HUBUNGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR (BAB) DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA KRAJAN KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN
|
|
- Adi Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR (BAB) DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA KRAJAN KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN Ambar Winarti, Suci Nurmalasari ABSTRAK Perilaku buang air besar sembarangan sangat merugikan kesehatan, ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit, salah satunya adalah diare. Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, hal ini dibuktikan dengan masih tinggi angka kejadian diare di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten sebanyak 36,7 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku buang air besar (BAB) dengan kejadian diare di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di Desa Krajan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten pada bulan Juli Populasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu sebanyak 98 responden. Instrumen yang digunakan berupa koesioner, kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan 34,7% responden berperilaku salah dan 36,7% responden mengalami diare. Kesimpulan penelitian ini adalah perilaku buang air besar (BAB) pada masyarakat di Desa Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten berhubungan dengan kejadian diare. Kata kunci: perilaku buang air besar, diare.
2 14 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016 I. PENDAHULUAN Pembangunan nasional yang berkelanjutan adalah terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan pembangunan nasional bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang fundamental dan merupakan salah satu unsur penting dari kesejahteraan. Kesehatan merupakan investasi sumber daya manusia, dengan masyarakat yang sehat maka produktifitas masyarakat akan meningkat dan pada gilirannya akan meningkatkan daya saing bangsa Indonesia (Nur H, 2010). Dalam mencapai derajad kesehatan yang tinggi bangsa Indonesia menghadapi tantangan yaitu adanya triple burden (beban berlipat 3) jenis penyakit pertama adalah penyakit konvensional, termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah penyakit diare, infeksi saluran pernafasan akut, tetanus, demam berdarah. Hal ini dipengaruhi oleh buruknya saluran air bersih, perumahan yang padat, penanganan sampah yang kurang baik, polusi udara serta air. Jenis penyakit kedua adalah penyakit yang baru muncul (Newemerging diseases) seperti HIV AIDS dan flu burung. Jenis penyakit ketiga adalah penyakit yang telah lama hilang kemudian muncul lagi (Re-emerging diseases) seperti kemunculan polio, dan yang terakhir adalah gizi buruk (Dinkes Aceh, 2009) Data Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten tahun 2008 didapatkan penderita diare dan pada tahun 2009 terdapat penderita diare. Diare banyak dialami pada anak usia lebih dari 5 tahun (Dinas Kesehatan Klaten). Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali dalam satu hari yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes R I, 2002) Diare ditularkan secara fekal oral yaitu masuknya makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja dan muntahan penderita diare. Penularan diare bisa juga disebabkan karena sanitasi yang buruk misalnya perilaku buang air besar (BAB) disembarang tempat, tidak mencuci tangan sesudah BAB, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan (Sunoto, 2002). II. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif analitik yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif dan mencari
3 Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku. 15 hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subyek. Pendekatan waktu yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian dengan pengumpulan data dilakukan hanya satu kali dalam waktu yang bersamaan dan peneliti tidak melakukan tindak lanjut (Notoatmojo, 2002). Pengambilan sampel dilakukan secara sampling purposive berjumlah 98 diperoleh dari total sampling warga yang tinggal di Desa Krajan Kecamatan Jatinom yang berjumlah 3474 orang. Dalam penelitian ini menggunakan dua buah koesioner. Koesioner pertama untuk mengukur perilaku BAB yang terdiri 4 pertanyaan, dengan model jawaban skala goodmen (ya dan tidak) scoring jawaban ya 1 dan tidak 0. Koesioner kedua terdiri 7 pertanyaan untuk mengkaji kejadian diare dan pengobatan, dengan model jawaban skala goodmen (ya dan tidak) scoring jawaban ya 1 dan tidak 0 Untuk melakukan uji signifkansi, data yang diperoleh dianalisis chi square dengan taraf signifikansi yang dipakai adalah 5%. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Gambaran karakteristik responden a.) Distribusi responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Umur di Desa Krajan Umur Frekuensi Persentase < ,7% ,8% ,5% Total ,0% Berdasarkan data tabel 4.1 menunjukkan 41,8% responden dengan umur b.) Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Krajan Jenis kelamin Frekuensi Persentase Perempuan 49 50% Laki-laki 49 50% Total ,0% Berdasarkan data tabel 4.2 menunjukkan bahwa jenis kelamin antara responden laki-laki dan perempuan sama 50%.
4 16 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016 c.) Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan di Desa Krajan Pendapatan (Rp) Frekuensi Persentase , , ,6% , , ,3% , ,00 1 1,0% , ,00 3 3,1% Total ,0% Berdasarkan data tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan pendapatan sebanyak Rp ,00- Rp ,00 yaitu 79,6% dan responden dengan pendapatan Rp ,00- Rp ,00 yaitu 1,0%. d.) Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Krajan Pendidikan Frekuensi Persentase SMP 34 34,7% SMA 59 60,2% Perguruan Tinggi 5 5,1% Total ,0% Berdasarkan data tabel 4.4 menunjukkan bahwa 60,2% responden berpendidikan SMA. e.) Perilaku Tabel 4.5 Distribusi Responden Perilaku BAB di Desa Krajan Perilaku Frekuensi Persentase Benar 64 65,3% Salah 34 34,7% Total % Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa 34,7% responden berperilaku salah.
5 Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku. 17 f.) Diare Tabel 4.6 Distribusi Responden Diare di Desa Krajan Diare Frekuensi Persentase Sehat 62 63,3% Diare 36 36,7% Total ,0% Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa 36,7% responden mengalami diare. g.) Hubungan Perilaku BAB dengan kejadian diare Tabel 4.7 Hubungan Perilaku BAB dengan kejadian Diare di Desa Krajan Perilaku Sehat diare total P OR CI BAB N % N % N % Benar , ,3 0,002 4,286 1,765-10,404 Salah 14 14, , ,7 Total 62 63, , ,0 Berdasarkan data tabel 4.7 diketahui bahwa 20,4% responden berperilaku salah mengalami diare dan responden berperilaku benar mengalami diare sebanyak 16,3%. Berdasarkan uji statistik chi square dengan nilai p= 0,002 ( p<0,05 ), didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare di Desa Krajan. Nilai odd ratio (OR) yaitu 4,286 (CI 1,765-10,404 ) merupakan responden yang berperilaku salah akan mengalami diare sebanyak 4,286 kali, dibandingkan dengan responden yang berperilaku benar. 3.2 Pembahasan Karakteristik responden sebagai berikut: umur, pendapatan dan pendidikan. 1. Umur Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 41,8% responden berumur tahun. Pemahaman seseorang meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dalam hal pencegahan penyakit, usia merupakan faktor resiko yang berhubungan dengan sejarah keluarga dan kebiasaan personal (Potter and Peryy, 2005), hal ini diharapkan dengan
6 18 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016 bertambahnya usia maka kebiasaan sanitasi personal seharusnya lebih bisa meningkat. 2. Pendapatan Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 79,6% responden berpendapatan Rp ,00 - Rp ,00. Pendapatan merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas PHBS (Daud, 2009). Hal ini juga sesuai dengan pendapat Faturahman dan Mollo (1995) bahwa tingkat pendapatan berkaitan dengan kemiskinan yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat. Hal ini sesuai penelitian Widoyono (2008) bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat wawasan masyarakat mengenai sanitasi lingkungan. 3. Pendidikan Berdasarkan data yang didapat 60,2% responden berpendidikan SMA, pendidikan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang. Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Goodman (2001), bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi harus lebih bisa memelihara tingkat kesehatan dari pada seseorang yang berpendidikan lebih rendah. Sehingga orang yang berpendidikan lebih tinggi lebih mudah untuk menjaga kesehatan di lingkungan. 4. Perilaku Buang Air Besar (BAB) Berdasarkan dari tabel 4.5 diketahui bahwa 34,7% responden berperilaku salah. Semakin seseorang berperilaku benar maka tidak mudah terserang suatu penyakit, tetapi jika semakin salah cara berperilaku seseorang tersebut maka mudah terserang penyakit ( Sipri, 2009) Menurut Mubarok et.al (2007) perilaku seseorang/masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Perilaku manusia secara operasional dapat dikelompokkan menjadi 3 macam domain, yaitu perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan nyata/perbuatan 5. Diare Berdasarkan dari tabel 4.6 bahwa terdapat 36,7% responden terkena diare dan berdasarkan hasil koesioner sebanyak 71 responden saat mengalami berak encer frekuensinya lebih dari tiga kali dan sebanyak 50 responden tinja berbau saat mengalami berak encer.
7 Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku. 19 Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini terlihat masih tingginya angka kesakitan diare (Soebagyo, 2008). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjar Purwidiana Wulandari (2009) yang menunjukkan bahwa penderita diare pada balita di daerah Kabupaten Sragen sebanyak 20,1% dikarenakan faktor lingkungan yang buruk, sehingga seorang balita dapat terkena diare. 6. Hubungan perilaku BAB dengan kejadian Diare Perilaku buang air besar sembarangan mencerminkan adanya budaya masa bodoh masyarakat yang dapat diartikan sebagai sikap tidak peduli apa-apa, tidak ikut memikirkan perkara orang lain (Pusat Bahasa, 2008), dalam hal ini masyarakat tidak memperdulikan efek yang merugikan akibat buang air besar sembarangan terhadap diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Krajan menunjukkan 34,7% responden masih berperilaku salah, diantaranya 19,4% BAB di sungai. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2006), menyatakan bahwa: jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat merupakan penyebab terjadinya pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Tinja yang dibuang di tempat terbuka dapat digunakan oleh lalat yang berperan dalam penularan penyakit melalui tinja (faecal borne disease), lalat senang menempatkan telurnya pada kotoran manusia yang terbuka, kemudian lalat hinggap di kotoran dan makanan manusia (Soeparman dan Suparmin, 2003). Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain tifoid, paratifoid, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain (Chandra, 2006). Sarana sanitasi, perilaku hidup bersih sehat (PHBS) memiliki hubungan yang erat dengan kejadian diare. Perilaku mencuci tangan sebelum makan, sebelum memberi makan bayi dan juga setelah buang air besar menjadi faktor dalam memutus rantai penularan penyakit diare. Perilaku membuang kotoran (tinja) pada tempatnya (jamban) juga sangat berpengaruh dalam mencegah penularan penyakit diare.(sipri, 2009). Ada empat perilaku BAB yang diteliti jika masing-masing perilaku tersebut dihubungkan dengan kejadian diare maka didapatkan hasil sebagai berikut:
8 20 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016 a. Kepemilikan jamban berhubungan dengan kejadian diare. Tabel 4.8 Kepemilikan jamban berhubungan dengan kejadian diare Perilaku Diare (%) Kepemilikan jamban Ya Tidak 16,3% 19,4% Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa 16,3% responden yang memiliki jamban mengalami diare dan responden yang tidak memiliki jamban mengalami diare sebanyak 19,4%. b. Penggunaan jamban berhubungan dengan diare. Tabel 4.9 Penggunaan jamban berhubungan dengan diare. Perilaku Diare (%) Penggunaan jamban Ya Tidak 16,3% 19,4% Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa 16,3% responden menggunakan jamban untuk BAB mengalami diare dan responden yang tidak menggunakan jamban untuk BAB mengalami diare sebanyak 19,4%. Dapat dilihat bahwa tempat pembuangan tinja mempengaruhi terjadinya diare atau suatu penyakit, menurut Soeparman dan Suparmin (2003) tinja yang dibuang di tempat terbuka dapat digunakan oleh lalat yang berperan dalam penularan penyakit melalui tinja (faecal borne disease), lalat senang menempatkan telurnya pada kotoran manusia yang terbuka, kemudian lalat hinggap di kotoran dan makanan manusia c. Cuci tangan dengan sabun setelah BAB berhubungan dengan diare. Tabel 4.10 Cuci tangan dengan sabun setelah BAB berhubungan dengan diare Perilaku Diare (%) Cuci tangan dengan sabun Ya Tidak 30,6% 4,1% Berdasarkan table 4.10 menunjukkan bahwa 30,6% responden cuci tangan dengan sabun setelah BAB mengalami diare dan responden yang tidak cuci tangan dengan sabun setelah BAB
9 mengalami diare sebanyak 4,1 %. Kesimpulannya bahwa responden yang cuci tangan angka kejadian diare lebih tinggi dari pada responden yang tidak cuci tangan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh aksi terpadu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang menyatakan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan angka kejadian diare. Dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan cuci tangan yang benar bukan berarti kuman yang membawa penyakit dapat mati karena kebiasaan cuci tangan setiap individu berbeda-beda, ada individu cuci tangan yang penting tangannya basah dan sudah terlihat bersih sehingga masih dapat menyebabkan kejadian diare. d. Mengeringkan setelah cuci tangan berhubungan dengan diare. Tabel 4.11 Mengeringkan setelah cuci tangan berhubungan dengan diare Perilaku Diare (%) Mengeringkan tangan Ya Tidak 20,4% 14,3% Berdasarkan table 4.11 menunjukkan 20,4% responden mengeringkan tangan mengalami diare dan yang tidak mengeringkan tangan mengalami diare sebanyak 14,3%. Kesimpulannya bahwa responden yang mengeringkan setelah cuci tangan angka kejadian diare lebih tinggi dari pada responden yang tidak mengeringkan setelah cuci tangan. Beberapa menyebutkan alat pengering (hand dryer atau handuk) membuat bakteri lebih dapat berkembang biak karena membuat tangan menjadi hangat, kondisi ini disukai bakteri. Penelitian lain juga mengatakan tisu toilet juga tidak bersih karena sudah terkontaminasi oleh bakteri (Kompas, 2000) IV. SIMPULAN DAN SARAN Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kejadian diare di Desa Krajan Kecamatan Jatinom sebanyak 36,7% responden. 2. Masyarakat Desa Krajan Kecamatan Jatinom sebanyak 34,7% responden masih berperilaku salah dalam BAB 3. Ada hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare di Desa Krajan Kecamatan Jatinom
10 22 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni SARAN 1. Bagi Institusi terkait (Puskesmas, Dinas Kesehatan) Hendaknya petugas kesehatan melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk memotivasi masyarakat dalam berperilaku BAB yang benar. 2. Masyarakat desa Krajan Merubah kebiasaan BAB sembarangan menjadi PHBS agar kejadian diare di Desa Krajan dapat terhindari. 3. Bagi peneliti lain Melakukan penelitian yang serupa dengan menambahkan instrument yang lain ( misalnya observasi),untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan memperkuat hasil penelitian.
11 Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku. 23 DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia. journal.ui.ac.id/upload/artikel/0. Diakses 4 April Afriani, E Hubungan Antara Penggunaan Sumber Air dan Kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Surakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UMS (Skripsi). Tidak diterbitkan. Annjar, P Hubungan Antar Faktor Lingkungan dan Sosiodemografi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Surakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UMS (Skripsi). Tidak diterbitkan. Ari Purwanti, Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Tatanan Rumah Tangga Terhadap Kejadian Diare Di Masyarakat Dusun Watu Desa Panjangrejo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Ilmu Keperawatan FK UGM (Skripsi). Tidak diterbitkan. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi ke IV, PT Rineka Cipta. Jakarta Daud, R Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Perilaku Masyarakat Dengan Kualitas Sanitasi Lingkungan Di Pesisir Pantai Desa Huangobotu Kecamatan Kabila Kabupaten Gorontalo. [Tesis] Yogyakarta:UGM. Dinkes Aceh,2009. Pengembangan Kota Sehat Untuk Mengatasi Masalah Urbanisasi. dinkes.acehprov.go.id Dikirismanto, Penyakit Diare. Media penunjang medis. dikirismanto.com/penyakit-diare.html -49k, Diakses 8 april Eka, S Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Diakses 28 Mei Faturahman dan Mollo Kemiskinan dan Kependudukan di Pedesaan Jawa: Analisis Data Suseno Pusat Penelitian Kependudukan. Yogyakarta: UGM. Goodman, A The Economics of Health And Health Care. Third edition.new Jersey: Upper Saddle River. Harvey, P Emergency Sanitation : Assessment and Programme Design. Diakses 2 Mei 2010.
12 24 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 7, No. 12, Juni 2016 Hidayat Aziz Aimul, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Jakarta:Medika Salemba. Machfoed Perilaku Sehat Dalam Prinsip-prinsip Kesehatan. Yogyakarta: UGM. Mansjoer A, Suoroha ita, Wardhani W, Setiawula W, Kapita selekta kedokteran, edisi 3. Jakarta: Media aresculapius. Mubarok, W.I, Chayatin. N, Rozikin, K., Supradi Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Metedologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta Pendidikan & Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Nur, H Diakses 28 juni Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Dinas Kesehatan.Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun htm Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Diakses 2 Mei Pemerintah Propinsi Jawa Tengah Dinas Kesehatan.Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun htm Republika, Juta Orang Buang Air Besar Sembarangan. genenetto.blogspot.com/2009/05/80-juta-orang-buang-air-besar.html - 233k. Diakses 8 April Simons-Morton B.G., Greene, W.H. and Gottlieb, N.H Introduction to Health Education and Health Promotion. Second edition. Waveland Press, Inc. Illinois, USA
13 Sipri, Sanitasi Perilaku dan Diare. Diakses 28 Mei Soebagyo, Diare Akut pada Anak. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press. Soemirat, J., Kesehatan Lingkungan, cetakan kelima. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sudigdo Sastroasmoro, Dasar-dasar Metedologi Penelitian Klinis. Sagung Seto. Jakarta. Sudjarwo, Gerakan Membebaskan Desa dari Perilaku BAB di sembarang tempat. Diakses 2 Mei 2010 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian. Bandung: IKAPI Suharyono, Diare Akut. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Sunoto, Buku Ajar Diare. Depkes RI. Jakarta. Ambar Winarti, Suci Nurmalasari, Hubungan Perilaku. 25 Syamsuddin, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Pemanfaatan Jamban Keluarga Di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie Provinsi NAD. Yogyakarta: Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM (Tesis). Tidak diterbitkan. Titie, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Aspek Hygiene dan Sanitasi. pamsimas.org/index.php?option:com.phocadownload. Diakses 8 April Wibowo, T., Soenarto, S., dan Pramono, D., Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Berdarah pada Balita di Kabupaten Sleman. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 20. No.1. maret Widjaja, Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka. Widoyono Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang: Penerbit Erlangga Widyastuti, P., (ed) Epidemiologi Suatu Pengantar, edisi 2. Jakarta : EGC
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI
HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI Ani Murtiana 1, Ari Setiyajati 2, Ahmad Syamsul Bahri 3 Latar Belakang : Penyakit diare sampai
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Lebih terperinciYulisetyaningrum ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat dalam kehidupan manusia
Lebih terperinciKata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga
HUBUNGAN SARANA PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN JENIS JAMBAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PILOLODAA KECAMATAN KOTA BARAT KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Septian Bumulo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN : 2337-9952 HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016 Meri Lidiawati Fakultas
Lebih terperinciEFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015
Ns. Apriza, M.Kep EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015 Ns. Apriza, M.Kep Dosen S1 Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Departemen Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciOleh : Suharno ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KETERSEDIAAN JAMBAN KELUARGA DI DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Suharno ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG
ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG DIMAZ PUJI SANTOSO D22.2010.00929 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE
PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE Andreas A.N*, Titi Astuti**, Siti Fatonah** Diare adalah frekuensi dan likuiditas buang air besar (BAB) yang abnormal, ditandai dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini 1), Basuki Rohmat 2) 1) Staf Pengajar STIKES An
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare hingga menjadi salah satu penyebab timbulnya kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia serta pada semua kelompok usia dapat diserang oleh diare,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Luas Puskesmas Pilolodaa Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo yaitu 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013
HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013 Marinawati¹,Marta²* ¹STIKes Prima Prodi Kebidanan ²STIKes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi seperti diare. Diare adalah suatu kondisi buang air besar dengan konsistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data nasional Indonesia pada tahun 2014 mencatat jumlah angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum
Lebih terperinciHubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya
Vol II, no. Januari 23 Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya Ernawatik¹, Nyna Puspitaningrum².
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia yang terus terjadi di suatu tempat tertentu biasanya daerah pemukiman padat penduduk, termasuk penyakit
Lebih terperinciSTUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015
STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015 Mahmudah FKM Uniska, Banjarmasin, Kalimantan Selatan E-mail: mahmudah936@gmail.com Abstrak Latar belakang: Diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian / lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli termasuk adneksanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan kehilangan cairan tubuh dalam 24 jam dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (Word Health Organization, 2009). Gejala ini manifestasi
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138
Lebih terperinciOleh : VIVI MAYA SARI No. BP
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI PEMUKIMAN NELAYAN KENAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015 Oleh : Beti khotipah ABSTRACT Di Negara berkembang dan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor kesehatan Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi transisi epidemiologi (epidemiological transition)yang harus menanggung beban berlebih (triple burden).
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG Irma Puspita Puji Astuti, Intan Silviana M, SKM, MPH Abstrak Penyakit diare
Lebih terperinciPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PENGGUNAAN AIR BERSIH, KEBIASAAN CUCI TANGAN, DAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF, PENGGUNAAN AIR BERSIH, KEBIASAAN CUCI TANGAN, DAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN Hermina Humune* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini merupakan penyebab kematian di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan di masyarakat sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Salah satu penyakit yang berbasis pada
Lebih terperinciManuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIARE PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DI DESA TEMUIRENG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Manuscript Oleh : KUKUH UDIARTI NIM : G2A212015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,
Lebih terperinciPENGARUH PHBS TATANAN RUMAH TANGGA TERHADAP DIARE BALITA DI KELURAHAN GANDUS PALEMBANG
PENGARUH PHBS TATANAN RUMAH TANGGA TERHADAP DIARE BALITA DI KELURAHAN GANDUS PALEMBANG Arie Kusumaningrum, Hepiriyani, Nurhalinah 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Kampung (HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. UMS. Anonim. Domain perilaku. April Februari 2011.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. dan Uhbiyanti, N. 1991. Ilmu pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Amelia, Imanda. 2009. Hubungan antara Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Pedagang
Lebih terperinciGambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah gangguan buang air besar/bab ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lendir(suraatmaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN
HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN Novie E. Mauliku dan Angga Rakhmadi Stikes Jenderal A. Yani Cimahi
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 7.1.1 Faktor sanitasi lingkungan yang mempengaruhi diare pada balita sebesar 87% didukung
Lebih terperinciJurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Jurnal CARE, Vol. 3, No., 05 5 PELAKSANAAN PROGRAM UKS DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Erlisa Candrawati ) ; Esti Widiani ) ),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN CIBABAT KECAMATAN CIMAHI UTARA 1 Budiman, 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia hingga saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan makin meningkatnya angka kesakitan diare
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat,
Lebih terperinciAnwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 13-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan masyarakat, dimana kualitas kondisi lingkungan yang buruk akan menimbulkan berbagai gangguan pada kesehatan
Lebih terperinciEni Wiharti*, Sri Rejeki**, Edy Wuryanto***
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIARE PADA BAYI DI DESA JERUK SARI KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN 5 ABSTRAK Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA Lilis Afrikayanti 1, Ninuk Sri Hartini 2, Sri Rahayu 3
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA PAPRINGAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di negara miskin dan negara berkembang, diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak 1,5 juta anak di bawah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA Afroh Fauziah 1,Sudarti 2 INTISARI Latar Belakang:Angka Kematian Bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular, penularan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II
ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RIWAYAT ISPA DAN DIARE DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CETAN KABUPATEN KLATEN. Rina Astuti ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT ISPA DAN DIARE DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CETAN KABUPATEN KLATEN Rina Astuti ABSTRAK Pada tahun 1996 menunjukkan kasus ISPA di Indonesia sebanyak
Lebih terperinciTHE RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY BEHAVIOR IN THE USAGE OF CLEAN WATER WITH THE DIARRHEA IN CHILDREN BELOW FIVE IN THE BARENG VILLAGE JOMBANG
HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA TENTANG PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DUSUN BARENG DESA BARENG KECAMATAN BARENG KABUPATEN JOMBANG THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY BEHAVIOR IN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana di maksud
Lebih terperinciDisusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR KELUARGA DI DESA KERJOKIDUL KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Lebih terperinciLampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.
79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT Novie E. Mauliku dan Eka Wulansari ABSTRAK Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan salah satu dari gangguan kesehatan yang lazim. dan Indonesia (Ramaiah, 2007:11). Penyakit diare merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu dari gangguan kesehatan yang lazim mempengaruhi banyak orang khususnya pada anak-anak. Diare juga penyebab utama penyakit dan kematian anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (www.datastatistik-indonesia.com)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan tumpuan bagi masa depan bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI Enda Silvia Putri Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar, Meulaboh Email: endasilvia@utu.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciDisampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.
KESEHATAN LINGKUNGAN Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Kebijakan terkait Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperincipeningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA
Lebih terperinciPENGARUH PHBS TATANAN RUMAH TANGGA TERHADAP DIARE BALITA DI KELURAHAN GANDUS PALEMBANG ABSTRAK
PENGARUH PHBS TATANAN RUMAH TANGGA TERHADAP DIARE BALITA DI KELURAHAN GANDUS PALEMBANG Arie Kusumaningrum 1, Hepiriyani 1, Nurhalinah 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Boediardja, A. S., dkk., Infeksi Kulit Pada Anak dan Bayi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonetion University
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, U. F., 2010. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit UI., 2010, Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan, UI- Boediardja, A. S., dkk., 2004. Infeksi Kulit Pada Anak dan Bayi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat diwujudkan jika masyarakat Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Zuraidah, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik
Lebih terperinci