BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian yaitu tahap yang akan ditempuh dalam rangka pencapaian tujuan. Langkah yang akan dilakukan dibagi menjadi lima tahap secara sistematis terdiri atas, tahap persiapan penelitian, konseptualisasi model, pengumpulan dan pengolahan data, analisis serta kesimpulan dan saran. Metodologi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. TAHAP I : PERSIAPAN PENELITIAN STUDI LITERATUR SYMPTOMS & FENOMENA YANG TERJADI PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN BATASAN MASALAH TAHAP II : KONSEPTUALISASI MODEL IDENTIFIKASI VARIABEL PEMBENTUK MODEL PENGEMBANGAN HIPOTESIS PEMBENTUK MODEL KERANGKA PEMBENTUKAN MODEL MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGEMBANGAN MODEL BERBASIS TEORI Gambar 3.1. Metodologi Penelitian 45

2 Gambar 3.1 Lanjutan Metodologi Penelitian 46

3 3.1 Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian dibagi menjadi lima langkah yang berisi mengenai proses pemilihan topik penelitian yang terdiri dari tahap menganalisis fenomena yang terjadi yang didukung oleh studi literatur, perumusan masalah, tujuan penelitian dan batasan masalah. Pada Gambar 3.2 akan menunjukkan tiap tahap yang diperlukan dalam persiapan penelitian agar lebih jelas. Gambar 3.3 merupakan latar belakang dari penelitian yang dihasilkan dari pengumpulan fenomena, data, dan informasi pendukung lainnya untuk mendefinisikan masalah dan menganalisisnya serta mendefinisikan masalah. Tujuan penelitian merupakan pernyataan hasil penelitian yang ingin dicapai, dimana batasan masalah berfungsi agar tujuan penelitian dapat dipenuhi dan tetap fokus. 47

4 Gambar 3.3 Tahap Persiapan Penelitian 48

5 3.1.1 Studi Literatur Studi literatur penting dilakukan pada tahap awal penelitian yang bertujuan untuk mengetahui teori-teori dasar dan informasi yang melandasi penelitian juga untuk menentukan topik permasalahan yang akan diteliti. Studi literatur diperoleh melalui buku-buku yang menunjang penelitian, jurnal-jurnal, dan karya penelitian terdahulu. Hasil kajian dari studi literatur dapat digunakan sebagai bahan untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan penyusunan state-of-the-art kemungkinan hasil pengembangan penelitian sebelumnya yang relevan serta kemungkinan pengembangan hasil penelitian tersebut. Studi literatur digunakan pula sebagai dasar dalam menentukan variabel penelitian, konseptualisasi model dan sebagai dasar dalam melakukan analisis dan pembahasan hasil pengolahan data penelitian Analisis Fenomena/Symptom yang Terjadi Industri perbankan saat ini merupakan salah satu industri yang terkena imbas dampak perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi (TI). Akibat perkembangan teknologi tersebut, pelaku dunia usaha dituntut untuk mengoptimalkan fasilitas teknologi informasi, guna memenangkan persaingan global (Teletech, 2006). Perkembangan TI pada perbankan akan menyebabkan persaingan pada perbankan sehingga akan menimbulkan penciptaan berbagai produk dan jasa keuangan yang inovatif dan kreatif (Almilia, 2006). Banyaknya produk jasa keuangan yang ditawarkan bank akan memicu peningkatan fungsi TI dan pada akhirnya menghasilkan pemenuhan kebutuhan nasabah serta mendapatkan predikat layanan prima (service excellent) kepada nasabah Anugrah (2005). Kematangan teknologi informasi akan memiliki hubungan dengan respon strategik perusahaan dalam menghadapi globalisasi yaitu, berupa keinginan untuk melakukan penambahan investasi dalam teknologi informasi Iman (2006). Hasil 49

6 dari berbagai penelitian telah membuktikan bahwa aplikasi berbasis TI dapat memberikan keunggulan kompetitif berbasis strategi generik (Porter, 1980; Sethi & King, 1994). Vives pada tahun 2001 menyebutkan bahwa pada tingkat retail banking, pengaruh TI terlihat pada implementasi e-banking dan peningkatan kinerja pada pemrosesan informasi. Produk baru perbankan berbasis teknologi informasi salah satu contohnya adalah new electronic channel (e-channel) yang memiliki fungsi menghasilkan informasi keuangan pada nasabah. New e-channel sendiri meliputi Short Message Service (SMS) Banking, phone banking dan internet banking. jumlah total pelanggan operator selular GSM maupun CDMA menurut Infobank pada akhir tahun 2007 sebanyak 80 juta maka potensi bank memperoleh fee based income dari fasilitas SMS/m-Banking sangat besar dibandingkan pengguna internetbanking yang hanya 20 juta pengguna. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh MRI (2006), menghasilkan kesimpulan bahwa SMS/m-banking menunjukkan penetrasi yang cukup baik di Indonesia yaitu 8% pada tahun 2005 menjadi 11% pada tahun Cheung (2001) dalam penelitiannya terhadap sikap masyarakat Hong Kong tentang penerimaan dan pengadopsian New e-channel (internet banking) masih menunjukkan penolakan terhadap teknologi informasi tersebut. Penolakan tersebut dipicu akibat isu mengenai faktor kepercayaan (trust) terhadap penggunaan teknologi informasi baru yang belum jelas tingkat keamanannya (safety). Di sisi yang lain pelaku usaha (bank) memberikan layanan tersebut bertujuan mempermudah nasabah dalam bertransaksi. Dari latar belakang tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penerimaan (acceptance) dan adopsi teknologi informasi new e-channel khususnya berkaitan dengan SMS Banking karena teknologi tersebut relatif masih sangat baru dan basis teknologinya memiliki kesamaan dengan internet banking. Dilakukan pengidentifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi niat adopsi responden dalam menggunakan teknologi SMS Banking. 50

7 3.1.3 Perumusan Masalah Courtier dan Gilpatrik (1999) merekomendasikan bank untuk mensurvei atau mengukur kebutuhan dan keinginan nasabah secara teratur sebelum membuat strategi mobile-banking karena respon dan kesiapan nasabah untuk menggunakan teknologi merupakan kunci bagi bank dalam mengambil keputusan untuk memenuhi keinginan nasabah. Cheung (2001) menyebutkan bahwa kebutuhan dan keinginan nasabah memiliki kontribusi secara langsung pada implementasi kesuksesan mobile-banking terlebih lagi apabila ekspektasi pelanggan dan kemampuan mereka mengadopsi teknologi baru secara langsung akan mempengaruhi kebutuhan mereka untuk mengadopsi teknologi (Cheung, 2001). Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini mencakup apa yang mempengaruhi dan membedakan penerimaan teknologi (technology acceptance) pada pengguna SMS Banking maupun potensial pengguna bagaimana perilaku responden dalam memutuskan untuk adoption teknologi SMS Banking Tujuan Penelitian. Adapun tujuan yang dicapai dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi SMS Banking dikalangan mahasiswa. 2. mengetahui apakah image, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk, subjective norm dan result demonstrability serta intention memiliki pengaruh terhadap penerimaan teknologi (technology acceptance) SMS Banking. 3. Mengidentifikasi penggunaan teknologi perbankan mahasiswa ITB disaat ini dan dimasa yang akan datang. 51

8 3.1.5 Batasan Masalah Permasalahan penelitian selanjutnya akan dibatasi agar pemecahan masalah yang dilakukan tidak menyimpang dari ruang lingkup sehingga penelitian tetap fokus. Maka pembatasan dari masalah adalah: o Pengukuran dilakukan pada nasabah BNI berstatus mahasiswa ITB yang sudah menggunakan aplikasi berbasis teknologi informasi. e-channel maupun New-e-Channel seperti ATM, internet banking, SMS/m-Banking, atau Phone Banking. o Penelitian ini tidak meneliti proses adopsi teknologi SMS Banking secara keseluruhan melainkan hanya fokus pada proses adopsi teknologi SMS Banking yaitu tahap penggunaan berdasarkan faktor-faktor image, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk (resiko keamanan saja dan tidak memperhitungkan faktor trust), subjective norm dan result demonstrability serta intention yang dirasakan responden. 3.2 Konseptualisasi Model Konseptualisasi model terdiri dari lima tahap yang terdiri dari pengembangan model berbasis teori, kerangka penelitian model penelitian, identifikasi varianel dan pembentukan model penelitian, pengembangan hipotesis pembentuk model dan model persamaan struktural Pengembangan Model Berbasis Teori Imam (2006) menerangkan bahwa SEM berbasis kepada hubungan kausalitas, di mana perubahan sebuah variabel diasumsikan menghasilkan perubahan kepada variabel lainnya. Hubungan kausal dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk dan berbagai arti, dari bentuk hubungan yang pasti sampai kepada bentuk hubungan yang tidak telalu jelas, seperti pada penelitian perilaku. Ada empat kriteria kesepakatan umum dalam membuat hubungan kausal, yaitu : 1. Asosiasi yang cukup antara dua buah variable 52

9 2. Anteseden temporal dari penyebab dan akibat 3. Kelangkaan variabel kausal alternatif 4. Basis teoritis untuk hubungan tersebut. Walaupun dalam banyak hal, seluruh kriteria yang yang telah diakui untuk membangun hubungan kausalitas tidak bisa terpenuhi secara utuh, pernyataan tentang kausalitas dapat dibuat jika hubungan tersebut berdasarkan pada rasionalisasi teoritis. Langkah ini dilakukan untuk mencari atau mengembangkan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Dalam pengembangan model teoritis merupakan serangkaian eksplorasi ilmiah dilakukan melalui studi literatur untuk mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan. SEM tidak digunakan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoritis melalui data empirik. Extension Technology Acceptance Model (TAM2) (Venkatesh dan Davis, 2000) akan digunakan sebagai kerangka model penelitian yang merupakan revisi model TAM (Davis, 1989) awal. TAM2 merupakan penggabungan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB). TAM2 menambahkan faktor job relevance dan output quality yang mempengaruhi perceived usefulness, adapun definisi dari job relevance adalah keterkaitan sistem yang digunakan dengan pekerjaan dan definisi output quality adalah tingkatan penilaian akan kualitas hasil setelah menggunakan sistem teknologi (Cheung, 2001). Kedua model TAM maupun TAM2 memerlukan individu yang sadar akan perubahan, seperti halnya apa saja yang berubah dimasa yang akan datang (Davis, 2007). Gambar 3.4 dan Gambar 3.5 merupakan Model TAM dan TAM2 secara berurutan. 53

10 Gambar 3.4 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis, 1989) Gambar 3.5 Technology Acceptance Model Extension (TAM2) [Venkatesh dan Davis (2000) dalam Cheung (2001)] Pada Gambar 3.6 merupakan model adopsi/ penggunaan teknologi internet banking yang diajukan oleh Cheung (2001). Model tersebut merupakan penyesuaian dari model-model sebelumnya. 54

11 Norma Subyektif Subjective Norm (SNORM) Pencitraan Image (IM) Kegunaan yang dirasakan Perceived Usefulness (PU) Demonstrabilitas Hasil Result Demonstrability (RD) Resiko yang dirasakan Perceived Risk (PRISK) Kemudahan yang dirasakan Perceived Ease of Use (PEOU) Niat mengadopsi/ menggunakan Internet Banking Intention to Adopt/Continual Usage of Internet Banking(INTENT) Technology Acceptance Model Computer Self- Efficacay Gambar 3.6 Model Penerimaan Teknologi Internet Banking (Cheung, 2001) Hasil dari penelitian Cheung pada tahun 2001 menyimpulkan bahwa: Subjective norm dan computer self-efficacy memiliki dampak signifikan terhadap perceived ease of use, namun tidak terbukti secara empiris memiliki dampak secara langsung terhadap intention untuk mengadopsi teknologi. Perceived usefulness memiliki dampak secara positif mempengaruhi intention untuk adopsi, sehingga mendukung hasil peneliti Venkatesh dan Davis (2000) pada model TAM2. Perceived ease of use memiliki dampak signifikan secara tidak langsung pada intention untuk mengadopsi ataupun menggunakan melalui perceived usefulness. Tidak terdapat faktor yang signifikan berdampak secara langsung pada intention untuk mengadopsi teknologi. Model-model yang telah diajukan oleh para peneliti yang terdahulu di Tabel 3.1 menggambarkan cakupan masing-masing model penelitian baik TRA, TPB, TAM dan TAM2. 55

12 Dimensi / Indikator Tabel 3.1 Kajian Model Penelitian TRA, TPB, TAM dan TAM2 TRA (Ajzen & Fishbein, 1975) TPB (Ajzen, 1985) TAM (Davis, 1989) TAM2 (Venkatesh & Davis, 2000) (TAM2) for Internet Banking (Cheung, 2001) (TAM2) for SMS Banking (Khairani, 2008) Attitude Toward Behaviour Subjective Norm Perceived Behavioural Control Behavioral Intention Actual Behaviour External Variables Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attitude Toward Using Image Job Relevance Output Quality Result Demonstrability Perceived Risk Note : TRA = Theory Reasoned Action, TPB = Theory of Planned Behaviour, TAM = Technology Accaptance Model, TAM2 = Extention Technology Accaptance Model 56

13 3.2.2 Kerangka Model Penerimaan Teknologi Penelitian SMS Banking Penelitian mengenai adopsi terhadap merupakan merupakan variabel independen tambahan dari persepsi teknologi informasi. Setiap model memiliki alternatif konseptualisasi persepsi, contohnya untuk TAM (Davis, 1989) yang memasukkan hanya dua persepsi, sedangkan TRA (Fishbein dan Ajzen, 1975) dan TPB (Ajzen, 1985) merekomendasikan secara spesifik untuk menghilangkan persepsi untuk setiap informasi sistem /teknologi. Cheung (2001) menyebutkan bahwa sangat penting untuk menginvestigasi keterkaitan antara perceived usefulness dengan perceived ease of use dari TAM. Sedangkan untuk model TAM2 telah memenuhi sebagian dari variabel internal perceived usefulness, yang sebagian besar merupakan konstruk dari TPB. Sehingga Cheung (2001) menambah kan determinan teruji dari perceived ease of use dan perceived risk sebagai antecends dari perceived usefulness pada model TAM2 (Venketesh dan Davis, 2000). Konseptual model penerimaan teknologi SMS Banking yang diajukan oleh peniliti dapat dilihat pada Gambar 3.6 merupakan pengembangan dari TPB (Ajzen, 1985), TAM (Davis, 1989), dan TAM2 (Venketesh dan Davis, 2000). Memasukkan perceived risk merupakan determinan untuk konstruk perceived usefulness SMS Banking (Cheung, 2001), sedangkan konstruk untuk job relevance dan output quality dihilangkan dari TAM2 karena tidak relevan dengan obyek penelitian, lagi dengan perilaku penggunaan aktual juga tidak digunakan sebagai variabel dependen. Hal ini dikarenakan oleh dua alasan: 1. SMS Banking di Indonesia masih dalam fase perkenalan dimana jumlah peggunanya masih sedikit sehingga akan sulit untuk mengukur perilaku pengguna. 2. Jalur dari intention (niat) adopsi teknologi sampai keperilaku penggunaan aktual telah banyak diteliti dalam berbagai konteks. Sehingga keterkaitan langsung antara intention (niat) perilaku pengguna aktual diharapkan bernilai positif. 57

14 3. Self efficacy yang merupakan determinan perceived ease of use tidak digunakan karena penelitian yang dilakukan Cheung (2001) menyimpulkan faktor self efficacy tidak signifikan tidak berdampak pada perceived ease of use dan penerimaan teknologi serta adopsi teknologi. Kerangka model terdiri dari konstruk subjective norm, image,, result demostrability, percieved usefulness, percieved ease of use dan intention to adopt yang diadaptasi dari TAM2 (Venkatesh & Davis, 2000), sedangkan perceived risk diadaptasi dari model Cheung (2001). Dibawah ini adalah Gambar 3.6 yang merupakan konseptual model penelitian penerimaan teknologi SMS Banking terhadap nasabah perbankan. Gambar 3.6 Model Penerimaan Teknologi SMS Banking yang Diajukan Peneliti Identifikasi Variabel dan Pembentukan Model Penelitian Sekaran (2003) menjelaskan bahwa model penelitian adalah sebuah model konseptual yang menggambarkan hubungan logis antara beberapa faktor penting dalam permasalahan. Dari model adopsi SMS Banking yang diajukan maka dapat dilihat pada Tabel 3.2 Spesifikasi dari variabel penelitian beserta definisinya. 58

15 Tabel 3.2 Spesifikasi Variabel Penelitian Model Adopsi Teknologi SMS Banking Variabel Laten Definisi Variabel Manifes Indikator Subjective Norm (Ajzen & Fishbein, 1975) Kepercayaan pengguna dalam mengadopsi atau tidak mengadopsi (continual usage) teknologi SMS Banking Cheung (2001) (SNORM1) Faktor teman (SNORM2) Faktor kerabat (SNORM3) Faktor lingkungan Teman, mendorong responden untuk menggunakan SMS Banking. Kerabat/saudara serta rekan kerja akan mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan SMS Banking. Ketersediaan fasilitas penunjang teknologi SMS Banking (teknologi mobile phone). akan mempengaruhi responden dalam pengambilan keputusan untuk menggunakan SMS Banking Image (Venkatesh & Davis, 2000) Tingkatan derajat adopsi dari SMS Banking yang dirasakan bisa meningkatkan status atau image seseorang dalam sistem sosial (IM1) Faktor status (IM2) Faktor gengsi Menggunakan SMS Banking akan memberikan status lebih tinggi bagi penggunanya. Pengguna SMS Banking akan lebih bergengsi dibandingkan orang lain yang belum menggunakan. Cheung (2001) (IM3) Faktor trend Pengguna SMS Banking akan lebih mengikuti trend dibandingkan orang lain yang belum menggunakan.. Result Demostrability (Venkatesh & Davis, 2000) Tingkatan hasil penggunaan SMS Banking dapat diobservasi dan dikomunikasikan pada pengguna yang lain Cheung (2001) (RD1) Faktor komunikasi 1 (RD2) Faktor komunikasi 2 (RD3) Faktor output Anda tidak mengalami kesulitan dalam memberikan petunjuk penggunaan SMS Banking untuk orang lain. Responden yakin bisa memberikan penjelasan kepada orang lain mengenai kelebihan dan kekurangan SMS Banking. Menggunakan SMS Banking memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan menggunakan new e-channel lainnya (Phone Banking, Internet Banking). 59

16 Tabel 3.2 Spesifikasi Variabel Penelitian Model Adopsi Teknologi SMS Banking (Lanjutan) Variabel Laten Definisi Variabel Manifes Indikator Perceived Risk (Cheung, 2001) Ketidak pastian (faktor safety dan trust) yang dihadapi pengguna potensial akibat tidak bisa meramalkan konsekuensi pengambilan keputusan adopsi/continual usage Cheung (2001) (PRISK1) Faktor safety (PRISK2) Faktor trust (PRISK3) Faktor trust Responden tidak merasa yakin akan aspek keamanan dari layanan SMS Banking. Responden percaya informasi transaksi menggunakan SMS Banking tidak akan mudah diketahui oleh orang lain Responden percaya bahwa informasi transaksi SMS Banking tidak mudah disalahgunakan oleh orang lain. Perceived Usefulness (Venkatesh & Davis, 2000) Perceived Ease of Use (Venkatesh & Davis, 2000) Tingkatan dimana pengguna melihat SMS Banking menawarkan kelebihan dibandingkan yang lainnya dalam melakukan transaksi perbankan Cheung (2001) Tingkatan dimana SMS Banking dirasakan mudah dimengerti/dipahami dan digunakan Cheung (2001) (PU1) Faktor hemat (PU2) Faktor waktu dan tempat (PU3) Faktor telekomunikasi (PEOU1) Faktor penggunaan 1 (PEOU2) Faktor usaha 1 (PEOU3) Faktor penggunaan 2 (PEOU4) Faktor usaha 2 (PEOU5) Faktor penggunaan 3 SMS Banking membantu dalam menghemat waktu dalam mengatur keuangan penggunanya. SMS Banking memiliki kelebihan dalam mengatur finansial responden karena dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan ponsel. SMS Banking merupakan salah satu cara telekomunikasi yang lebih mudah, murah dan merupakan pilihan yang tepat untuk mengatur keuangan anda. Penggunaan teknologi SMS Banking mudah dipahami dan dimengerti. SMS Banking sangat mudah digunakan tanpa memerlukan effort yang lebih. Responden percaya dengan menggunakan SMS Banking akan dapat melakukan transaksi apapun. Tidak banyak usaha yang dilakukan dalam menggunakan SMS Banking. Responden merasa percaya diri menggunakan SMS Banking jika waktu yang digunakan untuk bertransaksi tidak membutuhkan waktu yang lama. 60

17 Tabel 3.2 Spesifikasi Variabel Penelitian Model Adopsi Teknologi SMS Banking (Lanjutan) Variabel Laten Definisi Variabel Manifes Indikator Intention To Adopt (Ajzen & Fishbein, 1975) Intensi atau ketertarikan seseorang untuk mengadopsi teknologi SMS Banking Cheung (2001) (INTENT1) Faktor adopsi (INTENT2) Faktor menggunakan teknologi SMS Banking (INTENT3) Faktor menggunakan teknologi new e- channel Rencana responden mengadopsi dan menggunakan SMS Banking secara regular dalam waktu 6 bulan kedepan. Rencana responden menggunakan layanan SMS Banking secara aktif dalam waktu 6 bulan kedepan. Rencana responden menggunakan fasilitas finansial perbankan melalui new e-channel lainnya (Internet banking) dalam waktu 6 bulan kedepan. 61

18 3.2.4 Pengembangan Hipotesis Pembentukan Model Penelitian TAM bermula dari TRA yang terkenal karena adanya subjective norm yang mempengaruhi perilaku individu. Studi awal oleh Davis (1989) gagal untuk menunjukkan keterkaitan antara subjective norm dengan penggunaan, sehingga variabel ini secara umum tidak dimasukkan kedalam TAM. Dalam penelitian ini, teman sejawat memiliki pengaruh terhadap calon pengguna dan pengguna SMS Banking, sehingga dapat dimasukkan kedalam model penelitian ini (Cheung, 2001). Adapun hipotesis pada penelitian ini berfungsi untuk membantu rumusan masalah karena hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan kesimpulan teoritis yang diperoleh dari studi pustaka (Kasegrina, 2007). Berdasarkan konseptual model yang diajukan, maka dapat diperoleh hipotesis penelitian pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hipotesis yang Digunakan dalam Penelitian Hipotesis Keterangan 1 Subjective Norm memiliki dampak positif pada Perceived Usefulness SMS Banking 2 Subjective Norm memiliki dampak positif terhadap Image 3 Image memiliki dampak positif terhadap Perceived Usefulness SMS Banking 4 Result Demonstrability memiliki dampak positif terhadap Perceived Usefulness SMS Banking 5 Perceived Risk memiliki dampak negatif terhadap Perceived Usefulness SMS Banking 6 Perceived Ease of Use memiliki dampak positif terhadap Perceived Usefulness SMS Banking 62

19 Tabel 3.4 Hipotesis yang Digunakan dalam Penelitian Lanjutan Hipotesis Keterangan 7 Perceived Usefulness memiliki dampak positif terhadap Intention to Adopt / Continual Usage of SMS Banking 8 Perceived Ease of Use memiliki dampak positif terhadap Intention to Adopt / Continual Usage of SMS Banking Maka untuk setiap hipotesisnya didapat dari pengembangan teori dan studi literatur, dibah ini merupakan penjelasan menganai setiap pengembangan hipotesis yang digunakan. H1: Subjective norm memiliki dampak posistif secara langsung pada percieved usefulness. TAM2 menghasilkan teori bahwa subjective norm memiliki pengaruh positif terhadap image, karena apabila salah satu anggota dari kelompok sosial mempercayai bahwa dengan penampilkan suatu perilaku (menggunakan SMS Banking) akan mengakibatkan statusnya dalam akan meningkat. (Venkatesh dan Davis, 2000). Individu bisa saja memiliki percieved dalam menggunakan sistem tertentu menuju kearah perbaikan kinerja (definisi dari percieved usefulness) yang secara tidak langsung berhubungan dengan bertambahnya image. Efek identifikasi ini terdapat dalam TAM2 yang merupakan dampak subjective norm terhadap image, bersamaan dengan dampak dari image terhadap percieved usefulness (Cheung, 2001). Walaupun penelitian ini tidak terfokus terhadap pengaruh penerimaan pengguna dan pengadopsian teknologi didunia kerja, konstruk subjective norm dan image diuji dalam TAM2 bisa diaplikasikan terhadap model yang diajukan, sehingga didapat hipotesis: H2: Subjective norm memiliki dampak positif terhadap image. 63

20 H3: Image memiliki dampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking Agarwal dan Prasad (1997) dalam studi kasus yang dilakukan oleh cheung pada tahun 2001 menemukan korelasi antara usage intention dan result demonstrability. Hubungan antara result demonstrability dan percieved usefulness juga konsisten terhadap model karakteristik pekerjaan. Perlu digarisbawahi bahwa pengetahuan merupakan dari hasil aktual aktifitas pekerjaan yang merupakan kunci psikologis menunjang motivasi kerja sehingga didapat hipotesis sebagai berikut: H4: Result demonstrability memiliki dampak positif percieved usefulness SMS Banking Peneliti Cheung (2001) dalam studi pustakanya dari peneliti sebelumnya yakni Bauer (1960), Webster (1969), dan Ostlund (1974) yang memperkenalkan resiko sebagai perhitungan tambahan dalam mengadopsi informasi teknologi. Menurut Cheung (2001) berdasarkan Bhimani, 1996; Cockburn & Wilson, 1996; Quelch & Klein, 1996) bahwa pembatas dalam pengadopsian electronic commerce adalah kurangnya keamanan dan privasi Hal ini menyebabkan banyak yang melihat e-commerce merupakan aplikasi yang beresiko, sehingga didapat hipotesis: H5: Percieved risk memiliki dampak negatif terhadap percieved usefulness SMS Banking Baik TAM dan TAM2 menyebutkan bahwa PEOU merupakan determinan langsung dari PU (Davis, 1989; Venkatesh dan Davis, 2000). Semakin kurang usaha seseorang untuk menggunakan sistem tersebut dan semakin sering menggunakan sistem tersebut akan meningkatkan performansi. Telah ada bukti secara empiris yang menyebutkan bahwa PEOU secara signifikan berhubungan dengan intention secara langsung dan tidak langsung melalui dampaknya pada 64

21 PU (Davis, 1989; Venkatesh, 1999; Venkatesh dan Davis, 2000). Agar konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya maka: H6: Percieved ease of use memiliki dampak positif terhadap percieved usefulness SMS Banking. H7: Percieved usefulness memiliki dampak positif terhadap intention mengadopsi SMS Banking. H8: Percieved ease of use memiliki dampak posistif terhadap intention mengadopsi SMS Banking Model Persamaan Struktural (SEM) Model persamaaan struktural atau Structural Equation Model (SEM) adalah teknik statistik multivariat dengan dua karakteristik, yaitu estimasi terhadap hubungan depedensi yang saling berkaitan, dan mampu menggambarkan konsep yang tidak teramati (unobserved concept) dalam hubungan tersebut, serta menghitung pengukuran error dalam prosesnya (Hair, 1998). Sedangkan Ferdinand (2000), SEM adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang reltif rumit, secara simultan. Pada dasarnya, SEM adalah kombinasi analisis dengan faktor dan analisis regresi berganda (Ferdinand, 2000). Imam (2006) menjelaskan secara umum, teknik SEM dapat dibedakan menjadi dua karakteristik utama, yaitu : 1. Estimasi hubungan saling ketergantungan ganda dari banyak variabel 2. Kemampuan untuk merepresentasi konsep yang tidak teramati (unobserved) dalam hubungan-hubungan itu dengan melibatkan ukuranukuran penyimpangan (error) dalam proses estimasi. Pemodelan penelitian menggunakan SEM dapat menjawab peranyaan penelitian yang ersifat regresif maupun dimensional, dimana dimensional adalah pengukuran dimensi-dimensi apa saja dari sebuah konsep. SEM dapat 65

22 menganalisa bagaimana hubungan antara variabel indikator (manifes) dengan variabel laten, yang dikenal sebagai persamaan pengukuran (measurement equation), serta hubungan antara variabel laten dengan variabel laten lainnya, yang dikenal sebagai persamaan struktural (structural equation), dimana keduanya melibatkan kekeliruan pengukuran (error) (Bachrudin dan Tobing, 2003) Pengembangan Diagram Alur Model teoritis pada langkah sebelumnya akan digambarkan dalam diagram alur (path diagram), untuk mempermudah identifiasi hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji dalam bentuk persamaan. Pemodelan SEM terbentuk oleh konstruk atau faktor, yaitu konsep-konsep dengan dasar teoritis yang cukup menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstruk yang dibangun dalam diagram alur terdiri dari 2 kelompok, yaitu (Ferdinand, 2000): Konstruk endogen (endogeneus construct), merupakan variabel independen atau variabel sumber yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Konstruk eksogen (exogeneus construct), merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk lainnya, tapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen Konversi Diagram Jalur ke dalam Spesifikasi Model Pengukuran Dalam langkah ini dilakukan, konversi spesifikasi model kedalam rangakaian persamaan. Persamaan yang dibagun terdiri dari: Persamaan struktural (structural equations) untuk menyatakan kausalitas anatar berbagai konstruk Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model) untuk variabel mana yang mengukur selama konstruk, serta menentukan 66

23 serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar konstruk atau variabel. Semua variabel laten didalam penelitian ini merupakan konstruk eksogen, sehingga pada langkah ini dilakukan pembentukan persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model), serta matriks korelasi antar konstruk eksogen (variabel laten). Pembentukan persamaan spesifikasi model pengukuran merupakan usaha pelaksanaan SEM keseluruhan sehingga disebut confirmatory factor analysis (Hair, 1998) Pemilihan Matriks Input dan Teknik Estimasi SEM hanya menggunakan matriks Varian/Kovarian atau matriks korelasi sebagai data input keseluruhan pada estimasi yang dilakukan. Penelitian ini enggunakan matriks kovarians sebagai input karena memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid pada sampel daripada matriks korelasi (Ferdinand, 2000). Menurut Dillon dan Goldstein (1984) untuk data yang memiliki unit dan skala pengukuran yang sama maka pengolahan data menggunakan matriks kovarians. Matrik kovarians merupakan data yang dibentuk berdasarkan rata-rata (mean corrected data). Data yang tidak memiliki unit dan skala pengukuran yang sama, maka data perlu distandarisasi (standardized data). Data yang distandarisasi, maka pengolahan data menggunakan matriks korelasi. Setelah model dikembangkan dan input data dipilih, dilakukan pemilihan program komputer dan teknik estimasi yang digunakan untuk mengolah data Identifikasi Masalah Prinsip identifikasi masalah adalah mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala (Hair, 1998; Ferdinand, 2000): Standar error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar, dan program tidak mampu menghasilakan matriks informasi yag seharusnya disajikan. 67

24 Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya variasi error yang negatif Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misalnya lebih dari 0.9). Masalah terjadinya masalah identifikasi dapat diminimasi dengan memiliki dasar teori yang kuat dalam pembentukan spesifikasi pengukuran dari model penelitian (Hair, 1998) Evaluasi Model Pada langkah ini, kesesuain model dievaluasi melalui analisa terhadap uji asumsi yang harus dipenuhi SEM, validitas, realiabilitas, dan kriteria goodness-offit. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi model estimasi melalui SEM Intrepretasi dan Modifikasi Model Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. Modifikasi model dilakukan dengan memberikan konstrain tambahan terhadap model sesuai dengan indeks modofikasi, namun tetap sesuai dengan landasan teori yang digunakan. Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan model yang sesuai dengan data dan memiliki nilai estimasi statistik yang signifikan. 3.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini berisi implementasi dari tahap perancangan penelitian. Karena penelitian ini bertujuan meminta tanggapan responden, baik langsung maupun tidak langsung. Maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dan wawancara serta studi dokumen. Suliyanto (2006) menyatakan bahwa teknik pengambilan data dalam penelitian survei menggunakan alat bantu kuesioner. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari observasi, pengisian kuesioner dan pengumpulan data sekunder. 68

25 Secara garis besar tahap ini dapat dilihat pada gambar 3.2. Dari gambar tersebut tahap ini dimulai dengan penentuan teknik pengumpulan data yang terdiri dari penentuan teknik sampling, penentuan obyek sampling, identifikasi sample, penentuan jumlah sampel dan pembuatan kuisioner. Langkah berikutnya adalah data awal dikumpulkan dan kemudian diuji validitas dan reliabilitasnya. Jika tidak reliabel dan tidak valid diperlukan perbaikan kuesioner, namun jika data awal valid dan reliabel maka dapat meneruskan langkah berikutnya yakni pengumpulan data akhir dan pengolahan data menggunakan SEM Penentuan Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi yang maksimal, pada penelitian ini teknik pengambilan non probabilitias dengan cara conveniente sampling. Dimana pada teknik ini pengambilan informasi dilakukan pada tempat yang memungkinkan dan paling mudah untuk memberikan informasi yang diinginkan. Adapun yang responden harus memenuhi kriteria mahasiswa yang sedang melakukan studi di kampus Institut Teknologi Bandung. Responden dibagi menjadi dua kelompok untuk memudahkan yakni kelompok pertama terdiri dari mahasiswa yang sedang melakukan studi S1 dan kelompok kedua adalah mahasiswa yang sedang melakukan studi S2 serta S3. Pengolahan data pada penelitian menggunakan software (Hair, 1998) menyarankan ukuran sampel yang sesuai untuk analisis data menggunakan metoda SEM antara Dengan ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 observasi untuk setiap indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten (penentuan jumlah sampel 5:1) Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data awal dilakukan dengan tujuan menguji kelayakan kuesioner yang disebar. Yang dimaksud layak disini adalah kuesioner tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur, artinya responden mengerti dan memahami pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner tersebut. 69

26 Penyebaran kuesioner dalam tahap ini sebanyak 35 buah. Jumlah ini mengacu pada jumlah data n diatas 30 dengan asumsi jumlah data tersebut telah memenuhi syarat distribusi normal, sehingga dapat melakukan pengujian reabilitas dan validitas (Hair, 1998). Apabila hasil pengolahan data ini tidak reliabel, maka harus dilakukan perbaikan kuesioner. Namun bila yang terjadi sebaliknya, maka data sudah layak dan dapat dilakukan pengumpulan data lanjutan Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi menggunakan koefisien korelasi dengan bantuan software SPSS. Besarnya koefisien reabilitas yang paling baik adalah 1 dan yang paling buruk memiliki nilai 0. Jawaban seorang cukup konsisten bila besar koefisien reliabilitas 0,6 sampai 0,9 (Hair, 1998) Pengumpulan Data Akhir Setelah kuesioner yang digunakan benar-benar valid dan reliabel, maka dilakukan pengumpulan data lanjutan. Jumlah kuesioner yang disebar sebaiknya melibihi jumlah minimal kuesioner yang harus disebarkan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kuesioner yang tidak dapat digunakan untuk pengolahan data selanjutnya Pengolahan Data Menggunakan LISREL Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu software, dimana tahapannya sebagai berikut: 1. Mempersiapkan data mentah Data yang diperoleh dari jawaban responden terhadap kuesioner penelitian disusun dalam matriks data mentah dengan format m x n, dimana m menyatakan jumlah responden dan n mnyatakan jumlah pertanyaan. 2. Melakukan analisis data statistik 70

27 Analisis data statistik meliputi analisis validitas konstruk dan rebilitas konstruk dari variabel penelitian dengan menggunakan program LISREL 3. Melakukan analisis model struktural Analisis model struktural menggunakan program LISREL 3.4 Analisis dan Pembahasan Setelah pengolahan data dilakukan selanjutnya dilakukan analisis untuk memahami dan menjelaskan hasil pengolahan secara statistik. Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan ke-lima pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.7. Gambar 3.7 Tahap Analisis dan Pembahasan Dalam penelitian ini, analisis dilakukan berkaitan dengan: 1. Analisis deskriptif 2. Analisis model konstruk 3. Analisis model struktural Tahap ini adalah merupakan tahap pembahasan dari pengolahan serta berisi interpretasi dari hasil numerik pengolahan data. Pada tahap ini diharapkan mendapat berbagai temuan dan implikasi dari penelitian dapat terungkap. Variabel yang diteliti akan dianalisis satu persatu untuk mendapatkan jawaban dari tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dimana analisis tersebut dilakukan 71

28 sesuai dengan tujuan penelitian agar menghasilkan suatu kesimpulan sebagai dari penelitian. Variabel yang diteliti pada penelitian ini akan dianalisis satu per satu guna menjawab tujuan penelitian. Analisis dilakukan terhadap output LISREL 8.3, yaitu: 1. Analisis terhadap asumsí-asumsi yang harus dipenuhi dalam teknik statistik multivariate dengan SEM. 2. Analisis terhadap reliabilitas dari variabel manifes yang mempergunakan metode koefisien korelasi Pearson Product Moment 3. Analisis reliabilitas dilakukan agar memastikan bahwa variabel yang dijadikan alat ukur benar-benar handal (reliable). Uji reliabilitas ini menggunakan metode Alpha Cronbach yang didapat melalui bantuan program software SPSS Kesimpulan dan Saran Kesimpulan berdasarkan hasil dari tahapan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang merupakan jawaban dari permasalahan serta perwujudan dari tujuan yang dicapai dari penelitian. Saran berguna untuk pengembangan dan perbaikan selanjutnya serta ditujukan pada pihak yang terkait agar dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang. 72

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Statistik Deskriptif Model-Model Konstruk Analisis statistik deskriptif dilakukan terhadap 7 variabel laten yang terdiri atas: subjective norm (SNORM), image

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Evolusi Ekonomi Global Teori perubahan masyarakat yang dikemukakan oleh Toffler (1990), sampai tiga ratus tahun yang lalu ekonomi dunia masih bersifat agraris.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis statistik terhadap data penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1.a. Variabel manifes subjective norm:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Salah satu tahap dalam penelitian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini berisikan penjelasan mengenai jenis data yang diperlukan, teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan pada penelian untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Metododologi penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Konseptual dan Hipotesis Untuk model konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Model Konseptual Dari model konseptual pada Gambar 3.1, hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat komunikasi yang semakin canggih

Lebih terperinci

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum

24 melalui aplikasi OLX.co.id. Sugiyono (2013) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5-10 kali jumlah indikator yang diestimasi. Jum BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian difokuskan pada masyarakat Yogyakarta yang pernah melakukan transaksi atau berbelanja secara online melalui OLX.co.id. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada di Stikom Surabaya. Mata kuliah ini adalah mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma sebuah penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

RESPONDEN TIAP PRODI

RESPONDEN TIAP PRODI 0 1 2 3 6 9 10 14 24 29 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data Subjek penelitian atau responden merupakan mahasiswa aktif Stikom Surabaya tahun 2008-2015. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. B. Populasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah kelompok subyek yang hendak digeneralisasikan oleh hasil penelitian (Sugiyono, 2014). Sedangkan Arikunto (2010) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM) Khairani Ratnasari Siregar Telkom Institute of Management, Bandung, Jawa Barat, Indonesia E-mail: raniratnasari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tahap yang dilakukan mulai dari proses awal penelitian hingga proses akhir penelitian. Tahapan dari penelitian dapat dilihat dari Gambar 3.1 dibawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak 65 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Kerangka Teori Berdasarkan landasan teori pada Bab II, dapat diketahui bahwa TAM berfokus pada sikap penerimaan terhadap pengguna teknologi informasi, dimana pengguna

Lebih terperinci

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM

STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM STUDI EMPIRIS PENERIMAAN SISTEM JDIH DI BPK RI BERBASIS TAM DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN SEM Muhamad Rifki Setyadji / 9108205801 25 Agustus 2010 1 Pendahuluan Latar Belakang & Perumusan Masalah Batasan Permasalahan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabulasi Data Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Stikom Surabaya tahun angkatan 2011-2015. Alat bantu yang digunakan untuk melakukan tabulasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 User Acceptance Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: ratna@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi di dunia dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan telah memberikan pengaruh pada perkembangan model transaksi bisnis yang menggunakan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah BAB III METODE PENELITIAN Pada subbab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 TAM (Technological Acceptance Model) Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi. Bagi sebuah Perusahaan, sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang mendukung dari penelitian ini: 2.1.1 Taufik Saleh, Darwanis, Usman Bakar (2012) Penelitian dengan topik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk CNI dengan subjek yang dipilih adalah masyarakat Bandar Lampung yang menggunakan atau mengetahui produk CNI. 3.2 Sumber Data Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN Objek dalam penelitian ini yaitu Centro yang ada di Mall Ambarrukmo Plaza Jl. Laksda Adisucipto Km 6, Yogyakarta 55281. sedangkan subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 361 Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data, baik data yang bersifat data sekunder maupun data primer, dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis data yang disesuaikan dengan pola penelitian dan variabel yang diteliti. Model yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT

KARYA AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi DIAT NURHIDAYAT PENGEMBANGAN MODEL PENERIMAAN USER TERHADAP TEKNOLOGI JARINGAN INTERNET NIRKABEL (HOTSPOT) PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI STUDI KASUS DI UNIVERSITAS XYZ KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang dan memiliki pertumbuhan yang sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting bagi banyak orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,

BAB III METODE PENELITIAN. berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2007:01), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu Penelitian tentang mobile banking telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai negara. Adapun jenis mobile banking yang paling banyak diteliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan teknologi di Indonesia pada saat sekarang ini sangat berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian berada di Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) ISSN: Yogyakarta, Juni 2012

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) ISSN: Yogyakarta, Juni 2012 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 202 (SNATI 202) ISSN: 907-5022 Yogyakarta, 5-6 Juni 202 KAJIAN PENGGUNAAN SOFTWARE AMOS/LISREL BERDASARKAN PENDEKATAN TAM Studi Kasus Penggunaan Software pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan teknologi yang terus berevolusi, aktivitas transaksi melalui media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan sudah banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Literatur Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini harus sesuai dengan Metode penelitian, langkah awal yaitu melakukan studi literatur dan jurnal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam dunia bisnis ritel ini, setiap saat akan berkembang sehingga menyebabkan berbagai jenis ritel bermunculan dan persaingan di dalam bisnis ritel yang sejenis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode explanatory

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode explanatory 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode explanatory research, dengan maksud melengkapi dan memperkuat data sehingga mencapai pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 User Acceptance Pada umumnya penguna teknologi akan memiliki persepsi positif terhadap teknologi yang disediakan. Persepsi negatif akan muncul sebagai dampak dari penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commerce yang awalnya beralamat di yang didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. commerce yang awalnya beralamat di  yang didirikan oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Groupon Disdus adalah awal mulanya bernama disdus sebuah situs e- commerce yang awalnya beralamat di http://www.disdus.com yang didirikan oleh PT. Lamuda Tenka pada Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan layanan perbankan tidak lagi hanya dengan slogan layanan yang aman dan terpercaya, namun juga mampu memberikan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi yang diiringi dengan perkembangan sistem informasi berbasis teknologi terjadi begitu pesat di era globalisasi ini. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persaingan bisnis dewasa ini menuntut perusahaan untuk mengadopsi perkembangan teknologi dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat. Perusahaan yang mempu memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) LAYANAN SMS BANKING. (Studi Kasus : Adopsi Teknologi SMS Banking Mahasiswa ITB) TESIS

MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) LAYANAN SMS BANKING. (Studi Kasus : Adopsi Teknologi SMS Banking Mahasiswa ITB) TESIS MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) LAYANAN SMS BANKING (Studi Kasus : Adopsi Teknologi SMS Banking Mahasiswa ITB) TESIS Karya tulis salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan cross-sectional. Adapun teknik pengumpulan data. dengan menggunakan kuesioner, dimana peneliti menanyakan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan cross-sectional. Adapun teknik pengumpulan data. dengan menggunakan kuesioner, dimana peneliti menanyakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan PT XYZ mempunyai visi dan misi yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja. Perusahaan PT XYZ mempunyai bagian

Lebih terperinci

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN Fitriana Destiawati 1), Tri Yani Akhirina 2), Abdul Mufti 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan pada penelitian yang dilakukan. Adapun teori yang digunakan meliputi teknologi komputer secara umum, penelitian kuantitatif, snowball

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang dikenal sebagai pulau Dewata dan pulau dengan sejuta keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh masyarakat baik lokal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menyertakan beberapa uraian singkat penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring sosial.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 1. Pendahuluan Pada zaman sekarang ini, teknologi semakin berkembang dan seakan tak bisa lepas dari aspek kehidupan manusia. Kemajuan teknologi baik perangkat lunak maupun perangkat keras berkembang dengan

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pemecahan masalah dalam penelitian ini diawali dengan studi literatur yang mencakup kajian teori, penelitian empiris sebelumnya dan model yang relevan dengan masalah penelitian.

Lebih terperinci

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP

Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP Benediktus Kukuh Ganang Indarto NRP 5209 100 028 Dosen Pembimbing I : Tony Dwi Susanto,S.T.,M.T.,Ph.D Dosen Pembimbing II : Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Kebutuhan & Tuntutan PT. Lisa Concrete Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau penelitian terapan yang mana didalamnya terdapat solusi atas suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Subjek dari penelitian ini adalah konsumen Hero Supermarket di Kota Yogyakarta, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Hero Supermarket di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada minat penggunaan e-money. Berbagai penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci