ARTIKEL ILMIAH OLEH : OGI DANIKA PRANATA RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ILMIAH OLEH : OGI DANIKA PRANATA RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2014"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI OLEH : OGI DANIKA PRANATA RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2014

2 Penerapan Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Impuls dan Momentum Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi Oleh : 1. Ogi Danika Pranata 2. Dra. Hj. Astalini, M.Si. 3. Nova Susanti, S.Pd., M.Si. ABSTRAK Kata kunci: Model Quantum Teaching, TANDUR, Momentum dan Impuls. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai fisika siswa di SMA Negeri 3 Kota jambi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya minat siswa dalam belajar fisika serta kurang menariknya proses pembelajaran yang dilaksanakan. Sebagain besar siswa menganggap bahwa belajar fisika itu susah karena hanya mempelajari rumus rumus yang membosankan bagi siswa. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan suatu model pembelajaran yang interaktif dan menciptakan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan bagi siswa, yaitu Model pembelajaran Quantum Teaching dengan kerangka TANDUR. Hal ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan diharapkan dapat meingkatkan hasil belajar siswa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Dengan menerapkan model Quantum Learning dengan kerangka TANDUR pada materi Momentum dan Impuls di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dengan 2 kali pertemuan untuk setiap siklusnya serta 1 kali ujian siklus. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan aktivitas dan hasil pembelajaran setiap siklusnya. Berdasarkan data hasil penelitian yang dilaksanakan dari 13 Januari sampai 10 Februari 2014, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas yang di alami siswa dari siklus I yaitu, 56,0% menjadi 68,0% pada siklus II dan 81,6% pada siklus III dengan Indikator ketercapaiannya 60%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan setiap siklus yaitu 71,6 untuk siklus I menjadi 74,1 untuk siklus II dan 78 untuk siklus III. dengan Kriteria Ketuntasan Minimumnya 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan Model Quantum Teaching dengan kerangka TANDUR dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Impuls dan Momentum di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi.

3 I. PENDAHULUAN Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan merupakan dasar untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu perhatian dan penanganan khusus harus ditujukan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan sangat bergantung kepada kurikulum yang diterapkan dan keadaan sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang formal harus mampu menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Guru, siswa dan proses pembelajaran merupakan tiga hal yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran menyangkut tentang metode atau model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran. Guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi kelas dan materi. Pemilihan model yang tepat akan memberikan hasil belajar yang baik. Jadi model pembelajaran merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu proses pembelajaran. Khusus untuk mata pelajaran fisika, kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 3 Kota Jambi adalah 75. Berikut data rata- rata hasil ulangan fisika Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Jambi sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Ulangan Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Kota Jambi No Kelas Jumlah Siswa Rata Rata Nilai Ulangan 1. XI IPA ,13 2. XI IPA ,80 3. XI IPA ,70 4. XI IPA ,65 5. XI IPA ,68 Dari data hasil pengamatan di SMA Negeri 3 Kota Jambi dan wawancara dengan salah satu guru fisika. Nilai yang diperoleh oleh siswanya masih tergolong rendah. Dari 5 kelas pada tabel di atas, hanya rata rata kelas XI IPA 1 yang mendekati Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 74,13. Sedangkan nilai rata rata empat kelas lainnya masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sebagian besar siswa kurang memahami materi yang diajarkan dan kurang aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung hanya sebagian kecil siswa yang aktif, sementara siswa yang lain terkesan malas untuk mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa Kelas XI IPA 2. Diketahui bahwa rendahnya hasil belajar fisika siswa dipengaruhi oleh rendahnya minat belajar siswa, kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi fisika serta adanya anggapan bahwa fisika

4 itu sulit untuk dipelajari. Selain itu dalam mengajar guru terlalu banyak memberikan dan menjelaskan di depan kelas sehingga kurang mendorong berkembangnya kemampuan berpikir siswa, serta model dan metode pembelajaran dari guru yang kurang variasi/monoton. Hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkan, yaitu siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, kurangnya keaktifan siswa, siswa malas belajar dan kurang merespon apa yang sedang mereka pelajari. Kreativitas guru dalam proses pembelajaran serta metode pembelajaran yang bervariasi sangat memengaruhi motivasi dan hasil belajar. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas, perlu adanya pembaharuan serta perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran adalah dengan penerapan model Quantum Learning atau Quantum Teaching. Model Quantum Learning dan Quantum Teaching sama sama berlandaskan pada konsep pembelajaran Quantum, namun kedua model ini memiliki perbedaan. Quantum Teaching dan Quantum Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas oleh Boby DePorter. DePorter (2010) menjelaskan bahwa Quantum Teaching diperuntukkan guru dan Quantum Learning diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Quantum Teaching berfokus kepada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (DePorter, 2010). Quantum Teaching memiliki kerangka pembelajaran yang disebut dengan TANDUR. TANDUR itu sendiri adalah singkatan dari (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, dan Rayakan). Deporter (2010) menyebutkan kerangka perancangan Quantum Teaching adalah sebagi berikut: a). Tumbuhkan, sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan AMBAK, b). Alami, berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. c). Namai, berikan data, tepat saat minat memuncak, d). Demonstrasikan, berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dangan data baru, e). Ulangi, Rekatkan gambaran keseluruhannnya, f). Rayakan, Ingat, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan!. Perayaan menambatkan belajar dengan asosiasi positif. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pendidikan tentang Penerapan Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Momentum dan Impuls Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Jambi

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Belajar Purwanto (2013) menjelaskan belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan pribadi dengan lingkungan yang menimbulkan perubahan perilaku. Pendapat ini menjelaskan bahwa belajar tidak hanya terjadi di sekolah namun juga terjadi di lingkungan siswa. Hal ini karena lingkungan siswa juga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku siswa. Sejalan dengan pandangan konstruktivisme, Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pelajar (Budiningsih, 2012). Pandangan ini menjelaskan bahwa siswa harus aktif berfikir, menyusun konsep dan memberikan makna tentang hal hal yang sedang dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membentuk pengetahuannya sendiri. Dari berbagai pendapat mengenai pengertian belajar di atas, dapat disimpukan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia sehingga terjadi perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan perubahan aspek-aspek lain sebagai akibat interaksi dengan lingkungan. 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Tujuan Belajar Slameto (2010) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu: 1). Faktor intern, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan. 2). Faktor ekstern, yiatu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor intern merupakan faktor dari dalam diri siswa sedangakn faktor ekstern merupakan faktor lingkungan yang ada di sekitar siswa. Purwanto (2013) mengemukakan bahwa belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Jadi tujuan pembelajaran adalah mencapai perubahan perilaku yang direncanakan serta dicapai melalui proses belajar mengajar. Jika belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil perubahan perilaku tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar tersebut meliputi: kognitif, afektif dan psikomotor. 2.3 Aktivitas Belajar Banyak sekali jenis jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa, tidak hanya mendengar dan mencatat. Proses aktivitas harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani. Menurut Diedrich dalam Hanafiah (2009), indikator yang menyatakan aktivitas belajar antara lain sebagai berikut : 1) Kegiatan kegiatan visual : membaca, melihat gambar gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain.

6 2) Kegiatan kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Kegiatan kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian bahan, mendegarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, dan mendengarkan siaran radio. 4) Kegiatan kegiatan menulis : menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes serta mengisi angket. 5) Kegiatan kegiatan menggambar : menggambar, membuat grafik, charta, diagram, peta, pola. 6) Kegiatan kegiatan metrik : melakukan percobaan, memilih alat alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun. 7) Kegiatan kegiatan mental : merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor faktor, melihat hubungan hubungan, membuat keputusan. 8) Kegiatan kegiatan emosional : minat, membedakan, berani, tenang dan lain - lain. Semua kegiatan kegiatan tersebut dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan kondisi saat proses pembelajaran berlangsung, seperti materi pembelajaran, ruang kelas dan sebagainya demi tercapainya tujuan pembelajaran yang direncanakan. 2.4 Hasil Belajar Domain hasil belajar adalah perilaku perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku itu dibagi menjadi kognitif, psikomotor, dan afektif (Purwanto, 2013). Dari ketiga perilaku hasil belajar di atas, peneliti hanya terfokus pada hasil belajar kognitif siswa. Menurut Anderson dan Krathwohl dalam Utari (2012) Taksonomi Bloom ranah kognitif memiliki tingkatan, yakni: mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). 2.5 Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR DePorter (2010) menamai kerangka belajar dan mengajar interaktif lewat Quantum Teaching dengan TANDUR, akronim dari: 1. Tumbuhkan Tumbuhkan suasana yang menyenangkan di hati siswa, tumbuhkan intraksi dengan siswa. Tumbuhkan niat yang kuat pada diri guru bahwa akan menjadi pendidik yang hebat. Tumbuhkan strategi mengajar dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di dalam kelas, di luar kelas, di dalam sekolah dan di luar sekolah. 2. Alami Unsur ini mendorong hasrat alami otak untuk menjelajah. Cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Kegiatan apa yang dapat diberikan agar pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa. 3. Namai Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada topik tertentu, ajak siswa untuk menulis di kertas, namai apa saja yang telah siswa peroleh, apakah itu informasi, rumus, pemikiran,

7 tempat dan sebagainya, ajak siswa untuk menempelkan nama nama tersebut di dinding kelas dan dinding kamar tidurnya. 4. Demostrasikan Melalui pengalaman belajar siswa mengerti dan mengetahui bahwa siswa memiliki kemampuan (kompetensi) dan informasi (nama) yang cukup, sudah saatnya siswa mendemonstrasikan dihadapan guru, teman, maupun saudara-saudaranya. 5. Ulangi Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa Siswa tahu bahwa siswa tahu ini! pengulangan sebaliknya dilakukan dengan menggunakan konsep multi kecerdasan. 6. Rayakan Rayakan adalah ekspresi atau kelompok seseorang yang telah berhasil mengerjakan suatu tugas atau kewajiban dengan baik. Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat membantu siswa belajar dengan baik dan menumbuhkan motivasi belajar. Model pembelajaran Quantum Teaching melibatkan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh. Pembelajaran yang menarik dan meriah tidak akan membuat bosan saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini tentunya membuat siswa menyukai pelajaran yang diajarkan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksankan dalam bentuk siklus. Siklus akan dilanjutkan jika belum tercapai indikator keberhasilan penelitian dan akan dihentikan apabila kelas sudah stabil atau mencapai indikator keberhasilan penelitian Tahapan Penelitian a. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, hand out, alat alat pendukung yang diperlukan sesuai dengan rencana pembelajaran, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran berupa lembar observasi aktivitas siswa dan guru, alat evaluasi berupa soal tes dan kunci jawaban. b. Tindakan (Action) Pelaksaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran fisika kelas XI IPA 2 dan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. c. Observasi dan Evaluasi Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan membuat lembar catatan lapangan. d. Analisis dan Refleksi Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya dan seterusnya.

8 3.1.3 Tempat dan waktu Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Jambi untuk mata pelajaran Fisika pada materi Momentum dan Impuls dan dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2013/2014, sesuai dengan kalender akademik Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Jambi Subjek Penelitian Subjek Pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 21 putri dan 9 putra. 3.2 Instrumen Penelitian Validitas Purwanto (2013) mengemukakan bahwa pengujian validitas isi dapat dilakukan menggunakan satu dari tiga metode yaitu menelaah butir instrumen, meminta pertimbangan ahli, dan analisis korelasi butir soal. Dari pendapat ini, peneliti menggunakan metode menelaah butir instrumen yang disesuaikan dengan silabus yang berlaku Tingkat Kesukaran Setiap butir soal harus memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda yang baik. Tingkat kesukaran (difficulty index) adalah angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab betul suatu soal (Purwanto, 2013). Secara matematis : TK = B P (3.1) Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar P = Jumlah peserta tes Adapun klasifikasi indeks tingkat kesukaran butir soal (Purwanto, 2013) adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indeks Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Keterangan 0,00-0,32 Sukar 0,33-0,66 Sedang 0,67 1,00 Mudah Setelah melakukan uji coba soal sebanyak 40 soal, diperoleh 19 soal termasuk kategori sukar, 10 soal termasuk kategori sedang, dan 11 soal termasuk kategori mudah Daya Beda Menurut Purwanto (2013) Daya pembeda (discriminating power) soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Secara Matematis : DB = T B R B T R keterangan: DB = Daya Pembeda T B = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok kemampuan tinggi (3.2)

9 R B = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok kemampuan rendah T = Jumlah siswa yang mempunyai kemampuan tinggi R = Jumlah siswa yang mempunyai kemampuan rendah Berikut ini indeks daya beda menurut Naga dalam Suwarto (2007). Tabel 3.2 Indeks Daya Beda Interval Klasifikasi 0,40 1,00 Cukup memuaskan 0, Sedikit atau tanpa direvisi 0,20 0,29 Perbatasan atau perlu direvisi 0,00 0,19 Dibuang Setelah melakukan uji coba soal sebanyak 40 soal, diperoleh 20 soal diterima, 4 soal diterima dengan perbaikan, dan 16 soal ditolak Reliabilitas Tes hasil belajar dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap secara konsisten (Purwanto, 2013). Menurut (Purwanto, 2013) untuk menentukan reliabilitas suatu soal yang berbentuk objektif, maka dapat digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R21) dibawah ini : n M (M n) r 11 = 1 (3.3) n 1 nst 2 Dengan : S t 2 = X 2 X 2 N N X (3.4) M = (3.5) N Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir soal N = Jumlah peserta tes M = Mean St 2 = Variansi X = Jumlah skor yang dijawab oleh seluruh siswa X 2 = Jumlah skor total yang dikuadratkan X 2 = Nilai penguadratan jumlah skor total Koefisien reliabilitas tes berkisa antara 0,00 sampai dengan 1,00. Berikut ini koefisien reliabiltas menurut Guilford dalam Purwanto (2013). Tabel 3.3. Koefisien Reliabiltas Reliabilitas Keterangan 0,81 1,00 Sangat Tinggi 0,61 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Sedang 0,21 0,39 Rendah 0,00 0,20 Sangat Rendah

10 Dari hasil analisa data uji coba soal, diperoleh nilai koefisien reliabiltas dari uji coba soal 0,68. Jadi uji coba soal ini memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. 3.3 Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Data kualitatif merupakan data tentang aktivitas siswa dan guru. 2. Data kuantitatif merupakan data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus. 3.5 Indikator Kerja Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan peningkatan keaktifan siswa dilihat dari aktivitas belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung lebih dari 60%. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa melalui Penerapan Model Quantum Teaching dengan Kerangka TANDUR dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah yaitu dengan nilai ketuntasan 75. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun rincian mengenai hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang diperoleh dari penerapan model ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus No. Variabel yang diamati Jumlah (Persentase) Siklus I Siklus II Siklus III 1. Nilai rata - rata 71,6 74,0 78,0 2. Jumlah siswa yang mencapai KKM Jumlah siswa yang tidak mencapai KKM Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan peningkatan nilai rata rata setiap siklus. Jadi model yang diterapkan ini memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran yang ditinjau dari peningkatan nilai rata rata kelas yang meningkat setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa No. Rata rata aktivitas siswa (%) Rata rata hasil belajar siswa 1. 56,0 71, ,0 74, ,6 78,0

11 Tabel di atas menjelaskan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa tiap siklus mengalami peningkatan. Rata rata persentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu 56% meiningkat menjadi 68,0 persen pada siklus II dan kemudian menjadi 80,0 % pada siklus III. Hal ini sejalan dengan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya yaitu 71,6 pada siklus I menjadi 74,0 pada siklus II dan menjadi 78,0 pada siklus III. Hal ini menenjukkan bahwa usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil aktivitas dan hasil belajar siswa telah terlaksan dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Penerapan Model Quantum Teaching dengan kerangka TANDUR pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Impuls dan Momentum. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Yaitu 71,6 untuk siklus I, 74,1 untuk siklus II dan 78 untuk siklus III dengan Kriteria Ketuntasan Minimumnya Penerapan Model Quantum Teaching dengan kerangka TANDUR pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Kota Jambi dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas yang di alami siswa dari siklus I yaitu, 56,0% menjadi 68,0% pada siklus II dan 81,6% pada siklus III dengan Indikator ketercapaiannya 60%. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada guru fisika agar dapat menerapkan model Quantum Teaching sebagai alternatif dalam pembelajaran. 2. Penelitian ini masih terbatas pada aktivitas dan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, diharapkan adanya penelitian yang relevan untuk menilai aspek psikomotor dan afektif siswa. 3. Penelitian ini juga terbatas pada materi Impuls dan Momentum, jadi diharapkan adanya lanjutan penelitian pada materi yang berbeda atau bahkan pada mata pelajaran yang lain.

12 DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, Asri Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Deporter, Bobbi Quantum Learning. Bandung: Kaifa Deporter, Bobbi., Reardon, Mark,.& Singer-Nourie, Sarah Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Ruang Kelas. Bandung: Kaifa Deporter, Bobbi & Hernacki, Mike Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Djamarah, S. B Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hanfiah, Nanang., Suhana, Cucu Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Haryadi, Bambang Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Hernawan, A. H., dkk Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Kanginan, Marthen Physics for Senior High School 1 st Semester Grade XI. Jakarta: Erlangga. Miftahul, A la Quantum Teaching. Yogyakarta: Diva Press. Mundilarto Kapita Selekta Pendidikan Fisika. Yogyakarta: UNY Nurachmandani, Setya Fisika 2. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar. Ruwanto, Bambang Fisika 2 SMA/MA Kelas XI. Jakarta Timur: Yudhistira. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supriadie, Didie., Darmawan, Deni Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suwarto Tingkat Kesulitan, Daya Beda, dan Reliabilitas Tes Menurut Teori Tes Klasik. Jurnal Pendidikan Jilid 16. Nomor 2. Utari, Retno Taksonomi Boom. Apa dan bagaimana menggunakannya?. Pusdiklat : Widyaiswara Madya.

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW PADA MATERI TEORI KINETIK GAS DI KELAS XI IPA SMA XAVERIUS

Lebih terperinci

OLEH : ZAKIAH A1C309043

OLEH : ZAKIAH A1C309043 ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA MATERI IMPULS MOMENTUN DAN TUMBUKAN KELAS XI IPA 1 SMAN 5 KOTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik, tapi juga pengembangan emosional, interaksi sosial dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC 5E) Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK Oleh: Winarsih, Supriyono, Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut (Sanjaya, 2009:240-241), pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X G SMAN 8 MUARO JAMBI Mona Erliza 1), Astalini 2), Darmaji 3)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini adalah perpaduan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Eka Fermantika 1), Mukhni 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, email: Eka_Fermantika@ymail.com 2,3)

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 9 SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI OLEH: 1. Tiara Lyfirda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

OLEH MARLAN A1C310026

OLEH MARLAN A1C310026 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TIPE VISUAL AUDITORI KINESTETIK (VAK) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X 3 MAN SUNGAI GELAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa suatu keadaan kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam

Lebih terperinci

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan Wiji Astutik SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto Email: astutikwiji498@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant

Lebih terperinci

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar

Kata kunci: RRB (Round Robin Brainstorming), Mind Mapping, Hasil belajar UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENUGASAN MIND MAPPING DAN MODEL PEMBELAJARAN RRB (ROUND ROBIN BRAINSTORMING) Anne Aulia Rachmawaty 1, Susi Sutjihati 2, Nandang Hidayat 3 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.BSMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI OLEH: 1. ESTI NURMA

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1, Maret 2016 PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING Siti Nurhanifah 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI Yulianti 1), Menza Hendri 2), Rahma Dani 3) 1) Alumni Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.

Lebih terperinci

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 1 BILAH

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Realia Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR PADA SISWA KELAS X.6 SEMESTER I SMA

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa 101 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman. 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Laboratorium Belajar adalah suatu proses yang kompleks terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar berlangsung karena adanya interaksi karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)

Lebih terperinci

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari

Lebih terperinci

ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Nuraini Wulandari

ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Nuraini Wulandari UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOREJO LOR 02 KOTA SALATIGA ARTIKEL disusun untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 34 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMKN 1 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Ernawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3) ISSN:2777935 Penerapan RPP berbasis...(dina) hal:712 PENERAPAN RPP BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN ANIMASI

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN ANIMASI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN ANIMASI Rezza Setiawan, Hairida, Husna Amalya Melati Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : rezzachelski@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung Ernawati, Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris... 175 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN TELLING FUNNY STORIES DENGAN METODE PENDEKATAN BERBASIS AKTIVITAS TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pematangan kualitas hidup seseorang. Tanpa pendidikan, seseorang diyakini tidak mampu menjadikan dirinya mempunyai kemampuan serta kepribadian

Lebih terperinci

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN:

Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 2013 ISSN: MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 01/013 Ifan Sofian Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok 1. Metode Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penemuan (Discovery Method) Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. (Jurnal Skripsi)

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. (Jurnal Skripsi) PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Jurnal Skripsi) Oleh Noviana Purnamasari Alben Ambarita Siti Rachmah Sofiani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN: UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI MIA 7 SMAN 1 MUARO JAMBI Dwinda Nur Khodijah 1), Menza Hendri 2), Darmaji

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY 1 ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR SISWA KELAS Xc SMA XAVERIUS 2 JAMBI OLEH : 1. MEIRI ANDRIANI

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING Devi Restyaningrum 1), Retno Winarni 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: INTAN PRATAMA WULANDARI A510090

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MIA SMA NASIONAL MALANG Eka Arum Sasi Mahardika, Masjhudi, Balqis Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA DANENGSIH, S.Pd., NIP.196506051992032011 ABSTRAK Berdasarkan hasil pengamatan di SDN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa

II. TINJAUAN PUSTAKA. pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pencocokan Kartu Indeks Salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 572-584 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA MELALUI QUANTUM LEARNING

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind merupakan gagasan berbagai imajinasi. Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja (Bahaudin, 1999:53). Mind map adalah teknik

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X THE IMPLEMENTATION OF QUANTUM LEARNING IN THE REDUCTION- OXIDATION REACTION

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Sugeng, Meningkatkan Prestasi Belajar Penjaskes... 137 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJASKES MATERI POKOK SIKAP TUBUH DALAM PERMAINAN SEDERHANA MELALUI METODE AKTIVITAS DI KELAS I SD NEGERI I MALASAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan teknologi bahkan dapat dikatakan teknologi takkan ada tanpa fisika, karena perkembangan IPTEK

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD Diyah Nur W 1), Djoko Nugroho 2) Mahasiswa Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika SMA Negeri 1 Jiwan 2) Jl. Setia Budi

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI Sulastri, Maridjo A.H., Christanto Syam PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan penekanan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) 2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru di kelasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa

I. PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran adalah memberikan bimbingan dan fasilitas agar siswa belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru diharapkan mengupayakan cara-cara komunikasi

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 7. No. 1, Jan Jun 2017 ISSN:

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 7. No. 1, Jan Jun 2017 ISSN: PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK TANDUR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMA PPM AL-IKHLAS Ummu Kalsum 1, Fadhila 2 1,2 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat

BAB II KAJIAN TEORI. dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan yang dapat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Penelitian Tindakan Kelas Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif,

Lebih terperinci