ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING"

Transkripsi

1 ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI DRAFT SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Sidang Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : MOCH. ICHSAN ARSHADY PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

2 ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI DRAFT SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung, Maret 2012 Mengetahui, Pembimbing, Wasito, SE., MSIE. Dekan, Ketua Program Studi Dr. H. R. Abdul Maqin, SE. MP. Wasito, SE., MSIE.

3 Lihat peluang yang belum terpikirkan orang lain dan ikuti aturan yang ada, Insya Allah berhasil (Elang Gumilang) Karya tulis ini... Ku persembahkan sebagai tanda terimakasih dan cintaku, Kepada kedua orangtuaku (Apa dan Ibu) Serta keluarga tercintaku yang senantiasa Selalu mendoakan akan keberhasilanku.

4 ABSTRAK JT8D merupakan salah satu engine yang di perbaiki oleh PT. Nusantara Turbin dan Propulsi, dimana engine tersebut merupakan engine yang biasa digunakan pada pesawat terbang jenis boeing 737. Karena sebagian besar produksinya merupakan job order, maka ketepatan waktu antara permintaan costumer dengan ketepatan waktu dalam penyelesaian perbaikan menjadi hal penting bagi perusahaan. Untuk itu maka diperlukan adanya suatu perencanaan dan penjadwalan yang tepat agar tidak terjadi keterlambatan ataupun penggunaan waktu yang tidak efektif. Selama ini PT. Nusantara Turbin dan Propulsi melakukan perencanaan dan penjadwalan dengan menggunakan Gantt Chart. Metode ini dinilai kurang efektif dalam penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D yang dapat dilihat dari urutan pengerjaan prosesproses yang terjadi pada proses Purchase / Incoming F. Out & Order yang didalamnya terdapat banyak kegiatan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu bersamaan yaitu selama 1 2 hari saja, tanpa harus menyelesaikannya secara satu per satu tiap harinya, dengan kata lain menunggu proses sebelumnya selesai untuk menjalankan proses selanjutnya tiap harinya. Network Planning merupakan suatu metode yang digunakan dalam perencanaan dan penjadwalan, dimana metode ini berisikan informasi-informasi mengenai aktivitas-aktifitas yang ada dalam penyelesaian proyek ataupun produksi. Terdapat suatu teknik dalam network planning yang dapat membantu mengidentifikasi jalur kritis / critical path, yaitu jalur yang dimana tidak dapat dilakukannya penundaan pada pengerjaan di setiap aktivitasnya. Teknik tersebut dinamakan CPM (Critical Path Method / Metode Jalur Kritis). Dengan penjadwalan menggunakan Gantt Chat yang telah dilakukan oleh perusahaan, didapati waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D selama 75 hari. Sedangkan dengan menggunakan CPM, diperoleh hasil penyelesaian selama 72 hari. Sehingga dengan digunakannya network planning dalam penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D dapat menghemat waktu selama 3 hari atau dengan kata lain telah terjadi efektifitas waktu yang lebih baik dengan menggunakan CPM.

5 KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim Assalamu alaikum Warohmatulloohi Wabarokatuh. Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam, atas limpahan rahmat, anugerah, serta karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul Analisis Penjadwalan Dengan Menggunakan Network Planning Dalam Rangka Mengefektifkan Waktu Perbaikan Engine Type JT8D Di PT. Nusantara Turbin Dan Propulsi. Dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kelemahan dan keterbatasan. Hal ini tak lepas dari kekurangan dan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, koreksi dan input dari pihak lain agar dapat diperoleh langkah yang lebih baik untuk pembuatan karya ilmiah selanjutnya. Karya tulis ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak yang telah banyak membantu. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Ir. Kiagus Moch. Ali, Sp.1 dan Ibunda tercinta Yenny Nurbaenny, yang telah melahirkan, mendidik, membimbing dan mendo akan penulis tiada hentihentinya sejak kecil sampai saat ini. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak Wasito, SE., MSIE. Selaku Dosen Pembimbing, Penguji I, sekaligus Ketua Program Studi Manajemen Universitas ii

6 Pasundan Bandung, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu penulis dalam membuat judul dan menyelesaikan proposal skripsi ini. Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi., MSi. Selaku Rektor Universitas Pasundan Bandung. 2. Dr. H. R. Abdul Maqin, SE., MP. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 3. Dr. H. Jaja Suteja, SE., MSi. Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 4. Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., Ak. Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 5. Bapak Sadikun Citra Rusmana, SE. Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 6. Dr. H. Heru Setiawan, SE., MM. Selaku Penguji III sekaligus Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 7. Dr. H. Juanim, SE., MSi. Selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Penguji III yang tanpa lelah selalu membimbing dan memberi masukan kepada penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir ini. 8. Dr. Atty Tri Juniarti SE., MSi. Selaku penguji II atas semua masukan yang telah diberikan dalam penyusunan tugas akhir ini. iii

7 9. Seluruh dosen dan staf karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung. 10. Bapak Bekti Basuki, BE. Selaku Pembimbing PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan sehingga program kuliah ini dapat saya selesaikan dengan baik. 11. Bapak Budi Utomo, BE. Selaku Pembimbing Pendamping PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang selalu memberikan bantuan dan bimbingan sehingga program kuliah ini dapat saya selesaikan dengan baik. Dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besanya kepada: 1. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Nur Any Maelany, AM. Keb., yang selalu menyemangati dan memberikan dorongan kepada penulis sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. 3. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Universitas Pasundan Angkatan 2006 yang telah membantu, mendorong dan menyemangati penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan program kuliah ini, dan terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini. 4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan proposal skripsi ini. Amin. iv

8 Akhir kata semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca, Amin. Wabillaahittaufiqqi Wal Hidayah, Wassalamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Bandung, Maret 2012 Moch. Ichsan Arshady v

9 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i ii vi ix xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Sistem Produksi dan Operasi Ruang Lingkup Manajemen Operasi Pengertian Penjadwalan Tujuan Penjadwalan v

10 2.2.2 Kriteria Penjadwalan Proses Penjadwalan Teknik-Teknik Dalam Penjadwalan Pengertian Network Planning Manfaat Network Planning Kelebihan dan Kekurangan Network Planning Metode dalam Network Planning Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT Simbol-Simbol dan Ketentuan Dalam Network Planning Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan Penentuan Waktu Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack) Pembuatan Peta Waktu Pengertian Efektifitas Kerangka Pemikiran Flow Process Chart BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Metode Penelitian Yang Digunakan Teknik Pengumpulan Data vi

11 3.4 Operasionalisasi Variabel Metode Analisis Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan Penentuan Waktu Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning Perhitungan Kelonggaran Waktu (Float atau Slack) Pembuatan Peta Waktu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Deskripsi Pekerjaan Asumsi-Asumsi Yang Digunakan Dalam Penjadwalan Proyek Perbaikan Engine Type JT8D Waktu Pelaksanaan Perbaikan Engine Type JT8D Pembahasan Tahapan Dalam Analisis Network Planning dengan CPM Menginventarisai Kegiatan-Kegiatan Menyusun Hubungan Antar Kegiatan vii

12 Menetukan Perkiraan Kurun Waktu Pada Setiap Kegiatan Menyusun Network Diagram yang Menghubungkan Semua Kegiatan Mengidentifikasi Jalur Kritis (Critical Path) Pembuatan Peta Waktu Perbandingan Analisis dan Efektivitas Waktu Perbaikan Engine Type JT8D BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 144 LAMPIRAN LAMPIRAN CURRICULUM VITAE viii

13 DAFTAR GAMBAR NO. JUDUL HAL. 2.1 Sistem Produksi dan Operasi Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Intial Event Pada Hari Ke-Nol Merger Event Perhitungan Maju Saat Paling Lambat Memulai Aktivitas Burst Event Perhitungan Mundur Lintasan Kritis Peta Waktu ;16 Hubungan Efektivitas ix

14 3.1 Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Hubungan Kegiatan Intial Event Pada Hari Ke-Nol Merge Event Saat Paling Lambat Memulai Aktivitas Burst Event Struktur Organisasi PT. NTP Struktur Organisasi Department of Material Plan & Inventory Control Pada PT. NTP Network Diagram Network Diagram Perhitungan Maju (Forward Computation) Network Diagram Perhitungan Mundur (Backward Computation) Network Diagram Lintasan Kritis (Critical Path) Peta Waktu x

15 DAFTAR TABEL NO. JUDUL HAL. 2.1 Tabel Informasi Network Gantt Chart Perbaikan Engine Type JT8D ASME Flow Process Symbols Engine Type JT8D Flow Process Chart Purchase / Incoming F.Out & Order Flow Process Chart Operasionalisasi Variabel Daftar Kegiatan Perbaikan Engine Type JT8D Daftar Kegiatan Kegiatan dan Prasyarat Kegiatan Kegiatan Kegiatan yang Disertai Kurun Waktu Tabel Informasi Network xi

16 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (PT. NTP) berdiri sejak tahun 1986, merupakan perusahaan mandiri sebagai anak perusahaan dari PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), yang bergerak dalam bidang jasa perawatan (maintenance) mesin turbin yang biasa digunakan pada pesawat terbang maupun mesin turbin yang digunakan untuk industri. Seiring dengan peningkatan permintaan perbaikan mesin turbin pesawat di dalam negeri, PT. NTP mempunyai peluang yang besar untuk menguasai pangsa pasar dalam negeri jasa perbaikan mesin turbin pesawat. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. NTP adalah berupa jasa pemeriksaan (inspection), perubahan (modification), perbaikan ringan (repair) dan perbaikan berat (overhaul) mesin turbin untuk pesawat. Mesin turbin pesawat adalah salah satu komponen utama dari pesawat terbang yang digunakan sebagai tenaga penggerak. Setiap pesawat terbang paling sedikit menggunakan satu buah mesin turbin sebagai tenaga penggeraknya, rata-rata satu pesawat menggunakan dua buah mesin turbin. Peningkatan jumlah penggunaan pesawat terbang tentunya akan ditandai pula dengan peningkatan jumlah penggunaan mesin turbin, peningkatan permintaan jasa perbaikan mesin turbin sebagai usaha airliner untuk menjamin kesiapan pengguna mesin turbin di pesawat, dan jaminan keselamatan penerbangan. Dengan peningkatan permintaan jasa perbaikan mesin turbin

17 2 pesawat maka PT. NTP dituntut agar produk dan jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga bersaing di pasaran serta selalu berusaha mengirimkan order kepada konsumen tepat pada waktunya. Dalam perbaikan Engine Type JT8D diperlukannya penjadwalan yang baik untuk efektifitas waktu penyelesaian pekerjaan agar dapat terselesaikan dengan baik dan pengiriman kepada costumer tepat pada waktunya. Dalam pelaksanaannya, proses perbaikan mesin seringkali mengalami gejala-gejala yang dapat menghambat efektifitas waktu dalam penyelesaian perbaikan mesin Type JT8D ini. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di shop PT. NTP, penulis mandapatkan informasi mengenai permasalahan-permasalahan dalam tahap penjadwalan yang dapat menghambat efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat terbang, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Penjual (Vendor). Dalam hal ini, perusahaan memerlukan minimal 3 vendor dalam purchase / farm out. Permasalahannya, apabila vendor tidak memiliki komponen mesin yang dipesan atau tidak dapat memperbaiki mesin yang ada dari perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan pencarian data lagi mengenai vendor lain. 2. Pengambilan Keputusan. Perusahaan perlu mengambilan keputusan mengenai parts yang harus diganti, apakah membeli barang yang baru atau membeli barang yang telah di perbaiki (serviceable).

18 3 3. Pembayaran Harus Jelas. Perusahaan sering kali mengalami permasalahan dalam bagian keuangan, diantaranya adalah telat mentransfer uang yang dikarenakan oleh hal-hal yang bersangkutan dalam bagian keuangan perusahaan, dan peraturan vendor meninginkan pelunasan purchase barang pertama terlebih dahulu, sebelum perusahaan melakukan purchase berikutnya. Hal ini berbeda untuk setiap vendor ada. 4. Terjadinya Service Bulletin. Service bulletin adalah pengumuman yang dilakukan oleh vendor karena adanya perubahan atau inovasi baru terhadap parts yang di pesan. Dalam hal ini, perusahaan juga memerlukan rapat tambahan untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan apakah komponen itu cocok atau tidak dengan parts mesin lainnya. 5. Penumpukan Pekerjaan di Area Tertentu (Bottle Neck). Terjadinya antrian pekerjaan material yang menumpuk di area tertentu (bottle neck) dapat menyebabkan karyawan yang bekerja di area tersebut mengalami overtime sehingga para karyawan harus bekerja lembur. 6. Kedisiplinan Tenaga Kerja yang Kurang Baik. Kedisiplinan tenaga kerja yang kurang baik, yang dapat terjadi karena tenaga kerja mengalami sakit atau kelelahan, salah satunya terjadi karena disebabkan oleh adanya overtime.

19 4 7. Adanya Perbaikan dan Pengecekan Terhadap Barang yang Rusak (Calibration). Alat-alat pendukung mengalami perbaikan dan pengecekan ulang agar alat-alat pendukungnya tetap sesuai dengan standar alat yang mempunyai masa pakai (expired time) sehingga harus diperpanjang dan atau diperbaiki sesuai dengan ketentuan pada masing-masing alat (calibration). 8. Kerusakan Alat-alat Pendukung yang Tak Terduga. Kerusakan alat-alat pendukung pekerjaan dapat terjadi pada saat proses perbaikan mesin. Contohnya pada saat tahap pembongkaran mesin (dissasembly), alat yang digunakan untuk mengangkat mesin (crane) mengalami kemacetan dan harus diperbaiki, dan pada tahap chemical cleaning bahan kimia untuk membersihkan komponenkomponen pesawat mengalami kadaluarsa (expired) dan harus segera diganti baru yang membutuhkan waktu kurang lebih selama dua minggu atau sesuai dengan tingkat kesulitan perbaikannya. Permasalahan-permasalahan tersebut di atas dapat mempengaruhi efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat di PT. NTP, yang mengakibatkan waktu penyelesaian produksi (Turn Around Time / TAT) dan penjadwalan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada rencana awal, yaitu pada Master Production Schedule (MPS), sehingga menyebabkan penyerahan pekerjaan kepada pelanggan (customer) tertunda.

20 5 Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengatasi hal ini, diantaranya adalah metode network planning. Metode network planning merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan manajer untuk membantu memutuskan berbagai masalah, khususnya perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Network planning memperlihatkan hubungan antar satu kegiatan dengan kegiatan lain yang saling berhubungan, dengan mengusahakan waktu yang optimal dalam penyelesaian proyek. Terdapat dua teknik dasar yang biasa digunakan dalam network planning, yaitu Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM) dan Teknik Menilai dan Meninjau Kembali Program / Program Evalution Review and Technique (PERT). Dengan menggunakan salah satu teknik yaitu Critical Path Method (CPM) dalam penjadwalan perbaikan Engine Type JT8D di PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (PT. NTP), dapat diketahui kegiatan mana saja yang perlu didahulukan pengerjaannya (kegiatan kritis) agar tidak terjadi pemborosan waktu ataupun keterlambatan. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat menyusun jadwal perbaikan untuk Engine Type JT8D. Dari uraian dan fenomena di atas maka timbul pertanyaan apakah perencanaan penjadwalan (scheduling) pada PT. NTP sudah baik, dan mengingat pentingnya network planning untuk efektifitas waktu dalam proses penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh di perusahaan tersebut, dengan judul ANALISIS PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN NETWORK PLANNING DALAM RANGKA

21 6 MENGEFEKTIFKAN WAKTU PERBAIKAN ENGINE TYPE JT8D DI PT. NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI Identifikasi Masalah Dari hasil pengamatan yang dilakukan di shop PT. NTP terdapat beberapa permasalahan dalam tahap-tahap penjadwalan yang dapat menghambat efektifitas waktu penyelesaian perbaikan mesin-mesin pesawat, kendala terbesar yang sering terjadi dan paling potensial berpengaruh dalam efektifitas waktu perbaikan mesinmesin pesawat di PT. NTP adalah pada tahap Purchase / Farm Out & Order, yaitu beberapa komponen yang tidak dapat diperbaiki atau diproduksi di PT. NTP, maka perlu dilakukannya pembelian (purchase), dan pengiriman barang yang akan di perbaiki (farm out), di luar PT. NTP, yaitu kepada pemasok (vendor) yang telah jelas dan dipercaya oleh perusahaan. Di dalam proses tersebut, seringkali terjadi keterlambatan waktu penyelesaian perbaikan mesin yang mengakibatkan waktu penyelesaian produksi (Turn Around Time / TAT) dan penjadwalan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada rencana awal, yaitu pada Master Production Schedule (MPS), sehingga menyebabkan penyerahan pekerjaan kepada pelanggan (customer) tertunda, khususnya dalam perbaikan Engine besar Type JT8D yang biasa digunakan oleh pesawat terbang jenis boeing 737.

22 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP. 2. Bagaimana penggunaan network planning dalam mengefektifkan waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D di PT. NTP. 3. Bagaimana perbandingan pelaksanaan penjadwalan yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM) dalam mengefektifkan waktu perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji : 1. Penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP. 2. Penggunaan network planning dalam mengefektifkan waktu penyelesaian perbaikan Engine Type JT8D di PT. NTP. 3. Perbandingan pelaksanaan penjadwalan perusahaan dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dalam mengefektifkan waktu perbaikan Engine Type JT8D pada PT. NTP.

23 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna bagi : 1. Penulis Bagi penulis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan pengetahuan mengenai penyusunan penjadwalan penyelesaian perbaikan-perbaikan mesin pesawat terbang yang baik dengan menggunakan network planning dalam rangka meningkatkan efektivitas waktu penyelesaian pekerjaan proyek, yang juga menambah kepercayaan diri bagi penulis dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam dunia kerja nyata berikutnya. 2. Perusahaan Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya wawasan serta pengetahuan dari penggunaan network planning dalam efektivitas waktu serta untuk memperoleh gambaran mengenai teori yang selama ini diperoleh penulis dengan prakteknya dilapangan. 3. Lembaga atau Perguruan Tinggi Bagi lembaga dan perguruan tinggi, hasil dari penelitian ini akan menambah referensi buku yang ada di perpustakaan FE. UNPAS, khususnya mengenai penjadwalan dengan menggunakan network planning, serta memberikan masukan yang dapat dijadikan informasi

24 9 sebagai bahan perbandingan antara teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan praktek di lapangan. 4. Peneliti Lain Bagi peneliti lain, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengambilan tema skripsi yang akan dilaksanakan, serta sebagai masukan bagi peneliti lain apabila tertarik dengan tema ini.

25 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan di perusahaan-perusahaan manufacturingyang membentuk tulang belakang masyarakat konsumen kita melaui produksi berbagai macam produk. Tetapi orang-orang juga melaksanakan kegiatan-kegiatan produksi dalam organisasi yang menyediakan berbagai bentuk jasa. Dalam kenyataannya, akhir-akhir ini berkembang cukup pesat usaha-usaha produktif di sektor jasa. Organisas-organisasi penyedia jasa seperti bisnis perbankan, asuransi, transportasi, hotel, restaurant dan bengkel memproduksi jasa (pelayanan) sebanding dengan perusahaan-perusahaan manufacturing yang memproduksi mobil, perabot dan makanan dalam kaleng. Atas dasar perkembangan tersebut, istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya (sampai sekarang) secara meluas, dipandang kurang mencakup seluruh kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat ekonomi kita. Oleh karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan mempunyai cakupan luas, seperti manajemen operasi (secara implisit berarti operasi-operasi). Pengertian manajemen operasi dapat dilihat dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

26 11 Menurut Richards B. Chase, Nicholas J. Aquilano dan F. Robert Jacobs (2006:6), menyatakan bahwa: Operations Management (OM) is defined as the design, operation, and improvement of system that create and deliver the firm s primary product and services. Artinya: Manajemen Operasi didefinisikan sebagai desain dan pengembangan dari sebuah sistem yang menciptakan dan mendistribusikan produk-produk dan jasa-jasa pokok yang dihasilkan. Menurut Roger G. Schoreder (2003:2) yaitu: Operation management is a field, deals with the production of goods and service. Artinya: Manajemen Operasi merupakan sebuah bidang,yang berhubungan dengan produksi barang-barangdan jasa. Menurut Jay Heizer dan Barry Rander (2005:4): Operation management its activities that related to the creation of goods and service throught the transformation of inputs to outputs. Artinya: Manajemen operasi adalah aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan barang-barang dan jasa-jasa melalui masukan menjadi keluaran. Dari ketiga pengertian diatas, menunjukan bahwa manajemen operasi merupakan serangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu sama lainnya yang dilandasi oleh sikap kepemimpinan, pengendalian dan pengawasan terhadap proses-proses pengubahan masukan menjadi keluaran, baik dalam bentuk barang

27 12 maupun jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ada di suatu perusahaan atau organisasi Sistem Produksi dan Operasi Manajemen operasi merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan masukan (input) yang berupa barang atau jasa. Sedangkan yang dimaksud sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam proses perubahan masukan manjadi keluaran. Berikut adalah bagan sistem produksi dan operasi yang dikemukakan oleh Sofyan Assauri (2008:39) : Masukan : a. Bahan b. Tenaga kerja c. Mesin d. Energi e. Modal f. Informasi Transformasi : Proses Konversi Informasi Umpan Balik Keluaran : Barang atau Jasa Gambar 2.1 Sistem Produksi dan Operasi Sumber : Sofyan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi (2008:39) Dari gambar 2.1 terlihat bahwa antar komponen dalam unsur masukan (bahan, tenaga kerja, mesin, energi, modal dan informasi) tidak dapat dipisahpisahkan, tetapi secara bersama-sama membentuk suatu sistem dalam

28 13 pentransformasian untuk mencapai tujuan akhir bersama. Masukan-masukan tersebut dikonversikan ke dalam barang dan jasa yang menjadi suatu keluaran dengan menggunakan proses teknologi tertentu. Dalam gambar juga terlihat informasi umpan balik (feedback) yang digunakan untuk mengendalikan masukan dan teknologi proses yang digunakan Ruang Lingkup Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi yang ada dalam suatu lembaga, dimana fungsi ini yang menentukan kemampuan suatu lembaga / perusahaan dalam melayani pihak lain / konsumen. Sedangkan manajemen operasi bertugas untuk mengatur, mengendalikan dan mengawasi kegiatan produksi atau operasi agar dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan. Menurut Sofyan Assauri (2008:16), ruang lingkup manajemen produksi dan operasi akan mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan operasi meliputi : 1. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi (produk). Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa barang atau jasa, secara efektif dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang tentunya mampu memuaskan pihak konsumen. Oleh karena itu, setiap kegiatan produksi dan operasi harus dimulai dari penyelesaian dan perancangan produk yang akan dihasilkan.

29 14 2. Seleksi dan Perancangan Proses dan Peralatan. Setelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk merealisasikan usaha untuk menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. 3. Pemilihan Lokasi dan Site Perusahaan dan Unit Produksi. Kelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan dan masukan (input), serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar. 4. Rancangan Tata Letak (Lay-out) dan Arus Kerja. Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah satu faktor yang terpenting dalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses. Rancangan tata letak (lay-out) harus dipertimbangkan berbagai faktor antara lain adalah kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses akan meminimalisasi biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling. 5. Rancangan Tugas Pekerjaan. Rancangan tugas pekarjaan merupakan bagian integral dari rancangan sistem. Rancangan tugas pekerjaan merupakan suatu kesatuan dari human engineering, dalam rangka untuk mengahsilkan rancangan kerja yang optimal.

30 15 6. Strategi Produksi dan Operasi Serta Pemilihan Kapasitas. Dalam strategi proses operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau kualitas. Semua hal tersebut merupakan landasan bagi penyusunan strategi operasi. 2.2 Pengertian Penjadwalan Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam penentuan waktu dan urutan kegiatan produksi. Denganadanya penjadwalan maka perusahaan akan mendapatkan gambaran mengenai kegiatan produksi yang akan dilaksanakan sehingga perusahaan akan dapat memperkirakan mengenai kebutuhan waktu penyelesaian produksi dan biaya yang dikeluarkan. Dengan begitu perusahaan akan dapat menghindari sedini mungkin apabila selama proses produksi terjadi penyimpangan dan kesalahan yang muncul serta kegiatan yang tidak sesuai rencana, sehingga dapat mengurangi resiko yang dapat merugikan perusahaan baik kerugian waktu ataupun biaya. Sebelum proyek dikerjakan, perlu adanya tahap-tahap pengelolaan proyek yang meliputi tahap perencanaan, tahap penjadwalan, dan tahap pengkoordinasian. Dari ketiga tahapan ini, tahap perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang paling menentukan berhasil / tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan antar tugas yang membangun proyek secara keseluruhan.

31 16 Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:237) : Penjadwalan adalah aktifitas pengalokasian sumber daya perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang rendah. Menurut Subagyo (2005:77) : Penjadwalan adalah suatu kegiatan penjadwalan kapan memulainya, berapa lama mengerjakannya setiap tahap kegiatan dan kapan selesainya. Sedangkan menurut Roberta S. Russel dan Bernard W. Taylor III (2006:719) : Scheduling specifies when labor, equipment are facilities are needed to produce a product or provide a service. It is the last stage of planning before production takes place. Artinya: Penjadwalan menentukan kapan tenaga kerja, peralatan fasilitas yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau menyediakan layanan. Penjadwalan adalah tahap terakhir dari perencanaan sebelum produksi berlangsung. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan sumber daya yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Penjadwalan dimulai dengan perencanaan kapasitas yang meliputi fasilitas

32 17 dan penguasaan terhadap mesin, membuat penjadwalan induk dengan membagi rencana kasar dan membuat jadwal keseluruhan untuk output Tujuan Penjadwalan Tujuan penjadwalan yaitu untuk meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan. Penjadwalan disusun dengan mempertimbangkan berbagai keterbatasan yang ada. Penjadwalan yang baik akan memberikan dampak positif, yaitu rendahnya biaya operasi dan waktu pengiriman, yang akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penjadwalan produksi menurut Roberto S. Russel dan Bernard W. Taylor III (2006:719) adalah : 1. Meeting costumer due date (Membuat tanggal jatuh tempo konsumen). 2. Minimize job lateness (Meminimalkan keterlambatan kerja). 3. Minimize response time (Meminimalkan waktu tanggapan). 4. Minimize completion time (Meminimalkan waktu penyelesaian). 5. Minimize time in the system (meminimalkan waktu dalam sistem). 6. Minimize overtime (Meminimalkan kelebihan waktu). 7. Maximize overtime or labor utilization (Memaksimalkan pengguna mesin atau tenaga kerja). 8. Minimize late time (Meminimalkan waktu keterlambatan).

33 18 9. Minimize work in the process inventory (Meminimalkan persediaan barang dalam proses) Kriteria Penjadwalan Adapun Kriteria Penjadwalan menurut Jay Heizer and Barry Render (2005:465) adalah sebagai berikut : 1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata penyelesaian. 2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase waktu fasilitas itu digunakan. 3. Meminimalkan pesediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara jumlah pekerjaan dalam sistem dan persediaan barang dalam proses adalah tinggi. Dengan demikian, semakin kecil jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil persediaannya. 4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah keterlambatan Proses Penjadwalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:466) untuk mengolah fasilitas dengan cara yang seimbang dan efisien, manajer membutuhkan

34 19 perencanaan produksi dan sistem pengendalian. Proses penjadwalan harus melalui tahapan sebagai berikut: 1. Penjadwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu kendala kapasitas pusat kerja individual. 2. Mengecek ketersediaan alat-alat dan bahan baku sebelum memberikan pesanan ke suatu departemen. 3. Membuat tanggal jatuh tempo untuk masing-masing pekerjaan dan mengecek kemajuan terhadap tanggal keperluan dan waktu tempuh pesanan. 4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerjaan bergerak menuju perusahaan. 5. Memberikan umpan balik (feedback) pada pabrik efesiensi pekerjaan dan memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerja, gaji dan upah Teknik-Teknik Dalam Penjadwalan Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:560), teknik penjadwalan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Penjadwalan Kedepan (Forward Scheduling) Forward Scheduling memulai jadwal segera setelah persyaratanpersyaratan diketahui, penjadwalan ini digunakan di beragam oraganisasi seperti rumah sakit, klinik, restaurant dan perusahaan alat-alat

35 20 permesinan. Dalam fasilitas ini, pekerjaan dilaksanakan atas pesanan pelanggan dan sesegera mungking dilakukan pengiriman. Penjadwalan kedepan biasanya dirancang untuk menghasilkan jadwal yang bisa diselesaikan meskipun tidak berarti memenuhi tanggal jatuh temponya. Dalam beberapa keadaan, penjadwalan ke depan menyebabkan penumpukan barang dalam proses. 2. Penjadwalan Kebelakang (Backward Scheduling) Backward Scheduling dimulai dengan tanggal jatuh tempo dan menjadwal operasifinal terlebih dahulu. Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal, pada suatu waktu awal.namun kemudian, sumber daya yang perlu untuk menyelesaikan jadwal bisa jadi tidak ada. Penjadwalan ini biasa digunakan di lingkungan perusahaan-perusahaan manufacturing dan perusahaan-perusahaan jasa. 2.3 Pengertian Network Planning Untuk dapat membuat suatu produk atau menyelesaikan suatu proyek, perusahaan harus mempunyai perencanaan serta penjadwalan yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul pada saat proses penyelesaian. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghindari atau mengatasi permasalahan keterlambatan tersebut adalah dengan menggunakan network planning.

36 21 Network planning merupakan suatu model yang digunakan dalam penyelenggaraan proyek / produksi yang memberikan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang digambarkan dalam sebuah jaringan (network).dalam jaringan tersebut dapat dilihat ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menurut Eddy Herjanto (2008:359) : Perencanaan jaringan kerja (network planning) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam mengelenggarakan proyek, yang produknya berupa informasi mengenai kegiatana-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang bersangkutan. Menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:176) : Network planning merupakan rencana jaringan kerja yang memperlibatkan seluruh aktivitas yang terdapat didalam proyek serta logika ketergantungan antar satu dengan lain. Sedangkan menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (2002:289) : Analisis jaringan kerja adalah merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.

37 Manfaat Network Planning Setiap metode yang digunakan untuk mengatasi permasalah-permasalahan khusunya yang terdapat di manajemen operasi, tentunya mempunyai manfaat yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan sama halnya dengan network planning yang dapat membantu didalam perencanan dan penjadwalan proyek. Menurut T.Hani Handoko (2004:402). Berapa manfaat dari network planning, antara lain: 1. Perencanaan suatu proyek yang kompleks. 2. Scheduling pekerjaan-pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang praktis dan efisien. 3. Mengadakan pembagian kerja dari tenaga kerja dan dana yang tersedia. 4. Schedulingulang untuk mengatasi hambatan-hambatan dan keterlambatan-keterlambatan. 5. Menetukan trade off (kemungkinan pertukaran) antara waktu dan biaya. 6. Mententukan probabilitas penyelesaian suatu proyek tertentu. Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:82), network planning sangat penting karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Berapa keseluruhan umur proyek.

38 23 2. Kegiatan-kegiatan mana saja yang bila terlambat dalam penyelesaiannya akan mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proyek. 3. Kegiatan-kegiatan mana saja yang tidak kritis, yang dapat dilakukan penundaan pada pengerjaannya tanpa membuat penundaan pada keseluruhan proyek. 4. Berapa besar kemungkinan proyek dapat diselesaikan pada tanggal tertentu. 5. Apa yang harus dilakukan untuk mempersingkat penyelesaian proyek dengan biaya yang seminimal mungkin Kelebihan dan Kekurangan Network Planning Meskipun network planning merupakan metode yang banyak digunakan didalam penjadwalan serta perencanaan, tetapi metode ini masih mempunyai beberapa kekurangan didalam pemakaiannya. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:104) kelebihan dan kekurangan dari metode networkplanning antara lain: 1. Kelebihan : a. Sangat berguna terutama saat menjadwalkan dan mengendalikan proyek besar. b. Konsep secara langsung dan tidak memerlukan perhitungan matematis yang rumit. c. Jaringan grafis membantu melihat hubungan antar kegiatan secara

39 24 cepat. d. Analisi jalur kritis dan waktu slack membantu menunjukan kegiatan yang perlu diperhatikan lebih dekat. e. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi. f. Berguna dalam mengawasi jadwal dan biaya. 2. Kekurangan : a. Kegiatan harus ditentukan secara jelas, dan hubunganya harus bebas dan stabil. b. Hubungan pendahulu harus dijelaskan dan dijaringkan bersama-sama Metode dalam Network Planning Fungsi perencanaan, pengoordinasian serta pengendalian mempunyai peran penting bagi setiap usaha, dimana fungsi-fungsi tersebut diperlukan dalam usaha pencapaian tujuan. Metode yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan tersebut berbeda-beda karena disesuaikan dengan keadaan masing-masing tempat usaha / perusahaan. Dalam network planning terdapat beberapa teknik yang digunakan sesuai dengan kondisi perusahaan. Teknik yang sangat luas pemakaiannya adalah metode jalur kritis (Crtical Path Method / CPM ) dan teknik menilai dan meninjau kembali (Program Evaluation and Review Technique / PERT). Chaser Aquilano, Jacobs (2006:64) menyatakan pengertian CPM sebagai berikut :

40 25 The critical path of activities in a project is the sequence of activities that from the longest chain interms of their times to complete. If any one of the activities in the critical path is delayed, then entire project is delayed. Artinya : CPM adalah suatu aktivitas dalam sebuah proyek dengan mengurut suatu aktivitas kerja sehingga mempersempit waktu kegiatan proyek secara keseluruhan. Jika suatu aktivitas di dalam suatu lintasan kritis ditunda maka mengakibatkan seluruh kegiatan proyek akan tertunda Persamaan dan Perbedaan CPM dan PERT Crtical Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT) keduanya merupakan teknik yang terdapat didalam network planning. Keduateknik tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan proyek ataupun produksi. Dimana penggunaannya disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Terdapat persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara CPM dan PERT. Menurut Eddy Herjanto (2008:360), persamaan dan perbedaan kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persamaan CPM dan PERT a. Sama-sama merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam menentukan perencanaan, pengendalian dan pengawasan proyek.

41 26 b. Keduanya menggambarkan kegiatan-kegiatan dari suatu proyek dalam suatu jaringan kerja. c. Keduanya dapat dilakukan berbagai analisis untuk membantu manajer dalam menggambil keputusan yang berkaitan dengan waktu, biaya atau penggunaan sumber daya. 2. Perbedaan CPM dan PERT a. CPM menggunakan satu jenis waktu untuk teksiran waktu kegiatan, sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu yaitu waktu paling optimis, waktu paling tepat dan waktu pesimis. b. CPM mengganggap proyek terdiri dari kegiatan-kegiatan yang membentuk satu atau beberapa lintasan, sedangkan PERT menganggap proyek terdiri dari perisitiwa yang susul menyusul. c. CPM menggunakan pendekatan yang menggunakan anak panah sebagai representasi dari kegiatan. Sedangkan PERT menggunakan pendekatan yang menggunakan lingkaran atau node sebagai simbol kegiatan Simbol-Simbol dan Ketentuan dalam Network Planning Network diagram merupakan visualisasi proyek atau produksi berdasarkan network planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasanlintasan kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek atau penyelesaian produksi. Network diagram dapat digunakan sebagai alat

42 27 bantu perusahaan dalam penyelenggaraan proyek atau penyelesaian produksi, jika dibuat secara tepat. Dalam menggambarkan suatu network digunakan tiga buah simbol menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:177), adalah sebagai berikut : 1. Anak panah = Arrow, menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tidak perlu menggunakan skala. Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai dari permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke atas. 2. Lingkaran = Node, sebagai simbol menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa atau event. Kejadian (event) di sini didefinisikan sebagai ujung atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. 3. Anak panah terputus-putus = Dummy, sebagai simbol aktifitas semu. Dummy di sini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan. Seperti halnya kegiatan biasa, panjang dan kemiringan dummy ini juga tidak berati apa-apa sehingga tidak perlu berskala.

43 28 Bedanya dengan kegiatan biasa sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah bahwa dummy tidak mempunyai duration (jangka waktu tertentu) karena tidak memakai atau menghabiskan sejumlah resources. Dalam pelaksanaanya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut : 1. Diantara dua event yang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah. 2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event. 3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor tinggi. 4. Diagram hanya memiliki sebuah initialevent dan sebuah terminal event Hubungan Antar Simbol dan Kegiatan Untuk dapat menggambar dan membaca network diagram yang menyatakan logika ketergantungan, perlu diketahui hubungan antar simbol dan kegiatan yang ada dalam sebuah proyek atau penyelesaian produksi tersebut. Adapun hubungan atau ketergantungan antar simbol dan kegiatan menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006:178), dinyatakan sebagai berikut :

44 29 a. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka : 1 A 2 B 3 Gambar 2.2 Hubungan Kegiatan b. Jika kegiatan C, D dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka : 1 C 2 D 4 F 5 E 3 Gambar 2.3 Hubungan Kegiatan c. Jika kegiatan G dan H selesai sebelum kegiatan I dan J, maka : 2 G I 5 H 4 J 3 6 Gambar 2.4 Hubungan Kegiatan

45 30 d. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka : K M L N Gambar 2.5 Hubungan Kegiatan e. Jika kegiatan P, Q dan R dimulai dan selesai pada lingkaran kerjadian yang sama, maka tidak boleh menggambarkan sebagai : P Q R Gambar 2.6 Hubungan Kegiatan Karena gambar 2.9 berati kegiatan (31, 32) itu adalah kegiatan P atau Q atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka masing-masing harus menggunakan dummy sebagai berikut :

46 31 P 32 Q Atau Q 32 P R R Gambar 2.7 Hubungan Kegiatan Kegiatan : P = (31, 32) P = (32, 34) Q = (31, 34) atau Q = (31, 34) R = (31, 33) R = (33, 34) Dalam hal ini tidak menjadi persoalan dimana saja diletakannya dummydummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir kegiatan-kegiatan tersebut Penentuan Waktu Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis. Di samping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan

47 32 demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bisa terlambat yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek atau digunakan pada waktu mengerjakan penentuan jumlah material, peralatan, dan tenaga kerja. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float. Untuk memudahkan perhitungan waktu menurut Tjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati (2006: ), digunakan notasi-notasi sebagai berikut: TE : Earliest event occurance time, yaitu saat tercepat terjadinya kejadian / event. TL : Latest event occurance time, yaitu saat paling lambat terjadinya kejadian / event. ES : Earliest activity start time, yaitu saat tercepat dimulainya kegiatan / aktivitas. EF : Earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya kegiatan / aktivitas. LS : Latest activity start time, yaitu saat paling lambat dimulainya kegiatan / aktivitas. LF : Latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya kegiatan / aktivitas. t : Activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (biasanya dinyatakan dalam hari). S : Total slack / Total float.

48 33 SF : Free slack / Free float Asumsi dan Cara Perhitungan Waktu Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah asumsi dasar, yaitu sebagai berikut. 1. Proyek hanya memiliki satu initial event dan satu terminal event. 2. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol. 3. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TL = TE untuk event ini. Adapun perhitungan yang harus dilakukan terdiri atas dua cara, yaitu cara perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju terminal event maksudnya ialah menghitung saat yang paling tercepat terjadinya events dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES dan EF). Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya events dan saat paling lambat dimulainya dandiselesaikannya aktivitasaktivitas (TL, LS, dan LF). Dengan selesainyakedua perhitungan ini, barulah float dapat dihitung. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur ini, lingkaran kejadian (event) dibagi atas tiga bagian sebagai berikut :

49 34 b a c a = b = c = Ruang untuk nomor event. Ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya event (TE), yang juga merupakan hasil perhitungan maju. Ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya event (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur. Dengan demikian, setelah diagram network yang lengkap dari suatu proyek selesai digambarkan, dan setiap node telah dibagi menjadi tiga bagian seperti diatas, maka mulailah member nomor pada masing-masing node. Setelah itu, cantumkan pada tiap anak panah (kegiatan) perkiraan waktu pelaksanaan masing-masing. Letak angka yang menunjukkan waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan ini biasanya di bawah anak panah. Satuan waktu yang digunakan pada seluruh network harus sama, misalnya jam, hari, minggu, dan lain-lain. Apabila perhitungan dilakukan dengan tidak menggunakan computer, maka sebaiknya duration ini menggunakan angka-angka bulat Analisa Skala Waktu Optimal Network Planning Salah satu hal penting didalam analisis proyek adalah mengetahui kapan proyek tersebut dapat diselesaikan. Untuk menjawab hal tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pesawat terbang sudah menjadi salah satu mode transportasi yang digemari banyak orang. Semakin banyak permintaan berbanding lurus dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continues improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka Dalam sub-bab berikut akan dipaparkan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian ini yang telah dikemukakan oleh berbagai para

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka Dalam sub-bab berikut akan dipaparkan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian ini yang telah dikemukakan oleh berbagai para

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004).

BAB III LANDASAN TEORI. Maintenance Menurut Sisjono dan Iwan Koswara, Perawatan (Mainteance) ditetapkan (Sisjono dan Iwan Koswara, 2004). BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Inventaris Menurut Soemarsono S.R. (l994,pl5) inventaris adalah daftar barangbarang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga, jumíah, jenis dan keadaannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini jasa Event-Organizer (EO) adalah salah-satu jenis usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini jasa Event-Organizer (EO) adalah salah-satu jenis usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini jasa Event-Organizer (EO) adalah salah-satu jenis usaha yang berkembang pesat di Indonesia dan memiliki cakupan usaha yang luas dalam berbagai

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui idividu-individu dan sumber daya organisasi lainnya. Sebuah proses

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2 LNDSN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2012:4) Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH

PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH PENJADWALAN PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 300 DALAM MENGEFISIENKAN WAKTU PADA CV BASUKI RAHMAT PRABUMULIH A Jalaluddin Sayuti, MK. Wardah, Titi Andriyani Politeknik Negeri Sriwijaya Abstrak CV Basuki Rahmat Prabumulih

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Manajemen Waktu Dalam Proyek Manajemen Waktu Dalam Proyek Pertemuan 5 Heru Lestiawan, M.Kom Manajemen Waktu Dalam Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perbaikan Enginr Type ZB9F di PT. Sapta Jaya Utama, dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Penjadwalan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Yamit (1996: 296), proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi)

Bahan Kuliah. Manajemen Operasi & Produksi. Bab 9 : Manajemen Proyek. (Bagian 3 : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Bahan Kuliah Manajemen Operasi & Produksi Bab 9 : Manajemen Proyek (Bagian : Mengorganisasikan Sistem Konversi) Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA Dosen : Dr. Muchdie, PhD in Economics

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana TUGAS AKHIR ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana 41611120060 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) GEA GEBY AURORA SYAFRIDON ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proyek Proyek merupakan aplikasi pengetahuan,keahlian, alat, dan teknik untuk aktifitas proyek guna memenuhi atau melampau kebutuhan yang diharapkan stakeholder dari proyek

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Sistem Produksi Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem produksi dari beberapa teori yang sudah ada, serta ruang lingkup sistem produksi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Menurut Soeharto (2002) : Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang di segala bidang, hal ini mendorong perkembangan semua sektor usaha yang ada di Indonesia. Salah satu sektor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen sudah sangat dikenal di masyarakat. Manajemen juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan sistem produksi yaitu

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X ISSN : 2338-4794 Vol. 3. No. 3 September 2015 ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X *) Program Studi Manajemen UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS Chandra Karnadi NRP : 9421016 NIRM : 41077011940269 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU BAB 5 PERENCANAAN WAKTU 5.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional 1) Bagian 1 a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu c) Mampu membuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

NETWORK PLANNING. Pendahuluan

NETWORK PLANNING. Pendahuluan DASAR PERANCANGAN DAN REKAYASA TEKNIK Materi 13 : TKT 100 2 SKS Oleh : Ken Martina Kasikoen Pendahuluan NETWORK PLANNING Network planning merupakan alat untuk merencanakan dan mengawasi setiap proyek.

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME Syamsir, Andi Pawennari, Nadzirah Ikasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal.

BAB 14 PENJADWALAN. Bab ini merinci langkah 4, 5 dan 6, jaringan kerja dan jadwal. BAB 14 PENJADWALAN 14.1. PENDAHULUAN Perkiraan yang sudah diperhitungkan di dalam Bab 13 adalah banyaknya orang per-hari dari usaha yang akan diperlukan untuk membuat proyek. Hal ini disebut waktu sebenarnya

Lebih terperinci