BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama di dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama di dalam"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama di dalam suatu wilayah tertentu. Di dalam masyarakat tersebut, akan terjadi interaksi untuk mencoba memenuhi kebutuhan bersama serta bersosialisasi dengan sesama anggota masyarakat lainnya. Di dalam masyarakat terdapat keberagaman. Keberagaman tersebut dapat berupa ciri fisik yang khas, pekerjaan/mata pencaharian, pendidikan, status sosial, dan lain sebagainya. Di antara keberagaman tersebut, tunanetra merupakan salah satu di antaranya. Tunanetra merupakan istilah yang dikenal untuk menyebutkan orang yang mengalami kehilangan fungsi penglihatan. Kehilangan penglihatan sering mengakibatkan masalah-masalah sosial, seperti penolakan oleh lingkungan sosialnya, kesulitan membina hubungan sosial, dan sikap belas kasihan dan overproteksi dari orang-orang lain serta kesulitan mendapatkan pekerjaan (Golub, 2003). Selain itu, penyesuaian diri seorang tunanetra akan lebih lama dibandingkan dengan orang yang melihat. Karena penyesuaian diri seseorang dapat merupakan proses yang panjang, dan mungkin harus dilakukan melalui berbagai macam cara (Tarsidi, 2009). Masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh tunanetra dan penyesuaian diri yang lama disebabkan oleh persepsi dari masyarakat mengenai tunanetra. Helen

2 2 Keller (Dodds, 1993) bahkan mengamati bahwa hambatan utama bagi individu tunanetra bukan ketunanetraannya itu sendiri, melainkan sikap orang-orang yang melihat terhadap tunanetra tersebut. Keterbatasan-keterbatasan yang terkait dengan ketunaan sebagian besar diakibatkan oleh lingkungan yang tidak akomodatif dan sikap diskriminatif dari orang-orang yang melihat, bukan oleh kekurangan fungsional yang terkait dengan ketunaan itu sendiri Seelma (Bellini & Rumrill, 1999). Sebagian masyarakat menolak atau kurang menghargai keberadaan tunanetra karena memandang tunanetra tidak memiliki kemampuan atau potensi apa-apa dan selalu membebani orang lain. Begitupun dengan sikap orang tua yang menolak keberadaan anaknya tunanetra, memandangnya anaknya tidak dapat tumbuh menjadi orang sebagaimana yang telah diharapkan sebelum kelahirannya. Didaerah-daerah tertentu, seperti kota Jogjakarta menganggap tunanetra sebagai orang keramat, sehingga masyarakat awam di kota tersebut akan selalu berusaha melindungi dan memberi bantuan jika bertemu dengan tunanetra. Masyarakat seperti itu memiliki sikap belas kasihan dan overproteksi terhadap tunanetra yang sangat tinggi, hal ini peneliti ketahui dari pengakuan beberapa tunanetra yang peneliti temui dalam satu kesempatan ketika peneliti berkunjung ke kota tersebut. Dalam hal pekerjaan, sebagian besar masyarakat mempersepsikan tunanetra sebagai tukang pijat atau setidak-tidaknya memiliki keterampilan memijat. Anggapan tersebut berdasarkan pengalaman peneliti yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti yang kebetulan adalah seorang tunanetra dalam

3 3 beberapa kali bepergian mendapat pertanyaan habis pijat dimana?, padahal peneliti tidak memiliki keterampilan sama sekali dalam ilmu pijat. Persepsi ini mungkin disebabkan oarang-orang yang bertanya kepada peneliti memberikan bantuan pada tunanetra yang kebetulan mengaku mau pergi mijat, atau mungkin di lingkungan tempat tinggal mereka terdapat panti pijat yang dikelola oleh tunanetra. Anggapan atau pandangan mengenai tunanetra disebabkan oleh berbagai faktor, seperti seringnya seseorang berinteraksi dengan tunanetra atau memiliki pengetahuan mengenai ketunanetraan. Orang yang sering berinteraksi dengan tunanetra dengan yang jarang berinteraksi, akan memiliki persepsi yang berbeda mengenai tunanetra. Begitu pula orang yang memiliki pengetahuan dengan yang tidak memiliki pengetahuan mengenai ketunanetraan, akan berbeda persepsi terhadap tunanetra. Orang maupun masyarakat yang sering melakukan interaksi dengan tunanetra adalah orang yang di lingkungannya ada tunanetra yang tinggal. Untuk kmelihatan di kota Bandung yang banyak dijadikan tempat tinggal oleh tunanetra adalah di kelurahan hegarmanah dan di PSBN Wyata Guna Bandung. Di kelurahan Hegarmanah tunanetra yang menetap di kota Bandung menyatu dengan masyarakat lainnya, tidak seperti di PSBN Wyata Guna tunanetra yang menetap terpisah dari masyarakat umum. Oleh sebab itu, masyrakat Hegarmanah lebih banyak mengenal dan berinteraksi dengan tunanetra, sehingga masyarakat Hegarmanah memiliki persepsi sendiri tentang bagaimana sebenarnya tunanetra.

4 4 Atas dasar itulah maka peneliti mengambil judul pada penelitian tentang Persepsi Sosial Masyarakat Terhadap Keberadaan Tunanetra di Lingkungan Hegarmanah Bandung. B. Fokus Penelitian Untuk memberikan batasan yang jelas tentang permasalahan yang akan diteliti, maka perlu kiranya dikemukakan terlebih dahulu fokus penelitian dari penelitian ini. Adapun yang menjadi fokus penelitian di sini adalah : Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap keberadaan tunanetra yang tinggal di lingkungan Hegarmanah Bandung? Dari fokus penelitian tersebut peneliti merincinya menjadi beberapa subfokus penelitian agar lebih terarah. Adapun yang menjadi fokus penelitian itu adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi masyarakat Hegarmanah terhadap keberadaan tunanetra yang tinggal di lingkungannya? 2. Bagaimana interaksi sosial masyarakat dengan para tunanetra di lingkungan mayarakat Hegarmanah Bandung? 3. Masalah apa yang dihadapi antara masyarakat dengan tunanetra di lingkungan masyarakat Hegarmanah? 4. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan sehubungan dengan interaksi antara tunanetra dengan masyarakat?

5 5 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap keberadaan tunanetra yang tinggal di lingkungan Hegarmanah Bandung, yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan yang lebih spesifik, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Hegarmanah terhadap keberadaan tunanetra yang tinggal di lingkungannya. 2. Untuk mengetahui interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat dengan para tunanetra di lingkungan mayarakat Hegarmanah Bandung. 3. Untuk mengetahui permasalahan seperti apa yang dihadapi antara masyarakat dengan tunanetra di lingkungan masyarakat Hegarmanah. 4. Untuk mengetahui upaya-upaya dilakukan dalam mengatasi permasalahan sehubungan dengan interaksi antara tunanetra dengan masyarakat. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini, diharapakan dapat menjadi salah satu acuan untuk meluruskan persepsi masyarakat tentang tunanetra sehingga diskriminasi yang di alami tunanetra selama ini dapat diminimalisir. 2. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dijadikan wawasan baru tentang bagaimana peneliti bersikap setelah terjun ke masyarakat.

6 6 E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan utama ari pendekatan deskriptif ini ialah melukiskan keadaan sesuatu atau yang sedang terjadi pada saat penelitian berlangsung. F. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi penelitian ini adalah kelurahan Hegarmanah Rt 08 Rw 03, kecamatan Cidadap kota Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat dan tunanetra yang berdomisili di kelurahan Hegarmanah Bandung. Masyarakat Hegarmanah yang dijadikan Subjek adalah ketua Rt. 08 dan Rt. 09, tokoh pemuda (ketua karang taruna Rt. 08), masyarakat yang dekat dengan tempat tinggal tunanetra (Rt. 08), dan masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dengan tempat tinggal tunanetra (Rt. 09). Sedangkan tunanetra yang dijadikan subjek adalah terdiri dari tiga tunanetra yang masih kuliah.

BAB I PENDAHULUAN. Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. Kepedulian Masyarakat Terhadap Anak Berkebutuhan Khusu Di Lingkungan SLB NEGERI B Sumedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang yang hidup bersama di dalam wilayah tertentu, kumpulan tersebut akan terjadi interaksi untuk mencoba memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Dunia politik, bisnis dan ekonomi yang beragam jenisnya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Dunia politik, bisnis dan ekonomi yang beragam jenisnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih diresahkan dengan uang Rupiah palsu yang beredar di masyarakat. Dunia politik, bisnis dan ekonomi yang beragam jenisnya memberikan peluang untuk mendapatkan

Lebih terperinci

merupakan unit terkecil dari ruang lingkup masyarakat. Kesejahteraan suatu

merupakan unit terkecil dari ruang lingkup masyarakat. Kesejahteraan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan suatu negara tidak terlepas dari pentingnya peran setiap keluarga sebagai masyarakat dari suatu negara. Seperti yang kita ketahui bahwa keluarga merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 02 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 02 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA URUTAN PERATURAN DI DESA NOGOSARI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka pada bagian ini penulis akan memberikan beberapa kesimpulan tentang pengaruh kesadaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO...

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia telah mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia telah mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia telah mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya, semenjak dia dilahirkan di dunia. Hubungan dengan sesamanya, merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

HAYAT NUR ISNAINI JUNIARTI,

HAYAT NUR ISNAINI JUNIARTI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karakter setiap anak merupakan cerminan lingkungan yang melekat pada anak tersebut. Lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan masyarakatnya dan paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejarah aktivitas manusia berkomunikasi timbul sejak manusia diciptakan hidup di dunia ini. Manusia tidak dapat terlepas dari interaksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, jumlah penyandang cacat di dunia sangat banyak dan berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, jumlah penyandang cacat di dunia sangat banyak dan berbedabeda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jumlah penyandang cacat di dunia sangat banyak dan berbedabeda jenisnya, diantaranya cacat tubuh (tunadaksa), cacat netra (tunanetra), cacat rungu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 113 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian, Karang Taruna RW 10 yang berada di Cireundeu, tidak menjalankan organisasi sesuai dengan fungsinya.

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran mengenai penelitian yang merupakan langkah terakhir dari suatu penyusunan dalam penelitian. 5.1. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah bagian dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah bagian dari masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah bagian dari masyarakat indonesia yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai kedudukan yang sama seperti halnya masyarakat yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel lain adalah variabel terikat. Menurut Arikunto (2010: 91), variabel

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia untuk memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari kegiatan ekonomi, salah satunya adalah konsumsi barang dan jasa baik yang sifatnya primer, sekunder maupun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAHAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap penelitian ilmiah memerlukan pemilihan metode penelitian yang tepat agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Apakah kalian mempunyai saudara atau kakek dan nenek yang tinggal

Apakah kalian mempunyai saudara atau kakek dan nenek yang tinggal Gambar 1.1 Suasana di desa yang masih alami Apakah kalian mempunyai saudara atau kakek dan nenek yang tinggal di desa? Pernahkah kalian mengunjungi mereka? Bila kalian pernah pergi ke desa, pasti kalian

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mata dan penglihatan adalah indera yang memiliki manfaat dan penting bagi kehidupan seorang manusia. Mata membantu manusia dalam melihat benda-benda yang

Lebih terperinci

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB II TARGET DAN LUARAN BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Definisi umum Usaha Kecil Menengah (UKM) Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu positif maupun negatif (Setiadi, 2007:176) lepas dari manusia lainnya. Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. baik itu positif maupun negatif (Setiadi, 2007:176) lepas dari manusia lainnya. Hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang besar dalam kehidupan manusia serta membawa manusia kepada persaingan global. Tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan. salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa.

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan. salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai keintegrasian secara menyeluruh baik dibidang keahlian atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Analisis situasi yang telah dilaksanakan merupakan upaya untuk menggali informasi, potensi dan kendala yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Analisis situasi yang telah dilaksanakan merupakan upaya untuk menggali informasi, potensi dan kendala yang ada BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Analisis situasi yang telah dilaksanakan merupakan upaya untuk menggali informasi, potensi dan kendala yang ada sebagai bahan acuan untuk merumuskan program kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN),

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), keseluruhan program yang telah dilaksanakan dan realita yang kami hadapi di RW 03 Jatimulyo Kricak Tegalrejo, Kota

Lebih terperinci

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN

UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN UNGGULAN UTAMA RW SIAGA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat masyarakat, Pemerintah Kelurahan Kedungmundu bersama lembaga masyarakat telah mengupayakan kegiatan/gerakan menuju masyarakat sehat yang diikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan masyarakat luas. Menurut UU Sisdiknas tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN. heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan tentang pendidikan memang tidak ada habisnya. Tidaklah heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur menunjukkan

Lebih terperinci

4 POS PENGELUARAN SAAT MUDIK

4 POS PENGELUARAN SAAT MUDIK 4 POS PENGELUARAN SAAT MUDIK Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 819/XVI Mudik. Kata-kata itu mungkin sering Anda dengar sekarang-sekarang ini, dan akan sering Anda dengar pada minggu-minggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, baik jasmani maupun rohani. Kondisi ini adalah kesempurnaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, baik jasmani maupun rohani. Kondisi ini adalah kesempurnaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna, baik jasmani maupun rohani. Kondisi ini adalah kesempurnaan yang dianugerahkan

Lebih terperinci

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran karyawan atau pegawai. Karyawan tidak semata menjadi obyek dalam pencapaian tujuan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu Indonesia disebut dengan negara kepulauan. Negara Indonesia juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya selalu dilandasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya selalu dilandasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya selalu dilandasi oleh tujuan untuk penciptaan keadilan dan kemampuan bagi seluruh rakyat. Rakyat menjadi legitimasi

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari pembahasan mengenai cara tuna rungu non alat bantu dengar di SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar Indonesia RCTI, maka dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kehidupan remaja pada umumnya. Hubungan antara remaja dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kehidupan remaja pada umumnya. Hubungan antara remaja dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan remaja khususnya pemuda dan pemudi tidak terlepas dengan kehidupan remaja pada umumnya. Hubungan antara remaja dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam e-business, e-commerce, dan usaha teknologi informasi lainnya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam e-business, e-commerce, dan usaha teknologi informasi lainnya yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak perusahaan di dunia berkeinginan untuk mengubah dirinya menjadi pembangkit daya (power

Lebih terperinci

Bab 1 Pemerintahan Desa

Bab 1 Pemerintahan Desa Bab 1 Pemerintahan Desa Pernahkah kalian mengamati orang mengurus Kartu Tanda Penduduk? Tentu orang tersebut terlebih dahulu pergi ke ketua RT setempat. Kemudian ke kantor kepala desa/kelurahan dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketunanetraan yang didapatkan oleh seseorang biasanya tidak hanya terjadi pada usia kanak-kanak ataupun sejak lahir, bisa juga terjadi pada saat seseorang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi informasi baru bertujuan untuk mempermudah dalam pengerahan sumber daya, berbagi informasi dan mengkoordinasikan aktifitas masyarakat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (deskriptif-kualitatif) data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (deskriptif-kualitatif) data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik analisis kualitatif (deskriptif-kualitatif) data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitan Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang saat ini masih dialami oleh negara-negara berkembang yang ada di dunia, termasuk negara Indonesia. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kalimantan Selatan, merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan Selatan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. berbatasan dengan keluarahan Kemiling Raya, kemudian sebelah selatan. Tabel 1 Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. berbatasan dengan keluarahan Kemiling Raya, kemudian sebelah selatan. Tabel 1 Luas wilayah menurut penggunaan BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Kelurahan Sumberrejo 1. Letak Geografis Secara geografis letak Kelurahan Sumberrejo terletak di Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung dengan batas wilayah, sebelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mendalam tentang strategi yang dirumuskan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro 46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan. Orang yang lahir dalam keadaan cacat dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin lahir dalam keadaan normal, namun pada kenyataannya ada orang yang dilahirkan dengan keadaan cacat. Bagi orang yang lahir dalam keadaan cacat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode 29 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode campuran (Mixed Method), yaitu metode yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terkait dengan pekerjaan, aktivitas sosialnya, dan lain-lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang terkait dengan pekerjaan, aktivitas sosialnya, dan lain-lain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 4 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB II TARGET DAN LUARAN BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1 Target Sebelum melaksanakan kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL ) terlebih dahulu diadakan pertemuan oleh mahasiswa KKL-PPM Unikom bersama Karang Tarunas desa cibeusi. Adapun

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : kerja Bagi Penyandang Disabilitas Netra. dapat dinyatakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : kerja Bagi Penyandang Disabilitas Netra. dapat dinyatakan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan persamaan garis regresi pengaruh

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Penggunaan Tongkat pada Siswa Tunanetra SMALB dalam Melakukan Mobilitas Affifah Azzahro dan Dedy Kurniadi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email :

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel 45 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Sebelum hasil penelitian ini dijelaskan lebih lanjut terlebih dahulu peneliti akan menjabarkan identitas dari responden. Adapun yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 60 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG KELOMPOK USAHA BERSAMA BAGI WARGA TIDAK MAMPU DAN RENTAN SOSIAL EKONOMI DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Kelompok-kelompok tersebut akan tergabung pada suatu lingkungan

Lebih terperinci

NO NAMA JUDUL COPY SUMBER. 1 Buku Agama Pengelola + Donatur. 2 Buku Sosial Budaya Pengelola + Donatur

NO NAMA JUDUL COPY SUMBER. 1 Buku Agama Pengelola + Donatur. 2 Buku Sosial Budaya Pengelola + Donatur 7 A. NAMA KEGIATAN Kegiatan ini diberi nama PENDIRIAN RUMAH PINTAR CAHAYA. Sedangkan pengadaan koleksi dan inventaris serta bahan habis pakai yang diperlukan sebagai tahap awal pendirian adalah sebagai

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak penyandang tuna daksa (memiliki kecacatan fisik), seringkali

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak penyandang tuna daksa (memiliki kecacatan fisik), seringkali BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak penyandang tuna daksa (memiliki kecacatan fisik), seringkali kesulitan diterima dalam masyarakat. Mereka umumnya cenderung mendapatkan penolakan dari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia wajib untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, SARAN Bab terakhir ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan diskusi mengenai hasil yang diperoleh dalam penelitian, pembahasan tentang keterbatasan penelitian serta saran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peruntukannya, demikian juga halnya dengan daerah Kota Batam. Berdasarkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dan peruntukannya, demikian juga halnya dengan daerah Kota Batam. Berdasarkan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehubungan dengan pemberlakuan otonomi daerah saat ini, maka di berbagai daerah diberi kesempatan untuk melakukan pemekaran dan perluasan wilayah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Namun seiring berkembangnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data dan fakta yang telah penulis temukan dalam penelitian tentang Peranan Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kesadaran Hukum Wajib Pajak untuk Membayar Pajak (PBB) maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak ditengah sebuah keluarga adalah merupakan anugerah yang terindah bagi orang tua dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak merupakan penerus garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. netra), cacat rungu wicara, cacat rungu (tunarungu), cacat wicara, cacat mental

BAB I PENDAHULUAN. netra), cacat rungu wicara, cacat rungu (tunarungu), cacat wicara, cacat mental BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Jumlah penyandang cacat di dunia dewasa ini terhitung sangat banyak. Jenis cacat berbeda-beda, diantaranya cacat tubuh (tunadaksa), cacat netra (tuna netra),

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktivitas pendidikan umumnya banyak membutuhkan faktor pendukung yang

I. PENDAHULUAN. Aktivitas pendidikan umumnya banyak membutuhkan faktor pendukung yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas pendidikan umumnya banyak membutuhkan faktor pendukung yang berperan penting untuk mendorong keberhasilan dari tujuan program yang diinginkan. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan kondusif. Namun, tidak dapat dipungkiri sering terdapat. siswa tidak tuntas dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan kondusif. Namun, tidak dapat dipungkiri sering terdapat. siswa tidak tuntas dalam mencapai tujuan yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak belum tentu dapat dirasakan oleh semua orang. Berbagai macam perlakuan yang tidak layak sering dirasakan hampir pada semua orang, baik dalam pendidikan,

Lebih terperinci

htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN

htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN Sekilas keika berbicara tentang kos-kosan secara otomais asosiasi masyarakat akan tertuju pada tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang berketuhanan, makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata sebagai indera penglihatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

Judul : Makna Hidup Penyandang Cacat Tunanetra yang Berprofesi Sebagai Tukang Pijat. ABSTRAK

Judul : Makna Hidup Penyandang Cacat Tunanetra yang Berprofesi Sebagai Tukang Pijat. ABSTRAK Judul : Makna Hidup Penyandang Cacat Tunanetra yang Berprofesi Sebagai Tukang Pijat. Nama/NPM : Endah Sri Wahyuni / 10503064 Pembimbing : Dona Eka Putri, Psi., M.Psi. ABSTRAK Setiap manusia pasti menginginkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu Negara, wilayah, maupun daerah. Melalui perkembangan pariwisata, Negara, wilayah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis terbentuk paling dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERMAKANAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar

Lebih terperinci

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 Disusun oleh: BIDANG PERENCANAAN PUSBANG KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2013TAHUN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH) TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERMAKANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN BATANG 2015 FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA BATANG INDONESIA (FORKOMBI) Info: Website: www.forkombi.com Grup Facebook: FORKOMBI Email:

Lebih terperinci

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki

BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO. kebutuhan para wisatawan selama mereka berwisata. Ketika wisatawan memiliki BAB V PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SULAMAN KARAWO Wisatawan merupakan target dari suatu destinasi wisata. Berbagai fasilitas dan infrastruktur diciptakan untuk menunjang suatu daya tarik wisata demi memenuhi

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDATAAN PENDUDUK KELUARGA SASARAN JAMINAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selama masa orde baru dan reformasi, harapan yang besar dari pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Selama masa orde baru dan reformasi, harapan yang besar dari pemerintah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama masa orde baru dan reformasi, harapan yang besar dari pemerintah daerah yaitu dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak daerah sendiri.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2005

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2005 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN INTERVENSI FISIK PEMERINTAH KOTA SURABAYA KEPADA MASYARAKAT MISKIN MELALUI KELURAHAN WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP e. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI Universitas Ahmad Dahlan Divisi IX.C.3 yang dilaksanakan sejak tanggal 25 Januari sampai dengan 23 Februari

Lebih terperinci

(3) Penulis mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengenal wilayah serta

(3) Penulis mempunyai pengalaman yang cukup dalam mengenal wilayah serta BAB III METODOLOGI 3.1. Metode Kajian ivieiode kajian yang digullakan adaiah kajian komuniias ekspianasi, yaiiu pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek... C'nc:-i"::)l v...,...,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf Diajukan untuk memenuhi nilai untuk mata kuliah Manajemen Proyek

Lebih terperinci