ASPIRASI DAN EKSPLORASI SISWA TERHADAP PEKERJAAN KAITANNYA DENGAN MINAT SISWA MASUK PERGURUAN TINGGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASPIRASI DAN EKSPLORASI SISWA TERHADAP PEKERJAAN KAITANNYA DENGAN MINAT SISWA MASUK PERGURUAN TINGGI"

Transkripsi

1 ASPIRASI DAN EKSPLORASI SISWA TERHADAP PEKERJAAN KAITANNYA DENGAN MINAT SISWA MASUK PERGURUAN TINGGI (Studi Eksplanatif pada Siswa SMA Negeri 5 Surabaya) ARTIKEL Disusun oleh: Wahyu Nur Islamiati NIM: PROGRAM STUDI SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA Semester Gasal / Tahun 2013/2014

2 Ringkasan Pendidikan memiliki peran yang sangat penting, salah satunya yaitu sebagai sarana sosialisasi norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Karena pentingnya peran pendidikan tersebut, pemerintah dalam suatu negara termasuk Indonesia melakukan berbagai upaya agar seluruh masyarakatnya dapat mengenyam pendidikan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah tersebut, secara tidak langsung memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan yang salah satunya terlihat dari banyaknya siswa yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Banyaknya siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ini, diduga karena adanya aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan kaitannya dengan minat siswa masuk perguruan tinggi. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 5 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatif, serta menggunakan teknik pengambilan sampel berupa cluster random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 44 responden. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori fungsi teknis pendidikan dari Randall Collins, teori modal manusiawi dari Davis dan Moore, teori mobilitas sosial dari Philip Robinson, serta konsep eksplorasi dari Marcia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu semakin tinggi aspirasi siswa terhadap pekerjaan, maka semakin dalam atau semakin luas eksplorasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa, sehingga hal tersebut membuat minat siswa untuk masuk perguruan tinggi menjadi semakin tinggi. Kata Kunci: Minat siswa masuk perguruan tinggi, aspirasi siswa terhadap pekerjaan, eksplorasi siswa terhadap pekerjaan 1

3 Summary Education has a very important role, one of them is as a means of socialization norms that prevailing in society. Because of the importance of the role of education, the government in a country, including Indonesia make efforts so that all people can get an education. The efforts undertaken by the government, indirectly raise public awareness of the importance of education, one of which can be seen from the number of students who wish to continue their education into college. The number of students who want to continue their education to the college, allegedly because of the student s aspiration and exploration of job. Therefore, this study was conducted to determine the relationship between student s aspiration and exploration of job to do with the interests of students to enter to the college. This study was conducted at SMA Negeri 5 Surabaya. The research method that used is quantitative research method, with the type of research is explanative research, as well as the use of sampling techniques such as cluster random sampling. The samples was taken as many as 44 respondents. The theory used in this study is technical functions of education theory from Randall Collins, human capital theory from Davis and Moore, social mobility theory from Philip Robinson, and the concept of exploration from Marcia. The results obtained from this research that the higher aspirations of the students towards job, then getting in or getting a broad exploration of the job done by the students, so it makes the interest of the students to enter to the college is intense. Keyword: the interests of students to enter the college, student s aspiration of job, student s exploration of job 2

4 Pendahuluan Pendidikan merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pendidikan dikatakan penting karena, melalui pendidikan masyarakat dapat melakukan sosialisasi maupun mentransformasikan nilai-nilai dan normanorma sosial yang berlaku pada masyarakat dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya. Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan sosial, kemudian membuat pemerintah di dalam suatu negara termasuk Indonesia terus berupaya agar seluruh masyarakatnya dapat mengenyam pendidikan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menjamin pendidikan bagi setiap masyarakatnya salah satunya tertuang dalam pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, untuk meningkatkan partisipasi pendidikan masyarakat, pemerintah juga merancang berbagai program yang salah satunya yaitu program wajib belajar enam tahun yang dilaksanakan sejak tahun 1984, dan program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan pada tahun 1994 (Biro Pusat Statistik, 1997:39 dalam Budirahayu 1999:10). Program wajib belajar, selanjutnya juga berkembang menjadi program wajib belajar 12 tahun yang disebut juga sebagai program Pendidikan Menengah Universal (PMU) yang diresmikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan mencetuskan peraturan yang tertuang dalam undang-undang dan melaksanakan programprogram pendidikan, secara tidak langsung tentunya dapat membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Jika masyarakat sudah menyadari 3

5 pentingnya pendidikan, maka masyarakat akan turut berpartisipasi dalam menempuh pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Angka Partisipasi Sekolah (APS) kasar Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada jenjang SMP/MTs, Angka Partisipasi Sekolah kasar pada tahun 2010 sebesar 80,35%, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 89,09%, dan tahun 2012 juga mengalami peningkatan menjadi 89,18%. Pada jenjang SMA/MA, Angka Partisipasi Sekolah kasar pada tahun 2010 yaitu sebesar 62,53%, dan terus meningkat pada tahun 2011 menjadi 63,86%, serta pada tahun 2012 sebesar 67,88%. Begitu pula pada jenjang perguruan tinggi, Angka Partisipasi Sekolah kasar juga terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,35% pada tahun 2010, sebesar 17,28% pada tahun 2011, dan sebesar 18,53% pada tahun Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah kasar tersebut, merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia telah menyadari pentingnya pendidikan. Peran pendidikan memang dirasa cukup signifikan, terlebih pada era globalisasi seperti yang terjadi pada saat ini. Selain berperan sebagai pondasi kemajuan suatu bangsa, pendidikan penting untuk dilaksanakan agar masyarakat Indonesia dapat bersaing dengan masyarakat dari bangsa dan negara lainnya. Selain itu, Angka Partisipasi Sekolah kasar tersebut juga memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia tidak lagi hanya berpartisipasi dalam menempuh pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) saja, akan tetapi sebagian masyarakat kini juga turut berpartisipasi dalam menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi. 4

6 Partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi, salah satunya terlihat dari banyaknya siswa SMA yang berlomba-lomba untuk dapat masuk perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Banyaknya siswa SMA yang berlomba-lomba untuk dapat masuk ke perguruan tinggi tersebut, diduga dipengaruhi oleh adanya aspirasi dari para siswa tersebut terhadap pekerjaan. Aspirasi terhadap pekerjaan yang dimaksud dalam hal ini yaitu pandangan mengenai pekerjaan atau profesi yang diinginkan oleh seseorang dikemudian hari. Konsep aspirasi terhadap pekerjaan dalam penelitian ini mengadopsi konsep aspirasi pendidikan dalam sebuah tesis yang dikemukakan oleh Budirahayu (1999:12). Dalam tesis tersebut, Budirahayu mendefinisikan aspirasi pendidikan yaitu sebagai keinginan masyarakat untuk mencapai tingkat pendidikan yang setinggi-tingginya agar lebih mudah memperoleh pekerjaan. Adanya aspirasi terhadap pekerjaan ini, membuat siswa SMA yang tengah menginjak masa remaja harus mempersiapkaan diri untuk merealisasikan pekerjaan atau profesi yang diinginkannya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bosma yang mengemukakan bahwa Mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan (occupation) merupakan salah satu tugas perkembangan remaja, karena pada saat memasuki masa dewasa awal, bekerja merupakan salah satu tugas perkembangan mereka (Bosma (1985) dalam Havighurst (1953) dalam Alfikalia, 2009:24). Selain itu, pada saat ini banyak lapangan pekerjaan yang mensyaratkan para calon pekerjanya untuk memiliki tingkat pendidikan tertentu. Terkait adanya persyaratan dalam lapangan pekerjaan inilah yang kemudian diduga membuat 5

7 para siswa memiliki aspirasi terhadap pekerjaan dan kemudian mempengaruhi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Faktor lain yang juga diduga mempengaruhi siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu adanya eksplorasi siswa terhadap pekerjaan. Konsep mengenai eksplorasi ini diadopsi dari konsep yang dikemukakan oleh Marcia (1980, dalam Alfikalia, 2009:26) yang menjelaskan mengenai perkembangan identitas individu yang dapat dikelompokkan ke dalam empat tipologi, yaitu identity, achivement, foreclosure, moratorium, dan identity diffusion, dimana tipologi ini ditentukan oleh dua dimensi, yaitu eksplorasi dan komitmen. Menurut Marcia, eksplorasi mengacu pada ada tidaknya proses pengambilan keputusan sebelum individu menetapkan pilihannya. Sehingga dalam penelitian ini, eksplorasi terhadap pekerjaan didefinisikan sebagai ada tidaknya proses yang dilakukan siswa dalam mengidentifikasi pekerjaan tertentu yang diinginkannya sebelum ia menetapkan pilihan dan melakukan usaha untuk mencapai pilihan pekerjaannya tersebut. Eksplorasi terhadap pekerjaan diduga mempengaruhi minat siswa untuk masuk ke perguruan tinggi karena pada saat ini bidang-bidang pekerjaan di masyarakat adalah bidang-bidang pekerjaan yang sangat terspesialisasi sehingga memunculkan banyak sekali jenis pekerjaan atau profesi yang ada di masyarakat. Adanya spesialisasi pekerjaan di dalam masyarakat ini kemudian mengakibatkan para siswa harus melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan dilakukannya eksplorasi terhadap pekerjaan oleh para siswa, maka para siswa yang semula hanya menempuh pendidikan yang bersifat umum di SMA menganggap bahwa mereka harus melanjutkan pendidikan 6

8 yang lebih terspesialisasi di perguruan tinggi. Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Alfikalia yang menyatakan bahwa: Bidang-bidang pekerjaan di masyarakat saat ini adalah bidangbidang pekerjaan yang sangat terspesialisasi. Artinya, setelah menempuh pendidikan di SMA yang bersifat umum, siswa harus menempuh pendidikan lanjutan di perguruan tinggi yang lebih terspesialisasi karena berhubungan dengan berbagai bidang pekerjaan yang ada di masyarakat (Alfikalia, 2009:24). Selain faktor aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan, tentu saja masih ada faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Faktor-faktor lain tersebut misalnya kondisi sosial dan ekonomi orang tua, latar belakang pendidikan orang tua, dan lain-lain. Namun, dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk masuk ke perguruan tinggi, penelitian ini hanya menggunakan dua faktor yaitu aspirasi siswa terhadap pekerjaan dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan. Oleh karena itu, penelitian ini hanya terbatas pada pengujian hubungan atau korelasi antara aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan kaitannya dengan minat siswa masuk perguruan tinggi. Adapun permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini antara lain, hubungan antara minat siswa SMA untuk masuk ke perguruan tinggi dengan aspirasi siswa terhadap pekerjaan, hubungan antara minat siswa SMA untuk masuk ke perguruan tinggi dengan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan, serta pengaruh eksplorasi siswa terhadap pekerjaan dalam hubungan antara aspirasi siswa terhadap pekerjaan dengan minat siswa masuk perguruan tinggi. Penelitian mengenai aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan kaitannya dengan minat siswa masuk perguruan tinggi ini, mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 5 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan dalam 7

9 penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, dengan tipe penelitian eksplanatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII pada tahun ajaran 2013/2014. Sementara, pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berupa cluster random sampling. Kajian Teoritik Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa teori yaitu teori fungsi teknis pendidikan yang dikemukakan oleh Randall Collins, teori modal manusiawi yang dikemukakan oleh Davis dan Moore, teori mobilitas sosial yang dikemukakan oleh Philip Robinson, dan konsep eksplorasi yang dikemukakan oleh Marcia. Secara lebih lanjut, teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut. Penjelasan pertama yakni mengenai teori fungsi teknis pendidikan. Teori fungsi teknis pendidikan, pada awalnya menjelaskan tentang sifat pendidikan dan ekspansinya yang pernah terjadi di Amerika beberapa abad lalu. Ekspansi pendidikan yang terjadi di Amerika tersebut, disebabkan oleh persyaratan fungsional dalam suatu masyarakat industri, khususnya persyaratan yang diakibatkan oleh adanya perubahan teknologi dan ekonomi (Karabel dan Halsey, 1977:119). Teori fungsi teknis pendidikan dijelaskan oleh seorang ahli yang bernama Randall Collins. Prinsip-prinsip utama dalam teori fungsi teknis pendidikan diringkas sebagai berikut: 1. Persyaratan pendidikan dari pekerjaan-pekerjaan dalam masyarakat industri terus meningkat sebagai akibat 8

10 adanya perubahan teknologi. Dalam hal ini, terdapat dua aspek yaitu: a. Proporsi pekerjaan yang memerlukan keterampilan yang rendah berkurang, sementara proporsi yang memerlukan keterampilan tinggi bertambah. b. Pekerjaan-pekerjaan yang sama terus meningkat persyaratan keterampilannya. 2. Pendidikan formal memberi latihan yang diperlukan kepada orang-orang untuk mendapat pekerjaan yang berketerampilan lebih tinggi. 3. Sebagai akibat dari yang disebut di atas, persyaratan pendidikan untuk bekerja terus meningkat, dan semakin banyak orang yang dituntut untuk menghabiskan waktu yang lebih lama di sekolah (Collins, 1979, dalam Sanderson, 2003: 492). Penjelasan kedua yakni mengenai teori modal manusiawi (human capital theory) yang dikembangkan oleh Davis dan Moore. Teori ini masih dapat ditelusuri kembali dalam ilmu ekonomi sampai pada Adam Smith di abad ke delapan belas. Rumusan teori ini sering dihubungkan dengan karya Theodore Schultz (1961) dan Mark Blaug (1970) yang menjelaskan mengenai ekonomi pendidikan (Robinson, 1986:284). Pada penjelasan mengenai ekonomi pendidikan Theodore Schultz (1961) dan Mark Blaug (1970) menyatatakan bahwa, Dalam sistem perekonomian, yang kita ketahui orang-orang yang lebih terdidik secara pukul rata akan menerima penghasilan lebih tinggi daripada orangorang yang kurang begitu terdidik (Robinson, 1986:284). Pada intinya, teori ini menjelaskan bahwa baik individu maupun bangsabangsa akan menganggap dengan melakukan investasi dalam pendidikan mereka akan mendapatkan keuntungan. Hal ini karena investasi dalam pendidikan dianggap dapat meningkatkan keterampilan dan produktivitas yang pada akhirnya dapat menghasilkan kekayaan (Robinson, 1986:284). 9

11 Asumsi dibalik teori fungsionalis dan teori tentang modal manusiawi ini adalah terdapat suatu pasar bebas bagi tenaga kerja. Artinya, setiap masyarakat mempunyai seperangkat pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan keterampilan tinggi yang dikaitkan dengan penghasilan yang tinggi, dan penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan itu diatur sedemikian rupa melalui sistem pendidikan sehingga mereka yang memiliki kemampuan paling besar akan memperoleh pekerjaan paling berat (Robinson, 1986:284). Penjelasan ketiga yakni mengenai konsep mobilitas sosial yang dikemukakan oleh Philip Robinson dalam sebuah penjelasan yang lebih menekankan perhatian pada hubungan antara pendidikan dan struktur pekerjaan (occupational structure). Dalam hal ini, Philip Robinson menganggap bahwa pendidikan dapat digunakan sebagai suatu sarana persiapan bagi struktur pekerjaan. Selain itu, pendidikan juga dianggap dapat memperbesar peluangpeluang individu untuk meningkatkan status pekerjaannya dibandingkan dengan status pekerjaan ayahnya. Menurut Philip Robinson, perbandingan status pekerjaan ayah dan anak dapat dilihat dari mobilitas antar-generasi, serta dapat pula dilihat dari sejauh mana anak mengikuti jejak ayah dalam hal pekerjaan. Selain itu, mobilitas juga dapat ditelaah dari segi intra-generasi (intra-generational movement), atau sejauh mana individu yang sama mengalami perubahan status dalam masa hidupnya sendiri (Robinson, 1986:286). Dalam melakukan mobilitas sosial yang perlu diperhatikan adalah tingkat keterbukaan masyarakat. Masyarakat dikatakan terbuka apabila hubungan antara pekerjaan ayah dan anak bersifat acak. Dengan kata lain, masyarakat yang terbuka 10

12 adalah sebuah masyarakat yang memperoleh status berdasarkan prestasi yang telah diraihnya (achievement), sehingga dalam hal ini dengan hanya mengetahui pekerjaan seorang ayah tidak akan dapat membantu kita untuk meramalkan pekerjaan anak-anaknya kelak. Sedangkan, masyarakat yang tertutup adalah masyarakat yang memperoleh status sejak lahir (ascribed). Sehingga dalam masyarakat yang tertutup ini, pekerjaan ayah dapat diturunkan kepada anak. Misalnya seorang penyapu jalan melahirkan (calon) penyapu jalan, juru rawat melahirkan (calon juru rawat), dan hakim melahirkan (calon) hakim (Robinson, 1986: ). Penjelasan keempat, yakni mengenai konsep eksplorasi yang dikemukakan oleh Marcia. Pada intinya konsep eksplorasi yang dikemukakan oleh Marcia ini menjelaskan mengenai pembentukan identitas diri individu. Dalam hal ini, Marcia (1993) menjelaskan bahwa pembentukan identitas diri dapat digambarkan melalui status identitas berdasarkan ada tidaknya eksplorasi (krisis) dan komitmen. Selanjutnya, Marcia mendefinisikan eksplorasi atau yang juga dikenal dengan istilah krisis sebagai suatu periode dimana adanya keinginan untuk berusaha mencari tahu, menyelidiki berbagai pilihan yang ada, dan aktif bertanya secara serius untuk mencapai sebuah keputusan tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan (Diringkas dari Marcia, dalam Untuk mengetahui secara lebih lanjut mengenai tahapan eksplorasi yang dilakukan oleh seseorang, Marcia membagi eksplorasi menjadi beberapa dimensi. Dimensi eksplorasi (krisis) tersebut antara lain: 11

13 a. Sudah melalui eksplorasi (past crisis) Seseorang dikatakan berada pada tahap eksplorasi di masa lalu (past crisis) ketika periode dimana pemikiran aktif terhadap sejumlah variasi dari aspek-aspek identitas yang potensial sudah berlalu sekarang. Individu mampu menyelesaikan krisis dan memiliki pandangan yang pasti tentang masa depan atau tugas tersebut ditunda tanpa mencapai adanya sebuah kesimpulan yang bermakna. b. Sedang dalam eksplorasi (in crisis) Seseorang dikatakan sedang berada pada tahap eksplorasi ketika seseorang sedang berusaha untuk mencari tahu dan menjajagi pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas dan sedang berjuang untuk membuat keputusan hidup yang penting. c. Tidak adanya eksplorasi (absence of crisis) Seseorang dikatakan tidak mengalami eksplorasi ketika seseorang tidak pernah merasa penting untuk melakukan eksplorasi pada berbagai alternatif identitas tentang tujuan yang ingin dicapai, nilai ataupun kepercayaan seseorang (Diringkas dari Marcia dalam 20II.pdf). Selain dimensi eksplorasi, Marcia juga menjelaskan tentang kriteria eksplorasi yang berguna untuk menunjukkan ada atau tidaknya eksplorasi yang dilakukan oleh seseorang. Menurut Marcia, kriteria yang menunjukkan ada atau tidaknya eksplorasi yang dilakukan oleh seseorang antara lain: a. Pengetahuan (knowledgeability) b. Aktivitas untuk mengumpulkan informasi (activity directed toward the gathering of information) c. Mempertimbangkan alternatif identitas lain yang potensial (Evidence of considering alternative potential identity elements) d. Tingkatan emosi (Emotional tone) e. Keinginan untuk membuat keputusan secara dini (A desire to make an early decision) (Diringkas dari Marcia dalam 20II.pdf). 12

14 Pembahasan Berdasarkan data yang didapat dari hasil penelitian, diketahui bahwa hampir seluruh siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Surabaya dalam penelitian ini sudah memiliki aspirasi terhadap pekerjaan. Aspirasi terhadap pekerjaan tersebut muncul didasarkan atas kesadaran tentang tanggung jawab yang dimiliki oleh para siswa tersebut ketika telah menyelesaikan studi di bangku SMA. Para siswa dalam penelitian ini, menyadari bahwa bekerja merupakan tanggung jawab mereka setelah dewasa. Hal ini dikarenakan para siswa merasa bahwa dirinya harus menjadi pengganti orang tuanya untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, para siswa SMA tersebut telah memiliki gambaran tentang jenisjenis pekerjaan yang ingin ditekuninya. Pekerjaan yang ingin ditekuni oleh para siswa SMA pun bervariasi, di mana terdapat sebagian siswa yang menginginkan untuk bekerja di sektor pekerjaan formal seperti menjadi dokter, pegawai bank, notaris, dan berbagai profesi pekerjaan formal lainnya, serta ada pula sebagian siswa yang menginginkan untuk bekerja di sektor pekerjaan informal seperti menjadi freelancer. Untuk dapat mewujudkan cita-cita akan profesi atau pekerjaan yang mereka inginkan, para siswa tersebut kemudian mulai merencanakan untuk menempuh pendidikan minimal hingga Strata 1 (S1). Pendidikan hingga jenjang S1 dibutuhkan agar nantinya dapat menunjang para siswa SMA tersebut dalam mendapatkan pekerjaan. Para siswa SMA tersebut juga menyadari bahwa kebutuhan dalam dunia kerja pada saat ini telah berganti menjadi kebutuhan akan tenaga kerja yang semakin terspesialisasi, sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan juga menjadi semakin berat. 13

15 Semakin terspesialisasinya kebutuhan dari para calon pekerja tersebut, berarti menunjukkan bahwa para calon pekerja yang hendak memasuki lapangan pekerjaan harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus ataupun tertentu di dalam satu bidang. Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dalam hal ini dapat dicontohkan misalnya pekerjaan sebagai dokter, pengacara, notaris dan lain sebagainya yang tentunya harus memiliki sertifikat atau ijazah tertentu yang menyatakan bahwa seseorang dapat bekerja pada suatu sektor pekerjaan. Selain karena adanya bidang-bidang pekerjaan yang terspesialisasi tersebut, saat ini sektor-sektor pekerjaan khususnya pekerjaan di sektor formal juga mensyaratkan calon tenaga kerjanya untuk memiliki tingkat pendidikan minimal D3 atau S1. Adanya spesialisasi pekerjaan dan persyaratan kerja dalam sektor pekerjaan yang semakin meningkat tersebut, kemudian membuat para siswa yang semula hanya menempuh pendidikan yang bersifat umum di sekolah menengah merasa harus menempuh pendidikan yang lebih spesifik dan terspesialisasi di jenjang perguruan tinggi agar nantinya bisa mendapatkan ijazah atau surat ijin praktek yang dapat digunakan untuk bekerja. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip dalam teori fungsi teknis pendidikan yang menyatakan bahwa persyaratan pendidikan untuk bekerja terus meningkat, dan semakin banyak orang yang dituntut untuk menghabiskan waktu yang lebih lama di sekolah (Collins, 1979, dalam Sanderson, 2003: 492). Dari uraian penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara aspirasi siswa terhadap pekerjaan dengan minat siswa masuk perguruan tinggi. Artinya semakin tinggi aspirasi siswa terhadap pekerjaan, maka semakin tinggi pula minat mereka untuk melanjutkan pendidikan ke 14

16 perguruan tinggi. Sebaliknya, semakin rendah aspirasi siswa terhadap pekerjaan, maka semakin rendah pula minat mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Para siswa SMA dalam penelitian ini menganggap bahwa apabila mereka melakukan investasi pendidikan, maka mereka akan lebih banyak mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang bisa didapatkan menurut para siswa tersebut adalah kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan, serta modal sosial seperti kemampuan untuk berpikir kritis (critical thinking) dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan, serta mendapatkan keuntungan berupa modal sosial lainnya seperti semakin banyaknya link atau jaringan misalnya ikatan alumni yang juga akan membantu mempermudah mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Pemikiran para siswa yang sedemikian itu, dapat dikatakan sesuai dengan teori modal manusiawi (human capital theory) yang dikemukakan oleh Davis dan Moore yang pada intinya menjelaskan bahwa baik individu maupun bangsabangsa akan menganggap apabila melakukan investasi dalam pendidikan akan lebih menguntungkan karena investasi yang demikian akan meningkatkan keterampilan dan itu berarti produktivitas, yang pada gilirannya akan menghasilkan kekayaan (Davis dan Moore, dalam Robinson, 1986:284). Menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi juga dianggap oleh para siswa dapat berguna untuk meningkatkan status sosial dan perekonomian mereka. Hal ini dikarenakan adanya anggapan dari para siswa bahwa apabila mereka menempuh pendidikan minimal hingga Strata 1 (S1), mereka akan memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dengan posisi yang stategis. Sehingga dari posisi strategis dalam pekerjaan yang ditekuninya tersebut, para siswa berharap akan dapat meningkatkan status 15

17 sosialnya, serta mendapat penghasilan yang tinggi untuk meningkatkan status perekonomiannya. Peningkatan status sosial dan ekonomi dalam hal ini disebut sebagai mobilitas sosial secara vertikal. Dengan menempuh pendidikan setidaknya hingga jenjang perguruan tinggi, para siswa menjadi merasa lebih memiliki peluang untuk melakukan mobilitas sosial. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Philip Robinson yang pada intinya menyatakan bahwa pendidikan dapat membantu seseorang untuk menaikkan status sosial dan perekonomiannya (Robinson, 1986: ). Oleh karena para siswa sudah memiliki aspirasi terhadap pekerjaan, maka para siswa tersebut kemudian melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan. Eksplorasi terhadap pekerjaan didefinisikan sebagai ada tidaknya proses yang dilakukan siswa dalam mengidentifikasi pekerjaan tertentu yang diinginkannya sebelum ia menetapkan pilihan dan melakukan usaha untuk mencapai pilihan pekerjaannya tersebut. Berdasarkan ketiga dimensi eksplorasi yang dikemukakan oleh Marcia, siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Surabaya tergolong sedang dalam eksplorasi (in crisis). Para siswa tersebut digolongkan sedang dalam eksplorasi karena berdasarkan hasil penelitian, mayoritas siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Surabaya sudah mulai mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Para siswa menilai eksplorasi terhadap pekerjaan perlu untuk dilakukan karena ingin menyesuaikan jenis pekerjaan yang nantinya akan mereka tekuni dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Para siswa juga merasa perlu untuk 16

18 melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan karena para siswa tersebut ingin menyesuaikan dengan peluang pekerjaan yang ada di masyarakat. Selain itu, siswa-siswa kelas XII di SMA Negeri 5 Surabaya tergolong sedang dalam eksplorasi karena ada berbagai macam usaha yang dilakukan oleh mereka untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Tidak jarang mereka juga melakukan eksplorasi tentang pekerjaan dengan melakukan diskusi baik itu dengan guru maupun dengan teman sebaya atau peer group mereka. Orang tua siswa pun ikut serta untuk mengarahkan para siswa dalam melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan. Peran dari orang tua dalam membantu eksplorasi yang dilakukan oleh siswa dapat dikatakan cukup signifikan. Orang tua tidak hanya memberi saran, arahan kepada para siswa tetapi juga memberikan alternatif solusi apabila siswa gagal dalam mewujudkan aspirasi pekerjaannya. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa orang tua ikut berperan dalam membantu menuntun pola pemikiran para siswa tentang pekerjaan-pekerjaan yang ada di masyarakat yang masih belum diketahui dan dipahami oleh mereka. Dalam hubungan antara aspirasi siswa terhadap pekerjaan dengan minat siswa masuk perguruan tinggi, variabel eksplorasi terhadap pekerjaan memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Eksplorasi terhadap pekerjaan dalam hal ini merupakan variabel yang memperkuat hubungan antara aspirasi siswa terhadap pekerjaan dengan minat siswa masuk perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila aspirasi siswa terhadap pekerjaan tinggi, maka eksplorasi terhadap pekerjaan yang dilakukannya pun akan semakin dalam dan luas, hal tersebut kemudian akan semakin memperkuat minat siswa untuk masuk perguruan tinggi. 17

19 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian mengenai aspirasi dan eksplorasi siswa terhadap pekerjaan kaitannya dengan minat siswa masuk perguruan tinggi menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Siswa-siswa di SMA Negeri 5 Surabaya sudah mulai memiliki aspirasi terhadap pekerjaan. Sehingga, siswa tersebut memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi agar dapat merealisasikan pekerjaan atau profesi yang diinginkannya. 2. Siswa-siswa di SMA Negeri 5 Surabaya sudah mulai melakukan eksplorasi terhadap pekerjaan. Hal tersebut terlihat dari adanya aktivitas untuk mencari informasi tentang pekerjaan yang dilakukan oleh para siswa baik melalui diskusi dengan orang tua, guru, maupun teman-temannya. 3. Semakin tinggi aspirasi siswa terhadap pekerjaan, maka semakin dalam atau semakin luas eksplorasi terhadap pekerjaan yang dilakukan, sehingga hal tersebut membuat minat siswa untuk masuk perguruan tinggi menjadi semakin tinggi, dan sebaliknya. 18

20 Daftar Pustaka Alfikalia. Eksplorasi dan Komitmen dalam Memilih Jurusan di Perguruan Tinggi, Jurnal Universitas Paramadina Volume 6 No.1, April Budirahayu, Tuti. Aspirasi Siswa SMU dan Orang tuanya pada Pendidikan dan Pekerjaan Kaitannya dengan Rencana Siswa untuk Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi, Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Th XII No.3, Juli Karabel, Jerome dan Halsey, A.H. Power and Ideology in Education (New York: Oxford University Press, 1977) Sanderson, Stephen K. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial (Edisi Kedua) dengan Kata Pengantar Hotman Siahaan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) Robinson, Philip. Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali, 1986) (Diakses 6 Oktober 2013 pukul WIB) 19

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terus mengalami perkembangan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan menuju suatu kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap warga negara

Lebih terperinci

Lampiran 1 - KISI-KISI ALAT UKUR. No. Item + - Aspek Sub Aspek Indikator

Lampiran 1 - KISI-KISI ALAT UKUR. No. Item + - Aspek Sub Aspek Indikator LAMPIRAN Lampiran 1 - KISI-KISI ALAT UKUR Aspek Sub Aspek Indikator No. Item + - Eksplorasi Knowledgeability: Informasi tentang (krisis) Seberapa banyak kualitas universitas 1 pengetahuan mahasiswa STT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam suku, ras dan agama, hal ini yang memungkinkan terjadinya perkawinan antar suku, ras

Lebih terperinci

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT In the

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja

ABSTRAK. Kata Kunci: nilai hasil belajar mata pelajaran produktif, efikasi diri, nilai Praktik Kerja Lapangan, kesiapan kerja ABSTRAK Farida, Nike Nur. 2017. Kontribusi Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif dan Efikasi Diri Terhadap Nilai Praktik Kerja Lapangan Serta Dampaknya pada Kesiapan Kerja Siswa SMK Paket Keahlian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013 Ninuk Indriyanti, Siswandari dan Elvia Ivada* *Pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning.

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning. ABSTRAK Penelitian ini merupakan uji coba modul pelatihan Making Vocational Planning untuk meningkatkan eksplorasi dan komitmen siswa-siswi SMA kelas XI dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparasi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas vokasional remaja antara remaja yang memiliki keluarga lengkap

Lebih terperinci

EKSPLORASI DAN KOMITMEN DALAM MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI

EKSPLORASI DAN KOMITMEN DALAM MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI EKSPLORASI DAN KOMITMEN DALAM MEMILIH JURUSAN DI PERGURUAN TINGGI Alfikalia Abstract This research was conducted to explore the relationship between exploration and commitment in education, with orientation

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai agama yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai agama yang ada di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai agama yang ada di dalamnya. Berdasarkan keadaan ini maka para pendiri negara ini memikirkan satu dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pernikahan adalah lembaga yang memungkinkan seorang laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pernikahan adalah lembaga yang memungkinkan seorang laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah pernikahan adalah lembaga yang memungkinkan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang saling mencintai menjalani kehidupan bersama secara intim, mendapat

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII SMA SERI RAMA YLPI PEKANBARU

PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII SMA SERI RAMA YLPI PEKANBARU PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII SMA SERI RAMA YLPI PEKANBARU RahmaFitriyani,Gimin,SyakdanurNas 3 Email : lanarahma6@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG ABSTRACT 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Mesri Zulhandri Yani 1, Liza Yulia Sari 2, Evrialiani Rosba 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP 444 FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP Adriana Pebriari 1, Zulfa Eff Uliras 2, Oktaviani 2 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh: SINTA KARLINA NIM

Oleh: SINTA KARLINA NIM PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KEMAHIRAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 BATAM TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa SMA merupakan masa ketika remaja mulai memikirkan dan memutuskan tentang masa depannya baik mengenai jurusan yang akan diambil di sekolahnya (IPA atau

Lebih terperinci

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN MEDIA PEMBELAJARAN, PERAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X RUMPUN BANGUNAN SMK NEGERI 1 BENDO MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Antok Dian Pranadi, Dr.

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS SOCIAL CAPITAL DALAM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL

SKRIPSI ANALISIS SOCIAL CAPITAL DALAM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL SKRIPSI ANALISIS SOCIAL CAPITAL DALAM PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IBU HAMIL Oleh : ANI SUKARSIH UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2016 SKRIPSI ANALISIS SOCIAL CAPITAL DALAM PELAKSANAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Arifin, Ratnasari, Hubungan minat melanjutkan... Volume 1 Nomor 1 Februari 2017. Hal 77-82 77 p-issn: 2549-1857; e-issn: 2549-4279 (Diterima: Desember-2016; di revisi: Januari-2017; dipublikasikan: Februari-2017)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR BAGAN...xiii. DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa SMA X Bandung. Penelitian ini dilakukan pada seluruh siswa SMA X. Tujuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, biasanya intim dan seksual. Sedangkan pernikahan diartikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, biasanya intim dan seksual. Sedangkan pernikahan diartikan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nikah berarti ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

JURNAL SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

JURNAL SOSIOLOGI ANTROPOLOGI JURNAL SOSIOLOGI ANTROPOLOGI HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA RELATIONSHIP OF UTILIZATION OF THE SCHOOL LIBRARY

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (10) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr MINAT DAN MOTIVASI KEGEMARAN OLAHRAGA TERHADAP HASIL TES PEMANDUAN BAKAT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL OLEH: IKHSAN RESTU FAUZI NIM. 08010154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru

Lebih terperinci

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple

ABSTRAK. dalam menghasilkan mahasiswa yang berkompeten. perilaku belajar sebesar 8,9%. Teknik pengambilan sampel dengan cara simple ABSTRAK Emotional Intelligence (EQ) sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, karena berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar mahasiswa dan mendukung visi misi dari Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA NIM: 14030110130108 ABSTRAKSI Jumlah perokok remaja di Indonesia

Lebih terperinci

Skripsi ini didedikasikan yang terutama untuk: Tuhan Yesus, Sahabat dan Tuhanku yang tidak selalu kumengerti tetapi yang

Skripsi ini didedikasikan yang terutama untuk: Tuhan Yesus, Sahabat dan Tuhanku yang tidak selalu kumengerti tetapi yang Skripsi ini didedikasikan yang terutama untuk: Tuhan Yesus, Sahabat dan Tuhanku yang tidak selalu kumengerti tetapi yang selalu mengerti dan mengenal aku. Dan Julia C (adikku) Sherlin C (adikku) Papa Mama

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT) Anis Susanti (Aniessciutee_baikhati@yahoo.co.id) Siti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah media penghantar individu untuk menuju masa depan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu solusi atau upaya yang dibuat agar dapat

Lebih terperinci

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG ABSTRACT

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG ABSTRACT 1 PROFIL MINAT PESERTA DIDIK KELAS XII MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DI SMK N 3 PADANG Zira Dwi Tarenia 1, Helma 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER COMMUNITY SATISFACTION INDEX IN OUTPATIENT INSTALLATION PULMONARY HOSPITAL JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan excessive buying terhadap produk fashion pada mahasiswi Fakultas X Universitas Y Bandung. Jumlah sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN BUMIPADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA. Oleh: NUR FIANA A

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN BUMIPADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA. Oleh: NUR FIANA A PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF MATERI SEJARAH PEMBENTUKAN BUMIPADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Gusti Roudati. K 1, Nursyahra 2,R.R.P Megahati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NURYANTI K

SKRIPSI. Oleh: NURYANTI K HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: NURYANTI K8413057

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Religious Identity Status pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas Islam Bandung Descriptive Study about Religious Identity Status of Bandung

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TRISNA YUNI HANDAYANI NIM : 201010104157 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK Dwi Febryanto 1, Uli Karo Karo 2, Maman Kusman 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan college adjustment. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional merupakan salah satu faktor yang sangat strategis dalam membentuk dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali

Lebih terperinci

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP

ABSTRACT. Approved by First Advisor August (Drs. Tri Cahyo Utomo, M.A) NIP ABSTRACT Title Name NIM Department : THE INFLUENCE OF FAMILY, PEER GROUP AND MASS MEDIA TO THE FISIP UNDIP STUDENT POLITICAL ORIENTATION : Nurvania Dwi Arindi : D2B004118 : Science of Government This research

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN MIRA JAYATI

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN MIRA JAYATI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN MIRA JAYATI 145102175 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

KARTIKA HITASARI NIM : JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

KARTIKA HITASARI NIM : JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN ANGKA PARTISIPASI PENDIDIKAN JENJANG SMA/MA/PAKET C DENGAN FUZZY SUBTRACTIVE CLUSTERING SKRIPSI Oleh: ONNY KARTIKA HITASARI NIM : 24010210120026

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Group dengan Minat Merokok pada Remaja

Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Group dengan Minat Merokok pada Remaja Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Group dengan Minat Merokok pada Remaja Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata S1 Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : VITA ANGGUN CAHYANI K4308059 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SD Putri, T Subroto, W Sunarto

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :163-174 PERSEPSI SISWA CIBI TERHADAP FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO 1 PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO Oleh: Khairunniza Finata * Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembantu rumah tangga (PRT) sudah tidak asing lagi keberadaannya di tengah masyarakat Indonesia, dan diantara pembantu tersebut masih banyak yang berada dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : self-esteem, power, significance, competence, virtue, make up. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Make up dapat mempengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran self-esteem pada mahasiswi yang menggunakan make up jurusan public relations di Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG TAHUN PELAJARAN2014/2015 SKRIPSI Oleh : RENNISA ANGGRAENI K8411061

Lebih terperinci

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017) 75 PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017) Lilis Nur Chotimah 1, Hety Mustika Ani 1, Joko Widodo

Lebih terperinci

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM SISTEM PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO KABUPATEN WAJO Muhammad Ferdhy Asdana Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK) (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI KELUARGA, PEER GROUP, DENGAN TINGKAT KENAKALAN PELAJAR PADA KELAS XI DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Oleh: DIDIK PRASETIYO D 0309020 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa Remaja terkadang mereka masih belum memikirkan tentang masa depan mereka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN Udiyono* Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru dan

Lebih terperinci

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG Oleh: Baiti Nur Atika dan Yani Kusmarni 1 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Hubungan Antara

Lebih terperinci

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri Risa Novita Sari Bambang Setyadin Sunarni Risans994@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: (1)

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dimanapun dan kapanpun didunia ini pasti akan mengalami proses pendidikan, di era globalisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN Gatot Pranoto 1, Annika Maizeli 2, Evrialiani Rosba 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 1 SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas PGRI Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: accounting information system sales, sales effectiveness.

ABSTRACT. Keywords: accounting information system sales, sales effectiveness. ABSTRACT Today, the role of accounting information systems is considered less important in a company. Many companies already have the accounting information system, but do not really apply in the everyday

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi membawa dampak pada terjadinya persaingan di segala bidang kehidupan. Persaingan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, teknologi politik, menuntut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D IV BIDAN PENDIDIK JALUR REGULER DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ismaulidia Nurvembrianti NIM: 201010104149

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh: Muhammad Fauzan K8412052 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P

Lebih terperinci

: KASIH ERLIANA K

: KASIH ERLIANA K HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Skripsi Oleh : KASIH ERLIANA

Lebih terperinci

Keywords: class management, learning motivation, Integrated IPS lesson

Keywords: class management, learning motivation, Integrated IPS lesson HUBUNGAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 44 SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG Reci Roverdi 1, Zafri 2, Liza Husnita 2 1 Students of History Education Studies

Lebih terperinci

Kusuma Mamanggi et al., Pengaruh Latar Belakang Sosial...

Kusuma Mamanggi et al., Pengaruh Latar Belakang Sosial... 1 PENGARUH LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI SISWA MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 4 Jember Tahun Ajaran 2013/2014) Khalinda

Lebih terperinci

KOMITMEN ORGANISASI KELOMPOK WANITA TANI KOTA SALATIGA ORGANIZATION COMMITMENT FROM WOMAN FARMERS GROUP IN SALATIGA SKRIPSI

KOMITMEN ORGANISASI KELOMPOK WANITA TANI KOTA SALATIGA ORGANIZATION COMMITMENT FROM WOMAN FARMERS GROUP IN SALATIGA SKRIPSI KOMITMEN ORGANISASI KELOMPOK WANITA TANI KOTA SALATIGA ORGANIZATION COMMITMENT FROM WOMAN FARMERS GROUP IN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengaruh, sosialisasi politik, orientasi politik, pemilih ABSTRAK Rahmi Hanifa, 07193024, skripsi dengan judul Pengaruh Sosialisasi Politik Terhadap Orientasi Politik Pemilih (Studi Terhadap Guru dan Dosen di Kota Padang). Sebagai Pembimbing I Dr. Sri Zulchairiyah,

Lebih terperinci

KONTRIBUSI IKLIM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KOMPETENSI KEJURUAN TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN SISWA SMK DI CANDISARI SEMARANG

KONTRIBUSI IKLIM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KOMPETENSI KEJURUAN TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN SISWA SMK DI CANDISARI SEMARANG KONTRIBUSI IKLIM PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KOMPETENSI KEJURUAN TERHADAP MOTIVASI DAN IMPLIKASINYA PADA KEPUASAN SISWA SMK DI CANDISARI SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Program

Lebih terperinci

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL NUR AFIPAH NIM. 08010293 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI STATUS EKONOMI KELUARGA PADA MAHASISWA Oleh : Meriam Yuliana Mahasiswi jurusan Psikologi Fakultas Psikologi U VIEWED FROM DIFFERENT LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN FAMILY ECONOMIC STATUS Meriam Yuliana Undergraduate Program, Faculty of Psychology Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: motivation

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG

HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG HUBUNGAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IIS SMA NEGERI 7 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN 2.1. Ego Development Definisi identitas menurut Erikson (dalam Subrahmanyam & Smahel, 2011) adalah perasaan subjektif terhadap diri sendiri yang konsisten dan berkembang dari

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA Pengaruh Nilai Uji (Wahyudi) 1 PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA THE INFLUENCE OF VOCATIONAL COMPETENCE SCORE AND WORKPLACE INFORMATION TO STUDENTS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE

HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE HUBUNGAN PARENTAL DISCIPLINE, INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEER GROUP, DAN KESESUAIAN PEMILIHAN JURUSAN, TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FISIP UNDIP SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

ISI DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO

ISI DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO ISI TWITTER @SOLO_RADIO DAN MINAT FOLLOWERS UNTUK MENDENGARKAN SOLO RADIO (Studi Eksplanatif Komparatif Pengaruh Twitter @solo_radio terhadap Minat Followers Untuk Mendengarkan Solo Radio) Indra Muhamad

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2004

PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2004 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA GIZI BURUK DENGAN PRAKTEK IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMT-P) MODISCO DI KABUPATEN SEMARANG Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil

BAB I PENDAHULUAN. terlihat proses perubahan ke arah yang lebih baik. Prestasi belajar merupakan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dalam pendidikan terdapat tujuan untuk mengembangkan potensi siswa. Dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci