ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN REPRESENTASI KIMIA SEKOLAH BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA SUBMATERI TEORI ATOM DALTON DALAM BENTUK MULTIMEDIA PEMBELAJARAN Oleh : Rini Hardini Husain, Sri Mulyani, Wiji Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - drin_alchemist@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - srimulyani_upi@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI - masswiji@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan representasi kimia berbasis intertekstual berupa multimedia pada submateri teori atom Dalton. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian dan pengembangan. Objek dalam penelitian ini adalah konsep pada submateri teori atom. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa tabel kesesuaian indikator dan konsep dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, tabel analisis video pembelajaran berdasarkan tinjauan pedagogik dan tinjauan prinsip multimedia, lembar validasi storyboard, angket validasi untuk ahli media, angket tanggapan untuk guru, dan angket tanggapan untuk siswa. Prosedur penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu diawali dengan pemilihan materi, analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada standar isi mata pelajaran Kimia SMA selanjutnya dengan melakukan kajian konten, kajian teori belajar, dan kajian prinsip multimedia. Hasilnya digunakan untuk menganalisis multimedia yang ada berdasarkan aspek konten, aspek pedagogik, dan aspek prinsip multimedia. Hasil analisis multimedia yang ada, digunakan untuk pembuatan script dan storyboard. Langkah selanjutnya adalah pembuatan multimedia berdasarkan script dan storyboard. Beberapa kendala yang muncul selama pembuatan multimedia yang pada umumnya merupakan kendala yang bersifat teknis. Berdasarkan hasil validasi ahli media, multimedia pembelajaran ini telah baik. Dari guru dan siswa multimedia pembelajaran ini mendapat tanggapan positif dengan data hasil angket tanggapan guru hampir keseluruhan aspek yang ditanggapi dinyatakan telah sesuai oleh orang responden, sedangkan data angket siswa menunjukkan lebih dari 80% siswa menyatakan persetujuannya terhadap multimedia pembelajaran. Kata kunci: representasi kimia, multimedia, teori atom Dalton DEVELOPMENT OF SCHOOL CHEMISTRY REPRESENTATION BASE ON INTERTEXTUAL AT THE DALTON S ATOMIC THEORY TOPIC ON THE TEACHING MULTIMEDIA Abstract The objective of this research is to produce chemistry representation based on intertextual as multimedia model at the Dalton s Theory topic. The methode used was research and developments. The object research are concept on atomic theory subtopics. Research instruments used were a table of uniformity of indicators with concepts based on competence standard and base competences, teaching video analysis based on paedagogic and multimedia, storyboard validation, student and teacher respond questioners. Research procedure was initialy by subject selection, analysis of high school competence standard and base competences, analysis of content, learning theory and multi media principles. Teaching multimedia was produced base on script and storyboard. Some technical obstacles were found during production. The analysis results 52

2 showed that four teacher responders gave good which all the model aspects were suitable, while more than 80% students agree toward teaching multimedia models. Keywords: Chemistry representative, multimedia, Dalton s atom theory PENDAHULUAN Para ahli Kimia dan Pendidika Kimia membagi kimia ke dalam tiga level representasi seperti yang dikemukakan oleh Johnstone (Chittleborough, 200) yakni level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik. Karena materi kimia meliputi konsep tentang partikel dasar materi yang tidak bisa dilihat secara langsung oleh siswa (level submikroskopik), maka banyak siswa menganggap bahwa kimia itu abstrak dan sulit untuk dipahami. Penelitian yang dilakukan oleh Gabel et al. (Wu, 2009) menunjukkan bahwa representasi submikroskopik dan simbolik sulit untuk dipahami siswa karena kedua representasi tersebut tidak dapat dilihat dan abstrak, sedangkan pemahaman siswa terhadap kimia biasanya bergantung pada perolehan informasi yang dapat dilihat. Penelitian yang lain menunjukkan, pada umumnya hampir keseluruhan siswa memiliki pemahaman yang baik pada level makroskopik dan simbolik, tetapi pemahaman siswa pada level submikroskopik bervariasi ada yang langsung dapat membayangkan level submikroskopik dan ada pula yang kurang dapat membayangkannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harisson dan Treagust (Chittleborough, 200) yang menunjukkan bahwa pada kebanyakan siswa tingkat 8 dan bahkan beberapa guru ilmu pengetahuan pada tingkat 8-10, pemahaman mereka pada partikel dasar penyusun materi khususnya level submikroskopik kurang [1]. Padahal pemahaman pada level submikroskopik merupakan bagian penting dalam memahami kimia seperti yang dikemukakan oleh (Chittleborough, 200 ) yang menyebutkan bahwa penjelasan fenomena kimia biasanya tergantung pada level submikroskopik partikel yang digambarkan secara simbolik. Penggunaan level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik secara simultan dapat mengurangi konsep alternatif siswa pada materi kimia. Jika ketiga level tersebut dihubungkan akan berkontribusi pada konstruksi pengertian dan pemahaman siswa yang direfleksikan dalam model mental mereka terhadap fenomena. Oleh karena itu, representasi kimia dan keterpautannya memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran kimia. Keterpautan dalam representasi kimia dikenal dengan istilah intertekstual. Seperti yang dikemukakan oleh Haliday dan Hasan (Wu, 2003) yang menyebutkan mengenai istilah teks sebagai suatu bahasa fungsional yang dapat diekspresikan dalam bentuk apapun. Santa Barbara Classroom Discourse Group ( Wu, 2003) menyebutkan bahwa masing-masing representasi kimia seperti level makroskopik, level submikroskopik, dan level simbolik dapat didefinisikan sebagai suatu teks. Dan keterpautan antara level makroskopik, level submikroskopik dan level simbolik dapat disebut dengan intertekstual. Selain representasi kimia dan keterpautannya, siswa sendiri memiliki peranan yang penting dalam memahami kimia. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian selama beberapa dekade yang dilakukan oleh Duit (Gilbert dan Treagust, 2009). Dia menunjukkan bahwa siswa bukanlah pembelajar yang pasif, melainkan memberikan makna pada informasi baru sesuai dengan ide dan pengalaman mereka sebelumnya. Penelitian tersebut sejalan dengan paham konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa secara aktif mengkonstruk pengetahuan, dengan cara 53

3 mengaitkan pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat memudahkan pemahaman kimia pada level submikroskopik, penggunaan alat-alat teknologi seperti komputer dapat dijadikan sebagai alternatif, karena penggunaan alat teknologi dapat memvisualisasikan level submikroskopik. Kozma dan Rusell (Wu, 2003) menyatakan bahwa alat-alat teknologi yang mengintegrasikan multiple representasi dapat memberikan kesempatan siswa untuk memvisualisasikan kimia dan meningkatkan pemahaman konseptual [5]. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknologi komputer dalam pembelajaran mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan suatu multimedia pembelajaran tidak memperhatikan siswa sebagai pengguna. Oleh karena itu diperlukan suatu prinsip pembuatan multimedia yang memperhatikan segi siswa. Prinsip yang memiliki kesesuaian pandangan bahwa siswa dapat mengelola dan mengolah secara aktif pengetahuan yang baru diperolehnya adalah prinsip pembuatan multimedia yang dikemukakan oleh Mayer. Mayer telah melakukan beberapa penelitian mengenai multimedia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh 9 prinsip yang menunjukkan nilai tes transfer siswa lebih baik atau siswa akan belajar lebih mendalam jika prinsip - prinsip tersebut dalam multimedia pembelajaran. Salah satu bagian materi kimia yang menjadi dasar perkembangan teori tentang partikel dasar penyusun materi adalah teori atom yang dikemukakan oleh Dalton. Teori atom Dalton merupakan bagian dari sejarah kimia. Dengan mempelajarinya akan diperoleh manfaat seperti yang kemukakan oleh Wandersee dan Griffard (Gilbert dan Treagust, 2009). Mereka menyebutkan bahwa tujuan adanya unsur sejarah dalam pembelajaran antara lain: (1) Siswa dapat belajar tentang ilmu pengetahuan sebagai sebuah dasar pembangunan dan aktivitas sosial; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilatih; (3) Siswa dapat termotivasi dari cerita sejarah [6]. Selain itu, pemahaman tentang konsep teori atom Dalton, dapat memudahkan siswa untuk memahami salah satu konsep penting Kimia yaitu konsep tentang perhitungan Kimia atau yang lebih dikenal dengan stoikiometri, khususnya mengenai hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap yang berkaitan dengan teori atom Dalton. Oleh karena itu, konsep teori atom Dalton yang berkaitan dengan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap akan dijadikan sebagai dasar penelitian ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pengembangan representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri teori atom Dalton dalam bentuk multimedia pembelajaran. Representasi Kimia Secara umum, para ilmuwan menggambarkan kimia dalam tiga level representasi. Menurut Johnstone (Chittleborough, 200) ketiga level tersebut adalah (1) Level makroskopik riil dan dapat dilihat, seperti fenomena kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam laboratorium yang dapat diamati langsung; (2) Level submikroskopik: berdasarkan observasi riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan menggunakan representasi model teoritis, seperti partikel mikroskopik yang tidak dapat dilihat secara langsung; (3) Level simbolik: representasi dari suatu kenyataan, seperti representasi simbol dari atom, molekul, dan senyawa, baik dalam bentuk gambar, aljabar, maupun bentuk-bentuk hasil pengolahan komputer. Level submikroskopik merupakan bagian representasi yang berada diantara kenyataan dan representasi dari teori. Pemodelan dalam kimia dan representasi memegang peranan yang penting dalam pengajaran dan pembelajaran konsep kimia [1]. Alat-alat yang digunakan 5

4 seperti model dan representasi Kimia adalah sentral dalam pembelajaran Kimia [1]. Intertekstual Teks menurut Halliday dan Hasan (Wu, 2003) diartikan sebagai bahasa fungsional, baik berupa perkataan maupun tulisan, atau media ekspresi lainnya yang kita pikirkan. Proses sentral dalam memaknai sebuah teks ialah dengan membuat hubungan di antara teks-teks yang berbeda. Ketiga level representasi kimia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dipandang sebagai teks (Santa Barbara Classroom Discourse Group, 1992, dalam Wu, 2003) Hubungan antara satu teks dengan teks yang lain disebut dengan istilah intertekstual [5]. Dalam pembelajaran di kelas disarankan untuk melakukan suatu pembelajaran yang didalamnya menghubungkan ketiga level representasi kimia. Intertekstual dapat dipandang sebagai suatu strategi instruksional dalam pembelajaran []. Intertekstual dapat dipandang sebagai sebuah proses sentral sesorang dalam memberikan makna pada teks yang tidak familiar [5]. Konstruktivisme dan Psikologi Kognitif Paham konstruktivisme adalah paham yang mengemukakan bahwa siswa dapat mengkonstruk pengetahuan yang diterima dengan cara menghubungkan informasi yang baru diterima dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki [9]. Pemahaman tergantung pada proses yang ada pada diri siswa sendiri [9]. Paham ini, sejalan dengan pandangan psikologi [7]. Multimedia Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran dari sumber belajar ke penerima pesan atau peserta didik [10].Multimedia didefinisikan sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambargambar [8]. Multimedia dalam penelitian ini adalah pesan instruksional (pembelajaran) yang dikemas melalui serangkaian kata-kata berupa teks dan audio serta gambar-gambar berupa video dan animasi. Prinsip-prinsip yang digunakan sebagai dasar dalam pembuatan multimedia menurut Mayer (2009): (1) Multimedia Principle; (2) Spatial Contiguity Principle; (3) Temporal Contiguity Principle; () Coherence Principle; (5) Modality Principle; (6) Redundancy Principle; (7) Individual Differences Principle; (8) Signaling Principle; (9) Interactivity Principle [8]. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri teori atom Dalton dalam bentuk multimedia pembelajaran. Sejalan dengan itu, penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan ( research and development). Tahapan yang dilakukan dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap studi pendahuluan dan studi pengembangan [11]. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, telah dikembangkan tiga level representasi kimia pada submateri teori atom Dalton yang berkaitan dengan hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Teori atom Dalton dipilih berdasarkan kepentingan epistemologi dan kepentingan konseptual. Kepentingan epistemologi didasarkan pada manfaat yang dapat diambil dengan mempelajari teori atom Dalton yang merupakan bagian dari sejarah perkembangan kimia. Kepentingan konseptual yang didasarkan pada submateri teori atom Dalton adalah prasyarat dalam mempelajari konsep stoikiometri. Berdasarkan kedua kepentingan tersebut dilakukan analisis terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar pada standar isi IPA SMP dan Kimia SMA. Berdasarkan hasil analisis pada standar isi SMP dan SMA, maka ditetapkan standar isi 55

5 SMA yang akan dianalisis lebih lanjut dalam merumuskan indikator. Hal ini disebabkan kedalaman submateri teori atom Dalton mencakup kedua kepentingan sebagai dasar pemilihan materi, khususnya kepentingan konseptual yaitu teori atom Dalton sebagai prasyarat untuk memahami konsep stoikiometri yang dipelajari pada kelas X di SMA. Teori atom Dalton dikemukakan dalam bentuk pernyataan, sehingga tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis level submikroskopik. Level submikroskopik adalah penjelasan dari fenomena kimia []. Berdasarkan hasil analisis pada beberapa textbook, Dalton mengamati fenomena mengenai hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Level submikroskopik yang dikembangkan dalam bentuk multimedia pembelajaran adalah: (1) pemikiran Democritus tentang penyusun suatu benda; (2) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pemikiran Democritus; (3) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan hasil pengamatannya terhadap unsur yang sama dan unsur yang berbeda; () pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan hukum kekekalan massa; dan (5) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan level submikroskopik yang dikembangkan, kemudian dilakukan pengembangan pada level makroskopik. Level makroskopik yang dikembangkan, didasarkan pada hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan hal tersebut, kemudian dilakukan identifikasi pada beberapa textbook mengenai percobaan tentang hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh beberapa percobaan sebagai level makroskopik yang dikembangkan yaitu percobaan tentang reaksi antara Pb(NO 3) 2 - dengan KI menghasilkan PbI 2 dan K(NO 3) [12] 2. Hal ini juga didukung oleh multimedia pembelajaran yang ada berupa video pembelajaran yang telah dilakukan mengenai pereaksian zat tersebut. Kemudian percobaan hukum perbandingan tetap ditetapkan percobaan mengenai reaksi pembentukan besi sulfida sebagai bahan representasi makroskopik yang dikembangkan. Setelah ditetapkan percobaan yang akan dilakukan pada pengembangan representasi, kemudian tahapan selanjutnya adalah mengembangkan level simbolik. Level simbolik didasarkan pada level makroskopik yaitu bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan. Bahan-bahan yang dikembangkan level simboliknya adalah belerang, besi, timbal nitrat, kalium iodida, dan timbal iodida. Kemudian dilakukan identifikasi mengenai unsur-unsur yang terlibat dalam percobaan untuk memperlihatkan gambaran mengenai atomatom penyusun zat tersebut. Ketiga level representasi tersebut kemudian dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran. Sebelum dilakukan pembuatan multimedia, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap video pembelajaran yang sudah ada pada submateri teori atom Dalton. Analisis dilakukan berdasarkan aspek pedagogik dan aspek prinsip multimedia. Analisis aspek pedagogik dilakukan dengan cara mengkaji teori belajar paham konstruktivisme diantaranya teori belajar Bruner, teori belajar Gagne, dan teori belajar Piaget. Sementara itu dianalisis aspek prinsip multimedia dilakukan dengan cara mengkaji multimedia berdasarkan prinsip-prinsip multimedia yang dikemukakan oleh Mayer. Hasil analisis terhadap video pembelajaran menunjukkan beberapa kelemahan dan kelebihan, baik dari aspek pedagogik maupun aspek prinsip multimedia. Kelemahan dan kelebihan dari 5 video pembelajaran yang dianalisis adalah: (1) Pada umumnya pemaparan konsep dilakukan secara deskriptif atau tertulis, sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak 56

6 mengarahkan siswa untuk aktif, tetapi pasif dan hafalan; (2) Pada umumnya tujuan pembelajaran tidak ditampilkan, sehingga segi motivasi siswa untuk memahami konsep kurang; (3) Ada dari 5 video pembelajaran yang dianalisis tidak menampilkan ketiga level representasi kimia, khususnya dalam konsep teori atom Dalton; () Ada dari 5 video pembelajaran yang dianalisis tidak mencantumkan sisi kehidupan sehari-hari, sehingga segi intertekstual atau keterhubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari tidak terlihat; (5) Minimnya sisi interaktifitas dengan pengguna (siswa). Hal ini terlihat dari penyampaian yang tidak dilakukan dalam bentuk menanyakan sesuatu kepada siswa, sehingga siswa tidak dapat berkomunikasi secara aktif dengan video pembelajaran tersebut; (6) Pada umumnya video pembelajaran yang dianalisis belum memenuhi prinsip multimedia yang dikemukakan oleh Mayer, khususnya prinsip redundansi dan prinsip koherensi. Prinsip redundansi menyatakan bahwa siswa akan memproses informasi secara optimal jika informasi diperoleh melalui sumber yang berbeda yaitu sistem verbal dan pictorial. Sementara itu video pembelajaran yang ada, kebanyakan memperlihatkan informasi melalui dua saluran yang sama contohnya adalah terdapatnya teks berupa tulisan dengan gambar dalam satu tampilan, padahal teks berupa tulisan dan gambar keduanya menggunakan satu saluran pengolahan yaitu sistem pictorial atau menggunakan indera penglihatan sehingga penyampaiannya kurang efektif [8]. Hasil analisis terhadap video pembelajaran, digunakan untuk pembuatan script dan storyboard sebagai langkah awal dalam pembuatan multimedia pembelajaran. Storyboard yang telah dibuat divalidasi oleh dosen kimia pada aspek konten dan aspek pedagogiknya. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan pembuatan multimedia berdasarkan aspek konten, aspek pedagogik, dan prinsip multimedia. Aspek konten berdasarkan ketiga level representasi yang dikembangkan sebelumnya. Aspek pedagogik didasarkan pada teori belajar yang telah ditentukan yaitu teori belajar Bruner, dan aspek prinsip multimedia didasarkan pada prinsip multimedia Mayer. Validasi Ahli Media Untuk memperoleh validitas multimedia, dilakukan validasi multimedia oleh 2 orang ahli media yaitu dosen dari jurusan Ilmu Komputer. Validasi ahli media dari jurusan Ilmu Komputer dilakukan untuk mendapatkan masukan mengenai multimedia yang dibuat dari sudut pandang media. Kriteria yang digunakan untuk validasi oleh ahli media adalah keterbacaan, kemudahan navigasi, kualitas pendokumentasian, kejelasan suara dan tampilan animasi. Berikut ini adalah tabel hasil validasi dari ahli media: Tabel 1 Hasil Validasi Ahli Media 1 No. Indikator Penilaian Tanggapan 1 Keterbacaan 3,9 1. Apakah tampilan harus serius? Lebih baik ada nuansa fun, misalnya 2 Kemudahan navigasi seperti Laptop si Unyil. 3 Kualitas 3,5 2. Tambahkan navigasi next atau back pada tampilan tertentu! pendokumentasian Kejelasan suara 3. Untuk kecepatan suara telah pas untuk orang yang baru pertama kali mendengarkan 5 Tampilan animasi. Kenapa penyajiannya tanpa musik? Nilai rata-rata 3,9 5. Untuk setiap tombol sebaiknya memiliki hint 6. Beberapa alur program beberapa agak kurang jelas 7. Untuk gambar yang berasal dari sumber lain sebaiknya disebutkan sumbernya untuk menghindari penjiplakan. 8. Teks bacaan pada kuis tidak jelas tugasnya. 9. Gambar disarankan untuk lebih hidup. 10. Secara umum telah BAIK. 57

7 Secara rata-rata ahli media, memberikan penilaian 3,9 ( dari skor masimal ) terhadap multimedia. Oleh karena itu, multimedia pembelajaran ini telah masuk kategori baik. Tabel 2 Hasil Tanggapan Guru No. Indikator Tanggapan Kesesuaian Ya Tidak 1. materi yang diajarkan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. urutan materi yang ada telah sesuai berdasarkan tingkat kesulitannya 3. kuis yang disajikan telah sesuai dengan materi pembelajaran 2 2. multimedia pembelajaran ini dapat menjadi sarana untuk membantu pembelajaran di kelas 5. materi yang disampaikan telah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SMA kelas X semester 1) 6. multimedia pembelajaran ini dapat memotivasi siswa 7. multimedia pembelajaran ini dapat diterapkan untuk materi Kimia lainnya Secara garis besar angket tanggapan kuis yang terdapat pada multimedia yang diberikan kepada guru ditujukan pada pembelajar-an ini, 2 dari guru konten, kemudahan dalam membantu menyatakan bahwa option atau kunci pembelajaran di sekolah, dan motivasi untuk siswa. Data diambil dari orang guru Kimia di salah satu sekolah yang ada di Bandung. Hasilnya (yang diperlihatkan pada tabel 2 ), menunjukkan bahwa hampir seluruh indikator ditanggapi ya atau sesuai oleh semua guru, baik dari segi konten, jawaban soal yang terdapat pada kuis dalam multimedia pembelajaran ini masih kurang 1 option. Jadi perlu dikaji ulang apakah banyaknya pilihan jawaban yang diberikan adalah atau 5. Sebenarnya tidak terlalu masalah berapa banyak pilihan jawaban yang disediakan. Akan tetapi biasanya, kemudahan dalam sarana membantu untuk siswa SMA disediakan 5 pilihan pembelajaran di sekolah dan dari segi jawaban. motivasi siswa. Akan tetapi khusus untuk Tabel 3 Data Hasil Persentase Persetujuan Siswa Terhadap Multimedia Pembelajaran No. Pertanyaan Persentase Persetujuan 1. Apakah Anda menyukai multimedia pembelajaran ini? 88,75% 2. Apakah multimedia pembelajaran ini dapat meningkatkan minat 81,88% belajar Anda? 3. Apakah dengan multimedia pembelajaran ini pemahaman 81,25% konsep Anda pada sub konsep teori atom Dalton menjadi lebih baik?. Apakah keingintahuan Anda tentang teori atom Dalton 78,75% meningkat setelah menggunakan mutimedia pembelajaran ini? 5. Apakah tampilan yang ada pada multimedia pembelajaran ini 86,5% menarik bagi Anda? 6. Apakah Anda termotivasi untuk mempelajari teori atom Dalton 81,88% dengan multimedia pembelajaran ini? Rata-rata 83,18 % Hasil Tanggapan siswa terhadap multimedia menunjukkan bahwa rata-rata persentase persetujuan siswa adalah 81,38%. Hal ini menunjukkan sikap yang positif dari siswa terhadap multimedia pembelajaran. 58

8 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, representasi kimia yang dikembangkan pada submateri teori atom Dalton pada level submikroskopik terdiri atas 5 konsep utama yaitu: (1) pemikiran Democritus tentang atom; (2) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pemikiran Democritus; (3) pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan pengamatan terhadap unsur yang sama dan unsur yang berbeda; () pemikiran Dalton tentang atom berdasarkan percobaan percobaan hukum kekekalan massa; dan (5) pemikiran Dalton hukum perbandingan tetap. Level makroskopiknya berupa video percobaan reaksi antara timbal nitrat dengan kalium iodida sebagai percobaan hukum kekekalan massa, video percobaan reaksi antara besi dan belerang sebagai percobaan hukum perbandingan tetap. Level simboliknya berupa penggambaran animasi atom-atom penyusun zat yang terlibat dalam level makroskopik, maupun submikroskopik. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan termasuk kategori baik dan mendapatkan tanggapan yang positif baik dari guru maupun siswa. REFERENSI Alfian, R. (2011). Pengembangan Representasi Kimia Sekolah Berbasis Intertextualitas Pada Submateri Hukum Kekekalan Massa. Skripsi S1 pada Jurusan Pendidikan Kimia UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Chittleborough, G.D. et al. (2002). Constraints To The Development Of First Year University Chemistry Students Mental Models Of Chemical Phenomena. Curtin University of Technology Chittleborough, G.D. (200). The Role of Teaching Models and Chemical Representationsin Developing Mental Models of Chemical Phenomena.Thesis. Science and Mathematics Education Centre Gilbert J. K & Treagust D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education. DOI / Jansoon, N. (2009). Understanding Mental Model of Dilution. Vol., No. 2, April 2009, Kearney M & Treagust D. (2001). Constructivism as A Referent in The Design and Development of A Computer Program Using Interactive Digital Video to Enhance Learning in Physics. Australian Journal of Educational Technology., 2001, 17(1), Mayer, R. E. (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Ditrjemahkan oleh Teguh Wahyu Utomo. Surabaya: itspress. Sorden S. D. (2005). A Cognitive Approach to Instructional Design for Multimedia Learning. Northern Arizona University Flagstaff, AZ, USA., 2005, Vol 8 Solehudin, D. (2009). Penggunaan media animasi kompuer untuk meningkatkan pemahaman level mikoskopik dan penguasaan konsep siswa pada pokok bahsan kearutan dan hasil kali kelarutan. Tesis S2 pada program studi pendidikan IPA sekolah pasca sarjana UPI. Bandung: Tidak ditebitkan Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Wu, H.K et al. (2009). Using Technology to Support the Development of Conceptual Understandingof Chemical Representations. School of Education, 009 Suite, 610 E. Univ., University of Michigan, Ann Arbor, MI 8109 Wu, H.-K. (2003). Linking The Microscopic View Of Chemistry To Real Life Experiences: Intertextuality In A High-School Science Classroom. Science Education. 87,

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi,

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi, sifat materi, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Pelajaran kimia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi kimia sekolah berbasis intertekstual pada submateri teori atom Dalton dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus mempelajari materi dan energi yang ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Kean dan Middlecamp (1985)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi ikatan kovalen kelas X yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. B. Lokasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Gabel (Chittleborough et al., 2002) yang menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu dipelajari secara teoritik, tetapi juga perlu dipelajari secara konkrit. Konsepkonsep dalam kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Fenomena perubahan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lia Apriani, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lia Apriani, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah salah satu cabang ilmu dalam pengetahuan alam (sains). Banyak siswa menganggap kimia sebagai pelajaran yang sulit. Pelajaran kimia sering dirasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI

PENGEMBANGAN MODUL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI PENGEMBANGAN MODUL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI Agustina Simanjuntak, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati Pendidikan Kimia Universitas Lampung agustinas224@gmail.com abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research and developement). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk baru berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk baru berupa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk baru berupa representasi kimia berbasis intertekstual yang dikemas dalam bentuk multimedia pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang IPA yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan struktur, susunan, sifat dan perubahan

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian ilmu kimia mengkhususkan pembahasan pada perubahan materi dan energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan komposisi zat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in. International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in. International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD),

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN LEVEL MAKROSKOPIK, SUB- MIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA

2014 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN LEVEL MAKROSKOPIK, SUB- MIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran bagi siswa adalah tersedianya bahan ajar yang mudah digunakan dan dipahami. Dengan demikian, seorang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1) Pengertian Strategi Pembelajaran Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar

Lebih terperinci

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Ratna Azizah Mashami dan Ahmadi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram Email: ratna1742@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN TDM- IAE

2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN TDM- IAE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten, 2008, hlm. 3). Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA mengalami kesulitan dalam memahami konsep-kosep kimia. Salah satu penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alwi, dkk. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA. Alwi, dkk. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. DAFTAR PUSTAKA Adbo, K. and Taber, K.S. (2009). Learners' Mental Models of the Particle Nature of Matter: A study of 16-year-old Swedish science students. International Journal of Science Education, 31(

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kimia sebagai

I. PENDAHULUAN. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kimia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007) mendefinisikan kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arin Ardiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arin Ardiani, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang penting dapat dipergunakan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Kimia mengandung hal yang abstrak dan dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode evaluatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode evaluatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode evaluatif. Metode evaluatif dilakukan dengan berbagai rangkaian kegiatan validasi untuk kemudian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. A. Latar Belakang.. 1. B. Rumusan Masalah. 5. C. Tujuan Penelitian..

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. A. Latar Belakang.. 1. B. Rumusan Masalah. 5. C. Tujuan Penelitian.. DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL.. i ii iv vi ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. 1 B. Rumusan Masalah. 5 C. Tujuan Penelitian.. 6 D. Manfaat Penelitian 6

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013 IMPLEMENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMAN 1 TARIK SIDOARJO IMPLEMENTATION OF 7-E LEARNING CYCLE MODEL TO REDUCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Concise Dictionary of Science & Computers mendefinisikan kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA PEMBELAJARAN PARTIKEL MATERI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA PEMBELAJARAN PARTIKEL MATERI PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA PEMBELAJARAN PARTIKEL MATERI Fadlilah Arif H, Noor Fadiawati, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung fadlilah.hidayat@gmail.com

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA IN SCIENCE FOR EIGHTH GRADE STUDENT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa Proses pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seiring peningkatan kualitas sumber daya manusia saat ini kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen pendidikan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Pengembangan dan Validasi (Development and Validation Methods) yang dikembangkan oleh Adams dan Wieman (2010). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment, sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawasenyawa itu bereaksi/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) semakin pesat. Perkembangan tersebut menghendaki siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) semakin pesat. Perkembangan tersebut menghendaki siswa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di abad ke-21 ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) semakin pesat. Perkembangan tersebut menghendaki siswa untuk memiliki kompetensi yang memadai

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA ANIMASI SUBMIKROSKOPIK (MAS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

PENGARUH MEDIA ANIMASI SUBMIKROSKOPIK (MAS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika Vol. 1. no.1 (2015) hal. 46-50 PENGARUH MEDIA ANIMASI SUBMIKROSKOPIK (MAS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA Ratna Azizah Mashami, Raehanah 1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Development and Validation, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan Conceptual Change Text (CCT)

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER)

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) Rika Septina Ratih Universitas Negeri Malang Email: rikaseptinaratih@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak materi dalam pembelajaran kimia yang sulit untuk diilustrasikan dalam bentuk gambar dua

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA BERORIENTASI MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA BERORIENTASI MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA BERORIENTASI MULTIPEL REPRESENTASI KIMIA Imelda Helsy 1 dan Lina Andriyani 1 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Kegruan, UIN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH AHMAD MAULANA ARDI RSA1C113019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai dengan mempelajari fenomena yang terkait langsung dengan kehidupan seharihari siswa. Mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta, teori, prinsip atau hukum-hukum saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta, teori, prinsip atau hukum-hukum saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, unsur dan senyawa merupakan bagian yang terlibat dalam perubahannya. Berkaitan dengan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan komposisi zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat

BAB I PENDAHULUAN. dan komposisi zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas pendidikan masyarakatnya,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Sri Gustiani, Noor Fadiawati, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna, Pendidikan Kimia, Universitas Lampung srigustiani_kimia17@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA FLIPBOOK MATERI REAKSI REDOKS PADA LEVEL REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK DI KELAS X SMAN 10 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA FLIPBOOK MATERI REAKSI REDOKS PADA LEVEL REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK DI KELAS X SMAN 10 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA FLIPBOOK MATERI REAKSI REDOKS PADA LEVEL REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK DI KELAS X SMAN 10 KOTA JAMBI Oleh Dian Agus Setyawati A1C111051 FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45454545 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini mengkaji courseware multimedia pembelajaran interaktif pada sub materi pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan

I. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah salah satu rumpun IPA yang memiliki karakteristik yang sama dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan materi subyek yang menjelaskan mengenai struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Johnstone

Lebih terperinci

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI Oleh : Meli Siska B 1, Kurnia 2, Yayan Sunarya 3 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andika Nopihargu, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andika Nopihargu, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2007),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Fenomena perubahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MEDIA CHEMBOND (CHEMICAL BONDING) AS A MEDIA LEARNING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten dkk., 2004). Johnstone (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cicih Juarsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cicih Juarsih, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah salah satu cabang dari ilmu sains yang dipelajari oleh siswa agar dapat memahami berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Topik kimia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK FISIKA SEBAGAI MEDIA INSTRUKSIONAL POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh Rizky Prima Elisa Galuh Salsabila NIM 080210102030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar terjadi karena adanya interaksi siswa dengan lingkungannya (Winarno, 2007). Proses belajar dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang memfokuskan mempelajari materi dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan

I. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI TEORI TUMBUKAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI TEORI TUMBUKAN 114 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No.1 Edisi April 2016, 114-127 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI TEORI TUMBUKAN Nurma Achmaliya, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi

BAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN : Vol.2 No.3 pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN : Vol.2 No.3 pp September 2013 KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS INTERTEKSTUAL PADA MATERI REAKSI KIMIA UNTUK KELAS X SMA FEASIBILITY OF INTERACTIVE MULTIMEDIA BASED ON INTERTEXTUALITY IN CHEMICAL REACTION MATERIAL FOR X-GRADE

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 2 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MULTIPLE REPRESENTASI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Herlian, Eny Enawaty, Erlina Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya proses belajar-mengajar adalah berkomunikasi, guru berperan sebagai pemberi informasi, peserta didik berperan sebagai penerima informasi dan

Lebih terperinci

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GARIS GARIS PADA SEGITIGA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERDASARKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP Siti Nurhayati 21,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari research and development (penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari research and development (penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari research and development (penelitian dan pengembangan). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI KIMIA SEMESTER GENAP KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI KIMIA SEMESTER GENAP KELAS XI SMA PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI KIMIA SEMESTER GENAP KELAS XI SMA (EBOOK THE MATTER OF INTERACTIVE EVEN SEMESTER CHEMICAL CLASS XI HIGH SCHOOL) Illa Restiyowati dan I Gusti Made Sanjaya Jurusan

Lebih terperinci

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH DOI: doi.org/10.21009/0305010219 PENGEMBANGAN BUKU FISIKA MULTI REPRESENTASI PADA MATERI GELOMBANG DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH Widya Nurhayati a), Vina Serevina b), Fauzi Bakri c) Program Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL MENTAL MAHASISWA CALON GURU KIMIA PADA KONSEP GAYA ANTAR PARTIKEL

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL MENTAL MAHASISWA CALON GURU KIMIA PADA KONSEP GAYA ANTAR PARTIKEL Implementasi Pembelajaran... (Wiji,dkk) 145 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TIK UNTUK MENGEMBANGKAN MODEL MENTAL MAHASISWA CALON GURU KIMIA PADA KONSEP GAYA ANTAR PARTIKEL THE IMPLEMENTATION OF

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran senyawa karbon menggunakan konteks obat herbal khas Indonesia. Bahan kajian materi senyawa

Lebih terperinci

PRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PRINSIP- PRINSIP TEORI BEBAN KOGNITIF DALAM MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Vivin Nur Afidah Guru SMP Negeri 1 Lumajang email: vivin.afida@gmail.com Abstrak: Media pembelajaran merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifevaluatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifevaluatif 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptifevaluatif yang merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (Research and

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan merupakan bagian dari payung penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PARTIKEL MATERI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

PENGEMBANGAN BUKU AJAR PARTIKEL MATERI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PENGEMBANGAN BUKU AJAR PARTIKEL MATERI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA Agung Widi Utomo, Noor Fadiawati, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna, Pendidikan Kimia, Universitas Lampung albertusawu@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian yang dilakukan adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi karbohidrat. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING CD IN CHEMISTRY FOR HIGH SCHOOLS BASED ON INTERTEXTUALITY AS A LEARNING MODEL ALTERNATIVE

THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING CD IN CHEMISTRY FOR HIGH SCHOOLS BASED ON INTERTEXTUALITY AS A LEARNING MODEL ALTERNATIVE THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE LEARNING CD IN CHEMISTRY FOR HIGH SCHOOLS BASED ON INTERTEXTUALITY AS A LEARNING MODEL ALTERNATIVE Sjaeful Anwar, Yaya Sonjaya, Wiji Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN MAKROSKOPIS-MIKROSKOPIS-SIMBOLIK PADA MATERI IKATAN KIMIA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN MAKROSKOPIS-MIKROSKOPIS-SIMBOLIK PADA MATERI IKATAN KIMIA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN MAKROSKOPIS-MIKROSKOPIS-SIMBOLIK PADA MATERI IKATAN KIMIA Robi Yanto, Eny Enawaty dan Erlina Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp.88-98, May 2014 PENERAPAN STRATEGI KONSTRUKTIVIS UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI LEVEL SUB-MIKROSKOPIK SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA HANG TUAH 2 SIDOARJO IMPLEMENTATION OF CONSTRUCTIVIST STRATEGY TO REDUCE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI Anggun Yosie Pasemawati, Noor Fadiawati, Lisa Tania Pendidikan Kimia, Universitas Lampung anggunyosie_kimia@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA

PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA 26 PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF PADA MATERI TERMOKIMIA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA Tiyas Abror Huda *, Noor Fadiawati, Lisa Tania FKIP Universitas Lampung, Jl.Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 *Corresponding

Lebih terperinci

GAMBARAN LEVEL SUBMIKROSKOPIK UNTUK MENUNJUKKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KIMIA DAN STOIKIOMETRI

GAMBARAN LEVEL SUBMIKROSKOPIK UNTUK MENUNJUKKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KIMIA DAN STOIKIOMETRI Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA GAMBARAN LEVEL SUBMIKROSKOPIK UNTUK MENUNJUKKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KIMIA DAN STOIKIOMETRI (Diterima 30 September 2015; direvisi 10 Oktober

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REPRESENTASI LEVEL SUB- MIKROSKOPIK PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 TAMAN SIDOARJO

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REPRESENTASI LEVEL SUB- MIKROSKOPIK PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 TAMAN SIDOARJO PENGEMBANGAN LKS BERBASIS REPRESENTASI LEVEL SUB- MIKROSKOPIK PADA MATERI SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 1 TAMAN SIDOARJO DEVELOPMENT OF STUDENTS WORKSHEET BASED REPRESENTATION OF SUB-MICROSCOPIC LEVEL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP Chairul Umam, Husna Amalya Melati, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Johnstone (1982) dan Talanquer (2011) membedakan representasi kimia ke dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Johnstone (1982) dan Talanquer (2011) membedakan representasi kimia ke dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Representasi Ilmu kimia Johnstone (1982) dan Talanquer (2011) membedakan representasi kimia ke dalam tiga tingkatan (dimensi). Dimensi pertama adalah makroskopik yang bersifat nyata

Lebih terperinci