BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cicih Juarsih, 2015
|
|
- Ivan Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah salah satu cabang dari ilmu sains yang dipelajari oleh siswa agar dapat memahami berbagai fenomena yang terjadi di sekitarnya. Topik kimia umumnya berhubungan dengan struktur materi sehingga kimia menjadi subjek yang dianggap sulit oleh kebanyakan siswa (Sirhan, 2007). Kesetimbangan kimia merupakan salah satu dari konsep yang paling sulit dalam kimia untuk dipelajari oleh siswa pada berbagai tingkatan (Chiu, Chou, & Liu, 2002), padahal kesetimbangan kimia merupakan salah satu konsep pokok dalam pembelajaran kimia, baik di sekolah menengah atau perguruan tinggi (van Driel & Gräber, 2002). Materi ini penting untuk dipahami oleh siswa karena menjadi materi prasyarat dalam mempelajari topik kimia lain seperti larutan asam basa, hidrolisis, larutan penyangga serta kelarutan, dan hasil kali kelarutan. Namun, menurut Garritz, Irazoque, & Izquierdo (2012), materi kesetimbangan kimia juga sulit untuk diajarkan. Mengajarkan materi kesetimbangan kimia termasuk tantangan yang besar karena sifatnya yang kompleks dan khusus. Dalam mempelajari kesetimbangan kimia, siswa menggunakan konsep lain yang abstrak dan khusus seperti reaksi kimia, stoikiometri dan kinetika. Hal ini sejalan dengan fakta banyak literatur yang menuliskan bahwa terdapat kesulitan pembelajaran terkait dengan konsep kesetimbangan kimia (van Driel & Gräber, 2002). Hasil penelitian Islahiah (2012) mengenai model mental siswa SMA pada materi kesetimbangan kimia, khususnya mengenai konsep kesetimbangan dinamis, ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan pada level sub mikroskopik dan level simbolik serta belum mampu mempertautkan ketiga level representasi dari fenomena reaksi kesetimbangan. Begitu pun Chiu, dkk. (2002) menyatakan bahwa tidak ada siswa yang memiliki model mental yang benar terkait keadaan kesetimbangan kimia. Selain itu, siswa mengalami kesulitan yang lebih dalam memahami konsep kesetimbangan kimia yang bersifat dinamis yaitu siswa
2 2 harus mengasumsikan bahwa dua reaksi yang berlawanan terjadi secara terusmenerus, tapi fakta tersebut tidak dapat diperoleh dari pengamatan (van Driel & Gräber, 2002). Kesulitan tersebut dapat menimbulkan miskonsepsi karena...siswa cenderung mendasarkan berpikirnya pada hal-hal yang tampak dalam suatu situasi masalah (Dahar, 2011, hlm. 154). Chiu, dkk. (2002) menemukan bahwa siswa pada berbagai tingkatan mengalami miskonsepsi tentang kesetimbangan kimia. Temuan ini sejalan dengan Berquist & Heikkinen (dalam Barke, Hazari, & Yitbarek, 2009) yang menyatakan bahwa siswa dengan kemampuan tinggi pun masih mengalami miskonsepsi dalam materi kesetimbangan kimia. Beberapa hasil penelitian lainnya mengenai miskonsepsi mengungkapkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada beberapa konsep dalam kesetimbangan kimia termasuk konsep reaksi dapat balik dan keadaan kesetimbangan kimia (Erdemir, dkk. 2000; van Driel & Gräber, 2002; Purtadi & Sari, 2008; Barke, dkk. 2009; Susanti, 2010; Adaminata & Marsih, 2011; Gokhan, dkk. 2013). Banyak miskonsepsi dalam kimia disebabkan karena ketidakmampuan siswa dalam memvisualisasikan struktur dan proses pada level sub-mikroskopik atau molekular, sedangkan sebagian besar dalam pembelajaran kimia hanya melibatkan level makro atau laboratorium dan level simbolik (Tasker & Dalton, 2006). Siswa harus dapat berpikir mengenai kesetimbangan pada level makroskopik, sub-mikroskopik dan simbolik, sehingga dapat memahaminya secara konseptual (Yildrim, dkk. 2013). Level makroskopik melibatkan fenomena yang dapat diamati, level sub-mikroskopik melibatkan sesuatu yang sangat kecil seperti atom, ion, molekul untuk menjelaskan fenomena, dan level simbolik melibatkan representasi dari atom, ion, molekul, dan sebagainya (Gilbert & Treagust, 2009). Hasil penelitian Gabel dalam Sirhan (2007) menunjukkan bahwa pembelajaran yang menghubungkan sifat partikel dari materi (level sub-mikroskopik) dengan level yang lain (level makroskopik dan simbolik), efektif dalam membantu siswa membuat hubungan di antara ketiga level pada kimia, sehingga pemahamannya lebih baik. Ini sesuai dengan
3 3 pendapat Chittleborough (2004) bahwa representasi kimia berperan penting dalam pengajaran dan pembelajaran kimia. Dalam pembelajaran kimia, siswa memperoleh pengetahuan dengan menggunakan serangkaian keterampilan tertentu seperti mengamati dan melakukan eksperimen. Sesuai dengan hakekat kurikulum 2013, proses pembelajaran kimia harus menghasilkan pengetahuan dan keterampilan menyangkut Kompetensi Dasar yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran. Keterampilan dalam pembelajaran kimia adalah keterampilan proses sains, yang merupakan bagian dari kurikulum kimia dan salah satu aspek dari pembelajaran sains yang dapat bertahan apabila aspek pengetahuan telah terlupakan. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, dkk. 2005, hlm. 78). Keterampilan proses sains penting digunakan dalam transfer pengetahuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah dan berguna dalam kehidupan (Akinbobola & Afolabi, 2010). Faktanya selama pembelajaran, pada umumnya keterampilan proses sains yang dikembangkan siswa masih belum optimal (Dwiyanti & Siswaningsih, 2005). Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian lain mengenai pengembangan keterampilan proses sains, di antaranya yang dilakukan oleh Dwiyanti dan Musthapa (2002) dan Pangestu (2012). Secara umum dapat dikemukakan bahwa keterampilan proses sains siswa belum berkembang secara optimal karena siswa tidak mendapatkan pengalaman secara langsung dan berkelanjutan dalam pembelajaran yang merupakan wahana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dapat diperoleh dan dikembangkan melalui pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan sains (Akinbobola & Afolabi, 2010). Pembelajaran berbasis inkuiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan yang akan dibutuhkan untuk kehidupannya (Branch & Oberg, 2004). Yang ditonjolkan dalam inkuiri adalah guru membantu siswa dalam mengidentifikasi dan mengkomunikasikan pemikirannya agar terlibat ke dalam
4 4 proses merancang dan melakukan penelitian. Melalui pengalaman tersebut, siswa dapat memperoleh keduanya yaitu keterampilan ilmiah dan konsep (Kessler & Galvan, 2007). Hal ini sesuai dengan pendapat McBride, dkk. (dalam Supriyatman & Sukarno, 2014) bahwa penggunaan inkuiri dalam pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep sains dan keterampilan proses sains siswa, karena strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri konsep tertentu, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar (Sanjaya, 2006). Seiring perkembangan pelaksanaan inkuiri, menurut Windschitl, Thompson, & Braaten (2008) terdapat gambaran permasalahan bahwa pelaksanaan inkuiri dalam prakteknya lebih memfokuskan siswa pada kegiatan fisik namun konsep sains siswa tidak dinyatakan secara jelas. Sebagai alternatif untuk penyelidikan sains, diperkenalkan inkuiri berbasis model sebagai sebuah sistem dari kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih mendalami materi dan mewujudkan lima karakteristik epistemik pengetahuan ilmiah, yaitu bahwa ide-ide dapat diwakili dalam bentuk model yang dapat diuji, direvisi, jelas, bersifat dugaan, dan generatif. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dikembangkan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan utama dalam penelitian ini adalah: Bagaimana strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada materi kesetimbangan kimia? Untuk memperjelas arah penelitian, maka rumusan masalah di atas dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
5 5 1. Bagaimana indikator penguasaan konsep dan keterampilan proses sains berdasarkan kurikulum 2013 pada materi kesetimbangan kimia? 2. Bagaimana penjabaran level representasi kimia berdasarkan konsep pada materi kesetimbangan kimia? 3. Bagaimana kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Topik kesetimbangan kimia yang dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi pada konsep reaksi dapat balik dan ciri kesetimbangan kimia. 2. Pengembangan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model pada topik kesetimbangan kimia meliputi dua Kompetensi Dasar, namun hanya mencakup konsep prasyarat dan belum mencapai kompetensi dasar yang dimaksud, yaitu: 3.8 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri. 4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan. D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengembangkan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. Adapun tujuan khususnya ialah: 1. Mengembangkan indikator penguasaan konsep dan keterampilan proses sains berdasarkan kurikulum 2013 pada materi kesetimbangan kimia.
6 6 2. Mengembangkan penjabaran tiga level representasi kimia berdasarkan konsep pada materi kesetimbangan kimia. 3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model pada materi kesetimbangan kimia untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. E. Manfaat Penelitian 1. Strategi pembelajaran yang telah dikembangkan dapat diterapkan pada pembelajaran materi kesetimbangan kimia yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. 2. Strategi pembelajaran dapat diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran yang menerapkan keterkaitan ketiga level representasi dalam materi kesetimbangan kimia sehingga siswa dapat memahami materi kesetimbangan kimia secara konseptual. 3. Strategi pembelajaran yang telah dikembangkan dapat menjadi acuan bagi para pengajar untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa melalui materi kesetimbangan kimia. 4. Menjadi salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menghindari terjadinya miskonsepsi pada siswa dalam materi kesetimbangan kimia. 5. Memberikan informasi dan gambaran kepada guru mengenai strategi pembelajaran intertekstual dengan menggunakan inkuiri berbasis model. F. Definisi Operasional 1. Strategi pembelajaran intertekstual ialah pembelajaran yang dilakukan dengan cara mempertautkan antara ketiga level representasi kimia, pengalaman kehidupan sehari-hari dan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki. 2. Inkuiri berbasis model ialah jenis inkuiri yang melibatkan siswa untuk belajar secara aktif dalam menemukan konsep tertentu berdasarkan model (struktur
7 7 konseptual) awal yang telah dimiliki siswa sebelumnya dan merevisi model tersebut. 3. Penguasaan konsep merupakan gambaran aspek pengetahuan dari seseorang yang mengacu pada level kognitif dari Taksonomi Bloom-Anderson yang meliputi: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. 4. Keterampilan proses sains merupakan cara berpikir sains dalam menemukan suatu konsep melalui penelitian yang perlu dilatih melalui pembelajaran meliputi: mengamati, menafsirkan, menerapkan konsep, merekam data, mengukur, meniru (replicating), membuat inferensi (inferring), bertanya, merumuskan hipotesis, membuat model, melakukan percobaan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. G. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi yang disusun terdiri dari bab I-V. Bab I terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian memuat tentang masalah-masalah penelitian, rasionalitas peneliti, serta pentingnya penelitian ini dilakukan. Rumusan dan pembatasan masalah berisi permasalahan dan pembatasan masalah yang diteliti dalam penelitian. Tujuan penelitian berisi jawaban dari rumusan masalah penelitian yang telah dibuat. Manfaat penelitian ialah menguraikan temuan penelitian yang berguna bagi kajian ilmu teoritis dan pihak-pihak yang terkait khususnya dalam bidang pendidikan kimia. Definisi operasional merupakan definisi dari setiap variabel penelitian yang telah dibuat oleh peneliti dan berlaku dalam penelitian ini. Struktur organisasi skripsi memuat tentang sistematika dan isi dari skripsi untuk setiap bab. Bab II berisi kajian pustaka dari teori-teori yang mendukung serta dapat dijadikan teori dasar dalam penelitian yang dilakukan meliputi strategi pembelajaran intertekstual, level representasi kimia, inkuiri dan tingkatan inkuiri, inkuiri berbasis
8 8 model, penguasaan konsep, keterampilan proses sains, dan materi kesetimbangan kimia terutama konsep reaksi dapat balik dan ciri kesetimbangan kimia. Bab III berisi sub-bab tentang metode penelitian yang digunakan, langkah penelitian berupa bagan disertai pemaparannya yang dirancang oleh peneliti yang digunakan dalam penelitian, objek penelitian memaparkan objek yang diteliti dalam penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian, prosedur pengumpulan data (langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk memperoleh data), dan teknik analisis data mengenai cara pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti. Bab IV membahas mengenai temuan data yang diperoleh, yaitu pemaparan proses yang dilakukan dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada materi kesetimbangan kimia, meliputi: analisis kurikulum 2013; perumusan indikator penguasaan konsep, indikator keterampilan proses sains, konsep, serta deskripsi keterampilan proses sains; penjabaran tiga level representasi kimia; analisis literatur mengenai inkuiri berbasis model, penguasaan konsep, keterampilan proses sains, dan pembelajaran materi kesetimbangan kimia; perumusan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model. Selain itu, membahas data hasil validasi oleh dosen dan guru kimia, sehingga diperoleh indikator penguasaan konsep, konsep, indikator keterampilan proses sains, deskripsi keterampilan proses sains, penjabaran tiga level representasi kimia, dan strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa yang memiliki validitas yang tinggi. Bab V berisi kesimpulan dan saran yang dibuat berdasarkan hasil penelitian. Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil temuan yang diperoleh yaitu indikator penguasaan konsep, indikator keterampilan proses sains, penjabaran tiga level representasi kimia, dan kegiatan pembelajaran dalam strategi pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model. Saran memaparkan masukan atau ide penulis yang ditujukan bagi praktisi (guru), dan peneliti lain mengenai strategi
9 9 pembelajaran intertekstual dengan inkuiri berbasis model khususnya untuk pembelajaran kimia.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kimia adalah salah satu pilar dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri (Cetingul, 2005, hlm.70). Melalui ilmu kimia, seseorang mampu memahami gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan materi subyek yang menjelaskan mengenai struktur, komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Johnstone
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fareka Kholidanata, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini menghafal fenomena, fakta, atau konsep kimia telah menjadi rutinitas dalam kehidupan siswa (Widiastuti, 2010). Menurut Suyono (2009), paradigma baru
Lebih terperinci2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA POKOK BAHASAN TITRASI ASAM LEMAH OLEH BASA KUAT BERDASARKAN TDM- IAE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten, 2008, hlm. 3). Sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa tingkat sekolah menengah. Kimia merupakan bagian dari sains yang mempelajari materi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang di anggap sulit, hal ini menyebabkan sebagian besar siswa kurang berminat untuk mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa penelitian terhadap pembelajaran kimia menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA mengalami kesulitan dalam memahami konsep-kosep kimia. Salah satu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan komposisi materi (yang tersusun oleh senyawa-senyawa) serta perubahannya, bagaimana senyawasenyawa itu bereaksi/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arin Ardiani, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang penting dapat dipergunakan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar kita. Kimia mengandung hal yang abstrak dan dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu rumpun bidang IPA yang fokus mempelajari materi dan energi yang ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur, komposisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lia Apriani, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah salah satu cabang ilmu dalam pengetahuan alam (sains). Banyak siswa menganggap kimia sebagai pelajaran yang sulit. Pelajaran kimia sering dirasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Fenomena perubahan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudut pandang, yakni behavioristik dan kognitivistik (Wahyu, 2007). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya, pengertian belajar dapat dibedakan berdasarkan dua sudut pandang, yakni behavioristik dan kognitivistik (Wahyu, 2007). Menurut pandangan behavioristik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen pendidikan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai materi, sifat materi, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi tersebut. Pelajaran kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nabila Fatimah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia seringkali dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dimengerti dan sulit difahami oleh siswa. Hal ini terjadi karena kebanyakan konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Model mental merepresentasikan pikiran tiap individu yang digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena ketika belajar sains (Harrison & Treagust dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pepy Susanty, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Concise Dictionary of Science & Computers mendefinisikan kimia sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA), yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang IPA yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan struktur, susunan, sifat dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andika Nopihargu, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu pelajaran sains yang tidak hanya perlu dipelajari secara teoritik, tetapi juga perlu dipelajari secara konkrit. Konsepkonsep dalam kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang strukur, susunan, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan materi. Fenomena perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in. International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa Sekolah Dasar (SD),
Lebih terperinci2015 PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemahaman konsep merupakan suatu kemampuan mengkonstruksi makna atau pengertian suatu konsep berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki atau mengintegrasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi, serta perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini berbagai penelitian terkait problematika pembelajaran kimia telah banyak dilakukan. Diantara penelitian yang populer dilakukan adalah studi mengenai miskonsepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang menjelaskan tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi,
Lebih terperinciPENGARUH CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT) TERHADAP PERUBAHAN KONSEPSI PESERTA DIDIK PADA MATERI STRUKTUR ATOM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang penting; kimia membelajarkan mengenai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007). Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian [Type text] Penjelasan fenomena kimia didasarkan pada pemahaman aktivitas partikel yang tidak terlihat sehingga diperlukan penggambaran secara makroskopik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran kimia merupakan bagian ilmu sains di SMA/MA yang bertujuan agar siswa memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai dengan mempelajari fenomena yang terkait langsung dengan kehidupan seharihari siswa. Mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian ilmu kimia mengkhususkan pembahasan pada perubahan materi dan energi yang ditinjau dari aspek struktur dan kereaktifan senyawa. Struktur dan komposisi zat menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif yang dilakukan bersifat developmental. Menurut Arikunto (1996, hlm. 243)
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan mata pelajaran yang sarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan dari konsep yang konkret sampai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment, sehingga hanya digunakan satu kelas eksperimen dan tidak menggunakan kelas kontrol.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap siswa, seperti yang diutarakan oleh Mulyawati, T. salah
Lebih terperinci2015 D ESAIN D IDAKTIS PAD A MATERI HID ROLISIS GARAM BERD ASARKAN KESULITAN BELAJAR SISWA SMA D AN REFLEKSI D IRI GURU MELALUI LESSON ANALYSIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mutu pembelajaran merupakan tantangan besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sains dan teknologi yang demikian pesat pada era informasi kini, menjadikan pendidikan IPA sangat penting bagi semua individu. Kemampuan siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat deskriptif, dimana dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang fenomena-fenomena yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya kimia dibentuk dari berbagai konsep dan topik abstrak. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Gabel (Chittleborough et al., 2002) yang menyebutkan
Lebih terperinci2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sains merupakan pelajaran penting karena memberikan banyak pengalaman untuk menjelaskan fenomena yang dekat dengan kehidupan sekaligus mencari solusi dari suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari research and development (penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari research and development (penelitian dan pengembangan). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak materi dalam pembelajaran kimia yang sulit untuk diilustrasikan dalam bentuk gambar dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya
Lebih terperinciPROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup
Lebih terperinciG 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Lesmana, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai masalah. Salah satu masalah yang sangat penting adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menjelaskan fenomena dengan mendeskripsikan karakteristik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan Permendikbud No.65 tahun 2013, dijelaskan dalam upaya mewujudkan tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembaharuan sistem pendidikan nasional telah menetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa SMA kelas XI IPA yang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ahmad Mulkani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang termasuk ke dalam rumpun bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Seiring dengan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan komposisi zat menggambarkan bagaimana partikel-partikel penyusun zat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu mempelajari gejala alam. Dalam mempelajari gejala alam, ilmu kimia mengkhususkan pembahasannya pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan sangat penting terutama dalam menumbuhkembangkan kemampuan menjelaskan secara mikro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kimia sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki karakteristik khas yang membedakannya dengan pelajaran lainnya. IPA sendiri merupakan suatu disiplin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ilmu ini mempelajari berbagai fenomena alam yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Soliha Oktianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa sering menganggap bahwa kimia merupakan ilmu yang abstrak, dikemas dalam bahasa yang kompleks dan tidak menarik untuk dipelajari (Gilbert, 2004), sehingga siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta, teori, prinsip atau hukum-hukum saja, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, unsur dan senyawa merupakan bagian yang terlibat dalam perubahannya. Berkaitan dengan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran kimia adalah salah satu dari pelajaran dalam rumpun sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran, farmasi, dan lain-lain.
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang didasarkan pada konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami, terutama ketika siswa ditempatkan pada posisi untuk mempercayai sesuatu
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Fitriyani, 2014 Profil model mental siswa pada materi termokimia dengan menggunakan TIM_POE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Whitten dkk., 2004). Johnstone (dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN YANG MENGINTEGRASIKAN LEVEL MAKROSKOPIK, SUB- MIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran bagi siswa adalah tersedianya bahan ajar yang mudah digunakan dan dipahami. Dengan demikian, seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia adalah ilmu yang termasuk ke dalam rumpun IPA yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. education for all (EFA) di Indonesia menurun tiap tahunnya. Tahun 2011
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Hingga saat ini masalah pendidikan masih menjadi perhatian khusus oleh pemerintah. Pasalnya Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau education for all
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2007),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Menurut Kean dan Middlecamp (1985)
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN...xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia adalah salah satu rumpun IPA yang memiliki karakteristik yang sama dengan IPA, dimana dalam pembelajarannya tidak hanya menuntut penguasaan pengetahuan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan salah satu ilmu yang memunculkan fenomena yang abstrak. Banyak materi dalam pembelajaran kimia yang sulit untuk diilustrasikan dalam bentuk gambar dua dimensi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buldan Abdul Rohman, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia adalah salah satu dari pelajaran dalam rumpun sains yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran, farmasi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Setelah pembelajaran dilakukan, guru perlu mengetahui
Lebih terperinci2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI HAKIKAT DAN PERAN ILMU KIMIA MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang di dalamnya banyak mempelajari tentang materi dan perubahannya. Agar dapat mempelajari ilmu kimia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep, aturan, hukum, prinsip, teori, soal-soal. Dari cangkupan materi ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia menurut Middle Camp dan Kean seperti yang dikutip oleh Erlina (2005:631) mencangkup materi yang amat luas yang terdiri dari fakta, konsep, aturan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya dalam menilai hasil belajar siswa, guru menggunakan berbagai macam tes untuk mengukur hasil pencapaian belajar siswa. Tes tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain masalah yang timbul dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia dipandang penting dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah dapat memberikan bekal ilmu kepada peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
Lebih terperinci2015 PERUBAHAN KONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT MELALUI CONCEPTUAL CHANGE TEXT (CCT)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran kimia sarat akan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Seperti yang dikatakan Nieswandt (2001) bahwa beberapa peneliti menyatakan kimia merupakan subjek
Lebih terperinci2014 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN GENDER PADA MATERI HIDROLISIS GARAM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan salah satu sains fisis yang diajarkan di sekolah menengah atas (Achor dan Kalu, 2014) yang berkaitan dengan studi tentang struktur, komposisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang memfokuskan mempelajari materi dan energi ditinjau dari segi sifat-sifat, reaksi, struktur,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar haluan dalam bertindak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1) Pengertian Strategi Pembelajaran Secara bahasa, strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Secara umum strategi ialah suatu garis besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang paling utama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan membutuhkan waktu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan merupakan bagian dari payung penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Rika Novi Marantika, 2014 Profil Model Mental Siswa Pada Penentuan H Reaksi Penetralan Dengan Tdm-Iae
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang secara umum terkait atau didasarkan pada struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan tersebut (Sirhan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seiring peningkatan kualitas sumber daya manusia saat ini kualitas pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia termasuk ke dalam cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga ilmu kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakteristik tersebut meliputi
Lebih terperinciPutu Indrayani Pendidikan Kimia-Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.
208 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 2, Juni 2013, Halaman 109-120 Analisis Pemahaman Makroskopik, Mikroskopik, dan Simbolik Titrasi Asam-Basa Siswa Kelas XI IPA SMA serta Upaya Perbaikannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Departemen Pendidikan
Lebih terperinci