KATA PENGANTAR ( 2016 PAMSIMAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR ( 2016 PAMSIMAS"

Transkripsi

1

2 2016 PAMSIMAS KATA PENGANTAR ( Sesuai dengan amanat RPJPN dan RPJM , Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019, Indonesia dapat menyediakan layanan air minum dan sanitasi yang layak bagi 100% rakyat Indonesia. Untuk kebutuhan air minum, secara nasional sampai dengan tahun 2015 Indonesia baru mampu menyediakan akses yang layak bagi 68% dari total penduduk Indonesia, sedangkan untuk kebutuhan sanitasi dasar, Indonesia baru mampu menyediakan akses sanitasi layak bagi 60% dari total penduduk Indonesia. Di antara masyarakat yang belum terlayani, masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan peri-urban termasuk kelompok yang rentan mengakses air minum dan sanitasi yang layak tersebut. Pelaksanaan Program Pamsimas Tahun telah berhasil meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan peri-urban yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat ini telah meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dan Pemerintah dalam menyediakan dan meningkatkan kualitas pelayanan air minum dan sanitasi. Program Pamsimas tahun 2008 sampai dengan tahun 2015 merupakan Bantuan yang diberikan Langsung Ke Masyarakat melalui Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) di dalam system keuangan Pemerintah Bantuan tersebut di dialokasikan melalui Satuan Kerja PIP Kabupaten/Kota dengan akun Belanja Sosial. Pada tahun 2015 terdapat perubahan pengalokasian dana bantuan langsung masyarakat dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keungan nomor 168/PMK.05/2015. Buku Petunjuk Teknis ini memberikan petunjuk penyaluran beserta pertanggungjawab Bantuan Langsung Masyarakat kepada pelaksana di kabupaten. dengan harapan didalam pengelolaannya akuntable, menuju good governance. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Cipta Karya, Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii LAMPIRAN... iv DAFTAR SINGKATAN... v BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis Pengguna Petunjuk Teknis Sistematika Petunjuk Teknis... 2 BAB 2. GAMBARAN UMUM BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PROGRAM PAMSIMAS Dasar Hukum Tujuan Pemberian bantuan Langsung Masyarakat Tujuan Pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Jenis Kegiatan yang dibiayai Sumber dana Bantuan Langsung Masyarakat Pemberi Bantuan Langsung Masyarakat Penerima Bantuan Langsung Masyarakat Syarat Penerima Bantuan Langsung Masyarakat Bentuk bantuan Langsung Masyarakat BAB 3. TATA CARA PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Mekanisme Penetapan penerima bantuan Langsung Masyarakat Rincian jumlah Penerimaan Bantuan Langsung Masyarakat Alokasi anggaran dan mekanisme penganggaran BAB 4. TATA CARA PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Ketentuan umum Pencairan Langkah-langkah Pencairan Administrasi dan Pembukuan Dana BLM Ketentuan Umum Pembukuan dan Administrasi Kegiatan Pengelolaan Kearsipan/Dokumen Pertanggungjawaban Sisa Penggunaan Dana Ketentuan Umum Prosedur Penggunaan Sisa Dana BLM iii

4 2016 PAMSIMAS 4.6 Monitoring dan Evaluasi Sanksi LAMPIRAN PT.6-01 Surat Keputusan Penerima BLM Tahun Anggaran PT.6-02 Perjanjian Kerja Sama (PKS) BLM APBN PT.6-03 Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD) PT.6-04 Rencana Penggunaan Dana (RPD) PT.6-05 Kuitansi PT.6-06 Laporan Penggunaan Dana (LPD) PT.6-07 Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (BAKPK) PT.6-08 Lembar Kerja Pengisian Laporan Kemajuan Kegiatan dan Biaya PT.6-09 Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Kegiatan (SPKMK) PT.6-10 Program Pamsimas Berita Acara Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) PT.6-11 Berita Acara Serah Terima (BAST) PT.6-12 Laporan Perhitungan Dana BLM iv

5 DAFTAR SINGKATAN ADK : Administrasi Data Komputer APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BKD : Badan Keuangan Daerah BLM : Bantuan Langsung Masyarakat BOP : Biaya Operasional BPK : Badan Pemeriksa Keuangan BPKP : Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPP : Bendahara Pengeluaran Pembantu BUN : Bendahara Umum Negara CLTS : Community Led Total Sanitation CMAC : Central Management Advisory Consultant CPIU : Central Project Implementaion Unit CPMU : Central Project Mangement Unit DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dirjen : Direktur Jenderal Ditjend : Direktorat Jenderal DJCK : Direktorat Jenderal Cipta Karya DJPb Kemenkeu : Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan DPMU : District Project Management Unit DPR : Dewan Perwakilan Rakyat DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah EA : Executing Agency HID : Hibah Insentif Desa HIK : Hibah Insentif Kabupaten IBRD : International Bank for Recontruction and Development KKM : Kelompok Keswadayaan Masyarakat KPA : Kuasa Pengguna Anggaran KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara MDGs : Millennium Development Goals v

6 2016 PAMSIMAS MIS : Management Informastion System PA : Pengguna Anggaran Pakem : Panitia Kemitraan PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat PHLN : Pinjaman / Hibah Luar Negeri PIP : Pembangunan Infrastruktur Perdesaan PIU : Project Inplementation Unit PMK : Peraturan Menteri Keuangan PPK : Pejabat Pembuat Komitmen PPN : Pajak Pertambahan Nilai PP-SPM : Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar RAB : Rencana Anggaran Biaya RAPBN : Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Reksus : Rekening Khusus RenjaKL : Rencana Kerja Kementerian Lembaga RKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian / Lembaga RKM : Rencana Kerja Masyarakat RKP : Rencana Kerja Pemerintah RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satker : Satuan Kerja Satlak : Satuan Pelaksana SIM : Sistem Informasi Manajemen SPM : Surat Perintah Membayar SPP : Surat Permintaan Pembayaran vi

7 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akses air minum yang aman dan akses sanitasi yang layak merupakan kebutuhan dasar masyarakat demi mencapai standar hidup dan penghidupan yang layak dan produktif. Dalam upaya pencapaian akses universal dalam bidang air minum dan sanitasi pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai target tersebut dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan. Atas dasar kebutuhan tersebut, Pemerintah Indonesia menggagas program pengembangan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas III) yang merupakan kelanjutan dari program Pamsimas sebelumnya. Dalam pelaksanaannya, sumber pembiayaannya dilakukan secara komprehensif dan integratif baik dari dana pinjaman IBRD 8578 (International Bank for Recontraction and Development), rupiah murni (APBN dan APBD), maupun dari APBDesa dan dana kontribusi swadaya masyarakat. Penyaluran dana program Pamsimas III melalui dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) baik yang bersumber dari APBN maupun dari pinjaman mengacu pada PMK No. 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga. Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan bantuan pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah /non pemerintah. Anggaran bantuan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam PMK No. 168 Tahun 2015 untuk program Pamsimas adalah dalam bentuk Bantuan Lainnya yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang Ditetapkan oleh PA sebagaimana tercantum pada pasal 3 huruf g yang dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang Lainnya untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda. Tata kelola Bantuan Pemerintah ini mulai dari pengalokasian, pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban dijelaskan didalam petunjuk teknis ini. 1.2 TUJUAN PENYUSUNAN Adanya Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksana program Pamsimas agar penyaluran bantuan pemerintah kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan akuntabel. 1

8 2016 PAMSIMAS 1.3 PENGGUNA Pelaksana kegiatan Pamsimas terdapat di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten yaitu CPMU, PPMU, dan DPMU yang dibantu oleh Konsultan Pendamping Program (NMC, ROMS, TDS) dan Fasilitator. Para pelaksana program tersebut diharapkan menggunakan petunjuk ini sebagai acuan pelaksanaan. 1.4 SISTEMATIKA Buku Pedoman Umum ini berisikan garis besar tentang latar belakang, tujuan, alokasi dana program, serta mekanisme pencairan dana bantuan program Pamsimas dan pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi. 2

9 BAB 2. GAMBARAN UMUM BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT PROGRAM PAMSIMAS 2.1 DASAR HUKUM Dasar Hukum Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat Program Pamsimas adalah: 1. Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tantang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 190/PMK.02/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. 8. Peraturan Menteri Keuangan No. 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian negara/lembaga; 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 24/PRT/M/2006 tanggal 30 Juni 2016 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah di Direktortat Jenderal Cipta Karya; 10. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 587/KPTS/M/2015 Tentang Pengangkatan Atasan/Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 3

10 2016 PAMSIMAS 2.2 TUJUAN PEMBERIAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Tujuan Pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Dana Bantuan Pemerintah untuk Program Pamsimas merupakan alokasi dana Bantuan Langsung kepada Masyarakat (BLM). Dana BLM ini adalah bantuan dana yang diberikan langsung kepada masyarakat agar dapat berperan sebagai pengelola program air minum dan sanitasi di tingkat desa. Tujuan pemberian BLM adalah untuk membiayai kegiatan di tingkat masyakarat seperti yang tercantum dalam dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang direncanakan, dikelola, dan digunakan oleh masyarakat Jenis Kegiatan yang dibiayai Jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM yaitu: 1. Pelatihan bagi masyarakat, yang meliputi: a. administrasi dan keuangan b. pengadaan barang dan jasa c. teknik sarana air minum dan sanitasi d. kesehatan e. pengelolaan dan pemeliharaan 2. Pembangunan sarana dan prasarana, yang meliputi: a. air minum b. sanitasi (di sekolah dasar) 3. Peningkatan PHBS di masyarakat dan sekolah, yang melliputi a. produksi media promosi kesehatan b. kampanye Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) c. pemeriksaan Kualitas Air 2.3 SUMBER DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Sumber dana Bantuan Langsung Masyarakat berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) Pemerintah Daerah (APBD) dan APBDesa. 2.4 PEMBERI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Untuk sumber dana yang berasal dari APBN, pemberi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat selanjutnya disebut Menteri PUPR cq. Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai Executing Agency (EA) untuk Program Pamsimas. Adapun Pejabat yang 4

11 berhubungan dengan pelaksanaan pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Program Pamsimas antara lain yaitu: 1. Pengguna Anggaran (PA) dalam hal ini adalah Menteri PUPR. Menteri PUPR berwenang dan bertanggungjawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian PUPR. PA mempunyai tugas sebagai berikut: Menteri PUPR selaku PA bewenang: a. Menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai Negeri Sipil untuk melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA; dan b. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara lainnya, meliputi PPK dan PPSPM. 2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam hal ini adalah Kepala Satker PIP Kabupaten. Kasatker PIP Kabupaten memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari Menteri PUPR untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya berupa kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA. KPA mempunyai tugas sebagai berikut: a. KPA Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Anggaran (PA). b. Pelaksanaan tanggung jawab KPA dilakukan dalam bentuk: 1) Mengesahkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana; 2) Merumuskan standar operasional agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah; 3) Menyusun sistem pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 4) Melakukan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA; 5) Melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (Output) yang ditetapkan dalam DIPA se suai dengan rencana yang telah ditetapkan; 6) Merumuskan kebijakan agar pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang telah ditetapkan dalam DIPA; dan 7) Melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dalam rangka penyusunan laporan keuangan. c. KPA menetapkan PPK dan PPSPM 5

12 2016 PAMSIMAS 3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam hal ini adalah PPK Pamsimas pada Satker PIP Kabupaten. a. PPK Pamsimas diberi kewenangan meliputi penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan penerima bantuan. b. PPK bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari PKS tersebut dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja PIP Kabupaten. c. PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara, d. Dalam melaksanakan kewenangannya (1), PPK mempedomani pelaksanaan tanggung jawab KPA kepada PA. e. Dalam melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara, PPK memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA; a) Dilakukan dengan menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya; b) Menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP; dan c) Mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA. 2) Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; 3) Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan penyedia Barang/Jasa; 4) Melaksanakan kegiatan swakelola; 5) Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang dilakukan; 6) Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; 7) Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara; a) Menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara; dan/atau b) Menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai. 8) Membuat dan menandatangani SPP; a) Kelengkapan dokumen tagihan; b) Kebenaran perhitungan tagihan; 6

13 c) Kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN; d) Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa; e) Kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak; f) Kebenaran, keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara; dan g) Ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak. 9) Melaporkan pelaksanaan /penyelesaian kegiatan kepada KPA; a) Pelaksanaan kegiatan; b) Penyelesaian kegiatan; dan c) Penyelesaian tagihan kepada negara 10) Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; 11) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan 12) Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (PPSPM) a. PPSPM melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian atas tagihan dan menerbitkan SPM. b. Dalam melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: 1) Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung; Meliputi: a) Kelengkapan dokumen pendukung SPP; b) Kesesuaian penandatangan SPP dengan specimen tanda tangan PPK; c) Kebenaran pengsian format SPP; d) Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker, termasuk menguji kesesuaian antara pembebanan kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) dengan uraiannya; 7

14 2016 PAMSIMAS e) Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; f) Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan /kelengkapan pembayaran belanja pegawai; g) Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan /kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa; h) Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan; i) Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari phak yang mempunyai hak tagih; j) Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada Negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada Negara; dan k) Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaan dalam perjanjian/kontrak. 2) Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 3) Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan; 4) Menerbitkan SPM; a) Mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA; b) Menandatangani SPM; dan c) Memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM. 5) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; 6) Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA, paling sedikit memuat: a) Jumlah SPP yang diterima; b) Jumlah SPM yang diterbitkan; dan jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM. 7) Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran. c. Tata cara pelaksanaan tanda tangan elektronik dalam bentuk PIN PPSPM pada ADK SPM diatur dengan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan. d. Dalam kaitannya dengan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM, PPSPM bertanggung jawab atas: 8

15 1) Kebenaran, kelangkapan dan keabsahan administrasi terhadap dokumen hak tagih pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukannya; dan 2) Ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN. 2.5 PENERIMA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Penerima BLM Program Pamsimas adalah Kelompok Keswadayaan Masyarakat (KKM). Anggota KKM adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih secara demokratis, partisipatif, transparan, akuntabel, berbasis nilai, dan kesetaraan gender. KKM bukan merupakan organisasi masyarakat, berkedudukan di desa, tidak berbadan hukum, dan dicatatkan di Notaris. Kriteria keanggotaan KKM: 1. merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur kemanusiaan, seperti antara lain; dapat dipercaya masyarakat, jujur, adil, ikhlas, dan sebagainya. Faktor pendidikan, status, pengalaman, keterampilan, jabatan dan kriteria-kriteria lain yang tidak langsung terkait dengan nilai-nilai kepribadian manusia merupakan nilai tambahan. 2. Jumlah anggota KKM antara 5 sampai dengan 9 orang dan harus ganjil. Peran KKM dalam Program Pamsimas adalah sebagai pengelola, sedangkan untuk pelaksanaannya KKM membentuk Satuan Pelaksana Program Pamsimas (Satlak Pamsimas). Proses pembentukan KKM dan Satlak Pamsimas secara lebih rinci dijelaskan dalam Pedoman Pelaksanaan Program Pamsimas Tingkat Masyarakat dan Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Kegiatan Tingkat Masyarakat. 2.6 SYARAT PENERIMA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KKM Penerima BLM Program Pamsimas harus berdomisili di desa atau kelurahan. KKM penerima dana BLM sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Tentang Penetapan Desa Penerima BLM Tahun Anggaran bersangkutan. Proses penentuan desa atau kelurahan terpilih diawali dengan seleksi Kabupaten. Kriteria kabupaten peserta program Pamsimas adalah sebagai berikut: 1. Adanya surat pernyataan minat dari Bupati untuk mengikuti Program Pamsimas III Tahun Anggaran Surat tersebut berisi, pernyataan minat dan kesanggupan Pemerintah Kabupaten untuk menyediakan alokasi dana APBD, menyusun dan melaksanakan Rencana Aksi Daerah (RAD) Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) dan mengikuti seluruh pedoman dan petunjuk teknis yang berlaku. Alokasi dana dari APBD digunakan untuk membiayai : 9

16 2016 PAMSIMAS a. Operasional lembaga pengelola program (Pokja AMPL, Panitia Kemitraan, DPMU, dan Kader AMPL); b. Dana hibah Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) APBD sebesar 20% dari total nilai bantuan kabupaten untuk jumlah desa sasaran yang direncanakan setiap tahun; c. Program keberlanjutan untuk pengelolaan pasca konstruksi. 2. Adanya lampiran surat Bupati perihal usulan target tambahan penerima manfaat dan rencana pendanaan BLM bagi desa sasaran Pamsimas untuk rencana pelaksanaan Program Pamsimas III selama yang dirinci per tahun dan dibandingkan dengan target kabupaten, yang disetujui bersama oleh Ketua DPRD dan Bupati. Untuk penentuan desa atau kelurahan penerima dana BLM, beberapa kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jumlah penduduk yang belum memiliki akses air minum aman; b. Jumlah penduduk yang belum memiliki akses terhadap jamban; c. Jumlah kejadian penyakit diare dalam satu tahun terakhir (untuk kegiatan perluasan dan pengembangan); d. Rencana tambahan penerima manfaat air minum (untuk kegiatan optimalisasi). 2.7 BENTUK BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Bentuk Bantuan Pemerintah yang dimaksud dalam program Pamsimas adalah dana Bantuan Langsung Mayarakat (BLM) dan diberikan dalam bentuk uang. BLM digunakan untuk membiayai kegiatan swakelola yang tertuang dalam RKM dan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat. 10

17 BAB 3. TATA CARA PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT 3.1. MEKANISME PENETAPAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Penerima Bantuan Langsung Masyarakat didalam program pamsimas adalah desa yang telah dipilih melalui proses seleksi, diusulkan oleh Kepala daerah dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya. Proses seleksi penerima bantuan dijelaskan lebih rinci didalam Petunjuk Teknis Pemilihan Kabupaten dan Desa, sedangkan mekanisme penetapan Penerima Bantuan adalah sebagai berikut: Jumlah Alokasi Penerima Bantuan Langsung Masyarakat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya setiap tahun. Berdasarkan surat penetapan desa program Pamsimas tersebut PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima BLM yang disahkan oleh Satker PIP Kabupaten. (format PT.6-01: Surat Keputusan Penerima Bantuan). Surat Keputusan Penerima BLM tersebut menjadi dasar pemberian Bantuan Pemerintah. 11

18 2016 PAMSIMAS 3.2. RINCIAN JUMLAH PENERIMAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Rincian jumlah dana BLM untuk Program Pamsimas di masing-masing desa berbeda, sesuai dengan kegiatan yang direncanakan didalam RKM. Rincian BLM per desa dari jumlah RKM adalah sebagai berikut: No Desa Alokasi Dana APBN APBdesa Kontribusi Masyarakat 1 Reguler APBN 70%, 10% 20%: - 4% Incash - 16% Inkind 2 Reguler APBD 70% 10% 20%: - 4% Incash - 16% Inkind 3 Hibah APBN 80% 20%: - 4% Incash - 16% Inkind 4 Hibah APBD 80% 20%: - 4% Incash - 16% Inkind 3.3. ALOKASI ANGGARAN DAN MEKANISME PENGANGGARAN A. APBN BLM Pamsimas merupakan bantuan yang diberikan kepada kelompok masyarakat di desa yang terpilih melalui seleksi yang ditetapkan oleh PA. Pemilihan desa diatur didalam Juknis Pemilihan Kabupaten dan Desa. Oleh karena itu BLM Pamsimas yang bersumber dari APBN lebih tepat dialokasikan pada akun Belanja Barang Lainya untuk diserahkan kepada masyarakat (526311). Alokasi anggaran BLM program Pamsimas pada dasarnya adalah Bantuan Pemerintah berupa dana yang diberikan langsung kepada masyarakat dimana rincian jumlah bantuan pemerintah seperti tercantum dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Mekanisme penganggaran BLM tersebut dilaksanakan berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai penyusunan dan penelaahan Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang kemudian dituangkan dalam DIPA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Secara garis besar mekanisme penganggaran adalah sebagai berikut: 12

19 B. APBD Didalam Penganggaran APBD, BLM dapat dialokasikan kedalam jenis belanja Bantuan Keuangan, atau Bantuan Hibah, atau Bantuan sosial (kelompok Belanja Tidak Langsung) Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Barang/Jasa, atau Belanja Modal (kelompok Belanja Langsung) 13

20 2016 PAMSIMAS Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Penyusunan Belanja daerah didalam PP no 58 tahun 2005, pasal 26 ayat I, pasal 27 ayat 1 dan ayat 2, adalah sebagai berikut: Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundangundangan. Belanja Daerah diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan (disesuaikan dengan urusan), serta jenis belanja. Klasifikasi belanja menurut organisasi disesuaikan dengan urusan organisasi pemerintah daerah. Pamsimas merupakan program penyediaan air minum yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat dan pemerintah Daerah. Untuk kemudahan penyelenggaraan Program, akun belanja dan kelompok belanja untuk alokasi dana serta perangkat daerahnya disesuaikan dengan instansi teknis terkait. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk mengikuti peraturan yang berlaku di daerah masingmasing sepanjang dapat memperlancar penyelenggaraan program. Apabila akibat pengalokasian tersebut terjadi pengurangan, maka alokasi dana ditambah sebesar pengurangannya, sehingga dana yang disalurkan ke masyarakat sesuai dengan ketentuan program. Mekanisme penganggaran APBD berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri, serta peraturan Daerah lainya. 14

21 BAB 4. TATA CARA PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Dana BLM Pamsimas di masing-masing kabupaten disalurkan dari DIPA Satker PAMBM DJCK Kementerian PUPR ke dalam DIPA Satker PIP di Dinas PU Kabupaten. Selanjutnya dana tersebut disalurkan kepada kelompok masyarakat penerima dengan mekanisme SPM/SP2D LS. Pencairan Bantuan Pemerintah didalam Program Pamsimas dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut : No. Urut Jenis Bantuan Tahap Prosentase (%) Pencairan 1 Reguler I, II, III 40%, 40%, 20% 2 Hibah Insentif I, II 50%, 50% 3 Bantuan insentif lainnya Ditetapkan didalam juknis terkait 4.1 KETENTUAN UMUM PENCAIRAN 1. Penyaluran BLM menggunakan mekanisme pembayaran langsung (SPM -LS) kepada penerima bantuan. 2. Pencairan dana BLM dilakukan berdasarkan Surat Keputusan dan Perjanjian Kerjasama antara penerima bantuan (KKM) dengan PPK Pamsim as. Untuk itu maka PPK harus menyiapkan dokumen Perjanjian Kerjasama (PKS, format PT.6-02) antara KKM dengan PPK yang sedikitnya memuat: a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak; Antara lain memuat: 1) Memuat tugas KKM yaitu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan sesuai RKM. 2) KKM didalam melaksanakan kegiatannya berhak didampingi Fasilitator. 3) Satker PIP Kabupaten/kota bertugas menyalurkan dana sesuai peraturan. 15

22 2016 PAMSIMAS 4) Satker PIP Kabupaten/Kota berhak meminta laporan pertanggungjawaban. b. Jumlah bantuan yang diberikan; Jumlah bantuan yang diberikan kepada KKM sesuai RKM c. Tata cara dan syarat penyaluran; d. Pernyataan kesanggupan penerima dana BLM untuk menggunakan dana bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; e. Pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; f. Sanksi; Sanksi dapat berupa: 1) Pemberian teguran-teguran dan peringatan-peringatan secara tertulis 2) Penangguhan pembayaran 3) Pemberian perintah perbaikan/penggantian 4) Pemutusan Perjanjian Pemberian Bantuan g. Penyampaian laporan penggunaan dana secara berkala kepada PPK; Menyampaikan Laporan kemajuan penyelesaikan kegiatan berdasarkan data SIM didalam web pamsimas; h. Penyampaian pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. Laporan dilengkapi dengan foto 100% kegiatan. 3. Setelah lima (5) hari pena ndatanganan PKS, maka Pejabat Penanda tangan Surat Perintah Mambayar (PPSPM) mendaftarkan PKS ke KPPN untuk dicatatkan kedalam Kartu Pengawasan Kontrak. Waktu penyampaian data kontrak ini dilakukan sesuai ketentuan agar tidak terjadi keterlambatan didalam pencairan. Data kontrak yang didaftarkan minimal berisi: a. Nama penerima Bantuan sesuai yang tertera didalam PKS; Nama harus jelas dan diperhatikan format penulisan (huruf kapital/kecil, memakai KKM atau langsung nama KKM, spasi, dan sebagainya); b. nilai pembayaran; c. Jadwal pembayaran 4. KKM sebagai penerima bantuan langsung, dimana dana diterima langsung oleh KKM melalui mekanisme transfer. Oleh karena itu KKM akan membuka rekening atas nama KKM dengan 3 spesimen yaitu: Koordinator KKM, Bendahara dan Ketua Satlak. 16

23 5. KKM akan menyusun Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang disetujui oleh PPK dan Laporan Penggunaan Dana (LPD) serta dokumen lain yang diperlukan didalam proses tahapan pencairan. 6. Pencairan dana bantuan langsung masyarakat untuk Program Pamsimas tidak dikenakan pajak baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) maupun Pajak Penghasilan (PPh). 4.2 LANGKAH-LANGKAH PENCAIRAN Mekanisme pencairan dana BLM Program Pamsimas adalah sebagai berikut: 1. PKS merupakan dasar pembayaran langsung kepada KKM, dengan pembuatan Surat Perintah Membayar (SPM) Langsung (LS). KKM mengajukan permohonan pembayaran yaitu Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD ) ( format_3) masing-masing tahap pencairan adalah sebagai berikut: Tahap I sebesar 40% dilampiri dengan: a. PKS b. Daftar Penerima Bantuan c. Rencana Penggunaan Dana Tahap I (RPD I, format PT.6-04) d. Kuitansi tahap I bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh Koordinator KKM dan disahkan oleh PPK. (Kuitansi, format PT.6-05) Tahap II sebesar 40% dilampiri dengan: a. PKS b. Daftar Penerima Bantuan c. Rencana Penggunaan Dana Tahap II (RPD II) d. Laporan penggunaan Dana (LPD, format PT.6-06) tahap I e. Berita Acara Kemajuan Pelaksaan Kegiatan (BAKPK, format PT.6-07) minimal sebesar 30%, dan Lembar Kerja Pengisian Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (format PT.6-08) f. Kuitansi tahap II bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh Koordinator KKM dan disahkan oleh PPK. Tahap III sebesar 20% dilampiri dengan: a. PKS b. Daftar Penerima Bantuan c. Rencana Penggunaan Dana Tahap III (RPD III) d. Laporan LPD (laporan penggunaan Dana) tahap II 17

24 2016 PAMSIMAS e. Berita Acara Kemajuan Pelaksaan Kegiatan ( BAKPK, format PT.6-07) minimal sebesar 60%, Lembar Kerja Pengisian Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (format PT.6-08) f. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Kegiatan (SPKMK, format PT.6-09) g. Kuitansi tahap III bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh Koordinator KKM dan disahkan oleh PPK. 2. Setelah menerima permohonan pembayaran dari KKM, PPK melakukan pengujian terhadap permohonan pembayaran sesuai dengan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah dalam Program Pamsimas. 3. PPK mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) setelah pengujian permohonan pembayaran telah sesuai dengan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah dalam Program Pamsimas. 4. Apabila dari hasil pengujian ditemukan ketidaksesuaian dengan Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis, PPK menyampaikan informasi kepada KKM untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan pembayaran. 5. Setelah melakukan pengujian dan dokumen lengkap dan sesuai dengan Petunjuk teknis PPK menerbitkan SPP dan disampaikan kepada PP-SPM. 6. PPSPM melakukan pengujian kebenaran, kelengkapan dan keabsahan administrasi terhadap dokumen pendukung SPP. 7. Apabila berdasarkan pengujian telah memenuhi, maka PPSPM menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). 8. SPM data komputer disampikan ke KPPN. 9. KPPN akan melakukan penelaahan pembayaran, apabila telah memenuhi syarat maka KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 10. KPPN akan mengirimkan SP2D ke Bank Operasional yang ditunjuk dan ke PPSPM. 11. Bank Operasional akan melakukan transfer langsung ke rekening KKM sesuai dengan jumlah didalam SP2D. 18

25 Secara umum mekanisme pencairan seperti didalam gambar berikut: #1 BKD (Badan Keuangan Daerah) untuk pencairan APBD #2 Kas Daerah untuk pencairan APBD Pencairan dan tahapan pencairan APBD lebih lanjut mengikuti ketentuan dan peraturan daerah. 4.3 ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN DANA BLM Ketentuan Umum 1. Pelatihan intensif di lapangan (coaching) pengelolaan dan pembukuan keuangan KKM wajib dilakukan sebelum PKS ditandatangani. Coaching dilakukan oleh TFM kepada KKM dengan biaya operasional Fasilitator. 2. KKM wajib melakukan pembukuan dimulai sejak diterimanya dana incash. 3. Pemeriksaan pembukuan KKM dilakukan oleh TFM setiap bulan dengan menggunakan Form Pengukuran Indikator Kinerja Pengelolaan Keuangan KKM. Prosedur selengkapnya lihat SOP Pengukuran Kinerja Pengelolaan Keuangan KKM. 4. Kegiatan administrasi dan pembukuan program Pamsimas dilakukan oleh KKM bersama-sama dengan Satuan Pelaksana (Satlak) Pamsimas. 19

26 2016 PAMSIMAS 5. Kegiatan administrasi dan pembukuan dilakukan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program yang membutuhkan pencatatan yang jelas dan cermat yang dilengkapi dengan bukti-bukti nyata. 6. KKM diwajibkan menyimpan seluruh dokumen setiap tahapan proses baik yang bersifat keuangan ataupun non-keuangan selama 10 (sepuluh) tahun sejak pasca program. 7. KKM harus menyusun laporan keuangan setiap bulan dan diumumkan melalui papan informasi (Lampiran PT.3-07). 8. KKM mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada masyarakat melalui Laporan Penggunaan Dana (LPD) secara terbuka (transparan) dan dapat dipertanggungjawabkan, sebelum melakukan pengajuan pencairan dana BLM tahap/termin berikutnya Pembukuan dan Administrasi Kegiatan Jenis Pembukuan Rencana Penggunaan Dana RPD (Lampiran PT.6-04) Buku Bank (Lampiran PT.305) Uraian Kelengkapan Pelaku 1. RPD dibuat sesuai dengan kebutuhan dan target pelaksanaan kegiatan. 2. RPD memuat rencana kebutuhan bahan dan nilai yang akan dibelanjakan pada rencana pekerjaan. Sebelum diajukan RPD harus disetujui oleh Koordinator KKM, diverifikasi oleh Fasilitator (dengan paraf) dan Koordiantor Kabupaten 3. RPD bukan merupakan dasar untuk menentukan proses pengadaan bahan, yang harus melalui proses swadaya / survei harga / pemilihan langsung / penunjukan. Proses pengadaan bahan lebih lanjut ditentukan berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) (Lampiran PT.6-04). 4. Dalam hal akan melakukan pengadaan, Tidak dibenarkan menguraikan atau memecah jumlah pembiayaan untuk pengadaan barang/jasa tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengadaan bahan selanjutnya dilakukan sesuai prosedur pengadaan bahan yang dapat dipertanggung-jawabkan. 1. Buku Bank digunakan Untuk mencatat penerimaan dana incash, APBD/ APBN, bunga bank serta pengeluaran untuk kegiatan KKM, serta biaya pajak dan administrasi bank 2. Pencatatan buku bank dilakukan oleh bendahara Satlak Pamsimas setiap ada transaksi. 3. Saldo di buku Bank harus sama dengan Rekening Bank KKM 4. Buku Bank ditutup setiap tanggal 25. Setelah ditutup diperiksa dan ditandatangani oleh Satlak Program Pamsimas, Koordinator KKM, dan diketahui oleh Kepala Desa. RPD merupakan dokumen yang digunakan pada setiap pengambilan uang di Bank 1. Slip setor, SP2D APBD, SP2D APBN 2. Rekening Bank KKM diprint setiap bulan 3. Tanda bukti harus diberi nomor urut. 4. Bukti transaksi harus disimpan sesuai tanggal dan disimpan KKM KKM 20

27 Jenis Pembukuan Buku Penerimaan dan Pengeluaran (Lampiran PT.3-06) Buku In kind (Lampiran PT.3-08) Buku Material / Bahan (Lampiran PT.3-10) Laporan Penggunaan Dana (LPD) (Lampiran PT.6-06) Uraian Kelengkapan Pelaku 1. Keluar-masuknya dana Pamsimas, baik tunai (incash) maupun natura (inkind) dicatat dalam buku penerimaan dan pengeluran. Pencatatan dilakukan oleh Bendahara Satlak Program Pamsimas. 2. Buku penerimaan dan pengeluran ditutup tiap akhir bulan pada tanggal yang sama yaitu tanggal 25 tiap bulannya agar setelah tutup buku masih ada waktu untuk membuat Laporan Kemajuan Kegiatan dan Biaya Bulanan (Lampiran PT.3-07) untuk menjadi bahan rapat TFM dengan DPMU dan Konsultan kabupaten pada akhir bulan. 3. Pembayaran insentif harus diberikan secara langsung kepada setiap orang yang bekerja (yang tidak termasuk dalam kontribusi masyarakat inkind/natura), baik secara sitem upah harian maupun sistem borongan/target. 4. Buku Penerimaan dan Pengeluaran setelah ditutup kemudian diperiksa dan ditandatangani oleh Bendahara, Ketua Satlak Program, Koordinator KKM, dan diketahui oleh Kepala Desa. 1. Penerimaan sumbangan dari masyarakat berupa material dan tenaga kerja dicatat didalam buku in kind 2. Form Tanda terima Insentif/Kontribusi Inkind (Lampiran PT.3-09). Jumlah nilai rupiah di kolom Jumlah/nilai Rp. Kerja harus sama dengan kolom 9 (total Rp). Buku in-kind PT.3-08 tersebut ditutup setiap tanggal 25 setiap bulan. 1. Buku Material/bahan digunakan untuk mencatat material/bahan yang telah diterima dan bahan/material yang telah dibayar. 2. Buku material berguna untuk penyiapan RPD, menyiapkan pembayaran, mengendalikan pengadaan agar sesuai target, dan mengevaluasi pengadaan bahan. 3. Buku material dibuat oleh Unit Kerja Satlak Pamsimas (Teknik dan Kesehatan) ditutup setiap bulan mengikuti buku penerimaan dan pengeluaran. Setiap penutupan harus diperiksa oleh Ketua Satlak Program Pamsimas dan Tim Fasilitator Masyarakat; 1. LPD dibuat oleh Ketua Satlak Pamsimas dan disetujui oleh Koordinator KKM dan diketahui oleh Kepala Desa untuk diperiksa oleh Konsultan kabupaten. 2. LPD dibuat sebelum pencairan tahap II dan III APBD/APBN dan setelah kegiatan selesai 100%. LPD dibuat jika penggunaan dana telah mencapai lebih dari 90% dan merupakan salah satu persyaratan untuk mencairkan dana selanjutnya dari KPPN (APBN)/ Kas Daerah (APBD) LPD yang diajukan harus dilampiri dengan bukti-bukti transaksi sedemikian rupa sehingga tidak bercecer 1. Bukti pembelian dicatat setiap transaksi dilakukan. 2. Nota asli dari toko harus mencantumkan informasi: nama toko, alamat, harga, dan cap/stempel dari toko. 3. Tanda bukti harus diberikan nomor urut sesuai tanggal transaksi. Bukti HOK harus dirinci setiap orang dan ditandatangani oleh orang yang bersangkutan, tidak boleh diwakilkan Nomor Bukti yang dicatat dalam buku material adalah nomor bukti penerimaan barang 1. LPD merupakan dokumen pertanggungjawa ban Satlak Pamsimas atas penggunaan dana baik dari APBD maupun APBN 2. LPD APBN digunakan KKM KKM KKM 21

28 2016 PAMSIMAS Jenis Pembukuan Uraian Kelengkapan Pelaku pembayaran yang didokumentasikan secara khusus sesuai prinsip pengarsipan yang rapi dan lengkap. sebagai dokumen pencairan tahapan BLM dan kegiatan telah selesai 100% 1. Transaksi diatas Rp ,00 (sepuluh juta rupiah) harus dilakukan melalui mekanisme Transfer 2. Uang tunai di Kas Satlak tidak boleh lebih dari Rp ,00 (dua juta rupiah) dan mengendap terlalu lama (maksimal 5 hari) Pengelolaan Kearsipan/Dokumen Jenis Dokumen Uraian Kelengkapan Pelaku Dokumen Proses Kegiatan Pamsimas Semua dokumen yang berkaitan dengan proses Pamsimas mulai dari sosialisasi sampai dengan realisasi penyaluran dan pencairan dana, pelaporan, permasalahan, dlsb. Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan 1. RKM 2. Imas 3. Pembentukan KKM 4. Akte Notaris/Pencatatan Notaris 5. Surat Hibah KKM Dokumen Proses Pengadaan Tingkat Masyarakat Semua dokumen proses terkait kegiatan pengadaan di tingkat masyarakat 1. Pembentukan Tim Pengadaan 2. Survei harga 3. Undangan Pemasukan Penawaran (Pengumuman Pengadaan) 4. Daftar pemasok yang masuk, Berita Acara Pembukaan, dan Berita Acara Evaluasi dan Penetapan Pemenang 5. Pembuatan Surat Perjanjian Kerja (SPK) KKM dan Tim Pengadaan Dokumen Keuangan 1. Semua pencatatan keuangan baik asli ataupun foto copy yang mencakup seluruh tahapan mulai dari pengajuan penarikan dana ke KPPN hingga pengajuan pencairan dana ke dan dari masyarakat. 2. Penyusunan dokumen ini berdasarkan penggolongan kegiatan keuangan. 1. Dokumen perencanaan keuangan (RPD) 2. SP2D, SPM dan dokumen pendukungnya. 3. Tanda terima uang maupun bukti transaksi (nota / faktur, dan kwitansi ). 4. Semua Rekening Koran dan Buku Tabungan (minimal harus dicetak setiap akhir bulan), 5. Catatan keuangan (Buku Penerimaan dan Pengeluaran, beserta buku Bantu) 6. Laporan keuangan (Laporan Keuangan Bulanan, dan LPD) KKM Dokumen Kegiatan bidang higienis dan kesehatan baik di masyarakat ataupun Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan dan menyangkut : lokasi, pelaku, sasaran, dan hasil 1. semua dokumen pemicuan perubahan perilaku dengan CLTS, 2. promosi dan pemasaran STBM, 3. advokasi / pelatihan STBM (sanitasi total KKM 22

29 Jenis Dokumen Uraian Kelengkapan Pelaku di sekolah kegiatan berbasis masyarakat) Dokumen Kegiatan pelatihan sarana air minum dan sanitasi sekolah Dokumen Kegiatan pembangunan sarana air minum dan sanitasi sekolah Foto-foto kegiatan dan dokumentasi kegiatan Penyusunan dokumen ini berdasarkan jenis kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat Penyusunan dokumen ini berdasarkan urutan kegiatan di lapangan Dokumen kegiatan: 1. pelatihan pengelolaan administrasi dan keuangan, 2. pelatihan teknik sarana air minum dan sanitasi, 3. dan peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pembentukan KKM Dokumen yang meliputi: 1. hasil MPA bidang air minum dan sanitasi 2. hasil survei harga bahan/peralatan/upah, 3. hasil survei dan pengukuran bangunan prasarana, 4. gambar rancangan dan pelaksanaan, 5. rencana anggaran biaya, jadwal pelaksanaan pekerjaan, 6. revisi pelaksanaan kegiatan Foto kegiatan pembangunan mulai dari : 0%, 25%, 50%, 75 % dan 100% serta foto sarana yang telah dimanfaatkan masyarakat (dilengkapi dengan pemanfaat/pengguna sarana tersebut) untuk sarana pengambilan (misal HU, KU dan SR) KKM KKM KKM Hal-hal Penting dalam Pengelolaan Keuangan oleh Satlak Pamsimas 1. Setiap buku dan laporan harus diberi nama KKM, judul buku/laporan, dan periode 2. Satlak Pamsimas tidak boleh mengeluarkan biaya untuk Konsultan dan Fasilitator, seluruh aparat pemerintah dan seluruh unsur yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan Pamsimas. 3. Pembayaran kepada pemasok barang/jasa dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati dalam kontrak pengadaan bahan atau kontrak sewa peralatan. Tim Fasilitator dan Koordinator Kabupaten harus memantau proses kemajuan pengadaan tersebut. 4. Dana Kas Satlak Pamsimas dilarang dipegang/dititipkan kepada pihak manapun juga atau disimpan dalam rekening apapun. Dana tersebut hanya boleh dipegang Bendahara sebagai kas Satlak Program Pamsimas. 5. Bukti-bukti pembayaran yang telah dijilid dalam berkas LPD harus disimpan di Sekretariat KKM dalam rangka pengajuan pencairan dana. Koordinator KKM berhak untuk memeriksa arsip dan pembukuan Satlak program Pamsimas kapan saja, dan sewaktu-waktu dapat meminta fotocopy bukti pembayaran dalam rangka tugasnya sebagai pengendali dan pembina Satlak Program PAMSIMAS. 6. Bila terjadi perubahan harga, item dan volume pekerjaan antara perencanaan dalam RKM dengan pelaksanaan kegiatan dan adanya sisa dana karena efisiensi harus digunakan untuk pengembangan kegiatan yang menunjang pelaksanaan Pamsimas dengan membuat Berita Acara Revisi (Juknis Pelaksanaan, Lampiran PT.3-12 dan PT.3-12) 7. Apabila dana kas operasional di Bendahara melebihi 2 juta dan telah mengendap selama 5 hari, maka harus disetorkan kembali ke Rekening KKM. 4.4 PERTANGGUNGJAWABAN 23

30 2016 PAMSIMAS KKM sebagai penerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) wajib melaksanakan kegiatan yang sudah tercantum didalam RKM yang telah disetujui. Di dalam setiap pelaksanaan kegiatan akan dikenakan peraturan perpajakan yang berlaku umum yaitu hanya pada saat pembelian barang. KKM mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang terkait dengan perpajakan dengan cara melampirkan semua pengeluaran yang didalamnya terdapat pengenaan pajak oleh supplier. KKM wajib menyusun administrasi, melaksanakan pencatatan dan pembukuan serta menyimpan semua pencatatan dan dokumen secara rapi dan aman dan mempertanggungjawabkan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran dengan dilampiri: 1. Berita Acara Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan dan ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi (format PT.6-10); 2. Berita Acara Serah Terima (BAST, format PT.6-11) Pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Koordinator KKM; 3. Foto/film kegiatan yang dihasilkan; 4. Daftar Perhitungan Dana awal, penggunaan dan sisa dana (format PT.6-12); 5. Aurat pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan; 6. Laporan penggunaan dana (LPD) tahap III (100%) beserta LPD penggunaan tahap sebelumnya 7. Bukti slip setor ke kas Negara (jika ada). Berdasarkan laporan pertanggungjawaban, PPK melakukan verfikasi atas laporan pertanggungjawab; kemudian PPK mengesahkan Berita Acara Serah Terima (BASTformat PT.6-11) hasil verifikasi telah sesuai dengan perjanjian kerjasama. Untuk mencegah terjadinya penumpukan pekerjaan administrasi menjelang akhir tahun anggaran, KKM diharapkan dapat menyelesaikan proses pelaksanaan kegiatan lebih awal. 4.5 SISA PENGGUNAAN DANA Apabila terdapat sisa penggunaan dana kegiatan di masyarakat, maka harus digunakan untuk pengembangan sesuai dengan kegiatan di dalam Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Ketentuan Umum 1. Sisa dana BLM merupakan sisa dana dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam RKM, seperti kegiatan pelatihan, pembangunan fisik, pelaksanaan pengadaan, kegiatan bidang kesehatan - PBHS di masyarakat dan di sekolah dan termasuk bunga bank. 24

31 2. Pemanfaatan sisa dana BLM hanya diperkenankan untuk kegiatan operasional SPAM terbangun, pengembangan yang dapat menambah pemanfaat bagi masyarakat dengan menambah volume kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan kegiatan pendukungnya, antara lain pemicuan PHBS melalui rembug/pertemuan pleno masyarakat tentang penggunaan sisa dana BLM. 3. Penggunaan sisa dana BLM harus dilengkapi Berita Acara Revisi RKM serta mendapatkan persetujuan DPMU. 4. Pemanfaatan sisa dana BLM tidak diperkenankan digunakan untuk mendanai Biaya Operasional KKM Prosedur Penggunaan Penghematan BLM Berikut adalah prosedur pemanfaatan penghematan BLM No Langkah-Langkah Tujuan Hasil Uraian Pelaku 1. Membuat Laporan Realisasi Fisik dan Biaya 2. Melakukan Uji Fungsi Fisik 100% RKM 3. Memfasilitasi masyarakat untuk pertemuan pleno merencanakan Penggunaan sisa dana BLM Membuat Laporan Realisasi Fisik dan Biaya demi kejelasan apa yang telah dilaksanakan/dibang un serta penggunaan dananya. Memastikan keberfungsian dari sarana air minum, sanitasi di sekolah yang sudah selesai dibangun Masyarakat dapat menyepakati kegiatan untuk penggunaan sisa dana 1. Laporan Realisasi Fisik dan Biaya 2. Berita Acara Revisi RKM amandment (Lampiran PT.3-11 dan PT.3-12) Berita Acara Uji Fungsi (Lampiran PT.3-15) Berita Acara Penggunaan Sisa Dana (PT.3-17) Laporan Realisasi Fisik dan Biaya dibuat berdasarkan target yang tertuang di dalam RKM dan Berita Acara Revisi RKM, hargaharga aktual, jumlah orang maupun peralatan yang telah digunakan. Jumlah rekapitulasi harganya adalah dana yang akhirnya dikeluarkan oleh KKM. Uji Fungsi dilakukan terhadap semua sarana air minum yang telah selesai dibangun. Dari kegiatan uji fungsi (langkah-langkah no 2) Bila telah dinyatakan, berfungsi baik dan tidak perlu ada penyempurnaan maka sisa dana BLM dapat direncanakan untuk dimanfaatkan pengembangan Bila hasil uji fungsi perlu penyempunaan maka dilakukan perbaikan dengan menggunakan sisa dana BLM (penggunaan dana harus efektif) KKM dan Satlak PAMSIMAS dibantu oleh TFM KKM, FM Teknis, Sanitarian, Fasilitator STBM, dan Koordinator Kabupaten KKM dan Satlak PAMSIMAS, TFM, Koordinator Kabupaten Bila setelah perbaikan untuk penyempurnaan 25

32 2016 PAMSIMAS No Langkah-Langkah Tujuan Hasil Uraian Pelaku 4. Finalisasi Penggunaan Sisa Dana BLM Penggunaan sisa dana BLM secara efektif dan tepat sasaran Berita Acara Revisi RKM yang (PT.3-11) dan Lampiran BA Revisi RKM (PT.3-12) siap ditandatangani DPMU sarana masih ada sisa dana, dapat digunakan pengembangan untuk menambah pemanfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang mendukung kegiatan air minum dan sanitasi di desa sasaran dengan melalu musyawarah Setelah pertemuan pleno, KKM dibantu oleh TFM memfinalkan penggunaan sisa dana dalam BA Revisi RKM & Lampiran BA Revisi RKM KKM, TFM, Koordinator Kabupaten 4.6 MONITORING DAN EVALUASI Terkait dengan penyaluran BLM, Satker PIP Kabupaten bertanggungjawab atas: 1. Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran dana BLM di wilayah kabupaten; 2. Transparansi pelaksanaan dan penyaluran dana BLM di wilayah kabupaten; 3. Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran dana BLM di wilayah kabupaten. Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah, Satker PIP Kabupaten melaksanakan monitoring dan evaluasi antara lain dengan melakukan pengawasan terhadap: 4. Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan dengan pedoman umum dan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas di tingkat Masyarakat yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya; 5. Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi berdasarkan data Quick Status (QS) didalam Satker PIP Kabupaten diharuskan untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk perbaikan penyaluran bantuan di masyarakat. 4.7 SANKSI Apabila berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaan Bantuan Pemerintah dengan Pedoman dan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah dalam Program Pamsimas, maka kegiatan tersebut dapat 26

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2 Mei 2017 Direktur Jenderal Cipta Karya, Ir. Sri Hartoyo, Dipl.SE, ME NIP:

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2 Mei 2017 Direktur Jenderal Cipta Karya, Ir. Sri Hartoyo, Dipl.SE, ME NIP: KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2017

KATA PENGANTAR PAMSIMAS 2017 PAMSIMAS 2017 KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN 1 Menjelaskan dasar hukum pengujian dan pembayaran tagihan Menjelaskan Lingkup Bahasan Pengujian dan Pembayaran Tagihan Menerapkan Paradigma dan prinsip Pengelolaan

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN. Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : PT-2.3-04-A SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB) BLM APBN Nomor : Tanggal : Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun dua ribu, kami yang bertanda tangan di bawah ini : I. Nama : Jabatan : Pejabat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015) Disampaikan dalam Rakornas Program Pamsimas

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$

KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$ KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNOLOGI KEKUATAN STRUKTUR SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR }$ TAHUN 2OI4 TENTANG PENETAPAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PR]ABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2147, 2016 KEMENKEU. Belanja Bantuan Sosial. K/L. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

KEPALA BALAI MESIN '"-Jff:}JfilK. PRODUKSI DAN otomasi SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG

KEPALA BALAI MESIN '-Jff:}JfilK. PRODUKSI DAN otomasi SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) KEPALA BALAI MESIN '"-Jff:}JfilK SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR L7 TAHUN 2AT4 TENTANG PRODUKSI DAN otomasi PENETAPAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEJAE}AT

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.1646, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Cadangan JKN. Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167 /PMK.02/2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1191, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pembayaran. Pelaksanaan APBN. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2012 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1078, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Pemberian. Bantuan Pendanaan. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, No.1464, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Anggaran. Bantuan Pemerintah. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.2077, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Pelaksanaan APBN. TA 2017. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI IBPPTI KEPUTUSAN KEPALABALAIJARINGANINFORMASIILMUPENGETAHUANDANTEKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NOMOR II TAHUN 2OT4 TENTANG PENETAPANPEJABATPEMBUATKOMITMENDANPEJABATPENANDATANGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. No.1740, 2014 KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

8ew. 2. Keputusan... KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN StrNI DAN TtrKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN,

8ew. 2. Keputusan... KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN StrNI DAN TtrKNOLOGI SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN, 8ew..."'* -" *"-'ii' ;iai)an pl :t\,,4.._,_,.. \(jxa\.ltan oan tjlillttar,an tfkn()l {f.il i{:ltrprr KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI SELAKU

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173

KATA SAMBUTAN. Jakarta, Mei 2012. Direktur Jenderal Cipta Karya, Budi Yuwono P. NIP.110020173 KATA SAMBUTAN Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah peri-urban yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2016 DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA. Dr. Ir. Andreas Suhono, M.Sc. NIP KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat RPJPN 2005 2025 dan RPJM 2015-2019, Pemerintah melalui program pembangunan nasional Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Tahun 2019, menetapkan bahwa pada tahun 2019,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1311, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Biaya Konstruksi. Proyek Kerja Sama. Infrastruktur. Dukungan Kelayakan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA ANGGARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un No.1475, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Beban APBN Sebelum Barang/Jasa Diterima. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN

UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN UPT LABORATORIUM AERO-GAS DTNAMIKA DAN GETARAN KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM AERO-GAS DINAMIKA DAN GETARAN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN ',, NOMOR32TAHIJN,,2g11", TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

Metode Pembayaran Tagihan Negara

Metode Pembayaran Tagihan Negara DIKLAT SISTEM PENGELUARAN BENDAHARA NEGARA PENGELUARAN APBN Metode Pembayaran Tagihan Negara 1. Metode Pembayaran Langsung (LS) Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran

Lebih terperinci

LIN GKUN GAN. KEPALA "^r^,mffi#,

LIN GKUN GAN. KEPALA ^r^,mffi#, t" 7 KEPALA "^r^,mffi#, LIN GKUN GAN SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NoMoR,O TAHUN 2OT4 TENTANG PENETAPAN PE.JABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEJABAT PENANDATANGAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KEPALA BALAI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

1 of 9 21/12/ :39

1 of 9 21/12/ :39 1 of 9 21/12/2015 12:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN DUKUNGAN KELAYAKAN ATAS SEBAGIAN BIAYA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 14 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN

Lebih terperinci

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR

PAMSIMAS 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.972, 2015 KEMENKEU. Dana Keistimewaan. Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyaluran. Pengalokasian. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126/ PMK.07/2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 62, 2013 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kegiatan. Anggaran. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dari Bagian Kepegawaian, jumlah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 43 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM KELUARGA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 167/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA CADANGAN BENIH NASIONAL DAN BANTUAN LANGSUNG BENIH UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BANTUAN OPERASIONAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, PENGELOLAAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA BERGULIR PENGADAAN TANAH UNTUK JALAN TOL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN BENDAHARA UMUM NEGARA PADA KANTOR PELAYANAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1165, 2014 KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. DPR. DPRD. BPK. KY. Hakim MK. Hakim Agung. Menteri, Wakil Menteri. Pejabat Tertentu. Pertanggungjawaban.

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli No. 2006, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. TNI. POLRI. ASN. Lingkungan KEMHAN dan POLRI. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Pupuk. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Pupuk. Tata Cara. No.287, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Pupuk. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENYELESAIAN PEKERJAAN YANG TIDAK TERSELESAIKAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

MENTEHIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN.

MENTEHIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. MENTEHIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN. PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 /PMK.OS/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH 228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013 1 of 48 17/08/2013 15:29 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Hibah. Uang. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA 2017 1 Untuk TA 2017 Satker Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dalam pengelolaan dana APBN Dekonsentrasi

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara No.753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pinjaman. Dalam Negeri. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan.

KATA PENGANTAR. Dengan demikian diharapkan seluruh kegiatan Paket HKP dapat berjalan dengan baik dalam pengelolaan SPAMS Desa yang berkelanjutan. KATA PENGANTAR Salah satu program andalan Pemerintah untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi perdesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Program Pamsimas. Pelaksanaan Program Pamsimas

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per No.478, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana. Desa. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.07/2016 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur. No.320, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 124/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2016 KEMENPU-PR. Pertanggungjawaban Anggaran. Verifikasi. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci