sudah ada, maka imbuhan tersebut dinamakan prefiks, sedangkan proses penambahan prefiks disebut prefiksasi (Grevisse, 1993:197). Proses afiksasi lainnya adalah fleksi. Fleksi merupakan cara pembentukan kata sebagai unsur leksikal yang sama (Verhaar, 2010:121). Apabila terdapat penambahan sufiks dan prefiks secara bersamaan pada satu kata yang sama, maka hal ini disebut dengan derivasi parasynthétique, sedangkan derivasi regresif adalah pembentukan unit leksikal baru dengan cara menghilangkan sufiks atau prefiks. Terdapat pula derivasi impropre, yakni berubahnya kelas kata atau kategori gramatikal sebuah kata tanpa adanya modifikasi terhadap bentuk asli kata tersebut (Grevisse, 1993:198). 13

14 Sebuah kata yang diserap dari satu bahasa ke bahasa lain pasti memiliki pengaruh terhadap perbendaharaan kosakata di dalam kamus bahasa penerima. Pengaruh ini menyerupai tiga hal: 1) kebingungan tentang makna antara kata serapan yang baru dengan kosakata atau istilah lama yang telah ada dalam bahasa penerima; 2) menghilangnya kosakata lama; dan 3) tetap dipakainya kosakata lama dan kata serapan baru dengan pemberian makna khusus atau makna berbeda untuk masing-masing kata tersebut (Weinreich, 1979:54). Samsuri (1994) menggolongkan perubahan makna suatu kata dapat berupa penambahan, penggurangan dan penggantian. Apabila sebuah kata atau leksem yang awalnya hanya memiliki satu makna kemudian berkembang menjadi memiliki lebih dari satu makna, hal ini dinamakan perluasan makna. Akan tetapi, jika sebuah leksem yang awalnya memiliki banyak makna kemudian berubah terbatas hanya memiliki satu saja, hal ini dinamakan penyempitan makna. Selain itu, terdapat perubahan makna total atau penggantian makna, yakni apabila sebuah leksem berkembang menjadi bermakna baru. Perubahan makna baru dari makna lama terkadang memiliki hubungan yang sangat jauh, meskipun keduanya masih berkaitan satu sama lain. 14

15 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari situs laman L Équipe dipilih karena merupakan koran olahraga yang paling banyak dibaca, yakni dengan total pembaca setiap harinya berdasar studi One oleh lembaga Audipresse 3. Artikel pada situs L Équipe dipilih secara acak dengan rentang waktu sejak 17 April 28 April Artikel-artikel tersebut kemudian dipindai ke komputer dan dicatat kata-kata apa saja yang termasuk ke dalam kosakata bahasa Inggris. Data berupa kata-kata yang kemudian dicek kembali dalam kamus besar bahasa Prancis Le Petit Larousse Data yang terpilih kemudian dianalisis menggunakan analisis fonologi, morfologi dan semantik. Metode agih dan metode padan merupakan meode yang dipilih dalam analisis. Metode agih merupakan metode yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15). Dalam analisis morfologi, penulis akan menerapkan teknik bagi unsur langsung. Dalam pembagian unsur, sebuah kata akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu akar kata dan imbuhan sehingga dapat diketahui morfem yang terkandung dalam kata dan bagaimana proses pembentukan kata serapan tersebut. Dalam analisis semantik, analisis komponen digunakan untuk mengetahui makna apa saja yang terkandung dalam 3 Top 10 des quotidiens les plus lus : les gratuits toujours à la Une oleh Damien Grosset diakses dari pada 6 Juni 2016 pukul 15:05 15

16 sebuah kata untuk kemudian dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan makna antara kosakata bahasa sumber dengan kosakata serapan bahasa penerima. Sedangkan metode padan merupakan metode yang alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993: 13). Metode yang dipakai yakni metode padan intralingual. Metode padan intralingual digunakan untuk membandingkan dua hal yang berhubungan. Metode ini dipakai dalam analisis fonologi. Di sini, yang dihubungkan adalah unsur bahasa yang bersifat lingual, yakni fonem. Teknik yang dipakai adalah teknik hubung banding menyamakan dan teknik hubung banding membedakan. Pada tahapan akhir, hasil analisis data akan dijabarkan dalam bentuk uraian beserta kesimpulan. 1.7 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri atas tiga bab. Bab I berisikan latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penyajian. Pada bab II akan dijabarkan analisis data dan pembahasan dengan analisis fonologi, morfologi dan semantik. Selanjutnya hasil analisis dan kesimpulan akan disampaikan pada bab III. 16

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah

BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah membuktikan bahwa adanya persamaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa di dunia memiliki keunikan tersendiri antara satu dengan lainnya. Di dalam setiap bahasa selalu terdapat pola pembentukan kata yang secara sistematis

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga 320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti Bab 5 Ringkasan Seperti kita ketahui bahwa di seluruh dunia terdapat berbagai bahasa yang berbedabeda baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa

Lebih terperinci

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY

CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY CHAPTER V SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY Faculty of Humanities English Department Program Strata 1 THE DIFFICULTY OF PRONOUNCING ENGLISH FRICATIVES BY SPEAKERS OF INDO-EUROPEAN LANGUAGE Cristine Natalia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dijadikan acuan bagi para guru untuk lebih menekankan aspek

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dijadikan acuan bagi para guru untuk lebih menekankan aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis kesalahan berbahasa bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan pelajar dalam mempelajari bahasa kedua. Hasil dari analisis kesalahan ini kemudian dijadikan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Fonetik dan Fonologi Fonetik dan fonologi sangat berkaitan dan keduanya berhubungan dengan satuan terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1),

Lebih terperinci

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya Manusia dalam hidupnya selalu berkomumkasi dengan manusia yang lain lewat bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dengan pendengar berupa bunyi-bunyi.

Lebih terperinci

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang FONETIK Pengantar Linguistik Jepang Fonetik 10 Maret 2014 DEFINISI Definisi dari Para Linguis Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik Sheddy N. Tjandra Fonologi Jepang Harimurti Kridalaksana 1. Ilmu yang

Lebih terperinci

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal 1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang 109 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Lebih terperinci

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh semua masyarakat yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Keraf (1984: 17) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2008:24).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan 94 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses morfologi yang ditemukan dalam penelitian ini ada dua yaitu afiksasi dan reduplikasi. Afiksasi yang ditemukan berupa prefiksasi, sufiksasi, konfiksasi dan simulfiksasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik yang sedang dibahas agar dapat membantu melengkapi

Lebih terperinci

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) Debby Yuwanita Anggraeni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI peacoy@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Perancis, mahasiswa banyak disuguhkan beranekaragam pengetahuan dasar mengenai pembelajaran bahasa Perancis. Pengetahuan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu penelitian, maka dibutuhkan sebuah metode penelitian. Metode ini dijadikan pijakan dalam

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,

Lebih terperinci

Kata Kunci: prokem, masyarakat Desa Giri, sosiolinguistik.

Kata Kunci: prokem, masyarakat Desa Giri, sosiolinguistik. ABSTRAK Penelitian yang berjudul Pembentukan Prokem dalam Komunikasi Masyarakat Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik: Kajian Sosiolonguistik bertujuan untuk mendeskripsikan pola pembentukan prokem

Lebih terperinci

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia Assalamu alaikum Wr. Wb Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ide, gagasan, pikiran, perasaan, pengalaman dan pendapat. Oleh karena itu bahasa

Lebih terperinci

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Setiap bahasa yang digunakan di masing-masing negara memiliki bunyi yang berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu bahasa,

Lebih terperinci

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) Oleh : Fitria Dwi Apriliawati pendidikan bahasa dan sastra jawa Fitria_Dwi97@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. 1. Variasi kedaerahan bahasa Jawa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa persamaan dan perbedaan perubahan fonem yang terjadi pada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia

Lebih terperinci

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA Muh. Faisal P ada unit IV dalam bahan ajar cetak mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD ini dibahas mengenai Struktur Fonologi dan Morfologi Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. dalam konteks pembelajaran front office melalui pengembangan teknik kartu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. dalam konteks pembelajaran front office melalui pengembangan teknik kartu BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka kajian pustaka memusatkan penelitian tentang peningkatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Labioshizchis atau lebih dikenal dengan bibir sumbing ini merupakan kelainan bawaan yang timbul saat pembentukan janin yang menyebabkan adanya celah di antara kedua

Lebih terperinci

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan Prof.Madya Dr. Zaitul Azma Binti Zainon Hamzah Jabatan Bahasa Melayu Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Universiti Putra Malaysia 43400

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA

PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA PEMAKAIAN BAHASA GAUL PENYIAR RADIO JPI FM DALAM ACARA POPIKU PADA BULAN FEBRUARI MINGGU PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan dalam menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir semua anak yang dilahirkan. Kemampuan itu dapat diperoleh tanpa harus memberikan pengajaran khusus

Lebih terperinci

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri yang sekaligus menjadi hakikat setiap bahasa adalah bersifat dinamis (Chaer, 2003: 53). Dinamis dalam hal ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah Oto Plus adalah majalah yang mengupas tentang berbagai bidang otomotif, diantaranya adalah bidang modifikasi, modif balap dan masih banyak lagi bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. linguistik yang merupakan ilmu bahasa yang sangat berkaitan dengan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut juga merambah di bidang linguistik yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia memiliki daya pikat tersendiri bagi peneliti asing. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia memiliki daya pikat tersendiri bagi peneliti asing. Meskipun 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, uraian masalah, tujuan, manfaat, asumsi dasar, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang

Lebih terperinci

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra FONOLOGI Pengantar Linguistik Umum 13 November 2013 Nadya Inda Syartanti PENGANTAR 1 2 Aspek Fisiologis Bahasa Bagaimana bunyi ujaran terjadi; Darimana udara diperoleh; Bagaimana udara digerakkan; Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : 1402408022 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab V terbagi menjadi dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV sebelumnya. 5.1 Simpulan Tujuan utama penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam BAB III, akan dipaparkan metode, definisi operasional, uraian data dan korpus, instrumen, teknik pengumpulan, dan teknik pengolahan. Adapun pemaparan hal-hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam dialek. Istilah dialek merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh sekelompok masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418 ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Undip ABSTRACT Dari pemaparan dalam bagian pembahasan di atas, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran.

BAB 4 PENUTUP. saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran. BAB 4 PENUTUP Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya dan sebagai langkah akhir pada Bab 4 ini, dikemukakan simpulan hasil penelitian dan saran-saran. Berikut ini diuraikan secara

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI Kita kembali dulu melihat arus ujaran yang diberikan pada bab fonologi yang lalu { kedua orang itu meninggalkan ruang siding meskipun belum selesai}. Secara bertahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa, metode dan media. Unsur ini diperlukan baik dalam pembelajaran bahasa daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa asing, berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai oleh pembelajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan (2008:1) bahwa:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan asal-usulnya, kosakata bahasa Jepang (goi) terbagi atas wago, kango dan gairaigo. Wago ( 和語 ) adalah kosakata bahasa Jepang asli yang biasanya ditulis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia. Manusia mengungkapkan keinginan, pesan, ide, gagasan, dan perasaan kepada orang lain

Lebih terperinci

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS Nuraeni, Shinta Yunita Tri. 2017. Abreviasi dalam Menu Makanan dan Minuman di Kota Semarang: Suatu Kajian Morfologis.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, penulis menghimpun beberapa simpulan, antara lain (1) proses pembentukan mi, ji, dan pi serta penggunaannya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, seseorang tidak dapat berinteraksi dengan

Lebih terperinci

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip tiani.riris@gmail.com Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dapat diketahui struktur fonologi, morfologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang 49 BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang digunakan. Pada bab ini akan dibahas langkah-langkah penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya (Sugono ed., 2015:872). Beritaberita dalam surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai bahasa. Bahasa dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selalu mengalami perubahan dari masa ke masa sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan bahasa telah menempatkan bahasa asing pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut masuk dan mempengaruhi perkembangan

Lebih terperinci