RANCANG BANGUN PERANGKAT SUMBER PANAS UNTUK SIMULASI UNTAI UJI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN PERANGKAT SUMBER PANAS UNTUK SIMULASI UNTAI UJI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN PERANGKAT SUMBER PANAS UNTUK SIMULASI UNTAI UJI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI Edy Sumarno, Kiswanta, Joko PW, Ainur Rosidi. Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir-BATAN, PUSPIPTEK Serpong, Tangerang, ABSTRAK RANCANG BANGUN PERANGKAT SUMBER PANAS UNTUK SIMULASI UNTAI UJI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI. Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi, maka perlu dilakukan penelitian dan pengembangan berbasis reaktor temperatur tinggi berpendingin gas. Dalam rangka inilah maka dikembangkan Untai Uji Reaktor Temperatur Tinggi (UURTT) yang merupakan suatu simulator instalasi reaktor temperatur tinggi berpendingin gas. Pembuatan disain sumber panas UURTT dilakukan dengan program Catia versi 5R-16 dan Auto Cad Sistem pemanas terdiri dari sepasang pemanas berbentuk segi empat ukuran insulating fire brick 65 x 115 x 75 mm sebanyak 24 buah, Kawat open coil heater dengan lilitan berdiameter 14 mm, dipasang secara memanjang vertikal dan memiliki satu jalur (satu buah open coil heater) yang dipasang secara seri. Daya untuk satu sisi open coil heater adalah 3.32 kw, sehingga daya untuk dua sisinya adalah 6.64 kw. Hasil pengukuran temperatur pada saat dilakukan komisioning dan UURTT dibungkus dengan glasswool dapat dihasilkan temperatur sebesar C. Kata kunci : Rancang bangun, temperature tinggi, open-coil heater ABSTRACT HEATER DESIGN AND CONSTRUCTION FOR SIMULATION OF HIGH TEMPERATURE REACTOR TEST LOOP. In order to follow developments in technology, it is necessary to do research and development based on high temperature gas cooled reactor. Within this framework it developed the High Temperature Test Loop Reactor (UURTT) which is a simulator installation of high temperature gas cooled reactor. The design of the heater of UURTT done using program Catia version 5R-16 and Auto Cad Heating system consists of a pair of rectangular shaped heater insulating fire brick size 65 x 115 x 75 mm were 24 pieces, open coil heater coil wire diameter of 14 mm, mounted vertically elongated and has one point (one open coil heater) is installed in series. Power to one side of the open coil heater is 3.32 kw, so that power for the two sides is 6.64 kw. Results of temperature measurement at the time of commissioning and UURTT wrapped with glasswool can produce temperature of C. Keywords :design and construction, high temperature, open-coil heater PENDAHULUAN L embaga penelitian memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK yang sejalan dengan ARN (Agenda Riset Nasional). Fasilitas dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada pada lembaga penelitian merupakan perangkat dasar bagi pelaksanaan program-program yang telah ditetapkan. Hubungan antara fasilitas (hardware dan software) dan SDM merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam setiap penyelenggaraan penelitian dan pengembangan IPTEK. Sedangkan peningkatan SDM akan berpengaruh terhadap optimalisasi fasilitas IPTEK itu sendiri. Demikian sebaliknya, peningkatan kemampuan fasilitas Edy Sumarno, dkk. ISSN Buku I hal 49

2 IPTEK akan mengakselerasi peningkatan kemampuan SDM dengan sendirinya. [1] Seiring dengan perkembangan teknologi, reaktor temperatur tinggi berpendingin gas mulai mendapatkan perhatian. Reaktor bertipe ini menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan dengan reaktor bertipe PWR ataupun BWR. Di samping menawarkan aspek keselamatan yang lebih tinggi, reaktor bertipe ini juga memungkinkan penggunaan panas untuk proses industri misalnya untuk pencairan batubara. Reaktor seperti ini sangat cocok untuk dapat dikembangkan di Indonesia khususnya di daerah Kalimantan. Dalam rangka mengikuti perkembangan teknologi inilah, maka perlu untuk melakukan penelitian dan pengembangan berbasis reaktor temperatur tinggi berpendingin gas. Hingga kini, BATAN praktis belum mempunyai fasilitas litbang untuk reaktor temperatur tinggi. Dalam rangka inilah maka dikembangkan Untai Uji Reaktor Temperatur Tinggi (UURTT) yang merupakan suatu simulator instalasi reaktor temperatur tinggi berpendingin gas. Panas simulator ini berasal dari energi listrik. Dengan adanya UURTT ini, berbagai pengujian dalam kondisi aliran gas Helium dengan temperatur diharapkan hingga 1000ºC dapat dilakukan dengan menambah komponen bagian uji pada instalasi tersebut. TEORI Daya listrik dalam rangkaian merupakan perkalian dari nilai sesaat tegangan dan arusnya. Gambar 1 menunjukkan gelombang tegangan dan arus untuk induktor dan kapasitor murni. Gelombang daya diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus pada setiap titik siklus. Dapat dilihat bahwa gelombang daya berbalik setiap seperempat siklus. Hal ini menandakan bahwa energi disuplaikan secara bolak balik ke dalam ataupun ke luar dari induktor dan kapasitor. Untuk satu siklus lengkap, jumlah bagian positip dan negatip dari gelombang daya tersebut adalah sama besar, menunjukkan bahwa nilai rata-rata daya yang dikonsumsi oleh induktor atau kapasitor murni adalah sama dengan nol. Hal ini memperlihatkan bahwa induktor dan kapasitor akan menyimpan energi selama satu bagian siklus tegangan dan mengirimkannya kembali kepada suplai pada siklus berikutnya. Induktor menyimpan energi dalam bentuk medan magnet sedangkan kapasitor dalam bentuk medan listrik. Dalam suatu rangkaian listrik, daya yang diambil suplai akan lebih besar dari pada daya yang akan dikembalikan karena sejumlah daya yang ditarik tersebut akan didisipasikan sebagai panas oleh resistansi rangkaian: P = I 2 R (Watt) (1) Untuk kasus dimana sumber tegangan berasal dari slade regulator voltage, tegangan dan arus menyatakan variabel fungsi daya, sehingga persamaan (1) dapat diubah pula menjadi: P = V 2 /R (2) Komponen tegangan yang sefasa ini dirumuskan oleh persamaan V cos φ dan oleh karenanya daya yang dikonsumsi ini dapat dirumuskan melalui persamaan (3): [2] P = VI cos φ (Watt) (3) Daya I V Daya Induktor murni Kapasitor murni Gambar 1. Kurva Induktor murni dan Kapasitor murni. TATA KERJA Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber panas Untai Uji Reaktor Temperatur Tinggi (UURTT) adalah menggunakan insulating fire brick dengan ukuran 230 x 114 x 65 mm, mempunyai type C-3 yang mempunyai batas maksimum 1400 o C, Ceramic fibre blanket/bulk density 64/96/128 kg/m3 size 720/610/25 mm, Air setting mortal SK-38, Kawat pemanas dengan diameter 3 mm merk kanthal, yang mempunyai ketahanan hingga 1200 C. Pelat Stainless Steel SS-304, ukuran 200mmx200mmx1200mm, t = 4mm. ALAT Peralatan yang digunakan antara lain gergaji besi, tang potong, tang kombinasi, obeng plus, obeng minus, mesin las SMAW, meteran, gerinda, bor listrik dan mata bor, mesin potong dan mesin tekuk. Tahap-tahap pekerjaan 1. Tahap I. Pembuatan disain sumber panas UURTT dilakukan dengan program Catia versi 5R-16 dan Auto Cad 2010 adapun hasil disain sumber panas Untai Uji Reaktor Temperatur Tinggi adalah sebagai berikut: I V Buku I hal 50 ISSN Edy Sumarno, dkk

3 Gambar 2.Disain Perangkat Sumber Panas UURTT. Gambar 4.Disain Perangkat Sumber Panas UURTT Keseluruhan. 3. Tahap III. Menyiapkan insulating fire brick dengan ukuran 230mmx114mmx65mm dipotong menjadi panjang 65mmx115mmx75mm sebanyak 24 buah, sebelum dilakukan pekerjaan tersebut di atas terlebih dahulu dilakukan pembuatan mal pada insulating fire brick tersebut, untuk pembuatan lubang pemanas pelubangan menggunakan mata bor berukuran 14 mm, untuk pembuatan pelubangan ini masing-masing insulating fire brick terdapat satu buah lubang dan sebanyak 24 buah, sedangkan pada bagian susunan atas dan bawah tidak dilakukan pelubangan. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini. Gambar 3.Disain Support/Penopang Perangkat Sumber Panas UURTT. 2. Tahap II. Dari gambar disain tersebut diatas kemudian dilakukan pabrikasi sehingga sesuai dengan disain sehingga berbentuk kotak dengan panjang 200mm, lebar 200mm dan tinggi 1200mm yang terbuat dari bahan SS-304 dengan ketebalan sekitar 4mm, serta dibuat juga kaki-kaki penyangganya. Gambar 5. Insulating fire brick, bagian tengah dan bagian atas maupun bawah. Agar insulating fire brick menjadi satu kesatuan selanjutnya dilakukan penggabungan yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama disusun sebanyak 12 buah, 1 buah ditaruh pada bagian atas, 1 buah pada sisi bawah, dimana bagian atas dan bawah ini digabungkan jika telah dilakukan pemasangan open coil heater. Pekerjaan tersebut juga dilakukan pada bagian kedua pada insulating fire brick. Untuk dapat merekatkan Edy Sumarno, dkk. ISSN Buku I hal 51

4 diantara insulating fire brick tersebut digunakan air setting mortal SK-38 yang dicampur dengan air sehingga membentuk adonan kental, selanjutnya pada sisi kedua permukaan insulating fire brick dibasahi terlebih dahulu agar menghasilkan sambungan yang benar-benar kuat. Pada masingmasing sisi insulating fire brick diberi adonan air setting mortal SK-38 secukupnya lalu direkatkan pada masing-masing sisi tersebut dengan cara ditekan dengan kekuatan tangan, dan pekerjaan tersebut dilakukan hingga sebanyak 12 buah insulating fire brick untuk sisi kiri, 12 buah insulating fire brick untuk sisi kanan. Setelah semua selesai maka kedua susunan insulating fire brick dikeringkan pada suhu kamar selama 24 jam. Setelah yakin bahwa susunan insulating fire brick benar-benar kering maka open coil heater yang telah dibuat dipasang pada insulating fire brick tersebut, dan pada sisi atas serta bawah dari susunan insulating fire brick ditambah satu susun insulating fire brick sebagai penutup atas dan bawah, seperti tampak pada Gambar 6 dibawah ini. Daya untuk satu sisi open coil heater adalah 3.32 kw, sehingga daya untuk dua sisinya adalah 6.64 kw. 5. Tahap V. Insulating fire brick yang telah tersusun tersebut dimasukkan ke dalam sumber panas UURTT yang telah dibuat. Agar tidak terjadi hubung singkat antara arus listriknya maka dilakukan pemasangan isolator yang terbuat dari bahan keramik diantara kawat pemanas dengan tabung sumber panas UURTT tersebut. Agar panas yang terbentuk tidak diserap oleh panas lingkungan maka dilakukan pemasangan penyekat dengan ceramic fiber blanket yang mampu menahan panas hingga 1200 o C, kemudian dilakukan penyambungan pada sistem listrik, dan supaya dapat dilakukan pengaturan dayanya maka digunakan trafo rergulator yang mempunyai daya maksimum sebesar 25 kva [3]. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah sumber panas UURTT telah selesai dibuat, dan sistem pemanas telah dipasang seperti Gambar 8, selanjutnya dilakukan pengoperasian awal dari peralatan tersebut, untuk diketahui karakteristiknya. Gambar 6. Insulating fire brick yang telah terpasang. 4. Tahap IV. Pembuatan open coil heater diawali dengan membuat mal dari pipa yang berdiameter 10 mm selanjutnya pipa dijepit dengan tanggem dan diusahakan agar pipa tidak bergerak. Kawat pemanas berdiameter 4 mm dililitkan pada pipa berdiameter 10 mm dengan menggunakan sebuah kayu yang diberi lubang pada ujungnya. Kawat open coil heater lilitan berdiameter 14 mm, dipasang secara memanjang vertikal dan memiliki satu jalur (satu buah open coil heater). Gambar 7 adalah kawat open coil heater yang telah selesai dillilit. Gambar 7. Open coil heater yang telah selesai dililit. Gambar 8. Hasil Fabrikasi Perangkat Sumber Panas UURTT. Buku I hal 52 ISSN Edy Sumarno, dkk

5 Tahapan pengoperasiannya adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengecekan pada sumber regulator tegangan (slide regulator Voltage) dengan daya maksimum 25 kwatt. 2. Regulator tegangan (25 kwatt) dihidupkan, kenaikan tegangan diatur secara bertahap, pengaturan tegangan diawali dari 10 Volt, setiap 10 menit selaki dilakukan penambahan tegangan hingga mencapai temperatur yang diinginkan pada batang uji (tegangan maksimal dapat mencapai hingga 240 Volt). 3. Setiap kenaikkan tegangan, perubahan arus diukur dengan Tang Amper digital kemudian dicatat pada lembar isian yang telah tersedia. 4. Ketika temperatur maksimal pada pemanas tercapai, selanjutnya regulator tegangan dikembalikan ke posisi nol dan selanjutnya dimatikan. Pengoperasian sumber panas UURTT dilakukan hingga temperatur yang dikehendaki dengan cara menaikkan tegangan listrik setahap demi tahap dengan dengan besarnya kenaikan 10 Volt tiap 10 menit hingga tegangan 160 Volt. Hal ini bertujuan agar kekuatan pemanas dapat bertahan lama sehingga memperpanjang umur pemanas tersebut. Adapun data hasil pengukuran tegangan dan arus dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. No. Durasi (menit) Tabel 1. Data Pengukuran Tegangan dan arus. Hasil Pengukuran (1) Hasil Pengukuran (2) Tegangan (Volt) Arus (Amp) Tegangan (Volt) Arus (Amp) Pengoperasian dilakukan dua kali, untuk pengoperasian yang kedua UURTT dibungkus dengan glasswool, dari hasil pengukuran tegangan dan arusnya tidak adanya perbedaan yang signifikan, sedangkan temperaturnya mengalami perubahan yang sangat menyolok. Untuk lebih jelasnya dapar dilihat pada Gambar 10 dan Gambar 11. Dari data tersebut di atas maka dapat dilakukan perhitungan untuk dayanya dengan menggunakan persamaan (2) dan (3), dimana cos φ dianggap mendekati 1 mengingat beban yang dipergunakan adalah pemanas (heater), yang merupakan beban resitif sedangkan hasill perhitungan tahapan kenaikan temperatur dan dayanya seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini. Edy Sumarno, dkk. ISSN Buku I hal 53

6 No. Tabel 2 Data hasil perhitungan temperatur terhadap daya. Arus Daya Tegangan (Volt) (Amp) (Watt) Temperatur ( o C) Berdasarkan Tabel 2 di atas, kemudian dilakukan pembuatan kurva temperatur terhadap daya yang diperlihatkan pada Gambar 9 sebagai berikut: Gambar 9. Kurva temperatur terhadap perubahan daya. Dari Gambar 9 kurva temperatur terhadap daya bersifat linear, hal ini dapat terlihat pada nilai penyimpangannya (R 2 ) sebesar 0,961. Pada saat dilakukan uji coba pertama, permukaan kotak sumber panas UURTT tidak dibungkus, sedangkan pada komisioning kedua dibungkus dengan glasswool (Ceramic Fiber Blanket) secara menyeluruh dari seluruh permukaannya. Hasil komisioning dapat dilihat pada Gambar 10 dan 11. Buku I hal 54 ISSN Edy Sumarno, dkk

7 Gambar 10. Kurva Pemanasan Komisioning Pertama Sumber Panas UURTT. Gambar 11. Kurva Pemanasan Komisioning Kedua Sumber Panas UURTT. Dari Gambar 10 terlihat bahwa pada komisioning pertama proses pemanasan berlangsung dari waktu awal hingga detik ke-7791 hingga mencapai temperatur 488,49 C dengan kenaikan tegangan listrik 10 Volt tiap 10 menit hingga 160 Volt. Selanjutnya ditahan pada tegangan 160 Volt hingga pada detik 8570 heater dimatikan dan direkam, terjadi proses pendinginan secara radiasi hingga temperatur ruangan sekitar 30 C. Tampilan kurva TC-A, TC-C, TC-D normal, sedangkan TC-B abnormal cenderung turun setelah detik ke-7012 karena disebabkan oleh kerusakan isolasi selongsong kabel termokopel. Penomeran dan pemasangan termokopel dimulai dari bawah pemanas sesuai Tabel 3 berikut ini: Edy Sumarno, dkk. ISSN Buku I hal 55

8 Tabel 3. Penomoran dan posisi termokopel. No.Termokopel Posisi dari bawah (mm) No. Kanal DAS TC-A TC-B TC-C TC-D TC-Outlet TC-Dinding plat Pada Gambar 11 komisioning kedua, dimana kenaikan tegangannya sama dengan komisioning pertama, tetapi permukaan UURTT dibungkus dengan glasswool hingga kenaikan temperatur yang didapat lebih tinggi sebesar C pada detik ke , sedangkan proses pendinginan radiasi membutuhkan waktu lebih lama karena terbungkus rapat oleh glasswool tersebut. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengoperasian dengan tegangan listrik Volt, dan arus sebesar 41.61Amper, pemanas menyerap daya sebesar Watt (6.68 kwatt). Sedangkan temperatur maksimal yang dihasilkan sebesar C. Dari hasil pengoperasian sistem kelistrikan tidak diketemukan adanya penyimpangan baik pengukuran tegangan dan arusnya. Dari hasil komisioning didapat kurva temperatur terhadap daya yang bersifat linear. Dengan demikian perangkat sumber panas untuk simulasi UURTT dapat dipergunakan untuk eksperimen berikutnya. DAFTAR PUSTAKA 1. AGENDA RISET NASIONAL, Tahun , KNRT, TREVOR LINSLEY, Inastalasi Listrik Tingkat Lanjut, ERLANGGA, Tahun EDY SUMARNO DKK, Modifikasi Bagian Pemanas QUEEN-II pada Untai Uji BETA, Seminar Nasional Pengelolaan Perangkat Nuklir, Tahun 2009 Buku I hal 56 ISSN Edy Sumarno, dkk

RANCANG BANGUN SISTEM KELISTRIKAN PADA UNTAI UJI BETA DENGAN BAGIAN UJI HeaTiNG-01

RANCANG BANGUN SISTEM KELISTRIKAN PADA UNTAI UJI BETA DENGAN BAGIAN UJI HeaTiNG-01 RANCANG BANGUN SISTEM KELISTRIKAN PADA UNTAI UJI BETA DENGAN BAGIAN UJI HeaTiNG-01 Oleh : Edy Sumarno, Joko PW, Ainur R, Kiswanta Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

INTEGRASI UNTAI UJI BETA (UUB) DENGAN BAGIAN UJI HeaTING-01 PADA BAGIAN MEKANIK

INTEGRASI UNTAI UJI BETA (UUB) DENGAN BAGIAN UJI HeaTING-01 PADA BAGIAN MEKANIK INTEGRASI UNTAI UJI BETA (UUB) DENGAN BAGIAN UJI HeaTING-01 PADA BAGIAN MEKANIK Oleh : Joko Prasetio W, Edy S, Kiswanta, dan Ainur R Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK INTEGRASI UNTAI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam Modifikasi, baik teknik dan tahap tahap yang dilakukan untuk memodifikasi. Pada bab ini juga

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI Ainur Rosidi, G. Bambang Heru, Kiswanta Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS VISUAL PENDINGINAN

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Fery Sujatno 1,Budi 2, Achmad Haerudin 3, Jalil 4 1,2,3,4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1

PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1 PENENTUAN PREDIKSI WAKTU EKSPERIMEN PERPINDAHAN KALOR PENDIDIHAN MENGGUNAKAN BUNDEL UJI QUEEN-1 Giarno, G.Bambang Heru, Joko Prasetyo W Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir - BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI

RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Rewetting Dalam Celah Sempit Vertikal Untuk Kasus Bilateral Heating Berdasarkan Perubahan Temperatur Awal Plat

Analisis Karakteristik Rewetting Dalam Celah Sempit Vertikal Untuk Kasus Bilateral Heating Berdasarkan Perubahan Temperatur Awal Plat Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Analisis Karakteristik Rewetting Dalam Celah Sempit Vertikal Untuk Kasus Bilateral Heating Berdasarkan Perubahan Temperatur Awal Plat IGN. Bagus Catrawedarma (1)(2), Indarto

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K

KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K KONSTRUKSI DAN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K Muklis Adi Saputra 1), Mulya Juarsa 2), Yogi sirodz Gaos 2), Muhammad Yulianto 2), Edi Marzuki 2) 2 Laboratorium Riset Engineering Development for Energy Conversion

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Alat Pirolisis Limbah Plastik LDPE untuk Menghasilkan Bahan Bakar Cair dengan Kapasitas 3 Kg/Batch BAB III METODOLOGI digilib.uns.ac.id 8 BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan : a. Las listrik f. Palu b. Bor besi g. Obeng c. Kunci pas/ring h. Rol pipa d. Tang i. Gergaji besi e. Kunci L j. Alat pemotong

Lebih terperinci

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN Hendra Andriyani, Mulya Juarsa, Edi Marzuki, Yogi sirodz Gaos Muhammad Yulianto Laboratorium Riset Engineering Development for Energy

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Sujatno 1, Budi Santoso 1, Ahmad khaerudin 1, Abdul jalil 1 1 PRPN-BATAN, Komplek Puspiptek Gd.71 Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS TUGAS AKHIR TF 091381 STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR DI CELAH SEMPIT ANULUS SELAMA BOTTOM FLOODING BERDASARKAN VARIASI TEMPERATUR AWAL BATANG PANAS Disusun Oleh : Choirul Muheimin NRP. 2408 100

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3.1.1. TEMPAT Pengujian dilakukan di laboratorium Prestasi Mesin Universitas Medan Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut: 1. Pembuatan kampuh dan proses pengelasan dilakukan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung, 2.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK REWETTING DALAM CELAH SEMPIT VERTIKAL UNTUK KASUS BILATERAL HEATING

KARAKTERISTIK REWETTING DALAM CELAH SEMPIT VERTIKAL UNTUK KASUS BILATERAL HEATING ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR AWAL PLAT TERHADAP KARAKTERISTIK REWETTING DALAM CELAH SEMPIT VERTIKAL UNTUK KASUS BILATERAL HEATING IGN. Bagus Catrawedarma (1), Indarto (1), Mulya Juarsa (2) Ismu Handoyo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Eksperimen dilakukan untuk mengetahui proses pembakaran spontan batubara menggunakan suatu sistem alat uji yang dapat menciptakan suatu kondisi yang mendukung terjadinya pembakaran

Lebih terperinci

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC

MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK MESIN BUBUT TIPE AL-PINE 350 DENGAN SISTEM OTOMATIS BERBASIS CNC Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN email : ptrkn@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI BAGIAN MEKANIK

Lebih terperinci

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KiLN / HEAT TREATMENT

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor 1. Hasil Preparasi Pada proses preparasi sampel yang didopan dengan zat tertentu terlebih dahulu melakukan penimbangan

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

Lebih terperinci

LAB LAS. Pengelasan SMAW

LAB LAS. Pengelasan SMAW 1. Tujuan Mahasiswa memahami prinsip kerja dari las SMAW (Shileded Metal Arc Welding) dan fungsi bagian-bagian dari perlatan las SMAW serta keselamatan kerja las SMAW, sehingga mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat

3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat LAMPIRAN II 3.7 Proses Pengadaan Alat, Bahan, dan Pembuatan Alat 1. Tungku Berdasarkan hasil survey dan pengamatan dipasaran, tersedia berbagai macam tungku yang dapat digunakan untuk rangkaian yang akan

Lebih terperinci

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK

VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA ABSTRAK VALIDASI DAN KARAKTERISASI FLOW METER E-MAG UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM AKUISISI DATA FASILITAS EKSPERIMEN UNTAI UJI BETA G. Bambang Heru K., Ahmad Abtokhi, Ainur Rosidi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR

PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR PEMBUATAN SISTEM ANTARMUKA DAN AKUISISI DATA MENGGUNAKAN CIMON SCADA PADA MODEL SUNGKUP PLTN TIPE PWR Agus Nur Rachman, Kussigit Santosa Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN e-mail : ptrkn@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF

EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI ALAMIAH PADA SIMULASI SISTEM KESELAMATAN PASIF Ainur Rosyidi, Sagino Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) - BATAN ABSTRAK EKSPERIMEN AWAL ALIRAN SIRKULASI

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

MODEL MESIN HARDENING SISTEM INDUKSI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PEMANASAN

MODEL MESIN HARDENING SISTEM INDUKSI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PEMANASAN Abstrak MODEL MESIN HARDENING SISTEM INDUKSI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PEMANASAN Agus Slamet, Wahyu Djalmono P Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto,S.H.,Tembalang, KotakPos

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Jalan Arif Rachman Hakim, Gg. Kya i Haji Ahmad Thobari No.6, Bandar Lampung. b. Waktu Penelitian Perancangan,

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI

PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR ABSTRAKSI Jurnal Emitor Vol.14 No.2 ISSN 1411-8890 PERANCANGAN MESIN LISTRIK PEMOTONG RUMPUT DENGAN ENERGI AKUMULATOR Umar, Agus Tain, Jatmiko Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135 ISSN 0854 5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2006 PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135 Saud Maruli Tua, Tonny Siahaan, Suhardi, Wagiman ABSTRAK Penambahan Pengaman Motor Listrik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI 28 BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian utama Dinamometer Arus Eddy adalah : 4.1.1 Alat Alat yang digunakan meliputi : 1. Mesin Bubut 2. Mesin

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama

Lebih terperinci

PEMASANGAN. 1 Sambungan gas A B C. PERINGATAN! Silakan baca bab Keselamatan.

PEMASANGAN. 1 Sambungan gas A B C. PERINGATAN! Silakan baca bab Keselamatan. PEMSNGN Silakan baca bab Keselamatan. 1 Sambungan gas Sebelum menyambung gas, lepaskan steker utama dari soket utama atau matikan sekering dalam kotak sekering. Tutuplah katup utama dari suplai gas. Saluran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA C.9. Studi Komparasi Kualitas Produk Pengelasan Spot Welding dengan Pendingin... (Muh Alfatih Hendrawan) STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Momentum, Vol. 9, No. 1, April 213, Hal. 13-17 ISSN 216-7395 ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN Sucipto, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknikUniversitas Wahid

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan September

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DEBIT POMPA PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN FREKUENSI PUTARAN DI UNTAI UJI BETA

KARAKTERISASI DEBIT POMPA PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN FREKUENSI PUTARAN DI UNTAI UJI BETA KARAKTERISASI DEBIT POMPA PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN FREKUENSI PUTARAN DI UNTAI UJI BETA Joko Prasetio W, Kiswanta, Edy S, Ainur R Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN E-mail:ptrkn@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER

ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER ANALISA PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA MESIN SPOT WELDING STASIONER Yudi Sushendi 1, Achirul Sholeh 1, Riski Maulana 1,* 1 Teknik Elektro, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Jl. Raya Cipeundeuy Pabuaran Km.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR Akhyar1 akhyarhasan@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Jalan Syech

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT

SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 SIMULASI PENGUJIAN TEGANGAN MEKANIK PADA DESAIN LANDASAN BENDA KERJA MESIN PEMOTONG PELAT Dedy Haryanto,

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al 28 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Energi Yang Dibutuhkan Saat Peleburan Pada perancangan dapur listrik ini dibutuhkan energi agar dapat meleburkan 200 gram aluminium. Untuk dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci